PENGARUH MODEL EXPERIENTAL LEARNING TERHADAP BERPIKIR KREATIF DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR : Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas V SDN Isola dan SD Laboratorium – Percontohan UPI Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

(1)

PENGARUH MODEL EXPERIENTAL LEARNING TERHADAP BERPIKIR KREATIF DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas V

SDN Isola dan SD Laboratorium – Percontohan UPI Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendididkan Dasar

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

oleh

Aulia Akbar

1103822

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PENGARUH MODEL EXPERIENTAL LEARNING TERHADAP BERPIKIR KREATIF DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas V

SDN Isola dan SD Laboratorium – Percontohan UPI Kota Bandung Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia)

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

Aulia Akbar. 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul, “Pengaruh Model Experiential Learning terhadap Berpikir Kreatif dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa

Sekolah Dasar” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut di atas, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

Aulia Akbar

1103822


(4)

LEMBAR PENGESAHAN AULIA AKBAR

1103822

PENGARUH MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP BERPIKIR KREATIF DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

SISWA SEKOLAH DASAR Bandung, Agustus 2014

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: DOSEN PEMBIMBING I,

Tatat Hartati, M. Ed., Ph.D. NIP 19530312 197903 2 002 DOSEN PEMBIMBING II,

Buchrudin Musthafa, M. A., Ph. D. NIP 19570310 198703 1 001

Mengetahui,

KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA,

Dr. Ernawulan Syaodih, M. Pd. NIP 19651001 199802 2 001


(5)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Berpikir Kreatif ... 8

1. Pengertian Berpikir Kreatif ... 10

2. Proses Berpikir Kreatif ... 11

3. Karakteristik Berpikir Kreatif ... 12

4. Pentingnya Berpikir Kreatif... 14

5. Hubungan Berpikir Kreatif dan Menulis ... 15

B. Menulis ... 17

1. Pengertian Menulis ... 17

2. Unsur-unsur Menulis ... 17

3. Manfaat Menulis ... 18

4. Tujuan Menulis ... 18

5. Asas Menulis yang Baik ... 19

6. Hubungan Menulis dengan Berpikir ... 20

C. Narasi ... 22

1. Pengertian Narasi ... 22

2. Jenis-jenis Karangan Narasi ... 22

3. Ciri-ciri Karangan Narasi ... 24

D. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 26

1. Hakikat belajar ... 26

2. Hakikat Siswa Sekolah Dasar ... 27


(6)

viii

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kondisi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 29

5. Model Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 35

Halaman E. Model Experiential Learning... 39

1. Dasar Pemikiran Penggunaan Model Experiential Learning ... 39

2. Pengertian Model Experiential Learning ... 41

3. Prinsip-prinsip Model Experiential Learning... 41

4. Keunggulan Model Experiential Learning ... 43

5. Perbedaan Model Experiential Learning dan Konvensional... 43

6. Prosedur Pembelajaran Model Experiential Learning ... 45

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 46

G. Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian ... 49

1. Lokasi Penelitian ... 49

2. Populasi Penelitian ... 49

3. Sample Penelitian ... 50

B. Desain Peneitian ... 50

C. Metode Penelitian ... 52

D. Definisi Oprasional ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 53

1. Wawancara ... 53

2. Tes ... 55

F. Teknik Pengumpulan Data... 59

G. Teknik Analisis Data... 59

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Homogenitas ... 61

3. Uji Hipotesis ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data ... 67

1. Deskripsi Tingkat BK dan Keterampilan MKN Siswa ... 67

2. Perbedaan Peningatan Kelas Eksperimen dan Kontrol BK ... 68

3. Perbedaan Peningatan Kelas Eksperimen dan Kontrol BK ... 70

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

1. Pembahasan Deskripsi Tingkat BK dan Ket. MKN Siswa ... 73

2. Pembahasan Perbedaan Peningkatan BK Kls Eks dan Kntrol ... 74

3. Pembahasan Perbedaan Peningkatan MKN Kls Eks dan Kntrol ... 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN


(7)

viii

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan... 79

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(8)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Aulia Akbar (1103822): Effect of Experiential Learning Model on Creative Thinking and Writing Skills Authorship Elementary School Students.

This research is motivated that the ability to think creatively and write essays students are still lacking. This has become a driving force to implement the model of Experiential Learning as a learning model. The main objective of this study was to obtain real about improving student learning outcomes were studied by using a model of experiential learning in teaching students to write a narrative essay. The research method used was a quasi experiment, the subjects consisted of two schools, SD Laboratorium-Percontohan UPI as control class and SDN Isola as experimental class. Collecting data in this study using a test-shaped bouquet. The data collected consisted of initial capabilities through pre-test and data through post-test results after treatment. Based on research conducted proved that the average value of creative thinking of students gain a higher grade than the experimental average gain control class. It is also evident in the data of students essay writing skills that the average value of the experimental gain a higher grade than the average grade gain control. Based on the above data it can be said that the application of experiential learning models affect the increased creative thinking and writing narrative essays students.


(9)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Aulia Akbar (1103822): Pengaruh Model Experiential Learning terhadap Berpikir Kreatif dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa berpikir kreatif dan menulis karangan siswa yang masih tergolong kurang. Hal ini menjadi pendorong untuk menerapkan model Experiential Learning sebagai model pembelajaran. Tujuan utama penelitian ini untuk memperoleh gambaran nyata mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan model experiential learning dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi, dengan subjek yang terdiri dari dua sekolah yaitu Sekolah Dasar Laboratorium-Percontohan UPI sebagai kelas kontol dan Sekolah Dasar Negeri Isola sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes berbentuk karangan. Data yang dijaring terdiri atas kemampuan awal melalui prates dan data hasil setelah perlakuan melalui pascates. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terbukti bahwa nilai rata-rata gain berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata gain kelas kontrol. Hal ini juga terbukti pada data keterampilan menulis karangan siswa bahwa nilai rata-rata gain kelas eksperimen yang lebih tinggi dari rata-rata-rata-rata gain kelas kontrol. Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa penerapan model experiential learning berpengaruh terhadap peningkatan berpikir kreatif dan menulis karangan narasi siswa.


(10)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pendidikan di Indonesia pada abad 21 dituntut memiliki kemampuan memecahkan masalah, mandiri, produktif, inovatif, berpikir kreatif, berpikir kritis, dapat mengkomunikasikan gagasannya secara efektif, dan mampu bekerja secara efesien baik secara individu maupun dalam kelompok agar dapat memiliki daya saing yang tinggi dalam menghadapi zaman yang semakin kompetitif. Kemampuan tersebut sangatlah penting sebab berpikir merupakan modal dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kemampuan berpikir memegang peranan penting dalam proses pendidikan, melalui berpikir guru tidak hanya sekedar transfer of knowledge namun menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih berkualitas dan bermakna. Hartati (2002, hal. 79) menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah melatih kemampuan berpikir siswa. Salah satu kemampuan berpikir yang harus dimiliki oleh siswa adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan ini sangatlah penting dimiliki siswa sebab pembelajaran yang melibatkan kemampuan berpikir akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga siswa memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Treffinger (Munandar, 1992, hal. 37) memberikan empat alasan pentingnya belajar kreatif, salah satunya adalah belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang akan timbul di masa yang akan


(11)

2

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

datang, sehingga mengharuskan anak untuk memikirkan bagaimana solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Beberapa karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah mengajarkan anak terampil menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Menulis adalah satu satu aspek keterampilan yang penting dalam berbahasa, menulis merupakan media komunikasi dalam menyampaikan pikiran, pendapat serta informasi. Tidak seperti halnya kemampuan menyimak dan berbicara yang diperoleh manusia dari pembawaan, kemampuan membaca dan menulis merupakan kemampuan yang harus dilatih dan dipelajari. Tarigan (2008, hal. 4) menjelaskan bahwa keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak dan teratur.

Berdasarkan empat keterampilan berbahasa, keterampilan menulislah yang paling sulit dikuasai siswa karena menuntut penguasaan keterampilan berbahasa lainnya dan juga proses kognitif siswa selain itu keterampilan menulis tidak akan datang dengan tiba-tiba melainkan harus dilatih dan dikembangkan sejak dini. Hal ini sependapat dengan yang diungkap Cahyani dan Hodijah (2007, hal. 2) bahwa:

Menulis merupakan keterampilan yang paling rumit karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan mengungkapkan pikiran-pikiran dalam suatu tulisan yang teratur.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menulis adalah unsur kreativitas, tulisan akan menjadi hambar dan tidak menarik bila siswa tidak dapat menuangkan ide dengan baik, sebab salah satu kemenarikan dalam sebuah tulisan adanya ketertarikan pembaca terhadap apa yang dibaca. Hal ini merupakan salah satu tanggung jawab guru, selain membudayakan dan mengajarkan bagaimana cara serta aturan dalam menulis juga harus mengajarkan cara membuat sebuah tulisan yang baik, sehingga siswa menjadi lebih tertarik serta percaya diri dalam menulis.

Pada kenyataannya walaupun sudah banyak model, pendekatan, strategi dan metode telah dikembangkan namun budaya menulis belum juga dapat


(12)

3

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan dengan baik baik individu maupun kelompok. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan menulis orang Indonesia masih sangat rendah mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Alwasilah (Hartati, 2009 hal. 72) bahwa dalam 20 tahun terakhir pendidikan di Indonesia dari sekolah dasar hingga universitas belum berhasil mengajarkan menulis. Bila kita cermati dengan baik salah satu faktor yang mendasari hal tersebut karena guru kurang memanfaatkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Menulis merupakan hal yang penting dan pokok dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam belajar bahasa. Menulis merupakan kemampuan tingkat tinggi dalam berbahasa, sebab menulis tidak hanya menuntut kemampuan dalam berbahasa tetapi juga menuntut kecakapan dalam berpikir secara sistematis, kreatif dan kritis. Tarigan (2008, hal. 22) bahwa belajar menulis adalah belajar berpikir mendalam dengan cara penemuan/pengalaman, penyusunan urutan pengalaman, dan ketepatan pemilihan kata. Dengan kata lain bahwa aktivitas menulis tidak dapat dilepaskan dari kemampuan baik berpikir kreatif maupun berpikir kritis siswa, hal ini diungkapkan melalui tulisan dalam penyampaian ide, bentuk penataan dan penyusunan kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf yang padu dan sistematis agar pemikiran penulis sama dengan pembaca. Kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan secara tertulis mencerminkan kemampuan berpikirnya, karena berpikir dan menulis merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Isola dengan menggunakan instrumen berupa angket dan wawancara diperoleh informasi bahwa tingkat berpikir kreatif berada dalam kategori rendah dan keterampilan menulis karangan siswa berada dalam kategori sedang. Hal ini, dapat dilihat dari masalah yang timbul dalam pengajaran menulis karangan, diantaranya; kesulitan dalam memulai suatu tulisan, kesulitan dalam penggunaan EYD, susahnya siswa mengungkapkan pikirannya, kurang berminatnya siswa dalam menulis,


(13)

4

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengarang belum menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi siswa pembelajaran menulis belum berorientasi pada siswa, serta belum dapat menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif dalam menulis karangan. Kondisi pembelajaran seperti ini tidak sesuai dengan salah satu prinsip yang dikembangkan dalam KTSP (2006, hal. 3) adalah sebagai berikut:

berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya yang mengandung arti untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Prinsip di atas sesuai dengan apa yang dikemukakan Trilling, B. & Hood, P. (Santoso, 2008, hal. 8) bahwa pembelajaran di era pengetahuan ini diantaranya dicirikan dengan siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya dan peran guru sebagai fasilitator, pembelajaran berpusat pada siswa, dan kerjasama. Sajalan dengan hal tersebut menurut Edgar Dale (Laisouw, 2008, hal. 8) bahwa pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah direct purposeful experience yaitu pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan lingkungan, objek, manusia, hewan, dsb. Dari pendapat ini dapat kita simpukan bahwa pengalaman merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar, terutama dalam hal menulis yang membutuhkan keterampilan bahasa yang baik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan menulis karangan narasi dan berpikir kreatif adalah model experiential learning. Model experiential learning merupakan pendekatan yang menekankan pada peran siswa untuk menyusun sendiri pengetahuannya melalui pembelajaran yang dilakukan, dalam hal ini guru bertugas lebih banyak menjadi fasilisator. Pembelajaran ini mendorong siswa memiliki kompetensi sebagaimana prinsip KTSP dan tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kolb (Sofia, 2012, hal. 22) mendefinisikan experiential learning adalah belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman.


(14)

5

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mardana (2006, hal. 37) mengemukakan bahwa belajar dari pengalaman mencakup keterkaitan antara berbuat dan berpikir. Jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar, maka siswa itu akan belajar jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar tersebut siswa secara aktif berpikir tentang apa yang dipelajari dan kemudian bagaimana menerapkan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan pada latar belakang di atas, menurut peneliti bahwa pembelajaran mengarang narasi sangat cocok dengan menggunakan model Experiential Learning. Karena pendekatan ini, menjadikan pengalaman sebagai landasan bagi proses menulis siswa, siswa sendiri yang mengkonstruksi ingatannya dalam bentuk tulisan, isi, maupun teknik menulis. Model ini memfasilitasi siswa dalam mengekspresikan gagasan-gagasan mereka berdasarkan pengalaman yang secara logis, jelas dan ditata secara menarik dalam bentuk tulisan berupa karangan.

Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Model Experiential Learning terhadap Berpikir Kreatif dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

B. Perumusan Masalah Penelitian

Pembelajaran di sekolah dasar dikatakan belum sampai pada tahap maksimal pernyataan tersebut dilandasi beberapa survei dan hasil penelitian bahwa guru belum dapat mengarahkan siswa pada kebiasaan dan cara menulis yang tepat dengan model dan metode-metode yang ada, walaupun menurut beberapa ahli kemampuan menulis merupakan sebuah keterampilan yang harus dibiasakan sejak dini. Namun, pada saat ini pembelajaran menulis belum dapat mengembangkan potensi siswa serta belum mengarahkan siswa agar gemar dalam menulis dan mewadahi siswa dalam menyampaikan pemikiran kreatif mereka sehingga memunculkan karya-karya yang menarik. Oleh sebab itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada keterampilan menulis karangan narasi dan kemampuan


(15)

6

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir kreatif siswa Kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan model experiential learning pada pelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, pertanyaan penelitian untuk tesis ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keadaan berpikir kreatif dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN Isola sebelum menggunakan model experiential learning?

2. Apakah terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa yang menerapkan model experiential learning dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan narasi siswa yang menerapkan model experiential learning dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh model experiential learning terhadap kemampuan menulis karangan narasi dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk.

1. Mengetahui keadaan berpikir kreatif dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN Isola sebelum menggunakan model experiential learning?

2. Mengetahui perbedaan berpikir kreatif siswa yang menerapkan model experiential learning dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.

3. Mengetahui perbedaan keterampilan menulis karangan narasi siswa yang menerapkan model experiential learning dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.


(16)

7

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis:

a. Bagi akademik dapat memberikan informasi pengaruh model experiential learning terhadap berpikir kreatif dan keterampilan menulis narasi. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar terutama pada materi menulis karangan narasi.

b. Bagi ilmu pengetahuan, bermanfaat terutama dalam pengembangan berpikir kreatif dan keterampilan menulis narasi yang diperoleh melalui penerapan model experiential learning.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru/pendidik dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mencari alternatif model pembelajaran untuk menciptakan kegiatan belajar yang dapat meningkatkan berpikir kreatif dan keterampilan menulis narasi.

b. Bagi Prodi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana, dapat menjadi referensi/acuan dalam membuat dan mengembangkan model experiential learning untuk perkuliahan maupun pengembangan keilmuan.

c. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pihak-pihak yang terkait dengan bidang pendidikan mengenai peningkatan kualitas pembelajaran di SD dengan model experiential learning sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian dan sumber analisis lebih lanjut dalam upaya memperoleh konsep-konsep baru bagi pengembangan mutu pendidikan di masa yang akan datang. d. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat dijadikan pengalaman praktis

penelitian dan pengaruh pendekatan pembelajaran sebagai bahan untuk meningkatkan kemampuan akademik dalam pengembangan model pembelajaran.


(17)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Isola dan SD Laboratorium-Percontohan UPI berlokasi di kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Pemilihan subjek dan lokasi penelitian berdasarkan pada pertimbangan bahwa:

a. Kedua sekolah tersebut belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Model Experiential Learning.

b. Dari hasil UN pada tahun 2012-2013 SDN Isola mandapatkan pringkat ke 3 nilai Ujian tertinggi sedangkan SD Laboratorium-Percontohan pada peringkat ke 2.

c. Secara prestasi SDN Isola dan SD Laboratorium-Percontohan UPI memiliki tingkat prestasi yang setara. Nilai akreditasi SDN Isola dan SD Laboratorium-Percontohan UPI adalah A.

2. Populasi Penelitian

Menurut menurut Arikunto (2012, hal. 130) bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2010, hal. 117) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas V SDN Isola dan SD Laboratorium-Percontohan UPI dan belokasi di kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.


(18)

50

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010, hal. 118) bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dialami oleh populasi tersebut. Sedangkan sampel penelitian difokuskan kepada siswa sekolah dasar kelas V SDN Isola sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol adalah siswa kelas V SD Labratorium-Percontohan UPI.

Siswa kelas V SDN Isola dijadikan kelas eksperimen dengan jumlah 30 siswa dan satu guru, sementara siswa kelas V SD Laboratorium-Percontohan UPI akan dijadikan kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 dan satu guru, agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Subjek Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Nama Sekolah Kelas Guru Murid

1 SDN Isola Eksperimen 1 30

2 SD Laboratorium-Percontohan UPI Kontrol 1 30

Jumlah 2 60

B. Desain Penelitian

Penentuan desain penelitian tergantung kepada tujuan suatu penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sukmadinata (2012, hal. 287) bahwa desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain “pretest-posttest control group design” (Sugiyono, 2010, hal. 114). Subjek penelitian tidak dikelompok secara acak, tetapi menerima keadaan subjek apa adanya. Kemudian dilakukan prates terhadap kedua kelompok, setelah itu kelompok eksperimen diberikan perlakuan, yaitu pembelajaran dengan model


(19)

51

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

experiential learning dan diakhiri dengan pemberian pascates pada kedua kelompok. Untuk prates dan pascates digunakan perangkat test yang sama.

Rancangan desain penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

(Sugiono, 2010, hal. 112) Keterangan :

O1 = tes awal (prates) O2 = tes akhir (pascates)

X = pembelajaran berpikir kreatif dan keterampilan menulis karangan narasi dengan model experiential learning

Langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Memilih dua kelas dari subjek penelitian yang ada untuk dijadikan tempat penelitian. Pemilihan tersebut dilakukan secara acak. Subjek yang terpilih yaitu kelas V SDN Isola sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol adalah siswa kelas V SD Labratorium-Percontohan.

2. Memberikan pelatihan kepada guru tentang pembelajaran mengarang narasi dengan model experiential learning. Selain itu melakukan kesepakatan bahwa pembelajaran dilakukan oleh guru, peneliti hanya sebagai partner guru, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

3. Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru melakukan prates untuk melihat kemampuan awal anak untuk setiap kelompok.


(20)

52

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Selanjutnya memberikan perlakuan, yaitu: untuk kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran mengarang narasi dengan model experiential learning, sedangkan untuk kelas kontrol melalui pembelajaran konvensional. 5. Setelah kegiatan pembelajaran selasai, kemudian dilakukan pascastes kepada

setiap kelompok.

6. Selanjutnya melakukan analisis data, untuk mengetahui pengaruh model experiential learning terhadap berpikir kreatif dan keterampilan menulis karangan narasi siswa.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghetahui mengetahui pengaruh model experiential learning terhadap peningkatan berpikir kreatif dan keterampilan menulis karangan narasi siswa. Karena itu, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah eksperimen kuasi dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Ruseffendi (2003, hal. 137) mengemukakan penelitian eksperimen kuasi merupakan penelitian eksperimen semu dimana subjek penelitian tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan subjek apa adanya. Oleh karena itu, pelaksanaannya menggunakan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol yang pemilihan apa adanya. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model experiential learning dan kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Penerapan model pembelajaran dilakukan pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dengan pokok materi mengenai menulis karangan narasi.

D. Definisi Operasional

Variabel adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas yaitu pembelajaran dengan Model Experiential Learning. 2. Variabel terikat yaitu keterampilan menulis karangan narasi dan berpikir


(21)

53

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang sering digunakan, dan untuk menghindari terjadi salah tafsir, maka perlu diberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut.

a. Model experiential learning adalah suatu pendekatan yang berpusat pada siswa yang didasari bahwa pengalaman adalah sesuatu yang berharga dan dapat dijadikan sebagai modal dalam belajar. Model experiential learning ini akan mengarahkan peserta didik untuk belajar untuk memanfaatkan pengalamannya dengan baik. Materi serta bahan dalam menulis karangan berasal pengalaman yang dimiliki setiap siswa, sehingga siswa dapat dengan baik menyampaikan ide-ide yang ada didalam ingatannya dengan bahasa yang menarik, baik dan benar.

b. Karangan Narasi adalah karangan yang ditulis berdasarkan kisah nyata, merupakan kejadian atau peristiwa yang ditulis dalam bentuk cerita berdasarkan urutan waktu (kronologis).

c. Berpikir Kreatif merupakan sebuah proses berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih menarik yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibilitas dan elaborasi.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010, hal. 197) menyatakan bahwa jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Berdasarkan hal di atas maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Berdasarkan Sugiono (2010, hal. 200) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, dan juga boleh apanbila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang


(22)

54

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusuun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya.

Adapun pedoman wawancara guru SDN Isola tentang mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Format Wawancara dengan Guru Mengenai Pembelajaran di Kelas serta tingkat Berpikir Kreatif dan Ketereampilan Menulis Karangan Siswa Identitas Responden

Nama Guru :

Guru kelas :

Sekolah :

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana cara bapak mengajarkan pembelajaran menulis narasi terhadap siswa?

2. Apakah nama metode dan media apa yang biasa bapak gunakan dalam pembelajaran?

3. Kesulitan apa saja yang muncul ketika menyampaikan materi mengenai mengarang?

4. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis dikelas? 5. Apakah pembelajaran menulis sudah

menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk siswa?

6. Apakah kegiatan pembelajaran menulis sudah memacu siswa dalam memunculkan gagasan atau ide baru? 7. Apakah kegiatan pembelajaran

menulis sudah megacu pada pengembangan ide?


(23)

55

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8. Apakah siswa telah terbiasa untuk

mengembangkan ide dan gagasan mereka?

9. Apakah siswa telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang bervariasi dalam mengarang?

10. Apakah siswa telah memiliki

kemampuan untuk mengembangkan gagasan dan merincinya secara detail? 11. Apakah kegiatan pembelajaran

menulis hanya mengacu pada buku paket?

12. Apakah kegiatan pembelajaran menulis sudah memunculkan kreatifitas siswa?

13. Apakah kegiatan pembelajaran menulis sudah mengacu pada pencarian sesuatu yang baru? 14. Apakah siswa antusias dalam

mengarang?

15. Apakah kegiatan pembelajaran menulis sudah mengacu pada kegatan pemecahan masalah?

16. Apakah karangan yang dibuat siswa sudah sistematis?

17. Apakah siswa sudah dapat membuat karangan yang menarik yang terdapat unsur kreatif didalamnya?

18. Apakah model pembelajaran EL Pernah bapak gunakan sebelumnya?

2. Tes Mengarang

Menurut Arikunto (2012, hal. 150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan kecerdasan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data kemampuan siswa dalam menuliskan karangan narasi berdasarkan pengalaman siswa yang berorientasi berpikir kreatif. Tes dilakuan dalam bentuk tes awal dan tes akhir yang dilaksanakan untuk masing-masing kelas sebelum dan


(24)

56

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesudah perlakuan. Adapun bentuk perlakuan untuk kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan model experiential learning sedangkan untuk kelas kontrol dengan pembelajaran seperti biasa.

Komposisi isi dan bentuk soal prates dan pascates ini disusun serupa karena salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis peningkatan belajar peserta didik. Adapun tes yang dimaksud adalah tes berupa produk tulisan/karangan narasi berdasarkan pengalaman siswa yang berorientassi pada berpikir kreatif. Penghitungan skor dilakukan secara analitis dengan memperhatikan struktur unsur karangan narasi. Selain itu pedoman penilaian produk tulisan disesuaikan dengan tuntutan materi dan indikator keterampilan menulis karangan pada pembelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar kelas lima.

a. Instrumen Menulis Karangan Narasi

Berikut contoh instrument tes menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi:

1) Intruksi :

Tulislah sebuah karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi yang isinya mengandung pengalaman pribadi seperti pengalaman lucu, pengalaman membanggakan, dll.


(25)

57

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Petunjuk umum:

a) Penulisan karangan memperhatikan unsur-unsur karangan narasi.

b) Isi karangan menyampaikan informasi dan pengetahuan berdasarkan pengalaman pribadi.

c) Bahasa karangan menggunakan bahasa yang sesuai dengan EYD. d) Panjang karangan paling sedikit dua paragraf.

e) Pekerjaan ditulis dengan rapi dan jelas.

f) Tulislah nama pada kertas kerja masing-masing. g) Berdoalah sebelum mengerjakannya.

Adapun pedoman penilaian karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi yang berorientasi pengalaman pribadi terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Rubik Penilaian Menulis Karangan Narasi Indiktor

Penilaian Skor Kriteria

Ruang lingkup dan Isi

4 Terdapat enam unsur narasi (tema, latar, alur, konflik, sudut pandang dan amanat)

3 Tidak terdapat salah satu unsur narasi (tema, latar, alur, konflik, sudut pandang dan amanat)

2 Tidak terdapat dua unsur narasi (tema, latar, alur, konflik, sudut pandang dan amanat)


(26)

58

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Tidak terdapat tiga atau lebih unsur narasi (tema, latar, alur, konflik, sudut pandang dan amanat)

Kesesuaian Judul dan Isi dengan Tema

4 Judul dan isi karangan sesuai tema, paragraf tersusun secara kronologis.

3 Seperempat isi karangan tidak sesuai dengan judul dan tema, paragraf kurang tersusun secara kronologis.

2 Setengah isi karangan tidak sesuai dengan judul dan tema, paragraf tidak tersusun secara kronologis.

1 Tiga perempat isi karangan tidak sesuai dengan judul dan tema.

Organisasi

4 Semua kalimat yang terdapat dalam paragraf saling berhubungan satu dengan yang lainnya lengkap dan kronologis

3 Terdapat 1 kalimat yang tidak saling berhubungan dalam paragraf

2 Terdapat 2 kalimat yang tidak saling berhubungan dalam paragraf

1 Terdapat 3 atau lebih kalimat yang tidak saling berhubungan dalam paragraf

Ejaan dan Tanda Baca

4 Penggunaan ejaan tepat dan tanda baca sesuai dengan EYD pada seluruh karangan

3 Terdapat kesalahan 1-2 ejaan atau tanda baca pada karangan 2 Terdapat kesalahan 3-4 ejaan atau tanda baca pada karangan 1 Terdapat kesalahan lebih dari 5 ejaan atau tanda baca pada

karangan

Tulisan dan Kerapihan

4 Huruf ditulis dengan jelas dan rapih sehingga mudah terbaca, ukuran huruf sedang tidak terlalu besar dan kecil, posisi huruf berada di atas tepi garis buku.

3 Huruf ditulis dengan cukup jelas dan cukup rapih sehingga cukup terbaca, ukuran huruf agak besar atau agak kecil tidak sesuai dengan ukuran huruf yang seharusnya, posisi huruf berada terlalu atas atau terlalu bawah garis buku.

2 Huruf ditulis dengan kurang jelas dan kurang rapih sehingga kurang terbaca, ukuran huruf terlalu besar atau terlalu kecil tidak sesuai dengan ukuran huruf yang seharusnya, posisi huruf mengganggu posisi huruf yang lain.

1 Huruf tidak terbaca, ukuran huruf melebihi ukuran yang seharusnya sehingga mengganggu posisi huruf yang lain.


(27)

59

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Instrumen Berpikir Kreatif Menulis Karangan

Kemampuan berpikir kreatif yang diukur dengan menggunakan Torrence Test of Creative Thinking. Torrence (Supardi 2009, hal. 15) mengungkapkan tes berpikir kreatif ini mampu mengungkap keempat indikator berpikir kreatif seperti yang dikemukakan pada tabel berikut ini:

Table 3.5

Instrument Berpikir Kreatif Indikator

Penilaian Skor Kriteria

Keaslian

4 Pengungkapan ide asli atau khas, berbeda dari teman yang lain 3 Sepertiga pengungkapan Ide terdapat kesamaan dengan teman yang

lain

2 Setengah pengungkapan ide atau gagasan terdapat kesamaan dengan teman yang lain

1 Mencontek atau menjiplak ide yang dimiliki temannya

Kelancaran

4 Penulisan kata-kata dalam kalimat saling berhubungan hingga membentuk kalimat yang baik dan mudah dimengerti.

3 Terdapat 1 kesalahan penggunaan kata dalam kalimat namun kalimat masih dapat dimengerti.

2 Terdapat 2 kesalahan penggunaan kata dalam kalimat, kalimat masih kurang dimengerti.

1 Terdapat 3 atau lebih kesalahan penggunaan kata dalam kalimat, kalimat masih tidak dapat dimengerti.

keluwesan

4 Variasi dalam menuangkan ide dalam kata-kata dapat memakai kata lebih dari 3 kata baru atau tidak biasa atau baru dalam karangan.

3

Variasi dalam menuangkan ide dalam kata-kata cukup lancar dengan hanya memakai 2 kata baru atau tidak biasa atau baru dalam karangan.

2

Variasi dalam menuangkan ide dalam kata-kata kurang lancar dengan hanya memakai 1 kata baru atau tidak biasa atau baru dalam karangan.

1 Variasi dalam menuangkan ide dalam kata-kata tidak ada, sama sekali tidak memakai kata baru atau tidak biasa dalam karangan.


(28)

60

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Elaborasi

4 Setiap paragraf merupakan rincian dari tema dan judul karangan 3 Terdapat satu paragraf yang bukan rincian dari judul karangan 2 Terdapat dua paragraf yang bukan rincian dari judul karangan

1 Terdapat tiga atau lebih paragraf yang bukan rincian dari judul karangan

2. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suryanto (2003, hal. 135) bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan data, yaitu:

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran baik melaui tes maupun non tes terhadap keterampilan menulis karangan narasi yang bermuatan berpikir kreatif siswa. Kegiatan ini dilakukan terhadap kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan melalui model experiential learning dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

3. Teknik Analisa Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah penting dalam kegiatan penelitian untuk mengaplikasi data dalam bentuk simpulan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan software SPSS, teknik analisis statistika deskriptif, digunakan untuk mengolah data yang berkaitan dengan data tentang penerapan model pembelajaran .

Statistika Inferensial, digunakan untuk pengujian data hasil tes. Dalam hal ini digunakan untuk menguji hasil eksperimen tentang pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif dan keterampilan menulis karangan siswa.


(29)

61

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melakukan analisis statistik maka data harus normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas Suryanto (2003, hal. 136).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menunjukkan apakah data yang akan diuji statistik itu membentuk kurva normal. Menurut Suryanto (2003, hal. 136) ada beberapa cara menguji normalitas, yakni: 1) menggunakan histogram dan stem-left, 2) menggunakan rasio skewness dan kurtosis, dan 3) uji Smirnov. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji kolmogorov-Smirnov karena normalitas data akan langsung terlihat.

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah selisih nilai prates dan pascates dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta gain pascates dari kelas eksperimen dengan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Liliefors yang diolah mengunakan SPSS. Kriteria pengujian adalah jika signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data dikatakan berdistribusi normal.

Hasil pengujian kenormalan dapat dilihat secara detail terdapat pada lampiran 3.8, akan tetapi peneliti menyajikan rangkuman data seperti tabel di bawah ini :

Tabel 3.6

Ringkasan Uji Normalitas Data

No Aspek

Signifikansi

Keterangan prates pascates


(30)

62

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu eksperimen kontrol

1 Gain eksperimen – kontrol MK 0.073 0.067 Normal 2 Gain eksperimen – kontrol BK 0.065 0.061 Normal

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data hasil penelitian berdistribusi normal, karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 sehinggga pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired-samples T Test dan Independent-Samples T Test.

2. Uji Homogenitas

Menurut Suryanto (2003, hal. 137) bahwa uji homogenitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh berasal dari sampel yang homogen. Analisis yang digunakan dengan melihat pola diagram pencar. Jika diagram pencar membentuk pola tertentu secara teratur maka sebaran data X dan Y tidak homogen, tetapi bila pola yang terbentuk tidak membentuk pola tertentu dan menyebar di atas dan di bawah titik nol maka sebaran data homogen. Uji homogenitas digunakan untuk menentukan apakah populasi itu homogen. Hal ini merupakan prasyarat untuk dilakukannya uji hipotesis. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan uji Lavene statistik pada program SPSS.

a. Pengujian Homogenitas Keterampilan Menulis Karangan Siswa

Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Liliefors yang diolah menggunakan program SPSS. Kriteria pengujian adalah jika signifikansi > 0.05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Berikut ini hasil pengujian kenormalan untuk keterampilan menulis karangan siswa.

Tabel 3.7

Uji Normalitas Data Keterampilan Menulis Karangan Siswa


(31)

63

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Eksperimen 0.073 Normal

2 Kontrol 0.067 Normal

Berikutnya akan dilakukan perhitungan untuk uji homogenitas dan Independent-Samples T Test dengan menggunakan program SPSS.

Tabel 3.8

Hasil Independent-Samples T Test Keterampilan Menulis Karangan Siswa Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error Differen

ce

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Ngain _MK

Equal variances

assumed .785 .073 6.994 58 .000 9.76689 .15823 6.10578 8.99077

Equal variances

not assumed 6.994 51.564 .000 9. 76689 .15823 6.10578 8.99077

Berdasarkan data tabel terlihat bahwa nilai F sebesar 0.785 dengan nilai signifikansi 0.073. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel homogen pada tingkat kepercayaan 95% karena nilai signifikansi >

5%. Setelah dilakukan uji asumsi-asumsi statistik dilanjutkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent-Samples T Test.

Untuk pengujian hipotesis keterampilan menulis karangan siswa digunakan nilai thitung yang diperoleh dari rasio gain kelompok eksperimen-gain kelompok


(32)

64

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontrol sebesar 6.994, pada df 58 dan tingkat kesalahan (

) sebesar 5% atau 0.05 (hipotesis dua arah) diperoleh ttabel sebesar 2.00.

Jika thitung > ttabel (6.994 > 2.00) atau jika nilai signifikansi sebesar 0.000 <

sebesar 0.05, maka hipotesis kerja (H1: 1  2) diterima, maka terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan siswa yang signifikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara yang menggunakan model experiential learning dengan yang menerapkan metode konvensional.

b. Pengujian Homogenitas Berpikir Kreatif Siswa

Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Liliefors yang diolah menggunakan program SPSS. Kriteria pengujian adalah jika signifikansi > 0.05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Berikut ini hasil pengujian kenormalan untuk berpikir kreatif siswa.

Tabel 3.9

Uji Normalitas Data Berpikir Kreatif Siswa

No Variabel Signifikansi Distribusi

1 Eksperimen 0.065 Normal

2 Kontrol 0.061 Normal

Berikutnya akan dilakukan perhitungan untuk uji homogenitas dan Independent-Samples T Test dengan menggunakan program SPSS.

Tabel 3.10


(33)

65

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed ) Mean Differen ce Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Ngain _BK

Equal variances

assumed .680 .065 6.895 58 .000 9.36667 .14612 6.07245 8.66088

Equal variances

not assumed 6.895 49.455 .000 9.36667 .14612 6.06398 8.66936

Dari perhitungan di atas di dapat nilai F sebesar 0.680 dengan nilai signifikansi 0.065. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel homogen pada tingkat kepercayaan 95% karena nilai signifikansi >

5%. Setelah dilakukan uji asumsi-asumsi statistik dilanjutkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent-Samples T Test.

Untuk pengujian hipotesis berpikir kreatif digunakan nilai thitung yang

diperoleh dari rasio gain kelompok eksperimen-gain kelompok kontrol sebesar 6.895, pada df 58 dan tingkat kesalahan (

) sebesar 5% atau 0.05 (hipotesis dua arah) diperoleh ttabel sebesar 2.00.

Jika thitung > ttabel (6.895 > 2.00) atau jika nilai signifikansi sebesar 0.000 <

sebesar 0.05, maka hipotesis kerja (H1: 1  2) diterima, maka terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa yang signifikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara yang menggunakan model experiential learning dengan yang menerapkan metode konvensional.


(34)

66

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata. Jika data berdistribusi normal dan dengan kondisi σ tidak diketahui serta asumsi σ1

dan σ2 adalah sama maka statistik yang akan digunakan dalam pengujian ini

adalah uji t namun jika data berdistribusi tidak normal maka penelitian ini akan menggunakan uji F.

Setelah dilakukan pengujian normalitas terhadap data yang diperoleh, ternyata data tersebut berdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk menguji hipotesis digunakan paired-samples T Test dan Independent-Samples T Test dengan menggunkaan program SPSS.

a. Pengujian Hipotesis Keterampilan Menulis Karangan Siswa Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Hipotesis keterampilan menulis karangan siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis Nol (H0: 1 = 2)

Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara yang menggunakan model experiential learning dengan yang menerapkan metode konvensional.

Hipotesis Kerja (H1: 1 2)

Terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara yang menggunakan model experiential learning dengan yang menerapkan metode konvensional.

Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh data bahwa thitung > ttabel (6.994 >

2.00) atau jika nilai signifikansi sebesar 0.000 <

sebesar 0.05, maka hipotesis kerja (H1: 1  2) diterima, maka terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan siswa yang signifikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara yang


(35)

67

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan model experiential learning dengan yang menerapkan metode konvensional.

b. Pengujian Hipotesis Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Hipotesis berpikir kreatif siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis Nol (H0: 1 = 2)

Tidak terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara yang menggunakan model experiential learning dengan yang menerapkan metode konvensional.

Hipotesis Kerja (H1: 1 2)

Terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara yang menggunakan model experiential learning dengan yang menerapkan metode konvensional.

Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh data bahwa thitung > ttabel (6.895

> 2.00) atau jika nilai signifikansi sebesar 0.000 <

sebesar 0.05, maka hipotesis kerja (H1: 1 2) diterima, maka terdapat perbedaan berpikir kreatif siswa yang signifikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara yang menggunakan model experiential learning dengan yang menerapkan metode konvensional.


(36)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan kemampuan berpikir kreatif siswa SDN Isola berada dalam kategori rendah sedangkan keterampilan menulis karangan berada dalam kategori sedang. 2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara kelas kontrol dan eksperimen dengan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen yang menggunakan model experiential learning terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional walaupun belum terjadi peningkatan yang signifikan.

3. Terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan narasi antara kelas kontrol dan eksperimen dengan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen yang menggunakan model experiential learning dari yang sebelumnya berada dalam kategori sedang berubah menjadi kategori tinggi, hal ini berbeda dengan kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional dengan perubahan yang tidak terlalu signifikan dengan tetap berada dalam kategori sedang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak terkait. Rekomendasi yang diberikan peneliti berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut:


(37)

80

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guru memberikan evaluasi dan menganalisis dengan baik tingkat berpikir kreatif dan keterampilan menulis narasi sehingga dapat diketahui dan di buat sebuah model yang dapat memberikan peningkatan pada siswa sehingga tingkat berpikir kratif dan keterampilanmenulis karangan siswa keterampilan berada dalam kategori baik atau tinggi.

2. Guru mengaplikasikan model pembelajaran yang lain dalam melatih berpikir kreatif siswa sebab hasil pembelajaran model experiential learning tidak terlalu efektif dalam meningkatkan berpikir kreatif siswa dengan materi menulis narasi.

3. Guru mengaplikasikan model pembelajaran menulis menggunakan model pembelajaran experiential learning untuk melatih keterampilan menulis karangan siswa sebab model ini sangat cocok digunakan dalam materi menulis karangan narasi.


(38)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. C. (2007). Pokoknya Menulis. Kiblat Buku Utama.

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Cahyani, I dan Hojidah. (2007). Kemampuan Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung. UPI Press.

_________ (2013) Pembelajaran Menulis Berbasis Karakter dengan Pendekatan Experiential Learning. Bandung: Nurani Press.

Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi mata pelajaran kelas 1 s/d VI. Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Jakarta: Media Makmur Majumandiri.

Djamarah, dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Filsaime, K.D. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Pustaka Pustaka.

Hartato K. dan Abduramansyah. (2009). Metodologi Pembelajaran Berbasis Active Learning. Palembang: Grafika Telindo.

Hartati T. (2002) Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Sastra. JASSI_Anakku. Volume 1 no. 1.UPI.


(39)

82

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_______. (2009) Penerapan Pendekatan Conferencing dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar. Journal Pendidikan Dasar No. 11.

Haryadi dan Zamzani. (1997). Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Rakhmat, J. (2008) Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Depdiknas.

Keraf, G. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Laisouw, F. (2008) Efektivitas Pembelajaran Menulis Dengan Menggunakan Model The Experiential Approach. Tesis SPS UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Mardana, I. B. (2006). Implementasi modul eksperimen sainsberbasis kompetensi dengan model Experiential learning dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan KBK dalan pembelajaran sains di SMP Negeri 1 Sukasada. Jurnal Pendidikan dan Penajaran IKIP Negeri Singaraja.

Mulyasa E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, U.S.C.. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah Petunjuk bagi Orang tua dan Guru, Jakarta : PT. Grasindo

___________. (1996). Dasar-dasar Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

___________. (1999). Kreatifitas dan Keberbakatan (Strategi Mewujudkan Potensi dan Bakat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiantoro. B. (2010) Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.

Nurudin, (2010). Dasar-dasar Penulisan, Malang, UMM Press.

Rachmawati, Y, dan Kurniati, E. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Jakarta: Kencana.


(40)

83

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruseffendi, E. T. (2003). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: UNNES Press.

Sangkaparan H. (2010). Dasyatnya Otak Tengah: Jadikan Anak Anda Cerdas Saat ini Juga. Jakarta; Visimedia.

Sanjaya, W. (2012) Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Cetakan kelima.

Semi, M. A. (2007). Dasar-dasar Kemempuan Menulis. Bandung: Angkasa.

Sari, M. S. (2005). Peran RuangDalam Menunjang Perkembangan Kreativitas Anak. Jurnal Dimensi Interior. Vol.3.

Setiyaningsih. Y. (2008) Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentatif dan Keterampilan Berpikir Kritis Berbahasa Indonesia Mahasiswa melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Logika Toulmin. Jurnal Educationist Vol. II.

Shannon A. (2006) Experiential learning in secondary agricultural education classrooms. Journal of Southern Agricultural Education Research Volume 56, Number 1, 2006.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sofia. U. (2012) Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Menggunakan Model Experiential Learning. Skripsi. Tidak diterbitkan. Stanton, R. (2007). Teori Fiksi.Yokyakarta:Pustaka Pelajar.

Sudjana, D. (2005) Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung Falah Production.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.


(41)

84

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shoimah. (2010). Keefektifan Model Experiential Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif. Bandung. Skripsi.

Sumariah,(2010). Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Keperawatan Medikal Bedah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Iringan Musik. Tesis

Supardi. U. S. (2009). Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran Matematika. Jurnal Formatif 2 (3). Universitas Indraprasa PGRI.

Suparno. (2002). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT

Sukmadinata, S. N. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cetakan kedelapan.

Suryanto, A. dkk. (2012) Evaluasi Pembelajaran SD. Penerbit Universitas Terbuka. Cetakan kesepuluh.

Susanto, A. (2008) Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan Menggunakan Model Pembelajaran The Experiential Approach Siswa. Jurnal kependidikan. Universitas Suryakancana. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Syafi’ie, I. (1988). Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Edisi Revisi

Torrence, E.P. (1995). Education and The Creative Potential, Minneapolis: University of Minnoseta Press.

Tukan, S. L.. (1991). A Study on the Reasoning of the S1 Students of the English Department as Manifested in Their Argumentative Compositions. Tesis S2. Program Pascasarjana IKIP Malang. Tidak diterbitkan.

UU. No. 20 (2003) Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidiikan Nasional.

Yamin, M. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivisme. Jakarta: Referensi.


(42)

85

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yunus. A. (2012) Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung: Rizqi Press.

Wahyuni S. (2011) Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Tengaran. Under graduates thesis, UNNES.


(1)

80

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guru memberikan evaluasi dan menganalisis dengan baik tingkat berpikir kreatif dan keterampilan menulis narasi sehingga dapat diketahui dan di buat sebuah model yang dapat memberikan peningkatan pada siswa sehingga tingkat berpikir kratif dan keterampilanmenulis karangan siswa keterampilan berada dalam kategori baik atau tinggi.

2. Guru mengaplikasikan model pembelajaran yang lain dalam melatih berpikir kreatif siswa sebab hasil pembelajaran model experiential learning tidak terlalu efektif dalam meningkatkan berpikir kreatif siswa dengan materi menulis narasi.

3. Guru mengaplikasikan model pembelajaran menulis menggunakan model pembelajaran experiential learning untuk melatih keterampilan menulis karangan siswa sebab model ini sangat cocok digunakan dalam materi menulis karangan narasi.


(2)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. (1989). Pembinaan Kemampuan

Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. C. (2007). Pokoknya Menulis. Kiblat Buku Utama. Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Cahyani, I dan Hojidah. (2007). Kemampuan Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung. UPI Press.

_________ (2013) Pembelajaran Menulis Berbasis Karakter dengan Pendekatan

Experiential Learning. Bandung: Nurani Press.

Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi mata pelajaran kelas 1 s/d VI. Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Jakarta: Media Makmur Majumandiri.

Djamarah, dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Filsaime, K.D. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Pustaka Pustaka.

Hartato K. dan Abduramansyah. (2009). Metodologi Pembelajaran Berbasis

Active Learning. Palembang: Grafika Telindo.

Hartati T. (2002) Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Sastra.


(3)

82

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_______. (2009) Penerapan Pendekatan Conferencing dalam Pembelajaran

Menulis di Sekolah Dasar. Journal Pendidikan Dasar No. 11.

Haryadi dan Zamzani. (1997). Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Rakhmat, J. (2008) Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Diklat Guru dalam Rangka

Implementasi Kurikulum 2013. Depdiknas.

Keraf, G. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Laisouw, F. (2008) Efektivitas Pembelajaran Menulis Dengan Menggunakan

Model The Experiential Approach. Tesis SPS UPI. Bandung. Tidak

diterbitkan.

Mardana, I. B. (2006). Implementasi modul eksperimen sainsberbasis kompetensi

dengan model Experiential learning dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan KBK dalan pembelajaran sains di SMP Negeri 1 Sukasada.

Jurnal Pendidikan dan Penajaran IKIP Negeri Singaraja.

Mulyasa E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Munandar, U.S.C.. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah

Petunjuk bagi Orang tua dan Guru, Jakarta : PT. Grasindo

___________. (1996). Dasar-dasar Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

___________. (1999). Kreatifitas dan Keberbakatan (Strategi Mewujudkan

Potensi dan Bakat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiantoro. B. (2010) Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE. Nurudin, (2010). Dasar-dasar Penulisan, Malang, UMM Press.

Rachmawati, Y, dan Kurniati, E. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas

pada Anak. Jakarta: Kencana.


(4)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruseffendi, E. T. (2003). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang

Non-Eksakta Lainnya. Semarang: UNNES Press.

Sangkaparan H. (2010). Dasyatnya Otak Tengah: Jadikan Anak Anda Cerdas

Saat ini Juga. Jakarta; Visimedia.

Sanjaya, W. (2012) Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Cetakan kelima.

Semi, M. A. (2007). Dasar-dasar Kemempuan Menulis. Bandung: Angkasa. Sari, M. S. (2005). Peran RuangDalam Menunjang Perkembangan Kreativitas

Anak. Jurnal Dimensi Interior. Vol.3.

Setiyaningsih. Y. (2008) Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentatif dan

Keterampilan Berpikir Kritis Berbahasa Indonesia Mahasiswa melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Logika Toulmin. Jurnal Educationist

Vol. II.

Shannon A. (2006) Experiential learning in secondary agricultural education

classrooms. Journal of Southern Agricultural Education Research

Volume 56, Number 1, 2006.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sofia. U. (2012) Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan

Menggunakan Model Experiential Learning. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Stanton, R. (2007). Teori Fiksi.Yokyakarta:Pustaka Pelajar.

Sudjana, D. (2005) Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung Falah Production.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif,


(5)

84

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shoimah. (2010). Keefektifan Model Experiential Learning dalam Pembelajaran

Menulis Karangan Narasi Sugestif. Bandung. Skripsi.

Sumariah,(2010). Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Keperawatan Medikal Bedah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dengan Iringan Musik. Tesis

Supardi. U. S. (2009). Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran

Matematika. Jurnal Formatif 2 (3). Universitas Indraprasa PGRI.

Suparno. (2002). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT

Sukmadinata, S. N. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cetakan kedelapan.

Suryanto, A. dkk. (2012) Evaluasi Pembelajaran SD. Penerbit Universitas Terbuka. Cetakan kesepuluh.

Susanto, A. (2008) Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran The Experiential Approach Siswa.

Jurnal kependidikan. Universitas Suryakancana. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Syafi’ie, I. (1988). Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Edisi Revisi

Torrence, E.P. (1995). Education and The Creative Potential, Minneapolis: University of Minnoseta Press.

Tukan, S. L.. (1991). A Study on the Reasoning of the S1 Students of the English

Department as Manifested in Their Argumentative Compositions. Tesis

S2. Program Pascasarjana IKIP Malang. Tidak diterbitkan.

UU. No. 20 (2003) Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidiikan Nasional.

Yamin, M. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivisme. Jakarta: Referensi.


(6)

Aulia Akbar, 2014

Pengaruh Model Experiental Learning Terhadap Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yunus. A. (2012) Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung: Rizqi Press.

Wahyuni S. (2011) Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode

Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Tengaran. Under graduates thesis, UNNES.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kutabanjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 15

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kutabanjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 1 59

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pelesiran Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015).

23 110 38

Konseling Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Empati : penelitian eksperimen kuasi terhadap siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

1 4 26

KEEFEKTIFAN MODEL BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) BERBASIS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN : Eksperimen Kuasi Siswa SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Kelas VII Tahun Ajaran 2014/2015.

0 4 52

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENULIS TEKS LAPORAN PENGAMATAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DI SEKOLAH DASAR : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VC SDN 34 Soka Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 0 50

PENGARUH MODUL ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI, Bandung.

0 0 40

EFEKTIVITAS TEKNIK RESTRUKTURISASI KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium-Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 6 57

BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KESADARAN GENDER SISWA : Studi Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 43