PERANCANGAN DAN SIMULASI RUANG STUDIO RE

PERANCANGAN DAN SIMULASI RUANG STUDIO
REKAMAN DALAM BANGUNAN SEMI BAWAH TANAH
( Muhammad Ali Husein, Ir. Tutug Dhanardono, M.T.)
Departement of Engineering Physics FTI ITS Surabaya
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111
Phone: +6231-5947188 Fax: +6231-5923626
e-mail : [email protected]

Abstrak
Home Recording adalah rekaman kegiatan di rumah, untuk melakukan rekaman kita membutuhkan studio yang
dirancang dengan kualitas akustik yang baik agar suara yang dihasilkan menjadi bagus. Seringkali dijumpai oleh
para editor audio pemula bahwa ketika melakukan mixing lagu terekam pula suara yang berasal dari luar studio
misalnya suara motor yang mudah begitu saja masuk ketika kita sedang fokus melakukan mixing, akibatnya proses
mixing harus dilakukan dari awal lagi.
Hasil penelitian yang dijelaskan lebih detail di bagian kesimpulan menjadi acuan untuk membangun dinding
bangunan dengan nilai TL (lihat bagian kesimpulan) sehingga dapat mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam
ruang rekaman. Sedangkan ruang studio rekaman dibangun dengan panjang 7,52 m, lebar 6,24 m, dan tinggi 4,88 m.
Untuk mendapatkan nilai RT60 0,5 s – 0,7 s (standar large recording studio, Everest) maka permukaan dinding studio
rekaman diselimuti dengan bahan akustik Plywood dengan luas 117,70 m2(tersebar merata seluruh permukaan
dinding). Untuk permukaan lantai bahan akustik yang diberikan adalah linoleum dengan luas 53,20 m2(tersebar
merata). Sedangkan langit-langit diberikan bahan akustik Softboard unpainted dengan luas 43,09 m2 dan panel

Mineral Wool dengan luas 10,11 m2(tersebar merata).
Keywords: RT6; Transmission Loss; Acoustic material; ARTA; Sabin
1. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Dalam ilmu perancangan bangunan tidak hanya
memerlukan ilmu estetika dan desain dalam
perwujudan bentuk fisik, tetapi juga memerlukan
penerapan ilmu akustik dan fisika bangunan guna
kenyamanan pemakaian ruang. Jadi, setiap bangunan
yang akan dibangun harus memperhatikan dua
parameter penting, yaitu: Parameter Arsitektur dan
Parameter Akustik Ruang. Pada ruang yang
diharapkan dapat memiliki kualitas akustik yang baik
memerlukan perancangan akustik ruang yang harus
disesuaikan dengan fungsi serta kegunaan dari ruang
tersebut.
Parameter arsitektur, secara sederhana terdiri
atas dimensi dan material yang akan digunakan untuk
perancangan bentuk fisik bangunan. Sedangkan dari
segi parameter akustik ruang dapat dilakukan analisa

dan perancangan nilai-nilai parameter objektif (RT,
Clarity, Early Decay Time, Definition, Centre Time,
Noise Criteria, dll) dari akustik ruang dalam satu
bangunan. Perancangan akustik ruang ditujukan untuk
dapat mencapai kejelasan rekaman yang baik.
Lokasi Studio yang berada di pinggir jalan
raya sangatlah memungkinkan untuk terpengaruh
dengan kebisingan yang berasal dari lalu lintas
kendaraan. Oleh karena itu, sangatlah penting sekali
mengetahui tingkat kebisingan yang diakibatkan lalu
lintas jalan raya ini.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
a. Bagaimana memodelkan sistem disain
b. Bagaimana mengenali pengaruh noise
yang dihasilkan lalu lintas kendaraan di

jalan raya terhadap ruang rekaman yang
akan dibangun.
c. Bagaimana menentukan TL dinding

untuk mencegah noise yang dihasilkan
lalu lintas jalan raya.
d. Bagaimana mendesain Ruangan agar
memiliki RT60 yang sesuai dengan
kriteria ruang rekaman.

1. 3 Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan
yang ada pada penelitian ini, penulis membuat batasan
masalah sebagai berikut:
1. Studio Rekaman beroperasi pada jam 6 sore
sampai jam 10 malam
2. Perhitungan Parameter Akustik dilakukan
untuk frekuensi 125 Hz, 250 Hz, 500 Hz,
1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz
3. Penentuan nilai NC noise menggunakan
software ARTA
4. Penggunaan Mathcad untuk mencari TL
dinding


1. 4 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk
mencegah noise yang berasal dari luar masuk ke
ruangan dan meningkatkan kualitas akustik di dalam
studio rekaman.

1. 5 Metodologi Penelitian
Metodologi yang dikerjakan penulis dalam
melaksanakan penelitian tugas akhir ini tersusun
sebagai berikut:
• Studi Literatur. Dalam hal ini melakukan studi
tentang pengendalian bising lalu lintas, dan
bagaimana melakukan perancangan ruangan
sehingga memiliki RT60 sesuai yang
disarankan untuk studio rekaman.
• Merancang sistem desain ruang rekaman dan
melakukan simulasi hasil perancangan sistem
identifikasi.
• Melakukan pengambilan data perekaman sinyal
suara dengan SLM dan Software ARTA.

• Merangkum dan menyusun seluruh hasil yang
diperoleh dalam sebuah laporan dan dalam
bentuk buku.
1. 6 Sistematika Laporan
Sistematika laporan Tugas Akhir ini disusun
untuk memudahkan dalam memahami. Susunan
laporan Tugas Akhir ini secara umum adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian ini
dilakukan. Dengan beberapa permasalahan yang
timbul dan pendekatan yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Serta
mengutarakan tujuan yang ingin dicapai dalam
menyelesaikan penelitian dalam Tugas Akhir ini.
BAB II TEORI PENUNJANG
Pada bab ini dipaparkan mengenai teori penunjang
yang digunakan dan menunjang pengerjaan yang
dilakukan dalam penelitian ini. Beberapa
diantaranya diberikannya pemahaman dasar

tentang noise, alat yang digunakan untuk merekam
sinyal suara (Software ARTA ). Serta tentang
beberapa metode yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan
yang diutarakan pada bab I.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang langkah yang dilakukan
untuk mengerjakan penelitian ini. Juga berisi
tentang metode langkah yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang akan timbul
dan untuk mencapai tujuan dari pengerjaan Tugas
Akhir ini.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
Bab ini memaparkan tentang sistem identifikasi
yang telah dirancang dan implementasinya dalam
Tugas Akhir ini. Serta berisi tentang rangkuman
hasil yang telah diperoleh melalui sistem
identifikasi yang telah dirancang dengan
digunakannya beberapa metode yang telah
diutarakan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dituliskan pada bab ini beberapa kesimpulan yang
dapat diambil yang berkaitan dengan rangkuman
hasil yang didapat melalui sistem identifikasi yang

telah dirancang. Kesimpulan diambil berdasar atas
dilakukannya pengujian dan analisa. Serta saran
yang dapat dijadikan kajian pada Tugas Akhir
yang akan datang dengan topik yang sama ataupun
jika dijadikan acuan oleh beberapa praktisi.
1. 7 Relevansi
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat
bermanfaat bagi perkembangan penerapan ilmu
akustik, serta dapat mempermudah penyampaian ilmu
akustik bangunan. Mempermudah dalam hal ini
dengan bantuan suatu alat bantu (software) yang
diintegrasikan dengan sebuah metode sebagai
pengolah data.
2. TEORI PENUNJANG
2.1 Bunyi

Bunyi bisa didefinisikan sebagai gelombang
yang bergerak di udara atau media elastis (stimulus)
atau sesuatu
yang
merangsang
mekanisme
pendengaran kemudian
menghasilkan persepsi
suara. Ada berbagai
macam suara yang dapat
kita dengar di sekitar
kita seperti musik, suara
percakapan, noise, dan
lain-lain.
Panjang Gelombang dan Frekuensi
Panjang gelombang merupakan jarak antara 2
puncak gelombang yang terdekat, sedangkan frekuensi
adalah jumlah siklus gelombang per detik. Frekuensi
dan panjang gelombang saling berhubungan yang
dirumuskan sebagi berikut:


�=


Level dan Desibel
Dalam perkembangannya, ditemukan bahwa
respon telinga manusia terhadap suara lebih
bergantung kepada rasio intensitas dua suara yang
berbeda dari pada perbedaan dalam intensitas. Dengan
alasan ini, skala logaritma atau bisa disebut skala level
ditetapkan.

Reverberation Time
Mematikan sumber suara ketika kondisi
2
stasioner tercapai, yaitu dengan mengatur ��2 (�) = ��∞
pada waktu t = 0, dan W = 0 untuk t > 0, didapatkan
rumus sebagai berikut
��0


2
∙ � − 4� ∙�
��2 (�) = ��∞
Reverberation time T ditentukan oleh waktu yang telah
berlalu untuk tingkat tekanan suara untuk
menurun sebesar 60 dB, atau setara, bahwa kepadatan
energi suara yang mengalami penurunan oleh faktor
10-6, ditulis sebagai
��0
��2 (�)
= 10−6 = � − 4� ∙�
2
��∞

yang mana memberi nilai T60, biasanya dilambangkan
T60, sebagai
4� 55.26 �
�60 = ln 106 ∙



��0
�0

Ini adalah rumus T60 terkenal Sabine yang paling
sering digunakan dalam praktek
meskipun
kesederhanaan dan asumsi tergeletak di belakang
derivatnya. Jelas tidak dapat diterapkan untuk kamar
memiliki luas areal penyerapan sangat tinggi. Dengan
menetapkan faktor penyerapan sebesar 1,0 untuk
semua permukaan, kita masih mendapatkan T60 yang
terbatas padahal jelas bahwa kita tidak akan
mendapatkan gaung sama sekali. Formula lainnya
telah dikembangkan dengan memperhitungkan fakta
bahwa gema bukanlah sebuah proses yang
berkesinambungan tetapi melibatkan pengurangan
bertahap dari energi gelombang ketika menabrak
permukaan
batas.
Yang
pertama
adalah
rumus dilambangkan Eyring (lihat Eyring (1930)),
yang dapat dinyatakan sebagai
55.26

��� =

�0 −� ∙ ln( 1 − � )
dimana � seperti sebelumnya adalah faktor penyerapan
rata-rata batas-batas ruang, yaitu
1
� = � �� ��



Rumusnya adalah jelas benar untuk kasus benar-benar
menyerap permukaan seperti yang kita kemudian
mendapatkan T EY sama dengan nol. Untuk kasus α