Medan Prada House (Analogi Metafora)

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

BAB III ELABORASI TEMA III.1 PENGERTIAN TEMA III.1.1 ARSITEKTUR Terdapat beberapa pengertian Arsitektur antara lain :

  a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia- manusia beradab.

  b. Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku Introduction

  to Architecture (1979), Arsitektur adalah lingkungan buatan yang mempunyai

  bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya serta hak miliknya dari elemen, dari musuh, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan menonjolkan status.

  c. Menurut Le Corbusier, dalam buku Toward an Architecture (1927), Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.

  d. Menurut Louis I Khan, Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.

III.1.2 METAFORA

  Istilah metafora berasal dari bahasa yunani metapherein (latin: metafora, :inggris : metaphor, perancis : metaphore

  ). “Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti mengandung atau memuat. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s Dictionary :

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  • A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or

  idea in place of another to suggest a likeness between them

  • A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies
  • A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable
  • The use of words to indicate something different from the literal meaning.

  Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain sebagai berikut:  Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang dikandungnya (makna). Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar hal secara abstrak).

   Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur dilakukan dengan cara displacement of concept (Schon, 1963-1967) yaitu dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.

   Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir kuno akan keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan cahaya dan masih banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan symbol symbol metaforik.

  Perhatian terhadap metafora yang kemudian menjadikannya sebagai sebuah terobosan dalam metode desain baru terjadi pada tahun 1970-an ketika muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa. Metafora bukan lagi menjadi tujuan, namun lebih berperan sebagai pemicu (trigger) dalam proses kreatif penciptaan desain. Proses desain menemukan sebuah “pintu” menuju “ruang kreatif” baru yaitu

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  dengan melihat dari sisi pandang disiplin ilmu ilmu lain untuk tujuan menciptakan konsep konsep yang autentik. Hal ini terlihat dari berbagai metaphor dari modern movement, the ruin metaphor dari post modern, teknologi / kekuatan sosial metaphor dari Russian constructivist ; anthropomorphy & vertebrata (no core, no heart) metafora dari arsitek Peter Eisenman dan Frank Gehry (Antoniades, 1990).

III.1.2.1 IDENTIFIKASI METAFORA

  Terdapat beberapa pendapat yang mencoba mengajukan pengertian metafora antara lain:

  

1. Antoniades, A.C. Poetics of Architecture van nostrand Reinhold, New

York, 1990.

  Kategori metaphor dalam arsitektur menurut antoniades (1990):  Intangible metaphor : metafora dalam tataran ide, konsep atau kualitas kualitas khusus.

   Tangible metaphor : Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.

   Combination : Merupakan penggabungan intangible metaphors dan tangible metaphors dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagaiunsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

  

2. Broadbent, Geoffry / Bunt, Richard / Jencks; sign, symbol and

architecture; John Wiley and sons; New York; 1980.

  Kategorisasi desain dari Broadbent tentang analogic design mengindikasikan pembagian metaphor dalam 3 kategori yaitu :  Visual metafora secara visual  Structural, metafora dalam aspek struktur, fungsi , system  Filosofikal , metafora dalam aspek ide, konsep dan nilai.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Menurut Antoniades kualitas penggunaan metafora dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan dari penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih mudah terdeteksi (detectable) secara substansial dianggap lebih baik daripada yang tidak. Kualitas metafora akan semakin baik jika terkonsep dan dinyatakan dengan jelas.

  3. James C. Snyder d an Anthony J. Cattanese dalam “Introduction to A rchitecture” (1979).

  Metafora mengidentifikasikan pola pola yang mungkin terjadi dari hubungan hubungan parallel dengan melihat keabstrakannya berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

  4. Charles Jencks dalam “ The Language of Post Modern Architecture”.

  Metafora dianggap sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu objek dengan mengandalkan objek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.

  5. Geoffrey Broadbent, dal am buku “Design in Architecture” (1995).

  Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different form. Dan juga menurutnya pada metafora

  pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode kreativitas yang adal pada desain spectrum perancang.

  Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur, sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :

  1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.

  2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.

  3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya 4. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

III.1.2.2 ANALOGI METAFORA

  Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam arsitektur, yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata senada dengan

  “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar.

  Analogi

  dalam bahasa Indonesia adalah kias (Arab: Qasa=mengukur, membandingkan). Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.(sumber : Dari beberapa kajian Analogi yang telah dibahas, dapat disarikan bahwa:

  Holyoak & Thagard

  1. Menurut , analogi merupakan pengandaian yang digunakan untuk menjelaskan adanya kemiripan dari dua hal yang berbeda. Terdapat tiga hal yang mendasari pemikiran analogi, yaitu kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan.

  2. Menurut Chris Abel, analogi merupakan suatu bahasa untuk mengkomunikasikan arsitektur. Analogi bahasa dalam arsitektur mempunyai fungsi :

  • Memberi pengertian arsitektur adalah suatu bentuk kebudayaan

  (identitas)

  • Metoda dalam penyelidikan arsitektur
  • Bahasa komunikasi sosial

  Menurut Ian Barbour (dalam Abel, 1997), untuk dapat menggunakan analogi maka harus diteliti dahulu bagaimana kesamaan dan perbedaan sifat dasar, fungsi dan karakter dari kedua benda yang akan dianalogikan.

  3. Menurut Broadbent, analogi merupakan suatu proses untuk menterjemahkan analisa menjadi sintesa di dalam berarsitektur. Dari

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual yang telah dikenal sebelumnya. Menurutnya, ada 3 macam analogi yang dikenal :

   Personal Analogy : Membayangkan dirinya sebagai salah satu elemen Arsitektur yang ada.  Direct / Straight Analogy : Analogi langsung berdasarkan kesamaan- kesamaan yang bias diidentifikasikan, diamati bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan dengan apa yang ada di jagad raya.

   Symbolic Analogy : Kesamaan yang lebih bersifat simbolis (kepala, mata, kaki).

  4. Menurut Duerk, analogi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat arsitektur. Membuat analogi dari dua benda adalah mencari persamaan dalam beberapa hal dari dua benda yang berbeda.

  5. Menurut Attoe, analogi digunakan untuk menjelaskan arsitektur. Obyek rancangan telah ada dulu baru dianalisa memakai analogi yang mana.

  Jika dilihat dari sudut arsitektur sebagai proses, terdapat beberapa strategi desain yang menunjukkan penggunaan metafora di dalamnya yaitu: a. Antoniades yang mengkategorikan desain berdasarkan prosesnya menunjukkan bahwa kategori strategi adopsi merupakan strategi desain yang menggunakan metafora pada prosesnya.

  b. Broadbent yang mengkategorikan desain berdasarkan aktivitas atau cara menunjukkan bahwa kategori analogic design menggunakan metafora dalam cara mendesainnya.

  Persamaan kedua pendapat tersebut terletak pada aspek proses atau aktivitas dalam desain yang menggunakan metode penglihatan ( adopsi dan analogi) konsep dari suatu objek kepada objek yang lain.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Dilihat dari sudut arsitektur sebagai produk, terdapat tipe desain dan konsep desain yang menunjukkan penggunaan metaphor di dalamnya yaitu:

  • Pierce yang mengkategorikan desain sebagai sistem tanda menunjukkan bahwa kategori symbol lebih memperlihatkan penggunaan metaphor dalam karya fisiknya. Kategori symbol memerlukan pemahaman yang cukup kompleks, karena melibatkan aspek yang lebih bersifat abstrak daripada literal.
  • White dengan konsep metaphor yang menengok hubungan antar hal secara abstrak (looking at abstraction) jelas menunjukkan metaphor dalam konsep

  arsitektur

  . Konsep adalah gagasan gagasan yang memadukan berbagai elemen dalam satu keseutuhan. Suatu konsep mensyaratkan bagaimana tuntutan programatik, konteks dan filosofi perancang serta klien dapat disatukan, jika diurutkan menjadi makin kompleks, makin realistis dan makin dipikirkan secara mendalam, maka dapat diperoleh urutan : angan-angan --- idea --- konsep --- scenario.

  Pada dasarnya arsitektur dapat dikatakan sebagai sebuah alat komunikasi bagi sang arsitek yang ingin menyuarakan idealism pribadinya dalam proses kreatif kepada siapapun yang menikmati dan mengapresiasi hasil karyanya. Proses komunikasinya sendiri penuh dengan interpretasi. Di sini kesenjangan latar pengetahuan dan budaya dapat menjadi sebuah dinding penghalang bertemunya sebuah idealisme kreatif dengan opini individu bahkan masyarakat selaku apresiator terlebih jika bahasa yang digunakan tidak bersifat literal . Penggunaan bahasa metaforik yang “bersayap” dan kaya akan interpretasi makna, memerlukan penghayatan dan penelusuran dalam mengapresiasinya. Seperti pisau bermata dua, di satu sisi metaphor dapat digunakan sebagai alat untuk mengakselerasi imaji kreatif dalam proses desain, di sisi lain dapat digunakan untuk mengupas dan mengkritik desain itu sendiri.

  Jika mengikuti kategori metaphor menurut Antoniades dan Broadbent, maka kualitas penggunaan metaphor dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan (referens) dan penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih bersifat substansial dianggap lebih baik daripada yang hanya bersifat visual literal

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  dan keberadaan metaphor yang memerlukan identifikasi mendalam dianggap lebih baik daripada penampakan metaphor secara langsung.

III.1.2.3 METODE APRESIATIF PENGGUNAAN METAFORA ARSITEKTUR

  Pada tataran teknis pembahasan tentang metafora karya arsitektur dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif. Karena produk arsitektur bersifat fisik yang melibatkan unsur bentuk, warna, dan komposisi, maka bahasa grafis menjadi penting, sehingga analisa terhadap muatan metaphor dari aspek arsitektur sebagai proses maupun produk lebih menekankan analisa grafis, untuk kemudian dideskripsikan interpretasi kualitas penggunaan metaphornya.

  Sebagai suatu strategi dalam memicu imaji kreatif sang arsitek, metaphor pada dasarnya sangat tergantung pada background knowledge sang arsitek sebagai individu. Kekuatan metaphornya kemudian ditentukan dari interpretasi orang lain sebagai apresiator. Pada bagian ini, kesetaraan intelektual antara sang arsitek dengan apresiator menjadi penentu kesamaan bahasa dalam memaknai metaphor dari karya yang sedang diapresiasi. Untuk meminimalisir kesenjangan bahasa dalam analisa, maka apresiator perlu melihat latar belakang dan pandangan pandangan arsitek, di samping konsep dan karya fisiknya.

  Pada bagian karya arsitek, analisa penggunaan metaphor dilakukan dalam tiga aspek yaitu aspek ide / konsep, aspek strategi transformasi, dan aspek fisik produk desainnya. Pada aspek ide / konsep perlu ditelusuri pemikiran pemikiran dan gagasan-gagasan awal yang menjadi latar belakang desain, yang sangat memungkinkan berasal dari idealism, pandangan hidup maupun keyakinan sang arsitek.

  Pada aspek transformasi, perlu diklarifikasi konsep konsep dengan rancangan desain baik yang berupa gambar, sketsa maupun tulisan naratifnya.

  Pada aspek fisik produk perlu dicermati dan dihayati baik secara visual maupun spasial (rasa ruang) dari susunan elemen elemen pembentuk bangunan untuk kemudian diapresiasi berdasar konsepnya. Penggunaan metaphor dalam

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  aspek yang bersifat substansial / abstrak lebih memerlukan intensitas penelusuruan yang bersifat kontemplatif.

  Pada bagian referens nilai kualitas metaphor dinilai lebih tinggi apabila pengalihan konsep dilakukan pada aspek yang lebih bersifat substansial (intangible) daripada aspek yang hanya bersifat citra visual/literal. Penilaian kualitas makna metaphor semakin tinggi dari urutan obhek sebagai icon, indeks dan symbol.

  Pada bagian keterdeksian, identifikasi penggunaan metaphor akan bernilai lebih tinggi jika petunjuk tentang adanya metaphor dapat dideteksi oleh apresiator. Dalam hal ini, kualitas metaphor tergantung pada kualitas paparan dan sikap sang arsitek dalam memilih untuk menjelaskan ide, strategi dan transformasi desainnya lebih memilih untuk merahasiakannya.

  Pada akhirnya secara akumulatif dapat dibuat rambu rambu penilaian keotentikan dan kualitas pengunaan metaphor secara keseluruhan.

  III.2

INTERPRETASI TEMA

  Penerapan arsitektur metafora pada bangunan adalah dengan mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain serta mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. Dalam perancangan Medan Prada House ini sendiri lebih menggunakan metafora yang bersifat intangible. Lebih khusus lagi yaitu metode analogi dimana desainnya berasal dari ide ide dan konsep tentang bangunan komersil pada umumnya dan konsep desainnya hanya bisa ditangkap oleh perasaan, pengindraan tanpa ditangkap oleh panca indra. Konsepnya lebih ditekankan pada persepsi apresiator / masyarakat ketika melihat bangunan

Medan Prada House yang mencerminkan brand image produk Prada itu sendiri.

III.3 KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL

  Pendekatan tema yang digunakan sesuai dengan fungsi bangunan sebagai tempat untuk segala aktivitas yang berhubungan dengan Prada dan fashion.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Untuk itu dalam desainnya sendiri bangunan ini harus mempunyai konsep yang mencerminkan dan merepresentasikan Prada secara jelas.

  Untuk itu dalam perencanaan dan perancangannya digunakan pendekatan metafora intangible. Metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran yang arsitektural. Metafora dalam arsitektur dibangun melalui perwujudan konsep desain. Melalui pengejewantahan desain, konsep tersebut “dipindahkan” ke dalam ruang tiga dimensi. Tekstur, bentuk, warna yang dirancang untuk menghasilkan kualitas visual ruang yang unik meliputi lantai, dinding, atap dsb. Arsitektur sebagai pembawa symbol dan informasi. Dimana dengan tema ini diharapkan bahwa sesuai fungsinya bangunan ini sendiri bisa menjadi media penyedia dan informasi tentang Prada. Citra dan image Prada yang mewah, elegan dan simple bisa terlihat dari bangunannya.

  III.4 STUDI BANDING PROYEK TEMA SEJENIS

  III.4.1 NAGOYA CITY ART MUSEUM, JAPAN

  Metafora abstrak dapat dilihat pada beberapa karya arsitektur jepang. Salah satu arsitek tsb adalah Kisho Kurokawa. Beliau mengangkat konsep simbiosis dalam karya karyanya. Kisho kurokawa mencoba “membawa” elemen sejarah dan budaya pada engawa ( tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan : antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karyanya yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu objek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu karya beliau ini tergolong pada metafora abstrak.

Gambar 3.1 Eksterior Nagoya City Art Museum Gambar 3.2 Interior Nagoya City Art Museum

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  III.4.2 EX PLAZA, JAKARTA, INDONESIA Metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya Budiman

Hendropurnomo (DCM). Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda

  

Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak

dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang

sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari

Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan

dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai

kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut,

gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat

melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek

yang dapat kita lihat secara visual (tangible). Perpaduan antara gaya kinetik

(obyek abstrak) dan ban-ban mobil (konkrit) inilah yang menghasilkan metafora

kombinasi.

Gambar 3.3 Efek kinetic pada EX Plaza Gambar 3.4 Penerapan metafora pada EX Plaza

  III.4.3 PRADA HOUSE IN NANJING, CHINA

Gambar 3.5 Eksterior dan efek kinetis pada Prada House Nanjing

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Prada House di Nanjing ini mengadopsi tema metafora intangible. Dikatakan intangible karena fasad toko ini dibuat dengan menggunakan beberapa macam warna aluminium. Ada yang berwarna keemasan, keabu abuan hingga warna yang agak terang. Penggunaan material demikian dimaksudkan untuk menunjukkan efek kinetis / pergerakan yang dipersembahkan untuk seorang seniman Carlos Cruz Diez, yaitu seorang seniman asal Venezuela yang selalu menghasilkan karya seni yang berhubungan dengan efek kinetic. Efek kinetic ini tidak bisa diraba namun hanya dapat dirasakan ketika berjalan melewati bangunan ini dimana seakan akan bangunan ini ikut berjalan sehingga dikatakan mengadopsi tema metafora intangible.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA FISIK IV.1.1 ANALISA LOKASI Gambar 4.1 Peta Wilayah Indonesia Gambar 4.2 Peta Pulau Sumatera Gambar 4.3 Peta Kecamatan Medan Petisah Gambar 4.4 Peta wilayah Site Lokasi proyek Medan Prada House terletak di Kota Medan. Kota Medan

  adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia (sumber : . Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27’ -2 47’ lintang Utara dan 98

  35’ -98 44’ bujur timur, posisi Kota Medan berada di bagian Utara Provinsi Sumatera Utara dengan topografi miring kearah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5 - 37,5 m di atas permukaan laut

  Lokasi proyek berada di Kecamatan Medan Petisah dengan peruntukan lahan sebagai daerah pusat kegiatan perdagangan / bisnis, pusat kegiatan jasa dan

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  kegiatan pemerintahan provinsi dan kota, serta pusat pelayanan ekonomi. Lokasi berada di antar Jalan Letjend S.Parman dan Jalan Kejaksaan.

IV.1.2 ANALISA KONDISI EKSISTING SITE

   Lokasi tapak : Jl. Letjend S. Parman, Kecamatan Medan Petisah, Kelurahan Petisah Tengah, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

  2

   Luas lahan : ± 1,3 Ha ( ± 13.000 m )  Kontur : Relatif datar  KDB : 60

  • – 70 %

   KLB : 3 - 5  Kepemilikan : Swasta  Kondisi fisik tapak : Ruko Ruko Komersil, perumahan penduduk dan Permukiman kumuh.

   B A D C

Gambar 4.5 Peta Kondisi Existing Site

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Existing di sebelah A (Jl. S. Parman) dari kanan ke kiri :

Gambar 4.6 Ruko ruko komersil Gambar 4.7 Ruko komersil dan rumah

  Dari gambar gambar diatas dapat dilihat bahwa existing di Jl. S.Parman adalah ruko ruko komersil yang rata rata menjalankan usaha dan rumah tinggal penduduk. Bangunan bangunan ini tidak menaati GSB dengan baik. Existing di sebelah B (Jl. Kejaksaan) dari kanan ke kiri:

Gambar 4.8 Deretan ruko ruko komersil sepanjang Jl. KejaksaanGambar 4.9 Deretan perumahan kumuh di sepanjang Jl. Kejaksaan

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Dari gambar gambar diatas dapat dilihat bangunan eksisting sepanjang Jl. Kejaksaan adalah ruko ruko komersil dan permukiman kumuh di sekitar sempadan sungai Babura. Bangunan di sepanjang Jl Kejaksaan ini mayoritas tidak menaati peraturan GSB, terlihat pada muka bangunan yang langsung berbatasan dengan badan jalan, terutama pada permukiman kumuh dan warung di sepanjang jalan.

  Existing di sebelah C dari kiri ke kanan :

Gambar 4.10 Deretan rumah penduduk di sepanjang Gang S.Parman

  Dari gambar 4.10 terlihat bahwa bangunan yang mendominasi di sector ini adalah rumah penduduk. Seluruh bangunan di daerah ini juga tidak menaati peraturan GSB ditunjukkan dengan muka bangunan yang langsung berbatasan dengan jalan. Jalan kecil ini diperkirakan sekitar 6m.

  Existing di sector D (Tepi sungai Babura) :

Gambar 4.11 Permukiman kumuh Gambar 4.12 Sungai Babura

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Dari gambar 4.11 dan 4.12 terlihat bahwa permukiman kumuh di sekitar sungai Babura sangat tidak beraturan. Tidak menaati GSB dan GSS yang seharusnya. GSS yang seharusnya pada sungai Babura adalah 15 m.

  Permasalahan :

   Site yang dipilih memiliki fungsi komersil yang sudah berjalan untuk waktu yang cukup lama dan rumah penduduk setempat.  Sekitar sempadan sungai Babura terdapat banyak perumahan kumuh.  Peraturan akan garis sempadan sungai dilanggar.

  Usulan :

   Untuk ruko ruko komersil, dapat dilakukan rekonsolidasi lahan (penggabungan fungsi bangunan yang sama menjadi satu gedung) di sisa lahan yang tersedia pada site ataupun di tempat lain yang cocok.  Untuk perumahan penduduk yang sudah tetap, penduduk dapat dipindahkan ke apartemen Cambridge di dekat site.  Sedangkan untuk perumahan kumuh, penduduk

  • – penduduknya dapat direkrut untuk menjadi karyawan di Medan Prada House dan dibuat tempat tinggal bersama untuk mereka di site ataupun di tempat lain yang dibiayai Medan Prada House nantinya.

   Membersihkan daerah sempadan sungai Babura dan menatanya kembali.  Daerah sempadan sungai dapat dijadikan sebagai sarana yang mendukung.

  Potensi :

   Site yang terdapat di sudut / persimpangan jalan mendukung untuk menjadi pusat perhatian masyarakat yang berlalu lalang di sekitar jalan.  Terciptanya lingkungan yang lebih kondusif dan bersih tanpa permukiman kumuh.  Menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk warga permukiman kumuh  Penduduk di ruko ruko memperoleh tempat tinggal yang lebih nyaman.  Daerah sempadan sungai menjadi lebih nyaman dan memberikan kontribusi yang baik untuk ruang kota.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.3 ANALISA TATA GUNA LAHAN A M

  I L E N O F B D C G H

J

K P

Gambar 4.13 Peta tata guna lahan sekitar site

  KETERANGAN Ruko komersil Rumah Tinggal Fasilitas umum Perkantoran Permukiman kumuh

  Batas batas site : Utara : Jl. Kejaksaan Selatan : Gang kecil, ruko komersil dan perumahan penduduk Barat : Jl. Letjend S. Parman dan ruko ruko komersil Timur : Sungai Babura

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034 B A

Gambar 4.14 Jl Kejaksaan Gambar 4.15 Ruko ruko komersil

  D C

Gambar 4.16 Cambridge city square Gambar 4.17 Jl. S. Parman

  F E

Gambar 4.18 Ruko Jl. S.Parman Gambar 4.19 Sungai Babura

  Dari gambar gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa site berada di daerah yang sangat padat akan aktivitas komersil oleh karena peruntukan lahannya yang memang digunakan untuk perdagangan. Adanya banyak fungsi bangunan sekitar seperti apartemen, mal, hotel, sekolah, restoran, salon, tempat ibadah, makam, perkantoran hingga ruko ruko komersil di sepanjang jalan S.Parman.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Adapun bangunan lain di sekitar site antara lain :

  G H

Gambar 4.20 Ruko Jl Gajah Mada Gambar 4.21 Daerah komersil Jl S.Parman

  I J

Gambar 4.22 Ruko Jl S.Parman Gambar 4.23 Jl H.Z Arifin

  K L

Gambar 4.24 Sun Plaza Gambar 4.25 Kuil Hindu di Jl Kejaksaan

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034 M N

Gambar 4.26 Lapangan tenis Gambar 4.27 Makam taman bunga

  O P

Gambar 4.28 Restoran di Jl Kejaksaan Gambar 4.29 Bank di Jl H.Z. Arifin

  Potensi :

   Rumah tinggal di sekitar site dapat menjadi potensi baik bagi Medan Prada House karena memudahkan akses penduduk sekitar untuk mengunjungi bangunan.

   Ruko ruko komersil juga menjadi salah satu generator aktivitas utama kawasan ini karena kegiatan komersial dapat menghidupkan aktivitas kawasan ini dan menambah jumlah pengunjung bangunan.  Cambridge city square yang berfungsi ganda antara mal, apartemen dan hotel akan berpotensi sangat baik untuk Medan Prada House mengingat pengunjung dari luar kota maupun luar negeri yang tinggal disana akan lebih mudah untuk mengunjungi bangunan. Mall juga akan menjadi potensi untuk variasi rekreasi di kawasan ini.  Bangunan Kemang Gallery yang sedang dibangun di sudut Jl Kejaksaan (di depan site) juga memiliki potensi untuk Medan Prada House nantinya setelah selesai dibangun. Pengunjung yang datang ke bangunan tersebut akan lebih mudah mendatangi Medan Prada House juga.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.4 ANALISA SKYLINE

Gambar 4.30 Peta potongan tapakGambar 4.31 Skyline view dari Jl S.Parman (Potongan A-A)Gambar 4.32 Skyline view dari Jl. Kejaksaan ( Potongan B-B)

  Garis skyline pada kawasan ini membentuk garis yang drastis. Kawasan ini mayoritas didominasi oleh bangunan ruko setinggi 3-4 lantai. Bangunan yang membentuk ketinggian yang amat drastis di kawasan ini yaitu Cambridge City Square dengan jumlah lantai lebih dari 10 lantai.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034 Potensi dan Usulan :

   Bangunan Medan Prada House yang akan dibangun di kawasan ini hendaknya tidak lebih dari 10 lantai. Mengingat skyline kawasan ini didominasi oleh bangunan berlantai 3-4, maka keberadaan bangunan Medan Prada House ini akan memperindah skyline di site dan sekitarnya. Selain itu juga dapat memberikan kesan skyline makin meninggi dari kiri ke kanan bila dilihat dari Jl S. Parman

IV.1.5 ANALISA SIRKULASI

Gambar 4.33 Peta Analisa Sirkulasi kawasan site

  Sirkulasi kendaraan di kawasan ini termasuk kategori kepadatan menengah, yaitu jalan dengan intensitas kendaraan tinggi namun tidak menimbulkan kemacetan.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034 Gambar Keterangan

Gambar 4.34 Jl. Letjend S.Parman

  Jalan Letjend S.Parman

   Merupakan jalur 1 arah  Lebar jalan ± 20 m  Dapat dilalui oleh kendaraan umum, becak, kendaraan roda dua dan empat  Sepanjang jalan ini terdapat pedestrian selebar 1,2 m.

   Kemacetan kadang kadang terjadi saat jam pulang sekolah St. Thomas.

Gambar 4.35 Jalan Kejaksaan

  Jalan Kejaksaan

   Merupakan jalan 2 arah  Lebar jalan ± 16 m  Dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat, kendaraan umum  Kendaraan yang datang ke bangunan komersil jalan ini diparkirkan di sepanjang badan jalan ini.

   Terdapat pedestrian ± 1m.  Kemacetan yang terjadi di simpang jalan karena lampu lalu lintas.

Gambar 4.36 Jalan Gajah Mada

  Jalan Gajah Mada

   Merupakan jalan 1 arah  Lebar jalan ± 20 m  Dilalui oleh kendaraan umum, kendaraan roda dua dan empat, becak  Terdapat pedestrian ± 1,2 m

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034 Jalan H.Z. Arifin

   Merupakan jalan 1 arah  Lebar jalan ± 20 m  Dilalui oleh kendaraan umum, becak, kendaraan roda dua dan empat  Terdapat pedestrian ±1,2 m

Gambar 4.37 Jl H.Z. Arifin

   Kemacetan kadang kadang dapat terjadi di persimpangan jalan.

Tabel 4.1 Tabel Jalan kepadatan sedang di sekitar site

IV.1.6 ANALISA PENCAPAIAN

Gambar 4.38 Peta Analisa Pencapaian ke site

  KETERANGAN

Pencapaian yang diakses melalui Jl. H.Z Arifin

Pencapaian yang diakses melalui Jl. Gajah Mada Pencapaian yang diakses melalui Jl. Kejaksaan Pencapaian yang diakses melalui Jl S.Parman Dalam

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Pencapaian ke lokasi site dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum, becak, maupun kendaraan beroda dua. Kendaraan umum seperti becak dan angkutan umum biasanya berhenti di seberang Cambridge City Square atau di pertengahan jalan S.Parman. Sedangkan untuk potensi entrance ke site dapat dicapai dari 3 jalan yaitu Jl S.Parman, Jl S Parman dalam dan Jl Kejaksaan.

IV.1.7 ANALISA ARSITEKTUR KOTA D C E B A F G

Gambar 4.39 Peta analisa arsitektur kota

  Kode / nama bangunan Gambar Keterangan

  A

  / Cambridge City  Mal, apartemen, Square swiss bell hotel

   Gaya bangunan modern

  B / Sekolah Kartika I

   Gaya bangunan tropis

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034 C

  / Ruko Jl S Parman  Gaya bangunan ruko pada umumnya

  D

  / Ruko Jl Kejaksaan  Gaya bangunan ruko seperti umumnya

  E

  / Jl Kejaksaan  Permukiman dan warung warung kumuh kuil  Terdapat Hindu dan lapangan tenis

  F

  / Jl Gajah Mada  Gaya bangunan ruko pada umumnya  Terdapat sebuah bangunan restoran bergaya minang

  G

  / Jl H.Z. Arifin  Gaya bangunan ruko seperti umumnya  Gaya bangunan modern pada sun plaza

Tabel 4.2 Tabel gaya arsitektur pada sekitar site

  Potensi dan Usulan :  Kawasan ini didominasi oleh bangunan ruko dan sedikit bangunan modern.

  Mengingat Medan Prada House ini adalah bangunan modern yang sederhana, maka penempatannya sangat cocok dengan arsitektur kota di sekitar site karena dapat mengharmonisasikan fasad dari jalan dan dapat menjadi icon kawasan nantinya.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.8 ANALISA VEGETASI

  Kondisi existing site di Jl S.Parman cukup banyak vegetasi, namun agak kurang di Jl Kejaksaan dikarenakan hampir seluruh lahannya sudah dimanfaatkan untuk permukiman kumuh dan ruko komersil. Adapun vegetasi pada site berada di pertengahan pedestrian, sehingga agak mengganggu pejalan kaki dan di sekitar sungai Babura. Vegetasi yang akan dipilih nantinya adalah vegetasi yang tidak terlalu tinggi sebagai pembatas antara Jl S Parman Dalam dengan bangunan disekitarnya sehingga interaksi antar kedua bangunan tetap ada. Pada sisi riverside akan dibuat gabungan jenis vegetasi yang rendah dan tinggi dengan jarak tertentu agar view ke sungai tidak terhalangi dan sekaligus menjadi pembatas space dengan sungai agar pengunjung tetap aman walaupun berada di riverside.

Gambar 4.40 dan 4.41 Vegetasi di sepanjang Jl S. ParmanGambar 4.42 Vegetasi di salah satu rumah Gambar 4.43 Vegetasi di sepanjang sungai

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.44 dan 4.45 Pohon tua yang berantakan di sekitar sungai

  Potensi dan Usulan :

   Vegetasi di kawasan ini sudah cukup banyak. Namun daerah site Jl Kejaksaan masih agak kurang vegetasi yang menjadi pembatas dan buffer dengan jalan yang padat.  Vegetasi yang sudah ada di sekitar riverside berpotensi untuk menjadi tempat teduh fungsi pendukung bangunan yang nantinya akan dibuat disana.

IV.1.9 ANALISA UTILITAS

  Utilitas di kawasan ini sudah tersedia dengan baik dari jaringan listrik PLN, Jaringan air bersih dari PAM dan Jaringan telepon dari PT Telkom. Sistem drainase dan jaringan lainnya juga sudah tersedia dengan baik karena lokasi site berada di pusat kota serta dikelilingi oleh bangunan komersil dan rumah penduduk. Drainase yang digunakan dalam site digunakan riol riol yang berakhir ke sungai Babura.

Gambar 4.46 dan 4.47 Drainase dan riol riol pada site

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.48 dan 4.49 utilitas listrik di sekitar site

IV.1.10 ANALISA VIEW

  A. VIEW KE LUAR

  • ++ +++ ++ + +

Gambar 4.50 Peta analisa view ke luar site

  View ke luar arah utara site terdapat bangunan Kemang Gallery yang sedang dibangun dan ruko ruko. View ke sebelah selatan site hanya terdapat gang kecil dan rumah penduduk. View ke arah luar sebelah barat site terdapat ruko ruko dan jalan, sedangkan view ke timur terdapat sungai Babura namun ada permukiman kumuh di seberang sungai. Sedangkan view keluar kearah barat laut adalah persimpangan jalan S Parman dan Jl Kejaksaan. View ke bagian ini sebenarnya cukup bagus, namun agak kurang efisien karena Jl S Parman hanya jalan satu arah, sehingga view

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  di spot ini hanya dapat dimanfaatkan untuk pengguna jalan S Parman untuk berbelok menuju Jl Kejaksaan.

Gambar 4.51 View keluar utara Gambar 4.52 View keluar selatanGambar 4.53 View keluar barat Gambar 4.54 View keluar barat laut

  Potensi dan Usulan :

   Bagian utara yang mempunyai view ke luar paling bagus berpotensi untuk menjadi spot yang menarik perhatian masyarakat sekitar ditambah dengan adanya bangunan Kemang Gallery, contoh public space.  Bagian yang kurang bagus view ke luar dapat dimaksimalkan dengan meletakkan massa dan menciptakan view baru dari dalam site.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  B. VIEW KE DALAM

  • ++ +++ ++ + +

Gambar 4.55 Peta analisa view ke dalam siteGambar 4.56 View Dari Jl S Parman Gambar 4.57 View Dari Jl Kejaksaan

  View ke dalam site dapat dilihat dari beberapa sisi dan sisi terbaik adalah dari Jl Kejaksaan karena letaknya yang strategis dan banyak dilalui orang. Untuk bagian sudut, sebenarnya cukup bagus namun kurang dapat dinikmati dikarenakan Jalan S.Parman hanya satu arah.

  Potensi dan Usulan :

   Bagian Jl Kejaksaan yang mempunyai view ke dalam yang cukup bagus berpotensi dijadikan entrance untuk pejalan kaki dan diletakkan sculpture / icon yang menarik perhatian atau sebagai vocal point untuk Medan Prada House nantinya.  Bagian selatan yang kurang bagus viewnya dan kurang pengunjungnya lebih cocok dijadikan sebagai area untuk service entrance.

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.11 ANALISA KEBISINGAN

  Tingkat kebisingan dapat dikatakan cukup tinggi dikarenakan posisi site di persimpangan jalan yang padat akan kendaraan. Namun terdapat juga daerah yang tingkat kebisingannya agak rendah yaitu bagian timur karena berbatasan dengan sungai Babura dan bagian selatan yang berbatasan dengan dinding dari ruko dan rumah penduduk.

  Potensi dan Usulan :

   Bagian sudut jalan yang memiliki tingkat kebisingan tertinggi sebaiknya diletakkan buffer berupa tanaman atau media lain yang dapat menyerap suara, juga dihindari untuk meletakkan area privat di bagian ini.  Untuk bagian yang tingkat kebisingannya rendah berpotensi diletakkan ruang kelas atau ruang privat lainnya yang membutuhkan suasana lebih tenang.

  • +++ ++ ++ + +

Gambar 4.58 Peta analisa kebisingan pada site

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.12 ANALISA MATAHARI

Gambar 4.59 Peta analisa matahari pada site

  Arah matahari sangat mempengaruhi bentuk bangunan sebab orientasi yang salah malah akan menyebabkan konsumsi energi berlebihan dalam bangunan. Tingkat radiasi (solar factor) untuk orientasi arah barat dan barat laut adalah yang paling tinggi dan tingkat radiasi matahari kearah timur hanya setengah dari arah barat dan bahkan lebih kecil daripada kearah utara.

  Potensi dan Usulan :

   Bagian sudut jalan yang tadinya dikatakan memiliki view yang cukup bagus ternyata memiliki solar factor yang paling tinggi. Oleh karena itu, orientasi massa ke arah ini hendaknya dibelokkan sedikit agar tidak langsung terkena matahari ataupun digunakan shading dan buffer pada eksterior bangunan untuk menghalau sinar matahari langsung.  Bangunan lebih berpotensi untuk berorientasi ke arah utara selatan.

  • Pengguna dan alur kegiatan

  Datang Masuk

  Pulang Rapat

  Bekerja Istirahat

  Datang Masuk

  Ke WC Pulang

  Makan Beribadah

  Membayar Pameran

  Parkir Mencari Memilih

Gambar 4.61 Diagram alur kegiatan pengelola

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Pengelola, guru desain dan karyawan

Gambar 4.60 Diagram alur kegiatan pengunjung

  Pengunjung

  Pengguna Alur kegiatan

Tabel 4.3 Tabel alur kegiatan pengguna Medan Prada House

  IV.2.1 ANALISA POLA KEGIATAN

  IV.2 ANALISA FUNGSIONAL

  Parkir

  • Struktur organisasi pengelola Medan Prada House

  Pekerja Kepala Unit Kelas Desain Pekerja

  Belajar Istirahat

  Datang Masuk Parkir

  Istirahat Pulang

  Ganti baju Makan

  Parkir Gladi resik Make up

  Datang Masuk

  Medan Prada House Sekretaris

  Kepala Unit Pekerja Pekerja Manager

  Pekerja Kepala Unit Event / pameran

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  Elektrikal Pekerja Kepala Unit Penjualan

  Administrasi Pekerja Kepala Unit Mekanikal &

  

Direktur

Medan Prada

House

Kepala Unit

Gambar 4.64 Struktur organisasi Medan Prada HouseGambar 4.63 Diagram alur kegiatan murid design

  Murid kelas desain

Gambar 4.62 Diagram alur kegiatan performer

  Performer / model

  Pulang

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.2.2 ANALISA JUMLAH PENGUNJUNG MEDAN PRADA HOUSE

  Untuk mengetahui jumlah pengunjung Medan Prada House per harinya, maka harus dihitung terlebih dahulu jumlah peminat produk merek Prada.

  A. PERHITUNGAN JUMLAH PEMINAT PRODUK PRADA Jumlah peminat produk Prada dihitung dengan cara mengadakan observasi ke beberapa toko tas di salah satu pusat perbelanjaan ternama di Kota Medan.

  Observasi dilakukan dengan mengamati jumlah tas yang tersedia dari tiap merek di masing masing toko. Adapun hasil pengamatannya yaitu sbb:  Toko pertama yang diamati adalah toko yang khusus menjual barang barang bermerek terkenal seperti Prada, Louis Vuitton, Valentino, Celine, Hermes,dsb. Dari etalase depan toko yang memajang 8 buah tas bermerek terkenal, 2 diantaranya adalah merek Prada. Secara garis besar, jumlah peminat merek Prada di toko ini adalah sebesar 25% (2/8 x 100% = 25%).

Gambar 4.65 Hasil pengamatan peminat tas Prada di toko pertama.

   Toko kedua yang diamati masih berada di pusat perbelanjaan yang sama, yang khusus menjual tas bermerek terkenal dan tas local. Dari hasil pengamatan, didapati bahwa mayoritas tas yang dijual di toko ini adalah tas bermerek Prada dan Louis Vuitton. Wawancara pun dilakukan dengan pengurus toko untuk membenarkan hasil pengamatan. Pengurus toko

  ROSE MILLIA LESTARI 090406034

  mengatakan bahwa merek tas yang paling banyak mereka impor saat ini adalah Prada karena permintaan akan tas Prada adalah yang paling tinggi dan paling dicari saat ini. Hal ini juga dibuktikan dari display toko tersebut yang memajang sangat banyak tas Prada dibandingkan tas lainnya.

Gambar 4.66 Hasil pengamatan peminat tas Prada di toko kedua.

  Berdasarkan hasil pengamatan, diperkirakan persentase peminat merek Prada di toko ini adalah sekitar 40%.

   Toko ketiga dan keempat juga berada di pusat perbelanjaan yang sama. Hasil pengamatan di toko ketiga didapatkan persentase peminat tas Prada adalah sekitar 20% sedangkan di toko keempat hanya sekitar 15%.

Gambar 4.67 dan 4.68 Hasil pengamatan di toko ketiga dan keempat. Dengan mengasumsikan jumlah 25% peminat Prada yang dihitung diatas adalah wanita berumur antara 25