GAYA HIDUP KONSUMTIF REMAJA KOREAN ADDICT :Studi Kasus terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict di Kota Bandung.
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GAYA HIDUP KONSUMTIF REMAJA KOREAN ADDICT
(Studi Kasus terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi
Oleh: Citra Octricia
0905949
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GAYA HIDUP KONSUMTIF REMAJA KOREAN ADDICT
(Studi Kasus terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict di Kota Bandung)
Oleh: Citra Octricia
0905949
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Citra Octricia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya
(3)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
(4)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
(5)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Citra Octricia (0905949) Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi
Kasus terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict di Kota Bandung)
Hallyu atau Demam Korea yang kini telah melanda dunia, termasuk
Indonesia dan memberikan pengaruh yang signifikan bagi gaya hidup, khususnya kalangan remaja. Pengaruh Hallyu yang sangat kuat dalam segala aspek kehidupan membuat banyak remaja menggilai segala hal yang berkaitan dengan negara Korea. Akibatnya, remaja jadi kecanduan terhadap segala hal yang berkaitan dengan Korea. Individu yang kecanduan hal-hal yang berkaitan dengan Korea dikenal dengan istilah Korean Addict. Remaja yang menjadi Korean
Addict, rela melakukan apapun untuk segala kesukaan mereka mengenai Korea,
termasuk dalam mengkonsumsi produk yang berkaitan dengan Korea, hingga pada akhirnya bergaya hidup konsumtif dan boros dalam menggunakan uang. Gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict sangat dipengaruhi oleh budaya Korea pada segala aspek gaya hidup mulai dari aktivitas, minat, dan opini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gaya hidup konsumtif dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif remaja
Korean Addict di Kota Bandung. Penelitian ini melibatkan dua orang remaja
berusia 18 dan 20 tahun yang berdomisili di Kota Bandung. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dimana subjek harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pengumpulan data diperoleh melalui metode observasi partisipasi aktif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Setelah data dianalisis, keabsahan diuji dengan menggunakan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi sumber dan triangulasi teknik, menggunakan referensi, dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek memang telah kecanduan budaya Korea. Kecanduan kedua subjek terhadap budaya Korea mempengaruhi gaya hidup subjek mulai dari aktivitas, minat, dan opini. Kedua subjek juga memiliki kecenderungan bergaya hidup konsumtif. Dalam berbelanja kedua subjek didasari oleh dorongan emosi dan kesenangan. Demi mendapatkan uang untuk membeli hal yang diinginkan, kedua subjek rela berbohong saat meminta uang pada orang tua mereka. Faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif berasal dari faktor internal seperti sikap, pengalaman dan pengamatan, dan motif, serta faktor eksternal seperti keluarga, kelas sosial, dan pendapatan.
(6)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Citra Octricia (0905949) Consumptive Life Style of Korean Addict Teenager
(Case Study toward Two Korean Addict Female Teenagers Korean in Bandung City)
Now Hallyu or Korean Wave is sweeping all over the world, including Indonesia and has a significant influence in lifestyle, especially in teenagers’ lifestyle. Hallyu’s influence is very strong in every life aspect makes many teenagers are crazy about all things about Korean. As a result, teenagers become
addicted to all things related to Korea. The one who’s addicted to all things about Korea known as Korean Addict. The teenagers who become Korean Addict, willing to do anything for everything they love about Korea, including consume many product about Korea, and then has consumptive lifestyles and lavish in using money. Consumptive lifestyle of Korean Addict teenagers is greatly influenced by Korean culture in all aspects of lifestyles like in activities, interests, and opinions. The purpose of this study is to describe consumptive lifestyle and determine the factors that influence consumptive lifestyle of Korean Addict teenagers in Bandung city. This study involved two teenagers whose 18 and 20 years, who live in Bandung city. Sampling took by using purposive sampling, which selected subjects must meet some criteria. Data collection obtained through the active participation observation, in-depth interviews, and documentation. The data has been analyzed through data reduction, data display, and data verification. Once the data is analyzed, the validity was tested by using extending observation, increasing persistence, source triangulation, technique triangulation, using references, and member checks. The results showed that both subjects are already addicted to Korean. Both subject addiction to Korean cultural influence
subjects’ lifestyle from activities, interests, and opinions. Both subjects also have a tendency to consumptive lifestyle. In shopping activity, both subjects spend their money based on impulsive pleasure. In order to get money to buy something they desired, both subjects lie to their parents when asked for money. Factors which affecting consumptive lifestyle come from internal factors such as attitudes, experiences and observations, and motives, and then external factors such as family, social class, and income.
(7)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 8
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
(8)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Definisi Gaya Hidup ... 10
2. Karakteristik Gaya Hidup ... 11
3. Jenis-Jenis Gaya Hidup ... 11
4. Dimensi Gaya Hidup ... 12
5. Definisi Gaya Hidup Konsumtif ... 14
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Konsumtif ... 14
7. Ciri-Ciri Gaya Hidup Konsumtif ... 17
B. Remaja... 18
1. Definisi Remaja ... 18
2. Ciri-Ciri Masa Remaja ... 18
3. Perubahan Sosial pada Masa Remaja ... 21
4. Kemandirian Remaja ... 24
5. Beberapa Minat Remaja ... 26
C. Korean Addict ... 30
D. Remaja Korean Addict dan Gaya Hidup Konsumtif ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Subjek Penelitian ... 35
B. Desain Penelitian ... 35
C. Teknik Pengumpulan Data ... 36
D. Instrumen Penelitian ... 37
E. Teknik Analisis Data ... 41
(9)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Proses Penelitian ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil dan Pembahasan Subjek 1 ... 45
1. Identitas Subjek ... 45
2. Status Praesense ... 45
3. Display Data ... 46
4. Observasi Gaya Hidup TI... 47
5. Latar Belakang Keluaraga dan Kondisi Pergaulan TI ... 49
6. TI sebagai Remaja Korean Addict ... 51
7. Gambaran Gaya Hidup Berdasarkan Dimensi Aktivitas ... 55
8. Gambaran Gaya Hidup Berdasarkan Dimensi Minat... 64
9. Gambaran Gaya Hidup Berdasarkan Dimensi Opini ... 72
10.Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Konsumtif TI ... 75
B. Hasil dan Pembahasan Subjek 2 ... 79
1. Identitas Subjek ... 79
2. Status Praesense ... 79
3. Display Data ... 80
4. Observasi Gaya Hidup SF ... 81
5. Latar Belakang Keluaraga dan Kondisi Pergaulan SF ... 82
6. SF sebagai Remaja Korean Addict ... 85
7. Gambaran Gaya Hidup Berdasarkan Dimensi Aktivitas ... 86
(10)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Gambaran Gaya Hidup Berdasarkan Dimensi Opini ... 100
10.Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Konsumtif SF ... 102
C. Gaya Hidup Konsumtif Subjek 1 dan Subjek 2 ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110
A. Kesimpulan ... 110
B. Saran ... 111
(11)
1
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tren atau budaya populer selalu berubah-ubah mengikuti pergantian zaman yang terjadi di dalam suatu lingkungan. Budaya populer merupakan suatu budaya yang banyak diminati oleh masyarakat (William, 1983). Selama sepuluh tahun terakhir, budaya Korea menjadi budaya populer yang banyak diminati oleh masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Fenomena ini dikenal dengan istilah Demam Korea atau Hallyu atau Korean Wave.
Hallyu (한류) diartikan sebagai gelombang pasang budaya populer Korea
yang melanda negara-negara di luar negara Korea (Hallyu, 2011).
Jung Sun (2011) menjelaskan, masyarakat yang mengakses produk-produk budaya populer, seperti musik, film, televisi, dan konten audio-visual lainnya melalui media sosial populer. Pendapat ini diperkuat oleh Yong Jin (2012) yang menyebutkan bahwa penyebaran Hallyu ke seluruh dunia sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital dan juga sosial media, seperti Youtube, Social Network Sites (SNSs), dan oleh teknologi ponsel pintar atau smartphone yang memudahkan orang-orang untuk mengakses berita-berita mengenai perkembangan terkini.
Demam Korea atau Hallyu menawarkan bentuk hiburan berupa film, drama, variety show Korea, dan musik Korean Pop (K-Pop). Hallyu juga secara perlahan membawa masuk makanan, fashion, game komputer, dan pada akhirnya negara Korea sendiri (Eun Mee dan Jiwon, 2007). Hebatnya Demam Korea (Hallyu) ini bahkan mampu mempengaruhi gaya hidup masyarakat dunia, khususnya para remaja dan dewasa muda. Bentuk manifestasi dari kegiatan konsumsi budaya Korea ini dapat dilihat dari makanan (food), gaya berpakaian (fashion), dan bentuk hiburan (fun).
(12)
2
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu bagian dari Hallyu atau Demam Korea yang banyak digandrungi remaja di seluruh dunia adalah K-Pop. K-Pop merupakan salah satu aliran musik yang berasal dari negeri gingseng, Korea Selatan. Aliran musik ini sebenarnya sudah lama ada dan hanya dikenal sebatas di negeri asalnya. Namun kini kepopuleran K-Pop baru dapat dirasakan secara global mulai dari awal tahun 2000-an ketika beberapa artis K-Pop seperti Rain, BoA, dan Big Bang sukses di Korea dan luar negeri (K-Pop, 2012). Kesuksesan para artis tersebut membuka jalan bagi artis-artis Korea lain dalam mempopulerkan Korean Pop (K-Pop) kepada dunia internasional.
Mengapa hal-hal mengenai K-Pop begitu digemari oleh kalangan muda? Alasannya karena wajah para artis K-Pop yang menarik, dandanan yang menyenangkan untuk dilihat, serta fashion yang unik. Di samping itu, musik
K-Pop juga mudah didengarkan (easy listening) dan sesuai dengan selera
pasar, sehingga mudah diterima oleh anak muda pada umumnya. Alasan-alasan inilah yang menyebabkan jumlah penggemar K-Pop banyak. Namun belum ada data statistik resmi yang menunjukkan jumlah penggemar Korea di Indonesia. Jumlah penggemar K-Pop dapat tergambar dari jumlah pengikut akun twitter @KpopIndo sebanyak 18.098 orang di Indonesia (Twitter, 1 Oktober 2013). Lalu dari jumlah penonton konser boyband Korea paling fenomenal di Indonesia, Super Junior pada 26 April 2012 di Jakarta, yaitu kurang lebih sebanyak 28 ribu orang (Admin, 2012) dan jumlah penonton konser Super Junior meningkat pada tahun 2013 hingga mencapai lebih dari 1 juta penonton di seluruh dunia, termasuk Indonesia (Yusron, 2013).
Kepopuleran K-Pop terbukti dari seringnya musik-musik K-Pop diputar di café-café, TV swasta, atau di tempat-tempat berkumpulnya para anak muda di Indonesia. Bukan hanya itu, dunia fashion anak muda pun kini telah berubah mengikuti tren ala Korea, mulai dari pakaian, aksesoris, make up, sampai model rambut pun mengikuti gaya artis-artis Korea. Model pakaian
(13)
3
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ala Korea yang kini sering dikenakan anak muda dan para penggemar Korea seperti babydoll, bolero, baju berbahan rajut, dan baju yang penuh dengan renda (Winarso, 2011). Di bawah ini beberapa gambar yang menunjukkan bagaimana remaja Indonesia mengikuti penampilan ala Korea:
Gambar 1.1 Gaya Pakaian dan Rambut Anak Muda Indonesia ala Korea
Dunia kuliner kini juga turut mempopulerkan budaya Korea. Makanan Korea banyak dijual secara bebas di supermarket atau swalayan. Restoran-restoran Korea kini juga mulai menjamur di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Banyak para Korean Addict mengaku bahwa alasan mereka mulai menggemari makanan Korea karena tergiur melihat makanan yang dimakan oleh artis idola mereka di drama atau di variety show Korea. Awalnya mereka hanya iseng, dan akhirnya tidak sedikit dari mereka yang benar-benar jatuh cinta pada kuliner Korea.
Berkat ketenaran Korean Pop (K-Pop) di Indonesia, banyak turis dari Indonesia yang mengunjungi Pulau Jeju, Korea Selatan. Tentu saja, tujuan utama mereka mengunjungi Pulau Jeju, Korea Selatan adalah K-Pop. Hal ini diakui oleh Assistant Manager Southeast Asia Promotion Jeju Tourism
Organization, James Shin. Menurutnya, K-Pop memang menjadi magnet
tersendiri untuk turis Indonesia. James menyatakan, saat ini sekitar 20 ribu turis asal Indonesia yang datang ke Jeju setiap tahunnya dan kebanyakan turis Indonesia yang datang kebanyakan anak muda (Yunita, 2013).
Kepopuleran budaya Korea juga membawa warna baru dalam bahasa pergaulan remaja masa kini. Banyak remaja-remaja yang menggemari Korea
(14)
4
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
senang mengucapkan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Korea ketika berbicara dengan sesama teman sebaya maupun kepada sesama penggemar Korea. Ungkapan-ungkapan bahasa Korea yang sering diucapkan oleh para
penggemar Korea seperti, “Aigoo” (Aduh!), “Arasseoyo” (Saya mengerti),
“Annyeong” (Halo atau Selamat tinggal), “Daebak!” (Luar biasa!), “Saengil
chukhahae!” (Selamat ulang tahun!), dan banyak istilah-istilah umum lainnya (Winarso, 2010).
Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia, dimana perkembangan teknologi dan informasi jauh lebih pesat dibandingkan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Banyaknya toko-toko yang menjual
merchandise, pernak-pernik, pakaian, aksesoris, DVD drama Korea, dan
DVD K-Pop yang telah lama berdiri di Kota Bandung. Di samping itu, Kota Bandung telah memiliki komunitas perkumpulan bagi orang-orang yang mengapresiasi budaya Korea yang berdiri terhitung sejak tanggal 10 September 2006 (Hansamo, 2013). Komunitas ini diberi nama Bandung
Korea Community (반둥 한사모). Bandung Korean Community atau yang bisa disingkat BKC, bahkan telah mendapat perhatian dan respon positif dari Kedutaan Besar Korea Selatan (Husna, 2011). Kegiatan yang ada di dalam komunitas BKC antara lain adalah belajar bahasa Korea, mengenal kebudayaan dan sejarah Korea, menonton MV (Music Video) terbaru, dan berbagi info musik, film dan drama Korea terbaru.
Tren budaya Korea benar-benar telah merubah gaya hidup dan jadwal kegiatan anak dan remaja sehari-hari (Toni, 2013). Secara lebih lengkap fakta-fakta berikut gambaran perilaku remaja yang terkena Demam Korea atau Hallyu (Anonim, 2012) :
1. Suka berteriak-teriak sendiri ketika melihat foto terbaru artis idola.
2. Tangan dan kakinya otomatis ikut bergoyang saat mendengar lagu-lagu
K-Pop.
(15)
5
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menjadikan lagu favorit K-Pop sebagai nada sambung pribadi.
5. Tahu ungkapan-ungkapan dalam Bahasa Korea.
6. Mengoleksi segala hal tentang atribut Korea melalui toko online atau
pergi ke Korea.
7. Tidak bisa tidur sebelum melihat poster artis Korea yang dipajang di
dinding kamar.
8. Mendengarkan lagu K-Pop sebelum tidur.
9. Menjadikan foto idola di desktop background komputer atau laptop.
10.Rela berjam-jam menghafalkan lirik lagu terbaru K-Pop.
11.Rela merogoh kantong untuk biaya mengunduh hal-hal mengenai
Korea.
12.Bad mood ketika mendengar artis idola kesayangannya mengalami
masalah.
13.Membeli semua majalah yang memuat artikel artis idola.
14.Menangis saat melihat artis idola berciuman dengan orang lain.
15.Selalu mengkhayal suatu saat dapat pergi ke Korea.
16.Menulis tulisan-tulisan yang tidak ada maknanya di tangan, meja, buku,
atau di tempat-tempat lainnya.
17.Selalu membeli barang yang berhubungan dengan Korea.
18.Mendukung acara yang mengenalkan Korea kepada masyarakat.
19.Mengikuti acara gathering atau perkumpulan pecinta Korea.
20.Berjanji akan selalu mencintai artis atau group K-Pop kesayangan.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, ternyata demam budaya Korea ini juga membawa banyak dampak negatif. Kesenangan terhadap budaya Korea yang terlalu berlebihan hingga sampai pada tahapan addict dapat menimbulkan ketergantungan dan sulit untuk melepaskan diri pada hal-hal yang berkaitan dengan Korea, sehingga dapat mengganggu aspek-aspek kehidupan. Salah satu dampaknya, yaitu ketika ketergantungan terhadap Korea ini membuat
(16)
6
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan konsumsi terhadap hal-hal yang bekaitan dengan Korea meningkat, sehingga muncul kecenderungan untuk bergaya hidup konsumtif.
Remaja Korean Addict cenderung senang mengkonsumsi barang-barang atau hal-hal yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan demi memenuhi hasrat mereka terhadap hal-hal tentang Korea. Apalagi kalau sudah fanatik pada seorang atau sekelompok artis tertentu, mereka rela menghabiskan uang dan waktu yang mereka miliki untuk membeli barang-barang yang berhubungan dengan artis idola mereka, seperti poster, baju kaos atau T-Shirt, bantal, gelas atau mug bergambar artis idola mereka, CD atau DVD artis idola mereka, dan masih banyak lagi. Waktu mereka miliki juga lebih banyak dihabiskan untuk mendengarkan musik K-Pop atau menonton drama-drama Korea dibandingkan dengan mengisi waktu mereka dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan perilaku-perilaku ini juga ditemui pada kedua remaja putri yang menjadi subjek dalam penelitian ini, yaitu TI dan SF.
Banyaknya artis-artis Korea yang datang mengadakan acara jumpa fans atau konser di Indonesia juga turut ambil bagian dalam mengubah gaya hidup para remaja penggemar Korea yang ada di Indonesia. Mereka rela mengeluarkan biaya yang besar agar dapat menyaksikan konser artis idola mereka. Animo para remaja yang begitu besar terhadap kedatangan artis Korea membuat penjualan tiket konser boybands dan girlbands Korea yang tampil di Indonesia selalu habis terjual, bahkan jumlah tiket yang tersedia tidak memenuhi kuota yang telah disediakan. Sebagai contoh, saat Super
Junior mengadakan konser pada tahun 2012, tiket konser Super Junior yang
disediakan tidak memenuhi kuota peminat yang hadir antri pada hari itu. Banyak penggemar yang sudah ikut antri tetapi tidak dapat membeli tiket, karena tiket yang disediakan sudah habis terjual (Yusron, 2012). Contoh
lainnya, yaitu saat girlband asal Korea Selatan, Girls’ Generation atau SNSD
(17)
7
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dijual melalui situs online tiket.com dan rajakarcis.com yang dibuka pada pukul 17.00 WIB, dalam jangka waktu kurang dari lima menit seluruh karcis
sold out atau habis terjual (Yusron, 2012). Harga tiket konser artis Korea
yang mengadakan konser di Indonesia berkisar antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.2.000.000,00 (Mufiyda, 2012). Harga tiket konser ini rata-rata relatif sama untuk artis-artis Korea lainnya yang mengadakan konser di Indonesia, seperti Sistar, Big Bang, Shinee, MBLAQ, 2PM, Beast, Wonder
Girls, Teen Top, dan masih banyak artis lainnya.
Sebenarnya sudah banyak penelitian relevan yang telah dilakukan mengenai gaya hidup konsumtif. Penelitian yang dilakukan oleh Wagner (2009) yang menyatakan bahwa remaja berpendidikan SMA dan perguruan tinggi senang menghabiskan waktu mereka untuk menonton film, hang-out di
café, jalan-jalan, berolahraga, pergi bermain ke rumah teman, dan berbelanja.
Mereka rata-rata berasal dari keluarga kelas menengah yang menghabiskan uang untuk rekreasi, berbelanja, dan biaya pendidikan. Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja berkisar antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00.
Tema penelitian yang sama juga dilakukan oleh Achmad Syaiful Ramadhan (2012). Hasil penelitian ini membuktikan, bahwa lebih dari separuh responden yang didominasi oleh wanita memiliki gaya hidup konsumtif. Penyebabnya adalah karena banyak dari responden mudah terbujuk oleh model-model iklan yang sering muncul, sehingga responden tertarik untuk membelinya dan akhirnya berakibat pada munculnya gaya hidup konsumtif. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa gaya hidup konsumtif didominasi oleh perempuan pada kalangan muda dan faktor yang mempengaruhi dan menimbulkan gaya hidup konsumtif relatif bervariasi.
Gaya hidup konsumtif harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai (Imawati, 2013). Akan tetapi, pada beberapa kasus ditemui dimana
(18)
8
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
para Korean Addict yang belum memiliki penghasilan sendiri “memaksa”,
merengek-rengek kepada orang tua agar dibelikan tiket konser. Sebut saja Kinan, seorang remaja berusia 15 tahun yang berasal dari keluarga yang sederhana dan ia sangat menggemari Super Junior. Ketika Super Junior konser di Jakarta, Kikan bersikeras kepada sang ayah, Jono (39 tahun) yang bekerja sebagai seorang pegawai swasta untuk membelikannya tiket konser. Padahal sang ayah telah berusaha memberikan pengertian kepada Kikan, tapi Kikan tetap merengek pada ayahnya dan ia tidak mau keluar dari kamarnya apabila tidak dibelikan tiket konser Super Junior. Pada akhirnya, sang ayah menyerah. Beliau terpaksa mencari pinjaman uang dan membelikan Kikan tiker konser Super Junior seharga Rp.1.000.000,00 (Zulaeha, 2012).
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fenomena Hallyu atau
Korean Wave yang sedang tren di seluruh dunia saat ini ternyata juga mampu
membuat remaja yang ada di dunia tergila-gila, hingga pada akhirnya
addicted terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Korea. Ketika seseorang
telah ketagihan atau addicted terhadap hal mengenai Korea, maka ia akan melakukan apapun untuk memenuhi hasratnya dengan cara mengkonsumsi produk-produk yang berkaitan dengan kegemarannya secara maksimal tanpa mempertimbangkan apakah produk barang maupun jasa yang dikonsumsi tersebut penting atau tidak, sehingga pada akhirnya terperangkap dalam gaya hidup konsumtif. Alasan ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan paparan yang terdapat pada bagian latar belakang masalah, kepopuleran budaya Korea telah menjadi tren masa kini yang mampu mempengaruhi gaya hidup para remaja dari berbagai macam aspek termasuk dari pilihan konsumsi. Penelitian kali ini difokuskan pada gambaran gaya
(19)
9
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hidup konsumtif remaja Korean Addict dan faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif pada remaja Korean Addict.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah tentang gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran gaya hidup konsumtif pada remaja Korean Addict
yang ada di Kota Bandung?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif pada
remaja Korean Addict yang ada di Kota Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan kali ini bertujuan untuk :
1. Mengeksplorasi bentuk gaya hidup konsumtif pada kalangan remaja
Korean Addict.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif
remaja Korean Addict.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian kali ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, peneliti berharap agar :
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi
kekayaan ilmu psikologi khususnya cabang ilmu psikologi sosial, psikologi perkembangan, dan psikologi industri dan organisasi.
(20)
10
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai penelitian yang
lebih lanjut tentang hal-hal yang relevan dengan permasalahan gaya hidup konsumtif.
Manfaat yang praktis yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi subjek, memberikan penjelasan dan gambaran mengenai gaya
hidup konsumtif yang subjek jalani selama ini.
2. Bagi orang tua, memberikan pengetahuan tentang gaya hidup
konsumtif yang terjadi pada para remaja, serta masukan bagi para orang tua dalam menangani dampak negatif yang ditimbulkan oleh gaya hidup konsumtif.
3. Bagi masyarakat, dapat memperluas wawasan mengenai gaya hidup
konsumtif yang kini sedang melanda para remaja, sehingga masyarakat dapat menyikapi masalah ini dengan bijak serta diharapkan ditemukannya solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh gaya hidup konsumtif.
(21)
35
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Ditinjau dari tujuan dan kasus yang diangkat dalam penelitian ini, maka subjek yang diambil harus memenuhi kriteria tertentu, oleh karena itu, teknik pemilihan subjek yang paling sesuai pada penelitian kali ini adalah purposive
sampling. Pertama-tama, peneliti melakukan observasi pada subjek. Subjek
yang dipilih dianggap paling mengetahui dan memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian kali ini.
Kriteria atau persyaratan yang harus dipenuhi subjek dalam penelitan ini adalah sebagai berikut :
1. Remaja sedang berada pada rentang usia, yaitu 12 sampai 21 tahun.
2. Berdomisili di Kota Bandung.
3. Menggemari hal-hal yang berhubungan dengan Korea, banyak
mengetahui hal-hal tentang Korea, dan mengikuti perkembangan terbaru mengenai Korea.
Jumlah subjek yang diambil sebanyak dua orang dimana kedua subjek penelitian adalah remaja putri yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan sosial yang berbeda.
B. Desain Penelitian
Penelitian tentang gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict di Kota Bandung kali ini merupakan penelitian naturalistik atau kualitatif. Desain penelitian yang dipilih adalah studi kasus dimana tujuan dari studi kasus adalah untuk memahami suatu fenomena sosial secara lebih detail dan mendalam. Studi kasus menekankan pada kerincian dan kedalaman analisis dari data yang diperoleh, oleh karena itu, studi kasus menghasilkan suatu
(22)
36
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran yang longitudinal. Gambaran longitudinal, yaitu hasil pengumpulan data dan analisa yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dimana segala aspek umum maupun khusus dari objek yang diteliti merupakan sesuatu yang holistik dan tak dapat dipisahkan.
Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji suatu unit atau individu secara mendalam tentang mengapa suatu fenomena terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Penelitian ini berusaha untuk menggali berbagai informasi yang berkaitan dengan gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict yang mencakup aktivitas, minat, dan opini subjek, sehingga desain penelitian studi kasus menjadi pilihan peneliti.
C. Teknik Pengumpulan Data
Creswell (1998) mengungkapkan bahwa apabila kita akan memilih studi untuk suatu kasus, perolehan informasi dapat diperoleh dengan cara observasi, wawancara, masing-masing teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini :
1. Observasi partisipatif aktif
Observasi partisipasi aktif merupakan suatu jenis pengamatan dimana peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap (Sugiyono, 2012).
2. Wawancara mendalam (in-depth-interview)
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana subjek yang diwawancara dimintai pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2012). Jenis wawancara ini menuntut adanya keterlibatan yang mendalam terhadap kehidupan subjek penelitian, sehingga dibutuhkan beberapa kali wawancara untuk mendapatkan data yang valid.
(23)
37
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dokumentasi yang akan dikumpulkan berbentuk gambar-gambar kegiatan subjek yang berhubungan dengan kegemaranannya serta rekaman hasil wawancara yang berisi tentang minat dan opini subjek mengenai hobinya yang bersangkutan dengan hal-hal tentang Korea.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian utama dalam penelitian ini adalah observasi serta wawancara semi-terstruktur dan mendalam. Pedoman dalam membuat pertanyaan wawancara didasari oleh teori gaya hidup dari riset AIO (Activity, Interest, Opinion) dari Plummer (Kasali, 2007). Berikut instrumen wawancara yang dipakai sebagai pedoman dalam melakukan pengumpulan data kualitatif.
Tabel 3.1
Pedoman Wawancara Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict Topik : Gaya
Hidup Indikator Pertanyaan
Terkait dengan Latar Belakang dan Faktor yang
Mempengaruhi Gaya Hidup
Mendapatkan informasi mengenai kondisi
keluarga, kondisi pergaulan, dan faktor
yang mempengaruhi gaya hidup subjek
Apa pendidikan Anda (jika sudah bekerja apa pekerjaan Anda)?
Bagaimana kondisi keluarga Anda? (pendidikan, pekerjaan, penghasilan orang tua)
Bagaimana lingkungan pergaulan Anda?
Berapa pemasukan atau uang saku Anda selama sebulan? Anda pergunakan untuk apa saja uang tersebut?
Terkait Faktor Penyebab Menjadi Korean Addict Mendapatkan informansi mengenai alasan subjek menyukai
hal-hal berbau Korea sehingga menyebabkan subjek menjadi seorang
Korean Addict
Bagaimana sikap atau
pandangan Anda terhadap hal-hal tentang Korea, terutama budaya popular Korea? Kenapa Anda menyukai hal-hal yang berbau Korea? Bagaimana dengan teman Anda? Apakah
(24)
teman-38
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teman Anda menyukai hal-hal tentang Korea?
Terkait dengan Aktivitas
Mendapatkan gambaran mengenai aktivitas subjek mulai dari : kegiatannya dalam bekerja, hobi, kegiatan di dalam komunitas atau
anggota klub, liburan dan hiburan, dan belanja
Apa yang menjadi hobi Anda? Bagaimana Anda mengisi waktu libur Anda?
Bagaimana kegiatan yang ada dalam komunitas tersebut? Bagaimana kegiatan belanja Anda?
Terkait dengan Minat
Memperoleh penjelasan mengenai kegemaran atau kesukaan subjek mengenai hal-hal yang
ia anggap menyenangkan, yang
terdiri dari minat pekerjaan, rekreasi,
pakaian, makanan, media, dan prestasi
Bagaimana pekerjaan yang Anda minati?
Rekreasi seperti apa yang Anda inginkan?
Fashion seperti apa yang
Anda minati?
Musik seperti apa yang Anda minati?
Bagaimana dengan minat Anda terhadap makanan? Bagaimana minat Anda terhadap media?
Apa hal yang ingin anda capai (achievement) Anda dalam hidup?
Terkait dengan Opini
Mendapatkan gambaran mengenai pandangan subjek terhadap dirinya
sendiri dan dunia yang ada di sekitarnya, terutama mengenai dirinya sendiri, budaya,
dan produk
Menurut Anda, Anda adalah orang yang bagaimana? Bagaimana Anda memandang orang di luar diri Anda (out of
group)?
Bagaimana pandangan Anda mengenai produk?
Bagaimana pendapat Anda tentang budaya Korea?
Instrumen kedua yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi digunakan sebagai penunjang hasil wawancara dan juga
(25)
pra-39
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitan untuk menentukan subjek penelitian yang akan dipilih pada penelitian kali ini.
Tabel 3.2
Lembaran Observasi Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict
No. Dimensi Indikator
1. Aktivitas
Mengikuti kegiatan-kegiatan yang bertema Korea Membahas hal-hal tentang budaya Korea dalam pembicaraannya
Menghabiskan waktunya untuk kegiatan-kegiatan tentang Korea
Menghabiskan liburan pergi ke Korea
Membelanjakan uang untuk hal-hal mengenai Korea Menggunakan istilah-istilah bahasa Korea dalam percakapan sehari-hari.
2. Minat
Mencari tahu tentang fashion-fashion Korea dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Memiliki minat yang tinggi pada makanan-makanan Korea
Selalu mencari tahu berita-berita, produk-produk, atau layanan jasa mengenai Korea
Mengikuti kegiatan-kegiatan atau perkumpulan Korea
3. Opini Senang menggunakan produk-produk Korea karena
dianggap bagus atau “keren”
4. Ciri-ciri
konsumerisme
Membeli barang karena iming-iming hadiah Membeli produk karena kemasannya menarik Membeli produk karena penampilan dan gengsi Membeli produk atas pertimbangan harga, bukan manfaat atau kegunaan produk
Membeli produk untuk menjaga simbol status di kalangan teman sebayanya
Memakai produk hanya karena unsur konformitas dari model yang mengiklankan (artis idola)
Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga tinggi akan meningkatkan rasa percaya diri yang tinggi
(26)
40
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencoba lebih dari dua produk dengan merk yang berbeda
Ketertarikan berlebih pada idola.
Berbelanja berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhan
Kebiasaan pergi dan berkumpul (nongkrong) di tempat-tempat perkumpulan penggemar Korea Membelanjakan uang berlebih pada keperluan penampilan
5.
Ciri-ciri
Korean Addict
Suka berteriak-teriak sendiri saat melihat foto terbaru artis idola mereka
Tangan dan kakinya otomatis ikut bergoyang saat mendengar lagu K-Pop
Ingin tahu mengenai gosip-gosip terbaru K-Pop Menjadikan lagu favorit K-Pop sebagai nada sambung pribadi
Tahu ungkapan ungkapan dalam Bahasa Korea Mengoleksi segala hal tentang atribut Korea melalui toko online atau pergi ke Korea
Tidak bisa tidur sebelum melihat poster artis Korea yang dipajang di dinding kamar
Mendengarkan lagu K-Pop sebelum tidur Menjadikan foto idola di desktop background komputer
Rela berjam-jam menghafalkan lirik lagu terbaru
K-Pop
Rela merogoh kantong untuk biaya mengunduh hal-hal yang berbau Korea
Membeli semua majalah yang memuat artikel artis idola
Menangis saat melihat artis idola berciuman dengan orang lain
Selalu mengkhayal suatu saat dapat pergi ke Korea Menulis tulisan-tulisan yang tidak ada maknanya di tangan, meja, buku, atau di tempat-tempat lainnya Selalu membeli barang mengenai Korea
(27)
41
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu masyarakat
Mengikuti acara perkumpulan pecinta Korea
Berjanji akan selalu mencintai artis atau group K-Pop kesayangan
Melalaikan hal-hal penting dan lebih memilih kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Korea Hubungan dengan orang-orang terdekat terganggu Marah, tersinggung, tidak suka apabila kesukaannya terhadap Korea dikritik.
Merahasiakan atau menutup‐nutupi kegiatan dan
kesukaannya terhadap Korea.
Berusaha untuk berhenti menyukai Korea tapi tidak mampu.
E. Teknik Analisis Data
Proses analisis data yang dipakai adalah dengan menggunakan teknik analisis data Model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012). Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data-data tersebut mencapai titik jenuh. Langkah-langkah analisis ditunjukkan dalam skema di bawah ini :
Gambar 3.1 Komponen analisis data (interactive model) Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012)
Berikut keterangan lengkap teknik analisis data Model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012) :
Data Collection
Data Reduction
Data Display
Conclusions : Drawing / Verifying
(28)
42
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Reduksi data (data reduction)
Semakin sering peneliti melakukan pengambilan data, maka data yang didapatkan akan semakin banyak, rumit, dan kompleks. Oleh karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari hubungan informasi dengan tema penelitian, dan membuang hal-hal yang tidak perlu (Sugiyono, 2012).
Langkah-langkah dalam tahapan reduksi menurut Miles dan Huberman, yaitu: (1) meringkas data kontak langsung dengan subjek, kejadian, dan situasi di lokasi penelitian; (2) pengkodean; (3) pembuatan catatan objektif; (4) pembuatan catatan reflektif.; (5) pembuatan catatan marginal; (6) penyimpanan data; (7) pembuatan memo; (8) analisis antar lokasi; dan (9) pembuatan ringkasan sementara antar lokasi.
Data-data yang diperoleh dari subjek penelitian akan direduksi secara rutin sehingga memudahkan peneliti untuk merencanakan pengumpulan data selanjutnya, serta proses pengumpulan data akan dikonsentrasikan pada pada informasi-informasi yang ingin diperoleh.
2. Penyajian data (data display)
Di dalam penelitian kualitatif, data yang disajikan berupa uraian singkat, bagan, grafik, hubungan antar kategori, diagram alur (flow
chart), dan sebagainya (Sugiyono, 2012). Miles dan Huberman (1992)
menyatakan bahwa data kualitatif paling sering disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
Pada penelitian kali ini, data akhir yang didapatkan dari subjek digabung dan disajikan dalam bentuk narasi deskriptif. Teks naratif disajikan beserta data pendukung lain berupa bagan.
3. Verifikasi (conclution drawing)
Setelah penyajian data selesai dilakukan, maka akan didapat kesimpulan awal dari data secara keseluruhan. Kesimpulan awal yang
(29)
43
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikemukakan masih bersifat sementara dan masih perlu dilakukan pengujian keabsahan data hingga akhirnya diperoleh data yang kredibel.
F. Pengujian Keabsahan Data
Uji kredibilitas data, uji transferability, uji dependability, dan uji
confirmability dilakukan agar data yang didapat secara kualitatif valid dan
reliabel (Sugiyono, 2012). Cara yang digunakan untuk menguji keabasahan data pada penelitian kali ini antara lain :
1. Perpanjangan pengamatan dan meningkatkan ketekunan
Perpanjangan pengamatan berarti melakukan pengamatan atau wawancara kembali dengan lebih cermat dan kontinu terhadap sumber data yang pernah ditemui. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengecek kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Dalam pengamatan ini peneliti juga dapat mengumpulkan data-data tambahan yang dapat mendukung informasi yang telah didapatkan sebelumnya agar data yang diperoleh lebih mantap dan lebih dapat dipercaya.
2. Triangulasi data
Wiersma (Sugiyono, 2012) menjelaskan bahwa triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Sugiyono (2012) membagi jenis triangulasi data menjadi tiga kelompok, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu triangulasi sumber dimana kebenaran sumber data dicek kepada orang-orang terdekat subjek dan triangulasi teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk mengecek data kepada sumber yang sama dengan beberapa teknik yang berbeda.
3. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi yang dipergunakan dalam penelitian kali ini adalah hasil rekaman wawancara dan foto-foto kegiatan subjek dalam menjalani
(30)
44
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatannya. Peneliti akan menguji keabasahan informasi yang didapat dengan mengecek bukti-bukti dokumentasi yang telah dikumpulkan sebelumnya.
4. Member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada informan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana data yang diperoleh sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh informan. Member check akan dilaksanakan setelah kesimpulan data diperoleh dan peneliti akan memverifikasi data yang telah diperoleh dengan subjek yang sebelumnya telah memberikan informasi.
G. Proses Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan akan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi :
a. Mencari informasi yang terkait dengan remaja Korean Addict yang
bergaya hidup konsumtif.
b. Melakukan pra penelitian berupa observasi dan wawancara sederhana
kepada remaja Korean Addict yang bergaya hidup konsumtif.
c. Melakukan studi literatur mengenai gaya hidup konsumtif pada remaja.
d. Menyusun proposal penelitian, mencari subjek-subjek yang dianggap
relevan dengan tema penelitian, dan melakukan wawancara.
2. Tahap pelaksanaan
a. Pada tahapan pertama, peneliti akan berkenalan dengan subjek-subjek
(31)
45
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kemudian menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian kepada
subjek.
c. Peneliti membuat kesepakatan tentang waktu dilakukannya observasi
dan wawancara serta kerahasiaan data yang diperoleh.
d. Peneliti melaksanakan observasi dan wawancara sesuai dengan
rancangan yang telah disusun sebelumnya secara lebih mendalam kepada subjek.
3. Tahap pengolahan data
a. Peneliti menganalisis data yang didapat dari subjek-subjek penelitian.
Kemudian mereduksi data yang akan diolah, dan menyajikan data dalam bentuk narasi deskriptif disertai dengan data-data pendukung lainnya.
(32)
110
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict dan faktor yang mempengaruhi munculnya gaya hidup konsumtif. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada dimensi aktivitas, Subjek 1 (TI) lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha mencapai cita-citanya untuk bekerja di Korea. Dalam konsumsi, Subjek 1 (TI) membeli barang kualitas terbaik. Minat Subjek 1 (TI) lebih besar terhadap peluang untuk bekerja di Korea. Sedangkan aktivitas Subjek 2 (SF) lebih banyak dihabiskan untuk hiburan-hiburan mengenai Korea. Minat Subjek 2 (SF) pun lebih dominan terhadap hiburan-hiburan mengenai Korea. Namun dalam dimensi opini kedua subjek memilik kesamaan, yaitu sama-sama memiliki pandangan positif terhadap budaya Korea. Kesama-samaan juga terdapat dalam aspek belanja, dimana kedua subjek sama-sama konsumtif, meskipun jenis pernak-pernik yang dibelanjakan berbeda. Kedua subjek juga rela melakukan apapun demi mendapatkan keinginan mereka, salah satunya, termasuk berbohong kepada orang tua saat meminta uang pada orang tua. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua subjek memiliki corak tersendiri dalam gaya hidup dan konsumsi yang dilakukan.
2. Faktor yang mempengaruhi kedua subjek menjadi Korean Addict, hingga
pada bergaya hidup konsumtif kurang lebih hampir sama. Faktor internal yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif pada kedua subjek, yaitu faktor pengalaman dan pengamatan yang menganggap hal-hal yang identik dengan Korea bagus, sikap yang cenderung mengagumi budaya Korea,
(33)
111
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan motif kesenangan saat mendapatkan pernak-pernik yang berkaitan dengan Korea. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif masing-masing subjek berbeda. Perbedaan terletak pada kuatnya pengaruh keluarga, pendapatan, dan kelas sosial pada Subjek 1 (TI), sedangkan pada Subjek 2 (SF) terletak pada pengaruh bujukan dari kelompok teman sebaya dalam berbelanja atau membeli suatu barang.
B. Saran
1. Bagi subjek penelitian
Subjek diharap dapat lebih jujur kepada orang tua ke dalam hal
keuangan, mengingat nilai kejujuran merupakan suatu hal yang penting dan harus dipertanggungjawabkan nantinya.
Diharapkan agar subjek dapat lebih bijak dalam menggunakan uang
dan dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jadi, ketika memasuki masa perkembangan selanjutnya subjek dapat terhindar dari gaya hidup konsumtif, sebab apabila dibiarkan terus-menerus akan menyusahkan diri sendiri di masa dewasa.
2. Bagi orang tua
Orang tua diharapkan agar dapat mengajarkan anak remajanya
mengatur keuangan semenjak dini serta menanamkan nilai kejujuran pada anak.
Diharapkan agar orang tua dapat lebih selektif dan lebih kritis ketika
memberikan apa yang diinginkan oleh anak.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan dalam penelitian selanjutnya dilakukan studi korelasi
dengan menggunakan statistik untuk memperkuat hasil yang telah didapat.
(34)
112
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti gaya hidup konsumtif
secara lebih mendalam ditinjau dari aspek gender, kelas sosial, usia, dan tipe kepribadian.
(35)
112
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2012). Super Junior Raup Puluhan Miliar Rupiah dari Indonesia. [Online]. Tersedia di http://www.maccashare.com/super-junior-raup-puluhan-miliar-rupiah-dari-indonesia/ [11 Agustus 2012]
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian : Edisi Revisi. Malang : UMM Press.
Anonim. (2012). 20 Gejala Jika Anda Terkena Virus K-Pop [Online]. Tersedia di http://www.zamrudnews.com/2012/06/20-gejala-jika-anda-terkena-virus-k-pop.html [23 Oktober 2013]
Ary, D., Jacobs L.C., & Razavieh, A. (1985). Introduction to Research in
Education (3rd edition). New York : Holt, Rinehart and Winston.
Chaney, D. (1996). Life Styles : Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta : Jalasutra.
Chaney dan Bitta. (2000). Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.
Cohen, D.B. dan Willerman, L. (1990). Psychopathology. New York : Mc Graw-Hill.
Cooper, A. (2000). The Dark Side of The Force: A Special Issue of The Journal
Sexual Addiction and Compulsivity. Philadelphia: G.H. Buchanan.
Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
(36)
113
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Delobelle, V. (2008). Corporate Community Management [Online]. Tersedia di http://www.vaninadelobelle.com/ [14 September 2013]
Engel, James F., Blackwell, Roger D., Miniard, Paul W. (1995). Consumer
Behavior (7th ed). Harcourt Brace College Publisher. Orlando.
Essau, C. A. (2008). Adolescent Addiction : Epidemiology, Assessment, and
Treatment. New York : Elsevier Inc.
Eun Mee, K. & Jiwon, R. (2007). “South Korean Culture Goes Global: K‐Pop
and the Korean Wave”. Korean Social Science Journal. 34, 1-2.
Ginintasasi, R. (2003). Peranan Kegiatan Kepramukaan dalam Mengembangkan
Kemandirian Remaja Anggota Pramuka dan Kaitannya dengan Pola Pengasuhan Orang Tua (Studi Perbandingan Kemandirian Remaja Anggota Pramuka dan Non-Pramuka di Lingkungan Gugus Depan Bandung). Tesis pada Universitas Padjajaran. (Tidak Diterbitkan)
Griffiths, M. (2001). “Sex On The Internet: Observations and Implications for
Internet Sex Addiction.” Journal of Sex Research. 38, (4), 333-342.
Hawkins, Del I., Best, Roger J., Coney, Kenneth A. (1995). Consumer Behavior:
Implication for Marketing Strategy (6th ed). Chicago: Richard D. Irwin Inc.
Hovart, A. T. (1989). Coping With Addiction [Online]. Tersedia di http://www.cts.com/babtsmrt/coping/html. [25 Agustus 2013]
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
(37)
114
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kasali, R. (2007). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning
(4th ed). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Moelong, L.J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Hall, Calvin S. and Linzey, G. (1985). Intoduction to Theories of Personality. Canada : John Wiles and Sons Inc.
Hallyu. (2011). Hallyu [Online]. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu [22 September 2012]
Hansamo, B. (2013). Bandung Hansamo : Bandung Korea Community [Online]. Tersedia di http://hansamobandung.wordpress.com/about/ [15 April 2013]
Hasibuan, M.S.P. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Husna, H. (2011). Komunitas Korea Bandung Dipercaya Kedubes Korsel.
[Online]. Tersedia di
http://www.inilah.com/read/detail/1601012/komunitas-korea-bandung-dipercaya-kedubes-korsel [15 April 2013]
Imawati, I. (2013). Pengaruh Finansial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif
Remaja pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Penelitian UNS. 2, (1), 48-58.
Kotler, P. (2003). Management Pemasaran : Terjemahan Jilid I. (Edisi Kesebelas). Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
(38)
115
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
K-Pop. (2012). [Online]. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/K-Pop [21
Oktober 2012]
Loudon, David K. & Della Bitta, Albert J. (1993). Consumer Behavior :
Concepts and Applications. (4th Edition). United States : Mc Graw Hills.
Mufiyda. (2013). Harga Tiket dan Jadwal Konser Musik Internasional di
Indonesia Tahun 2013 [Online]. Tersedia di
http://uniqpost.com/67219/harga-tiket-dan-jadwal-konser-musisi-internasional-di-indonesia-tahun-2013/ [23 Oktober 2013]
Nugraheni, P.N.A. (2003). Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis pada
Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal. Skripsi (Tidak Diterbitkan)
Prastowo, A. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Ramadhan, A.S. (2012). Hubungan Gaya Hidup Konsumtif dengan Harga Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”. Skripsi pada Fakultas
Keperawatan Universitas Indonesia. [Online]. Tersedia di
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20308770-S%2043109-%20Hubungan%20gaya-full%20text.pdf [6 November 2012].
Rice, F.P. (1990). The Adolescent Development, Relationship & Culture. (6th
Edition). Boston : Ally & Bacon.
Santrock, J.W. (1998). Adolescene (7th Edition). New York : McGraw-Hill Inc.
___________. (2002). Life-Span Development:Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Penerbit Erlangga.
(39)
116
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiadi, N.J. (2010). Perilaku Konsumen : Perspektif Kontemporer pada Motif,
Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta : Kencana.
Sindhunata. (2007). Kambing Hitam: Teori René Girard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Steinberg, Laurence. (1995). Adolescene San Francisco : McGraw-Hill Inc.
Subandy, I. (1997). Ecstasy Gaya Hidup. Jakarta : Grasindo.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sun, Jung. (2011). "K-pop, Indonesian Fandom, and Social Media." In "Race and
Ethnicity in Fandom," edited by Robin Anne Reid and Sarah Gatson,
special issue, Transformative Works and Cultures, No. 8.
Soetjipto, H. P. (2005). “Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan
Internet”. Jurnal Psikologi. 32, (2), 74-91.
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan. Bandung : Alfabeta.
Supriyanto, A. (2012). Ini Alasan Remaja Dunia Kecanduan K-Pop [Online].
Tersedia di
http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/12/05/01/m3chbz-ini-alasan-remaja-dunia-kecanduan-kpop [20 Januari 2013]
Suray, A.N. (2006). Hallyu „Gelombang Korea‟ di Asia dan Indonesia: Trend
Merebaknya Budaya Pop Korea. Lokakarya Tentang Korea III.
Yogyakarta: Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada & The Korean Fondation.
(40)
117
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Toni, S. (2012). Demam Korea Melanda, Gaya Hidup Berubah [Online]. Tersedia
di
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2012/03/02/demam-korea-melanda-gaya-hidup-berubah-443395.html [23 Oktober 2013]
Twitter. (2013). All Fandom! @KpopIndo. [Online]. Tersedia di
https://twitter.com/KpopIndo [1 Desember 2013]
Wagner. (2009). Gaya Hidup Shopping Mall sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif
pada Remaja di Perkotaan (Kasus : Konsumen Remaja di Tiga One Stop Shopping Mall di Jakarta). Skripsi Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor [Online]. Tersedia di
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12504/I09wag.pdf? sequence=2 [3 Desember 2012]
Winarso. (2011). Fenomena K-Pop [Online]. Tersedia di
http://mjeducation.co/fenomena-K-Pop/ [22 September 2012]
Yong Jin, D. (2012). The New Korean Wave in The Creative Industry : Hallyu
2.0. Journal University of Michigan. No. 2, 3-6.
Yunita, K. (2013). K-Pop Jadi Magnet Turis Indonesia Kunjungi Jeju [Online].
Tersedia di
http://travel.detik.com/read/2013/09/12/134944/2356888/1382/kpop-jadi-magnet-turis-indonesia-kunjungi-jeju [23 Oktober 2013]
Yusron, A.A. (2013). Laris Manis, Tiket Konser SNSD di Tiket Box Sold Out!
[Online]. Tersedia di
http://hot.detik.com/music/read/2013/08/18/171142/2333391/1180/laris-manis-tiket-konser-snsd-di-tiket-box-sold-out [23 Oktober 2013]
(41)
118
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
__________. (2013). Penonton „Super Show‟ Sudah Lebih 1 Juta Orang [Online].
Tersedia di
http://hot.detik.com/music/read/2013/07/08/131434/2295522/1180/penont on-super-show-sudah-lebih-1-juta-orang [23 Oktober 2013]
Zulaeha, E. (2012). Fenomena Artis Korea Mulai Meracuni Remaja Kita!
[Online]. Tersedia di
http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/17/fenomena-artis-korea-mulai-meracuni-remaja-kita/ [5 Januari 2013]
(1)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Delobelle, V. (2008). Corporate Community Management [Online]. Tersedia di http://www.vaninadelobelle.com/ [14 September 2013]
Engel, James F., Blackwell, Roger D., Miniard, Paul W. (1995). Consumer
Behavior (7th ed). Harcourt Brace College Publisher. Orlando.
Essau, C. A. (2008). Adolescent Addiction : Epidemiology, Assessment, and Treatment. New York : Elsevier Inc.
Eun Mee, K. & Jiwon, R. (2007). “South Korean Culture Goes Global: K‐Pop
and the Korean Wave”. Korean Social Science Journal. 34, 1-2.
Ginintasasi, R. (2003). Peranan Kegiatan Kepramukaan dalam Mengembangkan Kemandirian Remaja Anggota Pramuka dan Kaitannya dengan Pola Pengasuhan Orang Tua (Studi Perbandingan Kemandirian Remaja Anggota Pramuka dan Non-Pramuka di Lingkungan Gugus Depan Bandung). Tesis pada Universitas Padjajaran. (Tidak Diterbitkan)
Griffiths, M. (2001). “Sex On The Internet: Observations and Implications for
Internet Sex Addiction.” Journal of Sex Research. 38, (4), 333-342.
Hawkins, Del I., Best, Roger J., Coney, Kenneth A. (1995). Consumer Behavior:
Implication for Marketing Strategy (6th ed). Chicago: Richard D. Irwin
Inc.
Hovart, A. T. (1989). Coping With Addiction [Online]. Tersedia di http://www.cts.com/babtsmrt/coping/html. [25 Agustus 2013]
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Edisi Kelima). Erlangga : Jakarta.
(2)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kasali, R. (2007). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning (4th ed). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Moelong, L.J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Hall, Calvin S. and Linzey, G. (1985). Intoduction to Theories of Personality. Canada : John Wiles and Sons Inc.
Hallyu. (2011). Hallyu [Online]. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu [22 September 2012]
Hansamo, B. (2013). Bandung Hansamo : Bandung Korea Community [Online]. Tersedia di http://hansamobandung.wordpress.com/about/ [15 April 2013] Hasibuan, M.S.P. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Husna, H. (2011). Komunitas Korea Bandung Dipercaya Kedubes Korsel.
[Online]. Tersedia di
http://www.inilah.com/read/detail/1601012/komunitas-korea-bandung-dipercaya-kedubes-korsel [15 April 2013]
Imawati, I. (2013). Pengaruh Finansial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Penelitian UNS. 2, (1), 48-58.
Kotler, P. (2003). Management Pemasaran : Terjemahan Jilid I. (Edisi Kesebelas). Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
(3)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
K-Pop. (2012). [Online]. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/K-Pop [21 Oktober 2012]
Loudon, David K. & Della Bitta, Albert J. (1993). Consumer Behavior :
Concepts and Applications. (4th Edition). United States : Mc Graw Hills.
Mufiyda. (2013). Harga Tiket dan Jadwal Konser Musik Internasional di
Indonesia Tahun 2013 [Online]. Tersedia di
http://uniqpost.com/67219/harga-tiket-dan-jadwal-konser-musisi-internasional-di-indonesia-tahun-2013/ [23 Oktober 2013]
Nugraheni, P.N.A. (2003). Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis pada Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal. Skripsi (Tidak Diterbitkan)
Prastowo, A. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Ramadhan, A.S. (2012). Hubungan Gaya Hidup Konsumtif dengan Harga Diri
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”. Skripsi pada Fakultas
Keperawatan Universitas Indonesia. [Online]. Tersedia di
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20308770-S%2043109-%20Hubungan%20gaya-full%20text.pdf [6 November 2012].
Rice, F.P. (1990). The Adolescent Development, Relationship & Culture. (6th Edition). Boston : Ally & Bacon.
Santrock, J.W. (1998). Adolescene (7th Edition). New York : McGraw-Hill Inc. ___________. (2002). Life-Span Development:Perkembangan Masa Hidup.
(4)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiadi, N.J. (2010). Perilaku Konsumen : Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta : Kencana.
Sindhunata. (2007). Kambing Hitam: Teori René Girard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Steinberg, Laurence. (1995). Adolescene San Francisco : McGraw-Hill Inc. Subandy, I. (1997). Ecstasy Gaya Hidup. Jakarta : Grasindo.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sun, Jung. (2011). "K-pop, Indonesian Fandom, and Social Media." In "Race and Ethnicity in Fandom," edited by Robin Anne Reid and Sarah Gatson, special issue, Transformative Works and Cultures, No. 8.
Soetjipto, H. P. (2005). “Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan
Internet”. Jurnal Psikologi. 32, (2), 74-91.
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan. Bandung : Alfabeta.
Supriyanto, A. (2012). Ini Alasan Remaja Dunia Kecanduan K-Pop [Online].
Tersedia di
http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/12/05/01/m3chbz-ini-alasan-remaja-dunia-kecanduan-kpop [20 Januari 2013]
Suray, A.N. (2006). Hallyu „Gelombang Korea‟ di Asia dan Indonesia: Trend Merebaknya Budaya Pop Korea. Lokakarya Tentang Korea III. Yogyakarta: Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada & The Korean Fondation.
(5)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Toni, S. (2012). Demam Korea Melanda, Gaya Hidup Berubah [Online]. Tersedia di http://hiburan.kompasiana.com/musik/2012/03/02/demam-korea-melanda-gaya-hidup-berubah-443395.html [23 Oktober 2013]
Twitter. (2013). All Fandom! @KpopIndo. [Online]. Tersedia di https://twitter.com/KpopIndo [1 Desember 2013]
Wagner. (2009). Gaya Hidup Shopping Mall sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif pada Remaja di Perkotaan (Kasus : Konsumen Remaja di Tiga One Stop Shopping Mall di Jakarta). Skripsi Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor [Online]. Tersedia di
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12504/I09wag.pdf? sequence=2 [3 Desember 2012]
Winarso. (2011). Fenomena K-Pop [Online]. Tersedia di http://mjeducation.co/fenomena-K-Pop/ [22 September 2012]
Yong Jin, D. (2012). The New Korean Wave in The Creative Industry : Hallyu 2.0. Journal University of Michigan. No. 2, 3-6.
Yunita, K. (2013). K-Pop Jadi Magnet Turis Indonesia Kunjungi Jeju [Online].
Tersedia di
http://travel.detik.com/read/2013/09/12/134944/2356888/1382/kpop-jadi-magnet-turis-indonesia-kunjungi-jeju [23 Oktober 2013]
Yusron, A.A. (2013). Laris Manis, Tiket Konser SNSD di Tiket Box Sold Out!
[Online]. Tersedia di
http://hot.detik.com/music/read/2013/08/18/171142/2333391/1180/laris-manis-tiket-konser-snsd-di-tiket-box-sold-out [23 Oktober 2013]
(6)
Citra Octricia,2013
Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
__________. (2013). Penonton „Super Show‟ Sudah Lebih 1 Juta Orang [Online]. Tersedia di
http://hot.detik.com/music/read/2013/07/08/131434/2295522/1180/penont on-super-show-sudah-lebih-1-juta-orang [23 Oktober 2013]
Zulaeha, E. (2012). Fenomena Artis Korea Mulai Meracuni Remaja Kita!
[Online]. Tersedia di
http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/17/fenomena-artis-korea-mulai-meracuni-remaja-kita/ [5 Januari 2013]