KAPASITAS FUNGSIONAL DAN KUALITAS HIDUP

HUBUNGAN KAPASITAS FUNGSIONAL
DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA WANITA
OSTEOARTRITIS LUTUT DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016
Asyifa Robiatul Adawiyah
140510037
Penguji :
1. Prof. Dr. Tri Budi W Rahardjo, drg. MS
2. Dr. Tri Suratmi, M.Pd
3. dr. Noegroho Iman Santosa, SKM

TESIS
PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)

PENDAHULUAN (I)
1.
2.
3.
4.
5.


Latar Belakang
Rumusan Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

Latar Belakang
Proporsi Populasi Usia 60 tahun Keatas

2015
2050

Sumber: WHO World Report on Ageing and Health, 2015

Umur Harapan
Hidup Meningkat

keberhasilan
pencapaian
pembangunan nasional

bid. Kesehatan

Dapat memperbaiki
kualitas hidup 
berdampak pada
UHH

WASPADA: Indonesia
akan menghadapi
tiga beban

(1) Meningkatnya angka kelahiran, (2)

beban penyakit menular/tidak
menular, (3) peningkatan Angka
Beban Tanggungan kelompok
produktif  tidak produktif

10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
No.


Jenis Penyakit

Prevalensi Menurut Kelompok Umur (%)
55-64 tahun

65-74 tahun

75+ tahun

1

Hipertensi

45.9

57.6

63.8


2

Artritis

45.0

51.9

54.8

3

Stroke

33.0

46.1

67.0


4

PPOK

5.6

8.6

9.4

5

Diabetes Melitus

5.5

4.8

3.5


6

Kanker

3.2

3.9

5.0

7

PJK

2.8

3.6

3.2


8

Batu Ginjal

1.3

1.2

1.1

9

Gagal Jantung

0.7

0.9

1.1


10

Gagal Ginjal

0.5

0.5

0.6

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Riskesdas, 2013

Prevalensi Artritis di Indonesia
Riskesdas 2013, Prevalensi menurut umur:
15-24 (7,0%)
25-34 (16,1%)
35-44 (26,9%)




45-54 (37,2%)
55-64 (45,0%)
65-74 (51,9%)

tahu

, %

Riskesdas 2013, Prevalensi menurut jenis kelamin:
Laki-laki

(21,8%)

Perempuan (27,5%)

Prevalensi osteoartritis di Indonesia

Pada umur >65 tahun
osteoartritis lebih
banyak diderita oleh


wanita

Sumber: Handayani, 2008; Soenarto, 1994)

Prevalensi menurut provinsi,
Indonesia 2013
35,0%

33,1%

32,1%

30,0%

30,0%
26,9%

25,0%
20,0%

15,0%

1

2

3

Jawa Barat

Bali

10,0%

4

5,0%
0,0%
Nusa
Tenggara
Timur

Jawa Timur

Sumber: Riset Kesehatan Dasar, 2013

Prevalensi osteoartritis di RSUD
Kota Bekasi

Tahun
2015
2014
2013

Persentase
16%
12,5%
11,2%

78,6% adalah

perempuan
dengan rentang
usia 50-81

tahun

Tentang Osteoartritis:
OA dapat menimbulkan nyeri kronik, disabilitas,
mempengaruhi kualitas hidup

Belum ada terapi yang dapat menyembuhkan OA

Penatalaksanaan ditujukan pada: (1)pengendalian
nyeri, (2)memperbaiki gerak dan fungsi sendi,
(3)Meningkatkan kualitas hidup
Sumber: Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014

Rumusan Masalah dan
Pertanyaan Penelitian
Dengan prinsip dari
penatalaksanaan OA tersebut,
maka penulis ingin menganalisis
tentang hubungan kapasitas
fungsional dengan kualitas
hidup wanita lansia osteoartritis
di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Bekasi tahun 2016.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum

• Mengkaji hubungan kapasitas
fungsional dengan kualitas hidup wanita
lanjut usia dengan osteoartritis lutut di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi

Tujuan Khusus
Mengkaji Hubungan:

1.
Wanita lansia
osteoartritis
lutut di
Rumah Sakit
Umum
Daerah Kota
Bekasi

4.

Karakteristik pasien dengan indeks osteoartritis

2.

Karakteristik dengan kapasitas fungsional

3.

Indeks osteoartritis dengan kapasitas
fungsional

Kapasitas fungsional dengan kualitas hidup

TINJAUAN PUSTAKA (II)
1.
2.
3.
4.
5.

Lanjut Usia
Osteoartritis
Kapasitas Fungsional
Kualitas Hidup
Kerangka Teori

Aspek yang dikenali pada sifat
penyakit pada lansia

Etiologi

Perjalanan
Penyakit

Diagnosis

Penurunan Sistem Endokrin dan
Muskuloskeletal pada lansia wanita

Esterogen terus
menurun,
Osteoartritis
mulai progresif

Osteoartritis
Esterogen
menurun

TGF-Beta pada
osteoblas dan
Nitrit Oxide (NO)
pada sel endotel
menurun

Bone marrow
stroma cell dan
sel mononuklear
meningkat
Absorpsireabsorbsi
kalsium di
ginjal
menurun

Terjadi
hipokalsemia

Mekanisme
umpan balik
 hormon
paratiroid
meningkat

Diferensiasi
dan maturasi
osteoklas
meningkat
IL-1, TNF-alpha,
IL-6, M-CSF
(mediator
inflamasi) naik

Reabsorbsi tulang
 OSTEOARTRITIS

Keadaan osteoartritis

Faktor patogenik dalam
Osteoartritis
Obesitas, anotomis
abnormal,
mikrofraktur dan
remodelling tulang,
hilangnya kestabilan
sendi, trauma

Stres
abnormal

Kartilago
abnormal

Penuaan, Penyakit
genetik dan
metabolik, inflamasi
Aktivitas sistem imun

Dampak Buruk pada
kartilago

Perubahan Biofisik

Perubahan Biokimia

Frakturnya jaringan kolagen
Proteoglikan mulai menghilang

Faktor Inhibitor berkurang
Enzim proteolitik meningkat

KERUSAKAN KARTILAGO

Klasifikasi Diagnosis Osteoartritis
Berdasarkan Kriteria American College of
Rheumatology (ACR)
Berdasarkan Kriteria Klinis:
• Nyeri sendi lutut
• dan paling sedikit 3 dari 6 kriteria di bawah ini:
• krepitus saat gerakan aktif
• kaku sendi < 30 menit
• umur > 50 tahun
• pembesaran tulang sendi lutut
• nyeri tekan tepi tulang
• tidak teraba hangat pada sinovium sendi lutut
Sensitivitas 95% dan Spesifisitas 69%.
Sumber: Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014

Kekuatan Hubungan dari berbagai
Jenis Faktor Risiko
Tipe Osteoartritis
OA Lutut

Kuat

Sedang

Kejadian OA
Usia, Wanita, Aktivitas Fisik,
Vitamin D,
Tingginya Indeks Massa Tubuh
Merokok,
dan densitas tulang, Trauma
Aligment
Sebelumnya, Terapi Sulih
Hormon

OA Panggul

Usia

OA tangan

Usia

Aktivitas
fisik,
tingginya
IMT
Aktivtas Fisik,
Tingginya
IMT

Lemah
Kekuatan otot
quadriceps, olah raga
atau aktivitas fisik yang
berlebihan
Trauma, Olahraga atau
aktivitas fisik yang
berlebihan
Jenis Pekerjaan,
Olahraga atau Aktivtas
fisik yang berlebihan

Sumber: Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014

Kapasitas Fungsional
Healthy Ageing

Sumber: World Report on Ageing and Health (28: 2015)

Grafik Hipotesis dari Kapasitas
Fungsional

A  Optimal
trajectory
B  Interrupted
trajectory
C  Declining
trajectory

Sumber: World Report on Ageing and Health (31: 2015)

Grafik Kapasitas Fungsional dan
Kapasitas Intrinsik

Osteoartritis

Sumber: World Report on Ageing and Health (32: 2015)

Kualitas Hidup
kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi
kehidupannya dalam lingkup budaya dan sistem nilai kehidupan
mereka serta dalam hubungan dengan tujuan, harapan dan
standar yang mereka anut (WHO,1991)

Elemen yang
mempengaruhi kualitas
hidup lansia
Perawatan yang
dilakukan

Dukungan
lingkungan

Lansia itu sendiri

Pengukuran Kualitas Hidup
menurut WHO
menurut Bowling dalam bukunya Research Methods in Health:
investigating health , yang paling memenuhi kriteria penilaian
kualitas hidup adalah kuesioner kualitas hidup dari WHO (World
Health Organization Quality of Life(WHOQOL))
(Yvoone, 2006; Wulandari DW, 2004; Bowling A. 1997)

Perkembangan WHOQOL
WHOQOL100

WHOQOLBREF

WHOQOLOLD

(tahun 1998)

(tahun 1998)

(tahun 2006)

Domain WHOQOL-OLD
Sensory Abilities

• fungsi sensorik, dampak hilangnya
kemampuan sensorik pada kualitas hidup

Autonomy

• kemandirian di usia tua , mampu atau bebas
untuk hidup mandiri dan mengambil
keputusan sendiri

Past, Present, and
Future Activities

• kepuasan tentang prestasi dalam hidup dan
hal-hal untuk menatap masa yang akan datang

Social Participation

• partisipasi dalam aktivitas sehari-hari,
terutama di masyarakat

Death and Dying

• keprihatinan , kekhawatiran dan ketakutan
tentang pandangan kematian

Intimacy

• Mampu memiliki seseorang dan menjalin
hubungan intim

Fisik

Psikis

KAPASITAS INTRINSIK (Intrinsic Capacity)
Usia
Jenis Kelamin
Trauma
obesitas
Lansia
Perempuan

Genetik

OSTEOARTRITIS
Nyeri

Kekakuan sendi

Menurunnya Fungsi Fisik

Mempengaruhi KAPASITAS FUNGSIONAL (Functional Ability)

Aktifitas Sehari-hari

KERANGKA
TEORI

Mempengaruhi

KUALITAS HIDUP

Aktivitas
Mental/sosial

BAB III
Kerangka Konsep
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
1.

Variabel Independen
Aktivitas Sehari-hari

Variabel Dependen

KERANGKA
KONSEP

1. Activity of Daily
Living
2. Instrument Activity
of Daily Living
Aktivitas Mental/Sosial

Karakteristik Pasien:

Indeks Osteoartritis:

1. Umur
2. Indeks Massa
Tubuh
3. Genetik
4. Status pernikahan
5. Pendidikan
6. Penghasilan
7. Pekerjaan
8. Rutinitas Olahraga
9. Penggunaan alat
bantu berjalan

1. Rasa nyeri
2. Kekakuan sendi
3. Komponen Fungsi
Fisik

Kualitas Hidup pasien
Wanita Lansia
1. Kemampuan sensoris
(sensory abilities)
2. Kemandirian
(autonomy)
3. Aktivitas pada masa
lampau, kini dan yang
akan datang (past,
present and future
activities)
4. Partisipasi sosial
(social participation)
5. Kematian dan sekarat
(death and dying)
6. Persahabatan dan
cinta kasih (intimacy)

Definisi Operasional
Umur

Indeks Massa
Tubuh (IMT)

Riwayat
Peyakit
Osteoartritis

Status
Pernikahan

Pendidikan

Penghasilan

Pekerjaan

Rutinitas
Olahraga

Penggunaan
alat bantu
berjalan

Indeks
Osteoartritis

ADL

IADL

Aktivitas
mental/sosial

Kualitas hidup

Details

METODE PENELITIAN
1.

Desain Penelitian

2.

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.

Populasi dan Sampel Penelitian

4.

Istrumen Penelitian

5.

Manajemen Data

6.

Analisis Data

Desain Penelitian
• Cross Sectional
Lokasi dan Waktu Penelitian
• RSUD Bekasi  Januari 2016-Mei 2016

Populasi dan Sampel
Penelitian
• Accidental Sampling

ANALISIS DATA
Analisis Univariat
• Data Numerik
• Data Kategorik

Analisis Bivariat

• Kategorik – kategorik  Chi Square
• Kategorik – Numerik  Uji T dan ANOVA
• Numerik – Numerik  Korelasi dan Regresi

Analisis Multivariat

• Kategorik + Numerik  Numerik (Analisis Regresi Linier
Ganda)

Alur Penelitian
Accidental
Sample di
Poli Bedah
dan Penyakit
dalam

Kriteria
inklusi dan
eksklusi

Inform
Consent

Wawancara
dan
observasi

Pengolahan
dan analisis
data

HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Karakteristik, Indeks Osteoartritis, Kapasitas
Fungsional, dan Kualitas Hidup Lansia Wanita
2. Hubungan Karakteristik dengan Indeks Osteoartritis
3. Hubungan Karakteristik dengan Kapasitas Fungsional
4. Hubungan Indeks Osteoartritis dengan Kapasitas
Fungsional
5. Hubungan Indeks Osteoartritis dengan Kualitas Hidup
6. Hubungan Kapasitas Fungsional, Osteoartritis dan
Karakteristik dengan Kualitas hidup Lansia Wanita

Gambaran Karakteristik, Indeks
Osteoartritis, Kapasitas
Fungsional, dan Kualitas Hidup
Lansia Wanita

Karakteristik Responden
Variabel
Umur
45-54 tahun
55-64 tahun
60-69 tahun
≥ 0 tahun
Total
Variabel
Riwayat Penyakit
Osteoartritis
Tidak ada
Ada
Total

Jumlah

Persentase

4
49
8
19
80

5,0
61,3
10,0
23,8
100,0

Jumlah

Persentase

13
67
80

16,3
83,8
100,0

Variabel
Indeks Massa
Tubuh (IMT)
18,5 – 25,0
25,1 – 27,0
>27,0
Total

Variabel
Pendamping
Hidup
Dengan
pasangan
Tanpa
pasangan
Total

Jumlah

Persentase

23
14
43
80

28,8
17,5
53,8
100,0

Jumlah

Persentase

48

60,0

32

40,0

80

100,0

Karakteristik Responden
Variabel
Pendidikan
Terakhir
Perguruan
tinggi
Lulus SMA
Lulus SMP
Lulus SD
Total

Jumlah

Persentase

19

23,8

31
22
8
80

38,8
27,5
10,0
100,0

Variabel
Jumlah
Penghasilan
≥ Rp. 2.900.000,46
< Rp. 2.900.000,34
Total
80
Penghasilan

Persentase
57,5
42,5
100,0

Karakteristik
Responden
Variabel
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Total

Jumlah

Persentase

46
34
80

57,5
42,5
100,0

Variabel
Rutinitas
olahraga
Melakukan
olahraga teratur
≥ kali/minggu/
30 menit
Tidak melakukan
olahraga teratur
27,0

Indeks Osteoartritis
Mean
SD
95% CI
66,99
61,01
71,05

Penelitian Health and
Nutrition Examination Survey
(HANES) I, ada hubungan
yang erat antara berat
badan dengan OA lutut.

p
value
14,22 60,84-73,13 0,012
5,60 57,78-64,25
10,01 67,97-74,14

Pengaruh dari kondisi
mekanik adalah tingginya IMT,
salah satu faktor resiko untuk
terbentuknya OA lutut.

Hubungan Pendidikan dengan Indeks
Osteoartritis (dalam persentase)
Pendidikan

Perguruan tinggi

Mean
63,43

Lulus SMA
Lulus SMP
Lulus SD

65,42
72,16
78,65

Eksplorasi Kao dan Tsai (2013)
pengalaman hidup lansia dengan
osteoarthritis: (1)ketidakpahaman
terhadap osteoarthritis, (2)efek
pada kehidupan sehari-hari,
(3)perlindungan dan
penanggulangan

Indeks Osteoartritis
SD
95% CI
p value
9,62
58,80-68,07 0,001
12,39
9,48
4,20

60,88-69,97
67,96-76,36
75,13-82,16

menggambarkan tingkat pendidikan
 memberikan banyak
pengetahuan tentang penyakit
osteoartritis termasuk cara
representasi penyakit dan keyakinan
tentang kontrol medis dan bedah
terhadap nyeri

Hubungan Rutinitas Olahraga dengan
Indeks Osteoartritis (dalam persentase)
Rutinitas Olahraga
Melakukan olahraga
teratur ≥ kali/ minggu/30
menit
Tidak melakukan olahraga
teratur 0,25  ≠
dapat dimasukan

asuk, jika se ara su sta si pe ti g

p value < 0,25  langsung masuk tahap multivariat

Variabel yang p
valuenya >0,05
dikeluarkan satu
persatu

6 Variabel dikeluarkan
satu per satu

Melakukan multivariat secara
bersamaan
Variabel Valid  p value 0,05
maka proses pencarian variabel yang masuk
model telah selesai

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Variable Independen
Umur
Indeks Massa Tubuh
Riwayat Penyakit
Osteoartritis
Pendamping Hidup
Pendidikan
Penghasilan
Pekerjaan
Rutinitas Olahraga
Penggunaan alat bantu
berjalan
Indeks Osteoartritis
Activity of Daily Living
Instrument Activity of
Daily Living
Aktivitas Mental Sosial
Kesejahteraan Individu

P value
0,0001
0,013
0,403
0, 090
0,0001
0,0001
0,0001
0,0001
0,0001

Keterangan
Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat
Tidak lanjut ke
multivariat
Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat

0,0001
0,0001
0,0001

Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat

0,0001
0,0001

Lanjut ke multivariat
Lanjut ke multivariat

Setelah melewati 6 kali tahap analisis maka
dapat diputuskan variabel yang dapat masuk ke
dalam model regresi adalah:
No Variabel

1. Umur Responden

Kolom B
Beta
R
Koefisien
Uji F
(Variabel in
Determinasi (p value)
Equation)
(R Square)
-5,433
-0,370 0,913
0,0001
0,834

2. Indeks massa tubuh

-3,934

-0,258

3. Pendamping hidup
4. Penghasilan
5. Pekerjaan

-4,148
-3,728

5,721

-0,152
-0,138
0,212

3,963
-2,143

0,188
-0,080

-0,049
-1,295
-9,232
-4,282

-0,042
-0,062
-0,309
-0,154

6. Rutinitas olahraga
7. Penggunaan alat bantu
berjalan
8. Indeks osteoartritis
9. ADL
10. IADL
11. Aktivitas mental sosial

Pada tabel Model
Summary terlihat
koefisien
determinasi (R
Square)
menunjukkan nilai
0,834 artinya
bahwa model
regresi yang
diperoleh dapat
menjelaskan
83,4% variabelvariabel dependen
kualitas hidup.

• Pada kotak ANOVA , kita lihat hasil
uji F yang menunjukkan nilai P
(sig) = 0,000, berarti pada alpha
5% kita dapat menyatakan bahwa
model regresi cocok (fit) dengan
data yang ada dan dapat diartikan
kedua variabel tersebut secara
signifikan dapat untuk
memprediksi variabel kualitas
hidup lansia wanita osteoartritis di
RSUD Kota Bekasi

Dari hasil di atas, persamaan regresi
yang diperoleh adalah:
Kualitas Hidup Wanita Lansia dengan Osteoartritis = 58,047 0,353Umur responden – 0,795 Indeks Massa Tubuh - 5,144
Pendamping hidup - 1,410 Pendidikan terakhir – 2,220
penghasilan + 2,777 Pekerjaan + 1,155 Rutinitas olahraga –
1,453 Penggunaan alat bantu berjalan + 0,052 Indeks
Osteoartritis + 0,563 ADL + 1,267 IADL + 0,190 Aktivitas Mental
Sosial + 0,570 Indeks kesejahteraan WHO

Kesimpulan
Terdapat sebelas variabel yang dapat memprediksi kualitas
hidup lansia wanita osteoartritis yaitu: umur responden,
indeks massa tubuh, pendamping hidup, penghasilan,
pekerjaan, rutinitas olahraga, penggunaan alat bantu berjalan,
indeks osteoartritis, Activity of Daily Living, Instrument
Activity of Daily Living, dan Aktivitas Mental Sosial.
Kesebelas variabel independen tersebut berkontribusi dan
dapat menjelaskan variasi variabel kualitas hidup sebesar

83,4% di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi.

Saran
1.

Osteoartritis berada pada posisi declining Capacity (kapasitas
yang mulai menurun). Tindakan yang perlu dilakukan pada
tahap tersebut adalah mulai mengintervensi dan membuat
sasaran pada kelompok lansia dengan periode kapasitas
yang menurun dan perlu penekanan yang berbeda.

2.

Selama tahap ini, penyakit mulai berkembang, dan
penekanan sistem kesehatan umumnya akan bergeser dari
pencegahan menjadi pengobatan untuk meminimalkan
dampak dari kondisi ini kepada kapasitas individu tersebut
secara keseluruhan.

3.

Oleh karena itu layanan kesehatan diperlukan untuk
membantu memberhentikan atau paling tidak
memperlambat penurunan kapasitas tersebut.

4.

Selanjutnya, peran lingkungan dalam memungkinkan
kapasitas fungsional akan menjadi sangat penting. Peran
lingkungan dalam memungkinkan perilaku sehat akan
terus menjadi penting untuk segmen ini pada populasi
yang lebih tua, namun penekanannya bisa berubah.
Misalnya, aktivitas fisik dapat dipromosikan lebih banyak
untuk membangun dan mempertahankan massa otot
dan keseimbangan untuk mengurangi risiko penyakit.

Terima kasih 