PENGARUH POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP TERHA

PENGARUH POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP
TERHADAP STROKE

Disusun Oleh:
REDHA FITRI EKAWATI

PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2013/2014

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................
i
ABSTRAK .........................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
A. Latar
Belakang
...............................................................................................................
B. Rumusan
Masalah
...............................................................................................................
C. Tujuan
...............................................................................................................
D. Manfaat
...............................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................................
A. Stroke
...............................................................................................................
a. Definisi
Stroke
b. Penyebab
Stroke
.........................................................................................................
c. Gejala-gejala

Stroke
.........................................................................................................
d. Pencegahan
Stroke
.........................................................................................................
e. Pengobatan
Stroke
.........................................................................................................
B. Pola
Makan
...............................................................................................................
a. Makanan
yang
dihindari
.........................................................................................................
b. Makanan
yang
dianjurkan
.........................................................................................................
2


C. Gaya
Hidup
...............................................................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
A. Simpulan
...............................................................................................................
B. Saran
...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit mematikan ketiga di Amerika Serikat
dan banyak negara industri di Eropa. Penyakit ini banyak menyerang
orang lanjut usia karena gaya hidup yang tidak sehat pada usia mudanya.
Gaya hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan cepat saji yang

mengandung banyak kolesterol, sedikit olahraga, kurang istirahat, dan
lainnya. Bila penderita dapat diselamatkan, biasanya penderita mengalami
kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau
kemampuan bicara. Hal ini terjadi karena ada penyumbatan dan
kerusakkan di pembuluh darah yang menuju ke otak.
Penderita penyakit stroke setiap tahunnya bertambah, karena
kebiasaan hidup yang tidak sehat, kebiasaan ini menyebabkan rusakkan
sistem di tubuh. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat
oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara. Emoli berupa
kolesterol disebabkan pola makan sehari-hari yan tidak sehat, sedangkan
emboli udara disebabkan kurang aktivitas olahraga. Jika tidak ada upaya
pencegahan resiko stroke, maka resiko penderita stroke di dunia akan
meningkat.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN

4

A. Definisi Stroke

Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan
menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang
terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius
karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu,
tampak adanya kecendrungan peningkatan insidennya (Bustan, 2007).
Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force in Stroke and Other
Cerebrovascular Disease tahun 1998, stroke secara klinis adalah disfungsi
nerologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan timbul
secara mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat (dalam beberapa jam)
dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan fokal otak yang
terganggu.
B. Klasifikasi Stroke
Stroke dibedakan menjadi dua yaitu, stroke iskemik dan stroke hemoragik.
a. Stroke Iskemik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak
oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi akibat aliran
darah ke otak terhenti oleh artheriosklerosis( penumpukan kolesterol
pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang menyumbat suatu
pembuluh darah ke otak. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur

pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.
Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri
serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut
menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi
gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh

5

pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli. Darah ke otak disuplai
oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini
merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Stroke Iskemik terbagi
lagi menjadi 3 yaitu:
1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh
bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah otak yang
pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan

subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang
seharusnya. Sehingga proses transmisi sinyal listrik dari otak ke bagian
tubuh lainnya tidak berjalan. Darah yang mengalir ke substansi otak atau
ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah
otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah
berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
C. Patogenesis Stroke Hemoragic
Disebut stroke hemorrhagic stroke karena ditemukan adanya darah di dalam
otak yang dalam keadaan normalnya tidak ada. Yang menjadi masalah pada
pasien dengan penyakit ini adalah ditemukannya darah di dalam otak yang
berasal dari pembuluh darah otak yang pecah.
TAHAP AWAL
Pada tahap ini, pembuluh darah baru saja pecah, dan darah baru saja
mengucur deras keluar dari dalam pembuluh darah. Penyebab pecahnya
pembuluh darah :

6

1. Karena tekanan darah yang terlalu tinggi sehingga dinding pembuluh
darah tidak bisa menahannya atau

2. Karena aktifitas yang terlalu berat sehingga tekanan darah di otak menjadi
meningkat dan akhirnya dinding pembuluh darah yang telah rapuh tidak
bisa menahannya dan
3. Kombinasi dari keduanya.
Gejala yang dirasakan oleh penderitanya hanyalah rasa pusing biasa dan
merasa kepalanya sangat berat saja dan kadang tidak menimbulkan gejala
sama sekali.
TAHAP SELANJUTNYA
Lama-kelamaan akhirnya darah yang mengisi otak ini semakin banyak.
Sebagai akibat dengan adanya cairan baru di dalam kepala, maka volume
cairan di dalam darah secara langsung akan meningkat begitu pula tekanan di
dalam otak. Bagaimana gejala pada pasien? Pada tahap ini, pasien bisa saja
merasakan sakit kepala hebat, disertai muntah terus menerus dan kepala
serasa berputar. Pada tahap ini biasanya pasien dan keluarga akan segera
mencari pertolongan.
TAHAP SELANJUTNYA
Akhirnya darah yang masih saja mengalir itu mulai menekan bagian-bagian
otak, dan gejala yang ditimbulkan tergantung dari tempat perdarahan tersebut.
Jika yang tertekan oleh otak adalah area motorik otak kanan, maka pasien
akan menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kiri, begitu pula

sebaliknya, jika bagian otak yang tertekan adalah area motorik otak kiri, maka
pasien akan menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kanan. Jika
perdarahan tersebut terjadi di dekat pusat kesadaran maka pasien tersebut
dapat mengalami penurunan kesadaran.
TAHAP SELANJUTNYA

7

Tahap yang paling akhir jika perdarahan tidak atau gagal ditangani, maka
darah akan semakin banyak dan akibatnya bisa menekan pusat kesadaran dan
pusat pernafasan sehingga pasien mengalami henti nafas, dan jika ini terjadi,
maka kemungkinan terburuk adalah kematian bagi pasien tersebut.

D. Gejala-gejala Stroke
Gejala stroke yang muncul tergantung bagian otak mana yang
terganggu. Otak manusia terdiri atas otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum) dan batang otak. Otak besar terdiri atas bagian besar yang
disebut hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Fungsi bagian
tubuh sebelah kanan di kendalikan oleh hemisfer kiri dan fungsi bagian tubuh
sebelah kiri dikendalikan oleh hemisfer kanan. Otak memiliki lobus-lobus

yang memiliki fungsi masing-masing, diantaranya:
1. Otak Lobus frontal
Mengendalikan gerakan, pengambilan, keputusan, dan pembauan.
2. Lobus temporal
Mengendalikan pendengaran, memori, dan emosi
3. Lobus pariental
Mengendalikan rasa kulit dan bahasa
4. Lobus occipital
Mengendalikan pengelihatan
5. Lobus cerebellum
Mengendalikan keseimbangan dan koordinasi
6. Batang Otak
Mengendalikan menelan, bernafas dan fungsi vital
Stroke yang menyerang otak bagian kanan akan mengakibatkan
gangguan pada proses membaca, berhitung, berbicara dan berpikir logis.
Sedangkan stroke yang menyerang otak bagian kiri akan mengakibatkan

8

gangguan pada proses bermusik, berimajinasi, berkesenian, orientasi, dan

ilmu ruang. Stroke yang menyerang otak dapat mengganggu fungsi sistem
saraf, sehingga anggota tubuh tidak merespon sinyal listrik dari saraf
pusat. Hal ini menyebabkan berbagai gejala-gejala diantaranya:
1.
Kelumpuhan anggota gerak
Kelemahan anggota gerak merupakan gejala umum yang dijumpai
pada srtoke. Bila seseorang tiba-tiba

merasakan kehilangan

kekuatan pada salah satu lengan atau tungkai berpikirlah ini sebagai
gejala stroke. Kelemahan biasanya sesisi, kanan atau kiri. Gangguan
peredaran darah otak di sebelah kanan akan menyebabkan
kelemahan anggota gerak bagian kiri. Sebaliknya, gangguan
peredaran darah di sebelah kiri menyebabkan kelemahan anggota
2.

gerak bagian kanan.
Wajah perot
Wajah perot juga gejala umum yang sering timbul pada penderita
stroke. Wajah perot pada penderita stroke terjadi akibat gangguan
pada saraf nomor tujuh di sentral. Cara mudah untuk melihat wajah
perot adalah meminta pasien untuk tersenyum atau menunjukkan
giginya. Curigailah wajah perot mendadak sampai tebukti bukan

3.

gejala stroke.
Gangguan bicara
Gangguan stroke dapat pula menunjukkan bicara tidak jelas (pelo)
atau tidak dapat bicara (afasia). Hal ini terjadi akibat kelumpuhan
saraf nomor duabelas atau lobus fronto-temporal di otak. Untuk
memeriksanya mintalah pasien menjulurkan lidah, dalam keadaan

4.

normal lidah menjulur lurus.
Gangguan keseimbangan / Vertigo

9

Pusing berputar dapat disertai gejala mual/muntah maupun tidak.
Gangguan pada sistem keseimbangan di otak kecil (cerebellum) akan
menimbulkan gejala pusing berputar. Gejala pusing berputar dapat
5.

juga disertai gejala lain misalnya pelo dan gangguan koordinasi.
Nyeri kepala
Nyeri kepala yang diakibatakan stroke biasanya terjadi bersifat
mendadak, intensitas yang berat,

6.

dan disertai gangguan saraf

lainnya.
Penurunan kesadaran
Kesadaran di otak dipengaruhi oleh ARAS (Assending Reticular
Activating System). Sistem ini membuat seseorang terjaga. Pada
kasus stroke yang langsung menyerang sistem kesadaran atau
mendesak pusat sistem kesadaran dapat dijumpai penurunan

7.

kesadaran.
Mendadak seluruh badan lemas dan terkulai tanpa hilang kesadaran

8.
9.
10.
11.

(drop attack) atau disertai hilang kesadaran sejenak (sinkop)
Gangguan pengelihatan (mata kabur) pada satu atau dua mata
Gangguan daya ingat atau memori baru (amnesia)
Gangguan orientasi tempat, waktu, dan orang
Gangguan menelan cairan atau makanan padat (disfagia)

Berdasarkan lokasinya ditubuh gejala stroke dibagi menjadi tiga,
diantaranya:
1.

Bagian sistem saraf pusat, yaitu kelemahan otot (hemiplegia), kaku

2.

dan menurunnya fungsi sensori
Batang otak, terdapat 12 saraf kranial. Gejalanya yaitu, lidah
melemah; kemampuan membau, mengecap, mendengar, melihat
secara keseluruhan menjadi menurun; serta kemampuan refleks,
ekspresi wajah, pernapasan, dan detak jantung menjadi terganggu
10

3.

Cerebral cortex yaitu tidak bisa berbicara (afasia), kehilangan
kemampuan untuk
(apraksia),

melakukan gerakkan-gerakan yang bertujuan

daya ingat menurun, kegagalan melaksanakan sebuah

fungsi sebagian badan (hemiparese), dan kebingungan
E. Pencegahan Stroke
Upaya untuk menghindari stroke dimulai dengan memperbaiki
gaya hidup dan mengendalikan faktor resiko sehingga dapat mengurangi
peluang terkena penyakit stroke. Berikut upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya stroke.
1. Mengontrol berat badan dan kolesterol
Makanan yang banyak mengandung kolesterol dapat menyebabkan
kolesterol menumpuk di dinding pembuluh darah yang disebut
2.

artheriosklerosis.
Mengendalikan faktor resiko penyakit
Pengendalian resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes dan
kolesterol. Hipertensi dan jantung koroner merupakan resiko utama

3.

stroke. Penyakit diabetes juga meningkatkan 1,5-4 kali resiko stroke.
Diet rendah lemak dan garam
Faktor resiko utama stroke adalah hipertensi dan hiperkolesterol.
Oleh karena itu diet rendah lemak dan garam dapat mengurangi

4.

resiko kolesterol.
Berolahraga dan aktivitas fisik
Olahraga dapat membantu mengurangi berat badan, mengendalikan
kolesterol dan menurunkan tekanan darah yang menjadi faktor

5.

stroke.
Tidak merokok
Nikotin dalam rokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah
berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri
dan pembekuan darah yang memicu penyakit jantung dan stroke.

11

6.

7.

Tidak minum alkohol
Alkohol dapat menaikkan tekanan darah dan memperlemah jantung,
mengentalkan darah, dan menyebabkan kejang arteri.
Berhenti memakai obat-obatan terlarang (NARKOBA)
Pemakai obat-obat terlarang seperti heroin, kokain dan amfetamin
meningkatkan resiko stroke tujuh kali dibandingkan narkoba lainnya.

F.

Pengobatan Stroke
Saat mengalami serangan stroke, segera melakukan pemeriksaan
untuk mengetahui penyebab pembekuan darah atau darah yang tidak bisa
diatasi dengan obat penghancur bekuan darah. Penelitian terakhir
menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau
dipulihkan jika RTPA (Recombinat Tissue Plasminogen Activaror) atau
steptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan tiga
jam setelah muncul serangan stroke.
Antikoagulan (seperti heparin) diberikan pada penderita stroke in
evolution. Namun, antokoagulan tidak diberikan pada penderita
pendarahan di otak karena akan menambah resiko terjadinya pendarahan
di otak. Berikut ini beberapa jenis terapi medis yang dapat diberikan
pada penderita stroke.
1. Fisioterapi
Fisioterapi dapat membantu memulihkan kekuatan otot-otot serta
mengajarkan bagaimana bergerak yang aman dan nyaman dengan
keterbatasan akibat kelemahan gerak otot.
2. Terapi Okupasi
Terapi okupasi membantu penderita untuk dapat melakukan makan
minum dan mengganti baju sendiri.
3. Terapi bicara
Terapi ini bertujuan membantu pasien dapat mengunyah, berbicara
dan mengerti kata.

12

A. Pola Makan
Pola makanan sehat berarti menjaga kualitas dan kuantitas makanan.
Masuk dalam katagori makanan sehat yakni buah dan sayuran, whole
grain (bulir utuh), minyak sayur, ikan, unggas, dan kacang-kacangan.
“sebaiknya, kurangi daging merah, minuman yang mengandung gula,
dan makanan olahan yang biasanya berkadar gula dan karbohidrat
tinggi” kata Kepada Departemen Nutrisi dan Sekolah Kesehatan
Masyarakat Universitas Harverd Walter Willett (Laksmi, 2013).
Salah satu penyebab stroke adalah pola makan yang tidak sehat.
Makanan cepat saji yang mengandung banyak kolesterol dan bahan kimia
merupakan salah satu penyebab stroke. Bagi penderita stroke banyak
makanan yang dilarang untuk dikonsumsi. Makanan yang biasa dikonsumsi
mengandung kadar kolesterol jahat dapat menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah lebih cepat dibandingkan seseorang yang

mengontrol

makanan yang mengandung kolesterol jahat. Jika kolesterol jahat mengendap
di dalam pembuluh darah maka aliran darah akan terhambat hingga
menyebabkan pembuluh darah pecah. Adapun makan yang harus dihindari
dan dapat dikonsumsi antara lain :
a.
Makanan yang dihindari
1. Jenis makanan dan minuman yang mengandung garam yang tinggi
2. Jenis makanan dan minuman yang mengandung kadar gula yang
tinggi seperti minuman bersoda
3. Makanan yang digoreng dan dipanggang seperti muffin, donat,
kerupuk dll
4. Daging merah dan daging olahan seperti hotdogs, sandwich, daging
asap, sosis dll
5. Makanan cepat saji seperti, mie instan, ikan kaleng dll

13

6. Alkohol
b.

Makanan yang dianjurkan
1. Buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, apel, kesemek, pepaya dan
2.

alpokat .
Sayur-sayuran seperti tomat, wortel, kacang hijau, dan kacang
kedelai.
Untuk memudahkan memilih produk makanan sehat, bisa dilihat

daftar kandungan yang ada pada setiap kemasan. Patokannya adalah
tubuh lebih kurang membutuhkan 25 gram serat setiap hari untuk
melancarkan metabolisme. Serat juga membantu menurunkan kadar
kolesterol, resiko stroke, resiko diabetes dan penyerapan karbohidrat.
Sumber serat yang baik adalah buah dan sayuran selain segar tidak ada
efek sampingnya.

B. Gaya Hidup
Profesor Graeme Hankey, kepala unit stroke di Royal Perth Hospital
menuturkan stres kronis yang dialami seseorang bisa menjadi faktor risiko
untuk stroke, meskipun hubungan ini tidak terlalu kuat.
Dalam studi yang dilakukan Profesor Craig Anderson dari The George
Institute for Global Health mengungkapkan stres tidak berhubungan langsung
dengan stroke. Tapi ada kemungkinan memperburuk gejala yang ada serta
menjadi faktor risiko untuk stroke. Pada penelitian interstroke yang
melibatkan 6.000 orang dari 22 negara diketahui stres diidentifikasi sebagai
salah satu dari 10 faktor risiko terhadap stroke yang dapat dimodifikasi.
"Interstroke dan studi lainnya menemukan stres kronis merupakan
faktor risiko, tapi tampaknya tidak menjadi salah satu faktor yang
14

kuat," ujar Profesor Hankey Profesor Hankey menuturkan ada
penjelasan biologis mengenai hubungan stres dan stroke. Stres kronis
membuat tubuh mengalami tekanan darah tinggi yang dapat memicu
kerusakan dinding pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko
penyakit salah satunya stroke iskemik. Sedangkan pada stres akut
diketahui mempengaruhi trombosit dalam darah yang meningkatkan
proses pembekuan dan menyebabkan penyumbatan arteri di atau
dekat otak. Hal ini karena trombosit diaktifkan oleh hormon
adrenalin.Hal lain yang bisa mempengaruhi adalah bagaimana cara
orang mengatasi stresnya. Jika ia menggunakan rokok dan alkohol
untuk mengelola stres maka kondisi ini berkontribusi besar terhadap
tekanan darah tinggi yang dapat memicu stroke. "Saat stres orang
bisa merokok dan minum lebih banyak, serta tidak tidur dengan baik.
Semua hal ini mempengaruhi fisiologis dan menempatkan diri pada
risiko masalah jantung serta stroke," ungkapnya ( Pogson, 2012).
Namun beberapa perubahan gaya hidup yang bisa mengurangi risiko
stroke juga dapat menurunkan stres, seperti tidak merokok, rutin periksa
darah dan kolesterol, mengonsumsi diet seimbang dan berolahraga secara
teratur. Berikut kebiasaan hidup yang dapat menyebabkan terkana stroke:
1. Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak dan
tinggi kolesterol, kurang aktivitas fisik, dan kurang olahraga,
meningkatkan resiko terkena penyakit stroke. Hal ini menyebabkan
resiko penyakit obesitas, kolesterol, hipertensi. Penyakit tersebut salah
satu pemicu terjadinya stroke

15

2.

Merokok
Merokok meningkatkan risiko terkena stroke empat kali lipat. Hal ini
berlaku bagi semua jenis rokok dan untuk semua tipe stroke, terutama
perdarahan subaraknoid dan stroke iskemik. Merokok menyebabkan
penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh (termasuk yang ada
di otak, jantung dan tungkai), sehingga merokok mendorong terjadinya
aterosklerosis, mengurangi aliran darah dan menyebabkan darah mudah
menggumpal.

3.

Merokok

juga

meningkatkan

pembentukan

dan

pertumbuhan aneurisma intrakranium.
Stres
Stres dapat menyebabkan hati memproduksi radikal bebas lebih banyak
dan memengaruhi

sistem imunitas tubuh secara umum hingga

mengganggu fungsi hormonal. Stres yang berujung pada depresi dapat
4.

menjadi salah satu faktor terjadinya stroke.
Konsumsi alkohol dan obat-obat terlarang
Obat-obatan misalnya kokain dan amfetamin juga bisa memperempit
pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

5.

Mendengkur
Menurut penelitian, kebiasaan mendengkur dapat meningkatkan tekanan
darah dan memicu terjadinya stroke. Banyak mendengkur menjadi salah
satu faktor stroke karena suplai oksigen ke otak menurun.
Salah satu cara pencegahan penyakit stroke dengan perbaikan gaya hidup

yaitu dengan melakukan aktivitas fisik. Manfaat yang diperoleh dari latihan
fisik teratur antara lain pengendalian kadar kolesterol total, LDL (kolesterol
buruk) dan trigliserida dalam darah menurun, sedangkan HDL (kolesterol
baik) meningkat.

16

Kenneth H. Cooper, M.D., M. P. H, pendiri dan Chairman Cooper
Aerobics Center. Cooper adalah orang yang pertama kali mencetuskan
istilah aerobics. Kata aerobics berarti dengan udara atau oksigen.
Dalam kaitan olahraga, aerobik dalam bahasa Indonesia adalah segala
jenis olahraga yang menggunakan udara dalam jangka waktu tertentu,
mengoptimalkan kemampuan jantung dalam memasok darah berisi
oksigen ke seluruh jaringan dan sel-sel di seluruh tubuh. Cooper
memberi banyak ragam latihan aerobik. Mulai dari berjalan kaki,
berlari, bersepeda, berenang, lompat tali, bermain ski, treadmill,
bermain tenis, bulutangkis, bola voli, sepakbola, dsb (Intisari, 2011).
Dengan meningkatkan aktivitas fisik dapat mengurangi resiko berbagai
penyakit termasuk stroke dan menjaga kebugaran tubuh.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
http://cherychabylanday.blogspot.com/2013/06/makalah-patofisiologistroke_2.html
http://rstroke.blogspot.com/2011/07/patofisiologi-stroke.html
http://strokemuda.blogspot.com/2013/02/patofisiologi-stroke-perdarahan.html

17

18