PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD: Studi Quasi Eksperimen Kelas V SDN Taman Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang Provinsi Banten.

(1)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

ABSTRAK

Fikhiyah Rohaniyah (1103012) Penelitian ini dilakukan di SDN Taman Kecamatan Taktatakan Kabupaten Serang Provinsi Banten pada tanggal 20 April 2015 sampai 06 Mei 2015, dengan judul "pengaruh pendekatan Open Ended

Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi

jaring-jaring tabung" , dilatarbelakangi oleh hasil belajar dan aktifitas proses pembelajaran siswa kelas V SDN Taman pada pembelajaran matematika khususnya pada materi jaring-jaring tabung, siswa cenderung memiliki kemampuan berpikir yakni ide, pendapat, atau gagasan yang cenderung sama antara satu siswa dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan hasil studi penjajagan yang telah dilakukan oleh peneliti adanya beberapa faktor yang mengakibatkan permasalahan tersebut diantaranya adalah : 1) pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dimana metode ceramah adalah suatu metode satu arah, yaitu guru cenderung menyampaikan materi namun tidak adanya interaksi dua arah ataupun interaksi tiga arah, selain itu guru tidak memberikan ruang waktu untuk siswa berpikir lebih konkrit dan memiliki kebebasan dalam mengemukakan atau mengungkapkan sebuah ide yang orisinil, divergen maupun otentik. 2) pasifnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu salah satu solusi yang dilakukan penenliti yaitu mencari dan mengaplikasikan pendekatan lain untuk mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif anak sehingga hasil belajar anakpun akan meningkat seiring dengan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif. Dalam penelitian ini penulis mengambil dan mengaplikasikan pendekatan Open

Ended Learning, pendekatan ini mempunyai karakter dimana proses pembelajaran

diaplikasikan untuk menstimulus pendapat anak menjadi lebih terbuka dalam arti memiliki kebebasan untuk berpikir bebas, beragam dan berbeda. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimental Design Pretest-Postest Control

Group Design. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel yaitu Purposive

Sampling Sugiyono (2013, hlm 124), antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

ditentukan dengan merujuk pada kriteria tertentu yang peneliti tentukan. Penelitian ini mempunyai karakter yaitu dengan adanya kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen menggunakan pendekatan Open Ended Learning. Sampel penelitian ini diambil 22 dari 44 orang siswa, adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Analisis data dalam penenlitian ini menggunakan bantuan program SPSS 14. Berdasarkan analisis data Uji T pada data posttest menunjukkan Signifikansi 0,004 (2-tailed) artinya lebih kecil dari signifikansi 5% atau dengan taraf signifikansi p = 0,05 dengan demikian ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberikan pendekatan Open Ended Learning dengan yang diberikan pembelajaran konvensional. Kemudian hasil angket menunjukkan bahwa kegiatan siswa meningkat dengan peningkatan sebesar 17,3 dari hasil rata-rata kemampuan awal siswa. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas V SDN Taman.


(2)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

Kata kunci : Open Ended Learning, Kemampuan berpikir kreatif matematis, Jaring-jaring tabung


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR DIAGRAM ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw ... 8

B. Konsep Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 12

C. Hasil Belajar ... 13

D. Kajian peneliti Terdahulu ... 16

E. Hipotesis Penelitian ... 16

F. Kerangka Berfikir ... 16


(4)

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 19

B. Subjek dan Lokasi ... 19

C. Definisi Operasional ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

E. Teknik Analisis Data……….. F. Prosedur Penelitian G. Instrumen Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Pelaksanaan Penelitian ... 29

B. Hasil Penelitian ... 30

1. Analisis Data Tes Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif ... 30

2. Analisis Hasil Wawancara ... 67

C. Pembahasan ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Simpulan ... 72

B. Saran ... .73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN

SURAT-SURAT RIWAYAT HIDUP


(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu berhitung, berfikir, dan bernalar yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari terutama dalam kegiatan perekonomian, selain itu matematika juga merupakan ibu dari segala ilmu yang ada di alam semesta ini .Matematika merupakan ilmu bernar, sebagai mana menurut John dan Rising matematika adalah ilmu pengetahuan dengan cara bernalar atau berfikir, berkaitan dengan hitungan yang ada pada kehidupan sehari-hari, berasal dari simbol yang padat. menempati posisi mother of scince

(Tiurlina, 2005). "matematika adalah pola berpikir, pola mengirganisasikan, pembuktian yang logik. Matematika adalah bahasa yang menggunakan simbol yang padat, jelas, dan akurat. Simbol matematika sangat padat tetapi mempunyai arti yang sangat luas". Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Oleh sebab itu seorang guru SD harus lah mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya,. Dalam hal ini siswa SD berada pada tahapan operasional konkrit (6-12 tahun) dimana pada tahap tersebut cara berfikir anak harus dengan menggunakan benda-benda konkrit. Mengingat hal tersebut maka guru harus memilih pendekataan yang efektif dan sesuai dengan hakikat peserta didiknya. Pendekatan merupakan cara yang sistematis dan efektif untuk menyampaikan informasi dan mampu menerapkannya pada kehidupan anak. Dengan demikian pembelajaran matematika akan lebih mudah jika dihubungkan dengan realita atau dihubungkan dengan kenyataan yaitu kehidupan sehari-hari, menggunakan media yang konkrit sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan siswa mengenai benda yang terdapat dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, maka anak akan dapat lebih merasakan makna yang disampaikan oleh guru.

Tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai :

1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran yang divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.


(6)

3. Mengembangkan kemampuan penyampaian informasi atau mengkomunikasikan gagasan (Depdiknas, 2003:1).

Sesuai fungsi dan tujuan dari pembelajaran matematika, salah satunya yaitu dengan menerapkan kemampuan berpikir kreatif, berpikir kreatif dapat menemukan ide atau gagasan yang baru dan divergen ketika menemukan sebuah masalah yang harus di pecahkan oleh siswa.

Sebagaimana hasil studi penjajagan dalam penelitian ini hasil tes pada materi jaring-jaring tabung yang dilakukan di Sekolah dasar banyak siswa yang mendapatkan nilai hasil belajar diatas rata-rata nilai KBM, dengan nilai rata-rata KKM yaitu (60) dan hanya terdapat dua orang anak yang mendapatkan nilai di bawah KKM pada hasil ujian semester 2. Hal ini menunjukan hasil belajar yang di capai siswa telah memenuhi standar KKM yaitu (60) dilihat dari nilai ujian yang berjalan dengan baik, namun ketika langsung mengobservasi dan mengadakan suatu pembelajaran langsung dengan meminta guru untuk mencoba mengulang bagaimana pembelajaran berlangsung mengenai proses pembelajaran materi jaring-jaring tabung, pembelajaran yang berlangsung memiliki karakteristik metode konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah, bahwa metode konvensional apabila ditanya suatu konsep atau proses siswa tidak menjawab dengan penuh keyakinan atau malah diam (Marpaung, 2000:264). Menurut pendapat para ahli lain pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan dari pada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajarannya berpusat pada guru, sementara siswa pasif (Supriadi dari Soekisno dari Russefendi, 2002: 31)

Dengan begitun guru hanya cenderung menyampaikan informasi dengan menggunakan pembelajaran satu arah atau cara tradisional, pembelajaran ini telah lama di gunakan. Guru tidak menggunakan media pembelajaran sebagai alat penyampai informasi, siswa juga tidak diikutserta berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan terlihat pasif. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif mengembangkan suatu konsep yang berbeda menurut ide dan pendapat dari masing-masing invidu, sehingga kemampuan siswa tidak berkembang secara optimal. Dan berdasarkan hasil jawaban siswa ketika guru


(7)

bertanya, rata-rata jawaban siswa tidak divergen atau jawaban siswa tidak berbeda anatara satu sama lain mengenai sifat-sifat tabung dan jaring-jaring tabung. Siswa mengalami kesulitan dalam menjelaskan sifat-sifat tabung, dan siswa hanya dapat menggambarkan satu model jaring-jaring tabung yang di contohkan oleh guru. Pandangan saya bahwa pada dasarnya guru mengetahui berbagai macam pendekatan yang ada, namun tidak mengaplikasikan pengetahuannya kedalam situasi dan proses pembelajaran. disinilah terjadinya penyimpangan dan kejanggalan data yang diperoleh dari data nilai hasil belajar siswa dengan situasi belajar yang sedang berlangsung. Antara data dengan situasi tidak signifikan, mengapa bisa terjadinya hasil belajar yang baik pada rata-ratasiswa sedangkan hasil data observasi situasi belajar sangat rendah.

Kondisi tersebut sangat menyimpang dengan berkembangnya teori pendidikan sekarang, dan harus mendapat perhatian untuk lebih dikembangkan sesuai dengan harapan pemerintah yaitu ada 4 kemampuan matematik, kemampuan tersebut adalah kemampuan pemahaman konsep matematik, komunikasi matematik, penalaran matematik, dan koneksi matematik (Depdiknas, 2003:3)

Seiring perkembangan dunia teknologi dan pendidikan. kurikulum terus berganti menjadi kurikulum KTSP yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang terus berkembang pula, dan tidak lagi menggunakan metode ceramah, ceramah hanya digunakan pada waktu tertentu ketika guru membutuhkannya, namun tidak semua disampaikan dengan ceramah. Guru berperan penting dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika karena terjadinya sebab-akibat yang guru sampaikan kepada peserta didik. "Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan stimulus dan respon, dan salah satu koneksionismenya yaitu hukum sebab akibat, dimana hukum ini adalah suatu tindakan akan menimbulkan pengaruh bagi tindakan yang serupa" (Thorndike, 1874-1949). Dari berbagai masalah dan teori yang ada, dan dari berbagai pendekatan matematika yang ada, saya akan melakukan eksperimen mengenai pendekatan Open Ended Learning. OEL atau pembelajaran terbuka merupakan proses pembelajaran yang didalamnya tujuan individu di capai secara terbuka (Hannafin, Hall, Lard, dan Hill, 1994). OEL merupakan pendekatan


(8)

pembelajaran yang membawa anak pada situasi nyaman dan berkaitan pada keterbukaan tentang dunia sekitarnya, memanfaatkan benda-benda nyata sebagai media pembelajaran, sehingga anak dapat merasakan dan mengalami proses pembelajaran secara kongkrit sesuai dengan tingkatan usia anak Sekolah Dasar. Dalam OEL pemahaman anak harus di mediasi secara individual, menilai kapan, apa, dan bagaimana proses pembelajaran itu terjadi. Pemahaman lebih efektif dari pada hanya sekedar mengetahui.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melalukan penelitian eksperimen kuantitatif yang berjudul " Pengaruh Pendekatan Open Ended

Learning (OEL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Jaring-Jaring

Tabung Kelas V SDN Taman Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang Provinsi Banten".

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan tersebut dapat diidentifikasi yaitu:

1. Pasifnya aktivitas pembelajaran yang berlangsung, baik guru maupun siswa.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang tidak beragam dan cenderung paham pada satu konsep yang sudah lumrah dipakai, karena kurangnya stimulus yang diberikan oleh pengajar.

3. Rendahnya pemahaman siswa tentang materi jaring-jaring tabung.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokus, terarah, tidak meluas dan tidak menyimpang, penulis membatasi penelitian ini yaitu bagaimana cara untuk mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam materi jaring

-jaring tabung. Adapun untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yaitu dengan menggunakan tes subyektif dan wawancara.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang saya jelaskan, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:


(9)

1. Adakah pengaruh pendekatan Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi jaring-jaring tabung pada kelas V Sekolah dasar?

2. Seberapa besar pengaruh positif pendekatan Open Ended Learning

terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi jaring-jaring tabung pada kelas V Sekolah Dasar?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui adakah pengaruh pendekatan Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi jaring-jaring tabung pada kelas V Sekolah Dasar?

2. Memperoleh data seberapa besar pengaruh pendekatan Open Ended

Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi

jaring-jaring tabung pada kelas V Sekolah Dasar? F. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini yaitu sebagai berikut

A. Manfaat bagi penulis

a) Dapat menemukan bukti kebenaran jawaban dari hipotesis penelitian.

b) Memberikan gambaran baru untuk melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open EndedLearning secara langsung sebagai guru pengajar.

B. Manfaat bagi guru

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru sebagai referensi dalam proses pembelajaran matematika khususnya.

b) Dapat memberikan inspirasi dalam inovasi pembelajaran dengan penggunaan media yang ada disekitar anak.

c) Dapat mengimplementasikan pendekatan Open Ended Learning. C. Manfaat bagi siswa

a) Hasil penelitian ini diharapakan dapat membantu siswa dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa terhadap


(10)

pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open

Ended learning.

b) Dapat membiasakan cara berpikir kreatif matematis siswa dalam semua materi pembelajaran matematika.

G. Definisi Operasional

Adapun variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Open Ended Learning merupakan salah satu inovasi pendekatan

dalam pembelajaran matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli matematika jepang. Pendekatan ini lahir sekitar dua puluh tahun lalu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Shigemaru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya (Afgani dari Nohda, 2000). Ciri utama open ended adalah suatu masalah diformulasikan sedemikian sehingga memiliki kemungkinan variasi jawaban benar baik dari segi aspek cara ataupun hasilnya.

Open ended learning merupakan pembelajaran terbuka, yaitu

merupakan proses pembelajaran yang tujuan didalamnya membangun tujuan yang diinginkan siswa secara individual (Hannafin, Hall, Land, dan Hill, 1994). Tidak hanya tujuan OEL juga bisa merujuk pada cara-cara untuk mencapai maksud pembelajaran itu sendiri(Hannafin, Hall, Land, dan Hill, 1994). Menurut pendapat beberapa para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan Open ended learning adalah pendekatan yang dikhususkan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terbuka, dimana media yang digunakan haruslahlah konkrit untuk mengantarkan anak ke dalam pemikiran yang terbuka yang memunculkan ide terbuka, berbeda dan beragam.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, hasil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berpikir adalah bernalar atau pikir, hasil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Berpikir kreatif adalah dapat diartikan cara berpikir untuk mengubahatau


(11)

mengembangkan suatu permasalahan, melihat sebuah situasi atau permasalahan dari sisi yang berbeda, terbuka pada berbagai ide gagasan bahkan yang tidak umum dan mengimplementasikan ide perbaikan (Supriadi, 2014). Jadi kemampuan berpikir kreatif yaitu kemampuan berpikir secara otentik, instan, orisinal, spontan, berbeda dari yang lain.

3. Jaring-Jaring Tabung, menurut KKBI, pengertian jaring-jaring bangun ruang adalah pembelahan sebuah bangun yang berkaitan sehingga jika digabungkan akan menjadi sebuah bangun ruang tertentu. Menurut KBBI, pengertian tabung adalah bangun yang berbentuk 3 dimensi yang mempunyai selimut dan alas juga atasnya yang berbentuk lingkaran. Jadi pengertian jaring-jaring tabung adalah suatu kerangka yang terdiri dari beberapa bangun datar menjadi bangun tabung.


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sampel Penelitian

1.Lokai subjek

Lokasi penelitian adalah di SDN Taman yang terletak di daerah perkampungan berdekatan dengan area kopassus Taktakan, Kabupaten Serang Provinsi Banten. Jarak dari SD tempat penelitian ke Serang kota yaitu sekita 1kg, lokasi ini cukup jauh dengan keramaian kota, tempatnya sejuk dan nuansanya masih daerah perkampungan, tidak adanya akses transportasi angkutan umum yang menuju ke tempat tersebut, hanya ada ojek.

2.Populasi

Sekolah Dasar ini terdiri dari 7 kelas yaitu kelas I sampai kelas VI dimana kelas II terdiri dari 2 kelas yaitu kels IIA dan IIB, terdapat 10 guru termasuk didalamnya Kepala Sekolah, 7 Guru kelas, guru agama, dan guru bidang study olah raga yang semuanya itu adalah guru perempuan. Rata-rata jumlah siswa yang

ada disetiap kelas lebih dari 40 siswa, terkecuali kelas IIA dan IIB yaitu sebanyak 30.

3.Sampel penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kelas V sebagai sampel penelitian untuk materi jaring-jaring tabung, jumlah siswanya sebanyak 45. Peneliti

mengambil sampel sebanyak 44, dengan kelas eksperimen sebanyak 22 dan kelas kontrol sebanyak 22 dengan kemampuan awal yang homogen atau sama.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penenlitian ini yaitu menggunakan Quasi

Eksperimental Design dengan bentuk Non Equivalent Control Group Design.

Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrolvariabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiono, 2012:114). Bentuk Non Equivalent Control Group Design

ini merupakan bentuk pretest-postest control group design pada design ini antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen ditentukan secara proporsi dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu setelah dilakukan uji


(13)

coba pretest. Kelas ekperimen adalah kelas yang diberi perlakuan dengan pendekatan Open Ended Learning untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. sedanglan kelas kontrol tidak diberikan perlakukan melainkan hanya menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional yaitu dengan metode ceramah atau pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru ajar setiap harinya. Kelas kontrol dan kelas ekperimen keduanya terlebih dahulu diberikan uji pretest untuk menguji tingkat awal kemampuan berpikir kreatif siswa, kemudian setelah dilakukan pretest, kedua kelas tersebut diadakan pembelajaran, setelah itu dilakukan postest pada kedua kelas tersebut untuk mengetahui adakah pengaruh dan seberapa pengaruh kelas yyang diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan

Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Desain penelitian yang akan dilakukan dalam penenlitian yaitu:

Keterangan:

= tes awal kelas eksperimen

= tes akhir kelas eksperimen

X = perlakuan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended Learning

= tes awal kelas kontrol = tes akhir kelas kontrol

X


(14)

Tabel 3.1 Desain Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk:

1. Tes subjektif dengan tes tertulis 5 soal uraian untuk mengukur perbedaan hasil kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

2. Skala sikap untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Open Ended Learning.

D. Teknik Analisis Hasil Uji Instrumen

Penentuan subjek penelitian

Penyusunan Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan Open Ended

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

pendekatan konvensional Menyusun instrumen penelitian,

membuat kisi-kisi soal uji coba instrumen dan uji validitas instrumen

Uji pretest

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran Open Ended

Learning pada kelas eksperimen

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol

Uji postest

Pengumpulan data


(15)

Sebelum digunakan dalam penelitian, butir soal instrument tes diuji coba terlebih dahulu berdasarkan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

1. Validitas

Suatu tes yang baik akan memiliki tingkat validitas yang tinggi. Validitas merupakan ketepatan dalam mengungkap data. Disinilah perlunya membuat kisi-kisi sebagai pedoman penyusunan tes, sehingga soal-soal tidak menyimpang dari tujuan pengukuran terhadap keseluruhan materi yang akan diungkap. Untuk mengetahui valid tidaknya suatu butir soal, maka perlu dilakukan uji validitas butir soal, yaitu salah satu cara dengan menggunakan software anates versi 4.0.2. Kriteria acual validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 3.2 Kriteria Acuan Penilaian Validitas

Kriteria Keterangan

0,800 - 1,00 Sangat tinggi

0,600 - 0,799 Tinggi

0,400 - 0,599 Sedang

0,200- 0,399 Rendah

0,00 - 0,199 Sangat rendah (tidak valid)

(Ridwan, 2010: 212)

Berdasarkan hasil uji validitas butir soal dengan menggunakan software anates versi 4.0.2.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan keajegan hasil tes, artinya soal dapat memberikan hasil relatif sama jika diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda. Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus korelasi dengan product moment adalah :

r xy =

 

 

2 2

2

  

2

  Y Y N X X N Y X XY N


(16)

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Jumlah peserta tes

X = Skor siswa pada tiap butir soal Y = Skor total

Reliabilitas dianalisis dapat dihitung juga dengan menggunakan software anates versi 4.0.2. Nilai reliabilitas yang didapat diklasifikasikan ke dalam kriteria acuan. Kriteria acuan nilai reliabilitas butir soal dapat dilihat pada di bawah ini:

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas tes

Rentang Nilai r Kriteria

0,800 - 1,00 Sangat tinggi

0,600 - 0,800 Tinggi

0,400 - 0,600 Sedang

0,200 - 0,400 Rendah

0,00 - 0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2009: 109) Berdasarkan hasil uji validitas butir soal dengan menggunakan software anates versi 4.0.2.

3. Tingkat Kesukaran

Suatu tes yang baik akan memiliki tingkat kesukaran yang seimbang yaitu pada tes yang mudah, sedang, dan sukar. Memang tidak ada kriteria yang pasti, namun lazimnya tes yang memiliki tingkat kesukaran sedang lebih banyak dari pada yang sulit atau yang mudah, yaitu 25% sulit, 50% sedang, 25% mudah. Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu sebagai berikut:

TK = Ru+RL 2n

Ru = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal. RL = Jumlah testi kelompok rendah yang menjawab benar suatu soal. n = 27% dari seluruh testi


(17)

Tingkat kesukaran juga dapat dihitung dengan menggunakan software anates versi 4.0.2. Nilai P yang diperoleh kemudian di interpretaikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan kriteria berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi tingkat kesukaran butir soal

Nilai P Kriteria

P 0,00 – 0,30 Sukar

P 0,31 – 0,70 Sedang

P 0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2009: 210)

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran butir soal, dengan menggunakan ANATES.

E.Daya Pembeda

Selain memiliki tingkat kesukaran, tes juga harusmemiliki daya pembeda antara testi yang mampu mengerjakan tes dan testi yang tidak dapat mengerjakan tes. Hal ini akan ditunjukan oleh adanya perbedaan hasil atau skor yang diperoleh oleh kelompok unggul dengan skor yang diperoleh oleh kelas rendah. Suatu item yang memiliki daya pembeda akan ditunjukan oleh pemerolehan hasil kelompok unggul yang lebih banyak daripada kelompok rendah.

DP = Ru+RL n

Ru = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal. RL = Jumlah testi kelompok rendah yang menjawab benar suatu soal. n = 27% dari seluruh testi

Daya pembeda dalam bentuk soal pilihan ganda dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini : DB = BA – BB


(18)

Keterangan :

BA : Jumlah jawaban benar untuk kelas atas BB : Jumlah jawaban benar untuk kelas bawah N : Jumlah peserta tes.

Kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini:

Tabel 3.5 Kriteria Acuan Daya Pembeda

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2009: 218)

Berdasarkan hasil uji daya pembeda butir soal dengan menggunakan ANATES.

3.4.Teknik Pengolahan Data 1. Penliaian Tes

Skor tes kemampuan berpikir kreatif dengan tes subyektif, jawaban lengkap diberi skor 20, jawaban sebagian lengkap diberi skor 15 dan jawaban tidak lengkap diberi skor 10. Kategori acuan tes kemampaun berpikir kreatif matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 5 berdasarkan kategori menurut Djamarah (2005: 263) sebagai berikut:

1. Analisis Gain

Untuk memperoleh peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan rumus sebagai berikut :

Indeks Gain = Skor postes – Skor pretes


(19)

Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan gain ternormalisasi menurut klasifikasi Meltzer (2002:184) sebagai berikut:

Tabel 3.6 Indeks nilai gain ternormalisasi

Nilai Gain Interpretasi

0,7< g < 1 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

0 < g < 0,3 Rendah

3.5. Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap data-data yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan dilakukan dengan software SPSS versi 14.

2.Uji Homogenitas

Jika data berasal dari populasi berdistribusi normal, maka selanjutnya akan diuji apakah data tersebut homogen atau tidak. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan dengan menggunakan uji Fdan dilakukan dengan software SPSS versi 14.

F. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t). Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel yang merupakan uji perbandingan (uji komparatif). Tujuan dari uji komparatif adalah untuk membandingkan apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Syarat untuk melakukan uji-t ini adalah ketika uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi. Adapun rumus untuk menghitung uji-t adalah (Sugiyono, 2013, hlm. 274) :


(20)

̅ ̅

√ (

√ ) (√ )

Keterangan:

r = Nilai Korelasi X1 dengan X2

n1 dan n2 = Jumlah sampel

̅ dan ̅ = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2

1 dan = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2

dan = Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2

Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh menggunakan

software untuk menghitung data statistik, yaitu program SPSS 14.0 setelah

mengatahui normalitas dan homogenitas datanya,dengan cara memasukan input

atau data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analisis

compare means dan independent–samples t test. Setelah dimasukan data pada

variebel view maka akan keluar output berupa tabel uji t.

G. Uji Anova dan Scheffe

Uji anova dan scheffe dilakukan untuk melihat letak perbedaan kemampuan berpikir kreatif pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Cara menghitung ujji anova dan scheffe akan dilakukan dengan bantuan SPSS 14 for windows dengan langkah-langkah adalah masukkan data, pilih compare means- one way anova untuk mnegetahui niai yang dominan perbedaannya dari ketiga kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

H. Pengelompokkan Data

Nilai dikelompokkan berdasarkan nilai kelompok tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokkan nilai tersebut akan menggunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika x ≥ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “tinggi”


(21)

c. Jika x < (β - std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “rendah” Keterangan :

x = Nilai Siswa

β = Nilai Rata-rata Siswa std = Standar Deviasi Kelas I. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Uji gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pendekatan Open Ended

Learning. Gain yang diperoleh di normlisasi oleh selisih antara skor masksimal

(Smaks) dengan skor postes. Dimana skor maksimalnya adalah 100. Hal ini

dimaksud untuk menghindari kesalahan menginterpretasikan perolehan gain

siswa. Gain yang dinormalisasi diperoleh dari menghitung selisih antara skor postes (Spost) dan skor pretes (Spre) dibagi oleh selisih antara skor maksimal

dengan skor postes. Peningkatan yang terjadi sebelumnya dan sesudah pembelajaran menurut Hake (dalam Rostina, 2014, hlm. 151) dihitung dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini:

g = Spos - Spre

Smaks - Spre

Keterangan : g = Gain Spre = Skor pretes

Spos = Skor postes

Smaks = Skor maksimal

Dengan kriteria tingkat gain dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.6

Interpretasi N–Gain


(22)

-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi Penurunan

g = 0,00 Tidak Terjadi Peningkatan

g > 0,7 Gain Tinggi

0,3 < g ≤0,7 Gain Sedang


(23)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analasis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka pada bab v ini akan dijelaskan mengenai simpulan dan saran atas penenlitian ini yaitu sebagai berikut:

A. Simpulan

Adapun beberapa kesimpulan penelitian ini yaitu:

1. Terdapat perbedaan antara siswa yang diberikan pendekatan konvensional dengan siswa yang diberikan pendekatan Open Ended

Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

dalam materi jaring-jaring tabung, hal ini dibuktikan dari hasil ide dan pendapat siswa dalam mendesain jaring-jaring tabung sangat beragam dan berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat dengan menggunakan pendekatan Open Ended Learning lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sampel yang diambil dari penelitian ini yaitu terdiri dari 22 siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, sementara pada pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh varians sebesar 208,0628 dan 204,1126 dan pada postest yaitu 316,0714 dan 422,9978 dengan standar deviasi pretest 14,424 dan 14,2868 serta postest sebesar 13,84242 dan 20,56691.

3. Pendekatan Open Ended Learning, berpengaruh terhadap proses pembelajaran matematika. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil data perolehan dari pretest dan postest baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. rata-rata kelas eksperimen sebesar 53,4 setelah diberikan pendekatan Open Ended Learning berubah menjadi 80,2 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 52,7 setelah diberikan pembelajaran konvensional menjadi 62,9. Jadi terdapat pengaruh sebesar 17,3


(24)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

dengan menggunakan pendekatan Open Ended Learning, sedangkan yang tidak menggunakan pendekatan OEL sebesar 0,7. Dari hasil analisis pengolahan data yang telah dilakukan, membuktikan bahwa pendekatan Open Ended Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam konsep jaring-jaring tabung pada siswa kelas V, untuk itu semoga penelitian ini dapat dijadikan panduan atau referensi bagi pendidik untuk lebih mengembangkan dan mengaplikasikan berbagai macam metode, strategi, ataupun model pembelajaran yang efektif.

Adapun kendala yang terjadi ketika penelitian berlangsung, yaitu agak sulitnya menstimulus cara berpikir anak yang divergen karena adanya kemungkinan proses pembelajaran yang guru ajarkan setiap harinya kurang mengasah pada tingkat kemampuan berpikir anak, namun kendala tersebuh dapat diatasi ketika peneliti membimbing secara individu.

B. Saran

Pendekatan Open Ended Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa cukup inovatif digunakan khususnya dalam materi jaring-jaring tabung pada kelas V semester 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya guna mengembangkan dan meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, metode, maupun model pembelajaran yang inovatif khususnya bagi anak Sekolah Dasar, sehingga dapat meningkatkan berbagai kemampuan siswa. semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membacanya.


(25)

DAFTRA PUSTAKA

1) Huda, M. 2014. Model-Mode Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2) Susanto, A. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

3) Sadulloh, U. 2011. Pedagogik. Bandung : Afabeta.

4) Depdiknas. 2003. Kurikulum Pendidikan Dasar:GBPP Sekolah

Dasar. Jakarta: Depdiknas.

5) Rakhmat, C. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Andira.

6) Yuasnandar, E. 2014. Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan Mandiri Press.

7) Tiurlina. 2005. Pendidikan Matematika 1. Serang : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

8) Yusnandar, E. 2013. Belajar dan Pembelajaran di SD. Serang : Ikhwan Mandiri Press.

9) Supriadi. 2014. Kapita Selekta Matematika PGSD. Serang : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

10)Mustakim, B. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Depdiknas.

11)Supriadi. 2011. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika


(26)

Pembelajaran Inquiry Based Learning dan Pendekatan Konvensional. Jurnal Pendidikan Dasar. 11-24.

12)Setiamiharja, Kusmiyati. 2007. Pendekatan Open Ended di Sekolah

Dasar. Jurnal Pendidikan dasar Nomor 8 , 1-5.

13)Sari, Kurniawati, Pramesti. 2013. Penerapan Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Ditinjau Dari Respon Siswa Terhadap

Pembealajaran. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Volume 1

Nomor 1.

14) Margono, S. 2007. Metodologi penelitian pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta : ix + 259 hlm.

15) Nazir, M. 2009. Metode penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor : xi + 413 hlm.

16)Purwanto. 2011. Evaluasi hasil belajar. Pustaka Belajar, Yogyakarta: x + 223 hlm.

17)Sudjana,N. 2005. Metoda statistika. Tarsito, Bandung: x + 348 hlm. 18)Wibowo, H. 2010. Pengantar teori-teori belajar dan model-model

pembelajaran. Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Serang : viii + 152


(1)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Jika x < (β - std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “rendah” Keterangan :

x = Nilai Siswa

β = Nilai Rata-rata Siswa std = Standar Deviasi Kelas I. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Uji gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pendekatan Open Ended Learning. Gain yang diperoleh di normlisasi oleh selisih antara skor masksimal (Smaks) dengan skor postes. Dimana skor maksimalnya adalah 100. Hal ini dimaksud untuk menghindari kesalahan menginterpretasikan perolehan gain siswa. Gain yang dinormalisasi diperoleh dari menghitung selisih antara skor postes (Spost) dan skor pretes (Spre) dibagi oleh selisih antara skor maksimal dengan skor postes. Peningkatan yang terjadi sebelumnya dan sesudah pembelajaran menurut Hake (dalam Rostina, 2014, hlm. 151) dihitung dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini:

g = Spos - Spre Smaks - Spre Keterangan :

g = Gain

Spre = Skor pretes Spos = Skor postes Smaks = Skor maksimal

Dengan kriteria tingkat gain dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.6

Interpretasi N–Gain


(2)

29

Fikhiyah Rohaniyah,2016

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi Penurunan

g = 0,00 Tidak Terjadi Peningkatan

g > 0,7 Gain Tinggi

0,3 < g ≤0,7 Gain Sedang


(3)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analasis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka pada bab v ini akan dijelaskan mengenai simpulan dan saran atas penenlitian ini yaitu sebagai berikut:

A. Simpulan

Adapun beberapa kesimpulan penelitian ini yaitu:

1. Terdapat perbedaan antara siswa yang diberikan pendekatan konvensional dengan siswa yang diberikan pendekatan Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam materi jaring-jaring tabung, hal ini dibuktikan dari hasil ide dan

pendapat siswa dalam mendesain jaring-jaring tabung sangat beragam

dan berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat dengan menggunakan pendekatan Open Ended Learning lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sampel yang diambil dari penelitian ini yaitu terdiri dari 22 siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, sementara pada pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh varians sebesar 208,0628 dan 204,1126 dan pada postest yaitu 316,0714 dan 422,9978 dengan standar deviasi pretest 14,424 dan 14,2868 serta postest sebesar 13,84242 dan 20,56691.

3. Pendekatan Open Ended Learning, berpengaruh terhadap proses pembelajaran matematika. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil data perolehan dari pretest dan postest baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. rata-rata kelas eksperimen sebesar 53,4 setelah diberikan pendekatan Open Ended Learning berubah menjadi 80,2 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 52,7 setelah diberikan pembelajaran konvensional menjadi 62,9. Jadi terdapat pengaruh sebesar 17,3


(4)

73

Fikhiyah Rohaniyah,2016

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan pendekatan Open Ended Learning, sedangkan yang tidak menggunakan pendekatan OEL sebesar 0,7. Dari hasil analisis pengolahan data yang telah dilakukan, membuktikan bahwa pendekatan Open Ended Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam konsep jaring-jaring tabung pada siswa kelas V,

untuk itu semoga penelitian ini dapat dijadikan panduan atau referensi bagi pendidik untuk lebih mengembangkan dan mengaplikasikan berbagai macam metode, strategi, ataupun model pembelajaran yang efektif.

Adapun kendala yang terjadi ketika penelitian berlangsung, yaitu agak sulitnya menstimulus cara berpikir anak yang divergen karena adanya kemungkinan proses pembelajaran yang guru ajarkan setiap harinya kurang mengasah pada tingkat kemampuan berpikir anak, namun kendala tersebuh dapat diatasi ketika peneliti membimbing secara individu.

B. Saran

Pendekatan Open Ended Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa cukup inovatif digunakan khususnya dalam materi jaring-jaring tabung pada kelas V semester 2.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya guna mengembangkan dan meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, metode, maupun model pembelajaran yang inovatif khususnya bagi anak Sekolah Dasar, sehingga dapat meningkatkan berbagai kemampuan siswa. semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membacanya.


(5)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM

MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTRA PUSTAKA

1) Huda, M. 2014. Model-Mode Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2) Susanto, A. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

3) Sadulloh, U. 2011. Pedagogik. Bandung : Afabeta.

4) Depdiknas. 2003. Kurikulum Pendidikan Dasar:GBPP Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

5) Rakhmat, C. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Andira.

6) Yuasnandar, E. 2014. Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan Mandiri Press.

7) Tiurlina. 2005. Pendidikan Matematika 1. Serang : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

8) Yusnandar, E. 2013. Belajar dan Pembelajaran di SD. Serang : Ikhwan Mandiri Press.

9) Supriadi. 2014. Kapita Selekta Matematika PGSD. Serang : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

10)Mustakim, B. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Depdiknas.

11)Supriadi. 2011. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Mahasiswa PGSD Antara Mahasiswa yang Mendapatkan


(6)

75

Fikhiyah Rohaniyah,2016

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM

MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Inquiry Based Learning dan Pendekatan Konvensional. Jurnal Pendidikan Dasar. 11-24.

12)Setiamiharja, Kusmiyati. 2007. Pendekatan Open Ended di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dasar Nomor 8 , 1-5.

13)Sari, Kurniawati, Pramesti. 2013. Penerapan Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Ditinjau Dari Respon Siswa Terhadap Pembealajaran. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Volume 1 Nomor 1.

14) Margono, S. 2007. Metodologi penelitian pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta : ix + 259 hlm.

15) Nazir, M. 2009. Metode penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor : xi + 413 hlm.

16)Purwanto. 2011. Evaluasi hasil belajar. Pustaka Belajar, Yogyakarta: x + 223 hlm.

17)Sudjana,N. 2005. Metoda statistika. Tarsito, Bandung: x + 348 hlm. 18)Wibowo, H. 2010. Pengantar teori-teori belajar dan model-model

pembelajaran. Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Serang : viii + 152 hlm


Dokumen yang terkait

Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia melalui model open-ended problems

3 19 228

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended

0 7 0

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN 2 Kota Serang Kecamatan Serang.

1 3 49

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SD PADA MATERI BANGUN DATAR: Studi Eksperimen di Kelas V SDN Cigabus Kecamatan Taktakan, Kota Serang.

1 6 43

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMECAHAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN BANGUN DATAR (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Sindang IV dan SDN Sindan

2 5 58

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Makassar.

0 0 35

View of PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MAHASISWA PGSD

0 0 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED

1 9 7