DAMPAK GLOBALISASI DAN MNCs docx
FENOMENA GLOBALISASI DAN MNCs
Dosen Pengampu : Martini Dwi Pusparini S.H.I., M.S.I
Disusun Oleh :
Yuanita Nur Prastiwi
Suci Nur Fauyi’ah
Teguh Habib Khairi Anshori
14423110
14423118
14423116
1. Latar Belakang
Banyak pendapat para ahli mengenai globalisasi diantaranya beranggapan bahwa
globalisasi merupakan proses sosial, namun ad pula yang mengatakan bahwa globalisasi
merupaka proses alami sejarah yang akan membuat bangsa – bangsa di dunia menjadi
terikat antara satu dan yang lainnya untuk mewujudkan tatanan baru tanpa melihat batas –
batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat yang telah berkembang di masing –
masing negara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan hubungan
yang mengikat dan membuat ketergantungan antar negara satu dengan negara lain serta
manusia di seluruh dunia tanpa memperhatikan adanya batas – batas pada tiap negara.
Thomas L. Friedman berpendapat bahwa globalisasi dan teknologi membuat dunia
lebih datar dari sebelumnya, ada banyak tempat yang dapat dihubungkan dibanding
kondisi sebelumnya, akan tetapi pada kenyataannya dunia tidaklah datar.
Pendapat
lainnya dikemukakan oleh Muladi yaitu, globalisasi merupakan proses dimana manusia
diseluruh dunia disatukan menjadi satu entitas dan secara bersama bersinergi baik sinergi
dalam bentuk positif maupun negatif, misalnya seperti kejahatan transnasional yang
diakibatkan adanya kemajuan teknologi dan transformasi ICT (Information and
Communication Technologies) atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi). Hal lain yang mengakibatkan globalisasi selain
dalam bidang teknologi adalah sains, serta hubungan yang mengakibatkan ketergantungan
antar negara satu dengan lainnya yang diawali dengan hubungan ekonomis tapi pada
akhirnya bersifat multidimensional yang membuat tatanan dunia baru (Lestariningsih,
2011)
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui tiga ciri globalisasi yaitu saling
berhubunngan (interlink), integrasidan saling berkaitan (interdependensi) dengan pihak –
pihak yang saling terlibat di dalamnya
Globalisasi memiliki karakteristik yang khas sehingga melibatkan berbagai pihak
yang meliputi negara – negara bangsa non-state actors yang sifatnya dapat berasal dari
bawah maupun dari bawah. Contoh yang sifatnya berasal dari atas meliputi Bank Dunia,
IMF, WTO, MNC. Sedangkan yang berasal dari bawah meliputi munculnya masyarakat
madani (civil society) dalam bentuk gerakan lingkungan hidup, HAM, anti nuklir, anti
terorisme, feminisme/gender. Peran non-state actors memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam mengatur hubungan antar negara bahkan cenderung mengendalikannya. Peran
negara sendiri seolah terpinggirkan oleh peran non negara, sehinngga proses globalisasi
cenderung berjalan tidak seimbang
2. Pembahasan
2.1 Definisi Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata “global” yang memiliki arti “universal”. Dalam
bahasa Inggris globalisasi berasal dari kata “globe” yanf berarti “dunia” dan kata
“ization” yang berarti “proses”, apabila kdua kata tersebut digabungkan maka
globalization merupakan proses yang mendunia. (Scholte, 2001:14) Globalisasi
merupakan suatu keadaan yang terdapat kebebasan dalam segala hal (Liberalisasi),
kecenderungan budaya atau ideologi yang memiliki unversal (Universalisasi), adanya
penyebaran budaya – budaya barat pada wilyah tertentu (Westernisasi) (Miska, 2013).
Terdapat perbedaan pendapat terkait globalisasi antara kaum realis, ideaalis dan kaum
marxis. Kaum relais menganggap bahwa globalisasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan dalam dunia politik, globalisasi membawa pembagian wilayah dunia
menjadi
nation-states,
keterkaitan
ekonomi
dan
masyarakat
menjadikan
ketergantungan antara satu dan yang lain. Globalisasi dapat mempengaruhi hidup
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dunia akan tetapi pengaruh tesebut tidak
melebihi sistem politik internasional. Pandangan globalisasi menurut kaum liberal
adalah sebagai produk akhir dari transformasi politik yang telah mengacaukan politik
dunia kaum realis, karena globalisasi menunjukkan bahwa negara bukan lagi berperan
sebagai aktor sentral. Liberal sangat tertarik dalam revolusi teknologi dan komunikasi
yang diwakili oleh globalisasi, hal ini dikarenakan globalisasi mampu meningkatkan
keterkaitan ekonomi dan teknologi. Menurut liberal negara tidak lagi sebagai unit
tertutup dan sebagai hasilnya, dunia lebih terlihat seperti hubungan sarang laba-laba
(cobweb) daripada seperti model hubungan yang dipaparkan negara Realisme atau
model kelas teori Marxisme.
Menurut Marxisme (Smith and Baylis, 2001:6) globalisasi dianggap sebagai
sandiwara dan tidak terdapat hal baru dalam globalisasi. Globalisasi dianggap sebagai
fase baru dari perkembangan kapitalisme dunia yang pada akhirnya pemimpin dari
globalisasi adalah negara – negara Barat yang bukan menjadikan dunia menjadi lebih
setara, globalisasi justru memperluas kesenjangan yang ada diantara kelas – kelas
utama, menengah ke bawah dan masyarakat miskin (Miska, 2013).
2.2 Pengaruh Globalisasi Dalam Berbagai Aspek
Dampak dari adaya globalisasi tidak hanya mempengaruhi aspek budaya seperti
mulai pudarnya aktivitas tradisional, semakin maraknya tren yang mengadopsi budaya
negara lain seperti gaya hidup, tingkah laku serta kemajuan teknologi. Globalisasi
juga berpengaruh dalam bidang ekonomi, jika dahulu kegiatan ekonomi merupakan
kegiatan yang terbata pada pemenuhan kebutuhan makhluk hidup meliputi konsumsi,
produksi dan distribusi. Maka saat ini produksi, distribusi dan konsumsi juga semakin
luas ruang lingkupnya. Dahulu kita mengenal barang primer, sekunder dan tersier,
akan tetapi dewasa ini barang – barang tersebut seolah hilang oleh adanya kemajuan
teknologi yang menjadikan setiap keinginan dan kebutuhan merupakan hal yang
pokok. Salah satu contohnya adalah produsen alat komunikasi. Dahulu orang
menciptakan telepon untuk berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh dan
untuk hal yang mendesak. Akan tetapi hari ini produsen alat komunikasi berlomba –
lomba untuk memenuhi permintaan konsumen seiring dengan banyaknya industri
smartphone yang muncul. Telepon saat ini sudah menggunakan teknologi yag sangat
canggih, dengan desain yang simpel diperoleh banyak manfaat selain untuk
berhubungan dengan orang – orang yang ada di sekitarnya. Industri pembuatan
telepon pintar merupakan salah satu contoh industri yang bergerak melintasi batas
negara satu dengan negara lainnya contohnya adalah vendor smartphone asal Korea
yang produknya banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain Korea terdapat
Jepang yang terkenal dengan robot – robot canggih yang diciptakan oleh SDM negara
tersebut. Di Indonesia produk Jepang banyak digunakan pada sektor industri otomotif
meliputi kendaraan roda dua maupun roda empat yang banyak kita jumpai hampir di
seluruh jalanan Indonesia.
2.3 Peran Globalisasi dalam Perekonomian Indonesia
Globalisasi Perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap
arus modal, barang dan jasa.Berikut adalah dampak positif globalisasi terhaap
perekoomian yaitu :
1. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk
ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka
kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk
berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia
2. Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan
belum bisa diproduksi di Indonesia
3. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di
bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Dampak negatif globalisasi terhadap perekonomian adalah :
1. Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing
dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya
produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
2. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usahausaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk mainan Cina yang lebih murah
bagi industri mainan di tanah air.
3. Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih
profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi
semakin sempit.
Oleh karena itu kita sebagai warga Indonesia yang mencintai Indonesia wajib
hukumnya untuk mendukung Indonesia agar bisa sejahtera. Misalnya dengan membeli
produk dalam negeri karena pasar kita yang sudah tersaingi oleh pasar luar negeri di era
globalisasi ini. Globalisasi membawa pengaruh positif terhadap Indonesia, tetapi tidak
kalah juga dengan contoh yang telah disebutkan diatas dampak negatifnya. Dalam hal
Globalisasi ini, peran pemerintah dalam suatu negara sangat diperlukan, mengingat segala
aspek yang dilakukan adalah demi tercapainya suatu keadaan negara yang lebih baik.
Pemerintah perlu menyikapi kehadiran globalisasi disini secara intensif dan berkelanjutan
(berkala).
Disaat globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur
dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin
erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari
dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. contoh nyata dari pengaruh
globalisasi ini adalah adanya pasar bebas.
James Petra membagi globalisasi dalam tiga tahap, tahap pertama diawali pada
abad 15 bersamaan dengan ekspasnsi negara-negara Eropa dan tumbuhnya kapitalisme,
kolonialisme di sejumlah negara di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Bangsa kulit
putih juga menunjukan superioritas dengan menaklukan daerah-daerah seperti Amerika
Utara dan Australia. Dengan demikian, globalisasi adalah proyek besar yang
berdampingan dengan imperialisme negara Eropa yang menindas dan menghisap dunia
ketiga. Tahap kedua, globalisasi dibangun di era inter imperial trade (perdagangan antar
kaum imperialis). Hal ini direfleksikan dari perdagangan dan kerjasama antar kelompok
Negara maju seperti sesama negara Eropa, lalu dengan Amerika, Jepang, yang akhirnya
membentuk blok ekonomi dan kooperasi yang kuat. Pada konteks ini, globalisasi
mengarah pada kompetisi dan kolaborasi antar negara dan perusahaan multinasional dalam
mengeksploitasi pasar yang ada. Pada fase ketiga, globalisasi melangkah pada tahap
international trade (perdagangan internasional). Pada fase inilah terjadi intensifikasi
perdagangan internasional dengan skala dan cakupan yang jauh lebih besar dibanding
sebelumnya. Negara-negara maju dan MNC memainkan peranan yang sangat krusial
dalam membentuk tatanan ekonomi politik global hari ini. Di kemudian hari, eksistensi
dan pengaruh lembaga-lembaga keuangan internasional ikut mewarnai hegemoni
globalisasi neoliberal. Arus neoliberalisme mulai berjaya sejak dekade 1980an sampai
sekarang. Ide dan resep kebijakan neoliberal banyak disebarluaskan oleh lembagalembaga seperti IMF, Bank Dunia, WTO atau G8. Sehingga terjadilah perombakan besarbesaran dalam skema kebijakan ekonomi-politik banyak negara di dunia (Akbar, n.d.)
2.4
Definisi MNCs
MNCs (Multinational Corporations) merupakan perusahaan yang memiliki kantor
pusat di suatu negara tetapi beroperasi di banyak negara (Satyarini, 2001). Tidak hanya
dalam bidang teknologi perusahaan MNC menjalankan usahanya, akan tetapi dalam
bidang ritel, franchise, fashion, perminyakan, pertambangan, teknologi infomasi, restoran,
hiburan dan lain sebagainya. Contohnya perusahaan yang sukses adalah Toyota, IBM,
General Motors, Carefour, Unilever, Microsoft, Cisco, Citibank. Dimana masing – masing
bidang perusahaan tersebut memiliki market share yang cukup tinggi di negara Indonesia.
Hampir seluruh kendaraan roda empat yang berada di jalanan Indonesia merupakan
kendaraan yang di produksi oleh Toyota, Carefour memiliki banyak gerai di Indonesia. Di
bidang restoran terdapat McDonald yang berjaya dengan produk yang dimilkinya
(Wibowo, n.d.)
2.5 Posisi MNCs dalam Fenomena Globalisasi
Harry Magdoff (Ardiati, 2012) dengan karyamya yang berjudul “The Multinational
Corporation and Development – A Contradictions” menyatakan bahwa MNC merupakan
tahapan dari evolusi kapitalis (Magdoff, 1987:165). Marx menjelaskan bahwa terdapat
tiga klasifikasi utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam bidang bisnis
supaya sukses dalam melaakukan maksimalisasi keuntungan., yakni ekspansi investasi,
penyatuan kekuatan korporasi dan pertumbuhan pasar dunia.
MNCs adalah sebagai agen dari globalisasi dimana globalisasi menurut Nye (2004)
adalah suatu jaringan luas yang berkaitan satu dengan yang lain. Globalisasi terbentuk
karena adanya elemen yang meliputi perdangangan dengan kegiatan ekspor – impor di
dalamnya, kedua adalah pembiayaan internasiol, munculnya perusahaan multinasioan di
setiap negara dan integrasi regional.
Proses globalisasi dengan karakteristiknya yang khas melibatkan berbagai pihak
didalamnya yang meliputi berbagai negara didalamnya. Peran dari non state ini sangat
besar sekali mengatur hubungan antar negara bahkan cenderung mengendalikannya. Eran
dari masing-masing tersebut dalam proses globalisasi berjalan secara tidak seimbang,
dalam artian pran dari negara bangsacenderung semakin terpinggirkan oleh peran dari
non state actors. Peran MNCs sangat besar dalam proses globalisasi dengan segala
dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari aktifitas bagi kehidupan manusia
didunia. Peran MNCs menurut Theodore Lowi dinyatakan sebagai berikut, perusahaanperusahaan internasional ini dapat berperan sebagai kunci dalam ekonomi globalisasi
karena mampu melakukan integrasi secara vertikal, organissi pasar dan manajemen dalam
suatu skala yang dapat membuatnya mnginternasionalkan, kearah ekonomi global, dan
kemudian memenuhi permintaan- permintaan di pasar global.
2.6 MNC di Indonesia
Perusahaan MNC sering mengembangkan usahanya ke negara – negara berkembang
guna mencari wilayah yang lebih menguntungkan guna memperluas wilayah pemasaran,
biaya produksi yang rendah serta gaji karyawan yang lebih rendah. Perusahaan MNCs pada
umumnya dikategorikan sebagai badan hukum yang kedudukannya setara dengan warga
negara dimana MNCs tersebut didirikan. Dengan demikian hanya negara yang memiliki
kewenangan dalam mengatur kegiatan MNCs, akan tetapi dalam kenyataannya pengaruh
ekonomi dari MNCs membuat pemerintah di negara – negaara berkembang cenderung
meringankan tanggungjawab hukum dari MNCs karena takut akan berdampak buruk pada
kondisi ekonomi di negaranya (Rambisa & Salain, n.d.).
Keuntungan dari perusahaan multinasional adalah adanya banyk kesempaatan di
negara berbeda, dapat mengumpulkan uang dari operasi di seluruh dunia, memperoleh
keuntungan dengan berproduksi di negara paling efektif dan efisien, mempunnyai akses ke
bahan baku dan sumber daya alam yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh perusahaan
domestik.
(Listiyono, 2003) Mengatakan bahwa menurut William Egelhoff (1996 :353) struktur
organisasi perusahaan multinasional dibagi menjadi empat gris besar diantaranya adalah :
1.
Divisi fungsional sedunia, pada struktur ini anak – anak perusahaan
diorganisasikan menurut jalur area fungsionalnya,sehingga anak perusahaan akan
2.
melapor pada atasan area funnsional mereka di perusahaan innduk.
Divisi Internasional, pada struktur ini perusahaan multinasional mempunyai dua
divisi yaitu divsi domestik dan divisi internasional. Divisi domestik mendukung
operasional domestik sedangkan divisi internasional mendukung operasional
perusahaan yanga berada di luar negeri. Sehingga anak – anak perusahaan di luar
3.
negeri hanya berhubungan dengan divisi internasional.
Divisi produk sedunia, pada struktur ini perusahaan multinasional tersebut
diorganisasikan
berdasarkan
divisi
produknya.
Setiap
divisii
bertanggungjawab terhadap operasional mereka sediri di seluruh dunia.
produk
4.
Wilayah geografis, pada struktur ini perusahaan multinasional tersebut membagi
operasionalnya berdasarkan wilayah - wilayah. Wilayah – wilayah tersebut yang
akan menangani anak –anak perusahaan yang berada pada lokasi di wilayah
bersaangkutan.
Ada dua motif operasional perusahaan multinasional, diantaranya yaitu karena faktor
permintaan dan faktor harga. Faktor permintaan dikarenakan adanya tekanan kepada MNCs
untuk
mendapat keuntungan melalui pengusaan pasar atas produk yang dihasilkan,
mengembangkan aktivitas bisnis dan mencari daerah baru. Pengaruh faktor harga diantaranya
adalah untuk menekan biaya produksi dengan memaksimalkan keuntungan dan
meningkatkan daya saing.
2.7 Dampak positif MNCs
1. Dampak positif yang paling sering disebut-sebut sebagai sumbangan positif
penanaman modal asing ini adalah, peranannya dalam mengisi kekosongan atau
kekurangan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan dengan jumlah
actual “tabungan domestik” yang dapat dimobilisasikan.
2. Dampak positif dengan memungut pajak atas keuntungan perusahaan multinasional
dan ikut serta secara financial dalam kegiatan-kegiatan mereka di dalam negeri,
pemerintah Negara-negara berkembang berharap bahwa mereka akan dapat turut
memobilisasikan sumber-sumber financial dalam rangka membiayai proyek-proyek
pembangunan secara lebih baik.
3. Dampak positif perusahaan multinasional tersebut tidak hanya akan menyediakan
sumber-sumber financial dan pabrik-pabrik baru saja kepada Negara-negara miskin
yang bertindak sebagai tuan rumah, akan tetapi mereka juga menyediakan suatu
“paket” sumber daya yang dibutuhkan bagi proses pembangunan secara keseluruhan,
termasuk juga pengalaman dan kecakapan manajerial, kemampuan kewirausahaan,
yang pada akhirnya nanti dapat dimanifestasikan dan diajarkan kepada pengusahapengusaha domestic.
4. Dampak positif perusahaan multinasional juga berguna untuk mendidik para manajer
local agar mengetahui strategi dalam rangka membuat relasi dengan bank-bank luar
negeri, mencari alternative pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan
pemasaran sampai ke tingkat internasional.
5. Dampak positif perusahaan multinasional akan membawa pengetahuan dan teknologi
yang tentu saja dinilai sangat maju dan maju oleh Negara berkembang mengenai
proses produksi sekaligus memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern
kepada Negara-negara dun ia ketiga.
2.8 Dampak Negatif MNCs
Dampak negatif yang terjadi pada Negara tamu. Pada umumnya pasar yang menjadi
sasaran pemasaran perusahaan multinasional ini memang adalah Negara-negara yang
notabenenya adalah Negara-negara yang sedang berkembang atau Negara-negara dunia
ketiga. Hal ini mereka lakukan karena Negara-negara dunia ketiga ini dinilai belum
mempunyai perlindungan yang baik atau belum mempunyai “kekuatan” yang cukup untuk
menolak “kekuatan” daripada perusahaan-perusahaan raksasa multinasional ini sehingga
bukan tidak mungkin mereka bisa melakukan intervensi terhadap pemerintahan yang
dilangsungkan oleh Negara yang bersangkutan, atau dengan kata lain Negara-negara
ini menghadapi dilema di mana sebagian besar negara terlalu lemah untuk menerapkan
prinsip aturan hukum, dan juga perusahaan-perusahaan raksasa ini sangat kuat menjalankan
kepentingan ekonomi untuk keuntungan mereka sendiri. Selain itu kita juga harus menyadari
bahwa perusahaan-perusahaan mutinasional ini tidak tertarik untuk menunjang usaha
pembangunan suatu Negara. Perhatian mereka hanya tertuju kepada upaya maksimalisasi
keuntungan atau tingkat hasil financial atas setiap sen modal yang mereka tanamkan.
Perusahaan-perusahaan multi nasional ini senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling
menguntungkan, dan mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi perhatiam kepada soalsoal kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan lonjakan pengangguran. Pada umumnya,
perusahaan-perusahaan multinasional hanya sedikit memperkerjakan tenaga-tenaga setempat.
Operasi mereka cenderung terpusat di sector modern yang mampu menghasilkan keuntungan
yang maksimal yaitu di daerah perkotaan. Selain tidak bisa diharapkan untuk ikut membantu
mengatasi
masalah
ketenagakerjaan
di
Negara
tuan
rumah,
mereka
bahkan
seringkali memberi pengaruh negative terhadap tingkat upah rata-rata, karena mereka
biasanya memberikan gaji dan aneka tunjangan kesejahteraan yang jauh lebih tinggi
ketimbang gaji gaji rata-rata kepada para karyawannya, baik itu yang berasal dari Negara
setempat atau yang didatangkan dari Negara-negara lain.
3. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
globalisasi bukanlah fenomena yang abru muncul pada abad 21, akan tetapi sudah sejaak
dahulu dengan dibuktikan adanya paandangan dari banyak tokoh dunia bebrapa diantaranya
adalah pandangan globalisasi pada era Klasik, Realis/Merkantils dan juga Marxian.
Kemunculan globalisais dapat memberikan dampak positif diantaranya yaitu semakin
berkembangnya teknologi yang mampu menghilangakan jarak antara negara satu dengan
lainnyaa yang bahkan berbeda benua sekalipun. Selain itu globalisasi juga dapat berpengaruh
dalam segi ekonomi dengan munculnya perusahaan – perusahaan asing yang beroperasional
di suatu negara dengan menggunakan sumber daya manusia yang sedikit banyak berasal darii
negara tersbut.
Perusahaan asing yang beroperasi di suatu negara dapat disebut sebagai MNC (Multi
National Corporation) yaitu perusahaan yang berpusat di suatu negara dan melakukan
aktivitas operasionalnya di negara – negara lain sehingga aktvitasnya adalah lintas negara.
Secara hukum kkedudukan MNCs adalah sejajar dengan warga suatu negara sehingga yang
berhak mengatur aktivitas MNC adalah negara, akan tetapi pada kenyataannya MNC
dibiarkan melakukan tindakan mereka sendiri. Dikarenakan negara takut kondisi
perekonomiannya akan terganggu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa selain teknologi, MNC juga merupakan salah satu
faktor munculnya globalisasi di dunia. Perubahan gaya hidup, cara berpakaian dari tiap
negara juga dapat dipengaruhi dari MNC yang bidang usahanya bergerak di bidang fashion
dengan melakukan promosi yang menggunakan teknologi digital sehingga dapat diakses oleh
semua orang dari berbagai sisi dunia. Selain MNC terdapat lembaga internasional yang turut
andil dlam perkembangan globalisasi, contohnya adalah Bank Dunia, IMF, WTO dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. C. (n.d.). Analisa Marxian dalam Ekonomi-Politik Globalisasi. Retrieved October
19, 2017, from https://lenteraaksara.wordpress.com/2012/09/15/analisa-marxian-dalamekonomi-politik-globalisasi/
Ardiati, R. Y. (2012). Perusahaan Multinasional sebagai Agensi dalam Ekonomi Politik
Internasional (EPI). Retrieved October 18, 2017, from http://rena-y-afisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-48998-Umum-Perusahaan Multinasional sebagai
Agensi dalam Ekonomi Politik Internasional %28EPI%29.html
Lestariningsih, S. (2011). Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap Keamanan Produk
Pangan dari Kegiatan Bisnis Multinational Corporations (MNC) di Era Globalisasi.
MMH, 40(I), 73–79.
Listiyono, H. (2003). Sistem Informasi Global Pada Perusahaan Multinasional. ISSN : 08549524, VIII(2), 199–206.
Miska, U. N. (2013). Globalisasi dalam Hubungan Internasional. Retrieved October 19, 2017,
from http://ufaira-nadhifa-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-89571-Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional-Globalisasi dalam Hubungan Internasional.html
Rambisa, L. S., & Salain, N. M. S. P. (n.d.). Kedudukan Dan Tanggung Jawab Perusahaan
Multi-Nasional (Mnc) Dalam Hukum Internasional. Academia.Edu, 1–5.
Satyarini, R. (2001). Bisnis Internsional dan Perusahaan Multinasional. Bina Ekonomi, 55–
61.
Wibowo, L. A. (n.d.). Strategi Gorecalization Pada Perusahaan - Perusahaan Multinasional
(Kasus Pada McDonald’s, Citibank, New Carrefour, MTV Asia dan Coca Cola).
Dosen Pengampu : Martini Dwi Pusparini S.H.I., M.S.I
Disusun Oleh :
Yuanita Nur Prastiwi
Suci Nur Fauyi’ah
Teguh Habib Khairi Anshori
14423110
14423118
14423116
1. Latar Belakang
Banyak pendapat para ahli mengenai globalisasi diantaranya beranggapan bahwa
globalisasi merupakan proses sosial, namun ad pula yang mengatakan bahwa globalisasi
merupaka proses alami sejarah yang akan membuat bangsa – bangsa di dunia menjadi
terikat antara satu dan yang lainnya untuk mewujudkan tatanan baru tanpa melihat batas –
batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat yang telah berkembang di masing –
masing negara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan hubungan
yang mengikat dan membuat ketergantungan antar negara satu dengan negara lain serta
manusia di seluruh dunia tanpa memperhatikan adanya batas – batas pada tiap negara.
Thomas L. Friedman berpendapat bahwa globalisasi dan teknologi membuat dunia
lebih datar dari sebelumnya, ada banyak tempat yang dapat dihubungkan dibanding
kondisi sebelumnya, akan tetapi pada kenyataannya dunia tidaklah datar.
Pendapat
lainnya dikemukakan oleh Muladi yaitu, globalisasi merupakan proses dimana manusia
diseluruh dunia disatukan menjadi satu entitas dan secara bersama bersinergi baik sinergi
dalam bentuk positif maupun negatif, misalnya seperti kejahatan transnasional yang
diakibatkan adanya kemajuan teknologi dan transformasi ICT (Information and
Communication Technologies) atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi). Hal lain yang mengakibatkan globalisasi selain
dalam bidang teknologi adalah sains, serta hubungan yang mengakibatkan ketergantungan
antar negara satu dengan lainnya yang diawali dengan hubungan ekonomis tapi pada
akhirnya bersifat multidimensional yang membuat tatanan dunia baru (Lestariningsih,
2011)
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui tiga ciri globalisasi yaitu saling
berhubunngan (interlink), integrasidan saling berkaitan (interdependensi) dengan pihak –
pihak yang saling terlibat di dalamnya
Globalisasi memiliki karakteristik yang khas sehingga melibatkan berbagai pihak
yang meliputi negara – negara bangsa non-state actors yang sifatnya dapat berasal dari
bawah maupun dari bawah. Contoh yang sifatnya berasal dari atas meliputi Bank Dunia,
IMF, WTO, MNC. Sedangkan yang berasal dari bawah meliputi munculnya masyarakat
madani (civil society) dalam bentuk gerakan lingkungan hidup, HAM, anti nuklir, anti
terorisme, feminisme/gender. Peran non-state actors memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam mengatur hubungan antar negara bahkan cenderung mengendalikannya. Peran
negara sendiri seolah terpinggirkan oleh peran non negara, sehinngga proses globalisasi
cenderung berjalan tidak seimbang
2. Pembahasan
2.1 Definisi Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata “global” yang memiliki arti “universal”. Dalam
bahasa Inggris globalisasi berasal dari kata “globe” yanf berarti “dunia” dan kata
“ization” yang berarti “proses”, apabila kdua kata tersebut digabungkan maka
globalization merupakan proses yang mendunia. (Scholte, 2001:14) Globalisasi
merupakan suatu keadaan yang terdapat kebebasan dalam segala hal (Liberalisasi),
kecenderungan budaya atau ideologi yang memiliki unversal (Universalisasi), adanya
penyebaran budaya – budaya barat pada wilyah tertentu (Westernisasi) (Miska, 2013).
Terdapat perbedaan pendapat terkait globalisasi antara kaum realis, ideaalis dan kaum
marxis. Kaum relais menganggap bahwa globalisasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan dalam dunia politik, globalisasi membawa pembagian wilayah dunia
menjadi
nation-states,
keterkaitan
ekonomi
dan
masyarakat
menjadikan
ketergantungan antara satu dan yang lain. Globalisasi dapat mempengaruhi hidup
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dunia akan tetapi pengaruh tesebut tidak
melebihi sistem politik internasional. Pandangan globalisasi menurut kaum liberal
adalah sebagai produk akhir dari transformasi politik yang telah mengacaukan politik
dunia kaum realis, karena globalisasi menunjukkan bahwa negara bukan lagi berperan
sebagai aktor sentral. Liberal sangat tertarik dalam revolusi teknologi dan komunikasi
yang diwakili oleh globalisasi, hal ini dikarenakan globalisasi mampu meningkatkan
keterkaitan ekonomi dan teknologi. Menurut liberal negara tidak lagi sebagai unit
tertutup dan sebagai hasilnya, dunia lebih terlihat seperti hubungan sarang laba-laba
(cobweb) daripada seperti model hubungan yang dipaparkan negara Realisme atau
model kelas teori Marxisme.
Menurut Marxisme (Smith and Baylis, 2001:6) globalisasi dianggap sebagai
sandiwara dan tidak terdapat hal baru dalam globalisasi. Globalisasi dianggap sebagai
fase baru dari perkembangan kapitalisme dunia yang pada akhirnya pemimpin dari
globalisasi adalah negara – negara Barat yang bukan menjadikan dunia menjadi lebih
setara, globalisasi justru memperluas kesenjangan yang ada diantara kelas – kelas
utama, menengah ke bawah dan masyarakat miskin (Miska, 2013).
2.2 Pengaruh Globalisasi Dalam Berbagai Aspek
Dampak dari adaya globalisasi tidak hanya mempengaruhi aspek budaya seperti
mulai pudarnya aktivitas tradisional, semakin maraknya tren yang mengadopsi budaya
negara lain seperti gaya hidup, tingkah laku serta kemajuan teknologi. Globalisasi
juga berpengaruh dalam bidang ekonomi, jika dahulu kegiatan ekonomi merupakan
kegiatan yang terbata pada pemenuhan kebutuhan makhluk hidup meliputi konsumsi,
produksi dan distribusi. Maka saat ini produksi, distribusi dan konsumsi juga semakin
luas ruang lingkupnya. Dahulu kita mengenal barang primer, sekunder dan tersier,
akan tetapi dewasa ini barang – barang tersebut seolah hilang oleh adanya kemajuan
teknologi yang menjadikan setiap keinginan dan kebutuhan merupakan hal yang
pokok. Salah satu contohnya adalah produsen alat komunikasi. Dahulu orang
menciptakan telepon untuk berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh dan
untuk hal yang mendesak. Akan tetapi hari ini produsen alat komunikasi berlomba –
lomba untuk memenuhi permintaan konsumen seiring dengan banyaknya industri
smartphone yang muncul. Telepon saat ini sudah menggunakan teknologi yag sangat
canggih, dengan desain yang simpel diperoleh banyak manfaat selain untuk
berhubungan dengan orang – orang yang ada di sekitarnya. Industri pembuatan
telepon pintar merupakan salah satu contoh industri yang bergerak melintasi batas
negara satu dengan negara lainnya contohnya adalah vendor smartphone asal Korea
yang produknya banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain Korea terdapat
Jepang yang terkenal dengan robot – robot canggih yang diciptakan oleh SDM negara
tersebut. Di Indonesia produk Jepang banyak digunakan pada sektor industri otomotif
meliputi kendaraan roda dua maupun roda empat yang banyak kita jumpai hampir di
seluruh jalanan Indonesia.
2.3 Peran Globalisasi dalam Perekonomian Indonesia
Globalisasi Perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap
arus modal, barang dan jasa.Berikut adalah dampak positif globalisasi terhaap
perekoomian yaitu :
1. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk
ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka
kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk
berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia
2. Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan
belum bisa diproduksi di Indonesia
3. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di
bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Dampak negatif globalisasi terhadap perekonomian adalah :
1. Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing
dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya
produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
2. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usahausaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk mainan Cina yang lebih murah
bagi industri mainan di tanah air.
3. Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih
profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi
semakin sempit.
Oleh karena itu kita sebagai warga Indonesia yang mencintai Indonesia wajib
hukumnya untuk mendukung Indonesia agar bisa sejahtera. Misalnya dengan membeli
produk dalam negeri karena pasar kita yang sudah tersaingi oleh pasar luar negeri di era
globalisasi ini. Globalisasi membawa pengaruh positif terhadap Indonesia, tetapi tidak
kalah juga dengan contoh yang telah disebutkan diatas dampak negatifnya. Dalam hal
Globalisasi ini, peran pemerintah dalam suatu negara sangat diperlukan, mengingat segala
aspek yang dilakukan adalah demi tercapainya suatu keadaan negara yang lebih baik.
Pemerintah perlu menyikapi kehadiran globalisasi disini secara intensif dan berkelanjutan
(berkala).
Disaat globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur
dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin
erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari
dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. contoh nyata dari pengaruh
globalisasi ini adalah adanya pasar bebas.
James Petra membagi globalisasi dalam tiga tahap, tahap pertama diawali pada
abad 15 bersamaan dengan ekspasnsi negara-negara Eropa dan tumbuhnya kapitalisme,
kolonialisme di sejumlah negara di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Bangsa kulit
putih juga menunjukan superioritas dengan menaklukan daerah-daerah seperti Amerika
Utara dan Australia. Dengan demikian, globalisasi adalah proyek besar yang
berdampingan dengan imperialisme negara Eropa yang menindas dan menghisap dunia
ketiga. Tahap kedua, globalisasi dibangun di era inter imperial trade (perdagangan antar
kaum imperialis). Hal ini direfleksikan dari perdagangan dan kerjasama antar kelompok
Negara maju seperti sesama negara Eropa, lalu dengan Amerika, Jepang, yang akhirnya
membentuk blok ekonomi dan kooperasi yang kuat. Pada konteks ini, globalisasi
mengarah pada kompetisi dan kolaborasi antar negara dan perusahaan multinasional dalam
mengeksploitasi pasar yang ada. Pada fase ketiga, globalisasi melangkah pada tahap
international trade (perdagangan internasional). Pada fase inilah terjadi intensifikasi
perdagangan internasional dengan skala dan cakupan yang jauh lebih besar dibanding
sebelumnya. Negara-negara maju dan MNC memainkan peranan yang sangat krusial
dalam membentuk tatanan ekonomi politik global hari ini. Di kemudian hari, eksistensi
dan pengaruh lembaga-lembaga keuangan internasional ikut mewarnai hegemoni
globalisasi neoliberal. Arus neoliberalisme mulai berjaya sejak dekade 1980an sampai
sekarang. Ide dan resep kebijakan neoliberal banyak disebarluaskan oleh lembagalembaga seperti IMF, Bank Dunia, WTO atau G8. Sehingga terjadilah perombakan besarbesaran dalam skema kebijakan ekonomi-politik banyak negara di dunia (Akbar, n.d.)
2.4
Definisi MNCs
MNCs (Multinational Corporations) merupakan perusahaan yang memiliki kantor
pusat di suatu negara tetapi beroperasi di banyak negara (Satyarini, 2001). Tidak hanya
dalam bidang teknologi perusahaan MNC menjalankan usahanya, akan tetapi dalam
bidang ritel, franchise, fashion, perminyakan, pertambangan, teknologi infomasi, restoran,
hiburan dan lain sebagainya. Contohnya perusahaan yang sukses adalah Toyota, IBM,
General Motors, Carefour, Unilever, Microsoft, Cisco, Citibank. Dimana masing – masing
bidang perusahaan tersebut memiliki market share yang cukup tinggi di negara Indonesia.
Hampir seluruh kendaraan roda empat yang berada di jalanan Indonesia merupakan
kendaraan yang di produksi oleh Toyota, Carefour memiliki banyak gerai di Indonesia. Di
bidang restoran terdapat McDonald yang berjaya dengan produk yang dimilkinya
(Wibowo, n.d.)
2.5 Posisi MNCs dalam Fenomena Globalisasi
Harry Magdoff (Ardiati, 2012) dengan karyamya yang berjudul “The Multinational
Corporation and Development – A Contradictions” menyatakan bahwa MNC merupakan
tahapan dari evolusi kapitalis (Magdoff, 1987:165). Marx menjelaskan bahwa terdapat
tiga klasifikasi utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam bidang bisnis
supaya sukses dalam melaakukan maksimalisasi keuntungan., yakni ekspansi investasi,
penyatuan kekuatan korporasi dan pertumbuhan pasar dunia.
MNCs adalah sebagai agen dari globalisasi dimana globalisasi menurut Nye (2004)
adalah suatu jaringan luas yang berkaitan satu dengan yang lain. Globalisasi terbentuk
karena adanya elemen yang meliputi perdangangan dengan kegiatan ekspor – impor di
dalamnya, kedua adalah pembiayaan internasiol, munculnya perusahaan multinasioan di
setiap negara dan integrasi regional.
Proses globalisasi dengan karakteristiknya yang khas melibatkan berbagai pihak
didalamnya yang meliputi berbagai negara didalamnya. Peran dari non state ini sangat
besar sekali mengatur hubungan antar negara bahkan cenderung mengendalikannya. Eran
dari masing-masing tersebut dalam proses globalisasi berjalan secara tidak seimbang,
dalam artian pran dari negara bangsacenderung semakin terpinggirkan oleh peran dari
non state actors. Peran MNCs sangat besar dalam proses globalisasi dengan segala
dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari aktifitas bagi kehidupan manusia
didunia. Peran MNCs menurut Theodore Lowi dinyatakan sebagai berikut, perusahaanperusahaan internasional ini dapat berperan sebagai kunci dalam ekonomi globalisasi
karena mampu melakukan integrasi secara vertikal, organissi pasar dan manajemen dalam
suatu skala yang dapat membuatnya mnginternasionalkan, kearah ekonomi global, dan
kemudian memenuhi permintaan- permintaan di pasar global.
2.6 MNC di Indonesia
Perusahaan MNC sering mengembangkan usahanya ke negara – negara berkembang
guna mencari wilayah yang lebih menguntungkan guna memperluas wilayah pemasaran,
biaya produksi yang rendah serta gaji karyawan yang lebih rendah. Perusahaan MNCs pada
umumnya dikategorikan sebagai badan hukum yang kedudukannya setara dengan warga
negara dimana MNCs tersebut didirikan. Dengan demikian hanya negara yang memiliki
kewenangan dalam mengatur kegiatan MNCs, akan tetapi dalam kenyataannya pengaruh
ekonomi dari MNCs membuat pemerintah di negara – negaara berkembang cenderung
meringankan tanggungjawab hukum dari MNCs karena takut akan berdampak buruk pada
kondisi ekonomi di negaranya (Rambisa & Salain, n.d.).
Keuntungan dari perusahaan multinasional adalah adanya banyk kesempaatan di
negara berbeda, dapat mengumpulkan uang dari operasi di seluruh dunia, memperoleh
keuntungan dengan berproduksi di negara paling efektif dan efisien, mempunnyai akses ke
bahan baku dan sumber daya alam yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh perusahaan
domestik.
(Listiyono, 2003) Mengatakan bahwa menurut William Egelhoff (1996 :353) struktur
organisasi perusahaan multinasional dibagi menjadi empat gris besar diantaranya adalah :
1.
Divisi fungsional sedunia, pada struktur ini anak – anak perusahaan
diorganisasikan menurut jalur area fungsionalnya,sehingga anak perusahaan akan
2.
melapor pada atasan area funnsional mereka di perusahaan innduk.
Divisi Internasional, pada struktur ini perusahaan multinasional mempunyai dua
divisi yaitu divsi domestik dan divisi internasional. Divisi domestik mendukung
operasional domestik sedangkan divisi internasional mendukung operasional
perusahaan yanga berada di luar negeri. Sehingga anak – anak perusahaan di luar
3.
negeri hanya berhubungan dengan divisi internasional.
Divisi produk sedunia, pada struktur ini perusahaan multinasional tersebut
diorganisasikan
berdasarkan
divisi
produknya.
Setiap
divisii
bertanggungjawab terhadap operasional mereka sediri di seluruh dunia.
produk
4.
Wilayah geografis, pada struktur ini perusahaan multinasional tersebut membagi
operasionalnya berdasarkan wilayah - wilayah. Wilayah – wilayah tersebut yang
akan menangani anak –anak perusahaan yang berada pada lokasi di wilayah
bersaangkutan.
Ada dua motif operasional perusahaan multinasional, diantaranya yaitu karena faktor
permintaan dan faktor harga. Faktor permintaan dikarenakan adanya tekanan kepada MNCs
untuk
mendapat keuntungan melalui pengusaan pasar atas produk yang dihasilkan,
mengembangkan aktivitas bisnis dan mencari daerah baru. Pengaruh faktor harga diantaranya
adalah untuk menekan biaya produksi dengan memaksimalkan keuntungan dan
meningkatkan daya saing.
2.7 Dampak positif MNCs
1. Dampak positif yang paling sering disebut-sebut sebagai sumbangan positif
penanaman modal asing ini adalah, peranannya dalam mengisi kekosongan atau
kekurangan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan dengan jumlah
actual “tabungan domestik” yang dapat dimobilisasikan.
2. Dampak positif dengan memungut pajak atas keuntungan perusahaan multinasional
dan ikut serta secara financial dalam kegiatan-kegiatan mereka di dalam negeri,
pemerintah Negara-negara berkembang berharap bahwa mereka akan dapat turut
memobilisasikan sumber-sumber financial dalam rangka membiayai proyek-proyek
pembangunan secara lebih baik.
3. Dampak positif perusahaan multinasional tersebut tidak hanya akan menyediakan
sumber-sumber financial dan pabrik-pabrik baru saja kepada Negara-negara miskin
yang bertindak sebagai tuan rumah, akan tetapi mereka juga menyediakan suatu
“paket” sumber daya yang dibutuhkan bagi proses pembangunan secara keseluruhan,
termasuk juga pengalaman dan kecakapan manajerial, kemampuan kewirausahaan,
yang pada akhirnya nanti dapat dimanifestasikan dan diajarkan kepada pengusahapengusaha domestic.
4. Dampak positif perusahaan multinasional juga berguna untuk mendidik para manajer
local agar mengetahui strategi dalam rangka membuat relasi dengan bank-bank luar
negeri, mencari alternative pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan
pemasaran sampai ke tingkat internasional.
5. Dampak positif perusahaan multinasional akan membawa pengetahuan dan teknologi
yang tentu saja dinilai sangat maju dan maju oleh Negara berkembang mengenai
proses produksi sekaligus memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern
kepada Negara-negara dun ia ketiga.
2.8 Dampak Negatif MNCs
Dampak negatif yang terjadi pada Negara tamu. Pada umumnya pasar yang menjadi
sasaran pemasaran perusahaan multinasional ini memang adalah Negara-negara yang
notabenenya adalah Negara-negara yang sedang berkembang atau Negara-negara dunia
ketiga. Hal ini mereka lakukan karena Negara-negara dunia ketiga ini dinilai belum
mempunyai perlindungan yang baik atau belum mempunyai “kekuatan” yang cukup untuk
menolak “kekuatan” daripada perusahaan-perusahaan raksasa multinasional ini sehingga
bukan tidak mungkin mereka bisa melakukan intervensi terhadap pemerintahan yang
dilangsungkan oleh Negara yang bersangkutan, atau dengan kata lain Negara-negara
ini menghadapi dilema di mana sebagian besar negara terlalu lemah untuk menerapkan
prinsip aturan hukum, dan juga perusahaan-perusahaan raksasa ini sangat kuat menjalankan
kepentingan ekonomi untuk keuntungan mereka sendiri. Selain itu kita juga harus menyadari
bahwa perusahaan-perusahaan mutinasional ini tidak tertarik untuk menunjang usaha
pembangunan suatu Negara. Perhatian mereka hanya tertuju kepada upaya maksimalisasi
keuntungan atau tingkat hasil financial atas setiap sen modal yang mereka tanamkan.
Perusahaan-perusahaan multi nasional ini senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling
menguntungkan, dan mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi perhatiam kepada soalsoal kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan lonjakan pengangguran. Pada umumnya,
perusahaan-perusahaan multinasional hanya sedikit memperkerjakan tenaga-tenaga setempat.
Operasi mereka cenderung terpusat di sector modern yang mampu menghasilkan keuntungan
yang maksimal yaitu di daerah perkotaan. Selain tidak bisa diharapkan untuk ikut membantu
mengatasi
masalah
ketenagakerjaan
di
Negara
tuan
rumah,
mereka
bahkan
seringkali memberi pengaruh negative terhadap tingkat upah rata-rata, karena mereka
biasanya memberikan gaji dan aneka tunjangan kesejahteraan yang jauh lebih tinggi
ketimbang gaji gaji rata-rata kepada para karyawannya, baik itu yang berasal dari Negara
setempat atau yang didatangkan dari Negara-negara lain.
3. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
globalisasi bukanlah fenomena yang abru muncul pada abad 21, akan tetapi sudah sejaak
dahulu dengan dibuktikan adanya paandangan dari banyak tokoh dunia bebrapa diantaranya
adalah pandangan globalisasi pada era Klasik, Realis/Merkantils dan juga Marxian.
Kemunculan globalisais dapat memberikan dampak positif diantaranya yaitu semakin
berkembangnya teknologi yang mampu menghilangakan jarak antara negara satu dengan
lainnyaa yang bahkan berbeda benua sekalipun. Selain itu globalisasi juga dapat berpengaruh
dalam segi ekonomi dengan munculnya perusahaan – perusahaan asing yang beroperasional
di suatu negara dengan menggunakan sumber daya manusia yang sedikit banyak berasal darii
negara tersbut.
Perusahaan asing yang beroperasi di suatu negara dapat disebut sebagai MNC (Multi
National Corporation) yaitu perusahaan yang berpusat di suatu negara dan melakukan
aktivitas operasionalnya di negara – negara lain sehingga aktvitasnya adalah lintas negara.
Secara hukum kkedudukan MNCs adalah sejajar dengan warga suatu negara sehingga yang
berhak mengatur aktivitas MNC adalah negara, akan tetapi pada kenyataannya MNC
dibiarkan melakukan tindakan mereka sendiri. Dikarenakan negara takut kondisi
perekonomiannya akan terganggu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa selain teknologi, MNC juga merupakan salah satu
faktor munculnya globalisasi di dunia. Perubahan gaya hidup, cara berpakaian dari tiap
negara juga dapat dipengaruhi dari MNC yang bidang usahanya bergerak di bidang fashion
dengan melakukan promosi yang menggunakan teknologi digital sehingga dapat diakses oleh
semua orang dari berbagai sisi dunia. Selain MNC terdapat lembaga internasional yang turut
andil dlam perkembangan globalisasi, contohnya adalah Bank Dunia, IMF, WTO dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. C. (n.d.). Analisa Marxian dalam Ekonomi-Politik Globalisasi. Retrieved October
19, 2017, from https://lenteraaksara.wordpress.com/2012/09/15/analisa-marxian-dalamekonomi-politik-globalisasi/
Ardiati, R. Y. (2012). Perusahaan Multinasional sebagai Agensi dalam Ekonomi Politik
Internasional (EPI). Retrieved October 18, 2017, from http://rena-y-afisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-48998-Umum-Perusahaan Multinasional sebagai
Agensi dalam Ekonomi Politik Internasional %28EPI%29.html
Lestariningsih, S. (2011). Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap Keamanan Produk
Pangan dari Kegiatan Bisnis Multinational Corporations (MNC) di Era Globalisasi.
MMH, 40(I), 73–79.
Listiyono, H. (2003). Sistem Informasi Global Pada Perusahaan Multinasional. ISSN : 08549524, VIII(2), 199–206.
Miska, U. N. (2013). Globalisasi dalam Hubungan Internasional. Retrieved October 19, 2017,
from http://ufaira-nadhifa-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-89571-Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional-Globalisasi dalam Hubungan Internasional.html
Rambisa, L. S., & Salain, N. M. S. P. (n.d.). Kedudukan Dan Tanggung Jawab Perusahaan
Multi-Nasional (Mnc) Dalam Hukum Internasional. Academia.Edu, 1–5.
Satyarini, R. (2001). Bisnis Internsional dan Perusahaan Multinasional. Bina Ekonomi, 55–
61.
Wibowo, L. A. (n.d.). Strategi Gorecalization Pada Perusahaan - Perusahaan Multinasional
(Kasus Pada McDonald’s, Citibank, New Carrefour, MTV Asia dan Coca Cola).