NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM KEGIATAN FIDA’ DI KELURAHAN TINGKIR TENGAH KOTA SALATIGA TAHUN 2014-2015 SKRIPSI
NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM KEGIATAN
FIDA’ DI KELURAHAN TINGKIR TENGAH KOTA
SALATIGA TAHUN 2014-2015
SKRIPSI
Digunakan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh
KHOTIM AHSAN
NIM : 111 10 091
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SALATIGA
2015
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website:
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 Eksemplar Hal : Pengajuan Skripsi
Kepada Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Khotim Ahsan NIM : 111 10 091 Jurusan/Progdi : Tarbiyah / PAI Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM
KEGIATAN
FIDA’ DI KEKURAHAN TINGKIR
TENGAH KOTA SALATIGA TAHUN 2014-2015 Dengan ini kami memohon skripsi dari saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian Wassalamualaikum Wr.Wb
Salatiga, 12 April 2015 Pembimbing
MOTTO
“ Buatlah Allah Bahagis Dengan Kita, Niscaya Kita Akan Dibuat Bahagia
Dengan Segala Yang Allah Punya, Tidak Ada Kebaikan Melainkan Dibalas
Juga Dengan Kebaikan”
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan ijin Allah, Skripsi ini selesai Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1.
Ayah bundaku tercinta, Darmin dan Yatin Mardiyati yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk anaknya .
2. Kelurga besar Kopma “ FATAWA ” yang selalu mendukung dan membantu dalam segala hal.
3. Warga Perumahan Taman Mutiara, khususnya seluruh jamaah Masjid Baiturrozaq yang selalu memberi bimbingan dan dukungan dalam segala keadaan.
4. Teman-teman PAI angkatan 2010 khususnya PAI C. yang selalu ada saat suka maupun duka.
5. Sahabat-sahabati yang selalu mendukung dan mendoakan dalam segala keadaan dan selalu ada saat suka maupun duka.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis selalu sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “ Nilai – Nilai Pendidikan dalam Kegiatan Fida’ di Kelurahan
Tingkir Tengah Kota Salatiga Tahun 2014-2015
” dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga.
3. Bapak Rasimin, S.Pd. I., M.Pd., Sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga 4. Bapak Muh. Hafidz, M. Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.
6. Ayahku dan Ibuku serta keluarga besar ku yang selalu kasih dukungan dan dorongan dalam menuntut ilmu.
7. Kelurahan Tingkir Tengah, khususnya seluruh jamaah kegiatan dzikir fida’ yang memberikan ijin dalam penelitian ini.
8. Masyarakat Perumahan Taman Mutiara, yang selalu membantu dan mendukung dalam segala aspek.
9. Sahabat-sahabat Kopma “FATAWA” yang selalu memberi motivasi dalam segala kondisi.
10. Semua pihak yang telah membantu dari awal sampai terselesaikannya skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 12 April 2015 Penulis
Khotim Ahsan NIM: 11110091
ABSTRAK
Ahsan, Khotim. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Kegiatan
Fida’ di Kelurahan Tingkir Tengah kota Salatiga Tahun 2014-2015 . Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Nageri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M. Ag.
Kata kunci: Nilai Pendidikan Sosial dan Kegiatan Fida’
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat deskriptif, menjelaskan secara detail dari suatu objek yang diteliti. Data penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didapat dari orang-orang yang diamati. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui nilai-nilai pendidikaan sosial dalam kegiatan Fida’ di kelurahan Tingkir Tengah Tahun 2014-2015.
Fida’ merupakan kegiatan keagamaan yang masih rutin dilakukan di
kelurahan Tingkir Tengah. kegiatan ini dimaksudkan untuk menebus atas segala dosa yang dilakukan atau mohon ampunan dari Allah SWT dengan berdzikir mengucapakan kalimat-kalimat thoyyibah, seperti Lailaha illallah. Dalam kegiatan ini penulis mengamati disadari oleh jamaah sendiri atau tidak ternyata tidak hanya unsur pahala yang bisa diambil, akan tetapi juga unsur sosial. Kata sosial dalam kehidupan manusia memang sudah tidak asing lagi, karena memang manusia sendiri adalah makhluk sosial, yang artinya makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, maka perlu sekali membangun interaksi sosial dengan lingkungannya. Dari hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dan menganalisis lebih dalam tentang kegiatan ini, karena banyak unsur sosial atau nilai sosial yang bisa diambil.
Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam pertanyaan ini adalah (1) bagaimana pelaksanaan kegiatan
Fida’ di kelurahan Tingkir Tengah kota Salatiga
Tahun 2014-2015? (2) Apa nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan
Fida’ di
kelurahan Tingkir Tengah kota Salatiga Tahun 2014-2015?. Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah Jamaah yang mengikuti aktivitas
fida’ di Kelurahan Tingkir Tengah. Setelah dianalisis, kegiatan Fida’
sebagai salah satu media pendidikan non formal mempunyai peran atau kontribusi yang penting dalam pembentukan hubungan sosial keagamaan dan sosial kemasyarakatan .
Temuan penelitian ini menunjukan bahwa nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam kegiatan
Fida’ antara lain: (1) menjalin ukhuwah
islamiyah (2) kebersamaan (3) tolong-menolong. Temuan tersebut menunjukan bahwa dalam kegiatan kagamaan tidak hanya mengejar pahala semata akan tetapi juga interaksi sosial dengan masyarakat lain, tidak hanya mementingkan khablum
minallah akan tetapi juga khablum minannas
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ I PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. II PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. III PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... IV MOTTO ....................................................................................................... V PERSEMBAHAN ....................................................................................... VI KATA PENGANTAR ............................................................................... VII ABSTRAK .................................................................................................. IX DAFTAR ISI ............................................................................................... XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 E. Penegasan Istilah ............................................................................... 9 F. Metode Penelitian............................................................................ 11 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................... 11 2. Sasaran Penelitian ................................................................ 12 3. Sumber data .......................................................................... 13 4. Prosedur Pengumpulan Data ............................................... 14 5. Tekhnik Analisis data ........................................................... 15
6. Tahap-Tahap Penelitian ....................................................... 16 G. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan Sosial......................................... 19 1. Pengertian Nilai .................................................................... 19 2. Pengertian Pendidikan Sosial ............................................... 20 3. Pendidikan Sosial dalam Islam ............................................ 21 4. Tujuan Pendidikan Sosial ..................................................... 24 B. Nilai-Nilai Kemanusiaan ................................................................ 26 C. Fida’ ................................................................................................. 31 1. Pengertian Fida’ ......................................................................... 31 2. Dasar Hukum Fida’.................................................................... 31 3. Pelaksanaan Fida’ ...................................................................... 38 BAB III PAPARAN DATA dan TEMUAN PENELITIAN A.
41 Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian ........................................
B.
Kondisi Kemasyarakatan Objek Penelitian ...................................... 45 C. Fida’ ................................................................................................. 49 D.
Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Kegiatan Fida’ Menurut Masyarakat Tingkir Tengah
……………………………………. .... 52
BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Kegiatan Fida’ di Kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga Tahun 2014-2015 ............................................................... 59
B.
Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Kegiatan Fida’ di Kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga Tahun 2014-2015............................. 61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 68 B. Saran .............................................................................................. 68 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa tentunya memiliki agama sebagai sebuah
kepercayaan, dan juga sebagai pegangan hidup. Disamping agama, kehidupan manusia juga dipengaruhi oleh kebudayaan, yang mungkin juga kebudayaan itu sudah dimodifikasi sehingga lebih banyak unsur keagamaanya. Kehidupan keagamaan masyarakat memang sangat beragam, itu semua sesuai dengan penghayatan dan pendalaman terhadap ajaran-ajaran agama yang ada, yang nantinya juga berdampak pada kehidupan sosial dengan orang lain atau dengan masyarakat sekitar. Dari hal tersebut sebenarnya hal yang terpenting ialah bagaimana sebuah kerukunan di masyarakat bisa terus terjalin walaupun mungkin banyak perbedaan dalam hal keagaman maupun sosial.
Pada masa-masa ini, apabila penulis amati materi tentang studi Islam, ternyata kajian itu justru banyak ditekankan kepada bidang syariat, amat sedikit sekali kepada bidang kemasyarakatan atau bisa dikatakanan dibidang sosial. Dengan pembahasan yang luas dan mendalam orang justru membicarakan tentang hal ibadah saja. Banyak orang berhujah tentang fiqih dibidang ibadah, sambil memperselisihkan khilafah atau perbedaan, akan tetapi tentang kebudayaan Islam yang menyangkut kehidupan sehari- hari dalam masyarakat jarang sekali dibahas, apalagi dikaji. Bagaimana prinsip-prinsip Islam tentang ekonomi, bagaimana konsep politik Islam, bagaimana metode pendidikan, bagaimana pandangan Islam tentang kesenian, hal-hal itu jarang sekali diperbicangkan di dalam Islam.
Bentuk kegiatan keagamaan yang dilakukan di masyarakat juga jarang dikaji secara detail, baik yang berkenaan dengan bentuk kebudayan Islam, pemahaman bentuk kegiatannya dan hal-hal yang bersangkutan dengan kegiatan tersebut. Dari sini bisa dilihat bahwa sudah perlu dilakukannya suatu pengkajian tentang kegiatan kebudayaan Islam yang berkembang dalam masyarkat, salah satu contohnya bentuk kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh salah satu ormas Islam Nahdotul Ulama, yang cukup terkenal dengan banyak kegiatan keagamaanya.
Prinsipnya Islam adalah
rahmatallil’alamin, agama kasih sayang,
serta kecenderungan untuk saling mengenal dan hidup menyatu antar pemeluknya. Itu semua adalah pangkal bagi ajaran-ajarannya. Agama Islam juga mengajarkan banyak hal baik dalam hal ibadah maupun dalam hal di luar ibadah. Pada pokoknya dalam agama Islam semua yang berkaitan dengan kehidupan manusia sudah diatur dan ditata, akan tetepi akhir-akhir ini banyak terjadi ketegangan sosial yang disebabkan perselisihan antar kelompok-kelompok ormas, padahal itu sesama umat Islam sendiri. Perbedaan-perbedaan di antara umat semestinya tidak perlu dipermasalahkan dan dibuat semakin runcing, agar sesama umat beragama tetap bisa hidup rukun dan bersatu dalam ikatan ukhuwah islamiyah. Ketika mereka berjabat tangan, saling memadu cinta kasih, terlihat nyata betapa mulia dan betapa dekatnya persaudaraan mereka (Abdullah Nasyir Ulwan, 1989:24). Pendapat betapa pentingnya kerukunan dan persatuan tersebut juga hampir serupa dengan perkataan Imam Al Ghazali dalam kitab karangannya
Ihya’ ‘ulumuddin , yang sudah diterjemahkan oleh
Achmad Sunarto (1990:7) dikatakan bahwa kerukunan itu adalah buah hasil dari bagusnya budi pekerti, sebaliknya bercerai-berai atau tidak rukun adalah buah hasil dari buruknya budi pekerti. Dari pernyataan di atas bisa di maknai bahwa jika dengan sesama umat beragama atau sesama manusia tidak bisa rukun maka bisa dikatakan kwalitas budi pekertinya tidak ada.
Dalam kehidupan masyarakat yang masih kental akan kegiatan- kegiatan keagamaanya, sudah barang tentu dalam setiap minggu atau bulan pasti ada bentuk-bentuk kegiatan keagamaan, seperti pengajian bulanan atau kajian-kajian mingguan yang sering dilaksanakan di rumah masyarakat ataupun di masjid. Hal-hal tersebut dilaksanakan sebagai sarana untuk mengaktualisasi diri dalam hal pengetahuan agama ataupun pengetahuan yang lain. Memang di sebagian tempat bentuk-bentuk kegiatan keagamaan mulai luntur dan hilang seiring dengan kemajuan zaman. Dalam penelitian ini penulis tertarik akan kegiatan keagamaan yang bernama
fida’ , yang masih berjalan secara istiqomah di Kelurahan Tingkir Tengah, Kota Salatiga.
Fida’ sendiri ialah sebuah ritual keagamaan yang kebayakan kegiatanya berisi doa-doa dan bacaan kalimah thoyyibah.
Fida’ menurut bahasa dari kata Fidyah ,yang artinya tebusan. akan tetapi dalam pengetahuan umum fida’ ialah penebusan diri pribadi dari api neraka( M Madchan Anis, 2009: 166). Kegiatan
fida’ fokus tujuanya ialah menebus
diri sendiri ataupun orang lain dari api neraka, yang caranya ialah dengan memohon ampun kepada Allah. Cara memohon ampun tersebut ialah dengan berdzikir dan membaca kalimah-kalimah toyyibah, dengan harapan mendapat ampunan dan ridho dari Allah SWT, yang akhirnya nanti bisa dimasukan ke dalam surga, dan dijauhkan dari neraka. Amalan
Dzikir Fida ’ sendiri digolongkan menjadi dua , yakni fida’ sughro(kecil)
dan
fida’ kubro(besar). Penjelasan secara singkatnya ialah bahwa fida’
sugro kalimat-kalimat atau bacaan yang dibaca adalah lailaha illallah sebanyak 70.000, dan fida
’ kubro bacaan yang dibaca adalah surat al-
ikhlas sebanyak 100.000. Mengamalakan fida
’ sugro maupun kubro bisa
diamalakan dalam satu waktu tertentu secara pribadi (perseorangan) bisa juga diangsur dalam beberapa waktu maupun beberapa hari sampai genap bilangannya.
Kelurahan Tingkir ( Tingkir Tengah dan Tingkir Lor) memang terhitung kelurahan yang tingkat religiusnya masih sangat kental dan terjaga, walaupun kelurahan-kelurahan lain yang ada di Kota Salatiga pun tak kalah religiusnya. Hal itu mungkin sesuai dengan julukan kota Salatiga sendiri, yakni Salatiga Beriman. Banyak kegiatan-kegiatan, banyak tradisi- tradisi yang masih berjalan dengan baik di tempat itu, salah satunya adalah kegiatan
fida’ yang masih ada di bagian Kelurahan Tingkir Tengah.
Kegiatan fida
’ ini memang tidak begitu terkenal diberbagai tempat,
akan tetapi kegiatan ini dikenal dengan baik di kelurahan Tingkir Tengah, banyak orang yang mengetahui kegiatan itu, walaupun mungkin mereka tidak termasuk di dalamnya atau tidak termasuk jamaah atau bagian dari kegiatan fida
’ tersebut. Hal seperti itu tidaklah menjadi sebuah masalah,
karena dalam beragama memang tidak ada paksaan. Seperti yang dijelaskan dalam potongan ayat Al-Quran surat Al-Baqoroh : 256,
Artinya: “ Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”(Q.S Al-Baqoroh: 256).
Kegiatan
fida’ yang berada di Kelurahan Tingkir Tengah biasanya
di lakukan pada hari senin mulai ba’da magrib sampai ba’da isyak. Kegiatan itu dilakukan di mushola-mushola di daerah Tingkir Tengah , akan tetapi tidak semua mushola, dulunya ada tiga mushola yang aktif melakukan kegiatan
fida’, akan tetapi sekarang hanya berpusat pada satu
mushola karena berbagai alasan. Teknis pelaksanaanya pada saat masih tiga mushola adalah dengan bergantian tempat antara tiga mushola tersebut, roling antar tiga mushola tersebut. Hal tersebut dilakukan agar rasa silaturahmi selalu terpupuk di hati para jamaah, karena ada perasaan saling mengunjungi satu sama lain. Dalam islam, berkumpul atau jamaah memiliki manfaat yang sangat besar, karena mempunyai pengaruh yang sangat positif, bahkan hal itu merupakan suatu keharusan dalam beberapa ibadah wajib dan susnah tertentu, dan kerena bisa mendatangkan berbagai jenis kebaikan (Sa’id Hawwa, 2006:262).
Dalam majelis
fida’ ada berbagai nilai-nilai yang bisa diambil,
akan tetapi penulis hanya menekankan kepada nilai-nilai pendidikan sosial, diantaranya adalah mengajarkan untuk hidup bersama-sama, saling membantu antar jamaah khususnya dan dengan semua orang pada umumnya. Konsekuensi positif dari sering melakukan ibadah secara jamaah, hubungan personal semakin baik, karena sering sapa salam atau ramah tamah , maka dalam kehidupan sosialnya pun akan semakin harmonis, saling tolong menolong dan rasa saling menghormati satu dengan yang lainpun akan terus tumbuh dan terjaga.
Bukan hanya itu saja, nilai pendidikan sosial yang lain bisa diambil dengan adanya kegiatan
fida’ ialah, bisa jadi ajang untuk
bersosialisasi antara warga yang berada di Tingkir Tengah. Mengingat dalam keseharian warga belum tentu saling bertemu satu sama lain.
Kegiatan f
ida’ itu sendiri merupakan bentuk kepedulian terhadap diri
sendiri maupun kepada sesama mahluk hidup yaitu kepada keluarga, tetangga ataupun sesama umat Islam yang telah meninggal, dengan tujuan agar saudaranya atau kerabatnya dapat hidup dikehidupan manusia selanjutnya, yakni akhirat, dengan tenang dan mendapat berkah dari Allah
SWT dengan cara mengirim doa ataupun amalan-amalan lain kepada orang yeng telah meninggal.
Masih mengakarnya kegiatan
fida’ di kalangan masyarakat
kelurahan Tingkir Tengah dapat diasumsikan bahwa kegiatan
fida’
merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan keagamaan dan sosial di Kelurahan Tingkir Tengah. Hal ini terlihat dengan masih semangat dan rutinnya masyarakat dalam melakukan kegiatan tersebut. Masyarakat kelurahan Tingkir Tengah memang mempunyai beberapa kegiatan keagamaan dalam kegiatan kesehariannya, baik itu kegiatan untuk ibu-ibu, bapak-bapak ataupun juga untuk keduanya, dan salah satu kegiatan yang jamaahnya terdiri dari bapak- bapak dan ibu-ibu ialah
fida’, meskipun jamaah yang mengikutinya rata- rata sudah berumur menengah keatas.
Dengan melihat fenomena kegiatan
fida’ yang tidak hanya
berorientasi pada pahala dan ibadah saja, akan tetapi di dalamnya terdapat hikmah-hikmah dan nilai-nilai yang positif yang bisa diambil, maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut. Untuk itu penulis mengambil judul sebagai berikut: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM KEGIATAN
FIDA’ DI KELURAHAN TINGKIR TENGAH KOTA SALATIGA TAHUN 2014-2015.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pelaksanaan kegiatan fida’ di kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga tahun 2014-2015.
2. Apa nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan fida’ di kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga tahun 2014-2015.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan peneliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan fida’ di kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga tahun 2014-2015.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan fida’ di kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga tahun 2014-2015.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pengetahuan tentang nilai- nilai pendidikan sosial dalam salah satu kegiatan keagamaan di Kelurahan Tingkir Tengah yaitu
fida’.. Manfaat dalam hal ini dibagi menjadi dua, yakni manfaat secara teoritik dan secara praktis.
1. Manfaat Teoritik:
Lembaga dalam hal ini IAIN Salatiga dapat memanfaatkan hasil penelitiannya ini sebagai ilmu pengetahuan religi, yang akan membantu mahasiswa menjadi lebih taat kepada Tuhan-Nya dan sebagai mahasiswa yang dapat menempatkan dirinya dalam lingkungan masyarakat yang baik.
2. Manfaat Praktis:
Penelitian ini berguna bagi pengembangan kerukunan dan kegiatan sosial pada masyarakat. penelitian ini juga berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada aspek pendidikan khususnya yang berhubungan dengan interaksi sosial keagamaan atau dengan kata lain kesalaehan sosial. Hal ini merupakan salah satu aspek keberagamaan seseorang yang mana selain menunaikan kewajiban ritul ibadahnya seseorang yang beragama juga mempunyai kewajiban menunaikan hablumminannas.
Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mengkaji kegiatan-kegiatan keberagamaan yang berada di masyarakat.
Dengan melihat banyaknya fenomena-fenomena keagamaan yang terjadi di lingkungan sekitar kita, maka penelitian ini diharapkan juga agar bias membuka cakrawala berpikir, bahwa banyak aspek positif yang terdapat dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah fahaman mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, maka penulis akan memaparkan makana beberapa istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Nilai-nilai pendidikan
Nilai adalah adalah kumpulan dari ukuran-ukuran, orientasi, dan teladan luhur yang selaras dengan akidah yang diyakini dan tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat (Murshafi, 2009:96). Sedangkan dalam kamus Psikologi, sosial berarti hubungan seorang individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama atau pada sejumlah individu yang membentuk lebih banyak atau lebih sedikit kelompok-kelompok yang terorganisir juga tentang kecenderungan-kecenderungan dan impuls-impuls yang berhubungan dengan yang lainnya.(Drever. 1986: 447).
Pendidikan sosial adalah proses menjadikan seseorang dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya(Murshafi, 2009:31). Jadi nilai pendidikan sosial adalah usaha yang dilakukan untuk membuat hubungan interaksi dengan sesama menjadi lebih baik sesuai dengan tatanan yang ada.
2. Fida’ Fida’ atau dengan istilah lain “Ataqah” adalah ungkapan
umum untuk bacaan surat Al-Ikhlash yang diiringi dengan kalimah thayyibah seperti tasbih dan tahlil dengan jumlah bilangan tertentu dengan harapan agar orang yang membaca dan orang yang sudah meninggal dunia diberi ampunan oleh Allah serta dibebaskan dari api neraka(http:// Irfanyudistira.Htm:
Fida’an Tradisi Tahlilan Kaum Sufi dan Para Sadat , diakses 26 Oktober 2014). Sama halnya dengan tradisi tahlilan, secara pelaksanaannya pun juga mengirimkan doa dan surat Al-Fatihah melalui pembacaan kalimah thayyibah dengan jumlah tertentu. Teknis pelaksanaannya pun sama dengan tahlilan yaitu dengan mengumpulkan masyarakat sekitar yang diiringi niat untuk menghadiahkan bacaan dan kalimah thayyibah kepada orang yang wafat dan kepada dirinya sendiri sebagai tebusan atau permohonan ampun atas dosa-dosa yang ada.
F. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian. (Sugiyono, 2012:9) mengatakan bahwa:
“ Penelitian kulitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi”. Dengan demikian penelitian ini bertujuan mendiskripsikan fenomena kehidupan sosial keagamaan masyarakat di kelurahan
Tingkir Tengah Kota Salatiga. Dengan menggunakan landasan berpikir fenomenologi sebagai landasan pokok dalam penelitian kualitatif, yang mana berupaya memahami apa yang ada yang menimbulkan fenomena atau problem.
Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial.(Robert K, Yin, 2004: 1). Pada umumnya studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi, khususnya mungkin sebuah organisasi , sekumpulan orang seperti kelompok kerja atau kelompok sosial, komunitas, peristiwa, proses, isu maupun kampanye.(Daymon, 2008: 162).
Dan penelitian ini mengambil kasus kegiatan keagamaan yang ada pada masyarakat di kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga.
2. Sasaran Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Tingkir Tengah Kota salatiga . lokasi dipilih karena letak lokasi yang memang dekat dengan tempat tinggal penulis. Dan juga tak kalah menariknya kenapa memilih lokasi tesebut ialah karena memang kegiatan
fida’
tidak ada ditempat asal penulis. Di Salatiga sebatas pengetahuan penulis
fida’ hanya ada di kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga.
Kegiatan keagamaan yang ada juga tidak hanya
fida’ saja, akan tetapi beragam dan semuanya juga masih berlangsung dengan baik.
Alasan lain pemilihan tempat ini ialah, di seluruh wilayah Kota Salatiga daerah yang terkenal akan religiusitas masyarakatnya ialah di kelurahan Tingkir. maka dari itu sudah barang tentu kebergaman akan keagamaan di daerah itu sangat tajam, karena ada banyak aliran dan golongan akan tetapi semuanya masih dalam satu atap, yakni Islam .
Kegiatan
fida’ juga sangat menarik untuk diteliti, dikarenakan tidak disemua tempat ada tentang kegiatan tersebut.
Di tempat asal peneliti berada, yakni Temanggung, kegiatan
fida’
pun belum pernah dijumpai, entah kerena keterbetasan pengetahuan peneliti atupun memang kegiatan
fida’ memang tidak
ada. Maka dari itu peneliti sangat tertarik, dengan harapan nantinnya hasil dari penelitian ini akan bisa dimanfaatkan di tempat tinggal penulis.
3. Sumber Data
Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua . Pertama, sumber data primer, yaitu manusia dimana kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau di wawancarai menjadi sumber utama dalam sebuah penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan dengan melihat , mendengar, dan bertanya, kerena dalam penelitian kualitatif ke tiga kegiatan ini di lakuakn secara “sadar” yang berarti perencanaan penelitian memang telah dilakuakan oleh peneliti, kemudian “terarah” yang berarti segala informasi yang tersedia tidak semua di gali oleh peneliti, dan “bertujuan” yang berarti penelitian bertujuan mencari data yang di harapkan dapat dicari guna memecahkan masalah penelitian.
Sumber data yang kedua data tertulis atau dokuman yang relevan dengan focus penelitian sebagai sumber data sekunder.
Sumber data ini dapat berupa buku-buku, majalah, makalah, jurnal penelitian, foto, dan lain-lain yang dapat memberikan informasi guna melengkapi kebutuhan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
4. Prosedur Pengumpulan Data a.
Wawancara Wawancara yang dipilih adalah wawancara tak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan namun tetap pada fokus penelitian. dalam hal ini informan bebas mengutarakan pendapat ataupun informasi tanpa dibatasi atau diatur oleh peneliti.
b.
Observasi Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati kehidupan sosial sehari-hari masyarakat dan mencatat pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari pengamatan. sebagaimana di katakan bahwa “ observasi pada aktivitas manusia memberi data bagi peneliti mengenai perilaku dan proses sosial ketika orang-orang menjalankan peran dalam dunia realitas sosialnya”.(Daymon, 2008: 321).
c.
Dokumentasi Dokumen dapat berupa tulisan, catatan, suara atau gambar sebagai bahan atau data tambahan dalam sebuah penelitian yang dapat memberikan pemahaman historis. Studi dokumen dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat data-data atau catatan-catatan yang ada di lokasi penelitian.
5. Analisis Data Analisis data penelitian ini dilakukan dengan melalui tahap antara lain. reduksi data, yaitu memilah-milah data dan membuang data yang dianggap tidak sesuai. Dalam hal ini penulis akan menampung segala macam informasi yang berkaitan dengan
fida’,
setelah itu baru memilih data yang dibutuhkan. Sintesis data yaitu data yang diperlukan dihubungkan satu sama lain, yakni data-data yang terkumpul dipadukan atau digabungkan, hal tersebut dimaksudkan agar memperoleh data yang kongkrit dan menyeluruh. Verifikasi data, yaitu penarikan kesimpulan sehingga didapat teori umum. Hai ini dilakukan ketika data yang didapatkan dari lapangan benar-benar sudah sampai titik jenuh dan lengkap.
6. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam tahap ini langkah-langkah yang akan peneliti lakukan adalah: a.
Menyusun rancangan penelitian Untuk menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu peneliti membaca fenomena yang ada di masyarakat yaitu tentang kegiatan
fida’. baru membuat latar belakang, fokus
penelitian, tujuan penelitian, kajian kepustakaan, membuat rancangan data-data yang di perlukan untuk penelitian.
b.
Memilih lapangan penelitian Setelah melihat fenomena yang ada dalam masyarakat yaitu masyarakat kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga yang melakukan kegiatan kegiatan
fida’ dengan memohon kepada
Allah SWT agar pahala bacaan Al-Quran dan dzikir-dzikir pilihan itu disamapaikan kepada para arwah yang dimaksudkan khususnya, dan kepada mukminin dan mukminat umumnya, serta memohon kepada-Nya agar berkenan mengampuni dosa- dosa mereka. Maka penulis tertarik dan memilih lapangan penelitian dalam kasus ini adalah kelurahan Tingkir Tengah.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini merupakan gambaran penyususnan skripsi yang tersusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajain pustaka ini akan membahas tentang pelitian terdahulu yang masih terkait dengan judul yang diusung penulis, definisi nilai, definisi pendidikan sosial, dasar hukum kegiatan
fida’, prosesi kegiatan fida’,
nilai-nilai pendidikan sosial dalam kegiatan fida’.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Di dalam bab ini penulis paparkan gambaran lokasi penelitian, kegiatan-kegiatan ritual kolektif yang dilakukan, interaksi sosial dalam masyarakat, bagaimana proses kegiatan
fida’ serta memaparkan nilai-nilai
pendidikan sosial dalam kegiatan
fida’ yang ada di Kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga.
BAB IV PEMBAHASAN Bab ini memuat tentang bagaimana ritual keagamaan
fida’ di
masyarakat kelurahan Tingkir Tengah Kota salatiga yang merupakan media untuk bersosial(nilai-nilai sosial) dengan sesama masyarakat karena bertemu dalam satu kegiatan, dan membahas nilai-nilai pendidikan sosial apa yang terkandung dalam kegiatan fida’ tersebut.
BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran- saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan Sosial 1. Pengertian Nilai Nilai adalah apa yang membuat sesuatu sesuatu yang baik menjadi
lebih baik(Magnis, 1996:9). Seseorang yang mengetahui betul tentang nilai, maka bisa dipastikan kehidupannya akan lebih ia hargai dan hesil dari pemikiran maupun tingkah lakunya sudah tentu lebih bernilai dibandingakan seseorang yang tidak paham apa itu nilai.
Menurut Poerdaminta (2006:677) Nilai artinya sifat-sifat(hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sesuatu yang dianggap bernilai, maka sudah pasti hal tersebut akan dianggap lebih berharga dari pada hal-hal yang lain. Manusia adalah ciptaan yang sudah dibekali dengan akal yang luar biasa hebatnya, maka sudah menjadi hal yang wajar sekali jika manusia akan memilih sesuatu yang lebih bergarga atau bernilai untuk kehidupannya.
Menurut Murshafi (2006:96), dalam bukunya yang berjudul
Mendidik Anak Agar Cerdas Dan Berbakti
, Ia menuturkan bahwa” Nilai adalah kumpulan dari ukuran-ukuran, orientasi, dan teladan luhur, yang selaras dengan akidah yang diyakini seseorang dan tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat,dimana ukuran-ukuran itu menjadi moral bagi seseorang yang tercermin dalam perilaku, aktivitas, usaha, dan pengalaman-pengalamannya, baiksecara eksplisit maupun implisit. Jadi menurut penulis nilai adalah sudut pandang suatu ukuran atau tolok ukur sesuatu hal , apakah hal tersebut bisa dikategorikan baik atau tidak.
2. Pengertian Pendidikan Sosial
Pendidikan dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bersala dari kata didik. pendidikan adalah suatu proses penyampaian informasi yang kemudian diserap ileh masing-masing pribadi, sehinggaa menjiwai cara berfikir, bersikap, dan bertindak baik untuk dirinya sendiri maupun hubunganya dengan manusia lain atau masyarakat serta makhluk lain dalam alam semaeta maupun lingkungan dalam kedudukannya sebagai hamba Allah dan khalifah Allah di bumi (Drs. Kaelany, 2000: 240).
Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal (Arifin, 1976: 12). Dan menurut Murshafi (2009: 86) pendidikan adalah cermin, di dalamya masyarakat dapat melihat diri dan memantapkan jati dirinya. Pendidikan sangatlah dibutuhkan dalam kelangsungan kehidupan manusia, jika manusia tanpa mendapat pendidikan sedikitpun sejak lahir, maka ia akan kesulitan dalam menjalani segala hiru pikuk kehidupan yang akan ia hadapi. Manusia akan berkembang baik di masyarkat, jika ia benar-benar tahu cara bermasyarakat maupun tahu cara bersosialisasi dengan lingkingan sekitar. Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk pengembangan aspek-aspek kepribadian seseorang, untuk berkehidupan di dunia.
Sosial berarti hubungan seorang individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama atau pada sejumlah individu (Drever, 1986: 447).
Menurut Agus Sujanto (1983:248) bahwa sosial berasal dari kata
societes yang mengandung arti masyarakat, kata sosial juga berasal
dari kata sosius artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dalam bentuk berlain-lainan.
3. Pendidikan Sosial Dalam Islam
Pendidikan sosial dalam islam tidak terlepas dari pembicaraan tentang akhlak, etiaka, serta moral. Ketiga hal tersebut mempunyai arti yang sama yakni akhlak yang berasal dari bahasa arab yaitu
kholaqo bentuk jamak dari khulqun berarti budi pekerti, sinonim
dengan kata susila, dan moral menunjukan perbuatan yang menyangkut baik dan buruknya manusia. Moral sering diartikan sebagai tolok ukur untuk menilai perbuatan yang dilakukan manusia menyangkut baik dan buruknya manusia sebagai makhluk yang berbudi dan berakal. Pendidikan sosial memang sebaiknya ditanamkan kepada sesorang sejak anak-anak, agar dikumudian hari ia sudah paham cara-cara bersosialisasi dengan manusia lainya, karena dalam pengajaran islampun sudah disediakan banyak keilmuan yang fokus pada bidang sosial.
Konsep agama sebagai pengabdian kepada Allah diharapkan sekali kemudian memiliki imbas kepada manusia itu sendiri, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas. Peran agama sebenarnya tidak hanya berdimensi ritual vertikal (hablum minallah), melainkan juga mencakup dimensi sosial horisontal (hablum minannas). Agama sebenarnya tidak hanya mengurusi persoalan ibadah , untuk pembentukan kesalehan individual(private morality), melainkan yang lebih penting daripada itu adalah mewujudkan iman tersebut dalam pembentukan kesalehan sosial(social morality)(Tim IAIN Salatiga, 2009:121). Setiap muslim harus memiliki keyakinan bahwa kesalehan individual yang dimiliki tidak akan memiliki makna apapun, jika tidak dapat menciptakan kesalehan dalam kenyataan sosial.
Murshafi (2009:56) mengemukakan bahwa lingkungan sosial mempengaruhi tabiat dan karakter manusia dalam bentuk tertentu, baik yang bersifat maknawi, seperti tradisi keyakinan, ilmu, rasa, aturan, undang-undang, etika, dan seni. Dari pendapat tadi, maka lingkungan Sosial sebenarnya adalah sekolah atau tempat menuntut ilmu yang tiada habisnya, akan tetapi juga sebagai tempat praktik , karena memang ilmu itu berasal dari lingkungan dan dikembalikan lagi ke lingkungan dalam bentuk aklak atau tingkah laku.
Dalam agama islam sendiri pendidikan sosial sebenarnya sudah tercantum dalam Al-quran diantaranya ialah pendidikan sosial tentang bersedekah dengan sesamanya, hal tersebut termaktub dalam surat Al- baqoroh ayat 215:
Artinya: “ Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya
”. Sebenarnya pendidikan sosial dalam Al-quran sudah disinggung diberbagai aspek, diantaranya ialah pendidikan silaturahim, pendidikan melayani dan menghormati tamu, perdidikan bertetangga, dan pendidikan untuk saling tolong menolong.
Pendidikan sosial dalam agama islam sebenarnya tidak hanya tersirat maupun tersurat dalam Al-quran saja, dalam beberapa hadistpun sebenarnya sudah disampaikan, salah satunya ialah hadist yang di riwayatkan Imam Muslim , tentang silaturahim, yang berbunyi:
ِهْيَلَع َطَسْبُ ي ْنَأ ُهَّرَس ْنَم ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر ُتْعَِسَ َلاَق ٍكِلاَم ِنْب ِسَنَأ ْنَع ُهَِحَِر ْلِصَيْلَ ف ِهِرَثَأ ِفِ َأَسْنُ ي ْوَأ ُهُقْزِر
Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Saya pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya
dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim" (H.R Imam Muslim)
Dari hadist di atas bisa di ambil pelajaran bahwa sebagai makhluk sosial seseorang hendakalah bersosialisasi dengan sesama dan saling menyambung ikatan persaudaraan (silaturahim) antar sesamanya, tanpa membeda-bedakan suku atau ras. Hal tersebut sangat sesuai dengan semboyan negara indonesia yakni bhineka tunggal ika, walaupun berbeda-beda tapi tetap satu.