Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Belimbing (Averrhoa carambola L.) di Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Namoriam Kecamatan Pancur Batu)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae,
yang semasa muda buahnya berwarna hijau muda, dan berubah kuning sampai kuning
ketuaan setelah tua. Bentuk pohonnya kukuh, kaya akan cabang dan ranting sehingga
sering ditanam orang sebagai peneduh dan sekaligus penghias pekarangan (Prihatini
dkk, 1999).
Seperti buah-buahan lainnya yang banyak jenisnya, maka belimbing pun
demikian. Ada jenis yang enak dimakan dan ada yang tidak. Hanya jenis-jenis yang
enak saja yang dibicarakan karena dari segi komersial sangat menguntungkan sehingga
dapat meningkatkan pendapatan petani yang kreatif memanfatkan tanaman ini. Ciri
buah belimbing yang diunggulkan peminat buah ini umumnya produksi per pohon
tinggi, bentuk buahnya besar, warnanya menarik, berair banyak, seratnya halus dan
yang penting rasanya manis dan segar. Buah ini dapat berbunga sepanjang tahun, dan
dapat dipanen tiga kali dalam setahun (Prihatini dkk, 1999).
Hampir dipastikan semua orang mengenal buah belimbing manis. Belimbinga
manis dinamakan juga buah binyang karena bila diiris melintang bentuknya mirip
sebuah bintang. Buah belimbing manis berbentuk bulat panjang dengan rusuk tajam
berjumlah ima buah ini sangat lezat bila dimakan dalam keadaan segar. Rasanya manis
dengan aroma khas yang membangkitkan selera. Belimbing manis juga nukmat untuk
dikonsumsi dalam bentuk jus atau produk olahan lain (Sa’adah, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Sistematika tanaman belimbing ( Averrhoa carambola L.) adalah sebagai
berikut :
Kingdom
Divisi
Subdivisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Plantae
: Spermatphyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Oxalidales
: Oxalidaceae
: Averrhoa
: Averrhoa carambola L. (Belimbing manis)
Belimbing adalah jenis tanaman buah dari keluarga Oxalydaceae. Marga
Averrhoa. Walaupun berasal dari keluarga dan marga yang sama, kedua buah yang
sama-sama memiiki nama belimbing ini, sama sekali tidak menunjukkan persamaan.
Dalam arti, baik penampilan maupun rasa buahnya berbeda. Berangkat dari sini, lalu
tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa
carambola L.) dan belimbing asam (Averrhoa bilimbi). Atau lazim pula disebut
belimbing wuluh (Sinora dkk, 2007).
Pengembangan usahatani belimbing bukan hanya berupa memperluas areal
tanaman, tetapi lebih diutamakan pada mutu hasil.
Konsumen cenderung memilih
buah-buahan, termasuk buah belimbing yang bermutu tinggi, terutama penampilan
(performance). Sosok buah belimbing yang berkualitas baik tampak bersih tanpa ada
cacat bekas gigitan serangga, dan berwarna kuning menyala (Rahardi dkk, 2007).
Tanaman belimbing akan tumbuh baik ditempat dengan ketinggian 0-500 m
diatas permukaan laut, curah hujan tinggi, dan mendapat cukup cahaya matahari. Jenis
tanah yang sesuai ialah tanah yang gembur dan dapat menahan air. Pohon belimbing
manis dapat berbunga sepanjang tahun, hingga dapat dipanen tiga kali dalam setahun.
Waktu berbuah paling lebat ialah pada permulaan musim hujan (Sa’adah, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Tanaman belimbing sendiri memiliki khasiat yang tak sedikit untuk
kesehatan.Akarnya berkhasiat sebagai anti-inflasi dan diuretik.Daunnya berkhasiat
sebagai anti-inflasi, antipiretik dan diuretik.Bunganya berkhasiat sebagai antipiretik dan
ekspektoran.Buahnya berkhasiat anti-inflasi, analgesik dan diuretik (Santoso, 2008).
Belimbing termasuk tanaman yang mudah diurus.Banyak tanaman belimbing
yang tumbuh dipekarangan penduduk seumur-umur tidak pernah dirawat ataupun
dipupuk, hanya pembungkusan buah saja yang kerap dilakukan manakala berbuah.
Berikut ini adalah bagaimana cara bertanam tanaman belimbing :
a. Penanaman Bibit
Sebelum membeli bibit, dianjurkan dua minggu sudah terlebih dahulu
membuat lubang tanam. Membuat lubang tanam ini mirip dengan membuat tong
sampah yaitu dengan ukuran 60cm x 60cm x 60cm, dengan jarak antar lubang 5
x 5 meter atau 6 x 6 meter.
Ketika
menggali
lubang,
hendaknya
tanah
galian
jangan
dicampur.Antara top soil dengan tanah yang ada pada lapisan bawah.Setelah
lubang digali, biarkan dijemur terlebih dahulu selama beberapa hari.Bagian atas
tanah dicampur dengan pupuk kandang dan kompos untuk kembali dimasukkan
sebagai penimbun bibit yang ditanam.Setelah itu, bibit dimasukkan kedalam
lubang dan ditutup dengan tanah.
b. Perawatan
Tanaman belimbing pada umumnya relatif mudah dalam masalah
perawatannya, namun tetap saja diperlukan keseriusan dalam penanganannya
jika diinginkan hasil yang memuaskan.Salah satu faktor yang diperlukan adalah
Universitas Sumatera Utara
dalam hal pemangkasan, yang berdampak pada produksi buah pertanaman.
Pemangkasan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 1 – 1,5 tahun.
Dalam bercocok tanam, tentu saja tidak akan dapat terlepas dari gangguan
berupa hama dan penyakit, yang menghinggapi tanaman. Meski jarang ditemukan dan
dikeluhkan oleh para pemilik tanaman belimbing, namun sekali tanaman
diserang
dampaknya besar juga, yakni busuk dan lama-lama kering dan mati. Untuk mencegah
dan membasmi hama dan penyakit tersebut dapat menggunakan pestisida dengan batas
ambang yang telah ditentukan (Sinora dan Deden, 2007).
2.2 Landasan Teori
Suatu rencana usahatani dalam asasnya harus mengandung hal-hal sebagai
berikut : jenis dan nilai (jumlah) masukan (input), jumlah dan harga masukan (input)
yang akan dipergunakan dan dibeli, jumlah uang/kredit yang diperlukan untuk
pembiayaan pelaksanaan rencana, jumlah produksi yang akan diperoleh dan pula yang
disediakan untuk dijual guna pengembalian utang dan keuntungan bersih yang
diharapkan (Tohir, 1991).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melalui produksi
pertanian yang berlebih maka diharapkan memperoleh pendapatan tinggi. Dengan
demikian,
harus
dimulai
dengan
merencanakan
untuk
menentukan
dan
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi pada waktu yang akan datang
secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimal. Dari definisi
tersebut juga terlihat ada pertimbangan ekonomis di samping pertimbangan teknis
(Soekartawi, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Dalam kegiatan usahatani selalu diperlukan faktor-faktor produksi berupa
lahan, tenaga kerja dan modal yang dikelola seefektif dan seefisien mungkin sehingga
memberikan manfat sebaik-baiknya. Faktor produksi adalah semua korbanan yang
diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan
dengan baik (Soekartawi, 2011).
Dari segi petani, pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan
antara berbagai alternatif penggunaan sumber daya dan faktor-faktor produksi yang
terdiri dari : lahan, tenaga kerja, modal dan sarana produksi yang sangat mempengaruhi
keberhasilan usahataninya. Oleh sebab itu petani harus mampu memanfaatkan faktor
produksi dan kesempatan yang ada. Petani berusaha semaksimal mungkin agar
mendapatkan keuntungan yang terus bertambah sehingga dapat menunjang bagi
peningkatan pendapatan petani (Soekartawi, 2006).
Dalam usahatani petani akan mengeluarkan biaya produksi yang besarnya biaya
produksi tersebut tergantung kepada komponen biaya yang dikeluarkan petani seperti
harga dari input produksi, upah tenaga kerja dan besarnya harga produksi usahatani
(Prawirokusumo, 1990).
Usahatani yang produktif atau efisien yaitu usahatani yang produktivitasnya
tinggi, umumnya dikatakan bagi usahatani yang bagus. Petani akan selalu mencari cara
mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi yang
maksimal karena petani berpikiran bagaimana mendapatkan keuntungan yang
maksimum (profit maximization). Dilain pihak, ketika petani dihadapkan pada
keterbatasan biaya dalam melaksanakan usahataninya, upaya memaksimalkan
keuntungan tetap akan dilakukan dengan menekan biaya produksi seminimal mungkin
(Hanafie, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas merupakan hasil persatuan lahan, tenaga kerja, modal (misalnya
ternak, uang), waktu atau input lainnya (misalnya uang tunai, energi, air dan unsur
hara). Produktivitas merupakan tujuan utama usahatani, juga bagi rumah tangga petani,
tetapi mereka mungkin tidak menilainya hanya berdasarkan nila-nilai pasar belaka
(Hidayat, 1999).
Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut
usahatani subsistem dan ada yang bertujuan untuk mencari keuntungan disebut
usahatani komersial.Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam
meningkatkan penghasilan atau pendapatan bukan semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan keluarga (Rismayani, 2007).
Biaya
produksi
merupakan
modal
yang
harus
dikeluarkan
untuk
membudidayakan tanaman hingga diperoleh hasil buah-buahan dan ongkos pasca
panen, bahkan sampai buah-buahan tersebut dapat terjual. Disini termasuk pembelian
barang-barang dan pembayaran jasa pihak ketiga, baik itu didalam maupun diluar
usahatani.Sedangkan pendapatan adalah hasil yang kita terima dari penjualan buahbuahan maupun penerimaan dari usaha-usaha sampingan (Rahardi dkk, 2007).
Biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi , terdiri dari pajak tanah,
pajak air dan penyusutan alat-alat dan bangunan pertanian serta biaya perawatannya.
Sementara yang dapat digolongkan dalam biaya variabel antara lain biaya untuk bibit
tanaman, pupuk, obat-obatan pembasmi hama/penyakit dan upah tenaga kerja (Rahardi,
1993).
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran total usahatani (total farm expenses ) didefenisikan sebagai nilai
semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak
termasuk tenaga kerja keluarga petani (Soekartawi,2011).
Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumber daya
yang digunakan dalam usahatani. Nisbah seperti pendapatan kotor per hektar atau per
unit kerja dapat dihitung untuk menunjukkan intensitas operasi usahatani (Soekartawi,
2011).
Untuk menghitung seluruh biaya digunakan rumus :
TC = FC + VC
Dimana :
TC = Total Cost
FC = Fixed Cost
VC = Variable Cost
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan
harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = Py . Y
Dimana :
TR = Total Penerimaan
Py = Harga
Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani
disebut pendapatan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan bersih usahatani
mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan dari penggunaan
faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman
yang diinvestasikan kedalam usahatani (Soekartawi, 2011).
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
I = R – TC
= (Py.Y) – (FC +VC)
Dimana :
I
= Pendapatan petani
R
= Penerimaan (Rp)
TC
= Biaya Total (Rp)
Py
= Harga Produksi (Rp/kg)
Y
= Jumlah Produksi (Kg)
FC
= Biaya Tetap (fixed cost) (Rp)
VC
= Biaya Tidak Tetap (variable cost) (Rp) (Suratiyah, 2006).
2.3 Penelitian Terdahulu
Peneliti terdahulu yang mengamati tentang buah belimbing adalah Fenytha
(2010) dengan judul penelitian Analisis Pemasaran Belimbing di Deli Serdang. Dari
penelitian tersebut diketahui bahwa setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada
pemasaran belimbing ini melakukan fungsi pemasaran yang berbeda. Perbedaan fungsifungsi ini membuat biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran juga berbeda.
Panjang pendeknya saluran pemasaran belimbing mempengaruhi besarnya biaya yang
dikeluarkan dan efisiensi pemasaran belimbing. Berdasarkan penelitian tersebut juga
dapat diketahui bahwa ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh petani dalam
pemasaran buah belimbing yaitu harga belimbing yang jatuh apabila tiba saat musim
panen raya.
Meta J Sianturi (2012) dalam penelitiannya yeng berjudul Analisis Usahatani
Sayuran mengatakan bahwa ada hubungan antara luas lahan dengan pendapatan petani
sayuran, yakni semakin luas lahan yang diusahakan oleh petani untuk ditanami sayuran,
maka semakin besar pendapatan yang diperoleh petani.
2.4 Kerangka Pemikiran
Universitas Sumatera Utara
Usahatani belimbing dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk mengetahui
apakah usahatani belimbing layak diusahakan dimasa yang akan datang. Dari segi
petani, pengelolaan usahatani belimbing pada dasarnya terdiri dari penggunaan sumber
daya dan faktor-faktor produksi yang terdiri dari plastik, tenaga kerja, pupuk dan obatobatan. Input produksi ini menjadi komponen biaya produksi dalam pengelolaan
usahatani tanaman belimbing. Besarnya masing-masing komponen biaya tersebut
dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan dan tingkat harga masing-masing input
yang pada akhirnya secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya total biaya
produksi per proses produksi.
Petani akan memperoleh penerimaan dari usahatani belimbing yaitu dari hasil
penjualan produksi tanaman belimbing. Penerimaan usahatani merupakan hasil
perkalian antara produksi usahatani dengan harga jual pada saat penelitian yang dinilai
dengan rupiah. Pendapatan bersih diperoleh dari penerimaan dikurang dengan biaya
produksi dalam satu proses produksi
Universitas Sumatera Utara
Petani
Usahatani Belimbing
Input Produksi :
•
•
•
•
Tenaga Kerja
Pupuk
Plastik
Obat-obatan
Luas Tanam
Produksi
Biaya Produksi
Penerimaan
Pendapatan Bersih
Keterangan :
= Berhubungan
= Berpengaruh
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Produksi Dan Pendapatan
Usahatani Belimbing
Universitas Sumatera Utara
2.5 Hipotesis Penelitian
1. Variabel luas tanam berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani belimbing
pada usahatani belimbing di daerah penelitian.
2. Penggunaan faktor-faktor produksi pupuk, obat-obatan, plastik dan tenaga kerja
berpengaruh nyata terhadap pendapatan pada usahatani belimbing di daerah
penelitian.
3. Terdapat hubungan yang nyata antara biaya produksi, penerimaan dan
pendapatan bersih pada usahatani belimbing di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae,
yang semasa muda buahnya berwarna hijau muda, dan berubah kuning sampai kuning
ketuaan setelah tua. Bentuk pohonnya kukuh, kaya akan cabang dan ranting sehingga
sering ditanam orang sebagai peneduh dan sekaligus penghias pekarangan (Prihatini
dkk, 1999).
Seperti buah-buahan lainnya yang banyak jenisnya, maka belimbing pun
demikian. Ada jenis yang enak dimakan dan ada yang tidak. Hanya jenis-jenis yang
enak saja yang dibicarakan karena dari segi komersial sangat menguntungkan sehingga
dapat meningkatkan pendapatan petani yang kreatif memanfatkan tanaman ini. Ciri
buah belimbing yang diunggulkan peminat buah ini umumnya produksi per pohon
tinggi, bentuk buahnya besar, warnanya menarik, berair banyak, seratnya halus dan
yang penting rasanya manis dan segar. Buah ini dapat berbunga sepanjang tahun, dan
dapat dipanen tiga kali dalam setahun (Prihatini dkk, 1999).
Hampir dipastikan semua orang mengenal buah belimbing manis. Belimbinga
manis dinamakan juga buah binyang karena bila diiris melintang bentuknya mirip
sebuah bintang. Buah belimbing manis berbentuk bulat panjang dengan rusuk tajam
berjumlah ima buah ini sangat lezat bila dimakan dalam keadaan segar. Rasanya manis
dengan aroma khas yang membangkitkan selera. Belimbing manis juga nukmat untuk
dikonsumsi dalam bentuk jus atau produk olahan lain (Sa’adah, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Sistematika tanaman belimbing ( Averrhoa carambola L.) adalah sebagai
berikut :
Kingdom
Divisi
Subdivisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Plantae
: Spermatphyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Oxalidales
: Oxalidaceae
: Averrhoa
: Averrhoa carambola L. (Belimbing manis)
Belimbing adalah jenis tanaman buah dari keluarga Oxalydaceae. Marga
Averrhoa. Walaupun berasal dari keluarga dan marga yang sama, kedua buah yang
sama-sama memiiki nama belimbing ini, sama sekali tidak menunjukkan persamaan.
Dalam arti, baik penampilan maupun rasa buahnya berbeda. Berangkat dari sini, lalu
tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa
carambola L.) dan belimbing asam (Averrhoa bilimbi). Atau lazim pula disebut
belimbing wuluh (Sinora dkk, 2007).
Pengembangan usahatani belimbing bukan hanya berupa memperluas areal
tanaman, tetapi lebih diutamakan pada mutu hasil.
Konsumen cenderung memilih
buah-buahan, termasuk buah belimbing yang bermutu tinggi, terutama penampilan
(performance). Sosok buah belimbing yang berkualitas baik tampak bersih tanpa ada
cacat bekas gigitan serangga, dan berwarna kuning menyala (Rahardi dkk, 2007).
Tanaman belimbing akan tumbuh baik ditempat dengan ketinggian 0-500 m
diatas permukaan laut, curah hujan tinggi, dan mendapat cukup cahaya matahari. Jenis
tanah yang sesuai ialah tanah yang gembur dan dapat menahan air. Pohon belimbing
manis dapat berbunga sepanjang tahun, hingga dapat dipanen tiga kali dalam setahun.
Waktu berbuah paling lebat ialah pada permulaan musim hujan (Sa’adah, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Tanaman belimbing sendiri memiliki khasiat yang tak sedikit untuk
kesehatan.Akarnya berkhasiat sebagai anti-inflasi dan diuretik.Daunnya berkhasiat
sebagai anti-inflasi, antipiretik dan diuretik.Bunganya berkhasiat sebagai antipiretik dan
ekspektoran.Buahnya berkhasiat anti-inflasi, analgesik dan diuretik (Santoso, 2008).
Belimbing termasuk tanaman yang mudah diurus.Banyak tanaman belimbing
yang tumbuh dipekarangan penduduk seumur-umur tidak pernah dirawat ataupun
dipupuk, hanya pembungkusan buah saja yang kerap dilakukan manakala berbuah.
Berikut ini adalah bagaimana cara bertanam tanaman belimbing :
a. Penanaman Bibit
Sebelum membeli bibit, dianjurkan dua minggu sudah terlebih dahulu
membuat lubang tanam. Membuat lubang tanam ini mirip dengan membuat tong
sampah yaitu dengan ukuran 60cm x 60cm x 60cm, dengan jarak antar lubang 5
x 5 meter atau 6 x 6 meter.
Ketika
menggali
lubang,
hendaknya
tanah
galian
jangan
dicampur.Antara top soil dengan tanah yang ada pada lapisan bawah.Setelah
lubang digali, biarkan dijemur terlebih dahulu selama beberapa hari.Bagian atas
tanah dicampur dengan pupuk kandang dan kompos untuk kembali dimasukkan
sebagai penimbun bibit yang ditanam.Setelah itu, bibit dimasukkan kedalam
lubang dan ditutup dengan tanah.
b. Perawatan
Tanaman belimbing pada umumnya relatif mudah dalam masalah
perawatannya, namun tetap saja diperlukan keseriusan dalam penanganannya
jika diinginkan hasil yang memuaskan.Salah satu faktor yang diperlukan adalah
Universitas Sumatera Utara
dalam hal pemangkasan, yang berdampak pada produksi buah pertanaman.
Pemangkasan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 1 – 1,5 tahun.
Dalam bercocok tanam, tentu saja tidak akan dapat terlepas dari gangguan
berupa hama dan penyakit, yang menghinggapi tanaman. Meski jarang ditemukan dan
dikeluhkan oleh para pemilik tanaman belimbing, namun sekali tanaman
diserang
dampaknya besar juga, yakni busuk dan lama-lama kering dan mati. Untuk mencegah
dan membasmi hama dan penyakit tersebut dapat menggunakan pestisida dengan batas
ambang yang telah ditentukan (Sinora dan Deden, 2007).
2.2 Landasan Teori
Suatu rencana usahatani dalam asasnya harus mengandung hal-hal sebagai
berikut : jenis dan nilai (jumlah) masukan (input), jumlah dan harga masukan (input)
yang akan dipergunakan dan dibeli, jumlah uang/kredit yang diperlukan untuk
pembiayaan pelaksanaan rencana, jumlah produksi yang akan diperoleh dan pula yang
disediakan untuk dijual guna pengembalian utang dan keuntungan bersih yang
diharapkan (Tohir, 1991).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melalui produksi
pertanian yang berlebih maka diharapkan memperoleh pendapatan tinggi. Dengan
demikian,
harus
dimulai
dengan
merencanakan
untuk
menentukan
dan
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi pada waktu yang akan datang
secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimal. Dari definisi
tersebut juga terlihat ada pertimbangan ekonomis di samping pertimbangan teknis
(Soekartawi, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Dalam kegiatan usahatani selalu diperlukan faktor-faktor produksi berupa
lahan, tenaga kerja dan modal yang dikelola seefektif dan seefisien mungkin sehingga
memberikan manfat sebaik-baiknya. Faktor produksi adalah semua korbanan yang
diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan
dengan baik (Soekartawi, 2011).
Dari segi petani, pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan
antara berbagai alternatif penggunaan sumber daya dan faktor-faktor produksi yang
terdiri dari : lahan, tenaga kerja, modal dan sarana produksi yang sangat mempengaruhi
keberhasilan usahataninya. Oleh sebab itu petani harus mampu memanfaatkan faktor
produksi dan kesempatan yang ada. Petani berusaha semaksimal mungkin agar
mendapatkan keuntungan yang terus bertambah sehingga dapat menunjang bagi
peningkatan pendapatan petani (Soekartawi, 2006).
Dalam usahatani petani akan mengeluarkan biaya produksi yang besarnya biaya
produksi tersebut tergantung kepada komponen biaya yang dikeluarkan petani seperti
harga dari input produksi, upah tenaga kerja dan besarnya harga produksi usahatani
(Prawirokusumo, 1990).
Usahatani yang produktif atau efisien yaitu usahatani yang produktivitasnya
tinggi, umumnya dikatakan bagi usahatani yang bagus. Petani akan selalu mencari cara
mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi yang
maksimal karena petani berpikiran bagaimana mendapatkan keuntungan yang
maksimum (profit maximization). Dilain pihak, ketika petani dihadapkan pada
keterbatasan biaya dalam melaksanakan usahataninya, upaya memaksimalkan
keuntungan tetap akan dilakukan dengan menekan biaya produksi seminimal mungkin
(Hanafie, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas merupakan hasil persatuan lahan, tenaga kerja, modal (misalnya
ternak, uang), waktu atau input lainnya (misalnya uang tunai, energi, air dan unsur
hara). Produktivitas merupakan tujuan utama usahatani, juga bagi rumah tangga petani,
tetapi mereka mungkin tidak menilainya hanya berdasarkan nila-nilai pasar belaka
(Hidayat, 1999).
Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut
usahatani subsistem dan ada yang bertujuan untuk mencari keuntungan disebut
usahatani komersial.Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam
meningkatkan penghasilan atau pendapatan bukan semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan keluarga (Rismayani, 2007).
Biaya
produksi
merupakan
modal
yang
harus
dikeluarkan
untuk
membudidayakan tanaman hingga diperoleh hasil buah-buahan dan ongkos pasca
panen, bahkan sampai buah-buahan tersebut dapat terjual. Disini termasuk pembelian
barang-barang dan pembayaran jasa pihak ketiga, baik itu didalam maupun diluar
usahatani.Sedangkan pendapatan adalah hasil yang kita terima dari penjualan buahbuahan maupun penerimaan dari usaha-usaha sampingan (Rahardi dkk, 2007).
Biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi , terdiri dari pajak tanah,
pajak air dan penyusutan alat-alat dan bangunan pertanian serta biaya perawatannya.
Sementara yang dapat digolongkan dalam biaya variabel antara lain biaya untuk bibit
tanaman, pupuk, obat-obatan pembasmi hama/penyakit dan upah tenaga kerja (Rahardi,
1993).
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran total usahatani (total farm expenses ) didefenisikan sebagai nilai
semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak
termasuk tenaga kerja keluarga petani (Soekartawi,2011).
Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumber daya
yang digunakan dalam usahatani. Nisbah seperti pendapatan kotor per hektar atau per
unit kerja dapat dihitung untuk menunjukkan intensitas operasi usahatani (Soekartawi,
2011).
Untuk menghitung seluruh biaya digunakan rumus :
TC = FC + VC
Dimana :
TC = Total Cost
FC = Fixed Cost
VC = Variable Cost
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan
harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = Py . Y
Dimana :
TR = Total Penerimaan
Py = Harga
Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani
disebut pendapatan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan bersih usahatani
mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan dari penggunaan
faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman
yang diinvestasikan kedalam usahatani (Soekartawi, 2011).
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
I = R – TC
= (Py.Y) – (FC +VC)
Dimana :
I
= Pendapatan petani
R
= Penerimaan (Rp)
TC
= Biaya Total (Rp)
Py
= Harga Produksi (Rp/kg)
Y
= Jumlah Produksi (Kg)
FC
= Biaya Tetap (fixed cost) (Rp)
VC
= Biaya Tidak Tetap (variable cost) (Rp) (Suratiyah, 2006).
2.3 Penelitian Terdahulu
Peneliti terdahulu yang mengamati tentang buah belimbing adalah Fenytha
(2010) dengan judul penelitian Analisis Pemasaran Belimbing di Deli Serdang. Dari
penelitian tersebut diketahui bahwa setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada
pemasaran belimbing ini melakukan fungsi pemasaran yang berbeda. Perbedaan fungsifungsi ini membuat biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran juga berbeda.
Panjang pendeknya saluran pemasaran belimbing mempengaruhi besarnya biaya yang
dikeluarkan dan efisiensi pemasaran belimbing. Berdasarkan penelitian tersebut juga
dapat diketahui bahwa ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh petani dalam
pemasaran buah belimbing yaitu harga belimbing yang jatuh apabila tiba saat musim
panen raya.
Meta J Sianturi (2012) dalam penelitiannya yeng berjudul Analisis Usahatani
Sayuran mengatakan bahwa ada hubungan antara luas lahan dengan pendapatan petani
sayuran, yakni semakin luas lahan yang diusahakan oleh petani untuk ditanami sayuran,
maka semakin besar pendapatan yang diperoleh petani.
2.4 Kerangka Pemikiran
Universitas Sumatera Utara
Usahatani belimbing dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk mengetahui
apakah usahatani belimbing layak diusahakan dimasa yang akan datang. Dari segi
petani, pengelolaan usahatani belimbing pada dasarnya terdiri dari penggunaan sumber
daya dan faktor-faktor produksi yang terdiri dari plastik, tenaga kerja, pupuk dan obatobatan. Input produksi ini menjadi komponen biaya produksi dalam pengelolaan
usahatani tanaman belimbing. Besarnya masing-masing komponen biaya tersebut
dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan dan tingkat harga masing-masing input
yang pada akhirnya secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya total biaya
produksi per proses produksi.
Petani akan memperoleh penerimaan dari usahatani belimbing yaitu dari hasil
penjualan produksi tanaman belimbing. Penerimaan usahatani merupakan hasil
perkalian antara produksi usahatani dengan harga jual pada saat penelitian yang dinilai
dengan rupiah. Pendapatan bersih diperoleh dari penerimaan dikurang dengan biaya
produksi dalam satu proses produksi
Universitas Sumatera Utara
Petani
Usahatani Belimbing
Input Produksi :
•
•
•
•
Tenaga Kerja
Pupuk
Plastik
Obat-obatan
Luas Tanam
Produksi
Biaya Produksi
Penerimaan
Pendapatan Bersih
Keterangan :
= Berhubungan
= Berpengaruh
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Produksi Dan Pendapatan
Usahatani Belimbing
Universitas Sumatera Utara
2.5 Hipotesis Penelitian
1. Variabel luas tanam berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani belimbing
pada usahatani belimbing di daerah penelitian.
2. Penggunaan faktor-faktor produksi pupuk, obat-obatan, plastik dan tenaga kerja
berpengaruh nyata terhadap pendapatan pada usahatani belimbing di daerah
penelitian.
3. Terdapat hubungan yang nyata antara biaya produksi, penerimaan dan
pendapatan bersih pada usahatani belimbing di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara