Hubungan Penilaian Klinis Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh Di Rsgmp Fkg Usu

(1)

Lampiran 1


(2)

Lampiran 2


(3)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Selamat Siang,

Nama saya Luveena Loshini A/P Prabakaran/120600210, mahasiswi di Program Pendidikan Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan

dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Pendidikan Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan saya melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada Bapak/Ibu tentang pemakaian gigi tiruan penuh yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan dapat dijadikan referensi bagi klinisi mengenai masalah-masalah yang mungkin muncul, berkaitan dengan kepuasan pasien sehingga dapat diatasi untuk kedepannya.

Penelitian ini dimulai pada tahun 2016. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Jika Bapak/Ibu bersedia, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan Bapak/Ibu menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.


(4)

Peneliti,


(5)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Alamat :

No. HP :

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan sadar atau tanpa paksaan dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU”

Maka dengan surat ini, saya nyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Medan, ……… Yang menyetujui,

Subjek Penelitian


(6)

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Responden No :

Tanggal :

I. Pencatatan Karakteristik Pasien Nama Responden :

Usia Responden : 1. 45-54 tahun 2. 55-64 tahun 3. ≥ 65 tahun Alamat Responden :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Tingkat Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruan Tinggi

HUBUNGAN PENILAIAN KLINIS TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN


(7)

II. Pertanyaan Kepuasaan Pasien Terhadap Gigi Tiruan Penuh

1. Sehubungan dengan fonetik, seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh anda?

1 – sangat tidak puas 2 – tidak puas 3 – sedang 4 – puas 5 – sangat puas 2. Sehubungan dengan estetis, seberapa

puas anda dengan gigi tiruan penuh anda?

1 – sangat tidak puas 2 – tidak puas 3 – sedang 4 – puas 5 – sangat puas 3. Sehubungan dengan pengunyahan,

seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh anda?

1 – sangat tidak puas 2 – tidak puas 3 – sedang 4 – puas 5 – sangat puas 4. Sehubungan dengan kenyamanan,

seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh rahang atas anda?

1 – sangat tidak puas 2 – tidak puas 3 – sedang 4 – puas 5 – sangat puas 5. Sehubungan dengan kenyamanan,

seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh rahang bawah anda?

1 – sangat tidak puas 2 – tidak puas

3 – sedang 4 – puas

5 – sangat puas


(8)

LEMBAR PEMERIKSAAN

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Responden No :

Tanggal :

I. Pencatatan Karakteristik Pasien Nama Responden :

Usia Responden : 1. 45-54 tahun 2. 55-64 tahun 3. ≥ 65 tahun Alamat Responden :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Tingkat Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruan Tinggi

HUBUNGAN PENILAIAN KLINIS TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN


(9)

II. Penilaian Gigi Tiruan Penuh

1. Dimensi vertikal gigi tiruan penuh 1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik 5 – sangat baik 2. Estetis gigi tiruan penuh 1 – sangat tidak baik

2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik 5 – sangat baik 3. Stabilitas gigi tiruan penuh rahang atas 1 – sangat tidak baik

2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik 5 – sangat baik 4. Stabilitas gigi tiruan penuh rahang

bawah

1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik

3 – sedang 4 – baik

5 – sangat baik 5. Denture-bearing area rahang atas 1 – sangat tidak baik

2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik


(10)

6. Denture-bearing area rahang bawah 1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik


(11)

Lampiran 7

Data Hasil Penelitian

No. Res

Usia JK TP Skor Penilaian Klinis Skor Kepuasan Pasien DV Estetis Stabilitas

Denture-bearing area

Fonetik Estetis Mastikasi Kenyamanan

RA RB RA RB RA RB

1 1 2 3 4 3 5 5 4 3 3 5 5 4 2

2 2 2 2 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 2

3 3 1 3 4 3 5 5 4 1 4 5 4 4 1

4 2 2 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 3 2 3 5 3 2 1 4 2 5 4 1 1 1

6 3 2 1 2 4 4 5 5 4 1 4 2 3 2

7 3 2 1 3 2 3 3 4 3 4 4 4 5 5

8 2 2 2 1 4 5 5 3 2 2 4 5 4 4

9 1 2 3 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5

10 2 2 1 2 4 5 2 4 4 5 5 4 5 5

11 3 2 1 5 4 5 3 5 4 3 5 5 5 5

12 2 2 2 4 4 5 5 4 1 4 5 4 4 4

13 2 2 3 5 3 5 4 4 3 5 4 4 4 2

14 2 1 3 3 5 4 3 5 5 3 4 4 2 2

15 3 2 1 4 4 5 4 4 2 2 4 5 4 3

16 3 1 2 5 5 4 4 3 2 5 4 4 4 4

17 3 1 1 5 4 5 3 5 4 3 5 5 5 5

18 2 2 1 5 3 4 4 4 4 5 2 4 4 1

19 2 1 2 3 5 5 3 4 2 3 4 3 4 2

20 2 2 3 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5

21 1 2 4 5 3 3 2 2 4 4 5 2 5 4

22 3 1 1 5 4 5 5 5 4 4 5 5 2 2

23 1 2 3 4 5 4 3 4 1 4 4 3 4 2

24 3 2 1 5 5 4 1 5 2 5 5 2 5 2


(12)

No. Res

Usia JK TP Skor Penilaian Klinis Skor Kepuasan Pasien DV Estetis Stabilitas

Denture-bearing area

Fonetik Estetis Mastikasi Kenyamanan

RA RB RA RB RA RB

29 3 1 2 3 3 4 3 5 2 4 4 3 4 2


(13)

Lampiran 8

Lembar Pengolahan Data Frequency Table

Karakteristik Pasien

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 45-54 thn 6 20.0 20.0 20.0

55-64 thn 12 40.0 40.0 60.0

>65 thn 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 10 33.3 33.3 33.3

Perempuan 20 66.7 66.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 12 40.0 40.0 40.0

SMP 7 23.3 23.3 63.3

SMA 10 33.3 33.3 96.7

PT 1 3.3 3.3 100.0


(14)

Penilaian Klinis

Dimensi Vertikal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 4 13.3 13.3 16.7

3 5 16.7 16.7 33.3

4 8 26.7 26.7 60.0

5 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Estetis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 3.3 3.3 3.3

3 8 26.7 26.7 30.0

4 13 43.3 43.3 73.3

5 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Stabilitas RA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 3.3 3.3 3.3

3 4 13.3 13.3 16.7

4 10 33.3 33.3 50.0

5 15 50.0 50.0 100.0


(15)

Stabilitas RB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 6.7 6.7 6.7

2 3 10.0 10.0 16.7

3 9 30.0 30.0 46.7

4 7 23.3 23.3 70.0

5 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Denture-bearing area RA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 3.3 3.3 3.3

3 4 13.3 13.3 16.7

4 14 46.7 46.7 63.3

5 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Denture-bearing area RB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 10.0 10.0 10.0

2 7 23.3 23.3 33.3

3 5 16.7 16.7 50.0

4 11 36.7 36.7 86.7

5 4 13.3 13.3 100.0


(16)

Kepuasan Pasien

Fonetik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 3 10.0 10.0 13.3

3 6 20.0 20.0 33.3

4 10 33.3 33.3 66.7

5 10 33.3 33.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Estetis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 3.3 3.3 3.3

4 15 50.0 50.0 53.3

5 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Mastikasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 3 10.0 10.0 13.3

3 5 16.7 16.7 30.0

4 10 33.3 33.3 63.3

5 11 36.7 36.7 100.0


(17)

Kenyamanan RA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 3 10.0 10.0 13.3

3 3 10.0 10.0 23.3

4 12 40.0 40.0 63.3

5 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kenyamanan RB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 10.0 10.0 10.0

2 12 40.0 40.0 50.0

3 3 10.0 10.0 60.0

4 4 13.3 13.3 73.3

5 8 26.7 26.7 100.0


(18)

Crosstabs

Dimensi Vertikal * Fonetik

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DV * Fonetik 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation Fonetik

Total

1 2 3 4 5

DV 1 Count 0 1 0 0 0 1

% within DV .0% 100.0% .0% .0% .0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% .0% .0% .0% 3.3%

2 Count 1 1 1 0 1 4

% within DV 25.0% 25.0% 25.0% .0% 25.0% 100.0%

% of Total 3.3% 3.3% 3.3% .0% 3.3% 13.3%

3 Count 0 0 2 3 0 5

% within DV .0% .0% 40.0% 60.0% .0% 100.0%

% of Total .0% .0% 6.7% 10.0% .0% 16.7%

4 Count 0 1 1 5 1 8

% within DV .0% 12.5% 12.5% 62.5% 12.5% 100.0%

% of Total .0% 3.3% 3.3% 16.7% 3.3% 26.7%

5 Count 0 0 2 2 8 12

% within DV .0% .0% 16.7% 16.7% 66.7% 100.0%

% of Total .0% .0% 6.7% 6.7% 26.7% 40.0%

Total Count 1 3 6 10 10 30

% within DV 3.3% 10.0% 20.0% 33.3% 33.3% 100.0%


(19)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 31.692a 16 .011 .036

Likelihood Ratio 28.057 16 .031 .015

Fisher's Exact Test 25.569 .006

Linear-by-Linear Association 10.528b 1 .001 .001 .001 .000

N of Valid Cases 30

a. 25 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03.


(20)

Crosstabs Estetis * estetis

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Estetis Penilaian klinis * Estetis

Kepuasan Pasien 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

Estetis Kepuasan Pasien

Total

2 4 5

Estetis Penilaian klinis 2 Count 0 1 0 1

% within Estetis Penilaian klinis .0% 100.0% .0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% .0% 3.3%

3 Count 1 3 4 8

% within Estetis Penilaian klinis 12.5% 37.5% 50.0% 100.0%

% of Total 3.3% 10.0% 13.3% 26.7%

4 Count 0 5 8 13

% within Estetis Penilaian klinis .0% 38.5% 61.5% 100.0%

% of Total .0% 16.7% 26.7% 43.3%

5 Count 0 6 2 8

% within Estetis Penilaian klinis .0% 75.0% 25.0% 100.0%

% of Total .0% 20.0% 6.7% 26.7%

Total Count 1 15 14 30

% within Estetis Penilaian klinis 3.3% 50.0% 46.7% 100.0%


(21)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 6.753a 6 .344 .238

Likelihood Ratio 7.027 6 .318 .267

Fisher's Exact Test 7.778 .267

Linear-by-Linear Association .071b 1 .790 .873 .457 .122

N of Valid Cases 30

a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03.


(22)

Crosstabs

Stabilisasi RA * Mastikasi

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stabilitasRA * Mastikasi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

Mastikasi

Total

1 2 3 4 5

StabilitasRA 2 Count 1 0 0 0 0 1

% within stabilitasRA 100.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%

% of Total 3.3% .0% .0% .0% .0% 3.3%

3 Count 0 1 2 1 0 4

% within stabilitasRA .0% 25.0% 50.0% 25.0% .0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% 6.7% 3.3% .0% 13.3%

4 Count 0 2 2 4 2 10

% within stabilitasRA .0% 20.0% 20.0% 40.0% 20.0% 100.0%

% of Total .0% 6.7% 6.7% 13.3% 6.7% 33.3%

5 Count 0 0 1 5 9 15

% within stabilitasRA .0% .0% 6.7% 33.3% 60.0% 100.0%

% of Total .0% .0% 3.3% 16.7% 30.0% 50.0%

Total Count 1 3 5 10 11 30

% within stabilitasRA 3.3% 10.0% 16.7% 33.3% 36.7% 100.0%


(23)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 41.668a 12 .000 .002

Likelihood Ratio 22.022 12 .037 .016

Fisher's Exact Test 20.416 .012

Linear-by-Linear Association 13.905b 1 .000 .000 .000 .000

N of Valid Cases 30

a. 18 cells (90.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03.


(24)

Crosstabs

Stabilitas RB * Mastikasi

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stabilitasRB * Mastikasi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

Mastikasi

Total

1 2 3 4 5

StabilitasRB 1 Count 1 1 0 0 0 2

% within stabilitasRB 50.0% 50.0% .0% .0% .0% 100.0%

% of Total 3.3% 3.3% .0% .0% .0% 6.7%

2 Count 0 1 1 1 0 3

% within stabilitasRB .0% 33.3% 33.3% 33.3% .0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% 3.3% 3.3% .0% 10.0%

3 Count 0 0 4 2 3 9

% within stabilitasRB .0% .0% 44.4% 22.2% 33.3% 100.0%

% of Total .0% .0% 13.3% 6.7% 10.0% 30.0%

4 Count 0 0 0 4 3 7

% within stabilitasRB .0% .0% .0% 57.1% 42.9% 100.0%

% of Total .0% .0% .0% 13.3% 10.0% 23.3%

5 Count 0 1 0 3 5 9

% within stabilitasRB .0% 11.1% .0% 33.3% 55.6% 100.0%

% of Total .0% 3.3% .0% 10.0% 16.7% 30.0%

Total Count 1 3 5 10 11 30

% within stabilitasRB 3.3% 10.0% 16.7% 33.3% 36.7% 100.0%


(25)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 33.111a 16 .007 .007

Likelihood Ratio 27.696 16 .034 .024

Fisher's Exact Test 22.201 .029

Linear-by-Linear Association 10.361b 1 .001 .001 .001 .000

N of Valid Cases 30

a. 25 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .07.


(26)

Crosstabs

Denture-bearing area RA * Kenyamanan RA

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DentureRA * KenyamananRA 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

KenyamananRA

Total

1 2 3 4 5

DentureRA 2 Count 0 0 0 0 1 1

% within DentureRA .0% .0% .0% .0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% .0% .0% .0% 3.3% 3.3%

3 Count 0 0 1 3 0 4

% within DentureRA .0% .0% 25.0% 75.0% .0% 100.0%

% of Total .0% .0% 3.3% 10.0% .0% 13.3%

4 Count 1 1 1 8 3 14

% within DentureRA 7.1% 7.1% 7.1% 57.1% 21.4% 100.0%

% of Total 3.3% 3.3% 3.3% 26.7% 10.0% 46.7%

5 Count 0 2 1 1 7 11

% within DentureRA .0% 18.2% 9.1% 9.1% 63.6% 100.0%

% of Total .0% 6.7% 3.3% 3.3% 23.3% 36.7%

Total Count 1 3 3 12 11 30

% within DentureRA 3.3% 10.0% 10.0% 40.0% 36.7% 100.0%


(27)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 14.527a 12 .268 .275

Likelihood Ratio 17.229 12 .141 .100

Fisher's Exact Test 17.875 .051

Linear-by-Linear Association .062b 1 .803 .834 .434 .079

N of Valid Cases 30

a. 18 cells (90.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03.


(28)

Crosstabs

Denture-bearing area RB * Kenyamanan RB

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DentureRB * KenyamananRB 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

KenyamananRB

Total

1 2 3 4 5

DentureRB 1 Count 1 1 0 1 0 3

% within DentureRB 33.3% 33.3% .0% 33.3% .0% 100.0%

% of Total 3.3% 3.3% .0% 3.3% .0% 10.0%

2 Count 1 3 1 2 0 7

% within DentureRB 14.3% 42.9% 14.3% 28.6% .0% 100.0%

% of Total 3.3% 10.0% 3.3% 6.7% .0% 23.3%

3 Count 0 3 0 0 2 5

% within DentureRB .0% 60.0% .0% .0% 40.0% 100.0%

% of Total .0% 10.0% .0% .0% 6.7% 16.7%

4 Count 1 4 2 1 3 11

% within DentureRB 9.1% 36.4% 18.2% 9.1% 27.3% 100.0%

% of Total 3.3% 13.3% 6.7% 3.3% 10.0% 36.7%

5 Count 0 1 0 0 3 4

% within DentureRB .0% 25.0% .0% .0% 75.0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% .0% .0% 10.0% 13.3%

Total Count 3 12 3 4 8 30

% within DentureRB 10.0% 40.0% 10.0% 13.3% 26.7% 100.0%


(29)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 15.518a 16 .487 .533

Likelihood Ratio 18.891 16 .274 .522

Fisher's Exact Test 13.768 .574

Linear-by-Linear Association 3.349b 1 .067 .068 .037 .008

N of Valid Cases 30

a. 25 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .30.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Peltzer K, Hewlett S, Yawson AE. Prevalence of Loss of All Teeth (Edentulism) and Associated Factors in Older Adults in China, Ghana, India, Mexico, Russia and South Africa. Int. J. Environ. Res. Public Health 2014; 11:

11308-24.

2. Dye BA dkk. Dental Caries and Tooth Loss in Adults in the United States, 2011-2012. NCHS 2015; 197.

3. Patterson R, Patterson N. Advantages and Disadvantages of Complete

Dentures

4. Marchini L. Patient’s Satisfaction with Complete Dentures: An Update. Braz Dent Sci 2014; 17: 1043.

5. Wisatya MR, Hadnyanawati H, Suhartini. Analisis perbandingan tingkat kepuasan pasien dalam pemakaian protesa gigi tiruan lepasan yang dibuat tukang gigi dan dokter gigi di Kabupaten Jember.

6. Celebic A dkk. The Patient’s and the Therapist’s Evaluation of Complete Denture Therapy. Coll. Antropol 2000; 24(1): 71-7.

7. Celebic A dkk. Factors related to patient satisfaction with complete denture therapy. Journal of Gerontology 2003; 58(10): 948-53.

8. Bilhan H dkk. Evaluation of satisfaction and complications in patients with existing complete dentures. Journal of Oral Science 2013; 55(1): 29-37.

9. Suresh S, Sharma S. A clinical survey to determine the awareness and preference of needs of a complete denture among complete edentulous patients. J. Int Oral Health 2010; 2(3): 65-70.

10. Shah AA. Quality of dentures and patient satisfaction. PJMHS 2009; 3(2):


(31)

11. Hadjieva H dkk. Changes in the vertical dimension of occlusion during different periods of complete denture wear – a comparative study. I J of

IMAB 2014; 20(3): 546-9.

12. Rostiny. The correction of occlusal vertical dimension on tooth wear. Dent. J.

(Maj. Ked. Gigi) 2007; 4: 161-4.

13. Memon MR, Ghani F, Shahzad M. Functional assessment of removable complete dentures. Pakistan Oral & Dental Journal 2013; 33(3): 563-5.

14. Stunic MK dkk. The influence of upper denture stability on patient’s satisfaction. Acta Stomatol Croat 2012; 46(2): 135-141.

15. Abdulwaheed A. Indications and Contraindications to Complete Dentures.

16. Zarb GA dkk. Prosthodontic treatment for edentulous patient- complete denture and implant-supported prostheses. Canada: Mosby, 2004; 387.

17. Silverman MM. The speaking method in measuring vertical dimension. The Journal of Prosthetic Dentistry 2001; 3: 193-9.

18. Jivraj S, Chee W, Corrado P. Treatment planning of the edentulous maxilla.

British Dental Journal 2006; 201(5): 261-79.

19. Sabri R. The eight components of a balanced smile. JCO 2005; 3: 155-67. 20. Chan CA. Architecting the occlusal plane. Las Vegas Institute for Advanced

Dental Studies 2005; 16(4): 1-14.

21. Dr. Abe J. Enhanced gingival esthetics for natural looking complete dentures.

Japan 2010: 4-7.

22. Ribeiro JAM dkk. The influence of mandibular ridge anatomy on treatment outcome with conventional complete dentures. Acta Odontol Latinoam 2014;

27(2): 53-7.

23. Samyukta. Residual ridge resorption in complete denture wearers. Journal of

Pharmaceutical Sciences and Research 2016; 8(6): 565-9.

24. Meshramkar R dkk. Complete denture esthetics revisited. Indian Journal of


(32)

25. Toosi AB dkk. Relationship between changes of nasal length and upper lip height during smile. WJPS 2016; 5(5): 319-22.

26. Srivastava R, Choukse V. Characterization of complete denture. International

Journal of Dental Clinics 2011; 3(1): 56-9.

27. Yanikoglu N, Ceylan G, Aladag I. A comparison of the basal seat areas of the maxillary and mandibular dentures according to arch shapes. Atatürk Üniv

2005; 15(1): 29-33.

28. Bhat VS, Prasad DK, Malli P. A survey to assess patient satisfaction after receiving complete denture prostheses in A.B. Shetty Memorial Institute of Dental Sciences. Nitte University Journal of Health Science 2014; 4(2):81-4. 29. Anjaryani WD. Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di

RSUD Tugurejo Semarang. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Promosi Kesehatan Kajian Sumberdaya Manusia Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2009: 16.

30. Kheraif AAA, Ramakrishnaiah R. Phonetics related to prosthodontics.

Middle-East Journal of Scientific Research 2012; 12(1): 31-5.

31. Ravuri RL, Tella S, Thota K. Phonetics in complete denture- a prime concern.

Indian J Dent Adv 2013; 5(3): 1341-3.

32. Giovannetti M dkk. Phonetic analysis and maxillary anterior tooth position: a pilot study on preliminary outcomes. International Dentistry SA 2002; 11(5):

32-9.

33. Aeran H, Gupta R, Dhanda M. Dynesthetic interpretation of esthetics in complete denture. Indian Journal of Dental Sciences 2002; 15: 28-32.

34. Jagger D, Harrison A. Textbook of Complete Dentures – Problem Solving. London: British Dental Association, 2004: 13-9.

35. Ahmad N, Ahmed M, Jafri Z. Esthetics considerations in the selection of teeth for complete denture patients: a review. Annals of Dental Specialty 2013;

1(1): 4-7.

36. Bilt AVD dkk. Oral physiology and mastication. International Journal of


(33)

37. Bilt AVD. Human oral function: a review. Braz J Oral Sci 2002; 1(1): 7-18.

38. Kolcaba K, Tilton C, Drouin C. Comfort theory: a unifying framework to enhance the practice environment. JONA 2006; 36(11): 538-44.

39. Mardan NA dkk. Self-reported denture satisfaction in completely edentulous patients. Romanian Journal of Oral Rehabilitation 2013; 5(4): 88-95.

40. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Riset Kesehatan Dasar 2013.

41. Gio PU. Belajar Statistika dengan SPSS. Medan: USU Press, 2015: 41-54. 42. Dr.M.S. Dahlan. Seri Satistik, Statistika untuk kedokteran dan kesehatan.

Jakarta: Pt Arkans, 2004: 18.

43. Arafa KA. The effects of clinical wear on the incidence of temporomandibular disorders among patients with complete dentures. Journal of Taibah University Medical Sciences 2016; 11(3): 250-4.

44. McCord JF, Grant AA. Clinical assessment. British Dental Journal 2000; 188(7): 375-80.

45. Faruqui S, Haider SM, Ahmed N. Esthetic and function evaluation after treatment with removable dentures by patients, lay persons, dentists in a dental school of Pakistan. Pakistan Oral & Dental Journal 2015; 35(4): 730-4.

46. Mudzki J, Chladek G, Kasperski J. Biomechanical factors related to occlusal load transfer in removable complete dentures. Biomech Model Mechanobiol 2014; 14(6): 36-43.

47. Ilana Eli. Oral psychophysiology: stress, pain, and behavior in dental care.

London: CRC Press, 1992: 133-4.

48. Basting RT, Trindade RS, Florio FM. Comparative study of smile analysis by subjective and computerized methods. Operative Dentistry 2006; 319(6):

652-9.

49. Farias-Neto A, Carreiro AF. Changes in patient satisfaction and masticatory efficiency during adaptation to new dentures. Compendium 2015; 36(3): 2-8.


(34)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional melalui metode pemeriksaan

dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.

3.2 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah pasien yang telah memakai gigi tiruan penuh yang dibuat oleh mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Medan pada tahun Januari 2013-Juni 2015.

3.3 Sampel

3.3.1 Besar Sampel

Sesuai angka minimum yang ditetapkan Bailey dan Gay untuk penelitian yang menggunakan analisis data statistik, sampel minimum yang digunakan adalah 30. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang.

3.3.2 Cara Pengambilan Sampel

Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penarikan sampel non probabilitas secara purposive sampling, yaitu dengan mengadakan studi pendahuluan

untuk mengidentifikasi karakteristik populasi dan kemudian menetapkan sampel.

3.3.3 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah:

1. Pasien yang mengalami kehilangan seluruh gigi di rahang atas dan rahang bawah, serta menggunakan GTP yang dibuat oleh mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU.


(35)

2. Pasien yang berusia diatas 45 tahun. (menurut Riskesdas 2013) 3. Pasien yang telah memakai GTP 1-2 tahun.

40

4. Pasien yang bersedia diwawancarai dan menandatangani informed consent.

5. Kualitas GTP (tidak ada patah/retak, belum pernah reparasi)

3.3.4 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi untuk penelitian ini adalah:

1. Pasien yang memiliki penyakit sistemik seperti diabetes melitus, penyakit jantung, osteoporosis, hipertensi, alergi, dan sebagainya.

2. Pasien yang mengkonsumsi obat-obatan.

3. Pasien yang tidak bersedia diwawancarai dan menandatangani informed consent.

3.4Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas

Penilaian klinis yang terdiri dari: 1. Dimensi vertikal

2. Estetis 3. Stabilitas

4. Denture-bearing area

3.4.2 Variabel Terikat

Kepuasan pasien setelah memakai GTP yang terdiri dari: 1. Fonetik

2. Estetis 3. Mastikasi 4. Kenyamanan


(36)

3.4.3 Variabel Terkendali

1. Kesehatan sistemik pasien

2. Gigi tiruan penuh yang dipakai dibuat oleh mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU.

3. Lama pemakaian GTP 4. Peneliti yang sama 5. Alat ukur yang sama 6. Kualitas GTP

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali

Kejujuran pasien dalam menjawab pertanyaan.

3.5Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi operasional variabel bebas N

o

Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran

Skala Pengukuran 1 Penilaian

klinis 1.1 Dimensi vertikal

Jarak antara garis oklusi dan garis bicara terkecil. Penilaian klinis terhadap dimensi vertikal dikategorikan:

• 1- Sangat tidak baik

• 2- Tidak baik

• 3- Sedang

• 4- Baik

• 5- Sangat baik

Keadaan yang menggambarkan estetis GTP berdasarkan dukungan bibir, garis senyum, dataran oklusal dan kontur gingiva. Penilaian klinis terhadap estetis dikategorikan:

• 1- Sangat tidak baik (semua faktor yang diobservasi tidak baik)

• 2- Tidak baik (satu faktor yang diobservasi baik)

• 3- Sedang (dua faktor yang diobservasi baik)

Pemeriksaan dengan menggunakan template, kaca mulut, sonde, pinset, masker, dan sarung tangan. Kategorik 1.2 Estetis


(37)

Tabel 3. Definisi operasional variabel terikat N o Variabel 1.2 Estetis 1.3 Stabilitas Definisi Operasional

• 4- Baik (tiga faktor yang diobservasi baik)

• 5- Sangat baik (semua faktor yang diobservasi)

Mobilitas GTP (tipping/rotasi) saat diberikan tekanan horizontal pada permukaan oklusal gigi premolar kiri dan kanan secara bergantian. Penilaian klinis terhadap stabilitas dikategorikan:

• 1- Sangat tidak baik

• 2- Tidak baik

• 3- Sedang

• 4- Baik

• 5- Sangat baik

Bentuk linggir alveolar dinilai. Penilaian klinis terhadap denture-bearing area dikategorikan:

• 1- Sangat tidak baik (depresi di kedua sisi rahang)

• 2- Tidak baik (depresi di satu sisi rahang)

• 3- Sedang (datar)

• 4- Baik (Bentuk “V”)

• 5- Sangat baik (Bentuk “U”)

Cara Pengukuran Pemeriksaan dengan menggunakan template, kaca mulut, sonde, pinset, masker, dan sarung tangan. Skala Pengukuran Kategorik N o.

Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran

Skala Pengukuran 1. Kepuasan

pasien

Hasil dari penilaian pasien terhadap hasil perawatan GTP berdasarkan fonetik, mastikasi, kenyamanan, dan estetis. Kepuasan pasien

dikategorikan:

• 1- Sangat tidak puas

• 2- Tidak puas

• 3- Sedang

• 4- Puas

• 5- Sangat puas

Kuesioner Kategorik 1.4 Denture-


(38)

Tabel 4. Definisi operasional variabel terkendali N

o

Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran

Skala Pengukuran 1 Kesehatan

sistemik

Keadaan mengenai kesehatan pasien. Pasien tidak memiliki penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, osteoporosis, penyakit jantung, hipertensi, alergi, dan sebagainya.

- -

2

Gigi tiruan penuh

GTP yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU pada tahun Januari 2013-Juni 2015.

- -

3 Lama pemakaian GTP

GTP sudah dipakai 1-2 tahun - -

4 Peneliti yang sama

Orang yang melakukan penelitian. - -

5 Alat ukur yang sama

Kuesioner - -

6 Kualitas GTP

GTP tidak patah/retak dan belum pernah reparasi

- -

Tabel 5. Definisi operasional variabel tidak terkendali N

o.

Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran

Skala Pengukuran 1. Kejujuran pasien

dalam menjawab Pertanyaan

Jawaban yang diberikan pasien dalam menjawab kuesioner harus sesuai dengan keadaan yang dialami pasien.

- -

3.6Tempat dan Waktu Penelitian 3.6.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah subjek penelitian sesuai alamat yang tertera pada rekam medik pasien Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU.

3.6.2 Waktu Penelitian


(39)

3.7Prosedur Penelitian

3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1.1 Alat Penelitian

1. Alat tulis

2. Alat pemeriksaan (Template dataran oklusal)

3. Alat pengolahan data yaitu komputer 4. Kaca mulut, sonde, dan pinset

3.7.1.2 Bahan Penelitian

1. Lembar kuesioner 2. Lembar pemeriksaan

3. Surat pernyataan kesediaan untuk menjadi subjek penelitian 4. Sarung tangan dan masker

3.7.2 Prosedur Penelitian

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus surat izin penelitian dari FKG USU dan surat penelitian dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan.

2. Setelah surat izin penelitian diperoleh, peneliti mengambil data subjek penelitian dari Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU. Data subjek penelitian diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. (Gambar 8)

Gambar 8. Data subjek dari rekam medik


(40)

3. Peneliti memulai penelitian dengan mengunjungi rumah subjek penelitian berdasarkan alamat pada rekam medik pasien Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU untuk mewawancara subjek penelitian menggunakan kuesioner. Sebelum wawancara, peneliti memberikan penjelasan kepada subjek dan memberikan lembar

Informed Consent yaitu surat persetujuan untuk ditandatangani.

4. Peneliti mewawancarai langsung subjek dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan untuk memperoleh data kepuasan pasien terhadap GTP dan melengkapi data sosiodemografi subjek. (Gambar 9)

Gambar 9. Wawancara subjek penelitian

5. Informasi yang diperoleh dari pasien dicatat dengan menggunakan skala

Likert dan dikategorikan menjadi sangat tidak puas, tidak puas, sedang, puas, dan

sangat puas.

6. Setelah selesai mengisi kuesioner, peneliti melakukan penilaian klinis secara langsung pada gigi tiruan penuh rahang atas maupun bawah.

7. Peneliti memeriksa dimensi vertikal pasien pemakai GTP dengan menginstruksikan pasien untuk mengoklusikan rahang atas dan bawah. Garis oklusi dicatat pada gigi insisivus rahang bawah dengan ujung insisal gigi insisivus rahang atas sebagai pedoman menggunakan spidol mata halus merek Snowman. Kemudian, pasien diinstruksikan mengucap “yess” dan posisi gigi saat pengucapan “yess” dipertahankan sehingga peneliti mencatat garis bicara terkecil. Jarak antara garis oklusi dan garis bicara terkecil diukur dan dicatat. (Gambar 10)


(41)

A B

Gambar 10. Penilaian dimensi vertikal. A. Garis oklusi. B. Garis bicara terkecil

8. Setelah itu, peneliti menilai estetis secara visual dengan mengevaluasi dukungan bibir atas (philtrum kelihatan jelas dan bibir tidak kelihatan kaku)(Gambar 12), garis

senyum (insisal gigi anterior rahang atas mengikut lengkung bibir bawah saat tersenyum)(Gambar 13), dataran oklusal (susunan gigi rahang atas)(Gambar 14), dan kontur gingival (ada stippling dan festooning)(Gambar 15). Dataran oklusal

dievaluasi menggunakan template. (Gambar 11)

Gambar 11. Template dataran oklusal


(42)

Gambar 12. Penilaian dukungan bibir

Gambar 13. Penilaian garis senyum

A B

Gambar 14. Penilaian dataran oklusal. A. Pandangan frontal B. Pandangan lateral


(43)

A

Gambar 15. Penilaian kontur gingiva. A. Kontur gingiva RA. B. Kontur gingiva RB

9. Kemudian, peneliti menilai stabilitas gigi tiruan dengan memberikan tekanan horizontal secara bergantian pada permukaan oklusal gigi premolar kiri dan kanan. Terjadinya pergerakan tipping atau rotasi diobservasi (Gambar 16).

A B

Gambar 16. Penilaian stabilitas GTP. A. Stabilitas GTP rahang atas. B. Stabilitas GTP rahang bawah

10. Peneliti menilai denture-bearing area yaitu bentuk linggir alveolar.

Linggir alveolar yang berbentuk “U” dianggap sangat baik dan linggir alveolar yang mengalami depresi dianggap tidak baik. (Gambar 17)


(44)

A B

Gambar 17. Penilaian denture-bearing A. Denture-bearing area rahang atas B. Denture-bearing area rahang bawah

11. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan klinis dicatat dan dikategorikan menjadi sangat tidak baik, tidak baik, sedang, baik, dan sangat baik.

12. Setelah data hasil wawancara dari semua subjek penelitian dan pemeriksaan klinis telah diperoleh, peneliti melakukan tabulasi data. Data diolah dengan bantuan komputer. Setelah mendapatkan hasil pengolahan data, peneliti membuat laporan dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

3.8Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari kuesioner dan lembar pemeriksaan disajikan dengan menghitung persentase distribusi, kemudian dilakukan uji signifikan dengan uji Fisher. Berdasarkan hasil uji Fisher dapat ditentukan variabel yang menunjukkan


(45)

3.9Kerangka Operasional

Mengurus surat izin penelitian dari FKG USU dan Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan

Pengambilan data di Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

Menentukan subjek penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

Mengunjungi rumah subjek sesuai alamat

Penjelasan kuesioner pada subjek penelitian dan pemberian lembar Informed Consent

Wawancara dan pengisian kuesioner

Tabulasi Data

Analisis Data

Kesimpulan

Pemeriksaan klinis terhadap GTP


(46)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Distribusi Penilaian Klinis Terhadap Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada penelitian ini, penilaian klinis dikelompokkan menjadi empat, yaitu dimensi vertikal, estetis, stabilitas rahang atas dan rahang bawah, dan denture-bearing area rahang atas dan rahang bawah. Setiap kelompok diberikan skor 1

(sangat tidak baik) sampai 5 (sangat baik). Dimensi vertikal dengan skor 1 berjumlah 1 orang (3,3%), skor 2 berjumlah 4 orang (13,3%), skor 3 berjumlah 5 orang (16,7%), skor 4 berjumlah 8 orang (26,7%), dan skor 5 berjumlah 12 orang (40%). Estetis dengan skor 1 berjumlah 0 orang, skor 2 berjumlah 1 orang (3,3%), skor 3 berjumlah 8 orang (26,7%), skor 4 berjumlah 13 orang (43,3%), dan skor 5 berjumlah 8 orang (26,7%). Stabilitas rahang atas dengan skor 1 berjumlah 0 orang, skor 2 berjumlah 1 orang (3,3%), skor 3 berjumlah 4 orang (13,3%), skor 4 berjumlah 10 orang (33,3%), dan skor 5 berjumlah 15 orang (50%). Stabilitas rahang bawah dengan skor 1 berjumlah 2 orang (6,7%), skor 2 berjumlah 3 orang (10%), skor 3 berjumlah 9 orang (30%), skor 4 berjumlah 7 orang (23,3%), dan skor 5 berjumlah 9 orang (30%).

Denture-bearing area rahang atas dengan skor 1 berjumlah 0 orang, skor 2 berjumlah

1 orang (3,3%), skor 3 berjumlah 4 orang (13,3%), skor 4 berjumlah 14 orang (46,7%), dan skor 5 berjumlah 11 orang (36,7%). Denture-bearing area rahang

bawah dengan skor 1 berjumlah 3 orang (10%), skor 2 berjumlah 7 orang (23,3%), skor 3 berjumlah 5 orang (16,7%), skor 4 berjumlah 11 orang (36,7%), dan skor 5 berjumlah 4 orang (13,3%)(Tabel 6).


(47)

Tabel 6. Distribusi penilaian klinis terhadap pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU

Penilaian Klinis n %

1. Dimensi Vertikal

Skor 1 1 3,3

Skor 2 4 13,3

Skor 3 5 16,7

Skor 4 8 26,7

Skor 5 12 40

Jumlah 30 100

2. Estetis

Skor 1 0 0

Skor 2 1 3,3

Skor 3 8 26,7

Skor 4 13 43,3

Skor 5 8 26,7

Jumlah 30 100

3. Stabilitas Rahang Atas

Skor 1 0 0

Skor 2 1 3,3

Skor 3 4 13,3

Skor 4 10 33,3

Skor 5 15 50

Jumlah 30 100

Rahang Bawah

Skor 1 2 6,7

Skor 2 3 10

Skor 3 9 30

Skor 4 7 23,3

Skor 5 9 30

Jumlah 30 100

4. Denture-bearing area Rahang Atas

Skor 1 0 0

Skor 2 1 3,3

Skor 3 4 13,3

Skor 4 14 46,7

Skor 5 11 36,7

Jumlah 30 100

Rahang Bawah

Skor 1 3 10

Skor 2 7 23,3

Skor 3 5 16,7

Skor 4 11 36,7

Skor 5 4 13,3


(48)

4.2 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada penelitian ini, tingkat kepuasan pasien dinilai berdasarkan fonetik, estetis, mastikasi, dan kenyamanan rahang atas dan rahang bawah. Setiap kelompok diberikan skor 1 (sangat tidak baik) sampai 5 (sangat baik). Kepuasan pasien berdasarkan fonetik dengan skor 1 berjumlah 1 orang (3,3%), skor 2 berjumlah 3 orang (10%), skor 3 berjumlah 6 orang (20%), skor 4 berjumlah 10 orang (33,3%), dan skor 5 berjumlah 10 orang (33,3%). Kepuasan pasien berdasarkan estetis dengan skor 1 berjumlah 0 orang, skor 2 berjumlah 1 orang (3,3%), skor 3 berjumlah 0 orang, skor 4 berjumlah 15 orang (50%), dan skor 5 berjumlah 14 orang (46,7%). Kepuasan pasien berdasarkan mastikasi dengan skor 1 berjumlah 1 orang (3,3%), skor 2 berjumlah 3 orang (10%), skor 3 berjumlah 5 orang (16,7%), skor 4 berjumlah 10 orang (33,3%), dan skor 5 berjumlah 11 orang (36,7%). Kepuasan pasien berdasarkan kenyamanan rahang atas dengan skor 1 berjumlah 1 orang (3,3%), skor 2 berjumlah 3 orang (10%), skor 3 berjumlah 3 orang (10%), skor 4 berjumlah 12 orang (40%) dan skor 5 berjumlah 11 orang (36,7%). Kepuasan pasien berdasarkan kenyamanan rahang bawah dengan skor 1 berjumlah 3 orang (10%), skor 2 berjumlah 12 orang (40%), skor 3 berjumlah 3 orang (10%), skor 4 berjumlah 4 orang (13,3%), dan skor 5 berjumlah 8 orang (26,7%)(Tabel 7).


(49)

Tabel 7. Distribusi tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU

Tingkat Kepuasan Pasien n %

1. Fonetik

Skor 1 1 3,3

Skor 2 3 10

Skor 3 6 20

Skor 4 10 33,3

Skor 5 10 33,3

Jumlah 30 100

2. Estetis

Skor 1 0 0

Skor 2 1 3,3

Skor 3 0 0

Skor 4 15 50,0

Skor 5 14 46,7

Jumlah 30 100

3. Mastikasi

Skor 1 1 3,3

Skor 2 3 10

Skor 3 5 16.7

Skor 4 10 33,3

Skor 5 11 36,7

Jumlah 30 100

4. Kenyamanan Rahang Atas

Skor 1 1 3,3

Skor 2 3 10

Skor 3 3 10

Skor 4 12 40

Skor 5 11 36,7

Jumlah 30 100

Rahang Bawah

Skor 1 3 10

Skor 2 12 40

Skor 3 3 10

Skor 4 4 13,3

Skor 5 8 26,7


(50)

4.3 Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada tabel 8 menunjukkan distribusi penilaian klinis berdasarkan tingkat kepuasan pasien pemakai GTP. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal fonetik, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 8 orang (26,7%) dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal dimensi vertikal, sedangkan beberapa pasien hanya merasa sedang terhadap GTP dalam hal fonetik, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai sangat baik dalam hal dimensi vertikal.(Tabel 8)

Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal estetis, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 8 orang (26,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai baik dalam hal estetis, sedangkan beberapa pasien hanya merasa puas terhadap GTP dalam hal estetis, yaitu 6 orang (20%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai sangat baik dalam hal estetis.(Tabel 8)

Tabel 8 menunjukkan penilaian klinis stabilitas GTP rahang atas dihubungkan dengan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 9 orang (30%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal stabilitas rahang atas, sedangkan beberapa pasien merasa tidak puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal stabilitas rahang atas. Tabel 8 menunjukkan penilaian klinis stabilitas GTP rahang bawah dihubungkan dengan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 5 orang (16,7%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal stabilitas rahang bawah, sedangkan beberapa pasien merasa puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai sedang dalam hal stabilitas rahang bawah.(Tabel 8)

Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal kenyamanan rahang atas, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 7 orang (23,3%), dan menurut


(51)

penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal denture-bearing area rahang

atas, sedangkan beberapa pasien merasa sangat tidak puas dalam hal kenyamanan rahang atas, yaitu 1 orang (3,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang atas. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien

dalam hal kenyamanan rahang bawah, pasien paling banyak merasa tidak puas, yaitu 4 orang (13,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang bawah, sedangkan beberapa pasien merasa sangat puas dalam

hal kenyamanan rahang bawah, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai sedang dalam hal denture-bearing area rahang bawah. Beberapa

pasien juga merasa sangat tidak puas dalam hal kenyamanan rahang bawah, yaitu 1 orang (3,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang bawah. (Tabel 8)

Tabel 8. Distribusi penilaian klinis berdasarkan tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU

Penilaian Klinis

Tingkat Kepuasan Pasien Jumlah

Fonetik

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5

1. Dimensi Vertikal

n % n % n % n % n %

Skor 1 0 0 1 3,3 0 0 0 0 0 0 1

Skor 2 1 3,3 1 3,3 1 3,3 0 0 1 3,3 4

Skor 3 0 0 0 0 2 6,7 3 10 0 0 5

Skor 4 0 0 1 3,3 1 3,3 5 16,7 1 3,3 8

Skor 5 0 0 0 0 2 6,7 2 6,7 8 26,7 12

Jumlah 1 3,3 3 10 6 20 10 33,3 10 33,3 30

Estetis

2. Estetis n % n % n % n % n %

Skor 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Skor 2 0 0 0 0 0 0 1 3,3 0 0 1

Skor 3 0 0 1 3,3 0 0 3 10 4 13,3 8

Skor 4 0 0 0 0 0 0 5 16,7 8 26,7 13

Skor 5 0 0 0 0 0 0 6 20 2 6,7 8


(52)

Tabel 8. Distribusi penilaian klinis berdasarkan tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU

Penilaian Klinis

Tingkat Kepuasan Pasien Jumlah

Mastikasi

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5

3. Stabilitas n % n % n % n % n %

Rahang Atas

Skor 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Skor 2 1 3,3 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Skor 3 0 0 1 3,3 2 6,7 1 3,3 0 0 4

Skor 4 0 0 2 6,7 2 6,7 4 13,3 2 6,7 10

Skor 5 0 0 0 0 1 3,3 5 16,7 9 30 15

Jumlah 1 3,3 3 10 5 16,7 10 33,3 11 36,7 30 Rahang Bawah

Skor 1 1 3,3 1 3,3 0 0 0 0 0 0 2

Skor 2 0 0 1 3,3 1 3,3 1 3,3 0 0 3

Skor 3 0 0 0 0 4 13,3 2 6,7 3 10 9

Skor 4 0 0 0 0 0 0 4 13,3 3 10 7

Skor 5 0 0 1 3,3 0 0 3 10 5 16,7 9

Jumlah 1 3,3 3 10 5 16,7 10 33,3 11 36,7 30

Kenyamanan Rahang Atas 4. Denture-

bearing area

n % n % n % n % n %

Rahang Atas

Skor 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Skor 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3,3 1

Skor 3 0 0 0 0 1 3,3 3 10 0 0 4

Skor 4 1 3,3 1 3,3 1 3,3 8 26,7 3 10 14

Skor 5 0 0 2 6,7 1 3,3 1 3,3 7 23,3 11

Jumlah 1 3,3 3 10 3 10 12 40 11 36,7 30

Kenyamanan Rahang Bawah Rahang

Bawah

n % n % n % n % n %

Skor 1 1 3,3 1 3,3 0 0 1 3,3 0 0 3

Skor 2 1 3,3 3 10 1 3,3 2 6,7 0 0 7

Skor 3 0 0 3 10 0 0 0 0 2 6,7 5

Skor 4 1 3,3 4 13,3 2 6,7 1 3,3 3 10 11

Skor 5 0 0 1 3,3 0 0 0 0 3 10 4


(53)

Uji yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien yang diukur dengan metode wawancara dan pemeriksaan klinis digunakan uji independensi.41 Hal ini karena variabel dalam penelitian ini adalah variabel kategorik. Jika syarat-syarat uji Chi-Square (tidak ada

sel yang nilai observed yang bernilai nol dan kolom yang mempunyai nilai expected

kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel)tercapai, maka dapat dilakukan uji Chi-Square.42 Jika syarat-syarat uji Chi-Square tidak tercapai, maka uji Fisher dapat

dilakukan sebagai alternatif. Dalam penelitian ini, syarat-syarat uji Chi-Square tidak

tercapai. Maka untuk mengetahui hubungan antara penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien digunakan uji independensi yaitu uji Fisher.

Pada tabel 9 menunjukkan hubungan penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai GTP. Uji Fisher menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara dimensi vertikal dengan kepuasan pasien dalam hal fonetik, namun tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0,05) antara estetis berdasarkan penilaian klinis dengan estetis yang berdasarkan kepuasan pasien. Uji

Fisher juga menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara stabilitas rahang atas dan rahang bawah terhadap kepuasan pasien dalam hal mastikasi, namun tidak ada hubungan yang signifikan antara denture-bearing area

rahang atas dan bawah terhadap kepuasan pasien dalam hal kenyamanan rahang atas dan rahang bawah. (Tabel 9)

Tabel 9. Hubungan penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU

Penilaian Klinis Tingkat Kepuasan Pasien p

Dimensi vertikal Fonetik 0,006*

Estetis Estetis 0,267

Stabilitas rahang atas Mastikasi 0,012*

Stabilitas rahang bawah Mastikasi 0,029*

Denture-bearing area rahang atas Kenyamanan rahang atas 0,051 Denture-bearing area rahang bawah Kenyamanan rahang bawah 0,547 *hubungan signifikan (p < 0,05)


(54)

BAB 5 PEMBAHASAN

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan kuesioner dan lembar pemeriksaan

sebagai pengumpulan data. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif analitik karena penelitian diarahkan untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi dan mencari hubungan antara variabel. Penelitian ini juga dikatakan sebagai pendekatan cross sectional karena observasi dan pengumpulan data dilakukan sekaligus pada satu saat yang artinya setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan diberikan pertanyaan terkait kepuasan pasien saat memakai GTP untuk dilihat hubungannya dengan penilaian klinis yang dilakukan oleh peneliti.

5.1 Distribusi Penilaian Klinis terhadap Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada tabel 6 menunjukkan distribusi penilaian klinis yang terdiri dari dimensi vertikal, estetis, stabilitas rahang atas dan rahang bawah, serta denture-bearing area

rahang atas dan rahang bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian klinis terhadap dimensi vertikal GTP menunjukkan bahwa dimensi vertikal GTP paling banyak dinilai sangat baik. Perubahan dimensi vertikal pada pemakai GTP adalah disebabkan oleh keausan anasir gigi tiruan. Keausan anasir gigi tiruan terdiri dari dua jenis yaitu, abrasi yang sering terjadi pada gigi posterior akibat abrasi makanan dan atrisi yang sering terjadi pada gigi anterior akibat gigi anterior rahang atas dan rahang bawah yang saling berkontak. Keausan anasir gigi tiruan biasanya terjadi beberapa tahun setelah pemakaian gigi tiruan penuh. Penelitian Hoad-Reddick G dkk. menunjukkan bahwa hampir 50% daripada GTP pasien harus diganti setelah pemakaian selama 5 tahun.43 Pada penelitian ini dimensi vertikal GTP paling banyak dinilai sangat baik kemungkinan karena pasien baru memakai GTP 1-2 tahun sehingga keausan anasir gigi tiruan tidak terjadi.


(55)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian klinis terhadap estetis GTP menunjukkan bahwa estetis GTP paling banyak dinilai baik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena GTP dalam penelitian ini dikerjakan oleh mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU di bawah bimbingan dokter gigi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menunjukkan penilaian klinis yang dilakukan terhadap estetis pada GTP yang paling banyak adalah sangat baik.6 Perbedaan ini kemungkinan terjadi karena parameter yang digunakan untuk menilai estetis dalam penelitian ini berbeda daripada parameter yang digunakan untuk menilai estetis dalam penelitian Celebic A dkk. (2000). Parameter yang digunakan dalam penelitian Celebic A dkk. (2000) tidak diketahui untuk memastikan keobjektifan penilaian. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai estetis adalah dukungan bibir, garis senyum, dataran oklusal, dan kontur gingiva.44 Selain itu, penilaian dalam hal estetis GTP bersifat lebih subjektif. Persepsi setiap individu terhadap estetis berbeda.33

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian klinis terhadap stabilitas GTP rahang atas menunjukkan bahwa stabilitas GTP rahang atas paling banyak dinilai sangat baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menunjukkan penilaian klinis yang dilakukan terhadap stabilitas GTP rahang atas yang paling banyak adalah sangat baik.

Hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadi perbedaan antara hasil penelitian ini dan penelitian Celebic A dkk.

6 Hal ini kemungkinan disebabkan

karena adaptasi yang baik antara permukaan basis gigi tiruan penuh dengan jaringan pendukung yang memperkuatkan daya kohesi sehingga meminimalisasi mobilitas yang terjadi saat ada tekanan.12,14 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian klinis terhadap stabilitas GTP rahang bawah menunjukkan bahwa stabilitas GTP rahang bawah yang paling banyak dinilai sedang dan sangat baik. Kebanyakkan stabilitas GTP dinilai sedang kemungkinan karena luas permukaan pendukung rahang bawah yang lebih kecil dibandingkan dengan luas permukaan pendukung rahang atas sehingga daya kohesi yang terbentuk antara permukaan basis gigi tiruan penuh dengan jaringan pendukung relatif kecil sehingga terjadi mobilitas pada gigi tiruan


(56)

penuh saat diberikan tekanan. Sebagian besar stabilitas GTP rahang bawah juga dinilai sangat baik walaupun luas permukaan pendukung rahang bawah yang kecil kemungkinan karena didukung oleh otot oral dan wajah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian klinis terhadap denture-bearing area GTP rahang atas yang paling banyak dinilai baik dan penilaian klinis

terhadap denture-bearing area GTP rahang bawah yang paling banyak dinilai baik.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU mengerjakan kasus GTP sederhana yaitu pasien dengan bentuk linggir alveolar yang “U” dan “V”. Bentuk “U” adalah bila permukaan labial atau bukal sejajar dengan permukaan lingual atau palatal sehingga dapat mencapai retensi yang optimal.

14

22 Bentuk linggir alveolar rahang atas dan rahang bawah paling banyak

adalah baik, yaitu bentuk “V”. Bentuk “V” dikategorikan sebagai baik karena linggir alveolar yang berbentuk “V” mempunyai tinggi yang optimal tetapi lebar yang kurang optimal sehingga dapat mengganggu kenyamanan pasien jika tidak ditangani dengan benar.23

5.2 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada tabel 7 menunjukkan distribusi tingkat kepuasan pasien yang terdiri dari fonetik, estetis, mastikasi, dan kenyamanan GTP rahang atas dan rahang bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap fonetik paling banyak merasa puas dan sangat puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2003) yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap fonetik paling banyak merasa sangat puas.7 Hal ini kemungkinan karena kehilangan seluruh gigi sering menyebabkan terjadinya gangguan bicara. Pemakaian GTP menyebabkan pasien bisa mengucap dan berbicara dengan lebih baik sehingga pasien merasa sangat puas terhadap GTP. Sebagian besar pasien juga hanya merasa puas kemungkinan karena gigi tiruan yang ditempatkan pada jaringan yang bergerak seperti mukosa oral akan menimbulkan kesulitan khususnya dalam penghasilan bunyi saat bicara. Walaupun GTP telah beradaptasi baik dengan mukosa oral, tetapi masih


(57)

akan bergerak saat berfungsi. Oleh karena itu, pasien kemungkinan hanya merasa puas dengan GTP mereka. Penggunaan GTP secara terus menerus serta latihan dapat membantu pasien mengatasi gangguan bicara. Hal ini sejalan dengan penelitian Bhat VS dkk. (2014) menyatakan paling banyak pasien hanya merasa puas (43%) terhadap fonetik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap estetis paling banyak merasa puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Memon MR dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap estetis paling banyak merasa puas.

28

13 Hal ini kemungkinan disebabkan faktor

psikologis mempengaruhi kepuasan pasien khususnya estetis. Masalah psikologis seperti cemas, malu, dan pemarah mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat kepuasan pasien dari segi estetis.45 Pada penelitian ini, sampel yang diteliti tidak mempunyai masalah psikologis sehingga pasien merasa puas dengan estetis GTP mereka. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ghani F dkk. (2013) yang menyatakan rata-rata pasien merasa puas dengan penampilan mereka saat memakai GTP dan tidak mempunyai keluhan.13 Pasien hanya merasa puas kemungkinan karena pasien biasanya mempunyai harapan yang tinggi terhadap GTP mereka khususnya dalam hal estetis.4

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap mastikasi paling banyak dinilai sangat puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap mastikasi paling banyak merasa sangat puas.

Harapan yang tinggi menyebabkan pasien bersifat kritis terhadap penampilan mereka saat memakai GTP sehingga mereka hanya merasa puas dengan GTP yang dibuat.

6 Hal ini karena gangguan

mastikasi merupakan penyebab utama yang mendorong pasien untuk mendapatkan perawatan GTP. Kehilangan seluruh gigi menyebabkan pasien tidak dapat mengkonsumsi makanan yang digemari serta meminimalisasi konsumsi makanan sehingga menganggu asupan nutrisi dan kesehatan umum pasien. Pemakaian GTP membantu memperbaiki fungsi mastikasi sehingga pasien dapat mengkonsumsi makanan tanpa kesulitan.9 Oleh karena itu, pasien merasa sangat puas terhadap GTP


(58)

dalam hal mastikasi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Faruqui S dkk. (2015) yaitu hanya sebagian kecil pasien yang menyatakan ketidakpuasan saat menggunakan GTP untuk mastikasi.45

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap kenyamanan GTP rahang atas paling banyak merasa puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap kenyamanan GTP rahang atas paling banyak merasa puas dan sangat puas.

6 Penelitian

Ogimoto dkk (2002) menyatakan ketidaknyamanan pasien pemakai GTP adalah disebabkan oleh nyeri akibat tekanan yang tidak terdistribusi secara sama rata akibat kualitas denture-bearing area yang tidak baik.46 Pasien paling banyak merasa puas dengan kenyamanan GTP rahang atas kemungkinan karena bentuk linggir alveolar rahang atas sering lebih baik dan tidak teresorpsi dibandingkan dengan linggir alveolar rahang bawah. Oleh karena itu, tekanan yang didapatkan dari GTP rahang atas dapat terdistribusi secara merata sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap kenyamanan GTP rahang bawah paling banyak merasa tidak puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mardan NA dkk. (2013) bahwa GTP rahang bawah sering menimbulkan masalah dibandingkan dengan GTP rahang atas.

6

39 Hal ini disebabkan

karena level dan arah resorpsi tulang yang berbeda antara rahang atas dan rahang bawah sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada hubungan rahang atas dan rahang bawah. Level resorpsi tulang rahang bawah lebih cepat dibandingkan rahang atas. Hal ini karena luas denture-bearing area rahang bawah yang relatif kecil

menyebabkan tekanan tidak dapat terdistribusi secara rata sehingga memicu terjadinya peningkatan level resorpsi linggir alveolar. Resorpsi tulang pada rahang atas berjalan secara sama rata di sepanjang lengkung rahang dalam arah horizontal, tetapi lebih parah di bagian labial dan bukal dibandingkan dengan bagian palatal. Resorpsi tulang pada rahang bawah lebih parah di bagian labio-lingual dalam arah vertikal.23 Selain itu, tulang cancellous berfungsi mengabsorpsi tekanan yang

dikenakan. Linggir alveolar rahang atas sering lebih lebar, rata, dan lebih cancellous


(59)

resorpsi tulang alveolar rahang bawah lebih cepat daripada rahang atas sehingga pasien merasa tidak puas dengan kenyamanan GTP rahang bawah.23

5.3 Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada tabel 8 menunjukkan distribusi penilaian klinis berdasarkan tingkat kepuasan pasien pemakai GTP di RSGMP FKG USU. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal fonetik, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 8 orang (26,7%) dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal dimensi vertikal, sedangkan beberapa pasien hanya merasa sedang terhadap GTP dalam hal fonetik, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai sangat baik dalam hal dimensi vertikal. Hal ini menunjukan terdapat persamaan antara skor fonetik dan skor dimensi vertikal pada sebagian besar pasien, namun terdapat perbedaan antara skor fonetik dan skor dimensi vertikal pada sebagian kecil pasien. Perbedaan ini kemungkinan karena kebanyakkan pasien yang memakai GTP terdiri dari pasien lansia dini dan pasien lansia yang biasanya mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan sehingga mereka belum merasa terbiasa memakai GTP sehingga mereka hanya merasa sedang walaupun dimensi vertikal GTP dinilai sangat baik. Pemakaian GTP secara menerus akan membantu pasien merasa lebih puas dengan GTP mereka khususnya dalam hal fonetik.

Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal estetis, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 8 orang (26,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai baik dalam hal estetis, sedangkan beberapa pasien hanya merasa puas terhadap GTP dalam hal estetis, yaitu 6 orang (20%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai sangat baik dalam hal estetis. Hal ini menunjukan pasien memberikan skor yang lebih tinggi atau lebih rendah dari skor yang diberikan berdasarkan penilaian klinis terhadap GTP dalam hal estetis. Perbedaan ini terjadi karena estetis merupakan suatu penilaian yang subjektif sehingga persepsi setiap individu terhadap estetis berbeda dipengaruhi oleh budaya dan citra diri.48 Selain itu, perbedaan antara tingkat kepuasan pasien dan penilaian klinis dalam hal estetis kemungkinan terjadi


(60)

karena penilaian klinis dalam hal estetis adalah lebih berdasarkan parameter standar, namun tingkat kepuasan pasien dalam hal estetis adalah lebih berdasarkan perasaan pasien akan penampilan mereka saat memakai GTP.

Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 9 orang (30%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal stabilitas rahang atas, sedangkan beberapa pasien merasa tidak puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal stabilitas rahang atas. Hal ini menunjukkan terdapat persamaan antara skor mastikasi dan skor stabilitas rahang atas pada sebagian besar pasien, namun terdapat perbedaan antara skor mastikasi dan skor stabilitas rahang atas pada sebagian kecil pasien. Perbedaan ini kemungkinan terjadi karena tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti oklusi, kekuatan gigitan maksimum, dan saliva. Sebagian kecil pasien merasa tidak puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, walaupun GTP dinilai baik dalam hal stabilitas rahang atas kemungkinan karena kehilangan seluruh gigi dapat mengganggu asupan nutrisi sehingga terjadinya penurunan kadar saliva yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan mastikasi.37 Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 5 orang (16,7%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal stabilitas rahang bawah, sedangkan beberapa pasien merasa puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai sedang dalam hal stabilitas rahang bawah. Hal ini menunjukkan terdapat persamaan antara skor mastikasi dan skor stabilitas rahang bawah pada sebagian besar, namun terdapat perbedaan antara skor mastikasi dan skor stabilitas rahang bawah pada sebagian kecil pasien. Pasien merasa puas dalam hal mastikasi walaupun stabilitas GTP rahang bawah hanya dinilai sedang kemungkinan karena pasien sudah memakai GTP selama 1-2 tahun sehingga rongga mulut pasien telah beradaptasi dengan GTP.

Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal kenyamanan rahang atas, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 7 orang (23,3%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal denture-bearing area rahang


(61)

atas, sedangkan beberapa pasien merasa sangat tidak puas dalam hal kenyamanan rahang atas, yaitu 1 orang (3,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang atas. Hal ini menunjukkan terdapat persamaan

antara skor kenyamanan rahang atas dan skor denture-bearing area rahang atas pada

sebagian besar pasien, namun terdapat perbedaan antara skor kenyamanan rahang atas dan skor denture-bearing area rahang atas pada sebagian kecil pasien. Sebagian kecil

pasien merasa sangat tidak puas dalam hal kenyamanan rahang atas walaupun

denture-bearing area rahang atas dinilai baik kemungkinan karena faktor lain seperti

pengalaman memakai GTP sebelumnya. Pasien dengan pengalaman memakai GTP sebelumnya yang positif dapat beradaptasi dengan GTP baru tetapi pasien dengan pengalaman memakai GTP sebelumnya yang negatif mengalami kesulitan beradaptasi dengan GTP baru.4 Sebagian kecil pasien kemungkinan mempunyai pengalaman mengalami GTP sebelumnya yang negatif sehingga tetap merasa tidak puas dalam hal kenyamanan rahang atas walaupun denture-bearing area rahang atas dinilai baik. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal kenyamanan rahang bawah, pasien paling banyak merasa tidak puas, yaitu 4 orang (13,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang bawah, sedangkan beberapa pasien merasa sangat puas dalam hal kenyamanan rahang bawah, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai sedang dalam hal denture-bearing area rahang bawah. Beberapa pasien juga merasa

sangat tidak puas dalam hal kenyamanan rahang bawah, yaitu 1 orang (3,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang

bawah. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan antara skor kenyamanan rahang bawah dan skor denture-bearing area rahang bawah. Perbedaan ini terjadi

kemungkinan karena pasien langsung mendapatkan perawatan GTP setelah mengalami kehilangan seluruh gigi sehingga tidak mengalami masalah adaptasi neuromuskular dan adaptasi otot bibir, pipi, dan lidah dengan sayap gigi tiruan penuh.7 Oleh karena itu, pasien tetap merasa nyaman dengan GTP rahang bawah mereka walaupun denture-bearing area rahang bawah dinilai tidak baik. Selain itu,


(62)

kemungkinan karena GTP pasien longgar sehingga menimbulkan rasa nyeri saat berfungsi akibat tekanan yang tidak terdistribusi secara merata. Rasa nyeri menyebabkan pasien merasa tidak nyaman walaupun denture-bearing area rahang

bawah pasien baik.39

Pada tabel 9 menunjukkan hubungan penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai GTP. Uji Fisher menunjukkan ada hubungan yang

signifikan (p < 0,05) antara dimensi vertikal terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai GTP berdasarkan fonetik dengan nilai p = 0,006. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik dimensi vertikal GTP, semakin baik tingkat kepuasan pasien terhadap fonetik. Hal ini terjadi karena penurunan dimensi vertikal yang sering terjadi karena resorpsi linggir alveolar atau keausan anasir gigi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan closest speaking space.

8 Peningkatan

closest speaking space

dapat menggangu pengucapan saat berbicara sehingga pasien merasa kurang puas dari segi fonetik dengan GTP mereka.31 Hal ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ravuri RL dkk. (2013) yang menyatakan bahwa pasien dengan dimensi vertikal yang terlalu rendah akan menghasilkan bunyi berdesis saat pengucapan bunyi ‘s’.

Berdasarkan estetis, uji Fisher menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0,05) antara estetis yang dinilai berdasarkan penilaian klinis dan estetis yang dinilai berdasarkan tingkat kepuasan pasien dengan nilai p = 0,267. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara estetis yang dinilai berdasarkan penilaian klinis dan estetis yang dinilai berdasarkan tingkat kepuasan pasien. Hal ini kemungkinan karena hubungan dokter gigi (mahasiswa kepaniteraan klinik) dan pasien yang baik. Berbagai penelitian menyatakan bahwa tingkat kepuasaan pasien lebih tinggi bila dokter gigi merawat pasien menggunakan perasaan pasien sebagai penuntun. Penelitian Hirsch dkk. (2005) menunjukkan bahwa variabel yang penting dalam penerimaan GTP oleh pasien adalah melibatkan pasien dalam proses pemilihan gigi tiruan bukan nilai estetis gigi tiruan yang dibuat.

31

47 Oleh karena itu, tidak ada

perbedaan antara estetis yang dinilai berdasarkan penilaian klinis dan tingkat kepuasan pasien kemungkinan karena adanya faktor lain yang mempengaruhi


(63)

kepuasan pasien dalam hal estetis, sebagai contoh hubungan mahasiswa kepaniteraan klinik dan pasien yang baik sehingga dapat mencapai kesepakatan bersama dalam hal estetis. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara estetis yang dinilai berdasarkan penilaian klinis terhadap estetis yang dinilai berdasarkan tingkat kepuasan pasien.6

Berdasarkan stabilitas GTP rahang atas, uji Fisher menunjukkan ada

hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara stabilitas GTP rahang atas terhadap mastikasi dengan nilai p = 0,012. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik stabilitas GTP rahang atas, semakin baik tingkat kepuasan pasien terhadap mastikasi. Hal ini terjadi karena stabilitas gigi tiruan penuh berperan penting dalam menempatkan GTP pada posisinya. Mobilitas GTP mempengaruhi kepuasan pasien terhadap mastikasi. Gigi tiruan penuh dengan stabilitas yang tidak baik akan bergerak saat diberikan tekanan horizontal khususnya saat mastikasi sehingga menganggu proses mastikasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Stunic MK dkk. (2012) yang menyatakan bahwa stabilitas GTP yang baik memengaruhi kepuasan mastikasi pasien secara positif.

14 Hal ini juga sama dengan penelitian Brunello dan

Mandikos (1998) yang menunjukkan hubungan yang signifikan antara stabilitas GTP dengan efisiensi mastikasi dan pilihan makanan.14 Berdasarkan stabilitas GTP rahang bawah, uji Fisher menunjukkan ada hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara

stabilitas GTP rahang bawah terhadap mastikasi dengan nilai p = 0,029. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik stabilitas GTP rahang bawah, semakin baik tingkat kepuasan pasien terhadap mastikasi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara stabilitas GTP rahang bawah terhadap mastikasi.6 Hal ini kemungkinan karena mastikasi adalah proses yang melibatkan kedua-dua rahang yaitu rahang atas dan rahang bawah. Oleh karena itu, stabilitas rahang bawah juga penting untuk mencapai tingkat kepuasan pasien terhadap mastikasi yang baik.


(64)

Berdasarkan denture-bearing area rahang atas, uji Fisher menunjukkan tidak

ada hubungan yang signifikan (p > 0,05) antara denture-bearing area rahang atas

terhadap kenyamanan rahang atas dengan nilai p = 0,051. Hasil ini menunjukkan bahwa kenyamanan rahang atas tidak dipengaruhi oleh denture-bearing area rahang

atas. Hal ini mungkin karena denture-bearing area yang dinilai di penelitian ini

adalah hanya bentuk linggir alveolar. Kompresibilitas mukosa pada linggir edentulus tidak dinilai dalam penelitian ini. Penelitian Ribeiro JAM dkk. (2014) menyatakan bahwa kompressibilitas mukosa pada linggir edentulus sangat berhubungan dengan retensi gigi tiruan. Mukosa linggir edentulus yang flabby menyebabkan gigi tiruan

penuh bergerak saat ada tekanan sehingga mengganggu kenyamanan pasien.22 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2003) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara denture-bearing area rahang atas terhadap kenyamanan rahang atas.7 Berdasarkan denture-bearing area rahang bawah, uji

Fisher menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0,05) antara denture-bearing area rahang bawah terhadap kenyamanan rahang bawah dengan nilai p = 0,0547. Hasil ini menunjukkan bahwa kenyamanan rahang bawah tidak dipengaruhi oleh denture-bearing area rahang bawah. Hal ini kemungkinan karena resorpsi linggir alveolar merupakan proses kronis yang terjadi setelah kehilangan gigi. Level resorpsi tulang alveolar paling tinggi saat kehilangan gigi dan harus segera dipasang GTP. Periode adaptasi neuromuskular yang mengambil waktu yang agak lama menyebabkan GTP rahang bawah mudah bergerak sehingga dapat mencederai mukosa oral dan sekaligus menimbulkan ketidaknyamanan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2003) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara denture-bearing area rahang bawah terhadap


(65)

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya jumlah sampel yang minimal karena tidak lengkapnya data jurnal mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU sehingga terjadi distribusi yang tidak merata untuk setiap variabel yang diteliti. Hal ini berpengaruh terhadap analisis data, yaitu tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square sehingga data hasil penelitian

dianalisis menggunakan uji Fisher. Selain itu, responden kemungkinan tidak

menjawab pertanyaan dengan jujur dan akurat sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien, tetapi pada penelitian ini hanya salah satu dari beberapa faktor tersebut yang diteliti sehingga dapat mempengaruhi keakuratan hasil penelitian.


(66)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Distribusi penilaian klinis pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU, dimensi vertikal paling banyak dinilai sangat baik (40%), estetis paling banyak dinilai baik (43,3%), stabilitas rahang atas paling banyak dinilai sangat baik (50%), stabilitas rahang bawah paling banyak dinilai sedang dan sangat baik (30%),

denture-bearing area rahang atas paling banyak dinilai baik (46,7%), dan denture-bearing area rahang bawah paling banyak dinilai baik (36,7%).

2. Distribusi tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU, fonetik pasien paling banyak merasa puas dan sangat puas (33,3%), estetis pasien paling banyak merasa puas (50%), mastikasi pasien paling banyak merasa sangat puas (36,7%), kenyamanan rahang atas pasien paling banyak merasa puas (40%), dan kenyamanan rahang bawah pasien paling banyak merasa tidak puas (40%).

3. Ada hubungan yang signifikan antara dimensi vertikal terhadap fonetik (p = 0,006), stabilitas rahang atas terhadap mastikasi (p = 0,012), dan stabilitas rahang bawah terhadap mastikasi (p = 0,029) pada pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU, sedangkan tidak ada hubungan antara estetis berdasarkan penilaian klinis terhadap estetis berdasarkan tingkat kepuasan pasien (p = 0,267),

denture-bearing area rahang atas terhadap kenyamanan rahang atas (p = 0,051), dan denture bearing area rahang bawah terhadap kenyamanan rahang bawah (p = 0,547)


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Permasalahan ... 3

1.3Rumusan Masalah ... 4

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 4

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 4

1.5.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehilangan Seluruh Gigi ... 6

2.2 Perawatan Gigi Tiruan Penuh ... 7

2.2.1 Indikasi dan Kontraindikasi ... 7

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan ... 7

2.3 Evaluasi Pasca Perawatan Gigi Tiruan Penuh ... 8

2.3.1 Penilaian Klinis ... 8

2.3.1.1 Dimensi Vertikal ... 11

2.3.1.1.1 Pengertian ... 11


(2)

2.3.1.2 Estetis ... 12

2.3.1.2.1 Pengertian ... 12

2.3.1.2.2 Faktor yang Memengaruhi ... 12

2.3.1.3 Stabilitas ... 14

2.3.1.3.1 Pengertian ... 14

2.3.1.3.2 Faktor yang Memengaruhi ... 14

2.3.1.4 Denture bearing area ... 16

2.3.1.4.1 Pengertian ... 16

2.3.1.4.2 Faktor yang Memengaruhi ... 16

2.3.2 Evaluasi Pasien ... 17

2.3.2.1 Fonetik ... 17

2.3.2.1.1 Pengertian ... 17

2.3.2.1.2 Faktor yang Memengaruhi ... 17

2.3.2.2 Estetis ... 20

2.3.2.2.1 Pengertian ... 20

2.3.2.2.2 Faktor yang Memengaruhi ... 20

2.3.2.3 Mastikasi ... 25

2.3.2.3.1 Pengertian ... 25

2.3.2.3.2 Faktor yang Memengaruhi ... 25

2.3.2.4 Kenyamanan ... 27

2.3.2.4.1 Pengertian ... 27

2.3.2.4.2 Faktor yang Memengaruhi ... 27

2.4 Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh ... 27

2.5 Landasan Teori ... 29

2.6 Kerangka Konsep ... 30

2.7 Hipotesis ... 31

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 32

3.2 Populasi Penelitian ... 32

3.3 Sampel ... 32

3.3.1 Besar Sampel ... 32

3.3.2 Cara Pengambilan Sampel ... 32

3.3.3 Kriteria Inklusi ... 32

3.3.4 Kriteria Eksklusi ... 33

3.4 Variabel Penelitian ... 33

3.4.1 Variabel Bebas ... 33

3.4.2 Variabel Terikat ... 33

3.4.3 Variabel Terkendali... 34

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali ... 34

3.5 Definisi Operasional ... 34

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.6.1 Tempat Penelitian ... 36


(3)

3.6.2 Waktu Penelitian ... 36

3.7 Prosedur Penelitian ... 37

3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 37

3.7.1.1 Alat Penelitian ... 37

3.7.1.2 Bahan Penelitian ... 37

3.7.2 Prosedur Penelitian ... 37

3.8 Analisis Data ... 42

3.9 Kerangka Operasional ... 43

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Distribusi Penilaian Klinis terhadap Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 44

4.2 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 46

4.3 Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU .. 48

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Distribusi Penilaian Klinis terhadap Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 52

5.2 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 54

5.3 Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 57

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 64

6.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Pengukuran Dimensi Vertikal ... 8

2 Evaluasi Dukungan Bibir ... 9

3 Evaluasi Garis Senyum ... 9

4 Evaluasi Dataran Oklusal ... 10

5 Evaluasi Kontur Gingiva ... 10

6 Klasifikasi Bentuk Linggir Alveolar ... 11

7 Ukuran Lebar Gigi Anterior ... 22

8 Data Subjek dari Rekam Medik ... 37

9 Wawancara Subjek Penelitian ... 38

10 Penilaian Dimensi Vertikal ... 39

11 Template ... 39

12 Penilaian Dukungan Bibir ... 40

13 Penilaian Garis Senyum ... 40

14 Penilaian Dataran Oklusal ... 40

15 Penilaian Kontur Gingiva ... 41

16 Penilaian Stabilitas Gigi Tiruan Penuh ... 41

17 Penilaian Denture-bearing Area ... 42


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Posisi Gigi Tiruan Anterior Rahang Atas ... 24

2 Definisi Operasional Variabel Bebas ... 34

3 Definisi Operasional Variabel Terikat ... 35

4 Definisi Operasional Variabel Terkendali ... 36

5 Definisi Operasional Variabel Tidak Terkendali ... 36

6 Distribusi Penilaian Klinis terhadap Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 45

7 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 47

8 Distribusi Penilaian Klinis Berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 49

9 Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU ... 51


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Surat Izin Penelitian

2 Surat Persetujuan Komisi Etik

3 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

4 Lembar persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent)

5 Kuesioner

6 Lembar Pemeriksaan 7 Data Hasil Penelitian 8 Lembar Pengolahan Data