BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN - Strategi Pengembangan Kud Di Kabupaten Deli Serdang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Koperasi

  Koperasi pada hakekatnya merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang mempunyai satu kepentingan yaittu secara bersama-sama, bahu membahu penuh kegotongroyongan untuk mencapai satu tujuan bersama yaitu meningkatkan taraf hidup bersama anggotanya dan kalau mungkin hidup masyarakat dilingkungan daerah kerjanya yang sama-sama ekonominya (relative) lemah (Kartasapoetra,dkk, 2001).

  Telah disebutkan, bahwa dalam upaya pengembangan koperasi, peranan pemerintah tidak dapat dikesampingkan. Kalau peranan masyarakat adalah untuk mengurus dan menjaga citra koperasi dimasyarakat awam, maka pemerintah juga memiliki peran yang sama. Akan tetapi selain menjaga citra koperasi, pemerintah juga berperan dalam membina dan mengarahkan serta memberikan bantuan dan fasilitas yang diperlukan koperasi. Bantuan tersebut akan dipergunakan untuk mewujudkan suatu koperasi yang benar-benar mandiri supaya dapat memberikan point tersendiri dalam pembangunan nasional. Kebijakan dasar pengembangan koperasi adalah pada tahap awal peranan pemerintah cukup besar dalam hal prakarsa, pemberian bimbingan dan bantuan usaha, yitu perkembangan swadaya koperasi. Sedangkan pada tahap terakhir, koperasi diharapkan mampu berswadaya diatas kekuatannya sendiri (Anoraga dan Ninik, 1998).

  Untuk mewujudkan harapan diatas selain daripada rasa solidaritas, kebersamaan atau kekeluargaan merupakan sifat utama masyarakat Indonesia, koperasi juga menghendaki adanya rasa individualitas yang dapat diartikan sebagai kesadaran akan harga diri sendiri serta bertumpu pada kemampuan pribadi dari anggota koperasi (Widiyanti, 2002). Menurut Siwijatmo (1992), kalau ditelaah aspek-aspek yang diperlukan agar suatu organisasi dapat berperan dalam dunia usha maka dengan menggunakan pendekatan sistem kita dapat menggolongkan 3 kelompok faktor yang diperlukan:

  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menemukan dan menaikkan input yang dibutuhkan untuk usaha.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan transformasi, merubah input menjadi output.

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan memasarkan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pentingnya kemampuan mengadakan pemanfaatan unsur-unsur lingkungan baik dalam hal input maupun output. Salah satu yang penting dilihat dari sudut kemampuan menarik input adalah masalah penarikan modal untuk usaha. Perkumpulan koperasi itu sengaja didirikan oleh anggota untuk kesejahteraan anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu melayani para anggota secara khusus. Akan tetapi karena koperasi itu organisasi ekonomi yang berwatak sosial, maka koperasipun harus memperhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya (Widiyanti, dan Sinindhia, 1992).

2.2 Landasan Teori

  • Meningkatkan Produksi, Mewujudkan Pendapatan Yang Adil dan Kemakmuran Yang Merata Menurut Kartasapoetra (1985), secara kenyataan bahwa rakyat Indonesia di pelosok- pelosok tanah air dan yang tinggal di kota-kota, dari dahulu hingga sekarang merupakan rakyat yang mampu berproduksi, tetapi secara kenyataan pula hanya sebagian kecil sekali yang mampu mengembangkan produksinya, sedangkan sebagian yang lainnya merupakan usahawan-usahawan perorangan yang sulit mengembangkan usaha produsinya (home industry) dan tetap hidup dibawah garis kemiskinan, hal ini dikarenakan :
    • Modal yang mereka miliki sangat terbatas,
    • Pengetahuan ekonomi mereka terbatas,
    • Usaha hanya ditujukan untuk menanggulangi kesulitan hidup keluarga,
    • Cara dan teknik pemasaran produksi yang menguntungkan belum dikuasai dengan wajar,
    • Kesadaran untuk menyatukan usaha sehingga merupakan suatu usaha yang besar masih kurang.
    KUD sebagai Koperasi Serba Usaha yang mengelola bidang usaha tani (agribisnis) dalam melaksanakan peran dan tugasnya memperlihatkan hasil-hasil nyata sebagai berikut: a.

  Mempersatukan Usaha Pertanian b. Menimbulkan Kegairan Kerja c. Melenyapkan Sistem Ijon dan Lintah Darat d. Pembangunan Lingkungan

  • Mempertinggi Taraf Hidup dan Tingkat Kecerdasan Rakyat Menurut Setiady (1985), keberhasilan Koperasi mencapai tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mampu bekerja sama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan Rapat Anggota. Sesungguhnya dalam peran dan tugas koperasi untuk mempertinggi taraf hidup para anggotanya secara sekaligus terangkum peranan dan tugas koperasi untuk mempertinggi kecerdasan para anggota koperasi tersebut karena : a.

  Meningkatnya kesejahteraan hidup para anggota, sangat berkaitan dengan terwujudnya peningkatan pendapatan para anggotanya.

  b.

  Terwujudnya peningkatan pendapatan para anggota, dikarenakan para anggota dapat meningkatkan produksinya (baik kualitas maupun kuantitas) yang melalui koperasi dipasarkan dengan harga yang layak, yang memuaskan para anggotanya.

  c.

  Peningkatan produksi hanya akan tercapai, selain karena adanya kegairahan kerja para anggota adalah juga karena pihak koperasi mampu memberikan pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan tentang pola kerja yang menguntungkan (efektif), jenis dan kualitas benda yang harus diproduksi, cara dan teknik pengolahan, dan pengelolaan yang berkaitan dengan itu.

  d.

  Karena para anggota menginginkan terwujudnya peningkatan produksi, dimana mereka dapat memperoleh peningkatan pendapatan dan peningkatan taraf hidupnya maka segala pembinaan, pengarahan dan penyuluhan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dalam pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan terkandung pengetahuan yang mudah diserap oleh mereka.

  Koperasi aktif menyelenggarakan pendidikan, kursus-kursus, pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan-penyuluhan, mengharapkan agar para anggotanya dapat ditingkatkan mutunya secara mental dan dapat mengerti perjuangan ekonomi secara berkoperasi, juga agar para anggotanya dapat menyumbangkan pikiran secara aktif bagi perkembangan Koperasi.

  • Pengembangan Koperasi dengan Analisis SWOT Menurut Kotler (1997), memberikan penjelasan tentang mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut: analisis internal merupakan proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, penelitian, dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkanpeluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman dalam lingkungan.

  Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan dasar- dasar bagi manjer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan tanggapan yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer untuk melindungi perusahaan terhadap ancaman atau mengembangkan strategi yang tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan. Masih menurut Kotler (1997), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dapat diuraikan sebagai berikut: disini seorang manajer akan berusaha mengidentifikasi peluang dan ancaman apa saja yang sedang dan akan dialami. Kedua hal ini merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis, sehingga memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setiap pihak yang berkepentingan akan terangsang untuk menyiapkan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan kepada yang lebih penting dan mendesak.

  Pengembangan koperasi dalam analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti (1997), sub- sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan berbagai indikator.

  1. Kekuatan dengan indikator: a.

  Telah memiliki badan hukum b. Struktur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi c. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela d. Resiko kekurangan pelanggan cukup kecil e. Biaya rendah f. Kepengurusan yang demokratis g.

  Banyaknya unit usaha yang dikelola

  2. Kelemahan dengan indikator: a.

  Lemahnya struktur pemodalan koperasi b. Lemahnya dalam pengelolaan/ manajemen usaha c. Kurangnya pengalaman usaha d. Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai e. Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi f. Pengelola kurang inovatif g.

  Kurang pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang yang dilakukan h. Kurang dalam penguasaan teknologi i. Sulit menetukan bisnis inti j. Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya

  (partisipasi anggota rendah)

  3. Peluang dengan indikator: a.

  Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah b. Undang-undang No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder c.

  Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi d.

  Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi e. Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia f.

  Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agribisnis, agroindustri dan industri pedesaan lainnya g.

  Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi h. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi i. Dukungan kebijakan dari pemerintah j. Undang-undang No 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi

  4. Ancaman dengan indikator: a.

  Persaingan usaha yang semakin ketat b. Peranan iptek yang semakin meningkat c. Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan antar koperasi d.

  Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi e.

  Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta kurangnyakepedulian dan kepercayaan masyarakatterhadap kopersi f.

  Pasar bebas g.

  Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya lembaga kekuangan, produksi dan pemasaran h.

  Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah i.

  Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi j. Lingkungan usaha yang tidak kondusif k.

  Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi l. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah m.

  Menurunnya daya beli masyarakat Berdasarkan instruksi Presiden No.4 Tahun 1973. BUUD (Badan Usaha Unit Desa) yang padadasarnya dibentuk disetiap wilayah unit desa adalah merupakansuatu lembaga ekonomi berbentuk koperasi yang pada tahap awal pertumbuhannya dapat merupakan gabungan usaha bersama dari koperasi- koperasi pertanian, koperasi-koperasi desa yang terdapat di dalam wilayah unit desa tersebut. Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden N0.2 Tahun 1978 BUUD/KUD.Maka sejak itulah yang semula merupakan bentuk antara untuk disebut menjadi KUD, dipisahkan dari struktur KUD. Pada tahap permulaannya KUD hanya mencakup koperasi pertanian, koperasi desa dan koperasi serba usaha di desa-desa, akan tetapi selanjutnya KUD mengembangkan usahanya kebidang- bidang lain seperti bidang kerajinan rakyat, perkebunan dan perkreditan dan kegiatan lainnya (Hadhikusuma, 2005).

  Keberadaan KUD di desa sangat penting dalam menepis berkembangnya sistem yang tidak sehat dikalangan petani yang terdesak kebutuhan konsumtifnya.

  Misalnya : pengijon dan rentenir yang sangat menyengsarakan petani. Untuk itulah maka KUD memasukkan komponen pemberian kredit sebagai salah satu bagian usahanya untuk mensejahterakan petani dan membebaskan petani (Nugroho, 1995).

  Sumber modal utama bagi pelaksanaan usaha koperasi yaitu berasal dari simpanan-simpanan pokok, wajib dan sukarela. Jika usahanya berkembang dapat bertambah dengan sisa hasil usaha yang disihkan untuk permodalan. Perkembangan usaha memerlukan modal yang banyak. Modal tersebut sulit atau tidak akan memadai kalau hanya mengandalkan dari simpanan-simpanan dan sisa hasi usaha tadi. Oleh karena itu menurut pasal 32 UU No 12 Tahun 1967 koperasi dibenarkan untuk mengusahakan pinjaman-pinjaman dari pihak luar dengan bunga yang rendah dan bank-bank pemerintah. Pembentukan modal dalam koperasi dilakukan secara bertahap dan penuh dengan ketekunan serta loyalitas para anggota dan para simpatisan koperasi, maka oleh karena itu penggunaannya harus benar-benar terncana secara mantap dengan didasari disiplin rencana dan disiplin anggaran, agar modal yang terkelola dengan baik sehingga dapat berkembang (Kartasapoetra, 1990). Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Salah satu kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan dengan berkoperasi yaitu memasarkan hasil produk pertanian. Masyarakat pedesaan dapat dengan mudah memasarkan produk pertaniannya tanpa perlu menjual ke tengkulak dengan harga murah (Chaniago dan Ijod, 1994). KUD dalam fungsinya sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian memiliki fungsi : a.

  Perkreditan b. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi barang-barang keperluan sehari-hari c.

  Pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi d. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan(Sudarsono dan Edilius, 2000). Hambatan-hambatan bagi terlaksannya kegiatan KUD didaerah pedesaan yang mungkin sulit untuk diatasi seperti (Kartasapoetra, 2001) : a.

  Hambatan terhadap sikap dan pandangan hidup (sikap pasif, familisentris, sikap nrimo, sikap acuh tak acuh, orientasi pada masa lampau).

  b.

  Hambatan kelembagaan (penggunaan tanah, lembaga perkreditan, utang piutang yang masih bersifat pribadi, mobilisasi sosial vertical masih rendah, enterpreneurship belum berkembang).

  c.

  Hambatan lingkungan (keadaan kesehatan belum memuaskan, keadaan gizi yang berada dibawah standar nasional, tingkat pendidikan yang belum maju, pengangguran musiman selalu terjadi).

  Matrik SWOT atau matrik TOWS Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(strength) dan peluang(opportunities), namunsecara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman(threats).

  Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini (Rangkuti,2009) :

  SW OT Strength (S)

  Weaknesses (W)

  • Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal
  • Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal

  Opportunities

  Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

  Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

  • Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

  Threats

  Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

  Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

  • Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

  Gambar 1. Matrik SWOT

  • Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan fikiran organisasi yaitu untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
  • Strategi ST Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.
  • Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
  • Strategi WT Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 2009).

  Proses pengambilan keputusan straetgi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strrategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 1997). Penelitian menunjukkan bahwa kinerja organisasi/KUD dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan

BERBAGAI PELUANG

  3Mendukung 1. mendukung Strategi strategi

  KELEMAHAN KEKUATAN

  turn-around agresif

  INTERNAL

  INTERNAL

  4 Mendukung

  2. Mendukung Strategi defensif strategi diversifikasi

BERBAGAI ANCAMAN

  

Gambar 2. Analisis SWOT

  Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat mengutungkan perusahaan tersebut sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang haarus diterpakan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

  Kuadran 2 : Dengan beberapa ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan dari sisi internal strategi yang harus diterapkan adalah penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi Kuadran 3 : Perusahaan memiliki kekuatan eksternal misalkan penguasaan pasar, namun masih ada beberapa kendala dari sisi internal. Fokus strategi perusahaan pada kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

  Kuadran 4 : Adalah merupakan situasi yang paling sulit perusahaan tersebut mengahadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

2.3 Kerangka Pemikiran

  Dalam sehari-hari koperasi harus dikelola dengan berdasarkan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota yang memegang serta melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Koperasi yang dikelola dengan baik akan menunjukkan perkembangan yang baik pula. Perkembangan koperasi juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kurang berkembangnya koperasi khususnya KUD di Indonesia seperti di KabupatenDeli Serdang tidak hanya dari faktor internal maupun faktor eksternal dari koperasi tersebut, tetapi karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat dalam pengembangan koperasi tersebut. Hal ini yang membuat koperasi khususnya KUD menjadi kurang berkembang.

  Faktor-faktor internal itu antara lain : pengurus, anggota, modal, dan aktifitas. Sedangkan untuk faktor-faktor eksternalnya adalah pembinaan terhadap koperasi dan masyarakat serta bantuan dana.

  Keberadaan koperasi dan kegiatannya dalam suatu wilayah akan memberikan manfaat baik kedalam dan keluar koperasi. Untuk manfaat kedalam koperasi tentu saja bagi para anggota koperasi karena koperasi mempunyai azas dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Sedangkan manfaat keluar koperasi untuk masyarakat sekitar yang bukan anggota koperasi. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh yang bukan anggota koperasi antara lain :

  • Kemudahan dalam memperoleh pinjaman
  • Harga barang dikoperasi lebih murah dibandingkan harga di pasaran
  • Koperasi dapat menampung hasil-hasil produksi pertanian anggotanya dan masyarakat

  Tujuan dibentuknya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu akan melayani para anggotanya secara khusus. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut terdapat berbagai masalah yang harus dihadapi KUD. Maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan skema kerangka pemikiran dibawah ini :

  • Manajemen -Sumber daya manusia
  • Lemahnya modal
  • Pengalaman usaha kurang
  • Pengetahuan bisnis kurang
  • Kurang inovatif
  • Bisnis inti sulit ditentukan
  • Partisipasi anggota rendah
  • Penguasaan teknologi kurang
  • Pengetahuan dan ketrampilan teknis kurang
  • >Aspek pemerataan
  • UU No 25 tahun 1992
  • Kemauan politik & tuntutan masyarakat
  • Kondisi ekonomi yang cukup mendukung
  • Perekonomian dunia yang terbuka
  • Industrialisasi
  • Peluang pasar
  • Potensi daerah
  • Kebijakan pemerintah
  • UU No 12 tahun 1992
  • Daya beli tinggi Strategi Pengembangan KUD<
  • Persaingan usaha
  • IPTEK
  • Kepercayaan kurang untuk bekerjasama
  • Terbatasnya teknologi
  • Pasar bebas
  • Masyarakat kurang percaya koperasi
  • Lingkungan usaha
  • Daya beli turun
  • Tarif harga yang ditetapkan
  • Persepsi berbeda
  • kurang efektif dalam pembinaan antar sektor
  • Memiliki badan hukum
  • Struktur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi
  • Biaya rendah
  • Keanggotaan yang terbuka dan sukarela
  • Kepengurusan bersifat demokratis
  • Resiko kekurangan cukup kecil bagi pelanggan
  • Banyaknya unit usaha yang dikekola

  Keterangan, : Menyatakan pengaruh

  Gambar 3. Skema kerangka pemikiran

  KUD Faktor Eksternal Faktor Internal

  Strenght

  Weakness

  Threats

  Opportunities

2.4 Hipotesis Penelitian 1.

  Faktor- faktor internal dari KUD untuk pengembangan KUD didaerah penelitian adalah jumlah modal (modal sendiri maupun modal pinjaman), jumlah anggota, manajemen yang kurang baik, teknologi, dan pemasaran.

  2. Faktor- faktor eksternal dari KUD untuk pengembangan KUD di daerah penelitian adalah bantuan dana, prasarana yang memadai untuk membangkitkan kegairahan berkoperasi belum memadai.

  3. Strategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan KUD didaerah penelitian adalah dengan menggunakan strategi Defensif (bertahan).

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Kud Di Kabupaten Deli Serdang

4 60 72

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Hubungan Antara Karakteristik Petani Peternak Sapi Dengan Kinerja Penyuluh (Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat)

0 3 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin, K

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

0 2 14

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kacang Kedelai

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Pengaruh Bantuan Pupuk, Benih, dan Pestisida PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Padi

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Finansial Dan Pemasaran Stroberi Di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo

0 0 18

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

0 0 20

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Pencapaian Swasembada Pangan Beras dan Upaya-Upaya yang Dilakukan Di Kabupaten Samosir

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Studi Mengenai Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Hortikultura Kabupaten Karo

0 1 14