PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

PENDIDIKAN KARAKTER

Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

  

FITRI NUR CHASANAH

NIM : 11112250

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NRGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

PENDIDIKAN KARAKTER

Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

  

FITRI NUR CHASANAH

NIM: 11112250

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NRGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

MOTTO

Menuntut ilmu adalah taqwa, Menyampaikan ilmu adalah ibadah, Mengulang-ulamg

ilmu adalah zikir, Mencari ilmu adalah jihad

  (Imam Al-Ghazali)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1.

  Almamaterku tercinta, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Ayahanda (Sulasno) dan Ibunda (Istikomah) tercinta yang tak pernah henti-hentinya memberikan do‟a dan jalan petunjuk untuk meraih kesuksesan hidup.

  3. KH. Nasafi dan Ibu Nyai Hj.Asfiyah selaku pengasuh pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga.

  4. Kakakku tercinta Wahid Fatoni, S.Pdi yang senantiasa mencurahkan kasih sayang memberikan doa dan dukungan yang tiada henti kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

  5. Kakak ipar tercinta Alfiah, S.Pdi yang selalu mendukungku.

  6. Keponakan-keponakanku tersayang “Nezza Farra Putri Wahid & M. Haikal al- Wahid” yang selalu menghibur hatiku.

  7. Para guru terhormat yang telah memberikan ilmu dan jembatan hati.

  8. Teman-teman PAI G angkatan 2012 9.

  Sahabat-sahabatku di pondok Nurul Asna 10.

  Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Salam dan sholawat selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para pengikutnya.

  Skripsi ini berjudul:

  “PENDIDIKAN KARAKTER KAJIAN PEMIKIRAN AL- GHAZALI DALAM KITAB AYYUHAL WALAD ini, disusun guna memenuhi salah satu

  syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak yang ikut serta dalam memberikan bantuan kepada penulis baik moril maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih tiada terhingga pada : 1.

  Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3.

  Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku pembimbing yang penuh kesabaran membimbing penulis sehingga terwujudlah skripsi ini.

  5. Dr. Mukti Ali, S.Ag, M.Hum selaku dosen pembimbing akedemik selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga yang telah memberikan pengarahan dalam melaksanakan kuliah selama ini.

  6. Kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang telah mendoakannku, pengorbananmu yang penuh keikhlasan sehingga berdampak luar biasa bagi penulis.

  7. Bapak dan ibu dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dalam menuntut ilmu.

  8. Staf Perpustakaan dan staf Akademik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang telah berpartisipasi dalam penyususnan skripsi ini.

  9. KH. Nasafi dan Ibu Hj. Nyai Asfiyah yang selalu mendorong dan mendoakan terselesainya skripsi ini.

  10. Teman-teman PAI G angkatan 2012, teman-teman pondok pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga.

  11. Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membatu dalam penulisan skripsi ini.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan yang diharapkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi demi kesempurnaan skripsi ini. Namun demkian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

  Salatiga, 14Maret 2017

  

ABSTRAK

  FITRI NUR CHASANAH, 2017, Pendidikan Karakter Kajian Pemkiran Imam Al-Ghazali

  dalam Kitab Ayyuhal Walad . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri. Dosen Pembimbing Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

  Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Imam Al-Ghazali, Kitab Ayyuhal Walad.

  Penelitian ini membahas pendidikan karakter dalam kitab Ayyuhal Walad. Kajiannya dilatarbelakangi karya Imam Al-Ghazali yang sangat signifikan dengan tuntutan pendidikan karakter era modern.

  Dunia pendidikan sekarang mengabaikan aspek pendidikan karakter peserta didik, pendidikan lebih sibuk dengan urusan akademik agar siswa mendapat nilai yang lebih tinggi. Keberadaan nila-nilai moral mulai dipertanyakan lagi. Padahal karakter merupakan kunci perubahan individu, sosial, atau kesejahteraan dan kebahagiaan hakiki. Penelitian.ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan : (1) Bagaimana Pemikiran Imam Al- Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad (2)Bagaimana Muatan Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad (3) Bagaimana Relevansi Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad dengan Pendidikan Islam di Indonesia kontemporer. Skripsi ini merupakan jenis penelitian library

  

research atau studi kepustakaan dengan mengambil objek kitab Ayyuhal Walad berkaitan

  dengan pendidiian karakter. sumber data primer dan sekunder diperolah melalui penelitian kepustakaan dengan alat pengumpul data berupa metode dokumentasi. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis. Adapun analisisnya dengan data kualitatif dengan dua langkah yaitu metode deduktif dan induktif.

  Kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali, didalamnya antara lain berisi : tentang akidah yaitu beriman kepada Allah SWT, anjuran beribadah kepada Allah, dan nasihat- nasihat yang edukatif terhadap anak. Khusus dengan pendidikan meliputi : materi (subject

  

matter ) tentang akhlak, metode dan tujuan pendidikan. Pendidikan karakter kajian pemikiran

  Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad mencakup dua nilai yakni : nilai individu yang meliputi karakter religius dan nilai kolektif atau sosial yang meliputi karakter peduli sosial, tanggung jawab, kerja keras, menghargai prestasi. Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad sangat relevan dengan Pendidikan Agama Islam seperti materi, metode dan tujuan. Terkait dengan materi, yang paling relevan adalah bahasan tentang akhlak, untuk membentuk manusia yang berkarakter. Adapun metode yang ditawarkan Imam Al-Ghazali memiliki kesamaan dalam konteks penyesuaian metode terhadap perkembangan anak. Tujuan pendidikan yang dikemukakan Imam Al-Ghazali memiliki relevansi dengan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu tumbuhnya nilai-nilai moral dalam pribadi anak.

  

DAFTAR ISI

  Sampul ............................................................................................................................. i Lembar Berlogo ....................................................................................................... ........ ii Judul ................................................................................................................................. iii Persetujuan Pembimbing .................................................................................................. iv Pengesahan ............................................................................................................... ......... v Pernyataan Keaslian Tulisan .................................................................................... ......... vi Halaman Motto ...................................................................................................... ......... vii Halaman Persembahan ............................................................................................ ......... viii Kata Pengantar .......................................................................................................... ......... ix Abstrak ..................................................................................................................... ......... xi Daftar Isi ........................................................................................................................... xii Daftar Lampiran ................................................................................................................ xiv

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... ......... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4 E. Penegasan Istilah .......................................................................................... 5 F. Telaah Kepustakaan ....................................................................................... 7 G. Metode Penelitian ........................................................................................ 9 H. Sistematika Penulisan ................................................................................... 11 BAB II : BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI A. Latar Belakang Imam Al-Ghazali ........................................................ ......... 12 B. Latar Belakang Pendidikan Imam Al-Ghazali ............................................ 14

  C. Kondisi Sosio Kultural pada Masa Imam Al-Ghazali.................................... 16

  D. Kondisi Pendidikan pada Masa Imam Al-Ghazali ....................................... 18

  E. Hasil Karya-karya Imam Al-Ghazali ............................................................ 19

  BAB III : MUATAN ISI KITAB AYYUHAL WALAD A. Penulisan Sistematika Kitab Ayyuhal Walad ............................................ 24 B. Latar Belakang Penulisan Kitab Ayyuhal Walad ....................................... 24 C. Kandungan Isi Kitab Ayyuhal Walad ........................................................ 26 D. Metode Pendidikan dalam kiitab Ayyuhal Walad .................................... 31 E. Tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali .......................................... 33

BAB VI : ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL-GHAZALI TENTANG PENDIDIKAN

KARAKTER DALAM KONTEKS KEKINIAN A. Analisis Kitab Ayyuhal Walad ..............................................................

  34 B. Muatan Pendidikan Karakter dalam Kitab Ayyuhal Walad ...................

  54 C. Relevansi Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali ....

  59 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................................

  61 B. Saran-saran ............................................................................................

  62 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1 Halaman Judul Kitab Ayyuhal Walad

Lampiran 2 Lembar Kunsultasi Skripsi Lampiran 3 Nilai SKK Mahasiswa Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena itu merupakan

  kebutuhan manusia yang sangat esensial. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia, baik potensi jasmani/rohani. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Ramayulis (2002: 69) bahwa tujuan umum pendidikan harus diarahkan untuk mencapai pertumbuhan, keseimbangan, kepribadian manusia yang menyeluruh melalui latihan jiwa intelektual, jiwa rasional, perasaan dan penghayatan lahir .

  Pendidikan juga merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak. Ketiganya tidak boleh dipisahkan, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik terutama pada akhlaknya. Anak yang masih kecil perlu adanya penekanan pada pendidikan karakter, karena pendidikan karakter merupakan hal penting untuk menanamkan nilai-nilai perilaku (karakter). Pendidikan karakter pada anak meliputi pendidikan karakter yang berhubungan dengan Tuhannya, dirinya, sesama manusia maupun lingkungannya.

  Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, berbudi pekerti luhur, berkepribadian yang mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani, serta bertanggung jawab pada masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

  Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.

  Hal tersebut terkait dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretikat baik, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Tetapi dunia pendidikan mengabaikan aspek pendidikan karakter peserta didik, pendidikan lebih sibuk dengan urusan akademik agar siswa mendapat nilai yang tinggi. Keberadaan pembelajaran nilai-nilai moral dan karakter mulai dipertanyakan lagi.

  Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter (Muslih,2011: 1). Sebagai contoh antara lain: terjadinya tawuran antar pelajar, antar warga, penggunaan obat-obat terlarang, pencurian dan tindakan asusila. Hal tersebut mengintimidasikan bahwa anak bangsa sudah kehilangan rasa malu. Sekolah menjadi kambing hitam atas kemerosotan watak karakter bangsa. Sekolah hanya menjadi ajang transfer of knowledge bukan character

  building .

  Pendidikan karakter dalam perspektif Islam secara teoretik sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di dunia, seiring dengan diutusnya para Nabi untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Penggagas pendidikan karakter dalam masyarakat Muslim sekarang adalah Nabi Muhammad Saw, yang merupakan teladan bagi umat manusia. Tidak ada satu orang pun di dunia yang berkarakter semulia Nabi Muhammad Saw.

  Islam adalah agama yang sangat memperhatikan sikap urusan manusia, salah satunya yaitu tata cara dalam mempelajari kehidupan ini. Banyak tokoh Islam yang memiliki kepedulian dan menyumbangkan pemikirannya tentang aktivitas belajar dan pembelajarannya, di antaranya adalah Imam Al-Ghazali. Tokoh ini telah banyak mewarnai pendidikan masyarakat Islam Indonesia.

  Imam Al-Ghazali adalah ulama besar yang terkemuka dan menyejarah hingga kini dalam bidang agama. Imam Al-Ghazali termasuk salah seorang terpenting dalam sejarah pemikiran agama secara keseluruhan. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Tusi Al-Ghazali yang bergelar Syaikh Al Ajal Al Imam Al Zahid, Al Said Al Muwafaq Hujjatul Islami (Nata, 2001: 55).

  Imam Al-Ghazali merupakan ulama yang produktif dalam menulis. Secara garis besar karangan Imam Al-Ghazali terbagi dalam empat bidang : Ilmu Kalam, Falsafah, Batiniyah, Tassawuf. Dari sebagian banyak buku Imam Al-Ghazali yang terkenal diantaranya adalah : Muqisdul Falasifah, Tahafutul Falasifah, Al Munqidz Minandh

  Dhalal dan Ihya‟ Ulumudin (Munir, 1991: 114).

  Salah satu kitab karangan Imam Al-Ghazali yang tak kalah fenomenal di dunia pendidikan adalah kitab Ayyuhal Walad. Kitab tersebut membahas beberapa pokok bahasan tentang beragama. Salah satu yang menarik dalam pembahasan kitab ini adalah tentang konsep pendidikan akhlak untuk menjadikan manusia yang berkarakter.

  Kitab Ayyuhal Walad berisikan tentang adab dalam belajar. Sehingga dalam pembahasan kitab Ayyuhal Walad dapat membantu dalam memperbaiki pendidikan karakter saat ini yang mulai mengalami kemerosotan. Serta dapat memberikan sumbangsih dalam Pendidikan Agama Islam.

  Dengan latar belakang yang telah terpapar di atas penulis termotivasi untuk mengkaji lebih lanjut tentang pendidikan nilai karakter dalam penelitian ini dengan judul

  “Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad .

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka selanjutnya penulis mengemukakan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas, supaya dapat mempermudah penelitian ini, antara lain yaitu :

1. Bagaimana pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad ? 2.

  Bagaimana muatan pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad ?

  3. Bagaimana relevansi pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad dengan pendidikan Islam di Indonesia kontemporer?

C. Tujuan Penelitian

  Dalam setiap penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapaun dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad 2.

  Untuk mengetahui muatan pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad

  3. Untuk mengetahui relevansi pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al- Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad dengan pendidikan Islam di Indonesia kontemporer

  D.

  Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.

  Dapat dijadikan referensi dalam upaya pengembangan pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya.

  2. Dapat dijadikan rujukan yang tepat untuk mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik.

  3. Memberikan informasi dan memperkaya wacana mengenai pemikiran tentang cendekiawan muslim Imam Al-Ghazali.

  4. Bagi pendidikan Islam, penelitian ini menjadi salah satu sumbangan pemikiran bagi perbaikan pendidikan Islam di masa yang akan datang untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya (insan kamil) dengan mempertahankan konsep hidup yang selalu berdasarkan ilmu yang sekaligus menjadi pikiran dalam kehidupan di dunia dan bimbingan menuju Illahi Rabbi.

5. Memberikan manfaat bagi guru Pendidikan Agama Islam.

E. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah adalah untuk mendapatkan kejelasan tentang judul skripsi di atas, supaya tidak terjadi kesalahpahaman maka penulis perlu memberikan batasan- batasan dan penegasan secukupnya terhadap istilah-istilah yang ada, yaitu : 1.

  Tinjauan dari Pendidikan Karakter Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingannnya, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Mansur,2004: 57). Pendidikan merupakan upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penentuan dalam menjalani kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradapan umat manusia (Mansur, 2001: 1).

  Jadi pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan berarti proses bimbingan oleh pendidik (guru, orang tua, masyarakat ataupun lingkungan) kepada anak didik baik jasmani maupun rohani yang dilakukan secara sadar dan sengaja agar terbentuk kepribadian yang sempurna serta untuk memperbaiki kualitas hidup manusia.

  Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Karakter juga bisa dipahami tabiat atau watak. Dengan demikian orang yang memiliki karakter adalah orang yang memiliki kepribadian atau watak.

  Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimnsi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pandidikan karakter dapat dimaknai dengan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk untuk memberikan keputusan yang baik maupun yang buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu alam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

  Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai upaya yang terncana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.

  Pendidikan nilai karakter yang menjadi kunci keberhasilan dalam mencetak generasi bangsa yang berkarakter baik adalah sifat utama Rasullulah SAW yaitu

  shidiq, amanah, fathonah dan tabligh .

  2. Imam Al Ghazali Nama Imam Al-Ghazali yang dimaksud adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad at Tusi Al Ghazali, Imam Al-Ghazali termasuk seorang pemikir Islam, teolog, filsuf dan sufi yang termasyhur. Imam Al-Ghazali dilahirkan di kota Gazalah, sebuah kota kecil dekat Tus di Khurasan, yang pada waktu itu sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia Islam. Imam Al-Ghazali meninggal di kota Tus setelah perjalanan mencari ilmu dan ketenangan batin, kemudian nama Al-Ghazali dan at Tusi itu dinitsbatkan kepada tempat kelahirannya (Ensiklopedi Islam, 1994 : 25).

  3. Kitab Ayyuhal Walad Kitab Ayyuhal Walad adalah kitab kecil berbahasa Arab dan termasuk salah satu karya Hujjatul Islam Al-Ghazali. Di dalam kitab ini dari segi isinya menggunakan metode mauziah atau pemberian nasehat dengan memberikan arahan-arahan kepada anak meliputi teori-teori yang disandarkan pada al-

  Qur‟an maupun hadist juga dengan menggunakan pemikiran-pemikiran Imam Al-Ghazali itu sendiri dengan pengalamannya sebagai seorang pendidik yang profesional.

  Kitab ini muncul karena permintaan dari salah satu siswa zaman dahulu, yang meminta kepada Imam Al-Ghazali untuk menulis kitab yang didalamnya memuat ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat bagi dirinya di dunia maupun di akhirat.

  F.

  Telaah Kepustakaan Untuk mencapai hasil penelitian ilmiah diharapkan data-data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini dan menghindari tumpang tindih dari pembahasan penelitian. Dalam kajian pustaka yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang temanya hampir sama dan dari pengarang yang sama dengan judul penelitian ini, yaitu tokoh

  “Imam Al-Ghazali”. Diantara hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut : 1)

  Skripsi Paryono, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, 2014, yang mengangkat tema dengan pendididkan akhlak dengan judul “ Konsep Pendidikan Akhlak Imam Al-Ghazali (Studi analisis kitab Ihya‟ Ulumudin)” ( Paryono, 2014). Kesimpulan dari skripsi ini konsep pendidikan akhlak dalam kitab

  Ihya‟ Ulumudin

  antara lain : Pengajaran Keteladan dan Kognifistik, Mengolaborasi Behavioristik dengan pendekatan Humanistik serta relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam dam membentuk akhlak yang mulia. 2)

  Skripsi Muhammmad 'Athoillah, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, 2015, yang mengangkat tema pendidikan k arakter sufistik dengan judul “Pendidikan Karakter

  Sufistik menurut Imam Al-Ghazali (Studi Analisis dalam Kitab

  Ihya‟ Ulumudin Bab Riyadlatun al-Nafs )” („Athoillah, 2015). Kesimpulan dari skripsi ini pendidikan karakter sufistik dalam kitab

  Ihya‟ Ulumudin bab Riyadlatun al-Nafs

  antara lain: pentingnya akhlak dan dengan hati bersih yang didalamnya terdapat keimanan yang kuat akan menghasailkan karakter yang baik yang religius, humanis, sosialis, tidak sombong yang bisa menjaga hawa nafsu amarah serta relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam dalam memebentuk manusia yang berkarakter.

  Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, tentunya berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaanya yaitu : 1)

  Paryono mengangkat tema tentang pendidikan akhlak, sedang penelitian yang dilakukan penulis mengangkat tema tentang pendidikan karakter. Skripsi Paryono berjudul “Konsep Pendidikan Akhlak Imam Al-Ghazali (Studi analisis kitab Ihya‟

  Ulumudin

  )”. Fokus penelitian skripsi Paryono adalah mengenai konsep pendidikan akhlak, sedang fokus penelitian penulis adalah menenai pendidikan karakter yang ada dalam kitab Ayyuhal Walad serta relevansinya dengan pendidikan Agama Islam. Jadi, baik secara tema, judul serta fokus pembahasan sangat jelas sekali perbedaanya. 2)

  Muhammmad 'Athoillah, mengangkat tema tentang pendidikan karakter sufistik, sedaang penulis mengangkat tema tentang pendidikan karakter. Skripsi Muhammmad 'Athoillah berjudul “ Pendidikan Karakter Sufistik menurut Imam Al-Ghazali (Studi Analisis dalam Kitab

  Ihya‟ Ulumudin Bab Riyadlatun al- Nafs

  )”. Fokus penelitian skripsi Muhammmad 'Athoillah adalah menganai Pendidikan Karakter Sufistik, sedang fokus penelitian penulis adalah menenai pendidikan karakter yang ada dalam kitab Ayyuhal Walad serta relevansinya dengan pendidikan Agama Islam. Jadi, baik secara tema, judul serta fokus pembahasan sangat jelas sekali perbedaanya.

  Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa sudah ada skripsi yang mengkaji tentang pemikiran Imam Al-Ghazali. Namun judul dan fokus pembahasannya berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Skripsi ini mengkaji tentang pendidikan karakter yang ada dalam kitab Ayyuhal Walad serta relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam.

  G.

  Metode Penelitian Proses dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah, diantaranya yaitu :

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah bibliografi, karena dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisa, membuat interprestasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dan mencakup hasil-hasil para pemikir dan ahli-ahli (Nasir,1995: 62). Penelitian literer lebih dimaksudkan studi “kepustakaan” dan bukan studi “perpustakaan” (Arifin, 1990 : 135).

  Jadi penelitian ini menggali datanya dari bahan-bahan tertulis (khususnya berupa teori-teori). Penelitian didasarkan pada studi literer dari buku-buku yang ada hubungannnya langsung dengan penelitian ini.

  2. Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini diperoleh dari riset kepustakaan (library research) yaitu hasil dari penelitian sebagai buku dan karya ilmiah yang ada relevansinya dengan permasalahan, terutama buku-buku tentang pendidikan karakter baik itu karya Imam Al-Ghazali maupun lainnya.

  Adapun sumber data dibagi menjadi dua : a.

  Sumber Data Primer Yaitu sumber data yang secara langsung berkaitan dengan obyek riset (Dharaha, 1985 : 60). Dalam penelitien ini sumber data primernya adalah kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al Ghazali.

  a.

  Sumber Data Sekunder Yaitu sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber data primer dalam penelitian ini dan merupakan bacaan yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian.

  3. Teknik Pengelolaan Data Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data pustaka yaitu membaca bahan dan mencatat serta mengolah bahan penelitian (Zed, 2004:3) dari berbagai buku dan karya ilmiah yang ada hubungannnya dengan permasalahan dengan mengutamakan data pokoknya yaitu Kitab Ayyuhal

  Walad kemudian data ari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan.

  4. Analisis Data Melihat obyek penelitian ini adalah buku-buku atau literatur yang termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan, maka penelitian ini adalah merupakan

  library reseacrh .

  Data yang terkumpul selanjutnya akan penulis analisa dengan menggunakan teknik analisa kualitatif dengan cara : a.

  Deduktif Maksudnya adalah dari hal-hal atau teori yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Dalam arti pengambilan kesimpulan yang berawal dari suatu pernyataan tentang pendidikan karakter secara umum kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari pendidikan nilai karakter menurut Imam Al Ghazali sehingga menghasilkan kesimpulan yang bersifat khusus.

  b.

  Induktif Maksudnya adalah mengambil kesimpulan yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat khusus dan mengambil atau menarik kesimpulan yang bersifat ke dalam berangkat dari uraian-uraian khusus Imam Al-Ghazali, kemudian diformulasikan ke dalam suatu kesimpulan yang bersifat umum.

  a.

  Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan ini dibagi lima bab yang perinciannnya sebagai berikut :

  Bab 1 Pendahuluan membahas tentang latar belakang dan dasar-dasar aktivitas pokok penelitian. Bab II Berisi tentang pengenalan tokoh yang diteliti. Bab III Mengenal kitab Ayyuhal Walad, yang membahas tentang latar belakang penulisan Ayyuhal Walad dan isi pokok kitab Ayyuhal

  Walad .

  Bab IV Analisis karya Imam Al-Ghazali yang secara khusus membahas pendidikan karakter. Bab V Penutup yang berisi tentang kesimpulan serta saran.

BAB II BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI A. Latar Belakang Imam Al-Ghazali Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Tusi Al-Ghazali. Versi lain menyebutkan bahwa nama lengkap Imam Al-Ghazali dengan gelarnya adalah Syaikh al-Ajal al-Iman al-Zahid, al-Said al- Mawafaq Hujjatul Islam. Zainul Syaraf mengatakan bahwa nama lengkap Imam Al- Ghazali adalah al-Ummah bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali al-Tusi

  (Nata,2001: 55). Imam Al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 (1058) dibesarkan di kota Tus, sekarang dekat Masyhad, sebuah kota kecil di Khurasan yang sekarang adalah Iran.

  Imam Al-Ghazali lahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya Muhammad adalah seorang pengusaha yang bekerja memintal wol dan menjual di tokonya sendiri.

  Muhammad seorang yeng mempunyai tipe pecinta ilmu, sehingga disamping menekuni pekerja‟anya, juga sering mengunjungi mejelis-majelis pengajian untuk menuntut ilmu agama. Disinilah Muhammad berkeinginan dan berdoa supaya dikaruniai anak yang kelak menjadi orang besar dan berpengetahuan luas seperti ulama-ulama tempat ia mengambil ilmu (Ghofur, 2006: 25-26).

  Imam Al-Ghazali memiliki saudara laki-laki yang bernama Abu al-Futuh Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad at Tusi Al Ghazali, dengan gelar Majdudin, keduanya menjadi ulama besar. Hanya saja, Majdudin lebih berprofesi pada kegiatan dakwah sedangkan Imam Al-Ghazali lebih berkonsentrasi menjadi penulis dan pemikir. Pendidikan Imam Al-Ghazali pada masa kecil berlangsung di kampung halamannya. Setelah ayahnya meninggal dunia, Imam Al-Ghazai dan saudaranya dididik oleh salah seorang sufi yang mendapat wasiat dari ayah keduanya untuk mengasuh mereka, yaitu Ahmad bin Muhammad ar Razikani at Tusi, ahli tasawuf dan fiqh dati Tus. Mula-mula sufi ini mendidik keduanya secara langsung.

  Tatapi, setelah harta keduanya habis, sementara sufi itu seorang yang miskin, mereka dimasukkan ke sebuah madrasah di Tus (Ensiklopedia Hukum Islam, 1997 : 404).

  Setelah itu Imam Al-Ghazali pindah ke Naisabur, Imam Al-Ghazali belajar kepada al Juwaini yang terkenal dengan sebutan Imam Al Haramin, seorang teolog

  

Asy‟ariyah. Imam Al Ghazali belajar ilmu fiqih dan ilmu kalam kepada gurunya. Dari

  Naisabur Imam Al- Ghazali pindah ke Mu‟skar kemudian ia berkenalan dengan

  Nizamul Mulk, perdana Mentri bani Saljuk. Nizamul Mulk menjadikan Imam Al- Ghazali sebagai guru pada tahun 1091 m di madrasah al Nizamiyah Baghdad yang telah didirikan Nizamul Mulk sendiri. Di kota Baghdad ini Imam Al-Ghazali menjadi terkenal. Pengajian halaqahnya semakin ramai. Imam Al-Ghazali pun telah menulis banyak karya ilmiah. Pada tahun 1095 M, Imam Al-Ghazali meninggalkan jabatan terhormat di Baghdad, kemudian menuju kota Makkah (Zuhri, 1997 : 31), guna menunaikan ibadah haji. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Syam dan tinggal sementara di kota Baitul Maqdis. Selanjutnya Imam Al-Ghazali pergi ke Damaskus dan

  ber‟uzlah di sebuah Zawwiyah di dalam masjid raya Al Umawi Zawiyah tempat

  Imam Al-Ghazali uslah tersebut dengan sebutan Az Zawiyat Al Ghazaliyah. Di tempat inilah Imam Al-Ghazali menggunakan waktunya untuk menulis kitab

  Ihya‟ Ulumuddin (An Nadwi, 1418 H : 11).

  Akhirnya Imam Al-Ghazali kembali ke Tus. Sampai di sana Imam Al-Ghazali mendirikan lembaga pendidikan. Di lembaga pendidikan tersebut Imam Al-Ghazali mengajar dan beribadah. Kemudian di akhir kehidupannya tepatnya pada tanggal 14 Jumadil Akhir tahun 505 H, setelah selesai berwudhu dengan sempurna, lalu berbaring meluruskan badan dan tidak lama setelah itu Imam Al-Ghazali meninggal dunia (Ibrohim, 1987 : 192).

  Demikianlah sekelumit sejarah hidup dari ulama besar ini, dimana Imam Al- Ghazali memiliki saham yang tidak kecil baik dalam bidang pendidikan, tasawuf, fiqh dan lain-lain. Semoga pusaka ilmiah yang titinggalkan Imam Al-Ghazali dapat kiranya diambil faidahnya oleh umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.

B. Latar Belakang Pendidikan Imam Al-Ghazali

  Latar belakang pendidikan Imam Al-Ghazali dimulai dari belajar al- Qur‟an pada ayahnya sendiri Muhammad. Sepeninggal ayahnya Imam Al-Ghazali dan saudaranya (Abu al-Futuh Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad at Tusi Al Ghazali) dititipkan kepada teman ayahnya, Ahmad bin Muhammad al-Rizkani, seorang sufi besar. Imam Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqh, riwayat hidup para wali, dan kehidupan spiritual mereka, selain itu Imam Al-Ghazali belajar tentang syair- syair tentang mahabbah (cinta) kepada Tuhan, belajar al-

  Qur‟an dan sunnah (Nata,2001: 58).

  Kerena harta peninggalan ayah Imam Al-Ghazali cepat habis, maka Imam Al- Ghazali dimasukkan ke sebuah sekolah yang menyediakan beasiswa bagi para muridnya, gurunya adalah Yusuf al-Nassj juga seorang sufi. Setelah tamat Imam Al- Ghazali melanjutkan sekolah ke kota Jurjan yang ketika itu juga menjadi pusat kegiatan ilmiah. Disini Imam Al-Ghazali mempelajari ilmu bahasa Arab dan Persia, disamping mempelajari pejaran agama. Di antara gurunya adalah Imam Abu Nasr al- Ismaili. Guna memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuannya Imam Al-Ghazali pergi ke Nahipur dan disana memasuki Madrasah Nidzamiyah yang dipimpin ulama besar Imam al-Haramain al-Juwaini seorang tokoh aliran Asy‟ariyah (Nata, 2001: 5).

  Di Baghdad Imam Al-Ghazali mulai menekuni kehidupan formal sebagai seorang tenaga pengajar di Universitas an-Nizdamiyah, Baghdad ketika itu merupakan pusat perkembangan ilmu pengetahuan sejak Dinasti Abbasiyah masih jaya, serta aliran ang beraneka ragam, sangat pesat, sebagaimana yang digambarkan oleh Imam Al-Ghazali sendiri.

  Melalui al-Juwaini inilah Imam Al-Ghazali memperoleh ilmu fiqh, ilmu mantiq dan ilmu kalam, karena Imam Al-Ghazali dinilai berbakat dan berprestasi kemudian diangkat sebagai asistennya al-Juwaini sebagai gurunya merasa kagum dan sering memuji-muji Imam Al-Ghazali. Dalam menempuh pendidikan itu Imam Al-Ghazali selalu memohon kepada Allah SWT agar diberi pengetahuan yang berguna dan berbuah selama hidupnya. Ia kemudian memperdalam pengetahuannya di Tus selama tiga tahun, yaitu memperdalam ilmu yang diperolehnya dengan jalan muzakarah dan muthala‟ah sehingga hafal semua apa yang ada di benaknya.

  Dalam bidang tasawuf Imam Al-Ghazali belajar kepada Imam Yusuf al-Nassj dan Imam al-Zahid Abi Alial Fadhlu bin Muhammad bin Ali al-Farmudzi al-Thusi, yaitu sebagian murid Abi al-Qasimal-Qusyairi. Selanjutnya dalam bidang hadist Imam Al-Ghazali belajar kepada Abi Sahl Muhammad bin Ahmad al-Hifsi al- Maruzis. Kepadanya Imam Al-Ghazali belajar kitab Shahih Bukhari. Guru lainnnya dalam bidang hadist adalah Abu al-Fath Nasr bin Ali bin Ahmad al-Hakimi al-Thusi, Abu Muhammad bin Muhammad al-Khuri, Muhammad bin Yahya bin Muhammad al-

  Suja‟i al-Zu‟zini, al-Hafidz Abu al-Fiyan Umar bin abi-hasan al-Ruaisi al- Dahastani dan nasr bin Ibrahim al-Maqdisi (Nata, 2001: 60).

  Dengan demikian tuntaslah studi yang Imam Al-Ghazali lakukan, termasuk bidang kepemimpinan politik, dan berhak mendapatkan gelar kebesaran dan guru- guru, orang-orang yang hidup sezaman dengannya dan yang datang kemudian, sehingga seorang muridnya bernama Muhammad bin Yahya al-Naisaburi menyatakan, tidaklah dikenal Imam Al-Ghazali menilai seorang yang telah mendekati mencapai kesempurnaan akalnya. Sementara gurunya Imam al-Haramain menyatakan kekagumannya dan menyimpatinya sebagai Bahrun Mudghah (lautan yang tidak bertepi). Hal ini tidak lain karena banyaknya bidang pengetahuan yang dikuasai Imam Al-Ghazali, baik tentang aliran-aliran, perbedaan-perbedaan, pokok-pokok agama, fiqh, mantiq, hikmah, filasafat, dan semua itu dupahami secara benar, menguasai semuanya, sangat cerdas, tajam daya analisisnya, kuat hafalanya dan argumentasinya (Nata,2001: 59).

C. Kondisi Sosio-Kultural pada Masa Imam Al-Ghazali

  Imam Al-Ghazali adalah seorang tokoh Islam yang hidup pada zaman raja-raja Daulat Saljuk Raya (Turki) yang telah menguasai daerah Khurasan, Ray, Jibal, Irak, Jazirah, Persia dan Ahwaz. Kemudian yang mendirikan Daulat Saljuk Raya tersebut adalah Rukunuddin Abu Thalib Thughrul Bek, dan Imam Al-Ghazali sendiri pada waktu itu telah menyaksikan masa Adududdin Abu Syuja‟ Alp Arsalan, jalaludin Abil Fatah Malik Syah, Nasiruddin Mahmud, Rukunuddin Abul Muzafar Barkiaruk, Rukunuddin Malik Syah (11) dan Muhammad bin Malik Syah. Kelahiran Imam Al- Ghazali bertepatan pada akhir pemerintahan Thughrul Bek yang telah mengusai kota Baghdad (Bahreis, 1981: 17).

  Imam Al-Ghazali, secara politik hidup dan bekerja pada zaman kekacauan. Menurut sejarawan Abu Al Fida‟, pemerintahan Abbasiyah tengah mengalami posisi kemerosotan, kekuasaan Arab di daerah kota Baghdad telah hilang atau hampir hilang, Spanyol tengah melakukan pemberontakan melawan para pejabat muslimnya.

  Peter Sang Pertapa menyeru Eropa ke dalam Perang Salib. Pada masa itu pula masyarakat (umum) terbagi menjadi kelompok Syiah dan Sunnah berdasarkan perbadaan-perbedaan keagamaan dan politik. Sementara aliran

  Asy‟ariyah dan filsafat

Skolastik Islam , dengan mendapatkan dukungan orang-orang Seljuk, guna menentang

  terhadap orang-orang

  Mu‟tazilah. Rezim politik di daerah Baghdad sangat rumit dan

  membingungkan. Satu sisi di dalamnya terdapat Khalifah, yang luas kekuasaannya sebatas pe rebutan namanya pada shalat Jum‟at, dan di sisi yang lain terdapat Sultan Seljuk, yang telah menguasai pasukan dan politik .

  Imam Al-Ghazali mendengar tentang peristiwa kehancuran dan menimpa dunia Islam pada tahun-tahun terakhir kehidupannya, yaitu peristiwa serangan yang dilakukan oleh tentara salib yang mengarah ke Raha (di lembah Eufrat) pada tahun 490 H dan di Antioch pada tahun 491 H dan Tripoli (Lebanon) pada tahun 595 H. Peristiwa-peristiwa ini tidak tercatat pada karya-karya Imam Al-Ghazali berada di Khusaran, yang letaknya jauh dari tempat pertempuran, dan pada saat itu kawasan- kawasan Islam semuanya terlibat dalam permusuhan dan pertikaian. Sedangkan perebutan kekuasaan antara para penguasa tidak kunjung usai dan peristiwa ini yang telah memisahkan orang-orang muslim di satu negeri dari berbagai peristiwa yang telah terjadi di negeri-negeri muslim yang lain. Dalam masa hal ini juga muncul ancaman teror kelompok Bathiniyah yang telah merajalela, yang ujung-ujungnya berpuncak pada pembunuhan terhadap Nizam al Mulk pada 485 H dan putranya. Fakhr al Dawla pada tahun 500 H juga terhadap Wazir dari Sultan Barkyaruq pada tahun 495 H.

  Masa Imam Al-Ghazali hidup, banyak sekali para pemimpin negara dan ulama- ulama sebagai penjilat yang menipu masyarakat guna memperoleh keuntungan- keuntungan dunia. Adapun bukti nyata peristiwa ini yaitu munculnya kitab Imam Al- Ghazali yang berjudul

  “ Al Munqidz Minandh Dhalal” (Pembebasan Kesesatan) yang

  telah berusaha membebaskan masyarakat dari kesesatan yang telah terjadi pada waktu itu. Hal ini diakibatkan banyaknya ulama pada masa itu yang saling mengadu kekuatan dengan perdebatan untuk memamerkan ilmu dan agamanya, dibalik semua itu sebenarnya berkeinginan meminta sanjungan dari masyarakat, karena mereka termasuk ulama-ulama yang mencari harta semata. Sehingga Imam Al-Ghazali menggambarkan masyarakat pada waktu itu sebagai orang-orang yang takwa tapi palsu, juga sebagai orang-orang sufi palsu yang menipu manusia dengan ketakwaannya, kedudukan menteri-menteri dan raja-raja Islam pada masa itu kebanyakan berusaha memperalat rakyat guna berperang atas nama agama, sehingga terjadi perang saudara dalam Islam yang dipimpin oleh rajanya masing-masing, yang sebenarnya keadaan masyarakat Islam cukup baik, tetapi fitnah yang sengaja dikeluarkan oleh pemimpin-pemimpin mereka baik di Mesir, Siria, Irak, Khurasan dan lain-lain telah dikuasai oleh pemimpin-pemimpin tercela (Bahreis, 1881: 18-19).

D. Kondisi Pendidikan pada Masa Imam Al-Ghazali

  Abu Hamid Al-Ghazali hidup pada masa Nizamul Mulk, seorang wazir besar dari kalangan Bani Saljuk, pada waktu itu wazir telah berhasil mendirikan sekolah- sekolah tinggi yang disediakan untuk memperdalam penyelidikan tentang agama dan perkembangannya. Ini membuktikan bahwa kondisi pendidikan pada masanya mengalami kemajuan (Hamka, 1993: 120).

  Abad ke 5/11 merupakan masa terjadinya konflik antara kelompok-kelompok beragama dalam Islam, seperti halnya

  Mu‟tazilah, Syi‟ah, Asy‟ariyah, Hanafiyah, dan Syafi‟iyah. Wazir Saljik sebelum Nizham Al Mulk yaitu Al Kunduri salah seorang

  yang menganut mazhab Hanafi dan pendukung

  Mu‟tazilah, termasuk dalam

  kebijakannya sebagai wazir adalah mengusir dan menganiaya para penganut

  Asy‟ariyah yang sering kali juga berarti penganut madzhab Syafi‟i. Al Kunduri

  selanjutnya digantikan posisinya sebagai wazir oleh Nizham Al Mulk, salah seorang yang menganut madzhab

  Syafi‟i Asy‟ariyah, oleh karena itu secara alamiah

  berhadapan dengan kelompok yang bermadzhab

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 11

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN Analisis Tentang Fenomena Pendidikan Anak Orang Miskin Di Desa Karangkepoh Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2006 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 66

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 1 118

NILAI- NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILM HAJI BACKPACKER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 104

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL DALAM IBADAH PUASA PERSPEKTIF TASAWUF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 126

KONSEP IKHLAS DALAM KITAB MINHAJUL ABIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN IBADAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 100

KONSEP BIRRUL WAALIDAIN AL-QUR’AN SURAT AL-AHQAAF AYAT 15-16 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 132

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNA LARAS DI SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 158

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

0 0 95