PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN AGAMA TERHADA

PENGARUH SOSIAL, BUDAYA, DAN AGAMA TERHADAP
RENTETAN SEJARAH PERADABAN DAN PERKEMBANGAN
URBAN ASIA TENGGARA
Cut Elisa Farahdilla
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Iskandar Muda, Banda Aceh
Email : cutelisafarahdilla@gmail.com

ABSTRACT
Social, culture and religion are important things that influence the quality of urban development. The
contributions are not only in the form of physical things but also non physical things which also
advocated the civilization. This article focuses on Southeast Asia region that forces the significant
development of urban and its historical dynamism. Southeast Asia is a regional known for its migration
which comes from Asia and Europe continents. Social, cultural, and religious assimilations are varied
while most influences in this territory come from trade and colonisation from western and eastern
countries. The intention of the study is to return the identity of Southeast Asia region that tends to lose
its character nowadays. The purpose of the study are to analyze the factors of social, cultural, and
religious towards the urban development and its achievements from early period of civilization until
period of 2000 B.C. The study uses relevant literatures from secondary sources such as journals,
conference proceedings, etc.
Keywords : Civilization, Social, Culture, Religion, Southeast Asia


PENDAHULUAN

Peradaban dalam bahasa inggris yang
berarti civilization berasal dari akar
kata civitas dari bahasa latin yang
berarti urban atau peradaban. Menurut
antropolog pertama di Indonesia,
Koentjaraningrat
(1948)
istilah
peradaban dipakai untuk menyebut
suatu kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, seni bangunan, seni
rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu
pengetahuan yang maju dan kompleks.
Sedangkan menurut Huntington (1996)
dalam bukunya yang fenomenal ‘The
Clash of Civilization’, peradaban
adalah the highest social grouping of
people and the broadest level of

cultural identity people have short of
that which distinguish humans from
other
species
yang
bermakna
sekelompok orang atau masyarakat dan
tingkatan
luas
dari
identitas
kebudayaan dimana hal ini yang
membedakan manusia dari spesies
yang lain. Sosiolog muslim Ibnu
Khaldun
(1332-1406M)
mendefinisikan peradaban (umran)

sebagai organisasi sosial manusia,
kelanjutan dan proses tamaddun

(urbanisasi) melalui ashabiyah. Maka,
apabila disimpulkan dari ketiga
ilmuwan diatas maka peradaban sangat
erat hubungannya dengan sosial,
budaya, dan agama.
Banyaknya pengaruh internal dan
eksternal membuat peradaban terus
mengalami
perkembangan
yang
bervariasi. Pengaruh internal dan
eksternal selain banyak berdatangan
melalui proses migrasi juga melalui
jalur perdagangan dan penjajahan.
Pengaruh dari bangsa Asia dan Eropa
cukup
kuat
mengendalikan
pemerintahan Asia Tenggara sehingga
membawa

perkembangan
dan
perubahan urbannya.
METODOLOGI
PENELITIAN

DAN

TUJUAN

Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengangkat kembali identitas kawasan
Asia Tenggara yang cenderung
kehilangan karaketrnya akibat tergerus

1


pembaruan. Pada penelitian ini akan
menggali informasi dari beberapa
literatur yang berkenaan dengan topik.
Untuk menunjang kekuatan artikel,
maka terdapat beberapa rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan yang
akan dibahas pada artikel ini, yaitu: (1)
Apa sajakah pengaruh sosial, agama,
dan budaya yang membuat perubahan
dalam perkembangan peradaban di
Asia Tenggara? (2) Apa sajakah
pencapaian peradaban dari masa
prasejarah hingga periode 2000 S.M.?.
Adapun ruang lingkup pembahasan
dalam artikel ini meliputi periode pra
sejarah hingga ke periode 2000 S.M.
TINJAUAN LITERATUR
a) Studi Asia Tenggara

Asia Tenggara adalah sebuah kawasan

yang membentang dari Indochina
hingga ke peninsular Malaya. Saat ini
Asia Tenggara terdiri dari 11 negara
yang terbagi atas dua zona yaitu
daratan dan kepulauan. Zona daratan
(mainland) terdiri atas Myanmar,
Thailand, Laos, Cambodia, dan
Vietnem yang juga merupakan
perpanjangan dari benua Asia.
Sedangkan untuk wilayah kepulauan
atau maritim terdiri atas Malaysia,
Singapura, Indonesia, Filipina, Brunei
Darussalam, dan Timor Leste.
Keanekaragaman budaya merupakan
penanda dari kawasan Asia Tenggara
terutama kebudayaan asli yang telah
melekat selama beberapa abad yang
berfungsi
sebagai
kontak,

perdagangan, migrasi, dan pertukaran
kebudayaan (Hirschman and Edwards,
2007).
Beberapa
peneliti
telah
membagi beberapa periode atau masa
dari
peradban
tersebut
yang
berasimilasi di Asia Tenggara.
Asia Tenggara merupakan rumah dari
beberapa peradaban besar seperti
kebudayaan Dongson yang muncul

dari Vietnam. Asia Tenggara juga
merupakan rumah bagi kebudayaan
asing yang termasuk didalamnya
terdapat kebudayaan Greco-Roman

dan juga seni arsitektur kolonial dan
vernakular. Kawasan ini juga dikenal
sebagai the most religiously diverse
region in the world yang merangkul
sejumlah besar penganut agama,
kepercayaan dan segala bentuk paham
spiritual namun populasi muslim masih
berada di tingkat teratas dan
diperkirakan
jumlahnya
melebihi
populasi muslim di negara-negara
Timur Tengah (Sofjan, 2016).
b) Pengaruh Sosial, Budaya,
Agama di Asia Tenggara

dan

Sosial berasal dari bahasa latin yaitu
socius yang berarti segala sesuatu yang

lahir, tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bersama (Salim, 2002).
Cakupan sosial terbagi dua yaitu
interaksi sosial dan hubungan sosial
dimana interaksi sosial didefinisikan
sebagai interaksi lembaga sosial,
individu, dalam tatat hubungan yang
dikendalikan oleh kepentingan tertentu
(Sudarno dalam Salim (2002); Salim,
2002).
Sedangkan
kebudayaan
adalah
landasan identitas dari suatu wilayah
atau kawasan (Hirschman, 1998).
Kebudayaan
juga
merupakan
keseluruhan gagasan, karya serta hasil
karya manusia yang dicapai melalui

‘belajar’ dan merupakan hasil adaptasi
manusia terhadap lingkungannya dan
akan terus mengikuti perkembangan
jaman dan adanya percampuran dari
berbagai kebudayaan (Lokal, Hindu,
Islam,
Cina,
Eropa)
mewarnai
kebudayaan Indonesia sampai saat ini
membuat unsur dan nilai berkembang
sangat cepat (Sardjono et al., 2011).
Pengaruh
sosial
berkembang
dan

dan
budaya
menciptakan


2

peradaban
seiring
dengan
perkembangan zaman. Pengaruh ini
memiliki faktor-faktornya yang dalam
hal ini berkaitan dengan karakteristik
dan demografik yang membuat
peradaban itu terus berkembang.
Dengan populasi yang mencapai 8
persen dari total populasi dunia dan
diperkirakan
total
penduduknya
melebihi total penduduk Eropa maka
karakteristik yang tercipta pun
beragam.
Hampir di setiap negara di Asia
Tenggara mempunyai satu ciri dari tiga
perbedaan pokok demografi yaitu
penduduk dataran rendah dengan
penduduk yang tinggal di bukit
biasanya disebut orang gunung,
penduduk yang tinggal di permukiman
tetap biasanya tinggal di hutan dan
bertahan hidup dari hasil buruan,
populasi kecil di beberapa negara. Jika
ditinjau dari aspek karakteristik,
kawasan Asia Tenggara merupakan
daerah yang tidak terlepas dari
pertemuan serta pengaruh budayabudaya bangsa lain. Adapun bangsa
yang telah lama menduduki kawasan
ini adalah bangsa Cina dan India. Oleh
karenanya masyarakat Asia Tenggara
merupakan bagian dari bangsa yang
termasuk ke dalam ras Malayan
Mongoloid yang tersebar di Indonesia,
Malaysia,
Filipina
dan Asiatic
Mongoloid yang tersebar di kawasan
Indochina yaitu Laos, Vietnam,
Kamboja. Namun, adapula ras negroid
tetapi tidak dalam jumlah yang besar.
Cinanisasi dan Indianisasi

Narasi sejarah Asia Tenggara dimulai
sejak kedatangan bangsa India
dibuktikan dengan (a) Adanya proses
perubahan budaya secara bertahap dari

periode prasejarah hingga ke abad
2000-an, (b) Aktivitas ekonomi yang
menghubungkan Asia Tenggara dengan
Samudera
Hindia
dan
artefak
kebudayaan
Dong
Son
yang
merupakan
bukti
konsolidasi
kekuasaan
Cina-Vietnam
pada
masanya (Moedjanto, 1988).
Cinanisasi dan Indianisasi adalah
terminologi untuk mengartikan bahwa
kedua bangsa ini memberi pengaruh
besar di bidang sosial dan agama di
Asia Tenggara. Selain itu, kuatnya
pengaruh peradaban India dan China
karena berbatasan langsung dengan
negara-negara Asia Tenggara serta
kedua bangsa ini merupakan penentu
sejarah kawasan ini (Djailani, 2013).
Untuk kehidupan sosial, cakupannya
adalah penataan kelompok dalam
masyarakat. Sifat, struktur dan luas
desa-desa di Asia Tenggara bervariasi
dan tidak memiliki struktur atas desa
yang bersifat otonom dan tidak tunduk
pada kekuasaan seorang penguasa luar
(Moedjanto, 1988).
Austronesia dan Austroasia

Keberadaan
rumpun
Austronesia
berasal dari pesisir tenggara Cina yang
bergerak ke Taiwan sedangkan
Austroasia tampil menjadi kelompok
dominan dan mengadopsi budaya dan
bahasa setempat (Moedjanto, 1988).
Dyen
(1965)
mengelompokkan
rumpun Austronesia dan memilahnya
menjadi dua kelompok yaitu kelompok
utama Melayu-Polinesia dan Irian
Timur-Melanesia. Sedangkan beberapa
ilmuwan
ikut
mengelompokkan
pembagian rumpun Austroasia yang
memperkaya peradaban Asia Tenggara
bila ditinjau dari aspek sosialnya.

3

Adapun penjelasan wilayah rumpun Austronesia dan Austroasia secara lebih lengkap
dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

ProtoAustronesia

Filipina

Madagaskar

Formosa

Indonesia
Barat

MelayuPolinesia
Figur 1. Wliayah
Austronesia
(Adaptasi dari

Bahasa-bahasa
Austro Asia

Figur 2.
Wilayah

Dyen, 1965)

Hesperonesi
a

Sula Bacan

Bahasabahasa
Nusantara

Irian TimurMelanesia

Heonesi
a

Maluku

Bahasa-bahasa
Halmahera
Ambon Austris
selatan-Irian
Timur
Barat

Bahasa-bahasa
Tibet Cina

Bahasabahasa
Polinesia

Bahasa-bahasa
Austronesia

Bahasabahasa
Mikronesia

Rumpun Austroasia (Adaptasi dari Wapedia, 2009)

Penyebaran Hindu-Buddha, Islam,
dan Kristen
Berdasarkan sejarahnya, pengaruh
tertinggi datang dari agama dan
kepercayaan yang berkembang di
kawasan Asia Tenggara. Hampir di
semua wilayah mendapatkan pengaruh
agama Hindu dan Buddha yang cukup
penting namun beberapa wilayah juga
mendapat pengaruh agama islam dan
kristen yang dibawa dari Eropa melalui
jalur imperialisme. Populasi Hindu

terbesar berada di Bali, Indonesia dan
etnis India di Malaysia dan Singapura.
Sedangkan penganut Buddha banyak
terdapat di wilayah Indochina.
Jika ditinjau dari perspektif agama,
populasi mayoritas dimiliki oleh Islam
di Indonesia dengan jumlah penduduk
mencapai 240 juta jiwa memenuhi 70
persen
dari
jumlah
penduduk
Indonesia. Selanjutnya yang terbanyak
ada di Malaysia dan Brunei
Darussalam dan Islam menjadi

Bahasabahasa
Melanesia

minoritas di Singapura, Thailand
Selatan, dan Filipina Selatan. Islam
dan pengaruhnya menyebar melalui
perkawinan dan perdagangan yang
dibawa oleh muslim India dan Arab.
Sebagian ilmuwan mengungkapkan
bahwa ternyata muslim China juga ikut
menyebarkan islam melalui jalur
perdagangan.
Sedangkan
untuk
penganut Kristen terbanyak ada di
Filipina dan juga tersebar di beberapa
negara Asia Tenggara.

Figur 3. Peta penyebaran agama di Asia
Tenggara (Nelson, 2015)

Adapun
tempat-tempat
ritual
keagamaan atau rumah ibadah menjadi
penanda kebudayaan pula. Candi atau
Agama buddha mengembangkan seni
dan arsitektur sebagai bantuan visual
dalam menyebarkan ide-ide untuk
kepentingan ini dan telah memberikan
dampak yang sangat besar pada
kehidupan agama dan sekulerisme
pada lebih dari dua millenium dan juga
telah memepengaruhi perkembangan
seni saat ini (Shanker Singh, 2016).
Dari penjeasan diatas dapat dilihat
bahwa kombinasi pengaruh agama
terhadap perkembangan seni bangunan
sehingga membentuk peradaban hanya
dalam batasan tradisi dan motivasi

wihara yang digunakan sebagai tempat
beribadah yang dikonstruksikan dari
pahatan batu banyak ditemukan
sebagai bagian dari peradaban. Pahatan
yang banyak ditemukan mengandung
simbol, ikon dan makna untuk agama
buddha. Sedangkan untuk candi atau
pura tempat pemujaan agama hindu
juga banyak menggunakan ornamen
dan warna yang mencolok yang
memiliki arti khusus bagi agama
tersebut. Pengaruh itu banyak datang
dari negara India sebagai negara
dengan populasi umat Hindu paling
besar didunia.
Arsitektur islam di Asia Tenggara
mengambil dua bentuk konsep yaitu :
sekuler (benteng dan istana) dan
keagamaan (masjid dan makam).
Didalam langgam arsitektur islam
paling banyak ditemukan perpaduan
sastra dan arsitektur seperti seni
kaligrafi yang menduduki tempat
terhormat dan menjadi bagian dari
arsitektur masjid.
Selanjutnya di Arsitektur HinduBuddha
terdapat
tokoh-tokoh
pewayangan yang menjadi relief pada
candi-candi.
(Madjid, 2005). Kesinambungan antara
tradisi dan motivasi agama dengan seni
mampu menciptakan hal-hal yang
inovatif.
c) Pencapaian
Tenggara

Peradaban

Asia

Pencapaian peradaban secara umum di
Asia Tenggara dapat dilihat pada tabel
1 hingga tabel 5 berikut ini yang
diadopsi dan diadaptasi dari penelitian
seorang arkeolog, Michael D. Gunther
selama beberapa tahun di Asia
Tenggara.

Neolithik / Zaman Pertanian (sebelum 500 BC) Zaman Besi (setelah 500 BC)

Kebudayaan pertanian (dari 2300 BC).
 Kapak batu ’Stone axes’
 Megalitik
 Perkuburan batu ‘cist graves’
 Gundukan pemakaman bertingkat
 Penggunaan ornamen dari perunggu (dari 1500
BC).
Tabel 1. Periode Pra Sejarah

150 - 550 Setelah
masehi

 Kebudayaan Dong-Son (Vietnam). Drum
perunggu.
 ’Moon of Bali’ (Indonesia).
 Batu Polos ‘Plain of Jars’ (Laos).

550 - 800 Setelah
masehi

Abad ke-9 Setelah
masehi

Abad ke-10 Setelah
masehi

Indonesia Pengaruh penganut
Buddha dan Hindu
melalui jalur
perdagangan

Kerajaan Sriwijaya
(Sumatra)

 900: Lara
Jonggrang (Jawa
Tengah)

Myanmar/
Burma

Kerajaan Pyu

Thailand

Kerajaan Dvaravati
Mon

 775-864: Dinasti
Shailendra (Jawa
Tengah).
 800: Candi
Borobudur, Candi
Mendut
 832: Thailand
menaklukkan
ibukota Pyu
 850-1120: Awal
Periode (Pagan)
Kerajaan Dvaravati
Mon

Abad ke-11
Myanmar/  1044-1077: Raja
Burma
Anawrahta dari
Pagan merebut
ibukota Mon dan
menyatukan

Abad ke-12
Abad ke-13
 1120-1170:
 1287: Kublai
Pertengahan
Khan merebut
Periode (Pagan)
Pagan
 1170-1300: Akhir
Periode (Pagan)

Myanmar/Burma
migrasi dari China
selatan k eke
Myanmar bagian
utara

Thailand migrasi dari
China selatan menuju
ke Thailand utara
Cambodia Periode akhir Zaman Periode awal kerajaan  802-835:
 928-941:
Besi ‘chiefdoms’.
"Chenla". Sambor
Jayavarman II
Jayavarman IV,
"Funan" (Mekong
Prei Kuk
menemukan
Koh Ker.
delta). Angkor Borei, (Ishanapura). Hindu,
kekaisaran Khmer.  944-968:
Oc Eo. Hubungan
patung-patung
 877-889:
Rajendravarman
perdagangan dengan Buddha.
Indravarman I
 968: Banteay Srei
Roma, Peradaban
(Bakong).
Timur Dekat Kuno
 889-900:
‘Ancient Near East’,
Yasovarman I
India, China
menemukan
Angkor (Baray
Timur)
Laos
Kota Tua di
Lingaparvata (Wat
Phu)
Vietnam  China
Biara Dong Duong
 939 : Vietnam
 Champa
mengeluarkan
China
Tabel 2. Periode 1000 Sebelum Masehi
Abad ke-14
 1300-1500: LanNa menaklukkan
Myanmar

Burma. Agama
Buddha Theravada
menjadi agama
resmi setempat.
Zaman
Emas ‘Drum
Karen’
Thailand

Cambodia  1002-1049:
Suryavarman I
(Istana Royal,
Baray Barat)
 1050-1066:
Udityavarman II
(Baphuon).
 1080-1107:
Jayavarman VI
(Phimai)
Laos
Wat Phu

Vietnam

1250-1438:
Sukhothai
 1275-1317: Raja
Rama Kamheng.
Penemuan huruf
alphabet bangsa
Thai
 1181-1215:
Jayavarman VII ;
Kekaisaran Khmer
pada masa
kejayaannya.
Angkor Thom,
Bayon.


 1113-1150:
Suryavarman II
(Angkor Wat)

Wat Phu





1296-1556:
Kerajaan Lan-Na
di Chiang Mai.
1350-1767:
Ayutthaya

Awal Khmer PostClassic. Pali
menggantikan
Sanskrit.

 1350-1707: Lan
Sang ditemukan
oleh pangeran
Khmer;
ibukotanya Luang
Prabang
 Tran
 Champa

 1009-1224:
 Dai Viet
 1225-1400:
Dinasti Dai Viet  Champa
Dinasti Tran
(Later Ly)
 1257: Vietnam
 1069: Chams
memukul mundur
pindah ibukota ke
penyerbuan
Vijaya (Binh
Mongol
Dinh)
Tabel 3. Periode 1000 Sebelum Masehi – 1400 Sebelum Masehi
Abad ke-15
Abad ke-16
Abad ke-17
Abad ke-18
Burma
 1498-1613:
Ibukota berada di
 1752-1823:
Ava (Ratnapura)
Pedagang asal
Dinasti Konbaung
Portugis dan para
menyatukan utara
petualang;
dan selatan.
Myanmar/Burma
Inggris, Perancis,
memecat
Belanda memberi
Ayutthaya
pengaruh,
 1782-1819: Raja
Badawpaya
menaklukkan
Arakan,
membangun
Mingun. Candi
Mahamuni
Thailand  1434: Emerald
 1551: Emerald
 1767-1932:
Buddha ditemukan Buddha dikuasai
Periode Bangkok.
di Utara
Laos
 1767:
 1461: Lan-na
 1558:
Myanmar/Burma

menangkap
Sukhothai

Myanmar/Burma
merebut Chiang Mai
 1569:
Myanmar/Burma
menduduki
Ayutthaya

menduduki
Ayutthaya
kembali, tetapi
diusir di tahun
1777.
 1778: Emerald
Buddha diambil
kembali Thailand
 1782: Thailand
memindahkan
ibukotanya ke
Bangkok (Wat
Phra Kaeo),
diawal fase.
 1528: Ang Chan I
 1600: Pembunuhan Vietnam
berpindah ibukota ke besar-besaran dari menaklukkan sungai
Lovek
‘Spanish Garrison’ Mekong ‘Mekong
delta’.

Cambodia  1431: Thailand
memberhentikan
Angkor,
tmengambil
rampasan di
Ayutthaya. Ibukota
Khmer pindah ke
bagian selatan di
seputaran daerah
Phnom Penh.
Laos
Lan Sang
Lan Sang

Vietnam

 1690: Lan Sang  1778-1827:
terpecah karena
Vientiane menjadi
persaingan
Negara bawahan
internal di ibukota Thailand
Vientiane
 Trinh
 1771: Revolusi
 Nguyen
Tray Son

 1407: China
 1539-1787: Dinasti
menduduki daerah Trinh
Utara tetapi
 1558-1778: Dinasti
dikeluarkan dari
Nguyen
Le Dynasty
 1428-1539: Le
Dynasty (Utara)
 1471: Vietnam
mengambil alih
keseluruhan
Champa
Tabel 4. Periode 1000 Sebelum Masehi – 1400 Sebelum Masehi

Abad ke-19 (babak
pertama)
Myanmar/  1853: Ibukota
Burma
Mandalay

Thailand

 Thailand dan
Vietnam
memperjuangkan
Cambodia.
 1832: Wat Pho
 1851-1868: Raja

Abad ke-19 (babak Abad ke-20 (babak Abad ke-20 (babak
kedua)
pertama)
kedua)
 1886-1935: British  1947: Kemerdekaan  1958-sekarang:
memerintah di
diikuti dengan
Pemerintahan
Myanmar dan
Perang Dunia II
militer
menggabungkannya
dengan India
 1868-1910: Raja
1946-sekarang: Raja Raja Maha
Maha Vajiralongkorn Vajiralongkorn
Chulalongkorn
diajari oleh Anna

Mongut (Rama IV),
raja dari "Anna and
I" (Wat Phra Kaeo)
Cambodia  1834-1841:
Vietnam
menggabungkan
diri dengan
Cambodia.
 1848-1860: Raja
Ang Duong
mereformasi
lembaga
Laos
 1828: Thailand
 1893: Perancis
 1947: Kemerdekaan  1975: Komunis
menduduki
memaksa Thailand
dengan
merebut kekuasaan
Vientiane dan
dan tidak mengakui ibukotanyaVientian diikuti oleh perang
menghancurkan
klaim teritori atas
e
Vietnam
Kerajaan bagian
Laos.
selatan. Luang
Prabang, kerajaan
bagian utara tetap
independen.
Vietnam
 1802-1945: Dinasti  1867: Selatan
 1954: Perancis
 1961-1973:
Nguyen mendirikan Vietnam berada
dikalahkan di Dien
Perang Vietnam.
dan menyatukan
dibawah koloni
Bien Phu. Vietnam
U.S. campur
Vietnam.
Perancis.
terbagi atas
tangan dibagian
 1830-1860:
wilayah komunis
selatan.
bagian utara dan  1975: Vietnam
Vietnam
komunis bagian
mengeksekusi lebih
utara menduduki
selatan.
dari 30,000 bangsa
bagian Selatan
Vietnam, Katolik,
yang dipicu oleh
intervensi Perancis
Tabel 5. Periode 1800 Sebelum Masehi – 2000
berdasarkan sejarahnya, agama dan
Sebelum Masehi.
kepercayaan
memiliki
pengaruh

KESIMPULAN

Artikel ini membahas tentang pengaruh
sosial,

budaya, dan agama yang telah
membuat perubahan peradaban dan
perkembangan seni dan arsitektur yang
ada di negara-negara Asia Tenggara
dan juga pencapaian peradaban Asia
Tenggara. Cinanisasi dan Indianisasi
merupakan
narasi
sejarah
perkembangan
peradaban
Asia
Tenggara. Keberadaan Austronesia dan
Austroasia juga tampil mendominasi
wilayah sosial dan budaya. Namun

tertinggi dan memiliki peran yang
sangat penting. Pada akhirnya,
pencapaian peran peradaban datang
melalui peleburan atau akulturasi yang
melibatkan sosial, budaya, dan agama
baik yang datang dari internal maupun
eksternal.
Daftar Pustaka
[1]

Koentjaraningrat
(1948).
Kebudayaan, Mentalitas, dan
Pembangunan.
Jakarta.
Penerbit PT. Gramedia.
[2] _________. Mukaddimah, (terj.
Masturi Irham, dkk), cet. 1,
Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2011.
[3] Huntington, Samuel P., (1996). The
Clash of Civilizations and

the Remaking of World
Order, (Simon & Schuster).
[4] Toynbee, Arnold J. (1965). A
Study of History. Vol. 1:
Abridgement of Volumes IVI.
[5] Hirschman, Charles and Edwards,
Jennifer
(2007).
Social
Change in Southeast Asia. In
George Ritzer, ed. The
Blackwell Encyclopedia of
Sociology. Vol. 9:43744380. Oxford: Blackwell
Publishing.
[5] Sofjan, Dicky (2016). Religion,
Public Policy and Social
Transformation in Southeast
Asia. Managing Religious
Diversity Vol. 1.
[6] Salim, A. 2002, Perubahan Sosial.
Yogyakarta: Tiara Wacana
[7] Sardjono, Agung Budi; Budihardjo,
Eko; Pangarsa, Galih Widjil;
Prianto,
Eddy
(2011).
Arsitektur Dalam Perubahan
Kebudayaan. (http://arsips3arskotundip.blogspot.co.id
/2011/05/arsitektur-dalamperubahan-kebudayaan2.html).
DIakses
25
Desember 2016.
[8] Djailani, Faaqih Irfan (2013). Asia
Tenggara
:
Gambaran
Umum.
[9] Moedjanto, Kanisius (1988).
Indonesia abad ke 20.
[10] Shanker Singh, Anand (2016). A
Historical
and
Cultural
Study of Buddhist Art in
Early Southeast Asia.
[11] Yunus, Pangeran P., Soedarsono,
Gustami S.P. (2012). Unsur
Estetika Islam Pada Seni

Hias Istana Raja Bugis.
Jurnal Al Ulum. Vol. 12, No.
1, pp 35-52.
[12] Madjid, Nurcholish (2005). Islam
Doktrin dan Peradaban:
Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah
Keimanan,
Kemanusiaan,
dan
Kemodrenan. Paramadina,
Cetakan ke-5.
[13]Guntur,
Michael
D.
(http://www.art-andarchaeology.com/). Diakses
pada 25 Desember 2016.
[14] Dyen, Isidore (1965). A Sketch of
Trukese Grammar. American
Oriental Essay 4. New
Haven, Conn. American
Oriental Society.
[15] Nasr, Seyyed Hossein (2010).
Islam in the Modern World :
Challenged by the West,
Threatened
by
Fundamentalism, Keeping
Faith with Tradition.
[16]Prayogi, Arditya (2016). Dinamika
Identitas Budaya Melayu
Dalam Tinjauan ArkeoAntropologis. Jurnal Sastra
dan Kebudayaan Islam, Vol
16, No 1.
[17] Stark, Miriam T. (2014).
Southeast Asian Urbanism :
From Early City to Classical
State.
[18] Nelson, Kaley (2015). Religions
of
Southeast
Asia.
(http://cuddlystravelblog.blo
gspot.co.id/2015_04_01_arc
hive.html). Diakses pada 29
Desember 2016.