MENANGIS DALAM PERSPEKTIF HADIS (TELAAH MA’ANI AL-H{ADIS|) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB III
HADIS TENTANG MENANGIS

Setelah dilakukan pelacakan hadis, penulis menemukan hadis-hadis tentang air
mata. Kemudian penulis mengambil hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Bukha>ri
sebagai obyek penelitian, karena hadis riwayat imam al-Bukha>ri menurut para ulama
lebih akurat di banding dengan riwayat perawi hadis yang lain. Al-Bukha>ri
merupakan mukharrij yang oleh para ulama dinilai paling sahih periwayatannya.
Akan tetapi untuk membuktikan kesahihan hadis yang diriwayatkan oleh imam al-

Bukha>ri ini, akan tetap dilakukan penelitian terhadap hal-hal yang merupakan syarat
yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri

kesahihan hadis. Hadis tentang menangis
terdapat dalam hadis no. 620.

A. Teks hadis

ْ ‫ح ث ي خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫عن ح ْص بْن ع صم‬
‫ه‬


‫ْم َ تع ل في‬
َ‫ج‬

‫َ ع يْه س م ق س ْع ي‬

‫جل ق ْ ه مع ق في ْال س ج‬

َ ُ ‫إني أخ‬

‫ف‬

َ

ْ
‫عن ع ْي َ ق‬
‫ح ث مس ح ث يحْ ي‬

ْ ‫ضي َ ع ْ ه‬
‫عن ال ي ص‬


ْ
‫عن أبي ه ْي‬

ْ ‫ه إم ع‬

َ‫ي ْ َ ل إ‬

‫ش ٌ ن أ في ع‬

‫جل ع ْته ا ْم أ ا م ْصب ج‬

45

‫تح ب في َ اجْ ت ع ع يْه ت ق ع يْه‬

46

ْ ‫جل ك َ خ لي ف ض‬


‫بص ق فأ ْخ ه حت َ ت ْع م ش له م ت ْ ق ي ي ه‬

‫جل تص‬
1

‫ع ْي‬

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yah}ya
dari 'Ubaidillah berkata, telah menceritakan kepada saya Khubaib bin 'Abdurrahman
dari Hafs} bin 'As}im dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi S}allallahu'alaihi
wasallam bersabda: "Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat
naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang
ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang
pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabnya, seorang laki-laki
yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena
Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki
yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata,
"aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya
hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya,
dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri

sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis.

B. Takhri>j al-H}adi>s
Untuk memperoleh hadis-hadis yang semakna dengan hadis utama yang
sedang diteliti diperlukan adanya kegiata takhri>j al-hadi>s\. Kegiatan ini berfungsi
untuk mengetahui siapa saja mukharrij yang meriwayatkan, sehingga dengan
demikian dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai hadis yang diteliti,
jadi dengan takhri>j ini akan diketahui asal-usul riwayat hadis yang akan diteliti,
berbagai periwayatan yang telah meriwayatkan hadis itu dan ada tidaknya (sya>hid

1

Abi ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim Ibn al-Mugirah bin Bardzibah al-Bukha>>ri
al-Ja’fi, Shahih Al-Bukhari , Kitab : Adzan, Bab : Orang yang duduk di dalam masjid menunggu
pelaksanaan shalat dan keutamaan berdiam di masjid No. Hadis : 620 (Semarang, Karya Toha Putra,
tt), h. 161

47

dan muta>bi’).2 Oleh sebab itu, dalam penelitian sangat perlu dilaksanakan kegiatan


takhri>j tersebut. Untuk mentakhri>j hadis yang

membahas tentang keutamaan

keluarnya air mata digunakan metode bi al-lafz}i dengan kata kunci

‫ ف ض ْ ع ْي‬dan

Untuk mempermudah dalam menemukan hadis yang diteliti, takhri>j al-hadi>s| dalam
penelitian ini tidak dilakukan secara manual, tetapi terlebih dahulu ditelusuri melalui
software-software islami seperti al-Maktabah al-Sya>milah, Jawa>mi’ al-Kalim, dan
hadis explorer dengan menggunakan lafaz}-lafaz} hadis yang sesuai. Setelah hadis
yang diteliti ditemukan, kemudian dilakukan cross check dengan kitab aslinya.
Adapun hasil dari kegiatan takhri>j al-hadi>s| ini ditemukan beberapa hadis,
yaitu:
a. S}ahi>h Bukha>ri, Bab Bersedekah dengan Tangan Kanan, no. 1334 dan S}ahi>h
Bukha>ri, bab Keutamaan meninggalkan dosa , no. 6308
b. S}ahi>h Muslim, bab Keutamaan sedekah dengan diam-diam, no. 1712
c. Sunan al-Tirmiz\i, bab Mencintai Allah, no. 2313

d. Sunan al-Nasa’i, bab Imam (Penguasa, Pejabat) yang adil, no. 5285
e. Musnad Ah}mad, bab Musnad Abu Hurairah Rad}iyallahu 'anhu, no. 9288
f. Muwatho’ Imam Malik, bab Cinta-mencintai karena Allah, no. 1501

2

Suryadi dan M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadis (Yogyakarta: Teras dan
TH Press, 2009), h. 32-34; Lihat juga di M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi \
(Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 41-42.

48

C. I’tiba>r H}adis\
Kata al-i’tiba>r merupakan isim mas}dar dari kata i’tabara. Secara bahasa, al-

i’tiba>r artinya “peninjauan terhadap berbagai hal dengan maksud agar dapat
diketahui sesuatunya yang sejenis”. Sedangkan menurut istilah ilmu hadis, al-i’tiba>r
adalah meneliti dengan menyertakan mata rantai sanad yang lain pada suatu hadis
tertentu, agar dapat diketahui ada atau tidaknya periwayat yang lain untuk sanad
hadis yang dimaksud.3

Adapun tujuan dilakukannya al- i’tiba>r dalam sebuah penelitian hadis adalah
agar terlihat secara jelas seluruh jalur sanad yang diteliti, nama-nama periwayatnya,
dan metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat tersebut.
Dengan demikian, kegunaan al-i’tiba>r adalah untuk mengetahui keadaan sanad hadis
secara keseluruhan dilihat dari ada atau tidaknya pendukung (corroboration) berupa
periwayat yang berstatus muta>bi atau sya>hid.4
Yang dimaksud dengan muta>bi (jama’: tawa>bi’) atau biasa hanya disebut
dengan istilah ta>bi’ adalah periwayat yang memiliki status sebagai pendukung pada
periwayat yang bukan sahabat Nabi, sedangkan sya>hid (jama’: syawa>hid) adalah
periwayat yang berstatus pendukung untuk sahabat Nabi. Dengan melakukan al-

3

M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 51
Suryadi & Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits, (Yogyakarta:
Teras, 2009), h. 67
4

49


i’tiba>r ini akan dapat diketahui apakah sebuah hadis yang diteliti memiliki muta>bi’
dan sya>hid atau tidak.5
Setelah melakukan takhri>j al-h}adi>s\ atas hadis-hadis tentang keutamaan
keluarnya air mata maka langkah selanjutnya dalam penelitian hadis adalah
melakukan i’tiba>r al-sanad, penjelasanya ada di bawah ini:


Hadis riwayat imam al-Bukha>ri Kitab: Adzan, Bab: Orang yang duduk di dalam
masjid menunggu pelaksanaan shalat dan keutamaan berdiam di masjid, No. Hadist :
620

ْ ‫ح ث ي خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫عن ح ْص ْبن‬
َ ‫ْم‬

‫َ ع يْه س م ق س ْع ي‬

‫جل ق ْ ه مع ق‬

َ


‫جل ع ْته ا ْم أ ا‬

ْ
‫عن ع ْي َ ق‬
‫ح ث مس ح ث يحْ ي‬

ْ ‫ضي َ ع ْ ه‬
‫عن ال ي ص‬

‫ش ٌ ن أ في ع‬

ْ ‫ه إم ع‬

ْ ‫ع صم‬
‫عن أبي ه ْي‬

َ‫ه ي ْ َ ل إ‬

‫جَ تح ب في َ اجْ ت ع ع يْه ت ق ع يْه‬


‫بص ق فأ ْخ ه حت َ ت ْع م ش له م‬

‫جل تص‬

َ ُ ‫إني أخ‬

‫ف‬

‫جل ك َ خ لي ف ض ْ ع ْي‬

‫تع ل في‬
‫في ْال س ج‬
‫م ْصب ج‬
‫تْقي يه‬

Kutipan hadis di atas diawali dengan h}addas\ana> yang berarti bahwa yang
menyatakan kata itu adalah Imam Bukha>ri yang mengarang kitab al-jami’ al-s\ahi>h
atau sering disebut dengan S}ah}i>h} Bukha>ri. Imam Bukha>ri dalam hal ini sebagai
mukharrij al-h}adi>s\ oleh sebab itu dalam hal ini dia sebagai periwayat terakhir untuk


hadis yang dikutip di atas. Dalam hal mengemukakan riwayat, Imam Bukha>ri
5

Ibid, h. 40

50

menyandarkan riwayatnya kepada satu perawi yaitu Musaddad. satu orang perawi
yang disandari oleh Imam Bukha>ri tersebut dalam ilmu hadis disebut sebagai sanad
pertama. Dengan demikian, maka sanad terakhir untuk riwayat hadis di atas adalah
Abu Hurairah, yakni periwayat pertama karena dia sebagai shahabat Nabi yang
berstatus sebagai pihak pertama yang menyampaikan riwayat tersebut.6 Berikut ini
dikemukakan urutan periwayat dan sanad untuk hadis di atas:
Tabel 3.1 Sanad hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri dari Musaddad
Nama periwayat
1. Abu Hurairah

2. Hafs} bin ‘As}im
Khaib bin ‘Abdu alRahma>n
4. ‘Ubaidillah
3.

5. Yah}ya
6. Musaddad

7. Imam Bukha>ri

Urutan sebagai
periwayat
Periwayat I
Periwayat II
Periwayat III

Urutan
sebagai sanad
Sanad VI
Sanad V
Sanad IV

Periwayat IV
Periwayat V
Periwayat VI
Periwayat VII

Sanad III
Sanad II
Sanad I

Mukharrij alh}adi>s\

Dari daftar nama di atas tampak jelas bahwa periwayatan pertama sampai
ketujuh atau sanad pertama sampai keenam masing-masing satu orang. Adapun
lambang-lambang metode periwayatan yang dapat dicatat dari hadis tersebut adalah

h}addasana>, ‘an, dan qa>la. Itu berarti terdapat perbedaan metode dalam meriwayatkan
hadis yang digunakan oleh para periwayat dalam sanad hadis tersebut.7

6

Lihat Suryadi dan Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi penelitian hadis,
(Yogyakarta: TH Press dan Teras, cet. 1 2009), h.76
7
Ibid, h. 89

‫‪51‬‬

‫‪Dari penjelasan di atas maka dapatlah dikemukakan skema sanad Imam‬‬
‫‪Muslim sebagai berikut:‬‬
‫‪Gambar 3.1 Skema sanad Imam Bukhari no. 620‬‬
‫محمد رس ل َ‬

‫عن‬

‫أب هريره‬

‫ْ‬
‫عن‬
‫ح ْص بْن ع صم‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫ح ثي‬
‫ع ْي َ‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫يحْ ي‬
‫حث‬
‫مس‬
‫حث‬
‫ام بخ ر‬
‫‪‬‬

‫‪S}ahi>h Bukha>ri, Bab Bersedekah dengan Tangan Kanan, no. 1334‬‬

‫حدثن محمد بْن بش ر ب ْندار‪ ،‬ق ل‪ :‬حدثن يحْ ي ‪ ،‬عنْ عبيْد َ‪ ،‬ق ل‪ :‬حدثني خب ْي‬
‫الرحْ من‪ ،‬عنْ ح ْ ص بْن ع ص ‪ ،‬عنْ أبي هريْرة‪ ،‬عن النبي ق ل‪ " :‬سبْع يظ‬
‫يْ‬

‫َ ظل إَ ظ ه‪ْ ،‬اْم‬

‫بْن عبْد‬

‫َ في ظ ه‬

‫ْالع دل‪ ،‬ش ٌ نشأ في عب دة ربه‪ ،‬رجل ق ْبه مع‬

‫في‬

‫ْالمس جد‪ ،‬رجَن تح ب في َ اجْ تمع ع يْه ت رق ع يْه‪ ،‬رجل ط ب ْته امْ رأة ذا م ْنص‬

52

،‫يمينه‬

‫شم له م ت ْن‬

ْ‫َ تع‬

‫حت‬

‫ رجل تصد أ ْخ‬،َ ‫ إني أخ ف‬:‫ فق ل‬،‫جم ل‬
" ‫رجل ذكر َ خ لي ف ض ْ عيْن ه‬

Dari redaksi hadis di atas dapat diuraikan bahwa al-Bukha>ri menyandarkan
periwayatannya pada Muh}ammad bin Basya>r Bunda>r dengan menggunakan sigat

“h}addas\ana>”.

Sigat

tersebut

memberikan

pemahaman

bahwa

al-Bukha>ri

menggunakan metode al-sama’8 dalam menerima hadis. dalam hal ini Muh}ammad

bin Basya>r Bunda>r berkedudukan sebagai sanad pertama. Dengan demikian maka
yang menjadi sanad terakhir pada hadis di atas adalah Abu Hurairah, yakni periwayat
pertama karena beliau merupakan sahabat Nabi.
Adapun urutan periwayat dan urutan sanad untuk hadis di atas adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 2
Sanad hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri dari Muh}ammad bin Basya>r Bunda>r
Nama periwayat
1. Abu Hurairah

2. Hafs} bin ‘Ar
8

Urutan sebagai
periwayat
Periwayat I
Periwayat II
Periwayat III
Periwayat IV
Periwayat V
Periwayat VI

Urutan sebagai
sanad
Sanad VI
Sanad V
Sanad IV
Sanad III
Sanad II
Sanad I

Ada beberapa lafadz atau lambang yang digunakan dalam kegiatan tahammul hadits
(menerima hadis). Metode al-sima’ (mendengar) adalah sebuah metode menerima hadis dengan cara
mendengar, yakni seorang guru membaca hadis baik dari hafalan maupun dari kitabnya, sedangkan
murid mendengarkan kemudian menulisnya. Lambang periwayatan yang sering dipakai diantaranya:
sami’nâ, haddatsanî, sami’tu, haddatsanâ, akhbaranâ, dan lain-lain. Menurut mayoritas ulama’,
metode ini dinilai memiliki kedudukan paling tinggi. Lihat, Suryadi & Muhammad Alfatih
Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits, h. 69.

53

Bunda>r
7. Imam Bukha>ri

Mukharrij al-h}adis\

Periwayat VII

Dari daftar nama di atas jelas terlihat bahwa dari periwayat pertama sampai
dengan periwayat ketujuh atau sanad pertama sampai sanad ketujuh menggunakan
lambang periwayatan yang berbeda, yakni menggunakan lafadz h}addas\ana> dan ‘an.
Hal tersebut menandakan bahwa terdapat perbedaan metode periwayatan yang
digunakan oleh masing-masing periwayat dalam hadis di atas.
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan transmisi jalur sanad sebagai berikut:
Gambar 3. 2
Jalur sanad hadis riwayat al-Bukha>ri no. 1334
.‫محمد رس ل َ ص‬

ْ‫عن‬
‫أب هريره‬
ْ‫عن‬

‫ح ْص بْن ع صم‬
ْ‫عن‬

‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
ْ‫حدثني‬

َ ‫ع ْي‬
‫حدثن‬

‫يحْ ي‬
‫حدثن‬
‫محمد بْن بش ر ب ْندار‬
‫حدثن‬
‫ام بخ ر‬

54

Untuk mempermudah pembacaan skema sanad pada kedua hadis di atas,
berikut penulis sajikan skema sanad keduanya:
Gambar 3. 3
Skema Sanad Hadis Riwayat al-Bukha>ri
.‫محمد رس ل َ ص‬

‫عن‬

‫أب هريره‬

ْ
‫عن‬
‫ح ْص بْن ع صم‬
ْ
‫عن‬
‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫ح ثي‬
َ ‫ع ْي‬
ْ
‫عن‬
‫يحْ ي‬
‫حث‬
‫محمد بْن بش ر ب ْندار‬

‫مس‬

‫حث‬
‫ام بخ ر‬

Untuk memberikan gambaran perbandingan terhadap skema sanad Bukhari,
berikut ini dikemukakan riwayat hadis yang semakna yang diriwayatkan dalam kutub
al-sittah yang lain, yaitu:

55

1. Sahih Muslim, no.1718

‫ ح ث‬: ‫ه ْي‬

ْ ، ‫ج يع‬
‫عن يحْ ي ْال‬

‫ق‬،

‫بْن ْال‬

‫ مح‬، ْ ‫ح ث ي ه ْي بْن ح‬

ْ ،‫ أ ْخ ني خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬،َ ‫عن ع ْي‬
ْ ، ‫يحْ ي بْن سعي‬
،‫عن ح ْص بْن ع صم‬
‫ ْاْم‬:‫ه‬

َ‫ه ي ْ َ ل إ‬

ْ
‫ " س ْع ي‬: ‫ عن ال ي ق‬، ‫عن أبي ه ْي‬

، ‫جل ق ْ ه مع ق في ْال س ج‬

َ ‫جَ تح ب في‬
،َ ُ ‫ إني أخ‬: ‫ ف‬،
‫جل ك َ خ لي‬

‫م َ في‬

،َ

‫جل ع ْته ا ْم أ ا م ْصب ج‬

‫ ش ٌ ن أ بع‬،

‫ْالع‬

،‫اجْ ت ع ع يْه ت ق ع يْه‬

،‫بص ق فأ ْخ ه حت َ ت ْع م ي ي ه م ت ْ ق ش له‬

‫جل تص‬
‫ف ض ْ ع ْي‬

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin H}arb dan Muhammad bin Mus\anna>
dari Yah}ya al-Qatan, Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Yah}ya>
bin Sa’id dari 'Ubaidillah telah mengabarkan kepadaku Khubaib bin
'Abdurrahman dari H}afs} bin 'As}im dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat
naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;
pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan
'ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan
masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak
bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki
yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia
berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah dengan
menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir
kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena
menangis”.
2. Sunan al-Tirmiz\i, no. 2313

ْ ‫عن خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
ْ ‫ح ث معْن ح ث م لك‬
‫عن ح ْص بْن‬
‫س ْع‬

‫َ ع يْه س م ق‬

‫َص‬

‫س‬

ْ ْ‫أ‬
‫عن أبي سعي أ‬

‫ح ث ْاْ ْنص‬

ْ ‫ع صم‬
‫عن أبي ه ْي‬

56

‫قْ ه‬

‫جل ك‬

‫لك‬

‫جَ تح ب في َ ف جْ ت ع ع‬
‫ف‬

‫أب‬

َ

‫ش ٌ ن أ بع‬

‫ه إم ع‬

َ‫ه ي ْ َ ل إ‬

‫م ْه حت يع‬

‫إليْه‬

‫جل ع ْته ا ْم أ ا حسب ج‬

‫ْم َ في‬

‫ب ْل سْج إ ا خ‬

‫جل ك َ خ لي ف ض ْ ع ْي‬

‫بص ق فأ ْخ ه حت َ ت ْع م ش له م ت ْ ق ي ي ه ق‬
9

‫جل تص‬

‫ي‬
‫مع‬

‫ت ق‬

َ ُ ‫إني أخ‬

‫عيس ه ا ح يث حسن صحيح‬

Telah menceritakan kepada kami Al-Ans}a>ri telah menceritakan kepada kami
Ma'anun telah menceritakan kepada kami Malik dari Khubaib bin ‘Abdi alRahman dari Hafs} bin 'As}im dari Abu Hurairah atau dari Abu Sa'id,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tujuh (golongan) yang
akan dinaungi Allah pada hari di mana tidak ada naungan lain kecuali
naunganNya; pemimpin adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada
Allah, orang yang hatinya terkait dengan masjid bila ia keluar
meninggalkannya hingga ia kembali lagi, dua orang yang saling mencintai
karena Allah, keduanya berkumpul karena itu dan berpisah karena itu, orang
yang mengingat Allah saat menyendiri lalu kedua matanya berlinang, lelaki
yang diajak oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu ia
berkata: Aku takut Allah, seseorang bersedekah lalu menyembunyikannya
hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan
kanannya." Berkata Abu Isa: Hadis ini hasan shahih.
3. Sunan al-Nasa’i, no. 5285

ْ ‫عن خ يب بْن ع ْ ال حْ ن‬
ْ َ ‫عن ع ْي‬
ْ َ ْ ‫أ ْن أن ع‬
‫عن‬
َ ‫ْم‬

9

‫َ ع يْه س م ق س ْع ي‬

‫َ عز جل‬

‫ش ٌ ن أ في ع‬

‫جَ تح ب‬

‫ق ْ ه مع في ْال سْج‬

‫َص‬

‫س‬

‫أ‬

‫أ ْخ ن س ْي بْن نصْ ق‬

ْ ‫ح ْص بْن ع صم‬
‫عن أبي ه ْي‬

‫ه إم ع‬

َ‫عز جل ي ْ ْال ي م ي ْ َ ل إ‬

‫جل ك‬

‫جل ك َ في خَء ف ض ْ ع ْي‬

Imam al-tirmiz\i, sunan al-tirmiz\i, bab: zuhud bab ma ja’a fi hubbi fillah (Saudi Arabia,
mauqi’u al-islam juz 8, hadis no 2313), h. 404

57

َ ُ ‫إني أخ‬

‫إل ن ْس ف‬

‫م ْصب ج‬

‫جل ع ْته ا ْم أ ا‬

‫بص ق فأ ْخ ه حت َ ت ْع م ش له م ص ع ْ ي ي ه‬

‫في َ عز جل‬
‫جل تص‬

‫عز جل‬

Telah mengabarkan kepada kami Suwaid bin Nas}r ia berkata; telah
memberitakan kepada kami Abdullah dari Ubaidillah dari Khabib bin
'Abdurrahman dari Hafs} bin As}im dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
s}allallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ada tujuh golongan yang akan Allah
lindungi pada hari kiamat, di hari yang tidak ada perlindungan selain
perlindungan-Nya; imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam
peribadatan kepada Allah 'azza wajalla, seorang laki-laki yang berdzikir
kepada Allah dalam keheningan kemudian meneteskan air mata, seorang lakilaki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang
mencintai karena Allah 'azza wajalla, seorang laki-laki yang diajak oleh
seorang wanita cantik dan berkedudukan untuk berzina, lalu ia berkata
'sesungguhnya aku takut kepada Allah 'azza wajalla', serta seorang laki-laki
yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya.
4. Musnad Ahmad, no. 9288

ْ ‫عن ح ْص بْن ع صم‬
ْ ‫ح ث ي خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫عن‬
َ‫ه ي ْ َ ل إ‬

‫ْم َ في‬

‫جَ تح ب في‬

‫جل ق ْ ه متع ق ب ْل س ج‬

‫س ْع ي‬

‫بص ق أ ْخ ه َ ت ْع م ش له م‬
‫إل‬

‫م ْصب ج‬

‫جل ع ْته ا‬

‫َ ع يْه س م ق‬

‫جل تص‬

َ

ْ
‫عن ع ْي َ ق‬
‫ح ث يحْ ي‬
ْ
‫عن ال ي ص‬

‫ش ٌ ن أ بع‬

‫أبي ه ْي‬

‫ه ْاْم ْالع‬

‫َ عز جل اجْ ت ع ع يْه ت ق ع يْه‬

‫جل ك َ خ لي ف ض ْ ع ْي‬

‫تْق ي يه‬

‫ن ْس ق أن أخ ُ َ عز جل‬
Telah menceritakan kepada kami Yah}ya dari Ubaidillah telah menceritakan
kepadaku Khubaib bin Abdurrahman dari Hafs} bin 'A>>si} m dari Abu Hurairah
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tujuh golongan
yang Allah akan naungi dengan naungan-Nya pada hari yang tidak ada
naungan selain naungan-Nya; imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang

58

tumbuh dalam peribadatan kepada Allah, seorang yang hatinya terpaut
dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah 'azza wajalla
mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, seorang yang bersedekah
dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
disedekahkan oleh tangan kanannya, seorang yang berdzikir kepada Allah
dikeheningan hingga kedua matanya meneteskan air mata, dan seorang lakilaki yang diajak berzina oleh seorang wanita cantik berkedudukan lalu ia
berkata; aku takut kepada Allah 'azza wajalla”.
5. Muwat}t}a’ Malik, no. 1501

ْ ‫عن ح ْص بْن ع صم‬
ْ
‫عن أبي‬
‫ْم‬

‫َ ع يْه س م س ْع ي‬

‫جل ق ْ ه مع ق‬
‫لك ت ق‬
َ ُ ‫إني أخ‬

َ

ْ ‫عن م لك‬
ْ ‫ح ثي‬
‫عن خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن ْاْ ْنص‬

‫َص‬

‫س‬

‫ش ٌ ن أ في ع‬

‫ه إم ع‬

‫جَ تح ب في َ اجْ ت ع ع‬
‫ف‬

‫حسب ج‬

‫جل ع ْته ا‬

‫إليْه‬

ْ ‫سعي ْال‬

ْ ْ‫أ‬
‫عن أبي ه ْي‬

‫أ نه ق ق‬

َ‫ه ي ْ َ ل إ‬

‫م ْه حت يع‬

‫َ في‬

‫ب ْل سْج إ ا خ‬

‫جل ك َ خ لي ف ض ْ ع ْي‬

‫بص ق فأ ْخ ه حت َ ت ْع م ش له م ت ْ ق ي ي ه‬

‫جل تص‬

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Khubaib bin Abdurrahman AlAns}ari dari Hafs} bin 'A>s}im dari Abu Sa'id Al Khud}ri, atau dari Abu Hurairah
ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tujuh
golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari saat tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya; Seorang imam yang adil. Seorang
pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah. Seorang pemuda yang
hatinya terpaut dengan masjid. Dua orang pemuda yang saling mencintai
karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena-Nya. Seseorang yang
berdzikir kepada Allah dalam kesendirian lalu mengucur air matanya.
Seorang pemuda yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki
kedudukan dan kecantikan lalu dia berkata; “Sesungguhnya aku takut kepada
Allah”. Dan seorang laki-laki yang bersedekah, lalu dia menyembunyikannya
sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan
kanannya.

59

Dalam rangka melakukan kegiatan al-i’tiba>r, maka seluruh skema
sanad dari semua mukharrij tersebut akan digabung menjadi satu skema.
Namun sebelum hal itu dilakukan, penulis menyajikan skema sanad dari
masing-masing mukharrij sebagai berikut:
Gambar 3. 4
Jalur sanad hadis riwayat Muslim no. 1718
َ

‫س‬

‫مح‬

‫ م‬.‫ص‬

ْ
‫عن‬

‫أب ه ي‬
ْ
‫عن‬

‫ح ْص بْن ع صم‬
ْ
‫عن‬
‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫أ ْخ ني‬
َ ‫ع ْي‬
ْ
‫عن‬
‫يحْ ي بْن سعي‬
‫حث‬
‫يَ ْحيَى الْ َقطَان‬

‫حث‬

‫مح َمد ْبن ا ْلمثنَى‬

ْ ‫ه ْي بْن ح‬
‫حث‬
‫مس م‬

‫‪60‬‬

‫‪Gambar 3. 5‬‬
‫‪Jalur sanad hadis riwayat al-Tirmidzi no. 2313‬‬
‫مح س‬
‫ْ‬
‫عن ‪.‬‬

‫َ‬

‫أبي سعي‬

‫أب ه ي‬
‫عن‬
‫ح ْص بْن ع صم‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫حث‬
‫م لك‬
‫عن‬
‫معْن‬
‫حث‬
‫ْاْ ْنص‬
‫حث‬
‫الت م‬

‫‪Gambar 3. 6‬‬
‫‪Jalur sanad hadis riwayat al-Nasa’i no. 5285‬‬
‫مح س‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫‪.‬‬
‫أب ه ي‬

‫َ‬

‫ْ‬
‫عن‬
‫ح ْص بْن ع صم‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬

‫‪61‬‬

‫ْ‬
‫عن‬
‫ع ْي َ‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫عْ َ‬
‫أ ْن أن‬
‫س ْي بْن نصْ‬
‫أ ْخ ن‬
‫ال س ء‬

‫‪Gambar 3. 7‬‬
‫‪Jalur sanad hadis riwayat Ahmad no. 9288‬‬

‫مح‬
‫ْ‬
‫عن‬

‫س‬
‫‪.‬‬

‫َ‬

‫أب ه ي‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫ح ْص بْن ع صم‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫ح ثي‬
‫ع ْي َ‬
‫ْ‬
‫عن‬
‫يحْ ي‬
‫حث‬
‫أح‬

62

Gambar 3. 8
Jalur sanad hadis riwayat Malik no. 1501

َ

‫مح س‬
ْ
. ‫عن‬
‫أبي سعي‬

‫أب ه ي‬
‫عن‬
‫ح ْص بْن ع صم‬
ْ
‫عن‬
‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬
‫حث‬
‫م لك‬

Selanjutnya dari beberapa skema sanad di atas, penulis uraikan skema dari
seluruh sanad, dengan sebelumnya menjelaskan keterangannya sebagai berikut:
1) Dari Jalur sanad al-Bukha>ri:
 Nabi SAW → Abu Hurairah (‘an) → Hafs} bin ‘A>s}im (‘an) → Khaib

bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (haddatsanî) → ‘Ubaidillah (‘an) → Yah}ya
(h}addas\ana>) → Musaddad (h}addas\ana> ) → al-Bukha>ri.
 Nabi SAW → Abu Hurairah (‘an) → Hafs} bin ‘A>si} m (‘an) → Khaib

bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → ‘Ubaidillah (h}addas\ani>) → Yah}ya
(h}addas\ana>) → Muh}ammad bin Basya>r Bunda>r (h}addas\ana>) → al-

Bukha>ri.

63

2) Dari jalur sanad Muslim:
 Nabi SAW → Abu Hurairah (‘an) → Hafsh bin ‘Ashim (‘an) → Khaib

bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → ‘Ubaidillah (akhbarani>) → yah}ya bin
sa’id (‘an) → yah}ya al-qat}an (h}addas}ana>) → muh}ammad bin mus\anna>

dan zuhair bin h}arb (h}addas}ana>) → imam Muslim.
3) Dari jalur sanad al-Tirmiz\i:
 Nabi SAW → Abu Hurairah atau Abi Sa’id (‘an) → H}afs} bin ‘A>s}im
(‘an) → Khaib bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → Malik (‘an) → Ma’nun
(‘an) → al Ans}a>ri (h}addas\ana>) → al-Tirmiz\i> (h}addas\ana>).
4) Dari jalur sanad al-Nasa’i:
 Nabi SAW → Abu Hurairah atau Abi Sa’id (‘an) → Hafsh bin ‘Ashim
(‘an) → Khaib bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → ‘Ubaidillah (‘an) →
Yahya (‘an) → Suwaid bin Nashr (Anba’anâ) → al-Nasa’I
(Akhbaranâ).
5) Dari jalur sanad Ahmad bin Hambal:
 Nabi SAW → Abu Hurairah atau Abi Sa’id (‘an) → Hafsh bin ‘Ashim
(‘an) → Khaib bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → ‘Ubaidillah (h}addas\ana> )
→ ‘Abdullah (‘an) → Ahmad (h}addas\ana> ).
6) Dari jalur sanad Malik:
 Nabi SAW → Abu Hurairah atau Abi Sa’id (‘an) → Hafs} bin ‘As}im
(‘an) → Khaib bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → Malik (‘an)

64

Gambar 3.9
Skema Sanad Keseluruhan
َ

‫س‬
.

‫مح‬
ْ

‫أب ه ي‬

‫أبي سعي‬
‫ح ْص بْن ع صم‬
‫خ يْب بْن ع ْ ال حْ ن‬

‫م لك‬

َ ‫ع ْي‬

َ ْ‫ع‬
ْ‫س ْي بْن نص‬

‫أح‬

‫يحْ ي بن سع ْي‬

‫معْن‬
‫ال س ء‬

‫مس‬

ْ ‫ه ْي بن ح‬
‫ال س ء‬

‫الرمذى‬

‫ام بخ ر‬

‫يَ ْحيَى الْ َقطَان‬

‫محمد بْن بش ر ب ْندار‬

‫ُم َح َم ُد بْ ُن ال ُْمثَ نَى‬
‫مس م‬

Dari skema seluruh sanad hadis di atas, maka dapat diketahui bahwa hadis
tersebut memiliki satu perawi yang berstatus sebagai sya>hid, yaitu Abu Sa’id. Dari
sanad al-Bukha>ri, dapat kita ketahui Muhammad bin Basya>r bunda>r, yah}ya al-qat}an,
al-Nasa’i, Ahmad, suwaid bi Nas}r menjadi muttabi’ bagi Musaddad (dalam jalur
sanad pertama). Demikian juga, Musaddad, yah}ya al-qat}an, al-Nasa’i, Ahmad,

65

suwaid bi Nas}r menjadi muta>bi’ terhadap perawi dari jalur Muh}ammad bin Basya>r
bunda>r. Selanjutnya, ma’nun dan Abdullah menjadi muta>bi’ bagi Yah}ya bin sa’i>d
(pada jalur sanad kedua). Adapun Ubaidillah memiliki satu muta>bi’, yakni Malik
(pada jalur sanad ketiga).

D. Kritik Sanad
Langkah selanjutnya untuk meneliti hadis tentang air mata ini yaitu melakukan
kritik sanad. Sanad hadis merupakan rangkaian para periwayat yang memindahkan
matan sampai kepada kita. Para ulama hadis menilai sanad memiliki kedudukan yang

sangat penting dalam riwayat hadis. Maka dari itu, sebuah berita yang dinyatakan
sebagai hadis Nabi jika tidak memiliki sanad sama sekali, maka berita tersebut
disebut sebagai hadis palsu atau hadis maud}u>’.10
Hal yang perlu dilakukan dalam penelitian sanad adalah:
1. Meneliti Kualitas Periwayat dan Persambungan Sanad
Seperti yang terlihat pada transmisi jalur sanad di atas, bahwasanya hadis
yang terdapat dalam S}ah}i>h al-Bukha>ri dengan nomor hadis 620 ini diriwayatkan
oleh sebanyak tujuh orang perawi, yakni Abu Hurairah, Hafs} bin ‘A>s}im, Khaib

bin ‘Abdu al-Rah}man, ‘Ubaidillah, Yah}ya, Musaddad, dan al-Bukha>ri.
Selanjutnya, kualitas masing-masing periwayat akan penulis jelaskan sebagai
berikut:
10

Suhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi,… h. 21

66

Tari>kh al-Ruwa>t
Nama Perawi
 Al-Bukhari
 Nama

lengkap:
Muhammad
bin

Lahir-

Guru

Wafat

 L: 191 H

 W: 256 H

 Thabaqat
11

Isma’il

Di antaranya:
 Ali> bin alMadini

 Ahmad bin
H}anbal

 Yah}ya bin

bin Ibrahim
bin Mugi>rah

Ma’i>n

 Muh}ammad

al-Ju’fi

bin Yu>suf alFiryabi

 Maki bin
Ibra>hi>m alBalkhi

 Muhammad
bin Yu>suf alBaikandi

 Musaddad

 Muhammad



Nama
Lengkap :
Muh}amma
d bin
Basysa>r
bin 'Us\man
 Kuniyah :
Abu Bakar

Murid

 Negeri

semasa
hidup :
Bashrah
 L: 167 H
 W: 252 H
 Tabi'ul
Atba'
kalangan

Di
antaranya:
 Muslim

al-H}ajjaj

 Tirmiz\i
 Nasa’i

 Ibnu

al-ta’di>l

Wa al-ada>’

 Al-Mizzi:

Haddas\ana>

al-Hafiz}}
S}ahi>h} als}ah}ih> }

 Al-

Z\|\ahabi:
al-Imam
S}ahi>h} al-

h

s}ah}i>h}

 Ibnu Abu>
Da>wud

 H}ammad

 Ibnu

Hajar:
Kokoh

bin Syakir

hafalanny

al-Nasawi

a dan

 Mansu>r

Imam

bin

dalam

Muh}amma

pemaham

d al-

an hadis

Bazdawi

bin 'Us\man

.

 Yah}ya bin

Al-Tah}}a>mul

Khuzaima

bin Basysyar
 dan lain-lain

Al-Jarh} wa

 Muhamma

 Abu

Sa’>id al-

d bin

Hatim:

Ans}a>ri

Isma>’il al-

S}aduuq

 Yazid bin
Ibra>hi>m alTastari

Bukhari

 Ali bin alMadini

 An Nasa'i
S}alih An
Nasa'i: la

Haddatsanâ

67

 Muh}ammad

tua

 Ahmad bin

bin Ja’far al-

Hammad

Bazzar

al-Qurasy

 Abdullah bin

 Yusuf bin

ba’sa bih

 Ibnu

Hibban:
disebutka

Ja’far al-

Musa al-

n dalam

Sa’di

Razi

'ats s\iqa>t

 Ibnu

 Jumlah guru

 Jumlah

seluruhnya

murid

H}ajar al

kurang lebih

seluruhnya

'Asqalani:

188

kurang

Tsiqah

lebih 154

 Al-

Dzahabi:
 Nama

Lengkap :
Yah}ya bin
Sa'id bin
Farru>kh
 Kuniyah :
Abu Sa'id

 Negeri

semasa
hidup :
Bashrah

 L: 120 H
 W:

198

H

 Tabi'ut
Tabi'in
kalangan
biasa

 Ubaidillah

 Muhamma

Hafizh

 An

bin Umar al-

d bin

Nasa'i:

‘Adawi

Basya>r bin

s\iqah

'Us\man

tsabat

 Salam bin
Sulaiman alMuzani

 Sufyan bin
‘Uyainah

 Malik bin
Anas

 Mujahid
bin Musa

 Suhail bin

 ‘Amr bin

Abi Shalih

al-‘Abbas

 Jumlah guru

 Jumlah

seluruhnya

murid

kurang lebih

seluruhnya

272

kurang
lebih 261

 Abu

Zur'ah:
S|iqah
hafidz

 Abu

Hatim:
S|i\ qah
hafiz}

 Al 'Ajli:
S|i\ qah

 Ibnu

Sa'd:
S|i\ qah

‘An

68

 Nama

Lengkap :
Ubaidullah
bin 'Umar
bin Hafsh
bin 'Ashim
bin 'Umar
bin Al
Khaththab
 Kuniyah :
Abu
'Utsman

 Negeri

semasa
hidup :
Madinah
 Wafat :
147 H
 Tabi'in
kalangan
biasa

 Khubaib bin

 Yahya bin

ma`mun

 Ibnu

‘Abdirrahma

Sa’id al-

Hajar :

n al-Anshari

Qathan

S|i\ qah

 Hamzah bin
Mughirah

 Yazid bin
Qais

 Ja’far Shadiq  Musa bin

 Bakar bin

 Yahya
bin

Yazi>d

Aslam

 Jumlah guru
seluruhnya

 Adz

S|i\ qah

 Na>fi’ bin

 S|abit bin

s\abat

Dzahabi:

Salim

‘Abdillah

Haddatsani

 Musa bin

Ma'in :
S|i\ qah

Hilal

 Abu

 Jumlah

kurang lebih

murid

Hatim :

140

seluruhnya

S|i\ qah

kurang

 Abu

Zur'ah:

lebih 348

S|i\ qah

 An

Nasa'i:
S|i\ qah,




Nama
Lengk
ap :
Khuba
ib bin
'Abdu
r
Rahm
an
Kuniy
ah :
Abu

 Negeri

semasa
hidup :
Madinah
 L:  W : 132
H
 Kalangan
: Tabi'in
kalangan
biasa

 Hafsh
‘Ashim

bin  ‘Ubaidillah
al-

‘Adawi

 ‘Abdurrahm
an bin Khaib

 Unaisah
binti

Khubaib

s\abat

 Yahya

bin ‘Umar

bin

al-‘Adawi

Ma'in:

 Syu’bah
bin
Hajjaj

al-  Al-

 ‘Abdullah
bin

S|i\ qah

Nasa'i
Tsiqah

 Abu

‘An

69

 ‘Abdullah

Al
Harits

binti
Muhammad
al-Ghifari

 Jumlah guru
seluruhnya

Maslamah

 Malik bin
Anas

 Mubarak

Nama
Lengk
ap :
Hafsh
bin
'Ashi
m bin
'Umar
bin Al
Khath
thab

 Negeri

semasa
hidup :
Madinah
 L:  W:  Kalangan
: Tabi'in
kalangan
pertengah
an

 Ibnu

Fudhalah

disebutk
an dalam
al-s\iqa>t

murid

 Abu

h}adi>s\

Hibban:

seluruhnya



s}alih}u al-

bin

kurang lebih  Jumlah
11

Hatim:

 Ibnu

kurang

Hajar al

lebih 22

'Asqalani

 Khubabib

s\iqah

 An

Hurairah al-

bin

Nasa'i:

Dausi

‘Abdirrah

s\iqah

 Abu

bakar

al-Shiddiq

 Abu sa’id alKhudri

 ‘Abdullah
bin ‘Umar

 Sahal

bin

Sa’ad

 Jumlah guru
seluruhnya
kurang lebih
12

man

 Sa’d

bin

Sa’id

 ‘Ashim bin
Muhamma
d

 ‘Ubaidillah
bin ‘Umar

 Syu’bah

bin
bin

Muhamma
d

disebutk
an dalam
al- s\iqa>t

 Ibnu

Hajar al'Asqalani
 Adz

Dzahabi:
s\iqah

Ibrahim

 ‘Isa

Hibban:

: s\iqah

bin Hajjaj

 Sa’d

 Ibnu

al-

70

‘Umari>

 Jumlah
murid

seluruhnya
kurang
 Nama

Lengkap :
Abdur
Rahman bin
Shakhr
 Kuniyah :
Abu
Hurairah

 Negeri

semasa
hidup :
Madinah
 Wafat :
57 H
 Kalangan
:
Shahabat

 Ubay

lebih 12

bin  H}afs}

Ka’ab

 Anas

bin

Malik

 Abu Hasyim
bin ‘Uqbah

 Ummu
Aiman

 Al-Aswad
bin Yazi>d

 Jumlah guru
seluruhnya

bin  Ibnu

'Ashim bin

H}ajar al

'Umar bin

'Asqalani

Al

Shahabat

Khaththab

 Hatim bin
Haris

 Hubaib bin
Marzuqi

 Abu Amin
al-Sya>mi

 Jumlah

 Al-

Mizzi:
Sahabat
Rasul

 Abu

Hatim
bin
Hibban:

kurang lebih

murid

disebutk

60

seluruhnya

an dalam

kurang

al-s\iqa>t

lebih 1099

Setelah adanya penelitian sanad pada uraian di atas, yang meliputi
ketersambungan sanad dan kualitas periwayat diperoleh data bahwa hadis Imam

Bukha>ri tersebut:

71

a. Memiliki sanad yang muttasil dari mukharrij hingga Rasulullah, hal ini
karena pada setiap persambungan antar perawi telah memenuhi persyaratan
ke-muttas}il-an sanad.
b. Diriwayatkan oleh para perawi yang s\iqah (’adil dan dabit) sebagaimana
disebutkan dalam data para periwayat.
Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadis yang
diriwayatkan oleh imam al-Bukha>ri nomor 620 tersebut dapat diterima dan
berkualitas sahih dari segi muttas}il, d}abit dan ‘adilnya perawi.
2.

Meneliti Kemungkinan Adanya Syuz\uz\ dan ‘Illat
Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai pengertian syuz\uz\ dari suatu
hadis.

11

Di antara pendapat tersebut yang paling menonjol atau paling banyak

diikuti adalah pendapat Imam al-Syafi’i (w. 204 H/820 M), yang menyatakan
bahwasanya hadis yang mengandung syuz\uz\

yaitu “suatu hadis yang

diriwayatkan oleh seorang perawi yang s\iqah, tetapi bertentangan dengan hadis
yang diriwayatkan oleh banyak perawi lain yang sama-sama s\iqah (bahkan lebih
kuat).”12

11

Menurut bahasa, kata syuz\uz\ berarti yang jarang, yang asing, yang menyendiri, yang
menyalahi aturan, dan yang menyalahi banyak orang. Lihat Salamah Noorhidayati, Diktat Ulumul
Hadits Edisi Revisi, (Tulungagung: STAIN, 2002), h. 74
12
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian…, h. 81-82

72

Sedangkan yang dimaksud dengan ‘illat, secara bahasa adalah cacat,
penyakit, kesalahan baca, dan keburukan. Sedangkan menurut istilah ulama hadis
sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu al-Shalah dan al-Nawawi, ‘illat adalah
sebab yang tersembunyi yang dapat merusak kualitas hadis. Jadi, sebuah hadis
yang secara lahir tampak berkualitas s}ah}ih> , bisa saja karena ada ‘illat, kualitasnya
menjadi d}a’i>f.13 Hadis yang mengandung syuz\uz> \ tersebut dinamakan sebagai
hadis sya>z,\ sedangkan lawannya disebut hadis mah}fu>z.} 14
Banyak ulama hadis yang menyatakan bahwa meneliti adanya syuz}uz> } dan
‘illat itu tidaklah mudah dan hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar
ahli dan terbiasa dalam melakukan penelitian hadis. Karena itu, maka Ibn alMadinî (w. 234 H/849 M) dan al-Khatib al-Baghdadi (w. 463 H/1072 M)
memberikan petunjuk untuk meneliti ‘illat hadis perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut: (a) meneliti seluruh sanad hadis untuk matan yang semakna, bila
hadis tersebut memiliki muta>bi’ ataupun sya>hid (b) meneliti seluruh periwayat
dalam berbagai sanad berdasarkan kritik yang telah dikemukakan oleh para
kritikus hadis.15
Sesuai dengan skema seluruh sanad yang telah dibuat, ada tujuh periwayat
sekaligus mukharrij-nya di dalam hadis tentang rahasia di balik keluarnya air mata
yang diambil dari sanad al-Bukha>ri melalui jalur Abu> Hurairah. Seluruh
13

Noorhidayati, Diktat Ulumul Hadits…, h. 76
Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan…, h. 139
15
Suryadi & Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits…, h. 116.
14

73

periwayat yang terdapat dalam sanad tersebut semuanya bersifat s\iqah, terbukti
bahwa tidak ada satupun ulama hadis yang mencela tentang pribadi perawi-perawi
tersebut. Semua mengakui ke-s\iqah-an mereka. Mereka juga memiliki hubungan
guru murid, dalam artian bahwa mereka memiliki persambungan sanad dari
mukharrij sampai kepada Nabi SAW.

Kekuatan sanad al-Bukha>ri yang diteliti juga semakin meningkat ketika
diketahui terdapat pendukung (corroboration) berupa seorang sya>hid

dan

muta>bi’, terdapatnya muta>bi’ pada sanad pertama, kedua, dan ketiga semakin
meningkatkan kekuatan hadis tersebut. Dengan demikian, maka hadis rahasia di
balik keluarnya air mata diatas dapat dikatakan terhindar dari adanya syuz\uz> \ dan

‘illat.
3. Kesimpulan
a) Hadis tentang rahasia di balik keluarnya air mata tersebut termasuk ke
dalam hadis yang diriwayatkan oleh banyak sanad, akan tetapi belum
bisa dikategorikan ke dalam hadis mutawatir 16, jadi hadis tersebut masih
tergolong ke dalam hadis ah}ad.17

16

Hadis mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang mustahil
menurut adat mereka bersatu untuk meriwayatkan hadis itu dengan jalan berdusta. Perawi yang
tersebut ada mulai awal sanad sampai akhir sanadnya, yaitu terdapat dalam setiap thabaqat
(tingkatan). Lihat: Noorhidayati, Diktat Ulumul Hadits, h. 53
17
Hadis ahad adalah hadis yang jumlah perawinya tidak sampai kepada jumlah perawi yang
terdapat dalam hadis mutawatir. Perbandingan antara hadis mutawatir dan hadis ahad adalah dilihat
dari segi banyaknya perawi. Jika dalam hadis mutawatir banyaknya perawi tersebut harus ada di
setiap thabaqat, akan tetapi tidak demikian dalam hadis ahad. Ibid., h. 58

74

b) Dilihat dari skema keseluruhan sanad, pada periwayat tingkat pertama
sampai keempat hadis tersebut berstatus gari>b,18 dan kemudian pada
periwayat tingkat kelima sampai seterusnya berstatus sebagai hadis

masyhu>r.19
c) Seluruh sanad yang terdapat dalam hadis rahasia di balik keluarnya air
mata di atas setelah diteliti, ternyata semuanya bersifat s\iqah (adil dan
d}abit}), tak ada seorangpun yang mencela kepribadian mereka.
d) Jika dilihat dari transmisi sanad di atas, periwayat banyak menggunakan
sigat ‘an dalam menerima hadis, hanya ada tiga yang menggunakan
sighat h}addas}ana>.

e)

tersebut menunjukkan bahwa hadis di atas merupakan hadis mu’an’an.20
Namun demikian, melihat adanya hubungan guru murid di antara
mereka, serta masa hidup mereka yang memungkinkan adanya
pertemuan secara langsung, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa
hadis tentang rahasia di balik keluarnya air mata di atas telah memenuhi
salah satu syarat kesahihan hadis, yaitu bersambungnya sanad (ittis}al alsanad) sampai kepada Nabi SAW.

f)

Periwayatan hadis ini merupakan bentuk periwayatan secara lafal (arriwayah bi al-lafz}), karena dalam semua periwayat dari berbagai jalur

18

Hadis gharib adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang perawi saja
Sedangkan yang dimaksud hadis masyhur adalah hadis yang memiliki lebih dari dua jalur
sanad, namun belum sampai kepada derajat mutawatir
20
Hadis yang diriwayatkan oleh perawi dengan menggunakan lafadz ‘an, atau hadis yang di
dalam sanadnya terdapat sighat ‘an
19

75

sanad, baik al-Bukha>ri, Muslim, Ahmad, Tirmidzî, maupun al-Nasai,
semuanya menggunakan lafadz yang sama, tanpa ada penambahan
maupun pengurangan.
g) Hadis rahasia di balik keluarnya air mata diatas dapat dikatakan
terhindar dari adanya syuz\uz> \ dan ‘illat. Karena sanad al-Bukha>ri yang
diteliti terdapat pendukung (corroboration) berupa seorang sya>hid dan

muta>bi’, terdapatnya muta>bi’ pada sanad pertama, kedua, dan ketiga
semakin meningkatkan kekuatan hadis tersebut. Dengan demikian, maka
Dari beberapa poin argumen di atas, penulis dapat memberikan kesimpulan
bahwa sanad hadis tentang air mata yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri melalui
jalur Abu Hurairah di atas berkualitas s}ah}ih> }21, karena memenuhi semua syarat
keshahihan hadis. Adapun tingkat keshahihannya adalah s}ah}i>h} liz\a>tih}i, karena
hadis tersebut telah memenuhi lima syarat hadis s}ah}ih> }.

E. Kritik Matan
Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian hadis setelah diketahui
hasil dari penelitian sanad adalah melakukan penelitian matan. Matan adalah “katakata hadis yang dengan hal itu menjadi terbentuk sebuah makna”.22 Berbeda dengan

21

Pengertian hadis shahih menurut mayoritas ulama hadis adalah, hadis yang memenuhi lima
criteria, yakni sanadnya bersambung, seluruh periwayat bersifat adil dan dhabith (memiliki sifat
tsiqah), tidak mengandung syudzudz dan tidak mengandung ‘illat
22
Pengertian ini adalah menurut al-T}iibi> yang dinukil dari Musfir al-Damini. Lihat: Hasjim
Abbas, Kritik Matan Hadis Versi Muhaddisin dan Fuqaha, (Yogyakarta: Teras, 2004), h. 13

76

proses dalam penelitian sanad, yang memiliki langkah-langkah sistematis dengan
berpijak pada unsur-unsur kaidah keshahihan sanad, dalam penelitian matan ulama
hadis tidak menekankan kepada peneliti agar terikat dalam langkah-langkah yang
sistematis. Ulama hadis hanya menerangkan mengenai beberapa hal/tanda-tanda
yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur dalam meneliti matan (bagi matan yang
shahih). Itupun tidak semua ulama hadis menggunakan tolok ukur yang sama, karena
perbedaan persoalan yang terdapat dalam matan yang bersangkutan.23
Terkait dengan hal tersebut, dalam penelitian matan kali ini, penulis
menggunakan tolok ukur yang digunakan oleh Shalahuddin al-Adlabi, karena penulis
menilai bahwa tolok ukur yang digunakan telah meliputi semua hal yang berkaitan
dengan matan hadis. Tolok ukur tersebut ada empat macam, yaitu:
1) Tidak bertentangan dengan petunjuk yang terdapat dalam al-Qur’an
2) Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat tingkat kualitasnya
3) Tidak bertentangan dengan akal sehat dan sejarah
4) Susunan pernyataannya menunjukkan ciri-ciri bahwa itu sabda dari Nabi.24
Keempat pokok di atas akan diterapkan dalam penelitian matan hadis tentang
larangan waris beda agama secara rinci sebagai berikut:

23

Suhudi Ismail, Metodologi Penelitian, h. 117
Ibid., h. 120-121

24

77

1. Tidak bertentangan dengan petunjuk al-Qur’an
Hadis di atas secara tekstual memberikan pemahaman bahwa Islam
menganjurkan untuk mengeluarkan air mata dengan menangis dan hal
tersebut tidak bertentangan dengan al-Qur’an seperti disebutkan dalam
Alquran surat al-Taubah Ayat: 82
        
Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai
pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (At Taubah : 82)
2. Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat
Selanjutnya, hadis-hadis Nabi juga banyak yang membicarakan tentang
keutamaan mengeluarkan air mata. Salah satu hadis yang menjelaskan
tentang keutamaan mengeluarkan air mata adalah hadis Nabi yang
diriwayatkan oleh Imam al-Tirmiz\i dari Abu Hurairah, yang bunyinya:

ْ ‫بْن ع‬

َ ‫َ ع يْه س م‬
‫في س يل‬

ْ
‫عن ع ْ ال حْ ن بْن ع ْ َ ْال سْع‬

ْ
‫عن مح‬

‫َص‬

‫َ يجْ ت ع غ‬

‫بْن ع ْ ال حْ ن ه‬

ْ

‫س‬

‫ق ق‬
‫ال ن في ال‬

ْ
‫عن أبي ه ْي‬
‫ْح‬

‫ح ث ابْن ْال‬

‫حث ه‬

ْ ‫ال حْ ن‬
‫عن عيس بْن‬

‫م ْن خ ْ ي َ حت يع‬

‫أب عيس ه ا ح يث حسن صحيح مح‬

‫جل ب‬
‫ج مق‬

‫ْح م ن ٌي‬

‫ي ج ال‬
‫خ‬

َ

‫م ْ ل أ بي‬

Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata, telah menceritakan
kepada kami Ibnul Mubarak dari 'Abdurrahman bin Abdullah Al Mas'udi dari
Muhammad bin 'Abdurrahman dari Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah ia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan
masuk ke dalam neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada
Allah hingga susu kembali ke dalam kantungnya. Dan tidak akan berkumpul

78

menjadi satu debu di jalan Allah dengan asap api neraka." Abu Isa berkata,
"Hadis ini derajatnya h}}asan s}ah}ih, dan Muhammad bin 'Abdurrahman adalah
mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Abu Thalhah, yang berasal
dari madinah."25
Pada hadis di atas dijelaskan bahwa Tidak akan masuk ke dalam neraka
seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah hingga susu
kembali ke dalam kantungnya. Dan tidak akan berkumpul menjadi satu debu
di jalan Allah dengan asap api neraka.
3. Tidak bertentangan dengan akal sehat
Hadis tentang keutamaan menangis tersebut bisa diterima oleh akal sehat,
karena mungkin saja pada masa itu Nabi bermaksud untuk memotivasi
semangat kaum Muslimin, supaya lebih semangat dalam selalu ingat kepada
Allah SWT dalam keadaan apapun dan jihad fi sabilillah, walaupun banyak
sekali rintangan yang di hadapi dan mereka mau mengeluarkan air matanya
ketika ingat kepada Allah SWT
4. Susunan pernyataannya menunjukkan ciri-ciri sabda kenabian.

.

Persoalan tentang keutamaan air mata merupakan salah satu hal yang
sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Semuanya tersusun rapi dalam
kedua sumber hukum Islam, yakni al-Qur’an dan hadis. Hadis Nabi tentang
keutamaan menangis tersebut di atas benar-benar merupakan sabda kenabian,
karena hal yang dijelaskan di dalamnya merupakan salah satu ajaran
25

Imam al-tirmidzi, Sunan…, keutamaan debu fi sabilillah no 1553, ahmad, musnad
penduduk Kufah, no 10156 dan 17673, Al-Nasai, bab keutamaan beramal fi sabilillah dengan berjalan
kaki, No 3056 dan 3057 h. 190

79

menjalankan syari’at Islam yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan
umatnya. Semua yang berhubungan dengan kehidupan umat manusia
sebenarnya telah diatur oleh Allah melewati perantara utusan-Nya, jadi tidak
sepantasnya kita menafikan hal tersebut.
Dari beberapa hal yang menjadi tolok ukur kes}ah}ih}an matan di atas, penulis
dapat memberikan kesimpulan bahwa hadis tentang keutamaan mengeluarkan air
mata yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri dari jalur sanad Abu ‘As}im tersebut
memiliki matan yang berkualitas shahih.

80