KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA.

(1)

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : OO SUDIANA

1204790

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh Oo Sudiana

S.Pd. STKIP YASIKA Majalengka, 2005

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Oo Sudiana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd. NIP. 19700524 199402 2 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd. NIP. 19700929 199802 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D.


(4)

Judul : Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Negeri Terakreditasi A di Kabupaten Majalengka

Nama NIM

: OO SUDIANA : 1204790

ABSTRAK

Sekolah efektif berkaitan langsung dengan proses pencapaian tujuan pendidikan secara efektif efesien, untuk menghasilkan lulusan berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman. Keberadaan sekolah yang efektif terlihat dari hasil nilai akreditasi, pencapaian nilai peserta didik dan prestasi akademik maupun non akademik.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif. Tujuannya untuk mengetahui gambaran dan menganalisis kontribusi kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dengan teknik disproportionate random sampling yaitu diambil 70 kepala sekolah dan 151 guru dari populasi sejumlah 602 guru dari 70 Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A, di wilayah penelitian yang dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan sekolah efektif berkategori tinggi. Kepemimpinan visioner kepala sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif, Iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif, dan secara bersama-sama kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif.

Dalam upaya mewujudkan sekolah efektif, kepala sekolah yang menempati posisi strategis dalam penyelenggaraan pendidikan harus mampu menjadi agen perubahan di sekolah yang dipimpinnya untuk menggerakan seluruh personil menuju pencapaian visi yang telah ditetapkan.

Aspek organisasi dalam iklim sekolah harus dikembangkan dalam rangka penciptaan Iklim sekolah yang kondusif untuk memperlancar proses pembelajaran.

Komponen sumber daya dari sekolah efektif harus senantiasa dikembangkan dan dimanfaatkan dalam mengelola sekolah dalam mempermudah menggapai visi, misi serta tujuan sekolah.

Kepada pihak terkait agar memberikan dukungan nyata terhadap upaya-upaya sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui sekolah efektif berupa kemudahan birokrasi, merealisasikan usulan sekolah, dan pembinaan yang


(5)

intensif, demi tercapainya proses pembelajaran yang efektif dan efesien dalam rangka mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Struktur Organisasi Tesis ... 12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 14

1. Sekolah Efektif dalam Administrasi Pendidikan ... 14

2. Konsep Sekolah Efektif ... 19

3. Indikator Sekolah Efektif ... 31

a. Input Sekolah ... 31

b. Proses ... 33

c. Output yang Diharapkan ... 38

4. Konsep Kepemimpinan ... 39

5. Konsep Kepemimpinan Visioner ... 43

a. Konsep Visi ... 43

b. Teori Kepemimpinan Visioner ... 44


(7)

6. Iklim Sekolah ... 47

a. Konsep Iklim Sekolah ... 47

b. Dimensi Iklim sekolah ... 53

c. Mengukur Iklim Sekolah ... 55

7. Kontribusi Kepemimpinan Visioner, Iklim Sekolah dan Sekolah Efektif ... 62

B.Kerangka Pemikiran ... 63

C.Hipotesis Penelitian ... 65

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 66

1. Lokasi Penelitian ... 66

2. Populasi ... 66

3. Sampel ... 68

B.Metode Penelitian ... 71

C.Definisi Operasional ... 72

D.Teknik Pengumpulan Data ... 73

E. Instrumen Penelitian ... 74

1. Skala Pengukuran ... 74

2. Penyusunan Instrumen ... 75

F. Uji Coba Instrumen ... 78

1. Uji Validitas dan reliabilitas ... 79

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80

G.Teknik Analisis Data... 85

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 91

1. Analisis Deskriptif ... 91

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 98

a. Uji Normalitas ... 98

b. Uji Linieritas ... 101

3. Hasil Pengujian hipotesis ... 104

a. Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 105

b. Kontribusi Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 108

c. Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 111

4. Interpretasi Hasil Analisis ... 115

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116

1. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 116

2. Gambaran Iklim Sekolah ... 120

3. Gambaran Sekolah Efektif ... 123

4. Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 125


(8)

5. Kontribusi Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 127 6. Analisis Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala

Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif ... 129 BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 131 B. Rekomendasi ... 131 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1.1. Daftar Nilai Akreditasi Sekolah Dasar Terakreditasi A

di Kabupaten Majalengka ... 4

2.1. Ciri-ciri Sekolah Efektif ... 22

2.2. Karakteristik Sekolah Efektif Pam Sammons ... 24

2.3. Karakteristik Sekolah Efektif Scheerens ... 25

3.1. Jumlah Personil SD Negeri Terakreditasi A Kabupaten Majalengka ... 66

3.2. Perhitungan Responden Penelitian ... 69

3.3. variabel dan Dimensi Penelitian ... 73

3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 75

3.5. Uji Validitas Variabel X1 ... 80

3.6. Uji Validitas Variabel X2 ... 81

3.7. Uji Validitas Variabel Y ... 82

3.8. Reliability Statistik X1 ... 84

3.9. Reliability Statistik X2 ... 84

3.10. Reliability Statistik Y ... 85

3.11. Kriteria Skor Rata-rata Variabel ... 86

3.12. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 88

4.1. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 91

4.2. Kriteria Skor Rata-rata Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 92

4.3. Kriteria Skor Rata-rata iklim Sekolah ... 94

4.4. Kriteria Skor Rata-rata Sekolah Efektif... 96

4.5. Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian ... 98

4.6. Hasil Uji Normalitas Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 99

4.7. Hasil Uji Normalitas Iklim Sekolah ... 100

4.8. Hasil Uji Normalitas Sekolah Efektif ... 100

4.9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 101

4.10. Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 102

4.11. Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ... 103

4.12. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 104

4.13. Koefisien Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... 105


(10)

4.16. Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y ... 107

4.17. Koefisien Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... 108

4.18. Signifikansi Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... 109

4.19. Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Y ... 110

4.20. Analisis Regresi Variabel X2 terhadap Y ... 110

4.21. Analisis Koefisien Korelasi Ganda ... 112

4.22. Signifikansi Korelasi Ganda ... 112

4.23. Analisis Koefisien Determinasi ... 113

4.24. Analisis Regresi Ganda ... 114


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1.1. Faktor-faktor Sekolah Efektif ... 9

2.1. Kerangka Pemikiran ... 65

4.1. Scatterplot Linieritas Data X1 terhadap Y ... 102

4.2. Scatterplot Linieritas Data X2 terhadap Y ... 103

4.3. Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y ... 116

4.4. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ... 117

4.5. Gambaran Iklim Sekolah ... 121


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-kisi dan Angket Penelitian 2. Data Uji Coba Penelitian

3. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4. Data Hasil Penelitian

5. Hasil Analisis Data Hasil Penelitian 6. SK Pembimbing dan Izin Penelitian


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seiring tingginya tuntutan jaman terhadap pendidikan yang berkualitas maka sekolah sebagai lembaga pendidikan harus senantiasa terus berbenah dan selalu meningkatkan mutu layanannya agar dapat menghasilkan output pendidikan yang lebih baik dan bermutu. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana sekolah dapat melaksanakan proses pendidikan yang efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan globalisasi.

Permasalahan yang dihadapi oleh sekolah pada saat ini, lebih khusus pada tingkat lembaga pendidikan sekolah formal, diantaranya; penggunaan sumber daya kurang efektif dan efesien, kurangnya pengkondisian berbagai sumber dan metode untuk terjadinya pembelajaran optimal, sekolah kurang mampu menjalankan fungsi ekonomis, sosial, politis, pendidikan dan budaya, kurang jelasnya mengenai visi, misi dan tujuan sekolah, output sekolah yang tidak meningkat, lingkungan yang kurang mendukung terjadinya pembelajaran yang kondusif, kurangnya dukungan personil dalam peningkatan prestasi, pelaksanaan evaluasi yang kurang komprehensif, dan hubungan sekolah dengan masyarakat yang kurang harmonis.

Kesenjangan pendidikan juga terlihat dari proses pendidikan sebagaimana dikemukakan, Engkoswara dan Komariah (2010:38) yang tampak pada kegairahan atau motivasi belajar yang belum tinggi, semangat kerja yang relatif rendah, generasi santai, membolos, menyontek, perkelahian dan sebagainya.


(14)

Semua pemasalahan tersebut di atas merupakan gambaran keadaan sekolah yang tidak efektif dalam menjalankan perannya sebagai salah satu unsur penting dalam mudahnya pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

Salah satu upaya mengurangi bahkan mengatasi semua permasalahan tersebut adalah dengan membentuk sekolah menjadi sebuah sekolah efektif. Isu-isu yang berkaitan dengan sekolah efektif merupakan tantangan yang mendasar bagi para praktisi baik pendidikan maupun publik. Banyak pihak mengakui bahwa pencapaian kesuksesan suatu sekolah akan berbeda-beda walaupun dengan populasi yang sama.

Para pakar berpendapat bahwa sekolah efektif harus dipahami dari segi kualitas, ketepatan dalam menggunakan metode, iklim kelas yang positif, hubungan antar siswa yang harmonis dan lebih ditekankan pada hasil dan langkah-langkah pembelajaran yang efektif dan efesien. Untuk mengukur suatu sekolah efektif dapat dilihat dari Input, Proses dan Output tergantung dari etos kerja dari sekolah tersebut yang akan menentukan hasil yang lebih baik. Etos kerja ini dikembangkan dan dipelihara dalam periode waktu tertentu, dikonsolidasi selama bertahun-tahun dan dikerjakan dengan ketekunan dan kerja keras. Lingkungan, moneter, dan non moneter temasuk faktor yang sangat mempengaruhi efektivitas suatu sekolah.

Belajar bukan konsep independen yang hanya dilakukan oleh siswa secara sepihak tetapi merupakan interaksi dengan lingkungan dan berbagai daya dukung yang lain. Asas penting dan menjadi landasan bergerak dalam pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah pernyataan bahwa

Semua anak dapat belajar’. Hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat yang terbaik bagi anak untuk belajar, a place for better learning. Artinya, semua upaya manajemen dan kepemimpinan yang terjadi di sekolah diarahkan untuk semua usaha yang membuat seluruh peserta didik belajar. Artinya kualifikasi guru dan personil lainnya, kinerja guru, kepemimpinan, kebijakan sekolah, iklim sekolah, budaya


(15)

yang berkembang, hubungan dengan masyarakat, layanan penunjang siswa belajar seperti ekstrakurikuler, perpustakaan, sarana-prasarana, laboratorium, dan sebagainya menjadi indikator yang turut menentukan efektivitas belajar, dengan efektivitasnya belajar maka sekolah tersebut dikatakan efektif.

Sekolah efektif terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan karakteristik dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya atau kompetensinya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat, misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, karya tulis ilmiah dan prestasi pentas seni. Kualitas tamatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi ang dilaksanakan di sekolah tersebut.

Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif. Artinya, disamping ditunjukkan oleh indikator seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagaimana dilihat dalam perolehan nilai yang tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikan kualitas pribadi para siswanya, seperti tampak dalam beriman dan bertaqwa, kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi pekerti, bertanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan lain sebagainya. Analisis di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep sekolah efektif berkaitan langsung dengan mutu kinerja sekolah.

Adapun ciri-ciri sekolah Efektif menurut Tola dan Furqon, (2002:19) yaitu : (1) tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik, (2) pelaksanaan kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah, (3) ekspektasi tinggi dari guru dan staf, (4) ada kerja sama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat, (5) adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar, (6) kemajuan Siswa sering dimonitor, (7) menekankan kepada keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan aktifitas yang esensial, (8) komitmen yang tinggi dan SDM sekolah terhadap program pendidikan.


(16)

Jika memperhatikan deskripsi sekolah efektif seperti dikemukakan di atas, di Kabupaten Majalengka, khususnya pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar Negeri yang terakreditasi A belum sepenuhnya dapat menerapkan pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif. Sekolah Dasar yang berada di wilayah Kabupaten Majalengka belum menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar yang paling baik dengan menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa.

Para penyelenggara pendidikan di Kabupaten Majalengka belum memperhatikan berbagai aspek yang berkenaan dengan penyelenggaraan sekolah efektif. Tujuan sekolah belum dinyatakan secara jelas dan spesifik sehingga para pelaku pendidikan yang ada di sekolah kebingungan tujuan apa yang semestinya dicapai oleh sekolah, iklim di sekolah masih belum kondusif, kurangnya kerja sama kemitraan yang baik antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, individu-individu yang terlibat di sekolah seperti guru, siswa, dan kepala sekolah belum menjalankan peranannya sesuai dengan fungsinya masing-masing serta belum mampu menjalin hubungan yang baik satu sama lainnya.

Dari uraian tersebut di atas kenyataan yang ditemukan di lapangan yaitu pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di kabupaten Majalengka, berkaitan dengan sekolah efektif masih rendah, dari hasil pra survey terjadi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bobot nilai akreditasi sekolah yang diperoleh Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A, yaitu pada rentang nilai akreditasi A antara skor nilai 86 sampai 100, sebagian besar masih berada pada nilai minimal, sebagaimana tertera dalam tabel 1.1. berikut ini:

Tabel 1.1.

Daftar Nilai Sekolah Dasar Negeri terakredisi A di Kabupaten Majalengka NO Bobot Nilai Akreditasi A Jumlah Sekolah Dasar Persentase


(17)

2 87 18 25,71

3 88 2 2,86

4 89 6 8,57

5 90 2 2,86

6 91 1 1,43

7 92 1 1,43

Jumlah 70 100,00

Sumber : BAN SM

2. Rendahnya nilai rata-rata UAS dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan, nilai KKM rata-rata 75,00 sedangkan pencapaian nilai UAS rata-rata 71,7. (hasil wawancara dan survey di SD terakreditasi A) 3. Masih rendahnya prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik,

yaitu belum mampu menduduki posisi 10 besar dalam pencapaian prestasi Porseni di tingkat Propinsi. (Majalah Aksioma Edisi Mei 2013).

Dengan melihat permasalahan yang terjadi berkaitan dengan sekolah efektif, khususnya tingkat Sekolah Dasar di kabupaten Majalengka perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai sekolah efektif guna peningkatan mutu pendidikan.

Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan program-progamnya untuk mewujudkan sekolah efektif perlu didukung oleh semua pihak, baik kepala sekolah, guru, penjaga sekolah, komite sekolah, orang tua siswa maupun masyarakat di sekitarnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang profesional dan kompeten, iklim sekolah yang kondusif, staf sekolah yang kreatif serta lingkungan yang mendukung akan membuat sekolah itu berjalan seperti yang diharapkan. Tanpa kerjasama yang baik dalam suatu sistem yang terpadu maka hasilnya akan mengecewakan semua pihak. Dengan demikian iklim sekolah yang benar-benar kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan maka akan terwujudlah sekolah efektif.

Tanpa mengabaikan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam sekolah efektif seperti sarana prasarana, staf sekolah, dana operasional pendidikan,


(18)

iklim sosial budaya di lingkungan sekolah dan faktor yang lainnya, diduga kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka, sehingga menjadi masalah yang berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan di Kabupaten Majalengka.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, kepala sekolah memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang diberikan tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan penuh terhadap pengaturan jalannya roda pendidikan di sekolah. Peran utama Kepala Sekolah adalah sebagai pemimpin yang mengendalikan jalanya penyelenggaraan pendidikan dimana pendidikan itu sendiri berfungsi pada hakekatnya sebagai sebuah transformasi yang mengubah input menjadi output. Hal ini menentukan suatu proses yang berlangsung secara benar, terjaga sesuai dengan ketentuan dari tujuan pendidikan itu sendiri.

Dalam organisasi sekolah kepala sekolah merupakan pimpinan yang bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi tersebut. Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam sistem persekolahan, lulusan merupakan fokus tujuan, lulusan berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu tidak mungkin tercapai tanpa adanya organisasi persekolahan yang tepat. Oleh karena itu untuk mewujudkan kinerja organisasi sekolah yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya kepemimpinan sekolah yang memadai.

Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada pada posisi puncak struktur dalam organisasi pendidikan tetapi juga meliputi setiap tingkat dalam organisasi. Dalam kepemimpinan tersebut


(19)

tentunya harus mendapatkan dukungan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak khususnya seluruh warga sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan satu aspek yang penting dalam suatu organisasi sekolah.

Kepemimpinan merupakan faktor penggerak organisasi melalui penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya sehingga keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya, tidak menjadi masalah tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi perkembangan organisasi (Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2008:40).

Mengacu pada pendapat tersebut maka keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan yang ingin diraih sangat tergantung pada kepeminpinan kepala sekolah yaitu apakah kepemimpinannya mampu menggerakkan semua sumber daya yang dimiliki sekolah secara efektif dan efisien serta terpadu dengan proses manajemen yang dilakukannya.

Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim sekolah, perilaku perserta didik dan lain-lain. Oleh sebab itu kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Memperkuat hal ini, Nurkolis (2003:119) mengatakan:

Pada tingkat sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong, perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan tanggung jawab dan otoritasnya dalam program-program sekolah, kurikulum dan keputusan personil, tetapi Juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin kelompok dan pendelegasian tugas dan wewenang.

Apa yang diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, seni, dan budaya yang diterapkan


(20)

dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan secara profesional.

Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Mulyasa, 2004:25). Dalam rangka inilah dirasakan perlunya peningkatan kinerja kepala sekolah secara profesional untuk terus berusaha dalam peningkatan sekolah efektif.

Seorang kepala sekolah yang visioner akan menunjukkan kepemimpinan yang berkualitas, sebagaimana yang dijelaskan oleh John Adair (dalam Komariah 2008:82), mengemukakan;

Ciri kepala sekolah yang berkualitas yaitu; 1) memiliki integritas pribadi, 2) memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang dipimpinnya, 3) mengembangkan kehangatan, budaya dan iklim organisasi, 4) memiliki ketenangan dalam manajemen organisasi, 5) tegas dan adil dalam mengambil tindakan/kebijakan kelembagaan.

Seorang pemimpin visioner salah satunya ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dalam pengembangan lembaga yang dipimpinnya.

Disamping kepemimpinan kepala sekolah yang berperan dan bertanggung jawab menghadapi perubahan dalam pengelolaan sekolah efektif, begitu pula kehidupan di sekolah mempunyai dampak yang sangat kuat bagi kehidupan siswa, serta setiap sekolah mempunyai karakteristik tersendiri dalam segi efektivitasnya. Iklim sekolah memegang peranan sangat penting dalam mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang aman, tentram dan kondusif dalam rangka mudahnya pencapaian tujuan pendidikan. Iklim sekolah harus benar-benar tercipta dengan baik demi lancarnya segala proses pendidikan dengan terus berusaha mewujudkan sekolah efektif.


(21)

Dengan adanya bebagai fenomena tersebut di atas, kondisi seperti inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka memperoleh gambaran tentang Kontribusi kepemimpinan visioner kepala sekolah dan Iklim sekolah terhadap Sekolah efektif.

B.Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang dikemukakan berkenaan dengan ciri-ciri sekolah Efektif menurut Tola dan Furqon dalam Suharsaputra, (2010:67) yaitu : (1) tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik, (2) pelaksanaan kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah , (3) ekspektasi guru dan staf tinggi, (4) ada kerja sama kemitraan antara sekolah,orang tua dan masyarakat, (5) adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar, (6) kemajuan Siswa sering dimonitor, (7) menekankan kepada keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan aktifitas yang esensial, (8) komitmen yang tinggi dari Suber Daya Manusia sekolah terhadap program pendidikan.

Hal senadapun dijelaskan oleh Scheerens (2003:42) memberikan analisa tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan sekolah efektif yaitu : (1) Prestasi, orientasi, harapan tinggi, (2) Kepemimpinan Pendidikan, (3) Konsensus dan kohesi antar staf, (4) Kualitas kurikulum/kesempatan belajar, (5) Iklim Sekolah, (6) Potensi evaluasi, (7) Keterlibatan orang tua, (8) Iklim kelas, (9) waktu belajar efektif.

Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Kemajuan keberhasilan siswa Komitmen SDM

Ekspektasi guru dan staf

Kepemimpinan Pendidikan Tujuan yang jelas dan

spesifik

SEKOLAH


(22)

Direduksi dari berbagai sumber.

Gambar 1.1. Faktor-faktor Sekolah Efektif

Jika memperhatikan esensi dari sekolah efektif ditemukan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan sekolah efektif sehingga perlu pembenahan agar penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dalam arti memperoleh hasil yang optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi sekolah efektif tersebut seperti lingkungan sekolah, kebijakan pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah, visi sekolah, sumber daya, kualitas guru, siswa, iklim sekolah, kurikulum, proses pembelajaran, dan hasil belajar.

Dari beberapa faktor tersebut, faktor kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah diduga lebih banyak memberikan pengaruh pada keberhasilan sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini difokuskan pada Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

C.Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas dan pengalaman empiris yang terjadi dalam mengamati pelaksanaan sekolah efektif di Kabupaten Majalengka, maka dalam merumuskan masalah

penelitian ini adalah “Apakah kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap sekolah efektif? “.

Prestasi, orientasi, harapan tinggi

Iklim sekolah

Kerjasama dengan masyarakat


(23)

Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

2. Bagaimana gambaran Iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

3. Bagaimana gambaran Sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

5. Seberapa besar kontribusi Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

6. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar.

Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

2. Mengetahui gambaran Iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

3. Mengetahui gambaran Sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.


(24)

4. Menganalisis besaran kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

5. Menganalisis besaran kontribusi Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka. 6. Menganalisis besaran kontribusi kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

dan Iklim sekolah terhadap sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di Kabupaten Majalengka.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat antara lain:

a. Dapat dijadikan sebagai kajian untuk mendalami dan mengembangkan konsep-konsep administrasi pendidikan terutama tentang konsep-konsep kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah efektif.

b. Dapat dijadikan sebagai alternatif model inovasi dalam pengembangan kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Majalengka.

c. Dapat dijadikan suatu pola dan strategis dalam peningkatan Sekolah efektif.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

a. Memberikan informasi dan menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan dalam menganalisis kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah efektif di Kabupaten Majalengka.


(25)

b. Memberi masukan dan informasi bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka dalam melakukan pengawasan serta mengevaluasi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan sekolah efektif.

c. Memberi masukan informasi bagi kepala sekolah dan para guru di Kabupaten Majalengka untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola sekolah efektif. d. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam

upaya melaksanakan perbaikan dan peningkatan sekolah efektif, khususnya di lingkungan Pendidikan Kabupaten Majalengka.

F. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, sedangkan dibagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan tentang keaslian tesis dan bebas plagiarisme, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, Identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka berfikir, dan Hipotesis Penelitian

Dalam bab ini akan membandingkan, mengkontraskan, dan memposisikan kedudukan masing-masing variabel penelitian dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Telaah teoritis dimaksudkan untuk menampilkan bagaimana teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim sekolah, sekolah efektif, yang akan diterapkan pada penelitian ini. Penelitian terdahulu yang relefan yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Kerangka berfikir merupakan tahapan untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian.


(26)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.

Bab III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini menguraikan dengan lebih rinci mengenai metode penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasioanal variabel yang terlibat dalam penelitian ini, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik menganalisis data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Pada dasarnya Bab IV memuat pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data berdasarkan prosedur penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Dalam bab ini akan disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian mengenai kontribusi kepemimpinan Visioner kepala sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Sekolah efektif.

Kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan, akan ditujukkan kepada para pembuat kebijakan di Instansi terkait, kepala sekolah, guru dan lain sebagainya yang berlaku sebagai pengguna hasil penelitian, serta yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan sekolah efektif.


(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang berada di Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat. Hal ini dilakukan karena sepengetahuan peneliti di lokasi ini belum pernah ada penelitian yang sebelumnya tentang kontribusi kepeminpinan visioner kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap sekolah efektif.

2. Populasi

Sugiyono (2012:80) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Oleh karena itu populasi merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian.

Sehubungan yang akan diteliti adalah sekolah sebagai unit analisis, maka Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang berada di Kabupaten Majalengka sebanyak 70 Sekolah Dasar dengan jumlah personilnya, sebagaimana yang tertera dalam tabel 3.1. sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Jumlah Personil SD Negeri Terakreditasi A Kabupaten Majalengka

NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH

KEPALA SEKOLAH GURU

1 SDN Sukasari Kaler 4 1 9

2 SDN Sukaperna 1 1 11

3 SDN Banjaran 1 10

4 SDN Silihwangi 1 8

5 SDN Cipeundeuy 1 9

6 SDN Karayunan 1 1 8

7 SDN Cigasong 2 1 10


(28)

9 SDN Cigasong 1 1 11

10 SDN Simpeureum 1 1 9

11 SDN Cicenang 1 1 9

NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH

KEPALA SEKOLAH GURU

12 SDN Kancana 1 7

13 SDN Sukamukti 1 1 9

14 SDN Cisoka 1 8

15 SDN Sukasari 1 1 9

16 SDN Sindang 3 1 8

17 SDN Cidulang 2 1 8

18 SDN Sukasari 2 1 9

19 SDN Cikijing 1 1 9

20 SDN Cikijing 3 1 9

21 SDN Maniis 3 1 8

22 SDN Rawa 1 1 9

23 SDN Cingambul 3 1 8

24 SDN Cintaasih 1 1 9

25 SDN Sinarjati 1 1 8

26 SDN Sinarjati 2 1 8

27 SDN Jatitujuh 1 1 8

28 SDN Burujul Wetan 4 1 9

29 SDN Heuleut 1 9

30 SDN Babakananyar 1 1 8

31 SDN Liangjulang 1 1 11

32 SDN Lemahputih 1 1 8

33 SDN Sinargalih2 1 10

34 SDN Sadawangi 3 1 8

35 SDN Leuwimunding 2 1 9

36 SDN Ciparay 1 1 11

37 SDN Leuwimunding 4 1 8

38 SDN Cibogor 2 1 7

39 SDN Kertasari 1 8

40 SDN Maja Selatan 3 1 8

41 SDN Maja Selatan 1 1 9

42 SDN Maja Selatan 6 1 12

43 SDN Maja Selatan 5 1 8

44 SDN Kertabasuki 2 1 8

45 SDN Cicurug 1 1 9

46 SDN Sindangkasih 2 1 8

47 SDN Majalengka Kulon 1 1 9

48 SDN Majalengka Wetan 7 1 8

49 SDN Majalengka Kulon 2 1 9

50 SDN Pasir 1 1 9

51 SDN Cisambeng 1 1 8

52 SDN Panyingkiran 1 1 8

53 SDN Jatiserang 2 1 8

54 SDN Cisetu 3 1 9

55 SDN Rajagaluh Lor 2 1 10


(29)

57 SDN Sindangwangi 3 1 8

58 SDN Ciomas 2 1 6

59 SDN Padahanten 1 1 8

60 SDN Nanggewer 1 7

61 SDN Palabuan 1 1 8

NO NAMA SEKOLAH DASAR JUMLAH

KEPALA SEKOLAH GURU

62 SDN Rancaputat 1 8

63 SDN Salado 1 1 8

64 SDN Mekaraharja 1 1 10

65 SDN Talaga Kolun 1 1 9

66 SDN Sunia 2 1 8

67 SDN Genteng 2 1 8

68 SDN Argasari 1 1 9

69 SDN Gunungmanik 2 1 7

70 SDN Campaga 1 1 8

JUMLAH 70 602

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka

3. Sampel

Sebagaimana yang dijelaskan Sugiyono (2012:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Peneliti dapat menggunakan Sampel yang diambil dari populasi apabila populasi besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili dari populasi.

Dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah sekolah sebagai unit analisis. Untuk menentukan jumlah sekolah yang dijadikan sampel, digunakan teknik total sampling yakni seluruh Sekolah Dasar Negeri berakreditasi A di Kabupaten Majalengka, sebanyak 70 sekolah.

Sedangkan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru di 70 Sekolah Dasar Negeri berakreditasi A tersebut. Teknik yang digunakan dalam menentukan jumlah responden adalah disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan karena responden memiliki strata berdasarkan jabatannya yaitu kepala sekolah dan guru. Dengan pertimbangan jumlah responden berdasarkan


(30)

strata tadi, peneliti menentukan jumlah responden kepala sekolah diambil 100% yakni 70 orang mengingat jumlahnya tidak terlalu banyak. Sedangkan responden guru ditentukan 25% dari jumlah guru untuk setiap sekolah karena jumlah guru cukup banyak yakni guru berjumlah 602 orang. Penentuan responden penelitian ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Perhitungan Responden Penelitian

NO NAMA

SEKOLAH DASAR

JUMLAH PERSONIL JUMLAH RESPONDEN Kepala

Sekolah Guru

Kepala Sekolah 100%

Guru 25%

1 SDN Sukasari Kaler 4 1 9 1 2

2 SDN Sukaperna 1 1 11 1 3

3 SDN Banjaran 1 10 1 3

4 SDN Silihwangi 1 8 1 2

5 SDN Cipeundeuy 1 9 1 2

6 SDN Karayunan 1 1 8 1 2

7 SDN Cigasong 2 1 10 1 3

8 SDN Tenjolayar 1 1 10 1 3

9 SDN Cigasong 1 1 11 1 3

10 SDN Simpeureum 1 1 9 1 2

11 SDN Cicenang 1 1 9 1 2

12 SDN Kancana 1 7 1 2

13 SDN Sukamukti 1 1 9 1 2

14 SDN Cisoka 1 8 1 2

15 SDN Sukasari 1 1 9 1 2

16 SDN Sindang 3 1 8 1 2

17 SDN Cidulang 2 1 8 1 2

18 SDN Sukasari 2 1 9 1 2

19 SDN Cikijing 1 1 9 1 2

20 SDN Cikijing 3 1 9 1 2

21 SDN Maniis 3 1 8 1 2

22 SDN Rawa 1 1 9 1 2

23 SDN Cingambul 3 1 8 1 2

24 SDN Cintaasih 1 1 9 1 2

25 SDN Sinarjati 1 1 8 1 2

26 SDN Sinarjati 2 1 8 1 2

27 SDN Jatitujuh 1 1 8 1 2

28 SDN Burujul Wetan 4 1 9 1 2


(31)

30 SDN Babakananyar 1 1 8 1 2

31 SDN Liangjulang 1 1 11 1 3

32 SDN Lemahputih 1 1 8 1 2

33 SDN Sinargalih2 1 10 1 3

34 SDN Sadawangi 3 1 8 1 2

35 SDN Leuwimunding 2 1 9 1 2

36 SDN Ciparay 1 1 11 1 3

NO NAMA

SEKOLAH DASAR

JUMLAH PERSONIL JUMLAH RESPONDEN Kepala

Sekolah Guru

Kepala Sekolah 100%

Guru 25%

37 SDN Leuwimunding 4 1 8 1 2

38 SDN Cibogor 2 1 7 1 2

39 SDN Kertasari 1 8 1 2

40 SDN Maja Selatan 3 1 8 1 2

41 SDN Maja Selatan 1 1 9 1 2

42 SDN Maja Selatan 6 1 12 1 3

43 SDN Maja Selatan 5 1 8 1 2

44 SDN Kertabasuki 2 1 8 1 2

45 SDN Cicurug 1 1 9 1 2

46 SDN Sindangkasih 2 1 8 1 2

47 SDN Majalengka Kulon 1 1 9 1 2

48 SDN Majalengka Wetan 7 1 8 1 2

49 SDN Majalengka Kulon 2 1 9 1 2

50 SDN Pasir 1 1 9 1 2

51 SDN Cisambeng 1 1 8 1 2

52 SDN Panyingkiran 1 1 8 1 2

53 SDN Jatiserang 2 1 8 1 2

54 SDN Cisetu 3 1 9 1 2

55 SDN Rajagaluh Lor 2 1 10 1 3

56 SDN Sindangpano 1 9 1 2

57 SDN Sindangwangi 3 1 8 1 2

58 SDN Ciomas 2 1 6 1 2

59 SDN Padahanten 1 1 8 1 2

60 SDN Nanggewer 1 7 1 2

61 SDN Palabuan 1 1 8 1 2

62 SDN Rancaputat 1 8 1 2

63 SDN Salado 1 1 8 1 2

64 SDN Mekaraharja 1 1 10 1 3

65 SDN Talaga Kolun 1 1 9 1 2

66 SDN Sunia 2 1 8 1 2

67 SDN Genteng 2 1 8 1 2

68 SDN Argasari 1 1 9 1 2

69 SDN Gunungmanik 2 1 7 1 2


(32)

JUMLAH 70 602 70 151

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70 Sekolah Dasar Negeri berakreditasi A di Kabupaten Majalengka dengan responden Kepala Sekolah sebanyak 70 orang dan Guru sebanyak 151 orang, Jumlah total responden kepala sekolah dan guru, berjumlah 221 orang.

B.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2008 : 49): Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Merujuk pada pendapat di atas maka masalah kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah efektif pada umumnya bersifat kontekstual yang diasumsikan mempunyai hubungan yang kontekstual pula. Karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, dengan alasan metode survey dianggap paling relevan untuk penelitian yang menggunakan populasi cukup besar sehingga dapat ditemukan distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis dan psikologis. Jenis penelitian survey ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu kepemimpinan visioner kepala sekolah (X1), iklim sekolah (X2), dan sekolah efektif (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan


(33)

digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat.

C.Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini diperlukan pembatasan-pembatasan istilah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

Kepemimpinan visioner kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu seorang kepala sekolah sebagai pemimpin berwawasan ke depan yang dilengkapi dengan kemampuan mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentranformasikan dan mengimplementasikan visi. Sehingga dalam prakteknya kepala sekolah harus menjadikan visi menjadi sebuah kenyataan atau program sekolah yang disepakati bersama dan dilaksanakan secara bersama-sama pula.

Adapun dimensi-dimensi dari kepemimpinan visioner kepala sekolah yaitu pemimpin sebagai (1) penentu arah, (2) agen perubahan, (3) juru bicara dan (4) sebagai pelatih dan kamunikator.

2. Iklim Sekolah

Iklim sekolah dimaksudkan dalam penelitian ini adalah iklim sekolah berupa suasana yang dirasakan atau dialami warga sekolah, baik fisik, sosial maupun psikologis. Iklim sekolah ini merupakan internalisasi kerja yang diarahkan kepada kepentingan lembaga dan individu dalam rangka


(34)

pencapaian produktifitas, dengan dimensi-dimensinya, yaitu; (1) budaya, (2)

ekologi, (3) organisasi dan (4) milieu.

Dimensi budaya, berhubungan dengan sistem nilai dan keyakinan, seperti; norma pergaulan siswa, ekspektasi keberhasilan, dan disiplin sekolah. Dimensi ekologi, berkaitan dengan aspek-aspek fisik dan materil, seperti bangunan sekolah, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Bimbingan Konseling dan sejenisnya.

Organisasi berkaitan struktur rganisasi, program, pengambilan

keputusan dan pola komunikasi, sedangkan Milieu, berhubungan dengan karateristik individu di sekolah pada umumnya, seperti; moral kerja guru, latar belakang siswa, stabilitas staf dan sebagainya.

3. Sekolah Efektif

Sekolah efektif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekolah sebagai suatu sistem dengan seluruh sumber daya yang diberdayakan secara optimal untuk mencapai segala keberhasilan pendidikan.

Keberhasilan sekolah dicapai melalui pengelolaan berbagai aspek yang ada dan dapat memberikan dukungan satu sama lain untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang dikelola secara efektif dan efisien.

Serangkaian aspek sekolah efektif berupa: (1) lingkungan sekolah, (2) kebijakan pendidikan, (3) visi sekolah, (4) sumber daya, (5) kualitas guru, (6) siswa, (7) kurikulum, (8) proses belajar mengajar, (9) hasil belajar.

Dari definisi operasional tersebut dapat digambarkan bahwa variabel dan dimensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Variabel dan Dimensi Penelitian

No Variabel Dimensi

1 Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

 Penentu arah

 Agen perubahan

 Juru bicara

 Pelatih dan kamunikator

2 Iklim Sekolah


(35)

 Ekologi

 Organisasi

 Milieu

3 Sekolah Efektif  lingkungan sekolah

 kebijakan pendidikan,

 visi sekolah,

 sumber daya,

 kualitas guru,

 siswa,

 kurikulum,

 proses belajar mengajar,

 hasil belajar. D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan sebagai cara dan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2012:137) bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket (kuesioner), dipilihnya teknik pengumpulan data dengan angket atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden memiliki kebebasan memberikan jawaban, (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dalam waktu yang cepat.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142).

Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan/pernyataan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah


(36)

efektif merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pertanyaan/pernyataan di dalam angket.

E.Instrumen Penelitian 1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini menggunakan skala. Skala digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono,2008:93). Jadi dengan skala ini ingin diketahui bagaimana kepemimpinan visioner kepala sekolah, iklim sekolah, serta sekolah efektif pada Sekolah Dasar Negeri yang terakreditasi A, di Kabupaten Majalengka. Sedangkan Instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah angket.

Skala dengan lima alternatif jawaban, yaitu : selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP).

Pemberian skor untuk masing-masing kontinum berturut-turut untuk setiap pernyataan diberi skor:

Skor 5 : untuk kategori jawaban selalu (SL) Skor 4 : untuk kategori jawaban sering (SR)

Skor 3 : untuk kategori jawaban kadang-kadang (KD)

Skor 2 : untuk kategori jawaban jarang (JR)

Skor 1 : untuk kategori jawaban tidak pernah (TP)

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing-masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui pendefinisian dan studi kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing.

Instrumen pada masing-masing variabel disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(37)

a. Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel.

b. Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel. c. Melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator

serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.

Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut ini :

Tabel 3.4.

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Jml

Butir Nomor Butir 1. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah (X1) A. Penentu Arah

1. Pelopor penentu arah 2. Menganalisis

kemungkinan yang dapat ditempuh

3. Kemampuan sharing dengan personel lain 4. Memberikan kejelasan

langkah yang harus ditempuh 5. Membimbing mengimplementasikan visi 2 2 2 1 1 1, 2 3, 4 5, 6 7 8 B. Agen Perubahan

1. Bertangung jawab merangsang perubahan di lingkungan internal 2. Mencipta gebrakan baru

yang memacu kinerja 3. Memiliki keunggulan untuk pengembangan 4. Mencoba dan

melaksanakan gagasan keunggulan

5. Mengantisipasi

perkembangan dunia luar 6. Pelopor inovasi bagi

perubahan ke arah lebih baik 2 1 1 1 1 2 9, 10 11 12 13 14 15, 16

C. Juru bicara 1. Kemampuan meyakinkan orang lain

2. Mensosialisasikan keunggulan dan visi organisasi

3. Menjalin kerjasama mutualisme

4. Negosiator yang ulung 5. Berkomunikasi secara

1 1 1 1 1 17 18 19 20 21


(38)

empatik

6. Komitmen dengan implemntasi visi

1 22 D. Pelatih dan

komunikator

1. Kesabaran dan tauladan 2. Pendukung pencapaian

keberhasilan 3. Meningkatkan

kemampuan pencapaian misi

4. Bekerjasama membangun, mempertahankan dan mengembangkan visi 5. Menularkan kemampuan

terhadap orang lain 6. Memberi contoh strategi

implementasi visi 2 2 1 1 1 1 23, 24 25, 26 27 28 29 30 2. Iklim Sekolah (X2)

A. Budaya 1. Psiko-sosial 2. Karakteristik 3. Norma

4. Sistem keyakinan 5. Nilai-nilai 2 1 2 1 1 1, 2 3 4 , 5 6 7 B. Ekologi 1. Fisik

2. Ukuran bangunan 3. Desain bangunan 4. Teknologi 2 1 1 2 8, 9 10 11 12, 13 C. Organisasi 1. Struktur organisasi

2. Program pengajaran 3. Praktik pengambilan

keputusan 4. Pola komunikasi

3 3 2 3 14, 15, 16 17, 18, 19 20, 21 22, 23, 24 D. Milieu 1. Karakteristik individu

2. Motivasi 3. Kepuasan kerja 4. Moral 2 2 2 1 25, 26 27, 28 29, 30 31 3. Sekolah Efektif

(Y)

A. Lingkungan sekolah

1. Dukungan orang tua siswa dan lingkungan

2. Adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan orang tua siswa

2 2 1, 2 3, 4 B. Kebijakan pendidikan

1. Dukungan yang efektif dari sistem pendidikan 2. Fleksibilitas dan otonomi

1 1 5 6 C. Visi sekolah

1. Sistem nilai dan keyakinan 2. Tujuan sekolah

mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi

1 2

7 8, 9


(39)

3. Penekanan pada pencapaian kemampuan dasar

1 10

D. Sumber daya

1. Dukungan materi yang cukup

2. Waktu pembelajaran yang cukup 1 1 11 12 E. Kualitas guru

1. Sikap positif dari para guru

2. Pemahaman yang dalam terhadap pengajaran

1 1

13 14 F. Siswa 1. Harapan yang tinggi dari

siswa

2. Siswa berpendapat pentingnya kerja keras meraih prestasi 3. Para siswa diharapkan

mempunyai tanggung jawab yang diakui secara umum

4. Perilaku siswa yang positif 2 2 2 2 15, 16 17, 18 19, 20 21, 22 G. Kurikulum 1. Adanya pengorganisasian

kurikulum

2. Menetapkan sasaran yang jelas dan upaya untuk mencapainya

1 1

23 24

H. PBM 1. Keterlibatan dan tanggung jawab siswa

2. Variasi strategi pembelajaran 3. Frekuensi pekerjaan

rumah

4. Penilaian secara rutin mengenai program yang dibuat siswa

5. Penilaian siswa yang didasarkan pada pengukuran hasil belajar siswa

6. Adanya penilaian dan umpan balik sesering mungkin

7. Pemantauan yang berulang-ulang terhadap kemajuan belajar siswa 8. Memusatkan diri pada

kurikulum dan instruksional

9. Siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan 1 1 1 1 2 1 1 1 2 25 26 27 28 29, 30 31 32 33 34, 35


(40)

I. Hasil belajar

1. Siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik 2. Mampu

mendemonstrasikan kebolehannya mengenai seperangkat kriteria

1

2 36

37, 38

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun, diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden untuk uji coba ini sebanyak 30 (tiga puluh) orang guru Sekolah Dasar Negeri berakreditasi A di Kabupaten Cirebon. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah: 1) membagikan angket pada guru,

2) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, 3) para guru melakukan pengisian angket, dan

4) setelah guru selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan dan jawaban tersebut.

Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan yang valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reabilitas.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengujian Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment

terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, dalam Akdon ( 2008:144):


(41)

r = n∑xy - (∑x) - (∑y)

{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²} Keterangan :

n = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y ΣX = Jumlah skor tiap butir ΣY = Jumlah skor total

ΣX² = Jumlah skor X dikuadratkan ΣY² = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono, dalam Akdon (2008:144) yaitu:

t = r √n-2 √ 1-r² Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2), dengan keputusan, jika t hitung > t table berarti valid, sebaliknya jika

t hitung < t table , berarti tidak valid.

Sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung reabilitas seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman Brown berikut:

a) Mencari r tabel apabila dengan α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-1) b) Membuat keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r table

Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika r hitung >

r table berarti item angket reliabel, sebaliknya jika r hitung <r table berarti item angket tidak reliabel.

Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukkan bahwa instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas,


(42)

selanjutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan.

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Hasil Uji Validitas

1). Hasil Uji Validitas Variabel X1

Uji validitas instrumen kepemimpinan visioner kepala sekolah dari tiga puluh responden dengan tiga puluh item pernyataan dilakukan penghitungan dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5. berikut ini:

Tabel 3.5.

Uji Validitas Variabel X1

No Item r hitung r table

n = 30 Valid / tidak valid Keterangan

1 0.815 0,361 valid digunakan

2 0.889 0,361 valid digunakan

3 0.867 0,361 valid digunakan

4 0.697 0,361 valid digunakan

5 0.753 0,361 valid digunakan

6 0.787 0,361 valid digunakan

7 0.753 0,361 valid digunakan

8 0.742 0,361 valid digunakan

9 0.903 0,361 valid digunakan

10 0.914 0,361 valid digunakan

11 0.959 0,361 valid digunakan

12 0.904 0,361 valid digunakan

13 0.796 0,361 valid digunakan

14 0.759 0,361 valid digunakan

15 0.960 0,361 valid digunakan

16 0.901 0,361 valid digunakan

No Item r hitung r table

n = 30 Valid / tidak valid Keterangan

17 0.677 0,361 valid digunakan

18 0.814 0,361 valid digunakan

19 0.663 0,361 valid digunakan

20 0.936 0,361 valid digunakan

21 0.944 0,361 valid digunakan

22 0.951 0,361 valid digunakan

23 0.936 0,361 valid digunakan


(43)

25 0.882 0,361 valid digunakan

26 0.821 0,361 valid digunakan

27 0.846 0,361 valid digunakan

28 0.930 0,361 valid digunakan

29 0.922 0,361 valid digunakan

30 0.925 0,361 valid digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kepemimpinan visioner kepala sekolah (X1) yang terdiri dari 30 item pernyataan ternyata 30 item pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2). Hasil Uji Validitas Variabel X2

Uji validitas instrumen iklim sekolah dari tiga puluh responden dengan tiga puluh satu item pernyataan dilakukan penghitungan dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.6. berikut ini:

Tabel 3.6.

Uji Validitas Variabel X2

No Item r hitung r table

n = 30 Valid / tidak valid Keterangan

1 0.114 0,361 Tidak valid direvisi

2 0.926 0,361 valid digunakan

3 0.901 0,361 valid digunakan

4 0.857 0,361 valid digunakan

5 0.643 0,361 valid digunakan

6 0.275 0,361 Tidak valid direvisi

7 0.382 0,361 valid digunakan

8 0.396 0,361 valid digunakan

9 0.676 0,361 valid digunakan

10 0.533 0,361 valid digunakan

11 0.559 0,361 valid digunakan

No Item r hitung r table

n = 30 Valid / tidak valid Keterangan

12 0.554 0,361 valid digunakan

13 0.502 0,361 valid digunakan

14 0.660 0,361 valid digunakan

15 0.558 0,361 valid digunakan


(44)

17 0.891 0,361 valid digunakan

18 0.890 0,361 valid digunakan

19 0.623 0,361 valid digunakan

20 0.978 0,361 valid digunakan

21 0.886 0,361 valid digunakan

22 0.853 0,361 valid digunakan

23 0.929 0,361 valid digunakan

24 0.825 0,361 valid digunakan

25 0.794 0,361 valid digunakan

26 0.385 0,361 valid digunakan

27 0.583 0,361 valid digunakan

28 0.916 0,361 valid digunakan

29 0.927 0,361 valid digunakan

30 0.571 0,361 valid digunakan

31 0.703 0,361 valid digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel iklim sekolah (X2) yang terdiri dari 31 item pernyataan, ternyata terdapat 29 (dua puluh sembilan) item pernyataan dinyatakan valid dan 2 (dua) item pernyataan dinyatakan tidak valid. Pernyataan-pernyataan yang tidak valid dilakukan revisi dengan berkonsultasi dengan pembimbing, sehingga item tersebut bisa digunakan.

3). Hasil Uji Validitas Variabel Y

Uji validitas instrumen sekolah efektif dari tiga puluh responden dengan tiga puluh delapan item pernyataan dilakukan penghitungan dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows dengan hasil secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.7. berikut ini:

Tabel 3.7.

Uji Validitas Variabel Y

No

Item r hitung

r table

n = 30 Valid / tidak valid Keterangan

1 0.832 0,361 valid digunakan

2 0.770 0,361 valid digunakan

No

Item r hitung

r table

n = 30 Valid / tidak valid Keterangan

3 0.631 0,361 valid digunakan


(45)

5 0.888 0,361 valid digunakan

6 0.098 0,361 Tidak valid direvisi

7 0.710 0,361 valid digunakan

8 0.775 0,361 valid digunakan

9 0.804 0,361 valid digunakan

10 0.947 0,361 valid digunakan

11 0.893 0,361 valid digunakan

12 0.851 0,361 valid digunakan

13 0.960 0,361 valid digunakan

14 0.531 0,361 valid digunakan

15 0.899 0,361 valid digunakan

16 0.771 0,361 valid digunakan

17 0.615 0,361 valid digunakan

18 0.848 0,361 valid digunakan

19 0.865 0,361 valid digunakan

20 0.906 0,361 valid digunakan

21 0.620 0,361 valid digunakan

22 0.532 0,361 valid digunakan

23 0.908 0,361 valid digunakan

24 0.894 0,361 valid digunakan

25 0.942 0,361 valid digunakan

26 0.930 0,361 valid digunakan

27 0.712 0,361 valid digunakan

28 0.400 0,361 valid digunakan

29 0.720 0,361 valid digunakan

30 0.879 0,361 valid digunakan

31 0.894 0,361 valid digunakan

32 0.713 0,361 valid digunakan

33 0.878 0,361 valid digunakan

34 0.627 0,361 valid digunakan

35 0.956 0,361 valid digunakan

36 0.879 0,361 valid digunakan

37 0.912 0,361 valid digunakan

38 0.925 0,361 valid digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil uji coba instrumen penelitian untuk sekolah efektif (Y) yang terdiri dari 38 item pernyataan, ternyata terdapat 37 (tiga puluh tujuh) item pernyataan dinyatakan valid dan 1 (satu) item pernyataan dinyatakan tidak valid. Pernyataan yang tidak valid dilakukan revisi yang dikonsultasikan dengan pembimbing sehingga item tersebut digunakan.


(46)

Dalam penelitian ini uji reabilitas dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS versi 21.0 for Windows. Dalam analisis ini data dikatakan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas perhatikan angka pada Guttman Split-Half Coefficient yang merupakan nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r table. Jika r hitung > r table maka item tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r table maka item tidak reliabel.

1). Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1 Tabel 3.8. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

0.988 0.988 30

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar = 0,988. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan dengan r hiting (0.988) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen kepemimpinan visioner kepala sekolah tersebut reliabel.

2). Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2 Tabel 3.9. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

0.967 0.967 31

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar = 0,967. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan


(47)

dengan r hiting (0.967) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen iklim sekolah tersebut reliabel.

3). Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Tabel 3.10. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

0.984 0.984 38

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar = 0,984. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan dengan r hiting (0.984) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen sekolah efektif tersebut reliabel.

G.Teknik Analisis Data

Langkah-Langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecendrungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus :

=

X

N

Keterangan :


(48)

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 3.11. kriteria dan penafsiran seperti di bawah ini :

Tabel 3.11.

Kriteria Skor Rata-rata Variabel

Rentangan Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,21 – 5,00 Selalu Sangat Tinggi

3,41 – 4,20 Sering Tinggi

2,61 – 3,40 Kadang-kadang Cukup

1,81 – 2,60 Jarang Rendah

1,00 – 1,80 Tidak Pernah Sangat Rendah

Sumber : Sogiyono 2009:23

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji hipotesis, analisis regresi, baik regresi linear sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau non paraketrik. Untuk pengolahan data parametrik, data yang dianalisis harus berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non paraketrik data yang dianalisis berdistribusi tidak normal.

Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga variabel penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 21,0 for Window, atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat:

X² = ∑ ( O1– E1 )² E1 Keterangan


(49)

O1 = Frekuensi hasil penelitian E1 = Frekuensi

b. Uji Linieritas Data

Uji Linieritas data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 21,0 for Window, Uji linieritas dapat dilihat dari nilai signifikasi dari deviation of linierity untuk XІ terhadap Y serta XЇ terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah: (1) Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana. (2) Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hunbungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r = n∑xy - (∑x) - (∑y)

{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²}

Keterangan:

n = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y ΣX = Jumlah skor tiap butir ΣY = Jumlah skor total

ΣX² = Jumlah skor X dikuadratkan ΣY² = Jumlah skor Y dikuadratkan


(50)

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien

korelasi dari variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan membandingkan r hitung dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila

r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif. Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, menurut Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Tabel 3.12.

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Sedang

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber : Akdon 2008:188 1). Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap Variabel Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 144), yaitu:

t = r √n-2 √ 1-r² Keterangan:

t = Nilai t hitung

r = Koefesien Korelasi hasil n = Jumlah responden

Meguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga

r hitung dengan r table dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan

dk = n – 2. Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga r hitung > r tabel.

2). Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi (KD) dengan maksud mengetahui sejauhmana pengaruh yang diberikan


(51)

oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = (r²) x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r² = Koefisien Korelasi

b. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

Ŷ = a + bX

Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefesien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Harga variabel X

c. Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas X secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat Y.

Analisis korelasi ganda menggunakan rumus: RxІxЇy, sedangkan untuk mencari signifikasi digunakan rumus Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan Ftabel.

Untuk mencari kesimpulan, jika FhitungFtabel maka Ho ditolak, artinya signifikan, sebaliknya jika FhitungFtabel maka Ho diterima, artinya tidak signifikan.


(52)

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y), untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat.

Untuk mengetahui kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

Ŷ = a + b₁X₁ + b2X2 + E Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi. a = Nilai konstanta

bІ= Nilai koefisien regresi xІ

bЇ= Nilai koefisien regresi xЇ

xІ= Variabel bebas xІ

xЇ= Nilai koefisien regresi xЇ

E = Prediktor

4. Alat Bantu

Untuk membantu analisis data, kegiatan penghitungan statistik menggunakan program SPSS (statistical Package of Social Science) Versi 21.0 for Window sehingga dapat diperoleh perhitungan statistik deskriptif seperti koefisien korelasi, koefisien determinasi, validitas, reliabilitas, mean, deviasi standar, skor minimum, skor maksimum, distribusi frekuensinya dan lainnya yang dibutuhkan dalam analisis data.


(1)

133

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklim sekolah memberikan kontribusi terhadap sekolah efektif, hasil ini menunjukkan realita di lapangan terbukti bahwa Iklim sekolah yang kondusif, baik fisik maupun non fisik merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh karena itu, sekolah perlu menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuhkembangkan semangat dan merangsang nafsu belajar peserta didik. Dengan iklim yang kondusif diharapkan tercipta suasana yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan. Hal ini berarti bahwa potensi keberhasilan sekolah efektif pada Sekolah Dasar dapat diwujudkan oleh iklim sekolah yang kondusif.

Akan tetapi walau dengan hasil yang tinggi namun aspek organisasi masih rendah dibanding aspek lainnya, oleh karena itu semua unsur sekolah perlu mengefektifkan aspek organisasi dalam Iklim sekolah yang berkaitan dengan keberadaan struktur organisasi, efektifitas terlaksananya program pengajaran dengan baik, peran kepala sekolah dalam praktik pengambilan keputusan serta terjalinnya pola komunikasi yang harmonis antar personil sekolah.

Keberadaan struktur organisasi dimaksudkan untuk terlaksananya seluruh program sekolah dengan lancar dan dilakukan oleh masing-masing personil sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Efektif efesiennya pelaksanaan pembelajaran adalah proses utama dalam rangka mempermudah pencapaian tujuan pendidikan. Kepala sekolah harus benar-benar bijaksana dalam mengambil keputusan disegala bidang dan harus bermuara pada pencapaian tujuan pendidikan, sedangkan harmonisnya pola komunikasi dimaksudkan untuk membina kerjasama diantara personil sekolah demi lancarnya proses pembelajaran di sekolah.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa kriteria sekolah efektif tinggi, namun ada aspek yang memerlukan perhatian yaitu aspek sumber daya yang


(2)

berkaitan dengan dukungan materi pelajaran dan waktu pembelajaran di sekolah mendapat nilai yang paling kecil di antara aspek lainnya. Oleh karena itu kepala sekolah dan stockholder sekolah harus benar-benar membuat program yang sangat dibutuhkan peserta didik terutama berkaitan dengan materi yang harus dikuasai siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, dan pengaturan waktu yang teratur demi kelancaran proses pembelajaran.

4. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kepemimpinan visioner kepala sekolah dan Iklim sekolah secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap sekolah efektif.

Sekolah efektif memandang sekolah sebagai suatu sistem yang mencakup banyak aspek baik input, proses, output maupun outcome serta tatanan yang ada dalam sekolah tersebut. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa dalam penelitian ini terdapat dua faktor yang berkontribusi terhadap sekolah efektif baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Kepemimpinan visioner kepala sekolah merupakan salah satu faktor strategis yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Iklim sekolah merupakan suatu kondisi dimana keadaan sekolah dan lingkungannya dalam keadaan yang aman, nyaman, damai dan menyenangkan untuk menjamin lancarnya kegiatan pembelajaran. Dalam rangka memenuhi harapan terwujudnya sekolah efektif tidak terlepas dari dukungan kepemimpinan visioner kepala sekolah serta iklim sekolah yang kondusif.

Oleh karena itu kepala sekolah harus menjadi pemimpin yang visioner juga kepala sekolah dengan didukung oleh seluruh warga sekolah perlu mewujudkan tindakan nyata dalam setiap kegiatan yang menggambarkan iklim sekolah yang kondusif, yaitu harus menciptakan suasana yang melukiskan organisasi sekolah penuh semangat dan daya hidup sehingga suasana sekolah menjadi suasana yang aman, nyaman untuk melakukan


(3)

135

aktivitas kerja sehingga mendukung terhadap terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui sekolah efektif, kepada semua pihak terkait, dan para praktisi pendidikan agar memberikan dukungan nyata terhadap upaya-upaya sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, dukungan ini berupa kemudahan birokrasi, merealisasikan usulan sekolah, dan pembinaan yang intensif, demi efektif efesiennya pencapaian tujuan pendidikan.

5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sekolah efektif terutama yang membahas kepemimpinan visioner kepala sekolah mengenai aspek kepala sekolah sebagai agen perubahan, iklim sekolah yang berkaitan dengan aspek organisasi serta masalah sekolah efektif yang berkaitan dengan aspek sumber daya yang merupakan aspek-aspek yang lemah dalam penelitian ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. (2012). Strategi Mengembangkan Organisasi Pembelajar di Sekolah. Jakarta : Bee Media Indonesia.

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.

Brief. (2004) School Climate and Learning. Journal Best Practice. no. 31.10 Halalman, Tersedia: http://www.outreach.msu.edu.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

_____, (2010). Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta : Depdiknas.

Engkoswara dan Komariah, A. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fattah, N. (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Freiberg, HJ. (2005). School Climate Measuring, Improving and Sustaining Healty Learning Environment (e-library edition). Philadelphia: Falmers Press.

Gunbayi, I. (2007). School Climate and Teachers’ Perceptions on Climate Factors: DOAJ Directory of open access Journal.Vol. 1 (2). 13 halaman , Tersedia:http://www.world-educationcenter.org/index.php/cjes/article/ viewFile /9/6

Hoffman, et.al (2009). On Improving School Climate: Reducing Reliance on Rewards and Punishment. International Journal Of Whole Schooling.Vol.5(3). Tersedia: http://www.wholeschooling.net/Journal of Whole Schooling/ articles/5-1%20Hoffman.pdf

Hoy, W.K., and Miskel Cecil, G. (2008). Educational Administration. MC.Grow-Hill: New York.

Kirk, J. David dan Jones, L. Terry.(2004). Effective Schools. Pearson Education, Ins.

Komariah, A. dan Cepi,T. (2008). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.


(5)

137

Macbeath dan Mortimore. (2005). Improving School Effectiveness. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Milner, Karen dan Khoza, Harriet. (2008). A Comparison of Teacher Stress and School Climate Across Schools with Different Matric Success Rates. Dalam

South African Journal of Education. Vol. 28. 17 halaman Tersedia: http://ajol.info/index.php/saje/article/viewFile/25151/4350

Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_____, (2011) Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan. (2010) Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2007) Pengantar Statistik untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Ridwan. (2008). SekolahEfektif. [Online]. Tersedia: http: //ridwan 202. Wordpress .com /2008/10/16/sekolah-efektif/.

Rivai,V. dan Murni, S. (2009) Education Management Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Press.

Robbins S. & Judge,T. (2008) Perilaku Organisasi :Edisi 12 (Alih bahasa.Angelica.D, dkk). Jakarta: Salemba Empat.

Sadker, D.M. and Zittleman,K.R. (2006). What Makes a School Effective?.Tersedia: http://www. education.com /reference/article /Ref What Makes School.

Sagala, S. (2009). Memahami Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. _____, (2012) Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Sa’ud, U. (2007) Modul Metode Penelitian Pendidikan Dasar. Bandung: UPI. _____, (2011) Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Scheerens, J. (2004) Improving School Effektiveness. Parisg: UNESCO.

Sobahi, K. dan Suhana, C. (2011). Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Bandung : Cakra.

Soetopo, H. (2010) Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.


(6)

Spencer, S. (2009) The Heart of Leadership 7 Kunci Menjadi Seorang Pemimpin yang Sukses. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.

Suharsaputra,U. (2010) Administrasi Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama. Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:

Rineka Cipta.

_____, (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

_____, (2005). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Starratt, R. (2011). Menghadirkan Pemimpin Visioner. Yogyakarta : Kanisius. Tim Dosen Adpen UPI. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Trihendradi, C. (2013). Step by Step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik.

Yogyakarta: Andi Offset.

Umiarso dan Gojali, I. (2011). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta : Ircisod.

Ukat, J. (2008). Konsep Sekolah Efektif. Tersedia: file:///G:/sekolah efektif/ konsep sek efektif.htm.

Wahab, A.A. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Wahjosumidjo. (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wahyudi. (2012). Kepemimpinan Kepala Sekolah (dalam Organisasi Pembelajaran / Learning Organization). Bandung : Alfabeta.

Widodo, J. (2007). Learning Organization. Malang : Bayumedia Publishing. Yukl, Garry. (2009). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta : PT Macanan


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KEBONAGUNG PACITAN.

0 1 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH CIOMAS KABUPATEN BOGOR.

2 3 68

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF DI SDN SE-KECAMATAN JATILUHUR.

0 3 7

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

1 10 56

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kemampuan Profesional Guru Dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Sekolah Dasar Di Ekskawedanan Ambarawa Kabupaten Semarang

0 2 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

0 0 97

SEKOLAH DASAR EFEKTIF : Studi Analisis Kontribusi Kepemimpinan Koordinatif Dan Iklim Sekolah Terhadap Sekolah Dasar Merger di Kota Bandung.

0 1 58

SEKOLAH DASAR EFEKTIF : Studi Analisis Kontribusi Kepemimpinan Koordinatif dan Iklim sekolah Terhadap Sekolah Efektif pada Sekolah Dasar Merger di Kota Bandung.

0 1 58

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SMA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 1 66

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA - repository UPI T ADP 1204781 Title

0 0 3