MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS IV SD NEGERI NO. 060929 MEDAN JOHOR.
M
ME
EN
NI
IN
NG
G
KA
K
AT
TK
K
AN
A
N
A
AK
K
TI
T
IV
VI
IT
TA
AS
S
B
BE
EL
LA
AJ
J
AR
A
R
S
SI
IS
SW
WA
A
P
PA
AD
DA
A
M
MA
AT
TA
A
P
PE
EL
LA
AJ
J
AR
A
RA
AN
N
I
IP
PS
S
D
DE
EN
NG
GA
AN
N
M
MO
OD
DE
EL
L
P
PE
EM
MB
BE
EL
LA
AJ
JA
AR
RA
AN
N
K
KO
OO
OP
PE
ER
RA
AT
TI
IF
F
TI
T
IP
PE
E
J
J
IG
I
GS
SA
AW
W
D
D
I
I
K
K
EL
E
LA
AS
S
I
IV
V
S
SD
D
N
NE
EG
GE
ER
RI
I
N
NO
O.
.
0
06
6
09
0
92
2
9
9
M
ME
ED
DA
AN
N
J
JO
O
HO
H
OR
R
S
SKKRRIIPPSSII
D
Diiaajjuukkaann uunnttuukk MMeemmeennuuhhii PPeerrssyyaarraattaann M
Meemmppeerroolleehh GGeellaarr SSaarrjjaannaa PPeennddiiddiikkaann P
Paaddaa JJuurruussaann PPPPSSDD SS--11
O Olleehh ::
NINA
ZUHAIRIYAH
NINA ZUHAIRIYAH
N
NI
I
M.
M
.
1
11
1
04
0
4
31
3
11
10
0
47
4
7
F
F
A
A
K
K
U
U
L
L
T
T
A
A
S
S
I
I
L
L
M
M
U
U
P
P
E
E
N
N
D
D
I
I
D
D
I
I
K
K
A
A
N
N
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
N
N
E
E
G
G
E
E
R
R
I
I
M
M
E
E
D
D
A
A
N
N
2
(2)
(3)
(4)
(5)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas segala karunia
dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi yang
berjudul “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas IV SD Negeri No. 060929 Medan Johor” disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan.
Penulis menyadari selama menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami
berbagai hambatan dan kesulitan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengalaman penulis dalam menulis skripsi. Penulis juga menyadari tidak akan
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bimbingan, saran, motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pra
Sekolah dan Sekolah Dasar (PPSD), dan Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan PPSD-FIP UNIMED.
(6)
iii
4. Bapak Drs. Drs. Ramli Sitorus, M.Ed., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis mulai dari awal penyusunan proposal, seminar proposal hingga
terselesaikannya penyusunan skripsi ini
5. Ibu Dra. Piti Singarimbun, M.Pd., Bapak Drs. Edward Purba, MA., dan Ibu Dra. Nasriah, M.Pd., selaku dosen penguji atau penyelaras yang telah
banyak memberikan saran, masukan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Bapak Supriyatman, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri No. 060929 Medan Johor, dan Ibu Ira Yusni Siregar, S.Pd., selaku mitra kolaborasi dan
seluruh siswa-siswa kelas IV di SD Negeri No. 060929 Medan Johor yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
7. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Alm. Achmad Pulungan dan Ibunda Hj. Siti Maiya Dalimunthe yang telah banyak memberikan bantuan baik materil maupun sprituil serta do’a dan motivasi kepada ananda selama menjalani studi hingga memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan S1 PGSD di Universitas Negeri Medan.
8. Terimakasih juga disampaikan kepada teman-teman, Yulinda Mora A. Nasution, Maulidayani Nasution, Miftah Mahyani Nasution dan
Nurhabibah serta semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan kalian selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang namanya tidak dapat disebutkan dalam ucapan ini. Semoga kebaikan yang diberikan mendapatkan imbalan dari Allah Swt. Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga
(7)
iv
kekhilafan baik dalam bentuk bahasa penyampaian, isi, teknik penulisan maupun masih kurangnya nilai ilmiah dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis sebagai seorang mahasiswa. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
penulis sendiri, dan penulis ucapkan terima kasih. Kiranya Allah swt melimpahkan karunia-Nya untuk kita semua, Amin.
Medan, Januari 2013 Penulis,
NINA ZUHAIRIYAH NIM. 1104311047
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Jadwal Kegiatan Penelitian ... 28 Tabel 2: Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus I ... 34 Tabel 3: Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I ... 37 Tabel 4: Rangkuman Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama
Siklus I ... 38 Tabel 5: Rangkuman Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua
Siklus I ... 39 Tabel 6: Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 47 Tabel 7: Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II ... 50 Tabel 8: Rangkuman Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama
Siklus II ... 51 Tabel 9: Rangkuman Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua
Siklus II ... 52 Tabel 10: Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 57 Tabel 11: Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Secara Klasikal ... 59
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Skema Tim-Tim Jigsaw ... 12
Gambar 2: Desain PTK Model Hopkins ... 22
Gambar 3: Lokasi Penelitian SD Negeri 060929 Medan Johor ... 29
Gambar 4: Peneliti Sedang Menjelaskan Materi di Depan Kelas ... 31
Gambar 5: Peneliti Sedang Membimbing Siswa Melakukan Diskusi Kelas Membahas Materi yang Telah Ditugaskan Kepada Para Siswa ... 36
Gambar 6: Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus I ... 39
Gambar 7: Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I ... 40
Gambar 8: Peneliti Sedang Membimbing Para Siswa dalam Kelompok Ahli Untuk Mendiskusikan Tugas yang Diberikan Kepada Mereka ... 45
Gambar 9: Peneliti Sedang Membimbing Siswa Melakukan Diskusi Kelas serta Membimbing Para Siswa Untuk Lebih Berani dan Kritis Bertanya Maupun Mengungkapkan Pendapatnya ... 49
Gambar 10:Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 52
Gambar 11:Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II ... 53
Gambar 12:Peningkatan Rata-rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa ... 58
Gambar 13:Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Siswa Secara Klasikal ... 60
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama
Pembelajaran ... 66
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I ... 68
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I ... 72
Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II ... 76
Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II ... 80
Lampiran 6: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus I ... 84
Lampiran 7: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I.. 85
Lampiran 8: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 86
Lampiran 9: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II ... 87
Lampiran 10:Rangkuman Data Aktivitas Belajar Siswa ... 88
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial. IPS di SD berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga mampu bertanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya.
Departemen Pendidikan Nasional dalam Kurikulum 2004, merumuskan tujuan pembelajaran IPS di SD antara lain: 1) mengembangkan pemahaman tentang konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial melalui pendekatan paedagogis dan psikologis, 2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri dan pemecahan masalah serta keterampilan sosial, 3) menanamkan kesadaran dan loyalitas terhadap sistem nilai dan norma-norma sosial, 4) meningkatkan kemampuan berkolaborasi dan berkompetensi secara sehat dalam kehidupan masyarakat yang sarat dengan keanekargaman, baik dalam skala nasional maupun internasional (Depdiknas, 2003).
Untuk dapat mewujudkan tujuan pembelajaran IPS di SD seperti yang dijelaskan di atas, maka proses pembelajaran IPS di SD seharusnya lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, menunjukkan bahwa pada dasarnya guru sudah berusaha untuk melibatkan siswa secara aktif dalam belajar melalui tugas-tugas yang diberikan guru. Namun metode yang digunakan guru cenderung
(12)
2
hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas serta proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas juga masih didominasi oleh guru (teacher centered).
Hasil pengamatan awal peneliti tentang kegiatan pembelajaran guru di kelas IV SD Negeri No. 060929 Medan Johor, tampak bahwa: 1) proses pembelajaran IPS yang dilakukan guru cenderung masih bersifat teacher centered
dimana guru cenderung mendominasi proses pembelajaran dan kurang melibatkan siswa aktif dalam belajar; 2) materi-materi IPS yang diajarkan juga masih kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan proses pembelajaran seringkali dilakukan mengikuti urutan buku halaman demi halaman termasuk soal-soalnya, sehingga hasil yang dirasakan juga belum optimal; 3) selama proses pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan lebih banyak datangnya dari guru sedangkan siswa kurang diberikan kesempatan untuk bertanya dan jenis pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa umumnya berupa ingatan sehingga siswa menjawab pertanyaan guru secara serentak (pertanyaan yang diajukan guru kurang menumbuhkan daya berpikir kreatif siswa dalam menjawab pertanyaan); 4) sumber belajar yang ada hanyalah guru sebagai pemberi informasi dan buku, hampir tidak ada media atau alat bantu belajar selain buku, kapur dan papan tulis; dan 5) aktivitas siswa dalam belajar IPS masih tergolong kurang dimana siswa cenderung hanya aktif mendengarkan, memperhatikan apa yang dilakukan atau didemonstrasikan guru di depan kelas, mencatat, aktif bertanya jika ditunjuk guru bukan karena keinginan siswa untuk bertanya.
Singkatnya, dari hasil observasi awal peneliti ditemukan bahwa proses pembelajaran IPS yang dilakukan guru di dalam kelas masih berpusat pada guru, belum mampu mengaktifkan siswa secara optimal dalam belajar dan kurang
(13)
3
aplikatif pada kejadian hari atau belum dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga hasil yang dirasakan juga masih belum optimal.
Kurangnya aktivitas siswa dalam belajar juga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Hasil observasi peneliti, dari daftar kumpulan nilai dan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 rata-rata sebesar 66,7 atau lebih rendah dibandingkan nilai KKM mata pelajaran IPS di SD Negeri No. 060929 Medan Johor yaitu 70. Hasil perhitungan peneliti, dari 32 siswa sebanyak 17 orang atau 53% yang memperoleh nilai ≥ 70 atau tuntas sedangkan 15 orang atau 47% memperoleh nilai kurang dari 70 atau belum tuntas.
Secara keseluruhan berdasarkan hasil observasi awal peneliti menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPS di SD Negeri No. 060929 Medan Johor terutama di kelas IV masih belum optimal dan proses pembelajaran masih berpusat pada
guru (teacher centered). Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), proses pembelajaran yang selama ini teacher centered
berubah menjadi student centered (berpusat pada siswa).
Menurut teori konstruktivisme seperti yang dikutip Sardiman (2009:37), “belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya”. Subjek belajar atau siswa juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Sesuai dengan prinsip tersebut, maka proses mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya. Karena itu, guru dalam proses pembelajaran hendaknya berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa.
(14)
4
Salah satu penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran di sekolah
adalah pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Menurut Isjoni
(2010:12), “model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerjasama selama proses pembelajaran”. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar berfikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan, serta saling memberitahukan pengetahuan dan konsep keterampilan tersebut kepada siswa yang membutuhkan dan setiap siswa merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompok.
Jigsaw merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan mampu melibatkan banyak siswa dalam belajar. Secara substansial, hal yang ditawarkan dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif belajar dalam suasana kelompok untuk memecahkan masalah belajar dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini, terdapat 2 macam kelompok yaitu kelompok asal/dasar dan kelompok ahli. Masing-masing siswa yang diberi tugas membahas sub materi yang sama berkumpul membentuk kelompok ahli dan bertanggung jawab menjelaskan materi hasil diskusi kepada kelompok asalnya. Hal inilah yang memacu siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar melalui komunikasi antar anggota kelompok maupun antar sesama anggota kelompok.
(15)
5
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merasa termotivasi untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui suatu penelitian yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas IV SD Negeri No. 060929 Medan Johor”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan terkait proses pembelajaran IPS di SD Negeri No.060929 Medan Johor, antara lain:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Proses pembelajaran IPS yang dilakukan guru cenderung masih bersifat
teacher centered dimana guru cenderung mendominasi proses pembelajaran dan kurang melibatkan siswa aktif dalam belajar.
3. Materi IPS yang diajarkan juga masih kurang dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari siswa dan proses pembelajaran seringkali dilakukan mengikuti urutan buku halaman demi halaman termasuk soal-soalnya, sehingga hasil yang dirasakan juga belum optimal.
4. Selama proses pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan lebih banyak datangnya
dari guru sedangkan siswa kurang diberikan kesempatan untuk bertanya.
5. Aktivitas siswa dalam belajar IPS masih tergolong kurang dimana siswa
cenderung hanya aktif mendengarkan, memperhatikan apa yang dilakukan atau didemonstrasikan guru di depan kelas, mencatat, aktif bertanya jika ditunjuk guru bukan karena keinginan siswa untuk bertanya.
(16)
6
1.3. Batasan Masalah
Melihat banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi, maka perlu adanya batasan masalah agar masalah yang diteliti lebih terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri No. 060929 Medan Johor.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri No. 060929 Medan Johor?.
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri No. 060929 Medan Johor.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
1. Bagi siswa, untuk dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar terutama aktivitas kooperatif (bekerjasama) dalam kelompok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
(17)
7
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan aktivitas sosial
siswa dalam belajar kelompok dan tanggungjawab siswa terhadap keberhasilan belajarnya sendiri dan belajar orang lain (teman satu kelompok) melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
3. Bagi sekolah terutama kepala sekolah, sebagai bahan masukan dalam upaya
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran melalui peningkatan aktivitas belajar siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
4. Bagi peneliti sendiri, sebagai bahan pelatihan untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya meningkatkan aktivitas sosial siswa dalam belajar IPS melalui diskusi kelompok.
5. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan refrensi dan acuan untuk melanjutkan atau meneliti tentang permasalahan yang sama.
(18)
(19)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian, analisis dan refleksi dari tiap-tiap
siklus yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada mata pelajaran IPS materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri No.
060929 Medan Johor. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dibuktikan dari rata-rata persentase aktivitas secara klasikal pada siklus I dan siklus II.
1. Pada pertemuan pertama siklus I, rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar
48,4% (cukup) dengan jumlah persentase siswa yang dinyatakan aktif secara
klasikal sebanyak 28,1%. Pada pertemuan kedua siklus I, rata-rata aktivitas
belajar siswa sebesar 55,8% (cukup) dengan jumlah persentase siswa yang
dinyatakan aktif secara klasikal sebanyak 43,7%. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal pada pertemuan pertama dan kedua siklus I, para siswa
dinyatakan masih belum aktif dalam belajar karena masih kurang dari 85%.
2. Setelah dilakukan perbaikan tindakan siklus II, pada pertemuan pertama siklus
II rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi sebesar 69,9% (baik)
dengan jumlah persentase siswa yang dinyatakan aktif secara klasikal
sebanyak 90,6%. Pada pertemuan kedua siklus II, rata-rata aktivitas belajar siswa juga meningkat menjadi 74,7% (baik) dengan jumlah persentase siswa
yang dinyatakan aktif secara klasikal sebanyak 93,7%. Hal ini menunjukkan
bahwa secara klasikal pada pertemuan pertama dan kedua siklus II, para siswa
dinyatakan telah aktif dalam belajar karena sudah lebih dari 85% siswa yang
dinyatakan aktif.
(20)
62
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam mengajarkan materi IPS, guru diharapkan dapat
menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk
belajar, dan disarankan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw, karena pada dasarnya suatu permasalahan tidak mungkin
dapat dipecahkan siswa secara individual, tetapi membutuhkan bantuan atau
kerjasama dengan siswa lainnya dalam suasana kelompok.
2. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, guru
dapat merencanakan dengan baik langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan, mulai dari penentuan masalah yang akan didiskusikan siswa
hingga penentuan kelompok siswa dalam tiap kelompok, baik pada kelompok
asal maupun pada kelompok ahli.
3. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Jigsaw juga perlu
dipersiapkan dengan baik agar dapat melibatkan siswa aktif secara langsung
dalam proses pembelajaran, baik dalam berdiskusi, bertanya, menjawab
pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat.
4. Kepada pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah diharapkan untuk lebih
memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana seperti penyediaan buku,
media dan alat peraga yang dapat membantu guru dalam menjalankan
tugasnya dalam menyampaikan materi sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas dapat berlangsung secara interaktif dan mampu
(21)
63
5. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melanjutkan penelitian ini
agar diperoleh hasil penelitian yang menyeluruh sehingga dapat bermanfaat
sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap dunia
pendidikan khususnya dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat
(22)
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z., Maftuh, M., Sujak, dan Kawentar, 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SMP, SMA, SMK, Bandung: Yrama Widya.
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta
Hamalik, O. 2007. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
_________. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, A. 2010. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo.
Mulyono, A.M. 2010. Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/socialsciences/ 1961162-aktifitas-belajar/. Diakses 20 Februari 2012
Nurhadi, dan Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang..
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2009. Strategi Belajar Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sanjaya, W. 2010. Penelitian Tind.akan Kelas, Jakarta: Kencana.
(23)
65
Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto, W. 2003. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyatna, A. 2008. Hubungan Hasil Belajar dengan Sikap dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri, Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lampung, http://makalah-agus-semnaspend-ii. Diakses 20 Februari 2012.
Usman, M.U. 2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya. Yamin, M. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
(24)
RIWAYAT HIDUP
1. Latar Belakang Keluarga
a. Nama : NINA ZUHAIRIYAH b. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Desember 1987
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Jln. Pendidikan No. 45/Pancing Medan
e. Agama : Islam f. Nama Ayah : Alm. Achmad Pulungan g. Nama Ibu : Hj. Siti Maiya Dalimunthe h. Perkerjaan Ayah : Pensiunan Telkom
i. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
2. Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri 064977 Medan lulus tahun 2000 b. SMP Negeri 35 Medan lulus tahun 2003 c. SMA Negeri 18 Medan lulus tahun 2006 d. Diploma II PGSD Unimed lulus tahun 2009
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian, analisis dan refleksi dari tiap-tiap siklus yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri No. 060929 Medan Johor. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dibuktikan dari rata-rata persentase aktivitas secara klasikal pada siklus I dan siklus II.
1. Pada pertemuan pertama siklus I, rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 48,4% (cukup) dengan jumlah persentase siswa yang dinyatakan aktif secara klasikal sebanyak 28,1%. Pada pertemuan kedua siklus I, rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 55,8% (cukup) dengan jumlah persentase siswa yang dinyatakan aktif secara klasikal sebanyak 43,7%. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal pada pertemuan pertama dan kedua siklus I, para siswa dinyatakan masih belum aktif dalam belajar karena masih kurang dari 85%. 2. Setelah dilakukan perbaikan tindakan siklus II, pada pertemuan pertama siklus
II rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi sebesar 69,9% (baik) dengan jumlah persentase siswa yang dinyatakan aktif secara klasikal sebanyak 90,6%. Pada pertemuan kedua siklus II, rata-rata aktivitas belajar siswa juga meningkat menjadi 74,7% (baik) dengan jumlah persentase siswa yang dinyatakan aktif secara klasikal sebanyak 93,7%. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal pada pertemuan pertama dan kedua siklus II, para siswa dinyatakan telah aktif dalam belajar karena sudah lebih dari 85% siswa yang dinyatakan aktif.
(2)
5.2.
Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam mengajarkan materi IPS, guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk belajar, dan disarankan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, karena pada dasarnya suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan siswa secara individual, tetapi membutuhkan bantuan atau kerjasama dengan siswa lainnya dalam suasana kelompok.
2. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, guru dapat merencanakan dengan baik langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, mulai dari penentuan masalah yang akan didiskusikan siswa hingga penentuan kelompok siswa dalam tiap kelompok, baik pada kelompok asal maupun pada kelompok ahli.
3. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Jigsaw juga perlu dipersiapkan dengan baik agar dapat melibatkan siswa aktif secara langsung dalam proses pembelajaran, baik dalam berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat.
4. Kepada pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana seperti penyediaan buku, media dan alat peraga yang dapat membantu guru dalam menjalankan tugasnya dalam menyampaikan materi sehingga proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dapat berlangsung secara interaktif dan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
(3)
63
5. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melanjutkan penelitian ini agar diperoleh hasil penelitian yang menyeluruh sehingga dapat bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalam kelas.
(4)
Aqib, Z., Maftuh, M., Sujak, dan Kawentar, 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SMP, SMA, SMK, Bandung: Yrama Widya.
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta
Hamalik, O. 2007. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
_________. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, A. 2010. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo.
Mulyono, A.M. 2010. Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/socialsciences/ 1961162-aktifitas-belajar/. Diakses 20 Februari 2012
Nurhadi, dan Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang..
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2009. Strategi Belajar Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sanjaya, W. 2010. Penelitian Tind.akan Kelas, Jakarta: Kencana.
(5)
65
Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto, W. 2003. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyatna, A. 2008. Hubungan Hasil Belajar dengan Sikap dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri, Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lampung, http://makalah-agus-semnaspend-ii. Diakses 20 Februari 2012.
Usman, M.U. 2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya. Yamin, M. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
(6)
1. Latar Belakang Keluarga
a. Nama : NINA ZUHAIRIYAH
b. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Desember 1987 c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Jln. Pendidikan No. 45/Pancing Medan
e. Agama : Islam
f. Nama Ayah : Alm. Achmad Pulungan g. Nama Ibu : Hj. Siti Maiya Dalimunthe h. Perkerjaan Ayah : Pensiunan Telkom
i. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
2. Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri 064977 Medan lulus tahun 2000 b. SMP Negeri 35 Medan lulus tahun 2003 c. SMA Negeri 18 Medan lulus tahun 2006 d. Diploma II PGSD Unimed lulus tahun 2009