KEMANDIRIAN DAN HOMESICKNESS SANTRI MTS AL-FADLILIYAH DARUSSALAM KOTA CIAMIS.

(1)

KEMANDIRIAN DAN HOMESICKNESS SANTRI MTS

AL-FADLILIYAH DARUSSALAM KOTA CIAMIS

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Witsqa Maisa Haq

1106163

DEPARTEMEN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

KEMANDIRIAN DAN HOMESICKNESS SANTRI MTS AL-FADLILIYAH DARUSSALAM KOTA CIAMIS

Oleh: Witsqa Maisa Haq

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

© Witsqa Maisa Haq 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Witsqa Maisa Haq, 2015

ABSTRAK

Witsqa Maisa Haq (110613). Kemandirian dan Homesickness Santri Mts Al-Fadliliyah

Darussalam Kota Ciamis. Skripsi Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dengan

homesickness pada santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam. Pendekatan yang digunakan

untuk menguji hipotesis penelitian adalah pendekatan kuantitatif melalui metode korelasional dengan teknik analisis Spearman’s Rho yang berfungsi untuk mengetahui korelasi antar variabel. Subjek dalam penelitian ini adalah santri berusia remaja awal di MTs Al-Fadliliyah Darussalam sebanyak 299 orang. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Data diperoleh melalui instrumen Kemandirian Remaja dan Homesickness Questionnare (HQ) yang telah diterjemahkan, uji ulang dan dimodifikasi untuk keperluan penelitian ini. Reliabilitas instrumen kemandirian sebesar 0,64 dan reliabilitas instrumen homesickness sebesar 0,91. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kemandirian dengan homesickness pada santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam dengan nilai korelasi sebesar -0,139 yang berarti berada pada tingkat korelasi sangat rendah. Dengan kata lain, terdapat kecenderungan yang lemah jika tingkat kemandirian pada santri rendah maka homesickness yang dirasakan akan tinggi. Begitupun sebaliknya, jika tingkat kemandirian pada santri tinggi maka homesickness yang dirasakan akan rendah. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi pihak pesantren atau asrama untuk mengadakan kegiatan khusus bagi santri yang dapat meningkatkan kemandirian dan mengurangi homesickness yang dirasakan.


(6)

ABSTRACT

Witsqa Maisa Haq (110613). Autonomy and Homesickness of Students in Madrasah

Tsanawiyah Al-Fadiliyah Darussalam Ciamis. Unpublished research paper. Department of Psychology, Faculty of Education Science, Indonesia University of Education, Bandung (2015).

This research was aimed to examine the relationship between autonomy and homesickness of students in Darussalam Islamic Junior High School. The approach used to test the hypothesis of this research is quantitative approach with Spearman’s Rho correlation. Participants were 299 stundents of Darussalam Islamic Junior High School. Autonomy instrument and Homesickness Questionnaire (HQ) used to measure the defines characteristics. The reliability of autonomy instrument was 0,64 and homesickness instrument was 0,91. The result showed was significant negative correlation between autonomy and homesickness the santris were having with correlation index of -0,139

which means a very low correlation level. In other words, there is low tendency; if autonomy level on students is low, the homesickness level felt by them will be high, and vice versa. This research suggests a recommendation for the institution to organize activities which can increase or create autonomy and alleviate homesickness level for the students.


(7)

Witsqa Maisa Haq, 2015

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR

Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH

Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK

Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT

Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI 1

DAFTAR TABEL 3

DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM 5

DAFTAR LAMPIRAN 6

BAB I PENDAHULUAN

Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Error! Bookmark not defined.

2.1. Landasan Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1. Pengertian dan Karakteristik Remaja . Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Kemandirian ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Homesickness... Error! Bookmark not defined. 2.2. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN


(8)

3.1. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .. Error! Bookmark not defined. 3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... Error! Bookmark not

defined.

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.5.1. Instrumen Kemandirian ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2. Instrumen Homesickness ... Error! Bookmark not defined. 3.6. Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1. Uji Validitas Isi ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2. Analisis Item ... Error! Bookmark not defined. 3.6.3. Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.8. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1. Uji Korelasi... Error! Bookmark not defined. 3.8.2. Uji Perbedaan ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV PEMAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA

Error! Bookmark not defined.

4.1. Hasil dan Pembahasan Gambaran Tingkat Kemandirian Santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ... Error! Bookmark not defined. 4.2. Hasil dan Pembahasan Gambaran Tingkat Homesickness Santri MTs

Al-Fadliliyah Darussalam ... Error! Bookmark not defined. 4.3. Hasil dan Pembahasan Hubungan Antara Kemandirian dengan

Homesickness ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Error! Bookmark not defined.

5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RUJUKAN


(9)

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penentuan Ukuran Sampel Minimal ... 24

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian ... 24

Tabel 3.3 Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner Kemandirian Remaja... 27

Tabel 3.4 Kategorisasi Skala Kemandirian ... 28

Tabel 3.5 Kategorisasi Skala Kemandirian (b) ... 28

Tabel 3.6 Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner Homesickness... 30

Tabel 3.7 Kategorisasi Skala Homesickness ... 30

Tabel 3.8 Kategorisasi Skala Homesickness (b)... 31

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Daya Diskriminasi Instrumen Kemandirian ... 32

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Daya Diskriminasi Instrumen Homesickness ... 33

Tabel 3.11 Pedoman Kategorisasi Koefisien Reliabilitas ... 34

Tabel 3.12 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi... 39

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemandirian... 41

Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Kemandirian Santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ... 42

Tabel 4.3 Gambaran Tingkat Kemandirian Santri Kelas 7 8 dan 9 ... 44

Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Tingkat Kemandirian Berdasarkan Kelas ... 46

Tabel 4.5 Data Deskriptif Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Tingkat Kemandirian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua... 47

Tabel 4.7 Data Deskriptif Pekerjaan Orang Tua ... 48

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Tingkat Kemandirian Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua... 49

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Homesickness ... 52

Tabel 4.10 Gambaran Tingkat Homesickness Santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ... 52

Tabel 4.11 Gambaran Perbandingan Tingkat Homesickness Santri Kelas 7 8 dan 9 ... 54


(11)

Witsqa Maisa Haq, 2015

Tabel 4.13 Hasil Uji Perbedaan Lanjutan Tingkat Homesickness Berdasarkan Kelas ... 56 Tabel 4.14 Hasil Uji Perbedaan Tingkat Homesickness Berdasarkan Usia ... 57 Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Lanjutan Tingkat Homesickness Berdasarkan

Usia ... 58 Tabel 4.16 Hasil Uji Perbedaan Tingkat Homesickness Berdasarkan Jenis

Kelamin ... 59 Tabel 4.17 Korelasi Antara Kemandirian dengan Homesickness pada Santri

MTs Al-Fadliliyah Darussalam ... 62 Tabel 4.18 Korelasi Antara Kemandirian dengan Homesickness pada santri


(12)

DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Kemandirian Remaja dengan Homesickness ... 21 Diagram 4.1 Gambaran Tingkat Kemandirian Santri MTs Al-Fadliliyah

Darussalam ... 42 Diagram 4.2 Gambaran Perbandingan Tingkat Kemandirian Santri Kelas 7 8

dan 9 ... 45 Diagram 4.3 Gambaran Tingkat Homesickness Santri MTs Al-Fadliliyah

Darussalam ... 53 Diagram 4.4 Gambaran Perbandingan Tingkat Homesickness Santri Kelas 7 8


(13)

Witsqa Maisa Haq, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Data Mentah Lampiran 3 Skor Total Sampel Lampiran 4 Hasil Analisis Data Lampiran 5 Surat-surat


(14)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

1.1. Latar Belakang Penelitian

Berpisah dari lingkungan yang sudah akrab atau lingkungan asal dapat menimbulkan reaksi kompleks dengan karakteristik yang ditampilkan melalui emosional, fisik, perilaku maupun kognisi. Reaksi tersebut dapat dikatakan sebagai homesickness (Vingerhoets, 1997). Homesickness didefinisikan sebagai kondisi tertekan yang sering dialami mereka yang telah meninggalkan rumah atau yang berada pada lingkungan yang baru dan asing (Van Tilburg, Vingerhoets & Van Heck, 1996).

Antara 50% sampai 75% dari populasi pernah mengalami homesickness, 10% sampai 15% diantaranya mengalami homesickness secara terus-menerus hingga berat dan ada pula yang semakin berkurang (Fisher, 1989). Dari beberapa penelitian sebelumnya, homesickness dialami oleh berbagai usia dan dalam berbagai setting seperti mahasiswa baru, anak yang mengikuti acara perkemahan, dan juga terjadi pada siswa yang tinggal di boarding school atau asrama (Thurber & Walton, 2006).

Siswa yang tinggal di asrama memiliki kemungkinan besar untuk mengalami homesickness (Thurber, 1995). Prevalensi homesickness di kalangan siswa remaja di asrama diperkirakan berkisar dari 16% sampai 91% (Thurber, 2005). Penelitian lain menemukan bahwa hanya 18% siswa asrama yang mengalami homesickness. Namun, penyelidikan lebih dalam di sekolah asrama yang sama mengungkapkan bahwa terdapat kasus homesickness 60% hingga 70% (Fisher, Frazer & Murray, 1984).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan melalui wawancara dengan “R” yang merupakan salah satu santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam di Pesantren Darussalam, menurut “R” sebagian santri baru di pesantren Darussalam menunjukkan ciri-ciri homesickness. Santri di pesantren Darussalam Kota Ciamis


(15)

2

Witsqa Maisa Haq, 2015

berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan pengalaman “R”, saat ia baru tinggal di pesantren Darussalam ia merasa tidak betah dan selalu merasa ingin pulang. Menurut “R” perasaan tersebut terjadi pula pada sebagian teman-temannya. Namun setelah memasuki tahun kedua tinggal di pesantren, ia dan teman-temannya sudah merasa lebih baik dari tahun sebelumnya dan betah tinggal pesantren. “R” mengatakan bahwa dari seluruh santri yang tinggal di asrama, sebagian besar santri baru biasanya sering merasa tidak betah dan ingin kembali ke rumah. Terutama santri baru kelas VII MTs. Santri baru yang tinggal di asrama kurang dari setahun masih belum bisa terlepas dari orang tua terutama dalam hal komunikasi, namun karena pesantren Darussalam melarang setiap santri untuk membawa handphone. Maka santri hanya boleh menghubungi orang tua melalui pembimbing asrama (Wawancara, Agustus 2014).

Santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam berusia sekitar 12 hingga 15 tahun yang termasuk ke dalam masa remaja, khususnya masa remaja awal dimana merupakan masa peralihan dari masa anak-anak. Pada masa remaja terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi, salah satunya ialah kemandirian, yaitu kemampuan remaja untuk mengatur diri sendiri dan mengekspresikan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain, baik secara emosional, tingkah laku, dan nilai (Steinberg, 2002).

Dalam membentuk kemandirian terdapat beberapa aspek, salah satu aspek tersebut ialah nondependency, dimana remaja mampu untuk bergantung pada kemampuan dirinya dan tidak bergantung kepada orang lain (Steinberg, 2002). Dengan kata lain, remaja yang belum mandiri belum sepenuhnya mampu untuk tidak tergantung kepada orang tua. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa tingginya ketergantungan merupakan prediktor kuat terjadinya homesickness (Brewin et al., 1989).

Selain itu, diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemandirian dan penyesuaian diri (Anggraini, 2013). Sementara, ketidakmampuan dalam penyesuaian diri, kenyataan terjadinya pemisahan dari rumah dan tidak adanya sosok terikat seperti orang tua dapat menjadi penyebab terjadinya homesickness (Longo, 2010, Thurber, 2007).


(16)

3

Homesickness pada remaja awal menjadi penting untuk diteliti mengingat masa remaja awal merupakan periode yang dikenal sebagai masa transisi biologis, kognitif dan sosial. Venberg & Randall mengemukakan bahwa perpindahan ke sebuah komunitas yang baru selama periode masa remaja awal akan menciptakan tuntutan tambahan untuk remaja dan keluarganya, namun penelitian mengenai homesickness pada remaja awal masih jarang (Van Tilburg, 2005).

Selanjutnya diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat homesickness berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pengalaman meninggalkan rumah (Fisher, dkk., 1990; Randall, 2003; Thurber, 2006). Selain itu, berkaitan dengan kemandirian diketahui bahwa tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan sistem pendidikan atau keadaan lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kemandirian (Steinberg, 2002; Basri, 1996).

Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, peneliti melakukan eksplorasi dan pemetaan terhadap beberapa penelitian terkait kemandirian dan homesickness. Peneliti melihat terdapat kemungkinan bahwa kemandirian memiliki hubungan dengan homesickness. Selain itu, di Indonesia penelitian mengenai homesickness masih sangat jarang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kemandirian dan homesickness pada santri remaja awal yang tinggal di asrama.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya, yaitu:

1. Apakah terdapat hubungan antara kemandirian dengan homesickness pada santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam?

2. Apakah terdapat hubungan antara kemandirian dengan homesickness pada santri kelas 7, 8 dan 9 di MTs Al-Fadliliyah Darussalam?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kemandirian santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ditinjau dari kelas, tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua?

4. Apakah terdapat perbedaan tingkat homesickness santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ditinjau dari kelas, usia dan jenis kelamin?


(17)

4

Witsqa Maisa Haq, 2015 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini diantaranya, yaitu:

1. Mengidentifikasi hubungan antara kemandirian dengan homesickness pada santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam.

2. Mengidentifikasi hubungan antara kemandirian dengan homesickness pada santri kelas 7, 8 dan 9 di MTs Al-Fadliliyah Darussalam.

3. Mengetahui perbedaan tingkat kemandirian santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ditinjau dari kelas, tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.

4. Mengetahui perbedaan tingkat homesickness santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ditinjau dari kelas, usia dan jenis kelamin.

1.4. Signifikansi Penelitian

Penelitian ini signifikan secara teori dan praktis. Secara teori, penelitian ini akan menambah kajian serta literatur mengenai kemandirian dan homesickness, khususnya dalam konteks kemandirian pada remaja awal dan homesickness di lingkungan pesantren.

Secara praktis, hasil penelitian akan sangat bermanfaat bagi remaja, orang tua, maupun pengasuh asrama untuk memberi informasi praktis berkaitan dengan kemandirian dan homesickness. Remaja dapat mengikuti kegiatan yang dapat meningkatkan kemandirian dan mengurangi homesickness yang dirasakan.

1.5. Struktur Organisasi Skripsi 1) BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan signifikansi penelitian serta struktur organisasi skirpsi.

2) BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan dari teori-teori yang berfungsi sebagai landasan teoritik dalam penelitian ini, yaitu teori mengenai remaja,


(18)

5

kemandirian, dan homesickness. Selain itu pada bab ini berisi mengenai kerangka pemikiran peneliti serta hipotesis dalam penelitian ini.

3) BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi mengenai metode-metode atau cara-cara dalam melaksanakan penelitian ini, seperti desain penelitian yang digunakan, sampel penelitian, teknik pengambilan data, instrumen penelitian, pengujian dan pengembangan instrumen penelitian, serta teknik analisis data dalam penelitian ini.

4) BAB IV PEMAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai temuan penelitian. Hasil penelitian yang dipaparkan berkaitan dengan kemandirian dan homesickness pada santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam yang merupakan data hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis secara kuantitatif kemudian disajikan dalam bentuk data statistik kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian yang ada. Selain itu pada bab ini dibahas mengenai keterbatasan pada penelitian ini.

5) BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini memaparkan mengenai kesimpulan yang didapat mengenai hasil penelitian korelasi antara variabel kemandirian dan homesickness serta rekomendasi atau saran peneliti mengenai penelitian yang telah dilakukan.


(19)

23 Witsqa Maisa Haq, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai teori yang menjadi dasar penelitian. Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam bab kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini akan terdiri dari beberapa bagian, diantaranya desain penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, serta variabel penelitian dan definisi operasional, teknik pengambilan data, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk untuk meneliti populasi dan sampel di MTs Al-Fadliliyah Darussalam, khususnya untuk memperoleh data mengenai kemandirian remaja dan homesickness. Metode penelitian ini menggunakan teknik penelitian korelasional karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel kemandirian dan variabel homesickness dan seberapa eratnya hubungan tersebut. (Sugiyono, 2008; Arikunto, 2006)

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Subjek atau populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam di Pesantren Darussalam Kota Ciamis. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. santri MTs yang tinggal menetap di asrama, b. berusia remaja awal, yaitu 12-15 tahun, c. berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari santri kelas 7, 8, dan 9 MTs oleh karena itu teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2008).

Jumlah ukuran sampel minimal ditentukan menggunakan rumus Slovin (Sevilla, dkk., 2006), yaitu:


(20)

24

Keterangan :

n = jumlah sampel minimum N= jumlah populasi

α = taraf signifikansi (0,05)

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah populasi santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam sebanyak 366 orang. Perhitungan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

= 191,1227 = 192

sehingga jumlah sampel minimal secara keseluruhan sebanyak 192 orang. Berikut ini perhitungan ukuran sampel minimal berdasarkan kelas:

Tabel 3.1

Penentuan Ukuran Sampel Minimal Tingkat

Kelas

Jumlah

Populasi Persentase

Ukuran Sampel Minimal Perhitungan Pembulatan 7 135 (135:366) x 100%

= 36,89% 36,89%x192=70,8 71 Orang 8 128 (128:366) x 100%

= 34,97% 34,9%x192= 67,2 67 Orang 9 103 (103:366) x 100%

= 28,14% 28,14%x192= 54,02 54 Orang

Jumlah 366 100% Jumlah 192 Orang

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui ukuran sampel minimal untuk kelas 7 sebanyak 71 orang, kelas 8 sebanyak 61 orang, dan kelas 9 sebanyak 54 orang. Berikut ini jumlah sampel yang didapat dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian Kelas Jumlah Persentase

7 117 39.13%

8 100 33.44%

9 82 27.42%

Jumlah

Total 299 100.00%


(21)

25

Witsqa Maisa Haq, 2015

Berdasarkan data yang dipaparkan dalam tabel 3.2 diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 299 orang. Dengan rincian kelas 7 sebanyak 117, kelas 8 sebanyak 100 orang dan kelas 9 sebanyak 82 orang. Jumlah tersebut melebihi jumlah ukuran sampel minimal yang sudah ditentukan sebelumnya.

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini yaitu kemandirian dan homesickness. Kemandirian sebagai variabel bebas dan homesickness sebagai variabel terikat. Variabel kemandirian sebagai variabel bebas karena merupakan variabel yang memengaruhi variabel homesickness. Variabel homesickness sebagai variabel terikat karena merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel kemandirian.

Definisi operasional variabel kemandirian menggunakan definisi operasional dalam instrumen kemandirian remaja (Primasari, 2011). Sedangkan definisi operasional variabel homesickness menggunakan definisi operasional dalam homesickness questionnaire (HQ) (Archer dkk., 1998).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa pemberian kuesioner. Kuesioner yang digunakan berisi suatu set pernyataan mengenai kemandirian dan homesickness. Kuesioner tersebut terdiri dari sejumlah pernyataan yang memiliki beberapa alternatif pilihan jawaban yang mampu menggambarkan keadaan maupun perasaan subjek penelitian. Kemudian subjek penelitian diminta untuk memilih salah satu dari alternatif pilihan jawaban tersebut.

3.5. Instrumen Penelitian

Terdapat dua instrumen penelitian yang menjadi acuan atau alat ukur dalam pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu Kuesioner Kemandirian Remaja (Primasari, 2011) untuk mengukur variabel kemandirian dan Homesickness Quesionnaire (HQ) (Archer dkk., 1998) untuk mengukur variabel


(22)

26

homesickness. Terdapat 49 item pernyataan dalam Kuesioner Kemandirian Remaja dan 33 item pernyataan dalam Homesickness Quesionnaire.

Homesickness Quesionnaire merupakan kuesioner berbahasa Inggris. Karena itu dilakukan alih bahasa terhadap seluruh item pernyataan dalam Homesickness Quesionnaire. Selanjutnya peneliti melakukan perubahan pada beberapa item pernyataan dalam kedua instrumen agar sesuai dengan subjek dalam penelitian ini.

Selain kedua instrumen tersebut peneliti menggali informasi demografis dari setiap responden melalui form data demografis yang berisi pertanyaan mengenai jenis kelamin, usia, kelas, asal daerah, pendidikan terakhir orang tua, dan pekerjaan orang tua. Informasi demografis digunakan untuk memberi gambaran lebih jelas dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan untuk mengetahui kaitan variabel demografis dengan variabel kemandirian maupun homesickness.

3.5.1. Instrumen Kemandirian a. Spesifikasi Instrumen

Instrumen kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner kemandirian remaja untuk mengukur tingkat kemandirian remaja yang dibuat oleh Primasari. Kuesioner kemandirian remaja mengacu pada teori kemandirian Steinberg (2002) yang dibuat dengan menggunakan likert rating. Kuesioner kemandirian remaja terdiri dari 49 item pernyataan yang diturunkan dari 3 dimensi kemandirian remaja yaitu kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai. Pernyataan yang disajikan dalam kuesioner kemandirian remaja terdiri dari 2 jenis pernyataan, yaitu pernyataan favorable (+) dan pernyataan unfavorable (-). Terdapat 15 pernyataan yang bersifat unfavorable yaitu terdapat pada nomor 3, 5, 9, 11, 15, 18, 19, 21, 24, 28, 31, 34, 39, 41, dan 45. Kuesioner kemandirian remaja memiliki indeks reliabilitas sebesar 0,725, indeks tersebut menunjukkan bahwa kuesioner tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian (Primasari, 2011).


(23)

27

Witsqa Maisa Haq, 2015

b. Pengisian Instrumen

Pada setiap item terdapat 5 alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-ragu (R), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS), dimana jawaban dari setiap pernyataan diberi bobot skor dalam rentang 1-5 (Primasari, 2011). Kemudian subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyatan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek.

c. Penyekoran

Penyekoran jawaban pada instrumen kemandirian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Jawaban dari setiap pernyataan yang dipilih subjek dinilai dengan angka sesuai dengan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.3

Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner Kemandirian Remaja

Pilihan Jawaban

Nilai Pernyataan

Favorable (+) Unfavorable (-)

SS 5 1

S 4 2

R 3 3

TS 2 4

STS 1 5

2) Menjumlahkan seluruh skor jawaban kuesioner kemandirian remaja yang diperoleh dari setiap subjek penelitian.

3) Menentukan mean dan standar deviasi dari skor keseluruhan subjek.

4) Membuat kategorisasi berdasarkan skor total subjek (X), mean (µ) dan standar deviasi (s) tersebut. Berikut ini merupakan kategorisasi untuk variabel kemandirian:


(24)

28

Tabel 3.4

Kategorisasi Skala Kemandirian

Kategori Rentang Skor

Sangat Tinggi X > ( µ+1,50s)

Tinggi ( µ+0,50s) < X ≤ ( µ+1,50s) Sedang ( µ-0,50s) < X ≤ ( µ+0,50s)

Rendah ( µ-1,50s) < X ≤ ( µ-0,50s)

Sangat Rendah X ≤ ( µ-1,50s)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata kemandirian dari seluruh subjek sebesar 71,22 dengan nilai standar deviasi sebesar 5,27. Berikut ini merupakan kategorisasi skala kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.5

Kategorisasi Skala Kemandirian (b)

Kategori Rentang Skor

Sangat Tinggi X > 79

Tinggi 74 < X ≤ 79

Sedang 69 < X ≤ 74

Rendah 63 < X ≤ 69

Sangat Rendah X ≤ 63

3.5.2. Instrumen Homesickness a. Spesifikasi Instrumen

Instrumen homesickness dalam penelitian ini menggunakan Homesickness Quesionnaire (HQ) yang dibuat oleh Archer dkk. (1998). HQ terdiri dari 33 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan reaksi-reaksi spesifik dari kesedihan yang digambarkan dalam penelitian Parkes (1970, 1972, 1985, 1986), Shuchter & Zisook (1993). Reaksi-reaksi kesedihan tersebut berkaitan dengan kondisi homesickness, seperti: Pengalaman yang mengganggu, kesedihan yang dikarenakan kehilangan


(25)

29

Witsqa Maisa Haq, 2015

attachment, berusaha untuk mempertahankan attachment, gelisah, marah dan rasa bersalah. Setiap item pernyataan diberi bobot 1-5 menggunakan likert rating, dimana terdapat pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam HQ terdapat 7 pernyataan yang bersifat unfavorable pada item nomor 2, 5, 11, 13, 30, 31, dan 33. Secara keseluruhan item dalam HQ terbagi kedalam 2 faktor, yaitu tidak menyukai universitas (13 item) dan kelekatan pada rumah (20 item). Kelekatan pada rumah menggambarkan perenungan mengenai rumah dan kesedihan karena jauh dari rumah. Sementara, tidak menyukai universitas menggambarkan ketidaksukaan pada universitas dan kesulitan dalam menyesuaikan diri di lingkungan baru. HQ diujikan kepada 3 sampel yang berbeda dan menunjukkan indeks reliabilitas 0,88, 0,85, dan 0,90, selain itu indeks reliabilitas untuk faktor kelekatan pada rumah menunjukkan angka 0,85 dan untuk faktor tidak menyukai universitas menunjukkan angka 0,83. Indeks tersebut menunjukkan bahwa HQ reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian (Archer dkk, 1998).

b. Pengisian Instrumen

Pada setiap item terdapat 5 alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), dimana jawaban dari setiap pernyataan diberi bobot skor dalam rentang 1-5. Kemudian subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyatan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek.

c. Penyekoran

Penyekoran jawaban pada instrumen homesickness dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Jawaban dari setiap pernyataan yang dipilih subjek dinilai dengan angka sesuai dengan bobot nilai sebagai berikut:


(26)

30

Tabel 3.6

Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner Homesickness

Pilihan Jawaban

Nilai Pernyataan

Favorable (+) Unfavorable (-)

SS 5 1

S 4 2

R 3 3

TS 2 4

STS 1 5

2) Menjumlahkan seluruh skor jawaban kuesioner homesickness yang diperoleh dari setiap subjek penelitian.

3) Menentukan mean dan standar deviasi dari skor keseluruhan subjek.

4) Membuat kategorisasi berdasarkan skor total subjek (X), mean (µ) dan standar deviasi (s) tersebut. Berikut ini merupakan kategorisasi untuk variabel homesickness:

Tabel 3.7

Kategorisasi Skala Homesickness

Kategori Rentang Skor

Sangat Tinggi X > ( µ+1,50s)

Tinggi ( µ+0,50s) < X ≤ ( µ+1,50s) Sedang ( µ-0,50s) < X ≤ ( µ+0,50s)

Rendah ( µ-1,50s) < X ≤ ( µ-0,50s)

Sangat Rendah X ≤ ( µ-1,50s)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata homesickness dari seluruh subjek sebesar 58,32 dengan nilai standar deviasi sebesar 15,036. Berikut ini merupakan kategorisasi skala homesickness yang digunakan dalam penelitian ini:


(27)

31

Witsqa Maisa Haq, 2015

Tabel 3.8

Kategorisasi Skala Homesickness (b)

Kategori Rentang Skor

Sangat Tinggi X > 81

Tinggi 66 < X ≤ 81

Sedang 51 < X ≤ 66

Rendah 36 < X ≤ 51

Sangat Rendah X ≤ 36

3.6. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti melakukan alih bahasa pada instrumen homesickness dan melakukan beberapa perubahan pada beberapa item dalam instrumen kemandirian dan homesickness agar sesuai dengan subjek dalam penelitian ini. Peneliti melakukan uji coba instrumen terhadap sampel lain yang memiliki karakteristik sama dengan sampel dalam penelitian ini. Uji coba dilakukan terhadap 244 santri MTs yang berusia remaja awal.

3.6.1. Uji Validitas Isi

Dalam sebuah penelitian validitas seringkali dikonsepkan sebagai sejauh mana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi instrumen dengan analisis rasional atau professional judgment terhadap instrumen kemandirian dan homesickness (Azwar, 2013a). Dalam penelitian ini professional judgment dilakukan oleh Bapak Helli Ihsan, S.Ag., M.Si.

3.6.2. Analisis Item

Analisis item dilakukan dengan melakukan pemilihan item layak terhadap instrumen kemandirian dan homesickness. Analisis item dilakukan terhadap data hasil uji coba instrumen kemandirian dan homesickness. Dalam program SPSS 18 for windows, untuk melakukan analisis item ditunjukkan oleh corrected item-total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor item total dari sisa item lainnya. Item yang dipilih adalah item yang memiliki korelasi item-total sama dengan atau lebih besar dari 0,30. Jika sebuah item tidak mencapai 0,30


(28)

32

namun jika item tersebut dihapus akan ada indikator yang terbuang maka kriterianya bisa diturunkan menjadi 0,20 (Ihsan, 2013). Maka dari itu, item dalam instrumen kemandirian dan homesickness dengan nilai corrected item-total correlation dibawah 0,30 atau 0,20 harus dihapus karena dianggap tidak mampu mengukur kemandirian atau homesickness.

a. Analisis Item Instrumen Kemandirian

Analisis item dilakukan terhadap hasil uji coba instrumen kemandirian yang terdiri dari 49 item pernyataan terhadap 244 responden. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan bantuan program SPSS 18 for windows, dengan melihat corrected item-total correlation, diketahui terdapat 17 item yang layak dan 32 item yang tidak layak dari 49 item yang dianalisis. Item yang tidak layak tersebut harus dihapus karena dianggap tidak mampu mengukur yang seharusnya diukur. Berikut ini merupakan rincian item tersebut:

Tabel 3.9

Hasil Pengujian Daya Diskriminasi Instrumen Kemandirian

Item Layak Item Tidak Layak

1, 6, 9, 17, 18, 20, 25, 26, 30, 33, 36, 37, 38, 43, 44, 47, 48.

2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 49. Akhirnya instrumen kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini berisi 17 item. Dimana di dalamnya terdapat 2 item pernyataan yang bersifat unfavorable yaitu item nomor 3 dan 5.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis item terhadap hasil penelitian menggunakan analisis model Rasch dengan bantuan perangkat lunak Winsteps. Dalam konteks analisis model Rasch, validitas item dapat diketahui melalui penilaian terhadap logit item tersebut (Sumintono & Widhiarso, 2014). Berdasarkan analisis yang terlihat dalam summary statistic (terdapat pada lampiran), nilai logit rata-rata item sebesar 0.00 yang mengartikan bahwa instrumen kemandirian memang mengukur kemandirian dan secara keseluruhan instrumennya baik. Namun masih terdapat item yang misfit atau tidak sesuai dengan model Rasch karena tidak memenuhi kriteria item fit. Item misfit dalam analisis model Rasch


(29)

33

Witsqa Maisa Haq, 2015

mengindikasikan bahwa item tersebut perlu perbaikan atau dibuang (Sumintono & Widhiarso, 2014). Item misfit pada instrumen kemandirian terdapat pada item nomor 3 dan 17.

b. Analisis Item Instrumen Homesickness

Analisis item dilakukan terhadap hasil uji coba instrumen homesickness yang terdiri dari 33 item pernyataan terhadap 244 responden. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan bantuan program SPSS 18 for windows, dengan melihat corrected item-total correlation, diketahui terdapat 25 item yang layak dan 8 item yang tidak layak dari 33 item yang dianalisis. Item yang tidak layak tersbut harus dihapus karena dianggap tidak mampu mengukur yang seharusnya diukur. Berikut ini merupakan rincian item tersebut:

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Daya Diskriminasi Instrumen Kondisi Homesickness

Item Layak Item Tidak Layak

1, 3, 4, 6, 7, 8 , 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 28, 30, 31, 33.

2, 5, 9, 11, 13, 27, 29, 32.

Akhirnya instrumen homesickness yang digunakan dalam penelitian ini berisi 25 item. Dimana di dalamnya terdapat 3 item pernyataan yang bersifat unfavorable yaitu pada item nomor 23, 24 dan 25.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis item terhadap hasil penelitian menggunakan analisis model Rasch dengan bantuan perangkat lunak Winsteps. Dalam konteks analisis model Rasch, validitas item dapat diketahui melalui penilaian terhadap logit item tersebut (Sumintono & Widhiarso, 2014). Berdasarkan analisis yang terlihat dalam summary statistic (terdapat pada lampiran), nilai logit rata-rata item sebesar 0.00 yang mengartikan bahwa instrumen homesickness memang mengukur homesickness dan secara keseluruhan instrumennya baik. Namun masih terdapat item yang misfit atau tidak sesuai dengan model Rasch karena tidak memenuhi kriteria item fit. Item misfit dalam analisis model Rasch mengindikasikan bahwa item tersebut perlu perbaikan atau dibuang


(30)

34

(Sumintono & Widhiarso, 2014). Item misfit pada instrumen homesickness terdapat pada item nomor 6, 16 dan 17.

3.6.3. Reliabilitas

Reliabilitas dalam sebuah penelitian menunjukkan sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Hal tersebut ditunjukkan oleh taraf konsistensi hasil pengukuran sekelompok subjek yang sama pada beberapa kali pelaksanaan pengukuran (Azwar, 2012). Reliabilitas dapat ditunjukan dari hasil perhitungan Alpha Cronbach (Ihsan, 2013). Semakin besar koefisien reliabilitas berarti semakin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Sebaliknya, semakin kecil koefisien reliabilitas berarti semakin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel alat ukur tersebut (Sugiyono, 2008). Berikut ini merupakan pedoman untuk mengkategorikan koefisien reliabilitas yang dibuat oleh Guilford (Silalahi, 2009), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11

Pedoman Kategorisasi Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Interpretasi

0,90 ≤ α ≤ 1,00 Sangat Reliabel

0,70 ≤ α ≤ 0,90 Reliabel

0,40 ≤ α ≤ 0,70 Cukup Reliabel

0,20 ≤ α ≤ 0,40 Kurang Reliabel

α ≤ 0,20 Tidak Reliabel

a. Reliabilitas Item Instrumen Kemandirian

Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap hasil uji coba instrumen kemandirian yang terdiri dari 49 item pernyataan terhadap 244 responden. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS 18 for windows, diketahui indeks reliabilitas sebesar 0.703 yang artinya instrumen kemandirian memiliki reliabilitas yang tinggi.

Kemudian pengujian reliabilitas kembali dilakukan terhadap 17 item yang layak dalam instrumen kemandirian, diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0.717, indeks tersebut menunjukkan bahwa instrumen


(31)

35

Witsqa Maisa Haq, 2015

kemandirian memiliki reliabilitias yang tinggi sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur kemandirian remaja.

Selanjutnya peneliti menguji reliabilitas terhadap hasil penelitian ini dengan menggunakan analisis Rasch Model menggunakan bantuan program Winsteps. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menganalisis reliabilitas item dan person/responden. Berdasarkan analisis, reliabilitas responden menunjukkan keseluruhan pola jawaban respon pada instrumen yang bagus karena nilai Infit MNSQ dan Outfit MNSQ mendekati 1. Serta keseluruhan pola jawaban responden memiliki kesesuaian dengan model karena Infit ZSTD dan Outfit ZSTD sama dengan 0. Sementara nilai reliabilitas ditunjukkan oleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0.64, menunjukkan tingkat reliabilitas (interaksi responden dan item secara keseluruhan) yang cukup baik. Berdasarkan analisis nilai reliabilitas sebesar 0.64 dapat mungkin terjadi karena nilai reliability person sebesar 0.61 yang mengartikan bahwa konsistensi jawaban dari responden lemah. Namun untuk nilai item reliability berada pada tingkat yang sangat baik yaitu sebesar 0.99, artinya item-item dalam instrumen kemandirian bagus (Sumintono & Widhiarso, 2014). b. Reliabilitas Item Instrumen Homesickness

Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap hasil uji coba instrumen homesickness yang terdiri dari 33 item pernyataan terhadap 244 responden. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS 18 for windows, diketahui indeks reliabilitas sebesar 0.863 yang artinya instrumen homesickness memiliki reliabilitas yang tinggi.

Kemudian pengujian reliabilitas kembali dilakukan terhadap 25 item yang layak dalam instrumen homesickness, diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0.904 indeks tersebut menunjukkan bahwa instrumen homesickness memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur homesickness.

Selanjutnya peneliti menguji reliabilitas terhadap hasil dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis Rasch Model menggunakan


(32)

36

bantuan program Winsteps. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menganalisis reliabilitas item dan person/responden. Berdasarkan analisis, reliabilitas responden menunjukkan keseluruhan pola jawaban respon pada instrumen yang bagus karena nilai Infit MNSQ dan Outfit MNSQ mendekati 1. Serta keseluruhan pola jawaban responden memiliki kesesuaian dengan model karena Infit ZSTD dan Outfit ZSTD mendekati 0. Sementara nilai reliabilitas ditunjukkan oleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0.91, menunjukkan tingkat reliabilitas (interaksi responden dan item secara keseluruhan) yang sangat baik. Berdasarkan analisis nilai reliabilitas sebesar 0.91 dapat mungkin terjadi karena nilai reliability person sebesar 0.88 yang mengartikan bahwa konsistensi jawaban dari responden bagus. Selain itu, nilai item reliability berada pada tingkat yang sangat baik yaitu sebesar 0.99, artinya item-item dalam instrumen homesickness bagus (Sumintono & Widhiarso, 2014). 3.7. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti melakukan studi literatur dan membuat proposal penelitian serta meminta izin kepada instansi yang akan dijadikan tempat penelitian. Secara rinci tahap persiapan yang dilakukan peneliti ialah sebagai berikut:

a. Menentukan masalah yang akan diteliti.

b. Melakukan studi kepustakaan mengenai variabel yang akan diteliti untuk mendapatkan fenomena yang jelas mengenai kemandirian dan homesickness.

c. Menetapkan desain penelitian dan instrumen kemandirian dan homesickness yang akan digunakan dalam penelitian.

d. Menetapkan populasi dan sampel penelitian dengan menggunakan penelitian populasi.

e. Melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui fenomena kemandirian dan homesickness yang terjadi di lokasi penelitian.


(33)

37

Witsqa Maisa Haq, 2015

g. Mempresentasikan proposal penelitian dalam Seminar Psikologi Perkembangan, kemudian menyempurnakan proposal.

h. Mengajukan proposal penelitian yang telah disempurnakan kepada Dosen Bimbingan Skripsi untuk disahkan.

i. Membuat surat izin penelitian untuk disampaikan kepada Pesantren Darussalam.

2. Tahap Pelaksanaan/Pengambilan Data

Berikut ini merupakan tahap pelaksaan penelitian yang dilakukan peneliti, diantaranya:

a. Menghubungi pihak pesantren yang akan dijadikan tempat penelitian. b. Menyampaikan prolog mengenai tujuan pengisian kuesioner kepada santri

mengenai kemandirian dan homesickness.

c. Memberikan penjelasan dalam pengisian kuesioner kemandirian dan homesickness.

d. Membagikan kuesioner kepada santri dan memberikan waktu kepada santri untuk mengisi kuesioner.

e. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi. f. Menyampaikan epilog dan ucapan terimakasih. 3. Tahap Pengolahan Data

Setelah mendapatkan data penelitian, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data hasil penelitian. Berikut ini tahap pengolahan data yang dilakukan peneliti:

a. Menghitung dan mentabulasi data jawaban kuesioner yang didapat.

b. Melakukan pengolahan dan pengujian statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan korelasi antar variabel dengan bantuan program SPSS (Statistic Program for Social Science).


(34)

38

Setelah melakukan pengolahan data, selanjutnya peneliti memaparkan dan membahas hasil pengolahan data penelitian untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini tahap penyelesaian yang dilakukan peneliti:

a. Menampilkan hasil pengolahan data. b. Membahas hasil penelitian.

c. Membuat kesimpulan dan rekomendasi atau saran. 3.8. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian remaja dengan homesickness. Data yang diambil untuk kedua variabel berupa likert rating sehingga jenis data yang diperoleh dari kedua variabel berbentuk data ordinal. Selain itu, untuk mengetahui gambaran dari subjek dalam penelitian ini digunakan analisis data dengan statistik deskriptif. Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistic Program for Social Science) 18 for Windows.

3.8.1. Uji Korelasi

Pengujian korelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel kemandirian dan homesickness, yaitu menguji hipotesis penelitian 1 dan 2 (HP 1 dan HP 2) yang telah dipaparkan pada Bab II. Jenis data dalam penelitian ini berbentuk data ordinal. Oleh karena itu, uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Spearman’s Rho, dengan rumusan hipotesis statistik berikut ini:

H0: ρxy = 0 Ha: ρxy ≠ 0

*Keterangan: ρxy = koefisien korelasi antara kemandirian dan homesickness

Hasil pengujian korelasi menunjukkan koefisien korelasi yang mengandung dua makna, yaitu kuat lemahnya suatu hubungan dan arah hubungan antar variabel. Kuat lemahnya hubungan antar variabel diperlihatkan oleh nilai koefisien korelasi yang bergerak antara 0 sampai dengan 1. Dimana semakin mendekati angka 1 berarti hubungan tersebut semakin kuat, dan sebaliknya semakin mendekati angka 0 maka hubungan tersebut semakin lemah. Arah hubungan antar variabel ditunjukkan oleh adanya tanda positif dan negatif pada nilai koefisien korelasi. Tanda positif menunjukkan adanya hubungan yang searah


(35)

39

Witsqa Maisa Haq, 2015

dan tanda negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan arah (Azwar, 2013b). Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara kedua variabel, maka nilai koefisien korelasi dapat diinterpretasikan melalui tabel berikut (Silalahi, 2009):

Tabel 3.12

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Interpretasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3.8.2. Uji Perbedaan

Selain menguji korelasi antara variabel kemandirian dengan variabel homesickness, peneliti melakukan uji perbedaan kedua variabel tersebut dengan variabel demografis. Diantaranya yaitu, uji perbedaan tingkat kemandirian ditinjau dari kelas, tingkat pendidikan orang tua, serta pekerjaan orang tua dan uji perbedaan tingkat homesickness ditinjau dari kelas, usia, serta jenis kelamin. Uji perbedaan dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian 3 dan 4 (HP 3 dan HP 4) yang telah dipaparkan pada Bab II. dengan rumusan hipotesis statistik berikut ini:

H0: ρxy = 0 Ha: ρxy ≠ 0

*Keterangan: ρxy = koefisien perbedaan antara variabel kemandirian atau

homesickness ditinjau dari variabel demografis

Uji perbedaan variabel kelas dan usia menggunakan teknik One Way Anova, sementara untuk variabel tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua menggunakan teknik Two Way Anova, dan uji perbedaan variabel jenis kelamin menggunakan teknik Independent Samples Test. Adapun pedoman interpretasi uji perbedaan ini yaitu dengan melihat nilai signifikansi, dimana apabila nilai signifikansi p≤0.05, maka Ha diterima. Sementara apabila nilai signifikansi p>0.05, maka Ha ditolak.


(36)

40

Pada bab ini telah dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian dalam penelitian ini, selanjutnya hasil penelitian dan pembahasan penelitian akan dibahas pada bab berikutnya.


(37)

67 Witsqa Maisa Haq, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini akan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, serta rekomendasi terkait penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang didapat.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, mengenai kemandirian dan homesickness santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam melalui metode penelitian korelasional pada 299 sampel santri MTs maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan negatif yang sangat rendah antara kemandirian dengan homesickness pada santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam. Dengan kata lain, kemandirian yang tinggi akan cenderung menimbulkan homesickness yang rendah dan sebaliknya kemandirian yang rendah akan cenderung menimbulkan homesickness yang tinggi. Namun kecenderungan tersebut hanya terjadi pada sedikit subjek dalam penelitian ini.

b. Terdapat hubungan negatif yang sangat rendah antara kemandirian dengan homesickness pada santri kelas 7. Dengan kata lain, kemandirian yang tinggi akan cenderung menimbulkan homesickness yang rendah dan sebaliknya kemandirian yang rendah akan cenderung menimbulkan homesickness yang tinggi. Namun pada santri kelas 8 dan 9 diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara kemandirian dengan homesickness. Artinya, kecenderungan tersebut hanya terjadi pada santri kelas 7.

c. Tidak terdapat perbedaan tingkat kemandirian santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ditinjau dari perbedaan kelas, tingkat pendidikan orang tua, maupun pekerjaan orang tua.

d. Tidak terdapat perbedaan tingkat homesickness santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ditinjau dari jenis kelamin. Sementara terdapat perbedaan tingkat homesickness santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam ditinjau dari kelas dan usia.


(38)

68

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan rekomendasi bagi pihak yang terlibat dan yang akan terlibat berkaitan dengan penelitian ini.

a. Rekomendasi bagi guru bimbingan konseling, kesantrian, maupun pengasuh asrama:

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara umum Santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam memiliki kemandirian yang cukup, namun cenderung rendah. Selanjutnya, diketahui bahwa santri kelas 9 memiliki kemandirian yang rendah padahal santri kelas 9 merupakan santri yang berusia paling tua dan paling lama tinggal di pesantren. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan pesantren belum memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan kemandirian santri. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian dapat memengaruhi terjadinya homesickness. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar pihak pesantren mengadakan kegiatan khusus yang dapat meningkatkan kemandirian santri.

Selain itu, perlu diadakan kegiatan khusus yang dapat mengurangi tingkat homesickness yang dirasakan santri. Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cukup banyak yang merasakan homesickness dengan kategori tinggi, terutama pada santri kelas 7. Karena seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, homesickness yang tinggi atau parah dapat menimbulkan gangguan dan menghambat dalam aktifitas sehari-hari yang dapat termanifestasikan dalam gejala fisik, kognitif, emosional dan perilaku.

Kegiatan yang dapat diadakan diantaranya seperti kegiatan ekstrakulikuler yang diminati dan disenangi oleh santri sehingga santri menjadi lebih senang untuk tinggal lingkungan pesantren dan mengurangi homesickness yang dirasakan santri. Selain itu dapat mengadakan kegiatan outbound maupun lomba-lomba, sehingga santri dapat mendorong peningkatan kemandirian santri.

Selanjutnya orang tua dapat melakukan penjaringan data mengenai kemandirian remaja sebelum memasukkan anaknya ke


(39)

69

Witsqa Maisa Haq, 2015

pesantren atau untuk pihak kesantrian pun dapat melakukan tes psikologis khususnya tes kemandirian sebelum menerima calon santri, sehingga dapat diketahui keadaan psikologis maupun kemandirian remaja tersebut dan dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada remaja tersebut.

b. Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya:

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan instrumen atau alat ukur dengan reliabilitas yang lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya dapat diteliti dengan menambah variabel lain, agar dapat diketahui faktor lain yang turut memengaruhi variabel kemandirian dan variabel homesickness.

3. Penelitian selanjutnya dapat diteliti dengan menambah variabel dukungan sosial, penyesuaian diri, maupun variabel yang berkaitan dengan kemandirian dan homesickness.

4. Penelitian selanjutnya dapat menggali bagaimana sistem pendidikan pesantren membentuk pola kemandirian pada santri.

5. Penelitian mengenai homesickness dapat diteliti dalam bidang psikologi klinis untuk mengetahui jenis dari bentuk atau gejala yang termanifestasikan dari homesickness pada seseorang.


(40)

70

DAFTAR RUJUKAN

Ali, M., & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja Pengembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Anggraini, E. N. (2013). Hubungan Antara Kemandirian dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa yang Merantau di Kota Malang. (Skripsi). Universitas Brawijaya Malang, Malang.

Archer, J., J. Ireland., S. Amos., H. Broad., & L. Currid. (1998). Derivation of a homesickness scale. British Journal of Psychology.

Arikunto, S. (2006). PROSEDUR PENELITIAN: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2013a). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2013b). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basri, H. (1996). Remaja Berkualitas, Problematika Remaja Dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brewin, C. R., Furnham, A., & Howes, M. (1989). Demographic and psychological determinants of homesickness and confiding among students. British Journal of Psychology, 80, 467-477.

Fisher, S., Frazer, N., & Murray, K. (1986). Homesickness and health in boarding school children. Journal of Environmental Psychology, 35–47.

Fisher, S., Elder, L., & Peacock, G. (1990). Homesickness in a school in the Australian bush. Children’s Environment Quarterly, 7(3), 15-22.

Hamidah, S. A., M. K. Suci dan A. K. Nugraha. (2013). Hubungan Penerimaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kemandirian Pada Penyandang Cacat Tubuh Di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr Soeharso Surakarta. Jurnal Ilmiah Candrajiwa Vol. 2, No. 2. Hal 1-11.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ihsan, H. (2013). Metode Skala Psikologi. Bandung: Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia.


(41)

71

Witsqa Maisa Haq, 2015

Ihsan, H. (2010). Metode Kuantitatif. Bandung: Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia.

Isyafiyatun. (2015). Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kemandirian Pada Santri Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Jannah, E. U. (2013). Hubungan antara Self Efficacy dan Kecerdasan Emosional dengan Kemandirian pada Remaja. Persona Jurnal Psikologi Indonesia. Vol.2, No. 3. Hal 278-287.

Julianto, A. P. (2010). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian Anak Usia Sekolah Di SDN Panjang Wetan 01 Pekalongan. Pekalongan: Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan.

Longo, G. S. (2010). Homesickness in College Students: The Moderating Effect of Religiousness on the Relationship between Homesickness and Maladjustment. Virginia Polytechnic Institute and State University.

McNeely, C. & J. Blanchard. (2009). The Teen Years Explained: A Guide to Healthy Adolescent Development. Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health: USA. Tersedia di: http://www.jhsph.edu/research/centers-

and-institutes/center-for-adolescent-health/_includes/interactive%20guide.pdf (Tanggal Akses: 10 Juni 2015) Monks, F.J., A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono. (1998). Psikologi

Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mujiburrohman, M. R., L . S . Dewi dan Wasino. (2012). Pendidikan Karakter Di Pesantren Darul Falah Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Journal Of Educational Social Studies. Vol 1 No. 2. Hal 131-137.

Noom, M.J., M. Dekovic, & W. Meeus. (1999). Autonomy, attachment and psychosocial adjustment during adolescence: a double-edged sword?. Journal of Adolescence 1999, 22, 771-783.

Noom, M.J., M. Dekovic, & W. Meeus. (2001). Conceptual Analysis and Measurement of Adolescent Autonomy. Journal of Youth and Adolescence, Vol. 30, No. 5.

Poyrazli, S., & Lopes, M. D. (2007). An exploratory study of perceived discrimination and homesickness: A comparison of international students and American students. The Journal of Psychology, 263-280.


(42)

72

Primasari, W. (2011). Hubungan Antara Kemandirian Remaja dengan Prestasi Belajar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Purwoko, D, Amri, J, Pang, A, Darwis S. G & Hisyam, M. (2007). Hubungan Karakteristik Santri Dengan Persepsi Tentang Kemandirian Di Pondok Pesantren. Jurnal Penyuluhan. Vol 3 no 2. Hal 71-77.

Qodir, A. (2004). Pembaharuan Sistem Pendidikan Pesantren. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat. Vol 1 no. 1, Juni. Hal 55-72.

Randall, D. W. (2003). An Exploration Of Homesickness: Psychological Correlates, Family Functioning, And Methodological Advancements. (Thesis). The Pennsylvania State University, USA.

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sanusi, U. (2012). Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren (Studi Mengenai Realitas Kemandirian di Pondok Pesantren Al-Istiqlal Cianjur dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tasikmalaya). Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta’lim. Vol 10 no. 2. Hal 123-139.

Saputri, S.A, Hardjono, Karyanta, N.A. (2013). Hubungan Antara Religiusitas Dan Dukungan Sosial Dengan Psychological Well-Being Pada Santri

Kelas VII Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ibnu ‘Abbas Klaten.

Jurnal Ilmiah Candrajiwa. Vol. 2 No. 3. Hal 22-31.

Sevilla, C. G. dkk. (2006). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Silalahi, U. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Steinberg, L. (2002). Adolescents, 6th Edition. New York : McGraw-Hill.

Stroebe, M., van Vliet., T., Hewstone, M., & Willis, H. (2002). Homesickness among students in two cultures: antecedents and consequences. British Journal of Psychology, 93, 147-168

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendeketan Kuantitatif, Kualtitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumintono, W., & W. Widhiarso. (2014). Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Cimahi: Trim Komunikata Publishing House.

Thurber, C. A., & Sigman, M. D. (1998). Preliminary models of risk and protective factors for childhood homesickness: Review and empirical synthesis. Child Development, 69, 903-934


(43)

73

Witsqa Maisa Haq, 2015

Thurber, C.A., E. Walton, et al. (2006). Preventing and Treating Homesickness. American Academy of Pediatrics.

Utami, O. T. (2014). Kemandirian Ditinjau Dari Urutan Kelahiran Dan Jenis Kelamin. (Skripsi). Universitas Surakarta, Surakarta.

Van Tilburg, M.A.L. The Psychological Context of Homesickness. Dalam: Van Tilburg, M.A.L., Ad Vingerhoets. (2005). Psychological Aspects Of Geographical Moves Homesickness And Acculturation Stress. Amsterdam: Amsterdam University Press.

Van Tilburg, M.A.L., A.J. Vingerhoets, & G.L. Van Heck. (1996). Homesickness: a review of the literature. Psychological Medicine, 26, 899-912.

Venberg, E.M., C.J. Randall. Homesickness After Relocation during Early Adolescence. Dalam: Van Tilburg, M.A.L.,& Ad Vingerhoets. (2005). Psychological Aspects Of Geographical Moves Homesickness And Acculturation Stress. Amsterdam: Amsterdam University Press.

Vingerhoets, A. J. J. M. (1997). The Homesickness Concept. Tilburg: Tilburg University Press.

WHO. (2015). Adolescent Development. Online: Tersedia di: http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en/ (Tanggal Akses: 10 Juni 2015).

Widiana, A. A., & Nugraheni, H. (2011). Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Dengan Kemandirian Pada Remaja. (Skripsi). Universitas Setia Budi Surakarta, Surakarta.


(1)

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan rekomendasi bagi pihak yang terlibat dan yang akan terlibat berkaitan dengan penelitian ini.

a. Rekomendasi bagi guru bimbingan konseling, kesantrian, maupun pengasuh asrama:

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara umum Santri MTs Al-Fadliliyah Darussalam memiliki kemandirian yang cukup, namun cenderung rendah. Selanjutnya, diketahui bahwa santri kelas 9 memiliki kemandirian yang rendah padahal santri kelas 9 merupakan santri yang berusia paling tua dan paling lama tinggal di pesantren. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan pesantren belum memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan kemandirian santri. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian dapat memengaruhi terjadinya homesickness. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar pihak pesantren mengadakan kegiatan khusus yang dapat meningkatkan kemandirian santri.

Selain itu, perlu diadakan kegiatan khusus yang dapat mengurangi tingkat homesickness yang dirasakan santri. Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cukup banyak yang merasakan

homesickness dengan kategori tinggi, terutama pada santri kelas 7.

Karena seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

homesickness yang tinggi atau parah dapat menimbulkan gangguan

dan menghambat dalam aktifitas sehari-hari yang dapat termanifestasikan dalam gejala fisik, kognitif, emosional dan perilaku.

Kegiatan yang dapat diadakan diantaranya seperti kegiatan ekstrakulikuler yang diminati dan disenangi oleh santri sehingga santri menjadi lebih senang untuk tinggal lingkungan pesantren dan mengurangi homesickness yang dirasakan santri. Selain itu dapat mengadakan kegiatan outbound maupun lomba-lomba, sehingga santri dapat mendorong peningkatan kemandirian santri.


(2)

pesantren atau untuk pihak kesantrian pun dapat melakukan tes psikologis khususnya tes kemandirian sebelum menerima calon santri, sehingga dapat diketahui keadaan psikologis maupun kemandirian remaja tersebut dan dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada remaja tersebut.

b. Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya:

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan instrumen atau alat ukur dengan reliabilitas yang lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya dapat diteliti dengan menambah variabel lain, agar dapat diketahui faktor lain yang turut memengaruhi variabel kemandirian dan variabel homesickness.

3. Penelitian selanjutnya dapat diteliti dengan menambah variabel dukungan sosial, penyesuaian diri, maupun variabel yang berkaitan dengan kemandirian dan homesickness.

4. Penelitian selanjutnya dapat menggali bagaimana sistem pendidikan pesantren membentuk pola kemandirian pada santri.

5. Penelitian mengenai homesickness dapat diteliti dalam bidang psikologi klinis untuk mengetahui jenis dari bentuk atau gejala yang termanifestasikan dari homesickness pada seseorang.


(3)

DAFTAR RUJUKAN

Ali, M., & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja Pengembangan Peserta Didik.

Jakarta: Bumi Aksara.

Anggraini, E. N. (2013). Hubungan Antara Kemandirian dengan Penyesuaian

Diri Pada Mahasiswa yang Merantau di Kota Malang. (Skripsi).

Universitas Brawijaya Malang, Malang.

Archer, J., J. Ireland., S. Amos., H. Broad., & L. Currid. (1998). Derivation of a homesickness scale. British Journal of Psychology.

Arikunto, S. (2006). PROSEDUR PENELITIAN: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2013a). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2013b). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basri, H. (1996). Remaja Berkualitas, Problematika Remaja Dan

Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brewin, C. R., Furnham, A., & Howes, M. (1989). Demographic and psychological determinants of homesickness and confiding among students. British Journal of Psychology, 80, 467-477.

Fisher, S., Frazer, N., & Murray, K. (1986). Homesickness and health in boarding school children. Journal of Environmental Psychology, 35–47.

Fisher, S., Elder, L., & Peacock, G. (1990). Homesickness in a school in the Australian bush. Children’s Environment Quarterly, 7(3), 15-22.

Hamidah, S. A., M. K. Suci dan A. K. Nugraha. (2013). Hubungan Penerimaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kemandirian Pada Penyandang Cacat Tubuh Di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr Soeharso Surakarta. Jurnal Ilmiah Candrajiwa Vol. 2, No. 2. Hal 1-11.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ihsan, H. (2013). Metode Skala Psikologi. Bandung: Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia.


(4)

Ihsan, H. (2010). Metode Kuantitatif. Bandung: Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia.

Isyafiyatun. (2015). Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kemandirian Pada

Santri Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta. (Skripsi).

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Jannah, E. U. (2013). Hubungan antara Self Efficacy dan Kecerdasan Emosional dengan Kemandirian pada Remaja. Persona Jurnal Psikologi Indonesia. Vol.2, No. 3. Hal 278-287.

Julianto, A. P. (2010). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat

Kemandirian Anak Usia Sekolah Di SDN Panjang Wetan 01 Pekalongan.

Pekalongan: Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan.

Longo, G. S. (2010). Homesickness in College Students: The Moderating Effect of

Religiousness on the Relationship between Homesickness and Maladjustment. Virginia Polytechnic Institute and State University.

McNeely, C. & J. Blanchard. (2009). The Teen Years Explained: A Guide to

Healthy Adolescent Development. Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health: USA. Tersedia di:

http://www.jhsph.edu/research/centers-

and-institutes/center-for-adolescent-health/_includes/interactive%20guide.pdf (Tanggal Akses: 10 Juni 2015) Monks, F.J., A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono. (1998). Psikologi

Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Mujiburrohman, M. R., L . S . Dewi dan Wasino. (2012). Pendidikan Karakter Di Pesantren Darul Falah Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Journal

Of Educational Social Studies. Vol 1 No. 2. Hal 131-137.

Noom, M.J., M. Dekovic, & W. Meeus. (1999). Autonomy, attachment and psychosocial adjustment during adolescence: a double-edged sword?.

Journal of Adolescence 1999, 22, 771-783.

Noom, M.J., M. Dekovic, & W. Meeus. (2001). Conceptual Analysis and Measurement of Adolescent Autonomy. Journal of Youth and

Adolescence, Vol. 30, No. 5.

Poyrazli, S., & Lopes, M. D. (2007). An exploratory study of perceived discrimination and homesickness: A comparison of international students and American students. The Journal of Psychology, 263-280.


(5)

Primasari, W. (2011). Hubungan Antara Kemandirian Remaja dengan Prestasi

Belajar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Purwoko, D, Amri, J, Pang, A, Darwis S. G & Hisyam, M. (2007). Hubungan Karakteristik Santri Dengan Persepsi Tentang Kemandirian Di Pondok Pesantren. Jurnal Penyuluhan. Vol 3 no 2. Hal 71-77.

Qodir, A. (2004). Pembaharuan Sistem Pendidikan Pesantren. Jurnal Studi

Agama dan Masyarakat. Vol 1 no. 1, Juni. Hal 55-72.

Randall, D. W. (2003). An Exploration Of Homesickness: Psychological Correlates, Family Functioning, And Methodological Advancements. (Thesis). The Pennsylvania State

University, USA.

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sanusi, U. (2012). Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren (Studi Mengenai Realitas Kemandirian di Pondok Pesantren Al-Istiqlal Cianjur dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tasikmalaya). Jurnal Pendidikan

Agama Islam- Ta’lim. Vol 10 no. 2. Hal 123-139.

Saputri, S.A, Hardjono, Karyanta, N.A. (2013). Hubungan Antara Religiusitas Dan Dukungan Sosial Dengan Psychological Well-Being Pada Santri Kelas VII Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ibnu ‘Abbas Klaten.

Jurnal Ilmiah Candrajiwa. Vol. 2 No. 3. Hal 22-31.

Sevilla, C. G. dkk. (2006). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Silalahi, U. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Steinberg, L. (2002). Adolescents, 6th Edition. New York : McGraw-Hill.

Stroebe, M., van Vliet., T., Hewstone, M., & Willis, H. (2002). Homesickness among students in two cultures: antecedents and consequences. British

Journal of Psychology, 93, 147-168

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendeketan Kuantitatif,

Kualtitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumintono, W., & W. Widhiarso. (2014). Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Cimahi: Trim Komunikata Publishing House.

Thurber, C. A., & Sigman, M. D. (1998). Preliminary models of risk and protective factors for childhood homesickness: Review and empirical


(6)

Thurber, C.A., E. Walton, et al. (2006). Preventing and Treating Homesickness.

American Academy of Pediatrics.

Utami, O. T. (2014). Kemandirian Ditinjau Dari Urutan Kelahiran Dan Jenis

Kelamin. (Skripsi). Universitas Surakarta, Surakarta.

Van Tilburg, M.A.L. The Psychological Context of Homesickness. Dalam: Van Tilburg, M.A.L., Ad Vingerhoets. (2005). Psychological Aspects Of

Geographical Moves Homesickness And Acculturation Stress. Amsterdam:

Amsterdam University Press.

Van Tilburg, M.A.L., A.J. Vingerhoets, & G.L. Van Heck. (1996). Homesickness: a review of the literature. Psychological Medicine, 26, 899-912.

Venberg, E.M., C.J. Randall. Homesickness After Relocation during Early

Adolescence. Dalam: Van Tilburg, M.A.L.,& Ad Vingerhoets. (2005). Psychological Aspects Of Geographical Moves Homesickness And Acculturation Stress. Amsterdam: Amsterdam University Press.

Vingerhoets, A. J. J. M. (1997). The Homesickness Concept. Tilburg: Tilburg University Press.

WHO. (2015). Adolescent Development. Online: Tersedia di: http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en/ (Tanggal Akses: 10 Juni 2015).

Widiana, A. A., & Nugraheni, H. (2011). Hubungan Antara Pola Asuh

Demokratis Dengan Kemandirian Pada Remaja. (Skripsi). Universitas


Dokumen yang terkait

Analisis dan perancangan sistem Informasi penerimaan santri baru Pondok Modren darussalam

0 9 121

Gambaran Tingkat Pengetahuan Santri Remaja Terhadap Gizi Di Pondok Pesantren Al Hasan Ciamis Jawa Barat Tahun 2010

0 9 66

PENDIDIKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-HADID KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

0 4 121

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SANTRI KULLIYATUL MUALLIMIN AL- Kontribusi Motivasi Belajar Dan Kreativitas Terhadap Kemandirian Belajar Santri Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Sur

0 3 16

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SANTRI KULLIYATUL MUALLIMIN AL- Kontribusi Motivasi Belajar Dan Kreativitas Terhadap Kemandirian Belajar Santri Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Sur

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA (SANTRI) PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

2 6 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SANTRI KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN AL IHSAN RINGINPITU Budaya Belajar Matematika Santri Kelas Vii Mts Pondok Pesantren Al Ihsan Ringinpitu Sine, Ngawi, Jawa Timur.

0 1 15

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR BERBAHASA ANAK :Studi Deskriptif terhadap Anak Raudlatul Athfal Al-Fadliliyah Darussalam Ciamis.

0 0 54

KEMANDIRIAN DAN HOMESICKNESS SANTRI MTS AL-FADLILIYAH DARUSSALAM KOTA CIAMIS - repository UPI S PSI 1106163 Title

0 4 4

PERSEPSI SANTRI TERHADAP KEMANDIRIAN DAL (1)

0 0 12