PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANJARAN.

(1)

El i s Suwangsih, 2014

PENGARUH DIS IPLIN BELAJAR, MOTIVAS I BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRES TAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANS I KELAS XI S MK PAS UNDAN 1 BANJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI SMK PASUNDAN 1

BANJARAN

Oleh:

Elis Suwangsih

Pembimbing: Drs. H. Ajang Mulyadi, MM.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar, motivasi belajar, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif. Data diolah dengan menggunakan teknik analisis regresi linier multipel, sedangkan pengujian hipotesis dengan uji keberartian regresi linier ganda (uji F) dan uji keberartian koefisien regresi (uji t). Berdasarkan persamaan regresi, dapat diketahui bahwa disiplin belajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Hasil uji F menunjukkan bahwa regresi berarti. Hasil dari pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai thitung untuk disiplin belajar siswa yaitu

2,539 dan ttabel sebesar 1,668. Karena nilai thitung > ttabel, yaitu 2,539 > 1,668 maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh positif disiplin

belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh thitung untuk motivasi belajar sebesar 3,883 dan ttabel sebesar 1,668.

Karena nilai thitung > ttabel, yaitu 3,883 > 1,668 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya bahwa terdapat pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Kemudian hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh thitung untuk

lingkungan belajar sebesar 2,023 dan dan ttabel sebesar 1,668. Karena nilai thitung >

ttabel, yaitu 2,023 > 1,668 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa

terdapat pengaruh positif lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.

Kata kunci: Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar, Prestasi


(2)

El i s Suwangsih, 2014

PENGARUH DIS IPLIN BELAJAR, MOTIVAS I BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRES TAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANS I KELAS XI S MK PAS UNDAN 1 BANJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCES OF DISCIPLINE OF LEARNING, LEARNING MOTIVATION AND LEARNING ENVIRONMENT ON STUDENT ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECTS IN CLASS XI STUDENT

OF SMK PASUNDAN 1 BANJARAN

By:

Elis Suwangsih

Counselor: Drs. H. Ajang Mulyadi, MM.

ABSTRACT

This study aims to determine the influences of the discipline of learning, motivation to learn, and learning environment on student achievement in accounting subjects in class XI student of SMK Pasundan 1 Banjaran. The method employed was descriptive verificative. The data were processed using multiple linear regression analysis techniques, whereas hypothesis testing with multiple linear regression significance test (F test) and regression coefficient significance test (t test). Based on the regression equation, it can be seen that the discipline of learning, motivation to learn and learning environment positive influence on accounting students’s learning achievement. F test showed that the mean regression. The results obtained from testing the first hypothesis tcount to discipline

of learning is 2,539 and ttable = 1,668. Since tcount > ttable, which is 2.539 > 1.668

then H0 is rejected and H1 is accepted. This means that there is positive influence of student learning discipline in student’s achievement in accounting subject. The results of the second hypothesis tcount motivation to learn is 3,883 and ttable = 1,668.

Since tcount > ttable, which is 3.883 > 1.668 then H0 is rejected and H1 is accepted.

This means that there is positive influence of motivation toward learning student’s achievement in accounting subject. Then the third hypothesis tcount the learning

environment is 2,023 and ttable = 1,668. Since tcount > ttable, which is 2.023 > 1.668

then H0 is rejected and H1 is accepted. This means that there is a positive influence of the learning environment in student’s achievement in accounting

subject.

Keyword: Discipline of Learning, Learning Motivation, Learning Environment, Learning Achievement


(3)

El i s Suwangsih, 2014

PENGARUH DIS IPLIN BELAJAR, MOTIVAS I BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRES TAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANS I KELAS XI S MK PAS UNDAN 1 BANJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu, kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan dilihat dari sudut pandang tertentu akan berbeda pengertiannya akan tetapi maksudnya tertuju pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan secara sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Menurut Ahmadi (2007 : 74) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah proses pengendalian secara sadar dimana perubahan -perubahan dalam tingkah laku diprestasikan di dalam diri melalui suatu kelompok dan pandangan ini merupakan suatu proses yang mulai pada waktu lahir dan berlangsung sepanjang hidup”. Sedangkan pendidikan dalam arti luas terbatas, Muhdyaharjdo (2010 : 29) menjelaskan bahwa:

Pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melaju dengan pesat. Untuk menyikapi perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut, dunia pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait masalah tersebut nampaknya dunia pendidikan nasional kita sedang menghadapi tantangan yang cukup berat dan kompleks dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkuliatas diperlukan


(4)

untuk menghadapi perkembangan dan kemajuan teknologi yang ada agar mampu bersaing di era globalisasi.

Seperti yang telah diketahui bahwa masalah pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah mengenai rendahnya kualitas pendidikan disetiap jenjang dari satuan pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, antara lain melalui bebagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, perbaikan sarana prasarana, penyempurnaan kurikulum dan lain sebagainya. Namun indikator kualitas pendidikan belum menunjukan kualitas sesuai dengan harapan.

Kualitas pendidikan bisa dikatakan baik jika proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajarnya baik. Dari hasil kegiatan belajar yang baik itulah maka diharapkan prestasi yang baik. Prestasi tersebut menunjukan seberapa jauh tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang ditempuh. Untuk jenjang pendidikan tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian Akuntansi, kualitas pendidikan salah satunya dapat dilihat dari prestasi belajar akuntansi.

“Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang” Syaodih (2009 : 102). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001 : 895) bahwa “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar materi akuntansi yang dibuktikan melalu tes yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol.

SMK Pasundan 1 Banjaran merupakan sekolah kejuruan yang salah satu program keahliannya adalah akuntansi. Rata-rata nilai ujian akhir semester tahun ajaran 2013/2014 masih ada beberapa siswa yang memperoleh hasil dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan hal tersebut penulis tertarik dan menjadikan sekolah tersebut sebagai objek penelitian. KKM pada mata pelajaran akuntansi yaitu 75, artinya siswa dituntut harus mencapai nilai paling rendah


(5)

3

sebesar 75 untuk mata pelajaran akuntansi. Adapun data hasil ujian akhir semester adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Semester Gasal SMK Pasundan 1 Banjaran Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas Nilai Dibawah KKM 75

Nilai Diatas KKM 75

Jumlah Siswa

XI AKT – 8 5 siswa 31 siswa 36 siswa

XI AKT – 9 11 siswa 24 siswa 35 siswa

Jumlah 16 siswa 55 siswa 71 siswa

Presentase 22,54% 77,46% 100%

Sumber :Daftar Kumpulan Nilai (DKN) Akhir Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas XI AKT – 7 dan 8 SMK Pasundan 1 Banjaran

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa di SMK Pasundan 1 Banjaran memperoleh nilai ujian akhir semester dengan nilai dibawah KKM yaitu sebanyak 22,54%. Sedangkan yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 77,46%. Walaupun siswa yang telah mencapai nilai diatas KKM lebih dari 50% tetapi jumlah itu belum mencapai target yaitu sebanyak 100%. Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat beberapa siswa yang belum mencapai nilai minimum yang telah ditentukan berdasarkan KKM. Adapun dampak yang akan terjadi apabila siswa tidak mencapai nilai KKM tersebut yaitu siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran pada semester berikutnya, karena pada dasarnya materi pelajaran akuntansi itu saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Maka dikhawatirkan akan berdampak pada adanya siswa yang harus tinggal kelas atau tidak naik kelas. Selain itu dampak yang lebih luas apabila prestasi yang rendah dibiarkan yaitu akan berdampak pada kualitas sumber daya manuasia yang pada akhirnya akan menghambat pada pembangunan bangsa.

Hal ini menunjukan adanya fenomena prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi yang kurang memuaskan dan masih perlu dibenahi. Karena prestasi belajar siswa menjadi tolak ukur dalam keberhasilan pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar yang efektif, sedangkan mata pelajaran akuntansi tersebut merupakan mata pelajaran penting yang masuk ke dalam Ujian Nasional


(6)

(UN). Maka dari itu tentu para guru harus mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.

Faktor yang dianggap dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi yaitu disiplin belajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar siswa. Karena siswa di SMK dituntut untuk teliti dan terampil dalam mata pelajaran akuntansi sehingga memerperlukan disiplin, motivasi dan lingkungan belajar yang mendukung, dengan disiplin siswa dapat teratur dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah, dengan motivasi yang dimiliki siswa akan lebih bersamangat dan bergairah dalam belajar, sedangkan dengan lingkungan yang mendukung belajar siswa akan meningkatkan prestasi belajar.

B. Identifikasi Masalah

Untuk menjelaskan fenomena prestasi belajar akuntansi di atas, maka dilakukan pengkajian teori, khususnya teori belajar dari pandangan Behaviorisme. Dalam teori belajar psikologi Behaviorisme yang dikemukakan oleh Thorndike (dalam Dalyono, 2009 : 30) mengemukakan bahwa “tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguat (reinforcement) dari lingkungan”. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi behavioral dengan stimulusnya. Tingkah laku para siswa merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Kita dapat menganalisis kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan (reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut.

Untuk mencapai prestasi belajar akuntansi yang baik tidaklah mudah banyak hal atau faktor yang bisa mempengaruhi terhalangnya pencapaian prestasi yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (2010 : 54-72) bahwa:

Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Adapun faktor internal yang mempengaruhi belajar meliputi: faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, disiplin, motivasi, dan


(7)

5

faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan; faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajar, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah; dan faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan faktor internal dan eksternal tersebut, faktor internal yang dianggap dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi yaitu disiplin belajar dan motivasi belajar sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan belajar siswa.

Siswa yang melaksanakan kegiatan belajar secara teratur baik dalam mengerjakan latihan maupun tugas akan lebih terlatih sehingga akan terampil dalam mata pelajaran akuntansi. Dari keteraturan dalam belajar tersebut diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar, maka dari itu siswa perlu memiliki sikap disiplin dalam belajar. Disiplin belajar menurut Unaradjan (2003 : 62) “disiplin belajar yaitu upaya sadar dan bertanggung jawab dari seorang peserta didik yang mengatur, mengendalikan dan mengontrol tingkah laku dan sikap hidupnya agar membuahkan hal-hal positif baik bagi diri sendiri maupun orang lain”.

Siswa dalam belajar tidak hanya memerlukan masukan-masukan dari luar siswa saja tetapi diperlukan adanya dorongan atau hasrat dari dalam diri siswa agar belajar penuh dengan semangat. Maka dari itu siswa memerlukan motivasi dalam belajar. Menurut Sardiman (2007 : 73) “motif merupakan daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”. Sedangkan menurut Purwanto (2004 : 50) “motivasi adalah “pendorongan” yang disadari untuk memengaruhi tingkah laku seseorang untuk bertindak mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Motivasi belajar memiliki peran yang sangat penting bagi siswa yaitu dapat menumbuhkan gairah, rasa senang dan semangat bagi siswa untuk belajar. Apabila seorang siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka siswa tersebut akan memiliki dorongan dan energi untuk melakukan kegiatan belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar yang tinggi.


(8)

Kondisi belajar siswa yang kurang baik dan tidak mendukung seperti kondisi kelas yang tidak kondusif, fasilitas belajar yang tidak memadai, lingkungan yang bising dan gaduh akan mempengaruhi proses belajar sehingga berdampak pada prestasi belajar yang kurang baik. Maka dari itu lingkungan belajar perlu diperhatikan. Menurut Slameto (2010 : 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Rohani (2004 : 19) “lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu”. Lingkungan (environment) ini merupakan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa. Menurut Dalyono (2009 : 59-60) “faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) yang mempengaruhi belajar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Beberapa hasil penelitian tentang pengaruh disiplin belajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar, yaitu penelitian dari Presilya (2012) menyebutkan bahwa “siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan memiliki gairah yang tinggi dalam kegiatan belajarnya sehingga dapat menghindarkan rasa malas untuk belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar”. Penelitian dari Palupi (2014) menyebutkan bahwa “dengan motivasi, siswa juga mempunyai dorongan untuk terus belajar dan menghargai setiap detik pembelajaran yang diadakan di sekolah, sehingga siswa dapat mencapai keberhasilan belajarnya dengan lebih mudah”. Selanjutnya Penelitian dari Apriliyanti (2012) menyebutkan bahwa “lingkungan siswa baik teman sepermainan, keluarga, bahkan lingkungan sekolah yang tidak mendukung proses belajar anak, maka akan dapat membawa dalam kondisi lingkungan tersebut dan dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Pada penelitian sebelumnya hanya meneliti satu variabel bebas saja, tetapi dalam penelitian ini tidak hanya meneliti satu variabel saja melainkan tiga variabel bebas yaitu disiplin belajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar.


(9)

7

Berdasarkan hal tersebut, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Disiplin belajar, Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran”.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “bagaimanakah pengaruh disiplin belajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran”. Permasalahan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam beberapa pertanyaan peneliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran disiplin belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

3. Bagaimana gambaran lingkungan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

4. Bagaimana Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

5. Bagaimana pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

6. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

7. Bagaimana pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui secara mendalam mengenai pengaruh disiplin belajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:


(10)

1. Mendeskripsikan disiplin belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

2. Mendeskripsikan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

3. Mendeskripsikan lingkungan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

4. Mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

5. Memverifikasi pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

6. Memverifikasi pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

7. Memverifikasi pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

a. Sekolah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik bagi sekolah yang bersangkutan atau sekolah lain untuk memperbaiki atau mengembangkan sistem pembelajaran akuntansi.

b. Guru, diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai disiplin belajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar siswa dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman melalui penelitian ini, serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi.


(11)

Elis Suwangsih, 2014

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANJARAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

“Desain penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian dilakukan” POPS (2014 : 21). Menurut Sugiyono (2009 : 3) “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (2009 : 11) “metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara veriabel satu dengan variabel lainnya”. Metode verifikatif menurut Nazir (2005 : 74) yaitu “metode verifikatif dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang berarti menguji kebenaran teori”. Dengan demikian metode penelitian verifikatif ini adalah metode yang digunakan untuk menguji kebenaran atau teori yang sudah ada, tetapi bukan untuk menciptakan teori yang baru.

Penelitian deskriptif verifikatif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, serta terperinci untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan masa mendatang. Sehingga dapat diketahui bahwa penelitan ini adalah untuk menggambarkan keadaan yang berlangsung secara nyata mengenai data disiplin belajar, data motivasi belajar, data lingkungan belajar dan data prestasi belajar siswa, serta menguji kebenaran dari hipotesis.


(12)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011 : 90) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran program keahlian Akuntansi. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas XI

Program Keahlian Akuntansi SMK Pasundan 1 Banjaran

Kelas Jumlah Siswa

XI AKT – 8 36

XI AKT – 9 35

Jumlah 71

(Sumber : Wakasek Kesiswaan)

2. Sampel

Menurut Sudjana (2005 : 6) yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian yang diambil dari populasi”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yang merupakan teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel. Riduwan (2009 : 250) mengemukakan bahwa:

Berkaitan dengan penentuan sampel, dimana sebagai ancer-ancer apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua jumlah populasi, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Sesuai dengan pernyataan di atas, karena jumlah populasi kurang dari 100 maka dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu semua jumlah populasi. Maka yang jadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 71 siswa.


(13)

37

C. Operasionalisasi Variabel

Penulis memberikan batasan atas variabel yang akan diteliti. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel independent (bebas)

a. Disiplin belajar adalah sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk taat dan patuh dalam menjalankan kewajiban untuk belajar baik di sekolah maupun di rumah.

b. Motivasi belajar adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk melaksanakan kegiatan belajar sehingga mencapai hasil yang diharapkan.

c. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan baik lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa.

2. Variabel dependent (terikat)

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar dibuktikan melalui tes yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol. Prestasi belajar adalah nilai ujian akhir semester mata pelajaran akuntansi kelas XI.

Adapun tabel operasionalisasi variabel tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala Sumber Data

Disiplin belajar

1. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah

2. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di kelas

3. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran

4. Kesadaran sendiri untuk belajar di rumah

Interval Jawaban responden terhadap instrument pengumpulan data yang digunakan


(14)

Motivasi belajar

1. Durasi kegiatan belajar 2. Frekuensi belajar 3. Persistensi belajar 4. Kekuatan pendirian 5. Devosi

6. Tingkatan aspirasinya

7. Tingkatan kualifikasi prestasi 8. Arah sikap terhadap sasaran

kegiatan

Interval Jawaban responden terhadap instrument pengumpulan

data yang

digunakan

Lingkungan belajar

1. Daya dukung anggota keluarga

2. Perhatian anggota keluarga terhadap mata pelajaran 3. Daya dukung sarana untuk

belajar

4. Relasi guru dengan siswa 5. Relasi siswa dengan siswa 6. Fasilitas sekolah

Interval Jawaban responden terhadap instrument pengumpulan data yang digunakan

Pretasi belajar

Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil

Interval Nilai UAS Mata Pelajaran

Akuntansi Kelas XI

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan suatu penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya dan apa alat yang digunakan. Sumber data diperoleh dengan dua cara yaitu sumber langsung (data primer) dan sumber tidak langsung (data sekunder). Dalam penelitian ini pengumpulan data akan dilakukan dengan:


(15)

39

1. Studi Dokumentasi

Sugiyono (2011 : 221) menjelaskan bahwa “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen ini berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mencari dan menganalisa dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Adapun studi dokumentasi yang digunakan adalah berupa daftar nilai UAS siswa kelas XI SMK Pasundan 1 Banjaran program keahlian akuntansi, berupa buku-buku serta jurnal-jurnal penelitian sejenis lainnya.

2. Angket

Menurut Sugiyono (2011 : 199) “kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Untuk memperoleh data mengenai disiplin belajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar dibuat beberapa pertanyaan yang disusun dalam bentuk angket tertutup.

Angket tertutup ini disusun mengunakan skala numerik (numerical scale). Skala numerik digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Menurut Riduwan (2009 : 92) “skala numerikal (numerical scale) mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya”. Dibawah ini adalah bentuk angket yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.3

Penilaian Numerical Scale

No Item Skor


(16)

Keterangan:

a. Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi b. Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi c. Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang d. Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah e. Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif terendah

Sebelum instrumen penelitian diberikan pada objek penelitian terlebih dahulu dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas untuk memastikan bahwa yang diperoleh adalah data reliabel dan valid.

a. Uji Reliabilitas

Arikunto (2010 : 221) menjelaskan bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Untuk menguji reliabilitas dari alat ukur menggunakan berupa angket, maka dapat digunakan metode Alpha. Metode Alpha digunakan karena bersifat umum dan pengukurannya dilakukan hanya satu kali.

Langkah 1 : Mencari varian setiap item

� = ∑ −

∑ � �

(Arikunto, 2011 : 110) Keterangan :

� = harga varian setiap item

∑ = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item Ʃ = jumlah skor seluruh responden dari setiap item � = jumlah responden

Langkah 2 : Mencari varian total

� = ∑ −(∑ )


(17)

41

Keterangan :

� = varians total

∑ = jumlah skor seluruh responden dari seluruh item (∑ ) = jumlah kuadrat jawaban responden dari seluruh item � = jumlah responden

Langkah 3 : Menghitung reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha

� = [ − 1 ][1 −Σ� ]

(Arikunto, 2011 : 112) Dimana:

� = reliabilitas instrumen

= banyak item / butir pertanyaan atau banyaknya soal Σ� = jumlah varians dari tiap instrumen

� = varians dari keseluruhan instrumen

Setelah diperoleh nilai � kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel

dengan taraf signifikan 5%. Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan reliabel adalah dengan ketentuan:

Jika � > rtabel berarti reliabel, sebaliknya

Jika � < rtabel berarti tidak reliabel.

1. Uji Reliabilitas Variabel Disiplin Belajar

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat ketetapan dari instrumen dalam mengungkapkan fenomena dari responden. Pengujian reliabilitas ini harus membandingkan antara rhitung dengan rtabel. Untuk variabel disiplin belajar

diperoleh rtabel dari responden yang berjumlah 30 siswa dengan taraf signifikansi

0,05 sebesar 0,306. Hasil uji reliabilitas untuk variabel disiplin belajar menggunakan rumus alpha dengan penggunaan software IBM SPSS V 20 for window adalah sebagai berikut:


(18)

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Disiplin Belajar

rhitung rtabe l Keterangan

0,910 0,306 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen untuk variabel disiplin belajar dalam penelitian ini reliabel, karena rhitung > rtabel.

2. Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar

Uji reliabilitas untuk variabel motivasi belajar menggunakan uji yang sama dengan uji reliabilitas variabel disiplin belajar. Untuk variabel motivasi belajar diperoleh rtabel dari responden yang berjumlah 30 siswa dengan taraf signifikansi

0,05 sebesar 0,306. Hasil uji reliabilitas untuk variabel motivasi belajar menggunakan rumus alpha dengan penggunaan software IBM SPSS V 20 for window adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar

rhitung rtabe l Keterangan

0,879 0,306 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen untuk variabel motivasi belajar dalam penelitian ini reliabel, karena rhitung > rtabel.

3. Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Belajar

Uji reliabilitas untuk variabel lingkungan belajar menggunakan uji yang sama dengan uji reliabilitas variabel disiplin belajar dan motivasi belajar. Untuk variabel motivasi belajar diperoleh rtabel dari responden yang berjumlah 30 siswa

dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,306. Hasil uji reliabilitas untuk variabel lingkungan belajar menggunakan rumus alpha dengan penggunaan software IBM SPSS V 20 for window adalah sebagai berikut:


(19)

43

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar

rhitung rtabe l Keterangan

0,806 0,306 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen untuk variabel lingkungan belajar dalam penelitian ini reliabel, karena rhitung > rtabel.

b. Uji Validitas

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik kolerasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

� = �Σ − Σ (Σ )

√{�Σ 2 − Σ }{�Σ 2 − Σ }

(Arikunto, 2011 : 72) Dimana:

� = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y yang dikorelasikan Σ = jumlah skor item

Σ = jumlah skor total (seluruh item) � = jumlah responden

Selanjutnya � yang merupakan � �� dikonsultasikan dengan � pada r Product Moment menggunakan taraf signifikansi () sebesar 5%. Adapun kaidah keputusannya adalah:

- jika � ��> � maka data item tersebut valid. - jika � ��< � maka data item tersebut tidak valid.


(20)

1. Uji Validitas Variabel Displin Belajar

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam angket, yakni untuk mengetahui valid tidaknya item-item pernyataan dalam angket. Uji validitas yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengujicobakan angket penelitian kepada 30 siswa SMK Pasundan 1 Banjaran dengan jumlah item pernyataan sebanyak 13 item. 30 siswa tersebut diambil dari 2 kelas secara acak. Langkah pengujian tersebut harus dibandingkan dengan rtabel, dapat diketahui

bahwa rtabel untuk 30 responden dengan taraf signikansi 0,05 adalah 0,306. Hasil

uji validitas variabel disiplin belajar siswa dari tiap item yang menggunakan rumus product moment dengan penggunaan software IBM SPSS V 20 for windows dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.7

Validitas Item Variabel Disiplin Belajar No. Item

Lama

No. Item Baru

Nilai rhitung Nilai rtabe l

(n=30, α=0,05) Keterangan

1 1 0,571 0,306 Valid

2 2 0,833 0,306 Valid

3 3 0,792 0,306 Valid

4 4 0,854 0,306 Valid

5 5 0,797 0,306 Valid

6 6 0,793 0,306 Valid

7 7 0,716 0,306 Valid

8 8 0,427 0,306 Valid

9 9 0,577 0,306 Valid

10 10 0,703 0,306 Valid

11 11 0,714 0,306 Valid

12 12 0,634 0,306 Valid

13 13 0,687 0,306 Valid

Berdasarkan perhitungan validitas pada tabel di atas, dapat terlihat bahwa dari 13 item pernyataan mengenai disiplin belajar semua item pernyataan memenuhi kriteria validitas dan akan diujikan kembali kepada responden.


(21)

45

2. Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

Uji validitas yang dilakukan untuk variabel motivasi belajar menggunakan pengujian yang sama dengan uji validitas pada variabel disiplin belajar yaitu dengan mengujicobakan angket penelitian kepada 30 siswa SMK Pasundan 1 Banjaran dengan jumlah item pernyataan sebanyak 15 item. 30 siswa tersebut diambil dari 2 kelas secara acak. Langkah pengujian tersebut harus dibandingkan dengan rtabel, dapat diketahui bahwa rtabel untuk 30 responden dengan taraf

signikansi 0,05 adalah 0,306. Hasil uji validitas variabel motivasi belajar siswa dari tiap item yang menggunakan rumus product moment dengan penggunaan software IBM SPSS V 20 for windows dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.8

Validitas Item Variabel Disiplin Belajar No. Item

Lama

No. Item Baru

Nilai rhitung Nilai rtabe l

(n=30, α=0,05) Keterangan

14 14 0,619 0,306 Valid

15 15 0,734 0,306 Valid

16 16 0,573 0,306 Valid

17 17 0,682 0,306 Valid

18 18 0,745 0,306 Valid

19 19 0,519 0,306 Valid

20 20 0,424 0,306 Valid

21 21 0,504 0,306 Valid

22 22 0,847 0,306 Valid

23 23 0,758 0,306 Valid

24 24 0,660 0,306 Valid

25 25 0,676 0,306 Valid

26 26 0,727 0,306 Valid

27 27 0,645 0,306 Valid

28 0,250 0,306 Tidak Valid

Berdasarkan tabel di atas, terdapat satu item pernyataan yang tidak valid, yaitu nomor 28 dengan demikian item pernyataan tersebut dibuang atau dihilangkan. Jumlah pernyataan yang valid berjumlah 14 item yang akan diujikan kembali kepada responden.


(22)

3. Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar

Uji validitas yang dilakukan untuk variabel lingkungan belajar menggunakan pengujian yang sama dengan uji validitas pada variabel disiplin belajar dan motivasi belajar yaitu dengan mengujicobakan angket penelitian kepada 30 siswa SMK Pasundan 1 Banjaran dengan jumlah item pernyataan sebanyak 15 item. 30 siswa tersebut diambil dari 2 kelas secara acak. Langkah pengujian tersebut harus dibandingkan dengan rtabel, dapat diketahui bahwa rtabel

untuk 30 responden dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,306. Hasil uji validitas variabel lingkungan belajar siswa dari tiap item yang menggunakan rumus product moment dengan penggunaan software IBM SPSS V 20 for windows dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.9

Validitas Item Variabel Disiplin Belajar No. Item

Lama

No. Item Baru

Nilai rhitung Nilai rtabe l

(n=30, α=0,05) Keterangan

29 28 0,610 0,306 Valid

30 29 0,652 0,306 Valid

31 30 0,800 0,306 Valid

32 31 0,855 0,306 Valid

33 32 0,660 0,306 Valid

34 33 0,828 0,306 Valid

35 34 0,623 0,306 Valid

36 -0,063 0,306 Tidak Valid

37 35 0,393 0,306 Valid

38 36 0,388 0,306 Valid

39 0,286 0,306 Tidak Valid

40 37 0,452 0,306 Valid

41 38 0,349 0,306 Valid

42 39 0,489 0,306 Valid

43 40 0,334 0,306 Valid

Berdasarkan tabel uji validitas di atas, terdapat dua item pernyataan yang tidak valid, yaitu nomor 36 dan 39. Dengan demikian item pernyataan tersebut dibuang atau dihilangkan. Jumlah pernyataan yang valid sebanyak 13 item yang akan diujikan kembali kepada responden.


(23)

47

E. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ditujukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai disiplin belajar, motivasi belajar, lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Pasundan 1 Banjaran. Adapun langkah dalam proses analisisnya adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabulasi untuk setiap jawaban kuesioner yang telah diisi responden yaitu ke dalam format berikut:

Tabel 3.10

Format Tabulasi Jawaban Responden No

Responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator ... Skor Total

1 2 3 Ʃ 1 2 3 Ʃ 1 2 3 ... Ʃ Ʃ 1- ...

2. Membuat kriteria penilaian setiap variabel dengan menentukan terlebih dahulu:

a. Menentukan skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil dari tabulasi jawaban responden untuk setiap indikator maupun keseluruhan. b. Menentukan rentang

Rentang = skor tertinggi – skor terendah

c. Terdapat 3 kelas interval, yaitu tinggi, sedang dan rendah. d. Menentukan panjang kelas interval

Panjang kelas interval = ��� ��

e. Menentukan interval untuk setiap kriteria penilaian.

3. Membuat distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran umum maupun dimensi setiap variabelnya dengan bentuk sebagai berikut:


(24)

Tabel 3.11

Distribusi Frekuensi Variabel per Dimensi

Kriteria Interval Frekuensi Persentase

Tinggi Sedang Rendah

Jumlah

4. Menginterpretasikan hasil distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran dari setiap variabel baik secara keseluruhan maupun untuk setiap dimensi.

F. Pengujian Hipotesis 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Sugiyono (2011 : 172) mengemukakan bahwa “dalam penggunaan statistik parametris, mensyaratkan data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal”. Oleh karena itu sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data yang akan diuji berdistribusi normal atau tidak. Apabila berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Akan tetapi apabila data tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan bantuan program komputer IBM SPSS V20.

Priyatno (2011 : 33) menyebutkan dalam SPSS, “uji normalitas data yang sering digunakan adalah metode uji Lilliefors dan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov”. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data akan menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov.


(25)

49

b. Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak, kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Dalam penelitian ini uji linieritas dilakukan dengan bantuan program komputer IBM SPSS V20 dengan taraf signifikansi 5%.

Uji kelinieran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung jumlah kuadrat-kuadrat, disingkat JK, untuk berbagai sumber variasi. Sumber-sumber variasi yang JK- nya perlu dihitung adalah sumber-sumber variasi untuk total, koefisien (a), regresi (b/a), sisa, tuna cocok dan galat. Untuk sumber-sumber variasi ini, JK-nya berturut-turut diberi simbol JK(T), JK(a), JK(b/a), JK(S), JK(TC) dan JK(G) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus berikut :

a. Jumlah Kuadrat Total

= Ʃ b. Jumlah Kuadrat Regresi JK(a)

= ∑

c. Jumlah Kuadrat Regresi JK(b/a)

JK (b/a) = {∑ − ∑ ∑ � }

=� ∑ − ∑ ∑

� ∑ − ∑

d. Jumlah Kuadrat Sisa JK(S)

= − −JK (b/a)

e. Jumlah Kuadrat Kekeliruan JK (G)

= ∑ {∑ – ∑

� }

f. Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK(TC)

� = −


(26)

c. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dengan menggunakan uji ini dapat diketahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi korelasi antar variabel. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi salah satu cara yang dapat digunakan menurut Priyatno (2012 : 93) “variabel yang menyebabkan multikolonearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari nilai 10. Dari output regresi didapatkan nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, sehingga tidak terjadi multikolinearitas”.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas”.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas menurut Ghazali (2007 : 105), yaitu:

Dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis ;

(1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

(2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(27)

51

2. Analisis Regresi Linier Multipel

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Dalam penelitian ini regresi linier berganda di analisis menggunakan program IBM SPSS V20. Guna memberikan kejelasan variabel maka, penetapan notasi variabel ditentukan sebagai berikut :

X1 = disiplin belajar

X2 = motivasi belajar

X3 = lingkungan belajar

Y = prestasi belajar

Mengingat penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas, maka persamaan regresinya sebagai berikut :

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3

(Sudjana, 2004 : 233) Dimana :

Ŷ = variabel dependen yang diramalkan b0 = konstanta

b1,b2,b3 = koefisien regresi

X1, X2, X3 = variabel independen

3. Uji Keberartian Regresi Linier Multipel (Uji F)

Menurut Sudjana (2003 : 90) “uji keberartian regresi linier multipel ini dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang diamati”. Uji F atau pengujian keberartian regresi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keberartian hubungan regresi antara variabel X1 (disiplin belajar), X2

(motivasi belajar) dan X3 (lingkungan belajar) terhadap variabel Y (prestasi


(28)

= �� / � − � − 1 �� / �

(Sudjana, 2003 : 91) Dimana:

JK = jumlah kuadrat-kuadrat JK (Reg) = untuk Regresi

JK (S) = untuk Sisa

(n-k-1) = dk (derajat kebebasan) n = jumlah sempel seluruhnya k = banyaknya peubah bebas Dimana :

�� = Ʃ + Ʃ + Ʃ

= Ʃ − ��

(Sudjana, 2003 : 91) Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikasi 5%. Menentukan hipotesis :

 H0 = regresi tidak berarti

 H1 = regresi berarti

Kriteria Pengujian :

 Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan H0 ditolak.

 Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka Ha ditolak dan H0 diterima.

4. Uji Keberartian Koefisien Regresi (Uji t)

Uji keberatian koefisien regresi (uji t) untuk menguji keberartian koefisien regresi atau menguji tingkat keberartian pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(29)

53

� =

(Sudjana, 2003 : 111) Keterangan:

t = harga yang dihitung dan menunjukan nilai standar deviasi dari distribusi t (tabel t)

bi = koefisien regresi ke-i

Sbi = galat baku koefisien b yang ke-i

Dimana untuk mencari bi menggunakan rumus sebagai berikut :

. ,,= � − � − 1

= √ �− −

(Sudjana, 2003 : 110) Sedangkan untuk mencari

� menggunakan rumus sebagai berikut :

� =

. ,,

∑ 1 −

� = √∑

1 −

(Sudjana, 2003 : 110) Dimana :


(30)

Tahap-tahap pengujian sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

a) H0: β1 = 0 : Disiplin belajar tidak berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa.

Ha : β1 > 0 : Disiplin belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

siswa.

b) H0 : β2 = 0 : Motivasi belajar tidak berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa.

Ha : β2 > 0 : Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

siswa.

c) H0 : β3 = 0 : Lingkungan Belajar tidak berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar siswa.

Ha : β3 > 0 : Lingkungan Belajar berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa.

2. Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansinya 5%

3. Kaidah pengujian : jika � ��> � , maka diterima dan ditolak. Sedangkan jika � �� ≤ � , maka ditolak dan diterima.


(1)

b. Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak, kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Dalam penelitian ini uji linieritas dilakukan dengan bantuan program komputer IBM SPSS V20 dengan taraf signifikansi 5%.

Uji kelinieran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung jumlah kuadrat-kuadrat, disingkat JK, untuk berbagai sumber variasi. Sumber-sumber variasi yang JK- nya perlu dihitung adalah sumber-sumber variasi untuk total, koefisien (a), regresi (b/a), sisa, tuna cocok dan galat. Untuk sumber-sumber variasi ini, JK-nya berturut-turut diberi simbol JK(T), JK(a), JK(b/a), JK(S), JK(TC) dan JK(G) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus berikut :

a. Jumlah Kuadrat Total

= Ʃ

b. Jumlah Kuadrat Regresi JK(a)

= ∑

c. Jumlah Kuadrat Regresi JK(b/a)

JK (b/a) = {∑ − ∑ ∑

� }

=� ∑ − ∑ ∑

� ∑ − ∑

d. Jumlah Kuadrat Sisa JK(S)

= − −JK (b/a)

e. Jumlah Kuadrat Kekeliruan JK (G)

= ∑ {∑ – ∑

� }

� f. Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK(TC)

� = −


(2)

c. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dengan

menggunakan uji ini dapat diketahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik selayaknya tidak

terjadi korelasi antar variabel. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi salah satu cara yang dapat digunakan menurut Priyatno (2012 : 93) “variabel yang menyebabkan multikolonearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari nilai 10. Dari output regresi didapatkan nilai tolerance lebih dari 0,1

dan VIF kurang dari 10, sehingga tidak terjadi multikolinearitas”. d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas”.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas menurut Ghazali (2007 : 105), yaitu:

Dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis ;

(1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

(2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(3)

2. Analisis Regresi Linier Multipel

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Dalam penelitian ini regresi linier berganda di analisis menggunakan program IBM SPSS V20. Guna memberikan kejelasan variabel maka, penetapan notasi variabel ditentukan sebagai berikut :

X1 = disiplin belajar

X2 = motivasi belajar

X3 = lingkungan belajar

Y = prestasi belajar

Mengingat penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas, maka persamaan regresinya sebagai berikut :

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3

(Sudjana, 2004 : 233) Dimana :

Ŷ = variabel dependen yang diramalkan

b0 = konstanta

b1,b2,b3 = koefisien regresi

X1, X2, X3 = variabel independen

3. Uji Keberartian Regresi Linier Multipel (Uji F)

Menurut Sudjana (2003 : 90) “uji keberartian regresi linier multipel ini

dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang diamati”. Uji F atau pengujian keberartian regresi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keberartian hubungan regresi antara variabel X1 (disiplin belajar), X2

(motivasi belajar) dan X3 (lingkungan belajar) terhadap variabel Y (prestasi


(4)

= �� / � − � − 1 �� / �

(Sudjana, 2003 : 91) Dimana:

JK = jumlah kuadrat-kuadrat

JK (Reg) = untuk Regresi JK (S) = untuk Sisa

(n-k-1) = dk (derajat kebebasan)

n = jumlah sempel seluruhnya

k = banyaknya peubah bebas

Dimana :

�� = Ʃ + Ʃ + Ʃ

= Ʃ − ��

(Sudjana, 2003 : 91) Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikasi 5%. Menentukan hipotesis :

 H0 = regresi tidak berarti  H1 = regresi berarti

Kriteria Pengujian :

 Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan H0 ditolak.  Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka Ha ditolak dan H0 diterima. 4. Uji Keberartian Koefisien Regresi (Uji t)

Uji keberatian koefisien regresi (uji t) untuk menguji keberartian koefisien regresi atau menguji tingkat keberartian pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(5)

� =

(Sudjana, 2003 : 111) Keterangan:

t = harga yang dihitung dan menunjukan nilai standar deviasi dari distribusi t (tabel t)

bi = koefisien regresi ke-i

Sbi = galat baku koefisien b yang ke-i

Dimana untuk mencari bi menggunakan rumus sebagai berikut :

. ,,= � − � − 1

= √ �− −

(Sudjana, 2003 : 110) Sedangkan untuk mencari

� menggunakan rumus sebagai berikut :

� =

. ,,

∑ 1 −

� = √∑

1 −

(Sudjana, 2003 : 110) Dimana :


(6)

Tahap-tahap pengujian sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

a) H0: β1 = 0 : Disiplin belajar tidak berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa.

Ha : β1 > 0 : Disiplin belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

siswa.

b) H0 : β2 = 0 : Motivasi belajar tidak berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa.

Ha : β2 > 0 : Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

siswa.

c) H0 : β3 = 0 : Lingkungan Belajar tidak berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar siswa.

Ha : β3 > 0 : Lingkungan Belajar berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa.

2. Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansinya 5%

3. Kaidah pengujian : jika � ��> � , maka diterima dan ditolak. Sedangkan jika � �� ≤ � , maka ditolak dan diterima.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XI AKUNTANSI DI SMK PGRI 01

1 14 178

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Batik I Surakarta Tahun Ajaran 2012/2

0 1 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Batik I Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 15

PENGARUH LINGKUNGAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENGARUH LINGKUNGAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARA

0 1 15

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KESULITAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI : Survey Pada Siswa Kelas X Akuntansi Smk Pasundan 1 Kota Bandung.

0 4 44

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI-AKUNTANSI SMAN 1 PLUMBON.

0 3 51

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung.

0 0 40

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

1 12 55

Pengaruh motivasi belajar, kemandirian belajar, dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Kristen 2 Klaten.

1 8 139

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 4 KLATEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

1 1 190