Pemeriksaan Kandungan Kalsium, Besi dan Magnesium pada Daging Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Segar dan Cakalang Loin Masak Secara Spektrofotometri Serapan Atom

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Ikan Tuna
Ikan tuna merupakan primadona ekspor ikan laut konsumsi asal Indonesia.

Banyak kapal komersial besar yang khusus dimaksudkan menangkap ikan
tuna.Ikan tuna adalah pengembara lautan luas yang bermigrasi dalam rentang
yang jauh.Salah satu ciri ikan tuna adalah kecepatan berenangnya yang mencapai
50 km/jam. Ukurannya termasuk raksasa, dapat mencapai lebih dari 1,5meter
dengan berat ratusan kilo(Kuncoro dan Wiharto, 2009).
Wilayah perairan nusantara merupakan tempat berpijah atau kawin
berbagai jenis ikan, termasuk ikan tuna, terutama di perairan Selat Makassar dan
Laut Banda. Ikan tuna yang hidup di perairan laut Indonesia dikelompokkan
menjadi dua jenis, yakni ikan tuna besar dan ikan tuna kecil. Ikan tuna besar
meliputi madidihang (yellowfin tuna), albakora(albacore), tuna mata besar (big
eye tuna), dan tuna sirip biru (southern bluefin tuna). Sementara itu, ikan tuna
kecil terdiri dari cakalang (skipjack tuna), tongkol (eutynnus affinis), tongkol kecil
(auxis thazard)dan ikan abu-abu(thunnus tonggol). Ikan cakalang dapat dijumpai
di seluruh perairan laut Indonesia, kecuali paparan Sunda bagian Selatan, Selat

Malaka, Selat Karimata, dan Laut Jawa(Ditjen PEN RI, 2012).
Jenis–jenis tuna yang telah diidentifikasi oleh Indian Ocean Tuna
commission adalah albakora, tuna sirip biru selatan, tuna mata besar, tuna sirip
kuning atau madidihang, tongkol abu-abu, cakalang, tongkol komo, tongkol krai
dan lisong.Gambar, nama asing dari jenis-jenis tuna tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 21 pada Halaman 99(IOTC, 2013).
5

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Harmonized Systempada tahun 1996 menyatakan ikan tuna
yang diperdagangkan secara internasional dapat dikelompokkan menjadi jenis
albacoretuna, skipjacktuna, yellowfintuna, dan big-eyetunayang mencakup tiga
bentuk produk ikan tuna, yaitu tuna segar atau daging utuh (fresh or
chilledwhole), tuna beku utuh (frozen whole) dan tuna olahan (preserved)
(Apridar, 2014).
2.1.1

Sistematika Ikan Cakalang
Sistematika ikancakalang (Katsuwonus pelamis) atau skipjack tuna


menurut(Matsumoto et al,1984)sebagai berikut :
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Class

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Family


: Scombridae

Genus

: Katsuwonus

Spesies

: Katsuwonus pelamis

Nama Asing : skipack tuna(Amerika Serikat, Kanada, Afrika Selatan),striped
tuna(Australia), bonite (Prancis),katsuo(Jepang)
Nama Umum : cakalang
Nama lokal

: tjakalang, tjakalang-lelaki, tjakalang-perempuan, tjakalangmerah, cakalang

Ikan cakalang memiliki tubuh yang membulat atau memanjang dan garis
lateral. Ciri khas dari ikan cakalang memiliki 4-6 garis berwarna hitam yang
memanjang di samping bagian tubuh. Ikan cakalang pada umumnya mempunyai


6

Universitas Sumatera Utara

berat sekitar

0,5 – 11,5 kg serta panjang sekitar 30-80 cm. Ikan cakalang

mempunyai ciri-ciri khusus yaitu tubuhnya mempunyai bentuk menyerupai
torpedo (fusiform), bulat dan memanjang, serta mempunyai gill rakers (tapis
insang) sekitar 53-63 buah. Ikan cakalang memiliki dua sirip punggung yang
letaknya terpisah.Sirip punggung pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, pada sirip
punggung perut diikuti oleh 7-9 finlet. Terdapat sebuah rigi-rigi (keel) yang sangat
kuat diantara dua rigi rigi yang lebih kecil pada masing-masing sisi dan sirip ekor
(Matsumoto et al,1984).
Cakalang dapat mencapai panjang 100 cm dan berat 25 kg, namun ukuran
umum yang tertangkap antara 40-60 cm. Cakalang terdapat di tiga samudera dunia
dan hidup pada suhu 9-31 ºC, tetapi menyukai suhu air yang lebih panas 26–28
ºC. Karena itulah cakalang banyak ditemukan di sepanjang garis khatulistiwa

sepanjang tahun. Meskipun demikian, cakalang juga banyak ditemukan di
sepanjang pantai selatan Jepang(H Kordi K, 2015).
Daging putih ikan cakalang memiliki kandungan proksimat seperti kadar
air (72,05±1,20)%, protein sebesar (23,79± 0,38)%, lemak total (0,77±0,23)%,
SFA (10,92± 1,44)%, MUFA (21,05± 1,41)%,PUFA 68,05 ± 1,99)%, sedangkan
perbandingan antara PUFA/SFA pada daging putih ikan cakalang sebesar 6,23%.
Nilai minimum perbandingan untuk PUFA/SFA yang direkomendasikan oleh ahli
nutrisi adalah sebesar 0,45%. Hal ini juga menunjukkan bahwa perbandingan
berada diatas dari nilai minimum yang dianjurkan(Karunarathna et al,
2010).Kandungan omega-3, khususnya eicosapentanoat atau EPA (C20:5Ω-3) dan
docosahexaenoic acidatau DHA(C22: 6 Ω-3)secara berturut-turut yakni 78
mg/100 g dan 310 mg/100 g (H Kordi K, 2015).

7

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Manfaat Ikan cakalang
Ikan tuna seperti cakalang (Katsuwonus pelamis) mempunyai kandungan
omega-3 lebih banyak dari ikan tawar, yaitu mencapai 28 kali.Konsumsi ikan tuna

30 g sehari dapat mereduksi resiko kematian akibat penyakit jantung hingga 50%.
Sementara sebuah studi di Harvard tahun 2004, menyebutkan bahwa konsumsi
ikan tuna 1-4 kali setiap minggu dapat meningkatkan omega-3 dan mencegah
heart arrhytmia hingga 28%.Publikasi CancerEpidemology Biomakers and
Preventionpada tahun2004menunjukkan bahwa konsumsi ikan yang kaya akan
asam lemak seperti tuna dapat mengurangi penyakit leukimia, multiple myeloma,
dan non-hodgkins lymphoma. Studi ini dilakukan pada 6800 orang kanada yang
menunjukkan bahwa ikan kaya akan asam lemak seperti tuna mengurangi resiko
leukimia hingga 28%, multiple myeloma 365, non-hodgkins lymphoma 29% dan
mencegah kanker payudara. Hal itu karena kandungan omega-3 tuna dapat
menghambat enzim proinflammatory yang disebut cyclooxygenase 2(COX 2),
enzim pendukung terjadinya kanker payudara.Omega-3 juga dapat mengaktifkan
reseptor di membran sel yang disebut proliferator-actived receptor (PPAR)-a yang
dapat menangkap aktivitas sel penyebab kanker (H Kordi K, 2015).
Dilihat dari perbandingan kalium dan natrium, ikan tuna baik untuk
penderita jantung. Makanan tergolong sehat untuk jantung dan pembuluh darah
bila mengandung rasio kalium dan natrium minimal 5 : 1. Perbandingan kalium
dan natrium padaskipjack (Katsuwonus pelamis) 11: 1. Ikan tuna juga kaya akan
selenium yang mempunyai peranan penting didalam tubuh karena mengaktifkan
enzim antioksidan glutathione peroxidase yang dapat melindungi tubuh dari


8

Universitas Sumatera Utara

radikal bebas penyebab berbagai jenis kanker.Konsumsi 100 g tuna dapat
memenuhi 52,9 % kebutuhan selenium dalam tubuh (H Kordi K, 2015).
2.2

Cakalang Loin Masak (Skipjack Loin Cooked)
Cakalang loin masak merupakan produk olahan tuna yang mengalami

pemasakan (cooked). Cookedtuna loin merupakan jenis olahan tuna yang
mengalami proses pemasakan yang biasanya dikemas dalam plastik yang
ditujukan untuk pasar ekspor (Ditjen PEN RI, 2012).
Tuna loin masak beku merupakan produk olahan tuna yang mengalami
pemasakan, pembentukan loin dan pembekuan. Bahan baku yang digunakan
adalah semua jenis tuna hasil penangkapan seperti cakalang dan berasal dari
perairan yang tidak tercemar. Bahan baku yang akan diolah dapat berupa ikan
utuh segar dan ikan utuh beku yang dicuci dengan air yang memenuh persyaratan

kualitas air minum ataupun es yang telah memenuhi persyaratan (SNI,
2014).Menurut Suwanrangsi et al pada tahun 1995 pemeriksaan mutu terhadap
bahan baku yang diterima harus dilakukan minimal dengan pengujian
organoleptik. Setiap bahan baku yang tidak memenuhi persyaratan harus ditolak
atau dapat digunakan untuk jenis pengolahan lain yang sesuai (Irianto dan
Akbarsyah, 2007).
Proses pengolahan ikan cakalang loin masak di PT. Anugerah Samudera
Hindia Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Bahan baku ikan cakalang yang sudah diterima dilelehkan (thawing) kemudian
dicuci dengan air bersih. Setelah dicuci dilakukan proses peyiangan yaitu
pembuangan bagian perut, sirip, insang yang disebut juga (butchering)kemudian
dicuci kembali dan disusun dalam pan untuk dimasak. Proses pemasakan
9

Universitas Sumatera Utara

menggunakan uap panas yang suhu dan waktunya telah ditentukan. Ikan yang
telah masak dikeluarkandandidinginkan. Dilanjutkan dengan proses pembersihan,
pembentukan loin, penimbangan daging putih dan pengemasan (packing) dengan
bahan pengemas plastik lalu diberi kode untuk setiap kemasan. Setelah itu,

dilanjutkan dengan pemeriksaan serpihan logam (metal detecting), perapihan
(forming), pencelupan panas (shrinking) dan pembekuan (freezing). Proses
pembekuan dilakukan dalam ruangan pendingin khusus pada suhu -18 ºC sampai
- 25 ºC dan disimpan dalam gudang beku (cold storage) sebelum dimuat untuk
diekspor.
2.3

Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting

dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan.Di samping itu, mineral berperan dalam berbagai
tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim
(Almatsier, 2004).
Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan,
yaitu mineral makro dan mneral mikro. Mineral makro merupakan mineral yang
jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh.
Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat 0,05% dari
berat badan. Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, natrium,
sulfur, natrium, klor magnesium.Unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng,

selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon,
vanadium, nikel, arsen dan flor (Yuniastuti, 2008).

10

Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,
yaitu 1,5 – 2% dari berat badan orang dewasa (Almatsier, 2004). Sekitar 99% dari
total kalsium dalam tubuh ditemukan pada tulang dan gigi. Kalsium juga berada
dalam sirkulasi darah yang pada tingkat konstan dipertahankan sehingga selalu
tersedia untuk digunakan.Kalsium membantu kontraksi otot termasuk otot
jantung, pengiriman impuls saraf, pembekuan darah dan sekresi hormon tertentu
(Drummond dan Brefere, 2007).
Kesehatan tulang kunci terletak pada keseimbangan kalsium tubuh.Sel-sel
membutuhkan akses berkelanjutan ke kalsium, sehingga tubuh mempertahankan
konsentrasi kalsium yang konstan dalam darah.Untuk melindungi terhadap
kehilangan tulang, asupan kalsium yang tinggi dalam kehidupan sangat
direkomendasikan sejak dini.Kalsium yang disimpan sedikit di skeleton pada saat

anak-anak dan remaja diduga sangat besar menyebabkan osteoporosis pada saat
dewasa (Sizer dan Whitney, 2006).Kalsium diekskresikan lewat urin serta feses
dan untuk mengganti kehilangan ini diperlukan kalsium melalui makanan.
Kalsium tambahan diperlukan dalam keadaan tertentu seperti pada masa
pertumbuhan mulai dari anak-anak hingga usia remaja, dan pada saat hamil untuk
memenuhi kebutuhan janin (Budiyanto, 2004).
Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang Indonesia
yang ditetapkan adalah 300 mg – 400 mg pada bayi, 500 mg pada anak-anak,
600 mg – 700 mg pada remaja, 500 mg – 800 mg pada orang dewasa, serta 1200
mg pada ibu hamil dan menyusui. Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil
olahan susu seperti keju. Ikan yang dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering

11

Universitas Sumatera Utara

merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil
kacang-kacangan, tahu, tempe, serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium
yang baik (Almatsier, 2004).
2.3.2

Besi
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam

tubuh manusia dan hewan.Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam
tubuh, sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat
angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di
dalam jaringan tubuh (Almatsier, 2004).
Kurang lebih dari 60% dari besi yang terkandung dalam tubuh ditemukan
dalam hemoglobin dan 15% besi dalam tubuh disimpan di sumsum tulang.sisanya
disimpan sebagai feritin di hati, sumsum tulang, dan limpa. Feritin merupakan
protein yang mengandung sampai dengan 4000 atom besi. Kadar feritin dalam
plasma mencerminkan cadangan besi. Status normal feritin serum > 15 µg/L, dan
hemoglobin>120g/L pada wanita dan >130 g/L pada pria(Barasi, 2007).
. Kebutuhan akan zat besi untuk berbagai jenis kelamin dan golongan usia
adalah sebagai berikut: untuk laki-laki dewasa 10 mg/hari, wanita yang
mengalami haid 12 mg/hari dan anak-anak 8 mg – 15 mg/hari. Zat besi yang
tidak mencukupi bagi pembentukan sel darah, akan mengakibatkan anemia,
menurunkan kekebalan tubuh, sehingga sangat peka terhadap serangan penyakit
(Budiyanto, 2004).
Besi dalam makanan yang dikonsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri.
Besi yang berbentuk ferri dengan peranan getah lambung (HCl) direduksi menjadi
ferro yang lebih mudah diserap oleh sel mukosa usus. (Kartasapoetra dan

12

Universitas Sumatera Utara

Marsetyo, 1991).Absorpsi besi terutama terjadi dibagian atas usus halus dengan
bantuan alat khusus/ protein khusus.Ada dua jenis alat angkut/ protein khusus di
dalam sel mukosa usus yang membantu penyerapan besi yaitu transferin dan
feritin.Transferin merupakan protein yang disintesis didalam hati yang membawa
besi ke sumsum tulang belakang dan organ tubuh lain. Kelebihan besi akan
disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin dihati (Almatsier, 2004).
2.3.3

Magnesium
Kuranglebih dari 60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tubuh terdapat

di dalam tulang dan gigi, 26% di dalam otot dan selebihnya di dalam jaringan
lunak lainnya serta cairan tubuh. Di dalam cairan sel ekstraselular magnesium
berperan dalam transmisi saraf, konraksi otot dan pembekuan darah.Dalam hal ini
peranan magnesium berlawan dengan kalsium.Kalsium menyebabkan ketegangan
saraf sedangkan magnesium melemaskan saraf (Almatsier, 2004).
Magnesium fungsinya sangat penting bagi banyak sel, magnesium
memegang peranan penting dalam proses lebih dari tiga ratus jenis enzim dalam
tubuh. Magnesium dibutuhkan untuk pelepasan energi dan penggunaan energi
langsung dari nutrisi, dan secara langsung berperngaruh dalam metabolisme
kalium, kalsium dan vitamin D. Magnesium dan kalsium bekerja sama untuk
memfungsikan otot tetapi kalsium berperan dalam kontraksi otot sedangkan
magnesium merelaksasikannya. Pada gigi, magnesium mencegah kerusakan gigi
dengan cara menahan kalsium dalam email gigi (Sizer dan Whitney, 2006).
Kecukupan magnesium rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sekitar
4,5

mg/kg

berat

badan.Kekurangan

magnesium

jarang

terjadi

karena

makanan.Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare penggunaan

13

Universitas Sumatera Utara

diuretika

juga

dapat

menyebabkan

kekurangan

magnesium.Kekurangan

magnesium berat menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam
pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang, gangguan sistem saraf pusat,
halusinasi, koma, dan gagal jantung (Almatsier, 2004).
2.4

Metode destruksi
Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi unsur-

unsurnya sehingga dapat dianalisis.Istilah destruksi ini disebut juga perombakan,
yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik. Pada
dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi
basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini
memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang
berbeda(Kristianingrum, 2012).
2.4.1

Metode Destruksi Basah
Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik

tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat
oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain
asam nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida. Kesemua pelarut
tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun campuran.Kesempurnaan destruksi
ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang
menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau
perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik.Senyawasenyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang
stabil dan disimpan selama beberapa hari(Kristianingrum, 2012).

14

Universitas Sumatera Utara

2.4.2

Metode Destruksi Kering
Destruksi kering merupakan perombakan logamorganik di dalam sampel

menjadilogam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle
furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam
destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini
sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk menentukan
suhu pengabuan dengan sistem ini terlebih dahulu ditinjau jenis logam yang akan
dianalisis(Kristianingrum, 2012).
2.5

Spektrofotometri Serapan Atom

2.5.1 Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom
Spektroskopi serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsurunsur logam dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat kelumit (ultratrace). Cara
analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel dan tidak
tergantung pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok
untuk analisis logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi
kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana, dan interferensinya sedikit
Pada analisis Ca dibutuhkan penambahan senyawa penyangga seperti Sr dan La
untuk mencegah ikatan antara ion fosfat dan kalsium yang akan membentuk Cafosfat yang bersifat refraktoris (Rohman, 2007).
Spektroskopi serapan atom didasarkan pada absorbsi cahaya oleh atom.
Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Cahaya
pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat
elektroniksuatu

atom.

Dengan

menyerap

suatu

energi,

maka

atom

15

Universitas Sumatera Utara

akanmemperoleh energi sehingga suatu atom pada keadaan dasar dapat dinaikkan
tingkat energinya ke tingkat eksitasi (Khopkar, 1985).
Berdasarkan (Harris, 2007) sistem peralatan spektrofotometer serapan
atom dapat dilihat padagambar berikut :

Gambar 2.1Sistem peralatan spektrofotometri serapan atom (Harris, 2007)
2.5.2 Gangguan-gangguan pada spektrofotometri serapan atom
Gangguan-gangguan (interference) pada Spektrofotometri Serapan Atom
adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang
dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan
konsentrasinya dalam sampel (Rohman, 2007).
Menurut Rohman (2007), gangguan-gangguan yang terjadi pada
spektrofotometri serapan atom adalah:
1. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi
banyaknya sampel yang mencapai nyala.
2. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan absorbansi atom yang
dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang terdisosiasi di dalam
nyala.

16

Universitas Sumatera Utara

3. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah atau banyaknya atom
yang terjadi di dalam nyala.
4. Gangguan oleh penyerapan non-atomik.
2.6

Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Tindakan
ini dilakukan untuk menjamin bahwametode analisis akurat,spesifik, reprodusibel,
dan tahan akan kisaran analit yang akan dianalisis (Harmita, 2004).
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi
metode analisis adalah sebagai berikut:
2.6.1

Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil

analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Untuk mencapai
kecermatan yang tinggi, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut
yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai
prosedur. Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu:


Metodesimulasi (spiked-placebo recovery)
Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke

dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu campuran tersebut
dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan
(kadar yang sebenarnya) (Harmita, 2004).
17

Universitas Sumatera Utara



Metode penambahan baku (standard additionmethod)
Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu

analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel, dicampur dan dianalisis lagi.
Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang
diharapkan) (Harmita, 2004).
Dalam kedua metode tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan
sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya.Metode
adisi dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi
tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut.Persen
perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang
ditambahkan tadi dapat ditemukan (Harmita, 2004).
2.6.2

Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara

hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika
prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari
campuran yang homogen. Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis
dan biasanya dinyatakan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel
yang berbeda signifikan secara statistik (Harmita, 2004).
2.6.3

Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang dapat

dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan
blanko.Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis dan diartikan sebagai
kuantitas analit terkecil dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat
dan seksama (Harmita, 2004).

18

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Besi, Kalium, Kalsium, dan Magnesium pada Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

8 108 121

Studi Pembuatan Abon Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis)

1 18 4

Pemeriksaan Kandungan Kalsium, Besi dan Magnesium pada Daging Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Segar dan Cakalang Loin Masak Secara Spektrofotometri Serapan Atom

7 30 118

Analisis Kandungan Besi, Kalium, Kalsium, dan Magnesium pada Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 1 15

Analisis Kandungan Besi, Kalium, Kalsium, dan Magnesium pada Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Pemeriksaan Kandungan Kalsium, Besi dan Magnesium pada Daging Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Segar dan Cakalang Loin Masak Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 17

Pemeriksaan Kandungan Kalsium, Besi dan Magnesium pada Daging Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Segar dan Cakalang Loin Masak Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Pemeriksaan Kandungan Kalsium, Besi dan Magnesium pada Daging Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Segar dan Cakalang Loin Masak Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 4

Pemeriksaan Kandungan Kalsium, Besi dan Magnesium pada Daging Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Segar dan Cakalang Loin Masak Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 3

Pemeriksaan Kandungan Kalsium, Besi dan Magnesium pada Daging Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Segar dan Cakalang Loin Masak Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 59