Hubungan number of branches, management efficiency, dan kompetisi dengan profitabilitas bank : studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.
ABSTRAK
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014)
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara number of branches dan profitabilitas, hubungan antara management efficiency dan profitabilitas, dan hubungan antara kompetisi dan profitabilitas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabulasi silang (crosstab).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) number of branches memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas. 2) Management efficiency memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas. 3) Kompetisi memiliki hubungan kuat dan negatif dengan profitabilitas.
(2)
ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, AND COMPETITION WITH BANK PROFITABILITY
(Empirical Studies on The Banks Listed on The Indonesia Stock Exchange in 2010 – 2014)
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Sanata Dharma University Yogyakarta
2016
Research aims to examine the relationship between number of branches and the profitability, the relationship between management efficiency and the profitability, and the relationship between the competition and the profitability.
The kind of research this is empirical studies. The data used was secondary data obtained by using a documentation. Technique analysis the data used was analysis tabulation cross (crosstab).
This research result indicates that 1) number of branches has a negative relationship with the profitability; 2) management efficiency has a negative relationship with the profitability; 3) the competition has a strong and negative relationship with the profitability
(3)
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(5)
(6)
S k r i p s i
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh:
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 11 Agustus 2016
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. ... Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A. ... Anggota Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Akt. ... Anggota Antonius Diksa Kuntara, S.E., M.F.A, QIA ... Anggota Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., C.A. ...
Yogyakarta, 30 September 2016 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
(7)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Orang tua ku adalah semangat ku
Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus yang selalu mendampingi langkah hidupku Alm. Vincentius Budi Agus Purnomo, papa ku yang sangat kurindukan Kristiana Eny Widowati, mama ku yang sangat penyabar Keluarga besar Yohanes Aditya Vendy Sucahyo , the best partner in my life Gembul, Kecap, Dancye, Gepeng, dan seluruh teman - teman seperjuangan skripsi
(8)
(9)
(10)
KATA PENGANTAR
Puji dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Akt. selaku Pembimbing yang telah membantu serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Alm. Vincentius Budi Agus Purnomo dan Kristiana Eny Widowati, kedua orang tua ku yang selalu berdoa dan berusaha demi kebaikan pendidikan putri semata wayangnya.
4. Yohanes Aditya Vendy Sucahyo, pasangan ku yang telah memberikan nasihat, dukungan, motivasi, dan semangat.
5. Sahabat-sahabat „gila‟ ku: Gembul, Kecap, Dancye, dan Gepeng yang telah memberikan tawa dan semangat.
6. Teman-teman MPAT Kelas C yang kompak dan saling menyemangati satu sama lain, dan teman-teman Akuntansi 2012 yang telah berdinamika bersama selama masa perkuliahan.
(11)
(12)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAM PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Profitabilitas ... 9
B. Number of Branches ... 15
C. Management Efficiency ... 17
D. Kompetisi ... 19
E. Hubungan Number of BranchesDengan Profitabilitas Bank ... 22
F. Hubungan Management EfficiencyDengan Profitabilitas Bank .. 23
G. Hubungan Kompetisi Dengan Profitabilitas Bank ... 25
(13)
I. Kerangka Pemikiran ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Populasi Sasaran ... 32
C. Jenis dan Sumber Data ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
E. Variabel Penelitian ... 34
F. Definisi Operasional Variabel ... 35
G. Teknik Analisa Data ... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 48
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Analisis Data ... 58
B. Pembahasan ... 88
BAB VI PENUTUP ... 91
A. Kesimpulan ... 91
B. Keterbatasan Penelitian ... 91
C. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
LAMPIRAN ... 99
LAMPIRAN I Data Populasi Sasaran ... 100
LAMPIRAN II Data Total Asset ... 101
LAMPIRAN III Data Laba Sebelum Pajak ... 106
LAMPIRAN IV Data Total Deposit ... 111
LAMPIRAN V Data Pendapatan Operasional ... 116
LAMPIRAN VI Data Beban Operasional ... 121
LAMPIRAN VII Data Pendapatan Bunga ... 126
LAMPIRAN VIII Data Pendapatan Non Operasional ... 131
LAMPIRAN IX Data Beban Bunga ... 136
LAMPIRAN X Data Beban Non Operasional ... 141
LAMPIRAN XI Data Perhitungan Profitabilitas ... 146
LAMPIRAN XII Data Perhitungan Number of Branches ... 153
LAMPIRAN XIII Data Perhitungan Management Efficiency ... 160
LAMPIRAN XIV Data Perhitungan Kompetisi ... 164
LAMPIRAN XV Data Pengklasifikasian ROA ... 168
LAMPIRAN XVI Data Pengklasifikasian NOB ... 170
(14)
LAMPIRAN XVIII Data Pengklasifikasian Kompetisi ... 174
LAMPIRAN XIX Hasil Olah Data SPSS NOB dengan ROA... 177
LAMPIRAN XX Hasil Olah Data SPSS ME dengan ROA ... 178
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 48
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan ROA (%) ... 59
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Number of Branches (%) ... 60
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Management Efficiency (BOPO) (%) ... 62
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Kompetisi (IL) (%) ... 63
Tabel 5.5 Analisis Statistik Deskriptif Profitabilitas (ROA) ... 65
Tabel 5.6 Analisis Statistik Deskriptif Number of Branches ... 67
Tabel 5.7 Analisis Statistik Deskriptif Management Efficiency ... 69
Tabel 5.8 Analisis Statistik Deskriptif Kompetisi ... 71
Tabel 5.9 Pengklasifikasian Profitabilitas ... 74
Tabel 5.10 Pengklasifikasian Number of Branches ... 76
Tabel 5.11 Pengklasifikasian Management Efficiency ... 78
Tabel 5.12 Pengklasifikasian Kompetisi ... 80
Tabel 5.13 Crosstab antara Number of Branches dan Profitabilitas ... 81
Tabel 5.14 Koefisien Hubungan antara Number of Branches dan Profitabilitas ... 83
Tabel 5.15 Crosstab antara Management Efficiency dan Profitabilitas ... 84
Tabel 5.16 Koefisien Hubungan antara Management Efficiency dan Profitabilitas ... 85
Tabel 5.17 Crosstab antara Kompetisi dan Profitabilitas ... 86
(16)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Determinants of Bank’s Profitability ... 13
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ... 31
Gambar 5.1 Histogram Profitabilitas (ROA) ... 66
Gambar 5.2 Histogram Number of Branches ... 68
Gambar 5.3 Histogram Management Efficiency ... 70
(17)
ABSTRAK
HUBUNGAN NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, DAN KOMPETISI DENGAN PROFITABILITAS BANK
(Studi Empiris pada Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014)
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara number of branches dan profitabilitas, hubungan antara management efficiency dan profitabilitas, dan hubungan antara kompetisi dan profitabilitas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabulasi silang (crosstab).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) number of branches memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas. 2) Management efficiency memiliki hubungan negatif dengan profitabilitas. 3) Kompetisi memiliki hubungan kuat dan negatif dengan profitabilitas.
(18)
ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS NUMBER OF BRANCHES, MANAGEMENT EFFICIENCY, AND COMPETITION WITH BANK PROFITABILITY
(Empirical Studies on The Banks Listed on The Indonesia Stock Exchange in 2010 – 2014)
Elisabeth Adventtia Desty Pertiwi NIM : 122114075
Sanata Dharma University Yogyakarta
2016
Research aims to examine the relationship between number of branches and the profitability, the relationship between management efficiency and the profitability, and the relationship between the competition and the profitability.
The kind of research this is empirical studies. The data used was secondary data obtained by using a documentation. Technique analysis the data used was analysis tabulation cross (crosstab).
This research result indicates that 1) number of branches has a negative relationship with the profitability; 2) management efficiency has a negative relationship with the profitability; 3) the competition has a strong and negative relationship with the profitability
Keyword: Profitability, Number of Branches, Management Efficiency, Competition.
(19)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi tidak dapat terlepas dari sektor perbankan. Bank dapat dikatakan sebagai darah dan tulang punggung perekonomian suatu negara, karena berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang menjadi penghubung antara pihak yang kekurangan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi, ketika sektor ekonomi mengalami penurunan, maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor perbankan. Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional untuk menata sektor perbankan.
Menurut Latumaerissa (2012:12), perbankan harus memiliki kinerja yang baik agar memperoleh kepercayaan dari masyarakat (nasabah), dengan menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan dalam pengumpulan dana dari masyarakat harus didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi bank, karena tanpa rasa percaya dari masyarakat, nasabah tidak akan menitipkan dana kepada bank (Agent of Trust). Bank harus mampu bertanggungjawab dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi, karena bank berfungsi untuk menjembatani semua kepentingan
(20)
pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi yang dilakukan (Agent of Development). Bank harus mampu memberikan pelayanan jasa keuangan dan non keuangan dengan kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, serta mampu memberikan jasa pelayanan lain, dengan demikian kedudukan perbankan tidak hanya sebagai lembaga intermediasi, tetapi memiliki fungsi-fungsi lain (Agent of Service).
Perbankan harus mampu mempertahankan eksistensi dan kredibilitas bank, agar para nasabah percaya dan mau menghimpun dana di bank yang bersangkutan. Eksistensi dan kredibilitas tersebut perlu dipertahankan, dijaga, bahkan dikembangkan, karena sumber dana utama perbankan berasal dari nasabah, dengan eksistensi dan kredibilitas tersebut akan mempengaruhi seberapa besar jumlah masyarakat atau nasabah yang ingin melakukan transaksi keuangan dengan bank yang bersangkutan, dan pada akhirnya akan berhubungan pada jumlah profit yang didapatkan.
Salah satu cara untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu bank, menurut Sufian (2012) “bank harus mampu memiliki cabang atau branch. Bank dengan cabang yang lebih besar atau banyak, akan mampu menarik lebih banyak deposito atau simpanan.” Pernyataan yang telah disebutkan oleh Sufian (2012), mengindikasi bahwa ketika suatu bank memiliki banyak cabang, maka akan mendatangkan banyak nasabah yang ingin melakukan transaksi keuangan pada bank tersebut. Faktor lain yang
(21)
manajemen pada perbankan. Bank harus mampu menyeimbangkan antara input dan output dari setiap aktivitas yang dilakukan, agar menghasilkan profit yang optimal.
Perkembangan dunia perbankan semakin melaju, persaingan atau kompetisi menjadi aspek yang tidak kalah penting dalam mempertahankan eksistensi suatu bank. Kompetisi dapat memicu perbankan dalam meningkatkan efisiensi, mendorong inovasi sehingga dapat menghasilkan produk yang beragam, harga yang lebih rendah, akses yang lebih luas dalam keuangan, dan pelayanan yang lebih baik. “Ketika pasar menjadi lebih kompetitif, bank perlu mengadopsi keputusan strategis yang berbeda untuk mempertahankan profitabilitas” (Vong dan Chan, 2011).
Penelitian yang dilakukan Sufian (2012) menunjukkan network embeddedness berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Uddin (2014) menunjukkan bahwa jumlah cabang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Petria et al. (2015) menunjukkan bahwa management efficiency berdampak positif dan signifikan terhadap Return on Average Assets (ROAA) dan Return on Average Equity (ROAE). Penelitian yang dilakukan Dewi et al. (2014) dengan menggunakan rasio BOPO sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi manajemen, menunjukkan bahwa rasio Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki pengaruh yang signifikan
(22)
terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan Lestari (2014) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Alifah (2014) menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh pada ROA.
Penelitian yang dilakukan Floros (2012) menunjukkan bahwa kompetisi berpengruh positif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan Petria et al. (2015) juga menunjukkan bahwa kompetisi berdampak positif dan signifikan terhadap Return on Average Assets (ROAA). Penelitian Widiasari (2015), menunjukkan bahwa kompetisi berpengaruh positif pada ROA. Namun, penelitian yang dilakukan Uddin (2014) menunjukkan bahwa kompetisi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana hubungan number of branches dengan profitabilitas bank ?
(23)
2. Bagaimana hubungan management efficiency dengan profitabilitas bank ?
3. Bagaimana hubungan kompetisi dengan profitabilitas bank ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas dalam penelitian ini dihitung menggunakan return on asset (ROA).
2. Management efficiency dalam penelitian ini dihitung menggunakan biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO).
3. Kompetisi dalam penelitian ini dihitung menggunakan indeks lerner (IL).
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Hubungan number of branches dengan profitabilitas bank.
2. Hubungan management efficiency dengan profitabilitas bank. 3. Hubungan kompetisi dengan profitabilitas bank.
(24)
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti, hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan tentang dunia perbankan, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat pada saat kuliah dengan mengacu pada penelitian ini. 2. Bagi bidang akuntansi, hasil dari penelitian ini dapat menjadi
kontribusi untuk penelitian dalam bidang akuntansi, serta dapat menjadi referensi atau bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang membahas mengenai number of branches, management efficiency, dan kompetisi khususnya dalam dunia perbankan.
3. Bagi perusahaan perbankan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi betapa pentingnya jumlah cabang yang dimiliki, efisiensi manajemen perbankan, dan kompetisi dunia perbankan karena ketiga faktor tersebut memiliki hubungan dengan profitabilitas perbankan.
4. Bagi regulator perbankan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan peraturan atau kebijakan tentang dunia perbankan khususnya mengenai number of branches, management efficiency, dan kompetisi agar dapat menciptakan
(25)
kondisi yang kondusif bagi sektor perbankan dalam memaksimalkan profit.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan penulis. Penulisan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Perusahaan, Bab V Analisis dan Pembahasan, dan Bab VI Penutup. Deskripsi dari masing-masing babini sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab ini menjelaskan mengenai kajian pustaka yang digunakan dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan dari penelitian ini. Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, populasi sasaran, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional variabel, dan teknik analisis data.
(26)
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan populasi sasaran, serta daftar dan profil perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian.
Bab V : Analisis Dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan, analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis data yang dilakukan, serta keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, peneliti memberikan saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.
(27)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Profitabilitas
1. Definisi Profitabilitas
Menurut Sartono (2010:122), “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.” Menurut Riyanto (2001:35), “profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.” Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:118), “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.”
Menurut Brigham dan Houston (2009:109), “profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.” Menurut Helfert (2003) dalam Purwitasari (2013), “profitability is the effectiveness with which management has employed both the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet.” Menurut Greuning (2005:29), “profitabilitas adalah suatu indikasi atas bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan, modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata.”
“Rasio keuntungan atau profitability ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan
(28)
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien” (Irawati, 2006:58). Menurut Kasmir (2011:197), menyatakan bahwa tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:
a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
(29)
2. Definisi Profitabilitas Bank
Profitabilitas bank adalah kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan dari hasil kinerja bisnis bank. Menurut Acaravci dan Calim, dalam Widiasari (2015) “Profitabilitas sektor perbankan merupakan instrumen yang paling penting dari sistem keuangan untuk masa depan perekonomian.” Menurut Mahmoedin (2004:124), “profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk mendapatkan keuntungan (laba).” 3. Faktor-faktor Penentu Profitabilitas Bank
Profitabilitas bank ditentukan oleh banyak faktor yang mempengaruhi seberapa banyak profit yang didapatkan oleh suatu perbankan. Terdapat tiga kelompok atau kategori faktor penentu profitabilitas perbankan, yaitu bank-specific, industry-specific, dan macroeconomic. Petria et al. (2015), menyatakan:
“…bank-spesifik faktor (internal), industri-spesifik, dan makroekonomi faktor (eksternal). Faktor internal yang mempengaruhi profitabilitas adalah: ukuran bank (bank size), struktur keuangan (financial structure), risiko kredit yang diambil (credit risk taken), risiko likuiditas (liquidity risk), business mix, income-expenditure structuredan kecukupan modal (capital adequacy). Faktor industri adalah konsentrasi pasar, sedangkan faktor ekonomi makro diungkapkan oleh literatur adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi. "
Tan dan Floros (2012), menyatakan:
“…tiga kelompok yang berbeda dari faktor-faktor penentu yang mempengaruhi profitabilitas perbankan Cina, yaitu Bank-spesifik, industri-spesifik dan variabel makroekonomi. Kelompok pertama penentu profitabilitas melibatkan ukuran bank (bank size), risiko kredit (credit risk), likuiditas
(30)
(liquidity), perpajakan (taxation), kapitalisasi (capitalization), efisiensi biaya (cost efficiency), aktivitas non-tradisional (non-traditional activity) dan produktivitas tenaga kerja (labour productivity). Kelompok kedua menjelaskan faktor industry-structureyang mempengaruhi profitabilitas bank yaitu concentration ratio, pembangunan sektor perbankan (banking sector development) dan pengembangan pasar saham (stock market development). Kelompok ketiga yang berhubungan dengan profitabilitas yaitu lingkungan ekonomi makro di mana sistem perbankan beroperasi; dalam konteks ini, yang termasuk ialah inflasi antara variabel penjelas.”
Ramlall (2009), menyatakan:
“Sejauh ini faktor penentu internal yang diakui yaitu ukuran (size), modal (capital), efisiensi, dan risiko kredit (credit risk) telah dipertimbangkan.
Dalam kasus faktor ekonomi makro, yang diakui yaitu tingkat suku bunga (interest rate), cyclical output, tingkat pembangunan ekonomi dan kapitalisasi pasar saham (stock market capitalization) telah dipertimbangkan.
Dalam kasus industri-spesifik, hipotesis Structure-Conduct-Performances menunjukkan bahwa kenaikan kekuatan pasar meningkatkan profitabilitas bank. "
Athanasoglou et all. (2008), menyatakan:
Kelompok bank-spesifik penentu profitabilitas melibatkan efisiensi operasional (operating efficiency), risiko keuangan (financial risk), dan ukuran (size).
...Faktor industry-structure yang mempengaruhi laba bank, yang secara tidak langsung bukan karena akibat dari keputusan manajerial, adalah konsentrasi industri dan status kepemilikan bank. Hipotesis Structure-Conduct-Performances lebih menonjol di antara teori-teori yang berhubungan dengan kekuatan pasar untuk profitabilitas bank. Kelompok ketiga penentu profitabilitas yaitu lingkungan ekonomi makro di mana sistem perbankan beroperasi. Dalam konteks ini, yang termasuk cyclical output dan inflasi yang diharapkan antara variabel penjelas. "
(31)
Berdasarkan pendapat para peneliti diatas, Gambar 1.1 menyajikan secara ringkas faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas suatu bank.
Gambar 1.1 Determinants of Bank’s Profitability
(Sumber: Ilustrasi Peneliti) Determinants of Bank’s Profitability Macroeconomic Industry-Specific Bank-Specific Capital Credit Risk Productivity Growth Size Efficiency Liquidity Branches Financial Structure Taxation Ownership Competition Concentration Banking Sector Development
Stock Market Capitalizatio n GDP Inflation External Internal
(32)
Tingkat profitabilitas bank dapat diukur menggunakan ROA (Return on Asset). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. “Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset” (Dendawijaya, 2005:120).
Pada penelitian ini, menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai rasio profitabilitas untuk mengukur profitabilitas bank yang diteliti. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Widisari, 2015). Menurut Husnan (1998:80), ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset dalam suatu periode. Return on asset (ROA) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004 dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba sebelum pajak
Total asset × 100%
Return on Asset (ROA) menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba. Semakin tinggi hasil ROA
(33)
berarti semakin tinggi pula jumlah profit yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015:228).
B. Number of Branches
Chu dan Lim (1998) menyatakan, “It would be reasonable to assume that banks with large branch networks are able to attract more deposits, which is a cheaper source funds.” Carlson dan Mitchener (2005) menyatakan,
“Argumen umum dalam literatur adalah bahwa cabang perbankan dapat menstabilkan sistem perbankan dengan mengurangi kerentanan mereka terhadap guncangan ekonomi lokal: cabang memungkinkan bank untuk melakukan diversifikasi pinjaman dan deposito mereka di wilayah geografis yang lebih luas atau dengan customer base".
Bank merupakan sistem keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat, kemudian disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lainnya (Purnamawati et al., 2014:1). Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang beroperasi sama seperti perusahaan lainnya yaitu untuk mencari keuntungan. Keuntungan yang diperoleh perbankan melalui jasa pinjaman dan jasa lainnya yang ditawarkan kepada masyarakat. Menurut Purnamawati et al. (2014:1), bank memiliki peran yang sangat besar dalam menghimpun dana, sebab semua sektor usaha yaitu sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, dan perumahan membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan. Berdasarkan hal itu, maka bank dengan masyarakat (individu atau perusahaan) memiliki
(34)
keterkaitan yang menguntungkan, masyarakat membutuhkan bank demi kelancaran usaha dan peningkatan kesejahteraan, sedangkan bank juga membutuhkan dana dari masyarakat (nasabah baik individu atau perusahaan) demi memperoleh keuntungan atau profit, karena itu bank dalam menghimpun dana memiliki peran yang besar. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan simpanan bank yang kemudian akan dikelola bank dengan sedemikian rupa agar simpanan tersebut menghasilkan keuntungan, untuk itu menurut Sufian (2012), penghitungan number of branches dihitung dengan membagi total deposit (total simpanan) dengan total asset (DEPO/TA), dengan formula sebagai berikut:
DEPO/TA =
Aset merupakan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu (Hery, 2015:68), sehingga total aset mencerminkan keseluruhan manfaat ekonomi yang didapat oleh suatu entitas. Nilai number of branches tinggi, maka profitabilitas cenderung akan tinggi, dan ketika nilai number of branches rendah, maka profitabilitas cenderung akan rendah.
(35)
C. Management Efficiency
Hasibuan (2000:2) menyatakan bahwa “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia, dan sumber-sumber lain secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.” Daft (2002:8), “manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi.” Mulyamah (1987:3), merupakan “suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya.”
Hasibuan (1984:233) mengutip pernyataan H. Emerson, menyatakan: “Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan katalain, hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”
Naceur dan Kandil (2008:13) menyatakan “Efisiensi manajemen jelas memiliki dampak positif dan signifikan pada profit bank, shareholders benefit menyatakan secara langsung kemajuan dalam efisien manajemen.”
Menurut Dendawijaya (2005:111), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional. Rasio BOPO sering disebut sebagai rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan
(36)
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). BOPO berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004, dihitung dengan formula sebagai berikut:
BOPO =
Peningkatan efisiensi merupakan salah satu faktor yang mendasari profitabilitas yang kuat. Efisiensi perbankan diproksikan dengan rasio Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), karena BOPO merupakan rasio total dari biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Reserve Bank‟s, 2014). BOPO menunjukkan efisiensi perbankan dalam meminimalkan biaya ketika profit meningkat.
Setiap kegiatan yang dilakukan bank dalam memperoleh pendapatan membutuhkan pengorbanan yang harus dilakukan termasuk biaya yang dikeluarkan. Menurut Wasis (1993:120) biaya adalah salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya profitabilitas. BOPO dapat digunakan untuk melihat kualitas dari manajemen yang dimiliki bank. Menurut De Haan (2012) dalam Putra (2015), BOPO juga menunjukkan efisiensi dari operasional bank. Semakin rendah rasio BOPO, semakin bagus kualitas dari manjemen, sehingga ketika nilai BOPO rendah akan memiliki kecenderungan management effisiensi bank meningkat, dan ketika nilai BOPO tinggi maka kecenderungan profitabilitas akan rendah.
(37)
D. Kompetisi
Kompetisi merupakan bagian terpenting dalam sektor perbankan. Kompetisi didefinisikan sebagai situasi yang menggambarkan kondisi persaingan antara beberapa perusahaan dalam suatu industri yang berusaha untuk memperebutkan sesuatu yang menjadi keinginan semua pihak. Menurut Kocabay (2009) dalam Widiasari (2015), kompetisi bank didefinisikan sebagai “sebuah proses persaingan antar bank dalam memenangkan bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar dan mendapat keuntungan yang lebih besar.”
Jayaratne dan Strahan (1996) dalam Arrawatia et al. (2015) menyatakan bahwa, “Persaingan perbankan diharapkan dapat menghilangkan efisiensi biaya, dengan demikian memberikan keuntungan kesejahteraan dan membantu dalam pertumbuhan ekonomi.” Menurut paradigma Structured Conduct Performance (SCP), konsentrasi pasar dapat menggambarkan keadaan persaingan dalam industri perbankan, untuk itu kompetisi dapat diukur dengan Indeks Lerner yang menggambarkan kekuatan pasar (Widiasari, 2015).
Daya monopoli dalam persaingan atau kompetisi juga memiliki pengaruh bagi perusahaan atau perbankan dalam memperoleh profit. Jumlah output yang dihasilkan perusahaan untuk mencapai laba maksimum belum tentu sama, salah satu yang menimbulkan perbedaan tersebut yaitu posisi perusahaan dalam pasar (Rahardja dan Manurung, 2008:145). Pasar dapat
(38)
diklasifikasikan menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna, dan pasar persaingan tak sempurna (Sugiarto, 2002:287). Pasar persaingan sempurna merupakan keadaan dimana jumlah perusahaan begitu banyak, dan kemampuan setiap perusahaan sanat kecil untuk mempengaruhi pasar (Rahardja dan Manurung, 2008:145).
Pasar persaingan tak sempurna terdiri dari pasar monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Pasar monopoli keadaan dimana bila hanya ada satu produsen atau penjual tanpa pesaing langsung atau tidak langsung, baik nyata maupun potensial (Rahardja dan Manurung, 2008:159). Menurut Sugiarto et al. (2002:413), pasar persaingan monopolistik merupakan pasar dengan banyak banyak prosdusen yang menghasilkan komoditas yang berbeda karakteristik. Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari hanya sedikit perusahaan (produsen), setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk mempengaruhi harga pasar (Rahardja dan Manurung, 2008:191). Dalam kenyataan kondisi pasar persaingan sempurna dan monopoli jarang terjadi, walaupun demikian daya monopoli dapat mepengaruhi kondisi pasar. Daya monopoli merupakan kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi pasar dalam rangka mencapai laba maksimum (Rahardja dan Manurung, 2008:167). Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti kompetisi secara menyeluruh saja dan tidak berfokus pada jenis-jenis persaingan, untuk itu peneliti tidak membahas secara detail mengenai jenis-jenis persaingan.
(39)
Indeks Lerner dapat digunakan untuk mengukur kekuatan monopoli (Sugiarto et al., 2002:357). Indeks lerner merupakan ukuran kekuatan pasar yang komprehensif karena mengintegrasikan biaya dengan pendapatan dalam satu ukuran. Indeks Lerner adalah ukuran dari kompetisi dan menunjukkan kekuatan pasar sebagai rasio antara selisih pendapatan dan biaya terhadap total pendapatan (Widiasari, 2015). Penelitian ini mengikuti model Indeks Lerner untuk industri bank menurut Hawtrey (2008) dalam Athoammar (2015), dirumuskan sebagai berikut:
LI =
Keterangan:
TR = Total Revenue = Total Pendapatan TC = Total Cost = Total Biaya
Menurut Titko et al. (2015), TR dapat dihitung dengan menjumlahkan antara pendapatan bunga dan pendapatan non operasional, serta untuk menghitung TC dengan menjumlahkan beban bunga dan beban non operasional. Menurut Rahardja dan Mandala (2008:167), Indeks lerner mempunyai nilai antara 0 dan 1. Nilai 0 menandakan bahwa terjadi pasar persaingan sempurna (Rahardja dan Mandala, 2008:167), dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan daya monopoli yang kuat (Sugiarto et al., 2002:357). Namun, dalam situasi pasar yang sebenarnya nilai indek lerner bisa melebihi 1 atau dapat negatif (Titko et al., 2015). Semakin besar nilai
(40)
indeks lerner (IL), semakin besar pula kekuatan monopoli perusahaan (Sugiarto et al., 2002:357).
E. Hubungan Number of Branches dengan Profitabilitas Bank
Jumlah dana yang dikerahkan dan jumlah dana yang disalurkan oleh industri perbankan dari tahun ketahun selalu bertambah, sebagai akibat jumlah kantor cabang bank dari waktu ke waktu pun bertambah. Adanya sejumlah besar toko-toko dan ritel yang terdapat di lingkungan sekitarnya, biasanya menghasilkan volume besar pinjaman dan deposito (S. Peter dan Rose, 2002:662). Kantor cabang dirancang untuk menarik deposito dengan harapan memperoleh keuntungan besar di masa depan (S. Peter dan Rose, 2002:663), untuk itu, bank dengan kepemilikan cabang yang besar atau banyak dapat menarik deposit lebih banyak daripada dibandingkan dengan kepemilikan cabang yang sedikit. Cabang (branch) saat ini merupakan "mata dan telinga" pada daerah setempat yang membantu organisasi mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi mendatang keuntungan yang besar (S. Peter dan Rose, 2002:666). Branch hadir sebagai pengumpul simpanan dan sebagai sumber keuntungan (S. Peter dan Rose, 2002:666).
Bank menerima deposito dan memberikan pinjaman serta memperoleh keuntungan dari perbedaan suku bunga. Bank juga mendapatkan keuntungan dari simpanan nasabah dan simpanan bank lain, selain itu bank juga
(41)
Bank dengan jumlah cabang banyak akan lebih banyak menghimpun dana dari masyarakat. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana yang paling besar bagi bank, untuk itu perluasan jumlah cabang (number of branches) perlu dilakukan agar bank semakin banyak menarik dana dari masyarakat sehingga mampu mendapatkan profit yang maksimal.
Bank juga merupakan sebuah bisnis yang tentunya ingin memperoleh laba semaksimal mungkin. Perolehan laba tersebut pasti memiliki faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut itu adalah jumlah cabang (number of branches). Bank kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana kembali kemasyarakat, dengan banyak cabang, bank dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan memaksimalkan laba dimana saja. Apabila, bank dapat meperluas cabang, maka akan semakin banyak laba yang diperoleh dari mana saja, untuk itu number of branches diindikasi memiliki hubungan dengan profitabilitas.
F. Hubungan Management Efficiency dengan Profitabilitas Bank
Industri perbankan memiliki peranan kunci dalam usaha mempertemukan masyarakat pemodal (ultimate lender) dengan masyarakat yang memerlukan pembiayaan (ultimate borrower) (Siamat, 2005:12). Kebutuhan akan dana untuk membiayai kegiatan akan semakin meningkat dan semakin mendesak, apabila kebutuhan akan dana tidak dapat dipenuhi oleh industri perbankan, maka masyarakat pemodal akan mencoba untuk
(42)
memperolehnya dari industri perbankan lain (Usman, 1998:59). Setiap kegiatan yang dilakukan oleh perbankan demi medapatkan keuntungan, pastinya membutuhkan pengorbanan/biaya yang dikeluarkan. Tuntutan kebutuhan masyarakat/nasabah akan semakin tinggi, pemenuhan kebutuhan nasabah melalui jasa yang ditawarkan akan mempengaruhi kepuasan dan loyalitas nasabah terhadap industri perbankan. Melihat kondisi seperti itu, perusahaan atau perbankan harus bekerja secara efisien, yaitu bagaimana sebuah perbankan dapat memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki (Wibowo, 2004:1). Efisiensi merupakan faktor lain yang dapat menghasilkan laba yang tinggi (Fishwick, 1993:68). Perbankan harus mampu menjalankan fungsi dan peranan sesuai dengan yang diharapkan secara efisien. Perbandingan antara keluaran yang dihasilkan dengan masukkan yang dipakai untuk menghasilkan keluaran akan menunjukkan tingkat efisiensi (Mubyarto dan Hamid, 1987:189). Penilaian efisiensi industri perbankan dapat dilihat dari sudut keuntungan yang dihasilkan (Usman, 1989:68).
Efisiensi manajemen perbankan diperlukan untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik dan keuntungan yang tinggi. Efisiensi manajemen perbankan ditunjukkan bagaimana perbankan dapat mengelola pengeluaran dan pendapatan secara seimbang. Efisiensi manajemen yang dimiliki akan memungkinkan perbankan mampu bersaing, mengembangkan kegiatan perbankan, dan dapat memberi kontribusi pada kemakmuran perbankan.
(43)
keseimbangan antara input dan output yang dikeluarkan. Perbankan harus mampu secara efisien mengatur sedemikian rupa agar biaya atau perngorbanan yang telah dikeluarkan lebih rendah dari pendapatan yang didapat.
Pengaturan biaya pengeluaran atau pengorbanan ini tentu akan memengaruhi tingkat laba yang didapat. Bank yang dikatakan efisien adalah bank yang dapat menyeimbang biaya pengeluaran dan pendapatan. Apabila biaya pegeluaran lebih besar daripada pendapatan maka tingkat laba yang diperoleh rendah, sedangkan jika biaya pengeluaran lebih kecil dari pendapatan, bank dapat memperoleh laba yang tinggi. Setiap perbankan harus efisien dalam mengatur biaya operasional dan pendapatan operasional yang didapat, untuk itu management efficiency memiliki indikasi berhubungan dengan profitabilitas.
G. Hubungan Kompetisi dengan Profitabilitas Bank
Dalam dunia bisnis tidak bisa dipungkiri pasti akan ada persaingan. Kunci sukses perbankan adalah bagaimana memuaskan nasabah dan mendapatkan lebih banyak keuntungan (Wibowo, 2004:1), sebab sasaran akhir dalam persaingan adalah memenuhi kebutuhan yang diinginkan nasabah. Perbankan yang tidak dapat bersaing, perlahan akan tersingkir. Persaingan menuntut para perbankan untuk meningkatkan mutu atau nilai, agar dapat bersaing dengan industri perbankan lainnya demi keberlangsungan
(44)
hidup perbankan dan untuk meningkatkan laba (Kotler et al., 1985:7). Tindakan dalam merespon kondisi persaingan, sasaran utamanya adalah untuk mendukung pemekerjaan purnawaktu dan meningkatkan kemakmuran (Kotler et al., 1985:8). Kondisi persaingan yang sedang terjadi, akan menciptakan peluang yang harus dapat dimanfaatkan oleh industri perbankan. Peluang yang ada maupun yang tercipta dapat menunjukkan kemampuan perbankan dan dapat mengubah selera pelanggan/nasabah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (Kotler et al., 1985:113). Menurut Kotler et al., (1985: 364), yang menentukan pemenang dalam persaingan adalah pelanggan, bukan pesaing.
Kemampuan perbankan dalam memenuhi kebutuhan nasabah dapat menciptakan loyalitas yang pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan bagi industri perbankan. Dalam lingkungan pasar yang kompetitif, salah satu cara untuk mengalahkan pesaing lain dengan membedakan diri perusahaan/perbankan dan membedakan produk atau jasa yang ditawarkan, baik di mata para pelanggan atau nasabah. Industri perbankan harus mampu menjawab tantangan yang timbul dalam kondisi persaingan tersebut, jawaban tantangan akan memberikan keuntungan yang besar bagi bank (Kotler et al., 1985:328).
Apabila perbankan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan (nasabah), maka perbankan tersebutlah pemenang dari persaingan yang ada. Kemenangan dalam persaingan, membuat nasabah percaya untuk melakukan
(45)
keuntungan sendiri bagi perbankan. Perusahaan atau perbankan perlu berusaha menjadi bagian yang besar dalam persaingan yang berlangsung, untuk meraih laba yang besar (Hamel dan Prahalad, 1995:36), untuk itu mengapa persaingan diindikasi memiliki hubungan terhadap perbankan dalam memperoleh keuntungan.
H. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian mengenai Number of Branches dan Profitabilitas
Penelitian yang dilakukan Sufian (2012), menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen, dan variabel independen menggunakan loans intensity, size, credit risk, diversification, operating expenses, capitalization, network embeddedness, ownership. Hasil yang diperoleh menunjukkan network embeddedness (DEPO/TA) terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Bangladesh. Uddin (2014), menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen. Kompetisi, pertumbuhan GDP, dan jumlah cabang bank digunakan sebagai variabel independen. Hasil yang diperoleh menunjukkan jumlah cabang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROA.
(46)
2. Penelitian mengenai Management Efficiency dan Profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Petria et al. (2015) dengan judul
Determinants of Bank’s profitability: Evidence from EU 27 Banking
Systems, menggunakan Return on Average Assets (ROAA), dan Return on Average Equity (ROAE) sebagai variabel dependen. Credit and liquidity risk, management efficiency, diversification of business, market concentration/competition, economic growth, size merupakan variabel independen. Hasil yang diperoleh menunjukkan management efficiency berdampak positif dan signifikan terhadap ROAA dan ROAE.
Dewi et al. (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan Perbandingan Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Assets (ROA) Pada Bank Umum, menggunakan ROA sebagai variabel dependen, dan menggunakan CAR, LCR, BOPO sebagai variabel independen. Penelitian ini menghasilkan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
Penelitian yang dilakukan oleh Alifah (2014) dengan judul Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap Profitabilitas Bank. Penelitian ini menggunakan ROA sebagai variabel dependen, dan menggunakan CAR, NPL, BOPO, dan LDR sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh pada ROA.
(47)
Lestari (2014) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Penelitian ini menggunakan ROA sebagai varibel dependen, dan menggunakan CAR, BOPO, dan LDR sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
3. Penelitian mengenai Kompetisi dan Profitabilitas
Floros (2012), menggunakan ROA, ROE, NIM, PBT sebagai variabel dependen. Stability inefficiency, bank size, liquidity, taxation, capitalization, overhead cost, diversification, labour productivity, competition, banking sector development, stock market development, inflation, GDP, joint-stock commercial banks, city commercial bankssebagai variabel independen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kompetisi berpengruh positif terhadap ROA, ROE, NIM, dan PBT.
Uddin (2014), menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen. Kompetisi, pertumbuhan GDP, dan jumlah cabang bank digunakan sebagai variabel independen. Hasil yang diperoleh menunjukkan kompetisi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
Petria et al. (2015), menggunakan Return on Average Assets (ROAA), dan Return on Average Equity (ROAE) sebagai variabel dependen. Credit
(48)
and liquidity risk, management efficiency, diversification of business, market concentration/competition, economic growth, size merupakan variabel indepen. Hasil yang diperoleh menunjukkan kompetisi berdampak positif dan signifikan terhadap ROAA dan ROAE.
Widiasari (2015), menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen. Struktur pasar, kompetisi, diversifikasi, kapitalisasi, risiko kredit, dan size digunakan sebagai variabel independen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semua vaiabel independen berpengaruh positif pada ROA.
I. Kerangka Pemikiran
Penelitian yang dilakukan ini untuk meneliti hubungan antara masing-masing variabel yaitu variabel number of branches dengan profitabilitas bank, variabel management efficiency dengan profitabilitas bank, dan variabel kompetisi terhadap profitabilitas bank. Penelitian yang dilakukan ini meneliti satu per satu hubungan antara variabel, sehingga tidak memerlukan perumusan hipotesis karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
(49)
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
Number of Branches
Management Efficiency
Kompetisi
(50)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014. Studi empiris adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak eksternal, kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh.
B. Populasi Sasaran
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi, 2011:87). Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014. Kriteria populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perbankan yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2010-2014.
2. Perbankan yang mengeluarkan laporan keuangan pada periode 2010-2014.
3. Perbankan yang menyajikan informasi laba sebelum pajak, dan total aset untuk menghitung Return on Asset (ROA) pada periode 2010-2014.
(51)
4. Perbankan yang menyajikan informasi total deposit untuk menghitung number of branches pada periode 2010-2014.
5. Perbankan yang menyajikan informasi beban operasional, dan pendapatan operasional untuk menghitung rasio Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) pada periode 2010 -2014.
6. Perbankan yang menyajikan total revenue, dan total cost untuk menghitung indeks Lerner (IL).
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain, peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya (Sanusi, 2011:104). Data sekunder ini diperoleh dari BEI periode 2010- 2014. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perbankan yang tercatat pada BEI secara berturut-turut pada tahun 2010-2014.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan, seperti laporan keuangan, rekapitulasi personalia, struktur organisasi, peraturan, data
(52)
produksi, surat wasiat, riwayat hidup, riwayat perusahaan, dan sebagainya (Sanusi, 2011:114). Teknik dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder berupa laporan keuangan perbankan. Studi pustaka juga dipakai dalam teknik pengumpulan data ini yaitu dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal, maupun sumber tertulis lain yang berkaitan dengan variabel penelitian yang diteliti.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti, sehingga diperoleh informasi yang lengkap tentang hal tersebut untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2009:38). Ada dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Penjelasan dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel dimana faktor keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas bank, diukur dengan menggunakan return on asset (ROA).
2. Variabel Independen (X)
(53)
variabel independen yang terdiri dari number of branches, management efficiency, dan kompetisi.
F. Definisi Operasional Variabel 1. Profitabilitas Bank
Profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam persentase profit. Profitabilitas bank adalah kemampuan bank dalam menjalankan bisnisnya untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan berupa profit. Penelitian ini hanya menggunakan Return on Assets (ROA) karena rasio ini dapat menunjukkan bagaimana kemampuan sebuah bank dalam mengubah aset yang dimiliki menjadi pendapatan bagi bank. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik efisiensi kinerja manajerial bank dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang ada (Widiasari, 2015).
Profitabilitas ini diukur menggunakan Return On Asset (ROA) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004, dengan formula sebagai berikut:
ROA = Laba sebelum pajak
(54)
2. Number of Branches
Branch atau cabang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah satuan usaha (kedai, toko), lembaga, perkumpulan, kantor, dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan yang lebih besar. Kantor cabang dirancang untuk menarik simpanan dengan harapan memperoleh keuntungan besar di masa depan (S. Peter dan Rose, 2002:663). Cabang (branch) saat ini merupakan "mata dan telinga" pada daerah setempat yang membantu organisasi mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi mendatang keuntungan yang besar (S. Peter dan Rose, 2002:666). Branch hadir sebagai pengumpul simpanan dan sebagai sumber keuntungan (S. Peter dan Rose, 2002:666).
Menurut Chu dan Lim (1998) bank-bank dengan jumlah cabang yang besar akan mampu menarik lebih banyak deposit. Sesuai dengan tujuan bank dalam mencari keuntungan melalui penghimpunan dana dari masyarakat, untuk itu number of branches dapat diasumsikan dengan kepemilikan total deposit (total simpanan). Menurut Sufian (2012), variabel number of branches ini diukur dengan cara membagi total deposit dengan total asset (DEPO/TA), dengan formula sebagai berikut:
DEPO/TA =
(55)
3. Management Efficiency
Management efficiency merupakan efisiensi manajemen suatu bank dalam mengatur atau menjalankan aktivitas perbankan. Naceur dan Kandil (2008:13) menyatakan bahwa bank yang memiliki peningkatan efisiensi manajemen akan merasakan secara langsung manfaat yang diperoleh dan terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laba bank.
Variabel management efficiency ini diukur menggunakan rasio Beban Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO). BOPO merupakan rasio total dari biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin rendah nilai BOPO, maka efisien perbankan semakin bagus karena biaya yang dikeluarkan rendah. Biaya merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi atau rendah profit yang didapatkan. Jika nilai BOPO rendah, maka kecenderungan akan diperoleh profit yang tinggi. Beban Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004 dihitung dengan formula sebagai berikut:
BOPO =
(56)
4. Kompetisi
Kompetisi pada industri perbankan adalah sebuah proses persaingan antar bank dalam memenangkan bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar dan mendapat keuntungan yang lebih besar. Untuk mengukur tingkat persaingan antar bank dalam industri perbankan, penelitian ini menggunakan Indeks Lerner yang merupakan proksi dari kekuatan pasar (Hawtrey dan Liang, 2008) dalam Widiasari (2015). Indeks Lerner dihitung dengan formula sebagai berikut:
LI =
Keterangan:
TR = Total Revenue = Total Pendapatan TC = Total Cost = Total Biaya
Menurut Titko et al. (2015), TR dapat dihitung dengan menjumlahkan antara pendapatan bunga dan pendapatan non operasional, serta untuk menghitung TC dengan menjumlahkan beban bunga dan beban non operasional.
G. Teknik Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan maksud untuk mengolah data-data yang telah berhasil dikumpulkan sehingga hasilnya dapat digunakan dalam
(57)
hubungan beberapa variabel independen seperti number of branches, management efficiency, dan kompetisi terhadap profitabilitas bank sebagai variabel dependen.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pengolahan data ini, sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 s.d 2014. Mengumpulkan data untuk menghitung profitabilitas bank dengan menggunakan return on asset, data yang dikumpulkan yaitu laba sebelum pajak dan total aset. Mengumpulkan data untuk menghitung variabel number of branches, yaitu total deposit dan total aset. Mengumpulkan data untuk menghitung variabel management efficieny dengan menggunakan biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO), data yang dikumpulkan yaitu beban operasional dan pendapatan operasional. Mengumpulkan data untuk menghitung variabel kompetisi menggunakan indeks lerner, data yang dikumpulkan yaitu pendapatan bunga dan pendapatan non operasional untuk meghitung total revenue, serta beban bungan dan beban non operasional untuk menghitung total cost.
(58)
2. Menghitung Profitabilitas Bank, Number of Branches, Management Efficiency, dan Kompetisi.
a. Menghitung profitabilitas bank dengan menggunakan rasio return on assets (ROA), dengan rumus sebagai berikut:
ROA = Laba sebelum pajak
Total asset × 100%
b. Menghitung number of branches bank, dengan rumus sebagai berikut: DEPO/TA =
c. Menghitung management efficiency bank dengan menggunakan beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO), dengan rumus sebagai berikut:
BOPO =
d. Menghitung kompetisi bank dengan menggunakan indeks lerner (IL), dengan rumus sebagai berikut:
IL =
Keterangan:
TR = Total Revenue =Total Pendapatan TC = Total Cost = Total Biaya
(59)
TR dapat dihitung dengan menjumlahkan antara pendapatan bunga dan pendapatan non operasional, serta untuk menghitung TC dengan menjumlahkan beban bunga dan beban non operasional.
3. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif
Statistik desktiptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data (Hartono, 2013:195). Menurut Sanusi (2013:116), yang termasuk dalam statistik deskriptif adalah penyajian data dengan tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean, persentase, dan standar deviasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.
4. Mengklasifikasikan Data
a. Mengklasifikasikan Data Profitabilitas Bank
Ukuran data return on asset (ROA) untuk menghitung profitabilitas bank merupakan berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data ROA diubah menjadi skala ordinal. Menurut Sanusi (2011:57), skala rasio meliputi skala ordinal dan interval, jika suatu variabel yang dimensinya telah memiliki skala rasio dapat dikonversikan ke skala ordinal dan interval, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin tinggi profitabilitas bank, semakin rendah nilai ROA berarti semakin rendah profitabilitas bank. Dalam mengklasifikasi data ROA, peneliti membagi klasifikasi ke dalam lima kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, dan sangat
(60)
rendah. Pengklasifikasian ini berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004.
b. Mengklasifikasi Data Number of Branches
Ukuran data number of brances merupakan berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data number of brances (NOB) diubah menjadi skala ordinal. Menurut Sanusi (2011:57), skala rasio meliputi skala ordinal dan interval, jika suatu variabel yang dimensinya telah memiliki skala rasio dapat dikonversikan ke skala ordinal dan interval, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Semakin tinggi nilai NOB berarti semakin tinggi profitabilitas bank, semakin rendah nilai NOB berarti semakin rendah profitabilitas bank. Dalam mengklasifikasi data NOB, peneliti membagi klasifikasi ke dalam empat kategori yaitu, sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pengklasifikasian ini didasarkan dari distribusi frekuensi yang terbentuk pada histogram. c. Mengklasifikasi Data Management Efficiency
Ukuran data biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO) untuk mengukur variabel management efficiency (ME) merupakan berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data BOPO diubah menjadi skala ordinal. Menurut Sanusi (2011:57), skala rasio meliputi skala ordinal dan interval, jika suatu variabel yang dimensinya telah memiliki skala rasio dapat dikonversikan ke skala
(61)
angka BOPO berarti semakin rendah profitabilitas bank, semakin rendah angka BOPO berarti semakin tinggi profitabilitas bank. Dalam mengklasifikasi data BOPO, peneliti membagi klasifikasi ke dalam lima kategori yaitu, sangatbaik, baik, cukup baik, rendah, dan sangat rendah. Pengklasifikasian ini berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004.
d. Mengklasifikasi Data Kompetisi
Ukuran data indeks lerner (IL) untuk mengukur variabel kompetisi merupakan berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data IL diubah menjadi skala ordinal. Menurut Sanusi (2011:57), skala rasio meliputi skala ordinal dan interval, jika suatu variabel yang dimensinya telah memiliki skala rasio dapat dikonversikan ke skala ordinal dan interval, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Semakin tinggi nilai ILberarti semakin tinggi profitabilitas bank, semakin rendah nilai IL berarti semakin rendah profitabilitas bank. Dalam mengklasifikasi data IL, peneliti membagi klasifikasi ke dalam lima kategori yaitu, tidak ada kompetisi, kompetisi sedang, kompetisi cukup baik, kompetisi kuat, dan kompetisi sangat kuat. Pengklasifikasian ini dilakukan berdasarkan berdasarkan teori bahwa indeks lerner mempunyai nilai antara 0 dan 1 (Rahardja dan Mandala, 2008:167). Nilai 0 menunjukkan pasar persaingan sempurna dan tidak ada daya monopoli (Rahardja dan Mandala, 2008:167). Nilai yang mendekai 1
(62)
menunjukkan daya monopoli kuat, dan semakin besar nilai indeks lerner, semakin besar pula kekuatan monopoli perusahaan (Sugiarto et al., 2002:357). Menurut Titko et al. (2015:27), dalam situasi pasar sesungguhnya nilai indeks lerner dapat lebih dari 1, dan dapat negatif. 5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Analisis tabulasi silang (crosstabs) adalah suatu teknik untuk membandingkan dua variabel klasifikasi, teknik ini menggunakan tabel yang memiliki sejumlah baris dan kolom yang berhubungan dengan tingkat atau nilai dari masing-masing kategori (Cooper dan William, 1998:38). Data yang digunakan pada analisis tabulasi silang adalah data skala rasio yang telah diklasifikasi dan diubah menjadi skala ordinal. Setelah itu, menganalisa koefisien korelasi dengan menggunakan uji Gamma. Gamma merupakan uji statistika untuk mengukur hubungan dua variabel ordinal setara atau berarti tidak ada variabel yang bergantung dengan variabel lainya (Maya, 2013:130). Makna nilai koefisien korelasi menurut Martono (2010:225), sebagai berikut:
Nilai Makna
0,00 - 0,19 Sangat lemah 0,20 - 0,39 Lemah 0,40 - 0,59 Sedang 0,60 - 0,79 Kuat 0,80 - 1,00 Sangat kuat
(63)
a. Hubungan Number of Branches dengan Profitabilitas Bank
Melakukan tabulasi silang antara number of branches dan profitabilitas. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Gamma. 1) Menganalisis hasil tabulasi silang antara number of branches dan
profitabilitas.
2) Menganalisis koefisien hubungan antara number of branches dan profitabilitas berdasarkan nilai Gamma yang diperoleh.
b. Hubungan Management Efficiency dengan Profitabilitas Bank
Melakukan tabulasi silang antara management efficiency dan profitabilitas. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Gamma. 1) Menganalisis hasil tabulasi silang antara management efficiency
dan profitabilitas.
2) Menganalisis koefisien hubungan antara management efficiency dan profitabilitas berdasarkan nilai Gamma yang diperoleh.
c. Hubungan Kompetisi dengan Profitabilitas Bank
Melakukan tabulasi silang antara kompetisi dan profitabilitas. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Gamma.
1) Menganalisis hasil tabulasi silang antara kompetisi dan profitabilitas.
2) Menganalisis koefisien hubungan antara kompetisi dan profitabilitas berdasarkan nilai Gamma yang diperoleh.
(64)
6. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini diambil berdasarkan hasil analisis pada tabel tabulasi silang (crosstabs) antara variabel, serta dengan melihat kekuatan hubungan dan arah hubungan berdasarkan nilai Gamma.
(65)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 s.d 2014, dan yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Populasi sasaran ditentukan dengan membuat kriteria-kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Berikut adalah kriteria pemilihan perusahaan yang menjadi populasi sasaran:
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Jumlah
Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010 s.d. 2014 42 Perbankan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara
berturut-turut periode 2010 s.d. 2014 (9) Perbankan yang mengalami rugi sebelum pajak (5)
Total Populasi Sasaran 28
Penelitian ini tidak menggunakan rugi sebelum pajak karena sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/tanggal 31 Mei 2004 hanya menggunakan komponen laba sebelum pajak dalam menghitung tingkat profitabilitas. Berdasarkan tabel 4.1, terdapat 42 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan yang diterbitkan secara berturut-turut dari tahun 2010-2014, dan terdapat 9 perbankan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2010 s.d 2014. Penelitian ini juga menggunakan perbankan yang mengalami laba sebelum pajak,
(66)
sedangkan terdapat 5 perbankan yang mengalami rugi sebelum pajak. Total keseluruhan perbankan yang memenuhi kriteria setelah dikurangi 9 perbankan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut tahun 2010 s.d. 2014, dan dikurangi 5 perbankan yang mengalami rugi sebelum pajak, adalah 28 perbankan sebagai populasi sasaran. Berikut profil 28 perbankan yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini:
1. Bank Artha Gaha Internasional Tbk Kode Perusahaan INPC
Nama Perusahaan Bank Artha Graha Internasional Tbk Alamat
Gedung Artha Graha Lantai MZ Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD), Jalan Jend. Sudirman Kav. 52-53
Situs www.arthagraha.com Bidang Usaha Utama Perbankan
Sektor Finance Sub Sektor Bank
2. Bank Bukopin Tbk
Kode Perusahaan BBKB
Nama Perusahaan Bank Bukopin Tbk
Alamat Gedung Bank Bukopin Jl. M.T. Haryono Kav.50-51 Jakarta 12770
Situs www.bukopin.co.id Bidang Usaha Utama Perbankan
Sektor Finance Sub Sektor Bank
(67)
3. Bank Bumi Arta Tbk
Kode Perusahaan BNBA
Nama Perusahaan Bank Bumi Arta Tbk
Alamat Jl. Wahid Hasyim No. 234-236 Jakarta 10250 Situs www.bankbba.co.id
Bidang Usaha Utama Perbankan Sektor Finance Sub Sektor Bank
4. Bank Capital Indonesia Tbk Kode Perusahaan BACA
Nama Perusahaan Bank Capital Indonesia Tbk
Alamat Sona Topas Tower 16th Fl, Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta 12920
Situs www.bankcapital.co.id Bidang Usaha Utama Perbankan
Sektor Finance Sub Sektor Bank
5. Bank Central Asia Tbk
Kode Perusahaan BBCA
Nama Perusahaan Bank Central Asia Tbk
Alamat Menara BCA, Grand Indonesia Jalan MH Thamrin No. 1 Jakarta 10310
Situs www.bca.co.id Bidang Usaha Utama Perbankan Sektor Finance Sub Sektor Bank
(68)
6. Bank CIMB Niaga Tbk
Kode Perusahaan BNGA
Nama Perusahaan Bank CIMB Niaga Tbk
Alamat Graha Niaga Lt.15 Jl. Jend. Sudirman Kav.58 Jakarta 12190
Situs www.bankniaga.com Bidang Usaha Utama Perbankan
Sektor Finance Sub Sektor Bank
7. Bank Danamon Indonesia Tbk Kode Perusahaan BDMN
Nama Perusahaan Bank Danamon Indonesia Tbk
Alamat Menara Bank Danamon, Jl. HR. Rasuna Said, Blok C No 10, Kel. Karet, Kec. Setiabudi, Jakarta Selatan Situs www.danamon.co.id
Bidang Usaha Utama Perbankan Sektor Finance Sub Sektor Bank
8. Bank Mandiri (Persero) Tbk Kode Perusahaan BMRI
Nama Perusahaan Bank Mandiri (Persero) Tbk
Alamat Plaza Mandiri, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.36-38, Jakarta 12190
Situs www.bankmandiri.co.id Bidang Usaha Utama Perbankan
Sektor Finance Sub Sektor Bank
(69)
9. Bank Mega Tbk
Kode Perusahaan MEGA
Nama Perusahaan Bank Mega Tbk
Alamat Menara Bank Mega Jl. Kapten Tendean No.12-14A Jakarta 12970
Situs www.bankmega.com Bidang Usaha Utama Perbankan
Sektor Finance Sub Sektor Bank
10.Bank Negara Indonesia Tbk Kode Perusahaan BBNI
Nama Perusahaan Bank Negara Indonesia Tbk
Alamat Gedung BNI Lantai 24 Jl. Jend. Sudirman Kav.1 Jakarta 10220
Situs www.bni.co.id Bidang Usaha Utama Perbankan Sektor Finance Sub Sektor Bank
11.Bank Nusantara Parahyangan Tbk Kode Perusahaan BBNP
Nama Perusahaan Bank Nusantara Parahyangan Tbk Alamat Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Bandung 40132 Situs www.bankbnp.com
Bidang Usaha Utama Perbankan Sektor Finance Sub Sektor Bank
(70)
12.Bank OCBC NISP Tbk
Kode Perusahaan NISP
Nama Perusahaan Bank OCBC NISP Tbk
Alamat OCBC NISP Tower Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 Jakarta 12940
Situs www.ocbcnisp.com Bidang Usaha Utama Perbankan
Sektor Finance Sub Sektor Bank
13.Bank of India Indonesia Tbk Kode Perusahaan BSWD
Nama Perusahaan Bank of India Indonesia Tbk
Alamat Jl. H. Samanhudi No.37 Jakarta Pusat Situs www.bankswadesi.com.id
Bidang Usaha Utama Perbankan Sektor Finance Sub Sektor Bank
14.Bank Pan Indonesia Tbk
Kode Perusahaan PNBN
Nama Perusahaan Bank Pan Indonesia Tbk
Alamat Panin Bank Center, Jl. Jend. Sudirman - Senayan, Jakarta 10270
Situs www.panin.co.id Bidang Usaha Utama Perbankan Sektor Finance Sub Sektor Bank
(1)
LAMPIRAN XVIII
Data Pengklasifikasian Kompetisi
NO KODE
IL
2010 2011 2012 2013 2014
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 INPC 0,6177 Kompetisi cukup
kuat 0,6074
Kompetisi cukup
kuat 0,7988
Kompetisi cukup
kuat 1,0300
Kompetisi
sangat kuat 0,7186
Kompetisi cukup kuat
2 BBKP 0,8692 Kompetisi cukup
kuat 0,8324
Kompetisi cukup
kuat 0,9214
Kompetisi cukup
kuat 0,6932
Kompetisi cukup
kuat 0,5322
Kompetisi cukup kuat
3 BNBA 1,1515 Kompetisi sangat
kuat 1,3855
Kompetisi sangat
kuat 1,5030
Kompetisi
sangat kuat 1,1603
Kompetisi
sangat kuat 0,7427
Kompetisi cukup kuat
4 BACA 0,4425 Kompetisi sedang 0,4145 Kompetisi
sedang 0,6019
Kompetisi cukup
kuat 0,6018
Kompetisi cukup
kuat 0,3852 Kompetisi sedang 5 BBCA 1,7077 Kompetisi sangat
kuat 2,2197
Kompetisi sangat
kuat 2,8335
Kompetisi
sangat kuat 2,4575
Kompetisi
sangat kuat 2,7471
Kompetisi sangat kuat
6 BNGA 1,4357 Kompetisi sangat
kuat 1,1625
Kompetisi sangat
kuat 1,5040
Kompetisi
sangat kuat 1,2959
Kompetisi
sangat kuat 1,0798
Kompetisi sangat kuat
7 BDMN 1,7872 Kompetisi sangat
kuat 1,5134
Kompetisi sangat
kuat 1,8207
Kompetisi
sangat kuat 2,0030
Kompetisi
sangat kuat 1,3347
Kompetisi sangat kuat
8 BMRI 1,3702 Kompetisi sangat
kuat 2,3649
Kompetisi sangat
kuat 2,8329
Kompetisi
sangat kuat 1,9095
Kompetisi
sangat kuat 1,6661
Kompetisi sangat kuat
9 MEGA 1,1113 Kompetisi sangat
kuat 1,0988
Kompetisi sangat
kuat 1,5050
Kompetisi
sangat kuat 1,2542
Kompetisi
sangat kuat 0,8652
Kompetisi cukup kuat
(2)
Data Pengklasifikasian IL (lanjutan)
NO KODE
IL
2010 2011 2012 2013 2014
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
10 BBNI 1,6445 Kompetisi sangat
kuat 1,7896
Kompetisi sangat
kuat 2,1693
Kompetisi
sangat kuat 2,5861
Kompetisi
sangat kuat 2,0525
Kompetisi sangat kuat
11 BBNP 0,9220 Kompetisi cukup
kuat 0,9220
Kompetisi cukup
kuat 1,1178
Kompetisi
sangat kuat 0,9149
Kompetisi cukup
kuat 0,6802
Kompetisi cukup kuat
12 NISP 0,9559 Kompetisi cukup
kuat 1,1744
Kompetisi sangat
kuat 1,0918
Kompetisi
sangat kuat 1,0335
Kompetisi
sangat kuat 0,8996
Kompetisi cukup kuat
13 BSWD 1,0347 Kompetisi sangat
kuat 1,1764
Kompetisi sangat
kuat 0,9200
Kompetisi cukup
kuat 1,0370
Kompetisi
sangat kuat 0,6543
Kompetisi cukup kuat
14 PNBN 1,0754 Kompetisi sangat
kuat 1,0177
Kompetisi sangat
kuat 0,9212
Kompetisi cukup
kuat 0,8301
Kompetisi cukup
kuat 0,6814
Kompetisi cukup kuat
15 BJBR 1,1745 Kompetisi sangat
kuat 1,0585
Kompetisi sangat
kuat 1,1823
Kompetisi
sangat kuat 1,4053
Kompetisi
sangat kuat 0,9792
Kompetisi cukup kuat
16 BNLI 1,1719 Kompetisi sangat
kuat 0,9733
Kompetisi cukup
kuat 1,1296
Kompetisi
sangat kuat 0,7793
Kompetisi cukup
kuat 0,5098
Kompetisi cukup kuat
17 BBRI 2,8478 Kompetisi sangat
kuat 2,5914
Kompetisi sangat
kuat 2,8690
Kompetisi
sangat kuat 2,9886
Kompetisi
sangat kuat 2,2779
Kompetisi sangat kuat
18 AGRO 0,8145 Kompetisi cukup
kuat 0,8349
Kompetisi cukup
kuat 1,3796
Kompetisi
sangat kuat 1,1774
Kompetisi
sangat kuat 0,7771
Kompetisi cukup kuat
19 BSIM 0,8334 Kompetisi cukup
kuat 0,6407
Kompetisi cukup
kuat 1,1621
Kompetisi
sangat kuat 1,4657
Kompetisi
sangat kuat 1,2240
Kompetisi sangat kuat
20 BBTN 1,0582 Kompetisi sangat
kuat 1,0023
Kompetisi sangat
kuat 1,1511
Kompetisi
sangat kuat 1,1031
Kompetisi
sangat kuat 0,7442
Kompetisi cukup kuat
21 BTPN 1,6780 Kompetisi sangat
kuat 1,6096
Kompetisi sangat
kuat 1,8764
Kompetisi
sangat kuat 1,7995
Kompetisi
sangat kuat 1,3339
Kompetisi sangat kuat
22 BVIC 0,1991 Kompetisi sedang 0,2642 Kompetisi
sedang 0,4565
Kompetisi
sedang 0,4388
Kompetisi
(3)
Data Pengklasifikasian IL (lanjutan)
NO KODE
IL
2010 2011 2012 2013 2014
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
24 BBHI 0,5237 Kompetisi cukup
kuat 0,5393
Kompetisi cukup
kuat 0,7950
Kompetisi cukup
kuat 0,8028
Kompetisi cukup
kuat 0,6205
Kompetisi cukup kuat
25 MAYA 0,8544 Kompetisi cukup
kuat 0,7763
Kompetisi cukup
kuat 0,9039
Kompetisi cukup
kuat 0,8035
Kompetisi cukup
kuat 0,4871 Kompetisi sedang 26 BNII 1,2472 Kompetisi sangat
kuat 1,0812
Kompetisi sangat
kuat 1,2815
Kompetisi
sangat kuat 0,9823
Kompetisi cukup
kuat 0,7931
Kompetisi cukup kuat
27 BKSW 0,8154 Kompetisi cukup
kuat 1,2477
Kompetisi sangat
kuat 1,1046
Kompetisi
sangat kuat 0,8766
Kompetisi cukup
kuat 0,5028
Kompetisi cukup kuat
28 SDRA 1,4029 Kompetisi sangat
kuat 1,1962
Kompetisi sangat
kuat 1,1771
Kompetisi
sangat kuat 0,9927
Kompetisi cukup
kuat 0,8263
Kompetisi cukup kuat
(4)
LAMPIRAN XIX
Hasil Olah Data SPSS Number of Branches dan Profitabilitas
Tabulasi Silang (
Crosstab
)
Number of Branches
dan Profitabilitas
numberofbranches * profitabilitas Crosstabulation
Count
profitabilitas
Total
Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
numberofbranches Sangat rendah 1 2 6 0 9
Rendah 6 20 12 4 42
Tinggi 25 43 11 4 83
Sangat Tinggi 3 3 0 0 6
Total 35 68 29 8 140
Koefisien Hubungan
Number of Branches
dan Profitabilitas
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma -.457 .103 -3.981 .000
N of Valid Cases 140
a. Not assuming the null hypothesis.
(5)
LAMPIRAN XX
Hasil Olah Data SPSS Management Efficiency dan Profitabilitas
Tabulasi Silang (
Crosstab
)
Management Efficiency
dan Profitabilitas
managementefficiency * profitabilitas Crosstabulation
Count
profitabilitas
Total
Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Managementefficiency Sangat rendah 5 19 22 5 51
Rendah 14 45 7 3 69
Tinggi 8 4 0 0 12
Sangat tinggi 8 0 0 0 8
Total 35 68 29 8 140
Koefisien Hubungan
Management Efficiency
dan Profitabilitas
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma -.717 .075 -7.232 .000
N of Valid Cases 140
a. Not assuming the null hypothesis.
(6)
LAMPIRAN XXI
Hasil Olah Data SPSS Kompetisi dan Profitabilitas
Tabulasi Silang (
Crosstab
) Kompetisi dan Profitabilitas
kompetisi * profitabilitas Crosstabulation
Count
profitabilitas
Total
Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
kompetisi Sangat rendah 7 0 0 0 7
Rendah 10 4 0 0 14
Tinggi 14 54 15 4 87
Sangat Tinggi 4 10 14 4 32
Total 35 68 29 8 140
Koefisien Hubungan Kompetisi dan Profitabilitas
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma .689 .086 5.993 .000
N of Valid Cases 140
a. Not assuming the null hypothesis.