FILSAFAT PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN SUMB docx

Landasan
&
Kerangka Berpikir
Filosofis, Ilmiah, Teologis
(Oleh Arianto Achmad)

Arianto Achmad

1

Tasawwur/Konsepsi & Tasdhiq/Assent

Tasdhiq
Pengetahuan
Keyakinan
Proses
Deduksi
(penilaian)

Apa landasan penilaian Kita
yang kebenarannya

bersifat Mutlak?

Konsepsi: Gagasan/ideide sederhana kita yang
belum ada penilaian
padanya.

Persepsi Akal

Realitas
Alam Akal

Konsepsi Akal

Konsepsi Khayal

Konsepsi Materi

Persepsi Khayal

Realitas

Alam Khayal

Persepsi Indera

Realitas
Alam Material

Konsepsi karena belum
melalui penilaian maka ia
dapat benar/salah

Arianto Achmad

2

Konsepsi: Gagasan/ide-ide sederhana
kita yang belum ada penilaian padanya









Seperti gagasan
kita tentang:
Putih, api, kuda dll.
Panjang & Pendek
dll
Akal, malaikat, nilai
dll







Diketahui dengan

cara:
Persepsi Inderawi
Persepsi khayal
Persepsi Akal

Arianto Achmad

3

Pembagian Konsepsi
Konsepai Tunggal:

Konsepsi Majemuk

1.Tunggal Dharuri

1.Majemuk Dharuri

Seperti ide-ide empiris
kita

Mis: Pohon, batu kuda dll.

Seperti ide-ide empiris
kita
Mis: Kudaputih dll

2. Tunggal Nazhari

2. Majemuk Nazhari

Seperti ide-ide abstrak
kita
Mis: Tuhan, Malaikat dll

Seperti ide-ide abstrak
kita
Mis: Tuhanperkasa
Arianto Achmad

4


Polemik diseputar asalusul Konsepsi







Teori Pengingatan Kembali dari
Plato
Teori Rasionalisme dari Descartes &
Immanuel Kant
Teori Empirisme dari John Lucke
Teori Intiza dari M. Baqir AshShadar

Arianto Achmad

5


Tahapan Pengetahuan




Tahapan II (sekunder)

Tahapan I (Primer) Yakni: ide/gagasan yang

yakni: ide/gagasan yang
didapat dari tahap
pertama.
didapat dari persepsi
inderawi.
Seperti; Tinggi, Rendah,
Akal, malaikat, nilai dll.
Seperti; Putih, api, kuda
dll.
Karena itu ide/gagasan


tahapan II ini bersifat
universal & Partikulir

Arianto Achmad

6

Tasdhiq:

gagasan/ide-ide penilaian
kita yang telah melalui proses
penilaian.



a.

b.

c.


Seperti
ide/gagasan kita
bahwa:
Panas dapat
memuaikan
logam.
Luas sudut segi
tiga 180.
Tuhan Pencipta
alam raya.

Diketahui dengan
cara:
 Induksi/Eksperime
n&
Deduksi/silogisme
 Deduksi/silogisme





Deduksi/silogisme
& Intuisi/Pensucian
Jiwa

Arianto Achmad

7

Keyakinan:
Konsepsi atau Tasdhiq?
 Konsepsi

karena merupakan gagasangagasan yang didalamnya belum ada
penilaian padanya, oleh karena itu ia
tak layak untuk diyakini.Namun
berbeda dengan Tasdhiq.
 Tasdhiq karena merupakan
gagasan/ide-ide yang telah ada

penilaian padanya. Maka pengetahuan
tasdhiqlah yang memberi kepada
manusia keyakinan.
Arianto Achmad

8

Apa Landasan Penilaian
kita yang mesti bersifat
mutlak?

Tiga Mazhab pemikiran:
 Mazhab Metafisika kita
 Mazhab Empirisme
 Mazhab Skriptualisme

Arianto Achmad

9

Mazhab
Metafisika kita
Mazhab berpikir ini bertumpuh pada
doktrin Aqliyah.

Arianto Achmad

10

Doktrin ini menyatakan
bahwa:
1. Prinsip Niscaya Lagi Rasional
merupakan Landasan penilaian manusia
terhadap segala sesuatu.
2. Prinsip ini dikatakan Niscaya Lagi
Rasional lantaran Ia merupakan watak
dasar segala realitas.
3. Prinsip ini dikatakan Niscaya Lagi
Rasional lantaran Ia merupakan watak
Wujud itu sendiri.
Arianto Achmad

11

Prinsip ini dipergunakan
dalam aspek
 Dalam aspek Teoritis.

 Dalam aspek Praktis.

Ia hanya dapat dipergunakan
Oleh manusia yang telah baliq
dan yang waras.
 Itulah mengapa para filusuf
dan sainstis hanya dari
kalangan orang-orang baliq
dan waras saja.

Ia hanya dapat dipergunakan
oleh semua binatang dan
Manusia (baik waras atau
tidak maupun baliq atau
tidak).
Mis: Binatang dapat
Membedakan antara api dan air.
Bayi dapat membedakan lapar
dan kenyang.

Arianto Achmad

12

Pengetahuan penilaian (tasdhiq)
menurut Metafisika kita terdiri dari
dua macam:
1. Tasdhiq Dharuri:

2. Tasdhiq Nazhori:

Gagasan-gagasan penilaian
yang tanpa adanya proses
tindak berfikir
Seperti: penilaian kita bahwa segi

Gagasan-gagasan penilaian
yang melalui proses tindak
berfikir.
Seperti: penilaian kita bahwa sudut

tiga itu tidak sama dengan
segi empat itu benar.

segi tiga itu 180.

atau

atau

Seperti: penilaian kita bahwa segi

Seperti: penilaian kita bahwa atom

tiga itu hanya sama dengan
segitiga Itu salah.

dapat di ubah menjadi bom.

Di sini penilaian kita pada Kedua
Proposisi ini tidak didasarkan pada
tindak berpikir.

Di sini penilaian kita kedua proposisi
ini berdasarkan tindak berpikir.
Arianto Achmad

13

Apa itu Berfikir?
Aktifitas
Akal
Pengetahuan
Sebelumnya

Dalam mengetahui

Soal:
Sesuatu yg belum Diket.

Rumus
Mis: ½ a.t

L= ?

Pengetahuan Universal/
Premis Minor

PNLR
1. Non Kontradiksi

L=?

Proses Deduksi

X=4
Y=4

Diket dgn cara
Observasi/Eksperimen

S ≠ -S, S = S
S ≠> = -S
2. Kausalitas
A
S

Pengetahuan Partikulir/
Premis Minor

Jadi Berpikir adalah:
aktifitas akal dlm upaya mengetahui soal untuk
Mendapatkan pengetahuan baru melalui pengetahuan
sebelumnya.
Arianto Achmad

14

Apa konsekuensi bila PNLR tidak Benar?
Jika Salah

Maka yang benar

Prinsip Niscaya Lagi
Rasional.

Prinsip Niscaya Lagi
Tak Rasional.

1. Prinsip Non Kontradiksi
Sesuatu tidak sama dengan bukan
sesuatu itu. (S≠ -S)
2. Prinsip keselarasan
Sesuatu itu hanya sama dengan
dirinya sendiri. (S=S)
3. Prinsip Keabadian
Sesuatu tidak mungkin menjadi
bukan dirinya. (S≠>-S)
4. Prinsip Kausalitas
Setiap akibat butuh sebab
untuk eksis. (A
S)

1. Prinsip Kontaradiksi
Sesuatu tidak sama dengan
Dirinya sendiri. (S S)
2. Prinsip ketak-selarasan.
Sesuatu hanya sama dengan
bukan dirinya. (S=-S)
3. Prinsip Ketakabadian.
Sesuatu dpt menjadi
bukan dirinya (S=>-S)
4. Prinsip Kausalitas.
Setiap akibat dapat terjadi
tanpa sebab. (A
.....)

Tasawwur :
Api adalah Es &
Es adalah Api

Tasdhiq:
Benar adalah Salah &
Salah adalah Benar Arianto Achmad

ini memustahilkan
ada Pengetahuan
Tasawwur & Tasdhiqi
15

Mazhab Empirisme
Mazhab berfikir ini bertumpuh
pada doktrin Emprikal
(pengalaman)
Arianto Achmad

16

Doktrin ini menyatakan
bahwa





Pengalaman merupakan landasan penilaian
manusia terhadap segala sesuatu.
Sekalipun sesuatu sangatlah jelas, manusia
tidak mungkin dapat menilai bila ia tidak
memiliki pengalaman berkenaan dengan
sesuatu tersebut.
Karena itu untuk sampainya pada
kebenaran-kebenaran universal manusia
memulai pengatahuannya dari
pengalaman-pengalaman partikular yakni
eksperimen/observasi.
Arianto Achmad

17

Karena itu untuk sampai pada teori (kebenaran Universal)
Dok. Ini gunakan Metode Induksi.
Aktifitas
Akal
Langka I

Buat Hipotesa
Mis:
1. Es
2. Api
3. Matahari

Langka III Uji Hipotesa
Api
Apa kesamaan

Panas

Matahari

Soal: Apa penyebab
Pemuaian Logam?

Besi
Tembaga
Kuningan
Almunium
Emas

Memuai
Memuai
Memuai
Memuai
Memuai

Uji Beberapa Logam = Pengalaman Partikulir
Langka II Uji Hipotesa
Es
Api
Matahari
Besi

Besi

Inilah Metode Induksi

Dari Ke

Langka IV

Besi

Penyimpulan:
Semua Logam bila
dipanaskan akan memuai

Memuai
Memuai
Arianto Achmad

Tidak Memuai

18
Teori: Pengetahuan Universal

Misalnya







Adakah awal dan akhir dari alam materi?
Bila ada siapakah yang menciptakannya?
Pertanyaan ini bagi metode induksi absur.
Mengapa? Ini karena ketika ia tercipta kita
tidak
Sebab bagi metode ini alam materi bagaikan
buku tua yang kehilangan bab awal dan akhir.
Sebab bagi metode ini berkenaan dengan awal
akhir alam mater tidak ada pengalaman
manusia tentangnya.
Arianto Achmad

19

Misalnya
Bagi Empirisme
adalah manusia

Mengapa Manusia
& bkn yg lainnya?

Siapakah
pembuatnya?

Ini krn ada pengalaman
kita tentangnya

Yakni kita banyak Melihat
dimana
manusia membuat rumah
Bagi Empirisme
Itu tidak ada.

Sebab tidak ada
pengalaman kita
tentangnya.

Siapakah yang
menciptakannya?

Mungkinkah
Tuhan?

Bagi Empirisme
Itu tidak benar
Arianto Achmad

Sebab tidak ada
pengalaman kita
tentangnya.
20

Akibat logis dari Doktrin ini
adalah:






Menolak seluruh gagasan abstrak/metafisis
sebagai pengetahuan objektif.
Menolak seluruh asumsi akan adanya realitas
abstrak/metafisis.
Dengan demikian doktrin menolak realitas
Teologi.
Dengan demikian menolak agama & nilainilainya.
Pendeknya semua realitas Abstrak/metafisis/
teologi adalah suatu ketahayyulan.
Arianto Achmad

21

Kritik Pertama Atas Doktrin Empirikal
Doktrin ini menyatakan bahwa:
Pengalaman merupakan landasan
penilaian atas segala sesuatu

Bagi Empirisme
Dok. Diakui Benar

Apakah dok.
Ini diakui benar

1. Krn bersifat niscaya shg tak perlu menggunakan
pengalaman? Jika Ya, Maka Dok. Ini gugur

2. Tetapi bila
Berdasarkan pengalaman
maka
Apakah Pengalaman Itu
niscaya kebenarannya?

Jika Ya! sehingga dibenarkan tanpa
pengalaman?, Maka Dok. Ini gugur
Arianto Achmad

22

Kritikan Kedua Atas Doktrin Empirisme
Dok. Ini menegaskan bahwa:
kita tidak dapat menilai sesuatu (proposisi) tanpa pengalaman
Tetapi benarkah demikian?
Klp. Proposisi A
1. Ada Manusia berkepala
tiga.
2. Ada Angsa Hitam.

Tidak ada pengalaman kita
pada Kedua klp. prosisi ini

Klp. Proposisi B
1. Ada Benda lebih besar
dari volumenya.
2. Ada segi tiga bersisi empat.

Pd proposisi A terdapat dua jawaban
Yakni:
1. Mustahil.
Jwb ini Jelas salah

2. Mungkin
Jwb ini Jelas Benar

Tetapi apakah dengan demikian kita
tidak dapat menilai keduanya?
Coba perhatikan
Pd proposisi B terdapat dua jawaban
Yakni:
1. Mungkin
Jwb ini Jelas salah
Arianto Achmad

2. Mustahil
Jwb ini Jelas Benar
23

Kesimpulan
Mazhab ini secara tak sadar telah
mengansumsikan kebenaran
doktrinnya berdasarkan asumsi kaum
metafisikal.
 Dok. Ini tidak dapat membedakan
secara tegas mana proposisi mungkin
& Mustahil. Sebab bagi Empirikal
kedua proposisi itu sama yakni tak
ada pengalaman.


Arianto Achmad

24

Mazhab Skriptualisme
Dok. Ini bertumpu pada teks-teks

Arianto Achmad

25

Dok. Ini menolak dok. Aqliyah & Empirikal
sebagai landasan penilaian,
sebab akal & indera bersifat relatif.
 Alasannya adalah:
• Karena kebenaran &
kesalahan atau kebaikan
& keburukan tidak
bersifat objektif/Dzati,
maka itu akal tidak dapat
memahaminya.
• Akal dapat
memahaminya ketika
telah datang teks tentang
hakikat sesuatu.

 Alasannya adalah:
• Indera meperlihatkan
pada kita tentang
fenomena inderawi yang
seringkali kontradiktif.
• Nasi terasa manis ketika
sehat & pahit ketika sakit.
• Tongkat terlihat bengkok
pada saat sebagian
dalam air dan lurus ketika
diangkat.

Arianto Achmad

26

Dok. Ini menyatakan bahwa:
Teks merupakan landasan penilaian kita
terhadap segala sesuatu.
A≠B
Teks A

Teks B

B≠A

Dari gambar di atas dapat di simpulkan bahwa:
Jika kita berdiri Di kitab A maka pastilah kitab B salah
Jika kita berdiri Di kitab B maka pastilah kitab A salah
Ini berarti bahwa landasan bersifat subjektif.

Arianto Achmad

27

Catatan
• Kita tidak menolak hal-hal yang
sumbangkan empirikal & teks-teks suci.
Tetapi yang kita tolak adalah bila empirikal
dan teks menjadi landasan penilaian
pokok manusia dalam segala hal.
• Adapun penting & perlunya sumbangsi
Empirikal dan teks adalah pada kebutuhan
akal manusia akan premis-premis minor
dalam sistem deduksi/silogismenya.
Arianto Achmad

28

Contoh 1
Apakah bumi memiliki asal?
Siapa pencipta bumi?

Landasan Penilaian

Data Empirikal

Pengetahuan Aqli
Setiap yg
Berubah/ Bergerak/
Termodivikasi

Deduksi/Silogisme

Pasti ada
Mengubah/Menggerak/
Memodivikasinya.

Premis Mayor

Data objektif bumi
Bumi
Bergerak
Berubah
Termodivikasi
Premis Minor

Bumi ada yang mengubahnya
Bumi ada yang mengerakkannya
Bumi ada yang memodivikasinya
Berarti Bumi ada Penciptanya
Kesimpulan
Arianto Achmad

29

Contoh 2
Apa hakikat jasad
Di alam barzakh?
Data teks suci

Landasan Penilaian

Data objektif barzkh:

Pengetahuan Aqli
1. Setiap sesuatu
hanya menempati
ruangnya sendiri.
2. Materi hanya
menpati alamnya
sendiri.
Premis Mayor

Deduksi/Silogisme

Di Alam barzakh terdapat
jasad barzakhi bukan jasad materi

Pada hari ini Kami tutup
mulut mereka; dan
berkatalah kepada Kami
tangan mereka dan
memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa
yang dahulu mereka
usahakan. (Qs.36:65)

Premis Minor

Kesimpulan

Arianto Achmad

30

Wallahu ‘alam bissawab
Wa ‘alaikum salam Wr. Wb.

Arianto Achmad

31