PERANAN ROHKUDUS DALAM PERTUMBUHAN GEREJ

PERANAN ROHKUDUS DALAM
PERTUMBUHAN GEREJA YANG DITINJAU
DARI KITAB KISAH PARA RASUL

KARYA TULIS
Diserahkan kepada Akademi Theologia Alkitab Salatiga
Untuk Memenuhi Sebagian Tugas-Tugas Akhir Guna Menyelesaikan
Studi Pogram Diploma III Theologia

Oleh :
RAMLIY JAMMES NADEAK
NIM:
AKADEMI THEOLOGIA ALKITAB SALATIGA
2011

Diterima dan disahkan oleh pembimbing karya tulis diploma III
Theologia Alkitab Salatiga untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat guna menyelesaikan pogram diploma III Theologia.

Konsultasi pembimbing


Pdt. Leonard Mailuhu S.Th ( ______________

Nilai __________

Mengetahui
Pimpinan Akademi Theologia Alkitab salatiga

Pdt.G.A Pandjaitan, S.Th

ii

)

Motto :

“Lakukanlah kewajibanmu dengan setia
terhadap Tuhan supaya engkau beruntung dalam segala
Yang kau lakukan dan dalam segala yang kautuju.”
( 1 raja-raja 2:3)


“Semangat adalah modal
utama
dalam mencapai citacita”

iii

Kupersembahkan kepada:
Kekasih sejatiku Tuhan Yesus Kristus untuk selamalamnya, bapak mamaku dan mami kelompokku,anakanak kelompokku yang selalu mendukung saya,
sahabat saya Shella, saudara-saudara saya dan
teman-teman seangkatan dari tingkat 1, beserta papa
Theofilus dan seluruh kerabat saya di angkatan
XXXIIIV.

iv

KATA PENGANTAR
Segala pujisyukur penulis panjatkan kepada Allah Yang maha
Kuasa yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat kasih dan

rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun karya tulis ini, yang

berjudul:
“PERANAN ROHKUDUS DALAM PERTUMBUHAN GEREJA YANG
DITINJAU DARI KITAB KISAH PARA RASUL”
Karya tulis ini, penulis susun dalam rangka melengkapi tugas
dan memenuhi syarat menyelesaikan Diploma III Theologia pada Akademi
Theologia Alkitab Salatiga. Tanpa dorongan, khususnya bimbingan,
mustahil karya tulis ini dapat tersusun.
Oleh sebab itu, penulis pada kesempatan ini mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Yang terhormat, Pimpinan Akademi Theologia Alkitab Salatiga
2. Yang terhormat, Bpk. Pdt.G.A Panjaitan, S.Th, selaku pimpinan
Akademi Theologia Alkitab Salatiga yang telah menyetujui
penyususnan karya tulis ini.
3. Yang terhormat,Pdt.Leonard Mailuhu S.Th, yang dengan sabar
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun karya
tulis ini.
4. Yang terhormat bpk Pdt. Andreas M.Sumarno.MTh. yang dengan
rela

v

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan karya tulis ini
mulai dari pembuatan judul sampai selesai.
5. Yang tercinta teman-teman tingkat III dan mami kelompok dan
anak-anak kelompok saya dan sahabat-sahabat saya: Mariem, Ayu
Mega Padamara yang telah mendukung penulis dalam berbagai hal.

6. Yang tercinta bapak Theofilus S.Th yang telah mendukung penulis
dalam segala hal.
7. Yang tercinta bapak dan mama beserta saudara-saudara saya di
Nias.
8. Yang terhormat abang dan kakak saya di Klaten yang juga
membantu penulis dalam penyusunan karya Tulis ini.
Akhirnyua penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh siswa /siswi angkata XXXVIII yang membantu penulis dalam
segala hal sampai karya tulis ini selesai.
Semua yang telah dikorbankan, Tuhan Yesuslah yang memberkatinya.
Semoga karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bahkan
bagi pengembangan pelayanan dimana saja.
Salatiga, Mei 2011
Penulis

Vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................
HALAMAN MOTTO...............................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi

BAB I

1


PENDAHULUAN.........................................................
Latar belakang
Penjelasan Judu
Tujuan Penulisan
Rumusan Masalah
Hipotesa
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan

BAB II

LANDASAN TEORI.....................................................

6

Deskripsi kitab Kisah Para Rasul
Deskripsi peranan Roh Kudus dalam pertumbuhan gereja

BAB III


PERANA ROH KUDUS DALAM PERTUMBUHAN
GEREJA YANG DITINJAU DARI KITAB KISAH PARA
RASUL.........................................................................

23

Sejarah pertumbuhan jemaat dalam kitab Kisah Para
Rasul

vii

Dampak dari peranan Roh Kudus dalam Pertumbuhan
gereja di dalam kitab Kisah Para Rasul

BAB IV

PENUTUP.................................................................... 34
Kesimpulan
Saran-saran


DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

36

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

Kehidupan ke-kristenan bukanlah suatu kehidupan yang statis, melainkan
kehidupan yang dinamis dan bertumbuh. Penting untuk kita ketahui bahwa
pertumbuhan ke-kristenan tidaklah terjadi secara otomatis atau instan
sebagaimana pertumbuhan fisik. Menurut curry , dalam bukunya peranan Roh
Kudus dalam pertumbuhan Kristen, ”Pertumbuhan ke-kristenan adalah sesuatu
yang harus diperjuangkan hingga mencapai kedewasaan rohani”1. Inilah yang di
kehendaki Allah supaya umat-Nya bertambah dewasa.
Dewasa ini banyak orang Kristen yang ingin mengetahui bagaimana Roh
Kudus bekerja dalam kehidupan mereka. Mereka tahu bahwa pada saat ini penting
sekali bagi orang Kristen untuk mengetahui pekerjaan Roh Kudus.
1W. curry Mavis, Peranan ro kudus dalam pertumbuhan Kristen,
(Malang, Penerbit Gandum Mas, 1997, jawa timur)Halaman .147.


Untuk menanggapi masalah yang dihadapi orang Kristen. Kehadiran Roh
Kudus sangat perlu dalam kehidupan orang-orang percaya, sebab Ia menghendaki
kita hidup secara dinamis . Pekerjaan Roh Kudus sangat cepat dan Ia menjangkau
setiap bidang kehidupan orang-orang percaya, Ia membimbing untuk menuju
pengetahuan akan kebenaran kristus. Ia membantu orang percaya untuk dewasa
di dalam Tuhan. Pada waktu membimbing dan menguatkan umat Tuhan ketika
harus mengambil keputusan pribadi, bahkan Ia mengaruniakan karunia dan
kemampuan Ilahi sehingga umat Tuhan dapat memberi kesaksian pada orang
lain,bahkan Ia membantu umat Tuhan untuk hidup berkemenangan sebagai orang
Kristen.
Jadi, ketika tahu bahwa Roh Kudus mampu mengubah kehidupan umat
Tuhan menuju kepada pertumbuhan kearah kristus, maka peranan Roh Kudus
sangat penting bagi perjalanan ke-kristenan umat Tuhan.

LATAR BELAKANG MASALAH
Yang menjadi masalah dalam pertumbuhan kerohanian seseorang adalah
dimana seseorang tersebut tidak memiliki Roh Kudus. Ukuran pertumbuhan
gereja atau kedewasaan rohani seseorang tidak terlihat dari berapa lama ia
menjadi orang Kristen atau seberapa banyak ia terlihat di dalam pelayanan, tetapi

kedewasaan rohani terlihat dari karakter yang terdapat dalam dirinya, apakah baik
atau buruk, Freement concepts menyatakan bahwa,” Saat kita membangun hidup
kita, kita akan menghasilkan kepribadian yang baik , sedangkan kepribadian
yang baik adalah karakter yang memancar dari segala sesuatu yang kita lakukan
dan katakan.”2
Penjelasan Judul
2 Freeman concepts, apa kata Tuhan tentang karakter. Pdt. Timothy J.
Daun, (Jakarta: Harvest Publication

Untuk lebih dipahami dan dimengerti , penulis menguraikan tentang
penjelasan judul dari,” Peranan Roh Kudus di dalam Pertumbuhan Gereja yang
ditinjau dari Kitab Kisah Para Rasul “sebagai berikut:
Peranan
Pengertian tentang Peranan adalah berasal dari kata peran. Menurut kamus
besar Indonesia, edisi ke 3, “Peran adalah seseorang yang memainkan tokoh
didalam suatu cerita yang menjadi sumber perhatian”.3
Jadi, peranan adalah tugas atau kewajiban yang harus dikerjakan oleh
oknum tersebut sesuai dengan tugas yang harus dikerjakannya.
Roh Kudus
Roh Kudus adalah Roh Allah yang diberikan oleh Allah bagi orang

percaya. Dalam kamus alkitab di tulis oleh W.R.F.bahwa “Roh berasal dari kata
Ibrani yaitu Ruah dan kata Yunani yaitu Pneuma yang artinya nafas, angin”.4
Pertumbuhan
Kata pertumbuhan berasal dari kata dasar tumbuh di dalam kamus bahasa
indonesia mengandung arti” perubahan bentuk fisik secara bertahap atau
perkembangan(kemajuan)”.5
Gereja
Kata Gereja menurut kamus bahasa Indonesia yaitu tempat berdoa atau
tempat ibadah. sedangkan menurut Abineno dalam bukunya Gereja dan jemaat
bahwa gereja adalah , “Sekumpulan orang percaya yang telah di panggil keluar ke
dalam terang yang ajaib.
3House, 2007) 15
Kamus bahasa Indonesia,edisi 3.(Jakarta: balai pustaka,2005),854 .
4 W.R.F. Browning, Kamus Alkitab.(Jakarta, BPK.gunung
mulia,2008),386.
5 ibid, 357.

Kisah Para Rasul
Kisah Para Rasul adalah kisah perbuatan atau kegiatan Para Rasul selama
merek melyani Tuhan dalam memberitakan Firman Allah kepada semua orang.
Jadi , dari penjelasan judul di atas, dapat disimpulkan bahwa “Peranan
Roh Kudus dalam pertumbuhan gereja menurut kisah para rasul adalah suatu
oknum yang dari Allah yang bergerak dalam kehidupan orang-orang percaya
yang telah di panggil Allah dan dapat dilihat dari kehidupan orang percaya pada
kegerakan Roh Kudus pada jemaat mula-mula zaman rasul-rasul.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah Mendeskripsikan Peranan Roh
Kudus dalam pertumbuhan gereja yang ditinjau dari kitab Kisah Para Rasul.
Rumusan Masalah
Dalam karya tulis ini rumusan masalah yang penulis ajukan
adalah,”Bagaimana mendeskripsikan peranan Roh Kudus dan dampaknya bagi
pertumbuhan gereja yang ditinjau dari kitab kisah para rasul?.
Hipotesa
Adapun hipotesa yang penulis ajukan dalam karya tulis ini yaitu bahwa
dalam kisah Para Rasul memuat ajaran peranan Roh Kudus didalam pertumbuhan
gereja dan masih relevan untuk diterapkan pada gereja masa kini.

Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis pakai dalam pembuatan karya tulis ini
adalah metode hermeunetik dan diskripsi induktif. Hermeunetik menurut Dr.R.

Soedarmo dalam bukunya kamus istilah theologi adalah “ajaran tentang cara
menafsir dengan perbandingan kitab dengan kitab yang lain”.6
Deskripsi induktif adalah menjelaskan, mengemukakan hasil pengamatan
dan literatur biblika khususnya dalam kitab Kisah Para Rasul.
Jadi, metode penulisan dalam karya tulis ini adalah menafsir dengan
membandingkan pasal-pasal di dalam kitab Kisah Para Rasul dan menjelaskan
hasil pengamatan tersebut secara literatur biblika khususnya kitab Kisah Para
Rasul.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan sebagai berikut :
Dalam Bab pertama, terdiri dari latar belakang masalah, penjelasan
istilah-istilah judul, tujuan penelitian, Rumusan Masalah, hipotesa, metode
penulisan, sistematika penulisan.
Bab kedua, Landasan teori dari karya tulis ini terdiri dari deskripsi kitab
kisah para rasul , yang menjelaskan beberapa hal yaitu Penulis, latar belakang
kitab kisah para rasul, tempat dan tanggal penulisan dan tujuan penulisan kitab
kisah para rasul. Dan membahas juga tentang deskripsi peranan Roh Kudus dalam
pertumbuhan gereja.
Bab ketiga, mendeskripsikan peranan Roh Kudus dalam pertumbuhan
gereja yang di tinjauh dari kisah para rasul, dengan cara menjelaskan sejarah
pertumbuhan gereja dalam kitab kisah para rasul yang melingkupi tentang hari
pentakosta dan dampak dari peranan Roh Kudus dalam pertumbuhan gereja yang
ditinjau dari kitab kisah para rasul.
Bab keempat, adalah penutup yang akan menjadi akhir dari penjelasan
karya tulis ini yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran serta daftar pustaka.

6 Dr.R.Sudarmo, Kamus Istilah Theologia.( Jakarta: BPK. Gunung Mulia ,
2006) 33

BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bagian landasan teori ini, akan dibahas beberapa hal penting di
antaran diskripsi kitab Kisah Para Rasul yang terdiri dari Penulis Kisah Para
Rasul, latar belakang kisah para rasul, tempat dan tanggal penulisan, tujuan
penulis dan juga dibahas tentang deskripsi peranan Roh Kudus dalam
pertumbuhan gereja.

Deskripsi Kitab Kisah Para Rasul

Dalam deskripsi kitab Kisah Para Rasul, Penulis akan mengawali dengan
menjelaskan Penulis kitab Kisah Para Rasul , latar belakang kitab Kisah Para
Rasul dan tujuan penulisan.

Penulis
Pada bagian ini di jelaskan bahwa, Lukas adalah penulis kitab ini,
walaupun Lukas tidak menyebutkan namanya sebagai penulis kitab Kisah Para
Rasul tetapi para theolog menyimpulkan bahwa penulis kitab Kisah Rara Rasul
adalah Lukas seorang tabib yang dikasihi. Penulis menyimpulkan dari gaya
bahasa Lukas dengan kisah para rasul 1:1 dan Lukas 1:1-4 bahwa penulis kitab ini
sama yaitu Tabib Lukas. Ia bukanlah orang Yahudi, dan menjadi kawan tetap
Paulus didalam melayani Tuhan. Menurut Irving L. Jensen dalam bukunya Buku
Penuntun Belajar Kisah Para Rasul bahwa ,“ Paulus dan Lukas adalah kawan
sekerja yang melayani bersama selama 20 tahun”7.
Kitab ini di alamatkan kepada Theofilus ( Lukas 1;3; kisah 1:1).Buku
williem Barclay pemahaman Alkitab setiap hari menuliskan” bahwa hanya ada
tiga referensi tentang Lukas dalam perjanjian baru yaitu kolose 4:14; Filemon 24;
dan 2 Timotius 4: 11, bahwa Lukas adalah seorang dokter”8.
Dapat di mengerti bahwa Lukas adalah seorang tabib dari kalimat-kalimat
yang tertulis dalam kitab kisah para rasul dan dalam injil Lukas memuat istilahistilah kedokteran.
Williem Barclay menyatakan bahwa “ Lukas adalah seorang tabib.
Williem melihat kalimat-kalimat dari tulisan Lukas menggunakan istilah
kedokteran seperti dalam Lukas 4:35, “ dan setan itupun menghepaskan orang
itu”, Lukas menggunakan istilah medis yang tepat untuk penyakit sawan. Selain
itu dalam Lukas 18:25, kata jarum yang biasanya dipakai untuk penjahit, tetapi
Lukas sendiri menggunakan kata belone, yaitu istilah teknis jarum operasi.”9

7 Irving L. Jensen, Buku penuntun belajar kisah para rasul (Penerbit
kalam Hidup, bandung, 1975) Halaman 8
8 Williem Barclay, Pemahaman Alkitab setiap hari kitab kisah para rasul
( BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009 ) halaman 2.
9 ibid

Dapat di simpulkan bahwa melalui penjelasan di atas bahwa Lukas secara
tidak sengaja mempergunakan istilah-istialah medis di dalam tulisannya, dan
bahwa Lukas adalah seorang tabib dan penulis kitab kisah para rasul.
Latar belakang kitab Kisah Para Rasul
Dalam kitab terjemahan baru, kitab ini disebut “ Kisah Para Rasul” yang
merupakan kitab kelima dari perjanjian baru. Dalam Ensiklopedi Alkitab masa
kini jilid dua,”Kisah Para Rasul adalah judul yang diberikan, sejak tahun-tahun
terakhir abad ke- 2, pada bagian kedua sejarah permulaan kekristenan”10.
Sedangkan menurut Irving L. Jesen dalam bukuya menuliskan“kitab kisah para
rasul ialah kisah perbuatan para rasul yang diambil dari Alkitab Terjemahan
Lama,”11
Pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa kitab Kisah Para Rasul adalah
kitab yang memuat perjalanan para rasul di dalam memberitakan Firman Tuhan.
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis surat kepada Theofilus supaya
mengerti betapa pentingnya kuasa Roh Kudus dalam gereja sebab inti dari kitab
Kisah Para Rasul adalah kuasa pekerjaan Roh Kudus khususnya gereja orang
Kristen bukan Yahudi.
Kitab Kisah Para Rasul jelas menerangkan pekerjaan Roh Kudus dalam
memberitakan Firman Allah bagi orang-orang yang di percayakan Tuhan untuk
memberitakan Firman Allah. Kitab ini di tulis oleh Lukas kepada seorang yang
mengasihi Tuhan yaitu Theofilus dalam kisah para rasul 1: 1.
Menurut Williem Barclay ada tiga kemungkinan siapa Theofilus
sebenarnya,” ia adalah seorang yang mengasihi Tuhan dilihat dari namanya,Theo
artinya Allah dan Fellein artinya mengasihi. Theofilus adalah orang memiliki
jabatan tinggi di kerajaan Romawi atau Theofilus adalah seorang yang sakit yang
membutuhkan pertolongan Lukas karna Theofilus sakit,”12.

10 Ensiklopedia Alkitab masa kini, Yayasan komuniasih bina kasih
(Jakarta, 1988) halaman 563
11 Logcip halaman 7
12 Williem Barclay, pemahaman Alkitab setiap hari kitab kisah para
rasul(Gunung Mulia, Jakarta,2009) halaman 4

Dari penjelasan diatas penulis berpendapat: bahwa
Theofilus adalah seorang yang mengasihi Tuhan yang memiliki kedudukan tinggi
pada masa itu dan sangat berpengaruh, dan Lukas ingin agar Theofilus tetap setia
mengasihi Tuhan.

Adapun Sembilan ciri utama menandai kitab ini yaitu sebagai berikut:
Pertama,Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi
gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap
angkatan.
Kedua, Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh
kali; baptisan dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8),
keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan

Allah (Kis 5:3,5,11),

kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh
(Kis 19:6).
Ketiga,

Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-

khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus,
Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula
yang tidak terdapat dalam kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.
Keempat, Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan
sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
Kelima, Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini
menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
Keenam,

Penganiayaan:

pekabaran

Injil

dengan

kuasa

terus-menerus

membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun
yang sekular.

Ketujuh, Urutan Yahudi -bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama
disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
Kedelapan, Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam
pelaksanaan pelayanan gerejani.
Kesembilan, Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau
suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

Tempat dan waktu penulisan

Lukas menuliskan kitab ini pada saat Paulus dalam penjara di Roma. Jadi,
dapat dijelaskan bahwa Lukas menulis kitab kisah para rasul pada saat Lukas
menemani Paulus selama dalam penjara . Menurut J. Sidlow Baxter dalam
bukunya Menggali isi Alkitab seri-3,” kemungkinan besar bahwa Paulus yang
membimbing Lukas dalam menyuratkannya kepada Theofilus”13. .
Kitab Kisah Para Rasul ditulis di Roma yaitu dari Lukas sendiri yang
selalu berada dekat dengan Paulus dan selalu mengunjungi Paulus dalam penjara
bahkan sampai pembebasannya. Waktu penulisan kitab Kisah Para Rasul kira–kira
tahun 63, alasannya bahwa Lukas hanya menulis kitab sampai pada masa Paulus
di penjarakan. Apabila Lukas menulis kitab sesudah tahun 63, maka tulisan Lukas
memuat tentang pengadilan kedua dan mati sebagai martir bahkan kitab ini tidak
akan dihentikan pada pasal 28. Dan juga jika Lukas menulis kitab ini sebelum
tahun 63 maka isi dari kitab ini tidak akan memuat peristiwa pemenjaraan Paulus.
Sedangkan menurut Rev. Ola Tulluan,Ph.D. dalam bukunya Introduksi
Perjanjian Baru,”Lukas menulis kitab kisah para rasul kira –kira tahun 62-63”14.
Penulis berpendapat dari penjelasan di atas bahwa kitab Kisah Rara Rasul di tulis
kira-kira tahun 63.
13 J.Sidlow Baxter, Menggali isi Alkitab( Yayasan Komunikasih Bina
kasih, Jakarta,1952) halaman 267
14 Rev.Ola Tulluan.Ph.D.,introduksi Perjanjian Baru(Malang;IPB,1999)
halaman 90

Tujuan Penulisan
Dalam penulisan kitab Kisah Para Rasul ini, Lukas tidak sembarangan
untuk menulis kitab ini tetapi ada tujuan Lukas sendiri. Apa bila kitab lukas di
baca hanya sepintas, maka yang diketahui hanya tentang pelayanan dari para
rasul-rasul. Tapi penulis membaca dengan teliti dari pasal 1-28 maka dapat
dimengerti tujuan Lukas menulis kitab ini kepada Theofilus.
Menurut Alkitab penuntun bahwa Tujuan utama dari Lukas untuk
menuliskan kitab yaitu,” untuk mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam
kehidupan dan misi gereja, menekankan babtisan Roh Kudus sebagai persediaan
Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan injil”15. Selain itu kita dapat
melihat penekanan tujuan Lukas menuliskan kitab ini , menurut Williem Barclay
menuliskan tujuan Lukas menulis kitab ini untuk di ketahui bahwa” injil tersebar
dimana-mana karna Roh Kudus yang berperan didalamnya”.16 dapat di jelaskan
bahwa kitab ini ditulis bertujuan untuk menjelaskan bahwa Roh Kuduslah
sebagai pusat dari pertumbuhan gereja dan pelayanan para rasul-rasul dalam
memberitakan Firman Tuhan.
Lukas bukanlah orang yang biasa-biasa saja tetapi dia adalah orang yang
cerdas yang memahami peranan Roh Kudus itu dalam kehidupan orang-orang
percaya. Ia banyak melihat keajaiban-keajaiban Ilahi dari pelayanan para rasul
yang dipimpin oleh Roh Kudus. Sehingga secara tidak langsung Lukas ingin
menyampaikan kepada Theofilus bahwa Roh kuduslah yang mampu mengerjakan
sebuah pelayanan sampai berhasil dan orang-orang percaya dapat bertumbuhnya
orang-orang percaya secara Rohani.

rasul

15 Alkitab penuntun
16 Williem Barclay, pemahaman alkitab sehari-hari kitab kisah para

Selain itu Lukas ingin menjelaskan kepada Theofilus agar surat-surat yang
ia terima sampai juga kepada orang-orang percaya yang lain, sehingga kehidupan
mereka tetap berfokus kepada Roh Kudus. Sebab tanpa kuasa dari Roh Kudus
tidak ada yang dapat dilakukan ,sama dengan para pemberita injil tanpa kuasa
Roh Kudus mereka tidak berani untuk memberitakan Firman Allah, karna
keterbatasan mereka sendiri.
Deskripsi Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Gereja
Sebagaimana kita ketahui bahwa gereja tanpa Roh Kudus adalah gereja
yang mati secara rohani, dan tidak akan mengalami pertumbuhan karena
penggerak dalam tubuh gereja adalah Roh Kudus. Pergerakan Roh Kudus di mulai
pada hari pentekosta di loteng Yerusalem, pada saat semua orang-orang percaya
berkumpul menantikan hari pencurahan Roh Kudus . kapan terjadinya hari
pentakosta tidak ada yang dapat mengetahuinya dengan pasti tapi itulah salah satu
hari terbesar gereja pantakosta
Kitab Kisah Para Rasul lebih banyak memuat pekerjaan pelayanan yang
dikerjakan oleh Roh Kudus . Rasul Paulus salah satu Tokoh terbesar yang
Pelayanannya di pimpin oleh Roh Kudus. Williem Barcley dalam bukunya yaitu
Pemahaman Alkitab setiap hari kitab kisah para rasul, “Mengungkapkan bahwa
kitab Kisah Para Rasul adalah termasuk kitab injil dari Roh Kudus”17.
Bukan hal yang menguntungkan bila orang begitu sering berbicara
tentang peristiwa Pentakosta sebagai kedatangan Roh Kudus. Bahayanya ialah
jika banyak yang berpikir bahwa Roh Kudus baru mulai ada pada saat itu.
Sesungguhnya tidak demikian karena menurut Lembaga Alkitab Indonesia dalam
kejadian 1: 26,”berfirmanlah Allah baiklah kita menjadikan manusia menurut
17Williem Barcley, pemahaman alkitab setiap hari( jakarta: gunung
Mulia, 2009) 25

rupa dan gambar kita”18. Dapat kita pahami bahwa Roh Kudus sudah ada sebelum
penciptaan bahkan ikut dalam penciptaan tersebut.
Melalui pekerjaan Yesus yang sudah selesai dikerjakan, Yesus menjadi
Oknum yang akan mengaruniakan Roh Kudus kepada para pengikutnya, yaitu
gereja-Nya. Maka setelah Yesus bangkit Ia berjanji pada murid-Nya Bahwa
mereka akan dibabtis dengan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:5) dan akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas mereka ( Kisah Para Rasul 1:8).
Seperti yang telah dikatakan dari awal bahwa gereja tanpa Roh Kudus
adalah mati, karena Roh Kudus harus hidup dalam gereja, dimana gereja dapat
kuat dan tegar menghadapi tantangan internal maupun eksternal bahkan dapat
bertumbuh membangun gereja baru sebagai bukti perkembangan gereja .
Jadi, dapat di simpulkan bahwa gereja yang bertumbuh adalah gereja yang
dapat melahirkan gereja yang baru.
Suatu pelayanan sangat membutuhkan pimpinan dari Roh Kudus karena
Roh Kuduslah yang membawa suatu pelayanan di berkati Tuhan. karena peranan
Roh Kudus di dalam pelayanan Tuhan .
Roh Kudus sangat mempengaruhi semua aspek kehidupan orang-orang
percaya , sebab memiliki sifat yang tidak bisa dipungkiri peranan-Nya yaitu
sebagai penolong, selain itu Roh Kudus memberikan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Derek Prince menjelaskan
bahwa,”Roh Kudus adalah Tuhan karena Tuhan adalah Roh , dimana kalimat ini
menjelaskan bahwa Roh Kudus memiliki kedaulatan mutlak dalam kehidupan
jemaat, sehingga jemaat mengalami kemerdekaan atau kebebasan,”19 . Dalam

18 Lembaga Alkitab Indonesia(Jakarta, 1968) 9
19 Derek Prince, Faedah Pentakosta,(Jakarta, Yayasan Pengkabaran Injil
imanuel, 1993, Jakarta Timur) Halaman 89.

kitab Kisah Para Rasul 2:42-47 menjelaskan tentang orang-orang percaya sebagai
jemaat Tuhan, mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan dan membagi apa yang menjadi milik mereka untuk digunakan
bersama.
Setelah Roh Kudus memimpin kehidupan orang percaya kepada Kristus,
Ia akan menjadi Tuan di dalam kehidupan kita sebab Roh Kudus mendiami hati
orang percaya yang sudah di sucikan, dan Ia mampu melakukan tugasnya di
dalam kehidupan orang percaya. Ia menjadi penghibur saat kita mengalami
kesedihan, Ia juga menolong kita dalam segala kelemahan kita sebagai orangorang percaya.
Seperti yang telah disebut di atas bahwa Roh Kudus adalah sebagai
penolong , dimana bukan hanya turut merasakan apa yang kita rasakan tetapi juga
menghibur kita dalam keadaan sedih, Roh Kudus adalah penolong yang sejati
yang tidak dibatasi waktu dan tempat. Selain itu Roh Kudus juga melengkapi
orang-orang percaya dengan karunia-karunia Roh yang berbeda-beda satu dengan
yang lain. Tetapi semuanya dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.
Jelaslah bahwa Roh Kudus bukan suatu pengaruh saja tetapi juga oknum
Ilahi yang memiliki kuasa dan otoritas secara mutlak bagi orang-orang percaya.
Peranan Roh Kudus ini juga mencakup beberapa hal yaitu sebagai berikut:
Pelayanan para hamba-hamba Tuhan.
Keberanian yang dimiliki oleh hamba-hamba Tuhan untuk melayani bukan
semata-mata melayani karena kekuatan sendiri tetapi karena Roh Kudus yang
memberikan kemampuan untuk melayani Tuhan.
Kisah Para Rasul 1:8”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun atas kamu, dan akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan Sampai ke ujung bumi.”20 Dalam ayat ini Yesus
menjelaskan bahwa Ia mempunyai suatu rencana untuk menyebarluaskan injil ke
20 LAI ,halaman 144

seluruh dunia, inilah rencana yang harus dikerjakan oleh para hamba-hamba
Tuhan.
Keberanian para hamba Tuhan dalam memberitakan Firman Tuhan karena
adanya kuasa. Kuasa yang diberikan Tuhan melalui pencurahan Roh Kudus dan
merupakan kunci utama keberanian mereka dalam memberitakan Firman
Tuhan(kisah para rasul 4:31).
Kuasa dalam bahasa Yunani disebut “dunamis”, dan dari kata dasar
tersebut penulis memperoleh kata”dinamo”,”dinamit”, dan dinamis”. Makna dasar
kata-kata tersebut adalah dampak (impact) yang kuat dan eksplosif( meledak).
Kuasa inilah yang memberi semangat untuk memberitakan Firman Tuhan seperti
yang telah tercatat dalam kisah para rasul 4:31” Dan mereka semua penuh dengan
Roh kudus , lalu mereka memberitakan Firman Allah dengan berani, bandingkan
dengan ayat 33.
Dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang
kebangkitan Tuhan Yesus. Itulah sebabnya para hamba–hamba Tuhan tetap kuat di
dalam melayani Tuhan sekalipun banyak yang mengalami penderitaan.

Dalam ibadah
Pekerjaan Roh Kudus sangatlah penting dalam ibadah, karena ibadah
tanpa pimpinan kuasa Roh Kudus adalah hampa. Perlu disadari pelayanan dalam
ibadah adalah pelayanan yang harus dipimpin oleh Roh Kudus sehingga
pelayanan tersebut diberkati oleh Tuhan. Sebagai tubuh Kristus kita harus
menyadari fungsi setiap organ Tubuh yang diamanatkan oleh Kristus sebagai
Kepala Gereja. Untuk mengetahui tugas dan fungsi kita sebagai anggota Tubuh
Kristus, Harus mengikuti dan terlibat dalam persekutuan ibadah karena dengan
cara demikan kita akan mengalami pernyataan spiritual dan apa yang harus kita
lakukan di dalam melayani Tuhan.

Dalam Tubuh Kristus tidak ada anggota tubuh yang menganggap dirinya
lebih baik dengan yang lain, karna semuanya adalah satu persekutuan dan saling
melengkapi satu dengan yang lain. Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang
dalam persekutuan ada kesehatian , kebersamaan dan saling membangun satu
dengan yang lain, sehingga tugas dan fungsi kita dalam tubuh kristus semakin
sempurna.
Jelas anggota –anggota tubuh manusia berbeda, tidak ada satu anggota
yang paling penting atau yang tidak di butuhkan. Dengan perumpaan ini Paulus
hendak menyadarkan jemaat Korintus bahwa karunia-karunia yang mereka
anggap paling rohani, sebenarnya hanya merupakan beberapa fungsi dalam tubuh
(jemaat). Bukan setiap anggota tubuh manusia yang dapat melihat atau membawa,
demikian juga bukan setiap anggota jemaat yang dapat bernubuat atau berbahasa
lidah.
Namun setiap anggota tubuh mempunyai fungsinya dan kegunaannya dari
keseluruhan tubuh. Tubuh harus beraneka ragam, mata tidak mungkin menjadi
tubuh, bahkan seratus mata tidak merupakan tubuh. Tubuh justrus harus terdiri
dari banyak anggota, masing-masing dengan fungsinya yang bekerja sama untuk
kepentingan seluruh tubuh.
Maka penulis berpendapat bahwa ada fungsi – fungsi yang sangat
beranekaragam dalam jemaat , semuanyya berguna dan semuanya harus ada.
Tidak ada satu golongan atau kelompok orang yang boleh dianggap sebagai
eksklusif dalam jemaat, ataupun orang-orang yang kurang penting. Penulis tidak
boleh menyesal apabila tidak mempunyai karunia tertentu, Tuhan karunia- karunia
berdasarkan kebutuhan jemaat. Dalam suatu persekutuan ibadah, kita akan
mengalami manifestasi Roh Kudus yang melengkapi jemaat dengan karuniakarunia ilahi,yang merupakan milik kita tetapi milik Roh Kudus.

Roh Kudus akan menyatakan karunia-Nya yang bersifat Akrodati apabila
Ia kehendaki,(yang mana peristiwa-Nya tidak ada yang alami). Selain itu Tuhan
menyatakan karunia-karunia Ilahi sebagai pelengkap di dalam suatu ibadah, baik
karunia kesembuhan, karunia Mujizat, karunia iman dan karunia yang lainnya
seperti karunia–karunia pernyataan yaitu karunia berkata-kata hikmat, karunia
berkata-kata dengan pengetahuan dan karunia membedakan bermacam-macam
Roh. Semuanya itu dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam persekutuan yang
dipimpin oleh Roh Kudus.
Ada dua jenis karunia Roh Kudus yang terdapat di dalam 1 korintus 12:7-11
Berkata-kata dengan hikmat,1 korintus 12:8.
Kata hikmat adalah Sofias dalam bahasa Yunani yang berarti hikmat atau
kecerdasan, hikmat yang demikian inilah yang diminta Salomo dari Allah
sehingga dia mampu untuk menyelesaikan perkara dua orang perempuan sundal
yang memperebutkan seorang anak (1Raja-raja 3:16-28).
Dalam Matius 10:28 Yesus menubuatkan tentang penderitaan dan
penganiayaan yang akan menimpa murid-muridNya sehingga Dia berkata Apabila
kamu diperhadapkan kepada pemimpin-pemimpin jangan, kuatir sebab Roh
Kudus yang akan mengatakan perkataan-perkataan yang akan kamu ucapkan .
Pada masa sekarang, gereja sangat membutuhkan hikmat atau kecerdasan
untuk mengarahkan gereja. Tanpa mendapat hikmat dari Allah maka para rasul
tidak akan dapat memberikan solusi pada masalah yang dihadapi oleh Jemaat abad
pertama yaitu adanya sikap pengelompokan dalam memberikan kebajikan kepada
janda-janda dengan melalaikan janda-janda keturunan Gerika (Kisah Rasul 6).
Berkata-kata dengan Pengetahuan 1 korintus 12:8.

Kata pengetahuan dalam bahasa Yunani yaitu gnosis yang dapat berarti
pengetahuan. Roh Kudus memberikan kemampuan bagi orang percaya untuk
mengingat perkara-perkara yang telah dikatakan oleh Yesus pada saat bersamasama dengan mereka. Hal itu sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh Yesus
yang akan dilakukan Roh Kudus apabila Roh Kudus turun (Yohanes 14:26) “ialah
akan mengajarkan kepadamu segala perkara itu dan akan mengingatkan kamu
segala sesuatu yang Aku sudah katakan kepadamu.”21 Allah tidak ingin agar
FirmanNya itu dilupakan begitu saja melainkan Dia menginginkan agar
firmanNya itu tetap disimpan didalam hati setiap orang yang percaya .
Karunia untuk Menyembuhkan.

Dalam Kisah Rasul 3:1-6, Lukas menuliskan penyembuhan seorang
timpang yang dilakukan Petrus dan Yohanes pada pintu gerbang Bait Allah yang
bernama Pintu Elok. Ayat enam Petrus berkata agar didalam nama Yesus orang
tersebut dapat berjalan. Selanjutnya didalam ayat 7 dikatakan seketika (segera) itu
juga dia berjalan dan tidak hanya itu saja melainkan dia juga meloncat sebagai
tanda bahwa dia sembuh total. Petrus tidak harus teriak-teriak didalam nama
Yesus lalu kelumpuhan itu berangsur-angsur pulih seperti yang dilakukan semua
orang-orang yang mengatakan dirinya dapat melakukan penyembuhan. Karunia
penyembuhan bukan semata-mata bertujuan untuk menyembuhkan orang-orang
sakit. Karena jikalau demikian Paulus selayaknya telah menyembuhkan
Teropimus yang ditinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus (2 Timotius 4:20).
Mengapa dia tidak menyembuhkan padahal dia dapat menyembuhkan bermacam-

21 LAI,halaman133

macam penyakit? Karena karunia penyembuhan itu bukan menjadi tanda kepada
orang percaya melainkan kepada orang yang tidak percaya.
Karunia iman
Karunia iman ini ditujukan kepada bagaimana cara seseorang itu percaya
dengan mendengarkan firman Allah Roma10:17,” jadi, iman timbul dari
pendengarang,dan oleh pendengarang oleh firman Kristus.”22 tentunya firman
yang disampaikan langsung oleh Roh Kudus terhadap seseorang. Dalam
tulisannya Paulus berkata “Roh Kudus berkata” (1 Timotius 4:1 ; Ibrani 3:7). Ini
berarti bahwa adakalanya Roh Kudus berbicara langsung terhadap seseorang
Kristen yang menjadikan iman orang itu semakin bertambah.
Karunia mengadakan mujizat.
Dalam teks ini kata mujizat berasal dari kata Yunani yaitu Dunaneon yang
berarti kuasa atau kekuatan. Kata dunaneon ini biasanya ditujukan kepada ledakan
yang maha dasyat tetapi juga ditujukan kepada suatu tindakan yang maha
menakjubkan karena bersifat diluar kekuatan normal (supranatural). Kekuatan
yang demikian hanya dimiliki oleh Allah. Nikodemus percaya kepada Sabda
Kristus sesudah dia melihat mujizat (Yohanes 3:1, 2). Simon tukang sihir juga
percaya kepada Pilipus sesudah dia melihat mujizat (Kisah Rasul 8:13).
Karunia bernubuat.
Dalam teks ini kata bernubuat adalah Propheteia yang berarti:
pertama, Menyatakan hal-hal yang pasti akan terjadi pada hari yang
akan datang. Kedua, Ditujukan untuk mengajar. Dalam teks ini arti bernubuat
cenderung ditujukan kepada tindakan seseorang yang mengajarkan firman Allah

22 LAI,halaman 188

sesuai dengan apa yang dinyatakan Roh Kudus kepadanya. Hal itu dengan jelas
digambarkan Paulus dalam 1 Korintus 4:4, 29-31.
Karunia untuk membedakan Roh
Karunia seperti ini ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang
untuk membedakan pengajaran. Dalam 1 Yohanes 4:1, 2 Yohanes menasehatkan
orang Kristen abad pertama untuk menguji roh (pengajaran), tentu mereka harus
mendapat karunia Roh agar dapat melakukannya untuk membedakan Roh tersebut
Karunia Bahasa Roh.
Ditujukan kepada kemampuan seseorang berbicara dalam bahasa asing
yang tidak pernah dipelajari sebelumnya. Hal itu dikaruniakan Roh Kudus kepada
orang-orang tertentu agar pemberitaan injil itu tidak terkendala hanya karena
bahasa. Contoh yang tepat untuk ini terdapat pada Kisah Rasul 2:1-8.
Karunia untuk mengartikan Bahasa Roh.
Ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang untuk mengartikan
maksud firman Allah yang disampaikan oleh seseorang yang mendapatkan
karunia bahasa Roh dan bukan berarti menterjemahkan.
Dalam hal ini, kita akan mengetahui bahwa setiap anggota gereja
memiliki karakteristik tersendiri dalam menjalankan fungsinya masing-masing.
Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat yang ada di Korintus bahwa setiap
karunia yang di dapat semua berasal dari Allah dan Allah menghendaki semua
karunia itu harus dipergunakan untuk memuliakan Tuhan.
Tujuan Karunia Roh Kudus

Karunia-Karunia Roh Kudus diberikan oleh Roh Kudus dengan tujuan
tertentu, dan tujuan itu dapat dibagi dalam tiga bagian besar yaitu:
Bertujuan untuk meneguhkan Sidang Jemaat (1 Korintus 14:2).
Paulus berkata dalam Roma 10:17 bahwa iman itu timbul oleh sebab
mendengar Firman Allah yang dilakukan Allah dengan memberikan karunia Roh
Kudus yaitu bernubuat (mengajar) firman Allah.

Menurut J.Sidlow Baxter mengatakan, “Sebagai hasil pengajaran
itu Sidang Jemaat akan semakin teguh didalam iman. Sebaliknya jikalau
Roh Kudus tidak memberikan karunia bernubuat kepada seseorang dari
anggota jemaat, maka pengajaranpun tidak ada dan sebagai akibatnya
iman atau keyakinan Jemaat itupun jadi rapuh dan mengarah kepada gaya
hidup duniawi serta mengikuti ajaran-ajaran yang kontradiksi dengan
firman Allah.”23

Bertujuan untuk meneguhkan individu.
Allah sangat peduli terhadap perorangan maupun kelompok Untuk
meneguhkan iman seseorang

itu

RohKudus

mengaruniakan:

Iman - tentu melalui perkataan yang dikatakan langsung oleh Roh Kudus itu
kepada yang bersangkutan. Paulus mendengar Roh Kudus berbicara secara
langsung, 1 Timotius 4:1, tetapi Roh dengan tegas lalu mengikuti roh-roh
penyesat dan ajaran setan-setan .”24Hal ini tentu akan menjadi nilai plus bagi
seseorang yang mengalami hal yang demikian yang kemudian akan menjadikan
imannya semakin kuat.
Untuk meneguhkan firman Allah.

23
24 LAI

Objek pemberitaan firman Allah yang memerlukan karunia Roh ini adalah
orang-orang yang tidak percaya. Jikalau mereka sudah melihat sesuatu yang
menakjubkan diluar dari kemampuan manusia (kekuatan supranatural) maka
umumnya mereka akan percaya. Nikodemus percaya kepada Yesus Kristus
sesudah melihat mujizat yang dilakukan oleh Yesus (Yohanes 3:1, 2). Dalam
Markus 16:15-20 Yesus menyuruh murid-muridNya untuk memberitakan Injil.
Yesus mengetahui bahwa pemberitaan itu akan kurang mendapat respon apabila
tidak disertai tanda-tanda ajaib, Itulah sebabnya dalam ayat 20 dikatakan bahwa
tanda-tanda ajaib itu meneguhkan pemberitaan mereka. Hasil yang pertama dari
pemberitaan yang disertai dengan mujizat terdapat dalam Kisah Rasul 2:1-41,
yaitu dibaptiskannya kira-kira 3000 orang yang percaya setelah mereka melihat
mujizat Allah.

BAB III
DESKRIPSI PERANAN ROH KUDUS DALAM PERTUMBUHAN
GEREJA YANG DITINJAU DARI KITAB KISAH PARA RASUL
Dari bab ini penulis akan menjelaskan bahwa Roh Kudus tidak bersifat
menjajah, Tetapi mampu mempengaruhi kehidupan orang percaya , sebab Roh
Kuduslah yang memimpin hidup orang-orang percaya. Hari Pantakosta
menandakan mulainya zaman gereja, Roh Kudus tidak hanya turun atas muridmurid tetapi juga kepada orang–orang yang datang menantikan saat pencurahan
tersebut.

Dalam Kisah para rasul 2:5,” waktu di Yerusalem diam orang-orang
Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit .“25 Dan kisah para
rasul 2:1,” Ketika hari Pentakosta, berkumpul mereka di suatu tempat,”26. Jadi
dapat dimengerti bahwa, orang-orang yang berkumpul di loteng Yerusalem
mengalami hal yang sama seperti dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus Kristus.

Sejarah pertumbuhan jemaat dalam Kisah Para Rasul
Pencurahan Roh Kudus adalah janji Tuhan yang di berikan kepada orangorang percaya untuk menyertai mereka dalam memberitakan Firman Allah (kisah
para rasul 1:8) “ tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun atas
kamu dan kamu akan menjadi saksiku di yerusalem dan diseluruh Yudea dan
samaria dan sampai ke ujung bumi”27.Turun-Nya Roh Kudus pada hari
Pentakosta sebagai tanda permulaan zaman gereja dan merupakan peristiwa yang
luar biasa , karena disertai Suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang lidah-lidah
seperti nyala api dan hinggap pada mereka masing-masing. Sejak saat itu Roh
Kudus menjadi kenyataan yang menguasai didalam kehidupan jemaat mula-mula
kisah Para Rasul 2:2-4 “ Tiba-tiba Turunlah dari langit suatu bunyi dari seperti
tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk: dan
tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan
hinggap pada mereka masing- masing”28.
HARI PENTAKOSTA
Hari pentakosta adalah hari raya tujuh minggu dalam perjanjian lama
seperti dalam keluaran 34:22-23” hari raya tujuh minggu, yakni hari raya buah
bungaran dari penuaian gandum haruslah kau rayakan, juga hari raya
25
26
27
28

Alkitab ,LAI, halaman 143
Ibid,halaman 142
Logcip, halaman 142
Logcip, halaman 143

pengumpulan hasil dari pergantian tahun,tiga kali setahun segala orangmu yang
laki-laki harus menghadap kehadiran Tuhanmu Tuhan Allah Israel”29 dan disebut
juga pesta pertanian pada waktu orang dilarang melakukan pekerjaan dalam
imamat 23:21 “ Pada hari itu juga kamu harus mengumumkan hari raya dan kamu
harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu
pekerjaan berat; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya disegala tempat
kediamanmu turun-temurun”30. Pantekosta mula-mula dihubungkan dengan
perjanjian yang dibuat dengan Nuh dalam kejadian 8:20-22, kemudian dengan
pemberian Taurat di gunung sinai. Karena jarak waktu antara paskah dan
kedatangan di Sinai dihitung sebagai lima puluh hari ((keluaran 19:1), Dalam
Kisah Para Rasul 1-2 menceritakan peristiwa penuangan Roh Kudus pada hari
yang ke 50, mulai dari kebangkitan Tuhan Yesus sampai kepada hari kenaikan
Tuhan Yesus.
Dalam buku karangan williem Barclay
“…..Ada tiga upacara besar Yahudi dimana setiap laki-laki Yahudi
yang tinggal dalam radius 20 mil sekitar Yerusalem, menurut hukum,
terikat untuk menghadiri. Perayaan itu adalah paskah, pentakosta dan
pesta tabernakel. Nama lain dari hari pentakosta adalah Perayaan atau
Pesta seminggu.Dikatakan demikian, sebab perayaan demikian jatuh
pada hari yang kelima puluh, satu minggu dari minggu-minggu
perayaan paskah. Paskah jatuh pada bulan pertengahan april, karena
itu hari Pentakosta jatuh pada awal juni. Pada saat itu, kondisi untuk
melakukan perjalanan sangat baik. Kebanyakan orang datang
menghadiri perayaan pentakosta untuk merayakan paskah.”31

Ada dua tanda utama didalam perayaan hari pentakosta yaitu:
Pertama,Tanda historis yaitu Perayaan yang memperingati pemberian taurat
kepada Musa di gunung Sinai.
Kedua, Tanda yang berhubungan dengan pertanian. Pada waktu paskah, Homer
pertama (360 liter) dari panen gandum dipersembahkan kepada Allah. Pada hari

29 Ibid, halaman 99
30 Ibid,halaman 135
31 .williem barclay, pemahaman Alkitab setiap hari Kisah Para Rasul, halaman
29

pentakosta, dua ketul Roti di persembahkan sebagai ucapan Syukur atas
selesainya penuaian dan pengumpulan hasil tuaian.
Menurut hukum, pada hari itu tidak diperkenankan melakukan pekerjaan
berat dalam Bilangan 28:26 “Pada hari hulu hasil, pada waktu kamu
mempersembahkan korban sajian baru kepada Tuhan, pada hari raya lepas tujuh
minggu, haruslah kamu mengadakan pertemuan kudus, maka tidak boleh kamu
melakukan sesuatu pekerjaan berat”32 Dengan demikan, hari itu merupakan hari
libur untuk semuanya. Yang sebenarnya terjadi pada hari pentakosta ialah muridmurid mengalami kuasa Roh kudus yang tercurah atas mereka yang belum pernah
dialami sebelumnya.
Pada bagian ini Lukas bukanlah seorang saksi mata, dan apa yang sudah
dia tulis dalam cerita ini sudah tentu suatu cerita yang ia dengar.
Lukas menceritakan seolah-olah murid-murid secara tiba-tiba memperoleh
karunia berbicara dalam berbagai bahasa, tetapi sebenarnya tidak demikian
disebabkan karena:
Pertama, Fenomena seperti itu dalam jemaat perdana belum berakhir.
Itulah disebut berbicara dalam bahasa lidah ( Kisah Para Rasul 10:46;19:6). Apa
yang dialami seseorang adalah dalam keadaan sukacita yang meluap, mulai
berbicara dalam bahasa yang tidak di mengerti dan tidak dikenal. Hal ini dianggap
secara langsung diilhamkan oleh Roh Allah dan merupakan anugrah yang sangat
di dambakan. Rasul Paulus tidak sepenuhnya menyetujui hal itu, karena baginya
jauh lebih berarti jika pesan yang di sampaikan itu di ucapkan dalam bahasa yang
dapat di mengerti.
Kedua, berbicara dalam bahasa-bahasa asing itu tidak perlu. Orang banyak itu
terdiri dari orang- orang Yahudi dan proselit. Proselit adalah orang-orang yang
bukan Yahudi yang telah menerima agama orang Yahudi dan cara hidup orang
Yahudi. Bagi banyak orang, hanya dua bahasa saja yang diperlukan. Hampir
semua orang Yahudi berbahas Aram. Tetapi apabila mereka adalah orang-orang
32 Alkitab,LAI, halaman 193

Yahudi perantauan di negeri asing, mereka akan berbicara dalam bahasa yang di
pergunakan hampir semua orang di dunia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penantian mereka atas
pencurahan Roh Kudus tidak menjadi sia-sia, mereka mengalami karya Roh
Kudus masing-masing sesuai dengan pemberian Roh tersebut.

DAMPAK DARI PERANAN ROH KUDUS DALAM PERTUMBUHAN
GEREJA DI DALAM KITAB KISAH PARA RASUL

Sejak dari pencurahan Roh Kudus pada saat itu , Roh Kuduslah yang
menjadi kenyataan yang dominan di dalam kehidupan jemaat mula-mula. Dampak
dari pencurahan Roh Kudus para rasul dengan berani untuk memberitakan Firman
Allah. Penulis dapat memulai dari pelayanan yang dikerjakan oleh rasul Petrus
(Kisah Para Rasul 2:14-40), ketika rasul Petrus berkhotbah dan orang-orang yang
mendengarkannya menjadi percaya dan memberi dirinya di babtis, sehingga
jumlah mereka bertambah kira-kira 3000 jiwa. Inilah jemaat mula-mula yang
telah menjadi percaya dan memberi dirinya dibabtis.
Akibat dari pelayanan Rasul Petrus, jemaat mula-mula tersebut mengalami
pertumbuhan Rohani, dalam Kisah Para Rasul 2:42”mereka bertekun dalam
pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan dan mereka selalu berkumpul
bersama sambil memecahan Roti dan berdoa”.33
Kehidupan jemaat mula-mula adalah kehidupan jemaat yang sangat
luar biasa karena sangat mengutamakan ibadah sebagai kebutuhan primer.
Williem Barclay menjelaskan karakteristik jemaat mula-mula,” gereja mula-mula
adalah gereja yang belajar, gereja yang bersekutu,gereja yang berdoa, gereja yang
33 LAI

menunjukkan rasa hormat,gereja yang penuh karya Ilahi, suka berbagi, suka
menyembah, selalu bersukacita dan gereja yang disenangi”34.
Dari penjelasan di atas tentang karakteristik jemaat mula –
mula, dapat dilihat dampak yang sangat luar biasa dari pekerjaan Roh Kudus yaitu
mampu mengubah kehidupan orang-orang percaya menjadi orang-orang yang
takut akan Tuhan, bahkan Bukan hanya sampai begitu saja, dalam Kisah para
rasul 2:41-47 dan 4-37 menjelaskan cara hidup jemaat sebagai pertumbuhan
rohani mereka yaitu sebagai berikut :

Gereja yang mengutamakan kepenuhan dan pimpinan Roh Kudus

Dalam 1 korintus 6:19,” Roh Kudus akan diam dalam hidup orang
percaya”35. Roh Kudus akan mengajar dan mengingatkan kita semua yang telah
diajarkanNya. Roh Kudus akan menginsafkan kita akan dosa hari penghakiman.
Roh Kudus akan memimpin orang percaya dalam seluruh kebenaran. Roh Kudus
akan memberi kuasa selaku saksi-saksiNya di mana orang percaya berada
sampailah ke ujung bumi. (Yohanes 14:15-21, 26, 16:7-8, 12-13, Kisah Para Rasul
1:8). Dalam Wahyu 2-3, gereja diminta untuk dengar-dengaran apa yang harus
disampaikan oleh Roh kepada jemaat-jemaat.

Gereja yang mengutamakan doa

Dalam kisah Para rasul 2:42” mereka bertekun dalam pengajaran rasulrasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa”36. Ini terbukti bahwa Mereka menghadapi semua tantangan
34 Logcip, halaman 42
35 LAI
36 Ibid, halaman 153

dengan kesatuan doa mereka. Kisah 4:31, 6:4,13:3,14:23,16;25,20:36,21:5,21
menguraikan kehidupan jemaat mula-mula bahwa mereka yang menjual harta
miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing.
Dengan kata lain mereka saling memperhatikan dan saling melayani
sesama mereka. Inilah pelayanan kasih, inilah misi gereja, gereja yang awal bukan
satu institusi seperti sekarang ini di mana jemaat setia datang dan duduk
mendengar tetapi dalam keadaan terasing dari sesama. Jemaat gereja awal
mengenal siapa duduk di kiri kanan depan belakang dan peka dengan keperluan
yang ada di sekitarnya sebelum berfikir bantuan atau misi keseberang laut.
Williem Barclay menjelaskan bahwa “gereja yang berdoa adalah orang-orang
Kristen yang sadar akan kekuatan Tuhan yang memampukan mereka dalam
menghadapi masalah mereka”37.

Dalam Yohanes 13: 34 ;” Yesus pernah berkata dengan demikian
semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu
saling mengasihi "38.
Gereja yang benar membuahkan kesaksian yang baik

Firman Tuhan berkata dalam kisah rasul 2:47 “ sambil memuji Allah.
Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap hari Tuhan menambahkan jumlah
mereka dengan orang yang diselamatkan"39. Hal ini juga termasuk dampak dari
pimpinan Roh Kudus dalam hidup orang percaya, mengapakah gereja mula-mula
disukai oleh semua orang karena kasih Kristus yang berdiam dalam hidup mereka
sehingga semua yang mereka lakukan adalah mengasihi sesama seiman bahkan
37 Williem Barclay,halaman 43
38 LAI
39 Ibid, halaman 153

juga kepada orang lain

seperti

kepada

orang-orang

miskin.

Ada tertulis dalam sejarah gereja bahwa apabila orang luar melihat
keadaan kehidupan gereja yang awal, maka mereka akan berkata “Lihatlah betapa
baiknya mereka itu. Dalam surat Filipi ada tertulis, "biarlah kebaikan hatimu
diketahui semua orang" (Filipi 4:5).
Oleh sebab itu Penulis sendiri menyimpulkan bahwa kehidupan
jemaat mula-mula adalah kehidupan yang berfokus kepada Tuhan . sehingga tidak
ada dalam kehidupan mereka yang memiliki sikap yang tidak baik.

Tujuan Karunia Roh Kudus
Karunia-Karunia Roh Kudus diberikan oleh Roh Kudus dengan tujuan
yang dapat dibagi dalam tiga bagian besar yaitu: Bertujuan untuk meneguhkan
Sidang Jemaat (1 Korintus 14:2). Paulus berkata dalam Roma 10:17 bahwa iman
itu timbul oleh sebab mendengar Firman Allah yang dilakukan Allah dengan
memberikan karunia Roh Kudus yaitu bernubuat (mengajar) firman Allah.
Sebagai hasil pengajaran Sidang Jemaat akan semakin teguh didalam iman.
Sebaliknya jikalau Roh Kudus tidak memberikan karunia bernubuat kepada
seseorang dari anggota jemaat, maka pengajaranpun tidak ada dan sebagai
akibatnya iman atau keyakinan Jemaat itupun jadi rapuh dan mengarah kepada
gaya hidup duniawi serta mengikuti ajaran-ajaran yang kontradiksi
( bertentangan)dengan Firman Allah.
Meneguhkan individu.

Allah sangat peduli terhadap perorangan maupun kelompok. Untuk itu
Ia selalu meneguhkan iman seseorang melalui Roh Kudus yang mengaruniakan:
Iman - tentu melalui perkataan yang dikatakan langsung oleh Roh