Medan Prada House (Analogi Metafora)

(1)

MEDAN PRADA HOUSE

(ANALOGI METAFORA)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490

TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

ROSE MILLIA LESTARI

090406034

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

MEDAN PRADA HOUSE

(ANALOGI METAFORA)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490

TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh:

ROSE MILLIA LESTARI

09 0406 034

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(3)

MEDAN PRADA HOUSE

(ANALOGI METAFORA)

Oleh:

ROSE MILLIA LESTARI

09 0406 034

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, M.T.

Ir. Samsul Bahri, M.T.

NIP : 196307161998021001

NIP : 196503181995011001

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, M.T.


(4)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama : Rose Millia Lestari

NIM : 09 0406 034

Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Prada House

Tema : Analogi Metafora

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490

1. Lulus Langsung 2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa

Sidang 4. Perbaikan

Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator TKA-490,

Ir. N.Vinky Rahman, MT. Ir. Basaria Talarosha, MT.

NIP : 196606221997021001 NIP : 196501091995012001


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan hormat tertinggi penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan dan rahmat untuk penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Pembimbing tugas akhir Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, M.T. dan kepada Bapak Ir. Samsul Bahri, M.T atas kesediaannya membimbing, motivasi, pengarahan, dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini ;

2. Ibu Wahyuni Zahrah, S.T., M.S. sebagai penguji namun selalu memberikan motivasi dan masukan-masukan yang sangat membantu ;

3. Bapak Ir. Vinky Rahman, M.T. dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Departemen Arsitektur USU, Ibu Ir. Basaria Talarosha M.T. sebagai koordinator, serta Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara ;

4. Keluarga besar terutama Orang tua penulis yang selalu memotivasi penulis selama tugas akhir ;

5. Stambuk 2009 Departemen Arsitektur yang telah menjadi sumber inspirasi dan perjuangan bersama selama tiga setengah tahun ini. Dan semua pihak yang turut serta dalam penyelesaian proyek Tugas Akhir ini.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juli 2013 Hormat saya,

Rose Millia Lestari NIM 090406034


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI……… ii

DAFTAR GAMBAR ………. vi

DAFTAR TABEL ……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG……… 1

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN………... 3

I.3 SASARAN DAN LINGKUP LAYANAN……… 3

I.4 PERUMUSAN MASALAH PERANCANGAN………. 4

I.5 METODE PENDEKATAN PERMASALAHAN……… 4

I.6 ASUMSI ASUMSI……… 5

I.7 KERANGKA BERPIKIR………. 6

I.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN……… 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 TERMINOLOGI JUDUL………. 8

II.2 TINJAUAN UMUM……….. 10

II.2.1 PENGERTIAN FASHION / MODE………. 10

II.2.2 SEJARAH FASHION DUNIA……… 10

II.2.3 SEJARAH FASHION INDONESIA……….. 12

II.2.4 SEJARAH MEREK FASHION PRADA……….. 16

II.2.4.1 ASAL USUL PRADA……… 16

II.2.4.2 PERKEMBANGAN PRADA………. 17

II.2.4.3 PRADA DI ERA TAHUN 1990-an………….. 18

II.2.4.4 PRADA DI ERA ABAD KE 21……… 21

II.2.4.5 FILOSOFI DESAIN PRADA……… 22

II.2.4.6 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI PRADA……….. 23

II.2.4.7 RUNWAY SHOWS PRADA……… 26

II.2.4.8 PRODUK PRODUK PRADA……….. 27

II.2.4.9 IDENTITAS DAN KEASLIAN PRODUK PRODUK PRADA……….. 31


(7)

II.2.4.10 BANGUNAN PRADA DAN

ARSITEKNYA……….. 31

II.3 LOKASI PROYEK……… 34

II.3.1 KRITERIA PEMILIHAN LOKASI PROYEK………… 34

II.3.2 TINJAUAN TERHADAP STRUKTUR KOTA………. 36

II.3.3 ANALISIS PEMILIHAN LOKASI……….. 39

II.3.3.1 ALTERNATIF PEMILIHAN LOKASI……….. 39

II.3.3.2 POSISI SITE TERHADAP KOTA MEDAN… 44 II.3.3.3 DESKRIPSI LOKASI SEBAGAI TAPAK RANCANGAN……….. 45

II.4 TINJAUAN FUNGSI……… 46

II.4.1 DESKRIPSI PENGGUNA DAN KEGIATAN……….. 46

II.4.1.1 PENGGUNA DAN KEGIATAN DI MEDAN PRADA HOUSE………. 46

II.4.2 KEBUTUHAN RUANG MEDAN PRADA HOUSE… 48 II.5 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS II.5.1 PRADA AOYAMA EPICENTER, TOKYO………….. 51

II.5.2 PRADA ION ORCHARD, SINGAPORE………. 56

II.5.3 PRADA HOUSE IN NANJING, CHINA……… 57

II.5.4 PRADA MOSCOW STOLESNIKOV, RUSSIA…….. 59

II.5.5 PRADA HOUSE IN NAGOYA, JAPAN……….. 61

II.5.6 PRADA HOUSE LAINNYA………... 63

BAB III ELABORASI TEMA III.1 PENGERTIAN TEMA……….. 67

III.1.1 ARSITEKTUR……….. 67

III.1.2 METAFORA………. 67

III.1.2.1 IDENTIFIKASI METAFORA……… 69

III.1.2.2 METAFORA ANALOGI……… 71

III.1.2.3 METODE APRESIATIF PENGGUNAAN METAFORA ARSITEKTUR……… 74

III.2 INTERPRETASI TEMA……….. 75

III.3 KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL……… 75


(8)

III.4.1 NAGOYA CITY ART MUSEUM, JAPAN……… 76

III.4.2 EX PLAZA JAKARTA, INDONESIA……… 77

III.4.3 PRADA HOUSE IN NANJING, CHINA……… 77

BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA FISIK……… 79

IV.1.1 ANALISA LOKASI………. 79

IV.1.2 ANALISA KONDISI EKSISTING SITE……….. 80

IV.1.3 ANALISA TATA GUNA LAHAN……….. 84

IV.1.4 ANALISA SKYLINE……… 88

IV.1.5 ANALISA SIRKULASI……… 89

IV.1.6 ANALISA PENCAPAIAN……….. 91

IV.1.7 ANALISA ARSITEKTUR KOTA………... 92

IV.1.8 ANALISA VEGETASI………. 94

IV.1.9 ANALISA UTILITAS……… 95

IV.1.10 ANALISA VIEW……….. 96

A. VIEW KE LUAR……… 96

B. VIEW KE DALAM……… 98

IV.4.11 ANALISA KEBISINGAN……… 99

IV.1.12 ANALISA MATAHARI……… 100

IV.2 ANALISA FUNGSIONAL……… 101

IV.2.1 ANALISA POLA KEGIATAN……… 101

IV.2.2 ANALISA JUMLAH PENGUNJUNG……… 103

A. PERHITUNGAN JUMLAH PEMINAT………….. 103

B. PERHITUNGAN JUMLAH PENGUNJUNG……. 105

IV.3 PROGRAM RUANG ……….……… 106

IV.3.1 KEBUTUHAN AREA PARKIR ………..………. 111

IV.4 ZONING RUANGAN BERDASARKAN KEGIATAN……….. 111

IV.5 KLASIFIKASI DAN PERSYARATAN RUANG……… 113

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 PENERAPAN TEMA PADA BANGUNAN………. 123

V.2 KONSEP RUANG LUAR………. 124


(9)

V.2.2 KONSEP ENTRANCE DAN SIRKULASI

BANGUNAN……… 125

V.2.3 KONSEP OPEN SPACE………. 126

V.3 KONSEP RUANG DALAM……….. 127

V.3.1 KONSEP ZONING RUANG DALAM………. 128

V.3.2 KONSEP SIRKULASI RUANG DALAM……… 128

V.3.2.1 SIRKULASI HORIZONTAL………. 128

V.3.2.2 SIRKULASI VERTIKAL……… 128

V.3.3 KONSEP INTERIOR………. 129

V.4 KONSEP STRUKTUR BANGUNAN……… 130

V.4.1 PONDASI……… 130

V.4.2 DINDING………. 131

V.4.2.1 DINDING LUAR……… 131

V.4.2.2DINDING DALAM………. 133

V.5 KONSEP MASSA BANGUNAN……….. 133

V.5.1 BENTUKAN MASSA……… 133

V.5.2 FASADE BANGUNAN………. 134

V.6 KONSEP UTILITAS……….. 134

A. SISTEM ELEKTRIKAL………. 135

B. SISTEM DISTRIBUSI AIR……… 135

C. SISTEM PENGHAWAAN……… 136

D. SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN……… 137

E. SISTEM PENANGKAL PETIR………. 138

F. SISTEM KOMUNIKASI………. 138

DAFTAR PUSTAKA………...………. 139


(10)

DAFTAR GAMBAR

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Gambar 2.1 Logo Prada………. 8

Gambar 2.2 Poster iklan Prada………. 8

Gambar 2.3 Fashion era Medieval……… 10

Gambar 2.4 Fashion tahun 1920……….. 11

Gambar 2.5 Fashion wanita 1920-an………... 11

Gambar 2.6 Fashion wanita 1950-an……… 11

Gambar 2.7 Fashion pria 1950……….. 11

Gambar 2.8 Madonna………. 12

Gambar 2.9 Elvis Presley………... 12

Gambar 2.10 Gothic fashion………. 12

Gambar 2.11 Denim fashion………... 12

Gambar 2.12 Kebaya zaman dahulu……… 13

Gambar 2.13 Kebaya modern………... 13

Gambar 2.14 Fashion tahun 1950 an……….. 13

Gambar 2.15 Fashion tahun 1960 an……….. 13

Gambar 2.16 Trend fashion tahun 1970-an……… 14

Gambar 2.17 Trend fashion tahun 1980-an……… 14

Gambar 2.18 Mario Prada, Luisa Prada, Miuccia Prada……….. 16

Gambar 2.19 Patrizio Bertelli……… 17

Gambar 2.20 Patrizio & Miuccia……….. 17

Gambar 2.21 Bagan proses kerja dalam produksi Prada……… 24

Gambar 2.22 Struktur organsisasi manajemen Prada Group………. 26

Gambar 2.23 Bagan kepemilikan saham Prada Group……… 26

Gambar 2.24 Peragaan busana (fashion show) Prada……… 27

Gambar 2.25 Salah satu model tas Prada………. 27

Gambar 2.26 Salah satu model tas Prada………. 27

Gambar 2.27 Salah satu model clutch Prada……… 28

Gambar 2.28 Koleksi dompet dompet Prada………. 28

Gambar 2.29 Fashion Pria……… 28

Gambar 2.30 Pakaian pria Prada……… 29


(11)

Gambar 2.32 Koleksi pakaian……… 29

Gambar 2.33 Koleksi kacamata Prada……… 29

Gambar 2.34 Koleksi sepatu wanita dan pria Prada……… 30

Gambar 2.35 Ikat pinggang, aksesoris hp, anting dan kalung Prada…... 30

Gambar 2.36 Koleksi parfum Prada………... 30

Gambar 2.37 Logo Prada Asli……….. 31

Gambar 2.38 Logo Prada yang palsu………. 31

Gambar 2.39 Roberto Baciocchi……….. 32

Gambar 2.40 Prada House di Madison Avenue……… 33

Gambar 2.41 Prada Dubai mal of Emirates……… 33

Gambar 2.42 Prada Milan via Spiga……… 33

Gambar 2.43 Prada Casablanca……….. 33

Gambar 2.44 Prada London old bold st………... 33

Gambar 2.45 Prada Alexandra at Hong Kong……… 34

Gambar 2.46 Prada Milan Galleria……… 34

Gambar 2.47 Prada Shanghai IFC……… 34

Gambar 2.48 Prada Las Vegas………. 34

Gambar 2.49 Peta Kota Medan dan wilayah yang cocok dengan proyek 39 Gambar 2.50 Alternatif site Jl S. Parman……… 40

Gambar 2.51 Alternatif site Jl Pattimura……….. 40

Gambar 2.52 Alternatif site Jl Guru Patimpus………. 40

Gambar 2.53 Peta Kota Medan………. 44

Gambar 2.54 Eksterior Prada Aoyama Tokyo………. 51

Gambar 2.55 Sketsa ide awal……… 51

Gambar 2.56 Sketsa potongan awal……… 51

Gambar 2.57 Maket konsep awal Prada Aoyama Epicenter……… 52

Gambar 2.58 Maket struktur……….. 52

Gambar 2.59 Struktur awal Prada Aoyama ……… 52

Gambar 2.60 Layar sentuh display……… 53

Gambar 2.61 Jendela cembung bangunan………. 53

Gambar 2.62 Refleksi jendela cembung……….. 54

Gambar 2.63 Suasana di luar bangunan ……… 54

Gambar 2.64 Gambaran kondisi interior bangunan……….. 54


(12)

Gambar 2.66 Potongan membujur………... 55

Gambar 2.67 Denah toko Prada Aoyama Epicenter……… 55

Gambar 2.68 Entrance bangunan………... 55

Gambar 2.69 Interior toko bagian pria……… 55

Gambar 2.70 Interior toko bagian wanita………... 56

Gambar 2.71 Koridor tangga……… 56

Gambar 2.72 Sitting area dalam toko………. 56

Gambar 2.73 Etalase produk dalam toko……….. 56

Gambar 2.74 Eksterior bangunan……… 56

Gambar 2.75 Eksterior sekitar bangunan……….. 56

Gambar 2.76 Lantai 1 toko bagian wanita………. 57

Gambar 2.77 Lantai 2 toko bagian pria……….. 57

Gambar 2.78 Tampak depan bangunan……… 57

Gambar 2.79 Tampak dari sudut……… 57

Gambar 2.80 Interior lantai dasar……… 58

Gambar 2.81 Interior lantai 2 bagian wanita……….. 58

Gambar 2.82 Ruang polygonal lantai 2……….. 58

Gambar 2.83 Ruang display produk pria……… 58

Gambar 2.84 Eksterior bangunan Prada Moscow Stolesnikov Russia…. 59 Gambar 2.85 Lantai 1 area aksesoris wanita……… 60

Gambar 2.86 Lantai 2 area pakaian pria……… 60

Gambar 2.87 Lantai 2 area sepatu pria……….. 60

Gambar 2.88 Area display pakaian wanita……… 60

Gambar 2.89 Area warna hijau dan krem……….. 60

Gambar 2.90 Letak toko di ujung jalan………... 61

Gambar 2.91 Eksterior Prada Nagoya……… 61

Gambar 2.92 Area aksesoris lantai dasar……….. 62

Gambar 2.93 Tangga mewah ke lantai 2……… 62

Gambar 2.94 Display area pakaian wanita……… 62

Gambar 2.95 Interior dari tangga……… 62

Gambar 2.96 Eksterior toko………. 62

Gambar 2.97 Entrance Prada Istanbul……….. 62

Gambar 2.98 Lantai 2 toko……….. 63


(13)

Gambar 2.100 Eksterior toko Prada di UK……….. 63

Gambar 2.101 Eksterior IFC Shanghai Prada………. 63

Gambar 2.102 Interior Prada Shanghai……… 63

Gambar 2.103 Eksterior Prada Las Vegas di malam hari………. 64

Gambar 2.104 Eksterior Prada Las Vegas di siang hari……… 64

Gambar 2.105 Eksterior Prada Chengdu………. 64

Gambar 2.106 Interior Prada Chengdu………. 64

BAB III ELABORASI TEMA Gambar 3.1 Eksterior Nagoya City Art Museum……….. 76

Gambar 3.2 Interior Nagoya city art museum……… 76

Gambar 3.3 Efek kinetis pada EX Plaza……… 77

Gambar 3.4 Penerapan metafora pada EX Plaza……… 77

Gambar 3.5 Eksterior dan efek kinetis pada EX Plaza……… 77

BAB IV ANALISA Gambar 4.1 Peta wilayah Indonesia………... 79

Gambar 4.2 Peta Pulau Sumatera……….. 79

Gambar 4.3 Peta kecamatan Medan Petisah……… 79

Gambar 4.4 Peta wilayah site……….. 79

Gambar 4.5 Peta kondisi existing site……… 80

Gambar 4.6 Ruko ruko komersil………. 81

Gambar 4.7 Ruko komersil dan rumah………. 81

Gambar 4.8 Deretan ruko ruko komersil sepanjang Jl Kejaksaan……… 81

Gambar 4.9 Deretan perumahan kumuh sepanjang Jl Kejaksaan……… 81

Gambar 4.10 Deretan rumah penduduk di sepanjang gang S Parman….. 82

Gambar 4.11 Permukiman kumuh………. 82

Gambar 4.12 Sungai Babura………. 82

Gambar 4.13 Peta tata guna lahan sekitar site……….. 84

Gambar 4.14 Jl Kejaksaan………. 85

Gambar 4.15 Ruko ruko komersil………. 85

Gambar 4.16 Cambridge City Square……….. 85

Gambar 4.17 Jl S Parman……….. 85


(14)

Gambar 4.19 Sungai Babura……….. 85

Gambar 4.20 Ruko Jl Gajah Mada……… 86

Gambar 4.21 Daerah komersil Jl S Parman……… 86

Gambar 4.22 Ruko Jl S Parman……… 86

Gambar 4.23 Jl H Z Arifin……… 86

Gambar 4.24 Sun Plaza……….. 86

Gambar 4.25 Kuil Hindu Jl Kejaksaan……….. 86

Gambar 4.26 Lapangan tenis……… 87

Gambar 4.27 Makam taman bunga……….. 87

Gambar 4.28 Restoran di Jl Kejaksaan……… 87

Gambar 4.29 Bank di Jl H Z Arifin………. 87

Gambar 4.30 Peta potongan tapak………... 88

Gambar 4.31 Skyline view dari Jl S Parman (potongan A-A)……….. 88

Gambar 4.32 Skyline view dari Jl Kejaksaan (potongan B-B)……….. 88

Gambar 4.33 Peta analisa sirkulasi kawasan site……….. 89

Gambar 4.34 Jl Letjend S Parman……… 90

Gambar 4.35 Jl Kejaksaan………. 90

Gambar 4.36 Jl Gajah Mada……….. 90

Gambar 4.37 Jl H Z Arifin……… 91

Gambar 4.38 Peta analisa pencapaian ke site……… 91

Gambar 4.39 Peta analisa arsitektur kota……… 92

Gambar 4.40 Vegetasi di sepanjang Jl S Parman………. 94

Gambar 4.41 Vegetasi di sepanjang Jl S Parman………. 94

Gambar 4.42 Vegetasi di salah satu rumah……… 94

Gambar 4.43 Vegetasi di sepanjang sungai……… 94

Gambar 4.44 Pohon tua yang berantakan di sekitar sungai……… 95

Gambar 4.45 Pohon tua yang berantakan di sekitar sungai……… 95

Gambar 4.46 Drainase pada site……….. 95

Gambar 4.47 Riol riol pada site………. 95

Gambar 4.48 Utilitas listrik di sekitar site………. 96

Gambar 4.49 Utilitas listrik di sekitar site………. 96

Gambar 4.50 Peta analisa view ke luar site………. 96

Gambar 4.51 View ke luar utara……… 97


(15)

Gambar 4.53 View keluar barat………. 97

Gambar 4.54 View keluar barat laut………. 97

Gambar 4.55 Peta analisa view ke dalam site……… 98

Gambar 4.56 View dari Jl S Parman……… 98

Gambar 4.57 View dari Jl Kejaksaan……….. 98

Gambar 4.58 Peta analisa kebisingan pada site……….. 99

Gambar 4.59 Peta analisa matahari pada site……….. 100

Gambar 4.60 Diagram alur kegiatan pengunjung………. 101

Gambar 4.61 Diagram alur kegiatan pengelola………. 101

Gambar 4.62 Diagram alur kegiatan performer………. 102

Gambar 4.63 Diagram alur kegiatan murid design……… 102

Gambar 4.64 Struktur organisasi Medan Prada House……… 102

Gambar 4.65 Hasil pengamatan peminat tas Prada di toko pertama……. 103

Gambar 4.66 Hasil pengamatan peminat tas Prada di toko kedua………. 104

Gambar 4.67 Hasil pengamatan peminat tas Prada di toko ketiga………. 104

Gambar 4.68 Hasil pengamatan peminat tas Prada di toko keempat……. 104

Gambar 4.69 Hubungan antar ruang……… 118

Gambar 4.70 Penyusunan rak pajang pada ruang penjualan……….. 118

Gambar 4.71 Standar ukuran untuk fitting room dan rak pajang…………. 118

Gambar 4.72 Standar ukuran perabot untuk ruang penjualan………. 119

Gambar 4.73 Persyaratan ukuran rak pajang dan jarak antar rak……….. 119

Gambar 4.74 Syarat jarak antara rak dan sirkulasi……… 119

Gambar 4.75 Sirkulasi dan hubungan antar ruang di backstage…………. 120

Gambar 4.76 Hubungan antar stage dan backstage………. 120

Gambar 4.77 Contoh ukuran stage……….. 120

Gambar 4.78 Syarat ukuran dan jarak meja kasir………. 121

Gambar 4.79 Syarat jarak kasir dengan rak……… 121

Gambar 4.80 Jarak kasir dengan sirkulasi……….. 122

Gambar 4.81 Jarak meja kasir dengan pengunjung……….. 122

BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 5.1 Beberapa logo Prada yang dapat digunakan……….. 123

Gambar 5.2 Konsep zoning pada site……… 124


(16)

Gambar 5.4 Konsep entrance dan sirkulasi bangunan……… 125

Gambar 5.5 Konsep open space pada site………126

Gambar 5.6 Pohon palem………. 126

Gambar 5.7 Pohon Kiara paying………. 126

Gambar 5.8 Lampu taman……….. 126

Gambar 5.9 Lampu jalan………. 126

Gambar 5.10 Diagram zoning ruang dalam bangunan……… 127

Gambar 5.11 Zona public di lantai 1……….. 127

Gambar 5.12 Zona semipublic dan private di lantai 2………. 127

Gambar 5.13 Sirkulasi horizontal ruang dalam………. 128

Gambar 5.14 Hubungan antar ruang dalam bangunan……… 129

Gambar 5.15 Material lantai untuk ruang penjualan………. 129

Gambar 5.16 Material lantai untuk ruang penjualan………. 129

Gambar 5.17 Material lantai untuk ruang penjualan………. 129

Gambar 5.18 Material dinding ruang penjualan………. 130

Gambar 5.19 Material dinding ruang penjualan………. 130

Gambar 5.20 Material dinding ruang penjualan………. 130

Gambar 5.21 Berbagai detail pondasi tiang pancang yang digunakan….. 130

Gambar 5.22 Detail lapisan laminated glass……….. 131

Gambar 5.23 Proses pembuatan tempered glass………. 132

Gambar 5.24 Laminated tempered glass……… 132

Gambar 5.25 Detail pemasangan dinding GRC……… 133

Gambar 5.26 Bentuk massa bangunan dari Jl S Parman………. 133

Gambar 5.27 Panel kaca diamond……… 134

Gambar 5.28 Frame kaca aluminium……… 134

Gambar 5.29 Plat hitam merek Prada……….. 134


(17)

DAFTAR TABEL

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Tabel 2.1 Tabel kriteria internal site Medan Prada House………. 35

Tabel 2.2 Tabel kriteria eksternal site Medan Prada House………….. 36

Tabel 2.3 Tabel penggunaan lahan ……….. 38

Tabel 2.4 Tabel penilaian kriteria internal alternatif site………. 42

Tabel 2.5 Tabel penilaian kriteria eksternal alternatif site……….. 43

Tabel 2.6 Tabel kebutuhan ruang Medan Prada House……… 50

Tabel 2.7 Tabel perbandingan studi banding proyek sejenis………… 65

BAB IV ANALISA Tabel 4.1 Tabel jalan kepadatan sedang di sekitar site………. 91

Tabel 4.2 Tabel gaya arsitektur pada sekitar site……… 93

Tabel 4.3 Tabel alur kegiatan pengguna Medan Prada House………. 101

Tabel 4.4 Tabel jumlah penduduk kota Medan berdasarkan Jenis kelamin dan usia……… 105

Tabel 4.5 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pelayanan umum………… 107

Tabel 4.6 Tabel kebutuhan ruang fasilitas café……….. 107

Tabel 4.7 Tabel kebutuhan ruang fasilitas service……….. 108

Tabel 4.8 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pengelola……….. 109

Tabel 4.9 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pengunjung……….. 110

Tabel 4.10 Tabel zoning ruangan………. 113

BAB V KONSEP PERANCANGAN Tabel 5.1 Tabel keuntungan dan kerugian system distribusi listrik….. 135

Tabel 5.2 Tabel keuntungan dan kerugian system system penghawaan…. 136 Tabel 5.3 Tabel keuntungan dan kerugian system AC Central………. 137


(18)

Abstrak

Pembangunan bangunan komersil merek Prada di Medan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan minat akan fashion merek Prada masyarakat kota Medan saat ini. Bangunan ini juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk diselenggarakan ajang bergengsi di kota Medan dan berperan sebagai icon kota nantinya. Selain sebagai fungsi komersil, bangunan juga menyediakan fasilitas penunjang lainnya yang masih berkaitan dengan fashion yaitu design class untuk menambah wawasan masyarakat akan filosofi fashion design Prada, dan ruang serbaguna untuk diadakan peragaan busana ataupun pameran. Desain bangunan mencerminkan brand image Prada yang simple, elegant, luxury and high quality. Brand image tersebut diwujudkan dengan menganalogikan kesan kesan tersebut dengan bentuk, warna, dan material. Dengan dibangunnya bangunan komersil merek Prada ini diharapkan dapat memenuhi minat masyarakat kota Medan yang tinggi akan merek Prada sehingga tidak perlu ke luar negeri lagi hanya khusus untuk berbelanja.

Kata Kunci : fashion, Prada, brand image, analogi metafora

Abstract

The construction of Prada’s commercial building in Medan is purposed to fulfill

the needs and interest of Prada within Medan citizens nowadays. Besides commercial function, the building could become a place to held prestigious

events in Medan and becoming the city’s icon. Besides the retails, some additional features which is still related in fashion are also provided inside the building, such as: design class to enrich citizens’ knowledge in Prada’s fashion philosophic and multifunction room which could held some prestigious events such as fashion show or exhibitions. The main concept of the building design is to represent Prada’s well-known brand image (simple, elegant, luxury and high

quality) in the building’s facade. Those brand images are reflected by using analogic method whether from color, shapes, or material. With this building, citizens are expected to fulfill their interest in shopping at Medan and not to go abroad again only for shopping branded things.


(19)

Abstrak

Pembangunan bangunan komersil merek Prada di Medan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan minat akan fashion merek Prada masyarakat kota Medan saat ini. Bangunan ini juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk diselenggarakan ajang bergengsi di kota Medan dan berperan sebagai icon kota nantinya. Selain sebagai fungsi komersil, bangunan juga menyediakan fasilitas penunjang lainnya yang masih berkaitan dengan fashion yaitu design class untuk menambah wawasan masyarakat akan filosofi fashion design Prada, dan ruang serbaguna untuk diadakan peragaan busana ataupun pameran. Desain bangunan mencerminkan brand image Prada yang simple, elegant, luxury and high quality. Brand image tersebut diwujudkan dengan menganalogikan kesan kesan tersebut dengan bentuk, warna, dan material. Dengan dibangunnya bangunan komersil merek Prada ini diharapkan dapat memenuhi minat masyarakat kota Medan yang tinggi akan merek Prada sehingga tidak perlu ke luar negeri lagi hanya khusus untuk berbelanja.

Kata Kunci : fashion, Prada, brand image, analogi metafora

Abstract

The construction of Prada’s commercial building in Medan is purposed to fulfill

the needs and interest of Prada within Medan citizens nowadays. Besides commercial function, the building could become a place to held prestigious

events in Medan and becoming the city’s icon. Besides the retails, some additional features which is still related in fashion are also provided inside the building, such as: design class to enrich citizens’ knowledge in Prada’s fashion philosophic and multifunction room which could held some prestigious events such as fashion show or exhibitions. The main concept of the building design is to represent Prada’s well-known brand image (simple, elegant, luxury and high

quality) in the building’s facade. Those brand images are reflected by using analogic method whether from color, shapes, or material. With this building, citizens are expected to fulfill their interest in shopping at Medan and not to go abroad again only for shopping branded things.


(20)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia fashion semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi fashion

semakin berkembang diikuti dengan minat masyarakat yang besar terhadap dunia fashion dari wanita, pria, bahkan anak-anak. Hal ini juga ditunjukkan dengan banyaknya peredaran buku-buku serta majalah yang membahas info tentang fashion terkini serta banyak pula tayangan fashion di media cetak, elektronik serta internet yang memberikan informasi-informasi terbaru dalam dunia fashion.

Dunia fashion merupakan dunia yang berhubungan dengan busana, kecantikan dan sedikit banyak menunjukkan gaya hidup seseorang. Seiring dengan berkembangnya waktu, masyarakat berlomba lomba untuk memiliki pakaian dan segala perlengkapnya yang paling trend saat ini. Adanya nilai seni dalam dunia fashion ini membuat pakaian, tas, aksesoris, dsb tidak lagi sekedar sebagai pemenuhan kebutuhan pokok, tetapi juga merupakan suatu karya seni dan gaya hidup.

Pada masa sekarang ini fashion memberikan pengaruh bagi citra bangsa dan negara. Negara yang memiliki banyak prestasi di bidang fashion akan membuat negara tersebut dikenal di dunia. Perancis misalnya, merupakan negara yang sudah sangat terkenal akan fashionnya, terutama kota Paris sehingga dijuluki sebagai Kota Mode Dunia. Bahkan sudah terdapat beberapa merek fashion yang sudah mendunia dari Perancis, contohnya merek Hermes, Louis Vuitton, Chanel, Christian Dior, Christian Louboutin, dsb. Selain kota Paris, masih terdapat kota lain yang juga dijuluki Kota Mode yaitu kota Milan di Italia. Serupa dengan Perancis, Italia juga sudah banyak mengeluarkan brand fashion yang telah mendunia, contohnya merek Prada, Versace, Fendi, Gucci, Valentino, dsb. Oleh karena itu, ketika orang orang membahas fashion, hal yang terlintas di benak untuk pertama kali pastilah merek terkenal ataupun kota yang sudah kuat dengan


(21)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Indonesia, terutama kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan merupakan kota yang terkenal akan dunia fashionnya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya minat masyarakat akan fashion mereka, dibuktikan dengan banyaknya butik kelas menengah ke atas hingga toko toko yang menjual barangnya secara

online di Indonesia, terutama di Kota Medan.

Bisnis di bidang fashion adalah bisnis yang cukup menjanjikan dan berkembangnya dunia fashion serta keanekaragamannya menarik masyarakat untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman di bidang ini. Sarana edukatif di bidang fashion design ini pun menjadi salah satu pilihan pendidikan saat ini. Mulai dari kursus, seminar, dan sekolah formal hingga peragaan busana yang ada menjadi alternatif masyarakat untuk memperkaya pengetahuan fashion.

Di Kota Medan, belum terdapat fasilitas fashion yang mewadahi semua kegiatan di bidang fashion tersebut, khususnya untuk masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi yang tentunya berkeinginan untuk memiliki barang barang yang lebih bagus dan mewah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang dengan sengaja pergi ke luar negeri hanya untuk membeli barang barang bermerek terkenal tersebut hanya karena tidak tersedianya wadah atau tempat bagi masyarakat untuk memenuhi keinginan masyarakat untuk membeli barang barang yang diinginkan tersebut. Dari hasil penelusuran, didapati bahwa merk yang paling banyak dicari adalah Prada.

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka muncul gagasan dari penulis untuk merancang sebuah sarana di bidang fashion untuk merek Prada yang menunjang perkembangan fashion di kota Medan dengan harapan masyarakat Indonesia tidak perlu ke luar negeri lagi untuk membeli barang merek Prada. Di samping memenuhi kebutuhan, adanya sarana ini juga dapat menambah devisa negara. Selain dijadikan sebagai tempat penjualan barang merek Prada, dapat juga dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan ajang peragaan busana taraf nasional maupun internasional. Berdasarkan tingginya minat masyarakat kota Medan terhadap Prada, bangunan yang dirancang ini memiliki fasilitas berbeda dari bangunan yang sudah ada dan menawarkan suasana yang berbeda sehingga diharapkan dapat memberikan nilai lebih dalam hiburan yang disukai


(22)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

semua kalangan baik dari anak-anak sampai orang tua serta memberikan manfaat psikis bagi masyarakat seperti rasa senang, melepas stress, dan rasa bosan. “Everyday is a fashion show & the world is your runway.” (Anonymous).

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari perencanaan proyek ini adalah :

 Sebagai wadah untuk kegiatan di dunia fashion, terutama dalam memenuhi kebutuhan pengguna merk Prada;

 Menyediakan suatu fasilitas yang mampu menyelenggarakan event-event

bertaraf nasional maupun internasional;

 Membuat arsitektur yang mampu memberikan image yang lebih baik bagi Kota Medan di mata dunia Internasional;

 Membuat arsitektur yang mampu berperan sebagai icon baru Kota Medan nantinya.

I.3 SASARAN DAN LINGKUP LAYANAN

Adapun sasaran perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah kegiatan penjualan pakaian dan perlengkapannya hingga tempat untuk peragaan busana.

Lingkup perencanaan adalah :

 Perancangan pusat di bidang fashion yang hanya mencakup kegiatan perbelanjaan barang barang merk Prada, kegiatan peragaan busana (fashion show), kegiatan restoran, dan pendidikan yang sifatnya informal.  Bangunan ini didesain dengan menggunakan unsur-unsur perancangan

arsitektur, antara lain aspek fisik dan perancangan khusus proyek bangunan, yang berkaitan dengan lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dam luar bangunan pada lokasi tapak perancangan, dan selanjutnya akan diterapkan ke dalam perancangan bangunan, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat, dan terutama menghasilkan banyak keuntungan.


(23)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

I.4 PERUMUSAN MASALAH PERANCANGAN

Adapun rumusan masalah dalam perencanaan Medan Prada House ini adalah antara lain :

Permasalahan umum :

 Bagaimana merancang pusat fashion merk Prada (Medan Prada House) agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

 Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.  Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy

accessibility).

Permasalahan khusus :

 Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya ;

 Ruang serbaguna tempat diselenggarakan event peragaan busana  Café

 Sekolah desain

 Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.

 Penerapan struktur dan teknologi bangunan yang tepat bagi bangunan yang sesuai dengan kondisi tapak dan lingkungan fisik yang ada.

 Perencanaan yang menitikberatkan pada efisiensi dan optimalisasi ruang agar aspek komersial dari bangunan ini dapat digunakan semaksimal mungkin, dihubungkan dengan nilai ekonomis lahan.

I.5 METODE PENDEKATAN PERMASALAHAN

Pendekatan yang digunakan untuk proyek ini berupa:

a. Survey, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat dari lokasi tersebut disertai dengan mengadakan studi literatur sebagai penambah dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.


(24)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

b. Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan. c. Studi pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema untuk mendapat

informasi dalam mempelajari permasalahan serta pemecahannya yang mampu mendukung dalam proses perancangan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, internet, dan sumber-sumber lain yang diangap perlu.

d. Sintesis, yaitu menggabungkan hasil analisa untuk memperoleh ide perancangan yang akan diterapkan

I.6 ASUMSI ASUMSI

Dengan mempertimbangkan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek, diantaranya :

- Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik Swasta dengan penekanan fungsi ruang serbaguna untuk peragaan busana sebagai penunjangnya;

- Kondisi tapak disesuaikan dengan lahan existing dan permasalahan di luar batasan lahan diabaikan dan peruntukkan lahan disesuai dengan RUTRK Kotamadya Medan dan RTDRK kecamatan site yang dipilih;

- Sumatera Utara menjadi tuan rumah event nasional Fashion Week Indonesia pada tahun 2020

- Animo masyarakat Indonesia khususnya kota Medan akan fashion terutama merek Prada kian meningkat tiap tahunnya.


(25)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

I.7 KERANGKA BERPIKIR Latar Belakang

 Perkembangan dunia fashion yang semakin lama semakin berkembang.

 Nilai seni dalam dunia fashion ini membuat pakaian, aksesoris, dsb tidak lagi sekedar sebagai pemenuhan kebutuhan pokok, tetapi juga merupakan suatu karya seni dan gaya hidup.

 Kota Medan merupakan kota yang terkenal akan fashion.

 Sarana edukatif di bidang fashion ini pun menjadi salah satu pilihan pendidikan saat ini. Perumusan Masalah

-Bagaimana merancang pusat fashion merk Prada (Medan Prada House) agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

-Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

-Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda

-Bagaimana merencanakan pencapaian/ aksesibilitas yang mudah(easy accessibility).

-Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.

Maksud dan tujuan

-Sebagai sarana untuk kegiatan di dunia fashion, terutama dalam memenuhi kebutuhan pengguna merk Prada, sehingga tidak perlu ke luar negeri lagi hanya untuk membeli barang bermerk Prada - Menyediakan suatu fasilitas yang mampu menyelenggarakan event-event bertaraf nasional maupun internasional;

- Membuat arsitektur yang mampu memberikan image yang lebih baik bagi Kota Medan di mata dunia International, dsb.

Analisa

-analisa kondisi tapak -analisa fungsional -analisa teknologi

-prinsip tema dalam desain Konsep Perancangan -Konsep Dasar

-Konsep perancangan tapak -Konsep perancangan bangunan -Konsep struktur bangunan -Konsep utilitas bangunan

Pra Perancangan

-pendekatan teori arsitektur -penzoningan

Pengumpulan data Survey Lokasi

-pemilihan lahan yang sesuai -kondisi lahan yang ada

Survey literature -data RUTRK -data arsitek Desain skematik F E E D B A C K


(26)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

I.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan ini meliputi bagian sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan

pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

BAB II. Deskripsi Proyek

Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB III. Elaborasi tema

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB IV. Analisa

Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan.

BAB V. Konsep Perancangan

Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB VI. Hasil Perancangan

Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket

Daftar Pustaka

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.


(27)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1 TERMINOLOGI JUDUL

Judul dari proyek adalah “ Medan Prada House ” yang merupakan suatu tempat bagi para pecinta fashion dengan merk Prada, maupun orang-orang yang ingin mendalami ilmu pengetahuan di bidang fashion, khususnya merk Prada. Dalam judul ini mengandung beberapa pengertian yaitu :

Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis.1

Prada adalah adalah sebuah label fashion Italia yang didirikan oleh Mario Prada di Milan yang mengkhususkan diri dalam memproduksi barang barang mewah untuk pria dan wanita. Beberapa jenis produk ternama yang telah dihasilkan selama ini yaitu tas tangan dan sepatu wanita, ikat pinggang, pakaian dalam, gaun, dan pakaian pria, dan sebagainya. Karena desainnya yang sederhana dan elegan, kini Prada sudah menyebar ke seluruh Eropa, Amerika, bahkan sudah mendunia. Prada juga dapat menghasilkan 1,7 miliar dollar per tahunnya.2

Gambar 2.1 Logo Prada Gambar 2.2 Poster iklan Prada 1

Poerwadarminta, 1991 ; id.wikipedia.org


(28)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

House memiliki pengertian sebagai berikut :

o A building which people live ; residence for human beings.3 (Sebuah

bangunan dimana orang orang tinggal ; tempat tinggal untuk makhluk hidup).

o A building for any purpose. 3 (Sebuah bangunan yang digunakan untuk

fungsi tertentu).

o The members of a business organization that owns or operates

one or more establishments.3 (Anggota dari suatu organisasi bisnis yang memiliki atau mengoperasikan satu perusahaan atau lebih).

o House dapat diartikan sebagai rumah yaitu bangunan seperti pada

umumnya.4

Berdasarkan pengertian diatas maka Medan Prada House dapat diartikan sebagai suatu tempat / bangunan yang menjadi pusat dari kegiatan yang berhubungan dengan segala sesuatu yang bermerk Prada untuk memenuhi kebutuhan akan fashion / busana masyarakat di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan yang terbuka bagi siapa saja tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial ekonomi.

Medan Prada House selain fungsi utamanya adalah sebagai tempat penjualan produk produk merek Prada, juga ditujukan sebagai tempat untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat kota Medan tentang

fashion yang diwujudkan dari adanya ruang untuk diselenggarakan peragaan busana (catwalk) yang berskala internasional di dalam bangunan yang akan dirancang ini. Selain itu, bangunan ini juga diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat tentang bagaimana sejarah dan informasi tentang

Prada secara lengkap, dan juga tersedia kelas desain fashion dimana peserta dapat lebih mendalami lagi filosofi desain Prada dengan kurikulum setingkat D1.

3http://www.thefreedictionary.com/house


(29)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

II.2 TINJAUAN UMUM

Tinjauan Proyek meliputi deskripsi proyek, lokasi proyek, kegiatan pemakai dan pengunjung, serta studi banding proyek sejenis.

II.2.1 PENGERTIAN FASHION / MODE

Menurut Malcolm Barnard, etimologi kata fashion terkait dengan bahasa Latin,

factio artinya "membuat". Karena itu, arti asli fashion adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang. Sekarang, terjadi penyempitan makna dari fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang khususnya pakaian beserta aksesorinya.

Fashion didefinisikan sebagai suatu bentuk dan jenis tata cara atau cara bertindak. Polhemus dan Procter menunjukkan bahwa dalam masyarakat kontemporer barat, istilah fashion kerap digunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya, dan busana.

Thomas Carlyle mengatakan, "Pakaian adalah perlambang jiwa. Pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia."

Fashion dimetaforakan sebagai kulit sosial yang membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang merupakan bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu, fashion juga mengekspresikan identitas tertentu. Fashion yang dipilih seseorang bisa menunjukkan bagaimana seseorang tersebut memilih gaya hidup yang dilakukan. Seseorang yang sangat fashionable, secara tidak langsung mengkonstruksi dirinya sebagai seseorang dengan gaya hidup modern dan selalu mengikuti tren yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup membantu menentukan sikap dan nilai-nilai serta menunjukkan status sosial.

II.2.2 SEJARAH FASHION DUNIA

Perkembangan fashion di dunia terbagi menjadi beberapa periode yaitu :

 Era Medieval


(30)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Sekitar tahun 1000 Masehi, fashion dengan gaya Eropa klasik abad ke-16 terlihat memiliki baju yang besar dan tidak minimalis, pada zaman tersebut semua model sangat terkesan sopan.

 Era 1910 – 1930

Gambar 2.4 Fashion tahun 1920 Gambar 2.5 Fashion wanita 1920-an

Fashion model ini masih ada dan digunakan hingga sekarang, pakaian yang sederhana dengan topi bundar bagi perempuan dan topi baret bagi laki-laki. Kemeja yang biasa digunakan untuk kegiatan resmi seperti setelan jas yang biasa digunakan hingga saat ini.

 Era 1940 – 1950

Gambar 2.6 Fashion wanita 1950-an Gambar 2.7 Fashion pria 1950

Era Perang Dunia II dan Perang Dingin, masa-masa klasikal saat foto mulai marak. Pakaian yang berkerah bundar dan lebar dengan baju luaran mulai populer. Model Pria masih sama dengan era fashion sebelumnya, sopan dengan topi dan jas.


(31)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

 Era 1970 – 1980

Gambar 2.8 Madonna Gambar 2.9 Elvis Presley

Pada era ini semua orang sudah mengenal fashion. Dengan terkenalnya Madonna pada tahun 1980-an, Elvis Presley pada tahun 1970-an, dan perkembangan televisi memulai perkembangan fashion secara global. Mulai ada pakaian bernuansa gothic. Pakaian berbahan denim mulai sangat populer seiring populernya musik disko.

Gambar 2.10 Gothic fashion Gambar 2.11 Denim fashion

 Era 1990 – sekarang

Hampir semua bangsa mempunyai andil dalam menciptakan tren fashion di masing-masing negaranya, di setiap negara biasanya memiliki tren tersendiri dan presepsi yang berbeda dalam berekspresi tentang fashion, sehingga

fashion yang tercipta hampir tidak ada batasannya pada era ini.

II.2.3 SEJARAH FASHION INDONESIA

Serupa dengan fashion dunia, fashion di Indonesia juga terbagi menjadi beberapa periode yaitu sebagai berikut :


(32)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

 Era abad ke 15

Gambar 2.12 Kebaya zaman dahulu Gambar 2.13 Kebaya modern

Pada era abad ini, pakaian yang paling banyak digunakan adalah Kebaya. Kebaya dapat diartikan sebagai jenis pakaian pertama yang dipakai wanita Indonesia pada kurun waktu abad ke 15 dan 16 Masehi. Banyak yang mengatakan kebaya ini berasal dari Arab. Namun terlepas dari asal usulnya dari Arab, dipastikan penyebaran kebaya ini memang dari arah utara kepulauan Indonesia yaitu dari Arab, Portugis, Cina, akhirnya Pulau Jawa di Indonesia.

Hingga pada pertengahan abad ke 18, ada dua jenis kebaya yang dipakai masyarakat yaitu kebaya Encim, busana yang dikenakan perempuan cina keturunan Indonesia, dan kebaya Putu Baru, busana bergaya tunik pendek berwarna warni dengan motif yang cantik. Pada abad ke 19, kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial setiap hari baik perempuan Jawa maupun peranakan Belanda. Bahkan kebaya sempat menjadi busana wajib bagi perempuan Belanda yang hijrah ke Indonesia.

 Era tahun 1950


(33)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Tahun 1950-an ditandai dengan gaya berbusana klasik yang elegan,

yang popular dengan sebutan gaya “New Look” yang diadaptasi dari trend

fashion dunia. Dahulu, model busana ini sering dianggap sebagai model rancangan Christian Dior, yang pada tahun 1947 memperkenalkan Corolle Line, namun kemudian lebih dikenal sebagai The New Look.

Pada tahun 1950-an -1970 ,Peter Sie adalah orang yang dianggap sebagai maestro dan pelopor perancangan busana Indonesia.Kehadiran desainer seperti Peter Sie mengundang desainer lain seperti Non Kawilarang dan Elsei Sunarya. Masyarakat juga mulai mengenal peragawati seperti Titi Qadarsih dan Rima Melati

 Era tahun 1970 – 1990

Gambar 2.16 Tren fashion 1970-an Gambar 2.17 Tren fashion 1980-an

Tahun 1970-an mode di Indonesia terlihat makin berwarna. Kehadiran perancang baru membuat nuansa yang sudah ada terlihat semakin kuat dan menarik. Tahun 70-an ini identik dengan gaya hippies serta gaya disco. Karena itulah gaya berbusana yang popular di era in didominasi oleh celana

bell bottom, kemeja pas badan dengan kerah super lebar, dsb. Siluet untuk busana wanita sendiri masih banyak mengolah gaya mini serta potongan longgar.

Dunia mode nasional mulai mengadaptasi kegiatan mode dari Eropa. Salah satunya adalah koreografi dalam peragaan busana. Sejak diperkenalkan Norbert Schmitt pada tahun 1969 di Eropa, koreografi untuk peragaan busana mendarat di Jakarta tahun 1974. Perintis nasionalnya adalah Rudy Wowor yang merupakan murid Schmitt. Pada saat itu, istilah


(34)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

show director dalam peragaan busana belum dikenal sehingga beliau tak saja mengatur langkah dan ekspresi sang model, tetapi juga menata pencahayaan, dekorasi dan music pengiring. Profesi koreografer ini kemudian juga diikuti oleh Doddy Haykel, Denny Malik, dan Guruh Soekarno Putra.

Sedangkan dalam dunia jurnalisme mode, majalah wanita Femina hadir pada tahun 1972. Selain menghadirkan berita mode dari pusat mode seperti Pierre Cardin, Femina pun menunjukkan apresiasi terhadap mode nasional. Terutama pada saat Pia Alisjahbana dan Irma Hadisurya mengusulkan Femina mengadakan lomba perancang mode secara tahunan sejak tahun 1979. Dari ajang inilah hingga sekarang banyak desainer baru muncul seperti Chossy Latu, Samuel Wattimena, Carmanita, Edward Hutabarat, dan Stephanus Hamy.

Tahun 80-an adalah era “powerful women”. Sesuai dengan era tersebut, di masa ini bermunculan busana dengan siluet besar seperti padding yang menonjol di bagian bahu, siluet busana yang besar dan cenderung longgar. Permainan detail dan aksen berukuran besar (contoh kancing), serta paduan warna kontras. Perancang di Indonesia di masa itu sangat terpengaruh dengan gaya ini, sehingga gaya berbusana yang ada pun cenderung berukuran besar.

 Era tahun 1990 - 2008

Era tahun 1990-an hingga sekarang adalah masa dimana gaya individual semakin berani bersuara. Tak heran jika di era ini, para perancang berbakat yang jumlahnya semakin banyak hadir dengan keunikan sendiri yang mencerminkan karakter mereka masing masing. Ada yang menampilkan gaya busana serba tumpuk beraura vintage, maskulin, bergaya cantik, terkesan mewah dan elegan hingga yang bergaya unik.

Tahun 1990-an ditandai dengan isu globalisasi dan internet. Artinya, kemudahan masyarakat mengakses informasi mode dari luar negeri menyebabkan kegandrungan akan budaya barat yang glamour. Glamoritas ini


(35)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

terasa pada karya desainer yang naik daun di tahun 1990-an, contohnya Sebastian Gunawan. Setelah menggelar koleksinya yang terdiri dari ballgown, manic dan Kristal, demam kemewahan ala selebritas Hollywood juga mewabah. Kemewahan ini juga terasa melalui gaun-gaun Biyan, Arantxa Adi, Adjie Notonegoro dan Eddy Betty.

Di tahun 2000-an mode Indonesia semakin kaya akan ide dan inspirasi. Setiap desainer sudah mempunyai citra sendiri. Adrian Gan, Obin, Kiata Kwanda, Sally Koeswanto, Tri Handoko dan Irsan selalu memukau dengan busana busana mereka yang sangat bernafaskan seni. Ada juga yang sukses mensosialisasikan busana tradisional sebagai busana modern seperti Edward Hutabarat dan Anne Avantie. Beberapa desainer meraih penghargaan melalui event seeprti Indonesian Mercedes Benz Fashion

Award dan Harper’s Bazaar Fashion Concerto. Ada pula yang ditampilkan melalui film seperti busana Tri Handoko, Sebastian Gunawan dan Didi Budiarjo yang dikenakan Aida Nurmala dalam film Arisan. Namun ada juga yang lebih sukses di luar negeri seperti Farah Angsana di Paris atau Mardiana Ika dan Ali Charisma di Hongkong.

II.2.4 SEJARAH MEREK FASHION PRADA II.2.4.1 ASAL USUL PRADA

Gambar 2.18 Mario Prada, Luisa Prada, Miuccia Prada

Usaha Prada pertama kalinya dirintis oleh Mario Prada dan adiknya Martino yang menjalankan usaha toko barang barang berbahan kulit yang bernama Fratelli Prada

(Prada bersaudara) di Milan, Italia pada tahun 1913 di Galleria Vittorio Emanuele II. Mario Prada pada awalnya tidak yakin bahwa wanita harus berperan dalam bisnis. Maka berdasarkan hal tersebut, beliau melarang wanita anggota keluarganya masuk ke dalam usahanya.


(36)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Ironisnya, putra Mario sendiri sama sekali tidak tertarik dalam dunia bisnis, malah putrinya Luisa Prada yang lebih menunjukkan ketertarikannya hingga mencapai kesuksesan hampir selama 20 tahun. Pada tahun 1913, Prada menjadi supplier resmi untuk keluarga kerajaan Italia dan selama itu Prada menjadi merek yang prestisius. Kemudian putri Luisa Prada yaitu Miuccia Prada bergabung ke dalam usaha mereka pada tahun 1970 dan kemudian mengambil alih Prada pada tahun 1978.

Miuccia memulai karirnya dengan membuat ransel yang tahan air dari bahan Pocone. Pada tahun 1977 ia bertemu dengan Patrizio Bertelli, seorang warga Italia yang memulai bisnis barang bahan kulit pada saat usianya masih 17 tahun dan bergabung dengan Prada. Dia juga menjadi penasehat Miuccia dan memberikan masukan untuk kemajuan dan kebaikan Prada. Keputusan untuk berhenti mengimpor barang barang dari Inggris dan mengganti gaya pada koper yang diproduksi adalah salah satu ide dari Patrizio Bertelli.

II.2.4.2 PERKEMBANGAN PRADA

Gambar 2.19 Patrizio Bertelli Gambar 2.20 Patrizio & Miuccia

Miuccia mewarisi perusahaan Prada pada tahun 1978 dimana pada saat itu penjualan mereka mencapai 450.000 dollar Amerika. Bersama Bertelli sebagai manajernya, Miuccia diberikan waktu untuk mengimplementasikan kreativitasnya menjadi desain. Ide ide darinya digabungkan ke House of Prada yang telah ada menjadi sesuatu yang baru.

Miuccia mengeluarkan ransel seri pertama pada tahun 1979. Ransel ransel tersebut dibuat dari bahan nilon hitam jenis militer yang digunakan kakeknya. Pada awalnya barang ini kurang diminati karena mereka


(37)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

kekurangan fasilitas iklan dan harga barangnya terlalu tinggi pula, namun beberapa saat setelah itu barang ini terjual banyak. Berikutnya, Miuccia dan Bertelli mencoba usaha grosir untuk tas tas di pusat perbelanjaan dan butik butik berskala internasional. Pada tahun 1983, Prada membuka butiknya yang kedua di distrik perbelanjaan Galleria Vittorio Emanuele II, Milan yang mengingatkan kita dengan toko asli pertamanya namun dengan desain yang lebih mantap dan modern.

Tahun berikutnya, Prada mengeluarkan produk yang menggunakan nilon hitam. Di tahun yang sama, house of Prada memulai ekspansi ke daerah dan Negara lain di Benua Eropa dengan membuka tokonya di distrik perbelanjaan terkemuka di Florence, Paris, Madrid dan New York. Sebuah merek sepatu juga dikeluarkan pada tahun 1984. Pada tahun 1985, Miuccia

mengeluarkan “handbag classic Prada” yang menjadi sensasi sepanjang

masa. Walaupun praktis dan kokoh, garis garis dan jahitan manusia yang lembut memberikan aura mewah dan elegan yang menjadi ciri khas Prada.

Pada tahun 1987, Miuccia dan Bertelli menikah. Pada tahun 1989 Prada mengeluarkan koleksi pakaian wanita siap jadi dan desain yang paling terkenal saat itu adalah desain pada garis pinggang dan ikat pinggang yang kecil. Setelah itu, popularitas Prada meroket ketika seluruh fashion dunia memperhatikan desain desainnya, bahan yang mewah dan warna dasarnya. Logo label Prada tidak dijadikan sebagai elemen desain seperti pada merek terkenal lainnya seperti Louis Vuitton yang lebih menekankan logonya sebagai ciri khas. Berbeda dengan prinsip itu, Prada mencoba untuk memasarkan kesan kekurangan daya tarik yang bergengsi, image yang tidak menekankan status sosial dan bertolak belakang dengan kesombongan.

II.2.4.3 PRADA DI ERA TAHUN 1990-AN

Factor orisinalitas membuat Prada menjadi salah satu merek fashion yang paling berpengaruh dalam industri fashion dan Prada juga telah menjadi status symbol premium di era 1990an. Pada tahun 1998 diberitakan bahwa penjualan telah mencapai sekitar 31,7 juta dollar Amerika. Patrizio Bertelli berperan sebagai pengembang bisnis di Amerika Serikat setelah membuka


(38)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

toko pertama di Asia. Beliau berhasil membuat tas tas Prada dipamerkan di pusat perbelanjaan sehingga produk produk tersebut menjadi sebuah berita yang paling banyak dibahas para editor fashion. Keberhasilan Prada yang

terus menerus ditujukan untuk tema “working class” dimana Ginia Bellafante

dari New York Times menyatakan Prada sebagai produk yang bergaya dalam era high tech di era 1990an. Lebih jauh lagi, pasangan suami istri Miuccia dan Bertelli memimpin label Prada dalam ekspansi yang hati hati yang membuat produk produknya menjadi lebih susah untuk didatangkan.

Pada tahun 1992, dirilis merek fashion ternama Miu Miu yang berasal dari nama pendek Miuccia. Miu miu lebih menargetkan konsumennya dari kalangan yang lebih muda khususnya selebritis. Pada tahun 1993, Prada dianugerahi penghargaan dalam kategori aksesoris oleh Council of Fashion Designers of America.

Koleksi pakaian jadi pria dirilis pada pertengahan tahun 1990-an. Sepanjang tahun 1994, penjualan telah mencapai 210 juta dollar Amerika dengan penghasilan di bidang pakaian sebesar 20% dan diperkirakan double di tahun 1995. Prada memenangkan penghargaan lainnya dari CFDA di tahun yang sama sebagai designer sepanjang tahun dan membuka toko baru seluas 18.000 ft2 di Manhattan, New York di tahun 1996. Sampai sekarang, Prada sudah mengoperasikan bisnisnya di 40 negara dan 20 diantaranya berada di Jepang. Perusahaannya memiliki 8 pabrik dan pekerjaannya disubkontrakkan dari 84 pengusaha pabrik lainnya di Italia. Perusahaan Miuccia Prada dan Bertelli digabungkan dan membentuk Prapar BV pada tahun 1996. Nama itu kemudian diganti menjadi Prada BV dan Patrizio Bertelli menjabat sebagai

Chief Executive Officer di perusahaan mewah Prada.

Pada tahun 1997, Prada memberitakan angka pendapatan mereka adalah 674 juta dollar Amerika. Di tahun yang sama pula, dibuka lagi toko di Milan. Menurut Wall Street Journal, Bertelli menabrak jendela dari toko tersebut sehari sebelum pembukaan toko setelah dia mengkomplain ketidakpuasannya terhadap dekorasi toko. Prada juga ikut serta dalam saham Gucci Group dan setelah itu Bertelli diketahui juga menuduh Gucci merampas


(39)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

hasil desain istrinya. Pada Juni 1998, Bertelli memperoleh bunga sebesar 9,5% yang bernilai 260 juta dollar Amerika. Para analis pun mulai berspekulasi bahwa Bertelli mencoba untuk mengambi alih Gucci Group. Berita ini pada akhirnya adalah tidak benar setelah ditelusuri karena Prada pada saat itu hanyalah sebuah perusahaan kecil yang masih terlilit utang. Funding Universe mengatakan pada akhirnya, Prada menjadi salah satu pemegang saham terbesar Gucci Group (saham yang dimiliki harus sekurang kurangya 10% untuk menduduki rapat dewan). Namun, pada Januari 2008 Bertelli malah menjual sahamnya sebesar 140 juta dollar Amerika ke ketua perusahaan Moet Hennessy Louis Vuitton yaitu Bernard Arnault yang pada saat itu mencoba untuk mengambil alih Gucci. LVMH telah menjalankan bisnis fashionnya untuk waktu yang cukup lama dan sudah memiliki beberapa merek mewah seperti Dior, Givenchy, dsb. Namun kemudian Gucci menggagalkan usaha Arnault untuk mengambil alih perusahaannya dengan cara menjual sahamnya sebesar 3 milyar dollar Amerika ke seorang industrialis yang bernama Francois Pinault. Pada tahun 1998, butik pakaian pria Prada yang pertama dibuka di Los Angeles.

Prada kemudian memutuskan untuk membuat portfolio agar menjadi salah satu merek mewah yang sama terkenalnya seperti Gucci dan LVMH. Prada memperoleh 51% saham yang bernilai 40 juta dollar dari 100 juta dollar Amerika dari perusahaan Helmut Lang di New York pada Maret 1999. Beberapa bulan kemudian, Prada membayar 105 juta dollar untuk mengambil alih secara utuh sebuah perusahaan asal Jerman yang bernama Jil Sander A.G. dengan penghasilan 100 juta dollar Amerika per tahunnya. Transaksi tersebut menjadikan Prada memiliki pondasi kuat di Jerman dan beberapa bulan berikutnya Jil Sander mengundurkan diri sebagai pimpinan untuk kebaikan perusahaannya. Perusahaan lain dari Inggris yaitu Church & Company yang khusus membuat sepatu juga menjadi milik Prada ketika 83% saham perusahaanya senilai 170 dollar dibeli Prada. Merger Prada dan De Rigo Group juga dibentuk dan menghasilkan produksi kacamata Prada. Pada Oktober 1999, Prada bergabung dengan LVMH dan mengalahkan Gucci untuk memiliki 51% saham di perusahaan Fendi SpA yang berbaris di Roma. Prada kemudian mengumumkan bahwa mereka hanya memiliki saham


(40)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

sebesar 25,5% senilai 241,5 juta dollar Amerika dari 520 juta dollar yang diberitakan media dan dibayar oleh Prada dan LVMH. Prada kemudian menanggung seluruh hutang Fendi karena perusahaan itu sedang mengalami krisis financial pada saat itu.

Akuisisi ini kemudian melambungkan Prada menjadi merek mewah yang paling top di Eropa. Pendapatan pun bertambah 3 kali lipat dari tahun 1996 menjadi 2 triliun dollar. Namun dibalik kesuksesan besar Prada, perusahaan masih tetap terlilit hutang.

II.2.4.4 PRADA DI ERA ABAD KE 21

Pendapatan yang dihasilkan dari merger perusahaan menurun di tahun 2000-an. Namun demikian, perusahaan menandatangani kontrak dengan Azzedine Alaia. Produk perawatan kulit mulai diperkenalkan di Amerika Serikat, Jepang dan Eropa di tahun itu. Untuk membantu melunasi hutang yang bernilai lebih dari 850 juta dollar, perusahaan pun merencanakan untuk mendaftarkan 30% saham mereka di Milan Stock Exchange pada Juni 2001. Namun, tawaran itu ditolak. Pada tahun 2001, dibawah tekanan bankirnya, Bertelli menjual seluruh saham Prada senilai 25,5% atas Fendi ke LVMH. Transaksi itu pun hanya meningkatkan pendapatan mereka senilai 295 juta dollar Amerika.

Pada tahun 2006, saham label Helmut Lng, Amy Fairclough dan Jil Sander juga dijual. Jil Sander dijual ke sebuah perusahaan privat yang diketuai Luc Vandevelde yang juga pimpinan Carrefour. Sementara itu, label Helmut Lang kini dimiliki sebuah perusahaan fashion asal Jepang yang bernama Link Theory. Hingga saat itu, Prada masih memulihkan diri dari utang Fendi. Setelah itu, 45% saham Church & Company juga dijual ke Equinox. Menurut sebuah media yang bernama Fortune, Bertelli kemudian merencanakan untuk meningkatkan pendapatan perusahaannya hingga 5 milyar dollar pada tahun 2010. Prada kemudian terdaftar dalam Hong Kong Stock Exchange pada Juni 2011 yang pendapatannya meningkat hingga 2,14 milyar dollar.


(41)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

II.2.4.5 FILOSOFI DESAIN PRADA

"For Prada, fashion, luxury and style have always been core aspects of a project that goes beyond production of clothes, footwear and handbags. Careful observation and interest in the world, society, and culture are at the

core of Prada’s creativity and modernity. This has pushed Prada beyond the

physical limitations of boutiques and showrooms, leading us to interact with diverse, seemingly distant worlds, and introducing, very naturally, a new way

of creating fashion”. Miuccia Prada and Patrizio Bertelli. (“Untuk Prada,

fashion, kemewahan, dan style / gaya selalu menjadi aspek utama dalam

setiap proses desain dan produksi pakaian, sepatu dan tas. Observasi yang teliti dan ketertarikan dengan dunia, masyarakat dan budaya akan mempengaruhi kreativitas dan modernitas Prada. Hal ini yang kemudian mendorong Prada melewati batasan fisik butik dan showroom yang membawa kita untuk berinteraksi dengan keanekaragaman dan juga

memperkenalkan cara baru untuk menciptakan fashion itu sendiri.”

Miuccia Prada dan Patrizio Bertelli.)

“Kami percaya bahwa merek Prada merepresentasikan kultur dan tradisi

Italia, kualitas dan gaya yang baik dan sebagai salah satu brand fashion yang

paling inovatif, kami juga dapat “mengatur” trend fashion terkini. Salah satu bukti nyata adalah adanya film “ The Devil Wears Prada” pada tahun 2003

yang membuktikan eksistensi Prada diantara merek terkenal lainnya. Kami meyakini bahwa orisinalitas Prada diciptakan dari pendekatan yang unik terhadap style, teknik pembuatan manusia dan inovasi yang konstan akan material dan desain dan menghasilkan desain yang fashionable, modern dengan teknik terbaru serta tetap terkesan mewah dan elegan. Target pasar kami adalah seluruh consumer internasional yang menginginkan produk produk terkini yang modern dan bergaya. Dengan mengkombinasikan seluruh factor factor tersebut didukung dengan potongan yang unik, menjadikan Prada sebagai salah satu brand yang paling diinginkan di dunia.”

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, tokoh utama dari keberhasilan Prada adalah sang desainer produk itu sendiri yaitu Miuccia Prada yang juga


(42)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

adalah cucu dari sang perintis Prada, Mario Prada. Miuccia telah membuat ransel hitam tahan air sejak tahun 1970 dari bahan kain nilon yang dinamakan

“Pocone”. Beliau mendesain tas Prada dengan material nilon hitam yang

simple dan halus pada tahun 1985 dan kemudian menjadi trend pada saat itu. Tas yang fungsional, tegas, dan bergaya ini sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kemudian pada tahun 1989, Prada mencapai puncak kesuksesan yang

luar biasa lagi dengan desain tas “prêt-a-porter”. Prinsip desain Miuccia Prada adalah suatu produk harus terlihat elegan, mewah, memiliki potongan unik namun simple dengan menggunakan warna warna dasar dan harus menggunakan material terbaik.

Sepanjang tahun 1990-an, Prada telah menjadi salah satu pemimpin dan trendsetter industri fashion dunia. Produk yang dihasilkan seluruhnya terlihat modern, berkualitas dan sangat terkesan smart. Bahan bahan mewah dan style yang simple, yang kebanyakan direpresentasikan dengan warna hitam, putih, coklat, krem menjadi ciri khas tampilan produk Prada. Selain itu, logo segitiga Prada juga menjadi salah satu symbol kuat akan kesederhanaan dan kemewahan Prada di seluruh belahan bumi.

Sampai saat ini, walaupun Prada telah menikmati masa kejayaan beberapa kali, Prada tetap mencoba terobosan baru baik dari desain maupun material. Inovasi terkini Prada adalah menggunakan sifat kaca yang transparan dalam menciptakan tas dan material latex. Karena inovasi yang terus berkembang ini, kini Prada sudah memiliki banyak outlet yang tersebar di seluruh dunia.

II.2.4.6 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI PRADA

Prada adalah merek yang dibawah naungan Prada Group bersama dengan merek Miu Miu, Church, dan Car Shoe. Dengan jumlah pekerja hampir mencapai 1800 orang di rumah produksi Prada dengan hampir 750 orang di bagian perkembangan produk, meningkatkan kinerja pekerja dalam memproduksi prototype dan sampel produk di pabrik. Proses kerja manajemen Prada dapat digambarkan dalam bagan berikut :


(43)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 2.21 Bagan proses kerja dalam produksi Prada

a. Tahap desain dan kreasi produk

Tahap pertama dari siklus manajemen Prada adalah desain koleksi produk terbaru dimana tim desain mengembangkan ide terbaru yang tentunya harus mencerminkan identitas mereknya namun dengan desain terkini dan berkolaborasi dengan departemen relevan lainnya. Dalam fase ini, tim membuat prototype dan sampel produk baru dan kemudian didetailkan lagi menurut spesifikasi yang ada.

b. Tahap pengenalan produk baru

Koleksi desain terbaru Prada disebar dan dipamerkan di showroom masing masing outlet yang ada dimana klien juga sudah mulai dapat memesan produk yang diinginkan. Fashion show juga dilakukan untuk lebih menarik perhatian akan produk baru.

c. Tahap pencarian bahan dan produksi

Pada tahap ini, supplier material untuk produksi dipilih dengan sangat teliti. Supplier yang dipilih adalah pihak yang mempunyai kinerja dan hubungan baik dengan Prada. Sementara untuk produksi, dijalankan di 10 rumah produksi di Italia dan satu di Inggris, didukung dengan 480 pengusaha pabrik eksternal. Proses produksi juga dimonitori seluruhnya dengan teliti oleh pihak inspector Prada untuk mencapai hasil terbaik dengan standar yang tinggi. Pekerja yang bekerja juga sudah berpengalaman baik di pengkontrolan kualitas dari supplier. Sebelum mulai dipasarkan, inspector juga mengecek produk sekali lagi untuk mengkonfirmasi desain, spesifikasi dan kualitas telah sesuai standar yang ditetapkan.


(44)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

d. Tahap pemasaran dan distribusi

Produk Prada didistribusi melalui jaringan pasar yang berada di lokasi diman toko Prada berada. Produk produk didistribusikan ke seluruh outlet Prada, department store, franchise store dan toko multi brand mewah.

Daftar rumah produksi Prada antara lain :

 Arezzo di Italia yang memproduksi ikat pinggang;

 Civitanova Marche, Macerata, Italia yang memproduksi sepatu pria;

 Dolo, Venice, Italia yang memproduksi sepatu wanita;

 Fucecchio, Florence, Italia yang memproduksi pakaian jadi kulit;

 Montevarchi, Arezzo, Italia yang memproduksi sepatu pria;

 Montegranaro, Fermo, Italia yang memproduksi sepatu pria;

 Montone, Perugia, Italia yang memproduksi pakaian jadi;

 Northampton, Inggris yang memproduksi sepatu pria;

 Piancastagnaio, Siena, Italia yang memproduksi tas;

 Scandicci, Florence, Italia yang memproduksi tas;

 Torgiano, Perugia, Italia yang memproduksi pakaian rajut. Jumlah outlet Prada di beberapa Negara :

 Italia : 25 outlet

 Eropa : 67 outlet

 Timur Tengah : 2 outlet

 Amerika Utara : 40 outlet

 Jepang : 46 outlet

 Asia Pasifik : 80 outlet

 Amerika Selatan : 1 outlet

 Afrika : 2 outlet

 Total keseluruhan : 263 outlet

(Diupdate di website Prada Group pada 31 January 2012).

e. Komunikasi dan pemberitaan ke public

Strategi komunikasi yang efektif dan pemberitaan ke public memegang peranan yang sangat penting untuk perkembangan penjualan produk dan memperkuat image brand Prada ke masyarakat. Prada memasarkan produknya dengan cara cara inovatif dan memiliki peralatan komunikasi khas Prada. Seperti contoh, fashion show, kampanye iklan kreatif, event event yang


(45)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

disponsori yang diharapkan dapat meningkatkan image stylish dan daya tarik terhadap Prada.

Struktur organisasi Prada dapat digambarkan pada bagan berikut:

Gambar 2.22 Struktur Organisasi manajemen Prada Group

Sementara untuk pemegang saham, Prada group memegang utuh 80% dan sisa 20% nya dipegang pihak lain yang ditunjukkan bagan berikut:

Gambar 2.23 Bagan kepemilikan saham Prada Group

II.2.4.7 RUNWAY SHOWS PRADA

Selain memproduksi produk produk fashion yang mewah, Prada juga seringkali menyelenggarakan pameran peragaan busana pada tiap musim. Terutama saat ada desain baru. Namun tokoh tokoh seperti model dan actor


(46)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

yang berperan pada awal diadakannya pertunjukan ini masih belum diketahui. Daria Werbowy, Gemma Ward, Suvi Koponen dan Sasha Pivovarova adalah model model yang muncul dalam peragaan busana selama 6 musim berturut turut setelah runway show pada musim gugur tahun 2005.

Gambar 2.24 Peragaan busana (fashion show) Prada.

II.2.4.8 PRODUK PRODUK PRADA

Beberapa produk Prada yang sudah dikenal luas di dunia antara lain adalah sebagai berikut:

 Tas ( Handbag)

Produk Prada yang paling terkenal dan paling dicari hampir semua wanita. Tas tas Prada dibuat dari material khusus terbaik sehingga harganya relatif mahal. Beberapa model tas yang diproduksi Prada antara lain :

Gambar 2.25 Salah satu model tas Prada


(47)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 2.27 Salah satu model clutch Prada

 Dompet

Dompet juga merupakan item yang paling banyak dicari setelah tas. Beberapa model dompet Prada antara lain sbb:

Gambar 2.28 Koleksi dompet dompet Prada

 Pakaian wanita dan pria

Beberapa model pakaian pria dan wanita Prada antara lain sbb:


(48)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 2.30 Pakaian Pria Prada

Gambar 2.31 Koleksi pakaian wanita Prada

Gambar 2.32 Koleksi pakaian wanita Prada

 Kacamata

Beberapa model kacamata Prada antara lain:


(49)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

 Sepatu

Beberapa model sepatu wanita dan pria Prada antara lain :

Gambar 2.34 Koleksi sepatu wanita dan pria Prada

 Aksesoris

Beberapa model aksesoris Prada antara lain:

Gambar 2.35 Ikat pinggang, aksesoris hp, anting, kalung Prada

 Parfum

Parfum adalah produk yang terbaru dari Prada sehingga masih belum banyak diketahui masyarakat.

Gambar 2.36 Koleksi parfum Prada

Parfum Prada produksinya dimiliki oleh Puig Company mulai tahun 2003. Beberapa merek parfum yang sudah dirilis Prada antara lain sbb :

o PRADA for women pada tahun 2003; o Tendre for women pada tahun 2006;


(50)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

o Benjoin (Essence exclusive no 9) for women pada tahun 2007; o Infusion d’iris for women pada tahun 2007;

o Infusion d’homme for men pada tahun 2008; o L’eau ambree for women pada tahun 2009;

o Prada Amber pour Homme Intense for men pada tahun 2011; o Prada Candy for women pada tahun 2011.

II.2.4.9 IDENTITAS DAN KEASLIAN PRODUK PRODUK PRADA

Produk produk Prada yang berkualitas tinggi dengan bentuknya yang mewah dan elegan tentunya meningkatkan minat masyarakat untuk memiliki produk produk tersebut Oleh karena tingginya factor permintaan, tidak sedikit orang yang berusaha menduplikasi barang barang tersebut dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih rendah daripada aslinya. Peniruan produk produk pastinya tetap ada dimanapun namun untuk meniru produk produk Prada tidak semudah produk lainnya dikarenakan logo Prada memiliki ciri khas dan teknik pembuatan yang sangat khusus sehingga mudah diketahui keasliannya. Antara kaki dan badan huruf R pada logo tulisan Prada yang asli diputus sedikit (tidak menyambung secara utuh).

Gambar 2.37 Logo Prada asli Gambar 2.38 Logo Prada yang palsu

II.2.4.10 BANGUNAN PRADA DAN ARSITEKNYA

Kesan simple, mewah, elegan dari produk Prada selain ditunjukkan melalui produk produknya juga ditunjukkan melalui bangunannya. Bangunan bangunan Prada yang sudah ada mayoritas didesain oleh seorang arsitek langganan Prada dalam mendesain bangunan mereka. Adalah Roberto Bacicochi, seorang arsitek berskala internasional asal Italia yang menempuh pendidikan arsitektur di University of Florence dan tamat pada tahun 1974. Beliau juga adalah perintis Baciocchi & Associati yang menjadi kantor dan


(51)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

studio kerjanya yang berdomisili di Arezzo, Italia. Konsultan yang beliau rintis kini didukung selain oleh dirinya sendiri, juga terdapat 6 partner kerja dan 40 teknisi dan asisten desainer.

Gambar 2.39 Roberto Baciocchi

Pekerjaan yang diterima Baciocchi beragam dari perumahan, proyek industri hingga komersil. Namun passion atau ketertarikan beliau lebih menuju ke desain interior. Hampir seluruh desain interior nya mendapat pujian bahkan ada yang mendapatkan penghargaan dan diterbitkan di majalah internasional seperti Elle Décor, Vogue, dsb. Pencapaian suksesnya saat ini didukung oleh ketertarikannya yang mendalam akan seni dan fashion yang melahirkan konsep konsep inovatif namun tetap mewah, termasuk bagaiman menerjemahkan brand image dari berbagai merek terkenal ke dalam bahasa arsitektural, yaitu pada fasade dan interior.

Hingga saat ini, Baciocchi menjalin kerja sama dengan Prada Group dalam mendesain bangunan bangunan perusahaan tersebut. Mayoritas

bangunan Prada, Miu Miu, Church’s dan Car Shoe didesain beliau, baik eksterior maupun interiornya sejak tahun 1982. Prinsip utama beliau dalam mendesain outlet Prada maupun merek lainnya adalah dengan mencerminkan brand image ke dalam bangunan, sehingga masyarakat langsung sudah dapat mengetahui bagaimana kualitas produk hanya dengan melihat bangunannya.

Beberapa penghargaan yang telah beliau raih antara lain :

penghargaan “Commercial Restoration Award” dari pemerintah New York


(52)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Aspen, Colorado pada tahun 2002. Beliau juga dianugerahi gelar “The Best

Restoration Award of a Historical Building” untuk bangunan Aspen Historical

Society.

Gambar 2.40 Prada House di Madison Avenue

Beberapa desain bangunan eksterior Prada oleh Roberto Baciocchi :

Gambar 2.41 Prada Dubai mal of Emirates Gambar 2.42 Prada Milan via Spiga


(53)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 2.45 Prada Alexandra at Hong Kong Gambar 2.46 Prada Milan Galleria

Gambar 2.47 Prada Shanghai IFC Gambar 2.48 Prada Las Vegas

II.3 LOKASI PROYEK

Pada sub bab ini akan diuraikan tentang deskripsi / tinjauan lokasi

proyek dari kriteria, alternatif, hingga site yang dipilih.

II.3.1 KRITERIA PEMILIHAN LOKASI PROYEK

Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi yang dapat dijadikan sebagai acuan atau tolok ukur standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi Medan Prada House yaitu :

NO KRITERIA INTERNAL LOKASI

1 Posisi bangunan di kota Berada di kawasan strategis (pusat kota) yang merupakan daerah komersil mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga mendukung fungsi


(54)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

bangunan untuk komersil, pameran dan pendidikan.

2 Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis

(dapat dilihat dari segala sisi) dan memiliki fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan, contohnya antara lain mal, apartemen, hotel atau perumahan.

3 Pencapaian atau aksesibilitas Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik dengan angkutan umum maupun pribadi.

4 Posisi site Diusahakan berada di sudut jalan.

5 Nilai lahan Diusahakan nilai lahan adalah

seminimum mungkin namun terdapat di lahan yang memiliki nilai tinggi.

6 Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat

mengurangi cahaya yang masuk kedalam bangunan.

7 View Adanya view yang bagus baik dari dalam

site maupun dari luar site.

8 Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program

fungsional dan fasilitas-fasilitas yang direncanakan. ( 1-2 Ha )

9 Kontur tapak / topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan perencanaan bangunan. 10 Jaringan jalan Sebaiknya terdapat di jalan yang besar

(arteri / kolektor) dan bebas kemacetan. Tabel 2.1 Tabel kriteria internal site Medan Prada House


(55)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

NO KRITERIA EKSTERNAL LOKASI

1 Pola penggunaan lahan site (Tata Guna Lahan)

Berada di lokasi yang difungsikan untuk perdagangan, perdagangan, ekonomi. (Peruntukan lahan untuk fungsi komersil harus sesuai dengan Master Plan RTRW Kota Medan).

2 Status kepemilikan lahan Lahan bukan milik pemerintah, diusahakan milik swasta dan mempunyai hak milik.

3 Tersedia utilitas yang baik Terdapat di lokasi yang sudah mempunyai utilitas listrik, air, telepon, gas, dan kebakaran,dsb.

4 Ketinggian bangunan Maksimum setinggi bangunan paling tinggi di sekitar site.

5 GSB, KLB, KDB, dsb. Disesuaikan dengan RDTR Kecamatan yang bersangkutan atau melihat keadaan sekitar site.

Tabel 2.2 Tabel Kriteria eksternal site Medan Prada House

II.3.2 TINJAUAN TERHADAP STRUKTUR KOTA

Sebagai suatu wadah arsitektur yang nantinya memiliki peranan penting pada perekonomian kota nantinya setelah dibangun, ada baiknya proses perencanannya perlu diperhatikan sehingga tidak mengganggu tata guna lahan yang sudah direncanakan untuk sebuah wilayah kota. Sebagai sebuah sarana komersil, maka Medan Prada House ini harus direncanakan di wilayah yang secara tata guna lahan diperuntukkan untuk perdagangan, jasa, ekonomi, dan komersil.

NO PUSAT PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;  Pusat kegiatan jasa dan

kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

 Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan


(56)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Pusat pelayanan ekonomi

Timur,

Kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;

 Provinsi

Sumatera Utara

 Internasional B Pusat Pelayanan Kota di

bagian utara

Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional

 Pusat pelayanan transportasi;

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Pusat kegiatan industri

 Kota Medan Bagian Utara;

 Provinsi

Sumatera Utara

 Regional

1 Subpusat pelayanan kota Medan Belawan

 pusat pelayanan transportasi laut,

 pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,

 pusat kegiatan industri, dan

 pusat kegiatan perikanan

 Kec. Medan Belawan

2 Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan

Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan  Pusat pelayanan

transportasi

 Pusat pelayanan kesehatan

 Kec. Medan Labuhan

3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

 Pusat kegiatan

perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);

 Kec, Medan Marelan;

 Kabupaten Deli Serdang


(1)

(2)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034


(3)

(4)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034


(5)

(6)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

FOTO MAKET PERANCANGAN BANGUNAN