Uji Efek Antiinfsi Jus Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.) Terhadap Tikus Jantan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan
Belimbing manis merupakan tanaman berbentuk pohon, tinggi mencapai
12 m. Percabangan banyak yang arahnya agak mendatar sehingga pohon ini
tampak menjadi rindang. Berbunga sepanjang tahun sehingga buahnya tak kenal
musim.Daun belimbing manis berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan anak
daun berbentuk bulat telur, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas mengilap,
permukaan bawah buram, panjang 1-9 cm, dan lebar 1-4 mm. Bunga majemuk
tersusun dengan baik, warnanya merah keunguan, keluar dari ujung cabang, ada
juga yang keluar dari dahannya. Buahnya merupakan buah buni, berusuk lima,
bila dipotong melintang berbentuk bintang. Panjang buah 4-14 cm, berdaging, dan
banyak mengandung air, saat masak warnanya kuning. Rasanya manis sampai
asam. Biji berwarna putih kotor kecoklatan, pipih, berbentuk elips dengan kedua
ujung lancip.Buah dan daun mengandung kristal asam oksalat sehingga rasanya
asam. Air perasan belimbing dapat dipakai untuk menghilangkan karat pada
logam (Wijayakusuma dan Dalimartha, 2000).
2.1.1 Nama daerah
Nama daerah, Sumatera: asom jorbing (Batak), balimbing manis
(Minangkabau), belimbing manis (Melayu); Jawa: balimbing amis (Sunda),

blimbing legi (Jawa Tengah), bhalingbhing manis (Madura); Sulawesi: lembetua
(Gorontalo), lombituka gula (Buol), takule (Baree), bainang sulapa (Makasar),

5
Universitas Sumatera Utara

balireng (Bugis); Maluku: baknil kasluir (Kai), totofuko (Ternate), tofuo (Tidore),
balibi totofuko (Halmahera) (Depkes RI, 2001).
2.1.2 Sistematika tumbuhan
Sistematika tumbuhan buah belimbing manis adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi


: Angiospermae

Class

: Dicotyledonae

Ordo

: Geraniales

Famili

: Oxalidaceae

Genus

: Averrhoa

Spesies


: Averrhoa carambola L. (Depkes RI, 2001).

2.1.3 Kandungan kimia
Buah belimbing manis mengandung alkaloida, saponin dan flavonoida
(Depkes RI, 2001).
2.1.4 Khasiat tumbuhan
Buah belimbingmanis (Averrhoa carambola L.) berkhasiat sebagai obat
batuk, encok, sariawan, hipertensi, diabetes melitus,demam, dan menghilangkan
jerawat (Arisandi dan Andriani, 2006). Daunnya berkhasiat sebagai obat sakit
kepala(Depkes RI, 2001).

2.2 Jus
Buah-buahan adalah sumber antioksidan yang baik untuk melindungi
tubuh dari berbagai penyakit dan penuaan dini. Tetapi tidak banyak yang tahu

6
Universitas Sumatera Utara

kalau antioksidan dalam buah paling baik manfaatnya bila diolah menjadi jus,
mengkonsumsinya membantu proses pencernaan tubuh dengan mempercepat

penyerapan nutrisi kualitas tinggi yang terkandung di dalam jus (Ramadhani,
2014).
Jus merupakan minuman sari buah yang diperoleh dari proses pemerasan
mesin juicer sehingga akan diperoleh cairan sari buah. Jus buah mengandung
sumbervitamin, sumber mineral, seperti kalsium, magnesium, fosfor, dan
besi.Walaupun diperlukan dalam jumlah kecil, mineral ini bermanfaat untuk
menjaga kesehatan tubuh (Zettira, 2010).

2.3 Inflamasi
Inflamasi berasal dari bahasa latin inflammare, yang berarti "membakar",
merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan
oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi
adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang
menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan
(Mycek, 2001).
Inflamasi secara umum dibagi menjadi 3 fase, yakni: inflamasi akut,
respon imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal
terhadap cedera jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta
pada umumnya didahului oleh pembentukan respon imun (Katzung, 2002).Fase
ini melibatkan sistem vaskuler lokal, sistem imun, dan beberapa sel (Nugroho,

2012).Respon imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan
kekebalan diaktifkan untuk merespon organisme asing atau substansi antigenik

7
Universitas Sumatera Utara

yang terlepas selama respon terhadap inflamasi akut serta kronis.Inflamasi kronis
menyebabkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak menonjol dalam respon
akut (Katzung, 2002).Fase ini melibatkan peran sel dasar putih terutama sel
mononuclear (monosit, makrofag dan limfosit), dan peran dari fibroblast.
Fibrolast merupakan sel utama pada jaringan pengikat, yang merupakan sel yang
mensintesis

matrik

ekstraseluler

dan

kolagen,


berperan

dalam

proses

penyembuhan luka sel/jaringan (Nugroho, 2012).
2.3.1 Tanda-tanda inflamasi
Inflamasi ditandai oleh adanya vasodilatasi pembuluh darah lokal yang
mengakibatkan terjadinya aliran darah setempat yang berlebihan, peningkatan
permeabilitas kapiler.Inflamasi menyebabkan pembekuan cairan di dalam ruang
interstisial yang disebabkan oleh fibrinogen dan protein lainnya yang bocor dari
kapiler dalam jumlah yang besar.Inflamasi juga menyebabkan migrasi sejumlah
besar granulosit dan monosit ke dalam jaringan, pembengkakan sel jaringan
(Guyton dan Hall, 1997).
Tanda klasik umum yang terjadi pada proses inflamasi yaitu rubor
(kemerahan), tumor (pembengkakan), kalor (panas setempat yang berlebihan),
dolor (rasa nyeri), dan functiolaesa (gangguan fungsi/kehilangan fungsi jaringan
yang terkena).

a. Rubor (kemerahan), terjadi karena jaringan yang meradang mengandung
banyak darah akibat kapiler-kapilernya melebar dan kapiler-kapiler yang
kosong menjadi berisi darah (Himawan, 1994). Sel atau jaringan yang luka
perlu suplai darah yang banyak guna mensuplai oksigen dan nutrisi sel yang
mencukupi untuk proses pemulihan jaringan (Nugroho, 2012).

8
Universitas Sumatera Utara

b. Kalor (panas), merupakan sifat peradangan yang terjadi pada permukaan tubuh.
Terjadi akibat sirkulasi darah yang meningkat. Naiknya suhu ini tidak melebihi
suhu rektum sehingga diambil kesimpulan bahwa peningkatan metabolisme
tidak terlalu menyebabkan kenaikan suhu (Himawan, 1994).
c. Tumor (pembengkakan), disebabkan karena adanya suplai cairan sel darah
merah maupun sel darah putih dari sirkulasi darah menuju jaringan interstisal.
Kumpulan cairan beserta sel-sel tersebut dalam jaringan luka dinamakan
eksudat (Nugroho, 2012).
d. Dolor (sakit atau nyeri), ditimbulkan karena adanya kerusakan jaringan yang
melepaskan mediator nyeri. Mediator tersebut antara lain ion hidrogen,
histamin, serotonin, asetilkolin dan bradikinin. Oleh karena itu, nyeri

merupakan "sinyal" bahwa tubuh mengalami kerusakan jaringan (Nugroho,
2012). Rasa nyeri juga disebabkan oleh tekanan yang meninggi dalam jaringan
akibat terjadinya eksudat (Himawan, 1994).
e. Fungsio laesa (perubahan fungsi), merupakan dampak reaksi peradangan yang
berupa perubahan fungsi lokal yang abnormal (Nugroho, 2012). Pada daerah
yang bengkak dan sakit disertai adanya sirkulasi yang abnormal akibat
penumpukan dan aliran darah yang meningkat juga menghasilkan lingkungan
lokal yang abnormal sehingga jaringan yang terinflamasi tersebut tidak
berfungsi secara normal (Price dan Wilson, 2005).
2.3.2 Mekanisme terjadinya inflamasi
Salah satu faktor penyebab terjadinya inflamasi adalah produk yang
dihasilkan dari metabolisme asam arakhidonat.Asam arakhidonat merupakan
suatu asam lemak tak jenuh ganda dengan 20 atom karbon.Asam arakhidonat

9
Universitas Sumatera Utara

dilepaskan oleh fosfolipid melalui fosfolipase sel yang telah diaktifkan oleh
rangsang mekanik, kimiawi, atau fisik. Proses metabolisme asam arakhidonat
terjadi melalui dua jalur utama, yaitu siklooksigenase dengan menyintesis

prostaglandin juga tromboksan dan lipooksigenase yang menyintesis leukotrien
dan lipoksin.
Jalur utama metabolisme asam arakhidonat, yaitu:
a. Jalur siklooksigenase, produk yang dihasilkan oleh jalur ini adalah
prostaglandin E2 (PGE2), PGD2, prostasiklin (PGI2), dan tromboksan A2
(TXA2). TXA2 adalah pengagregasi trombosit dan vasokonstriktor,
merupakan produk utama prostaglandin dalam trombosit. PGI2 adalah
suatu vasodilator dan inhibitor agregasi trombosit. PGD2 merupakan
metabolit utama jalur siklooksigenase dalam sel mast, bersama dengan
PGE2 menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan pembentukan edema.
Prostaglandin juga berperan dalam patogenesis nyeri dan demam pada 15
inflamasi, PGE2 membantu menigkatkan sensitivitas nyeri terhadap
berbagai rangsang dan berinteraksi dengan sitokin yang menyebabkan
demam.
b. Jalur lipoksigenase, merupakan enzim yang memetabolisme asam
arakhidonat yang menonjol dalam neutrofil. Enzim ini menghasilkan
leukotrien. Leukotrien pertama yang dihasilkan disebut leukotrien A4
(LTA4) yang selanjutnya akan menjadi LTB4 melalui hidrolisis
enzimatik. LTB4 merupakan agen kemotaksis dan menyebabkan agregasi
neutrofil. LTC4 dan metabolit berikutnya, LTD4 dan LTE4 menyebabkan

vasokonstriksi, bronkospasme, dan meningkatkan permeabilitas vaskular.

10
Universitas Sumatera Utara

Kemudian lipoksin A4 (LXA4) yang menyebabkan vasodilatasi dan
menghambat kemotaksis neutrofil (Robbins, dkk., 2007).
Mekanisme terjadinya inflamasi dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Fosfolipid membran sel
Fosfolipase

--X--Steroidmenghambat

Lipoksigenase
HETEHPETE

ASAM ARAKHIDONAT
5-Lipoksigenase

Siklooksigenase


---X-- Inhibitor
COX-1 dan
COX-2,
aspirin,
indometasin
menghambat

5-HETE 5-HPETE
Kemotaksis
Leukotrien B4

Prostaglandin G2 (PGG2)
12-Lipoksigenase

Prostaglandin H2 (PGH2)

Leukotrien A4 (LTA4)

Leukotrien C4 (LTC4)
Vasokontriksi
Bronkospasme Leukotrien D4 (LTD4)
Peningkatan
Permeabilitas
Leukotrien E4 (LTE4)

Prostasiklin
PGI2

Tromboksan A2
TXA2

Menyebabkan
vasodilatasi,
menghambat
agregasi
platelet

Menyebabkan
vasokonstriksi,
menghambat
agregasi
platelet

Lipoksin A4Lipoksin B4
Vasodilatasi
Menghambat kemotaksis neutrofil
Merangsang adhesi monosit

PGD2PGE2PGF2
Vasodilatasi
Meningkatkan
terjadinya edema

Gambar 2.1 Mekanisme terjadinya inflamasi (Robbins, dkk., 2007).

11
Universitas Sumatera Utara

2.4 Obat Antiinflamasi
Obat antiinflamasi adalah golongan obat yang memiliki aktivitas menekan
atau mengurangi peradangan. Berdasarkan mekanisme kerjanya obat antiinflamasi
terbagi menjadi dua golongan.Golongan pertama adalah golongan obat
antiinflamasi steroid, obat antiinflamasi yang kedua yaitu golongan obat
antiinflamasi nonsteroid (AINS).
2.4.1 Obat antiinflamasi golongan steroida
Obat antiinflamasi golongan steroida bekerja menghambat sintesis
prostaglandin dengan cara menghambat enzim fosfolipase, sehingga fosfolipid
yang berada pada membran sel tidak dapat diubah menjadi asam arakidonat.
Akibatnya prostaglandin tidak akan terbentuk dan efek inflamasi tidak ada.
Contoh obat antiinflamasi steroid adalah deksametason, betametason dan
hidrokortison (Tan dan Rahardja, 2007).
2.4.2 Obat antiinflamasi golongan non steroida
Obat-obat antiinflamasi nonsteroid merupakan suatu grup obat yang secara
kimiawi tidak sama dan berbeda aktivitas antiinflamasinya. Obat-obat inibekerja
dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase tetapi tidak menghambat enzim
lipooksigenase (Mycek, 2001).Walaupun demikian obat-obat ini memiliki banyak
persamaan dalam efek terapi maupun efek samping (Wilmana, 1995).
Semua obat antiinflamasi nonsteroid mempunyai efek klinis yaitu dengan
menghambat

sintesis

prostaglandin.Prostaglandin

menyebabkan

terjadinya

inflamasi.Prostaglandin juga ikut mengatur temperatur tubuh, rasa nyeri, agregasi
platelet dan efek lainnya.Waktu paruhnya hanya hitungan menit.Jadi, ketika
enzim pembuat prostaglandin dihambat, maka tidak terjadi pengeluaran

12
Universitas Sumatera Utara

prostaglandin(Stringer, 2001). Secara kimiawi, penggolongan obat antiinflamasi
nonsteroida ini dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu (Tan dan Rahardja, 2007):
a. Salisilat

: asetosal, benorilat dan diflunisal

b. Asetat

: natrium diklofenak, indometasin dan sulindac

c. Propionat

: ibuprofen, ketoprofen, flurbiprofen, naproksen dan
tiapprofenat

d. Oxicam

: piroxicam, tenoxicam dan meloxicam

e. Pirazolon

: oksifenilbutazon dan azapropazon

f. Lainnya

: mefenaminat, nabumeton dan azapropazon

2.4.3 Natrium diklofenak
Rumus bangun natrium diklofenak dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2Rumus bangun natrium diklofenak (British Pharmacopoeia, 2009).
Rumus molekul

: C14H10C12NNaO2

Nama kimia

: asam benzeneasetat, 2-[(2,6-diklorofenil)amino]
monosodium

Berat molekul

: 318,13

Pemerian

: serbuk kristal putih atau sedikit kuning, agak higroskopis

13
Universitas Sumatera Utara

Kelarutan

: sedikit larut dalam air, mudah larut dalam metanol, larut
dalam etanol (96 persen), dan sedikit larut dalam aseton
(British Pharmacopoeia, 2009).

Natrium diklofenak adalah derivat sederhana dari asam fenilasetat yang
relatif tidak selektif sebagai penghambat siklooksigenase dan merupakan salah
satu obat antiinflamasi nonsteroid yang biasa dijadikan pembanding dalam uji
antiinflamasi.Obat ini memiliki waktu paruh singkat yaitu 1-3 jam.Efek samping
yang lazim dari obat ini ialah mual, gastritis, eritema kulit dan sakit
kepala.Pemakaian

obat

ini

harus

hati-hati

terhadap

pasien

tukak

lambung.Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan (Wilmana, 1995).

2.5 Karagenan
Iritan yang digunakan untuk pengujian efek inflamasi beragam jenisnya,
salah satunya adalah karagenan. Karagenan merupakan suatupolisakarida hasil
ekstrak rumput laut dari genus Chondrusdan Gigartina. Bentuknya berupa serbuk
berwarna putih hingga kuning kecoklatan, ada yang berbentuk butiran kasar
hingga serbuk halus, tidak berbau, serta memberi rasa berlendir di lidah
(Rowe,dkk., 2009).
Karagenan terbagi atas tiga tipe, yaitu kappa karagenan, iota karagenan
dan lambda karagenan. Karagenan diberi nama berdasarkan persentase kandungan
ester sulfatnya,yaitu kappa karagenan mengandung 25-30%, iota karagenan 2835%, dan lambda karagenan 32-39%(Lumbanraja,2009). Karagenan yang pada
umumnya digunakan adalah lambda karagenan.

14
Universitas Sumatera Utara

Karagenan berperan dalam pembentukan udem pada model inflamasi akut.
Karagenan

dipilih

karena

dapat

melepaskan

mediator

inflamasi,

yaitu

prostaglandin setelah disuntikkan ke hewan uji. Oleh karena itu, karagenan dapat
digunakan sebagai iritan dalam metode uji yang bertujuan untuk mencari obatobat antiinflamasi, tepatnya yang bekerja dengan menghambat sintesis
prostaglandin (Winter, dkk., 1962). Penggunaan karagenan sebagai penginduksi
radang memiliki beberapa keuntungan antara lain: tidak meninggalkan bekas,
tidak menimbulkan kerusakan jaringan, dan memberikan respon yang lebih peka
terhadap obat antiinflamasi dibanding senyawa iritan lainnya (Lumbanraja,2009).

2.6 Metode Uji Efek Antiinflamasi
Beberapa metode yang dapat dipakai untuk mengukur uji efek
antiinflamasi (Suralkar, 2008) adalah:
a. Induksi karagenan
Induksi udem dilakukan pada kaki hewan uji. Dalam hal ini disuntikkan
suspensi karagenan secara subplantar. Obat uji diberikan secara oral. Volume
udem kaki diukur dengan alat pletismometer. Aktivitas antiinflamasi obat uji
ditunjukkan oleh kemampuan obat uji mengurangi udem yang diinduksi pada
telapak kaki hewan uji.
b. Induksi histamin
Metode yang digunakan hampir sama dengan metode induksi karagenan,
hanya saja penginduksi yang digunakan adalah larutan histamin 1%.

15
Universitas Sumatera Utara

c. Induksi asam asetat
Metode ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas inhibisi obat terhadap
peningkatan permeabilitas vaskular yang dinduksi oleh asam asetat secara
intraperitoneal. Sejumlah pewarna (Evan’s Blue 10%) disuntikkan secara
intravena. Aktivitas inhibisi obat uji terhadap peningkatan permeabilitas vaskular
ditunjukkan dengan kemampuan obat uji dalam mengurangi konsentrasi pewarna
yang menempel dalam ruang abdomen yang disuntikkan sesaat setelah induksi
asam asetat.
d. Induksi xylene pada udem daun telinga
Hewan uji diberikan obat, kemudian diinduksi xylene dengan mikropipet
pada kedua permukaan daun telinga kanannya. Telinga kiri digunakan sebagai
kontrol. Terdapat dua parameter yang diukur dalam metode ini, yaitu ketebalan
dan bobot dari daun telinga hewan uji. Ketebalan daun telinga hewan uji yang
telah diinduksi diukur dengan menggunakan jangka sorong digital, lalu
dibandingkan dengan telinga kiri. Jika menggunakan parameter bobot daun
telinga, maka daun telinga hewan uji dipotong dan ditimbang. Kemudian
dibandingkan beratnya dengan telinga kiri.
e. Induksi asam arakhidonat pada udem daun telinga
Metode yang digunakan hampir sama dengan metode xylene, hanya saja
penginduksi yang digunakan adalah asam arakhidonat yang diberikan secara
topikal pada kedua permukaan daun telinga

16
Universitas Sumatera Utara