Pusat Fotografi Medan (Arsitektur Metafora)
PUSAT FOTOGRAFI MEDAN
( ARSITEKTUR METAFORA )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
ELSHA PUTRI SANDANI 06 0406 063
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M AT E R A U T A R A 2010
(2)
PUSAT FOTOGRAFI MEDAN
( ARSITEKTUR METAFORA )
Oleh :
ELSHA PUTRI SANDANI 060406063
Medan, Desember 2010
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 19630716 199802 1001 Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP : 19630716 199802 1001
R. Lisa Suryani, ST, MT NIP : 19770606 200312 2003
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Elsha Putri Sandani
NIM : 06 0406 063
Judul Proyek Tugas Akhir : Pusat Fotografi Medan
Tema : Arsitektur Metafora
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing I
Paraf Pembimbing II
Koordinator TGA-490
1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, Desember 2010
A B+ B C+ C D E
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP : 19630716 199802 1001
Koordinator TGA-490,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP : 19630716 199802 1001
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Pusat Fotografi Medan. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT dan kepada Ibu R. Lisa Suryani, ST, MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya meluangkan waktunya, memberikan arahan, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Orang tua penulis yang tercinta, Papa Safsan Edi Asmara dan Mama Henny Eliza atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT, Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester A TA. 2010/2011.
3. Dosen penguji, bapak Ir. Nelson, M. Siahaan, Dipl. M. Arch, bapak Imam Faisal Pane, ST, MT, ibu Amy Marisa, ST, M. Sc.
4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5. Keluarga besar mama Dra. Siswanti yang selalu mendukung penulis baik itu berupa do’a dan dukungan moril.
6. Saudara-saudara penulis yang tersayang, Abang Anthonio Syafputra, Amd serta adik penulis Megita Maha Putri sandani dan Fidela Cahya Sandani yang telah memberikan bantuan, motivasi serta perhatiannya.
7. Semua teman – teman satu Studio Tugas Akhir Semester A TA 2010/2011 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Nurkumala sari, Agus Diana Sari, Dini Maharani, Sri Meliani, dan Misria Siregar yang memotivasi penulis untuk berjuang dalam Tugas Akhir ini.
(5)
8. Teman – teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya Fitri Yulianingsih yang memberikan semangat, bantuan dan motivasi dalam pengerjaan tugas akhir ini.
9. Teman- teman satu kelompok sidang, Agus Diana Sari, Mariani Hutapea, Rosalin Wilona dan Hendro Setyo.
10. Kepada Zhilli Izzadati Khairuni dan bang Taufik yang telah membantu dalam pembuatan maket.
11. Kepada Husin (2008) dan Bang Ripmi (2005) yang telah bersedia membantu dalam pengerjaan 3D.
12. Sahabat – sahabat penulis yang ada di Bukittinggi, Ima Hidayatul Fahmi, Dian Kartika Sari, Citra Putri Fajar Hati, Lisnawati Wahyuni, Kemi Denrachir dan Vierolli Amanda yang telah yang menghibur penulis selama proses Tugas Akhir ini.
13. Pihak-pihak yang mengetahui seluk beluk dunia fotografi yaitu bang Andi Lubis (Ketua MPC), bang Fajar Nugraha, Irfan Maulana (Ketua UKM Fotografi USU) dan Budi Andana Marahimin (Anggota UKM Fotografi USU) yang telah banyak memberikan informasi mengenai dunia fotografi.
Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, Desember 2010 Hormat saya,
ELSHA PUTRI SANDANI NIM 060406063
(6)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel ... vi
Daftar Skematik ... vii
Daftar Gambar ...viii
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Maksud dan Tujuan Perancangan ... 6
I.3 Lingkup/ Batasan Perancangan ... 7
I.4 Perumusan Masalah Perancangan ... 7
I.5 Pendekatan Perancangan ... 7
I.6 Kerangka Berpikir ... 8
I.7 Sistematika Laporan ... 9
BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Terminologi Judul ... 10
II.2 Lokasi ... 11
II.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 12
II.2.2 Alternatif Pemilihan Lokasi ... 15
II.2.3 Deskripsi Lokasi sebagai Tapak Perancangan... 20
II.3 Tinjauan Fungsi ... 20
II.3.1 Tinjauan Umum ... 20
II.3.2 Tinjauan Khusus ... 25
II.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 26
II.4.1 Deskripsi Pengguna dan kegiatan... 26
II.4.2 Deskripsi Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ... 28
II.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 43
II.5 Studi Banding Arsitektur yang mempunyai fungsi Sejenis ... 49
BAB III ELABORASI TEMA III.1 Tinjauan Tema ... 70
III.1.1 Arsitektur ... 70
(7)
III.2 Interpretasi Tema ... 71
III.2.1 Metafora Digunakan Sebagai Suatu Bentuk Metode Desain ... 73
III.2.2 Metode Apresiatif Metafora dalam Arsitektur ... 74
III.3 Latar Belakang Pemilihan Tema ... 75
III.4 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 76
III.5 Studi Banding Tema Sejenis ... 77
BAB IV ANALISA IV.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 83
IV.1.1 Analisa Lokasi... 83
IV.1.2 Kondisi Eksisting Lahan ... 84
IV.1.3 Tata Guna Lahan ... 85
IV.1.4 Skyline ... 86
IV.1.5 Bangunan Eksisting Sekitar Radius 1 KM ... 87
IV.2 Analisa Potensi dan Kondisi Tapak ... 88
IV.2.1 Analisa Sirkulasi ... 88
IV.2.2 Analisa Pencapaian ... 90
IV.2.3 Analisa View ... 91
IV.2.4 Analisa Kebisingan ... 93
IV.2.5 Analisa Matahari ... 94
IV.2.6 Analisa Vegetasi ... 95
IV.2.7 Analisa Kontur ... 96
IV.2.8 Analisa Luasan Site... 96
IV.3 Analisa Fungsional ... 97
IV.3.1 Analisa Ruang ... 97
IV.3.2 Analisa Kapasitas Ruang ... 102
IV.3.3 Program Ruang ... 105
IV.4 Analisa Teknologi ... 115
IV.4.1 Analisa Struktur ... 115
IV.4.2 Analisa utilitas ... 120
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Tapak ... 123
V.1.1 Konsep Sirkulasi Ruang Luar ... 123
V.1.2 Konsep Ruang Luar ... 124
V.1.3 Konsep Ruang Dalam ... 125
(8)
BAB VI PERANCANGAN
VI.1 Site Plan ... 130
VI.2 Lower groundfloor ... 131
VI.3 Groundplan ... 132
VI.4 Denah Lt. 2 ... 133
VI.5 Denah Lt. 3 ... 134
VI.6 Potongan ... 135
VI.7 Tampak ... 136
VI.8 Rencana Pondasi ... 137
VI.9 Rencana Pembalokan Lower Groundfloor ... 138
VI.10 Rencana Pembalokan Lt. 1 ... 139
VI.11 Rencana Pembalokan Lt. 2 ... 140
VI.12 Rencana Atap ... 141
VI.13 Aksonometri Rencana Perlindungan Kebakaran Dan Pengkondisian Udara ... 142
VI.14 Aksonometri Rencana Sanitasi Dan Elektrikal ... 143
VI.15 Eksterior ... 144
VI.16 Interior ... 145
VI.17 Maket... 146
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Angka Penjualan Kamera di beberapa bagian Dunia ... 2
Tabel 1.2 Persentase penjualan beberapa merk Kamera ... 3
Tabel 1.3 Beberapa bentuk kegiatan fotografi di Medan ... 4
Tabel 1.4 Jumlah peminat fotografi di Medan yang terdaftar dalam forum Fotografer.net ... 5
Tabel 1.5 Klub Fotografi Medan ... 6
Tabel 2.1 Peruntukan lahan untuk WPP KotamAdya Medan ... 12
Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan Site ... 14
Tabel 2.3 Penilaian Alternatif Lokasi ... 18
Tabel 2.4 Divisi-divisi Nikon Corporation ... 25
Tabel 2.5 Kegiatan dan kebutuhan ruang ... 28
Tabel 2.6 Standar kenyamanan pandangan mata terhadap objek... 43
Tabel 2.7 Resume Studi Banding Proyek Sejenis ... 67
Tabel 3.1 Perbandingan Studi Banding Tema ... 82
Tabel 4.1 Jumlah Pengunjung Museum ... 103
Tabel 4.2 Program Ruang ... 105
Tabel 4.3 Tabel Program Ruang Café Outdoor ... 114
Tabel 4.4 Dasar Pemilihan Sistem Struktur ... 115
Tabel 4.5 Analisa Pondasi... 116
Tabel 4.6 Jenis-jenis Struktur ... 117
Tabel 4.7 Bahan Struktur ... 119
Tabel 4.8 Bahan Bangunan ... 119
Tabel 4.9 Sistem Instalasi Listrik ... 120
Tabel 4.10 Sistem distribusi ... 121
(10)
DAFTAR SKEMATIK
Skematik 4.1 Analisa kegiatan Pengunjung ... 97
Skematik 4.2 Analisa kegiatan Karyawan ... 97
Skematik 4.3 Analisa kegiatan Pengelola ... 98
Skematik 4.4 Kegiatan Penjualan ... 98
Skematik 4.5. Kegiatan Servis kamera ... 98
Skematik 4.6 Kegiatan Studio Foto ... 99
Skematik 4.7 Kegiatan Cuci Cetak ... 99
Skematik 4.8 Kegiatan Pameran ... 100
Skematik 4.9 Kegiatan Pendidikan ... 100
Skematik 4.10 Kegiatan Perpustakaan ... 101
Skematik 4.11 Kegiatan Pengelola Gedung ... 101
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 WPP Kota Medan ... 13
Gambar 2.2 Peta Lokasi Site ... 15
Gambar 2.3 Alternative Site 1 ... 16
Gambar 2.4 Alternative Site 2 ... 17
Gambar 2.5 Alternative Site 3 ... 17
Gambar 2.6 Beberapa contoh hasil disain Fasilitas advertising ... 33
Gambar 2.7 Beberapa contoh disain Japanese Style Studio ... 33
Gambar 2.8 Beberapa contoh Pakaian yang disewakan ... 34
Gambar 2.9 Beberapa contoh disain Western Style Studio ... 34
Gambar 2.10 Beberapa contoh Pakaian yang disewakan ... 34
Gambar 2.11 Beberapa contoh disain Halloween style studio ... 35
Gambar 2.12 Beberapa contoh Pakaian yang disewakan ... 35
Gambar 2.13 Beberapa contoh disain Korean Style Studio ... 35
Gambar 2.14 Beberapa contoh Pakaian yang disewakan ... 36
Gambar 2.15 Beberapa contoh disain Winter Style Studio ... 36
Gambar 2.16 Beberapa contoh Pakaian yang disewakan ... 36
Gambar 2.17 Contoh Hasil Fotografi Alam ... 39
Gambar 2.18 Contoh Hasil Fotografi Satwa ... 40
Gambar 2.19 Contoh Hasil Fotografi Jurnalistik ... 40
Gambar 2.20 Contoh Hasil Fotografi Interior ... 41
Gambar 2.21 Contoh Hasil Fotografi Fashion ... 41
Gambar 2.22 Jarak foto ... 43
Gambar 2.23 Sudut Pandang Lukisan ... 43
Gambar 2.24 Kemampuan gerak anatomi manusia ... 44
Gambar 2.25 Sistem Pencahayaan Menggunakan Pencahayaan Tidak Langsung dan Spotlight ... 44
Gambar 2.26 Pola Sequential Circulation ... 44
Gambar 2.27 Pola Random Circulation ... 45
Gambar 2.28 Pola Radial Circulation ... 45
Gambar 2.29 Pola Linear Bercabang ... 46
Gambar 2.30 Garis Pandang Penonton ... 46
Gambar 2.31 Posisi Kursi ... 47
(12)
Gambar 2.33 Nikon Plaza Ginza ... 49
Gambar 2.34 Denah Lantai 1 F ... 50
Gambar 2.35 Museum Kamera ... 50
Gambar 2.36 Ruang Seminar ... 50
Gambar 2.37 Nikon Salon ... 50
Gambar 2.38 Lensa Corner Nikon Plaza Ginza ... 51
Gambar 2.39 Ruang display aksesoris fotografi ... 51
Gambar 2.40 Denah Lantai 2F ... 51
Gambar 2.41 Fotosquare ... 51
Gambar 2.42 Pusat Layanan dan Perbaikan Nikon ... 52
Gambar 2.43 Lounge pada Nikon Plaza Ginza ... 52
Gambar 2.44 Gedung L-Tower dan Peta Lokasi ... 52
Gambar 2.45 Denah Lantai Nikon Plaza Shinjuku ... 53
Gambar 2.46 Tricorner & Touch ... 53
Gambar 2.47 Lensa Corner Nikon Plaza Shinjuku ... 53
Gambar 2.48 Fotosquare Nikon Plaza Shinjuku ... 54
Gambar 2.49 Teropong Corner Nikon Plaza Shinjuku ... 54
Gambar 2.50 Display aksesoris fotografi pada Nikon Plaza Shinjuku ... 54
Gambar 2.51 Pusat Layanan dan Perbaikan Nikon Plaza Shinjuku ... 55
Gambar 2.52 Nikon Salon pada Nikon Plaza Shinjuku ... 55
Gambar 2.53 Ruang seminar pada Nikon Plaza Shinjuku ... 55
Gambar 2.54 Peta Lokasi Nikon Plaza Osaka ... 56
Gambar 2.55 Denah Lantai Nikon Plaza Osaka ... 56
Gambar 2.56 Tricorner & touch pada Nikon Plaza Osaka ... 56
Gambar 2.57 Lensa Corner pada Nikon Plaza Osaka ... 57
Gambar 2.58 Fotosquare pada Nikon Plaza Osaka ... 57
Gambar 2.59 Museum Kamera pada Nikon Plaza Osaka ... 57
Gambar 2.60 Display Aksesoris fotografi pada Nikon Plaza Osaka ... 57
Gambar 2.61 Service Center Nikon Plaza Osaka ... 57
Gambar 2.62 Nikon Salon Pada Nikon Plaza Osaka ... 57
Gambar 2.63 Ruang seminar pada Nikon Plaza Osaka ... 58
Gambar 2.64 Lounge pada Nikon Plaza Osaka ... 58
Gambar 2.65 Web Corner pada Nikon Plaza Osaka... 58
Gambar 2.66 Entrance Nikon Center KL ... 59
Gambar 2.67 Showroom Kamera pada Nikon Center KL ... 60
Gambar 2.68 Display kamera dan Objek Mini... 60
(13)
Gambar 2.70 Galeri Foto Nikon Center KL ... 61
Gambar 2.71 Ruang Seminar Nikon Center KL ... 62
Gambar 2.72 Display Kamera Nikon Model Legendaris ... 62
Gambar 2.73 Logo Nikon School Indonesia ... 63
Gambar 2.74 Poster pembukaan Nikon School Indonesia ... 63
Gambar 2.75 Suasana Ruang Kelas pada Nikon School Indonesia ... 64
Gambar 2.76 International Center Of Photography ... 64
Gambar 2.77 Berbagai bentuk kegiatan pada International Center of Photography ... 66
Gambar 2.78 Berbagai bentuk kegiatan pada Digital Lab ... 67
Gambar 2.79 Perpustakaan International Center of Photography ... 67
Gambar 3.1 Site Plan Museum Of Fruit ... 77
Gambar 3.2 Tampilan keseluruhan bangunan yang merupakan ‘new age village’ ... 78
Gambar 3.3 Bentuk Bibit Yang Disebar Pada Penataan Massa Bangunan ... 79
Gambar 3.4 Museum Peradaban Kanada ... 79
Gambar 3.5 Pintu masuk dan Plaza Fungsional Museum Peradaban Kanada ... 80
Gambar 3.6 Gereja St. Andreas, Jakarta ... 81
Gambar 3.7 Puncak Menara yang menyerupai mahkota Jakarta ... 81
Gambar 3.8 Altar dan bentuk atap yang memunculkan siluet kapal ... 82
Gambar 4.1 Analisa Lokasi ... 83
Gambar 4.2 Batas-batas Site ... 84
Gambar 4.3 Peta Tata Guna Lahan radius 600 M ... 85
Gambar 4.4 Ketebalan Bangunan disekitar Site ... 86
Gambar 4.5 Bangunan Eksisting Sekitar Site ... 87
Gambar 4.6 Analisa Jenis Kendaraan dan Kepadatan Jalan ... 88
Gambar 4.7 Analisa Sirkulasi Pejalan kaki ... 89
Gambar 4.8 Pencapaian Menuju Site ... 90
Gambar 4.9 Analisa Penempatan Entrance ... 90
Gambar 4.10 Analisa View Keluar ... 91
Gambar 4.11 Analisa View Kedalam ... 92
Gambar 4.12. Analisa Kebisingan ... 93
Gambar 4.13 Analisa Matahari ... 94
Gambar 4.14 Analisa Vegetasi ... 95
Gambar 4.15 Analisa Potongan Tampak ... 96
Gambar 4.16 Analisa Luasan Site ... 96
Gambar. 5.1 Konsep Sirkulasi Ruang Luar ... 123
Gambar. 5.2 Konsep Ruang Luar ... 124
(14)
Gambar. 5.4 Zoning Ruang Dalam Lt. 2 ... 126
Gambar. 5.5 Zoning Ruang Dalam Lt. 3 ... 127
Gambar. 5.6 Penerapan Simbolisasi dari Lensa cembung pada Bangunan ... 128
Gambar. 5.7 Penerapan bentuk dari visualisasi lensa kamera DSLR ... 129
Gambar. 5.8 Keluaran Betuk Massa ... 129
Gambar. 6.1 Site Plan ... 130
Gambar. 6.2 Lower groundfloor ... 131
Gambar. 6.3 Groundplan ... 132
Gambar. 6.4 Denah Lt. 2 ... 133
Gambar. 6.5 Denah Lt. 3 ... 134
Gambar. 6.6 Potongan ... 135
Gambar. 6.7 Tampak ... 136
Gambar. 6.8 Rencana Pondasi ... 137
Gambar. 6.9 Rencana Pembalokan Lower Groundfloor ... 138
Gambar. 6.10 Rencana Pembalokan Lt. 1 ... 139
Gambar. 6.11 Rencana Pembalokan Lt. 2 ... 140
Gambar. 6.12 Rencana Atap ... 141
Gambar. 6.13 Aksonometri Rencana Perlindungan Kebakaran Dan Pengkondisian Udara ... 142
Gambar. 6.14 Aksonometri Rencana Sanitasi Dan Elektrikal ... 143
Gambar. 6.15 Tampak Jl. Palang Merah ... 144
Gambar. 6.16 Tampak Jl. Listrik ... 144
Gambar. 6.17 Interior ... 145
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini merupakan salah satu akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan yang menyebabkan manusia menjadi semakin kritis dan berusaha mencari “sesuatu yang lebih baik”.
Perkembangan teknologi ini diikuti juga oleh teknologi fotografi yang mengalami perkembangan cukup pesat. Faktor pendorong utama fotografi berkembang dengan pesat adalah karena fotografi merupakan bagian yang penting dari kehidupan. Secara tidak langsung manusia tidak lepas dari dunia fotografi karena dari berbagai sisi kehidupan, manusia menjadikan fotografi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya1. Selain itu fotografi juga merupakan salah satu karya seni yang bernilai tinggi dan dapat menampilkan sebuah gambar yang bernilai ribuan kata dan hasilnya tidak hanya dinikmati sendiri, juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi zaman. Perkembangan fotografi ini dapat dilihat dari luasnya ruang lingkup fotografi, dimana jangkauan dan citra yang muncul dari sebuah foto sudah bisa melebihi dari ribuan kata (artikel fotomedia edisi agustus 2002). Dan seiring dengan kemajuan teknologi fotografi, jarak sudah tidak lagi menjadi penghambat untuk pengiriman sebuah informasi 2
1
Prof. DR. R.M. Soelarko. Motif untuk foto Anda. Semarang : Dahara Prize. 1993. Hal 1 2
Noorca Marendra Massardi, Perkembangan Dunia fotografi
.
Di Indonesia, fotografi juga mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik fotografi amatir maupun professional. Fotografi amatir adalah suatu ekspresi diri (self ekspression) dan proyeksi diri (Self Projection) yang tarafnya sejajar dengan karya-karya budaya lain. Fotografi amatir ini biasanya digunakan untuk hobi dan seni, sedangkan fotografi professional adalah profesi yang digunakan sebagai salah satu mata pencaharian. Perkembangan ini terlihat dengan meningkatnya ekspor impor peralatan fotografi ke Indonesia, semakin banyaknya jumlah peminat fotografi, tumbuhnya klub-klub fotografi, dan semakin banyaknya media fotografi yang digunakan sebagai sarana penunjang ataupun alat untuk berbagai kegiatan seperti, media massa, perdagangan, kedokteran, pendidikan, ilmu pengetahuan, hukum, dokumentasi, hiburan, seni budaya, dan masih banyak kegiatan lainnya. Selain itu, perkembangan teknologi fotografi juga menyebabkan banyaknya alat fotografi yang semakin mudah digunakan dan sangat bervariasi jenisnya, sehingga masyarakat yang awam pun dapat menggunakannya, terutama untuk dokumentasi.
(16)
Perkembangan teknologi fotografi di Indonesia ini menyebabkan fotografi tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk mendokumentasikan suatu peristiwa atau kegiatan saja, tetapi fotografi ini juga sudah berkembang menjadi sarana atau alat komunikasi dalam bidang seni. Fotografi tidak hanya berguna sebagai media untuk mengekspresikan ide, gagasan, perasaan, hobi, tetapi juga menjadi salah satu pilihan yang cukup bergengsi, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan.
Melihat adanya perkembangan yang cenderung meningkat dalam bidang fotografi ini dan juga adanya keterkaitan antara fotografi dengan bidang- bidang teknologi, ilmu pengetahuan dan juga hubungannya yang sangat erat dengan kehidupan3
a. Semakin banyaknya penggunaan media fotografi sebagai sarana penunjang ataupun alat untuk berbagai kegiatan seperti, media massa, perdagangan, kedokteran, pendidikan, ilmu pengetahuan, hukum, dokumentasi, hiburan, seni budaya, dan masih banyak kegiatan lainnya.
, maka ada banyak kebutuhan serta keinginan untuk mengikuti perkembangan tersebut.
Dunia fotografi tidak hanya berkembang dikalangan dewasa atau professional, bahkan generasi yang lebih muda juga telah menikmatinya. Hanya saja perkembangan minat fotografi yang cukup besar tidak diimbangi dengan adanya wadah yang memadai. Oleh karena itu dibutuhkan suatu tempat atau wadah yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan dibidang fotografi, beserta ajang promosi, informasi, dan pemasaran, sehingga dapat menjadi acuan bagi fotografer bahwa perjalanan kreatifnya tidak sia-sia dan jelas posisinya dalam rimba raya profesi dibidang fotografi. Selain itu fasilitas ini juga diharapkan dapat mendukung perkembangan dunia fotografi secara lebih professional.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan mengenai latar belakang perlunya dibangun Pusat Fotografi Medan :
b. Kegiatan bisnis fotografi yang semakin meningkat, ini dapat dilihat dari angka penjualan kamera di beberapa bagian dunia yang mengalami peningkatan dari tahun 2005 ke 2010 sekitar 22,1 %.
Tabel. 1.1 Angka penjualan Kamera di beberapa bagian Dunia (Ribuan Unit)
Wilayah 2005 2006 2010 Persentase kenaikan
dari 2006-2010 Afrika 7,484.5 15,964.4 45,061.2 29.6%
Asia / Pasifik 67,629.1 106,721.4 395,506.5 38,7%
3
(17)
Eropa Timur 15,819.3 26,098.0 70,656.9 28.3%
Jepang 42,016.5 45,203.8 44,282.8 -0.5%
Amerika Latin 8,646.5 22,547.9 78,406.9 36.6%
Timur Tengah 7,336.2 14,138.6 34,402.4 24.9%
Amerika Utara
75,746.7 106,832.2 187,160.2 15.0%
Eropa Barat 95,864.2 122,429.9 166,597.3 8.0%
Total 320,543.0 459,936.2 1,022,074.2 22,1%
Sumber : Gartner Dataquest (September 2010)
Di indonesia sendiri, angka penjualan kamera mengalami peningkatan sekitar 40,59 % dimana angka penjualan kamera pada tahun :
− 2008 : 419836 unit
− 2009 : 579047 unit
− 2010 : 829572 unit
Sumber : Datascript
Tabel. 1.2 Persentase penjualan beberapa merk kamera di Indonesia
Merk Kamera Tahun 2009 Tahun 2010
Nikon 34 % 47 %
Canon 31,4 % + 8 %
Panasonic 10,9 % 69 %
Pentax 7,8 % + 65 %
Olympus 7,7 % 58 %
Sony 7,5 % + 31%
Sumber : dpreview.com
c. Aktifnya kegiatan fotografi di Medan seperti Pameran Fotografi, Lomba Fotografi dan Workshop Fotografi, namun kegiatan- kegiatan tersebut tidak pernah diadakan di
(18)
suatu tempat yang menetap, hal ini menyebabkan para peminat fotografi sedikit mengalami kesulitan untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut, karena sebagian besar informasi mengenai kegiatan-kegiatan fotografi dipublikasikan melalui media internet ataupun di sekretariat masing-masing klub.
Tabel. 1.3 Beberapa bentuk Kegiatan Fotografi Di Medan
Kegiatan Tempat dan waktu Pelaksanaan
Pameran Frame Foto Oleh Framework sun plaza, tgl 8 september 2008
Puzzle Art & Children Painting Exhibition Atrium Grand Palladium Mall, tgl 6 - 10 Februari 2009
Pameran 419 Foto And Art Design Cambridge City Square tgl 26 Juni - 05 Juli 2009
Workshop "Fotografi Model" Oleh Arbain Rambey
Cambridge City Square tgl 29 Juni 2009 pukul 08.30WIB - 16.30WIB
Workshop "Fotografi Digital Imaging" Oleh John Tefon
Gedung Bank Indonesia lt.9, tgl. 30 Juni 2009 pukul 08.30WIB - 17.00WIB
Workshop "Komik" Oleh Yasir (komikus medan)
Gedung Bank Indonesia lt.9, tgl. 02 Juli 2009 pukul 08.30WIB - 17.00WIB
Workshop "Design;Good Recipe Good Impact" Oleh Zulfahmi Poerba (creative director korekapi)
Cambridge City Square tgl. 03 Juli 2009 pukul 08.30WIB - 17.00WIB
Lomba Foto -Shutter 1.8 Ramadan Photo Fair 2009-
Ramadan Fair - Jl. Mahkamah – Medan, Sabtu, 12 September 2009, 15:00 – 21:00
TPC Present Lomba Foto "Beauty Angel On Harley"
Lantai Dasar (LG) Sun Plaza Medan Samping Pizza Hut, Stand Pameran Panasonic, Jumat/11 Desember 2009, 19.00 Wib - 21.00 Wib
TPC-SONY Present Sarasehan, Lomba Foto dan Pameran Foto
Atrium Sun Plaza, 10 Januari 2010
Bagasiringan Art & Photography Exhibition
Atrium Grand Paladium Mall, 8 -17 Januari 2009
Pameran & Lomba Fotografi Indonesia – Japan 2010, “Educational & Cultural Exchange”
JW Marriott Hotel (Ball Room Foyer, Lt 2), tgl 28 Maret 2010
(19)
Dengan Tpc April 2010
Lomba Foto IAA USU Food court Sun Plaza Tgl 17-23 April
2010
Seminar Photography IAA USU Garuda Plaza Hotel , tgl 1 Mei 2010 Photo exhibition "the soulmate" Atrium Utama Sun Plaza, Tgl 7 Juni 2010 TPC-Panasonic : Lomba Foto “The Lumix
Angel
Main Atrium Sun Plaza Medan, tgl 7 – 8 Juli 2010
Lomba Foto Dokumentasi Millennium Cellular Expo 2010
Pelataran Parkir Utama PLAZA MILLENNIUM, tgl 29 Juli 2010
Royal Sumatera Snapshot Competition Royal Sumatera, Jamin Ginting, Minggu, 1 Agustus 2010, 08.30 s.d Selesai
Lomba Foto Yamaha School Matic Lap Parkir Plaza Medan Fair, Minggu, 1 Agustus 2010, 09:00 - 17:00
[Pameran Foto] Toba Photographer Club Medan present LAKE TOBA IN FRAME | 1 - 10 Oktober 2010 | Cambridge City Square Medan | & Penutupan dan Coaching Clinic Bersama Kristupa Saragih
1 - 10 Oktober 2010, Cambridge City Square , Medan
Sumber :
d. Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam bidang fotografi namun keinginan dan minat masyarakat yang besar akan fotografi menyebabkan diperlukannya suatu wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang fotografi seperti pelatihan atau kursus fotografi. Selain itu diperlukan juga sebuah Perpustakaan yang menyediakan berbagai macam buku yang berkaitan dengan seni fotografi sehingga memudahkan masyarakat ataupun peminat fotografi dalam mencari atau menambah pengetahuan mengenai fotografi.
Tabel.1.4 Jumlah peminat fotografi di Medan yang terdaftar dalam forum Fotografer.net
No Tahun Jumlah Peminat Fotografi
1. 2003 56 orang
2. 2004 105 orang
3. 2005 216 orang
4. 2006 396 orang
(20)
6. 2008 1088 orang
7. 2009 1809 orang
8. Awal 2010 – Oktober 2010 2672 orang
Sumber : fotografer.net
e. Semakin banyaknya bermunculan klub-klub fotografi di Medan, sehingga diperlukan suatu wadah yang dapat digunakan untuk berkumpul , bertukar pikiran dan informasi serta berbagi pengalaman mengenai fotografi.
Tabel. 1.5 Klub Fotografi Medan
Sumber : fotografer.net
f. Dengan meningkatnya minat dan apresiasi masyarakat pada dunia fotografi maka akan diikuti pula dengan meningkatnya konsumsi produk fotografi, sehingga perlu suatu wadah yang dapat menyediakan pelayanan tehadap kebutuhan produk tersebut seperti tempat penjualan dan penyewaan alat-alat fotografi.
I.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan proyek ini adalah:
a. Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap dunia fotografi dan arti pentingnya fotografi sebagai media dokumentasi.
b. Meningkatkan apresiasi masyarakat pada dunia fotografi dan diharapkan akan meningkatkan konsumsi produk fotografi.
c. Meningkatkan potensi pemuda remaja mandiri dengan kemampuan fotografi dan
No. Nama Klub
1 Medan Photography Club 2 Toba Photographer Club 3 Shutter 1.8 Photo Club 4 UKM Fotografi USU 5 Anak Medan Devian ART
6 Komunitas Journalis Photography Medan 7 The Hunter- Photo Hunting Community 8 UKM fotografi Harapan
9 Bengkel fotografi sains (FMIPA USU) 10 Potret STIK-P
(21)
untuk menambah pengetahuan dan perkembangan dibidang fotografi. d. Untuk mengembangkan bakat dan kemampuan di bidang fotografi.
e. Memberikan kemudahan bagi Masyarakat pecinta fotografi dalam memperoleh informasi-informasi mengenai fotografi.
f. Memberikan kemudahan bagi para pecinta fotografi dalam memenuhi berbagai bentuk kegiatan yang berkaitan dengan seni fotografi.
g. Menyediakan suatu wadah bagi dunia fotografi untuk lebih memperkenalkan diri sebagai media untuk mengekspresikan ide, gagasan,, perasaan dan hobi serta sebagai suatu profesi yang bergengsi.
I.3. Lingkup / Batasan Perancangan
Adapun Iingkup dan batasan perancangan yang didapat adalah:
Perancangan Pusat Fotografi Medan ini sebagai wadah tempat berkumpulnya beberapa aktivitas atau kegiatan fotografi dan fasilitas pendidikan, pameran sampai jasa komersil, sehingga perlu dipikirkan bagaimana mengintregasikan beberapa kegiatan tersebut sesuai dengan alur aktivitas dalam kegiatan fotografi ini.
I.4. Perumusan Masalah Perancangan
Bagaimana mendesain sarana pusat fotografi yang mempunyai banyak fungsi ruang yang berlainan sifat seperti misalnya galeri dan ruang seminar yang non komersil dan penyediaan jasa dan alat yang bersifat komersil namun tetap menjadi satu kesatuan, selaras, seimbang, dan tentu saja mewakili jiwa “seni fotografi” yang kreatif dan artistic, meliputi komposisi, bentuk dan warna yang diterjemahkan secara arsitektur. Dan juga mendesain bangunan yang mempunyai konsep khusus untuk fotografi, karena selama ini fotografi sering dicampuradukkan dengan lukisan atau grafis.
I.5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan ini dilakukan untuk mempertajam permasalahan tentang: a. Penentuan maksud dan tujuan proyek
b. Pengumpulan data yang ada kaitannya dengan perkembangan fotografi dan pusat-pusat pelayanan fotografi di Medan.
c. Penentuan tapak dan faktor-faktor penentu perancangan berdasarkan analisa kegiatan.
d. Perumusan kegiatan-kegiatan serta kebutuhan bagi sebuah gedung Pusat Fotografi Medan.
(22)
melakukan studi kepustakaan dan studi banding, guna mengidentifikasikan masalah dan menghasilkan kriteria-kriteria umum bagi perencanaan dan perancangan.
I.6. Kerangka Berpikir
Pendekatan Perancangan
Identifikasi Masalah
Tema
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisa
Studi Literatur
Potensi
Konsep
Pra Rancangan
Maksud dan Tujuan
Sasaran
Analisa Kriteria
Kriteria Desain
Kriteria
Perancangan
Masalah
Kerangka Survey
Survey
Data Fisik
Wawancara
Dokumentasi
Prospek
Desain Akhir
Latar Belakang
(23)
I.7. Sistematika Laporan
Bab I, Pendahuluan ; berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, Iingkup / batasan, kerangka berpikir, dan sistematika laporan.
Bab II, Deskripsi Proyek; berisikan tentang tenninologi judul, lokasi, deskripsi kondisi eksisting lokasi dan tinjauan fungsi.
Bab III, Elaborasi Tema ; berisikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis.
Bab IV, Analisis ; berisikan tentang analisis kondisi tapak dan lingkungan analisis fungsional, analisis teknologi, analisis dan penerapan tema.
Bab V, Konsep Perancangan ; berisikan tentang konsep perancangan tapak, pencapaian dan entrance, zoning tata guna lahan, massa dan bentuk bangunan, open space dan taman, area parkir, perangkat lunak, dan konsep penerapan tema. Bab VI, Perancangan Arsitektur; berisikan tentang gambar rancangan dan maket.
(24)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul
Judul : Pusat Fotografi Medan
Status Proyek : Fiktif
Pusat
Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia” Pusat “ berarti pokok pangkal atau yang menjadi himpunan (berbagai urusan, hal, dan sebagainya )4.
Pusat juga berarti place of great activity, especially one to which people are attracted from surrounding district or from which they go out5. Terjemahan bebasnya adalah suatu tempat yang mempunyal aktivitas tinggi, yang menarik orang-orang didaerah sekitarnya untuk menuju ketempat itu.
Fotografi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Fotografi merupakan seni dan proses penghasilan gambar melalui cahaya pada film atau penukaan yang dipekakan.6
Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya.
Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dan suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.
Fotografi sendiri berasal dan dua buah kata “Foto”dan “Grafi”.
− Foto berasal dan bahasa Latin “photo”yang memiliki arti cahaya, sinar atau Iebih luas biasa diartikan pencahayaan, penyinaran.
− Grafi berasal dan bahasa latin “Graphien” yang kurang lebih memiliki arti tulisan gambar atau design bentuk.
Jadi fotografi dapat di artikan secara luas sebagai gambar mati atau lukisan yang diperoleh melalui media yang dikenal dengan nama kamera.
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1988, halaman 713 5
As Hornby, Oxford Advanced Lerner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, Hal 136 5
(25)
Medan
Medan adalah suatu kota yang merupakan ibukota dari Sumatera Utara dan merupakan kota terbesar ke tiga di Indonesia.7
Fotografi merupakan cabang dari Ilmu Seni, berikut skema dari cabang-cabang Ilmu Seni :
II.2 Lokasi
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
Pusat Fotografi Medan adalah suatu tempat yang melayani berbagai bentuk kegiatan fotografi baik yang bersifat komersial seperti pusat penjualan, penyewaan dan layanan servis Nikon, penjualan alat-alat fotografi merk lain, jasa advertising, wedding photography, theme photo studio dan studio foto maupun yang bersifat non komersial, seperti, kegiatan Pameran Fotografi, Kegiatan Workshop/ Seminar Fotografi dan Kegiatan Pendidikan.
Untuk mendesain suatu bangunan dibutuhkan ketelitian dalam hal
perencanaan bangunan. Masalah site seharusnya mendapat perhatian yang lebih
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori: Medan Seni Seni Rupa Seni Musik Seni Sastra Seni Tari Seni Teater Rupa Dwi Matra Rupa Tri Matra Seni Lukis Seni Grafis Seni Fotografi Seni Patung Seni Kerajinan Seni Bangunan
(26)
sehubungan dengan fungsi bangunan yang akan dibangun.
II.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Pusat Fotografi Medan yang merupakan gedung yang mengarah pada kegiatan komersil, community, dan training (pendidikan) memerlukan pemilihan lokasi yang tepat untuk mendukung fungsi bangunan tersebut.
Tabel. 2.1 Peruntukan lahan untuk WPP Kotamdya Medan WPP Cakupan Kecamatan Pusat
Pengembangan
Sasaran Peruntukan
A 1.Kecamatan Medan Belawan
2.Kecamatan Medan Marelan 3.Kecamatan Medan Labuhan
Belawan Pelabuhan, industri, permukiman,
rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, pendidikan
B 1.Kecamatan Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran,
perdagangan, rekreasi indoor, permukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah dan sarana pendidikan.
C 1.Kecamatan Medan Timur
2.Kecamatan Medan Perjuangan 3.Kecamatan Medan Tembung 4.Kecamatan Medan Area 5.Kecamatan Medan Denai 6.Kecamatan Medan Amplas
Aksara Permukiman, perdagangan,
rekreasi, pembangunan saluran air minum, septic tank, sarana pendidikan, dan kesehatan.
D 1.Kecamatan Medan Johor
2.Kecamatan Medan Baru 3.Kecamatan Medan Kota 4.Kecamatan Medan Maimoon 5.Kecamatan Medan Polonia
Inti kota Kawasan perdagangan,
perkantoran, rekreasi indoor, permukiman dengan program
kegiatan pembangunan perumahan permanent, penanganan sampah dan sarana
pendidikan.
E 1.Kecamatan Medan Barat
2.Kecamatan Medan Helvetia 3.Kecamatan Medan Petisah 4.Kecamatan Medan Sunggal 5.Kecamatan Medan Selayang 6.Kecamatan Medan Tuntungan
Sei Sikambing Kawasan permukiman,
perdagangan, rekreasi, program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanent, sarana pendidikan dan kesehatan.
(27)
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK diatas, maka WPP yang tepat untuk membangun Pusat Fotografi Nikon adalah pada WPP C , D dan E, yaitu untuk peruntukan wilayah perdagangan, permukiman, dan pendidikan.
Mengingat bahwa proyek yang dirancang merupakan pusat dari segala kegiatan yang berkaitan dengan seni fotografi, maka sebaiknya site berada pada kawasan tengah kota dengan jalur transportasi yang mampu memberikan akses yang baik.
Gambar 2.1 WPP Kota Medan
Kawasan WPP C Merupakan kawasan
perdagangan dan permukiman Kawasan WPP A Merupakan kawasan Pelabuhan dan industri
Kawasan WPP B Merupakan kawasan perdagangan dan perkantoran Kawasan WPP D
Merupakan kawasan perdagangan dan perkantoran
Kawasan WPP E Merupakan kawasan
permukiman dan perkantoran
(28)
Oleh karena itu diperlukan beberapa kriteria dalam pemilihan site :
Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan SiteNo. Kriteria Lokasi
1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada dikawasan strategis yang merupakan daerah komersil
mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga mendukung fungsi bangunan untuk komersil, pameran dan pendidikan.
2. Wilayah Pengembangan Berada di WPP yang sesuai dan merupakan termasuk dalam
wilayah pengembangan kota Medan.
3. Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki fungsi
eksisting yang dapat mendukung bangunan.
4. Pencapaian atau aksesibilitas • Mudah diakses dari tempat-tempat penting diluar site (
bahkan akan lebih baik dapat dicapai dengan berjalan kaki ), seperti hotel, terminal, bandara, pelabuhan, bank, dan sarana public lainnya. Karena mengingat bangunan memiliki skala pelayanan nasional sehingga harus diupayakan berada di jalur transportasi utama.
• Tidak di kawasan macet, karena dapat semakin
menambah kekacauan pada lalu lintas.
• Transportasi menuju dan keluar site mudah didapat.
5. Area pelayanan • Gedung ini didirikan untuk mengakomodasi peminat seni
fotografi yang ada di kota Medan yang ingin menambah pengetahuan, berlatih, baik perorangan atau kelompok.
• Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat
saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi komersial, community dan fungsi training.
6. Utilitas kota / lingkungan Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai
pendukung dalam lokasi site (listrik, air, telefon, drainase, dll )
8. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi cahaya
yang masuk kedalam bangunan
9. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun dari
luar site.
10. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan
fasilits-fasilitas yang direncanakan. ( > 1 Ha )
11. Kontur tapak / topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan perencanaan
(29)
II.2.2 Alternatif Pemilihan Lokasi
Gambar 2.2 Peta Lokasi Site
Alternatif 3 Jl. Putri hijau, Kecamatan Medan Barat
Alternatif 1 Jl. Palang Merah, kecamatan Medan Kota
Alternatif 2
Jl. Brigjen Katamso, Kecamatan Medan Baru
(30)
Alternatif 1
Berada pada Jl. Palang Merah
Kecamatan
Wilayah WPP D
Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor, permukiman dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanent, penanganan sampah dan sarana pendidikan.
• Luas Lahan ± 1,8 Ha
• Site Eksisting : Permukiman penduduk
• Batas-batas Site
o Batas Utara : Permukiman penduduk, selecta dan sungai deli
o Batas Timur : Ruko dan percetakan
o Batas Selatan : Jl. Palang Merah dan kompleks pertokoan
o Batas Barat : persimpangan jalan Palang merah dan jalan Listrik
Gambar 2.3 Alternatif Site 1
Alternatif 2
Berada pada Jl. Brigjen Katamso
Kecamatan Medan Baru
Wilayah WPP D
Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan
Luas Lahan ± 1,77 Ha
Site Eksisting : lahan kosong
Batas-batas Site :
o Batas Utara : Vegas (Pool, Bar and lounge)
o Batas Timur : Pertokoan
o Batas Selatan : BCA dan Pertokoan
(31)
o Batas Barat : Sungai Deli
Gambar 2.4 Alternatif Site 2
Alternatif 3
Berada pada Jl. Putri Hijau
Kecamatan Medan Barat
Wilayah WPP E
Kawasan permukiman, perdagangan, rekreasi, program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanent, sarana pendidikan dan kesehatan.
Luas Lahan ± 2 Ha
Site Eksisting : lahan kosong
Batas-batas Site :
o Batas Utara : BTPN dan JL. Putri Hijau II
o Batas Timur : Jl. Putri Merak Jingga
o Batas Selatan : Jl. Putri Hijau I
o Batas Barat : RSU Temabakau Deli
(32)
Tabel 2.3 Penilaian Alternatif Lokasi
Kriteria Standard Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Ket. Skor
Kesesuaian Tata Guna Lahan Kawasan Perdagangan Berada pada WPP D yang merupakan
kawasan perdagangan
Berada pada WPP D yang merupakan
kawasan perdagangan
Berada pada WPP E yang
merupakan kawasan perdagangan
3 = memenuhi Standar
2 = tidak memenuhi
standar
3 3 3
Kondisi Eksisting Site
• Lahan Kosong
• Permukiman Penduduk
• Lahan kosong
dan permukiman penduduk Berupa Permukiman Penduduk Berupa Lahan Kosong Lahan Kosong dan permukiman penduduk
3 = Lahan Kosong
2 = Lahan kosong dan permukiman
penduduk
2 3 2
Pengenalan Entrance
• Berada diPersimpa-ngan jalan
• Berada dekat
dengan bangunan-bangunan yang sudah dikenal baik oleh Masyarakat Medan.
• Berada dekat
dengan sungai sebagai
fasilitas pelengkap tapak
• Berada
dipersimpa-ngan jalan Listrik dan Jl. Palang Merah
• Dekat dengan
Kawasan Kesawan, RS Glenegles, Selecta, Royal Condominium
• Dekat dengan
sungai deli
• Berada dekat dengan harian waspada
• Berbatasan dengan sungai deli
• Berada dipersimpa-ngan jalan Putri Hijau dengan Jalan Putri Hijau II
• Dekat dengan
Harian
Waspada, dan Istana maimun
3 = memenuhi 3 Standar
2 = memenuhi 2 standar
1= memenuhi 1 standar
(33)
Aksesibilitas Mudah Dijangkau Oleh :
• Kendaraan Pribadi
• Kendaraan Umum
• Pejalan Kaki
• Bisa Dilalui
oleh kendaraan pribadi
• Banyak dilalui oleh
Kendaraan Umum
• Tersedia pedestrian
bagi pejalan kaki
• Bisa Dilalui oleh
kendaraan pribadi
• Banyak
dilalui oleh Kendaraan Umum
• Tersedia pedestrian bagi pejalan kaki
• Bisa Dilalui oleh kendaraan pribadi
• Banyak dilalui
oleh Kendaraan Umum
• Tersedia
pedestrian bagi pejalan kaki
3 = memenuhi 3 Standar
2 = memenuhi 2 Standar
1 = memenuhi 1 standar
3 3 3
Kondisi Sirkulasi
• Lebar Jalan
Primer diatas 10 M
• Lebar Jalan
Sekunder diatas 6 M
• Lebar
Pedestrian 1, 5 M
• Jalan Primer
merupakan jalur sirkulasi kendaraan dua arah
• Lebar jalan
Primer 15 M
• Lebar Jalan
Sekunder 10 M dan 6 M
• Lebar
Pedestrian 1,5 M
• Jalur sirkulasi kendaraan
Dua Arah arah
• Lebar Jalan
Primer 11 M
• Tidak ada jalan
sekunder
• Lebar Pedestrian 1,5 M
• Jalur sirkulasi kendaraan dua arah
• Lebar Jalan
Primer 15 M
• Lebar Jalan
Sekunder 5 M
• Lebar
Pedestrian 1,5 M
• Jalur sirkulasi
kendaraan satu arah
3 = memenuhi 4 Standar
2 = Memenuhi 3 Standar
1 = memenuhi 2 standar
3 2 1
Utilitas • Pasokan
Listrik Baik
• Air Bersih
• Jaringan Telekomunikas i yang Baik
• Tersedia
fasilitas listrik yang baik
• Fasilitas air
bersih
• Jaringan Telekomunikas i yang lengkap
• Tersedia fasilitas listrik yang baik
• Fasilitas air bersih
• Jaringan Telekomunik asi yang lengkap
• Tersedia
fasilitas listrik yang baik
• Fasilitas air
bersih
• Jaringan Telekomunikasi yang lengkap
3 = memenuhi 3 Standar
2 = memenuhi 2 Standar
1 = memenuhi 1 standar
3 3 3
(34)
Dari hasil Penilaian terhadap alternatif site, maka Site yang terpilih adalah Jl. Palang Merah
II.2.3 Deskripsi LokasiSebagai Tapak Rancangan Kasus Proyek : Pusat Fotografi Medan Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pihak Swasta
Lokasi Tapak : Jln. Palang Merah, Kecamatan Medan Kota Batas-batas site
• Batas Utara : Permukiman penduduk, selecta dan sungai deli
• Batas Timur : Percetakan dan ruko-ruko
• Batas Selatan : Jl. Palang Merah dan kompleks pertokoan
• Batas Barat : persimpangan jalan Palang merah dan jalan Listrik
Luas Lahan : + 1,8 Ha
Kontur : Datar
KDB : 60 %
KLB : 2-3 lantai
Fungsi Eksisting : Permukiman penduduk
Potensi Lahan : Terletak dipusat kota
Berada pada kawasan komersil dan pariwisata Transportasi lancar dan baik
Luas site mendukung + 1,8 Ha
II.3 Tinjauan Fungsi
Berikut ini akan diuraikan tinjauan fungsi berupa pengguna, kegiatan, kebutuhan ruang, dan persyaratan ruang.
II.3.1 Tinjauan Umum
a) Sejarah dan Perkembangan Fotografi
Awal keberadaan kamera adalah hasil ditemukannya kamera obscura, dengan prinsip berdasarkan ungkapan seorang filsuf Yunani (384-32SM). Aristoteles, bahwa berkas cahaya yang melewati lubang kecil (pinhole) akan membentuk suatu gambar (image)-1822, Joseph Nicephore Niepce berhasil membentuk gambar positif dengan penyinaran yang lama (8 jam).
Tahun 1826 ia berhasil mengabadikan foto pemandangan daerah Chalons-surSaone dan dijuluki gambar pertama yang mengambil dari alam-1829, Louis Jaques
(35)
Mande Daguerre dan Perancis menemukan proses plat tembaga. Tahun 1837 Ia menemukan proses cetak walaupun masih terbalik dan ditahun 1839, ia menjual kamera iptaannya, Daguarreotype-1840, William I-lenny Fox Talbot mampu mencetak foto dengan memakai negative pertama- 1851, Frederick Scoff Archer memperkenalkan proses plat basah dengan hasil sebuah negative yang memiliki kualitas gambar yang bagus dan lebih sensitive tahunl 855, ia berhasil membuat gambar rumahnya dengan memakai kamera buatannya, pinhole camera.
Puncaknya, 1879, George Eastman kebangsaan Amerika menemukan plat kering peka cahaya dalam jumlah banyak dan tahun l888, ia memasarkan kamera box, Kodak- 1889, The Henry M. Reincenbach menemukan selulid tipis yang merupakan cikal bakal negative-Penemuan plat tunggal f I ,8,Ennamox, 1924-Kamera format 35 mm pertama, Leica,1925, oleh Ernst Leitz, Jerman-Kamera Twin Lens Reflextion (TLR) Rolleiflex oleh Franked an Heidecke, 1928-Film Koda Chrome 16 mm (1935) dan 35 mm (1936)-Film Polaroid hitam-putih (1947) dan wama (1963) dan seterusnya.
Perkembangan fotografi di Indonesia pada tahun 1841 adanya kamera daguerreotype masuk Batavia dibawa oleh perwira Belanda atas perintah kementrian urusan Negara jajahan di Belanda dengan misi khusus mengumpulkan foto pemandangan alam yang menarik, sayangnya eksprimen ini gagal. Pada tahun 1844 munculnya gambar foto dan Adolph Schaefer orang pertama yang berhasil membuat gambar foto di Hindia Belanda dan setahun kemudian Ia memotret Candi Borobodur,
Pada tahun 1857, Albert Woodbury dan James Page mendirikan studio foto woodbury and page di Batavia yang sangat sukses dan bertahan hingga abad ke-20. Dan pada than 1885, Kassiaon Cephas (1845-1912) dianggap sebagai fotografer pribumi pertama dan satu-satunya yang berhasil merekam 164 foto relief Candi Borobudur, Karmawibangga. Pada tahun 1923 diadakannya pameran salon fotografi internasional pertama di Batavia yang diselenggarakan oleh Asosiasi Fotografer Amatir Hindia Belanda Pertama. Pada tanggal 17 Agustas 1945, proklamasi kemerdekaan Indonesia, Alex Mendur dan Frans Mendur mulai menggunakan kamera untuk memotret peristiwa proklamasi tersebut.
Pada bulan September 1945, Abdoel Wahab dan beberapa fotografer muncul yang tergabung dalam kantor berita jepang, domei cabang Jakarta-Surabaya mendirikan biro kantor berita antara dan pada tahun 1946, agen foto IPPHOS (Indonesia press photo service ) didirikan oleh Frans dan Alex Mendur, Yustus dan Frans Umbas yang banyak membuat foto tokoh peijuangan Indonesia.
Pada tahun 1970, keragaman fotografi timbol dengan bermunculannya medis masa dan industri press yang menghasilkan fotografi generasi baru dibidang jumalistik, fashion, dan iklan dan pada tahun 1973, fotografer Ed Zoelverdi mempopulerkan istilah
(36)
matkodak dalam tulisannya diharian sinar harapan.
Pada tahun 1990, mulai hancurnya sekat-sekat aliran fotografi yang disebabkan oleh munculnya galeri sebagai wadah alternative. Ini didukung dengan terselenggaranya pendidikan formal fotografi dan kondisi social dan pada tahun 1992, LBKN Antara mendirikan Museum Antara dan Galeri Foto Jurnalistik Antara, yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.
Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya.
b) Klasifikasi Fotografi
Klasifikasi Fotografi berdasarkan Objeknya : Fotografi bentang alam ( Nature / Landscape)
Dalam fotografi alam obyek yang di foto adalah biasanya merupakan bentang alam, yang memiliki keindahan tersendiri atau digunakan untuk menjelaskan keadaan profil alam pada suatu daerah, dalam dunia industri foto landscape juga digunakan untuk dokumentasi pembangunan profil area ( lansekap ) dan laporan penelitian, biasanya fotografer bentang alam memiliki kemampuan dan hobi traveling dan menjelajah alam.
Fotografi Satwa dan flora
Fotografi ini memiliki obyek khusus satwa dan flora, dan merupakan object yang sulit dan terkadang menantang bahaya, fotografi satwa biasanya digunakan untuk menggali keindahan satwa dan flora serta untuk mengklasifikasi satwa dan flora. Mengkomposisikan objek yang bergerak itu sulit dan butuh banyak kesabaran karena objek selalu bergerak. Memberi ruang yang cukup pada objek dalam bingkai kamera agar seolah-olah objek bebas bergerak dalam bingkai kamera dan ini akan memudahkan dalam mengambil gambar.
Fotografi Dokumentasi
fotografi ini untuk mendokumentasikan suata event atau peristiwa, biasanya pada jaman dahulu fotografi ini tidak di tuntut dalam keindahan foto komposisi warna ataupun seni, tapi hanya untuk melengkapi dan lebih menjelaskan suatu berita acara, akan tetapi dalam perkembangan fotografi modern fotografi dokumentasi, komposisi gambar dan sentuhan seni sudah menjadi tuntutan, dan dikarenakan
(37)
pada event modern time linenya pendek maka fotografer dituntut untuk tidak ketinggalan moment moment penting dalam acara tersebut.
Fotografi Jurnalistik
Foto jurnalistik adalah foto yang merekam suatu berita, dan menjelaskan suatu keadaan dan peristiwa yang biasanya besar, kekuatan foto berasal dari kemapuan foto dalam menjelaskan suatu peristiwa biasanya foto jenis ini digunakan sebagai penunjang berita teks di media koran atau majalah.
Fotografi Seni (Fine Art)
Fine art fotografi adalah bagaimana cara membuat sebuah foto yang memenuhi visi kreatif para fotografer.dan bukan dibuat dengan tujuan mempromosikan atau menjual produk atau jasa, fine art fotografi dibuat untuk memberikan ruang kreatif kepada seorang fotogarafer untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dimiliki. Fine art fotografi di buat tidak dibatasi oleh spesifikasi dari klien. Semuanya tentang bagaimana menangkap dan mengekspresikan sebuah keindahan dan menuangkannya melalui seni fotografi.
Fotografi Studio
Fotografi studio adalah jenis fotografi yang pada awalnya banyak dilakukan di dalam ruangan untuk menciptakan gambar sesuai keinginan fotografer. Fotografi jenis ini memerlukan banyak campur tangan teknis agar gambar yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.
Fotografi Udara (Aerial)
Seni Fotografi yang digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah atau pemetaan saja, sehingga informasi suatu obyek gambar tidak dapat disajikan dengan detail.
Fotografi Komersial
Cabang dari fotografi profesional, lebih banyak bekerja untuk memenuhi kebutuhan industri dalam periklanan, penjualan, peragaan, untuk kebutuhan pada suatu obyek media massa ataupun publikasi khusus tajam.
Fotografi Interior
Seni di mana para fotografer bekerja di sekitar desain interior yang berbeda infrastruktur yang ditawarkan.
Fotografi Fashion
Fotografi produk fashion, yang biasanya milik seorang perancang. Apakah itu pakaian, topi, sepatu, syal, atau apapun yang berhubungan dengan seorang perancang, maka itu disebut sebagai fotografi fashion. Fotografi beauty biasanya sangat menekankan pada komposisi close-up, sedada atau lebih dekat. Biasanya
(38)
digunakan untuk pemotretan produk kosmetik, dan biasanya peran make-up artist menjadi sangat penting.
c) Perlengkapan Fotografi
Ada beberapa perlengkapan fotografi yang digunakan sebagai penunjang terjadinya kegiatan fotografi, diantaranya yaitu kamera, film, lensa, dan filter
Kamera, ada beberapa tipe kamera , yaitu sebagai berikut : pertama berdasarkan ukuran film yang digunakan, kamera 35 mm ; tipe 110; tipe 120; kamera format besar 10x12,5 cm, 20x25 cm, atau yang lebih besar, kedua berdasarkan imaji yang terlihat pada lubang bidikan (finder), tipe SLP (single Lens Reflex) dan tipe Rangefinder (kamera saku) dan yang ketiga berdasarkan model penggunaan, berdasarkan kemampuan pengaturan pengambilan gambar, yaitu tipe otomatis dan tipe manual.
Film, ada beberapa tipe film yang digunakan, yaitu sebagai berikut : pertama berdasarkan jenisnya, film terbagi atas: film negatif, film positif (slide), dan film polaroid, kedua berdasarkan sumber cahaya yang dipakai, film terbagi atas daylight film dan tungsten film dan yang ketiga berdasarkan karakteristik ditandai dengan bilangan ASA atau bilangan DIN (untuk Eropah ), yaitu : kecepatan rendah (ASA 25-64), KECEPATAN SEDANG (asa 100-200), dan kecepatan tinggi (ASA 400-3200)
Lensa, khusus untuk kamera tipe SLR, lensa didesain dalam berbagai macam kemampuan titik fokal, yaitu zoom lensa, ultraangels atau fish eye lens, wide-angels lens, normal lens, telephoto lens, super telephoto lens, dan lensa yang memiliki kemampuan khusus (lensa makro, lensa PC, atau perspective control). Lensa kamera terdiri dari beberapa lapis lensa cembung tembus pandang dan diantaranya terdapat tirai-tiri yang disusun sehingga dapat diatur untuk membuka dan menutup. Besar kecilnya bukaan disebut bukaan diafragma ( aperture ). Filter, merupakan suatu sistem optis pembantu yang biasanya dipasang didepan
lensa dan dapat memodifikasi gambar asli disaat pemotretan. Dikarenakan mata manusia dan film tidak sama dalam merespon semua warna cahaya, maka filter banyak digunakan untuk menyesuaikan warna cahaya, sehingga bayangan yang dihasilkan film dapat mendekati respon yang terlihat oleh mata manusia. Berikut 5 alasan diperlukannya filter dalam fotografi, yaitu :8
- Untuk mencapai warna yang sesuai dengan aslinya (natural) - Untuk memberikan efek tertentu pada gambar
- Untuk mengubah (menaikkan atau menurunkan) suhu warna
8
(39)
II.3.2 Tinjauan Khusus
a. Sejarah Nikon Corporation
Nikon Corporation adalah sebuah perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Produk dari Nikon adalah da
Didirikan pada 25 Juli 1917 dengan nama Nippon Kogaku Kogyo
Kabushikigaisha, dan kemudian berganti nama menjadi Nikon Corporation pada
tahun 1988.
Selama pabrik dengan jumlah karyawan 23.000 karyawan, penyediaan barang-barang seperti teropong, lensa, pemandangan bom, dan periskop dengan militer Jepang.
Nikon membuat beberapa SLR digital pertama (DSLR) sebagai proyek penelitian untuk untuk memproduksi kamera digital SLR berdasarkan film Nikon tubuh yang ada, Nikon mer menggunakan sebuah film (kemudian disebut " pertama yang memiliki kualitas gambar yang memadai dan cukup rendah harga untuk beberapa profesional (terutama jurnalis foto dan fotografer olahraga) untuk menggunakannya sebagai pengganti SLR film.
b. Divisi- divisi Nikon Corporation tahun 2010 Tabel 2.4 Divisi-divisi Nikon Corporation
Jabatan Nama
Dewan direksi dan auditor perusahaan
Perwakilan Direksi
- R. Direktur Utama Michio Kariya
-
R. Wakil Direktur Makoto Kimura Standing Corporate Auditor
1. Mamoru Kajiwara 2. Yoshiyuki Nagai
Corporate Auditor 1. Toyoshi Nakano 2. Susumu Kani 3. Masatoshi Kamijo
Senior Executive Officer 1. Kyoichi Suwa 2. Kazuo Ushida
(40)
Executive Officer 1. Kawai Yoshimichi 2. Masami Kumazawa 3. Yasuyuki Okamoto 4. Norio Hashizume
Operating Officer 1. Koji Morishita 2. Toshikazu Umatate 3. Kunio Kawabata 4. Tsuneo Kosaka 5. Kazuyuki Kazami 6. Kenichi Kanazawa 7. Hiroshi Ohki 8. Takaharu Honda 9. Tsuneyoshi Kon 10. Nobuyoshi Gokyu 11. Tomohide Hamada 12. Masao Nakajima 13. Osamu Shimoda
Sumber : www.nikon.com
c. Nikon School Indonesia
Nikon School Indonesia merupakan perwakilan dari Nikon Jepang yang memberi edukasi fotografi. Nikon School Indonesia, disingkat NSI, adalah sebuah lembaga pendidikan resmi dengan dukungan dari Nikon Indonesia. NSI berdiri tahun 2008 dan bukan merupakan kelanjutan atau cabang dari lembaga pendidikan fotografi lain yang sudah berdiri sebelum tahun 2008.
NSI berpusat di Jakarta dan saat ini telah memiliki cabang di beberapa kota besar Indonesia, seperti Yogyakarta, Batam, Surabaya, dan direncanakan pada kota-kota lain yang dianggap cukup potensial dalam perkembangan dunia fotografi nasional seperti salah satunya adalah Medan.
Tujuan NSI, yaitu memberikan pengertian hakikat fotografi yang benar, serta keterampilan praktis fotografi digital kepada para siswa, sensual dengan level yang diikutinya, baik fotografi sebagai hobi ataupun yang nantinya akan dikembangkan sebagai profesi.
II.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang
II.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan a. Sasaran yang akan diwadahi
(41)
untuk kepentingannya, yaitu masyarakat umum, masyarakat penggemar fotografi, lembaga pemerintahan, dan lembaga Swasta.
b. Kegiatan Seni Fotografi
Ada 3 (tiga) fungsi utama yang menyangkut kegiatan fotografi, yaitu : comersial, kegiatan ini menyangkut jasa pemotretan, penjualan alat-alat atau produk fotografi, community , kegiatan ini menyangkut seminar fotografi, pameran fotografi, lomba fotografi dan klub fotografi, dan training , termasuk didalamnya kegiatan pelatihan berupa kegiatan pendidikan.
Kegiatan fotografi yang dimaksud disini adalah kegiatan fotografi yang berhubungan dengan kegiatan apresiasi dan prestasi para fotografer dan peminat fotografi, kegiatan ini diantaranya:
− Penjualan dan penyewaan
Kegiatan yang melayani penjualan dan penyewaan alat-alat perlengkapan fotografi secara lebih lengkap dengan didukung oleh display perangkat fotografi.
− Jasa
Suatu bentuk kegiatan yang memberikan pelayanan dibidang jasa foto.
− Pameran Fotografi
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat umum peminat fotografi dan para fotografer untuk memamerkan hasil karyanya. Dalam momen ini karya-karya pemotretan akan disikapi oleh masyarakat dan peminat sebagai ungkapan ataupun respon terhadap seni.
− Workshop / seminar fotografi
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi, pendidikan, dan pelatihan kepada masyarakat umum, fotografer, dan juga peminat fotografi. Pengenalan dunia fotografi secara global untuk menarik minat masyarakat umum sehingga menimbulkan pemikiran akan arti pentingnya dunia fotografi dalam kehidupan.
− Lomba Foto
Kegiatan ini sering dilakukan oleh organisasi sosial masyarakat atau perusahaan komersial. Nikon sendiri rutin melakukan acara Nikon
Photo
Contest yang rutin dilakukan setiap 3 Bulan sekali.
− Pendidikan
Berupa pelatihan / kursus fotografi yang sifatnya informal yang dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai fotografi seperti dimulai
(42)
dari pengenalan jenis-jenis fotografi, jenis-jenis kamera untuk setiap jenis fotografi hingga bagaimana cara pengambilan gambar yang baik agar dihasilkan sebuah foto/ gambar yang memiliki nilai jual dan nilai seni yang tinggi.
− Informasi
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk informasi tentang dunia fotografi dan perkembangannya baik yang ada di Indonesia maupun yang ada diluar negeri.
− Klub Fotografi
Klub fotografi merupakan kumpulan dari para penggemar dan peminat fotografi pada suatu daerah untuk berkumpul, bertukar informasi dan meningkatkan keterampilan seni fotografi.
II.4.2 Deskripsi Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Tabel 2.5 Kegiatan dan kebutuhan ruang
Kelompok Kegiatan
Unit Kegiatan Pengguna Lingkup Kegiatan Kebutuhan Ruang
Zoning
Penerimaan Penerima Pengunjung Datang, bertanya,
melihat-lihat, membeli tiket, menunggu Hall penerima R.duduk R.informasi Tiket box Publik
Pengelola mengambil uang
Memberi informasi, membeli tiket
Kegiatan Utama
Penjualan Pengunjung Menitipkan barang
bawaan, Melihat-lihat peralatan fotografi, membeli
R. Penitipan
barang R. Display R. Kasir R. Karyawan Gudang Publik
Pengelola Melayani pengunjung,
menyimpan dan bongkar muat barang, istirahat
(43)
Penyewaan Pengunjung Menitipkan barang bawaan, Melihat-lihat peralatan fotografi, menyewa peralatan fotografi, mengembalikan peralatan fotografi, membayar R. penitipan barang R. display R. penyewaan R. pengembalian Kasir Gudang Publik
Pengelola Melayani pengunjung,
menyimpan dan bongkar muat barang, istirahat
Service Kamera
Pengunjung Konsultasi,
menyerahkan kamera, mengembalikan kamera, membayar R. customer Service R. Repairing Service R. Finishing Service Publik
Pengelola Melayani pengunjung,
Perbaikan Kamera
Jasa Advertising
Pengunjung Menunggu, Pemotretan R. tunggu
klien Studio R. Tim kreatif R. Rapat R. Pimpinan R. Administrasi R. Pimpinan Semi Publik
Pengelola Merancang grafis,
Rapat, Memimpin perusahaan, Tata usaha, Memimpin produksi Konsultasi Bisnis Fotografi
Pengunjung Menunggu, konsultasi,
membayar jasa R.Tunggu R. Konsultasi R. Administrasi Semi Publik
Pengelola Konsultasi, bekerja
Studio Foto Pengunjung Mendaftar, Mengganti
Pakaian, Merias Wajah, Pemotretan Resepsionis R. Ganti R. Rias Studio R. Penyimpanan R. Kasir R. Pengelola Publik
Pengelola Menyimpan gambar,
Mengambil Foto, Mengelola usaha, Mendesign / konsultasi,
(44)
Rapat R. Design Rapat
Kegiatan Pendukung
Pameran Pengunjung Melihat –lihat foto,
membeli foto
Lobi
R. Pamer foto Gudang
Publik
Pengelola Menerima pengunjung,
melayani pengunjung, menyimpan foto
Seminar/ workshop
Pengunjung Mengikuti acara Lobi
R. serbaguna R. Panel R. Kontrol R. persiapan Pantry Gudang Semi Publik
Pengelola Menyiapkan peralatan,
Menyediakan makanan,
menyiapkan diri, menyimpan peralatan
Pendidikan Pengunjung Mendaftar, mengikuti
kelas, mengikuti studio, mengedit foto, mencuci foto, memamerkan foto
R. Kelas Studio
Lab. Komputer R. cuci cetak
R. Audio Visual
Galeri
R. Tata Usaha R. Staff Pengajar
Privat
Pengelola Melayani pendaftaran,
memberikan pengajaran, rapat
Perpustakaan Pengunjung Menitipkan barang
bawaan, membaca, meminjam dan mengembalikan buku, memfotocopy, mengakses internet R. Penitipan barang R. Baca R. Koleksi Buku R. Peminjaman & Pengambalian R. Wifi Fotocopy Semi Publik
Pengelola Melayani pengunjung,
Menyimpan dan bongkar muat barang
(45)
Gudang
Pengelola Dewan direksi
dan auditor perusahaan Perwakilan Direksi Bekerja, rapat, menerima tamu R. Perwakilan direksi R. Direksi R. Standing Corporate Auditor R. Corporate Auditor Privat
Direksi Bekerja, rapat
Standing Corporate Auditor Bekerja, rapat Corporate Auditor Bekerja, rapat
Officers President Bekerja, rapat,
menerima tamu R. President R. Executive Vice President R. Senior Executive Officer R. Executive Officer R.Operating Officer R. Rapat R. Tamu Pantry Executive Vice President Bekerja, rapat Senior Executive Officer Bekerja, rapat Executive Officer Bekerja, rapat Operating Officer Bekerja, rapat
Pelengkap ATM Center Pengunjung Mengambil Uang R. ATM
Center Publik R. Sekretariat Medan Photography Club
Ketua Klub Bekerja R. Ketua Klub
R. Bendahara Klub R. Sekretaris Klub R. Anggota Klub R. Diskusi Privat Bendahara Klub Mengatur keuangan klub Sekretaris Klub Mengatur Jadwal Kegiatan Klub Anggota Klub Berbagi Informasi
Cafe Pengunjung Makan, Membayar R. Makan
Kasir R. Saji Dapur
Gudang
Publik
Pengelola Melayani pengunjung,
memasak
Coffee Shop Pengunjung Makan, Membayar R. Makan
Kasir Dapur
Semi Publik
Pengelola Melayani pengunjung,
(46)
Deskripsi Kebutuhan Ruang
Fasilitas penjualan dan penyewaan alat-alat fotografi
Showroom untuk berbagai macam jenis kamera Nikon dan perlengkapan fotografi.
− Tersedia juga fasilitas untuk display kamera dimana pengunjung dapat mencoba untuk menggunakan kamera, fasilitas ini dilengkapi dengan objek berukuran mini yang digunakan sebagai sasaran dari foto.
− Tersedia teropong corner, dimana pengunjung dapat menggunakan teropong dengan sasaran view sungai Deli.
Layanan dan pusat perbaikan
Retail untuk penjualan berbagai jenis kamera dan aksesoris merk lain.
10 Brand kamera yang akan dipilih adalah 10 brand kamera terfavorit dikalangan fotografer seperti :
Gudang
Service Pemelihara
gedung Cleaning service, Staff Merawat gedung, membersihkan setiap ruangan, mengatur operasional gedung, bongkar muat barang, memperbaiki peralatan
R. peralatan Gudang Loading dock Toilet
Utilitas Staff Pengaturan teknis
bangunan
R. PABX R. AHU R. chiller R. lift
R. panel listrik
R. trafo/ genset R. pompa Ground reservoir T.pembuanga n sampah
Security Satpam
Menjaga keamanan, mengontrol keamanan didalam gedung, istirahat Pos keamanan R. kerja R. operator CCTV
(47)
Fasilitas Pelayanan Jasa Fotografi Advertising (biro iklan)
Ruang untuk memberikan pelayanan di bidang Advertising (biro iklan), dimana fasilitas ini menyediakan studio foto yang akan digunakan untuk foto produk dan juga menyediakan fasilitas sewa foto yang nantinya akan digunakan pada disain sebuah produk. Bentuk keluaran disain dapat berupa baliho, kalender, spanduk, company profile, poster serta iklan di media cetak.
Gambar 2.6 Beberapa contoh hasil disain Fasilitas advertising
Salon dan studio foto
Digunakan untuk foto keluarga, wisuda, baby & kids dan couple/ remaja. Theme Photo Studio
Ada 5 jenis theme photo studio yang akan disediakan yaitu : - Japanese Style
Disain Studio
Canon
Sony
Olympus
Samsung
Casio
Pentax
Panasonic
Kodak
Fuji(48)
Gambar 2.7 beberapa contoh disain Japanese Style Studio
Pakaian yang disewakan
Gambar 2.8 beberapa contoh Pakaian yang disewakan
- Western Style
Disain Studio
(49)
Pakaian yang disewakan
Gambar 2.10 beberapa contoh Pakaian yang disewakan
- Halloween Style
Disain Studio
Gambar beberapa contoh disain Halloween Style Studio
Gambar 2.11 beberapa contoh disain Halloween style studio
Pakaian yang disewakan
(50)
-
Korean Style
Disain Studio
Gambar 2.13 beberapa contoh disain Korean Style Studio
Pakaian yang disewakan
Gambar 2.14 beberapa contoh Pakaian yang disewakan
- Winter Style
(51)
Pakaian yang disewakan
Gambar 2.16 beberapa contoh Pakaian yang disewakan
Wedding Studio
Ruangan yang menyediakan fasilitas foto prewed outdoor dan indoor serta video prewed.
Konsultasi Bisnis Fotografi
Ruang yang digunakan untuk konsultasi mengenai bisnis fotografi seperti pembuatan salon dan studio serta wedding photography.
Fasilitas Pameran Galeri Foto
Ruang yang digunakan untuk memamerkan :
− Karya-karya fotografer Medan seperti Iskandar Leonardi, Petrus Loo dan Johnny Siahaan. Foto – foto mereka akan dipamerkan setiap 3 bulan sekali selama 3 hari.
− Hasil Hunting foto Klub-klub fotografi yaitu untuk klub Medan Photography Center dan Toba Photographer Club yang memiliki intensitas hunting foto lebih sering dibandingkan klub fotografi lainnya. Foto- foto tersebut akan dipamerkan setiap 2 bulan sekali selama 5 hari.
− Foto-foto pada Nikon Photo Contest akan dipamerkan setiap 6 bulan sekali selama seminggu yang berguna untuk mengambil voting dari pengunjung.
− Foto-foto pada acara lomba-lomba fotografi di Medan
− Karya- karya dari murid-murid Nikon School Indonesia yang rutin dilakukan setiap 2 x dalam seminggu selama 2 hari.
Fasilitas Seminar
Fungsi-fungsi dari ruang seminar adalah dapat digunakan sebagai :
− Ruang untuk kegiatan workshop-workshop fotografi dengan mendatangkan fotografer professional.
(52)
− Ruang untuk penjurian acara Nikon Photo Contest yang akan dilakukan 6 bulan sekali.
− Ruang untuk penjurian acara-acara lomba fotografi Medan.
− Tempat untuk mengadakan Launching produk-produk Nikon terbaru.
− R. Audio Visual untuk fasilitas Nikon School Indonesia, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang rutin dilakukan 1 x dalam sebulan.
Fasilitas Pendidikan Fotografi, terdiri atas : Ruang Kelas
Ruang yang digunakan untuk proses pengajaran fotografi, ruang kelas terbagi atas 8 kelas yaitu kelas Basic, kelas Intermediate, Kelas Advance, kelas Profesional yang terbagi menjadi 4 kelas, pembagian berdasarkan klasifikasi fotografi yaitu Fotografi Alam (Nature/ Landscape), Fotografi Satwa, dan Fotografi Jurnalistik, fotografi fashion dan Fotografi Interior.
1. Basic
Mempelajari teknik mengoperasikan kamera dan fungsi tool/feature, dasar-dasar lighting, serta komposisi dasar-dasar. Selama 14 x Pertemuan. Dengan durasi setiap pertemuan 2 Jam.
2. Intermediate
Mendalami teknik dasar fotografi, yang meliputi: mengoptimalkan kemampuan kamera, lighting, komposisi, decisive moment, angle of view, depth of field, selective focus, dan moving effect. Selama 14 x Pertemuan, dengan durasi setiap pertemuan 2 Jam.
3. Advanced
Mengupas konsep pemotretan menjadikan fotografi sebagai media komunikasi visual, meliputi: fotografi konseptual, foto bertema, pesan di balik foto, dampak warna, penciptaan suasana, karakter obyek. Pemotretan dilakukan di outdoor dan studio. Selama 10 x Pertemuan, dengan durasi setiap pertemuan 3 Jam. 4. Professional
Khusus bagi yang berminat menekuni fotografi sebagai profesi. Pelatihan berlangsung selama 10 x pertemuan dengan durasi setiap pertemuan 4 Jam. Pelatihan difokuskan pada jenis-jenis fotografi, seperti:
Fotografi Alam (Nature/ Landscape)
Beberapa peralatan yang digunakan untuk mendapatkan foto landscape yang lebih baik:
(53)
- ND filter
- Graduated ND filter, lihat disitu ttg Graduated Natural Density (Grad ND): What, How, & When
- Graduated color filter
- Bubble level jika tdk ada grid pada view finder atau gunakan focusing screen dgn grid, sangat membantu untuk mencapai levelnya horizon.
Gambar 2.17 contoh hasil Fotografi Alam
Fotografi Satwa
Tips dan Trik untuk mendapatkan Fotografi Fauna yang menawan : 1. Gunakan Perlengkapan yang Tepat
Jika memotret atau mengamati binatang di alam bebas, kenakanlah pakaian dan tas kamera ( jika sambil mengenakan tas ) yang samaran dan senada dengan lingkungannya agar kedatangan kita tidak kentara. 2. Menonjolkan Objek
Setting-lah kamera dengan modus Aperture Priority (AP) dan pilih rana/diafragma lebar ( sekitar f/4 atau f/5.6 ) untuk memburamkan
background dan menonjolkan objek. Dengan modus AP tersebut,
kamera akan mengatur kecepatan rana, yang bisa naik/turun secara drastis sesuai dengan perubahan cuaca dan tingkat pencahayaan selama pemotretan.
3. Zoom in dan Isi Frame
Untuk mendapatkan foto fauna terbaik, gunakanlah lensa zoom telefoto dengan jarak fokus sekitar 100mm-400mm. Jarak fokus ini cocok untuk mengabadikan foto hewan karena kita bisa melakukan zoom in dan out dari kejauhan.
(54)
Dan agar gambar tetap tajam saat memotret tanpa tripod, pastikan kecepatan rana lebih cepat daripada jarak fokus lensa. Artinya, jika kita melakukan zoom pada 300mm, maka bidiklah dengan kecepatan 1/300 detik atau lebih cepat, dan tingkatkan nilai ISO kalau diperlukan.
5. Kecepatan Rana Lebih Cepat
Lebih baik membekukan gerakan binatang dengan kecepatan rana tinggi daripada harus menurunkan ISO dan menggunakan kecepatan rendah. Noise tidak akan jadi masalah jika gambar yang didapat sangat jelas.
Gambar 2.18 Contoh hasil Fotografi Satwa
Fotografi Jurnalistik Ciri-ciri foto jurnalistik:
1.Memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri. 2.Melengkapi suatu berita/artikel.
3.Dimuat dalam suatu media.
Nilai suatu foto ditentukan oleh beberapa unsur:
Foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Spot news : Foto-foto insidential/ tanpa perencanaan. (ex: foto bencana, kerusuhan, dll).
2. General news : Foto yang terencana (ex : foto SU MPR, foto olahraga). 3. Foto Feature : Foto untuk mendukung suatu artikel.
4. Esai Foto : Kumpulan beberapa foto yang dapat bercerita
.
5. Kepentingan. 6. Human Interest.7. Universal.
1. Aktualitas2. Berhubungan dengan berita 3. Kejadian luar biasa
(55)
Gambar 2.19 Contoh hasil Fotografi Jurnalistik
Fotografi Interior
Sarana dan kelengkapan standar untuk pemotretan interior yang mengandalkan cahaya alami matahari di antaranya adalah:
− Dua kamera SLR 35 mm
− Sebuah lensa zoom 20 - 35 mm dan sebuah lensa PC 28 mm.
− Sebuah tripod kamera yang cukup kuat dan kabel release.
− Pengukur cahaya (flash meter)
− Beberapa rol film berbutir halus, baik slide maupun negatif.
− Reflektor yang terbuat dari styrofoam.
Gambar 2.20 Contoh hasil Fotografi Interior
Fotografi Fashion
Fotografi produk fashion, yang biasanya milik seorang perancang. Apakah itu pakaian, topi, sepatu, syal, atau apapun yang berhubungan dengan seorang perancang, maka itu disebut sebagai fotografi fashion. Fotografi
beauty biasanya sangat menekankan pada komposisi close-up, sedada
(56)
Gambar 2.21 Contoh hasil Fotografi Fashion
Laboratorium Komputer
Ruang yang digunakan untuk pengajaran digital fotografi Perpustakaan
Ruang Koleksi Ruang Baca Ruang Administrasi Loker
Kantor Pengelola
Dewan direksi dan auditor perusahaan
− Perwakilan Direksi
− Direksi
− Standing Corporate Auditor
− Corporate Auditor Officers
− Senior Executive Officer
− Executive Officer
− Operating Officer Pengelola pendidikan
− R. Direktur Khusus
− R. Kepala Bagian
Administrasi
Keuangan
Pendidikan(57)
− R. rapat
− Pantry Fasilitas Penunjang
ATM Center Ruang Informasi
Ruang Sekretariat Medan Photography Club Café
Servis
Ruang Mekanikal Elektrikal
II.4.3. Deskripsi Persyaratan dan kriteria ruang
Fasilitas utama Pusat Fotografi Medan adalah sebagai berikut: 1. Fasilitas Galeri
Adalah suatu fasilitas berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual arts atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik. Berdasarkan studi banding hal tersebut dapat dicapai melalui perbedaan luasan ruang.
Faktor-faktor dalam mengkomunikasi karya-karya visual arts yang berhubungan langsung dengan manusia harus memperhatikan:
Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.
Tabel 2.6 Standar kenyamanan pandangan mata terhadap objek
Tinggi rata-rata
Pandangan mata
Pria
165 cm
160 cm
Wanita
155 cm
150 cm
Anak-anak
115 cm
100 cm
(58)
Gambar 2.23 Sudut Pandang Lukisan
Kemampuan gerak anatomi leher pengujung manusia, yaitu sekitar 30º
ke atas dan 40º ke bawah/ke samping sehingga dalam
mengapresiasikan suatu karya selalu dalam posisi badan/leher yang
nyaman.
Gambar 2.24 Kemampuan gerak anatomi manusia
Pencahayaan yang dapat membangkitkan emosi pengunjung dan
meningkatkan kualitas presentasi suatu karya fotografi yang diterima
oleh pengunjung.
Gambar 2.25 Sistem Pencahayaan Menggunakan Pencahayaan Tidak Langsung dan Spotlight Sumber : Neufert
(59)
Pola Sirkulasi Galeri
Beberapa tipe sirkulasi yang dapat digunakan :
a. Sequential Circulation
sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan
benda seni yang dipamerkan satu per satu menurut ruang pamer yang
berbentuk ulir maupun memutar sampai akhirnya menuju entrance area
pertama memasuki galeri tersebut.
Gambar 2.26 Pola Sequential Circulation Sumber : John Callender and Joseph De Chiara, hal 797)
b. Random Circulation
Yaitu sirkulasi yang mana pengguna dapat memilih jalannya sendiri
dari bentuk ruang tanpa adanya batasan dinding pemisah ruang.
Gambar 2.27 Pola Random Circulation
Sumber : John Callender and Joseph De Chiara, hal 797)
c. Ring Circulation
Yaitu sirkulasi yang memiliki dua alternatif, ini lebih aman karena
memiliki dua rute untuk menuju keluar.
(60)
d. Radial Circulation (menyebar)
Disini pengunjung tidak diarahkan untuk menuju suatu ruang
tertentu, tetapi pengunjung bebas melihat barang yang didisplay
sesuai dengan keinginan.
Gambar 2.28 Pola Radial Circulation
Sumber : John Callender and Joseph De Chiara, hal 797)
e. Linear Bercabang
Sirkulasi pengunjung tidak terganggu, pembagian koleksi jelas dan
pengunjung bebas melihat koleksi.
Gambar 2.29 Pola Linear Bercabang
Sumber : John Callender and Joseph De Chiara, hal 797)
2. Fasilitas Seminar/ workshop
Komponen utama pada sebuah ruang seminar.
•
Auditorium/stage
•
Ruang publik
•
Backstage
(61)
Dari ketiga komponen tersebut yang paling berpengaruh terhadap
keberlangsungan suatu performing adalah auditorium/stage. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam auditorium/stage ini adalah:
a. Garis pandangan (sight lines)
Garis pandangan ini adalah untuk mendapatkan pemandangan
penonoton yang jelas, bebas dari halangan dan terbuka.
Gambar 2.30 Garis Pandang Penonton
Keterangan :
P : titik pandang terendah dan berdekatan pada panggung yang dapat
dilihat jelas oleh penonton. Jika panggung dapat dinaikan (600-1100
mm) dari lantai terendah auditorium maka P adalah setting line dari
pertunjukan. Setting line pertunjukan tidak boleh lebih dari 600 mm dari
lantai panggung. Jika terdapat orchestra pit maka P adalah kepala
konduktor orkestra.
HD: jarak horizontal antar mata penonton tepat dibelakangnya, dimana
berhubung dengan ruang antar baris kursi (760-1150).
EH : tinggi mata normal 1120 mm diatas lantai dibawahnya, titik mata ini
akan tergantung pada dimensi kursi.
E : jarak antara pertengahan mata dengan kepala bagian atas, diambil
100 m. Untuk kepastian pemandangan yang jelas/ terbuka min 125 mm
D : jarak antara penonton di baris depan dengan P. Lebih dekatnya
baris pertama dengan stage mengakibatkan rendahnya posisi lantai
penonton.
b. Pengaturan kursi auditorium
Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan kenyamanan penonton
pada suatu pertunjukan.
(1)
VI.14 AKSONOMETRI RENCANA SANITASI DAN ELEKTRIKAL
(2)
VI.15 EKSTERIOR
6.15 Tampak Jl. Palang Merah
(3)
VI.16 INTERIOR
(4)
VI.17 Maket
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Antoniades, Anthony C, 1990. Poethic of Architecture Van Nostrand Reinhold. New York Badan Pusat Statistik Medan (2009) Medan Dalam Angka
Broadbent, Charles, Geoffrey/ Bunt, Richard/ Jencks, 1980. Sign, Symbol, and Architectrue, New York
Broadbent, Geoffrey, 1995. Design In Architecture
Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Chiera, Jhon, dan Mc.Graw Hill, Time Saver Standart for Building Type
Frick, Heinz., dan Pujo. L. S., 2007, Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas Bangunan 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Jenks, Charles, The Language of Post Modern Architecture
Jimmy S. Juwana. 2004. ”Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan” . Jakarta : Gelora Aksara Pratama
Massardi, Noorca Marendra, 2003, Perkembangan Dunia Fotografi. Telset Magazine Neufert, Ernst and Peter. 2000. Neufert Architects’ Data Third Edition. UK : Blackwell Publishing.
Neufert, Ernst. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta : Erlangga. ( Alih Bahasa oleh Sjamsu Amril )
Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek Edisi 33 Jilid 1. Jakarta : Erlangga. ( Alih Bahasa oleh Sunarto Tjahjadi )
Poerwadaminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka Snyder, James C dan Anthony J. Cattanese, Introduction of Architecture
Soelarko, R.M. 1993, Motif untuk foto anda. Semarang : Dahara Prize wib pada 13 Agustus 2010 pukul 09.00 wib
,
(6)
07.00 wib
08.00 wib
, diunduh
pada 16 Agustus 2010 pukul 10.00 wib
www. Tripod.com, Encyclopedia Britannica , diunduh pada 10 Agustus 2010 pukul 10.00 wib