RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MEMPREDIKSI MASALAH KESEHATAN SEHARI-HARI DENGAN ACUPRESSURE.

(1)

Selama menyelesaikan Tugas Akhir penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Sutiyono. MT, selaku dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur yang telah memberikan motivasi dalam pelaksanaan Tugas Akhir.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur memberikan motivasi dalam pelaksanaan Tugas Akhir.

3. Ibu Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan dan dorongannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Moh.Irwan Afandi, ST, M.Sc, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur memberikan informasi serta motivasi dalam pelaksanaan Tugas Akhir.

6. Kedua Orang Tua tercinta (Mama dan Papa), beserta keluarga yang selalu memberikan doa, bantuan, dorongan moral dan materi baik dalam suka dan duka. Sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.


(2)

9. Pitria Handayani, Andina Purnama Sari, sebagai sahabat yang senasib seperjuangan dan selalu menemani disaat susah dan senang selama ini. Akhirnya kita dapat gelar S.Kom juga...

10. Untuk tetanggaku Ibu, mbak Diah, mbak Enggar, mbak vivin,yang mendukung dan mendoakan biar cepat selesai.

11. Untuk semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(3)

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Buatan ... 7

2.2 Sistem Pakar ... 8

2.2.1 Sejarah Sistem Pakar ... 9

2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 11

` 2.2.3 Keuntungan Pemakaian Sistem Pakar ... 12

2.2.4 Permasalahan Dan Keterbatasan Sistem Pakar ... 13

2.2.5 Cara Kerja Sistem Pakar ... 14

2.2.6 Kategori Sistem Pakar ... 16

2.2.7 Metode Forward Chaining ... 17


(4)

2.3 Definisi Acupressure... 23

2.3.1 Titik Acupressure ... 24

2.3.2 Fungsi Perangsangan... 25

2.3.3 Waktu Yang Tepat Menggunakan Acupressure ... 26

2.3.4 Saat Tidak Boleh Menggunakan Pijat... 26

2.3.5 Mengatasi masalah Pijat... 28

2.3.6 Yin Dan Yang ... 28

2.3.7 Macam-Macam Gangguan Kesehatan ... 29

1. Darah Tinggi (Hipertensi) ... 29

2. Asma (Astma) ... 30

3. Flu (Influenza) ... 31

4. Jantung ... 32

5. Amandel (Tonsilitis) ... 32

6. Kencing Manis (Diabetes) ... 33

7. Sariawan (Aphtha) ... 34

8. Gondong ... 34

9. Nyeri Perut ... 35

10. Konstipasi ... 36

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem ... 38

3.2 Perancangan Sistem ... 38

3.2.1 Perancangan Blok Diagram ... 39

3.2.2 Perancangan Dependency Diagram ... 41

3.2.3 Perancangan Decision Diagram ... 44

3.2.4 Perancangan Reduce Decision Diagram ... 46

3.2.5 Perancangan Rule Base ... 47

3.2.6 Desain Arsitektur ... 48


(5)

3.3.2 Diagram Alir Sistem Untuk Desain User ... 53

3.4 Struktur Tabel ... 54

3.5 Desain Interface ... 55

3.5.1 Sistem Offline... 56

3.5.1.1 Desain Untuk Pakar ... 56

3.5.1.2 Desain Untuk User ... 59

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM 4.1 Kebutuhan Sistem ... 61

4.1.1 Perangkat Sistem ... 61

4.2 Implementasi ... 62

4.2.1 Tampilan Pakar... 62

1. Tampilan Pakar Untuk Desain Treeview... 63

2. Tampilan Pakar Untuk List Aturan ... 65

4.2.2 Tampilan User ... 66

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI PROGRAM 5.1 Uji Coba ... 68

5.1.1 Uji Coba Aplikasi Pakar... 68

a. Uji Coba Menu Login... 68

b. Uji Coba Untuk Aturan Treeview ... 69

c. Uji Coba Untuk List Aturan ... 74

d. Uji Coba Verifikasi ... 75

e. Uji Coba Konsultasi ... 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 81


(6)

1. Tabel 2.1 Decision Table ... 21

2. Tabel 3.1 Decison Table Rule Set... 44

3. Tabel 3.2 Reduce Decison Table Rule Set 1 (mata)... 46

4. Tabel 3.3 Node ... 54

5. Tabel 3.4 Dtnode... 54

6. Tabel 3.5 Rule ... 55


(7)

1. Gambar 2.1 Cara Kerja Sistem Pakar ... 14

2. Gambar 2.2 Metode Forward Chaining ... 19

3. Gambar 2.3 Proses Inference Engine ... 19

4. Gambar 2.4 Blok Diagram ... 20

5. Gambar 2.5 Dependency Diagram... 20

6. Gambar 3.1 Blok Diagram Masalah Kesehatan Sehari-Hari ... 40

7. Gambar 3.2 Dependency Diagram Msalah Kesehatan Sehari-Hari... 42

8. Gambar 3.3 Desain Arsitektur Untuk Diagnosa Penyakit ... 48

9. Gambar 3.4 Diagram Alir Sistem Desain Pakar ... 52

10. Gambar 3.5 Diagram Alir Sistem Proses Verifikasi ... 53

11. Gambar 3.6 Diagram Alir Sistem Untuk Desain User... 53

12. Gambar 38 Form Login... 56

13. Gambar 3.9 Form Buat Database ... 56

14. Gambar 3.10 Form Buka Database ... 57

15. Gambar 3.11 Form Desain Treeview ... 58

16. Gambar 3.12 Form Desain Verivikasi ... 58

17. Gambar 3.13 Form File KBS ... 59

18. Gambar 3.14 Form Konsultasi ... 59

19. Gambar 3.15 Form Hasil Konsultasi... 60

20. Gambar 4.1 Halaman Login Pakar... 62

21. Gambar 4.2 Halaman Membuat Database Baru... 63

22. Gambar 4.3 Halaman Buka Database ... 64

23. Gambar 4.4 Halaman Treeview... 64

24. Gambar 4.5 Halaman Menentukan Set Aturan ... 65

25. Gambar 4.6 Halaman List Aturan ... 66


(8)

31. Gambar 5.4 Uji Coba Buka Database ... 70

32. Gambar 5.5 Uji Coba Daftar Treeview ... 70

33. Gambar 5.6 Message Box Pilih Node ... 71

34. Gambar 5.7 Message Box Node Sudah Ada... 71

35. Gambar 5.8 Menentukan Pertanyaan Dan Pilihan Jawaban ... 72

36. Gambar 5.9 Menentukan Option Pada Tiap Jawaban... 73

37. Gambar 5.10 Menentukan Penanggulangan Masalah Kesehatan ... 73

38. Gambar 5.11 Message Box Hapus Node... 74

39. Gambar 5.12 Message Box Keluar ... 74

40. Gambar 5.13 Menentukan Set Aturan... 75

41. Gambar 5.14 Hasi Verifikasi Redudant Rule... 76

42. Gambar 5.15 Hasil Verifikasi Conflicting Rule... 76

43. Gambar 5.16 Hasil Verifikasi Tidak ada Rule Yang Salah ... 77

44. Gambar 5.17 Message Box Hapus Baris... 78

45. Gambar 5.18 Hasil Rule Penyakit... 78

46. Gambar 5.19 Simpan File Text ... 79

47. Gambar 5.20 Input Jawaban Pertanyaan... 79


(9)

DOSEN PEMBIMBING I : HJ. ASTI DWI IRFIANTI, S.KOM, M.KOM DOSEN PEMBIMBING II : MOH. IRWAN AFANDI, S.T,M.Sc

ABSTRAK

Metode acupressure merupakan salah satu cara pengobatan yang metode dan konsepnya sama persis dengan metode akupunktur. Perbedaanya hanya terletak pada sarana atau alat yang digunakan untuk pengobatan. Metode acupressure menggunakan pijatan atau tekanan jari sebagai sarana pengobatan, sedangkan metode akupunktur menggunakan jarum akupunktur.

Dewasa ini metode acupressure telah banyak digunakan oleh masyarakat luas. Dan metode ini terbukti dapat mengatasi berbagai macam masalah kesehatan. Metode ini menggunakan titik-titik tubuh manusia. Pada dasarnya pengobatan dengan metode ini digunakan untuk membantu melancarkan peredaran darah sehingga masalah kesehatan yang timbul dapat teratasi. Titik pada manusia ada banyak dan bermacam-macam dengan fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Untuk mengatasi suatu penyakit biasanya digunakan lebih dari satu titik. Sehingga pengobatan dengan menggunakan metode acupressure ini sulit dilakukan. Selain itu masyarakat pada umumnya juga tidak mengetahui fungsi dari titik-titik tubuh itu sendiri.

Sistem pakar mampu meniru kerja seorang pakar dalam berbagai bidang, seperti memprediksi masalah kesehatan sehari-hari dengan Acupressure. Memprediksi penyakit dengan metode acupressure tersebut atas dasar gejala-gejala klinis yang ditimbulkan dengan menginputkan ke komputer kemudian komputer akan memberitahukan perkiraan penyakit apa yang diderita pengguna tersebut dan bagaimana cara penanggulangannya. Dan metode yang digunakan sistem pakar ini yaitu forward chaining, dengan pembuatan blok diagram, dependency diagram, decision table dan rule base.

Dengan adanya sistem pakar untuk memprediksi masalah kesehatan sehari-hari ini dapat membantu masyarakat umum untuk mencari informasi, konsultasi, ataupun penaggulangan dari masalah kesehatan sehari-hari yang dialami.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode acupressure merupakan salah satu cara pengobatan yang metode dan konsepnya sama persis dengan metode akupunktur. Perbedaanya hanya terletak pada sarana atau alat yang digunakan untuk pengobatan. Metode acupressure menggunakan pijatan atau tekanan jari sebagai sarana pengobatan, sedangkan metode akupunktur menggunakan jarum akupunktur.

Dewasa ini metode acupressure telah banyak digunakan oleh masyarakat luas. Dan metode ini terbukti dapat mengatasi berbagai macam masalah kesehatan. Metode ini menggunakan titik-titik tubuh manusia. Pada dasarnya pengobatan dengan metode ini digunakan untuk membantu melancarkan peredaran darah sehingga masalah kesehatan yang timbul dapat teratasi. Untuk mengatasi suatu penyakit biasanya digunakan lebih dari satu titik. Sehingga pengobatan dengan menggunakan metode acupressure ini sulit dilakukan. Selain itu masyarakat pada umumnya juga tidak mengetahui fungsi dari titik-titik tubuh itu sendiri.

Untuk membantu permasalahan tersebut perlu adanya teknologi komputer yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Salah satu bentuk dari kecerdasan buatan adalah sistem pakar. Sistem pakar akan menanyakan berbagai pertanyaan seputar keluhan atau gejala–gejala kepada user sampai


(11)

bisa mengidentifikasi dengan cepat suatu penyakit berdasarkan jawaban yang diterimanya sehingga dapat memprediksi penyakit tersebut.

Berdasarkan hal tersebut metode yang sesuai yaitu dengan menggunakan pendekatan metode forward chaining. Forward chaining adalah strategi untuk memprediksi atau mencari solusi dari suatu masalah yang dimulai dengan sekumpulan fakta yang diketahui, kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Proses ini dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui.

1.2. Perumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang disampaikan, maka dibuat rumusan permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana cara merancang dan membuat suatu aplikasi sistem pakar yang dapat membantu user dalam memprediksi masalah kesehatan sehari-hari dengan menggunakan metode acupressure berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan terlebih dahulu ?

b. Bagaimana merancang dan membuat rule base untuk verifikasi dan menghasilkan rule yang benar dalam penggunaan sistem pakar ?

c. Bagaiamana membangun sistem pakar dengan pendekatan Forward chaining ?


(12)

1.3. Batasan Masalah

Sesuai judul yang dibuat, maka Tugas Akhir ini akan menyajikan bagaimana cara menangani masalah kesehatan dengan menggunakan metode acupressure, adapun ruang lingkup dan batasan masalah dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Metode yang digunakan adalah metode forward chaining untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita dari gejala-gejala yang timbul.

2. Sistem ini hanya memberikan hasil identifikasi penyakit sesuai dengan rule yang telah diinputkan.

3. Sistem pakar ini hanya menggunakan proses verifikasi untuk redundant rules, dan conflicting rules.

1.4. Tujuan

Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah merancang dan mengimplementasikan sistem pakar untuk memprediksi masalah kesehatan sehari-hari dengan acupressure menggunakan metode forward chaining.

1.5. Manfaat


(13)

a. Dapat membantu pengguna yaitu seorang pakar, dan orang awam dalam memecahkan suatu masalah terutama dalam memprediksi masalah kesehatan sehari-hari.

b. Menemukan suatu solusi pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan sehari-hari.

1.6. Metodologi Penelitian

Langkah-langkah pengumpulan data sebagai dasar penyusunan tugas akhir ini antara lain :

1. Studi Literatur

Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara riset keperpustakaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

2. Pengumpulan dan Analisa Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara : observasi, identifikasi dan klasifikasi melalui studi literatur. Dari pengumpulan data tersebut dapat dilakukan analisa data yaitu menganalisa gejala-gejala apa saja yang timbul pada masalah kesehatan sehari-hari. Jika terprediksi suatu penyakit kemudian akan ditemukan suatu pennggulangan yang tepat terhadap gejala-gejala tersebut.

3. Perancangan Sistem

Melakukan analisa awal tentang sistem yang akan dibuat yaitu suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui sistem terkomputerisasi dengan cara memprediksi penyakit melalui gejala-gejala yang


(14)

sistem yang baku untuk rule base, knowledge base dan metode yang dipakai dalam pencarian solusi yang tepat untuk mengendalikan penyakit yang sesuai dengan gejala-gejala yang disebutkan.

4. Pembuatan Program

Melakukan implementasi terhadap sistem berdasarkan hasil dari perancangan sistem yang sesuai dengan kebutuhan.

5. Uji Coba Program

Uji coba program dapat dilakukan pada akhir dari tahap-tahap analisa sistem, desain sistem dan tahap penerapan sistem atau implementasi sistem. Sasaran dari uji coba program adalah untuk menentukan kesalahan-kesalahan dari program yang mungkin terjadi sehingga dapat segera diperbaiki.

6. Pembuatan Kesimpulan

Pada tahap ini program telah melakukannya dengan baik, sehingga program dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk dapat lebih memudakan pembuatan dan pemahama isi skripsi ini maka penyajian skripsi ini dibagi dalam lima bagian utama dengan struktur sebagai berikut :


(15)

Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, permasalahan, batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan dari tugas akhir ini.

BAB II : TEORI PENUNJANG

Pada bab ini membahas mengenai teori-teori dan prinsip-prinsip yang menunjang dalam pembuatan tugas akhir.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini dijelaskan tentang Block Diagram, Dependency Diagram, Decision Table, Reduce Decision Diagram, Perancangan Rule Base, Flowchart, Diagram alir sistem dan Desain Antar muka.

BAB IV : IMPLEMENTASI

Bab ini menjelaskan tentang proses dari program yang telah kami rancang, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tampilan dan keterangan mengenai program kami tersebut.

BAB V : UJI COBA DAN ANALISA

Bab ini menjelaskan tentang pengujian sistem secara umum maupun terperinci dalam pengujian sistem baik pakar maupun user, beserta langkah-langkah dalam uji coba sistem dari seluruh hasil uji coba tersebut, kemudian diambil analisanya.

BAB VI : PENUTUP

Pada bagian ini akan memberikan beberapa kesimpulan dan saran-saran yang menunjang bagi pengembangan sistem yang


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Definisi lain yang mengatakan bahwa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi untuk melakukan suatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.

Ada tiga tujuan kecerdasan buatan yaitu, membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan dan membuat mesin lebih berguna. Yang dimaksud dengan kecerdasan ialah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan permasalahan serta menyelesaikannya dengan efektif.

Kecerdasan buatan berbeda dengan program konvensional. Pemrograman konvensional berbasis pada algoritma yang mendefinisikan setiap langkah dalam penyelesaian masalah. Pemrograman konvensional dapat menggunakan rumus-rumus matematika atau prosedur sekuensial untuk menghasilkan solusi. Hal ini lain dengan pemrograman dalam kecerdasan buatan yang berbasis pada representasi simbol dan manipulasi. Dalam kecerdasan buatan, simbol dapat berupa kalimat, kata, atau angka yang digunakan untuk mempresentasikan objek, proses, dan hubungannya. Objek


(17)

dapat berupa manusia, ide, kegiatan, konsep, atau pertanyaan dari suatu fakta. Proses digunakan untuk memanipulasi simbol, untuk menghasilkan saran atau pemecahan masalah. Selain itu kecerdasan buatan dapat melakukan penalaran terhadap data yang tidak komplit, dimana hal ini sangat sulit dilakukan oleh pemrograman konvensional.

Kelebihan dari kecerdasan buatan ialah kemampuan untuk melakukan penalaran dan penjelasan terhadap setiap langkah dalam pengambilan keputusan.

2.2 Definisi Sistem Pakar (Expert System)

Dalam bukunya “Introduction to Expert System: Development and Implementation of Rule-Based Expert System”, James P. Ignizio mengatakan bahwa sistem pakar (expert system) adalah suatu program komputer yang dibuat dengan berdasarkan bidang tertentu, yang mana tingkat keahlian dari program tersebut untuk menangani masalah, sebanding dengan kemampuan seorang ahli di bidang tersebut. Dalam expert system ini, komputer akan berpikir seperti layaknya jalan pemikiran seorang ahli dalam mengambil kesimpulan sehingga masalah yang ada dapat diatasi.

Masalah yang muncul pada penggunaan program aplikasi sistem pakar ini terletak pada seberapa akurat kesimpulan yang didapat dari program tersebut. Bagaimanapun juga aplikasi sistem pakar ini tidaklah lebih dari suatu program (Martin dan Oxman,1988).


(18)

2.2.1 Sejarah Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode peneliti1960-an artificial intelligence ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem-solver (GPS). GPS yang berupa sebuah procedur yang dikembangkan oleh Allen Newell, Jhon Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon, dari Logic Theorist merupakan percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah predecessor menuju exper system. GPS berusaha untuk menyusun langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke program yang spesialis oleh E. Feigenbaum dari Universitas Stanford dan diikuti oleh MYCIN. Pembuatan DENDRAL mengarah pada konklusi-konklusi berikut: GPS terlalu lemah untuk digunakan sebagai dasar untuk membangun expert system yang berunjuk kerja tinggi. Pemecahan masalah manusia adalah baik hanya jika beroperasi dalam domain yang sangat sempit. Expert system harus di-update secara berkala untuk informasi baru. UPDATE semacam ini dapat efisien apabila menggunakan representasi pengetahuan berbasis rule.

Problem yang kompleks membutuhkan pengetahuan yang banyak sekali tentang area problem. Pada pertengahan tahun 1970-an, beberapa expert


(19)

system mulai muncul. Sebuah pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari expert system berasal dari pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme-formalisme khusus dan pola penarikan kesimpulan yang digunakan.

Mulai pertengahan tahun 1970, beberapa penelitian tentang sistem pakar mulai dikembangkan. Berkaitan dengan penelitian ini, yaitu dalam bidang kesehatan, tidak banyak penelitian yang berhasil dikumpulkan. Hal ini dikarenakan minimnya referensi dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Hasil penelitian yang dapat dikumpulkan dan dijadikan sebagai bahan pembanding terhadap hasil penelitian untuk mengukur unjuk kerja sistem pakar yang sedang dibuat dalam penelitian ini antara lain :

1. MYCIN

MYCIN dikembangkan di Stanford Medical School pada tahun 1970 oleh Dr. Edward H. Shortliffe. Program ini merekam diagnosa-diagnosa yang berkaitan dengan infeksi pada darah dan pengobatan-pengobatannya, MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalaran secara detail. Dalam uji coba, dia mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis. Meskipun MYCIN tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam penelitian kecerdasan buatan yang lain (--, 1995).

2. CADUCEUS


(20)

3. PUFF

Program sistem pakar ini merupakan program yang digunakan untuk mengukur fungsi dari paru-paru.

4. Toxic Master

Toxic Master dibuat di Universitas Bina Nusantara oleh David, Elisa dan Antony pada tahun 1999. Penekanan pada program ini adalah untuk mendeteksi kandungan racun yang terserap oleh tubuh.

Sistem pakar merupakan program yang dapat menggantikan keberadaan seorang pakar. Alasan mendasar mengapa expert system dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar :

1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.

2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.

3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi.

4. Menghadirkan/menggunakan jasa seorang pakar memerlukan biaya yang mahal.

5. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat (hostile environtment).

2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar

a. Keahlian. Suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.

b. Ahli (Pakar). Seseorang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode tertentu, kemampuan penerapan keahlian dalam memberikan saran untuk pemecahan persoalan.


(21)

c. Pengalihan keahlian. Ilmu yang dimiliki dari para ahli dialihkan ke komputer kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli.

d. Inferensi. Kemampuan untuk melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil akhir

e. Aturan. Pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan-aturan, sebagian besar sistem pakar dibuat dalam bentuk rule based system.

f. Kemampuan menjelaskan. Menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).

2.2.3 Keuntungan Pemakaian Sistem Pakar

a. Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar.

b. Dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan tidak pasti.

c. Meningkatkan output dan produktifitas. expert system dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan, dan akhirnya akan mereduksi pekerja

d. Meningkatkan kualitas.

e. Expert system menyediakan nasihat dan konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan.

f. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena system pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman.

g. Handal (reliability).


(22)

i. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks.

j. Memungkinkan pemindahan pengetahuan ke lokasi yang jauh serta memperluas jangkauan seorang pakar, dapat diperoleh dan dipakai di mana saja. Merupakan arsip yang terpercaya dan sebuah keahlian sehingga user seolah-olah berkonsultasi langsung dengan sang pakar meskipun mungkin sang pakar sudah pension.

2.2.4 Permasalahan Dan Keterbatasan Sistem Pakar 1. Knowledge tak selalu tersedia.

2. Kepakaran sulit diekstrasi dari manusia.

3. Pendekatan untuk setiap pakar pada situasi tertentu selalu berbeda, dan tak mesti benar.

4. Walaupun pakar tersebut memiliki ketrampilan yang tinggi,sulit untuk mengabstraksikan kepakaran pada situasi tertentu,apalagi pakar tersebut bekerja dibawah tekanan.

5. User dari expert system memiliki batasan kognitif alamiah.

6. Kebanyakan pakar tak mempunyai rasa pengertian pengecekan yang independen walaupun konklusi mereka masuk akal.

7. Kosa kata, atau jargon,yang digunakan pakar untuk mengekspresikan fakta dan relasinya biasanya jarang digunakan dan dimengerti oleh orang lain. 8. Help sering kali digunakan oleh knowledge engineer yang biasanya jarang

tersedia dan mahal biayanya, sebuah fakta yang dapat membuat pembangunan expert system lebih banyak memakan biaya.

9. Kendala kepercayaan end-user bisa menghalangi penggunaan expert system.


(23)

2.2.5 Cara Kerja Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki cara kerja sebagai berikut:

Gambar 2.1 Cara Kerja Sistem Pakar

Pada gambar di atas merupakan serangkaian proses untuk menghasilkan sebuah rule .

a. Sistem Interface

Sistem interface merupakan antar muka sistem yang digunakan untuk menghubungkan pengguna atau pakar dalam aplikasi sistem pakar.

b. User

User merupakan seorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saran yang disediakan oleh pakar.

c. User Interface

User interface adalah bagian penghubung antara program dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara pemakai dengan program yang dibuat. Program akan mengajukan pertanyaan berbentuk ”ya atau tidak” (yes or no question) atau berbentuk menu pilihan.


(24)

d. Blok Diagram

Blok Diagram merupakan susunan rule yang terdapat didalam sebuah bidang ilmu. Dengan Membuat blok diagram didalam sistem pakar maka dapat diketahui urutan kerja sistem dalam mencari keputusan

e. Depedency Diagram

Dependency diagram didalam sistem pakar bersifat untuk menunjukkan hubungan atau ketergantungan antara inputan pertanyaan, rule dan rekomendasi yang dibuat oleh prototype sistem berbasis pengetahuan. Dari blok Diagram diatas apabila diteruskan menjadi dependency diagram

f. Decision Table

Decision table dibuat untuk menunjukkan hubungan antar nilai-nilai pada hasil fase atau rekomendasi akhir penentuan masalah kesehatan sehari-hari.

g. Reduce decision table

Reduce Decision Table adalah penyederhanaan dari decision table dengan menggunakan rule yang hasilnya sama dan memiliki inputan yang tidak berpengaruh.

h. Mesin Inferensi

Mesin inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang mendeduksi fakta-fakta baru dari fakta-fakta yang telah ada dengan menggunakan kaidah-kaidah yang ada.


(25)

i. Basis pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan inti program dimana program ini merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang obyek dan kaidah (rule) yang merupakan informasi tentang cara bagaimana membangkitkan fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

2.2.6 Kategori Sistem Pakar

Secara umum kategori atau klasifikasi sistem pakar (Kusrini, 2006) yaitu:

a. Intrepretasi, yaitu membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.

b. Prediksi, yaitu memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu.

c. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati.

d. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu.

e. Perencanaan, yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu.

f. Debugging and Repair, yaitu menentukan dan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi.


(26)

h. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks.

i. Seleksi, yaitu mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemungkinan.

j. Simulasi, yaitu pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem.

k. Monitoring, yaitu membandingkan tingkah laku suatu sistem yang teramati dengan tingkah laku yang diharapkan darinya.

2.2.7 Metode Forward Chaining (Data Driven)

Metode dalam pengolahan sistem pakar ada dua macam, yaitu metode Forward Chaining dan metode backward Chaining. Metode Forward Chaining merupakan salah satu metode selain Backward Chaining yang digunakan dalam aturan inferensi Artificial Intelligence. Metode ini melakukan pemrosesan berawal dari sekumpulan data untuk kemudian dilakukan inferensi sesuai dengan aturan yang diterapkan hingga diketemukan kesimpulan yang optimal. Mesin inferensi akan terus melakukan looping pada prosesnya untuk mencapai hasil keputusan yang sesuai. Metode yang diterapkan pada Forward Chaining ini berkebalikan dengan metode backward Chaining. Kelebihan metode Forward Chaining ini adalah data baru dapat dimasukkan ke dalam tabel database inferensi dan kemungkinan untuk melakukan perubahan inference rules. Contoh pemakaian metode Forward Chaining dalam aplikasi sistem pakar untuk mengidentifikasi suatu penyakit antara lain:


(27)

1. Metode Forward Chaining untuk memprediksi kesehatan dengan Acupressure Sistem pakar adalah suatu sistem yang dapat bekerja atau beroperasi seperti otak manusia. Sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya seorang pakar yang mengambil keputusan. Sistem ini bekerja dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut : akuisisi pengetahuan, mengidentifikasikan object-atribut-value, penetapan basis pengetahuan, perancangan basis data, formalisasi sistem pakar, perancangan dan pengembangan perangkat lunak, serta uii validasi sistem Metode dalam pengolahan sistem pakar ada dua macam, yaitu metode forward -chaining dan metode backward chaining. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode forward chaining. Dalam metode forward chaining harus menambah aturan yang sesuai aturan sebelumnya jika akan menambah data baru. Sedangkan metode backward chaining, data baru dapat langsung ditambahkan tanpa harus merubah aturan-aturan yang sudah dibuat sebelumnya. Sedangkan Hasil dari penelitian ini berupa suatu program komputer yang dapat digunakan untuk memprediksi masalah kesehatan sehari-hari dengan Acupressure .

(ITS Digital Library / 2002-02-21)

Forward Chaining (runut maju) berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi . Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil (Wilson,1998).


(28)

Metode Forward Chaining disebut juga penalaran dari bawah ke atas karena penalaran dari fakta pada level bawah menuju konklusi pada level atas yang didasarkan pada fakta. Dalam hal ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan.

Gambar 2.2 Metode Forward Chaining

Contoh permasalahan menggunakan Forward Chaining, diketahui kaidah tipe IF..THEN..berikut:

IF A THEN B

IF B THEN C

IF C THEN D

DATA ATURAN KESIMPULAN A = 1 JIKA A = 1 DAN B = 2

B = 2 MAKA C = 3 D = 4 JIKA C = 3 MAKA D = 4

Gambar 2.3 Proses Inference Engine

Pada Gambar 2.3 menjelaskan proses inference engine pada sistem pakar dengan menggunakan metode forward chaining.


(29)

2.2.8 Block Diagram

Block Diagram merupakan susunan dari rule yang terdapat di dalam sebuah bidang ilmu pada sistem pakar. Block Diagram diperlukan untuk mengetahui urutan kerja sistem dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh pembuatan block diagram dapat dilihat pada Gambar 2.4:

Gambar 2.4 Block Diagram

2.2.9 Dependency Diagram

Dependency Diagram dalam sistem pakar bersifat untuk menunjukkan hubungan atau ketergantungan antara inputan pertanyaan. Rule dan rekomendasi yang dibuat oleh prototype sistem berbasis pengetahuan. Dari gambar Block Diagram di atas dapat diteruskan menjadi Dependency Diagram, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 di bawah ini:


(30)

2.2.10 Decision Table

Decision Table dibuat untuk menunjukkan hubungan antara nilai-nilai pada hasil fase atau rekomendasi akhir Knowledge Base System (KBS). Sebagai contoh pembuatan decision table dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini:

Step 1 : Plan

Condition : Conclusion (ya, tidak) = 2

Problem : (nafas berbunyi, nafas sesak) = 2

Rows : 22 = 4

Step 2 : Completed Decision Table

Tabel Decision 2.1

Rule Nafas berbunyi Nafas sesak Conclusion A1 A2 A3 A4 Y Y T T Y T Y T

Nafas berbunyi, Nafas sesak Nafas berbunyi

Nafas sesak

Tidak ada gangguan

2.2.11 Rule Base

Pada dasarnya basis aturan (rule base) terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian premis atau kondisi dan bagian conclusion atau kesimpulan.


(31)

Struktur rule secara logika menghubungkan satu atau lebih kondisi (premis) pada bagian IF (yang akan menguji kebenaran dari serangkaian data) dengan satu atau lebih kesimpulan (conclusion) yang terdapat pada bagian THEN.

2.2.12 Verifikasi

Suatu kualitas dari basis pengetahuan dapat dilihat dari ukuran, kompleksitas dan sifat kritikal dari aplikasi-aplikasi yang ada. Semuanya itu dapat diwujudkan dari proses-proses verifikasi. Elemen ini sangat penting bagi suatu sistem berbasis pengetahuan.Verifikasi adalah membangun sistem yang benar. (Gonzales, 1993)

Verifikasi itu sendiri terdiri dari 2 proses yaitu:

1. Memeriksa pelaksanaan suatu sistem secara spesifik.

2. Memeriksa konsistensi dan kelengkapan dari basis pengetahuan.

Verifikasi dijalankan ketika ada penambahan atau perubahan pada rule, karena rule tersebut sudah ada pada sistem. Sedangkan tujuan verifikasi adalah untuk memastikan adanya kecocokan antara sistem dengan apa yang sistem kerjakan (rule base) dan juga untuk memastikan bahwa sistem itu terbebas dari error.

Berikut ini adalah yang harus di cek dalam suatu basis pengetahuan: 1. Redundant rules

Dikatakan redundant rule jika dua rule atau lebih mempunyai premise dan conclusion yang sama.


(32)

nafas berbunyi

Then pernafasan= nafas sesak, nafas berbunyi Rule 2 : If nafas sesak And

nafas berbunyi

Then pernafasan= nafas sesak, nafas berbunyi 2. Conflicting rules

Conflicting rules terjadi ketika dua buah rule atau lebih mempunyai premise yang sama, tetapi mempunyai conclusion yang berlawanan.

Contoh:

Rule 1 : : If nafas sesak And nafas berbunyi

Then pernafasan= nafas sesak, nafas berbunyi

Rule 2 : : If nafas sesak And nafas berbunyi

Then pernafasan= tidak ada gangguan

2.3 Definisi Acupressure

Acupressure adalah stimulasi tubuh manusia dengan penekanan pada meridian akupunktur dan titik akupunktur dan juga titik non meridian dengan tujuan untuk menormalkan mekanisme dan respons homeostatik dan mekanisme di tubuh manusia. Dari definisi di atas maka yang bisa dimasukkan ke dalam acupressure adalah pijat Cina, shiatzu, dan pointing therapy.

Pijat Cina adalah pengobatan dengan berbagai metode pemijatan (48 metode) dengan tujuan untuk menyeimbangkan fungsi tubuh, menghilangkan penyumbatan, kelembaban. Pijat cina terdiri dari tiga cabang utama:


(33)

akupunktur, ramu-ramuan (herba), dan manipilasi (pijat).pijat pediatri adalah spesialisasi dalam cabang manipulasi Pengobatan Tradisional Cina.

Pointing therapy adalah cara pengobatan dengan pointing, penekanan, penjepitan, penepukan atau mengetuk pada titik-titik akupunktur atau garis stimulan spesifik untuk memperlancar ci sie sehingga fungsi tubuh dan kerusakan jaringan dapat diperbaiki. Teknik utama yang sering digunakan adalah menotok titik akupunktur atau garis stimulan dengan menggunakan satu jari atau lebih. Dalam pointing therapy, besarnya penekanan dibagi menjadi tiga:

1. Penekanan ringan: besarnya tekanan ± 7 kg, pusat gerak adalah pergelangan tangan, kekuatan nngan, lentur dan berte-naga.

2. Penekanan sedang: poros gerakan pada siku, efek terapi pada otot-otot dalam.

3. Penekanan kuat: besar tekanan ± 60 kg, poros gerak pada sendi bahu. Shiatzu adalah penekanan dengan permukaan telapak tangan, ibu jari atau ke empat jari pada titik-titik tsubo untuk merangsang atau menekan fungsi tubuh. Tenaga yang digunakan untuk menekan adalah dengan berat badan.

2.3.1 Titik Acupressure (Titik pijat)

Ada ratusan titik pijat pada permukaan tubuh. Titk akupunktur adalah tempat terakumulasinya energy vital. Menurut fungsinya ada tiga jenis titik akupunktur.


(34)

1. Titik tubuh atau titik umum, adalah titik akupunktur yang berada di sepanjang meridian. Titik ini langsung berhubungan dengan organya dan daerah lintasan meridian lainnya.

2. Titik istimewa adalah titik yang berada di luar meridian dan mempunyai fungsi khusus. Titik istimewa di atas untuk mengobati keluhan sakit mata, dahi dan kepala.

3. Titik nyeri adalah titik yang terdapat di daerah keluhan. Kalau di tekan selalu terasa nyeri. Fungsinya hanya simtomatis, penghilang rasa nyeri. Semua titik-titik tersebut dapat digunakan sebagai titik diagnosis maupun titik terapi.

2.3.2 Fungsi Perangsangan

Memijat atau merangsang bagian tertentu tubuh akan mengakibatkan aliran energy vital di dalam tubuh berjalan lebih lancer sehingga keluhan penyakit berkurang atau sembuh sesuai dengan tujuan pemijatannya.Ada tiga macam akibat perangsangan atau pemijatan. Memijat titik artinya memberikan rangsangan pada titik tersebut sehingga terjadi keseimbangan dinamis antara unsure yin dan yang di dalam tubuh.

Tiap pemijatan bisa mengakibatkan hal-hal berikut :

1. Melemahkan

Untuk mendapatkan efek yang melemahkan, pijatan dilakukan lebih 30-50 kali (pijatan standart 30 kali atau selama 20 menit), atau dengan mengurut melawan arah meridian atau pijatan berlawanan dengan arah jarum jam.


(35)

Efek menguatakan diperoleh dengan cara memijat 10-30 kali, atau dengan mengurut mengikuti arah jarum jam atau searah jalannya meridian.

3. Netral (disesuaikan dengan kebutuhan

Untuk memperoleh efek netral cukup dengan melakukan pemijatan pada titik yang dimaksud selama 30 kali.

a. Menggunakan jari jempol

b. Menggunakan beberapa jari tangan yang disatukan, hanya jari telunjuk saja, atau dengan telapak tangan.

c. Menggunakan geraakan cubitan halus, tetapi tidak sampai memar.

d. Menepuk-nepuk atau memukul-mukul ringan.

e. Menggosok dengan jari jempol, telunjuk, atau telapak tangan. Kuku jari tangan tidak boleh panjang dan kotor.

2.3.3 Waktu Yang tepat Untuk Menggunakan Acupressure

Seseorang bisa memijat untuk mengatasi berbagai macam penyakit, yang akut ataupun kronis. Contoh kondisi akut yang bisa dipijat adalah: kolik, pilek, konstipasi, (susah buang air besar), diare, kesulitan pencernaan, demam, pemeliharaan kesehatan umum, sakit kepala, sakit tenggorokan, tumbuh gigi, dan muntah, dll

Penting untuk diingat bahwa dalam beberapa kasus, analisa yang benar dan rencana pengobatan harus dibuat oleh seorang praktisi kesehatan


(36)

yang handal. Dalam situasi sulit pijat bisa digunakan untuk melengkapi jenis terapi lainnya.

2.3.4 Saat Tidak Boleh Menggunakan Pijat

Mengetahui kapan tidak boleh menggunakan pijat mungkin lebih penting daripada mengetahui kapan boleh memijat. Prinsip utama untuk menentukan boleh tidaknya menggunakan pijat (terapi lainnya) adalah: Pertama, jangan menambah sakit. Ini adalah pendekatan logis untuk menentukan apakah pijat akan berguna atau tidak. Hanya perlu beberapa waktu untuk menilai kondisi dan menentukan apakah pijat bisa membahayakan. Misalnya, seseorang dengan nyeri perut, tapi di perutnya ada ruam kulit. Dalam hal ini, memberikan pijat di bagian tubuh lainya tanpa mengganggu ruam kulitnya.

Penyakit sederhana (seperti pilek, flu, dan diare)biasanya tidaka memiliki kontradiksi. Bila penyakitnya lebih serius, atau bila anda ragu tentang kondisinya, berkonsultasilah dengan dokter.

Tidak ada daftar yang dapat memuat sistuasi yang mungkin dimana pijat tidak boleh digunakan. Akan tetapi, dibawah ini ada beberapa kontradiksi untuk pijat pada umumnya, antara lain:

a. Diagnosa tidak diketahui.

b. Langsung pada tumor, penyakit kulit akut, luka terbuka, atau trauma kulit (terbakar).


(37)

c. Penyakit menular akut yang teridentifikasi (hepatitis,tbc, dipteri, demam tifus).

d. Pendarahan didalam

e. Seseorang yang mendapatkan pengobatan berat (khususnya pereda nyeri).

f. Trauma syaraf tulang belakang.

Penekanan yang mengakibatkan memar dapat mengakibatkan acushock karena sensasi nyeri yang berlebihan. Walaupun demikian tekanan harus cukup kuat untuk mencapai efek yang diinginkan. Tekanan sebesar 5 kg/cm selama 10 detik mempunyai efek yang sama dengan penusukan jarum. 2.3.5 Mengatasi Masalah Pijat

Jika pasien mendadak pusing atau mual saat di pijat, lebih baik hentikan pemijatan dan berikan air minum hangat yang dibubuhi gula. Setelah pasien tenang, cukup memijat satu titik saja, yaitu titik lambung 36 yang berguna untuk mengembalikan kekuatan pasien. Setelah itu, biarkan pasien berbaring sampai ia merasa nyaman. Jangan lupa, hindari memijat pasien dalam posisi berdiri.

2.3.6 Yin Dan Yang

Yin dan yang adalah istilah Cina untuk menggambarkan polaritas dasar dari energi yang bertentangan. Yin mewakili aspek yang mengkerut dan diam, aspek yang meluas dan aktif. Keduanya mewakili seluruh spectrum keseimbangan energi relative.


(38)

Yin Wanita Istirahat Penyempitan Turun Sejuk Lembab Berat Di dalam Kecil Lembut Yang Laki-laki Kegiatan Perluasan Naik Hangat Kering Ringan Di luar Besar Kasar

Nilai konsep-konsep ini terletak pada kemampuan untuk menggambarkan suatu kualitas dengan menghubungkannya dengan lawannya. Misalnya, mengenai gender, laki-laki dianggap lebih yang dibandingkan wanita,yang lebih yin. Bagaimanapun, seorang laki-laki lainnya,yang lebih yang. Penting untuk memahami bahwa yin dan yang bukan label absolute untuk sesuatu, juga bukan penilaian baik atau buruk, benar atau salah. Yin/yang adalah cara menjelaskan tipe energy yang menjadi cirri seseorang, beda atau kondisi.

2.3.7 Macam-macam Gangguan Kesehatan Sehari-hari 1. Darah Tinggi (Hipertensi)

Darah tinggi umunya disebabkan terlalu banyak menyantap makanan berlemak dan yang manis-manis. Selain itu, kemarahan menyebabkan tubuh bagian dalam menjadi lembab sehingga terbentuk lender yang meghambat pernafasan.


(39)

Kepala pusing, Jantung berdebar-debar, cepat lelah dan lemas, Mual dan muntah,Sering buang air kecil, dada terasa gatal, Telinga berdenging, tampak gelisah/ cemas, Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada mata.

b. Tindakan Awal

Titik dan letak untuk mengatasi darah tinggi (Hipertensi) :

a. Titik kantong kemih : letaknya di kiri dan kanan tulang punggung selebar 2 jari antara tulang rusuk ke 5 dan 6.

b. Titik kantong kemih : letaknya di pinggang selebar 2 jari di kiri dan kanan garis tengah punggung antara ruas lumbal ke 2 dan ke3

c. Titik hati : letaknya antara tulang ibu jari kaki dan tangan tulang jari ke 2 di punggung kaki.

Masing-masing di pijat dengan cara memutar-mutarkan jari searah jarum jam selama 40 kakli putaran.

2. Asma (Asthma)

Asma adalah sejenis penyakit sulit bernafas termasuk di dalamnya sesak nafas, nafas pendek, nafas berbunyii ketika menghirup udara maupun menghembuskan nafas. Penyebabnya adalah terganggunya saluran pernafasan sehingga lalu lintas udara dalam pembuluh udara dalam pembuluh pernafasan terhambat.


(40)

b. Tindakan Awal

Titik dan letak untuk mengatasi asma (Astma):

a. Titik Ren 17 : letaknya di tengah persilangan garis tengah tubuh dengan garis antara putting susu. Berguna untuk memperlancar chi, melonggarkan saluran pernafasan.

b. Titik Ren 4 : letaknya selebar telapak tangan di bawah pusar. Tetap digaris tengah tubuh. Berguna untuk memperlancar chi di meridian limpa,ginjal, dan hati.

Kedua titik tersebut harus terus dirangsang dengan pijatan, disertai dengan latihan menarik nafas panjang, menahan sebentar, lalu menghembuskannya perlahan. Perangsangan dilakukan 15 menit sampai ada perubahan.

3. Flu (Influenza)

Istilah umum untuk radang selaput lendir pernapasan, meliputi hidung tersumbat, mengeluarkan ingus, bersin dan mata berair.

a. Gejala klinis

Kepala pusing, Kedinginan , Nyeri atau ngilu pada kaki dan tangan, keluar ingus dari hidung, Lidah pucat, Denyut mengembang dan keras.

b. Tindakan Awal

Titik dan letak untuk mengatasi flu :

a. Zhongfu : sisi luar iga ke-3 setinggi sela iga 1dan -2.


(41)

c. Zusanli : di bawah tempurung lutut

d. Jugu : lekukan pada pertemuan antara tulang selangka dan ujung belikat dekat ujung pundak.

e. Feishu : dua jari dari tengah tulang punggung antara ruas punggung ke-3 dan 4.

f. fenglung : dipertengahan antara lutut dan mata kaki/pergelangan tengah.

4. Jantung

Jantung koroner merupakan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan stenosis atau hambatan terhadap dalam arteri koroner yang disebabkan oleh arteosklerosis.

a. Gejala klinis

Kepala pusing, Nyeri pada otot, cepat lelah dan lemas, Jantung berdebar-debar, Nafas terasa sesak.

b. Tindakan Awal

Titik dan letak untuk mengatasi Jantung :

a. Zhiyang : di bawah tulang punggung ke-7.


(42)

c. Neiguan : 2 cun (3 jari) diatas pergelangan tangan bagian dalam antara dua tenton (urat).

5. Amandel (Tonsilitis)

Amandel (tonsilitis) merupakan peradangan yang terjadi pada tonsil (kumpulan jaringan limfoid di bagian belakan mulut).

a. Gejala klinis

Tenggorokan sakit saat menelan, kepala pusing, kedinginan, Pembengkakan kelenjar di sekitar rahang dan leher, Kehilangan suara. d. Tindakan Awal

Titik dan letak untuk mengatasi amandel:

a. Kongzui : di atas pergelangan tangan

b. Lieque : Di atas pergelangan tangan bagian atas

c. Pianli : di atas pergelangan tangan

d. Tianding : pada sisi leher luar antara leher dan selangka

e. Tianrong : tepat di belakang sudut rahang bawah

f. Neiting : lekukan antara jari kaki ke-2

g. Lidui : sisi luar sudut kuku jari kaki ke-2

h. Fubai : di bawah telinga

i. Shuiquan : didalam lekukan bawah mata kaki dalam 6. Kencing Manis (Diabetes)


(43)

Menurut ilmu kedokteran barat, kencing manis disebabkan oleh kelenjar pancreas lemah, sehingga tidak bisa menghasilkan insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menurut ilmu akupunktur, kencing manis disebabkan ketiga ruangan tubuh terserang api dalam yang dibentuk oleh lambung sehingga cairan tubuh terganggu.

a. Gejala klinis

Sering buang air kecil, Sering atau cepat merasa haus (dehidrasi), Lapar yang berlebihan atau nafsu makan bertambah, Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya, Kesemutann atau mati rasa pada ujung syaraf ditelapak kaki dan tangan, Cepat lelah dan lemas di setiap waktu, kedinginan, Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba, Bila luka atau tergores lambat penyembuhannya, Mudah terkena infeksi tarutama pada kulit.

b. Tindakan Awal

Titik dan letak untuk mengatasi kencing manis (diabetes), pemijatan dilakukan lebih dari 30 kali setiap titik.

a. Titik kantong kemih 12 : berada selebar 2 jari di kiri kanan antara tulang punggung 3 dan 4

b. Titik paru-paru 10 : terletak di pertengahan telapak tangan, segaris dengan ibu jari bagian luar.

c. Titik paru-paru 11 : terletak di pangkal kuku ibu jari tangan bagian luar.


(44)

Sariawan adalah adanya gangguan di dalam rongga mulut, baik pada lidah, gusi, bibir, dan dinding pipi. Gangguan itu bisa berupa bintik-bintik putih.

a. Gejala klinis

Luka putih di mulut dan lidah, Tampak gelisah atau cemas, Wajah pucat, Telapak kaki dan tangan panas, Kedinginan, Lidah merah, Mata merah, Urin berwarna gelap, Kotoran keras.

b. Tindakan Awal

Titik yang bermanfaat untuk sariawan:

a. Titik kantong kemih : terletak selebar 2 jari di kiri dan kanan pertemuan tulang punggung 3 dan 4.

b. Titik paru : berada di pangkal kuku ibu jari bagian luar.

c. Titik paru-paru : letaknya di garis siku dalam segaris dengan ibu jari tangan.

Semua titik dipijat lebih dari 30 kali setiap hari.

8. Gondong

Gondong adalah penyakit demam menular dan akut dengan peradangan pada kelenjar leher.

a. Gejala klinis

Lidah pucat, wajah bengkak di pipi, kotoran keras, kedinginan, berkeringat, mulut sakit saat saat mengunnyah, nafsu makan menurun. b. Tindakan Awal


(45)

a. Dorong meridian hati

b. Tekan putar pusat langit kecil

c. Tekan gerbang kayu

d. Dorong enam perut kosong

e. Dorong air galaksi

f. Genggam kolam angin

g. Tekan putar tulang rahang

h. Tekan putar mata air berbuih

i. Dorong istana air

j. Tekan putar yang besar

k. Dorong gerbang langit

9. Nyeri Perut

Nyeri perut berasal dari perut, mungkin karena menurunnya fungsi organ perut.

a. Gejala klinis

Lidah pucat, kedinginan, diare, keringat dingin, gelisah atau cemas, perut kembung, nafsu makan berkurang, wajah pucat.


(46)

a. Tekan putar meridian limpa

b. Putar dorong delapan symbol dalam

c. Tekan putar satu sarang angin

d. Dorong tiga pintu

e. Dorong bawah rusuk

f. Putar dorong perut

g. Tekan putar mata air berbuih

h. Tekan putar jurang pemisah

i. Tekan putar mata kaki tiga mil

j. Dorong istana air

k. Tekan putar mata air berbuih

10.Konstipasi

Konstipasi adalah kondisi dimana seseorang sulit dan jarang buang air besar, dengan kotoran yang keras dan kering.

a. Gejala klinis

Wajah merah, kotoran kering, perut kembung, gelisah atau cemas, lidah merah.

b. Tindakan Awal


(47)

a. Dorong meridian usus besar

b. Putar dorong delapan symbol dalam

c. Tekan putar meridian limpa

d. Dorong bawah rusuk

e. Putar dorong perut

f. Dorong tulang tujuh ruas

g. Tekan putar ekor kura-kura

h. Tekan putar kaki 3 mil

i. Dorong istana air

j. Tekan putar (ringan)yang besar


(48)

3.1 Analisa Sistem

Aplikasi sistem pakar ini dikembangkan dengan menggunakan metode Forward Chaining yang digunakan oleh user dan pakar (admin). Dengan fasilitas yang diberikan untuk user dan pakar, memungkinkan baik user maupun pakar untuk menggunakan sistem ini sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Seorang user dapat berkonsultasi layaknya dengan seorang pakar, yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan terkait masalah kesehatan sehari-hari oleh user, dan akan diberikan hasil yang sesuai dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab. Sedangkan pakar dapat memanajemen sistem, baik dalam proses insert, update, dan delete.

Dengan adanya sistem pakar untuk mendeteksi masalah kesehatan sehari-hari ini akan dapat membantu masyarakat luas dalam mencari informasi, konsultasi, pencegahan serta pengobatannya secara cepat.

3.2 Perancangan Sistem

Sebelum membuat program aplikasi, terlebih dahulu dilakukan proses perancangan sistem. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya sistem yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mampu membantu menyelesaikan permasalahan dengan hasil perhitungan data yang akurat. Dalam bab ini dijelaskan tentang perancangan perangkat lunak dari sistem, meliputi perancangan untuk menentukan masalah kesehatan


(49)

sehari-Sistem dan Desain Antar Muka.

3.2.1 Perancangan Block Diagram

Perancangan Aturan Masalah Kesehatan Sehari-hari

Block Diagram diperlukan untuk mengetahui urutan kerja sistem dalam mencari suatu keputusan. Perancangan rule penyakit sehari-hari sebagai knowledge base system diambil dari parameter gejala-gejala masalah kesehatan sehari-hari.

Berdasarkan parameter-parameter yang ada, maka disusun block diagram penyakit seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut :


(50)

(51)

objek dan pada level 2 terdiri dari parameter premis (kondisi).

3.2.2 Perancangan Dependency Diagram

Dependency Diagram dibuat untuk menentukan faktor yang mempengaruhi dalam pemberian suatu rekomendasi masalah kesehatan sehari-hari. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 yang memberikan penjelasan bahwa hasil yang didapat berdasarkan parameter dengan penjabaran tiap parameter pada sub parameter.


(52)

(53)

1. Penyakit : merupakan kesimpulan akhir dari seluruh proses inferency yang dilakukan.

2. Pernapasan : mempunyai sub parameter nafas berbunyi, nafas terasa sesak

3. Kondisi : mempunyai sub parameter nafsu makan menurun, dehidrasi, tampak gelisah atau cemas, cepat lelah dan lemas, Nafsu makan bertambah, kedinginan, batuk, kehilangan suara, mual dan muntah.

4. Tubuh : mempunyai sub parameter tubuh berkeringat, denyut mengembang dan keras, kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya,, perut terasa kembung, dada terasa gatal, jantung berdebar-debar, nyeri pada otot.

5. Kepala : mempunyai sub parameter kepala pusing, keluar ingus dari hidung, pendarahan dari hidung, tenggorokan sakit saat menelan, pembengkakan kelenjar di rahang dan leher, telinga berdenging, wajah pucat, wajah bengkak di pipi, wajah merah.

6. Pencernaan : mempunyai sub parameter diare, urin berwarna gelap, sering buang air kecil, kotoran keras.

7. Kulit : mempunyai sub parameter kulit mudah terkena infeksi, bila luka/tergores lambat penyembuhannya

8. Mata : mempunyai sub parameter mengalami rabun penglihatan tiba-tiba, Pandangan kabur akibat kerusakan pada mata, mata merah.


(54)

10. Kaki dan tangan : mempunyai sub parameter Kesemutan/mati rasa pada kaki dan tangan, nyeri/ngilu pada kaki dan tangan, telapak kaki dan tangan panas.

3.2.3 Perancangan Decision Table

Decision table dibuat untuk menunjukkan hubungan antar nilai-nilai pada hasil fase antara atau rekomendasi akhir knowledge based system. Pada Tabel 3.1 berikut ini menunjukkan salah satu contoh perancangan decision table untuk rule set 1, yaitu parameter mata yang berdasarkan dependency diagram.

Tabel 3.1 Decision Table Rule Set

Step 1 : Plan

Mengalami rabun penglihatan tiba-tiba (1)

(Ya , Tidak)

Pandangan kabur akibat kerusakan pada mata (2)

(Ya , Tidak) Kondisi :

Mata

Baris 2 3 = 2 x 2 x 2

= 8 mata merah (3) (Ya , Tidak)

Step 2 : Completed Decision Table

Rule Mengalami rabun

Pandangan kabur akibat kerusakan


(55)

A1 Y Y Y Mengalami rabun penglihatan tiba-tiba, Pandangan kabur akibat kerusakan pada mata, mata merah

A2 Y Y T Mengalami

rabun penglihatan tiba-tiba, Pandangan kabur akibat kerusakan pada mata

A3 Y T Y Mengalami

rabun penglihatan tiba-tiba, mata merah

A4 T Y Y Pandangan

kabur akibat kerusakan pada mata, mata merah

A5 Y T T Mengalami

rabun penglihatan tiba-tiba

A6 T Y T Pandangan


(56)

gangguan

Dalam Tabel 3.1 rencana decision table adalah untuk rangkaian akhir rule yang terkait dengan dua kondisi, yang masing-masing dapat memiliki sejumlah nilai berbeda. Mengalami rabun penglihatan tiba-tiba kondisi pertama memiliki dua nilai: apakah Ya/tidak, Pandangan kabur akibat kerusakan pada mata adalah kondisi kedua juga memiliki dua nilai : apakah Ya/Tidak. Dan mata merah adalah kondisi ketiga juga memiliki dua nilai : apakah Ya/Tidak.

3.2.4 Perancangan Reduce Decision Table

Reduce Decision Table adalah penyederhanaan dari decision table dengan menggunakan rule yang hasilnya sama dan memiliki inputan yang tidak berpengaruh. Perencanaan reduce berdasarkan decision table pada Tabel 3.1 menghasilkan parameter pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Reduce Decision Table Rule Set 1 (Mata)

Rule Mengalami rabun penglihatan tiba-tiba Pandangan kabur akibat kerusakan pada mata

mata merah Mata

A1 Y T T Mengalami

rabun penglihatan


(57)

kabur akibat kerusakan pada mata

A3 T T Y Mata merah.

A4 T T T Tidak ada

gangguan

3.2.5 Perancangan Rule Base

Pada perancangan rule base telah direpresentasikan dalam bentuk block diagram yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk list aturan (rule), yaitu sistem pakar. Rule pada dasarnya terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian IF (premis atau kondisi) dan bagian THEN (konklusi atau kesimpulan).

Pemilihan representasi pengetahuan dengan rule base didasarkan alasan sebagai berikut :

a. Pengembangan sistem pakar menggunakan rule base.

b. Rule base dapat dengan mudah dilakukan perubahan seperti penambahan, penghapusan dan perubahan rule.

Contoh rule pada masalah kesehatan sehari-hari :


(58)

And mulut = luka putih di mulut, lidah merah

And kaki dan tangan = telapak kaki dan tangan panas

Then Sariawan (aphtha)

3.2.6 Desain Arsitektur

Desain arsitektur menggambarkan hubungan antara elemen-elemen utama yang ada dalam sistem. Seperti pada Gambar 3.3 sebagai berikut :

Gambar 3.3 Desain Arsitektur untuk diagnosa penyakit sehari-hari

Berikut ini penjelasan dari diagram arsitektur sistem diatas: 1. Interface pakar

Adalah media yang diguanakan oleh pakar untuk mengembangkan sistem. Dimana dalam merancang sistem dengan menentukan parameter penyakit dalam masalah kesehatan sehari-hari dan verifikasi yang menghasilkan file Knowledge Base system, yaitu berupa himpunan aturan aturan (rule).


(59)

2. Verifikasi

Adalah merupakan bagian yang digunakan untuk melakukan validasi terhadap parameter dan option agar tidak terjadi redundant, conflicting. Proses verifikasi dijalankan ketika ada penambahan atau perubahan rule, karena rule tersebut sebelumnya sudah ada pada sistem, yang terdapat pada tabel rule.

3. Knowledge Base

Knowledge Base merupakan kumpulan fakta dan aturan (rule) serta Working memory yang merupakan fakta yang diperoleh oleh sistem selama proses berlangsung, dan aturan tentang prediksi masalah kesehatan sehari-hari. Knowledge Base pada sistem ini disimpan dalam tabel rule.

4. Database Pakar

Database pakar digunakan untuk mengembangkan basis pengetahuan apabila pakar ingin mengedit, atau menghapus rule. Penambahan database sesuai dengan keinginan pakar. Dalam sistem ini database pakar disimpan dalam file acu.mdb yang terdiri dari :

a. Tabel Node yang digunakan untuk menyimpan data parameter berdasarkan treeview yang telah dibuat.

b. Tabel DtNode digunakan untuk menyimpan option – option dari tabel Node.


(60)

5. Interface User

Sebagai media oleh user untuk melihat dan berinteraksi dengan sistem. Pada sistem ini interface dilakukan secara offline. Interface user ini yang digunakan oleh semua user untuk menentukan penyakit dalam masalah kesehatan sehari-hari penyebab serta penanggulangannya.

6. Database User

Digunakan untuk menyimpan data yang diinputkan oleh user. Database user disimpan dalam file database.mdb yang terdiri dari:

a. Tabel User digunakan untuk menyimpan data hasil konsultasi dari user b. Table password yang digunakan untuk menyimpan data login pakar c. Tabel pakar yang digunakan untuk menyimpan dartabase yang

digunakan untuk proses konsultasi

d. Tabel pasien yang diguanakan untuk menyimpan data login user 7. Inference engine

Mekanisme inferensi yang digunakan adalah forward chaining karena sistem lebih dulu menggunakan fakta – fakta yang ada, kemudian mencari kesimpulan sementara sampai akhirnya berhenti selah menghasilkan kesimpulan akhir (yaitu suatu prediksi penyakit terhadap masalah kesehatan sehari-hari). Proses forward chaining diperlukan dalam mencari solusi berdasakan goal konsultasi dan rule base yang ada working


(61)

8. Output

Output dari sistem pakar ini adalah:

a. Output dari desain pakar adalah database dengan nama tabel (tabel rule) dan file Text (KBS.txt) yang berisi himpunan aturan. Penamaan file text yang berisi himpunan aturan tidak harus KBS, terserah pakar pada saat penyimpanan aturan. Serta hasil konsultasi yang berupa laporan dokter untuk mengetahui hasil konsultasi user yang menderita penyakit terhadap masalah kesehatan sehari-hari dan laporan medik untuk mengetahui user yang telah melakukan konsultasi.

b. Output dari desain user adalah hasil akhir dari proses inferensi yaitu hasil prediksi penyakit dalam masalah kesehatan sehari-hari beserta penanggulangannya.

3.3 Diagram Alir Sistem

3.3.1 Diagram Alir Sistem Desain Pakar

Pada Gambar 3.4 menjelaskan desain aturan penyakit dalam masalah kesehatan sehari-hari oleh pakar untuk mendefinisikan aturan – aturan yang akan digunakan oleh user untuk proses konsultasi penyakit dalam masalah


(62)

3.3.2Diagram Alir Proses Verifikasi

Pada Gambar 3.5 menjelaskan verifikasi yaitu proses untuk redundant rules, Conflicting rules, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Redundant rules adalah suatu rule jika dua rule atau lebih mempunyai premise dan conclusion yang sama.

2. Conflicting rules adalah suatu rule jika dua rule atau lebih mempunyai premise yang sama, tetapi mempunyai conclusion yang berlawanan.


(63)

3.3.3 Diagram Alir Sistem untuk Desain User

Pada Gambar 3.6 menjelaskan proses jalannya sistem pada desain user dalam melakukan konsultasi tentang penyakit dalam masalah kesehatan sehari-hari.


(64)

Database.mdb untuk database user dan file acu.mdb untuk database pakar. Penamaan untuk database ini sesuai dengan keinginan pakar

1. Tabel Node digunakan untuk menyimpan data parameter berdasarkan treeview yang telah dibuat.

Tabel 3.3 Tabel Node

NO Nama Field Type Lebar PK FKtabel FKkolom Keterangan

1 Index Number Integer PK Index node

2 Parent Number Integer Parent Node

3 Text Text 50 Parameter

4 JmlList Number Integer Jumlah option

5 Set Number Integer Set node

6 Pertanyaan Memo Pertanyaan

2. Tabel Dtnode digunakan untuk menyimpan option – option dari tabel Node

Tabel 3.4 Tabel Dtnode

NO Nama Field Type Lebar PK FKtabel FKkolom Keterangan

1 Index Number Integer Node Index Index node

2 Option Text 200 Option Jawaban

3 Pengobatan Memo 50 Pengobatan

2. Tabel Rule digunakan untuk menyimpan data premis dan konklusi berdasarkan hasil reduksi.


(65)

1 No Number Integer No rule

2 Set Number Integer Set Node

3 Premis Text 225 Premis

4 Premis Text 225 Premis

5 Premis Text 225 Premis

6 Premis Text 225 Premis

7 Premis Text 225 Premis

8 Premis Text 225 Premis

9 Premis Text 225 Premis

10 Premis Text 225 Premis

11 Premis Text 225 Premis

12 Konklusi Text 225 Konklusi

3. Tabel password digunakan untuk data login pakar

Tabel 3.6 Tabel Password

NO Nama Field Type Lebar PK FKtabel FKkolom Keterangan

1 Nouser Number Integer PK No user

2 User Text 50 UserId

3 Password Text 50 Password

4 Hak Number Integer Hak User

5 Nama Text 50 Nama user

6 Login Text 1 Login user

7 DbName Text 50 Database yang

dipakai user

3.5 Desain Interface

Desain interface dibuat untuk memudahkan user maupun pakar dalam penggunaan sistem. Form-form yang dirancang meliputi konsep interaksi


(66)

3.5.1 Sistem Offline

3.5.1.1 Desain Untuk Pakar

Form ini berfungsi untuk login agar bisa masuk ke dalam sistem. Form login ini dapat dilihat pada Gambar 3.8 dibawah.

Gambar 3.8 Form Login

Form buat database berfungsi untuk membuat database baru, sebagai langkah awal membuat treeview. Form buat database dapat dilihat pada Gambar 3.9 dibawah.

Batal Buat

Buat Database  Database

 


(67)

dibuat atau database yang telah ada. Form buka database dapat dilihat pada Gambar 3.10 dibawah.

Buka Database  Database.mdb  Acu.mdb

Cancel Open

Gambar 3.10 Form Buka Database

Form desain berfungsi untuk membuat treeview yang merupakan langkah awal membuat rule, untuk mengentrikan pertanyaan serta pengobatan untuk konsultasi. Form desain treeview dapat dilihat pada Gambar 3.11 dibawah.


(68)

Keluar Simpan

Hapus Node Tambah Node

Penanggulangan :  Set :

Jawaban : Pilihan : Jmlh Child : Index : Text : 

Parent :  Pertanyaan :  Kondisi 

Pernafasan

Nafas berbunyi Penyakit

DESIGN TREEVIEW

Form Verifikasi berfungsi untuk melakukan proses verifikasi rule yang telah dibuat. Verifikasi rule dilakukan agar tidak terjadi redundant rules, conflicting rules.Form verifikasi dapat dilihat pada Gambar 3.12 dibawah.

Gambar 3.11 Form Design Treeview

Hasil Verifikasi : Option : Set Rule Keluar Set Verifikasi Hapus Baris Tambah Baris Simpan  Verifikasi


(69)

rule. Form file KBS dapat dilihat pada Gambar 3.13 dibawah. Daftar Rule

Simpan

Keluar

Gambar 3.13 Form File KBS

3.5.1.2 Desain Untuk User

Form konsultasi adalah berisi rangkuman pertanyaan yang diberikan user kepada sistem. Form konsultasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.14.

 

Konsultasi Daftar Pertanyaan :

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah anda mengalami nafas berbunyi ya tidak

Batal  Ok


(70)

perlu dilakukan. Form hasil konsultasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Prediksi Penyakit, Penanggulangan

Hasil Konsultasi

Gambar 3.15 Form Hasil Konsultasi


(71)

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak. Perangkat lunak pada tugas akhir ini akan dibangun menggunakan pemrograman berbasis GUI (Graphical User Interface), yakni Visual Basic 6.0 serta menggunakan basis data Microsoft accsess 2007 sebagai penyimpan data pada sistem ini.

4.1. Kebutuhan Sistem

Untuk dapat menjalankan sistem pada program sistem pakar ini, dibutuhkan hardware berupa computer serta software berupa system operasi dengan platform windows, minimal dapat dijalankan pada windows 98 atau lebih, dan di butuhkan juga software pendukung lainnya.

4.1.1 Perangkat Sistem

Peralatan yang digunakan untuk semua proses dari keseluruhan transaksi yang ada termasuk pembuatan laporan adalah menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak.

Adapun perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah:


(72)

6. Printer Canon PIXMA IP 1900 7. Memory 256 MB

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah :

1. Instalasi Windows XP

2. Instalasi Microsoft Ofice Access 2007 3. Instalasi Visual Basic 6.0

4.2. Implementasi

Sistem pakar untuk memprediksi masalah kesehatan sehari-hari ini dapat dijalankan setelah dilakukan tahap – tahap instalasi program seperti diatas. User interface yang ditampilkan antara lain :

4.2.1Tampilan Pakar

Menu utama pada sistem ini adalah tanpilan form login yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(73)

menentukan siapa yang berhak untuk mengoperasikan sistem, yaitu pakar.

1. Tampilan Pakar untuk Desain Treeview

Pada langkah awal sebelum membuat desain TreeView adalah dengan membuat database baru terlebih dahulu, yang digunakan untuk menyimpan database yang akan digunakan oleh pakar dalam merancang TreeView, seperti Gambar 4.2

Gambar 4.2 Halaman Membuat Database baru 

Pada Gambar 4.2 setelah database baru tersimpan, proses selanjutnya adalah Buka database, yang dilihat pada Gambar 4.3

Proses buka database pada Gambar 4.3 menentukan nama database yang akan digunakan untuk membuat treeview.


(74)

Berikut form untuk membuat treeview. Desain treeview yang akan digunakan untuk proses memprediksi penyakit dalam masalah kesehatan sehari-hari, dimulai dengan proses tambah node seperti pada Gambar 4.4.

  Gambar 4.4 Halaman Treeview


(75)

kebutuhan pakar dengan menekan tombol tambah node.

2. Tampilan Pakar untuk List Aturan

Pada tampilan berikut adalah membuat list aturan dengan cara memasukkan parameter yang sudah ada berdasarkan pada hasil reduksi yang dilakukan secara manual, yang dimulai dengan proses menentukan set seperti pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Halaman Menentukan Set Aturan 

Pada Gambar 4.5 untuk membuat list aturan langkah awal yang harus dilakukan yaitu dengan menentukan set terlebih dahulu.

Setelah seluruh set terpenuhi dan di verifikasi tidak ada rule yang salah maka secara otomatis akan muncul perintah simpan, maka list


(76)

4.2.2Tampilan User

Proses selanjutnya adalah input jawaban. Pada proses ini user menjawab semua pertanyaan yang di ajukan oleh sistem, seperti pada Gambar 4.7.


(77)

diajukan ke pengguna. pertanyaan akan muncul satu per satu sampai memenuhi sebuah aturan.

Setelah pengguna menjawab pertanyaan maka akan muncul form hasil analisa sesuai dengan pertanyaan yang telah dijawab tadi. Seperti pada Gambar 4.8 dibawah ini.

Gambar 4.8 Halaman Hasil Konsultasi


(78)

5.1. Uji Coba Sistem

Pada pembuatan sistem pakar untuk memprediksi masalah kesehatan sehari-hari dilakukan uji coba program secara detail untuk mengetahui bagaimana proses verifikasi dan inferensi. Pada ujicoba dapat dilihat beberapa proses dari sistem yang dibuat dengan cara melakukan ujicoba pada masing-masing menu. Ujicoba tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

5.1.1. Uji Coba Aplikasi Pakar a. Uji Coba Menu Login

Form login untuk pakar digunakan untuk mengakses data atministrator dan hanya pakar yang bisa mengakses data tersebut. Gambar 5.1 ini digunakan untuk login pakar dan mengecek apakah user tersebut memiliki akses untuk mengoprasikan sistem.

Gambar 5.1 Login Pakar

Apabila username dan password tidak sesuai dengan data yang ada pada database maka message box akan memberitahukan password salah.


(79)

b. Uji Coba untuk Aturan Treeview

Pada langkah awal sebelum membuat treeview adalah dengan membuat database baru yang akan digunakan oleh pakar dalam merancang treeview, lihat Gambar 5.3 membuat database.

Gambar 5.3 Desain membuat Database baru

Pada Gambar 5.3 setelah database baru tersimpan, proses selanjutnya adalah buka database, yang dilihat pada Gambar 5.4

Proses buka database pada Gambar 5.4 menentukan nama database yang akan digunakan untuk membuat treeview.


(80)

Langkah selanjutnya adalah penentuan parameter treeview, seperti pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5 Parameter pada Desain Treeview

Penentuan parameter pada Gambar 5.5 dapat diubah jika pakar menghendaki perubahan, untuk mengganti text dari format “Node” menjadi sebuah parameter, isikan pada area Text. Dan untuk menghapus parameter


(81)

Sebelum menginputkan parameter terlebih dahulu harus menentukan salah satu node terlebuh dahulu, seperti pada Gambar 5.6.

Gambar 5.6 Messege Box Pilih Node

Pada proses input parameter diberikan fasilitas untuk validasi parameter dimana nama node tidak boleh sama, seperti pada Gambar 5.7.

Gambar 5.7 Message box Node sudah ada

Form berikut menunjukkan langkah selanjutnya yaitu menentukan pertanyaan dan pilihan jawaban seperti pada Gambar 5.8.

Pada Gambar 5.8 untuk memberikan pertanyaan pada node – node yang tidak memiliki child, ketikkan pertanyaan pada area Text Pertanyaan.


(82)

Gambar 5.8 Menentukan Pertanyaan dan Pilihan jawaban

Poses selanjutnya adalah menentukan option jawaban untuk tiap set berdasarkan pada dependency diagram yang telah kita buat seperti pada Gambar 5.9

Penentuan option jawaban pada Gambar 5.9 dapat diubah jika pakar menghendaki perubahan, selain itu juga dapat ditambah dengan menekan tombol tambah dan untuk menghapus dapat ditekan tombol kurang.


(83)

Proses selanjutnya adalah penetuan text pengobatan sesuai dengan nama jenis penyakit jantung, seperti pada Gambar 5.10.


(84)

Gambar 5.11 Message Box Hapus Node

Bila ingin keluar dari halaman treeview maka message box akan memberitahukan apakah yakin akan keluar.

Gambar 5.12 Message Box Keluar

c. Uji Coba untuk List Aturan

Pada tampilan berikut adalah membuat list aturan dengan cara memasukkan parameter yang sudah ada berdasarkan pada hasil reduksi yang dilakukan secara manual, yang dimulai dengan proses menentukan set seperti pada Gambar 5.13.


(85)

d. Uji Coba Verifikasi

Poses selanjutnya adalah proses verifikasi untuk premis dan konklusi seperti contoh berikut :

1. Redundant rule, seperti terlihat pada Gambar 5.14.

Pada Gambar 5.14 hasil verifikasi menunjukkan pada baris 2 dan 5 adalah redundant rule, karena mempunyai premis dan konklusi yang sama.


(86)

2. Conflicting rule, seperti pada Gambar 5.15

Pada Gambar 5.15 hasil verifikasi menunjukkan pada baris 3 dan 4 adalah conflicting rule, karena dua rule atau lebih mempunyai premise yang sama tetapi mempunyai conclution yang berlawanan.

Gambar 5.15 Hasil Verifikasi Conflicting Rule


(87)

Gambar 5.16 Hasil verifikasi tidak ada rule yang salah

Pada Gambar 5.16 jika semua rule telah benar maka akan muncul pesan “tidak ada rule yang salah” maka tombol set akan aktif dan pakar dapat memilih set yang lain untuk dirancang aturan – aturannya. Tombol simpan tidak akan aktif jika semua set belum terverifikasi. Bila semua set telah terverifikasi maka tombol simpan akan aktif dan data – data dapat disimpan dengan mengklik tombol simpan.

Apabila ingin menghapus salah satu baris maka message box akan memberitahukan apakah baris akan dihapus.


(88)

Setelah data – data tersimpan maka aturan yang telah dibuat berdasarkan hasil verifikasi dapat dilihat pada file KBS, seperti pada Gambar 5.18.

Gambar 5.18 Hasil Rule penyakit

Pada Gambar 5.19 menampilkan aturan – aturan yang terbentuk dari rancangan aturan tadi. Klik tombol simpan pada form daftar rule untuk menyimpan list aturan tadi dalam format file .Txt, seperti pada Gambar 5.19.


(89)

e. Uji Coba Konsultasi

Proses selanjutnya adalah input jawaban. Pada proses ini user menjawab semua pertanyaan yang di ajukan oleh sistem, seperti pada Gambar 5.20.

  Gambar 5.20 Input Jawaban Pertanyaan


(90)

Untuk mengetahui hasil prediksi masalah kesehatan sehari-hari beserta penanggulangannya dapat dilihat pada Gambar 5.21.

Gambar 5.21 Hasil prediksi masalah kesehatan sehari-hari

Setelah tombol kembali di klik maka akan kembali pada form konsultasi

Evaluasi

Untuk pengujian logika dan evaluasi hasil akir proses verifikasi dan proses inferensi ini maka digunakan beberapa data yang bersifat pasti, dimana data–data tersebut diambil dari beberapa macam permasalahan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui bahwa proses verifikasi mampu menghasilkan rule yang sesuai dengan desain permasalahan.


(91)

BAB V1

KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian dan analisa program, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk user dapat melakukan proses konsultasi dengan memasukkan data gejala-gejala penyakit, sehingga dapat menemukan hasil dari konsultasi berupa prediksi nama penyakit dalam masalah kesehatan sehari-hari dan penanggulangan yang tepat dalam penanganannya.

2. Sistem ini dapat melakukan validasi parameter dan proses verifikasi, sehingga hasil desain aturan prediksi masalah kesehatan sehari-hari terbebas dari kesalahan penentuan parameter, redundant rules, conflicting rules.

3. Sistem pakar ini menggunakan metode Forward Chaining yaitu pelacakan dimulai dengan sekumpulan fakta yang diketahui, kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Proses ini dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui.

6.2 Saran

Dari beberapa kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran-saran yang sangat akan membantu untuk pengembangan skripsi ini kedepannya.


(92)

1. Dalam menampilkan penanggulangan gangguan kesehatan hendaknya dapat dilengkapi dengan gambar titik acupressure, sehingga pengguna dapat mengetahui lebih jelas titik yang akan digunakan.

2. Sistem pakar ini hanya dapat mendiagnosa gangguan kesehatan tertentu dan terbatas, sehingga untuk pengembangan lebih lanjut hendaknya dapat mendiagnosis gangguan kesehatan yang lebih meluas.

3. Sistem pakar ini hanya menggunakan operator logika AND pada aturan produksinya, sehingga untuk pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan dengan operator logika yang lain atau kombinasi antar operator logika. 4. Sistem pakar ini hendaknya dapat dikembangkan lagi dalam bentuk web


(93)

Alamsyah Isa, 2009, Cara Lebih Mudah Menentukan Titik terapi Acupoint, ISA, Jakarta

Arhami M, 2004, Konsep dasar Sistem Pakar, ANDI, Yogyakarta, 03 Hal

Cline Kyle, 2001, Pijat Cina Untuk Bayi Dan Anak, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Gonzales, Avelino J. and Dauglas D. Dankel, 1993, The Enginering of Knowledge – Based System, Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey.

Kusrini, 2006, Sistem Pakar Teori Dan Aplikasi, ANDI, Yogyakarta, 36 Hal

Mangkulo, H.A. 2004. Membangun Sistem Database dengan Visual Basic 6.0 dan Access 2000.

PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sukanta, Putu Oka, 2008, Pijat Acupressure untuk kesehatan, Penebar Plus+, Jakarta, 43 Hal


(1)

Gambar 5.17 Message Box Hapus baris

Setelah data – data tersimpan maka aturan yang telah dibuat berdasarkan hasil verifikasi dapat dilihat pada file KBS, seperti pada Gambar 5.18.

Gambar 5.18 Hasil Rule penyakit

Pada Gambar 5.19 menampilkan aturan – aturan yang terbentuk dari rancangan aturan tadi. Klik tombol simpan pada form daftar rule untuk menyimpan list aturan tadi dalam format file .Txt, seperti pada Gambar 5.19.

78   


(2)

Gambar 5.19 Simpan File Text e. Uji Coba Konsultasi

Proses selanjutnya adalah input jawaban. Pada proses ini user menjawab semua pertanyaan yang di ajukan oleh sistem, seperti pada Gambar 5.20.

  Gambar 5.20 Input Jawaban Pertanyaan

Pada Gambar 5.21, user menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh sistem sampai selesai. Setelah proses input jawaban selesai

79   


(3)

maka user dapat melakukan klik pada tombol ok jika yakin pada jawaban telah benar dan tombol batal jika ingin membatalkannya.

Untuk mengetahui hasil prediksi masalah kesehatan sehari-hari beserta penanggulangannya dapat dilihat pada Gambar 5.21.

Gambar 5.21 Hasil prediksi masalah kesehatan sehari-hari Setelah tombol kembali di klik maka akan kembali pada form konsultasi

Evaluasi

Untuk pengujian logika dan evaluasi hasil akir proses verifikasi dan proses inferensi ini maka digunakan beberapa data yang bersifat pasti, dimana data–data tersebut diambil dari beberapa macam permasalahan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui bahwa proses verifikasi mampu menghasilkan rule yang sesuai dengan desain permasalahan.

80   


(4)

BAB V1

KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian dan analisa program, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk user dapat melakukan proses konsultasi dengan memasukkan data gejala-gejala penyakit, sehingga dapat menemukan hasil dari konsultasi berupa prediksi nama penyakit dalam masalah kesehatan sehari-hari dan penanggulangan yang tepat dalam penanganannya.

2. Sistem ini dapat melakukan validasi parameter dan proses verifikasi, sehingga hasil desain aturan prediksi masalah kesehatan sehari-hari terbebas dari kesalahan penentuan parameter, redundant rules, conflicting rules.

3. Sistem pakar ini menggunakan metode Forward Chaining yaitu pelacakan dimulai dengan sekumpulan fakta yang diketahui, kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Proses ini dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui.

6.2 Saran

Dari beberapa kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran-saran yang sangat akan membantu untuk pengembangan skripsi ini kedepannya.


(5)

82

1. Dalam menampilkan penanggulangan gangguan kesehatan hendaknya dapat dilengkapi dengan gambar titik acupressure, sehingga pengguna dapat mengetahui lebih jelas titik yang akan digunakan.

2. Sistem pakar ini hanya dapat mendiagnosa gangguan kesehatan tertentu dan terbatas, sehingga untuk pengembangan lebih lanjut hendaknya dapat mendiagnosis gangguan kesehatan yang lebih meluas.

3. Sistem pakar ini hanya menggunakan operator logika AND pada aturan produksinya, sehingga untuk pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan dengan operator logika yang lain atau kombinasi antar operator logika. 4. Sistem pakar ini hendaknya dapat dikembangkan lagi dalam bentuk web


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah Isa, 2009, Cara Lebih Mudah Menentukan Titik terapi Acupoint, ISA, Jakarta

Arhami M, 2004, Konsep dasar Sistem Pakar, ANDI, Yogyakarta, 03 Hal

Cline Kyle, 2001, Pijat Cina Untuk Bayi Dan Anak, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Gonzales, Avelino J. and Dauglas D. Dankel, 1993, The Enginering of Knowledge – Based System, Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey.

Kusrini, 2006, Sistem Pakar Teori Dan Aplikasi, ANDI, Yogyakarta, 36 Hal

Mangkulo, H.A. 2004. Membangun Sistem Database dengan Visual Basic 6.0 dan Access 2000.

PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sukanta, Putu Oka, 2008, Pijat Acupressure untuk kesehatan, Penebar Plus+, Jakarta, 43 Hal