PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TER

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA PT. SURYA PRIMA
CABANG BANJARMASIN

Yuli Ari Yani1, Anthonius JK2, Titien Agustina3
1

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
2

Kata Kunci: Motivasi, Disiplin kerja, Kinerja Karyawan
Abstrak :
Peran serta karyawan sangat penting untuk menjaga produktivitas perusahaan agar dapat bersaing dan
mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan perlu memperhatikan berbagai faktor
dan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, dalam hal ini diperlukan adanya peran perusahaan
dalam meningkatkan motivasi karyawan dan memiliki disiplin kerja yang tinggi
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
pada dealer Yamaha PT. Surya Prima Cabang Banjarmasin. Sesuai dengan tujuan diatas maka penelitian ini

dirumuskan tiga hipotesis. Hipotesis pertama, motivasi berpengaruh signifikasi da positif terhadapkinerja
karyawan pada dealer resmi Yamaha PT. Surya Prima Cabang Banjarmasin. Hipotesis kedua; Disiplin kerja
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan pada dealer resmi Yamaha PT. Surya Prima Cabang
Banjarmasin. Hipotesis ketiga; Mortivasi dan Disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan dan
positif terhadaf kinerja karyawan pada dealer resmi Yamaha PT. Surya Prima Cabang Banjarmasin. Untuk
memudahkan pemecahan masalah, data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis statistic
dimana rumus yang digunakan yaitu Linear Multiple Regresion ( Regresi Linear Berganda).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variable motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan;
semakin baik motivasi yang diberikan perusahaan semakin meningkat kinerja karyawan. Disiplin kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan; semakin baik disiplin kerja seamakin tinggi pula kinerja
karyawan. Tingkat hubungan antara variabel motivasi dan disiplin kerja menunjukan hubungan yang kuat.saransaran untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada objek yang lebih luas pada perusahaan yang bergerak
dalam bidang bisnis sepeda motor yang lain. Selain variabel yang sudah diteliti dalam penelitian ini.

1. PENDAHULUAN
Dalam bisnis otomotif seperti saat
ini, tingkat persaingan sangat tinggi pada
era globalisasi saat ini. Peran serta
karyawan sangat penting untuk menjaga
produktivitas perusahaan agar
dapat

bersaing dan mampu mencapai target yang
telah
ditetapkan
oleh
perusahaan.
Perusahaan perlu memperhatikan berbagai
faktor dan aspek-aspek yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan, dalam
hal ini diperlukan adanya peran perusahaan
dalam meningkatkan motivasi karyawan
dan memiliki disiplin kerja yang tinggi.
Penelitian Harlie, 2010, dengan
judul :” Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi
dan Pengembangan Karier Terhadap

Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemkab
Tabalong, Tanjung, Kalimantan Selatan”,
menyimpulkan bahwa faktor Disiplin
Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier
secara simultan berpengaruh terhadap

Kinerja,
dan
faktor
yang paling
berpengaruh secara parsial terhadap
Kinerja adalah Motivasi.
Sedangkan
penelitian
Saputra Hermani, dan
Midayanto, 2014, tentang
”Pengaruh
Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Bagian Kepanduan
Divisi Pandu PT. Pelindo III Cabang
Banjarmasin” menemukan fakta bahwa
faktor yang berpengaruh terhadap Kinerja
karyawan adalah Disiplin Kerja.
Berdasarkan penelitian terdahulu,
penulis melakukan penelitian pada


perusahaan yang bergerak dalam bisnis
otomotif yaitu dealer resmi Yamaha PT.
Surya Prima Cabang Banjarmasin yang
beralamat di Jalan A. Yani Km. 2
Banjarmasin. Perusahaan ini memiliki 35
orang karyawan yang berperan menjaga
produktivitas perusahaan. Semua karyawan
berkewajiban
menjaga
produktivitas
perusahaan sehingga diperlukan karyawan
yang memiliki kinerja yang tinggi agar
mampu bersaing dengan perusahaan lain
serta mampu mencapai target yang telah
ditentukan oleh perusahaan.
Berdasarkan informasi dan data
yang diperoleh pada perusahaan ditemukan
bahwa beberapa tahun terakhir terdapat
penurunan atas kinerja karyawan yang
terlihat dari target perusahaan yang tidak

tercapai.
Hasil penjualan yang
dilakukan oleh dealer resmi Yamaha PT.
Surya Prima Cabang Banjarmasin dari

tahun 2010 hingga 2014
mengalami
penurunan, walaupun pada tahun 2012
perusahaan telah meningkatkan target
penjualan dari 2.000 unit menjadi 2.500
unit dengan melihat prospek perkembangan
ekonomi yang semakin baik. Meskipun
terjadi peningkatan penjualan pada tahun
2012,
namun
secara
produktivitas
sebenarnya mengalami penurunan. Tahun
2010
(92,20%), tahun 2011 turun

(76,60%), tahun 2012 (66,32%), tahun
2013 (53,00%), dan tahun 2014 (45,32%).
Dalam operasional perusahaan yang
menjadi prioritas tentunya adalah tingkat
kehadiran karyawan dan produktivitas
kerja karyawan, dimana hal tesebut
menjadi tolok ukur dari kesuksesan
perusahaan dalam mencapai tujuan.Untuk
mengetahui tingkat kinerja karyawan untuk
tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.
berikut :

Tabel 1
Absensi Karyawan
PT. Surya Prima Cabang Banjarmasin
Tahun 2014
Alasan Absen
Bulan

Jumlah

Karyawan

DT
I

%

S

%

C

%

DL

%

SD Jam

09.00

SD Jam
10.00

%

%

TK

%

Jumlah

Januari

35

2


5,7

1

2,9

-

-

3

8,6

-

-

-


-

2

5,7

8

Pebruari

35

1

2,9

2

5,7


-

-

2

5,7

-

-

-

-

1

2,9

6

Maret

35

2

5,7

2

5,7

-

-

6

17,1

8

22,9

-

-

3

8,6

21

April

35

3

8,6

2

5,7

1

2,9

5

14,3

11

31,4

2

5,7

4

11,4

28

Mei

35

2

5,7

0

-

-

-

2

5,7

-

-

-

-

6

17,1

10

Juni

35

4

11,4

3

8,6

1

2,9

4

11,4

-

-

-

-

2

5,7

14

Juli

35

3

8,6

1

2,9

-

-

6

17,1

-

-

-

-

2

5,7

12

Agustus

35

4

11,4

3

8,6

1

2,9

5

14,3

-

-

-

-

5

14,3

18

September

35

3

8,6

1

2,9

1

2,9

3

8,6

5

14,3

3

8,6

2

5,7

18

Oktober

35

5

14,3

1

2,9

-

-

3

8,6

-

-

-

-

1

2,9

10

Nopember

35

1

2,9

0

-

-

-

7

20,0

-

-

-

-

3

8,6

11

Desember

35

5

14,3

3

8,6

1

2,9

1

2,9

9

25,7

1

2,9

5

14,3

25

Jumlah
35
Sumber : PT. Surya Prima Cabang Banjarmasin,2015

Dari data perusahaan diketahui
bahwa pada periode Januari hingga
Desember 2014 karyawan cenderung lebih
banyak pada datang terlambat. Hal ini
menunjukkan indikasi turunnya kinerja
karyawan dealer resmi Yamaha PT. Surya
Prima Cabang Banjarmasin. Berdasarkan

181

uraian latar belakang masalah tersebut
diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul :”
Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan pada dealer
resmi Yamaha PT. Surya Prima Cabang
Banjarmasin “.

Gambar 1
Kerangka Konseptual

Motivasi (X1)

Kinerja (Y)
Disipin Kerja (X2)

2. DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL
2.1. Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja merupakan keluaran
yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi
atau indikator indikator suatu
pekerjaan atau suatu profesi dalam
waktu tertentu. Adapun kuesioner
yang digunakan : kuantitas kerja,
kualitas kerja, efisiensi karyawan,
standar kualitas, usaha karyawan,
standar professional, kemampuan
karyawan,
pengetahuan
dan
kreativitas karyawan.
2.2. Motivasi (X1)
Motivasi adalah motif yang
mendorong individu mengoptimalkan
prestasi yang dimiliki karyawan
kearah pencapaian prestasi kerja yang
tinggi dalam kompetensi dengan
standar keunggulan melalui usaha
keras, dimana motivasi yang baik
dalam bekerja akan memperoleh
kinerja karyawan yang maksimal
sedangkan dengan motivasi yang
kurang akan menghasilkan kinerja

karyawan yang rendah. Adapun
kuesioner yang digunakan mengukur
motivasi dengan indikator konsepsi
yang baru, menerima saran dan kritik,
menerima pekerjaan dilain tempat,
kesiapan menghadapi pekerjaan dan
kesiapan konsep perspektif.
2.3. Disiplin Kerja (X2)
Disiplin dapat diartikan sebagai
sikap seseorang atau kelompok yang
berniat untuk mengikuti aturan-aturan
yang telah ditetapkan. Penegakan
disiplin karyawan biasanya dilakukan
oleh manajer. Yang menjadi indikator
disiplin adalah: kehadiran, ketepatan
jam kerja, menyelesaikan tugas sesuai
jadwal, dan ketaatan terhadap
peraturan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Data
3.1.1. Uji Validitas
Pengujian validitas data
dalam penelitian ini menggunakan
metode korelasi Bivariate Pearson
(Korelasi
Pearson
Product

Moment) Analisis ini dilakukan
dengan cara mengkorelasi masingmasing skor item dengan total skor.
Total skor adalah penjumlahan dari
keseluruhan
item.
Item-item
pertanyaan
yang
berkorelasi
signifikan dengan skor total
menunjukkan item-item terebut
mampu memberikan dukungan
dalam mengungkap apa yang

diungkap. Intrumen dinyatakan
valid apabila hasil korelasi
hitungnya berada di atas 0,30
(Sugiyono, 2009;78).
Berdasarkan uji validitas yang
telah dilakukan, diperoleh deskripsi
data mengenai uji validitas variabel
motivasi seperti yang terlihat pada
pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel .1
Hasil Uji Validitas Motivasi (X1)
Correted Item Total
Correlation
0,481

Nilai
Kritis
0,30

Keterangan

1

Item
pertanyaan
X1.1

2

X1.2

0,531

0,30

Valid

3

X1.3

0,513

0,30

Valid

4

X1.4

0,493

0,30

Valid

5

X1.5

0,406

0,30

Valid

No

Valid

Sumber : Data diolah, 2015
dalam Sugiyono (2009;78). Dimana Item
pernyataan motivasi yang valid dapat
dijadikan
acuan
untuk
analisis
selanjutnya.
Uji validitas variabel kinerja
karyawan seperti yang terlihat pada
Tabel 2 berikut ini :

Berdasarkan Tabel diatas, dapat
dilihat bahwa 5 butir item pernyataan
untuk variabel motivasi seluruhnya
dinyatakan valid karena nilai r hitung
dilihat dari Correted
Item Total
Correlation lebih besar dibanding 0,30
seperti yang dijelaskan oleh Maholtra

Tabel 2
Hasil Uji Validitas Kinerja (Y)

No

Item
pertanyaan

Correted Item Total
Correlation

Nilai Kritis

Keterangan

1
2
3
4
5
6
7

Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7

0,642
0,528
0,529
0,570
0,559
0,418
0,589

0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : data diolah,2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
bahwa 7 butir item pertanyaan untuk
kinerja
karyawan
seluruhnya
dinyatakan valid karena nilai corrected

item-total correlation lebih besar
dibanding 0,30 seperti yang dijelaskan
oleh
Maholtra
dalam Sugiyono
(2009;78). Dimana Item pernyataan

Berdasarkan hasil pengolahan data
yang telah dilakukan ditemukan
ringkasan hasil reliabilitas yang terlihat
pada Tabel 3 berikut ini :

kinerja karyawan yang valid dapat
dijadikan
acuan
untuk
analisis
selanjutnya.
3.1.2. Uji Reliabilitas
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Motivasi (X1)

Cronbach’s Alpha
0,892

Nilai Kritis
0,60

Keterangan
Reliabel

Disiplin (X2)

0,842

0,60

Reliabel

Kinerja (Y)

0,823

0,60

Reliabel

Sumber : Data diolah, 2015
3.1.3. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Setelah dilakukan pengujian
terhadap data yang digunakan
dalam penelitian ini, maka
ditemukan
hasil
pengujian
normalitas seperti yang terlihat
pada tabel 4 berikut :

Berdasarkan tabel rangkuman
hasil uji reliabilitas diatas, nilai
cronbach’s alpha untuk variabel
motivasi sebesar 0,892, disiplin kerja
sebesar 0,842, dan kinerja karyawan
sebesar 0,823 adalah > 0.60 dan ini
menunjukkan seluruh variabel yang
digunakan dinyatakan reliabel atau
handal, seperti yang dijelaskan oleh
(Ghozali, 2011;48).
Variabel
Motivasi (X1)

Tabel 4
Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov
α
Asymp. Sig
(2-tailed)
0,05
0,769

Keterangan
Normal

Disiplin (X2)

0,05

0,630

Normal

Kinerja (Y)

0,05

0,740

Normal

Sumber : Data statistik diolah , 2015
kinerja karyawan sebesar 0,445. Hasil ini
menunjukkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
seluruh variabel > 0,05 seperti yang
dikemukakan Ghozali (2011:160).
Dengan
program SPSS dihasilkan uji normalitas
sebagai berikut :

Dengan pengujian One
Sample Kolmogorov Smirnov Test
dapat diketahui bahwa data
kuesioner yang penulis kumpulkan
berdistribusi normal, dengan nilai
Asymp.Sig.
(2-tailed)
untuk
variabel motivasi sebesar 0,769,
disiplin kerja sebesar 0,630, dan

Tests of Normality Motivasi

Kolmogorov-Smirnova
Statistic
df
Sig.
Motivasi

0,769

a. Lilliefors Significance Correction

35

0,02

Statistic
0,837

Shapiro-Wilk
df
35

Sig.
0,03

Tests of Normality Disiplin

Kolmogorov-Smirnova
Statistic
df
Sig.
disiplin
0,630
35
0,03
a. Lilliefors Significance Correction

Statistic
0,723

Shapiro-Wilk
df
35

Sig.
0,04

Tests of Normality Kinerja

.

Kolmogorov-Smirnova
Statistic
df
Sig.
kinerja
0,740
35
0,04
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi
yang dibangun ada korelasi antar
variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas.
Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi yang digunakan dalam

Statistic
0,845

Shapiro-Wilk
df
35

Sig.
0,04

penelitian ini, adalah dengan melihat
toleransi variabel dan Variance
Inflation Factor (VIF). Jika VIF < 10
dan Tolerance > 0,1 maka tidak
terdapat
multikolinearitas.Dalam
analisis ini didapat nilai Variance
Influence Faktor (VIF) dan angka
tolerance untuk masing-masing
variabel seperti yang terlihat pada
Tabel
6
berikut
ini

Tabel 6
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Motivasi (X1)

Tolerance
0,990

VIF
1,004

Disiplin (X2)

0,996

1,004

Keterangan
Tidak terjadi
Multikolinearitas
Tidak terjadi
Multikolinearitas

Sumber : Data statistik diolah kembali, 2015
bahwa
variabel-variabel
bebas
(independent) berupa motivasi dan
disiplin kerja tersebut memenuhi
persyaratan asumsi klasik tentang
multikolinieritas.
Dengan program SPSS versi 20
menghasilkan seperti berikut :

Dari hasil analisis, didapat
dua variabel bebas (independent)
dalam penelitian ini nilai VIF-nya
1,004 < 10 dan tolerance nya 0,990
dan 0,996 mendekati 1, yang berarti
bahwa tidak terjadi multikolinearitas
antara variabel bebas tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
Tabel 7

Model
1

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF

motivasi
disiplin

a. Dependent Variable: kinerja

,990

1,004

,996

1,004

3. Uji Heterokedasitas
Uji
Heterokedastisitas
digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya ketidaksamaan varian dari
residual pada model regresi. Prasyarat
yang harus dipenuhi dalam model
regresi adalah tidak adanya masalah
heterokedastisitas. Diagnosis dapat
dideteksi dengan melihat grafik

Scatterplot. Jika grafik penyebaran
nilai residual terhadap nilai prediksi
tidak membentuk pola tertentu,
seperti meningkat atau menurun dan
titik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak
terjadi
heterokedastisitas.
Hasil
pengujian
heterokedasitas
seperti terlihat pada tabel 8 berikut

Tabel 8
Hasil uji Heterokedastisitas
Variabel

α

Signifikan

Keterangan

Motivasi (X1)

0,05

0,474

Tidak ada heterokedastisitas

Disiplin (X2)

0,05

0,707

Tidak ada heterokedastisitas

Sumber : Data statistik diolah kembali, 2015

maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas
seperti
yang
dikemukakan (Gujarati, 2003 dalam
Ghozali,
2011:139).

Dari hasil analisis, didapat dua
variabel bebas (independent) yaitu
motivasi dan disiplin kerja dalam
penelitian ini, nilai signifikansinya di
atas tingkat kepercayaan 5% (0,05)
Tabel 9
Coefficientsa
Model

1

Sig.
(Constant)

,000

motivasi

,474

disiplin

,707

a. Dependent Variable: kinerja

Gambar 2

Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 10
Rangkuman Hasil Analisa Regresi Berganda
Variabel
Bebas
Konstanta
Motivasi (X1)
Disiplin (X2)
F
R
R Square

Koefisien
Regresi
7.738
2,990
3,707
9,840
0,738
0,607

Signifikan

α

Keterangan

0,02
0,04
0,01
---

--0,05
0,05
0,05
----

-Signiikan
Signifikan
Signifikan

Keputusan
Hipotesa
--Diterima
Diterima
Diterima
------

Sumber : Data statistik diolah kembali, 2015
Tabel diatas merupakan rangkuman atas
hasil analisis melalui program SPSS versi 20
dengan menggunakan regresi linear berganda,

dan sekaligus akan menjawab hipotesis yang
dikemukakan seperti tampak sebagai berikut

Model Summaryb
Model

R

R Square

Adjusted R

Std. Error of the Durbin-Watson

Square
1

,738a

,607

Estimate
,683

1,19333

1,021

a. Predictors: (Constant), disiplin, motivasi
b. Dependent Variable: kinerja

ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Regression
,831
2
1
Residual
1,208
32
Total
2,039
34
a. Dependent Variable: kinerja
b. Predictors: (Constant), disiplin, motivasi

Mean Square
,831
,093

F
9,840

Sig.
,010b

Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized
t
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
28,297
3,658
motivasi
,234
,210
,191
disiplin
,612
,470
,363
a. Dependent Variable: kinerja

Sig.

7,736
2,990
3,707

,000
,002
,004

Berdasarkan Tabel-Tabel diatas, maka
dapat diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = 28.297 + 0,234X1 + 0,612 X2 + €
Adapun penjelasan dari model regresi tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = 28.297 menunjukkan nilai
konstan, dimana jika variabel motuvasi
(X1), dan Disiplin Kerja (X2) sama dengan
nol, maka Kinerja (Y) bernilai positif
28.297, yang artinya jika tidak ada
motivasi dan disiplin kerja maka kinerja
karyawan sebesar 28.297.
b. Koefisien b1 (X1) = 0,234 menunjukkan
bahwa variabel motivasi
berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan, artinya

semakin baik motivasi yang diberikan
perusahaan semakin meningkat kinerja
karyawan.
c. Koefisien b2 (X2) = 0,612 menunjukkan
bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan, artinya
semakin baik disiplin kerja semakin tinggi
pula kinerja karyawan.
d. Nilai R sebesar 0,73,8 atau 73,8% adalah
koefisien korelasi yang menunjukkan
tingkat hubungan antara variabel motivasi
dan disiplin kerja.
Nilai korelasi tersebut menunjukkan hubungan
yang kuat, karena berada diantara 0,600
sampai dengan 0,799 ,berdasar tabel
intrepretasi nilai r berikut :

Tabel .14
Tabulasi Intrepretasi nilai r
No

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

1

0,800 – 1,000

Sangat kuat

2

0,600 – 0,799

Kuat

3

0,400 – 0,599

Sedang

4

0,200 – 0,399

Rendah

5

0,00 – 0,199

Sangat Rendah

Sumber : Sugiyono (2009;250)

Nilai Adjusted R Square model
regresi ini adalah 0,607 yang berarti bawah
variasi naik turunnya variabel dependen
Kinerja karyawan (Y) dipengaruhi oleh
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan proses estimasi data yang
telah dilakukaan maka diperoleh ringkasan
hasil pengujian seperti yang terlihat pada tabel
diatas, maka dapat dijelaskan dari hasil
pengolahan data (data Primer) yang dapat
dilihat pada tabel model summary diperoleh
hasil penelitian bahwa R square adalah sebesar
0.607 hal ini berarti 60,7% kinerja karyawan
PT. Surya Prima Cabang Banjarmasin dealer

variabel independen, motivasi (X1) dan
Disiplin kerja (X2) sebesar 60,7%. Sedangkan
sisanya (100%-60,7%) = 39,3%) dijelaskan
oleh variabel lain diluar persamaan model.
resmi motor Yamaha yang dapat dijelaskan
oleh variabel yang diteliti yaitu motivasi dan
disiplin kerja sedangkan sisanya sebesar 39,3%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini seperti kepuasan
kerja, komitmen organisasi, kompensasi,
lingkungan kerja dan lain sebagainya
(Wirawan, 2009:6).

Pengujian Hipotesis
1) Hipotesis I :
Motivasi berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan t-test, diperoleh koefisien
regresi motivasi berslope positif sebesar
2,990, dengan nilai signifikansi sebesar
0,02 lebih kecil dari alpha 0,05. Dikatakan
bahwa motivasi berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kinerja karyawan. Hal
ini menjelaskan bahwa jika motivasi yang
ada pada karyawan adalah tinggi maka
kinerja karyawan akan meningkat dengan
asumsi faktor lain dari motivasi di anggap
konstan atau tetap.
Motivasi kerja yang rendah sangat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan
yang kurang maksimal. Kondisi ini terjadi
pada
PT.
Surya
Prima
Cabang
Banjarmasin, dimana para karyawan masih
belum optimal dalam melaksanakan atau
menyelesaikan pekerjaannya. Agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dan kinerja
karyawan dapat optimal maka agar
karyawan dapat melakukan pekerjaan lebih
baik lagi, salah satunya adalah memotivasi
diri sendiri atau diberi motivasi dari pihak
eksternal perusahaan.
2) Hipotesis II
Disiplin Kerja berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil analisis menggunakan ttest, diperoleh koefisien regresi disiplin
kerja berslope positif sebesar 3,707 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil
dari alpha 0,05. Berarti disiplin kerja
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja karyawan. Hal ini
menjelaskan bahwa jika disiplin kerja
karyawan adalah bagus maka kinerja
karyawan akan meningkat dengan asumsi
faktor lain dari disiplin kerja di anggap
konstan atau tetap.
Disiplin kerja sangat berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Disiplin kerja
yang rendah akan menyebabkan kinerja
karyawan kurang optimal. Disiplin kerja
yang rendah dari karyawan akan
menyebabkan karyawan tidak mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan tepat

waktu, membuat karyawan mendapatkan
sanksi
dari
perusahaan,
dan
mengakibatkan target perusahaan akan
sulit untuk dicapai.
3) Hipotesis III
Motivasi dan Disiplin Kerja secara
bersama-sama berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil analisis dengan hasil
Ftest diperoleh sebesar
9,840 dan
signifikan sebesar 0,10 lebih kecil dari
alpha 0,05. Dapat dikatakan bahwa
motivasi dan disiplin kerja secara bersamasama berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja karyawan. Hal ini
menjelaskan bahwa jika motivasi dan
disiplin kerja karyawan lebih ditingkatkan
lagi maka kinerja karyawan juga akan
meningkat.

4. KESIMPULAN
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui uji t secara parsial Motivasi
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja karyawan PT. Surya
Prima Cabang Banjarmasin.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui uji t secara parsial disiplin kerja
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja karyawan PT. Surya
Prima Cabang Banjarmasin.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui uji f secara simultan (bersamasama) Motivasi dan disiplin kerja
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja karyawan PT. Surya
Prima Cabang Banjarmasin.
Mengingat disiplin kerja merupakan faktor
yang lebih dominan mempengaruhi kinerja
karyawan maka perlu dipertahankan dan
terus dijalin hubungan yang erat antara
pimpinn dan karyawan serta kerjasama
antar
karyawan,
seperti
misalnya
kesempatan
untuk
mengembangkan
potensi yang ada pada diri karyawan untuk
lebih maju.Karena motivasi dan disiplin
kerja secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja, oleh karenanya kedua
variabel ini perlu dijaga kualitasnya, dan
jika dapat lebih ditingkatkan lagi melalui
kepemimpinan yang demokratis.

DAFTAR PUSTAKA
Ghozali,Imam, 2011, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19, BPFE, Semarang.
Hasibuan Malayu, SP, 2009, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta.

Saputra Hermani, dan Midayanto, 2014,
Pengaruh Motivasi dan Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Bagian Kepanduan Divisi Pandu
PT.Pelindo III Cabang Banjarmasin,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4
No. 5, STIE Indonesia, Banjarmasin.

M. Harlie, 2010, Pengaruh Disiplin Kerja,
Motivasi dan Pengembangan Karier
Terhadap Kinerja Pegawai Negeri
Sipil pada Pemkab Tabalong,
Tanjung, Kalimantan Selatan, Jurnal
Administrasi Bisnis Vol. 11 No.2
STIA Tabalong.

Setiaji, Bambang, 2008, Panduan Riset
dengan Pendekatan Kuantitatif,
UMS, Surakarta.

Rivai, Viethzal, 2009, Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan,
Dari Teori ke Praktik, Raja Grafinso
Persada, Jakarta.

Wibowo, 2012, Manajemen Kinerja,
Rajawali Pers, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2007, Buku Latihan
SPSS, Elex Media Komputndo,
Jakarta.

Sutrisno Edy, 2009, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.

Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber
Daya Manusia : Teori, Aplikasi dan
Penelitian, Salemba Empat, Jakarta.