HAKIKAT LINGKUNGAN HIDUP DAN TANGGUNG JA

HAKIKAT LINGKUNGAN HIDUP DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN
Makalah Ini Disusun Guna Menulis Tugas Mata Kuliah IPS 1
Dosen Pengampu : M. Sofyan Al-nashr, M.Pd.I.

Disusun Oleh :
PGMI/ D
Dyah Nur Sofi

(23040-16-0085)

M. Bahrudin

(23040-16-0143)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

1

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan lingkungan hidup sebagai salah satu asset bagi manusia
merupakan suatu hal yang sangat mendasar. Perhatian masyarakat dunia terhadap
lingkungan hidup memberikan gambaran kepada kita bahwa persoalan
lingkungan hidup bukan persoalan yang mudah. Lingkungan merupakan aset bagi
perlindungan manusia dan pemerintahan. Selain itu, lingkungan hidup juga
merupakan milik kita bersama sehingga butuh perlindungan pula.
Lingkungan hidup pada prinsipnya merupakan suatu system yang saling
yang saling berhubungan dengan yang lainnya sehingga pengertian lingkungan
hidup hampir mencakup semua unsure ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa di bumi
ini. Itulah sebab lingkungan hidup termasuk manusia dan perilakunya merupakan
unsur lingkungan hidup yang sangat menentukan. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa lingkungan saat ini oleh sebagian kalangan dianggap tidak bernilai, karena
lingkungan hidup (alam) hanya sebuah benda yang diperuntukkan bagi manusia.
Dengan kata lain, manusia meruapakan penguasa lingkungan hidup, sehingga
lingkungan hidup hanya dipersepsikan sebagai objek dan bukan sebagai subjek.

Maka dari itu, kita mahasiswa/i sebagai generasi muda penerus bangasa
ini wajib, melestarikan sumber daya alam, menjaga serta merawat seperti kita
merawat diri kita sendiri. Sumber daya alam mempunyai peran penting dalam

2

kehidupan manusia, yang berguna untuk membantu proses kegiatan manusia
sehari hari dan mencukupi kebutuhan mereka.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Hakikat lingkungan hidup?
Sistem pengelolaan lingkungan hidup?
Lingkungan hidup sebagai sumber daya?
Tanggung jawab manusia terhadap lingkungan?


C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan dan mengetahui hakikat lingkungan hidup.
2. Mengetahui sistem dari pengelolaan lingkungan hidup.
3. Mengetahui lingkungan hidup sebagai sumber daya.
4. Mengetahui tanggung jawab manusia terhadap lingkungannya.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Lingkungan Hidup
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari,
dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal
balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia
yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.1
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya.
Menurut pasal 1 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

memengaruhi kelanngsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup.
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya.
Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian
barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah
berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan.
Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada
lingkungan dapat dimanfaatankan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan
hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan

1

Elly M. Setiadi, dkk. (Edisi Kedua) Ilmu Sosial Budaya & Dasar (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup: 2006) hlm. 180

4

lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.2
Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada,
tumbuh, dan berkembang, diatas bumi sebagai lingkungan.
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3. Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yanng
mendiaminya.
4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk
kebutuhan dan kebahagiaan hidup.
Warga atau masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Kesempatan berperan serta itu dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan.
2. Menumbuhkankembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.
3. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan
pengawasan sosial.
4. Memberikan saran dan pendapat.
5. Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.3
B. Sistem Pengelolaan Lingkungan Hidup
Keberlanjutan pembangunan di suatu daerah atau negara ditentukan oleh
kemampuan daerah atau negara tersebut dalam mengelola lingkungan hidupnya.
Pendekatan pengelolaan lingkungan dilakukan dengan menata sistem pengelolaan

pengolahannya.4 Pendekatan lingkungan tersebut mengutamakan kemampuan
manusia dalam mengelola lingkungannya, pada dasarnya usaha tersebut dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:

2

Yuwono Soerjani dan Dedi Fardiaz. Lingkungan Hidup, Pendidikan, Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan (Jakarta: Yudistira: 2006) hlm. 28
3
https://zonesupernova.blogspot.co.id/2016/04/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar.html.
Diakses pada hari Senin, 9 Oktober 2017 pukul 07.00 WIB
4 Supriadi. Hukum Lingkungan Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika: 2006) hlm. 32

5

1.

Atur-Dan-Awasi (ADA)
Atur-Dan-Awasi (ADA) atau bisa juga disebut Command-AndControl (CAC) pada dasarnya ADA berusaha menekan egoisme dan
mendorong orang untuk berkelakuan lebih ramah lingkungan. Sifat AturDan-Awasi (ADA) di Indonesia mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut:

a. Penindakan.Ini berhubungan dengan penegakan hukum (law
enforcement ). Penindakan akan terjadi apabila terdapat tindakan
antilingkungan, atau dengan kata lain, penindakan akan dikenakan
kepada manusia yang melanggar hukum lingkungan. Dengan
demikian, keberadaan undang-undang dan ketentuan peraturan
lainya diadakan oleh pemerintah untuk menindak orang

yang

antilingkungan hidup (sumber daya alam).
b. Top down dan instruktif. Hal ini berkaitan dengan sistem
pengelolaan Atur-Dan-Awasi (ADA) yang menekankan pada
praturan perundang-undangan. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa
pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya alam tetap
dikendalikan atau diawasi oleh pemerintah sehingga semua aturan
yang mengatur mengenai sumber daya alam tetap bersifat instruktif.
c. Masyarakat sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan sangat
sulit untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya alam,
akibatnya masyarakat sangat apatis dan acuh terhadap terjadinya
perusakan atau pencemaran lingkungan hidup. Begitu pula dengan

komponen masyarakat lainnya, misalnya Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), sangat kurang aktif melakukan penanganan
terhadap kerusakan lingkungan akibat pengaturan yang termuat
dalam UU Nomer 23 Tahun 1997 terlalu memberi porsi yang vesar
terhadap pemerintah.5
2. Atur-Diri-Sendiri (ADS)
5 Otto Soemarwoto. Atur Diri Sendiri, Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press: 2001) hlm. 94

6

Atur-Diri-Sendiri (ADS) adalah tanggung jawab menjaga kepatuhan dan
penegakan hokum lebih banyak ditanggung masyarakat. Dengan demikian
egoism negative yang anti lingkungan hidup dan asntisosial dimotivasi untuk
dapat berubah menjadi egoism positif prolingkungan hidup yang harus
member intensif untuk bersikap dan berkelakuan pro lingkungan hidup dan
disintensif untuk sikap dan kelakuan anti lingkungan hidup. Tujuan yang ingin
dicapai dalam pengolahan bisnis secara ramah lingkungan adalah sebagai
berikut:
a. Pengelolaan lingkungan hidup secara sukarela, yaitu untuk membebaskan

diri dari jepitan peraturan pemerintahan yang kaku.
b. Menyadari bahwa perundang-undangan lingkungan hidup tidaklah statis,
melainkan berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.
c. Mereka mengembangkan teknik membuat laporan kinerja lingkungan
hidup yang dapat diuji kemudian laporan tersebut diumumkan kepada
masyarakat luas untuk ditelaah dan dikritik.
d. Mereka ingin mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat dengan
membuka jalur komunikasi dengan masyarakat dan membuka dialog
tentang keprihatinan masyarakat mencari solusi yang dapat diterima
bersama.6
C. Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya
Lingkungan hidup sebagai sumber daya merupakan asset yang dapat
diperlakukan untuk mensejahterakan masyarakat. Sumber daya lingkungan
menurut Otto Soemarwoto adalah mempunyai daya regenerasi dan asimilasi yang
terbatas. Sumber daya lingkungan juga milik umum yang sering digunakan untuk
bermacam peruntukan secara simultan, tanpa suatu peruntukan mengurangi
manfaat yang dapat diambil dari peruntukan lain sumber daya yang sama itu.
Misalnya, air sungai dapat digunakan sekaligus untuk melakukan proses produksi

6 ibid, hlm 107-108


7

dalam pabrik, mengangkut limbah, pelayaran sungai, produksi ikan, dan
keperluan rumah tangga.7
Atas pemikiran inilah, Otto Soemarwoto membagi kebutuhan dalam tiga (3)
bagian bear, yaitu :
1.

Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati
Kelangsungan hidup jenis ini bahkan mempunyai bobot yang lebih tinggi
dari kelangsungan hidup individual, sehingga kita jumapi kelakuan altruism,
yaitu pengorbanan diri untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Untuk
dapat mempertahankan kelangsungan hidup secara hayati, manusia haruslah

2.

mendapatkan air, udara dan pangan dalam kuantitas dan mutu.
Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi
Manusia tidak cukup sekedar hidup secara hayati, melainkan karena

kebudayaannya ia harus hidup secara manusiawi. Misalnya, pangan tidak
cukup sekedar memenuhi kebutuhan tubuh, melainkan harus disajikan
dengan rasa, warna, dan bentul yang menarik. Jadi, jelaslah sifat hidup yang

3.

manusia adalah unsure terpenting dalam mutu lingkungan.
Kebutuhan daar untuk memilih
Kebutuhan dasar untuk memilih merupakan sifat hakiki makhluk untuk
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, baik pada tumbuhan, hewan
maupun manusia. Kemampuan memilih ini memungkinkan kita untuk
menggunakan tumbuhan sebagi indicator adanya zat tertentu dalam tanah.
Hewan juga memilih apa yang ia makan. Pada manusia kemampuan memilih
berkembang melampaui tujuan untuk mempertahanakn kelangsungan hidup
hayatinya, yaitu merupakan juga ekspresi kebudayaannya.8

D. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Lingkungan
Kewajiban atau tanggung jawab terhadap lingkungan sudah diatur di dalam Pasal
6 Undang Undang No 23 tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Adapun kewajiban tersebut sebagai berikut:
7 ibid, hlm 60
8 Supriadi. Hukum Lingkungan Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika: 2006) hlm. 5-6

8

1.

Setiap orang berkewajiban untuk memelihara kelestarian fungsi dari
lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi perusakan dan

2.

pencemaran yang terjadi.
Setiap orang yang melakukan usaha dan atau pun kegiatan berkewajiban
memberi informasi yang akurat dan benar tentang pengelolaan lingkungan
hidup.9

BAB III
KESIMPULAN
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya.
Menurut pasal 1 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

9

https://muhidrischels.wordpress.com/2011/06/05/tanggung-jawab-manusia-terhadaplingkugan-sekitar-tugas-ibd-ke-2/ Diakses pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 Pukul 08.02

9

memengaruhi kelanngsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup.
Sistem pengelolaan lingkungan hidup dibedakan menjadi dua yaitu atur-danawasi (ADA) dan atur-diri-sendiri (ADS). Lingkungan hidup sebagai sumber daya
ada tiga (3) yaitu, Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati, kebutuhan
dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi dan kebutuhan daar untuk memilih.
Kewajiban atau tanggung jawab terhadap lingkungan sudah diatur di
dalam Pasal 6 Undang Undang No 23 tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Elly dkk. 2006. (Edisi Kedua) Ilmu Sosial Budaya & Dasar, Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup Jakarta.
Soemarwoto, Otto. 2001. Atur Diri Sendiri, Paradigma Baru Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soerjani, Yuwono dan Dedi Fardiaz. 2006. Lingkungan Hidup, Pendidikan,
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta:
Yudistira.

10

Supriadi. 2006. Hukum Lingkungan Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika
https://muhidrischels.wordpress.com/2011/06/05/tanggung-jawab-manusia-terhadaplingkugan-sekitar-tugas-ibd-ke-2/. Diakses pada hari Selasa, 10 Oktober 2017
Pukul 08.02 WIB
https://zonesupernova.blogspot.co.id/2016/04/makalah-ilmu-sosial-dan-budayadasar.html. Diakses pada hari Senin, 9 Oktober 2017 pukul 07.00 WIB

11