Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi PAI sebelum penerapan Metode Resitasi dan sejauh mana model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada materi PAI oleh siswa kelas V SDN Banyusari Tegalrejo Ma

  

PARADIGMA PENDIDIKAN PARTISIPATIF

HUMANIS PERSPEKTIF ISLAM

(Studi Terhadap Q.S. al-Shaffât ayat 101-112)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Musyahid

  

NIM: 111 09025

JURUSAN TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  

SALATIGA

2014

  

PARADIGMA PENDIDIKAN PARTISIPATIF

HUMANIS PERSPEKTIF ISLAM

(Studi Terhadap Q.S. al-Shaffât ayat 101-112)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Musyahid

  

NIM: 111 09025

JURUSAN TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  

SALATIGA

2014

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawahini: Nama : Musyahid NIM : 11109025 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 25 Juni 2014 Penulis

  Musyahid NIM: 11109025

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

               

      

  “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.

  

Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada

pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu

  ” Q.S. al-Baqarah[2]: 148 (Departemen Agama RI, 2002: 24).

  PERSEMBAHAN

  Untuk orang tuaku, para dosen, saudara-saudaraku, sahabat seperjunganku, serta teman spesialku yang selalu setia menungguku.

KATA PENGANTAR

  Assa lamu’alaikumWr. Wb

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsiini dengan sebaik-baiknya, namun mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, kritikdan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini benar-benar dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat.

  Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. BapakSuwardi, M.Pd, selakuketuajurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku ketua program studi PAI.

  4. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. BapakDr. H. Zulfa Machasin, M.Ag, selakupembimbingakademik yang telahbanyakmemberi masukankepadapenulis.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  8. Mas Muttaqin, mbak Barid, Zazak, Darwanto, Irhamna, Totok, Suko dan Kariim yang telah memberi semangat untuk menyelesaikan sekripsi ini.

  9. Teman-teman IMM dan PAI A angkatan 2009 yang telah mendukung sehingga dapat selesai sekripsi ini.

  Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga,25 Juni 2014 Penulis

  

ABSTRAK

  Musyahid. 2014. 11109025. Paradigma Pendidikan Partisipatif Humanis Dalam Perspektif Islam (Studi terhadap Q.S. al-Shaffât 101-112). Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam (STAIN) Salatiga, 2014. Pembimbing: Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag.

  Kata kunci: Paradigma, Pendidikan Partisipatif, Humanis, Perspektif Islam Penelitian ini bertujuan; 1) Bagaimanadeskripsi dan munasabah Q.S. Al-

  Shaffât: 101 - 112. 2)Bagaimana konsep pendidikan partisipatif humanis menurut Q.S. Al-Shaffât: 101 - 112. 3) Bagaiman implemntasi konsep pendidikan partisipatif dalam Q.S. Al-Shaffât: 101 - 112.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, untuk memberi penjelasan terhadap ayattersebut, menggunakan metode studi pustaka (library research), maka langkah yangditempuh adalah dengan cara membaca, memahami serta menelaah buku-buku, kitab-kitab tafsir serta sumber-sumber yang berkenaandengan permasalahan yang ada, kemudian dianalisa.Sumber data adalah tafsir Al-

  Qur‟an surat Al-Shaffât ayat 101 -112. Kemudian dilengkapi buku dan ayat - ayat lain yang berhubungan dengan pokok bahasan skripsi ini.Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatankontekstual, yaitu “mendudukkan keterkaitan antara yang sentral dengan yangperifer adalah terapannya, yang sentral adalah studi tentang ayat-ayat Qur‟aniah, dan yang perifer adalah studi tentang ayat-ayat kauniah. Dalam menganalisis ayat penulis menggunakan metode

  maudhu’i, yakni menghimpun ayat-ayat Al-Qur‟an yang

  mempunyai maksud sama.Dalam arti sama-sama membicarakan satu topik masalah dan menyusun berdasar kronologi serta sebab turunnya ayat tersebut. Kemudianpenafsirmulaimemberikanketerangandanpenjelasansertamengambilkesi mpulan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan 1)Deskripsi dan munasabah Q.S. Al- Shaffât ayat 101-112 bercerita mengenai hal ikhwalmimpi Nabi Ibrahim as. Yang sejatinya wahyu dari Allah swt untuk mengorbankan anaknya sebagai bentuk keikhlasan dalam pengabdian. Munasabah dengan surat sebelum dan sesudahnya diantaranya adalah: surat Yasin dan Shad. Surat yasin bagian pertama mengisahkan tentang Nabi Ibrahim dan Isa dengan kaumnya. Bagian kedua tentang keadaan hari kiamat. Dalam surat Shad mengisahkan dua kutub yang saling berlawanan yaitu iman dan kafir serta sejarah nabi-nabi. 2) Konsep pendidikan partisipatif humanis dalam perspektif Islam menurut Q.S. Al-Shaffât ayat 101

  • – 112pendidikan berdasarkan tauhid, mengandung akhlak mulia, bersifat humanis, berkarakter, mempertimbangkan spiritual dan emosional, dialogis bermanfaat bagi umat. 3)Implementasi konsep pendidikan partisipatif humanis dalam persepektif Islam menurut Q.S. Al-Shaffât ayat 101
  • – 112 adalah pendidikan didasarkan tauhid, orientasi pada aspek afektif dan psikomotorik, pola

  

student oriented, paham makna pendidikan, peningkatan motivasi belajar, proces

oriented, sistem kejuruan diterapakan pada sekolah umum, perlu dukungan dan

  partisipatif semua pihak, guru bersifat profesional, prioritas dari pemerintah

  TRANSLITERASI A. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

ء

  س

  dz

  ل

  L

  ر

  r

  م

  M

  ز

  z

  ن

  N

  s

  K

  و

  W

  ش

  sy

  ه

  H

  ص

  sh

  ي

  Y B.

   Konsonan Rangkap

  Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap C.

  ذ

  ك

  `

  Ts

  ض

  Dh

  ب

  B

  ط

  Th

  ت

  T

  ظ

  Zh

  ث

  ع ج

  d

  J

  غ

  Gh

  ح

  H

  ف

  F

  خ

  kh

  ق

  Q

  د

   Vokal Pendek Vokal pendek fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dhammah ditulis u.

D. Vokal Panjang

  Vokal panjang ditulis: a-â, i-î, u-û E.

   Kata sandang Alif +lam

  Kata sandang alif+ lam ditulis al- (dengan tanda penghubung)

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL..................................................................................................................i HALAMAN BERLOGO.........................................................................................ii HALAMAN JUDUL..............................................................................................iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................iv LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………v DEKLARASI..........................................................................................................vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................vii KATA PENGANTAR ........................................................................................viii ABSTRAK ...........................................................................................................ix TRANSLITERASI.................................................................................................xi DAFTAR ISI ........................................................................................................xiii

  

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat ................ ........................................................... 8 D. Metode .................................................................................................9 E. Penegasan Istilah.................................................................................12 G. Sistematika Penulisan........................................................................15

BAB II DESKRIPSIDAN MUNASABAH SURAT AL-SHAFFÂT : 101-

112.......................................................................................................................17

  A. Deskripsi Suratal-Shaffât : 101-112.................................................17

  D. Munasabah Ayat.................................................................................24

  

BAB III PROFIL IBRAHIM DAN ISMAIL SERTA TAFSIR SURAT AL-

SHAFFÂT AYAT 101

  • – 112................................................................................27

  A. Profil Ibrahim......................................................................................27

  B. Profil Ismail.........................................................................................30

  C. Tafsir Surat Al-Shaffât 101-112..........................................................31

  1. Tafsir surat Al-Shaffât secara umum...............................................31

  2. Kabar Gembira ................................................................................32

  3. Musyawarah.....................................................................................35

  4. Kepasrahan.......................................................................................38

  

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN PARTISIPATIF HUMANIS MENURUT

SURAT AL-SHAFFÂT AYAT 101-112..............................................................42 A. Pendidikan Prtisipatif Humanis..........................................................42

  1. Pengertian Pendidikan....................................................................42

  2.Pendidikan Partisipatif.....................................................................44

  3.Pendidikan Humanis........................................................................46

  4. Pendidikan Partisipatif Humanis ...................................................47 a.

  Bersifat Dialogis........................................................................48 b. Memberdayakan........................................................................49 c. Tidak Monoton..........................................................................50 B. Nilai-nilai Pendidikan Partisipatif Humanis Dalam Surat Al-Shaffât

  Ayat 101-112.......................................................................................50 1.

  Kabar Gembira Akan Datangnya Anak .........................................51

  3. Proses Pelaksanaan Perintah Allah.................................................52 4.

  Pujian dan Hadiah Kepada Orang yang Taat.................................53 a.

  Pemberian Hadiah.....................................................................53 b. Pujian ........................................................................................54 C. Bentukan Pendidikan Partisipatif Humanis Dalam Surat Al-Shaffât

  Ayat 101-112......................................................................................55 1.

  Pendidikan Tauhid ........................................................................55 2. Pendidikan Akhlak........................................................................57 3. Pendidikan Humanis.....................................................................57 4. Pendidikan Spiritual dan Emosional.............................................58 5. Pendidikan Karakter.....................................................................58 6. Pendidikan Berlandaskan Metode Dialogis.................................59 7. PendidikanSosial.........................................................................59 D. Implementasi Pendidikan Partispasipatif Humanis dalam Surat Al-

  Shaffât Ayat 101-112 Terhadap Pendidikan Global...........................61 1.

  Tantangan Kemiskinan...................................................................61 2. Jawaban atas Tantangan.................................................................62

  

BAB V KESIMPULAN........................................................................................68

A. Kesimpulan .......................................................................................68 B. Saran..................................................................................................70 C. Penutup .............................................................................................70 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan problematika pendidikan, berarti juga

  membicarakan manusia pada tugas utamanya di muka bumi ini yakni menjadi pemimpin (khalifah fii al-ardhi). Pendidikan merupakan sebuah proses yang akan mengantarkan manusia kepada pribadi yang sempurna, berkarakter dan mampu hidup secara damai bersama masyarakat yang heterogen tanpa saling bermusuhan, karena akhir dari permusuhan mengakibatkan perpecahan dan kehancuran. Pendidikan membuat mereka hidup damai, saling menghormati karena kedewasaanya dalam berinteraksi bukan malah sebaliknya.

  Secara umum pendidikan bertujuan untuk menemukan hakikat kemanusiaanya (Umiarso dan Zamroni, 2011: 7). Orang yang berpendidikan diharapkan untuk mampu bersikap dewasa, dalam berpikir, berkarya dan berinteraksi dengan sesama manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia bisa menyadari potensi yang ia miliki. Kemudian dengan proses berpikirnya, manusia menemukan eksistensi kehadiran dalam kehidupan di dunia yaitu sebagai pemimpin yang terpercaya Tuhan karena kecerdasannya.

  Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah : 30-33.

                                                                            

           

  Artinya:

  “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama- nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqarah [2]: 30-33).

  Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang cerdas dibanding malaikat. Malaikat hanya mengetahui apa yang diajarkan merupakan simbol dari manusia dengan izin Allah mengetahui semuanya ketika ditanya nama - nama benda yang ada di bumi bahkan mampu menjelaskan nama dan teori dari suatu benda yang diminta untuk disebutkannya. Tuhan menciptakan manusia tidak hanya sekedar membentuk jasmani rohani begitu saja, namun Tuhan juga membekalinya dengan potensi melekat dan merupakan sebuah karakter yang dimiliki manusia. Dengan potensi tersebut manusia mampu mengejawantahkan potensinya hingga mampu menjadi wakil Tuhan di muka bumi ini.

  Manusia dengan potensinya mampu tanggap terhadap semua rangsangan, termasuk rangsangan semua gejala alam semesta ini. Tanggapan ini merupakan suatu pengalaman dan pengalaman itu dari zaman ke zaman akan berakumulasi secara terus menerus terhadap segala sesuatu di alam semesta ini hingga dapat diwariskan ke generasi berikutnya (Maslikhah dan Susapti, 2009: 17).

  Melihat tugas dan tanggung jawab manusia yang luhur seperti di atas maka perlu adanya suatu konsep pendidikan yang kiranya mampu mengantarkan manusia menuju pribadi yang unggul, mandiri atas permasalahan yang ada di muka bumi. Mampu mengatur dengan bebas sesuai dengan potensi yang melekat akan tetapi penuh dengan tanggung jawab untuk kesejahteraan penduduk alam semesta. Pendidikan partisipatif humanis merupakan pendidikan yang bersifat merdeka, dan memanusiakan manusia. Maksudnya segala elemen yang bersinggungan sama besarnya dalam mempengaruhi akan keberhasilan proses pendidikan, kemudian membebaskan dengan syarat pasti akan kembali kepada fitrahnya yakni berkeinginan baik. Fitrah bukan berarti seperti kertas kosong yang tidak ada setitik pun goresan tulisan akan tetapi memiliki pembawaan atau potensi yang diberikan oleh Tuhan yang bisa berpengaruh dalam kehidupan manusia.

  Pada dasarnya manusia berkeinginan baik bagi hidupnya dan tidak ada seorang pun di dunia ini yang menginginkan keburukan terjadi pada diri maupun keluarganya. Seorang preman misalnya, dia tidak mungkin membiarkan anaknya meniru profesi buruk yang diklaimkan oleh orang bahwa dia itu preman yang jahat, meresahkan dan sebagai sampah masyarakat, kecuali orang tersebut memiliki kelainan kejiwaan yang mengharapkan anaknya celaka seperti dia, yang hidupnya tidak tenang sama sekali, selalu merasa waswas, kalau-kalau dia ketahuan melakukan kejahatan dan tertangkap. Kalau tidak kepepet (masalah ekonomi misalnya) dia tidak sudi melakukan kejahatan yang merugikan diri dan orang lain.

  Pendidikan partisipatif humanis merupakan pendidikan yang mengembangkan karakter seseorang dengan tanpa merusak potensi menonjol yang dimiliki seseorang dengan perasaan bebas tanpa ada ancaman yang membuat pelakunya merasa tidak nyaman karena ancaman tersebut dalam menjalani kehidupanya sehari-hari. Potensi adalah pembawaan menuju pada kebaikan sedangkan yang bisa membuat kehancuran harus dilakukan filter yaitu penyaringan dan pengendalian agar tidak tumbuh subur dalam diri.

  Potensi yang dimiliki manusia antara satu dengan yang lain berbeda (Q.S. An

  • – Nahl [16]: 71). Perbedaan tersebut tidak berarti yang satu lebih cerdas atau lebih kurang dari yang lain. Setiap kali jika kita diminta menilai siapa yang lebih cerdas diantara tokoh-tokoh nasional tentunya kita akan mengalami kebingungan untuk menjawab dan tentunya sangatlah subyektif. Dalam pendidikan, kita tidak bisa memakasakan untuk menerapkan satu teori yang sama kepada orang yang berbeda.

  Islam merupakan agama yang membidangi segala bidang sub pokok kajian ilmu pengetahuan. Pendidikan dalam Islam, merupakan salah satu pokok kajian dari ilmu pengetahuan yang memiliki peran penting bagi kemajuan agama dalam eksistensinya di dunia dewasa ini. Al -

  Qur‟an merupakan salah satu sumber dari agama Islam yang maha tinggi bersumber dari kalam Ilahi terjaga dari kesalahan yang bersifat manusiawi. Hal ini karena Al-

  Qur‟an bukan karya Muhammad sendiri akan tetapi merupakan sebagai mukjizat yang berasal dari Ilahi Rabbi untuk seluruh umat manusia di dunia ini. Dalam realitasnya, orang yang mengaku dirinya beragamaIslam mereka belum mampu mengamalkannya secara kaffah.

  Sebagaiman yang diperintahkan Allah dalam surat Al - Baqarah: 208.

  

         

      

  Artinya :

  “ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu

  ” (QS. Al-Baqarah: 208). Jika kita rasakan dewasa ini orang dalam beragama masih pilih- pilih ajaran yang sesuai hawa nafsunya. Agama hanya dijadikan tameng ketika butuh namun ketika sengsara kembali ke agama ketika bahagia lupa, mereka lupa bahwa usahanya tidaka hanya berasal dari hasil jerih payahnya sendiri, namun butuh campur tangan orang lain dan bantuan Tuhan yang Maha Esa tentunya. Begitupun negara kita Indonesia yang mayoritas Islam ini, namun belum yakin dan mampu untuk menunjukkan pada dunia bahwa Islam itu adalah satu-satunya agama yang sesuai dengan zaman dan mampu mengatasi segala persoalan mikro maupun yang ada dalam kancah dunia. Islam adalah agama segala generasi, tidak terikat pada ruang dan waktu, ia bersifat universal dan mampu mengatasi segala persoalan umat yang ada di kolong langit ini. Hal ini yang perlu diyakini bagi setiap muslim sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

  Dalam perjalanan dunia keilmuan Islam, rasa-rasanya umat Islam mulai jauh dari sumber agamanya. Maka yang terjadi adalah kemunduran dalam hal keilmuan yang relatif lebih jauh. Hal ini justru bertolak dalam menapaki kehidupannya. Mereka yang mengaku tidak beragama dalam urusan dunia mereka jauh lebih maju dan sukses daripada negara berpenduduk mayoritas Muslim. Fakta sejarah memperlihatkan bahwa orang

  • – orang Barat telah mencuri karya-karya keilmuan Islam dan membakar hangus karya yang mereka tidak butuhkan saat Islam mengalami kekalahan pada perang salib. Umat Islam saat ini sedang mengalami kebingungan yang mereka sendiri tidak menyadarinya. Banyak diantara mereka yang lari kepada sesuatu yang membuat mereka merasa bebas seperti minuman keras, obat-obatan terlarang, free sex dan hal-hal nyeleneh karena kejenuhan yang mereka alami sebagai bentuk ekspresi diri akibat broken home misalnya atau karena kegagalan dalam meraih cita yang tidak bisa mereka teriman. Faktor utama penyebab dari itu semua adalah : 1. Lupa terhadap sang pencipta yaitu Allah SWT, 2. Tidak menjadikan Al-

  Qur‟an sebagai pegangan hidup, 3. Sebagian lembaga pendidikan masih ada yang kurang mengapresiasi potensi peserta didik.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema tersebut dengan mengambil judul skripsi: PARADIGMA PENDIDIKAN PARTISIPATIF HUMANIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM (STUDI TERHADAP AL - QURAN SURAT AL - SHAFFÂT AYAT 101 - 112).

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1.

  Bagaimana deskripsi dan munasabah Q.S. Al-Shaffât ayat 101-112? 2. Bagaimana konsep pendidikan partisipatif humanis dalam perspektif

  Islam menurut Q.S. Al-Shaffât ayat 101 - 112? 3. Bagaimana implementasi konsep pendidikan partisipatif humanis dalam persepektif Islam menurut Q.S. Al-Shaffât ayat 101 - 112?

C. Tujuan dan Manfaat

  Dari pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas maka tujuan dan manfaatnya adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan a.

  Untuk mengetahui deskripsi dan munasabah Q.S. Al-Shaffât: 101 - 112.

  b.

  Untuk mengetahui konsep pendidikan partisipatif humanis menurut Q.S. Al-Shaffât: 101 - 112.

  c.

  Untuk mengimplementasikan pendidikan partisipatif dalam Q.S.

  Al-Shaffât: 101 - 112.

  2. Manfaat a.

  Bagi peneliti, meningkatkan wawasan yang lebih komprehensif terhadap pemahaman konsep pendidikan partisipatif humanis menurut Q.S. Al-Shaffât ayat 101 - 112 dari berbagai sudut pandang para ulama. b.

  Bagi subyek dan praktisi pendidikan, dapat diaplikasikan dalam sikap dan perilaku yang Islami di dalam kehidupan nyata.

  c.

  Masyarakat, sebagai i‟tibar bagi manusia agar tetap berpegang teguh pada ajaran agama Islam yaitu Al - Qur‟an.

D. Metode

  Usaha untuk memproses data ataupun informasi yang diperlukan dilakukan dalam penulisan ini disusun sebagai berikut:

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (M. Quraish Shihab, 2003: 312- 313). Jadi, dalam penelitian ini mencari konsep tentang pendidikan partisipatif humanis dalam surat Al-Shaffât ayat 101 - 112 dari berbagai kitab tafsir yang merupakan interpretasi para mufasir dalam memahami maksud, isi dan kandungan yang ada dalam surat Al-Shaffât ayat 101 - 112 sehingga akan dapat mempermudah dalam kajian ini. Selanjutnya untuk memberi penjelasan atau penafsiran terhadap ayat tersebut, melalui metode studi pustaka (library research), maka langkah yang ditempuh adalah dengan cara membaca, memahami serta menelaah buku-buku, baik berupa kitab-kitab tafsir maupun sumber-sumber lain yang berkenaan dengan permasalahan yang ada, kemudian dianalisa.

  2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini, adalah tafsir Al-

  Qur‟an surat Al- Shaffât ayat 101 - 112. Kemudian dilengkapi buku dan ayat - ayat lain yang berhubungan dengan permasalahan dan menjadi pokok bahasan skripsi ini yaitu antara lain : buku yang berjudul “Pendidikan Partisipatif, Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey” karya Muis Sad Imam, M.Ag., “Pendidikan Pembebasan dalam Perspektif Barat dan Timur

  ” karya Umiarso, M.Pd.I dan Zamroni, M.Pd,

  “Wawasan Islam: Pokok-Pokok Pikiran tentang Paradigma dan Sistem Islam” karya H. Endang Saifudin Anshari,M.A., “Sekolahnya Manusia” karya Munif Chatib, “Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an” karya Syaikh Manna‟ Al-Qaththan dan buku–buku lain yang bersangkutan dengan pembahasan skripsi ini.

  3. Pendekatan Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu “mendudukkan keterkaitan antara yang sentral dengan yang perifer adalah terapannya, yang sentral adalah studi tentang ayat-ayat Qur‟aniah, dan yang perifer adalah studi tentang ayat- ayat kauniah (bukti-bukti dalam kehidupan manusia dan alam)” (Al - Farmawi, 1996: 12). Dengan pendekatan kontekstual ini diharapkan makna konsep pendidikan partisipatif humanis dalam Al-Shaffât ayat

  102 tidak hanya dapat dimengerti dan dipahami, akan tetapi dapat juga diterapkan dalam kehidupan nyata. Sehingga dengan konsep pendidikan partisipatif humanis pendidikan yang dalam hal ini adalah seluruh komponen pendidikan benar-benar dapat menjalankan fungsi edukatifnya dalam keluarga, masyarakat maupun sekolah.

  4. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menganalisis data dengan menggunakan : a.

  Metode Maudhu‟i 1)

  Metode Metode diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 740),. Jadi, metode adalah serangkain cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan.

  2) Maudhu‟i

  Kata

  maudhu‟i berarti tematik, sedang menjadi tren (Atabiak, Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, 2003: 1863),.

  Sedangkan menurut para ulama kontemporer,

  maudhu‟i yakni

  menghimpun ayat-ayat Al-Qur ‟an yang mempunyai maksud sama. Dalam arti sama-sama membicarakan satu topik masalah dan menyusun berdasar kronologi serta sebab turunnya ayat tersebut. Kemudian penafsir mulai memberikan keterangan dan penjelasan serta mengambil kesimpulan. Secara khusus, penafsir melakukan studi tafsirnya ini dengan metode mau dhu‟i, dimana ia meneliti ayat-ayat tersebut dari seluruh seginya, dan melakukan analisis berdasar ilmu yang benar, yang digunakan oleh pembahas untuk menjelaskan pokok permasalahan, sehingga ia dapat memahami permasalahan tersebut dengan mudah dan betul-betul menguasainya, sehingga memungkinkan baginya untuk memahami maksud yang terdalam dan dapat menolak segala kritik (Al - Farmawi, 1996:36-37).

  b.

  Analisis Isi (Content Analyze) Guna mencari jawaban dari permasalahan yang ada di atas, penulis menggunakan metode Analisis Isi (Content Analyze) dalam penelitian ini. Menurut B. Berelson sebagaimana dikutip oleh Hasan Sadily, metode Analisis Isi (Content Analyze) adalah suatu teknik penyelidikan yang berusaha untuk menguraikan secara objektif, sistematik, dan kuantitatif isi yang termanifestasikan dalam suatu komunikasi (Hasan Sadily, 1980: 207).

E. Penegasan Istilah

  Agar tehindar dari kata-kata yang kabur dan tidak runtut serta menghindari timbulnya salah penafsiran atau misinterpretation serta pengertian yang melebar dalam menafsirkan isi dan juga substansi dari karya ilmiah (penelitian). Maka diperlukan penegasan istilah dalam judul tersebut yang menjelaskan pengertian masing - masing kata yang mendukung dalam judul penelitian ini, yakni sebagai berikut.

  1. Paradigma Arti kata paradigma adalah kerangka berpikir (Departemen

  Pendidikan Nasional, 2007: 828),. Sedangkan menurut Partanto dan Barry dalam buku Pendidikan Pembebasan Perspektif Barat dan Timur, paradigma adalah suatu pedoman yang dipakai untuk menunjukkan gugusan sistem pemikiran atau bentuk kasus dan pemecahannya (Umiarso dan Zamroni, 2011: 39). Jadi, paradigma adalah teori dasar untuk dijadikan pedoman suatu pemikiran.

  2. Pendidikan Kata Tarbiyah berarti pendidikan (Atabiak, Ali dan Ahmad Zuhdi

  Muhdlor 2003: 454). Kata tarbiyah/ ةيبرت berasal dari bahasa Arab yaitu: yang berarti:

  ةيبرت يبري ىبر كلملا (raja/penguasa), ديسلا (tuan) رّبدملا - - (pengatur)

  مّيقلا (penanggung jawab) معنملا (pemberi ni‟mat). Istilah tarbiyah dapat diartikan sebagai proses penyampaian atau pendampingan (asistenis) terhadap anak yang diampu sehingga dapat mengantarkan masa kanak-kanak tersebut ke arah yang lebih baik, baik anak tersebut anak sendiri maupun anak orang lain (Ahmad Munir, 2008:38-39). Jadi, tarbiyah adalah istilah yang menjelaskan untuk pedagogi.

  3. Partisipatif Partisipatif berasal dari kata partisipasi yang artinya perihal turut serta dalam suatu kegiatan, keikut sertaan, peran serta (Departemen

  Pendidikan Nasional, 2007: 831). Jadi dapat dikatakan bahwa partisipatif adalah sebuah kegiatan yang memerlukan keikut sertaan dari seluruh elemen yang mendukung dari kegiatan tersebut baik benda mati maupun hidup, baik konsep maupun teori.

  4. Humanis Humanis diartikan sebagai orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas kemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat manusia (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 831). Jadi humanis adalah subjek yang mendambakan keadilan.

  5. Islam Terminologi atau kata Islam berasal dari bahasa Arab yang berasal dari kata

  ملس damai dan ملسُا yang artinya menyerahkan (Mahmud Yunus, 1990: 177). Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada

  الله, Allah). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutaang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa

  

  Jadi paradigma pendidikan partisipatif humanis perspektif Islam adalah teori dasar untuk dijadikan pedoman suatu pemikiran proses penyampaian atau pendampingan (asistenis) terhadap anak yang diampu sehingga dapat mengantarkan masa kanak-kanak tersebut ke arah yang lebih baik,dan memerlukan keikut sertaan dari seluruh elemen yang mendukung dari kegiatan tersebut baik benda mati maupun hidup, baik konsep maupun teori berdasarkan asas kemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat manusia hasilnya diserahan sepenuhnya kepada

F. Sistematika Penulisan

  Untuk dapat dipahami urutan dan pola berpikir dari tulisan ini, maka skripsi disusun dalam lima bab. Setiap bab merefleksikan muatan isi yang satu sama lain saling berkesinambungan.

  Secara garis besar, penulisan skripsi ini terbagi dalam lima pokok pikiran yang masing-masing termuat dalam bab yang berbeda-beda. Secara rinci masing-masing bab akan membahas tentang hal-hal sebagai berikut :

  Pada bab I, merupakan pendahuluan yang membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, metode, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

  Pada bab II, merupakan deskripsi surat Al-Shaffât ayat 101

  • – 112
Quran surat Al-Shaffât ayat 101 - 112 yang meliputi : deskripsi surat Al- Shaffât ayat 101 - 112 yang disertai arti mufradat dan munasabah ayat.

  Pada bab III , merupakan tafsir surat Ash - Shaffaat ayat 101 - 112. Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang tema penelitian yang meliputi profil Ibrahim dan Isma‟il serta Tafsir surat Al-Shaffât ayat 101 - 112.

  Pada bab IV, merupakan analisis pendidikan partisipatif humanis menurut surat Al-Shaffât ayat 101 - 112. Pada bab ini peneliti akan menjelaskan meliputi pengertian pendidikan partisipatif humanis dan hasil analisis tentang pendidikan partisipatif humanis dalam surat Al-Shaffât ayat 101 - 112.

  Pada bab V, pada bab ini merupakan bagian penutup skripsi yang terdiri dari kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II DESKRIPSI DAN MUNASABAH SURAT AL – SHAFFÂT : 101-112 A. Deskripsi Surat AL-SHAFFÂT AYAT 101-112 Surat al-Shaffât ayat 101

  • – 112 berbunyi sebagai berikut :

                                                                                      

  Artinya :

  101. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang- orang yang sabar". 103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). 104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, 105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu",

  ujian yang nyata. 107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. 108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, 109. (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". 110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. 112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh ” (QS. al-Shaffât [37]: 101-112).

  Arti mufrodat dari ayat 101-112 adalah sebagai berikut : Berasal dari kata ازشب زشبي yang artinya bersuka hati,

  • - gembira, menyampaikan kabar baik (Mahmud Yunus, 1989: 65).

  زشب :

  • -

    زشَب

  Budihardjo mengutip dari al-Raghib al-Ashfahani bahwa kata kerja

  

basyara berarti bergembira, mengembirakan, dan menguliti (Budihardjo,

  2010: 189). Jadi basyara bisa diartikan sebuah kabar baik yang apabila disampaikan maka penerimanya akan merasa bersuka hati atau gembira.

  : Berasal dari kata artinya dukana, sudah