Hubungan Penilaian Klinis Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh Di Rsgmp Fkg Usu

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kehilangan seluruh gigi merupakan suatu kondisi dimana seseorang
mengalami kehilangan seluruh gigi aslinya. Kehilangan seluruh gigi adalah parameter
umum yang digunakan untuk menilai kesehatan oral individu.1 Kehilangan seluruh
gigi secara lazim disebabkan oleh karies, penyakit periodontal, dan trauma.2 Gigi
tiruan penuh (GTP) merupakan salah satu perawatan yang sering dipilih untuk kasus
kehilangan seluruh gigi. Penggunaan implan semakin berkembang pesat, namun GTP
masih menjadi pilihan utama dalam perawatan kehilangan seluruh gigi karena biaya
perawatan yang relatif murah dibandingkan dengan perawatan overdenture dukungan
implan.3,4 Gigi tiruan penuh bertujuan untuk memperbaiki fungsi pengucapan,
pengunyahan, estetis, mencegah kerusakan dari struktur organ dan menjaga kesehatan
jaringan rongga mulut.5
Mayoritas pasien yang menerima perawatan GTP merasa puas dengan GTP
mereka tetapi sebagian kecil yaitu sekitar 10-15% pasien tetap merasa tidak puas
dengan GTP mereka walaupun GTP telah dibuat sesuai dengan semua kriteria yang
telah ditetapkan.6 Evaluasi pasca perawatan penting untuk mendeteksi penyebab
ketidakpuasan pasien dan sekaligus meningkatkan kadar kepuasan pasien terhadap
perawatan GTP. Evaluasi pasca perawatan GTP dapat diklasifikasikan menjadi dua

yaitu, evaluasi dokter gigi dan evaluasi pasien. Evaluasi pasien adalah berdasarkan
kepuasan pasien terhadap fonetik, mastikasi, estetis, dan kenyamanan. Kepuasan
pasien terhadap GTP merupakan tujuan utama perawatan GTP.7 Kepuasan pasien
terhadap GTP adalah suatu masalah sosio-budaya kompleks dengan berbagai faktor
yang mempengaruhi. Penilaian kepuasan pasien terhadap perawatan GTP dilakukan
dengan berbagai metode seperti wawancara, pemeriksaan langsung dan kuesioner
yang digunakan dalam mengumpul dan menilai semua faktor yang mempengaruhi
seperti karakteristik psikologis pasien, demografi dan sosioekonomi, estetis, fonetik,

Universitas Sumatera Utara

serta mastikasi. Evaluasi dokter gigi adalah berdasarkan penilaian klinis terhadap
dimensi vertikal, estetis, stabilitas, dan denture-bearing area yang dilakukan pada
pasien yang memakai GTP.8 Di tahun-tahun awal, penilaian klinis lebih diutamakan
daripada kepuasan pasien. Persepsi dokter gigi terhadap keberhasilan perawatan GTP
berbeda dengan persepsi pasien. Dokter gigi lebih mengutamakan kualitas gigi tiruan
tetapi pasien lebih mengutamakan aspek kenyamanan, fungsional, dan penampilan.
Belakangan ini, peneliti mulai memberikan perhatian pada persepsi pasien terhadap
kesehatan oral untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.8,9
Beberapa penelitian melaporkan adanya hubungan antara aspek teknis dengan

tingkat kepuasan pasien terhadap gigi tiruan penuh. Penelitian Vanaken (1989) dan
AJ Marinus (1990) menunjukkan korelasi positif antara tingkat kepuasan pasien
dengan aspek teknis gigi tiruan penuh tetapi penelitian Carlson (1867), Langer
(1962), dan Kalk (1979) hanya menunjukkan korelasi yang lemah atau tiada
korelasi.10 Dimensi vertikal sering digunakan oleh dokter gigi untuk mengevaluasi
GTP pasca perawatan. Penelitian Carlsson dan Persson (2001) menunjukkan bahwa
26.3% pasien pemakai GTP mempunyai dimensi vertikal yang tinggi dan 71.7%
mempunyai dimensi vertikal yang rendah.11 Dimensi vertikal yang terlalu rendah
akan menghasilkan bunyi berdesis saat pengucapan huruf ā€˜sā€™. Dimensi vertikal yang
terlalu tinggi akan menghasilkan bunyi kliking saat gigi tiruan penuh rahang atas dan
rahang bawah berkontak.12 Selain itu, estetis merupakan faktor penting yang
merupakan penentu keberhasilan perawatan GTP. Penampilan pasien saat memakai
gigi tiruan dapat menjadi alasan pasien tidak memakai gigi tiruan penuh. Persepsi
pasien mengenai estetis sering berbeda dengan persepsi dokter gigi. Pasien juga
mempunyai harapan yang berlebihan dan sering berharap gigi tiruan penuh dapat
menyerupai gigi aslinya.13 Selain itu, stabilitas gigi tiruan juga memainkan peranan
penting dalam keberhasilan perawatan GTP. Faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas gigi tiruan penuh adalah hubungan basis gigi tiruan penuh dengan jaringan
pendukung, hubungan permukaan mekanis gigi tiruan penuh, dan oklusi. Stabilitas
gigi tiruan yang tidak baik dapat menganggu efektifitas gigi tiruan penuh karena

dapat menyebabkan terlepasnya gigi tiruan penuh apabila diberikan tekanan sehingga

Universitas Sumatera Utara

dapat menganggu proses mastikasi.14 Penelitian Brunello dan Mandikos (1998)
menyatakan bahwa stabilitas gigi tiruan penuh yang baik mempunyai pengaruh yang
positif pada tingkat kepuasan pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi yang
signifikan antara stabilitas gigi tiruan penuh dengan kepuasan terhadap mastikasi
serta pilihan makanan.14 Selain itu, denture-bearing area juga mempengaruhi
keberhasilan perawatan GTP. Denture-bearing area yang optimal penting untuk
mendistribusi tekanan secara sama rata agar tidak memicu terjadinya resorpsi yang
parah sehingga dapat menganggu kenyamanan pasien. Penelitian Makilla (2000)
menunjukkan korelasi yang signifikan antara kualitas denture-bearing area dan
kepuasan pasien tetapi penelitian Carlsson dkk. (1996) tidak menunjukkan adanya
korelasi antara kualitas denture-bearing area dengan kepuasan pasien.7 Penelitian
Celebic dkk. (2003) menunjukkan korelasi yang positif antara kualitas denturebearing area dengan kenyamanan pasien saat memakai gigi tiruan penuh.7

1.2 Permasalahan
Setiap tahun jumlah individu yang mengalami kehilangan seluruh gigi terus
meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan perawatan GTP.

Dengan adanya peningkatan kebutuhan perawatan GTP dan perlunya perhatian
bahwa keberhasilan perawatan GTP tidak hanya dipengaruhi kondisi fisik saja, tetapi
juga penerimaan pasien, maka diperlukan penelitian terhadap tingkat kepuasan pasien
setelah menerima perawatan GTP di klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU. Selain
itu, terdapat perbedaan antara evaluasi pasca perawatan antara dokter gigi dan pasien.
Dokter gigi lebih mengutamakan aspek klinis seperti dimensi vertikal, estetis yang
dinilai dari aspek klinis, stabilisasi, dan denture-bearing area tetapi pasien lebih
mengutamakan estetis, mastikasi, kenyamanan, dan fonetik saat menggunakan GTP.
Hasil penilaian klinis yang dilakukan oleh dokter gigi terhadap gigi tiruan juga sering
berbeda dengan hasil evaluasi pasien. Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara hasil penilaian klinis dan evaluasi pasien terhadap
GTP. Saat ini terdapat juga persepsi yang berbeda mengenai keberhasilan perawatan
GTP antara dokter gigi dan pasien. Dokter gigi menilai gigi tiruan penuh dengan skor

Universitas Sumatera Utara

yang lebih rendah dibanding dengan pasien. Berbagai penelitian menunjukkan pasien
sering menilai kepuasan terhadap GTP secara berlebihan. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk melihat hubungan penilaian klinis
terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU.


1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana distribusi penilaian klinis pasien pemakai gigi tiruan penuh di
RSGMP FKG USU?
2. Bagaimana distribusi tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di
RSGMP FKG USU?
3. Apakah ada hubungan penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien
pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU?

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui distribusi penilaian klinis pasien pemakai gigi tiruan
penuh di RSGMP FKG USU.
2. Untuk mengetahui distribusi tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan
penuh di RSGMP FKG USU.
3. Untuk mengetahui hubungan penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan
pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan atau kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Prostodonsia.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian
lebih lanjut mengenai kepuasan pasien terhadap perawatan GTP yang diterima.

Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Manfaat Praktis
1. Untuk memperoleh data mengenai kepuasan pasien memakai gigi tiruan
penuh yang dibuat oleh mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG
USU.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi Klinik
Prostodonsia untuk menghasilkan GTP yang lebih memuaskan.

Universitas Sumatera Utara