MODUL I ARTI SARANA DAN FUNGSI MANAJEMEN

Ada tiga alasan utama diperlukannya aspek manajemen yaitu :
1.
Untuk mencapai tujuan
2.
Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan
3.
Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
1.

Arti manajemen
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum

ada keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan, seperti ketatalaksanaan,
manajemen,dan manajemen pengurusan.
Bila kita pelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah
manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu pertama, manajemen sebagai suatu
proses; kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen; dan ketiga, manajemen sebagai suatu “seni” (art) dan sebagai suatu “ilmu.”
Menurut pengertian yang pertama, yakni

manajemen sebagai suatu proses,


berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna
definisi manajemen

menurut pengertian yang pertama itu, kita kemukakan tiga buah

definisi.
Bila kita perhatikan ketiga definisi di atas, maka akan segera tampak bahwa ada tiga
pokok penting dalam definisi-definisi tersebut, yaitu pertama adanya tujuan yang ingin
dicapai; kedua tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain; ketiga,
kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam
arti singular (tunggal), disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggungjawab
atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya
tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.
Apakah yang dimaksud dengan aktivitas manajemen itu? Dengan aktivitas
manajemen dimaksudkan kegiatan- kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap
manajer. Pada umumnya, kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas manajer itu adalah

Planning, organizing, staffing, dan controlling. ini sering pula disebut dengan istilah
proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen, bahkan ada yang menyebutnya unsurunsur manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni atau suatu ilmu
mengenai inipun sesungguhkan belum ada keseragaman pendapat, segolongan
mengatakan bahwa manajemen itu adalah “seni”, golongan lain mengatakan bahwa
manajemen adalah “ilmu.”
Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan
hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan
fenomena/ gejala, kejadian, keadaan, jadi memberikan penjelasan.

Memperhatikan pengertian manajemen yang pertama serta kenyataan bahwa
manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka manajemen itu dapat diberi definisi
sebagai “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan”
2. Sarana Manajemen

Adapun yang menjadi sarana manajemen seperti yang dikemukakan oleh Terry yang lebih
dikenal dengan istilah “The six M’S is management” (6 M di dalam manajemen), yaitu:
manusia (man), uang (money), materi (materials), pasar (market) dan tata kerja (methods).

Oleh Soejadi (1988) dan dinas pemerintahan (sipil service) menyebutnya sebagai asas
sumber yang terdiri dari 4 M di dalam manajemen. Tata kerja (methods) dan pasar
(market), tidak dimasukkan sebagai asas sumber karena tata kerja merupakan cara
pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya atas rangkaian kegiatan yang harus dilakukan,
sedang pasar adalah wahana atau tempat untuk memperluas sasaran kegiatan organisasi.
Sudah dikemukakan pada bab pendahuluan sub E, bahwa dalam era globalisasi 6 M dalam
manajemen itu tidak cukup, perlu di tambahkan dengan sarana yang ke 7 yaitu “informasi”
(information) sehingga sarana manajemen menjadi 6 M + 1 I
(man/orang, money/uang, materials/materi, machines/mesin,market/pasar, methods/tata
kerja, dan information/infor-masi)
a. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh
karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk
mencapai tujuan.
b. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat
(tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan

secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai dari suatu organisasi.
c. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia
usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya
juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi
dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
d. Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
e. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer.
Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas
dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas
yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat
meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan
utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
f. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan)
produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang


diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja
tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil
produksimerupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
g. Information (Informasi)
Informasi adalah sangat penting dilakukan di dalam dan oleh masyarakat, karena tidak ada
kegiatan yang dilakukan yang tidak punya informasi. Sebaliknya semua kegiatan
menghasilkan informasi baik yang berguna bagi organisasi yang melaksanakan kegiatan
tersebut maupun bagi organisasi lain selain organisaasi yang bersangkutan.
Melaksanakan fungsi manajemen tidak terlepas dari atau boleh mungkin justru informasi
maka fungsi tersebut akan dapat dilaksanakan, seperti misalnya: fungsi perencanaan dan
keputusan hanya mungkin terlaksana dengan data yang lengkap, up to date dan dapat
dipercaya. Data yang tidak jelas tidak lengkap berakibat perencanaan yang tidak mantap
dan keputusan yang tidak tepat. Pada gilirannya pelaksanaan manajemen tidak efisien dan
efektif.
Oleh karena itu, tepatlah apabila informasi juga merupakan sarana manajemen yang perlu
karena tanpa informasi tidak mungkin kegiatan manajemen akan terlaksana. Informasi tidak
hanya untuk manajer melain-kan juga untuk semua orang dalam organisasi agar dapat
menunaikan tugas-nya masing-masing dengan sebaik mungkin.

3.

Fungsi Manajemen
Sampai saat ini belum ada konsensus baik diantara praktisi maupun para teoritikus

mngenai apa yang menjadi fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur
manajemen. Berbagai pendapat mengenai fungsi – fungsi manajemen akan tampak jelas
dengan dikemukakannya pendapat beberapa penulis.
Pada hakikatnya, maka fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Forecasting

b. Planning termasuk budgeting

d. Staffing atau Assembling Resources
f. Leading

c. Organizing

e. Directing atau commanding


g. Coordinating h. Motivating i. Controlling j. Reporting

a.Forecasting
adalah kegiatan meramalkan memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti
dapat dilakukan. Misalnya suatu akademi meramalkan jumlah mahasiswa yang akan
melamar belajar ke akademi tersebut. Ramalan tersebut dengan menggunakan
beberapa indikator, misalnya jumal lulusan SLTA. Suatu perusahaan industri harus
mengadakan forescasting tentang penjualan hasil produksi dengan memperhatikan
jumlah penduduk pada daerah penjualan, income perkapita anggota masyarakat,
kebiasaan membeli dsb.
b. Planning termasuk budgeting
Berbagai alasan tentang planning dari yang sangat sedrhana sampai kepada perumusan
yang lebih rumit. Ada yang merumuskan dengan sangat sederhana, misalnya
perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang

diinginkan. Pembatasan yang agak komplek merumuskan perencanaan sebagai
penetapan apa yang harus dicapai bila hal itu dicapai, dimana hal itu harus dicapai,
bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggungjawab dan penetapan mengapa
hal itu harus dicapai.

Hampir sama dengan pembatasan terakhir dimana perumusan perencanaan merupakan
penetapan jawaban kepada 6 pertanyaan sbb :
1. tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu dilaksanakan ?
5. siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Sesungguhnya fungsi perencanaan bukan saja menetapkan hal-hal tersebut diatas, tetapi
juga dalam fungsi perencanaan sudah termasuk didalamnya penetapan budget. Oleh
karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning dirumuskan sebagai penetapan
tujuan, police, prosedure, budget dan pogram dari suatu organisasi. Jadi dengan fungsi
planning termasuk budgeting yang dimaksudkan fungsi manajemen dalam menetapkan
tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi menetapkan peraturan dan pedoman
pelaksanaan yang harus dituruti dan menetapkan ikhtiar biaya yang diperlukan dan
pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dari rangkaian tindakan yang akan
dilakukan.
c. Organizing
Dengan organzing dimaksudkan mengelompokkan kegiatan yang diperlukan yakni
penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada

dalam organisasi serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing
unit tersebut. Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai
keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan
tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan terciptanya
aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu.
d. Staffing atau assembling resources
Istilah staffing diberikan oleh Luther Gulick, Harold Koonz dan Cyril O’Donnel sedangkan
assembling resources dekemukan oleh William Herbar Newman : istilah itu cenderung
mengandung pengertian yang sama.
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan
usaha agar setiap tenaga petugas memberikan daya guna maksimal kepada organisasi.

Organizing

dan staffing

merupakan


dua fungsi

manajemen

yang sangat

erat

hubungannya. Orgaizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung
berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi, sedangkan staffing
berhubungan dengan penerapan orang – orang yang akan memangku masing-masing
jabatan yang ada di dalam organisasi tersebut.
e. Directing atau commanding
adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,
perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas maingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan
yang telah ditetapkan semula. Directing commanding merupakan fungsi manajemen yang
dapat berfungsi bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu
kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsure organisasi
agar efektif tertuju pada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
f. Leading

Istilah leading yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang dikemukan oleh Loius
A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer
yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading meliput 5 macam kegiatan
yakni mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara
manajer dengan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan mendorong kepada
bawahan supaya merekan bertindak, memilih orang-orang yang menjadi anggota
kelompoknya serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka
terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
g. Coordinating
Merupakan salah satu fungsi manajemen unutk melakukan berbagai kegiatan agar tidak
terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan :
Kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
organisasi. Usaha yg dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan
memberi instruksi,pemerintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan,
bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran.
h. Motivating
Merupakan kegiatan salah satu fungsi menejemen berupa pemberian inspirasi, semangat
dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela
sesuai apa yg dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh
atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka
lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya guna dan
berhasil guna.
i.

Controlling

Sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yg berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yg dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yg sudah
digariskan semula. Dalam melaksanakan kegiatan kontroling, atasan mengadakan
pemeriksaan, mencocokkan serta mengusahakan

agar kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yg diinginkan
dicapai.
j.

Reporting

Pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau
hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan
tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yg lebih tinggi, baik secara lisan maupun tertulis
sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan
tugas orang yg memberi laporan.

**Mengenai klasifikasi dan terminologi fungsi-fungsi manajemen dari pakar dapat di
kemukakan sebagai berikut:
1.
Henry Fayol dengan bukunya “administration Industrialle et generale” yang pertama
kali membagi manajemen atas beberapa elemen (elements of management) yaitu:
Privoir (merencanakan)
Organiser (mengorganisasikan)
Commander (memerintah/memberi komando) dan
Coordonner (mengkoordinasikan) dan
Controller (mengawasi/mengendalikan)
Privoir (merencanakan) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan sebelum melakukan
tindakan penyelenggaraannya yang meliputi serang-kaian keputusan termasuk penentuan
tujuan, kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode dan prosedur serta
menetapkan jadwal waktu pelaksanaan.
Organiser (mengorganisasikan) adalah suatu kegiatan menentukan, mengelompokkan dan
mengatur berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan, menugasi orangorang dalam kegiatan ini dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan phisik yang sesuai,
dan menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu yang
ditugasi untuk melaksanakan kegiatan tersebut
Commander (memerintah) adalah pemberian perintah dan bim-bingan agar supaya
bawahan bekerja dengan giat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Coordonner (mengkoordinasikan) adalah suatu kegiatan/pekerjaan menghubunghubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan orang dan pekerjaannya dalam suatu
kerjasama yang diarahkan kepada pencapaian tujuan tertentu sehingga tidak terjadi
kekacauan, percekcokan, kekembaran atau kekosongan kerja
Controller (mengawasi) adalah segenap tindakan mengamati/mene-liti apakah segala
sesuatu tercapai atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan berdasarkan
instruksi-instruksi yang telah dikeluarkan, prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
2.
G.R. Terry (1960), membagi atas 4 fungsi pokok yang biasa disingkat dengan
akronim POAC, yaitu:
P = Planning (perencanaan)
O = Organizing (Pengorganisasian)
A = Actuating (Penggerakan)
C = Controlling (Pengawasan)
Mengenai pengertian planning, organizing dan controlling sudah dikemukakan di atas,
dengan mengetengahkan pendapat Henry Fayol. Yang akan diberi pengertian di sini
adalah actuating.

Adapun yang dimaksudkan dengan actuating (penggerakan) adalah suatu usaha atau
tindakan agar supaya semua anggota-anggota dari suatu organisasi dapat dan mau secara
sukarela melaksanakan tugas-tugas pekerjaan berdasarkan rencana dari organisasi kepada
sasaran yang telah ditetapkan.
3.
Koontz dan O’ Donnel (1972) dengan akronim POSDICO, yaitu:
P = Planning (perencanaan)
O = Organizing (pengorganisasian)
S = Staffing (pengisian lowongan atau penstafan)
Di = Directing (pembimbingan atau pemimpinan) dan
Co = Controlling (pengawasan)
Yang diberi pengertian di sini hanyalah staffing dan directing
Staffing (pengisian lowongan atau penstafan) adalah penempatan orang-orang yang tepat
pada tempat yang tepat. Untuk keperluan ini dengan sendirinya memerlukan persyaratan
penentuan tenaga kerja bagi sesuatu pekerjaan/jabatan yang harus disesuaikan, dan
pekerjaan ini termasuk juga mengadakan investasi, penilaian, dan pemilihan calon untuk
pengisian jabatan tersebut. Di samping itu juga perlu dipertimbangkan tentang gaji, latihan
dan pengembangannya baik bagi calon pegawai maujpun pegawai tetap lainnya agar dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan cara yang efektif.
Directing (pembimbingan) adalah pengamatan pegawai agar supaya pekerjaannya dapat
diarahkan kepada sasarannya atau dengan kata lain directingadalah pengarahan kegiatan
kerja pegawai terhadap tujuan yang telah ditentukan.
4.
Dwight Waldo (1978), memberikan klasifikasi fungsi manajemen yang biasa
disingkat dengan akronim POSDCORB, yaitu:
P = Planning (perencanaan)
O = Organizing (pengorganisasian)
S = Staffing (pengisian lowongan atau pengstafan)
D = Directing (pembimbingan)
Co = Coordinating (pengkoordinasian)
R = Reporting (pelaporan)
B = Budgeting (penganggaran)
Planning, organizing, staffing, directing dan coordinating telah dijelaskan terdahulu,
sedangkan yang belum diberi pengertian hanyalah reporting danbudgeting.
Adapun pengertian reporting (pelaporan) adalah pemberian kete-rangan dari para anggota
kepada manajer suatu organisasi mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas-tugas
pekerjaan melalui catatan, penelitian maupun inspeksi.
Budgeting (penganggaran) yaitu penyusunan dan penetapan ang-garan belanja yang
diperlukan untuk pelaksanaan perencanaan. Perencanaan tanpa penganggaran tidak
mungkin dapat dilaksanakan. Dalam pengang-garan itu ditentukan modal dan biaya yang
diperlukan. Banyak usaha yang gagal karena kekurangan modal dan biaya. Dengan
demikian perencanaan akan gagal apabila penganggaran yang disediakan tidak
mencukupinya. Oleh karena itu penyusunan perencanaan tidak dapat dilepaskan dari
penganggaran. Jadi penganggaran adalah perencanaan di bidang keuang-an/pembiayaan.
5.
Urwicht (1963), membagi atas:
Porecasting (peramalan)
Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Directing (pembimbingan)
Coordinating (pengkoordinasian)
Controlling (pengawasan)
Human relation (hubungan kemanusiaan)
Planning, organizing, directing, coordinating, dan controlling, telah dikemukakan, maka
yang diberi pengertian berikut ini, yaitu: Forecasting(peramalan), adalah suatu langkah
permulaan dalam proses perencanaan untuk penyusunan suatu rencana. Meramalkan
biasanya berupa suatu pengira-ngira, penafsiran, penyelidikan pendahuluan terhadap segala

kemungkinan-kemungkinan yang mungkin bisa atau akan terjadi sebelum penyusunan
suatu rencana yang lebih pasti dilakukan
Human relation (hubungan masyarakat) adalah segenap aktivitas penyatupaduan manusia
dengan pekerjaan dalam sesuatu organisasi yang memungkinkan perkembangan diri
manusia sepenuhnya sehingga antara manusia dan kerja itu terdapat hubungan timbal balik
yang bermanfaat. Jadihuman relation menyangkut persoalan tentang hubungan antara
manusia dengan kerja dalam sesuatu organisasi yang mempunyai pengaruh timbal balik,
yaitu manusia harus berguna bagi pelaksanaan sesuatu kerja dan sebaliknya kerja itu juga
harus bermanfaat bagi manusia. Dalam rangka itu maka sesungguhnya isi dan cakupan
pengertian human relation meliputi pokok soal tentang “faktor kemanusiaan dalam
hubungan kerja, atau dibalik hubungan kerja berdasarkan peri kemanusiaan”
6.
William (1961), menyebutnya “the work of administration/manage-ment”(pekerjaan
seseorang administrator/manajer) yang dapat dibagi dalam limaklasifikasi dengan
akronim POASCO, yaitu:
P = Planning (perencanaan)
O = Organizing (pengorganisasian)
A = Assembling Resources ( pengumpulan sumber-sumber)
S = Supervising (pengendalian kerja)
Co = Controlling (pengawasan)
Karena planning, organizing dan controlling telah dikemukakan di atas, maka yang
diberikan pengertian disini yaitu: Assembling Resources(pengumpulan sumber-sumber)
yaitu: aktivitas pengumpulan sumber-sumber yang diperlukan untuk mengatur penggunaan
dari berbagai usaha tersebut yang meliputi personal, uang/kapital, alat-alat/fasilitas dan halhal lain yang diperlukan untuk melaksanakan rencana.
Supervising (pengendalian kerja) adalah bimbingan dari pelaksa-naan pekerjaan setiap hari
termasuk memberikan instruksi, motivasi (dorongan) agar mereka secara sadar menurut
kegiatan pekerjaan dan memelihara hubungan kerja baik antara atasan dan bawahan (the
“bos” and “subordinate”)
7.
Allen, (1960), menggunakan tentang fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
a.
Leading (memimpin)
b.
Planning (perencanaan)
c.
Organizing (pengorganisasian)
d.
Controlling (pengawasan)
Di samping pembagian ini dari Louis A. Allen sebelumnya menye-butkan sebagai berikut:
a.
Planing (perencanaan)
b.
Organizing (pengorganisasian)
c.
Coordinating (pengkoordinasian)
d.
Motivating (pemberian motivasi)
e.
Controlling (pengawasan)
Karena planning, organizing, coordinating, dan controlling telah di-kemukakan
pengertiannya; dan yang belum adalah leading dan motivating.
Leading (memimpin) adalah menggerakkan bawahan dengan memberikan bimbingan atau
menghantarkan dengan mendahului atau membawa kepada tujuan yang telah ditetapkan
dengan memberi suatu contoh yang patut ditinjau/diikutinya.
Motivating (pemotivasian) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
8.
a.
b.
c.
d.

Sondang P. Siagian (1985), membagi fungsi-fungsi manajemen atas:
Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (Organizing)
Pemberian motivasi (motivating)
Pengawasan (controlling)

e.
Penilaian (evaluating)
Karena perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengawasan sudah diuraikan
pengertiannya, maka yang akan diuraikan berikut ini adalah:
Penilaian (evaluating) adalah proses pengukuran dan pembandingan dari hasil-hasil
pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil yang seharusnya dicapai. Jadi penilaian
merupakan kegiatan awal dalam pelaksanaan pengawasan/pengendalian, yaitu: untuk
mengetahui sejauh mana pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang selanjutnya
dengan tindakan perbaikannya. Tanpa penilaian, kesesuaian atau sejauh mana pekerjaan
telah dilaksanakan tidak diketahui, selanjutnya tindakan korektif tidak mungkin
dilaksanakan.
9.
Selanjutnya mengenai klasifiksi fungsi-fungsi manajemen yang patut pula
dikemukakan adalah klasifikasi fungsi dari The Liang Gie (1978), berbeda halnya dengan
para pakar tersebut terdahulu, kesemuanya memasukkan organizing sebagai salah satu
fungsi manajemen, maka oleh The Liang Gie, tidak memasukkannya. Salah satu
argumentasi yang menjadi alasan tidak dikemukakannya organizing sebagai salah satu
fungsi manajemen bahwa dalam setiap usaha kerja sama pasti terdapat struktur yang
merupakan wadah usaha itu di samping proses yang menggerakkan penyelenggaraan kerja
sama tadi. Wadah yang dimak-sudkan di sini adalah organisasi dengan secara otomatis
dinamisasi organisasi adalah organizing. Sedangkan proses pengerakkan adalah
manajemen. Dengan alasan inilah sehingga The Liang Gie menyim-pulkan bahwa
organizing atau pengorganisasian tidak dpat dikategorikan sebagai fungsi manajemen.
Beliau berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen dapat dibedakan ke dalam enam
klasifikasi fungsi, yaitu:
Perencanaan
Keputusan – baca pembuatan putusan
Pembimbingan
Pengkoordinasian
Pengendalian
Penyempurnaan
Perencanaan, pembimbingan, pengkoordinasian, telah dikemukakan terdahulu, sedangkan
yang belum adalah pengambilan putusan, pengen-dalian dan penyempurnaan.
Adapun yang dimaksud dengan “pembuatan putusan” adalah suatu aktivitas yang
mengakhiri pertentangan mengenai suatu hal atau melakukan pemilihan dari berbagai-bagai
alternatif yang ada untuk menyelesaikan persoalan-persoalan, pertentangan-pertentangan
dan keragu-raguan yang timbul dalam proses penyelenggaraan usaha kerja sama itu.
Keputusan di sini diartikan adalah “pemutusan”
“Penyempurnan” adalah segenap aktivitas memperbaiki berbagai kekurangan dan
ketidaktepatan yang timbul pada struktur organisasi dan taat kerja sewaktu berlangsungnya
proses penyelenggaraan usaha kerja sama itu.
“Pengendalian” adalah memeriksa, mencocokkan, dan mengusaha-kan agar pekerjaanpekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan hasil yang dikehendaki.
Pendapat The Liang Gie ini mengenai organizing tidak dimasuk-kannya sebagai fungsi
manajemen sedikit banyaknya terpengaruh pula oleh Pariata Westra (1980) sehingga
beliaupun menyederhanakan fungsi-fungsi manajemen menjadi tiga klasifikasi fungsi
sebagai berikut: 1) Perencanaan (planning), 2) Penggerakan (actuating), dan 3)
Pengontrolan (controlling).
Jika diperinci klasifikasi dari pendapat para pakar di atas, maka ada 18 klasifikasi dan
terminologi fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
1.
Forecasting (peramalan)
2.
Privoir/planning (perencanaan)
3.
Organiser/organizing (pengorganisasian)
4.
Staffing (pengisian atau penstafan)
5.
Assembling resources (pengumpulan sumber-sumber)
6.
Actuating (penggerakan)
7.
Commander/commanding (memberi komando/memerintah)
8.
Coordonner/coordinating(pengkoordinasian)

9.
Directing (pembimbingan atau pemimpinan)
10. Human relation (hubungan kerja kemanusiaan)
11. Leading (memimpin)
12. Motivating (pemberian motivasi)
13. Evaluating (penilaian)
14. Controller/controlling (pengawasan)
15. Reporting (pelaporan)
16. Pembuatan putusan (decision making)
17. Pengendalian dan
18. Penyempurnaan.
Kalau ke 18 klasifikasi fungsi-fungsi tersebut dianalisis, maka pada pokoknya hanya empat
klasifikasi fungsi yang pokok dari manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.

MACAM-MACAM MANAJEMEN
1.
Ditinjau dari tingkatan penjenjangan adalah sebagai berikut:
Top management (manajemen puncat) yang biasa disamakan dengan administrator dengan
ciri-ciri, yaitu:
pemegang kebijaksanaan dalam suatu organisasi
pemutusan terakhir merupakan bidangnya
- lebih banyak memiliki kecakapan keterampilan manajer
Midle management. (manajemen menengah) dengan ciri-cirinya sebagai berikut:
kepadanya merupakan transito informasi, instruksi dan sebagainya, dari atasan ke bawahan
begitupun sebaliknya,
Lower management ( manajemen bawah) biasa juga disebut dengansupervisory
management, gang leader, mandur atau operation management dengan ciri-cirinya sebagai
berikut:
kemampuan mengenai tehnik yang bersangkut paut dengan organisasi
berhubungan langsung dengan pekerja dan lebih banyak memiliki keterampilan
tehnik
2.
Ditinjau dari macamnya materi yang dipersoalkan, maka
manajemen dapat dibagi sebagai berikut:
a.
Manajemen personil (personnel management) yaitu manajemen
yang menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal kepegawaian atau personalia dalam
sesuatu badan (organisasi) tertentu
b.
Manajemen finansial (financial management) yaitu manajemen yang mempersoalkan
tentang urusan keuangan dalam suatu usaha kerjasama (organisasi)
c.
Manajemen pendidikan (education management) yaitu manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal pendidikan
d.
Manajemen pemasaran (marketing management) yaitu manajemen yang titik
persoalannya tentang pemasaran, perdagangan
e.
Manajemen Perkantoran (office management) yaitu manajemen yang mempersoalkan masalah perkantoran atau manajemen yang penerapannya dalam suatu kantor
f.
Dan sebagainya menurut materi yang dipersoalkan sepertinya manajemen produksi,
manajemen pergudangan, manajemen perhotelan, manajemen koperasi, manajemen
akuntansi, dan lain-lain.
3.
Ditinjau dari sistem/cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
Manajemen tradisional dengan ciri-cirinya mengikuti tradisi yang sudah berjalan
Manajemen ilmiah (scientific management) dengan ciri-cirinya diadakan perhitungan
dengan dasar norma-norma ilmu pengetahuan

Manajemen terbuka (open management) dengan ciri-cirinya adalah “sosial kontrol” dan
“social partisipation” selalu ada, sehingga dipupuk “social responsibility” dan
“social support”
Manajemen tertutup dengan ciri-cirinya tidak ada social control, rahasia dipegang oleh
beberapa orang saja.
4.
Ditinjau dari sudut filosofi antara lain dengan sebagai berikut:
a. Manajemen otokratis/diktatorial dengan ciri-cirinya manajemen paksa, tidak
menghargai pendapat orang hanya pendapatnya saja yang dianggap benar.
b. Manajemen liberal dengan ciri-ciri adalah berbagai ketentuan dibuat oleh para
pengikut/orang bawahan dan pmimpin sebagai simbol saja, tidak ikut serta dalam kegiatan
kelompok. Bawahan nanti mendapat petunjuk dan saran-saran dari manajer bawahan itu
sendiri memintanya.
c. Manajemen demokratis dengan ciri-cirinya pemutusan senantiasa berdasar musyawarah
(mengikut sertakan bawahan). Ada singkroni-sasi antara tujuan individu dengan tujuan
organisasinya, senang menerima saran pendapat dan kritikan dari bawahan, mengutamakan
kerjasama dalam pencapaian tujuan, senantiasa berusaha agar bawahannya lebih sukses
daripadanya, menghargai bawahan sebagai manusia yang bermartabat. Biasanya sebagian
dari kekuasaan dan tanggung jawabnya diserahkan kepada bawahannya, akan tetapi ia tidak
melepaskan dirinya sebagai manajer yang resmi.
5.
Ditinjau dar segi luasnya/golongannya adalah sebagai berikut:
a. Generala management (manajemen makro). Manajemen yang bersifat umum
b. Special management (manajemen mikro). Manajemen yang bersifat khusus, manajemen
yang hanya mengenai satu bidang tertentu saja, misalnya: manajemen kepegawaian,
manajemen perkantoran, mana-jemen produksi, manajemen mutu terpadu, manajemen
strategis dan sebagainya.
6.
Ditinjau dari kedudukan/penempatannya, yaitu:
a. Patrimonial management
Kedudukan yang strategis dan penting dalam organisasi diberikan kepada orang-orang
berdasarkan hubungan keluarga.
b. Political management
Kedudukan yang strategi dan penting dalam organisasi diberikan kepada orang-orang
berdasarkan partai politik tertentu
c.
Profesional management
Kedudukan yang strategis dan penting dalam organisasi diberikan kepada orang-orang
berdasarkan kecakapan atau jasa.
Macam-macam Manajemen
Macam-macam manajemen atau bisa dikatakan bahwa bidang-bidang manajemen yang
dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Bidang-bidang manajemen itu antara lain manajemen
produksi,manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen personalia, dan
manajemen administrasi. Uraian berikut akan membahas secara ringkas bidang-bidang
manajemen tersebut.
1.
Manajemen Produksi
Merupakan salah satu bidang manajemen yang penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Ketika mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam memenangi persaingan
bisnis, peran manajemen produksi terasa semakin penting bagi perusahaan.
2.
Manajemen Pemasaran
Merupakan salah satu bidang operasional dalam perusahaan yang harus ditangani dengan
sungguh-sungguh. Dan diartikan sebagai kegiatan pengaturan secara optimal dari fungsi
pemasaran agar kegiatan pertukaran atau penyampaian barang dari produsen ke konsumen
dapat berjalan lancar dan memuaskan.
3.
Manajemen Keuangan
Manajemen yang berhubungan dengan langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan
dan bagaimana penggunaannya dalam rangka mencapai tujuan. Hal-hal yang berkaitan

dengan manajemen keuangan adalah manajemen sumber dana, manajemen penggunaan
dana, dan pengawasan penggunaan dan.
4.
Manajemen Personalia
Merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan
tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja (PHK) dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan.
5.
Manajemen Administrasi
Manajemen ini memberi perhatian pada pemberi layanan di bidang administrasi,
penggunaan alat yang efektif, dan kemudahan pada bidang lain.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
Prinsip adalah asas, dasar atau kaidah, yaitu pernyataan kebenaran fundamental yang
menjadi pokok dasar berpikir atau melakukan kegiatan. Jadi prinsip-prinsip manajemen
adalah asas/dasar ataupun kaidah yang merupakan pernyataan atau kebenaran fundamental
yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas memimpin suatu usaha
kerjasama, untuk mencapai suatu keseimbangan yang setinggi-tingginya dalam proses
pencapaian tujuan.
Seorang tokoh manajemen terkenal yaitu Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip
manajemen, yakni :

Division of Labor (Pembagian Kerja)
Pembagian kerja harus dipikirkan agar mengarah pada spesialisasi. Semakin seseorang
terspesialisasi, semakin efisien dan efektif orang tersebut melaksanakan pekerjaan. Tujuan
dari pembagian kerja ini adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih
dengan usaha yang sama.

Authority and Responsibility (Wewenang dan Tanggungjawab)
Authority (wewenang) didalam manajemen sangat diperlukan guna melaksanakan
kegiatan / operasional perusahaan. Disamping adanya wewenang juga diperlukan tanggung
jawab (responsibility), sehingga wewenang yang telah diberikan harus mempunyai
tanggung jawab.

Disipline (Disiplin)
Disiplin adalah melakukan apa yang sudah menjadi komitmen bersama baik antara
pimpinan dengan bawahan maupun sesama anggota manajemen. Disiplin ini sangat penting
karena suatu usaha tidak akan berhasil tanpa adanya kedisplinan.

Unity of Command (Kesatuan Perintah)
Kesatuan aba-aba (perintah) mutlak diperlukan bilamana suatu tujuan manajemen dapat
dianggap berhasil. Karena pada dasarnya dalam perserikatan manusia, dalam industri,
perdagangan, ketentaraan, rumah tangga ataupun negara, instruksi yang bersifat dualistis
adalah sumber konflik yang tiada akhir dan dapat membahayakan anggota manajemen
maupun anggota masyarakat yang lainnya.

Unity of Direction (Kesatuan Arah)
Untuk dapat mencapai suatu tujuan bersama diperlukan adanya kesatuan arahan, sehingga
dengan demikian tidak akan terjadi perbedaan arahan yang menyebabkan tujuan tersebut
tidak tercapai.

Subordination of Individual Interest to Common Good (Mengutamakan Kepentingan
Bersama di atas Kepentingan Pribadi)
Kepentingan umum dan tujuan bersama merupakan hal diatas segalanya dibandingkan
dengan kepentingan pribadi atau tujuan pribadi (kelompok).

Renumeration (Pemberian Upah)
Penghargaan (pemberian gaji yang sepadan) dan perbaikan kesejahteraan para karyawan
dalam bekerja merupakan stimulus bagi karyawan untuk dapat bekerja dengan baik dan
dapat memenuhi target (tujuan) perusahaan.

Centralization (Pemusatan)
Sentralisasi atau Desentralisasi dapat digunakan tergantung pada seberapa besar tingkatan
organisasi yang dipakai. Bilamana suatu organisasi masih dalam taraf kecil, maka

desentralisasi tidak diperlukan. Akan tetapi bila suatu organisasi sudah berkembang pesat
dan menjadi besar maka desentralisasi diperlukan disamping perlunya sentralisasi juga.

Scalar Chain
Prinsip scalar chain (rantai saklar) yakni mempermudah komunikasi antara pegawai
setingkat sehingga dapat mengabaikan line of authority di tingkatan mereka.

Order (Tata Tertib)
Penempatan orang dan penempatan pekerjaan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
perusahaan. Sehingga pemesanan dan pemilihan akan sumber daya yang tepat sangat perlu
diperhatikan.

Equity (Kesamaan)
Dalam rangka merangsang pekerja dalam melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan
dan kesetiaan diperlukan keramahan dan keadilan. Karena kombinasi keramahan dan
keadilan akan menghasilkan equity (modal utama).

Stability of Staff (Kestabilan Staff)
Perputaran karyawan yang terlalu sering tidak baik bagi kelancaran kegiatan perusahaan.

Initiative (Inisiatif)
Sumber kekuatan perusahaan adalah adanya insiatif di kalangan atasan dan bawahan,
khususnya pada masa sulit. untuk itu penting menggairahkan dan mengambangkan inisiatif
yang semaksimal mungkin.

Esprit de Corps (Semangat Korps)
Persatuan dan kehamonisan merupakan kekuatan besar bagi perusahaan sehingga
diperlukan usaha untuk merealisasikan. ‘Memecah kekuatan untukmelemahkannya adalah
suatu tindakan yang bijaksana, tetapi memecah-mecah tim sendiri merupakan dosa besar di
dalam suatu perusahaan.
Selain yang dikemukakan Fayol, juga Hodges mengemukakan ada 22 prinsip manajemen,
yaitu:
1.
Kesatuan perintah,
2.
Rentangan pengawasan,
3.
Keseragaman
4.
Pendelegasian,
5.
Perencanaan,
6.
Penyusunan kebijakan,
7.
Kepemimpinan,
8.
Fungsi staff,
9.
Keseimbangan/keselarasan,
10. Koordinasi
11. Tanggung-jawab dan wewenang,
12. Keputusan,
13. Standardisasi
14. Pengawasan,
15. Keluwesan,
16. Fakta,
17. Hubungan anta manusia,
18. Spesialisasi,
19. Penyederhanaan,
20. Produktivitas individu,
21. Tugas dan penyelesaiannya
22. Insentif.
Dari 22 prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Hodges tidak semuanya dijelaskan
berikut ini, karena sudah dikemukakan pada Prinsip Fayol terdahulu. Yang dijelaskan
adalah:
Prinsip rentangan pengawasan adalah jumlah bawahan yang dapat diatasi secara langsung
oleh atasannya, secara efektif. Dalam menyusun organisasi sebaiknya untuk top manajer
hanya memiliki bawahan langsung sejumlah empat sampai delapan saja. Jika lebih dari itu
pengawasan menjadi tidak effektif lagi dan akan meugikan organisasi itu sendiri.

Prinsip keseragaman. Dalam menyusun bagian sub bagian organisasi (departemenisasi)
dengan memperhatikan aktivitas yang seragam dikelompokkan kedalam satu satuan kerja
yang mewadahinya. Sebagai contoh segala aktivitas yang menyangkut keuangan ditampung
dalam satuan kerja bidang keuangan atau departemen keuangan. Apabila ada bidang tugas
yang tidak seragam ditampung dalam satu departemen, hasilnya akan kurang dan bahkan
dapat mengakibatkan kekacauan dan kegagalan organisasi itu. Katakanlah kegiatan
keuangan dicampur dengan kegiatan produksi dan dilaksanakan dibawah departemen
keuangan, maka hal ini tidak melaksanakan prinsip keseragaman tadi dan yakinlah bahwa
akan membingungkan pelaksanaannya.
Prinsip pendelegasian, Mengingat kemampuan manusia serba keterbatasan dan semakin
kompleks organisasi menuntut beban kerja yang semakin banyak dan mungkin tuntutan
kerjanya akan bersamaan. Demikian keadaan yang dihadapi oleh seorang manajer sehingga
dengan prinsip pendelegasian, maka sebagian tugasnya perlu diserahkan kepada bawahan
siapa yang dipercayakannya. Apabila tidak, akan terjadi tumpukan dan keterbengkalaian
tugas serta kelelahan manajer yang mengakibatkan faktor penyebab kegagalannya.
Prinsip perencanaan. Hanyalah dengan perencanaan yang mengakibatkan ketertiban dan
kelancaran kerja yang lebih terarah akan memberi jaminan hasil yang lebih mekuaskan.
Tanpa perencanaan atau tiba masa tiba akal akan mengundang kekosongan kerja. Oleh
karena itu, setiap usaha mencapai tujuan hendaknya melaksanakan prinsip ini, yaitu
menyusun rencana kerja sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Penyusunan rencana
hendaknya memperhatikan proses rencana, yaitu menentukan masalahnya, mengumpulkan
data/fakta yang relevan dengan masalahnya, menganalisa, menemukan alternatif dan
memilih alternatif yang paling menguntungkan untuk ditentukan sebagai rencana.
Prinsip penyusunan kebijakan. Di dalam pelaksanaan kegiatan, diperlukan kebijakan
sebagai pedoman kerja umum dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. Oleh karena itu,
setiap kegiatan usaha mencapai tujuan harus menyusun kebijakan yang diperlukan sebagai
pedoman umum.
Prinsip kepemimpinan. Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan bantuan
orang lain. Jadi di sini akan terdapat lebih dari satu orang. Agar kegiatan masing-masing
orang terkoordinir dan terarah maka harus ada yang memimpinnya. Oleh karena itu dalam
setiap usaha mencapai tujuan harus ditunjuk seorang atau lebih untukbertindak selaku
manajernya
Prinsip fungsi staf. Dalam suatu organisasi, tujuan yang akan dicapai biasanya menyangkut
kegiatan yang luas dan berdimensi banyak. Sudah dikatakan terdahulu bahwa kemampuan
seseorang serba keterbatasan. Dengan tugas manajer yang demikian luasnya kegiatan yang
harus dilaksanakan, maka perlu mengangkat staff atau menunjuk orang lain untuk
menjalankan fungsi staff, yaitu menjalankan kegiatan perencanaan pengembangan,
penyumbang ide-ide dan standar-standar.
Prinsip Keseimbangan/keselarasan. Dalam suatu organisasi biasanya dibagi dalam beberapa
devisi atau sub devisi. Agar pekerja dapat berjalan lancar maka beban kerja untuk masingmasing sub devisi atau masing-masing devisi harus berimbang atau selaras. Prinsip ini
penting untuk dituruti karena kenyataan yang ada kegiatan dalam organisasi saling
mengkait, sehingga apabila satu devisi atau sub devisi kelebihan beban kerja sedang divisi
atau sub devisi lain kekurangan beban kerja maka akan terganggulah usaha mencapai
tujuan.
Prinsip koordinasi. Dalam suatu organisasi, biasanya orang menerapkan spesialisasi agar
efisiensi kerja bertambah. Namun, semakin jauh spesialisasi kerjasama menjadi semakin
sukar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan prinsip koordinasi ini, yaitu semikin jauh
spesialisasi hendaknya diusahakan koordinasi yang baik. Dengan koordinasi yang baik,
maka tindakan pengarahan dan kerja sama antar bagian menjadi lebih baik
Prinsip pengambilan putusan. Pelaksanaan tugas mencapai tujuan, sebenarnya terdiri dari
rangkaian putusan-putusan dari atas sampai ke tingkat paling bawah. Oleh karena itu dalam
melaksanakan manajemen hendaknya diambil putusan yang terbaik untuk kegiatan atas
sampai tingkat yang paling bawah.
Prinsip standardisasi. Agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan yang ingin dicapai, maka
setiap tindakan harus memiliki tolok ukurnya yang berupa standar-standar. Dengan kata

lain, dalam pelaksanaan manajemen harus dibuat standardisasi kegiatan untuk tolok
ukurnya sehingga kalau terjadi penyimpangan dapat segera diketahui dengan mudah.
Prinsip pengawasan. Agar setiap kegiatan perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik,
maka harus dilaksanakan dengan baik. Untuk itu, perlu pelaksanaan pengawasan apabila
terjadi penyimpangan, maka dapat segera diluruskan atau dikembalikan pada rencana.
Prinsip keluwesan/fleksibilita. Manajemen yang baik adalah manajemen yang luwes,
artinya putusan yang diambil mudah menyesuaikan dengan perubahan situasi. Karena itu
putusan manajemen harus memenuhi kriteria keluwesan ini.
Prinsip fakta. Dalam pengambilan putusan selalu didasarkan pada data. Data sendiri, ada
yang berupa fakta, yaitu data atas pengalaman yang lalu atau data tentang kejadian yang
benar telah terjadi, dan data yang berupa opini, yaitu data yang sifatnya masih “kira-kira”
dari beberapa kejadian. Agar suatu putusan berjalan dengan mantap, maka putusan tersebut
harus didasarkan pada fakta, dan bukan didasarkan pada opini.
Prinsip hubungan antar manusia. Dalam pelaksanaan tugas manajemen akan selalu terjadi
hubungan antar manusia dalam organisasi. Hubungan antar manusia ini akan berjalan
lancar, kalau dalam hubungan kerja sama tadi dilandasi oleh dasar hubungan manusiawi
yang terdiri dari dasar anggapan:
a.
Setiap manusia berbeda satu dengan lainnya, sehingga dalam bekerja sama dengan
orang yang berbeda harus dijalankan perlakuan yang berbeda pula.
b.
Setiap orang memiliki harga diri yang berbeda-beda, karena itu dalam kontak
kerjasama tidak boleh meremehkan harga diri partner kerjasamanya.
c.
Setiap orang memiliki kepentingan timbal balik, sehingga setiap orang akan mau
diajak kerja sama dalam organisasi.
d.
Setiap orang memiliki motivasi yang merangsangnya untuk bekerja keras oleh karena
itu dalam suatu kerja sama hendaknya dipergunakan motivasi ini.
Prinsip spesialisasi. Dalam pelaksanaan manajemen, spesialisasi akan mampu memperbaiki
mutu produk, mutu jasa, dan mutu meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan manajemen hendaknya prinsip spesialisasi ini diterapkan.
Prinsip penyederhanaan. Kadang dalam pelaksanaan kegiatan manajemen terdapat banyak
kegiatan yang dapat dihilangkan, atau dengan kata lain sering dijumpai dalam suatu
organisasi terdapat kegiatan-kegiatan yang tidak diperlukan. Kegiatan yang tidak
diperlukan ini sebaiknya dihilangkan saja atau proses, sistem dan prosedur disederhanakan.
Dengan kaidah penyederhanaan ini maka efektivitas dan pengawasan manajemen akan
dapat ditingkatkan.
Prinsip produktivitas indiividu. Dalam pelaksanaan manajemen, peningkatan produktivitas
individu adalah sangat penting dijaga, karena dengan produktivitas individu yang tinggi,
maka produktivitas organisasi otomatis juga tinggi. Oleh karena itu, dalam menjaga tingkat
produktivitas individu tetap tinggi, maka individu harus diserahi tugas-tugas yang sesuai
dengan keterampilan yang dimiliki baik karena bakatnya maupun karena pendidikannya.
Prinsip tugas dan penyelesaiannya. Pada umumnya orang akan dapat bekerja dengan giat
apabila padanya diserahi tugas dan juga ditentukan waktu penyelesaiannya. Tanpa
diberikan “deadline” orang akan bermalas-malas dalam melaksanakan tugasnya. Oleh
karena itu dalam memberikan tugas kepada bawahan harus selalu disertai jadual kerjanya.
Diantara sekian prinsip manajemen yang dikemukakan tersebut di atas, tidak selamanya
cocok dengan situasi manajemen modern. Sebagai contoh dengan struktur organisasi
matriks dan sistem otonomi daerah mengakibatkan prinsip kesatuan komando dan
sentralisasi tidak dapat diterapkan. Namun pada situasi tertentu prinsip tersebut masih
sangat dianjurkan, misalnya pada organisasi militer yang sangat ketat dengan prinsip
kesatuan komando/perintah. Jadi penerapan prinsip manajemen ini sesuai dengan situasi
dan kondisi dimana manajemen itu dilaksanakan.

MASALAH POKOK MIS MANAJEMEN
Telah diketahui bahwa manajemen itu tidak lain dari proses pemberian manajer, bimbingan,
proses pemberian pasilitas-pasilitas, guna tercapainya tujuan yang diinginkan, namun
tujuan yang diinginkan tersebut tidak tercapai karena adanya ”mismanajemen”.

Mismanajemen adalah suatu kesalahan/kekeliruan tindakan pada saat proses pemberian
bimbingan atau pasilitas-pasilitas manajer itu berlangsung, atau mismanajemen terjadi
karena adanya kesalahan tindakan pada saat proses pencapaian tujuan sedang berlangsung
Soekarno K (1985) menyebutkan sebab timbulnya mismanajemen untuk sementara waktu
dapat diutarakan di sini, antara lain:
1.
Belum adanya pola struktur organisasi yang uniform (seragam)
2.
Belum adanya kesatuan bahasa atau saling pengertian dalam manajemen
3.
Belum adanya “management mindedness” disementara pejabat manajer
4.
Belum adanya keseragaman tentang cara dan tata kerja antara instansi yang satu
dengan yang lain
5.
Tidak efektifnya pelaksanaan pengawasan
6.
Kurang tepatnya koordinasi
7.
Tidak sesuainya rencana dengan kesanggupan ataupun kemampuan pelaksanaan
rencana itu
8.
Kalau terjadi perbedaan pendapat antara pejabat manajer dengan pelaksana
9.
Kalau manajer merasa lebih penting dari yang lain-lain, atau merasa lebih berhak dan
merasa lebih dari yang sewajarnya
10. Adanya birokratisme
Untuk mengatasi keadaan mis management ini dapat ditempuh berbagai cara, diantaranya
sebagai berikut:

Perlu dibentuknya suatu pola organisasi yang uniform mutlak dengan mengedepankan
pada tujuan apa yang hendak dicapai bukan pada siapa yang menangani tujuan tersebut.

Harus adanya kesatuan bahasa dan gerak langkah dalam management yang dimulai
dengan penyatuan visi usaha yang sama dan penyatuan misi usaha yang sama,
dibandingkan dengan usaha penyatuan visi dan misi kebersamaan.

Faktor human relation merupakan hal yang sangat dominan dalam pelaksanaan
management terutama dalam hal komunikasi baik vertikal maupun horisontal.
Solusi Mismanagement
Mismanagement dapat terjadi pada setiap level organisasi, baik di tingkat badan usaha,
instansi pemerintahan maupun di organisasi sosial. Untuk mengatasi keadaan
mismanagement ini dapat ditempuh berbagai cara, diantaranya sebagai berikut :
a) Perlu dibentuknya suatu pola organisasi yang uniform mutlak dengan mengedepankan
pada tujuan apa yang hendak dicapai bukan pada siapa yang menangani tujuan tersebut.
b) Harus adanya kesatuan bahasa dan gerak langkah dalam management yang dimulai
dengan penyatuan visi usaha yang sama dan penyatuan misi usaha yang sama,
dibandingkan dengan usaha penyatuan visi dan misi kebersamaan.
c) Faktor human relation merupakan hal yang sangat dominan dalam pelaksanaan
management terutama dalam hal komunikasi baik vert