TERMINOLOGI PENDIDIKAN DALAM AL QURAN

TERMINOLOGI PENDIDIKAN
DALAM AL-QUR’AN
Kelompok 1

• Kelompok 1
• IMAM SHONHAJI
• DIANNATUL AIMMAH
• RACMANIA NUR AZIZA
• SACIK NURFADILAH
• NEVANDO RAHMAT

Pengertian Tarbiyah dalam AlQur’an
• Ayat :‫ن‬
‫ه نر‬
‫عا ممل ن م‬
‫مددمملممم م‬
‫بل يا ن‬
‫مم ب‬
‫ممل يا ن ن‬
‫مممي ي ن‬
‫ح ي‬

• Terjemah :”Segala puji bagi Allah, Dzat yang menguasai alam
semesta”.
• Tafsir Al-Banna :
• ‫مد د‬
‫ ا حل م ح‬artinya: pujian yang baik, sejauh pengertian orang yang
‫ح م‬
memuji (hamid) terhadap sifat-sifat yang dipuji (mahmud,
Allah). Apabila pengetahuan orang yang memuji luas, maka
pujiannya akan dilakukan dengan besungguh-sungguh. Oleh
karena itu kaum muslimin wajib bepengetahuan mendalam
agar pujiannya serius dan mampu mengungkap rahasia alam.
Dalam pujian tersimpan kekuatan dan keajaiban guna
mengetahui keagungan Allah yang menciptakan, yakni pujian
yang benar-benar timbul dari pemahaman hakiki, perasaan
hati dan perhitungan akal, tidak sekadar ikut-ikutan atau
rutinitas seremonial yang didapat dari warisan. Oleh karena itu,

• Ini adalah rahasia antara hak Allah untuk dipuji dan keMaha
kuasaanNya terhadap seluruh alam semesta.
• ‫ن‬

‫ب ال محعا ل ح م‬
‫( حر ب‬Rab al-‘Alamin) Al- Baidhowi berkata, asala kata
‫مي م ح‬
Al-Rab adalah berbentuk masdar, yang berarti pendidikan.
Yakni, memperbaiki sesuatu sedikit demi sedikit hingga
sempurna. Kemudian Allah disebut Al-Rab adalah untuk
menunjukkan kelebihanNya. Pemilik juga disebut al-Rab,
sebab dia dengan kepemilikannya memelihara dan
mendidiknya. Al-Rab juga boleh dinisbatkan kepada selain
Allah dengan syarat-syarat tertentu, atau keberadaannya
hanya majazi belaka.

Al-Raghib berkata, “Asal kata al-Rab adalah mendidik, yaitu
menumbuhkan suatu tahap demi tahap hingga sempurna.
Sedangkan al-Rab yang mutlak hanya Allah swt.”
• ‫ن‬
‫( ال محعا ل ح م‬al-‘alamin) Lafadh ‘alamin adalah jama’ plural) dari
‫مي م ح‬
kata ‘alam. Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa,
‘alamin adalah manusia,


• Tafsir Ayat ke-16 surat Al-Syu’ara
‫قااوم ااإ مل ح‬
‫ناا دفح‬
‫اا حفح‬
• 1. Ayat:‫ل‬
‫سو د‬
‫ب‬
‫مين ح‬
‫االاعحل ح م‬
‫ل حر ب‬
‫أاا اااتي حم ا اافمرااع حوم ح‬
‫اااننا حر د‬
• 2. Terjemah: ASY-SYURA "Dan orang-orang yang membantah-bantah tentang
(agama) Allah setelah (agama itu) diterima, perbantahan mereka itu sia-sia di
sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan mereka. Mereka
mendapat azab yang sangat keras.(QS. Asy-Syura ayat: 16)
• 3. Tafsir:
• Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang yang masih membantah
kebenaran agama Allah, sekalipun agama itu telah di terima baik oleh

masyarakat, akan sia-sia usaha dan bantahan mereka. Mereka itu dimurkahi
Allah karena keberanian mereka mengingkari kebenaran agama islam, mereka
di azab di hari kemudian karena keangkuhan mereka meninggalkan agama
yang hak yang dapat di buktikan kebenarannya. Diriwayatkan bahwa orangorang yahudi berkata kepada orang-orang mukmin, "Wahai orang-orang
mukmin! Kamu sekalian telah mengatakan bahwa mengambil dan menerima
yang sudah di perselisihkan. Kenabian Musa dan Kitab Taurat telah diterima
dan disepakati kebenarannya, sedangkan kenabian Muhammad masih
diperselisihkan dan dipersengketakan. Jadi agama yahudi yang pantas dan
layak diambil dan diterima untuk melumpuhkan alasan mereka itu. Allah
mengemukakan hujjah bahwa kewajiban beriman dan mempercayai kebenaran
Musa adalah karena adanya mukjizat yang diberikan Allah kepadanya yang
mewujudkan dan membuktikan kebenarannya.

• 1. Ayat ; Surah Al-Isra’ ayat 24
• ‫واحفض لهماجناح الد ل من الرحمة وقل رب ارحمهماكماربيني صغيرا‬
• 2. Terjemah; Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan
penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah
keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu
kecil.”
• 3. Tafsir

• Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin agar bersikap rendah
hati dan kasih sayang kepada kedua orang tua. Yang dimaksud dengan
rendah hati dalam ayat ini ialah menaati apa yang mereka perintahkan
selama perintah itu tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
agamna. Taat anak kepada orang tua merupakan tanda kasih sayang
dan hormatnya kepada mereka, terutama pada saat keduanya sangat
memerlukan pertolongan anaknya. Ditegaskan bahwa sikap rendah hati
itu haruslah dilakukan dengan penuh kasih sayang, tidak dibuat-buat
untuk sekedar menutupi celaan atau menghindari rasa malu pada
orang lain. Sikap rendah hati itu hendaknya betul-betul dilakukan
karena kesadaran yang timbul dari hati nurani. Diakhir ayat, Allah SWT
memerintahkan kepada kaum muslimin untuk mendoakan kedua ibu
bapak mereka, agar diberi limpahan kasih sayang Allah sebagai imbalan
dari kasih sayang keduanya dalam mendidik mereka ketika masih
kanak-kanak

• Dari ketiga ayat dalam Al-Qur’an tersebut dapat
kita ambil kesimpulan bahwa pengertian Tarbiyah
ialah Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang
berarti pendidikan. Secara umum, tarbiyah dapat

dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda,
yakni:
• 1. Rabaa-yarbuu yg bermakna namaa-yanmuu,
artinya berkembang.
• 2. Rabiya-yarbaa yg bermakna nasya-a, tara’ra-a,
artinya tumbuh.
3. Rabba-yarubbu yg bermakna aslahahu,
tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama ‘alaihi,
wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki,
mengurus, memimpin, menjaga dan
memeliharanya (atau mendidik).

• Makna tarbiyah adalah sebagai berikut:
• 1. proses pengembangan dan bimbingan, meliputi jasad, akal,
dan jiwa, yang dilakukan secara berkelanjutan, dengan tujuan
akhir si anak didik tumbuh dewasa dan hidup mandiri di tengah
masyarakat.
• 2. kegiatan yg disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan
hati, perhatian, bijak, dan menyenangkan (tidak membosankan).
• 3. menyempurnakan fitrah kemanusiaan, memberi kesenangan

dan kemuliaan tanpa batas sesuai syariat Allah SWT.
• 4. proses yg dilakukan dengan pengaturan yg bijak dan
dilaksanakan secara bertahap dari yg mudah kepada yg sulit.
• 5. mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan
metode yg mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
• 6. kegiatan yg mencakup pengembangan, pemeliharaan,
penjagaan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk,
bimbingan, penyempurnaan, dan perasaan memiliki terhadap
anak.

Pengertian Ta’lim dalam AlQur’an





. Tafsir Ayat ke-31 surat Al-Baqarah
1. Ayat:
‫ن‬

‫قا ن ن‬
‫ف ن‬
‫ة ن‬
‫ه د‬
‫ن‬
‫ؤل م‬
‫ما م‬
‫م ن‬
‫م ن‬
‫و ن‬
‫د م‬
‫ء ن‬
‫عنر ن‬
‫م ن‬
‫ص م‬
‫مل نئ مك ن م‬
‫ءادن ن‬
‫قي ن‬
‫ل أن يب مدئومنى ب مأ ي‬
‫ض د‬

‫ما ءن ك دل م ن‬
‫م ايل ن ي‬
‫ء إ من يك دن يت د ي‬
‫س ن‬
‫عنلى ال ي ن‬
‫ه ي‬
‫ها ث د م‬
‫س ن‬
‫عل م ن‬
‫م ن‬
‫ن‬
2. Terjemah : “ Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman,
“sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu, jika kamu memang orang-orang
yang benar.”
• 3. Tafsir

Ini adalah maqam dimana Allah menceritakan Adam dan memuliakannya atas
malaikat karena Dia mengajarinya sesuatu yang tidak diajarkan kepada malaika.
Allah berfirman, “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda)

seluruhnya,”maksudnya, nama-nama seluruh makhluk, baik yang besar maupun
yang kecil. Hal ini pun ditegaskan oleh hadist tentang syafa’atul ‘uzhma. Nabi saw.
Bersabda :
• “Lalu mereka datang kepada Adam seraya berkata, Engkau adalah bapak manusia,
Allah telah menciptakanmu dengan tangan kekuasaanNya, Dia membuat para
malaikat bersujud kepadam, dan Dia mengajarimu nama-nama seluruh perkara.”
(HR. Bukhari)

• Tafsir Ayat ke 2,4 surat Ar-Rahman
• ‫ن‬
‫م ال م د‬
‫قمرحءا ح‬
‫ع حل ن ح‬
• AR-RAHMAN "Yang telah mengajarkan Al-Qur'an. (QS. ArRahman ayat 2) Tafsir Pada ayat ini Allah yang Maha Pemurah
menyatakan bahwa Dia telah mengajarkan Al-Qur'an kepada
Muhammad saw yang selanjutnya diajarkan kepada umatnya.
• ‫ن‬
‫ه الب ححيا ح‬
‫م د‬
‫ع حل ن ح‬

• "Mengajarkannya pandai berbicara". (QS. Ar-Rahman ayat 4)
Tafsir Pada ayat ini mengungkapkan, sesudah Allah
menyatakan nikmat mengajarkan Al-Qur'an pada ayat yang
lalu, maka pada ayat ini Dia menciptakan jenis makhluk-Nya
yang terbaik yaitu manusia dan diajarinya pandai
mengutarakan apa yang tergores dalam hatinya dan apa yang
terpikir dalam otaknya, karena kemampuan berpikir dan
berbicara itulah Al-Qur'an bisa diajarkan kepada umat
manusia. Manusia adalah makhluk Allah yang paling
sempurna. Ia dijadikannya tegak,

• Sehingga tangannya lepas. Dengan tangan yang lepas, otak bebas
berpikir, dan tangan dapat merealisasikan apa yang dipikirkan oleh otak.
Otak menghasilkan ilmu pengetahuan, dan tangan menghasilkan
teknologi. Ilmu dan teknologi adalah peradaban, dengan demikian hanya
manusia yang memiliki peradaban. Lidah adalah organ yang terletak pada
rongga mulut. Organ ini, yang merupakan struktur berotot yang terdiri
atas tujuh belas otot yang memiliki beberapa fungsi. Fungi pengecap rasa
adalah salah satu fungsi lidah yang utama. Terdapat sekitar 10.000 titik
pengecap di lidah. Lidah juga berfungsi untuk turut membantu mengatur
bunyi untuk berkomunikasi. Lidah, dalam agama, hampir selalu dikaitkan
dengan hati, dan digunakan untuk mengukur baik buruknya perilaku
seseorang. Manusia akan menjadi baik apabila keduanya baik. Dan
manusia akan menjadi buruk, apabila keduanya buruk. Nabi Muhammd
saw menunjuk lidah sebagai faktor utama yang membawa bencana bagi
manusia, dan ia merupakan tolak ukur untuk bagian tubuh lainnya. Beliau
bersabda dalam hadistnya "Bukanlah manusia dijungkirbalikkan wajah
mereka di neraka karena lidah mereka? (Riwayat at-Tirmizi dan ibnu Majah
dari Mu'az bin Jabal) "Jika manusia bangun di pagi hari, maka seluruh
anggota tubuhnya mengingat lidah dan berpesan, "Bertawakalah kepada
Allah menyangkut kami, karena kami tidak lain kecuali denganmu. Jika
engkau lurus, kami pun lurus, dan jika engkau bengkok, kami pun
bengkok" (Riwayat at-Tirmizi dari Abu sa'ad al-Kudri)






Tafsir Ayat ke 66 surat Al-Kahfi
1. ayat; Surah Al-kahfi ayat 66.
‫قال له موسى هل اتبعك على ان تعلمن مما علمت رشدا‬
2. terjemah; Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar
engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan
kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?”
• 3. Tafsir

Dalam ayat ini, Allah menyatakan maksud nabi musa A.S datang
menemui khidir, yaitu untuk berguru kepadanya, “Saya adalah musa.”
Khidir bertanya, “Musa dari bani israil?” Musa menjawab, “Ya benar!”
Maka khidir memberi hormat kepadanya seraya berkata, “Apa
keperluanmu datang kemari?” Nabi musa menjawab bahwa beliau
datang kepadanya supaya diperkenankan mengikutinya dengan maksud
agar khidir mau mengajarkan kepadanya sebagian ilmu yang diajarkan
Allah kepadanya, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh.
Dalam ayat ini, Allah menggambarkan secara jelas sikap nabi musa
sebagai calon murid kepada calon gurunya dengan mengajukan
permintaan berupa bentuk pertanyaan. Itu berarti bahwa Nabi Musa
sangat menjaga kesopanan dan merendahkan hati. Beliau menempatkan
sebagai orang yang odoh dan mohon diperkenankan mengikutinya,
supaya khidir sudi mengajarkan sebagian ilmu yang telah diberikan
kepadanya. Menurut al-Qadi, sikap demikian memang seharusnya
dimiliki oleh setiap pelajar dalam mengajukan pertanyaan kepada
gurunya.

• Dari ketiga ayat dalam Al-Qur’an
tersebut dapat kita ambil
kesimpulan bahwa pengertian
Ta’lim adalah pengajaran yang
bersifat pemberian atau
penyampian pengertian,
pengetahuan dan ketrampilan.







Tafsir Ayat ke-105,165 surat Al- An’am
1. Ayat
 
2. Terjemah
“Dan demikianlah Kami menjelaskan berulang-ualng ayatayat Kami agar orang-orang musyrik mengatakan
“Engkau telah mempelajari ayat-ayat itu (dari ahli kitab),”
dan agar Kami menjelaskan Al-Qur’an itu kepada orangorang yang mengetahui. QS. Al-An’am (105).
• 3.Tafsir
• Al-Maraghi menjelaskan kata darasta dengan makna yang
umum, yaitu membaca berulang-ulang dan terus-menerus
melakukannya sehingga sampai pada tujuan. AlKhawrizmi, Ath-Thabari, dan Ash-Shuyuti mengartikan
kalimat darasta dengan makna, “engkau membaca dan
mempelajari”.

• . Surah Al-A’raaf ayat 169
• ‫فخلف من بعدهم خلف ورثواالكتاب ياءخذون عرض هذاالد نى‬
‫ويقولون سيغفرلناوان ياء تهم عرض مثله ياء خذوه الم‬
‫يؤخذعليهم ميثاق الكتاب ان ليقولواعلى الله الالحق‬
‫ودرسومافيه والدارالخرة خيرللذين يتقون افل تعقلون‬
• 2. terjemah
• Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat)
yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia
yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “kami akan diberi
ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada
mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan
mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah mengikat
perjanjian dalam kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan
mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal
mereka telah mempelajari apa yang tersebut didalamnya?
Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertaqwa.
Maka tidaklah kamu mengerti?.

• Tafsir
• Dalam ayat ini Alllah menerangkan satu generasi dari Yahudi yang menggantikan
golongan bangsa Yahudi tersebut di atas. Mereka adalah bangsa Yahudi yang
hidup di zaman Nabi Muhammad yang mewarisi Taurat dari nenek moyang
mereka dan menerima begitu saja segala apa yang tercantum didalamnya.
Hukum halal dan haram, perintah dan larangan dalam kitab itu mereka ketahui,
tetapi mereka tidak mengamalkannya. Mereka mengutamakan kepentingan
duniawi dengan segala kemegahan yang akan lenyap. Mereka mencari harta
benda dengan usaha-usaha yang lepas dari hukum moral dan agama,
mengembangkan riba, makan suap, pilih kasih dalam hukum, dan sebagainya,
karena mereka berpendapat bahwa Allah akan mengampuni dosa mereka.
Orang-orang Yahudi itu menganggap dirinya kekasih Allah dan bangsa pilihan.
Anggapan demikian hanyalah menyesatkan pikiran mereka. Oleh karena itu
setiap ada kesempatan untuk memperoleh kehidupan duniawi seperti uang suap,
riba, dan sebagainya, tidaklah mereka sia-siakan. Allah menegaskan kesalahan
pendapat dan anggapan mereka yang berkepanjangan dalam kesesatan dan
tenggelam dalam nafsu kebendaan. Allah mengungkapkan adanya ikatan
perjanjian antara mereka dengan Allah yang tercantum dalam taurat, bahwa
mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali kebenaran. Tetapi mereka
memutarbalikkan isi taurat, karena didorong oleh keinginan untuk memperoleh
keuntungan duniawi, padahal mereka telah memahami dengan baik isi taurat itu
dan sadar akan kesalahan perbuatan itu. Seharusnya mereka lebih
mengutamakan kepentingan ukhrawi dengan berbuat sesuai dengan petunjuk
Allah dan taurat dari pada keuntungan duniawi. Bagi orang yang taqwa,
kebahagiaan akhirat lebih baik dari pada kebahagiaan duniawi yang terbatas itu.
Mengapa mereka tidak merenungkan hal yang demikian?






Tafsir Ayat ke-37 surat Al-Qalam
1. Ayat
2. Terjemah
“Atau apakah kamu memiliki kitab (yang diturunkan
Allah) yang kamu pelajari ?” QS. Al-Qalam (37)
• 3.Tafsir
• Tadrusun berarti mempelajari atau meneliti sesuatu
guna diambil manfaatnya. Dalam konteks ini, tadrusun
adalah membahas dan mendiskusikan kitab suci untuk
mengambil informasi dan pesan-pesan yang
dikandungnya. Pertanyaan yang menyangkut adanya
kitab suci yang mereka baca dan pelajari merupakan
sindiran terhadap orang-orang musyrik Mekah karena
seandainya mereka memiliki kitab suci, mereka juga
tidak bisa membacanya karena kebanyakan dari mereka
buta huruf.






Tafsir Ayat ke-44 surat Saba’
1.Ayat
2. Terjemah
“Dan Kami tidak pernah memberikan
kepada mereka kitab-kitab yang
mereka baca dan sekali-kali tidak
pernah (pula) mengutus kepada
mereka sebelum kamu seorang
pemberi peringatanpun.” QS. Saba
(44).

• Dari ketiga ayat dalam Al-Qur’an tersebut
dapat kita ambil kesimpulan bahwa
pengertian Tadris adalah upaya menyiapkan
murid (mutadarris) agar dapat membaca,
mempelajari dan mengkaji sendiri, yang
dilakukan dengan cara mudarris
membacakan, menyebutkan berulang-ulang
dan bergiliran, menjelaskan, mengungkap
dan mendiskusikan makna yang terkandung
di dalamnya sehingga mutadarris
mengetahui, mengingat, memahami, serta
mengamalkannya dalam kehidupan seharihari dengan tujuan mencari ridla Allah
(definisi secara luas dan formal).

• KESIMPULAN
• Dari ketiga ayat dalam Al-Qur’an tersebut dapat kita ambil kesimpulan
bahwa pengertian Tarbiyah ialah Tarbiyah berasal dari bahasa Arab
yang berarti pendidikan. Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan
kepada 3 kata kerja yg berbeda, yakni:
• 1. Rabaa-yarbuu yg bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.
• 2. Rabiya-yarbaa yg bermakna nasya-a, tara’ra-a, artinya tumbuh.
• 3. Rabba-yarubbu yg bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu,
wa qaama ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki,
mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).
• Pengertian Ta’lim adalah pengajaran yang bersifat pemberian atau
penyampian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
• at-Tadris adalah upaya menyiapkan murid (mutadarris) agar dapat
membaca, mempelajari dan mengkaji sendiri, yang dilakukan dengan
cara mudarris membacakan, menyebutkan berulang-ulang dan
bergiliran, menjelaskan, mengungkap dan mendiskusikan makna yang
terkandung di dalamnya sehingga mutadarris mengetahui, mengingat,
memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan tujuan mencari ridla Allah (definisi secara luas dan formal).