PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS cerita PERMULA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MELALUI
PENERAPAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS)
DI KELAS I SDN 61 TONDOK ALLA KECAMATAN
TELLUWANUA KOTA PALOPO
Nunu Rahmadani
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo
Ramadaninurani239@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui tindakan penerapan
metode Stuktural Analitik Sintetik (SAS) dalam keterampilan menulis permulaan
pada siswa kelas I SDN 61 Tondok Alla Kecamatan Telluwanua Kota Palopo)
dan; 2) Mengetahui apakah penerapan metode Stuktural Analitik Sintetik (SAS)
dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas I SDN 61 Tondok Alla
Kecamatan Telluwanua Kota Palopo. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui metode observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini secara analisis deskriptif yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Dengan
Penerapan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) mampu meningkatkan
keterampilan menulis permulaan siswa kelas I; 2) Dengan menggunakan metode
Struktur Analitik Sintetik (SAS) dalam pembelajaran menulis permulaan

dilakukan secara bertahap yaitu dua siklus mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dimana siswa pada siklus I dikategorikan ‘Cukup’ dari nilai rata-rata
sebesar 66,6 dan pada Siklus II meningkat dengan kategorikan ‘ Sangat Baik’ dari
nilai rata-rata sebesar 81,1. Dengan demikian metode Struktur Analitik Sintetik
(SAS) perlu dijadikan referensi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
keterampilan menulis permulaan di sekolah dasar.
Kata Kunci: Bahasa Indonesia, Menulis Permulaan, Metode SAS
PENDAHULUAN
Materi bahasa Indonesia di sekolah dasar, memberikan pengetahuan
kebahasaan kepada siswa agar mampu menguasai bahasa Indonesia sebaikbaiknya. Dalam pengajaran bahasa Indonesia ada keterampilan bahasa (language
skills) yang penting dipahami yaitu, menyimak (listening), berbicara (speaking),
membaca (reading), dan menulis (writing) dan ada 4 unsur bahasa seperti tata
basa, kosa kata, ucapan, dan tekanan sangat penting (Kodrat Hi. Karim, 2014:2).
Keterampilan menulis permulaan ada enam aspek, menjiplak berbagai bentuk

1

2

gambar, menebalkan berbagai bentuk gambar, menebalkan lingkaran dan

menebalkan bentuk huruf, menulis kata yang bersumbet baik yang dilihatnya
maupun pendiktean guru dengan huruf otonom, menyalin kalimat sederhana yang
didiktekan dengan huruf tegak bersambung dan melengkapi kalimat sederhana
yang belum selesai (Sinaga,2006:45). Pembelajaran menulis permulaan akan
menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa selanjutnya
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Keterampilan menulis adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan,
pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis (Dewi
Mustikowati, dkk, 2016:40). Keterampilan menulis tidak diperoleh secara instan,
tetapi melalui latihan dan praktek. Namun pada kenyataannya peneliti temui di
pada saat melakukan obsevasi yaitu: siswa mengalami kesulitan dalam
mempelajari struktur bahasa seperti kalimat, kata dan huruf, kemampuan siswa
dalam keterampilan menulis permulaan masih rendahnya terutama dalam
membedakan huruf /u/, /n/, /b/, /d/,

dan masih banyak siswa yang belum

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam proses belajar mengajar.
Untuk tujuan itu, peneliti mencoba menyajikan pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam aspek keterampilan menulis dengan menggunakan metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) pada siswa kelas I SDN 61 Tondok Alla yang dimana
penerapan metode tersebut dapat memudahkan siswa mempelajari struktur bahasa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti bahwa ada 18 siswa
yang menjadi sampel sekaligus ikut melakukan tes awal ternyata sebanyak 5 siswa
(27,78%) dapat diklasifikasikan baik, 5 siswa (27,78%) diklasifikasikan cukup, 2
siswa (11,11%) diklasifikasikan kurang dan 6 siswa (33,33%) diklasifikasi gagal.
Salah satu persoalan dalam dunia pendidikan saat ini adalah lemahnya kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas. Di dalam melakukan praktek
pembelajaran seringkali menggunakan metode yang tidak sesuai dengan
karakteristik

siswa

sehingga

kurang

melibatkan

siswa


didalam

proses

pembelajaran sehingga pemahaman belajar siswa tidak sesuai dengan yang
diharapkan.

3

Permasalahan ini harus diatasi agar kualitas pembelajaran yang dilakukan
guru dapat meningkatkan pemahaman siswa. Salah satu metode yang dapat
digunakan guru dalam keterampilan menulis permulaan adalah metode Struktur
Analitik Sintetik (SAS). Para siswa diberi kesempatan oleh guru untuk
mempelajari struktur bahasa dengan memilih kartu huruf, kartu suku kata, kartu
kata, dan kartu kalimat.
Keterampilan ialah kegiatan yang menggunakan urat-urat saraf dan otototot (neuromuscular) dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik,
olaraga, dan sebagainya. Keterampilan juga memerlukan koordinasi gerak yang
teliti dan kesadaran yang tinggi. Tetapi


siswa yang tidak dapat melakukan

gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dianggap kurang
atau belum

terampil (2010: 14). Menulis merupakan aspek keterampilan

berbahasa selain menyimak, berbicara dan membaca. Keempat aspek tersebut
memiliki hubungan yang erat dan saling berkaitan yang sangat penting dipelajari
pada kelas rendah, karena dengan menulis dapat menuangkan ide dan gagasannya
dalam bentuk tulisan.
Menurut

Jago

Tarigan

(1995:117)

bahwa


“menulis

berarti

mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.
Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan
dimegerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur,
sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti”. Bagi para siswa SD kelas-kelas
rendah, syarat pokok agar para siswa memiliki kemampuan menulis permulaan
maka siswa harus dapat menulis huruf vokal maupun konsonan. Menulis
permulaan (beginning writing) biasa juga disebut dengan hand writing, yaitu cara
merealisasikan simbol-simbol bunyi dalam bentuk tulisan. Tingkatan menulis ini
terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi dalam bahasa
menjadi huruf-huruf yang dapat dipahami secara konkret.
Beberapa tujuan keterampilan menulis berdasarkan tingkatnya yaitu : 1)
Tingkat Pemula seperti, menyalin dan menulis satuan bahasa yang sederhana,
menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana serta menulis paragraph
pendek dan 2) Tingkat lanjutan seperti, menulis paragrap, menulis surat, menulis


4

berbagai jenis karangan

dan menulis karangan (Iskandarwassid dan Dadang

Sunendar 2008: 292). Oleh karena itu, guru akan memberikan tugas dalam
mempelajari dasar-dasar menulis kepada siswa.
Adapun cara guru untuk mengetahui siswa kesulitan menulis permulaan
(menulis tangan) dengan melakukan observasi seperti : 1) Menulis dari kiri
kekanan 2) cara memegang pensil dengan benar 3) Menulis nama sendiri 4)
Menulis huruf-huruf alfabet 5) Menyalin kata-kata dari papan tulis ke buku
catatan (kertas) 6) Menulis pada garis yang tepat (Mulyono Abdurrahman 2003:
233). Menurut Lerner (1988: 422) ada 15 macam cara aktivitas yang dapat
digunakan untuk membantu siswa kesulitan belajar menulis tangan sebagai
berikut: menggunakan papan tulis, bahan-bahan lain yang dapat digunakan
latihan menulis, posisi duduk, kertas, memegang pensil, kertas stensil dan karbon,
menjiplak, menggambar di antara dua garis, titik-titik , menjiplak dengan semakin
dikurangi, buku bergaris tiga, kertas dengan garis pembatas,


memperhatikan

tingkat kesulitan penulisan huruf, bantuan verbal, kata dan kalimat.
Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) pada dasarnya merupakan
metode yang dikembangkan oleh PKMM (pembaharuan Kurikulum dan Metode
Mengajar) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 1974. Metode
ini dikembangkan dalam pengajaran membaca dan menulis di Sekolah Dasar
meskipun dapat dikembangkan dalam mata pelajaran lainnya. Dalam proses
operasionalnya, metode SAS mempunyai 3 langkah-langka yaitu a) Struktur,
menampilkan keseluruhan kalimat b) Analisis, melakukan proses penguraian
kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf c) Sintetis,
melakukan penggabungan kembali menjadi kalimat utuh. Prinsip-prinsip metode
SAS pada hakikatnya sesuai dengan cara berfikir manusia yang analisis sintetis
dapat memberikan arah pemikiran yang tepat bagi siswa untuk mengetahui
kedudukan dirinya dalam hubungannya dengan masyarakat dan alam sekitarnya
(M Subana dan Sunarti 2008: 214-215). Penggunaan metode SAS baik pada
kegiatan guru ataupun siswa dan hasil belajar berupa keterampilan menulis.
Kelebihan penggunaan metode SAS yaitu, siswa dituntun memiliki sifat
melik (ingin tahu) terhadap sesuatu dan segala sesuatu yang ada diluar dirinya,


5

menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman
bahasa siswa dalam lingkungannya, siswa dituntut untuk berpikir analitis dengan
cara

membiasakan

kearah

pendekatan,

bahasa

adalah

struktur

yang


terorganisasikan dalam unsur-unsur yang teratur, dan kehidupan merupakan
struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang tersusun secara teratur, dengan
langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa, siswa dapat lebih mudah mengikuti
pembelajaran dan menguasai keterampilan membaca pada kesempatan berikutnya,
berdasarkan landasan linguistic, model ini menolong siswa untuk menguasai
bacaannya dengan lancar.
Kelemahan Model SAS yaitu, guru harus kreatif dan terampil serta sabar.
Guru dituntut agar dewasa, banyak sarana/prasarana yang harus dipersiapkan
untuk

menerapkan pelaksanaan model ini, bagi sekolah-sekolah tertentu

dirasakan sangat sukar, model SAS hanya dapat dikembangkan pada masyarakat
di perkotaan dan tidak dipedesaan. Para pengajar dianjurkan untuk menggunakan
model SAS ini, diberbagai tempat model ini tidak dilaksanakan.Teknik
pelaksanaan model SAS ialah siswa memilih kartu huruf, kartu suku kata, kartu
kata, dan kartu kalimat. Sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata, dan
kata, guru dan sebagian siswa lainnya menempelkan kata-kata yang tersusun
sehingga menjadi kalimat yang berarti. Demikian seterusnya sehingga seluruh
siswa memperoleh giliran untuk menyusun kalimat, membacanya, dan

mengutipnya sebagai pembelajaran keterampilan menulis
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran menulis permulaan dengan
metode SAS yaitu, 1) guru bercerita atau berdialog dengan siswa, guru
memperlihatkan gambar yang berhubungan dengan isi cerita 2) guru menulis
beberapa kalimat sebagai kesimpulan dari isi cerita 3) guru menulis satu kalimat
yang diambil dari isi cerita 4) guru menulis kata-kata sebagai uraian dari kalimat
5) guru menulis suku-suku kata sebagai uraian dari kata-kata 6) guru menulis
huruf-huruf sebagai uraian dari suku-suku kata 7) guru mensintesiskan hurufhuruf menjadi suku-suku kata 8) guru menyatukan kata-kata menjadi kalimat.
Demikian langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis permulaan dengan

6

metode SAS sehingga hasil belajar ini benar-benar menghasilkan Sturuktur
Analitik Sintetik.
Berdasarkan penjelasan di atas dengan menerapkan metode Struktur
Analitik Sintetik (SAS) pemahaman siswa terhadap pembalajaran bahasa
khususnya menulis permulaan bisa meningkat, olehnya itu peneliti merancang
sebuah penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan
Melalui Penerapan Metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) pada Siswa Kelas I
SDN 61 Tondok Alla Kecamatan Telluwanua Kota Palopo”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada
aktivitas pembelajaran di dalam kelas. Peneliti menggunakan model penelitian
tindakan kelas yang diterapkan oleh Kurt Lewin. Prosedur penelitian
menggunakan langkah sebagai berikut (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi dan (4) refleksi (Wina Sanjaya, 2013:50). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan jenis data untuk mendukung penelitiannya, diantaranya a) Data
primer adalah data yang dikumpulkan peneliti sendiri dengan cara melakukan
observasi dan wawancara dengan pihak sekolah khusunya guru kelas I. b) Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain dalam hal ini guru kelas I
berupa dokumen/arsip siswa. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian ini adalah teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Pengelolaan data
pada penelitian ini dilakukan setelah terkumpulkannya data. Selanjutnya dianalisis
secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis secara kuantitatif digunakan
analisis deskriptif

yaitu skor rata-rata dan persentase. Sedangkan analisis

kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui observasi aktivitas siswa
dan guru dalam pembelajaran keterampilan menulis permulaan dengan
menggunakan metode struktur analitik sintetik (SAS) dengan langkah 1) reduksi
data, 2) penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan. Analisis ini dihitung dengan
menggunakan statistik sederhana menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai
rata-rata, hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan

7

ke dalam bentuk penskoran nilai siswa dengan menggunakan kriteria standar
penilaian. Bila target kategori tuntas hanya sebesar 80 % dan sebanyak 20%
berada dalam kategori tidak tuntas. Maka dilaksanakan siklus II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penerapan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) dalam keterampilan
menulis permulaan pada siswa kelas I SDN 61 Tondok Alla yaitu: guru
menyampaikan proses pembelajaran dengan komunikatif akan tetapi hanya
beberapa siswa terlihat antusias. Hasil ini disebabkan masih terdapat beberapa
siswa yang belum lancar menganalisis kata menjadi kalimat sehingga kesulitan
menulis sebuah kata yang dituliskan oleh guru. Untuk memudahkan siswa guru
memberikan contoh penerapan metode SAS. Selanjutnya Guru membimbing
siswa dalam menulis secara berurutan.
Penerapan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) dalam keterampilan
menulis permulaan, aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini dilihat dari lembar
observasi yang dilakukan, dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dapat
dilihat dari dari hasil tes belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, tampak
bahwa penilaian tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas
guru dan siswa serta analisis tes hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan pada
indikator kinerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan kemampuan
menulis siswa pada pembelajaran menulis permulaan dapat terjadi karena
penerapan metode SAS.
Hasil tes belajar pada siklus I menunjukkan ada siswa yang
diklasifikasikan bahwa sebanyak 4 siswa (22,22%) diklasifikasikan sangat baik, 6
siswa (33,33%) diklasifikasikan baik, 4 siswa (22,22%) diklasifikasikan kurang
dan 1 siswa (5,56%) diklasifikasikan gagal. Oleh karena itu, secara umum
kemampuan siswa bisa dikatakan sangat rendah, karena baru ada 10 siswa
(55,56%) yang nilainya dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

8

Hasil tes belajar pada siklus II menunjukkan ada siswa yang
diklasifikasikan bahwa sebanyak 11 siswa (61,11%) dapat diklasifikasikan sangat
baik, 5 siswa (27,78%) diklasifikasikan baik, 1 siswa (5,56%) diklasifikasikan
cukup, dan 1 siswa (5,56%) diklasifikasikan gagal. Oleh karena itu, secara umum
kemampuan siswa bisa dikatakan sangat rendah, karena baru ada 16 siswa
(88,88%) yang nilainya dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Diagram hasil tes belajar pada tahap siklus I dan II yaitu:
16
14
12
10
8
6
4
2
0

11

4
80-100

5
1

6
70-79

4

1
1

60-69

50-59

Siklus I

0-49

Siklus II

Diagram
Siklus I dan Siklus II
Adapun nilai tes evaluasi pada SDN 61 Tondok Alla yang dilakukan
peneliti setiap siklus yang menandakan keterampilan menulis permulaan siswa
meningkat mulai dari tahap pra siklus siswa yang tuntas sebesar 27,78%, pada
tahap siklus I siswa yang tuntas sebesar 44,44%, dan pada tahap siklus II siswa
yang tuntas sebesar 88,89%.
Berikut perbandingan hasil pembelajaran tahap pra siklus, siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada diagramberikut ini:
88.89%

44.44%
27.78%

Pra siklus

Siklus I

Siklus II

9

Diagram
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan
menulis permulaan siswa kelas I SDN 61 Tondok Alla dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia melalui penerapan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS),
dimana siswa diharapkan lebih memperhatikan penjelasan guru dengan baik,
siswa lebih antusias dalam belajar dan memberikan kemudahan dalam
mempelajari struktur bahasa. Hal tersebut sesuai dengan kajian teori yang
dikemukakan oleh Bruns; dkk (1996:386) bahwa pembelajaran menulis mestinya
dipusatkan pada siswa. Artinya siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan nalarnya secara baik guna melahirkan
sikap kritis dan terampil dalam aktitas menulis. Sebelum sampai pada tahap
menulis produktif, siswa terlebih dahulu mulai tingkat awal, tingkat permulaan,
mulai dan pengetahuan lambing-lambang bunyi . (Slamet, 2007:57). Hal tersebut
dapat menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa
selanjutnya.
Penerapan metode SAS yang memudahkan siswa memahami cara menulis
berstruktur. Selain itu, siswa mendapat peluang besar untuk mengasah
pengetahuan yang dimilikinya dan membantu siswa dalam mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat
dikatakan bahwa peluang keberhasilan belajar menulis permulaan tidak hanya
dimiliki oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja, tetapi siswa yang memiliki
kemampuan sedang, dan bahkan untuk siswa yang memiliki tingkat kemampuan
rendah juga dapat meraih keberhasilan walaupun tidak bisa menyamai secara
tuntas siswa yang kemampuannya tinggi. Sehingga untuk memperoleh hasil
pembelajaran yang optimal dalam pembelajaran yang semestinya menggunakan
metode yang memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal. Hal tersebut
sesuai pendapat Sumantri dan Johan Permana (2011:114) bahwa metode
merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang

10

benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar
mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak memuaskan.
Hasil penelitian daya serap klasikal pada siklus I mencapai 50,00% dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 33,33% pencapaian ini belum memenuhi
indikator kinerja yang ditetapkan. Pada tindakan siklus II daya serap klasikal
mencapai 78,88% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 100%. Peningkatan
skor perolehan pada siklus II telah membuktikan hipotesis tindakan. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azlia Latae, dkk yang dimuat oleh
jurnal yang menjelaskan bahwa penelitian tetang penerapan metode SAS dapat
dikatakan berhasil karena semua criteria keberhasilan yang ditetapkan sudah
tercapai pada siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi siswa pada
SDN 61 Tondok Alla yaitu, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari
struktur bahasa dan masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dan guru belum menggunakan metode yang tepat seperti metode
SAS untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Hal tersebut sesuai kajian
teori yang dikemukakan oleh Akhadiad dkk (1996) bahwa masalah yang sering
dilontarkan dalam pengajaran menulis adalah kurang mampunya siswa
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil temuan dan pembahasan, maka hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa: (1) Penelitian dengan penerapan metode Struktur Analitik
Sintetik siswa kelas I SDN 61 Tondok Alla Kecamatan Telluwanua Kota Palopo,
telah terampil dalam menulis huruf, suku kata, kata dan kalimat sederhana dalam
kaidah menulis permulaan dan siswa juga lebih memerhatikan penjelasan guru
dengan baik dan siswa lebih antusias dalam belajar serta siswa mudah dalam
mempelajari struktur bahasa. (2) Dengan penerapan metode Struktur Analitik
Sintetis (SAS) dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I
SDN 61 Tondok Alla Kecamatan Telluwanua Kelurahan Jaya Kota Palopo.

11

Dengan peningkatan hasil tes keterampilan menulis permulaan pada setiap siklus
hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar keterampilan menulis
permulaan siswa kelas I SDN 61 Tondok Alla Kecamatan Telluwanua Kelurahan
Jaya Kota Palopo yang mengalami peningkatan yaitu pada Prasiklus
dikategorikan kurang dari nilai rata-rata sebesar 53,3, siklus I dikategorikan cukup
dari nilai rata-rata sebesar 66,6 dan Siklus II dikategorikan sangat baik dari nilai
rata-rata sebesar 81,1.
Saran
Adapun saran yang diberikan dalam penelitian ini: (1) Diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran menulis permulaan siswa
kelas I Sekolah Dasar (2) Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan
menulis permulaan untuk siswa kelas I Sekolah Dasar (3) Bagi peneliti lain, agar
menjadikan metode Struktur Analitik Sintetis (SAS) ini sebagai rujukan dalam
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya, khusunya penelitian yang
berhubungan dengan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis
permulaan di kelas I SD.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, 2003, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Jakarta: Rineka Cipta.
Akhadiah, dkk, 2006, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia,
Jakarta: Erlangga.
Andayani, 2015, Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran
Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Deepublish.
Burns, Paul C.,Roe B., & Ross, E.P, 1996, Tecahing Reading in Today’s
Elementary School, Oston Hougthon Company.
Dalyono, M, 2010, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Danim, Sudarwan, 2011, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234
Metafora Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Hidayah, Wahni, 2016, Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan
Menggunakan Buku Harian Siswa Kelas I A SDN Plebengan Sidomulyo

12

Bantul Tahun 2015/2016, Yogyakarta, skripsi Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008, Strategi Pembelajaran Bahasa,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Karim, Kodrat Hi, Problematika Pembelajaran Menulis Permulaan Pada Siswa
SekolahDasar,dapatdiakseshttp://ejournal.unkhai.ac.id/index.php/pedagigk
/article/view/557ei
Latae, Azlia, Sahruddin Barasandji, dan Muhsin, Jurnal Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas
1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali, dapat di
akseshttp://download.portalgaruda.org/article.php?
article=319784&val=5150&title.
Mulyani, Sumantri dkk. 2011. Strategi belajar mengajar. Bandung :Maulana
Masofa. Metode SAS.online.http:/Metode SAS.
Mulyati , Yeti, Modul Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan, dapat di
akseshttp://103.23.244.11/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SA
STRA_INDONESIA/196008091986012YETI_MULYATI/Modul_MMP.p
df
Mustikowati, Dewi, Eka Wijayanti, Julung Darmanto, Meningkatkan Semangat
Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar dengan Permainan Kata
Bersambutdapat diakses http://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant/.
Nuryamah, Ida , Dede Tatang Sunarya, dan Riana Irawati, Jurnal Upaya
Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan dalam Melengkapi
Cerita Rumpang Menggunakan Media Gambar dan Papan Bergaris, dapat
di akses file:///C:/Users/Acer%Downloads/Artikel/3566-6724-1-PB.pdf
Sanjaya, Wina, 2013, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Sinaga, Mangatur, dan Kasnaria, Maryam. 2006. Bahan Ajar Tekab Kaikulun dan
Buku Teks Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtida'fiah. Pekanbaru : Unri
Press
Slamet, Y, 2007, Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah
Dasar. Surakarta: UNS Press.
Subana, M dan Sunarti, 2008, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia,
Bandung: pustaka setia.

13

Sumaryani, Marciana Sarwi, 2004, Bahasa dan Sastra Indonesia, Yogyakarta:
Kanisius.
Syarif, Elina, Zulkarnaini, Sumarmo, 2009, Pembelajaran Menulis, Jakarta:
Bermutu.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENGARUH TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEMATANGAN SOSIAL REMAJA AWAL DI FULL DAY SCHOOL

0 50 2

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DI SMP

1 60 18

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45

PENINGKATAN KESTABILAN ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 DENGAN AMOBILISASI MENGGUNAKAN BENTONIT

3 96 80