KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA.
KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh Cucu 1204794
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
(2)
KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA
Oleh
Cucu
S.Pd. STKIP YASIKA Majalengka, 2006
Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan
© Cucu 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D NIP 19530612 198103 1 003
Pembimbing II
Dr. Endang Herawan, M.Pd NIP 19600811 198603 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan
Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D NIP 19530612 198103 1 003
(4)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektifitas Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Cucu 1204794 ABSTRAK
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan peran komite sekolah merupakan dua faktor yang ikut berkontribusi terhadap keberhasilan pengimplementasian manajemen berbasis sekolah.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survey dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah gambaran umum perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki kategori sedang, kinerja komite sekolah memiliki kategori tinggi, serta efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah yang memiliki kriteria sangat tinggi. Kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah sedang. Kontribusi kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah kuat. Kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah kuat.
Rekomendasi yang peneliti sampaikan adalah kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah perlu terus berupaya dalam rangka meningkatkan perilaku kepemimpinannya, kinerja komite sekolah baru memiliki kriteria tinggi dari setiap dimensinya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan kinerja tersebut sehingga kinerjanya semakin meningkat. Selain itu keterlibatan stakeholder yang mampu memberikan pembinaan baik kepada kepala sekolah
(5)
Cucu, 2014
maupun komite sekolah seperti kepala UPTD atau Kepala Dinas Pendidikan sangat diharapkan. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih banyak dan lingkup penelitian yang lebih luas.
(6)
i Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian... 1
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah... 5
C.Tujuan Penelitian... 8
D.Manfaat/Signifikansi Penelitian... 9
E. Struktur Organisasi Tesis... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Pustaka ... 1. Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Penyelenggaraan Sekolah... 11 11 2. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 26
3. Komite Sekolah... 34
B.Kerangka Pemikiran... 39
C.Hipotesis Penelitian... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian... 41
B.Metode Penelitian... 45
C.Definisi Operasional... 46
D.Instrumen Penelitian... 47
(7)
F. Analisis Data... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian... 75
1. Deskripsi hasil penelitian... 75
2. Uji analisis... 86
3. Pengujian hipotesis... 96
B.Pembahasan... 102
1. Gambaran Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah... 102
2. Gambaran Kinerja Komite Sekolah... 105
3. Gambaran Efektivitas Implementasi MBS... 107
4. Kontribusi Perilaku Kepemipinan Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi MBS... 109
5. Kontribusi Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi MBS... 110
6. Kontribusi Perilaku Kepemipinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi MBS... 112
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan... 114
B.Rekomendasi... 115
DAFTAR PUSTAKA... 118
(8)
iii Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
(9)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan desentralisasi tata kelola sistem pendidikan dasar dan menengah sebagai bagian dari pengalihan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah (kabupaten/kota). Sekolah-sekolah diberi otoritas untuk mengelola operasional mereka secara mandiri sesuai dengan kebutuhan siswa dan pihak sekolah diminta turut melibatkan masyarakat setempat untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Bentuk manajemen sekolah yang tak lagi mengacu pada pusat ini sering disebut sebagai manajemen berbasis sekolah (MBS). MBS memerlukan perubahan mendasar pada cara pandang tentang sekolah dan perbaikan kapasitas kepala sekolah dan guru dalam memimpin, mengembangkan alternatif program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan setempat, serta melibatkan para orang tua dan masyarakat dalam tata kelola sekolah, serta melibatkan pula anggota masyarakat dalam manajemen sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan sebuah model manajemen yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengambil keputusan secara partisipatif dengan semua warga sekolah dan masyarakat untuk mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dengan manajemen ini sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar untuk mengelola sekolahnya menuju kemandirian. Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan sekolahnya disesuaikan dengan potensi serta kebutuhan. Dengan bentuk partisifatif dari warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan, maka semua yang terlibat akan merasa memiliki tanggug jawab dan dedikasi terhadap keputusan yang ditetapkannya.
(10)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manajemen Berbasis Sekolah ini merupakan bentuk manajemen pilihan di era desentralisasi agar sekolah mampu membuat program sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Dengan manajemen ini maka kepala sekolah memiliki keleluasaan untuk menentukan ingin seperti apa lembaga yang dipimpinnya. Selain itu pihak sekolah memiliki kebebasan dalam merancang sasaran, merumuskan visi dan misi, serta memberdayakan segala sumberdaya yang ada agar sekolah tersebut mampu meningkatkan kualitas pendidikannya karena pada akhirnya manajemen berbasis sekolah itu bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dengan otonomi yang dimiliki dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah, maka berbagai penunjang yang dibutuhkan harus dipersiapkan dengan baik. Menurut Engkoswara dan Komariah A.(2011 : 296) menjelaskan bahwa: “Pelaksanaan MBS difokuskan kepada dua sasaran kerja yaitu pada manajemen peningkatan mutu sekolah dan pada peningkatan kontribusi masyarakat terhadap pendidikan.”
Dalam peningkatan mutu, sekolah sudah diberi otonomi untuk peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu sekolah perlu membuat rancangan tentang otonomi akademik dan otonomi manajemen kelembagaan. Sedangkan dalam peningkatan kontribusi dan partisipasi masyarakat sekolah harus membuat kemitraan dengan berbagai jenis masyarakat yang salah satunya adalah Komite Sekolah.
Melihat begitu pentingnya implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, maka mau tidak mau sekolah harus dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang benar-benar memiliki kompetensi sebagai Kepala Sekolah. Umiarso& Gojali I. (2011 : 77) menjelaskan bahwa :”Ciri-ciri MBS bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar mengajar, dan sumber daya.”
Indikator dalam optimalisasi organisasi sekolah adalah menyediakan manajemen,organisasi, dan kepemimpinan transformasional. Selain itu mampu
(11)
menyusun rencana sekolah serta merumuskan kebijakannya sendiri, mampu mengelola kegiatan operasional sekolah, terjadinya komunikasi yang efektif antara sekolah dan masyarakat, mampu menggerakan partisipasi masyarakat, serta terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada sekolah itu sendiri.
Kepemimpinan kepala sekolah sangat diperlukan dalam mewujudkan perubahan dalam sistem persekolahan. Kepala sekolah sebagai seorang pimpinan merupakan subjek yang harus melakukan transformasi kepemimpinan dengan cara memberikan bimbingan, tuntunan atau anjuran kepada segenap orang yang dipimpinnya agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu dalam mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah diperlukan seorang kepala sekolah yang benar-benar memiliki kompetensi sebagai kepala sekolah sehingga mampu memberdayakan segenap sumberdaya yang ada agar dapat secara efektif dan efisien mampu mencapai tujuan sekolahnya. Oleh karena itu seiring dengan perubahan paradigma kepemimpinan sekolah, maka diperlukan seorang kepala sekolah yang profesional.
Berkaitan dengan strategisnya posisi kepemimpinan suatu organisasi dalam hal ini sekolah, maka seorang kepala sekolah harus mampu menguasai serta memberdayakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan sekolahnya. Salah satu sumberdaya yang ada di sekolah adalah orang tua siswa yang dewasa ini mengikatkan diri dalam suatu organisasi komite sekolah. Sejak diterbitkannya Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 sebagai pelaksanaan amanat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota telah terbentuk hampir di semua kabupaten/kota di Indonesia. Komite sekolah juga sudah terbentuk di seluruh satuan pendidikan. Namun apakah Komite sekolah sudah berdaya dan berjalan sesuai dengan tujuan pembentukannya.
(12)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nanang Fattah (2002 : 29) tentang Persepsi Kepala Sekolah, guru, dewan sekolah dan orang tua terhadap pelaksanaan MBS SD di kota Bandung diperoleh hasil bahwa :
“Pelaksanaan MBS masih belum secara utuh dapat diinternalisasi oleh komponen sekolah : Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Guru, dan Orang Tua siswa. Secara umum persepsi Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Guru, dan Orang Tua siswa terhadap pelaksanaan MBS SD di kota Bandung masih kurang mendukung.
Dari kondisi objektif tersebut menunjukkan masih banyak faktor yang perlu ditinjau kembali antara lain faktor politik, ekonomi dan budaya.”
Penelitian lain yang dilakukan oleh Yoyon Suryono dan Setya Raharja (2003 : 220) tentang Pengkajian Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta diperoleh hasil bahwa :
“Pemahaman dan penguasaan atas konsep dan praktek manajemen dalam pengelolaan pendidikan dan khususnya sekolah memang masih rendah dan perlu ditingkatkan baik aspek pengetahuan konseptualnya maupun pengalaman prakteknya. Rendahnya implementasi MBS di Sekolah Dasar dan MI disebabkan belum seluruh tahapan implementasi MBS dipahami dan dilaksanakan di tingkat sekolah, yaitu tahapan sosialisasi konsep sebagai tahap awal, analisis situasi, merumuskan sasaran, analisis SWOT, dan tahap menyusun rencana.”
Setelah bertahun-tahun sejak diberlakukannya Manajemen Berbasis Sekolah sampai saat ini apakah manajemen ini berhasil dengan efektif ? Pertanyaan itu harus mendapat jawaban yang komperhensip agar implementasi manajemen berbasis sekolah tidak sebatas jawaban di atas kertas. Akan tetapi melihat saat ini rekrutmen kepala sekolah sudah mulai dengan tahapan-tahapan yang menjunjung tinggi profesionalisme tidak lagi hanya mengandalkan senioritas atau masa kerja. Dengan indikator ini diharapkan kepala sekolah yang terekrut adalah kepala sekolah yang benar-benar profesional. Jika hal itu terjadi maka besar kemungkinan pengelolaan sekolah dengan manajemen berbasis sekolahnya dapat dengan efektif diimplementasikan. Disamping itu semua keterlibatan
(13)
masyarakat dalam pendidikan khusus ditingkat sekolah juga masih perlu pengkajian. Karena sebagaimana kita ketahui manajemen berbasis sekolah memerlukan tingkat partisipasi masyarakat yang bukan hanya sekedar mendukung secara materil melainkan diperlukan keterlibatan dalam berbagai aspek sejak tahap perencanaan, pelaksanaan sampai kepada tahap evaluasi program.
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka belum mencapai tingkat efektivitas yang diharapkan. Kualitas pendidikan yang diharapkan dari diimplementasikannya MBS masih belum optimal. Beberapa indikator yang menunjukkan tingkat kualitas pendidikan dapat dilihat diantaranya dari tingkat akreditasi sekolah dan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik. Berdasarkan data yang ada di UPTD Pendidikan Kecamatan Ligung dari 42 Sekolah Dasar, 2 SD terakreditasi A ( 4,76% ), 23 SD terakreditasi B ( 54,76% ) dan 17 SD terakreditasi C ( 40,48% ). Dari prestasi siswa dalam perlombaan bidang akademik yang diselenggarakan setiap tahun di tingkat kabupaten sejak tahun 2007 sampai sekarang belum pernah memperoleh juara satu cabangpun. Dari prestasi siswa dalam perlombaan bidang non akademik pernah meraih juara 1 tingkat kabupaten cabang bulutangkis pada tahun 2009 dan juara 1 cabang takraw pada tahun 2012.
Berlandaskan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, perlu diketahui bahwa dalam rangka implementasi Manajemen Berbasis Sekolah ada beberapa faktor
(14)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensinya. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dan saling terikat. Selain itu jika salah satu faktor tidak terpenuhi, maka implementasi Manajemen Berbasis Sekolah tidak bisa efektif dan efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dijelaskan oleh Mulyasa (2012 : 58) bahwa :”
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-mengajar, serta dukungan masyarakat (orang tua) yang tinggi.”
Dalam bentuk bagan dapat disajikan sebagai berikut :
Gambar 1.1
Faktor Pendukung Efektivitas dan Efisiensi Implementasi MBS
Selain itu diperlukan strategi untuk bisa menjamin keberhasilan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah sebagaimana dijelaskan oleh Nurkolis (2006 : 132) bahwa terdapat sembilan strategi yaitu :
“Sekolah harus memiliki otonomi, adanya peran serta masyarakat secara aktif, adanya kepemimpinan yang kuat sehingga mampu menggerakkan dan
MBS
SDMDANA
SAPRAS DUKUNGAN
(15)
mendayagunakan setiap sumber daya sekolah secara efektif, adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan dewan sekolah yang aktif, semua pihak harus memahami peran dan tanggung jawabnya secara sungguh-sungguh, adanya guidelines dari departemen pendidikan terkait, sekolah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas, penerapan MBS harus diarahkan untuk pencapaian kinerja sekolah, dan implementasi diawali dengan sosialisasi.”
Berdasarkan hal tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Alasan fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manajemen Berbasis Sekolah masih berbentuk harapan belum bisa
diimplementasikan secara efektif di setiap sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya pemahaman Kepala Sekolah dan Komite Sekolah tentang Manajemen Berbasis Sekolah yang kurang mantap sebagaimana dikemukakan oleh Permadi dan Arifin (2010 : 36) menjelaskan bahwa : “Hambatan yang merupakan titik lemah dari implementasi MBS adalah faktor leadership (kepemimpinan) dari birokrat pemerintahan dan pendidikan, kepala sekolah, dan komite sekolah.”
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah masih belum mendukung terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Hal ini dikemukakan pula oleh Permadi dan Arifin (2010 :36) yang menjelaskan bahwa : “Meskipun kehadiran komite sekolah sebagai pengganti lembaga BP3 di sekolah dirasakan oleh sekolah membantu, tapi kepala sekolah menganggap menjadi semacam lembaga saingan yang menambah mata rantai pengawas.”
3. Kinerja Komite Sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya masih belum optimal sehingga pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah yang memerlukan peran Komite Sekolah belum bisa berjalan efektif. Hal ini dijelaskan oleh Permadi dan Arifin (2010:35) yang menyatakan bahwa :
Pelaksanaan peran dan fungsi dari komite sekolah terutama dalam ikut merancang RAPBS dan merancang program-program sekolah (advising)
(16)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masih lunak. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan Komite Sekolah tentang hal tersebut. Pelaksanaan fungsi kontroling (pengawasan) komite sekolah terhadap program-program sekolah masih terbatas pada kegiatan ujian akhir sekolah dan keuangan sekolah. Pengawasan terhadap kegiatan lainnya masih terbatas mengingat kesibukan dari pengurus Komite Sekolah. Pelaksanaan peran dan fungsi Komite Sekolah dalam hal pengumpulan dana (supporting) bagi perbaikan sekolah, masih terbatas pada menjaring dana dari orang tua siswa melalui Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) tahunan dan bulanan. Keterlibatan dunia usaha dan industri terhadap pengumpulan bagi sekolah yang memerlukan masih terbatas di kota-kota yang cukup besar yang ada lokasi industri dan banyak sektor usaha. Pelaksanaan peran dan fungsi Komite sekolah sebagai penghubung (mediator) dengan pihak luar seperti pada alumni sekolah masih terbatas pada sekolah-sekolah yang cukup besar dan terkenal yang sebagian alumninya sudah mempunyai jabatan-jabatan penting di pemerintahan, angkatan bersenjata, dan perusahaan-perusahaan.
Dari identifikasi dan rumusan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ?
2. Bagaimana gambaran Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ?
3. Bagaimana gambaran efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ?
4. Seberapa besar kontribusi perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka? 5. Seberapa besar kontribusi kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?
6. Seberapa besar kontribusiperilaku kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen
(17)
Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar.
Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
2. Untuk mengetahui gambaran kinerja Komite Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
3. Untuk mengetahui gambaran efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
4. Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
5. Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
6. Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
(18)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan diketahuinya kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah maka diharapkan sekolah dapat mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah dengan baik sehingga dicapai peningkatan mutu pendidikan. Secara rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan wawasan keilmuan mulai dari lembaga birokrasi pendidikan sampai ke tingkat satuan pendidikan yakni tingkat sekolah agar mampu menerapkan model kerjasama antara sekolah dan orang tua murid melalui komite sekolah dalam mengimplementasikan MBS.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat :
a. Memberikan gambaran pemikiran dalam rangka meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam kontribusinya terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.
b. Memberikan gambaran pemikiran dalam rangka peningkatkan kinerja Komite Sekolah dalam kontribusinya terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
c. Diharapkan Kepala sekolah dan Komite Sekolah dapat menjadi mitra sejajar dalam upaya peningkatan mutu sekolah secara khusus dan mutu pendidikan secara umum.
E. Struktur Organisasi Tesis
Sistematika penulisan hasil penelitian ini diawali dengan Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah dan bebas plagiarisme, Kata Pengantar, Ucapan Terima Kasih, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
(19)
Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Batasan Masalah,Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/signifikansi Penelitian, dan struktur organisasi tesis.
Bab II merupakan Kajian Pustaka yang memuat kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah, serta Komite Sekolah.
Bab III merupakan Metode Penelitian yang memuat tentang Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, dan Analisis Data.
Bab IV membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang perilaku kepala sekolah, kinerja komite sekolah, dan efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah.
Bab V memuat Kesimpulan dan Rekomendasi. Kemudian pada bagian akhir memuat tentang Daftar Pustaka dan Daftar Lampiran.
(20)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat. Lokasi ini dijadikan lokasi penelitian karena sepengetahuan peneliti di lokasi ini belum pernah ada peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian tentang kontribusi kepeminpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas manajemen berbasis sekolah.
2. Populasi
Populasi merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian. Tanpa populasi, maka data penelitian yang diperlukan tidak akan ada yang berarti
tidak ada penelitian. Sugiyono (2012 : 80) menjelaskan bahwa “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka sebanyak 42 Sekolah Dasar dengan personil Kepala Sekolah, Guru, dan Pengurus Komite Sekolah Non Guru di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka sebanyak 579 orang yang terdiri dari Kepala Sekolah 42 orang, Guru 356 orang, dan pengurus Komite sekolah yang bukan guru di sekolah tersebut sebanyak 181 orang. Berikut ini adalah
(21)
daftar Sekolah Dasar Negeri yang berada di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka :
Tabel 3.1
Nama Sekolah dan Jumlah Personil
N O
NAMA SEKOLAH DASAR
Akredi tasi
JUMLAH PERSONIL Kepala
Sekolah Guru
Komite Non Guru
1 Ampel I C 1 4 5
2 Ampel II B 1 8 4
3 Ampel III B 1 6 4
4 Bantarwaru I B 1 6 5
5 Bantarwaru II B 1 9 5
6 Beber I B 1 8 4
7 Beber II B 1 7 4
8 Beber III C 1 7 4
9 Beber IV C 1 8 5
10 Beusi I B 1 7 4
11 Beusi II B 1 7 5
12 Beusi III C 1 6 4
13 Buntu I B 1 7 4
14 Buntu II B 1 7 5
15 Cibogor I B 1 5 4
16 Cibogor II A 1 7 4
17 Gandawesi I B 1 5 5
18 Gandawesi II C 1 8 4
19 Gandawesi III B 1 7 4
20 Kedungkencana I B 1 7 5
21 Kedungkencana II C 1 4 4
22 Kedungkencana III C 1 6 4
23 Kertasari A 1 8 5
24 Kodasari I B 1 5 4
25 Kodasari II C 1 6 4
26 Leuweunghapit I C 1 5 4
27 Leuweunghapit II C 1 5 4
28 Leuwiliang Baru B 1 7 5
29 Ligung I C 1 6 4
(22)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31 Ligung III B 1 7 4
32 Ligung IV B 1 7 4
33 Ligung Lor I B 1 9 5
34 Ligung Lor III B 1 8 4
35 Majasari I C 1 7 4
36 Majasari II C 1 6 5
37 Sukawera II B 1 7 4
38 Sukawera III C 1 6 4
39 Tegal Aren I C 1 8 4
40 Wanasalam I C 1 8 5
41 Wanasalam II B 1 9 4
42 Wanasalam III C 1 8 4
Jumlah 42 356 181
Sumber : UPTD Pendidikan Kec. Ligung 2013
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Bila populasi besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili.
Dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah sekolah. Untuk menentukan jumlah sekolah yang dijadikan sampel, peneliti menggunakan teknik total sampling yakni seluruh sekolah dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 42 sekolah. Teknik ini peneliti gunakan karena jumlah sekolah yang menjadi populasi tidak terlalu banyak serta secara geografis sekolah-sekolah tersebut relatif mudah dijangkau. Sedangkan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Teknik yang digunakan dalam menentukan jumlah responden adalah dengan memperhatikan strata dari responden berdasarkan jabatannya. Teknik ini digunakan karena responden memiliki strata berdasarkan jabatannya yaitu kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Dengan pertimbangan jumlah responden
(23)
berdasarkan strata tadi, peneliti menentukan jumlah responden kepala sekolah diambil 100% yakni 42 orang mengingat jumlahnya tidak terlalu banyak. Sedangkan responden guru dan komite sekolah ditentukan 25% dari jumlah populasi untuk setiap sekolah karena jumlah guru dan komite peneliti nilai cukup banyak yakni guru berjumlah 356 orang dan komite sekolah berjumlah 181 orang. Penentuan responden penelitian ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Tabel 3.2 Responden Penelitian
N O
NAMA SEKOLAH DASAR
JUMLAH POPULASI
JUMLAH RESPONDEN
100% 25% 25%
Ke pala Seko lah
Gu ru
Ko mite
Ke pala Seko lah
Gu ru
Ko mite
1 Ampel I 1 4 5 1 1 2
2 Ampel II 1 8 4 1 2 1
3 Ampel III 1 6 4 1 2 1
4 Bantarwaru I 1 6 5 1 2 2
5 Bantarwaru II 1 9 5 1 3 2
6 Beber I 1 8 4 1 2 1
7 Beber II 1 7 4 1 2 1
8 Beber III 1 7 4 1 2 1
9 Beber IV 1 8 5 1 2 2
10 Beusi I 1 7 4 1 2 1
11 Beusi II 1 7 5 1 2 2
12 Beusi III 1 6 4 1 2 1
13 Buntu I 1 7 4 1 2 1
14 Buntu II 1 7 5 1 2 2
15 Cibogor I 1 5 4 1 2 1
16 Cibogor II 1 7 4 1 2 1
17 Gandawesi I 1 5 5 1 2 2
18 Gandawesi II 1 8 4 1 2 1
19 Gandawesi III 1 7 4 1 2 1
20 Kedungkencana I 1 7 5 1 2 2
21 Kedungkencana II 1 4 4 1 1 1
22 Kedungkencana III 1 6 4 1 2 1
(24)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24 Kodasari I 1 5 4 1 2 1
25 Kodasari II 1 6 4 1 2 1
26 Leuweunghapit I 1 5 4 1 2 1
27 Leuweunghapit II 1 5 4 1 2 1
28 Leuwiliang Baru 1 7 5 1 2 2
29 Ligung I 1 6 4 1 2 1
30 Ligung II 1 8 4 1 2 1
31 Ligung III 1 7 4 1 2 1
32 Ligung IV 1 7 4 1 2 1
33 Ligung Lor I 1 9 5 1 3 2
34 Ligung Lor III 1 8 4 1 2 1
35 Majasari I 1 7 4 1 2 1
36 Majasari II 1 6 5 1 2 2
37 Sukawera II 1 7 4 1 2 1
38 Sukawera III 1 6 4 1 2 1
39 Tegal Aren I 1 8 4 1 2 1
40 Wanasalam I 1 8 5 1 2 2
41 Wanasalam II 1 9 4 1 3 1
42 Wanasalam III 1 8 4 1 2 1
Jumlah 42 356 181 42 85 55
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 42 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka dengan responden Kepala Sekolah sebanyak 42 orang, Guru sebanyak 85 orang, dan Komite Sekolah sebanyak 55 orang. Jumlah total responden kepala sekolah, guru dan komite sekolah berjumlah 182 orang. Responden kepala sekolah digunakan untuk mengukur variabel kinerja komite sekolah dan efektivitas implementasi MBS. Responden Guru digunakan untuk mengukur perilaku kepemimpinan kepala sekolah, kinerja komite sekolah dan efektivitas implementasi MBS. Sedangkan responden komite sekolah digunakan untuk mengukur variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan efektivitas implementasi MBS.
Untuk responden guru, karena setiap kepengurusan komite sekolah memiliki unsur guru, maka bagi sekolah yang responden guru hanya satu, maka guru yang dijadikan responden adalah guru yang tidak termasuk pengurus komite sekolah. Bagi sekolah yang responden guru
(25)
berjumlah dua, maka yang dijadikan responden adalah satu orang guru yang termasuk pengurus komite sekolah, satu orang lagi guru yang tidak termasuk pengurus komite sekolah. Bagi sekolah yang responden guru berjumlah tiga, maka yang dijadikan responden itu adalah satu guru yang termasuk pengurus komite sekolah dan dua orang guru yang tidak termasuk pengurus komite sekolah.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2). Dalam penelitian mengenai Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka, maka peneliti menggunakan metode survey.
Menurut Sugiyono (2012 : 6) menjelaskan bahwa “metode survey
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya
dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya,”
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini diperlukan pembatasan-pembatasan istilah sebagai berikut :
1. Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Perilaku Kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah adalah bentuk perilaku Kepala Sekolah yang mencerminkan pengaruh ideal, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individu dalam kepemimpinan suatu organisasi sekolah sehingga semua unsur bersedia
(26)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpartisipasi tanpa paksaan secara optimal dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Kinerja Komite Sekolah
Kinerja Komite Sekolah adalah keterlibatan Komite Sekolah sebagai sebuah lembaga dalam melaksanakan fungsi pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol dan mediator.
3. Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah adalah keberhasilan dalam melaksanakan prinsip-prinsip dasar Manajemen Berbasis Sekolah yang mencakup kemandirian sekolah, transparansi dan akuntabilitas, demokrasi, partisipasi masyarakat, dan peningkatan kualitas sekolah.
Dari definisi operasional tersebut dapat digambarkan bahwa variabel dan dimensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Variabel dan Dimensi Penelitian
No Variabel Dimensi
1 Perilaku Kepemimpinan Transformasional
Pengaruh Ideal
Motivasi Inspirasional
Stimulasi Intelektual
Pertimbangan Individu
2 Kinerja Komite Sekolah
Pemberi pertimbangan
Pendukung
Pengontrol
Mediator 3 Efektivitas Implementasi
MBS
Otonomi Sekolah (Kemandirian)
(27)
Demokrasi
Partisipasi Masyarakat
Peningkatan Kualitas Sekolah D. Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan sebagai cara dan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Menurut Sugiyono ( 2012 : 137) bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012 : 142).
E. Proses Pengembangan Instrumen
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Menyusun instrumen meliputi :
a. Menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk dipertanyakan kepada responden berdasarkan pada teori-teori yang telah diuraikan.
b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Efektivitas Implementasi MBS
(28)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Efektivitas
Implemen-tasi MBS ( Y ) Dikem-bangkan dari Nurkolis (2006) Engkoswa ra dan Aan Komariah (2011) Mulyasa (2012) Permadi dan Arifin (2010) Umiarso& Gojali (2011) Otonomi (Kemandi rian) a. Perencanaan Program Kerja Sekolah
Sekolah memiliki tim pengembang
Tim pengembang melakukan evaluasi diri sekolah
Rencana Kerja Sekolah disusun oleh Tim pengembang 1 2 3 b. Pelaksanaan program Kerja Sekolah
Rencana Kerja sekolah dijadikan acuan
Mempunyai
mekanisme dalam pe-rubahan rencana kerja
Melakukan pengawas-an pelakspengawas-anapengawas-an rogram kerja 4 5 6 c. Evaluasi program Kerja Sekolah
Memiliki mekanisme dalam evaluasi program kerja
7-8
d. Pengambilan keputusan
Sekolah membuat keputusan sendiri tentang program kerja
9-10 Akuntabi litas dan Transpa-ransi a. Penerimaan sumber keuangan sekolah
Dari pemerintah
Dari orang tua murid
Dari kelompok masyarakat lainnya
11 12
13
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item b. Pengelolaan
dana
Administrasi keuangan sekolah
Penggunaan dana sesuai rencana 14 15 c. Pertanggungja wab an dana
Laporan pertanggung-jawaban dilakukan rutin
Laporan diberikan kepada stakeholder
Masyarakat
mempunyai akses
ter-hadap laporan
keuangan
16
17
18
Demokra a. Keterlibatan
komite Komite sekolah terlibat
(29)
si sekolah dalam pengambilan keputusan
dalam penyusunan rencana kerja sekolah
Komite sekolah terlibat dalam evaluasi rencana
kerja sekolah 20
b. Memperhatika n aspirasi dari bawah
Sekolah menyediakan sarana pengaduan
Sekolah memberi respon terhadap setiap aspirasi
21
22
c. Mengutamaka n masyarakat pendidikan
Secara berkala sekolah mengadakan
musyawarah dengan wali murid
Secara berkala sekolak mengadakan musyawa-rah dengan guru
23 24 Partisipa- si Masyara-kat a. Pembiayaan
Masyarakat terlibat
dalam pembiayaan
pendidikan 25 b. Proses pengambilan keputusan tentang kurikulum
Sekolah mempunyai
tim pengembang
kurikulum
Komite sekolah terlibat
dalam penyusunan
kurikulum
26
27
c. Terlibat dalam pengelolaan sekolah
Komite sekolah terlibat
aktif dalam
pengelolaan sekolah
28
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
Pening-katan Kualitas Sekolah a. Kelancaran PBM
Guru berkualifikasi akademik S1
Penugasan guru dalam PBM sesuai dengan kualifikasinya
Guru mempunyai beban mengajar sesuai peraturan
Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran
29
30
31
(30)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah menyediakan media pembelajaran
Sekolah mempasilitasi kebutuhan guru dalam PBM
Guru melaksana-kan PAIKEM dalam pembelajaran
33
34
35
b. Hasil
Pembelajaran
Sekolah memiliki target pencapaian hasil PBM
Sekolah mampu mencapai target hasil PBM yang telah ditetapkan
Siswa berprestasi dalam bidang akademik
Siswa berprestasi dalam bidang non akademik
Tingkat kelulusan siswa sesuai dengan target
36
37
38
39
40
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
Perilaku Kepemim
Pengaruh Ideal
a. Memiliki
keyakinan
Kepala sekolah
(31)
pinan Kepala Sekolah
( X1 )
Dikem-bangkan dari Bass dan Riggio (2006) Agus Setiawan dan Muhit (2013) Raihani (2011) diri yang kuat optimis dalam pencapaian tujuan sekolah b. Memiliki komitmen yang tinggi
Kepala sekolah menunjukkan komitmen terhadap pencapaian tujuan sekolah 2 c. Mempunyai visi yang jelas
Kepala sekolah mampu merumus-kan visi sekolah
Kepala sekolah mampu menyam-paikan visi sekolah kepada warga sekolah
3
4
d. Tekun
Kepala sekolah tekun dalam me-laksanakan tugas
5
e. Pekerja keras dan militan
Kepala sekolah menunjukkan kerja keras dalam men-capai tujuan sekolah
6
f. Konsisten
Kepala sekolah menunjukkan sikap konsisten dalam mencapai tujuan sekolah 7 g. Mampu menunjukkan ide-ide penting
Kepala sekolah mampu menunjukkan ide dalam meningkatkan kualitas sekolah 8 h. Mampu mempengaru hi dan menimbulka n emosi yang kuat
Kepala sekolah mampu mempengaruhi
bawahan untuk melaksanakan tugas dengan baik
9
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
i. Memberi wawasan serta kesadaran akan misi
Kepala sekolah membe ri wawasan pengetahu an kepada bawahan
Kepala sekolah mampu membangkitkan kesa
10
(32)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daran bawahan dalam pencapaian tujuan sekolah
j. Membangkit kan
kebanggan
Kepala sekolah mampu membangkitkan kebanggaan bawahan terhadap keberhasilan yang dicapai 12 k.Menumbuhka n kepercayaan
Kepala sekolah mampu menumbuhkan keperca yaan bawahan terhadap dirinya
Kepala sekolah mampu menumbuhkan sikap saling mempercayai antar personil sekolah
13
14
Motivasi Inspirasi
onal
a. Menginsp-irasi
Kepala sekolah mampu menginspirasi bawahan untuk berinovasi
15
b. Memotivasi
Kepala sekolah mampu memberikan motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas 16 c. Memodifikasi perilaku para komponen organisasi
Kepala sekolah mampu mendorong warga seko lah untuk berusaha men capai tujuan sekolah
17 d.Mengajak komponen organisasi memandang ancaman sebagai kesempatan untuk belajar dan berprestasi
Kepala sekolah mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi bawahan
Kepala sekolah mampu memberi-kan
pemahaman kepada bawahan dalam memandang masalah yang dihadapi menjadi sebuah tantangan
18
19
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
Stimulasi Intelektu
al
a. Berupaya meningkatka n kesadaran
Kepala sekolah mampu menumbuhkan
kesadaran bawahan
(33)
para pengikut terhadap masalah diri dan
organisasi
terhadap peran pentingnya dalam organisasi
Kepala sekolah
memberikan pemaham an kepada bawahan untuk membedakan masalah yang dihadapi
Kepala sekolah mampu menumbuhkan
kesadaran bawahan untuk mengutamakan kepentingan organisasi dalam melaksanakan tugas
21
22
b.Meningkatkan intelegensi
Kepala sekolah memberi kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan
kemampuan diri
Kepala sekolah mampu memberikan
pengetahuan baru kepada bawahan untuk menunjang pelaksanaan tugas
23
24
c. Meningkatka n rasionalitas
Kepala sekolah mendorong cara
berfikir rasional kepada bawahan
25
d. Berupaya melakukan pemecahan masalah secara seksama.
Kepala sekolah dengan segera melakukan pemecahan dari setiap masalah yang timbul
Kepala sekolah melibatkan guru dan komite sekolah dalam pemecahan masalah
26
27
(34)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Mampu mendorong komponen organisasi untuk melakukan perubahan
Kepala sekolah memberikan motivasi terhadap komponen organisasi untuk melakukan perubahan ke arah kemajuan
28
f. Memberi ruang kepada komponen organisasi untuk mengaktualis asikan potensi dirinya
Kepala sekolah memberikan motivasi kepada komponen organisasi untuk berprestasi
Kepala sekolah memberi kesempatan kepada bawahan untuk menunjukkan potensi dirinya 29 30 g. Memiliki kearifan dalam menyikapi kultur organisasi yang konvensional
Kepala sekolah bersikap arif dalam menghadapi budaya organisasi yang sudah ada
Kepala sekolah membangun kultur organisasi dengan keteladanan 31 32 Pertim- bangan Individu a. Mengidentifik asi kebutuhan karyawannya
Kepala sekolah mampu mengidentifikasi kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas
Kepala sekolah berupaya memenuhi kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas
33
34
b. Memberikan perlindungan
Kepala sekolah mampu memberikan
perlindungan kepada warga sekolah dalam melaksanakan tugas
35
c. Menciptakan rasa aman,
Kepala sekolah mampu menciptakan rasa aman bagi warga sekolah da-lam melaksanakan
(35)
kegiatan di sekolah
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
d. Mampu menampung dan
menangkap aspirasi,
Kepala sekolah mau menerima aspirasi dari pihak lain
Kepala sekolah mampu menindaklanjuti
aspirasi yang muncul dari pihak lain untuk kemajuan sekolah 37 38 e. Memperjuang kan kebutuhan pengikutnya
Kepala sekolah berusaha memenuhi kebutuhan setiap komponen organisasi dalam melaksanakan tugas 39 f. Menghargai potensi.
Kepala sekolah menghargai setiap potensi yang dimiliki bawahan
40
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kinerja Komite Sekolah
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
Kinerja Komite Sekolah
( X2 )
Dikem-bangkan dari Depdik-nas (2006) Permadi dan Arifin (2010) Engkoswa Pemberi pertim-bangan a. Identifikasi sumber daya pendidikan dalam masyarakat
Komite sekolah mencari tahu potensi masyarakat untuk kepentingan pendidikan 1 b. Memberikan masukan dalam penyusunan RKAS
Komite sekolah aktif memberi masukan dalam penyusunan RKAS 2 c. Menyelengga rakan rapat RKAS
Komite sekolah mengadakan rapat khusus membahas RKAS
3
(36)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ra dan Aan
Komariah (2011) pertimbangan perubahan RKAS memberikan pertimbangan dalam perubahan RKAS
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
e. Ikut mengesahkan RKAS bersama kepala sekolah
Komite sekolah
bersama kepala sekolah mengesah-kan RKAS 5 f. Memberikan masukan terhadap proses pengelolaan pendidikan
Komite sekolah aktif memberi masukan kepada sekolah terhadap proses pengelolaan pendidikan di sekolah 6 g. Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada guru
Komite sekolah aktif memberi masukan kepada guru dalam
melaksnakan PBM 7
h. Memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantuka n di sekolah
Komite sekolah aktif memberikan
pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantu-kan di sekolah
8
i. Memberikan pertimbangan tentang sara na dan prasa rana yang dapat diguna kan disekolah
Komite sekolah aktif memberikan
pertimbangan tentang sarana dan prasarana yang dapat digunakan di sekolah 9 j. Memberikan pertimbangan tentang ang garan yang dapat dimanfa
Komite sekolah aktif memberikan
pertimbangan da-lam penyusunan anggaran di sekolah
(37)
atkan di sekolah a. Memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah
Komite sekolah aktif memantau kondisi tenaga pendidikdi sekolah
11
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
Pendu kung
b. Memobilisasi guru sukarela wan untuk me nanggulangi kekurangan guru di sekolah
Komite sekolah aktif memobilisasi guru sukarelawan untuk menanggu-langi kekurangan guru di sekolah 12 c. Memobilisasi tenaga kepen didikan non guru untuk mengisi kekurangan di sekolah
Komite sekolah aktif memobilisasi tenaga kependidik-an non guru untuk mengisi
kekurang-an di sekolah 13
d. Memantau kondisi sara na dan prasa rana yang ada di sekolah
Komite sekolah aktif memantau kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah
14
e. Memobilisasi bantuan sara na dan prasa rana sekolah
Komite sekolah aktif mencari bantuan sarana dan prasarana sekolah 15
f. Memantau kondisi ang garan pendi-dikan di sekolah
Komite sekolah aktif memantau kondisi anggaran pendidikan di sekolah 16 g. Memobilisasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah
Komite sekolah aktif mencari dukungan terhadap anggaran
pendi-dikan di sekolah 17
(38)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu nasikan duku ngan terhadap ang garan pendi dikan di sekolah mengkoordi-nasikan dukungan untuk
anggaran pendidikan di sekolah dari pihak lain
i. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran di sekolah
Komite sekolah aktif mengevaluasi
dukungan anggar-an pendidikan di sekolah dari pihak lain
19
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
Pengon trol
a. Mengontrol proses pengam bilan keputus an di sekolah
Komite sekolah aktif mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah 20 b. Mengontrol kualitas kebijakan di sekolah
Komite sekolah aktif mengontrol kualitas
kebijakan di sekolah 21
c. Mengontrol proses perencanaan pendidikan di sekolah
Komite sekolah aktif mengontrol proses perencanaan pendi-dikan di sekolah
22 d. Pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah
Komite sekolah aktif melakukan pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah 23 e. Pengawasan terhadap kualitas program sekolah
Komite sekolah aktif melakukan pengawasan terhadap kualitas program sekolah 24 f. Memantau organisasi sekolah
Komite sekolah aktif memantau fungsi
organisasi sekolah 25
g. Memantau penjadwalan program
Komite sekolah aktif memantau penjadwalan program sekolah
(39)
sekolah h. Memantau
alokasi angga ran untuk pe laksanaan program sekolah
Komite sekolah aktif memantau alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah 27 i. Memantau sumber daya pelaksana program sekolah
Komite sekolah aktif memantau sumberdaya pelaksana program sekolah
28
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
j. Memantau partisipasi stakeholder pendidikan dalam pelaksa naan program sekolah
Komite sekolah aktif memantau partisipasi stakeholder pendidikan dalam pelaksanaan program sekolah 29 k. Memantau hasil ujian sekolah
Komite sekolah aktif memantau hasil ujian sekolah 30 l. Memantau angka partisipasi sekolah
Komite sekolah aktif memantau angka partisipasi sekolah 31 m.Memantau angka mengu lang sekolah
Komite sekolah aktif memantau angka mengulang sekolah 32 n. Memantau angka bertahan sekolah
Komite sekolah aktif memantau angka bertahan sekolah 33 Media tor a. Menjadi penghubung antara sekolah dengan masyarakat
Komite sekolah aktif menjadi penghubung antara sekolah dengan masyarakat 34 b. Mengidentifik asi aspirasi masyarakat untuk
Komite sekolah aktif mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan
(40)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perencanaan pendidikan pendidikan c. Membuat usulan kebijakan program pendidikan kepada sekolah
Komite sekolah aktif membuat usulan kebijakan program pendidikan kepada sekolah 36 d. Mensosialisas ikan kebijak an program sekolah kepada masyarakat
Komite sekolah aktif mensosialisaskan kebijakan program sekolah kepada masyarakat
37
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item
Mediator e. Mempasilitasi berbagai masukan kebijakan program terhadap sekolah
Komite sekolah aktif mempasilitasi berbagai masukan kebijakan program terhadap sekolah 38 f. Menampung pengaduan terhadap kebijakan program sekolah
Komite sekolah aktif menampung pengaduan terhadap kebijakan program sekolah 39 g. Mengkomuni kasikan pengaduan masyarakat kepada sekolah
Komite sekolah aktif mengkomunikasikan pengaduan masyarakat kepada sekolah
40
c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban yang akan dipilih responden berdasarkan indikator yang telah ditentukan.
(41)
d. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban pada setiap variabel dengan menggunakan penilaian yang berkisar dari 5 sampai 1 dengan perincian sebagai berikut :
Alternatif Jawaban Skor
SL (Selalu) 5
SR (Sering 4
KD (Kadang-kadang) 3
HTP (Hampir Tidak Pernah) 2
TP (Tidak Pernah) 1
1. Melakukan Uji Coba Instrumen meliputi :
a. Uji validitas instrumen dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Mengkonsultasikan instrumen dengan ahli dalam hal ini pembimbing.
2) Dilakukan uji coba kepada subjek yang bukan merupakan sampel penelitian akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel pada penelitian ini. Dalam hal ini peneliti mengadakan uji coba instrumen dilakukan di Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Jumlah instrumen yang diujicobakan sebanyak 30 instrumen yang disebar kepada kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.
3) Setelah instrumen uji coba terkumpul maka dilakukan inventarisasi jawaban dan diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap nomor item, maka angka koefisien korelasi yang diperoleh yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai rhitung) dibandingkan
(42)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan nilai rtabel pada taraf signifikan tertentu dengan kaidah
pengujiannya adalah: jika rhitung > nilai rtabel, maka item tersebut
dinyatakan valid dan dapat dipakai. Sebaliknya jika rhitung < nilai rtabel, maka validitas item tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak
dapat dipakai.
b. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen
1) Hasil Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)
Uji validitas instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah dari tiga puluh responden dengan empat puluh item pernyataan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.7
Perhitungan Validitas Instrumen
Variabel Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)
Item Soal Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation (r hitung)
r tabel α=0.05 dengan n = 30
Keputusan
Item 1 154.3333 207.264 0.465 0.361 Valid Item 2 154.3333 206.161 0.551 0.361 Valid Item 3 154.6667 203.195 0.594 0.361 Valid Item 4 154.8333 201.247 0.713 0.361 Valid Item 5 154.1000 209.679 0.460 0.361 Valid Item 6 154.2000 211.131 0.400 0.361 Valid Item 7 154.3667 208.792 0.380 0.361 Valid
(43)
Item 8 154.9333 207.375 0.492 0.361 Valid Item 9 154.5333 204.257 0.684 0.361 Valid Item 10 154.7000 201.872 0.766 0.361 Valid Item 11 154.5667 203.771 0.688 0.361 Valid Item 12 154.3000 213.528 0.253 0.361 Tidak Valid Item 13 154.9000 205.817 0.570 0.361 Valid Item 14 154.1667 205.040 0.589 0.361 Valid Item 15 154.8333 206.833 0.493 0.361 Valid Item 16 154.3333 207.333 0.533 0.361 Valid Item 17 154.3333 202.437 0.736 0.361 Valid Item 18 154.7667 208.737 0.597 0.361 Valid Item 19 154.7667 201.702 0.667 0.361 Valid Item 20 154.8000 202.028 0.726 0.361 Valid Item 21 154.8667 209.292 0.477 0.361 Valid Item 22 154.4333 206.461 0.546 0.361 Valid Item 23 154.0000 211.793 0.369 0.361 Valid Item 24 154.6667 212.368 0.348 0.361 Tidak Valid Item 25 154.6000 201.903 0.639 0.361 Valid
Item Soal Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation (r hitung)
r tabel α=0.05 dengan n = 30
Keputusan
Item 26 154.9000 212.990 0.267 0.361 Tidak Valid Item 27 154.8667 217.292 0.039 0.361 Tidak Valid Item 28 154.4000 211.352 0.387 0.361 Valid Item 29 154.0667 212.616 0.324 0.361 Tidak Valid Item 30 154.1333 212.257 0.358 0.361 Tidak Valid Item 31 154.3333 204.230 0.646 0.361 Valid Item 32 154.7333 213.099 0.254 0.361 Tidak Valid Item 33 154.7333 202.685 0.767 0.361 Valid Item 34 154.6333 201.620 0.758 0.361 Valid Item 35 154.3000 211.597 0.413 0.361 Valid
(44)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item 36 154.0333 207.068 0.599 0.361 Valid Item 37 154.3667 210.033 0.326 0.361 Tidak Valid Item 38 154.7667 207.840 0.456 0.361 Valid Item 39 154.6000 211.766 0.333 0.361 Tidak Valid Item 40 154.0000 216.276 0.116 0.361 Tidak Valid
Berdasarkan perhitungan di atas, maka terdapat sepuluh item soal yang tidak valid karena memiliki nilai rhitung < nilai rtabel yakni
item nomor 12, 24, 26, 27, 29, 30, 32, 37, 39, dan 40. Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, item yang tidak valid tersebut sudah dilakukan judgement expert dan diperbaiki bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas responden maka item tersebut layak digunakan dalam penelitian.
2) Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Komite Sekolah (X2)
Uji validitas instrumen Kinerja komite sekolah dari tiga puluh responden dengan empat puluh item pernyataan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.8
Perhitungan Validitas Instrumen Variabel Kinerja Komite Sekolah (X2)
Item Soal Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation (r hitung)
r tabel α=0.05 dengan n = 30
Keputusan
Item 1 127.6667 418.368 0.239 0.361 Tidak Valid Item 2 128.1000 407.955 0.469 0.361 Valid Item 3 128.7333 397.926 0.596 0.361 Valid Item 4 128.5667 395.633 0.752 0.361 valid Item 5 126.9000 413.403 0.334 0.361 Tidak Valid
(45)
Item 6 128.0333 408.792 0.486 0.361 Valid Item 7 128.7000 394.355 0.645 0.361 Valid Item 8 128.5000 400.741 0.574 0.361 Valid Item 9 128.0333 410.723 0.513 0.361 valid Item 10 128.0000 408.552 0.586 0.361 Valid Item 11 128.1000 406.921 0.547 0.361 Valid Item 12 128.3000 399.459 0.635 0.361 Valid Item 13 129.1667 401.868 0.504 0.361 Valid Item 14 128.0667 407.789 0.618 0.361 valid Item 15 128.7000 403.941 0.511 0.361 Valid Item 16 128.3333 406.575 0.704 0.361 Valid Item 17 128.6000 402.593 0.563 0.361 Valid Item 18 128.5667 406.944 0.580 0.361 Valid Item 19 128.6667 405.609 0.659 0.361 valid Item 20 128.4333 402.254 0.820 0.361 Valid Item 21 128.4667 400.464 0.722 0.361 Valid Item 22 128.3333 401.747 0.730 0.361 Valid Item 23 128.3667 407.068 0.612 0.361 Valid Item 24 128.6000 400.179 0.649 0.361 valid Item 25 128.2667 399.720 0.645 0.361 Valid Item 26 128.4333 396.254 0.761 0.361 Valid
Item Soal Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation (r hitung)
r tabel α=0.05 dengan n = 30
Keputusan
Item 27 127.9667 408.585 0.585 0.361 Valid Item 28 127.9000 410.507 0.676 0.361 Valid Item 29 128.0000 410.207 0.496 0.361 valid Item 30 128.3333 404.230 0.565 0.361 Valid Item 31 128.1667 402.420 0.660 0.361 Valid Item 32 128.3333 398.920 0.742 0.361 Valid Item 33 128.6000 394.800 0.763 0.361 Valid
(46)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item 34 127.0667 411.444 0.460 0.361 valid Item 35 127.7000 409.459 0.653 0.361 Valid Item 36 127.8667 413.844 0.481 0.361 Valid Item 37 127.5333 417.706 0.317 0.361 Tidak Valid Item 38 127.8333 415.523 0.466 0.361 valid Item 39 127.7000 414.631 0.494 0.361 Valid Item 40 127.5667 414.461 0.394 0.361 Valid
Berdasarkan perhitungan di atas, maka terdapat tiga item soal yang tidak valid karena memiliki nilai rhitung < nilai rtabel yakni item
nomor 1, 5, dan 37. Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, item yang tidak valid tersebut sudah dilakukan judgement expert dan diperbaiki bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas responden maka item tersebut layak digunakan dalam penelitian.
3) Hasil Uji Validitas Instrumen Implementasi MBS (Y)
Uji validitas instrumen Efektivitas Implementasi MBS dari tiga puluh responden dengan empat puluh item pernyataan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.9
Perhitungan Validitas Instrumen Variabel Efektivitas Implementasi MBS (Y)
Item Soal
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation (r hitung)
r tabel α=0.05 dengan n = 30
Keputusan
(47)
Item 2 154.233333 174.668 0.602 0.361 Valid Item 3 154.033333 173.620 0.740 0.361 Valid Item 4 153.733333 180.754 0.332 0.361 Tidak Valid Item 5 154.233333 173.013 0.506 0.361 Valid Item 6 154.400000 177.283 0.492 0.361 Valid Item 7 154.566667 178.116 0.380 0.361 Valid Item 8 154.800000 174.097 0.564 0.361 Valid Item 9 153.666667 174.920 0.609 0.361 Valid Item 10 153.300000 180.424 0.416 0.361 Valid Item 11 153.166667 186.144 0.104 0.361 Tidak Valid Item 12 155.666667 179.609 0.221 0.361 Tidak Valid Item 13 156.033333 190.723 -0.175 0.361 Tidak Valid Item 14 153.666667 174.644 0.735 0.361 Valid Item 15 153.833333 174.833 0.610 0.361 Valid Item 16 153.566667 176.047 0.585 0.361 Valid Item 17 153.400000 177.628 0.563 0.361 Valid Item 18 154.733333 177.306 0.364 0.361 Valid Item 19 154.033333 170.930 0.661 0.361 Valid Item 20 154.366667 169.964 0.716 0.361 Valid Item 21 154.666667 168.920 0.658 0.361 Valid Item 22 153.833333 184.282 0.143 0.361 Tidak Valid Item 23 153.700000 185.734 0.050 0.361 Tidak Valid Item 24 153.500000 177.776 0.535 0.361 Valid Item 25 155.200000 180.648 0.176 0.361 Tidak Valid Item 26 153.600000 177.421 0.614 0.361 Valid
Item Soal
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation (r hitung)
r tabel α=0.05 dengan n = 30
Keputusan
Item 27 153.933333 171.375 0.557 0.361 Valid Item 28 154.266667 168.202 0.721 0.361 Valid Item 29 153.766667 176.530 0.400 0.361 Valid
(48)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item 30 154.266667 187.582 -0.052 0.361 Tidak Valid Item 31 153.233333 182.392 0.361 0.361 Tidak Valid Item 32 154.033333 185.137 0.095 0.361 Tidak Valid Item 33 154.333333 183.678 0.132 0.361 Tidak Valid Item 34 154.333333 180.299 0.372 0.361 Valid Item 35 154.066667 173.444 0.670 0.361 Valid Item 36 153.566667 179.151 0.410 0.361 Valid Item 37 154.233333 179.357 0.422 0.361 Valid Item 38 154.500000 184.121 0.152 0.361 Tidak Valid Item 39 154.666667 182.782 0.234 0.361 Tidak Valid Item 40 153.466667 181.706 0.271 0.361 Tidak Valid
Berdasarkan perhitungan di atas, maka terdapat lima belas item soal yang tidak valid yakni item nomor 1, 4, 11, 12, 13, 22, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 38, 39, dan 40. Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, item nomor 25 dieliminasi sedangkan item yang tidak valid lainnya dilakukan judgement expert dan diperbaiki bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas responden maka item tersebut layak digunakan dalam penelitian
c. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah menguji validitas setiap instrumen, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas atau tingkat keajegan instrumen. Seperti halnya uji validitas untuk menguji reliabilitas instrumen dari setiap variabel digunakan SPSS 16.0 for windods. Kaidah pengujian signifikansinya adalah Jika rhitung > rtabel, maka instrumen itu reliabel dan sebaliknya jika
Jika rhitung < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel. Hasil dari uji
reliabitias instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)
(49)
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Variabel Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)
Cronbach's Alpha Part 1 Value .924
N of Items 20a
Part 2 Value .862
N of Items 20b
Total N of Items 40
Correlation Between Forms .680
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .809
Unequal Length .809
Guttman Split-Half Coefficient .787
Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar = 0,787 . Korelasi berada pada kategori kuat, bila dibandingkan dengan r hiting (0.787) > r tabel (0.361). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah tersebut reliabel.
2) Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Komite Sekolah (X2) Tabel 3.11
Perhitungan Reliabilitas Instrumen Variabel Kinerja Komite Sekolah (X2)
P
engujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar = 0,744 . Korelasi berada pada kategori kuat, bila dibandingkan dengan r hiting (0.744) > r tabel (0.361). Dengan demikian
Cronbach's Alpha Part 1 Value .929
N of Items 20a
Part 2 Value .945
N of Items 20b
Total N of Items 40
Correlation Between Forms .594
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .745
Unequal Length .745
(1)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Kontribusi kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah kuat.
6. Kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah, dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah kuat.
B. Rekomendasi
Ada beberapa hal yang peneliti rekomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini untuk berbagai pihak yakni :
1. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi dengan kategori sedang terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah. Tetapi terdapat beberapa indikator perilaku kepala sekolah yang harus mendapat perhatian.
Pertama, kepala sekolah masih perlu meningkatkan kemampuan dirinya
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi oleh bawahannya. Kedua, kepala sekolah diharapkan terus meningkatkan kemampuan dirinya dalam hal pemecahan masalah di sekolah. Masalah yang muncul harus segera ditangani dengan seksama. Ketiga, kepala sekolah masih perlu meningkatkan kesadaran dari seluruh komponen organisasi sehingga mampu memilah mana masalah pribadi dan mana masalah organisasi. Keempat, kepala sekolah masih perlu meningkatkan kemampuan dirinya sehingga mampu mengidentifikasi kebutuhan anggota organisasi serta mampu menghargai setiap potensi yang ada yang dimiliki oleh anggota organisasi.
(2)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kinerja komite sekolah dari hasil penelitian ini baru memiliki kriteria tinggi dari setiap dimensinya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan kinerja tersebut sehingga kinerjanya semakin meningkat. Ini perlu dilakukan mengingat peran komite sekolah sangat diharapkan guna peningkatan kualitas pendidikan di sekolah apalagi dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam melaksanakan peran sebagai pendukung, komite sekolah perlu mendapat perhatian karena berdasarkan hasil penelitian domensi ini memperoleh rata-rata paling kecil walau masih berada pada kategori sedang. Peningkatan kinerja komite sekolah dapat diupayakan dengan mengoptimalkan peran dari setiap anggota komite sekolah sehingga tidak terlalu bertumpu kepada beberapa orang saja. Keterlibatan semua unsur dalam organisasi komite sekolah serta pembagian tugas yang sesuai dengan kapasitas personil akan mampu meningkatkan kinerja komite sekolah kedepan.
3. Dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dimensi akuntabilitas dan transparansi perlu mendapat perhatian karena berdasarkan hasil pengolahan data memperoleh kriteria paling rendah dibandingkan dengan dimensi lain. Indikator penerimaan, pengelolaan, dan pertanggungjawaban keuangan sekolah diharapkan lebih akuntabel dan transparan. Selain itu pelaksanaan dan evaluasi program kerja sekolah selalu dilaksanakan. Langkah yang dapat ditempuh dalam upaya meningkatkan akuntabilitas dan transparansi adalah dengan lebih membuka diri terhadap stakeholder terutama mengenai keuangan sekolah.
4. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan peran komite sekolah memberikan kontribusi yang kuat terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Tetapi terdapat beberapa perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang perlu mendapat perhatian yakni menjadi sumber inspirasi bagi anggota organisasi, mampu memecahkan masalah secara seksama, mampu meningkatkan kesadaran anggota terhadap
(3)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepentingan organisasi serta lebih menghargai potensi yang dimiliki anggota organisasi. Begitu pula dengan kinerja komite sekolah perlu lebih ditingkatkan terutama dalam dimensi sebagai pendukung. Oleh karena itu keterlibatan stakeholder seperti kepala UPTD atau kepala Dinas Pendidikan Kabupaten sangat diperlukan untuk melakukan pembinaan.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini baru terfokus kepada dua variabel yang berkontribusi terhadap efektivitas implementasi MBS, yaitu perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah. Sedangkan variabel lain masih belum diteliti. Selain itu lingkup penelitian ini masih sangat sempit yaitu baru setingkat kecamatan. Oleh karena itu bagi peneliti yang akan datang variabel yang belum dijadikan fokus dalam penelitian ini dapat dijadikan fokus penelitian berikutnya. Selain itu lingkup penelitian yang masih sempit dapat diperluas sehingga hasil penelitian dapat lebih menggambarkan situasi yang sebenarnya.
(4)
118
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Bass,B & Riggio, R (2006). Transformational Leadership. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates, Publishers
Botha Nico (2006) “Leadership in school-based management: a case study in selected schools”. South African Journal of Education 26. 341-353
Caldwell Brian (2005) School-Based Management France :The International Institute for Educational Planning (IIEP)
Cranston Neil (2001) “Collaborative decision-making and school-based management: challenges,rhetoric and reality” Journal of Educational Enquiry, 2, (2), 1-24
Danim S. Dan Suparno (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional
Kekepalasekolahan. Jakarta : Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional (2010) Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta : Depdiknas
--- (2006) Pemberdayaan Komite Sekolah. Jakarta : Depdiknas Engkoswara dan Komariah A. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Fattah,N (2002) “Persepsi Kepala Sekolah, Guru, Dewan Sekolah Dan Orang Tua
Terhadap Pelaksanaan MBS SD di Kota Bandung”. Jurnal Administrasi
Pendidikan, 1 (1), 22-30
Fattah, N (2012) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Hermawan,R (2002) “Alternatif Bentuk Layanan Bermutu Guru di Sekolah Dasar
dalam rangka Implementasi School Based Management”. Jurnal Administrasi
Pendidikan, 1 (1), 31-34
Hoy Wayne K. & Miskel Cecil G. (2008) Educational Administration Theory,
Research, and Practice. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Jumiyati (2005) “Iklim Belajar Demokratis dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah di Sekolah Dasar” Jurnal Ilmu Pendidikan, 12 (2) 167-182
Komariah,A (2002) “Visionary Leadership Bagi Implementasi School Based Management”. Jurnal Administrasi Pendidikan, 1 (1), 45-51
Kusdaryani W (2008) Efektivitas Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Sekolah Dasar Di Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan Jurnal Media Penelitian Pendidikan, Volume 2 (2). 226-239
(5)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nurkolis (2006) Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta : Grasindo
Mulyasa ( 2005 ) Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya --- ( 2012 ) Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya
Permadi,D. dan Arifin,D. (2010) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan
Komite Sekolah. Bandung : Sarana Panca Karya Nusa
Prabhakar dan Rao (2011) “School Based Management: An Analysis Of The Planning Framework And Community Participation” International Refereed Research Journal II, 107-118
Pushpanadham (2006) “Educational Leadership For School Based Management” ABAC
Journal. 26, (1). 41 - 48
Raharjo, B. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas Raihani (2011). Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogyakarta : Lkis
Rohiat (2010). Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung : Refika Aditama.
Sa’ud,U (2002) “Manajemen Berbasis Sekolah (School-Based Management) Sebagai
Strategi Implementasi Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Dalam Rangka
Otonomi Daerah”. Jurnal Administrasi Pendidikan, 1 (1), 15-21.
Satori,Dj (2002) “Program Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah”. Jurnal Administrasi Pendidikan, 1 (1), 7-14.
Setiawan B. A dan Muhith A. (2013). Transformational Leadership Ilustrasi di Bidang
Organisasi Pendidikan. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Sobahi, K. dan Suhana, C. (2011). Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan di Era
Otonomi Daerah. Bandung : Cakra
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
(6)
Cucu, 2014
Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman A (2011) “Kepemimpinan Kepala Sekolah Menuju Manajemen Berbasis Sekolah” Jurnal Kependidikan, 12 (16), 53-59
Sujanto,B. (2009). Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta : Sagung Seto Suryono, Y dan Raharja S (2003) “ Pengkajian Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah Di Sekolah Dasar Dan Madrasah Ibtidaiyah Di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta” Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan 2,
207-226
Tapip Yani, A. (2011). MBS life skill & Kepemimpinan Sekolah. Bandung : Humaniora. Umiarso & Gojali I. (2011). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.
Jogjakarta : Ircisod
You & Chang (2011) The Effectiveness of ‘Financial Planning and Control’ in School -Based Management e-Journal of Organizational Learning and Leadership
Volume 9, ( 2 ) 49-62