KEGIATAN MEDIA MONITORING BAGIAN ANALISIS MEDIA DAN INFORMASI (AMI) BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MENGONTROL OPINI PUBLIK

(1)

commit to user

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA

KEGIATAN MEDIA MONITORING BAGIAN ANALISIS MEDIA DAN INFORMASI (AMI) BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH

DALAM MENGONTROL OPINI PUBLIK

Disusun Oleh :

Nama : Tiani Ajeng Paninggar NIM : D 1608116

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat guna memeperoleh sebutan Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul : Kegiatan Media Monitoring Bagian Analisis Media Dan Informasi (AMI) Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah Dalam Mengontrol Opini Publik

Karya :

Nama : Tiani Ajeng Paninggar Nim : D1608116

Konsentrasi : HUMAS

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program D III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, ... Dosen Pembimbing

Nora Nailul Amal,S.Sos,ML,Med,Hons NIP : 19810429 200501 2002


(3)

commit to user

PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari : Senin Tanggal :23 Mei 2011

Tim Penguji Tugas Akhir

1. Drs. Subagyo, SU ( )

NIP : 195209171980031001

2. Nora Nailul Amal, S. Sos, ML, Med, Hons ( ) NIP : 19810429 200501 2002


(4)

commit to user MOTTO

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan

belajar membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh)

Bersikaplah kukuh seperti natu karang yang tidak putus – putusnya dipukul ombak, ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia

menentramkan amarah ombak dan gelombang itu ( arcus Aurelius)


(5)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan ini Tugas Akhir yang penulis buat tidak luput atas dukungan dan dorongan dari semua pihak, diantaranya :

1. Allah SWT yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan tugas ini.

2. Kedua Orang Tua ,kemarahan dan keramahanmu adalah wujud kasih sayang bagi kami

3. Kedua adikku ( Dimas & Inda) 4. Mas Henan, sumber semangatku 5. Teman – Teman PR B 2008


(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat yang telah diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Kulia Kerja Media atau Magang Di Kantor Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah dengan lancar. Laporan ini merupakan hasil Magang penulis yang dilakukan selama satu bulan di Kantor Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah Magang pada Program Studi DIII Public Relations Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis berharap semoga Laporan Kuliah Kerja Media atau Magang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.

Di dalam penyusunan Laporan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan, sehingga dapat melaksanakan Magang dan menyelesaikan laporan kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Bapak Prof. Pawito, Ph. D

2. Ketua Jurusan Komunikasi DIII Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.Si 3. Pembimbing Akademik Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.Si

4. Dosen Pembimbing Ibu Nora Nailul Amal,S.Sos,ML,Med,Hons 5. Kantor Setda Provinsi Jawa Tengah

6. Kepala Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah Bapak Agus Utomo,S.Sos

7. Kabag AMI Bapak Wihayat Mintono, SH

8. Bu Tunjung dan Bu Lies yang telah banyak membantu penulis.

9. Semua staf yang ada di Biro Humas yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

10. Orang Tua yang selalu memberikan Doa dan dukungan baik secara moril maupun materiil

11. Teman – temanku tersayang (Mba Bintari, Ayu, Cety, Siwi, Ichy) Love You All

12. Semua teman-teman Public Relation B Tahun 2008


(7)

commit to user

13. Mas Henan yang selalu memberi semangat dan dukungan.

Semoga Laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan apabila dalam penyusunan laporan ini ada kekurangannya, penulis siap menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, sehingga laporan ini menjadi lebih baik.

Surakarta, ……….

Penulis


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...v

HALAMAN KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. LATAR BELAKANG ...1

B. TUJUAN DAN MANFAAT KULIAH KERJA MEDIA ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

A. PUBLIC RELATIONS ...6

B. HUMAS LEMBAGA PEMERINTAHAN ...13

C. MEDIA MONITORING ...20

D. IMPLIKASI MEDIA MONITORING ...30

BAB III GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH DAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH 34 A. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH ...34

B. VISI, MISI, TUJUAN SETDA PROVINSI JAWA TENGAH ...40

C. LAMBANG SETDA PROVINSI JAWA TENGAH ...51

D. SEJARAH BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH .53 E. VISI DAN MISI BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH ...53

F. STRUKTUR ORGANISASI BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH ...56

G. URAIAN TUGAS ...57


(9)

commit to user

BAB IV FOCUS OF INTEREST DAN PELAKSANAAN MAGANG ...70

A. KEGIATAN MEDIA MONITORING BAGIAN ANALISIS MEDIA DAN INFORMASI (AMI) BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MENGONTROL OPINI PUBLIK. ...70

B. PELAKSANAAN MAGANG ...78

BAB V PENUTUP...82

A. KESIMPULAN ...82

B. SARAN ...83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak dari era globalisasi yaitu ditandai makin majunya teknologi serta persaingan yang sangat ketat di segala bidang kegiatan. Dengan situasi seperti ini, malah memberikan kesempatan bagi orang-orang yang mempunyai daya saing tinggi dan SDM yang berkualitas serta diwujudkan dalam bentuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang memadai untuk meraih segala peluang yang ada agar dapat bertahan di dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan.

Untuk menyikapi tantangan tersebut, Mahasiswa Program DIII Komunikasi Terapan diberikan sistem pelatihan atau magang sebagai mata kuliah terakhir, yang bertujuan untuk mempersiapkan Mahasiswa dalam mengahadapi tantangan untuk memasuki dunia kerja. Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) atau magang akan memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk mengimplementasikan teori – teori yang telah diberikan selama kuliah, serta dapat membandingkan antara ilmu yang telah diperoleh pada saat kuliah dengan praktek di dunia kerja. Dengan melaui perbandingan tersebut mereka akan belajar beradaptasi, mengantisipsi, dan merespon realita dalam dunia kerja yang mereka hadapi.

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha mendorong hubungan di dalam maupun di luar lembaga atau instansi semakin kompleks. Karena hal ini mulai


(11)

commit to user

terjadi pada lembaga atau instansi Pemerintahan dimana merupakann suatu lembaga atau instansi yang tidak memeperoleh laba atau keuntungan dari publik atau masyarakat. Untuk menyikapi hal tersebut maka diperlukanlah devisi khusus yaitu Devisi Hubungan Masyarakat, dimana devisi ini menangani berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat dan pribadi - pribadi di dalam lembaga atau instansi itu sendiri sehingga citra baik yang diusahakan akan tercapai sehingga meningkatkan kepercayaan, simpati, serta loyalitas dari masyarakat terhadap lembaga atau instansi tersebut.

Public Relation (PR) dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan dengan istilah Hubungan Masyarakat, merupakan suatu lapangan pekerjaan baru yang sedang berkembang pesat di dunia komunikasi. Ini berkaitan Dengan kemajuan yang berkembang dalam masyarakat juga merambah di bidang politik.

Humas di lembaga atau instansi Pemerintahan merupakan suatu kegiatan dimana untuk memperoleh kepercayaan, niat baik, pengertian, serta penghargaan dari masyarakat luas dengan jalan komunikasi. Komunikasi mutlak diperlukan dalam kegiatan kehumasan dalam pemerintahan dalam melakukan tugasnya. Karena Humas Pemerintahan dituntut untuk memiliki kesaman pandangan dan keserasian hubungan antara Pemerintahan sebagai naungannya dengan media dan masyarakat sebagai publiknya dengan menggunakan komunikasi dua arah. Jadi setiap informasi tentang kebijakan, program kegiatan, langkah serta tindakan-tindakan terkait dengan kegiatan Pemerintahan yang diberikan kepada publik akan memicu umpan balik (feedback) dari media dan masyarakat. Feedback yang diberikan oleh public dapat berupa saran, kritik, opini serta masukan tentang


(12)

commit to user

pemerintahan. Hal ini sangatlah penting karena dapat menjadi bahan masukan tentang pelaksanaan suatu kebijakan atau program yang dibuat oleh Pemerintahan selanjutnya, sehingga keputusan, kebijakan, program, kegiatan yang diambil oleh Pemerintah nantinya sesuai dengan kebutuhan publik dan diharapkan dapat menciptakan rasa saling percaya, pengertian dan dukungan dari publik sehingga pada akkhirnya akan sangat bermanfaat tercapainya tujuan, kebijakan serta program – program Pemerintah.

Pemerintah Setda Provinsi Jawa Tengah dalam upaya memenuhi hal tersebut, membentuk suatu Bagian yang berfungsi sebagai lembaga komunikasi yang dikelola oleh Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan suatu perangkat daerah untuk menjembatani suatu informasi melelui pihak ke-tiga, dimana pihak ketiga tersebut adalah media. Dimana Pemerintahan Provinsi Jawa tengah memeanfaatkan Humas sebagai lembaga komunikasi untuk menginformasikan suatu berita kepada media yang nantinya akan disampaikan kepada publik. Selain tugas penting lainnya adalah memonitoring berita yang isinya memuat tentang pemerintahan Jawa Tengah.Berita – berita yang telah dikliping kemudian dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang berkembang di masyarakat yang berdampak positif, negatif, atau netral terhadap Citra Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Mengingat tugas Humas yang sangat komplek, maka dalam tugasnaya tidak lepas dari kalangan pers atau media. Media merupakan rekan Humas sebagai pelayan informasi bagi masyarakat. Melalui komunikasi dan pemberitaan yang berkualitas, media akan mampu membantu humas sebagai wahana komunikasi bagi masyarakat. Di sisi lain, media juga dapat memberikan suatu opini yang bersifat kritis, menimbulkan opini publik. Untuk


(13)

commit to user

mencapai tujuan, visi, misinya, Humas Setda Provinsi Jawa Tengah sebagai informasi formal harus dapat membangun serta membina hubungan yang baik dengan pihak media sehingga dengan bantuan media, fungsi humas sebagai lembaga akan cepat tersampaikan kepada publik sasaran atau masyarakat.

B. Tujuan Dan Manfaat Kuliah Kerja Media Tujuan Kuliah Kerja Media

a. Meningkatkan pengetahuan, pengalaman, kemempuan, dan ketrampilan Mahasiswa terkait, yaitu dengan bagaimana kegiatan dalam Biro Humas b. Mendapatkan masukan guna umpan balik dalam usaha penyempurnaan

materi perkuliahan yang sesuai dengan tuntutan zaman

c. Membina dan meningkatkan kerjasama antara Program Studi DIII Public Relation Fakultas Ilmu Sosisl Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Instansi Pemerintah dimana Mahasiswa ditenpatkan.

Manfaat Kuliah Kerja Media a. Bagi Mahasiswa

Memperoleh tambahan pengetahuan serta pengalaman tentang tugas yang dilakukan terutama yang berhubungan dengan Kegiatan Media Monitoring Bagian Analisis Media Dan Informasi Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah Dalam Mengontrol Opini Publik

b. Bagi Perusahaan

Memberi masukan dan sarana untuk memperbaiki atau meningkatkan proses yang berlaku untuk bidang pelayanan.


(14)

commit to user

c. Bagi Universitas

Merupakan evaluasi dari pencapaian materi yang telah dikuasai oleh mahasiswa dan dapat menjalin hubungan kerjasama dengan pihak perusahan. Sebagai referensi tambahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama Program Studi DIII Public Relation


(15)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PUBLIC RELATIONS

Public Relation merupakan proses interaksi, menciptakan opini piblik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak. PR membutuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam pencapaian tujuan organisasinya. PR merupakan aktivistas di berbagai bidang ilmu, menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya pengartian, dan citra yang baik dari publiknya, juga merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara terus menerus, merupakan kelangsungan hidup organisai yang bersangkutan. Dan merupakan inteprestasi yang peka atas berbagai peristiwa.

a. Pengertian Public Relations

Public Relations terdiri dari dua kata, yaitu Public dan Relations. Istilah Public dapat diartikan sebagai Masyarakat, sedangkan Relations dapat diartikan sebagai hubungan satu sama lain.

Definisi – definisi yang lain misalnya :

a. PR merupakan upaya yang disengaja, direncanakan, dan dilakuakn terus – menerus untuk membangun dan menjaga adanya saling


(16)

commit to user

pengertian antar organisasi dengan publiknya. (Institute of Public Relations, United Kingdom)

b. PR merupakan upaya dengan menggunakan informasi, persuasi, dan penyesuaian, untuk menghidupkan dukungan publik atas suatu kegiatan, atau suatu sebab. (E.L. Berbneys, USA,1956)

c. PR merupakan seni dari pengetahuan untuk mengembangkan saling pengertian dan niat baik diantara sesorang, perusahaan, atau institusi dan publiknya.

d. PR praktisi merupakan seni dan ilmu sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi – konsekuensi mereka, menasihati para pimpinan organisasi dan melaksanakan program yang direncanakan dari tindakan – tindakan yang akan melayani baik organisasi maupu interes publiknya. (Mexican Statement in Public Relations Practice, Mexico City,1978). ( Rumanti, 2002 :8)

International Public Relations Association (IPRA) memberi definisi sebagai berikut :

Public Relation merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi – organisasi, lembaga – lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebujaksanaan dan ketatalaksanaan,


(17)

commit to user

guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terancang dan tersebar luas.( Rumanti, 2002 :10)

Dari definisi – definisi di atas dapar dibuat kesimpulan bahwa semuanya bertujuan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, jasa baik, kepercayaan dan penghargaan kepada dan dari publik khususnya serta masyarakat umumnya. Usha ini ditujukan kepada bagi terwujudnya hubungan yang harmonis antara badan atau perusahaan itu dengan publiknya. Untuk memperoleh opini publik yang menyenangkan, positif dan menguntungkan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu. Caranya dengan bersikap simpatik, terbuka dalam menerima saran, kritik ataupun opini publik. Disini publik yang dimaksud adalah publik intern dan ekstern.

b. Fungsi Public Relations

Djanalis Djanaid menyebutkan dua fungsi PR, yaitu : 1. Fungsi Konstruktif

Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan “mental” organisasi/lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya dan saling membantu terhadap tujuan – tujuan publik organisasi/lembaga yang diwakilinya. Fungsi konstruktif ini


(18)

commit to user

mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan – kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk di sini humas bertindak secara preventif (mencegah)

2. Fungsi korektif

Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah – masalah (krisis) dengan publik, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.(Anne Gregory, 2004 :40)

c. Tugas Public Relations

Tugas Public Relations secara jelas dalam Lima Pokok Tugas Public Relations sehari- hari sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis melalui gambar kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang perusahaan atau instansi, tujuan, serta kegiatan yang akan dilakukan. Itu semua disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan harapan publik internal atau eksternal dan memperhatikan, mengolah, mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang masuk demi perbaikan dan perkembangan perusahaan atau instansi.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. Disamping itu, menjalankan dan bertanggung jawab terhadap kehidupan kita bersama dengan


(19)

commit to user

lingkungan. Jika ada suara yang membuat lingkungan menjadi kurang merasa tenang maka sebaiknya mereka dilibatkan dalam pembicaraan cara mengatasi hal – hal semacam itu sehingga mereka merasa diperhatikan dan dimanusiakan. Hal tersebut akan memberikan dukungan perusahaan atau instansi dalam perkembangannya.

Trend yang muncul dianalisa, diolah, kadang – kadang diperlukan tim ahli sehinnga bisa diatasi dengan tepat dan benar dan menguntungkan bagi semua pihak. Disini penting untuk mendengar, mencari informasi, membaca. PR secara terus menerus menjaga citra baik perusahaan atau instansinya dan mendapatkan dukungan kuat dari lingkungan.

3. Memperbaiki citra perusahaan atau organisasi, karena bagi PR citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi tetapi terletak pada bagaimana perusahaan atau instansi bisa mencerminkan perusahaan atau instansi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi. Dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan komponen yang kompleks.

Citra perusahaan atau instansi bisa merupakan citra dari pimpinan, ada citra yang menjadi keingainan, harapan, dan sebagainya. Citra


(20)

commit to user

yang bisa mendapat kepercayaan adalah citra dari kenyataan identitas perusahaan atau instansi.

4. Tanggunag jawab sosial. PR merupakan instrumen untuk bertanggunag jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut, terutama kelompok publik sendiri, publik internal dan pers. Suatu organisai mempunyai kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab.

5. Komunikasi. PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, timbal balik, maka penegetahuam kominikasi menjadi modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral. Perlu juga untuk dimiliki adalah pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur organisasi.( Rumanti, 2002 :39 )

d. Proses Kerja Public Relations

Komunikasi yang bersifat terbuka dari organisai, mutlak penting dan harus terjadi bila organisasi mau berkembang maju. Sumber informasi sangatlah penting sebagai langkah membuat keputusan. Setiap kegiatan harus melewati lima elemen dasar yang perlu dicermati, karena awal dan perencanaan itu benar baik, pasti akan memberi hasil yang baik juga.

1. Pengumpulan data

Sebelum melakukan berbagai kegiatan, PR harus membuat berbagai macam catatan kronologis, sistematis, dan terkategorisasi.


(21)

commit to user

Data ini biasa berasal dari peristiwa yang terjadi, dokumen, sejarah, informasi lisan/tertulis, majalah, berbagai macam koran, sangat penting data yang aktual, objektif. Semuanya harus bisa secara cepat dan akurat dibaca PR untuk seleksi diolah.

2. Analisis Data

Semua data dipertimbangkan kekuatan dan kelemahannya menghasilkan diagnose. Disini perlu diperhatikan munculnya interpretasi Media / Sarana.

3. Strstegi dan Penentuan Media/Sarana

Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu sarana publiknya, kemudian mengetahui relasi yang bisa memberatkan dan menghambat. Apa dan siapa yang diprioritaskan sesuai dengan tujuan. Pekerjaan ini memang tampaknya biasa – biasa saja tetapi dalam kenyataanya sangat rumit dan ini yang menentukan berhasil atau tidaknya nanti. Oleh karena itu, seorang PR memerlukan berbagai macam pengetahuan dan pengalaman.

4. Pelaksanaan

Tidak semua bisa begitu saja melaksanakan PR. Kadang – kadang dalam hal yang cukup besar diperlukan penasihat sehingga setiap kegiatan dapat dilaksanakan orang yang tepat.

5. Evaluasi

Evaluasi ini sering masih kurang mendapat perhatian. Padahal, evaluasi tersebut sangatlah penting. Evaluasi disini


(22)

commit to user

maksudnya adalah pada setiap kegiatan dan secara keseluruhannya. Mengapa hal tersebut baik? Dan sebaliknya kenapa tidak/ pengalaman ini akan sangat berharga untuk kegiatan yang dilakukan di masa mendatang.

Penentuan sumber informasi merupakan langkah pertama dalam membuat keputusan untuk membuat perencanaan. Berikut langkah – langkah menganalisa informasi hingga sampai dengan suatu keputusan.

a. Pengumpulan data/menganalisis informasi

b. Mempertimbangkan dengan berbagai alasan, menganalisis peraturan dengan memperhatiakan segala argumentasi.

c. Ditentukan suatu keputusan dengan menentukan sebagai alternatif d. Aksi dilaksanakan sesuai dengan fungsi PR

e. Dalam proses tidak mungkin mulus hanya memperhatikan salah satu faktor, tetapi satu dengan yang lain senantiasa terkait.

(Rumanti, 2002 :272)

B. HUMAS LEMBAGA PEMERINTAHAN

a. Pengertian Humas Pemerintahan

Era transparasi telah menjadikan masyarakat lebih kritis dan cenderung terjadi perubahan yang cepat di masyarakat. Kondisi ini menuntut instansi/oraganisasi untuk mengakomodir dan mengantisipasi keinginan masyarakat/publik untuk mendapatkan informasi.


(23)

commit to user

Perkembangan teknologi informasi telah melahirkan perkembangan yang cukup pesat pada media massa cetak dan elektronik. Menjamurnya berbagai media massa dan derasnya arus informasi yang menerpa masyarakat belum merupakan jaminan akan memberi pencerahan kepada masyarakat, bahkan dalam beberapa kasus justru membuat bingung masyarakat.

Sementara itu muncul pendapat bahwa dengan berkembangnya teknologi informasi, maka informasi diserahkan kepada masyarakat dan tidak lagi diurus pemerintah. Peran pemerintah lebih dititik bertakan hanya sebagai pembuat kebijakan, regulasi dan fasilitasi.

Dengan kondisi tersebut, diperlukan kelembagaan Humas (Hubungan Masyarakat) dalam setiap instansi pemerintah untuk mengimbangi arus informasi di masyarakat yang sewaktu – waktu dapat merugikan instansi pemerintah. Humas atau yang lebih dikenal sebagai PR (Public Relation) merupakan salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dan mitra organisasi/instansi atas dasar menghormati kepentingan bersama. Pembentukan Humas instansi berfungsi untuk menterjemahkan kebijakan kepada intern (pegawainya) atau masyarakat/publik dan untuk memonitor setiap sikap dan tingkah laku publik/masyarakat untuk disampaikan kepada pimpinan instansi sebagai bahan pengambilan keputusan.

Humas pemerintahan pada dasrnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau


(24)

commit to user

mempromosikan kebijakan – kebijakan mereka. Memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana – rencana, serta hasil – hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang – undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Selain keluar, humas pemerintahan dan politik juga harus memungkinkan untuk memberi masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilakasanakan, ataupun yang sedang diusulkan.

Seiring dengan tuntutan transparasi dari masyarakat luas sebagai publik pemerintahan, manfaat humas dalam penyelenggaraan pemerintahan secara umum telah diterima sejak lama. Bahkan beberapa kalangan mengatakan, pemanfaatan humas oleh pemerintahan mendahului penggunaanya oleh nonpemerintahan. Humas dalam pemerintahan dan politik tidak dapat dilepaskan dari opini publik. Oemi Abdurrachman

(dalam James B. Orrick) mengatakan bahwa pada abad 18 para ahli filsafat politik dan negarawan telah mengembangkan suatu konsepsi mengenai peranan public opinion.

Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat kompleks pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang melekat dalam setiap program/kegiatan pemerintahan, antara lain sebagai berikut :


(25)

commit to user

1. Program pemerintah ditujukan untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakan, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam.

2. Seringkali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya integral dan berkesinambungan. Melibatkan generasi ke generasi. Bahkan program cenderung dibayar dengan “harga sosial” yang tinggi. Program – program pemerintah seringkali tidak dapat menghindari perlunya “pengorbanan” sosial (masyarakat). Disinilah perlunya pendekatan khusus untuk melibatkan partisipasi dan emansipasi masyarakat.

3. Program pemerintah selalu mendapat controlling / pengawasan dari berbagai kalangan, terutama pers, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sebagainya. Mereka sangat berperan dalam proses penyadaran masyarakat mengenai permasalahan – permasalahan mereka sebagai warga masyarakat.

Karakteristik itulah yang yang dapat dijadikan latar belakang mengapa humas pemerintahan perlu diterapkan dan dikembangkanluaskan secara profesional. Namun, tugas yang berat tersebut ternyata masih ditambah dengan hambatan – hambatan penerapan humas yang ideal di pemerintahan. Undang – undang dan peraturan organisasi, seringkali menghambat fungsi humas. Masalah dana, tumpang tindihnya job description, penyalahgunaan para pejabat terhadap demi publisitas pribadi


(26)

commit to user

dan untuk melindungi “ketidakjujuran” dan program – program yang tidak perlu merupakan hal – hal yang memperburuk citra humas pemerintahan. Kasus di Indonesia misalnya, humas pemerintahan cenderumg mendapat image yang negatif. Awam menilai bahwa humas pemerintahan identik dengan ketidakprofesionalan, bagian buangan, dan sebagainya.

Dengan demikian, ada dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan humas pemerintahan. Pertama adalah sisi pentingnya humas bagi pemerintahan. Kedua adalah hambatan – hambatan yang dihadapi oleh humas pemerintahan. Dua sisi ini pada akhirnya mengakibatkan penampilan humas pemerintaha yang tersembunyi di bawah berbagai nama, tugas, wewenang, dan dibiayai dari berbagai macam yang berbeda. Kebanyakan humas pemerintaha diarahkan untuk hubungan dengan medi, masalah umum, dokumentasi, dan publikasi. Demikian juga dengan namanya, selain Divisi Humas, misalnya juga dikenal dengan istilah Sekretaris Pers, Divisi Informasi dan Komunikasi, Bagian Umum, Pusat Dokumentasi dan Publikasi, dan sebgainya. Sementara itu, kegiatan – kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konfrensi pers, membuat press release, press clipping, pameran – pameran, menerbitkan media interen, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan – kunjungan para pejabat, menerima keluhan masyarakat/publik.(Frida Kusumastuti, 2002 :37 )


(27)

commit to user

b. Tugas Humas Pemerintahan

Tugas Pemerintahan bertugas memberikan informasi dan penjelasan kepada khalayak / publik mengenai kebijakan dan langkah – langkah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah serta mengusahakan tumbuhnya hubungan yang harmonis antara lembaga atau instansi dengan publiknya dan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang apa yang dikerjakan oleh lembaga Pemerintah dimana humas itu berada dan berfungsi. Jadi, pada dasarnya tugas humas pemerintah adalah :

1. Mengamankan kebijakan pemerintahan ketika pemerintah mengeluarkan kebujakan, tugas seorang humaslah yang mengamankannya. Menyimpan arsip yang aman, untuk selanjutnya disosialisasikan kepada pihak yang terkait.

2. Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijakan yang dibuat serta progaram kerja secara nasional kepada masyarakat. Jika kebijakan itu telah dibuat, tugas humaslah yang menyebarluaskannya. Begitupun untuk program kerja. Jika masyarakat sudah mengetahuinya, masyarakat akan mendukung dan membantu pemerintah untuk mewujudkannya.

3. Menjadi komunikator dan mediator yang proaktif dalam menjebatani kepentingan instansi serta menampung aspirasi dan memperhatikan apa yang diinginkan masyarakat. Dalam hal ini, seorang humas pemerintahan harus dekat dengan masyarakat agar agar dapat menggali lebih jauh aspirasi – aspirasi yang muncul dari masyarakat. Hal


(28)

commit to user

tersebut dapat dijadikan program kerja pemerintahan atau hanya sebagai bentuk evaluasi. Humas juga harus menjadi mediator yang baik yang menjebatani kepentingan pemerintah dan masyarakat. Dengan begitu, tidak akan ada kesalah fahaman ataupun demo di mana – mana karena kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan aspirasi rakyat.

4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi stabilitas dan keamanan politik untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan program yang telah dicanagkan pemerintah dapat terwujud, selanjudnya pembangunan nasional dapat terealisasi.(www.anneahira.com )

c. Kemampuan Yang Harus Dimiliki Humas Pemerintahan

Untuk menjalankan tugas humas pemerintahan tersebut, hendaklah seorang humas pemerintahan harus memliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengamati dan menganalisis setiap persoalan yang menjadi

kepentingan instansi dan stake holdersnya

2. Harus mampu melakukan komunikasi dua arah yang mendukung kedua belah pihak

3. Mempengaruhi dan menciptakan opini publik yang menguntungkan bagi instansinya

4. Mampu menjalin hubungan yang baik dan kerja sama yang didasari dengan rasa saling percaya dengan semua pihak yang terkait.(www.anneahira.com )


(29)

commit to user

C. MEDIA MONITORING

Media Monitoring adalah praktek riset dan analisa Opini Publik, image dan reputasi pada media masa dan media on line.Monitoring secara generik dapat diartikan sebagai pengawasan atau pemantauan. Istilah ini, sekalipun istilah asing, sudah sering terdengar dalam percakapan publik. Berbagai pihak menggunakannya untuk berbagai peruntukan. Untuk sebuah kerja serius yang coba diangkat program ini, defenisi generik seperti di atas tentu saja tidak memadai. Diperlukan suatu defenisi operasional tentang apa itu monitoring.

Media Monitoring menyediakan layanan monitoring dengan hasil dokumentasi, analisis, atau salinan dari konten media yang menarik bagi para klien. Layanan media monitoring mencakup semua jenis media termasuk media cetak, online, TV dan radio.

Media Monitoring, juga merupakan solusi bagi sebuah organisasi atau perusahaan, baik organisasi bisnis maupun organisasi non-bisnis untuk mendapatkan kliping berita tentang perusahaan atau berita-berita khusus tertentu yang ingin didapatkan dari berbagai media baik dari media cetak, online, TV dan radio.

Tujuan aktivitas monitoring seperti ini adalah untuk menemukenali (to dettect) dan mengantisipasi/mencegah (to detter). Monitoring dilakukan secara terus menerus dan merekam/mencatatnya secara terstruktur. Motif sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik menyangkut siapa, mengapa


(30)

commit to user

bisa terjadi, sumberdaya publik yang berkaitan, kebijakan dan dampak apa yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan.

Pada akhirnya, cara dan motif itu harus dibuktikan dengan catatan tertulis tentang apa yang dimonitor, kapan sesuatu yang dimonitor itu terjadi (dilihat, atau disaksikan, atau dikumpulkan bukti-buktinya, atau ditemukan faktanya) dan bagaimana kejadiannya atau deskripsinya (kronologi dan/atau sebab-musababnya), serta siapa saja yang terlibat atau diduga terlibat. Sekurangnya hasil pemantauan terdiri atas catatan-catatan yang diverifikasi tentang 5W+1H.

Melakukan monitor terhadap pemberitaan dalam media sangat diperlukan oleh praktisi public relations. Hal itu dimaksudkan untuk mendapatan informasi dasar yang diperlukan para praktisi public relations. Ada beberapa pendekatan praktis dalam memonitor media. Dalam tradisi content analisis paling tidak terdapat 8 teknik. Salah satu teknik yang paling terkenal, namun sudah jadul, adalah clip counting atau klipping.

Keuntungannya bagi perusahaan Anda, adalah:

1. Mendapatkan kliping berita sesuai keyword yang dikehendaki dan dapat diorganisasikan hingga di analisis secara sistematis sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan yang bersangkutan.

2. Perusahaan/organisasi yg bersangkutan, akan mendapatkan alert (lewat email, maupun sms), jika ada berita yg mengandung nada negatif. Sehingga pihak manajemen, dapat segera mengambil tindakan untuk


(31)

commit to user

mengatasi berita negatif tersebut, agar tidak berlarut larut.(www.rumahkomunikasi.com )

a. Kliping

Terbitan berkala seperti jurnal, majalah, dan surat kabar memiliki peran penting dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sebab terbitan ini mampu menampung berbagai ide dan menyebarkannya ke masyarakat yang lebih luas. Kemudian dalam penyampaian informasi, terbitan ini lebih cepat dari pada buku. Sedangkan kandungan informasinya dapat diakses berulang kali bila dibanding dengan informasi yang disampaiakn media pandang dengar atau tatap muka. Terbitan berkala yang berisi kekayaan intelektual manusia ini akan selalu menarik dan diperlukan oleh mayarakat terutama masyarakat ilmiah. Melalui media ini, mereka mampu menyebarkan pemikiran, ide, teori, dan hasil-hasil penelitian mereka. Disamping itu, mereka juga bisa mengakses informasi ilmiah yang mutakhir. Informasi ini selalu diperlukan mayarakat untuk meningkatkan kehidupan dan hidup mereka yang lebih dinamis, baik kehidupan individu, bermasyarakat, dan berbangsa. Dengan langkah-langkah ini akan mampu meningkatkan eksistensi bangsa itu diantara bangsa-bangsa lain. Mengingat pentingnya peran dan fungsi terbitan berkala, maka perlu adanya langkah-langkah penyimpanan, pengawetan, perawatan, dan


(32)

commit to user

pelestarian terbitan itu. Upaya ini dapat dilakukan antara lain berupa kliping, reproduksi.

1. Pengertian Kliping

Kliping merupakan kegiatan pengguntingan atau pemotongan bagian-bagian surat kabar maupun majalah, kemudian disusun dengan sistem tertentu dalam berbagai bidang. Bidang yang dikliping ini sebaiknya sesuai dengan minat dan bidang pemakai perpustakaan masing-masing. Maka tidak perlu semua artikel atau berita harus dikliping.

2. Tujuan Kliping

Penyelenggaraan kliping dimaksudkan untuk :

a) Menyimpan dan melestarikan kekayaan intelektual manusia Hasil pemikiran, budaya, penelitian, dan pengalaman manusia perlu disimpan dan dikembangkan. Usaha ini perlu dilaksanakan agar generasi 3 mendatang dapat mengembangkan pemikiran, penemuan, dan penelitian tersebut

b) Menyebarluaskan ide dan gagasan kepada orang lain Kliping merupakan upaya penyebaran pemikiran, ide, dan pengalaman seseorang kepada orang lain sekaligus merupakan sarana sambung pengertian antara penulis dan pembaca yang kebetulan belum sempat mengikuti buah pikiran penulis yang pernah dimuat dalam suatu surat kabar


(33)

commit to user

c) Merangkum beberapa pemikiran dalam suatu bidang Dalam kliping itu akan dapat dipelajari kembali beberapa pemikiran para ahli tentang suatu masalah. Selain itu dapat diikuti dialog ilmiah dan silang pendapat tentang suatu maalah sesuai bidang mereka dengan pandangan yang bervariasi. Dengan demikian, pembaca kliping akan mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang masalah tersebut.

d) Memupuk kreativitas

Menggunting dan menempel guntingan Koran pada kertas merupakan kegiatan seni dan kreatifitas tersendiri. Bahkan dapat dikatakan bahwa kliping merupakan usaha menyusun suirat kabar yang kedua kalinya. Dalam hal ini diperlukan kecermatan dan ketelitian tersendiri dalam mengatur tata letak/lay out penyusunannya. Penyambungan artikel panjang yang dalam koran aslinya terdapat di berbagai halaman juga memerlukan kecermatan dan perhitungan yang matang.

e) Menunjang pemenuhan keperluan informasi tertentu. Hasil kliping bisa mengadopsi kepentingan informasi pembaca yang memerlukan informasi dalam bidang tertentu. Informasi ini mungkin berupa informasi mutakhir, rinci, data, angka, hasil wawancara, dan lainnya.


(34)

commit to user

Cara penyusunan kliping dapat dipilih dari sistem-sistem berikut:

1. Sistem Evixe

Sistem ini merupakan sistem penyusunan kliping yang menitikberatkan pada satu judul surat kabar/majalah yang terbit dalam jangka waktu tertentu secara kronologis. Dalam hal ini tentunya subjek yang dikliping terdiri dari berbagai bidang karena sistem ini lebih menitikberatkan pada urutan waktu. Dengan system ini pembaca akan lebih mudah menemukan peristiwa penting yang pernah terjadi pada waktu (hari, bulan, tahun) tertentu

2. Sistem Ordnere

Sistem ini merupakan penyusunan artikel atau berita, ulasan, dan lain sebagainya yang terdiri dari satu subjek menjadi satu susunan yang bahannya dari berbagai judul surat kabar. Dalama hal ini yang dipentingkan adalah subjeknya tanpa memperhatikan judul surat kabar maupun kronologi waktun terbitnya. Sistem ini telah banyak dikenal bahkan dipraktekkan oleh berbagai instansi, perpustakaan, yayasan, atau lembaga pendidikan

3. Teknik Penempelan

Setelah artikel surat kabar itu digunting, kemudian dipotong per kolom. Kolom-kolom itu ditempelkan pada


(35)

commit to user

kertas folio atau kuarto yang telah digarisi pada bagian atas, bawah, kanan, dan kiri dengan ukuran tertentu guntingan - guntingan itu ditempel dari kolom terakhir pada halaman terakhir. Kemudian penempelan ini maju ke halaman berikutnya misalnya ke halaman ketiga, kedua, dan kesatu. Pada halaman pertama nanti dapat dibuat lay out judul sesuai selera. Dari sistem ini pada halaman terakhir akan rapi. Dalam penyambungan kolom maupun pemenggalan kata hendaknya diusahakanagar sambungannya tidak kelihatan. Dengan demikian apabila difotokopi, hal kliping itu tidak kelihatan sambungannya. Adapun gambar, foto, dan ilustrasi lain bisa dicantumkan lagi selama berfungsi sebagai penjelas artikel. Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi salah informasi bagi pembaca.

Sebenarnya teknik tata letak dan cara penyusunan tersebut tergantung pada selera. Namun demikian, perlu diperhatikan adanya:

1. Kerapian dan keselarasan 2. Penghematan kolom

3. Pemuatan data bibliografis harus lengkap judul, nama penulis, judul surat kabar, tanggal, hari, bulan, dan tahun 4. Artikel atau berita yang diklipng itu mudan ditemukan


(36)

commit to user

Agar hasil kliping ini lebih optimal pemanfaatannya, maka perlu diperhatikan:

1. Dalam tiap kliping perlu dibuatkan indeks 2. Dikelola oleh tenaga professional

3. Dipromosikan

4. Direproduksi (bila memungkinkan). (www.lib.ugm.ac.id ) b. Analisis

Kemampuan menulis dengan baik merupakan suatu keuntungan tersendiri, karena ia dapat memperkuat kemampuan akademis kita. Analisis berita merupakan suatu opini yang dibuat oleh pembaca ataupun oleh wartawan sendiri. Oleh karena itu ia hanya menekankan satu sudut pandang saja. Ulasan atas suatu peristiwa yang diberitakan media massa dengan menekankan atau memperdalam unsur-unsur tertentu dalam pemberitaan (yakni, 5 w + 1 h). Tetapi biasanya faktor, “why” (mengapa) dan “how” (bagaimana) yang ditelusuri lebih jauh. (www. hidayatus.wordpress.com )

Analisis ini digunakan untuk memperoleh isi keterangan komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang – undang, musik, teater, dsb. (Drs Jalaludin rakhmat, 1998 :89)


(37)

commit to user

Analisis isi pada dasarnya mirip dengan metode survei. Perbedaanya adalah bahwa yang menjadi unit pada analisi pada metode survei adalah individu atau orang. Dengan kata lain yang dianalisis adalah variabel – variabel individu seperti usia, pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Sedangkan pada analisis isi unit analisisnya adalah isi media yaitu berita, kolom, futures, dan artikel pada surat kabar. Sedang pada TV adalah program hiburan, pendidikan, dan sebagainya. Jadi analisis isi obhyeknya terutama adalah isi media massa, baik radio, surat kabar, majalah, film TV, dan sebagainya. (Dr. Bambang Setiawan,1995:41)

1. Pengertian Analisis

Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan. Setelah riset, tahap berikutnya adalah analisis dan dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi dasar dari program PR. Tanpa memahami inti permasalahan anda tidak dapat mrnyusun suatu program yang meyakinkan atau efektif, atau yang berhasil menyampaikan tujuan – yujuan korporat.(Anne Gregory,2004: 40)

2. Kegunaan Analisis

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan TV, maupun semua bahan – bahan dokumentasi yang lain. Hampir


(38)

commit to user

semua disiplin Ilmu Sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai metode/teknik penelitian.

Analisis isi dapat dipergunaka jika memiliki syarat berikut :

a) Data yang tersedia sebagian besar terdiri ari bahan – bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuskrip)

b) Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.

c) Peneliti mempunyai kemampuan teknis untuk mengolah bahan – bahan/data – data yang dikumpulkannya, karena sebagai dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.

3. Teknik Menulis Analisis

a) Periksa fakta yang dibeberkan media, lakukan koreksi bila tidak valid

b) Perhatikan struktur penyajian fakta, lakukan kritik kronologis atau spatiologis atau hubungan sebab akibat.

c) Teliti interpretasi atau konklusi yang ingin diarahkan media, mendukung atau membantah argumentasi yang tersembunyi. d) Ungkap sisi atau perspektif lain, tawarkan konteks baru untuk


(39)

commit to user

4. Jenis Analisis Berita

1. Positivis – empiris, bahasa dilihat sebagai jembatan komunikasi antara manusia dengan obyek di luar dirinya. Menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa dan pengertian bersama.

2. Konstruktivis, menolak pandangan positivis-empiris yang memisahkan subyek dari obyek bahasa. Subyek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan sosial yang menyertainya. Setiap pernyataan adalah tindakan penciptaan makna, yakni pengungkapan jati diri dari sang pembicara. 3. Paradigma kritis, mengoreksi pandangan konstruktivitis yang

tidak sensitif terhadap proses produkski dan reproduksi makna. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan membentuk subyek tertentu, tema wacana tertentu, dan strategi di dalamnya. Bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan.

D. IMPLIKASI MEDIA MONITORING

a. Dialog dan Diskusi I. Pengertian dialog

Dialog secara etimologi terdiri dari dua kata yang berasl dari bahasa yunani dia yang artinya jalan batu cara dan logos yang berarti kata sehingga dialog dapat diartikan sebagai bagimana cara manusia dalm mengunakan sebuah kata. Hans-Georg Gadamer melukiskan dialog sebagai proses dua pihak yang saling memahami satu dengan


(40)

commit to user

yang lain dimana setiap orang membuka dirinya untuk menerima cara pandang orang lain sebagai hal yang layak dipertimbangkan.

II. Pengertian Diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

III.Persyaratan Diskusi

1. Tata tertib tidak ketat.

2. Setiap orang diberi kesempatan berbicara. 3. Kesediaan untuk berkompromi.

Bagi peserta diskusi :

1. Pengertian yang menyeluruh tentang pokok pembicaraan. 2. Sanggup berpikir bebas dan lugas.

3. Pandai mendengar, menjabarkan dan menganalisa 4. Mau menerima pendapat orang lain yang benar

5. Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain. Bagi pemimpin diskusi :

1. Sikap hati-hati, cerdas, tanggap. 2. Pandai menyimpulkan


(41)

commit to user

3. Sikap tidak memihak.(www.yeyekh.wordpress.com ) b. Press Release

Merupakan informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations (Humas) suatu organisasi/perusahaan yang disampaika kepada pengelola pers/redaksi media massa (tv, radio, surat kabar, majalah ) untuk dipublikasikan dalam media masaa tersebut.

Press Release atau News Release (pemberitaan pers) merupakan kegiatan penulisan yang paling banyak dilakukan oleh praktisi PR untuk mempublikasikan melalui media massa cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (tv dan radio). PR mengirimkan Press Release karena bentuk ini dianggap efektif dalm publisitas PR. Pada dasranya PR harus memahami gaya jurnalistik dalam mengirimkan Press Releasenya. Selain itu, informasi Press Release harus memiliki nilai berita (news value), dan berharga sebagai berita (news worthly).

Penulisan Press Release layak muat apabila cara penulisannya seperti halnya watrawan menulis berita langsung (straight news) dengan gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Dimulai dengan membuat leadb atau kepala berita sebagai paragraph pertama yang mengandung unsur 5W+1H (What: apa yang terjadi? Where: dimana terjadinya? When: kapan peristiea tersebut terjadi? Who: siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut? Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi? How: bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut? )


(42)

commit to user

Frank Jeffkins dalam bukunya Essential of Public Relations mengemukakan “The seven Point Formula” dalam pembuatan Press Release yaitu unsur – unsur yang harus ditulis dalam sebuah Press Release. Unsur – unsur itu disingkat dengan SOLAADS :

i. Subject : apa yang diungkapkan (ide pokok) dalam news release

ii. Organization : apa nama organisasi atau perusahaan pengirim news release?

iii. Locations : dimana kegiatan yang diberitajan itu berlangsung? iv. Advantanges : apakah keuntungan/manfaat yang diperoleh darinya? v. Applications : apa kegunaanya? Siapa penggunanya?

vi. Details : apa yang menjadi spesifikasi atau detail dari informasi tersebut?

vii. Source : sumber pengirim news release?

Adanya ketujuh unsur di atas tidak berarti bahwa news release harus mempunyai tujuh paragraph, namun ketujuh unsur tersebut menunjukkan informasi saling terkait dan sama penting. (Drs. Soleh Soemirat, M.S dan Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si,2002: 54)


(43)

commit to user

BAB III

GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH DAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH

A. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT PROVINSI JAWA TENGAH

1. Sejarah Perkembangan Provinsi Jawa Tengah

Sebagai suatu provinsi, Jawa Tengah dikanal sejak jaman penjajahan Belanda didasar pada peraturan – peraturan yang berlaku saat itu.

i. Jaman Pendudukan Belanda

Berdasarkan Wet houdende decentralisatie van het Bestuur in Nederland Indie ( Decentralisasi Wet 1093 ), maka pemerintahan di Jawa dan Madura terbagi atas Gewest (Karisidenan), Afdeeling/ Ragensehap (Kabupaten), District/Standgeemente (Kotapraja), dan Oderdistrict (Kecamatan).

ii. Jaman Pendudukan Jepang

Pada masa pendudukannya, Jepang mengadakan perubahan tata pemerintahan Daerah yaitu Undan – Undang Nomor 7 Tahun 2002 (Tahun Jepang 2006) yang menetapkan bahwa seluruh Jawa kecuali Vorstenkendeh (Kerajaan – Kerajaan) terabagi dalm wilayah Syuu (Karesidenan), Si (Kotapraja), Gun (District), dan Ku (Kelurahan) iii. Setelah Kemerdekaan Negara Kestuan Republik Indonesia tanggal 17

Agustus. Berdasarkann Pasal 18 UUD 1945, diterbitkan UU No. 10


(44)

commit to user

Tahun 1950 yang menetapkan pembentukan Jawa Tengah. Sesuai dengan PP No. 31 Tahun 1950, UU No. 10 Tahun 1950 dinyatakan berlaku pada tanggal 15 Agustus 1950.

Selanjutnya berdasarkan peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun. 2004 ditetapkan tanggal 15 Agustus 2004 sebagai Hari jadi Provinsi Jawa Tengah.

2. Penyelenggarakan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah

i. UU Pengaturan Pemerintah Daerah

Sejak merdeka hingga sekarang peraturan per Undang – Undangan yang mengatur tentang sistem Pemerintahan Daera adalah : a. UU No. 1 Tahun 1945, dengan prinsip otonomi berdasarkan

kedaulatan rakyat.

b. UU No. 22 Tahun 1945, dengan prinsip otonomi sebanyak – banyaknya

c. UU No. 1 Tahun1957, dengan prinsip otonomi yang riil dan seluas – luasnya.

d. Penpres No. 6 Tahun 1959

e. UU No. 18 Tahun 1965, dengan prinsip otonomi yang riil dan seluas – luasnya.

f. UU No. 5 Tahun 1974, dengan prinsip otonomi nyata dan bertanggung jawab

g. UU No. 22 Tahun 1999, dengan prinsip otonomi seluas- luasnya, nyata, dan bertanggung jawab.


(45)

commit to user

h. UU No. 32 Tahun 2004, dengan otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab.

ii. Kepala Pemerintahan

Sejak merdeka sampai sekarang, Jawa Tengah dipimpin oleh 14 (empat belas) kepala Pemerintahan yaitu :

1. R. Pandji Soeroso, pada Tahun 1945

2. KRT Mr Wongsonegoro, Tahun 1945 s/d 1949 3. R. Boedijono, Tahun 1940 s/d 1954

4. RMTP. Mangunnegoro, Tahun 1954 s/d 1958

5. R. Soekardji Mangoen Koesoemo, Tahun 1958 s/d 1960 6. RM Hadisoebono Sosrowerdjono, Tahun 1958 s/d 1960 7. Mochtar, Tahun 1960 s/d 1966

8. Moenadi, Tahun 1966 s/d 1974

9. Soepardjo Rustam, Tahun 1974 s/d 1983 10. H. Soewardi, Tahun 1993 s/d 1998 11. H. Mardiyanto, Tahun 1998 s/d 2008

12. Drs. H. Ali Mufiz, M. P. A, Tahun 2007 s/d 2008 13. H. Bibit Waluyo, Tahun 2008 s/d sekarang iii. Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah

Sejak Pemilu Tahun 1955 sampai sekarang DPRD Provinsi Jawa Tengah dipimpin 8 orang, yaitu :

1. H. Imam Sofwan, Tahun 1955 s/d 1971 2. Parwanto, Tahun 1971 s/d 1977


(46)

commit to user 3. H. Widarto, Tahun 1982 s/d 1922

4. Ir. H. Soekarahardjo, Tahun 1982 s/d 1992

5. Drs. H. Soeparto Tjiptohardjo, Tahun 1992 s/d 1997 6. Alip Pandoyo, Tahun 1997 s/d 1999

7. Mardjito, Tahun 1999 s/d 2004

8. H. Murdoko, Tahun 2004 s/d sekarang

3. Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2008, maka sebagai rangka optimalisai tugas Sekretariat Daerah sebagai unsure staf dalam menyususn kebijakan dan mengkoordinasikan peragkat daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur pelayanan. Dan Peraturan Daerah Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Daerah Perwakilan Rakyat Daerah Privinsi Jawa Tengah Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 adalah sebagai berikut :

1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah Daerah dan DPRD menurut asa otonomi seluas – luasnya dalam sistem prinsip Negara Kestuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indinesia Tahun 1945

3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah unsure penyelenggara pemerintaha daerah.


(47)

commit to user 4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah

5. Perangkat Daerag adalah unsure pembantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinad Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polosi Pamong Praja dan lembaga lain.

6. Sekretriat Daerah yang selanjutnya disebut SETDA adalah Sekretaiat Daerah Provinsi Jawa Tengah

7. Sekretaris Derah yang selanjutnya disebut SEKDA adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah

8. Satuan Organisasi adlah satuan unit kerja pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD

9. Kepala satuan organisasi adalah kepala satuan unit kerja pada Sekretariat daerah dan Sekretariat DPRD

10. Jabatan funsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atua dengan ketrampilan tertentu serta bersifat mendiri.

11. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pusat Dan Daerah


(48)

commit to user

4. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi

SETDA merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang SEKDA yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Gubernur. SETDA mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam menyususn kebujakan dan mengkoordinasikan. Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satpol PP, dan lembaga lain. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas maka SETDA menyelenggarakan funsi : a. Penyususnan kebijaksanaan pemerintah daerah

b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Bappeda, Inspektorat, Dinas Daerah, Badan Perencanaan pembangunan daera, Lembaga Teknis Daerah, Satpol PP, dan lembaga lainnya.

c. Pelaksanaan sebagian urusab otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat darah dan persandian.

d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerinyahan daerah e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

5. Tata Kerja

Setiap Kepala satuan organisasi dalm melaksanakan tugasnya berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya setiap kepala satuan organisasi dan penjabat fungsional wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi serta vertikal dan horisontal, baik dalm lingkingan masing – masing mampu antar unit organisasi lain sesuai dengan tugasnya. Setiap


(49)

commit to user

kepala satuan organisasi wajib mengawasu bawahannya dan apabila tejadi penyimpangan agar mengambil langkah – langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Setiap kepala satuan organisasi bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasi bawahannya serta memberikan bimbinhgna dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Dan tata kerja dalm proses administrasi pada setiap tugas adalah sebagai berikut :

1. Setiap kepala satuan organisasi wajib mengukuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing – masing serta menyampaikan laporan berkal tepat pada waktunya.

2. Dalam menyampaikan laporan masing – masing kepala atasan, tembusan laporan disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

3. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyususnan lapoan lebih lanjut dan dijadikan bahan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

B. VISI, MISI, TUJUAN SETDA PROVINSI JAWA TENGAH

Dari rumusan prioritas pembangunan yang diamanatkan oleh RPJP 2005-2025, untuk periode pembangunan 2008-2013, telah dipilih pendekatan implementasi (implementation approach) pengembangan kawasan dan pemberdayaan masyarakat perdesaan melalui rumusan motto


(50)

commit to user

Bali Ndeso Mbangun Deso. Rumusan motto tersebut kemudian di-ejawantah-kan dalam Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Sasaran sebagai berikut :

a. Visi

Visi Provinsi Jawa Tengah lima tahun mendatang (2008 - 2013) adalah : “TERWUJUDNYA MASYARAKAT JAWA TENGAH YANG

SEMAKIN SEJAHTERA”

Peningkatan kesejahteraan adalah kondisi kemakmuran suatu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spiritual), dengan kata lain kebutuhan dasar masyarakat telah terpenuhi lahir batin secara adil dan merata. Hal ini merupakan prioritas tertinggi yang akan dicapai selama masa pemerintahan Gubernur Jawa Tengah periode 2008 – 2013, yang ditopang oleh kondisi aman, pemerintahan yang bersih dan efektif, dengan masyarakat yang senantiasa menjunjung tinggi nilai – nilai budaya dan kearifan lokal.

b. Misi

Dalam upaya untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional serta sikap responsif aparatur sebagai pelayan masyarakat Dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu didukung oleh aparatur yang profesional dan bersih, serta responsif terhadap permasalahan–permasalahan yang timbul di masyarakat.


(51)

commit to user

2. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, pertanian, UMKM, dan industri padat karya. Pembangunan ekonomi masyarakat berbasiskan ekonomi kerakyatan, dan ditopang oleh sektor pertanian yang maju, sektor UMKM yang tangguh dan industri padat karya yang kuat.

3. Memantapkan kondisi sosial budaya agraris yang berbasiskan kearifan lokal. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat merupakan prioritas utama Pemerintah, serta memelihara dan merevitalisasi budaya yang berakar pada kearifan lokal.

4. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi secara berkelanjutan. Pengembangan sumber daya manusia, sebagai basis dari kemampuan produksi masyarakat akan diarahkan untuk menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi tinggi tanpa diskriminasi karena hanya SDM yang berkompetenlah yang dapat berkontribusi secara optimal dalam proses peningkatan kesejahteraan rakyat. Upaya ini lebih diarahkan pada peningkatan kesehatan fisik dan mental masyarakat, peningkatan pendidikan dan ketrampilan masyarakat, serta ketahanan keluarga.

5. Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur. Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur lebih diarahkan kepada sasaran – sasaran yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelancaran roda ekonomi, dengan memperhatikan aspek kelestarian alam dan lingkungan hidup serta tata ruang daerah.


(52)

commit to user

6. Mewujudkan kondisi aman dan rasa aman dalam kehidupan masyarakat yang berkeadilan dan terjamin kepastian hukum. Meningkatnya demokratisasi, penegakan HAM dan pemberantasan KKN yang didukung oleh kondisi aman dan rasa aman yang tercermin dengan menurunnya konflik antar kelompok maupun golongan masyarakat, menurunnya kasus kriminalitas, berkurangnya kasus kekerasan dan diskriminasi, serta menurunnya kejahatan transnasional termasuk perdagangan orang.

c. Tujuan

Untuk mewujudkan misi sebagaimana telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Jawa Tengah di segala bidang kompeten, profesional, mandiri, dan bermanfaat dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mewujudkan masyarakat yang berdaya berkemampuan (empowered) dan berdaya saing (competitive) yang mengarah kepada kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat. 3. Memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam maupun buatan

sesuai dengan RTRW Provinsi Jawa Tengah, hasil penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang melibatkan kalangan perguruan tinggi, untuk pengurangan resiko


(53)

commit to user

bencana dan mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat yang lebih baik.

4. Mengembangkan kawasan agropolitan dan kluster – kluster UMKM untuk mendukung percepatan pembangunan pedesaan dan peningkatan daya tarik investasi.

5. Menumbuh kembangkan kelompok usaha produktif, Badan Usaha Milik Petani, dan Lembaga Keuangan Mikro melalui kemitraan bisnis dan pengembangan program Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh BUMN/BUMD, dan Corporate Social Responsibility/ CSR oleh Swasta)

6. Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan profesionalisme aparatur Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diarahkan kepada pelayanan serta peningkatan kemampuan masyarakat.

7. Meningkatkan demokratisasi dan penegakan HAM serta pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Hal ini merupakan salah satu prasyarat dalam memberikan kepercayaan kepada para investor serta dapat membangkitkan gairah masyarakat dalam berkarya membangun bangsa.

8. Memantapkan administrasi pemerintahan dengan penerapan Information Communication and Technology (ICT) melalui electronic government di lingkungan pemerintahan daerah di Provinsi Jawa


(54)

commit to user

Tengah dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kebebasan akses informasi bagi masyarakat.

d. Strategi

1. Memaksimalkan pengembangan potensi SDM aparatur yang telah dimiliki, meningkatkan fungsi koordinasi, pelaksanaan reward and punishment serta penegakan prinsip-prinsip good local governance. 2. Pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara bijaksana, penerapan

tenologi tepat guna, peningkatan peran lembaga keuangan dalam mendukung permodalan dan penciptaan iklim kondusif bagi tumbuhnya ekonomi kerakyatan yang dikonsentrasikan pada bidang pertanian, UMKM, industri padat karya serta tumbuh dan berkembangnya potensi ekonomi rakyat.

3. Memanfaatkan potensi budaya dan kearifan lokal dalam meperkuat sistem sosial masyarakat, meningkatakan kualitas pelayanan dasar, serta pengembangan dan promosi budaya.

4. Meningkatkan peran lembaga-lembaga pelatihan dan lembaga sertifikasi profesi dalam pengembangan kompetensi SDM. Memaksimalkan peran lembaga - lembaga keagamaan, dalam mewujudkan akhlak dan moral umat (akhlaqul kharimah )

5. Penyempurnaan produk-produk rencana tata ruang dan menjadikanya sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan serta pengembangan sarana dan prasarana (infrastruktur) guna mendukung tumbuhnya perekonamian daerah.


(55)

commit to user

6. Penyusunan produk-poduk hukum daerah disertai dengan upaya sosialisasi, penerapan dan penegakannya secara konsisten dan konsekuen guna menjamin adanya kepastian hukum, terciptanya rasa aman dan tenteram bagi masyarakat.

e. Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun, dapat dirumuskan berdasarkan tujuan-tujuan yang ada.

Tujuan-1: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Jawa Tengah di segala bidang dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sasarannya adalah :

1. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat dan kemudahan akses dalam menempuh pendidikan tanpa diskriminasi usia kelompok dan jenis kelamin

2. Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di kalangan masyarakat Jawa Tengah, melalui penelitian di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta eksplorasi di bidang kesenian 3. Meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Jawa Tengah 4. Meningkatnya prestasi olah raga di Jawa Tengah

5. Meningkatnya sarana peribadatan dan pendidikan agama.

6. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender


(56)

commit to user

8. Meningkatnya Keluarga Kecil Berkualitas dan Sejahtera

Tujuan-2: Mewujudkan masyarakat yang berkemampuan (empowered), berdaya saing (competitive) yang mengarah kepada kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat. Sasarannya adalah :

1. Meningkatnya ketrampilan masyarakat melalui pelatihan;

2. Berkembangnya Balai Latihan Kerja untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai

3. Menguatnya kelembagaan masyarakat sebagai wadah partisipasi masyarakat

4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Tujuan-3: Memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam maupun buatan sesuai dengan RTRW Provinsi Jawa Tengah, hasil penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang melibatkan kalangan perguruan tinggi untuk mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat yang lebih baik.

Sasarannya adalah :

1. Terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam secara optimal, tanpa mengganggu keseimbangan dan kelestarian alam itu sendiri

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari


(57)

commit to user 4. Berkurangnya resiko bencana.

Tujuan-4: Memanfaatkan potensi ekonomi lokal melalui kerjasama lokal, regional dan antar wilayah dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah provinsi guna meningkatkan daya tarik investasi.

Sasarannya adalah :

1. Terbentuknya jejaring kerjasama antar daerah dan antar lembaga yang semakin mantap dan sinergis dalam bidang-bidang yang memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan perekonomian daerah dan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

2. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelaksanaan kerjasama antar lembaga, daerah dan wilayah.

3. Meningkatnya ketahanan pangan melalui sistem kewaspadaan pangan dan gizi, lumbung pangan dan desa mandiri pangan

4. Meningkatnya produktivitas pertanian melalui pertanian terpadu, benih bermutu, pengendalian hama terpadu, optimalisasi pupuk organik dan penerapan teknologi tepat guna.

5. Meningkatnya kualitas manajemen pariwisata, yang mendukung pengembangan ekonomi lokal.

6. Meningkatnya kualitas forum pengembangan ekonomi daerah di kabupaten atau kota se Jawa Tengah.


(58)

commit to user

7. Berkembangnya potensi lokal melalui pendekatan klaster dan kawasan, khususnya pertanian, industri dan pariwisata.

Tujuan-5: Membangun dan mengembangkan jaringan bisnis ekonomi lokal melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diarahkan pada pengelolaan usaha oleh pelaku bisnis secara mandiri.

Sasarannya adalah :

1. Terwujudnya masyarakat yang pro aktif dan tanggap dalam mengantisipasi peluang yang tersedia

2. Tersusunnya peraturan/regulasi yang mendukung pemberdayaan masyarakat

3. Berkembangnya UMKM dengan mempermudah akses permodalan, mekanisme kinerja kelembagaan UMKM, akses pasar dan jaminan ketersediaan transportasi, serta sistem perlindungan yang memadai; 4. Berkembangnya daerah penyangga bahan baku bagi UMKM, melalui

pemanfaatan teknologi tepat guna

5. Berkembangnya pasar regional, dan internasional serta menjaga kesinambungan pasar yang sudah ada.

Tujuan-6: Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan profesionalisme aparatur Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diarahkan kepada pelayanan serta peningkatan kemampuan masyarakat.


(59)

commit to user

1. Meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintah melalui pendidikan dan pelatihan

2. Terwujudnya sistem kepegawaian yang mantap, teruji dan menjamin penjenjangan karier pegawai secara sehat.

Tujuan-7: Meningkatkan demokratisasi dan penegakan HAM serta pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme dalam rangka memberikan kepercayaan kepada para investor serta dapat membangkitkan gairah masyarakat dalam berkarya membangun bangsa melalui :

1. Penyusunan produk-produk hukum daerah

2. Sosialisasi, penerapan dan penegakan produk hukum secara konsisten dan konsekuen.

Tujuan-8: Memantapkan administrasi pemerintahan dengan penerapan Information Communication and Technology (ICT) melalui electronic government di lingkungan pemerintahan daerah di Provinsi Jawa Tengah dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kebebasan akses informasi bagi masyarakat.

Sasarannya adalah :

1. Semakin mantapnya sistem administrasi pemerintahan

2. Semakin mantapnya sistem pelayanan kepada masyarakat oleh pemerintah;

3. Terbentuknya kelembagaan pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan lokal


(60)

commit to user

4. Berkembangnya penggunaan sistem ICT dalam tata lakasana pemerintahan di Provinsi Jawa Tengah.

5. Meningkatnya kemudahan pelayanan perijinan di seluruh tingkatan (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota)

6. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aparatur pemerintah yang membuka peluang terhadap partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan.

C. LAMBANG SETDA PROVINSI JAWA TENGAH

Arti Lambang Provinsi Jawa Tengah :

1. Bentuk Kundi Amarta yang berbentuk dasar segi lima melambangkan dasar falsafah Negara yakni Pancasila.

2. Laut Bergelombang melambangkan kehidupan masyarakat di Jawa Tengah.

3. Candi Borobudur melambangkan Daya Cipta yang besar Tradisi yang baik dan Nilai – Nilai Kebudayaan yang khas dari Rakyat Jawa Tengah.


(61)

commit to user

4. Gunung Kembar mempunyai arti adil bersatunya rakyat dan Pemerintah Daerah.

5. Perpaduan antara Laut dan Gunung Kembar dengan latar belakangnya yang hijau menggambarkan keadaan alamiah Daerah Jawa Tengah dengan bermacam – macam kekayaan alamnya sebagai kehidupan dan penghidupan Rakyat Jawa Tengah.

6. Bambu runcing melambangkan Kepahlawanan dan Kesatriaan Rakyat Jawa Tengah.

7. Bintang Bersudut Lima berwarna kuning emas yang disebut juga “ Nur Cahaya” melambangkan kepercayaan KeTuhanan Yang Maha Esa dari rakyat Jawa Tengah.

8. Padi dan Kapas melambangkan kemakmuran Rakyat Jawa Tengah.

9. Umbul – umbul Merah Putih melambangkan daerah Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

10. Perpaduan antara Bintang, Padi, dan Kapas melambangkan hari depan Rakyat Jawa Tengah menuju ke Masyarakat Adil dan Makmur yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

11. Perpaduan antara Bulir Padi, yang bebiji 17, Bambu Runcing yang beruas 8 serta Ranting Kapas yang berdaun 4 dan berbuah 5 merupakan rangkaian angka – angka yang mewujudkan saat yang bersejarah serta keramat “17 Agustus 1945” yang wajib kita agungkan.


(62)

commit to user

D. SEJARAH BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH

Biro Humas di Setda Provinsi Jawa Tengah berlokasi di Jalan Pahlawan No. 9 Gedung Provinsi Jawa Tengah lantai XI. Humas yang berada di lingkup Setda merupakan sebuah Biro. Boro Humas terbentuk dengan adanya tuntutan pemerintah untuk memberikan informasi dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Biro Humas mempunyai tugas menurut peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja sekretariatan Daerah dan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah menyusun kebijakan pemerintah daerah, pembinaan dan fasilitasi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah di bidang publikasi, pengelolaan informasi, analisis media dan informasi.

E. VISI DAN MISI BIRO HUMAS SETDA PROVINSI JAWA TENGAH

Perencanaan Strategis Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 20013, merupakan dokumen perencanaan yang sah dalam menyusun sasaran yang ingin dicapai dalam waktu lima tahun. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan dirumuskan sebagai berikut :

VISI

“Meningkatnya Profesionalitas dan Kapabilitas Biro Hubungan Masyarakat dalam mendukung Terwujudnya masyarakat Jawa Tengah yang semakin sejahtera”.


(63)

commit to user

MISI

1. Meningkatkan pemberdayaan struktur, tugas pokok dan fungsi kelembagaan pemerintahan dan kemasyarakatan di bidang kehumasan 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem dan jaringan informasi, sarana

prasarana dan teknologi informasi.

3. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia bidang kehumasan, baik pemerintah maupun non pemerintah.

4. Menjalin kerjasama dengan media massa/lembaga penyedia informasi yang ada di masyarakat secara sinergi.

5. Pemberdayaan program, dan kegiatan untuk menunjang pelayanan prima dibidang kehumasan.

6. Meningkatkan kualitas pengelolaan pendapat umum untuk dimanfaatkan sebagai bahan perumusan kebijakan pemerintah dan mengklarifikasi isu yang berkembang.

SASARAN

Sasaran yang hendak dicapai dalam periode 2008 – 2013 adalah :

1) Berfungsinya struktur dan terlaksanannya tugas pokok dan fungsi kelembaga pemerintahan dan kemasyarakatan di bidang kehumasan secara optimal.

2) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendukung penyelenggaraan tugas bidang kehumasan.

3) Berkembangnya profesionalitas sumber daya manusia bidang kehumasan, di lembaga pemerintah dan kemasyarakatan.

4) Meningkatnya sinergitas kerjasama dengan media massa/lembaga penyedia informasi dalam masyarakat.


(64)

commit to user

5) Terpenuhinya kebutuhan informasi bagi masyarakat guna meningkatkan kualitas partisipasi masyarakat dalam pembangunan

STRATEGI

Sedangkan strategi untuk mencapai sasaran adalah :

1. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan lembaga kehumasan pemerintahan dan kemasyarakatan.

2. Meningkatkan ketersediaan, pemeliharaan dan pemanfaatan sarana prasarana pendukung penyelenggaraan tugas bidang kehumasan secara optimal.

3. Memperluas kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan baik formal maupun non formal.

4. Meningkatkan pelayanan dan sosialisasi informasi pembangunan bagi masyarakat.

KEBIJAKAN

Kebijakan yang ditempuh untuk mencapai tujuan diarahkan pada :

1. Peningkatan koordinasi dan komunikasi dengan lembaga kehumasan pemerintahan dan kemasyarakatan.

2. Peningkatan ketersediaan, pemeliharaan dan pemanfaatan sarana prasarana pendukung penyelenggaraan tugas bidang kehumasan secara optimal. 3. Peningkatan kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan baik formal

maupun non formal.

4. Peningkatan pelayanan dan sosialisasi informasi pembangunan bagi masyarakat.


(1)

commit to user

humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya dan saling membantu terhadap tujuan – tujuan publik

organisasi/lembaga yang diwakilinya. Fungsi konstruktif ini

mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan – kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk di sini humas bertindak secara preventif (mencegah). Dalam fungsi ini dilakukan dalam kegiatan analisis dan dialog ataupun diskusi. Sedangkan Fungsi korektif apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah – masalah (krisis) denga publik, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pembuatan press release mengenai pemberitan ataupun isu – isu yang berpotensi merusak citra Pemerintaha Provinsi Jawa Tengah.

B. Pelaksanaan Magang

a. Kegiatan Magang

Penulis melaksanakan magang di Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Jalan Pahlawan nomor 9 Semarang selama satu bulan mulai tanggal 8 Februari 2011 – 8 Maret 2011. Pelaksanaan magang dimulai setiap hari Senin sampai Jumat dengan jam kerja mulai pukul 07.00 – 15.30 WIB, kecuali hari Jumat dimulai pukul 07.00 – 11.00 WIB.

Selama penulis melaksanakan magang di Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, banyak hal yang telah dilakukan oleh penulis yang


(2)

commit to user

menambah pengalaman dan ilmu. Yang dipelajari penulis selama satu bulan seperti :

1 Membuat kliping

2 Menganalisis berita 3 Press release

Di awal pelaksanaan magang penulis melakukan pengenalan dan beradaptasi dengan para staff Humas Setda Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya tugas penulis setiap pagi adalah membuat kliping berita dari beberapa surat kabar. Surat kabar yang digunakan antara lain adalah Sindo, Suara Merdeka, Solopos, Warta Jateng, Kompas. Kliping yang dibuat adalah berita – berita yang membahas tentang Jawa Tengah dan Pemerintahan Jawa Tengah. Berita tersebut digunting kemudian ditempel pada kertas yang berlogo yang sudah diberi tanggal, dan halaman, lalu diurutkan sesuai dengan tema dan bagian muka biasanya tema dengan berita yang sedang berkembang di masyarakat.

Kliping berita tersebut tidak lantas hanya sebagai bacaan saja tetapi dari kliping tersebut kemudian dianalisa berita – berita yang ada di dalamnya. Analisa berita ini biasanya dibuat sebanyak 20 analisis tiap bulannya, dalam menganalisa, berita – berita tersebut dianalisa apakah dampak negatif, positif atau netralkah yang ada pada berita tersebut, kemudian direkap sehungga terlihat dalam satu bulan ini banyak berita bermuatan positif, negatif atau netral bagi pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Selain itu diambil salah satu berita yang memiliki muatan negatif


(3)

commit to user

terbanyak dan kemudian dikupas secara mendalam dan hal – hal apa saja yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyelesaian masalah.

b. Kendala Magang

Di awal pelaksanaan magang penulis mengalami kesulita beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan kantor, dan masih harus disuruh dalam menyelesaikan tugas atau pekarjaan,karena masih merasa canggung. Dan masih bekum begitu paham tentang jenis – jenis berita yang harus dikliping, dianalisis, dan dijadikan press release. Belum mengerti apa saja tugas – tugas yang harus dikerjakan di Bagian Analisis Media dan Informasi. Dan masih perlu belajar untuk dapat memahami dan mengerjakan tugas dengan benar.

c. Cara Untuk Manghadapi Kendala

Memulai menjalin keakraban dengan para staff di Biro Humas khususnya di Bagian Analisis Media dan Informasi. Karena dengan menjalin kedekatan dengan staff atau karyawan kita dapat bertany ataupun meminta bimbingan tentang tugas tanpa perlu ada rasa canggung, membuat suasana kerja menjadi nyaman. Selain hal itu juga penulis mencari tahu apa yang harus dikerjakan di Biro Humas

d. Kemajuan Yang Telah Dicapai

Lebih tahu dan mengerti apa yang harus dilakukan dan dikerjakan di Biro Humas, khususnya di Bagian Analisis Media dan Informasi,


(4)

commit to user

mengetahui tugas – tugas yang dikerjakan pada bagian tersebut. Dapat memahami berita – berita yang kayak untuk dikliping, dianalisis, ataupun dijadikan press release, menegetahui bagan organisasi di Biro Humas, dan lebih mengenal staff/karyawan.


(5)

commit to user

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kegiatan media monitoring Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah merupakan kegiatan mengontrol opini publik yang berhubungan dengan Jawa Tengah dan Pemerintahan Jawa Tengah.

2. Media monitoring sangatlah berguna untuk mengetahui mencegah dan mengantisipasi isu – isu yang berkembang di masyarakat mengenai Jawa Tengah dan Pemerintahan Jawa Tengah.

3. Media monitoring merupakan solusi bagi sebuah organisasi atau instansi, baik organisasi bisnis maupun non bisnis untuk mendapatkan kliping berita, tentang perusahaan atau berita – berita khusus tertentu yang ingin didapat.

4. Selama satu bulan penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, penulis melakukan pekerjaan seperti membuat kliping di setiap paginya dan mendistribusikannya.

5. Penulis juga menganalisis berita dari apa yang telah dikliping kemudian dikupas tuntas dari berita yang dianggap sangat penting dan penting untuk dibahas.

6. Satu bulan yang begitu menyenagkan bagi penulis karena mendapatkan banyak pengalaman yang mengesankan serta ilmu baru yang didapat dan didukung dengan kerja yang menyenagkan.


(6)

commit to user

B. SARAN

Saran Bagi Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah

1. Penambahan staff dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan yang diharapkan dapat memperingan pekerjaan dan rata dalam pembagian tugas.

2. Lebih aktif dan lebih sering membuat press release, karena press release penting untuk publikasi kepada masyarakat.

3. Penambahan fasilitas untuk menujang pekerjaan.

Bagi DIII Public Relation Universitas Sebelas Maret Surakarta

1. Diharapkan lebih banyak lagi membuat kegiatan yang menunjang dengan

materi perkuliahan.

2. Penambahan fasilitas yang menunjang perkuliahan khususnya bagi

Program DIII di mana Program DIII biasanya lebih banyak praktek dari pada teori.