BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah dalam Manajemen Pengelolaan Keuangan Model CIPP di SMK NU 03 Kaliwungu, Kendal
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU 03 Kaliwungu Kendal pada awalnya bernama STM 2 Kaliwungu adalah lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun 1996 awalnya berlokasi di Desa Kutoharjo Kaliwungu Kab. Kendal yang pada tahun pertama membuka empat kelas dengan rincian 3 kelas untuk program keahlian Teknik Mekanik Otomotif (TMO) dan satu kelas Teknik Audio Video (TAV)
Dalam perkembangan selanjutnya, SMK NU 03 Kaliwungu Kendal saat ini telah menempati lokasi baru di Jl. Soekarno-Hatta Rt. 01 Rw. 03 Karang tengah Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal serta memiliki lima jurusan dengan tambahan jurusan teknik keahlian sepeda motor yang sebelumnya belum ada. SMK NU 03 Kaliwungu secara aktif berusaha mengembangkan peran yang dikehendaki dalam pendidikan yang berlaku sekarang ini. Berdasarkan UU No. 20 Th. 2003 yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
Sesuai dengan tuntutan tersebut, SMK NU 03 Kaliwungu
menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 termasuk salah satunya adanya kebijakan penerapan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan dan pada tahun 2012 bisa mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2008 dari Badan Sertifikasi Internasional yaitu TUV Rheinland. Apabila sertifikat ISO 9001:2008 telah diperoleh berarti Sistem Manajemen Mutu telah diakui secara internasional, sehingga akan menambah kepercayaan pelanggan dan meningkatkan efisiensi kerja.
Kendal
telah
TABEL GAMBARAN UMUM SMK NU 03 KALIWUNGU – KENDAL Komponen
Komponen
Komponen tenaga
Organisasi dan
pendidik dan
Sarana dan
Aspek Ket
Aspek Ket
Jumlah R.
14 Sekolah
9 Kurikulu KTSP
R.Tata Usaha 1 Sekolah
MoU pendidikan
DUDI D3:
R.KS 1
OJT
Olahraga
Pendidik
Ka, program
Tenaga
Kompetensi 2 13 R. Wakasek 1
Kependidikan
Keahlian
Kepala Tata 1
R. Perpus 1 Usaha
Kepala Unit 2
R. Pendidik 1 Produksi
Kepala Bursa Kerja
1 R. Musik 1 Khusus R.Bengkel
Mushola 1 R.UKS
Sumber : Data Primer Renstra SMK NU 03 kaliwungu, 2014
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purpossive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini dilakukan dengan dasar bahwa orang yang dipilih menjadi responden tersebut peneliti anggap sebagai orang yang paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan atau dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2010:301). Dari dasar penentuan responden di atas maka peneliti memilih 6 responden di dalam situasi sosial yang diteliti terdiri dari :
a. Kepala Sekolah Merupakan seorang top management atau pihak yang dalam hal ini menjadi penentu kebijakan diterapkannya Sistem Informasi Manajemen JIBAS dalam pengelolaan keuangan setelah melalui proses evaluasi dengan berbagai pihak yang terdiri dari guru, satuan tugas maupun tenaga kependidikan di SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Waka. Manajemen Mutu Merupakan salah satu wakil kepala sekolah yang membidangi beberapa tujuan sekolah dalam rangka peningkatan mutu salah satunya dengan upaya peningkatan mutu sekolah dalam menjalankan fungsi-fungsi
keuangan melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen di SMK NU
manajemen
03 Kaliwungu.
c. Guru Dalam Hal ini Guru merupakan salah satu komponen dalam siklus manajemen yang terjadi di sekolah dan menjadi pelaksana mekanisme yang diterapkan dalam fungsi-fungsi manajemen sekolah.
d. Bendahara Bendahara dalam kebijakan penerapan Sistem Informasi Manajemen JIBAS yang ada di SMK NU
03 Kaliwungu ini menjadi sentra operasional SIM JIBAS dimana seluruh
sistem pengelolaan keuangan dikerjakan dan dipertanggungjawabkan atas validitas dan keakuratan data datanya.
e. Tenaga kependidikan bidang IT Responden ini memiliki wilayah kewenangan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan segala bentuk operasional manajemen maupun sarana prasarana yang berkaitan dengan teknologi yang meliputi sistem komputerisasi, jaringan internet serta Wi- Fi
dan lain-lain dalam membantu kebutuhan sekolah
menyangkut manajemen menyangkut manajemen
pembelajaran. Sistem informasi Manajemen JIBAS dalam pengelolaan keuangan juga menjadi salah satu aspek yang dikelola secara sistem oleh tenaga pendidikan IT ini.
maupun
f. Siswa Siswa SMK NU 03 Kaliwungu merupakan pelaku dalam proses pembayaran yang selanjutnya pembayaran akan dikelola oleh bendahara dalam hal ini siswa adalah objek dari sebuah penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan JIBAS.
4.3 Hasil Penelitian
Dari berbagai teknik pengambilan data dari sumber data yang telah ditentukan oleh peneliti yang terdiri dari data wawancara kepada beberapa responden, observasi serta dokumentasi dengan mengklasifikasikan sesuai dengan model evaluasi yang peneliti tentukan yaitu CIPP (Context, Input, Process, dan Product) diperoleh hasil sebagai berikut:
4.3.1 Hasil Penelitian Komponen Context
Seperti yang dikemukakan Arikunto (1988) dalam bukunya “Penilaian Program Pendidikan” bahwa penilaian konteks meliputi analisis masalah yang berhubungan dengan lingkungan pendidikan yang khusus. Suatu kebutuhan (a need) dirumuskan sebagai suatu kesenjangan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Apabila kebutuhan- kebutuhan tersebut telah diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah menjelaskan atau menggambarkan Seperti yang dikemukakan Arikunto (1988) dalam bukunya “Penilaian Program Pendidikan” bahwa penilaian konteks meliputi analisis masalah yang berhubungan dengan lingkungan pendidikan yang khusus. Suatu kebutuhan (a need) dirumuskan sebagai suatu kesenjangan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Apabila kebutuhan- kebutuhan tersebut telah diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah menjelaskan atau menggambarkan
memperkecil kesenjangan antara kondisi aktual dengan kondisi yang diharapkan. Atau dengan dengan singkat penilaian konteks adalah penilaian terhadap kebutuhan.
kebutuhan,
yaitu
Analisis komponen konteks di SMK NU 03 Kaliwungu dalam proses penelitian yang peneliti lakukan adalah Kebutuhan SMK NU 03 Kaliwungu dalam
keuangan dengan menggunakan sistem informasi manajemen pendidikan JIBAS yang berbasis tekhnologi dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan yang lebih rapi, data yang lebih akurat serta informasi yang lebih cepat. Tekhnologi yang dalam peradaban zaman saat ini memiliki arti yang sangat penting dan telah membantu dalam segala aspek kehidupan manusia termasuk didalamnya dalam membantu fungsi-fungsi manajemen pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Wakil Kepala Sekolah bidang manajemen mutu Rusmana dalam hasil wawancara pada hari Selasa tanggal 17 Februari 2015 pukul 14.00 Wib di ruang kepala sekolah tentang arti pentingnya tekhnologi terhadap pendidikan yang menyatakan bahwa:
proses
pengelolaan
“ Untuk....perkembangan
tekhnologi
di bidang
pendidikan terutama sangat membantu besar sekali baik di tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan satu,
setidaknya
Tenaga
pendidik maupun
kependidikan tidak ketinggalan zaman, mempermudah administrasi
sekolah,
mempermudah untuk.....
menyampaikan informasi kepada peserta didik maupun civitas di SMK NU 03 Kaliwungu. Administrasi dalam bahasa saya secara totalnya namanya manajemen dan teknologi tidak hanya menjadi syarat penting tapi menyampaikan informasi kepada peserta didik maupun civitas di SMK NU 03 Kaliwungu. Administrasi dalam bahasa saya secara totalnya namanya manajemen dan teknologi tidak hanya menjadi syarat penting tapi
keharusan
dalam rangka
menyiapkan tenaga pendidik untuk masa depan yang serba canggih setidaknya dengan bekal itu data-data yang ada di sekolah tidak hanya berupa tulisan yang berupa cetakan akan tetapi bisa kapan saja dibuka melalui sebuah sistem komputerisasi sedangkan untuk kependidikan sangat membantu jika terjadi permintaan informasi data oleh wali murid atau siswa terkait dengan administrasi bisa dideteksi secara lebih cepat”.
Upaya SMK NU 03 Kaliwungu dalam menerapkan SIM pendidikan JIBAS yang berbasis tekhnologi tidak lepas dari kesadaran Kepala Sekolah sebagai top management akan arti pentingnya tekhnologi dalam perkembangan zaman dewasa ini yang dinyatakan dalam wawancara dengan peneliti pada hari selasa 17 februari 2015 pukul 12.00 Wib di ruang Kepala Sekolah yang menyatakan bahwa :
“ Jadi...memang perkembangan tekhnologi sangat dahsyat begitu satu generasi belum selesai sudah ada generasi yang sudah menunggu lagi dan hal ini sudah merambah kedalam segala segi kehidupan mulai IT, kemudian di otomotif dan di sekitar kami sangat bersinggungan dengan tekhnologi. Bagaimanapun juga sekarang ini kita harus tunduk kepada tekhnologi karena teknologi merupakan ciri khas bahwa manusia mengalami modernisasi dalam mengelola hidupnya yang tujuannya apa yang dikerjakan menjadi efektif dan efisien sehingga mutlak diperlukan sebagai manajemen moderen yang memang harus akuntabel, mudah dipahami dan mudah dikelola bukan justru menyulitkan namun semestinya menurut saya bukan tekhnologinya yang menyulitkan akan tetapi kita yang belum memahami tekhnologi itu dengan baik ”.
Penerapan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan untuk mengatasi berbagai kendala dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu yang sebelumnya menggunakan sistem kerja manual yang rentan terjadi kesalahan- kesalahan dalam penulisan data keuangan bahkan dapat memicu upaya pemalsuan data oleh siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Kepala Sekolah dalam wawancara diruang kerjanya pada hari selasa tanggal
17 Februari 2015 pukul 12.05 Wib yang menyatakan bahwa
“Ya...pada prinsipnya di JIBAS itu tadi, memudahkan sistem transaksi katakanlah seperti itu, kemudian secara akuntabilitasnya itu ya.. kita mencoba untuk semua orang tua atau murid itu akses tentang kewajiban pembayaran itu tidak menyulitkan, mudah, kemudian tidak meribetkan, dan ini supaya sistem manajemen keuangan tertata dengan baik. Saya kira sangat relevan dengan kebutuhan sekolah serta memudahkan dalam transaksi keuangan karena sistem pengelolaan manual yang sebelumnya dilakukan banyak memicu kesalahan-kesalahan dalam penulisan data”
Pendapat tentang penerapan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu yang harus segera dilaksanakan sebagai kebutuhan yang mutlak didahulukan dipertegas oleh Waka Manajemen Mutu dalam wawancara hari selasa tanggal
17 Februari 2015 pukul 14.05 Wib dengan jawaban sebagai berikut:
“Memang, Tadi saya sudah berbicara didepan.. mestinya tidak hanya keuangan, tapi setidaknya memang yang namanya uang itu paling riskan, untuk mengganti uang pakai uang siapa? sehingga penerapan manajemen Keuangan dengan SIM JIBAS lebih awal dilakukan namun bukan berarti mengesampingkan yang lainnya semua itu dilakukan dengan tujuan mempercepat
data, dan mempermudah
mendesak pengelolaan keuangan dilakukan dengan SIM JIBAS Karena dalam pengelolaan keuangan secara manual rentan terjadi pemalsuan data baik melalui tanda tangan, stempel maupun tulisan. Hal tersebut cenderung mengakibatkan
terjadinya
perselisihan
antara siswa, wali murid dan sekolah tanpa titik temu yang jelas Misalnya ada siswa yang mengaku sudah bayar tetapi belum ada buktinya, dan ada juga yang belum bayar mengaku telah membayar. Hal ini mendesak untuk diadakannya dokumentasi berupa print out rangkap dua yang satu untuk siswa dan yang satu lagi untuk yang menerima pembayaran, jika ada yang merasa dirugikan akan ada klarifikasi data di dalam sistem.”
Keputusan tentang penerapan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan tentunya harus melalui sebuah mekanisme yang jelas, Sekolah sebagai lembaga yang formal harus memiliki manajemen pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat diandalkan yang mampu mengevaluasi kekurangan dan kelemahan yang ada yang selanjutnya dapat menemukan sebuah solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Kepala Sekolah dalam wawancara yang dilakukan ditempat yang sama yaitu ruang kerja Kepala Sekolah pada tanggal 17 Februari 2015 pukul 12.07 Wib sebagai berikut:
“Ya...Yang namanya di sekolahan memang gagasan yang ada itu bisa dengan pola top down maupun bottom up itu kemudian kami mix kan karena melihat realitas yang ada beberapa waka, satuan tugas serta bendahara di bagian keuangan kami kumpulkan karena melihat kenyataan yang tadi saya sampaikan ketika manual itu masih banyak kesalahan terjadi dan siswa cenderung menyalahkan sekolah ada ketidak sepahaman seumpama orang bisa salah walaupun mesinpun juga bisa salah namun kalau sudah ada sistem yang berjalan saya kira juga akan membawa kelancaran penerapan
program
SIM JIBAS itu
selanjutnya kami musyawarahkan dengan temen-temen waka kemudian kita putuskan bahwa memang perlu adanya sistem manajemen informasi dalam bidang pengelolaan keuangan agar lebih akuntabel, efektif dan efisien”.
Konteks dalam pengelolaan keuangan di Sekolah utamanya dijalankan oleh tenaga kependidikan yang menangani masalah keuangan yang disebut bendahara. Sebagai pelaksana tugas keuangan, bisa di katakan bahwa semakin tinggi tingkat efektifitas dan akuntabilitas sistem kerja pengelolaan keuangan di suatu sekolah maka semakin rendah resiko yang harus ditanggung oleh bendahara sedangkan semakin rendah tingkat efektifitas dan akuntabilitas sistem kerja pengelolaan keuangan di suatu sekolah maka semakin tinggilah resiko kesalahan yang harus ditanggung bendahara. Bendahara dalam pengelolaan keuangan secara umum harus menghasilkan data laporan yang dapat menekan resiko kesalahan seminimal mungkin sehingga kebutuhan apa yang diperlukan dalam tugasnya dapat diupayakan untuk dipenuhi oleh sekolah. Hal ini sesuai dengan kalimat bendahara SMK NU 03 Kaliwungu dalam wawancara pada hari Kamis, 19 Februari 2015 di rumah bendahara tersebut yang mengungkapkan sebagai berikut:
“Yang kita gunakan dalam pengelolaan sebelumnya adalah menggunakan sistem kerja manual pakai kwitansi manual yang dicetakkan ke percetakan, sedangkan untuk bendaharanya menggunakan buku bantu, data yang ditulis secara manual kita simpan di buku bantu dan buku rekap SPP, yang berbentuk penerimaan
saldo. Proses analisispun
manual dan
penghitungannya dengan menggunakan kalkulator dan ada sekitar delapan transaksi yang dilakukan oleh setiap siswa yang jumlahnya sekitar 600 siswa, anda bisa bayangkan betapa tingginya resiko yang harus kita hadapi dalam pengelolaan keuangan itu jika kita tidak segera menggunakan sistem yang lebih praktis dan canggih dengan memanfaatkan tekhnologi.. siapa yang mau nanggung jika ada kesalahan data keuangan..?.”
Dari beberapa data wawancara di atas merupakan gambaran bagaimana peneliti mencoba melihat berbagai aspek sudut pandang responden yang terdiri dari Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah bidang manajemen mutu serta Bendahara Sekolah yang terkait dengan komponen konteks sehingga memperjelas review data sebagai bagian dari proses evaluasi program yang dilaksanakan peneliti dalam penerapan SIM pendidikan JIBAS di SMK NU 03 Kaliwungu.
4.3.2 Hasil Penelitian Komponen Input
masukan meliputi pertimbangan tentang sumber dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program (Arikunto, 1988). Input merupakan
sekolah dalam menunjang pelaksanaan program. Dalam penelitian ini terkait dengan komponen input adalah mengukur sejauh mana SMK NU 03 Kaliwungu memiliki daya dukung serta kemampuan awal dalam menerapkan
kemampuan
awal awal
Di dalam komponen input yang ada di SMK NU
03 Kaliwungu, peneliti menemukan bahwa SMK NU 03 Kaliwungu memiliki lima tenaga IT yang melaksanakan berbagai program yang terkait dengan bidang IT baik sistem informasi manajemen dari pemerintah maupun sistem informasi manajemen yang bersifat swadaya namun terkait dengan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu dikelola oleh seorang tenaga kependidikan bidang IT dan dua orang bendahara. Hal ini sesuai dengan pernyataan melalui wawancara terhadap tenaga kependidikan IT di SMK NU 03 Kaliwungu yaitu Fikri Ferdhiansyah pada hari rabu tanggal 18 Februari 2015 yang bertempat di ruang TU pukul 13.15 Wib yang menyatakan bahwa:
“Sebenarnya untuk Jumlah tenaga IT ada lima orang sebagai tim admin. Namun semua itu masih global dan tidak menjurus pada pengelolaan keuangan, sedangkan pengelolaan keuangan cukup di tangani oleh dua bendahara yang menangani 600 siswa meskipun jika jumlah tersebut ditambah akan lebih memudahkan dan mempercepat penanganan transaksi keuangan.”
Suatu penerapan sistem informasi manajemen pendidikan yang berbasis tekhnologi seperti JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu perlu didukung adanya sarana serta prasarana yang secara ideal dapat menunjang sistem informasi manajemen yang dilaksanakan di sekolah tersebut sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan teknis akan tercukupi serta program akan terlaksana dengan lancar dan memenuhi spesifikasi komputer yang dibutuhkan karena JIBAS itu sendiri menggunakan tekhnologi
program dalam pengoperasiannya. Berkaitan dengan kebutuhan ideal jumlah komputer untuk pelaksanaan program penerapan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan, tenaga kependidikan IT melalui wawancara selanjutnya pada hari rabu, 18 Februari 2015 pukul 13.17 Wib di ruang TU menyatakan sebagai berikut:
computerize
“Idealnya ada 2 komputer di ruang bendahara dan di depan lokal kelas ada 1 komputer umum yang bisa digunakan untuk mengakses informasi data oleh semua siswa. Jika data yang di akses berupa data keuangan maka akan muncul informasi pembayaran misalnya: apa saja jenis pembayaran yang belum terbayar, transaksi yang sudah dibayar sampai bulan apa dan lain lain.”
Sejauh mana
sekolah dapat mensukseskan
daya
dukung
satunya dapat diwujudkan dalam pengalokasian anggaran program yang tertuang dalam RKAS SMK NU 03 Kaliwungu, dalam hal ini anggaran yang sesuai dengan kebutuhan program dapat digunakan untuk memperbaiki sarana-
program
salah salah
“Dukungan sekolah..ehm..sekolah sangat mensupport ya..Sangat
mensupport
sekali
kebetulan untuk
komputer di setiap lokal itu belum tapi sekarang ini sekolah sedang merintis pemerataan wi-fi yang diharapkan kedepannya semua area sekolah dapat menerima sinyal wi-fi secara merata sehingga semua siswa dapat mengakses informasi tidak hanya melalui komputer namun dapat juga melalui handphone android yang telah berstatus smartphone di seluruh area sekolah.”
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh tenaga kependidikan bidang IT akan penerapan SIM pendidikan JIBAS sebagai program yang mendapatkan dukungan penuh sekolah dalam wawancara pada hari rabu, 18 Februari 2015 di ruang kerja TU pukul. 15.30 Wib yang menyatakan bahwa:
“Pengadaanya dari awal memang kebutuhan ya...jadi, sudah di rapatkan oleh Kepala Sekolah untuk diterapkan SIM pendidikan JIBAS ini, dan untuk pengelolaannya tadi di RKAS juga muncul bahwa ada biaya perawatan serta pengolahan untuk tenaga admin. Sehingga memang benar-benar disiapkan sekolah dan penerapan SIM pendidikan JIBAS ini merupakan swadaya sekolah dan bukan bantuan dari pemerintah maupun pihak lain.”
Mengenai keadaan kelengkapan dan sarpras yang telah ada di dalam penerapan program SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu terdiri dari beberapa komputer yang bisa diakses oleh siswa dan jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) yang memiliki sinyal yang cukup stabil sedangkan untuk software JIBAS itu sendiri dapat di download via internet
membelinya sedangkan pembiayaan yang harus di upayakan sekolah adalah pengiriman tenaga pendidikan untuk mengikuti pelatihan pengoperasian SIM pendidikan JIBAS di Bandung serta pemenuhan spesifikasi perangkat komputer serta printer bendahara sebagai alat dalam mengelola keuangan. Hal ini sesuai dengan penjelasan tenaga kependidikan IT dalam sebuah wawancara pada hari rabu, 18 Februari 2015 pukul 13.19 Wib yang menyatakan bahwa :
tanpa
harus
“Yang jelas komputer PC yang ada di bendahara kemudian komputer yang ada di depan lokal kelas dan satu lagi yang nggak kalah penting adalah jaringan Wi-Fi yang harus ada di setiap lokasi sekolah dan terkoneksi. Sedangkan Software JIBAS itu sendiri kita nggak beli tapi bisa melalui download via internet dan kita hanya membayar biaya pelatihannya saja.”
Pendapat di atas didukung dengan hasil wawancara dengan bendahara pada hari kamis, 19 Februari 2015
pukul 10.00 Wib yang menjelaskan keadaan kelengkapan dan sarpras untuk pelaksanaan program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu saat ini sebagai berikut:
“Menurut saya sarana dan prasarana dalam hal ini komputer yang kita gunakan dalam pengelolaan keuangan sudah cukup ideal secara teknis masing- masing bendahara memiliki komputer dan printer sendiri-sendiri dimana semua jenis penerimaan yang diterima bendahara akan kita laporkan sesuai dengan wilayah masing-masing.”
Upaya SMK NU 03 Kaliwungu dalam menerapkan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan sekolah
mengirimkan tenaga kependidikan IT untuk mengikuti pelatihan di Bandung selama 4 hari yang selanjutnya hasil dari penelitian tersebut oleh tenaga kependidikan IT akan di ajarkan kembali kepada guru maupun tenaga kependidikan yang bertugas mengelola beberapa aplikasi yang diterapkan sekolah sesuai dengan hasil rapat sekolah yang telah dilaksanakan. Hal ini didukung oleh pendapat tenaga kependidikan IT dalam wawancara peneliti pada hari rabu, 18 Februari 2015 di ruang kerja TU pukul. 15.30 Wib
adalah
dengan
“Kebetulan yang
berangkat
ke
Bandung saya
sendiri,kita disana diberi pelatihan bagaimana jalan,alurnya,konsepnya
selama
4 hari yang
selanjutnya teknis penggunaan SIM JIBAS saya sosialisasikan kepada satuan tugas terkait, misalnya bendahara dan tenaga TU yang lain karena SIM pendidikan
17 jenis aplikasi pengelolaan manajemen sekolah.”
JIBAS
memiliki
Proses pelatihan pengoperasian SIM JIBAS yang dilakukan oleh tenaga kependidikan bidang IT yang selanjutnya di ajarkan ke pihak bendahara sekolah sebagai tenaga pengelola keuangan sekolah dibenarkan oleh bendahara sesuai dengan jawaban yang di sampaikan bendahara dalam wawancara pada hari kamis, 19 Februari 2015 pukul 10.10 Wib yang menyatakan bahwa :
“Jadi SIM JIBAS itu ada pengelolanya secara umum yaitu mas Fikry yang merupakan tenaga IT di sekolah ini dan beliau telah mengikuti pelatihan di Bandung yang selanjutnya melatih kami para bendahara dalam pengoperasian SIM pendidikan JIBAS kaitannya dengan pengelolaan keuangan.”
Data di atas menjelaskan beberapa komponen input yang ada di SMK NU 03 Kaliwungu terkait dengan penerapan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan Keuangan yang terdiri dari adanya daya dukung sekolah berupa Bendahara sebagai petugas pengelola
terlatih, Tenaga Kependidikan bidang IT yang terlatih, anggaran untuk pengadaan program serta sarana dan prasarana tekhnologi berupa komputer, printer dan jaringan Wi-Fi yang ideal.
keuangan
sekolah
4.3.3 Hasil Penelitian Komponen Process
Analisis Proses dalam penelitian tentang pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu dengan menggunakan SIM JIBAS terdiri dari:
a. Adanya aktivitas pelaksanaan program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Adanya peran tenaga yang menguasai program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu.
c. Adanya kesesuaian penggunaan sarana dan prasarana dalam proses pelaksanaan program SIM JIBAS tentang pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu.
Analisis proses merupakan analisis sebuah fase pelaksanaan suatu program yang telah direncanakan. Dalam penerapan SIM JIBAS di SMK NU 03 Kaliwungu peneliti menemukan adanya aktivitas pengelolaan keuangan dengan menggunakan SIM JIBAS dimana sistem pengelolaan keuangan yang dilakukan sebelum menggunakan JIBAS adalah menggunakan sistem kerja manual mulai dari tampilan data, pengolahan data hingga proses penghitungan transaksi keuangan yang masih dilakukan secara manual dengan menggunakan kalkulator. Hal ini sesuai dengan pendapat bendahara SMK NU 03 Kaliwungu dalam wawancara dengan peneliti pada hari kamis tanggal 19 Februari 2015 pukul.10.00 Wib yang menyatakan bahwa:
“Dulu ya..sebelum ada SIM pendidikan JIBAS proses pengelolaan
keuangan dilakukan secara manual
dilakukan oleh bendahara 1 dan 2 yang ditulis di kartu SPP serta direkap disebuah buku batik besar itu.., proses pengolahan datanya juga dilakukan secara manual ditulis di buku. Bentuk tampilan datanya berupa catatan yang berisi jenis-jenis transaksi yang dilakukan siswa, jika ada proses penghitungan maka dilakukan dengan menggunakan kalkulator saja.”
Penggunaan sistem informasi manajemen JIBAS dalam membantu fungsi pengelolaan di bidang keuangan
digunakan untuk membantu tugas bendahara yang bertujuan untuk membangun sebuah sistem pengelolaan yang lebih efektif, cepat serta akurat dalam penyajian datanya karena dilakukan dengan mekanisme computerize system yang sudah terprogram. Hal ini sesuai dengan penjelasan tenaga kependidikan bidang IT tentang mekanisme SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu pada wawancara hari rabu, 18 Februari 2015 pukul 15.30 Wib di ruang kerja TU yang menyatakan sebagai berikut:
“Mekanismenya disini
ya...dari
anak membayar,
sebelum ditentukan rincian pembayaran kita harus membuat dulu beberapa tagihan yang dibayar siswa di dalam sistem. Ada sekitar 12 item/ jenis pembayaran dalam satu tahun ajaran, setelah kita tentukan selanjutnya dibagikan buku SPP yang melalui proses print out dan ketika anak melakukan pembayaran akan dilihat NIS nya dan jenis pembayaran yang akan dilakukan selanjutnya akan diproses dan disimpan dalam data base lalu keluarlah laporan data berupa print out kartu SPP dan kwitansi dari SIM JIBAS kemudian saat itu juga sistem akan secara otomatis mengirim SMS ke wali murid yang menginformasikan bahwa siswa telah membayar dengan nominal sekian sebelum ditentukan rincian pembayaran kita harus membuat dulu beberapa tagihan yang dibayar siswa di dalam sistem. Ada sekitar 12 item/ jenis pembayaran dalam satu tahun ajaran, setelah kita tentukan selanjutnya dibagikan buku SPP yang melalui proses print out dan ketika anak melakukan pembayaran akan dilihat NIS nya dan jenis pembayaran yang akan dilakukan selanjutnya akan diproses dan disimpan dalam data base lalu keluarlah laporan data berupa print out kartu SPP dan kwitansi dari SIM JIBAS kemudian saat itu juga sistem akan secara otomatis mengirim SMS ke wali murid yang menginformasikan bahwa siswa telah membayar dengan nominal sekian
Dari data wawancara tersebut peneliti menemukan bahwa terdapat kesesuaian dengan hasil observasi serta dokumentasi berupa proses pembayaran yang berlangsung di SMK NU 03 Kaliwungu dari wali murid kepada pihak sekolah.
Selanjutnya dalam proses pengelolaan keuangan yang menggunakan sistem informasi JIBAS ini, tenaga kependidikan bidang keuangan dalam hal ini bendahara
menguasai dan mengoperasikan JIBAS yang sebelumnya melalui proses pelatihan yang diberikan oleh tenaga kependidikan bidang IT yang sebelumnya terlebih dahulu dikirim oleh sekolah untuk mengikuti pelatihan penggunaan SIM JIBAS selama empat hari di Bandung, Jawa Barat. Sehingga dalam pelayanan transaksi keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu selain bendahara sebagai pengelola inti pelayanannya juga dibantu oleh tenaga kependidikan bidang IT jadi dalam pengelolaan keuangan dengan JIBAS tersebut sistem hanya dapat diakses oleh tiga orang yang terdiri dari bendahara satu, bendahara dua serta satu tenaga kependidikan bidang IT. Hal ini memiliki beberapa dampak terhadap proses pengelolaan keuangan tersebut dimana dengan hanya dapat diakses oleh tiga orang saja maka berbagai penyimpangan,
telah
mampu
kekhawatiran munculnya kekacauan data bisa diminimalkan karena sistem dapat menjelaskan dan memberi laporan
pemalsuan,
serta serta
“Ketika anak melakukan pembayaran berarti transaksi langsung masuk ke JIBAS dan print out kwitansi dari JIBAS langsung keluar kemudian kwitansi yang keterangan
pembayarannya
masih
global itu
diserahkan ke siswa namun siswa juga masih diberikan print out kartu SPP miliknya yang telah menyebutkan detail jenis pembayarannya dan kurun waktu yang dibayarkan misalnya: SPP untuk bulan Januari, Maret atau April sehingga orang tua akan mudah dalam mengecek apa yang sudah dibayarkan anaknya. Selain itu sistem SIM JIBAS bidang pengelolaan keuangan hanya dapat dibuka oleh dua orang bendahara serta satu orang
mengindasikan keamanan dari upaya pemalsuan.”
tenaga
IT sehingga
Sedangkan mengenai pelatihan yang telah dilakukan juga dijelaskan bendahara dalam wawancara yang sama yang menyatakan bahwa :
“Jadi...SIM JIBAS itu ada pengelolanya secara umum yaitu mas Fikri yang merupakan tenaga IT di sekolah ini dan beliau telah mengikuti pelatihan di Bandung yang selanjutnya melatih kami para bendahara dalam pengoperasian SIM pendidikan JIBAS kaitannya dengan pengelolaan keuangan.”
Proses penerapan JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu tidak serta merta dilaksanakan oleh sekolah karena sekolah harus menganalisis tidak hanya pada sektor sumber daya manusia namun juga yang terkait pada sektor
pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung terhadap suksesnya program sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Karena sistem informasi JIBAS merupakan sebuah program yang berbasis IT maka pemenuhan sarana dan prasarana di sekolah harus diupayakan sesuai dengan kebutuhan program yang terdiri dari software program, komputer yang memiliki spesifikasi yang ideal dan jaringan internet serta Wi-fi yang memungkinkan adanya jaringan di seluruh area sekolah dapat terkoneksi dengan baik. SMK NU 03 Kaliwungu sebagai sebuah lembaga formal secara umum telah mengupayakan adanya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan program dengan prosentase sebesar 80% namun demikian 20% sisanya merupakan program pengembangan sedangkan untuk sarana dan prasarana yang ada saat ini di SMK NU 03 Kaliwungu secara umum sudah dapat digunakan dalam pelaksanaan program JIBAS. Seperti penjelasan yang disampaikan oleh bapak fikri ferdhiansyah yang merupakan tenaga kependidikan bidang IT dalam wawancara hari rabu, 18 Februari 2015 di ruang TU sebagai berikut:
“Secara umum kondisi kita yang ada saat ini telah memenuhi standar sebesar 80% sisanya masih dalam pengembangan misalnya belum adanya komputer umum di depan lokal kelas. Untuk komputer spesifikasi khusus tidak ada hanya minimal harus memperhatikan komputer server yang memiliki ketahanan lebih dari sisi hardware, namun dari pihak developer hanya merekomendasikan pentium 4 sedangkan SMK NU 03 Kaliwungu telah memiliki kapasitas komputer dengan spesifikasi jauh lebih tinggi daripada itu.”
Analisis mengenai proses program JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu harus sinkron dengan rencana program tersebut diterapkan artinya bahwa program JIBAS merupakan sebuah program yang di buat oleh sekolah dan bertujuan untuk membantu fungsi manajemen keuangan sekolah melalui penggunaan sistem pengelolaan keuangan komputerisasi yang dinamakan JIBAS sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang di hasilkan dari sistem yang digunakan sebelumnya yaitu dengan sistem kerja manual. Dari temuan peneliti di lapangan, melalui studi observasi dan dokumentasi sistem informasi manajemen JIBAS dalam pengelolaan keuangan secara umum telah membantu sekolah dalam menyajikan data secara lebih cepat, akurat serta sistematis yang menghasilkan tata manajemen keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu lebih rapi dan teratur. Hal ini diperkuat oleh pendapat dari tenaga kependidikan bidang IT dalam wawancara hari rabu, 18 februari 2015 di ruang TU yang menyatakan:
“JIBAS telah sesuai dengan rencana program dalam pengelolaan
di sepakati
bersama...yang bermula dari sebuah keinginan dan harapan untuk menata kondisi pengelolaan secara lebih baik, rapi, cepat dan akurat dalam data maka dengan apa yang sudah terlaksana selama ini SIM JIBAS telah menjawabnya.”
Pendapat di atas secara umum sejalan dengan pendapat bendahara SMK NU 03 Kaliwungu dalam sebuah wawancara pada hari kamis, 19 Februari 2015 pukul 10.15 Wib di rumahnya namun ada hal dimana bendahara memiliki catatan tentang pelaksanaan program JIBAS tersebut, yang menyatakan sebagai berikut:
“Terkait dengan
penerapan
SIM
JIBAS dalam
pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu secara umum telah sesuai dengan rencana program namun demikian dalam SIM JIBAS keuangan yang dikelola hanya pada sisi pemasukan sedangkan pengeluarannya mengacu pada RKAS dan laporan pertanggung jawabannya menggunakan kwitansi yang didapat dari transaksi dengan toko.”
Dari temuan data di atas tersebut peneliti dapat menghasilkan keterangan terkait dengan komponen proses yang terdiri dari aktivitas program, penguasaan program oleh tenaga kependidikan serta kesesuaian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki SMK NU
03 Kaliwungu. Sejalan dengan hal di atas dari hasil penelitian melalui teknik pengambilan data baik dengan wawancara, observasi maupun dokumentasi yang peneliti lakukan juga memberikan diskripsi yang jelas bahwa proses pengelolaan keuangan yang telah dilaksanakan di SMK NU 03 Kaliwungu dengan menggunakan SIM JIBAS hanya memanfaatkan program JIBAS pada sisi penerimaan atau pemasukan saja sedangkan sisi pengeluaran masih mengacu pada RKAS yang telah ditetapkan sekolah serta laporan pertanggungjawaban sekolah tidak bisa menggunakan 03 Kaliwungu. Sejalan dengan hal di atas dari hasil penelitian melalui teknik pengambilan data baik dengan wawancara, observasi maupun dokumentasi yang peneliti lakukan juga memberikan diskripsi yang jelas bahwa proses pengelolaan keuangan yang telah dilaksanakan di SMK NU 03 Kaliwungu dengan menggunakan SIM JIBAS hanya memanfaatkan program JIBAS pada sisi penerimaan atau pemasukan saja sedangkan sisi pengeluaran masih mengacu pada RKAS yang telah ditetapkan sekolah serta laporan pertanggungjawaban sekolah tidak bisa menggunakan
10.00 Wib di tempat tinggalnya yang menyatakan sebagai berikut:
“Terkait dengan
penerapan
SIM
JIBAS dalam
pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kendal secara umum telah sesuai dengan rencana program namun demikian dalam SIM JIBAS keuangan yang dikelola hanya pada sisi pemasukan sedangkan pengeluarannya mengacu pada RKAS dan laporan pertanggung jawabannya menggunakan kwitansi yang didapat dari transaksi dengan toko”.
Pernyataan dari Bendahara SMK NU 03 Kaliwungu tersebut dapat dimaknai bahwa proses pengelolaan keuangan dengan program JIBAS yang ada di SMK NU
03 Kaliwungu memiliki dua aspek pengelolaaan yaitu penerimaan serta pengeluaran. Selain itu program JIBAS juga memberikan data informatif berupa data siswa terkait beberapa transaksi pembayaran yang harus dibayar, tunggakan, pelunasan serta informasi keuangan lain yang dibutuhkan pihak sekolah serta siswa sebagai objek penerapan program. .
4.3.4 Hasil Penelitian Komponen Product
Analisis product adalah sebuah tahap akhir dalam model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam, tahap ini merupakan tahap dimana bentuk program yang telah diterapkan dianalisis sejauh Analisis product adalah sebuah tahap akhir dalam model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam, tahap ini merupakan tahap dimana bentuk program yang telah diterapkan dianalisis sejauh
a. Sekolah/Petugas tata usaha (TU) dalam hal ini bendahara dan tenaga kependidikan bidang IT sebagai pelaksana program dapat menjalankan atau melaksanakan program
SIM
JIBAS dalam
pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Kebutuhan sekolah dalam pengelolaan keuangan secara lebih rapi, cepat dan akurat dalam penyajian data sudah terpenuhi selama proses pelaksanaan program penerapan SIM JIBAS di SMK NU 03 Kaliwungu.
c. Adanya perubahan yang terjadi antara sistem pengelolaan keuangan dengan cara lama dan sistem pengelolaan dengan program JIBAS
Program JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu merupakan sebuah kebijakan kepala sekolah yang diterapkan karena adanya kesadaran akan adanya kebutuhan yang harus dipenuhi sekolah dalam menerapkan pengelolaan keuangan dengan lebih rapi, cepat dan akurat. Dalam penelitian yang peneliti laksanakan melalui beberapa teknik pengambilan data baik wawancara, dokumentasi dan observasi data yang diperoleh peneliti telah mendiskripsikan beberapa perubahan mendasar yang terjadi dalam sistem pengelolaan yang ada di SMK NU
03 Kaliwungu antara pengelolaan keuangan pola lama dengan pengelolaan keuangan pola baru, perubahan itu peneliti kategorikan kedalam beberapa aspek yang meliputi : Sistem pengolahan data, jenis dokumentasi pembayaran serta dampak secara umum penerapan program. Dari pernyataan diatas dapat peneliti perjelas dengan tabel dibawah ini:
Sistem pengelolaan keuangan Aspek
Pengelolaan
Pengelolaan keuangan
keuangan cara
dengan SIM JIBAS
lama
Sistem pengolahan
Computerize System data
Manual
Jenis dokumentasi
Print out kartu SPP pembayaran
Tulisan
tangan
siswa dari pengolahan
bendahara
data komputer
di buku
Bukti
besar dan
pembayaran/kwitansi
kartu SPP
dari program
siswa
Rekap manual ke buku besar bendahara
SMS Gateway pemberitahuan informasi pembayaran yang telah dilakukan siswa kepada walimurid via SMS.
Kesalahan dalam umum
Dampak secara
Lebih
banyak
penulisan maupun
terdapat
penghitungan dapat di
kesalahan
minimalkan karena
penulisan
dengan computerize
Proses lebih cepat
Upaya pemalsuan
Lama dalam
sulit dilakukan
proses
Informasi keuangan
pelaksanaan
dapat diakses lebih
Rentan
luas melalui komputer
terjadi
sekolah maupun
pemalsuan
handphone siswa.
data
Perubahan yang terjadi dalam sistem pengelolaan keuangan secara manual sebelum diterapkannya SIM JIBAS dengan sistem pengelolaan keuangan setelah menggunakan program JIBAS di SMK NU 03 Kaliwungu sesuai dengan tabel di atas menjadi satu hal penting dalam pertimbangan sekolah dalam menentukan kebijakan penerapan program SIM JIBAS.
keuangan sebelum diterapkannya SIM JIBAS di SMK NU 03 Kaliwungu sesuai dengan diskripsi di atas sejalan dengan yang disampaikan bendahara dalam sebuah wawancara pada hari kamis, 19 Februari 2015 pukul. 10.00 Wib di tempat tinggalnya sebagai berikut:
Proses
pengelolaan
“Sebelum memakai JIBAS yang digunakan adalah manual pakai kwitansi manual yang dicetakkan ke percetakan
begitu
ya...kemudian
untuk ke
bendaharanya menggunakan buku bantu, datanya masih manual di buku bantu dan buku rekap SPP dan berbentuk penerimaan pengeluaran serta saldo sedangkan proses analisis kita lakukan secara manual dan penghitungannya dengan menggunakan kalkulator serta program excel jika transaksinya banyak dan ada sekitar 8 transaksi yang dilakukan oleh setiap siswa yang jumlahnya sekitar 600 siswa”.
Perubahan dalam proses pengelolaan keuangan setelah menerapkan program SIM JIBAS sesuai dengan pernyataan tenaga kependidikan bidang IT dalam wawancara pada hari rabu, 18 Februari 2015 pukul.
16.00 Wib di kantor tata usaha SMK NU 03 Kaliwungu yang menyatakan sebagai berikut:
“ Dengan menerapkan JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu ini.. pembuatan rekapan
akurat dan
penyajiannya lebih informatif serta mudah dibaca. Misalnya oleh siswa, wali kelas dan kepala sekolah selaku top management serta bisa diakses informasinya oleh semua pihak. Rekapan tunggakan, pendapatan sekolah hari tertentu, minggu tertentu maupun per bulan serta informasi data siswa yang sudah bayar dan belum bayar kemudian yang sudah lunas dan yang belum lunas yang semua itu bisa diakses dalam bentuk data maupun print out”.
Penerapan SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu telah dilaksanakan selama 2 tahun ajaran, proses operasional pelaksanaan SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan tersebut dilaksanakan oleh 2 orang bendahara sekolah dan 1 orang tenaga kependidikan bidang IT yang telah mampu menjalankan fungsinya melalui dukungan sekolah dengan mengirimkan tenaga kependidikan bidang IT untuk mengikuti pelatihan program JIBAS selama 4 hari di Bandung yang selanjutnya pelatihan yang telah didapat diteruskan kepada 2 bendahara dalam mengelola keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu.
Perubahan yang terjadi di SMK NU 03 Kaliwungu dalam penerapan program JIBAS dalam pengelolaan keuangannya dirasakan oleh beberapa pihak dalam hal ini warga sekolah termasuk siswa sebagai objek penerapan program dan wali kelas yang juga menjadi objek penerima hasil program JIBAS berupa rekapan tunggakan dari siswa. Masing-masing siswa sebagai pelaku dalam transaksi keuangan di sekolah yang Perubahan yang terjadi di SMK NU 03 Kaliwungu dalam penerapan program JIBAS dalam pengelolaan keuangannya dirasakan oleh beberapa pihak dalam hal ini warga sekolah termasuk siswa sebagai objek penerapan program dan wali kelas yang juga menjadi objek penerima hasil program JIBAS berupa rekapan tunggakan dari siswa. Masing-masing siswa sebagai pelaku dalam transaksi keuangan di sekolah yang
transaksi pembayaran. Proses tersebut merupakan salah satu bentuk perubahan dimana terjadi sebuah proses pengelolaan keuangan yang lebih praktis dan mudah dengan tingkat kesalahan yang sangat rendah serta dapat mencegah prilaku tidak jujur yang bisa dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat siswa SMK NU 03 Kaliwungu dalam wawancara yang peneliti lakukan pada hari jum’at, 20 Februari 2015 pukul 14.00 Wib di depan ruang kelas yang menyatakan sebagai berikut:
“Proses pembayaran sekarang lebih praktis dan bisa mengecek pembayaran, tunggakan melalui komputer sekolah dengan lebih cepat. Cara pembayarannya kartu SPP dan uang pembayaran saya setorkan ke bendahara lalu bendahara mengeprint kartu SPP saya selanjutnya orang tua saya mendapatkan informasi yang saya bayarkan dari sekolah melalui SMS jadi saya tidak bisa bohong..hahaha...”.
Melalui beberapa teknik pengambilan data yang peneliti lakukan, peneliti menemukan data dokumentasi produk JIBAS berupa kwitansi pembayaran, print out kartu SPP serta data hasil observasi yang peneliti ambil pada saat terjadi transaksi pembayaran serta hasil wawancara
responden yang kesemuanya itu merupakan bentuk trianggulasi teknik yang dilakukan oleh peneliti yang menjelaskan tentang mekanisme proses pembayaran dengan menggunakan program SIM JIBAS di SMK NU 03 Kaliwungu.
dengan
beberapa
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti diskripsikan di atas, maka pembahasan penelitian ini mengacu pada empat komponen evaluasi yaitu context, input, process dan product.
4.4.1 Evaluasi context
Context di SMK NU 03 Kaliwungu dalam penerapan kebijakan program sistem informasi manajemen
mengatasi masalah pengelolaan keuangan merupakan upaya sekolah untuk memenuhi kebutuhan internal sekolah dalam bidang manajemen. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:46) yang menyatakan bahwa Context adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani serta tujuan proyek.
JIBAS
untuk
Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti peroleh, evaluasi komponen konteks di SMK NU 03 Kaliwungu dalam menerapkan sistem informasi manajemen JIBAS untuk pengelolaan keuangannya sesuai dengan kebutuhan SMK NU 03 Kaliwungu hal ini didasarkan bahwa dalam pengelolaan keuangan sebelum diterapkan JIBAS, pengelolaan masih dilakukan secara manual tanpa menggunakan sistem informasi yang ideal sehingga kesalahan-kesalahan yang disebabkan karena faktor human error sangat sering terjadi bahkan penyajian data yang serba manual tersebut semakin diperparah dengan adanya kegiatan pemalsuan data yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dhillon dalam Harmein Nasution (2012) yang menyatakan bahwa human error adalah kegagalan menyelesaikan pekerjaan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap jadwal operasi atau mengakibatkan kerusakan peralatan. Efektivitas dan efisiensi yang menurun akan berakibat pada tingkat produktivitas yang dicapai oleh manusia, output yang dihasilkan akan menurun dan aktifitasnya akan menjadi terhambat.
Hal inilah yang selanjutnya menjadi dasar pemikiran SMK NU 03 Kaliwungu untuk menerapkan JIBAS dalam proses pengelolaan keuangan yang merupakan sistem informasi manajemen yang berbasis tekhnologi dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan yang lebih praktis, data yang lebih akurat serta informasi yang lebih cepat hasil ini sejalan dengan hasil dari penelitian terdahulu Christoffel J. Hendriks yang berjudul Integrated Financial Management
Information System (IFMIS): Guidelines for effective implementation by the public sector of South Africa . Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada jenis sistem informasi manajemen yang diterapkan, penelitian terdahulu menggunakan IFMIS sedangkan
peneliti lakukan menggunakan JIBAS (Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah). Bidang penelitian yang dikaji terdapat persamaan dimana penelitian terdahulu dan penelitian yang peneliti lakukan saat ini sama-sama terfokus pada manajemen keuangan dengan menggunakan sistem informasi manajemen dan mengukur bagaimana tingkat keberhasilan sistem informasi manajemen tersebut dalam menjalankan fungsinya. Namun terdapat perbedaan antara hasil penelitian terdahulu dengan penelitian ini bahwa ada sejumlah kendala yang ditimbulkan dengan diterapkannya IFMIS namun seperangkat
penelitian
yang
terbaik yang dikembangkan dapat membuat pelaksanaan lebih sukses, sedangkan dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum penerapan program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu telah memenuhi dasar dalam upaya pemenuhan kebutuhan sekolah sesuai dengan tujuan dan rencana program yaitu menciptakan kondisi keuangan lebih praktis, cepat, akurat dan efektif. Hal tersebut sejalan dengan model teori kesesuaian implementasi program yang dikemukakan oleh David C. Korten yang menyatakan bahwa suatu program akan berhasil dilaksanakan jika terdapat kesesuaian dari tiga unsur implementasi program. Pertama, kesesuaian
pedoman
praktek praktek