MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNA LARAS DI SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

MODEL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAGI ANAK TUNA LARAS

DI SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh :

GITA SAKINA

121 09 006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )

SALATIGA

2016

  

MOTTO

هملعو نارقلا ملعت هم مكريخ )يراخبلا هاور(

  

Yang paling baik diantara kamu adalah orang yang

mau belajar

Al- Qur’an dan mengajarkanya. (Hr.BukHori)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil „alamiin dengan izin Allah SWT Skripsi ini selesai.

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang

  • – orang yang telah mendorong dan selalu memperjuangkan mimpiku:

   Suamiku tercinta Arison Saetban yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya, memberi motivasi, bimbingan dan do‟a yang tak pernah henti – hentinya.

   Ayahanda Suwahadi Mulyono dan Ibunda Nuril Munawaroh yang selalu memberikan dukungan untukku serta selalu membimbingku dan mengarahkanku untuk menjadi yang lebih baik.

   Adik tersayangDian Safietrie dan Raihan Mahardika yang selalu berbagi denganku tak pernah berhenti tuk mewarnai hariku dengan senyum dan tawa kalian.

   Bapak Usman Saetban dan mama Salma Koebanu yang selalu memberikan do‟anya untukku.

   Keluarga besarku, terima kasih atas motivasi dan dukungan yang selalu kalian berikan padaku.

   Sahabatku yang selalu memberikan dukungan kepadaku ( Amy Nur Amalia ) sahabat terimakasih banyak untuk semangat dan kebersamaan yang telah kitajalin sejak kita di SMP Islam Sudirman Ambarawa.

   Adikku Annisa Kharisma Dewi yang selalu menemaniku dalam

   Keluarga besar SD N Tambakboyo 02 dan SD N Lodoyong 02 yang senantiasa memotivasiku serta menemaniku dalam perjalanan perkulihanku.

   Keluarga besar KKG – PAI Kec. Ambarawa yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi untukku.

   Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terimakasih banyak atas bantuannya.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul.Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam. Adapun judul skripsi ini adalah “MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNA LARAS DI SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA”.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  3. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  4. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

5. Ayahanda dan Ibunda tersayang yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

  6. Suamiku tercinta Arison Saetban yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya, memberi motivasi, bimbingan dan do‟a yang tak pernah henti – hentinya.

  7. Bapak Usman Saetban dan mama Salma Koebanu yang selalu memberikan do‟anya untukku.

  8. Adiku tersayang Dian Safietrie dan Raihan Mahardika yang selalumemberiku dukungan, semangat, dan dorongansehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT.

  Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan, semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda amiin. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Aamii n ya robbal „alamiin.

  Salatiga, 10 Maret 2016 Penulis,

  

ABSTRAK

  Sakina, Gita. 2016. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak

  Tuna Laras Di SMP Muhammadiyah Salatiga .Skripsi. Jurusan Tarbiyah

  dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Lilik Sriyanti M.Si.

  Kata Kunci: Model Pembelajaran Agama Islam, Anak Tuna Laras.

  Anak tuna laras adalah sebutan bagi anak yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. SMP Muhammadiyan Salatiga merupakan sekolah umum, bukan sekolah inklusi akan tetapi terdapat beberapa peserta didik yang termasuk pada golongan anak tuna laras. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tuna laras di SMP Muhammadiyah Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab (1) Bagaimanakah karakteristik anak Tuna Laras?(2) Bagaimanakah model pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan untuk anak Tuna Laras? (3) Apa masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak Tuna Laras? (4) Upaya apa yang harus ditempuh oleh guru Pendidikan Agama Islam untuk mengatasi masalah tersebut?

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: observasi mengenai model pembelajaran yang digunakan para pendidik khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku tuna laras; wawancara dengan kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam, beberapa guru, karyawan dan anak tuna laras, dan dokumentasi untuk mencari data mengenai gambaran umum SMP Muhammadiyah Salatiga.

  Penelitian, menyimpulkan bahwa karakteristik anak tuna laras dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek perilaku, aspek akademik dan aspek emosional. Model pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk anak tuna laras yang diterapkan sama saja tidak ada perbedaan dalam model pembelajaan antara anak normal dan anak tuna laras, tetapi khusus untuk anak tuna laras gurumemberikan perhatian dan catatan khusus untuk memantau kondisi anak tuna laras. Adanya pendampingan khusus serta diberi tambahan jam pelajaran untuk mengejar materi yang belum dikuasai.Hambatan atau masalah yang di hadapi oleh guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tuna laras adalah dari pendidik maupun peserta didik.

  .

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN BERLOGO ........................................................................ ii HALAMAN DEKLARASI ..................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. iv HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. vi

MOTTO ................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................. x

ABSTRAK ............................................................................................... xii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Fokus Penelitian ....................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 11 D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 12 E. Penegasan Istilah ...................................................................... 13 F. Metode Penelitian ..................................................................... 16 1. Jenis Penelitian ................................................................... 16 2. Kehadiran Peneliti .............................................................. 17

  4. Sumber Data ....................................................................... 18 5.

  Prosedur Pengumpulan Data .............................................. 20 6. Tekhnik Analisis Data ........................................................ 24 7. Pengecekan Keabsahan Data .............................................. 25 8. Tahap-Tahap Penelitian ...................................................... 28 G. Sistematika Penulisan ............................................................... 31

  BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran ................................................................. 33 1. Pengertian Model Pembelajaran ........................................ 33 2. Ciri – ciri Model Pembelajaran ......................................... 35 3. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model Pembelajaran

  ………………………………………………………….. 36 4. Macam – macam Model Pembelajaran………………….. 36 B. Pendidikan Agama Islam .......................................................... ….. 46 1.

  Pengertian Pendidikan Agama Islam................................. 46 2. Landasan Pendidikan Agama Islam .................................. 47 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam………………………… 50 C. Anak Tuna Laras ...................................................................... 53 1.

  Pengertian Tuna Laras……………………………………. 53 2. Karakteristik Anak Tuna Laras…………………………… 54 3. Penyebab Ketunalarasan………………………………….. 56 4. Dampak Anak Tuna Laras………………………………… 57

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum dan Lokasi Subjek Penelitian ...................... 60 1. Profil Madrasah ................................................................. 60 a. Awal Berdirinya SMP Muhammadiyah Salatiga ........ 60 b. Tujuan ......................................................................... 61 c. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah Salatiga ...... 62 B. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tuna laras

  .................................................................................................. .. 74 1.

  Karakteristik anak tuna laras di SMP Muhammadiyah Salatiga ........................................................................................... . 74 2. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang cocok untuk anak tuna laras di SMP Muhammadiyah Salatiga............. 76

  3. Masalah yang di hadapi guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tuna laras .................. .. 81 4. Usaha yang harus di tempuh oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah tersebut .................................... .. 83

  BAB IV ANALISIS DATA A. Karakteristik anak tuna laras di SMP Muhammadiyah Salatiga ..................................................................................................

  ………… ………………………………………………………. 85 B. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang cocok untuk anak

  C.

  Masalah yang di hadapi guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tuna laras ............................................ 102 D. Usaha yang harus di tempuh oleg guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah tersebut ...................................................... 106

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 111 B. Saran .................................................................................... 114 C. Penutup……………………………………………………. 116 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Guu dan Karyawan ...................................................

  64 Tabel 3.2 Diklat/ Penataran yang Pernah di ikuti Kepala Sekolah ......

  67 Tabel 3.3 Keadaan GuruBerdasarkan Jenjang Pendidikan ..................

  69 Tabel 3.4 Daftar Nama Guru Pendidikan Agama Islam ......................

  70 Tabel 3.5 Daftar Siswa SMP Muhammadiyah Salatiga ......................

  71 Tabel 3.6 Daftar Siswa berkebutuhan Khusus Tuna Laras ..................

  72

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I : Daftar Riwayat Hidup Lampiran II : Profil Sekolah Lampiran III :Verbatin Wawancara Lampiran IV : Dokumentasi Lampiran V :Silabus Lampiran VI : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( R.P.P ) Lampiran VII : Daftar Nilai S.K.K Lampiran VIII : Surat Ijin Penelitian Lampiran IX : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran X : Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan di dunia ini, manusia tidak bisa terlepas dari

  pendidikan. Karena dengan adanya pendidikan, manusia akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang mana nantinya akan menjadi bekal bagi kehidupannya. Selain itu dengan adanya pendidikan manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk tujuan hidup yang akan dicapai.

  Pendidikan Agama juga mempunyai peran yang sangat penting agar hidup tetap stabil dan terarah pada jalan yang benar. Agama mejadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna dan bermanfaat. Dengan menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia maka, penanaman nilai

  • – nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keharusan atau kewajiban yang harus ditempuh melalui pendidikan, baik itu pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekolah.

  Pendidikan Agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akhlak mulia itu sendiri mencakup etika, budi pekerti dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Sedangkan peningkatan serta pengamalan nilai

  • – nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun dalam kehidupan kemasyarakatan, agar kelak potensi yang dimiliki manusia mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Dengan adanya pendidikan agama diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran islam dalam hubungan dengan Allah dan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti ( Daradjat, 2011 : 29 ).

  Pendidikan Agama merupakan fondasi dasar bagi manusia, sehingga pendidikan agama itu sangat penting bagi kehidupan kita. Dalam pendidikan agama, berisi tentang tuntutan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari selain itu juga berguna untuk membentuk jiwa yang bersih serta pribadi yang santun dan untuk lebih kreatif dan inofatif dalam mengembangkan dan menerapkan materi tersebut kepada anak didiknya.

  Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang tidak bisa dipisahkan dengan terjadinya proses meningkatkan kecerdasan dan faktor pendewasaan manusia. Pendidikan bisa saja berawal dari bayi sebelum lahir ke dunia seperti yang telah dilakukan oleh kebanyakan orang dengan cara memainkan alat

  • – alat musik, mendengarkan lantunan ayat suci Al – Qur‟an dan memperbanyak membaca Al – Qur‟an ketika bayi masih didalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum
awal pembuahan, artinya seseorang yang menginginkan seorang anak yang pintar, cerdas, trampil, dan berkepribadian yang baik ( saleh/ salehah ), ia harus mempersiapkan perangkat utama dan pendukungnya terlebih dahulu ( Ubes Nur Islam, 2006 : 4 ).

  Adanya suatu pendidikan mempunyai tujuan yang akan dicapai manusia dalam menjalani kehidupan mendatang. Tujuan dari pendidikan adalah untuk menjadi manusia atau individu yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan YME, mempunyai akhlaq mulia, cerdas, sehat, berkemauan, berperasaan, dan dapat berkarya untuk memenuhi kebutuhan secara wajar, dapat mengendalikan hawa nafsu, bermasyarakat, berbudaya, dan berkepribadian.

  Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan, karena tanpa adanya pendidikan atau proses pembelajaran anak-anak bangsa tidak akan maju dan selalu dalam keadaan yang tertindas. selain itu pendidikan juga merupakan modal penting untuk semua anak, bukan hanya untuk anak normal, anak berkebutuhan khususpun juga membutuhkan pendidikan untuk modal hidupnya agar tetap bertahan dan dapat bersaing dengan lingkungan sekitarnya yang terkadang sulit untuk ditebak ( Aqila Smart, 2010:73 ). Dalam Pendidikan Islam, tidak dikenal adanya diskriminasi hak seseorang untuk memperoleh pengajaran, baik itu dari kalangan anak

  • – anak maupun orang yang sudah tua sekalipun dan juga baik itu dari golongan orang – orang cacat maupun orang normal.
tingkat kecerdasan dan juga potensi yang ada pada dirinya sendiri. Begitu juga dengan anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) mereka semua berhak untuk memperoleh pendidikan dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang sama halnya dengan anak normal lainnya. Selain itu, pendidikan agama juga sangat penting sebagai pondasi keagamaan agar dapat menjalankan kehidupan, anak didik yang termasuk anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) mempunyai benteng yang kuat serta bisa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga memiliki budi pekerti yang luhur.

  Menurut Wardani ( 2013 ) menjelaskan bahwa “ UU No. 20/ 2003 tentang sisdiknas, anak berkebutuhan khusus bisa dimaknai sebagai anak yang karena kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan memiliki kecerdasan atau bakat istimewa yang memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran”. Kebutuhan khusus terjadi karena peserta didik mengalami kelainan yang siginifikan dari kondisi normal sehingga anak atau peserta didik memerlukan bantuan khusus yang disebut dengan kebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang karena kelainan yang dimiliki memerlukan bantuan khusus dalam proses pembelajaran agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Kelainan tersebut dapat berada di bawah normal, dapat juga di atas normal, sehingga sebagai dampaknya diperlukan pengaturan khusus dalam pelayanan pendidikan.

  Kebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai kebutuhan khas setiap kecerdasan atau bakat istimewa yang dimiliki. Tanpa dipenuhinya kebutuhan khusus tersebut, potensi yang dimiki tidak akan berkembang secara optimal. Misalnya pada seorang anak dengan kecerdasan atau bakat istimewa akan terbantu dalam proses pembelajaran jika materi yang dia pelajari diperkaya, anak tuna runggu akan terbantu dalam pembelajaran jika kebutuhan khususnya yaitu lebih banyak berinteraksi melalui penglihatannya daripada pendengarannya, sementara anak tuna laras akan terbantu dalam pembelajaran jika kebutuhan khususnya yaitu lebih banyak diperhatiankan oleh lingkungan sekitar.

  Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar, begitu juga dengan anak

  • – anak tuna laras. Bahkan, Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Perlu kita ketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia. Demikian juga dengan perintah untuk belajar.

  Dengan ilmu yang dimiliki manusia melalui proses belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih tinggi kepada hamba-Nya.

  Seperti firman Allah dalam Q.S Mujadalah ( 58 ) : 11

  

          

             

  Yang artinya : “ Wahai orang – orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis

  • – majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat ( derajat ) kepada orang
  • – orang yang beriman di antara o
  • – orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa yang kamu kerjakan ( Q.S Mujadalah ( 58 ) : 11 ).

  Ilmu dalam hal ini, bukan hanya pengetahuan tentang agama saja, tetapi juga ilmu non agama yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman. Selain itu, ilmu juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang

  • – banyak dan diri orang yang menuntut ilmu ( Baharuddin d.k.k, 2008 : 32 33 ).

  Dalam hal pembelajaran, pastinya setiap anak didik memiliki hambatan dalam proses pembelajaran. Hambatan tersebut ada yang bersifat ringan sehingga anak didik dapat mengatasi permasalahan tersebut tanpa bantuan dari orang lain dan ada juga yang sifatnya berat dan harus melibatkan perhatian orang lain dalam menyelesaikan hambatan pembelajaran yang dialaminya. Anak tuna laras tidak selalu mengalami hambatan dalam proses pembelajaran, tapi ketika mereka berkumpul bersama dengan anak- anak sebaya lainnya dalam sistem pendidikan regular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

  Model pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan materi yang akan di berikan seorang pendidik kepada peserta didik, suatu proses pembelajaran akan berjalan secara efektif dan tujuan pembelajaranpun akan tercapai sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Model pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dan sesuai dengan materi yang guru berikan kepada peserta didik akan memudahkan peserta didik dalam menyerap materi yang guru berikan kepada peserta didik, memberikan minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta menghindarkan peserta didik dari rasa bosan dan kejenuhan saat proses pembelajaran berlangsung.Anak berkebutuhan khusus memiliki model pembelajaran tersendiri yang telah dirancang dan dipersiapkan oleh pendidik sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

  Model pembelajaran yang menarik dan disampaikan dengan cara menarik pula akan meningkatkan motifasi bagi peserta didik. Cara

  • – pendidik yang menyampaikan suatu materi pelajaran melalui contoh contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari
  • – hari atau cara pendidik menyampaikansuatu manfaat dari mempelajari p
  • – pokok bahasan yang dipelajari akan sangat mempengaruhi motifasi belajar bagi peserta didik.

  Model Pembelajaran yang kurang tepat membuat anak didik merasa tidak nyaman dalam mengikuti pembelajaran, selain itu rasa bosan juga akan selalu hadir ketika anak didik sulit untuk memahami materi yang guru berikan, selain itu keterbatasan alokasi waktu dalam pembelajaran pendidikan agama islam yang setiap minggunya hanya diberi waktu tiga jam pelajaran.

  Suasana pembelajaranpun juga akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diperoleh anak didik. Dengan suasana belajar yang menyenangkan, metode pembelajaran yang sesuai dengan materi akan menambah motivasi dan minat anak didik dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga hasil yang akan diperoleh juga akan maksimal. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk dapat menfasilitasi anak didik agar dapat meningkatkan potensi yang dimiliki oleh anak didiknya serta membuat anak didiknya aktif dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.

  Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah pendidikan agama dianggap suatu pembelajaran yang sulit sehingga kurang diminati oleh peserta didik. Pendidikan agama yang di dapat oleh peserta didik selalu monoton dan kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah saja.

  Sehingga peserta didik kurang minat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Selain model pembelajaran yang kurang menarik, minimnya jam mengajar Pendidikan Agama Islam pada suatu lembaga pendidikan juga mengakibatkan sebagian anak didik menyepelekan Pendidikan Agama Islam.

  Dalam hal ini anak pada sekolah menengah pertama banyak mengalami hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran yang salah pembelajaran yang sering monoton dan hanya dilakukan dengan metode ceramah saja selain itu juga terletak pada minimnya alokasi waktu pelajaran agama pada setiap minggunya. Pada sekolah menengah pertama Muhammaddiyah Salatiga merupakan sekolah umum tingkat pertama yang mana pada sekolah tersebut memilki beberapa siswa berkebutuhan khusus kategori tuna laras, sehingga pada sekolah tersebut harus memiliki model pembelajaran yang dapat membuat anak didik merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Bukan hanya nyaman saja tetapi juga dapat memahamia arti pentingnya belajar agama.

  Seorang pendidik pastinya memiliki banyak hambatan dalam menjalankan proses pembelajaran pendidikan agama khususnya pada sekolah menengah pertama yang memiliki siswa yang dikategorikan pada siswa berkebutuhan khusus. Hambatan yang dialami oleh seorang peserta didik biasanya terjadi pada model pembelajaran yang guru berikan.

  SMP Muhammadiyah Salatiga adalah merupakan sekolah umum yang terletak di Jalan Cempaka 5-7 Sidorejo Lor, kota Salatiga, provinsi Jawa Tengah. SMP Muhammadiyah Salatiga itu merupakan sekolah umum, bukan sekolah inklusi yang menjadi proyek pemerintah ataupun sekolah khusus untuk anak

  • – anak berkebutuhan khusus, akan tetapi di lingkungan tersebut ada beberapa anak yang memiliki kebutuhan khusus ( tuna laras ). SMP Muhammadiyah Salatiga memiliki sekitar empat sampai lima orang siswa yang memiliki kebutuhan khusus ( tuna laras )
akan tetapi tidak ada pembedaan khusus dalam pengelolaan kelas regular maupun anak bekebutuhan khusus. Hanya saja kaitannya dengan anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) anak tersebut dalam kesehariannya diberi tambahan materi pembelajaran sendiri dengan tujuan untuk menyamakan dengan peserta didik lainnya. Materi yang tidak hanya materi pelajaran umum saja akan tetapi pelajaran mengenai prilaku, akhlaq, dan spiritual anak ( tuna laras ).

  Melihat fenomena tersebut penulis akan mengadakan penelitian yang bersangkutan dengan hambatan-hambatan yang pendidikan alami dalam proses pembelajaran tersebut. Dengan permasalahan tersebut, penulis mengambil judul penelitian MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNA LARAS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH SALATIGA.

B. Fokus Penelitian

  Penelitian ini terfokus pada permasalahan

  • – permasalahan Pendidikan Agama Islam yang tertuju pada model pembelajaran dan hambatan
  • – hambatan yang dialami ketika proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus tuna laras di SMP Muhammadiyah Salatiga. Adapun rumusan masalahyang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1.

  Bagaimana karakteristik anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) di

  2. Bagaimana model pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) di SMP Muhammadiyah Salatiga? 3. Apa masalah yang di hadapi guru dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus ( tuna latas )di

  SMP Muhammdiyah Salatiga? 4. Usaha apa saja yang harus ditempuh oleh guru Pendidikan Agama

  Islam dalam mengatasi masalah tersebut? C.

   Tujuan Penelitian

  Agar dapat memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu merumuskan tujuan penelitian yang hendak dicapai antara lain: 1.

  Untuk mengetahui karakteristik anak berkebutuhan khusus (tuna laras) di SMP Muhammadiyah Salatiga.

  2. Untuk mengetahui model pembelajaran yang digunakan untuk proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam untuk anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) di SMP Muhammadiyah Salatiga.

  3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) di Muhammadiyah Salatiga.

  4. Untuk mendapatkan solusi dalam mengatasi masalah model pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) di SMP Muhammadiyah Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan bisa memberi informasi yang jelas tentang model pembelajaran pendidikan agama islam bagi anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

  1. Secara Teoritis a.

  Dengan adanya tulisan ini, diharapkan dapat menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang model pembelajaran kepada para pendidik atau guru agar dapat menciptakan rasa nyaman dan semanggat belajar peserta didik dalam menerima materi yang diberikan pendidik seta menumbuhkan motifasi untuk belajar lebih giat lagi dan mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.

  b.

  Menambah wawasan dan Ilmu Pengetahuan bagi penulis.

  2. Secara Praktis

  a. Bagi Peneliti

  Untuk mengetahui Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah Salatiga.

  b. Bagi Guru SMP Muhammadiyah Salatiga

  2) Guru memiliki pandangan luas dalam mengajar terutama dalam mengembangkan kreatifitas. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menarik bagi siswa.

  3) Membantu guru untuk menyelesaikan masalah – masalah model pembelajaran bagi anak tuna laras, sehingga kendala yang dihadapi dapat dikurangi.

c. Bagi SMP Muhammadiyah Salatiga

  1) Dapat menjadi pedoman bagi para pihak yang berwenang dalam menentukan kebijakan Model Pembelajaran Pendidikan

  Agama Islam khususnya pada SMP Muhammaddiyah Salatiga. 2)

  Dapat digunakan sebagai contoh dalam menerapkan model pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus ( Tuna Laras ). 3)

  Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pembinaan anak tuna laras di SMP Muhammadiyah Salatiga. 4)

  Memberikan input kepada sekolah untuk mendukung dan menyediakan sarana prasarana guru sebagai upaya peningkatan prestasi belajar siswa.

E. Penegasan Istilah

  Sebelum diuraikan lebih panjang tentang penelitian ini, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan

  • – penjelasan terhadap istilah –
tidak terjadi salah pengertian didalam memahami skripsi ini. Adapun istilah

  • – istilah yang dimaksud adalah : 1.

   Model Pembelajaran

  Model adalah sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan ( Komarudin, 2000 : 153 ).

  Sedangkan Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara lebih aktif yang menekankan pada penyedian sumber belajar ( Dimyanti dan mudjiono, 1999 : 297 ).

  Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum ( rencana pembelajaran jangka panjang ), merancang bahan

  • – bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain ( Rusman, 2011 : 133 ).

  Jadi model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara / tekhnik penyajian yang digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.

2. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Agama Islam sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertaqwa agar manusia memelihara hubungannya dengan Allah, diri sendiri, masyarakat, dan alam sekitarnya serta tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya.

  Jadi yang dimaksud Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini yaitu suatu mata pelajaran yang dijadikan kurikulum wajib untuk dipelajari oleh seluruh peserta didik yang beragama Islam di SMP Muhammadiyah Salatiga.

3. Tuna Laras

  Tuna laras adalah sebutan bagi individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial ( Aqila Smart, 2010:53 ).

  Schmid dan Mercer dalam bukunya Wardani ( 2013:7.28 ) mengemukakan bahwa anak tuna laras adalah anak yang secara kondisi dan terus menerus menunjukkan penyimpangan tingkah laku tingkat berat yang mempengaruhi proses belajar meskipun telah menerima layanan belajar serta bimbingan seperti anak lain. Ketidakmampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain dan gangguan belajarnya tidak disebabkan oleh fisik, saraf, atau inteligensia.

  Jadi Tuna laras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Individu tunalaras biasanya menunjukkan perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tuna laras dapat disebabkan karena faktof internal dan faktok eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitarnya.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini dipandang sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif, yang mana dapat berupa secara langsung terhadap fakta-fakta yang ada pada saat ini dan dilaporkan sebagaimana mestinya.

  Soegiyono menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek secara alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci ( Sugiyono, 2010 : 9 ).

  Sedangkan Lexy J Moleong ( 1988 : 6 ) menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya : perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata

  • – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah guru bimbingan konseling yang sekaligus berperan sebagai guru pendidikan agama islam di SMP Muhammadiyah Salatiga dengan berbagai latar belakangnya dalam memberikan pengajaran dan pembinaan pada anak didiknya khususnya anak tuna laras, sehingga akan ditemukannya kendala dalam pelaksanaan model pembelajaran pendidikan agama islam bagi anak berkebutuhan khusus ( tuna laras).

  2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini peneliti bertindak langsung sebagai instrument, sekaligus menjadi pengumpul data. Adapun instrument lain yang digunakan oleh penulis adalah alat note book atau buku catatan serta alat dokumentasi. Akan tetapi instrument ini hanya sebagai pendukung tugas penulis sebagai instrument. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat peneliti adalah peneliti itu sendiri ( Sugiono, 2010 : 222 ).

  Selain itu kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Sebab dalam hal ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melaksanakan pengamatan yang berkaitan dengan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tuna laras di SMP Muhammadiyah Salatiga.

  3. Tempat penelitian dan waktu penelitian a. Tempat penelitian

  Dalam penelitian ini, penulis ingin memfokuskan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus ( tuna laras ) di SMP Muhammadiyah Salatiga, yang terletak di Jalan Cempaka 5-7 Sidorejo Lor, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.

b. Waktu penelitian

  Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 6 s.d 21 Juni 2014.

4.Sumber data

  Salah satu hal yang paling penting dalam sebuah penelitian adalah ketersediaan sumber data. Sumber data dalam penelitian adalah darimana data

  • – data tersebut diperoleh. Sumber data dalam penelitian kualitatif akan menghasilkan kekayaan data dalam sebuah penelitian kualitatif. Berdasarkan sumbernya, jenis data dalam penelitian di bagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumbernya dan dicatat pertama kali. Data sekunder adalah data hasil pengumpulan orang lain dengan maksud tersendiri dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut keperluan mereka.

a. Sumber data primer

  Sumber data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti dengan maksud khusus untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian yang dilakukan.

  Sumber data primer ini diperoleh dari informan. Informan utama dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam, dan beberapa siswa SMP Muhammadiyah Salatiga yang termasuk dalam kategori anak tuna laras.

  Informan digunakan sebagai sumber data dan aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru pendidikan agama islam yang dijadikan juga responden yaitu peserta didik yang berperan untuk mengklarifikasikan kebenaran penggunaan model pembelajaran yang digunakan pendidik.

b. Sumber Data Sekunder

  Data sekunder adalah berbagai macam teori dan informasi yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dengan maksud untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sumber data sekunder adalah dokumen atau arsip.

  Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Ia bisa berupa rekaman gambar benda

  • – benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa ( Suprayogo, 2003 : 163 ).

  Berkaitan dengan sumber data sekunder, penulis akan mencari dokumen

  • – dokumen penting yang berkaitan dengan judul penelitian seperti : Sejarah SMP Muhammadiyah Salatiga, visi dan misi SMP Muhammadiyah Salatiga, keadaaan guru di SMP Muhammadiyah Salatiga, daftar nama tuna laras, daftar nilai tuna laras, buku catatan konseling tuna laras dan hal
  • – hal yang berkaitan dengan judul penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data. Diantaranya observasi, wawancara, dan dokumen- dokumen yang mendukung demi kelancaran penelitian ini.

a. Observasi

  Obsevasi adalah suatu tekhnik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Observasi sebagai metode ilmiah biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Black dan Champion mengelompokkan observasi dalam dua kelompok besar yaitu observasi non partisipan dan observasi observasi non partisipan dimana peneliti tidak banyak dituntut peranan tingkah laku atau keterlibatannya terhadap kegiatan atau fenomena dari subjek yang diteliti. Perhatian peneliti hanya terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Dan observasi ini bersifat terbuka karena diketahui oleh subjek yang diteliti ( Suprayogo, 2003 : 167 ).

  Dalam hal ini penulis akan melakukan observasi di SMP Muhammadiyah Salatiga mengenai Model Pembelajaran yang digunakan para pendidik khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi tuna laras. Observasi ini dilakukan supaya peneliti dapat mengetahui bagaimana cara seorang pendidik dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi tuna laras.

  Pedoman observasi pengumpulan data dapat dikumpulkan sebagai berikut: 1)

  Kondisi objektif pendidik dalam menerapkan model pembelajaran.

  Dalam hal ini, peneliti akan melakukan pengamatan langsung kondisi objektif pendidik dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan proses belajar mengajar yang dilakusanakan di SMP Muhammadiyah

  2) Hambatan pendidik yang dialami dalam proses belajar mengajar.

  Peneliti melakukan pengamatan kepada pendidik dalam menerapkan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dengan pedoman yang sudah ada.

b. Wawancara

  Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu , percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu ( Lexy J Moleong, 2009 : 186 ).

  Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang dilakukan dengan Bentuk komunikasi secara langsung antara peneliti dengan subjek. Peneliti mencoba untuk melakukan percakapan atau bertanya jawab secara langsung dan mendalam terhadap responden atau informan yang dianggap bisa memberi informasi mengenai objek penelitian.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDN 11 LANGKAI PALANGKA RAYA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 103

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 11

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PENYANDANG AUTIS DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 127

NILAI- NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILM HAJI BACKPACKER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 104

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TAFSIR SURAT AT-TAUBAH AYAT 71 DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 126

REWARD BINTANG UNTUK PEMBIASAAN AKHLAK MULIA MELALUI CERITA ISLAM PADA ANAK TK A DI RA PERWANIDA 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 111

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PENYANDANG TUNARUNGU SISWA KELAS B SMPLB NEGERI SALATIGA 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S.Pd

0 0 153

KONSEP IKHLAS DALAM KITAB MINHAJUL ABIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN IBADAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 100

IMPLEMENTASI SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL PADA JAMAAH MAJELIS DOA MAWAR ALLAH DI IAIN SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 168