PERAN TANAH DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

PERAN TANAH DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pertanahan I

oleh

ADAM IRWANSYAH FAUZI

S5112002

RIDHO DINATA

S5112011

RIZKY AHMAD YUDANEGARA

S5112014

(Logo Itera)


TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
JATINANGOR
2014

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu. Pengangkatan “Peran Tanah dalam Kehidupan Manusia” sebagai
tema makalah ini dilatarbelakangi oleh pentingnya tanah dalam kehidupan
manusia. Sebagai ilustrasi, jika ditinjau dari bidang pertanian, tanah telah
dimanfaatkan oleh manusia sebagai media bercocok tanam sejak zaman
prasejarah. Sedangkan jika ditinjau dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan
budaya, Perang Diponegoro (1820-1830 M) adalah salah satu peperangan yang
dipicu oleh konflik pertanahan. Perang ini diawali oleh pencaplokan tanah milik
Pangeran Diponegoro oleh VOC Belanda. Ilustrasi tersebut mengindikasikan
bahwa sejak dahulu tanah telah memiliki hubungan yang erat dengan manusia.
Pada era globalisasi ini, kemajuan iptek dan perkembangan kehidupan sosial
manusia berdampak pada meluasnya peran tanah dalam sendi-sendi kehidupan.

Hal ini jelas menimbulkan berbagai polemik, terutama terkait aspek hukum. Oleh
karena itu, makalah ini memiliki tujuan memberikan penjelasan tentang definisi
tanah dari berbagai sudut pandang, hubungan tanah dengan manusia, masalah
pertanahan, serta solusi untuk masalah pertanahan.
Peran tanah dalam kehidupan manusia yang begitu luas merupakan sedikit
kendala yang dialami penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Namun berkat
bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca
tentang peran tanah dalam kehidupan manusia. Penulis menyampaikan terima
kasih atas bantuan berbagai pihak dalam penyelesaian makalah ini. Penulis
menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, oleh karena itu penulis
menerima segala bentuk kritik dan saran yang pastinya akan menjadi
pertimbangan dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.
Penulis

ABSTRAK

Makalah yang berjudul “Peran Tanah dalam Kehidupan Manusia” ini
dilatarbelakangi oleh pentingnya tanah dalam setiap aspek kehidupan manusia,
mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian, perkebunan, hukum,

politik, ekonomi, hingga sosial-budaya.
Peranan yang begitu luas membuat tanah memiliki berbagai definisi, sesuai
dengan bidang kajian tanah itu sendiri. Timbulnya masalah-masalah yang
beragam terkait soal tanah. Masalah-masalah yang timbul tersebut sebenarnya
telah diatur dalam undang-undang pokok agraria, undang-undang tata ruang dan
undang-undang mineral dan batuan.
Manusia yang pada hakikatnya ditakdirkan memiliki hubungan erat dengan
tanah justru kurang akan kesadaran dan pemahaman tentang hukum pertanahan
dan kebijakan pemerintah yang berlaku. Hal ini mengakibatkan masalah tanah
menjadi kian rumit dan berlarut-larut.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar belakang
Tanah merupakan elemen penting dalam kehidupan. Pada masa
kerajaan tanah dianggap sebagai milik raja dan menjadi simbol
kekuasaan seorang raja. Memasuki masa penjajahan, baik masa
penjajahan kolonial Belanda maupun Inggris, tanah dianggap sebagai

sumber daya ekonomi yang berharga dimana raja atau pemerintah
sebagai pemiliknya. Dengan demikian rakyat sebagai penyewa dibebani
berbagai macam pajak. Kemudian kebijakan pemerintah kolonial
berubah menjadi masa liberalisasi dimana konsep tanah bukan lagi
milik raja atau pemerintah tetapi menjadi milik swasta. Para pemodal
asing diperbolehkan memiliki aset agraria, dan rakyat sebagai
pengolahnya. Ketika itu perkebunan menghasilkan keuntungan luar
biasa bagi pemodal asing, sementara rakyat menderita dengan dipaksa
menjadi tenaga kerja murah. Ketika Belanda hengkang dan digantikan
Jepang, rakyat didorong untuk mengolah tanah perkebunan yang
ditinggalkan pemodal asing lalu menyerahkan hasilnya pada pihak
Jepang. Dengan izin dan dorongan dari pihak Jepang, maka rakyat
menganggap bahwa mereka telah memperoleh tanahnya kembali yang
dirampas Belanda.
Setelah kemerdekaan tanah kembali menjadi masalah. Aset agraria
berusaha dikuasai oleh Indonesia. Tanah pemodal asing diminta oleh
pemerintah Indonesia dan dibiarkan dikelola rakyat. Namun salah satu
hasil dari perundingan KMB 1949 berisi bahwa aset pemodal asing
yang dikuasai Indonesia harus dikembalikan pada pemiliknya. Sehingga
aset agraria seperti tanah perkebunan yang telah digunakan rakyat,


harus diserahkan kembali. Akibat itu munculah masalah. Rakyat enggan
menyerahkan tanah yang telah diolah seak zaman Jepang. Akhirnya
pada tahun 1960, terbitlah Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA).
UUPA mengatur pembatasan penguasaan tanah agar tidak merugikan
kepentingan umum, melindungi hak-hak tanah perseorangan yang
diletakkan dalam dimensi funsional, yang berarti hak atas tanah
mengacu pada kepentingan umum. Namun dalam pelaksanaanya
ternyata menyebabkan masalah dan konflik. Para tuan tanah berusaha
menghindari ketentuan-ketentuan UUPA.
Pada era reformasi sekarang, permasalahan terkait agraria masih
terus berlangsung. UUPA memang masih menjadi undang-undang yang
tidak tergantikan, namun dianggap masih belum memadai. Kasus
sengketa tanah masih marak terjadi, baik yang terekspos maupun yang
tertutupi. Kebijakan pemerintah mengakibatkan masalah kepemilikan
agraria menjadi rumit, dan akhirnya menimbulkan protes dari berbagai
pihak. Persoalan ini menunjukkan bahwa hak rakyat atas tanah masih
belum terlindungi dengan baik.
1.1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas muncul beberapa persoalan, yaitu :

1. Bagaimana peran tanah dalam kehidupan masyarakat Indonesia?
2. Apa saja permasalahan tanah di Indonesia?
3. Apa solusi yang dapat diambil dalam penyelesaian masalah tanah di
Indonesia?

1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini ialah untuk
memberikan gambaran tentang peran tanah dalam kehidupan manusia di
segala aspek.

1.3 Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa
pokok, yaitu :
1. Sejarah pertanahan Indonesia
2. Definisi tanah dari berbagai sudut pandang
3. Peran tanah dalam kehidupan masyarakat Indonesia
4. Permasalahan tanah di Indonesia

1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,

teori dasar tanah, analisis pertanahan di Indonesia, serta simpulan dan saran.
Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan tema
makalah ini, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, ruang lingkup
kajian, serta sistematika penulisan.
Pada bab dua akan disajikan penjelasan umum yang akan dikaji dengan
menggunakan literatur sebagai sumbernya berupa definisi tanah dari berbagai
sudut pandang dan peran tanah dalam segala aspek kehidupan manusia. Bab
tiga akan menjabarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan secara
lengkap berupa peran tanah dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
permasalahan tanah di Indonesia, serta pentingnya pemahaman akan hukum
pertanahan Indonesia. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari
penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait dengan peran tanah
dalam kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.

BAB II
TEORI DASAR TANAH

2.1 Definisi Tanah

2.1.1 Definisi Tanah Berdasarkan Bentuk Fisik.


2.1.1.1 Menurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan Geologis)
Tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi yang
berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian
pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit
(lapisan partikel halus).

2.1.1.2 Menurut Ahli Ilmu Alam Murni (berdasarkan pendekatan
Pedologi)
Tanah didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa
mineral maupun organik) yang terletak dipermukaan bumi,
yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor: bahan induk, iklim, organisme,
topografi, dan waktu.

2.1.1.3 Menurut Ahli Kimia
Tanah sebagai laboratorium kimia di dalam alam di mana
proses dekomposisi
tenang.


dan reaksi kimia berlangsung secara

2.1.1.4 Menurut Ahli Pertanaian
Tanah adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi
yang terdiri dari bahan padat, air, udara, dan jasad-jasad hidup
yang bersama-sama merupakan medium bagi pertumbuhan
tanaman.

2.1.1.5 Menurut Ahli Geomorfologi
Tanah adalah bagian dari permukaan bumi yang di tandai
oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan bumi, sebagi
modifikasi

oleh

proses-proses

fisik,

kimiawi, maupun


biologisyang bekerja selama periode tertentu.

2.1.2 Definisi Tanah Sebagai Sebuah Nilai

2.1.2.1 Tanah dinilai dari aspek ekonomi
Tanah

merupakan

sarana

produksi

yang

dapat

mendatangkan kesejahteraan.
2.1.2.2 Tanah dinilai dari aspek budaya

Tanah merupakan suatu nilai adat yang telah turuntemurun. Tanah juga dapat menentukan tinggi rendahnya
status sosial pemiliknya.

2.1.2.3 Tanah dinilai dari aspek sosial
Tanah adalah suatu tempat interaksi atau hubungan antar
individu dalam sebuah komunitas.

2.1.2.3 Tanah dinilai dari aspek hukum
Tanah merupakan suatu objek hukum yang memiliki status
atau hak kepemilikan, seperti tanah berstatus hak milik
berbeda dengan tanah berstatus hak guna usaha.

2.1.2.3 Tanah di nilai dari aspek politik
Tanah

merupakan

simbol

kekuasaan

yang

dapat

menentukan posisi seseorang dalam pengambilan keputusan
terkait kepentingan umum.

BAB III
HUBUNGAN TANAH DENGAN MANUSIA

3.1 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Geologi

Manusia tergantung pada tanah, tanah yang baik tergantung pada
manusia dan pengelolaanya tanah sebagai tubuh alam di mana tumbuhan
dapat hidup. Peradaban yang besar selalu memiliki tanah yang baik sebagai
sumber alam utama. Selanjutnya peradaban ini akan berlangsung
kebesarannya selama mareka cukup baik memelihara tanahnya sebagai tubuh
alam. Jatuhnya bangsa-bangsa besar yang menggunakan sungai tigris, efrat,
dan lembah sungai nil bersamaan bersama pengelolaan tanah dan air yang
buruk.

3.2 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Kimia

Tanah merupakan tempat atau media utama bagi sebagian besar
organisme dalam melangsungkan proses kehidupannya. Meski ada yang
mampu hidup di lingkungan akuatik (perairan) sebagian tumbuhan, terutama
tumbuhan tingkat tinggi, hidup di atas tanah. Sebagian hewan air pun tetap
membutuhkan tanah sebagai tempat melangsungkan hidupnya, seperti
bertelur, menetaskan anaknya, mencari makanan atau yang lainnya. Salah
satu fungsi lain dari tanah yang amat penting bagi mekanisme ekologis
adalah tanah merupakan sumber utama dan tempat terjadinya daur materi.
Secara alamiah, proses kehidupan yang terjadi di alam semesta pada
dasarnya merupakan suatu mekanisme transfer materi dan energi. Di alam
terdapat berbagai macam unsur kimia, yang telah berhasil diidentifikasi ± 92
unsur. Dari 92 unsur teridentifikasi tersebut hanya 40 unsur yang penting
bagi kehidupan. Enam unsur di antaranya menyusun lebih dari 95% biomassa

seluruh mahluk hidup. Enam unsur utama tersebut adalah karbon (C),
oksigen (O), nitrogen (N), Fosfor (P), dan sulfur (S). Ke enam unsur tersebut
ditambah unsur lain yang diperlukan dalam jumlah yang relatif besar dikenal
dengan istilah makronutrien. Unsur lain seperti iron/besi (Fe), Magnesium
(Mg), cooper/tembaga (Cu), serta iodium (J) dan berapa unsur lain yang
diperlukan dalam jumlah yang relatif kecil dikenal dengan istilah
mikronutrien. Unsur-unsur tersebut mengalami suatu rangkaian siklus yang
bergerak dengan pasti dari sumber utamanya udara air dan tanah. Tanah
sebagai salah satu sumber utama siklus tersebut merupakan suatu gambaran
bahwa secara kimia manusia takkan bisa hidup tanpa tanah.

3.3 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Geomorfologi

Geomorfologi tanah adalah salah satu bagian dari cabang ilmu geografi
fisik yang menekankan pada kajian persebaran satuan-satuan bentuklahan
dan tanah beserta pemanfaatannya untuk kepentingan kehidupan manusia.
Salah satu aplikasi adanya geomorfologi tanah yakni dalam pengurangan
risiko bencana, mengetahui karakteristiknya tanah di daerah tersebut, pola
persebaran permukiman penduduk, dan masih banyak contoh-contoh lain.
Dengan demikin dibutuhkan peta geomorfologi tanah menyajikan
informasi yang lebih lengkap mencakup informasi geomorfologis dan tanah
yang keduanya diperlukan dalam proses penilaian potensi lahan. Informasiinformasi yang sifatnya interpretatif dan diperlukan di dalam penilaian
potensi lahan dapat dikurangi. Saat ini sebagian besar kegiatan penilaian
potensi lahan dilakukan dengan menggunakan peta tanah sebagai masukan
utamanya. Analisis peta tanah penilaian potensi lahan memerlukan data fisik
lahan yang lain terkait dengan geomorfologis lahan yang dinilai. Penilaian
potensi lahan merupakan salah satu pertimbangan paling penting di dalam
tahap penyusunan rencana tata ruang wilayah dan rencana penggunaan lahan.
rencana tata ruang wilayah dan rencana penggunaan lahan yang tanpa
menggunakan masukan penilaian potensi lahan berpotensal keliru dalam

perkiraan-perkiraan kerusakan lingkungan sebagai akibat pemanfaatan lahan
yang kurang sesuai. Maka menurut sudut pandang geomorfologi, tanah dan
manusia memiliki hubungan timbal balik. Tanah dapat menjadi potensi yang
mendukung kehidupan manusia, namun pemanfaatan yang tidak didukung
dengan pemeliharaan yang baik akan menjadikan tanah sebagai potensi
bencana.

3.4 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Pertanian

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan
airsekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga
juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah
juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar
hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Untuk itu, tanah
merupakan salah satu komponen yang sangat berharga bagi kehidupan
manusia dan juga makhluk hidup yang lainnya.
Dengan memahami betapa penting dan berharganya keberadaan dan
tanah bagi kehidupan manusia, maka manusia sebsgai pemimpin seluruh
makluk hidup yang ada di dunia ini memiliki kewajiban untuk mempu
menjaga dan melestarikan dari keberadaan tanah itu sendiri.

3.5 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Ekonomi

Perspektif ekonomi memandang tanah sebagai modal dasar bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kebutuhan akan penggunaan tanah
tersebut sering berbenturan, mengingat bahwa terdapatnya jumlah luas tanah
yang terbatas, pada sisi lain terdapat ledakan pertumbuhan penduduk. Negara
di manapun di dunia ini dalam rangka melaksanakan pembangunan selalu
berkaitan dengan tanah dan memerlukan tanah. Hal ini dipelajari untuk
selanjutnya

dijadikan

sumber-sumber

pendapatan.

Artinya

tanah

dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk tujuan ekonomi. Salah satu
contohnya adalah ketika ada aktivitas produksi, eksploitasi (penambangan),
dan distribusi terhadap hasil kekayaan yang ada di bumi. Meskipun demikian,
idealnya memang hasil kekayaan tersebut digunakan sepenuhnya untuk
kesejahteraan masyarakat seperti yang tertuang di dalam pasal 33 UUD NRI
1945.

3.6 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Sosial-Budaya

Aspek sosial budaya dari tanah haruslah kita perhatikan bahwa sumber
alam dan landasan hukum tanah kita adalah hukum adat, yang dalam
pandangan rakyat kita tanah bukan sekedar permukaan bumi, akan tetapi juga
merupakan bagian menyeluruh dari kehidupannya. Sengketa perdata dalam
kaitannya dengan tanah seringkali tidaklah mudah diselesaikan, apabila kita
tidak memahami benar-benar tradisi masyarakat setempat. Dalam aspek
sosial budaya kita harus pula menyediakan tanah untuk keperluan
pendidikan, agama dan sosial.

3.7 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Politik

Dari perspektif politik, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai
definisi politik. Politik dalam hal ini dimaknai sebagai kekuasaan (power).
Dalam perspektif ini, fokus kajiannya adalah cara mengelola sumber daya
tanah yang sudah ada. Hal itu bisa dilakukan apabila seseorang atau
sekelompok orang mempunyai kekuasaan yang besar untuk mengatur hal
tersebut. Dengan demikian, mereka mempunyai wewenang untuk mengatur
sebuah kebijakan yang terkait dengan tanah. Selain itu, orang-orang yang
memiliki kekuasaan boleh jadi karena kepemilikan tanah, air, atau
pertambangan. Dari hal tersebut, seseorang mampu memberikan influence
kepada orang lain supaya tunduk dalam artian orang-orang yang mempunyai
resource tadi secara tidak langsung sedang mengelola kekuasaannya. Aspek

politik dari tanah, dapat kita lihat juga pada sejarah masa lalu, bahwa masalah
tanah pernah dijadikan alat kegiatan politik oleh “PKI” dengan slogan dan
janji “tanah untuk tani” yang merupakan tema bekas partai terlarang tersebut,
sebagai siasat untuk membangkitkan kontradiksi pada kurun waktu sebelum
tahun 1966.

3.8 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Hukum

Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia adalah karena kehidupan
manusia itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah. Mereka hidup
diatas tanah dan memperoleh bahan pangan dengan cara mendaya gunakan
tanah. Masalah tanah dapat menimbulkan persengketaan dan peperangan
yang dahsyat karena manusia-manusia yang ingin menguasai tanah
orang/bangsa lain karena sumber-sumber alam yang terkandung didalamnya.
Manusia akan hidup senang serba berkecukupan kalau mereka dapat
menggunakan tanah yang dikuasai/dimilikinya sesuai dengan hukum alam
yang berlaku, dan manusia akan dapat hidup tenteram dan damai kalau
mereka dapat menggunakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai
dengan batas-batas tertentu dalam hukum yang berlaku yang mengatur
kehidupan manusia itu dalam bermasyarakat.
Yang dimaksud dengan hak atas tanah adalah hak yang member
wewenang kepada pemegangnya untuk mempergunakan dan/atau mengambil
manfaat dari tanah yang dihaki-nya. Atas ketentuan Pasal 4 ayat (2) UUPA,
kepada pemegang hak atas tanah diberikan wewenang untuk mempergunakan
yang bersangkutan, demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang diatasnya
sekedar diperlukan untuk kepentingan langsung yang berhubungan dengan
penggunaan tanah itu dalam batas-batas menurut UUPA dan peraturanperaturan hukum lain yang lebih tinggi. Hubungan hukum antara seseorang
dengan tanah dapat dimungkinkan dengan beberapa hal misalnya karena
hibah, warisan, dan sebagainya.

3.9 Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Pertahanan-Keamanan

Aspek pertahanan keamanan, kaitannya dengan penyediaan tanah untuk
keperluan pertahanan, termasuk untuk keperluan latihan, dalam rangka
pembinaan ketahanan nasional, yaitu kesinambungan hidup bangsa dan
negara kita dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangaan
baik dari dalam maupun dari luar.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat diamati bahwasannya tanah
memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia, mulai dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian, perkebunan, hukum, politik,
ekonomi, hingga sosial-budaya. Peranan yang begitu luas membuat tanah
memiliki berbagai definisi, sesuai dengan bidang kajian tanah itu sendiri.
Peranan itu juga mengakibatkan timbulnya masalah-masalah yang beragam
terkait soal tanah. Masalah-masalah yang timbul tersebut sebenarnya telah
diatur dalam undang-undang pokok agraria, undang-undang tata ruang dan
undang-undang mineral dan batuan. Namun kurangnya kesadaran dan
pemahaman masyarakat akan hukum pertanahan dan kebijakan pemerintah
yang berlaku, membuat masalah tanah menjadi rumit dan berlarut-larut.
Manusia pada hakikatnya ditakdirkan memiliki hubungan erat dengan tanah.
Oleh karena itu, sosialisasi serta pendidikan tentang pertanahan dinilai penulis
sebagai salah satu solusi akan kebuntuan masalah tanah di Indonesia.
4.2 Saran
Dari simpulan di atas, penulis menilai hukum pertanahan merupakan
muara dari segala hubungan tanah dengan

manusia. Maka, penulis

menghimbau

untuk

kepada

instansi-instansi

terkait

mengkaji

perihal

pelaksanaan sosialisasi yang ditujukan kepada masyarakat tentang hukum dan
kebijakan pertanahan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Harsono, Boedi, 1970, Undang-undang Pokok Agraria: Sedjarah Penjusunan, Isi, dan
Pelaksanaannja, Jakarta: Penerbit Djambatan.
Sartohadi, J. 2010. Geomorfologi Tanah dan Aplikasinya untuk Pengurangan Resiko
Bencana. Yogjakarta. UGM
Website
Wibowo, Tunardy, 2012, Pengertian Hukum Agraria, diakses melalui
http://www.jurnalhukum.com/pengertian-hukum-agraria/ pada tanggal 1 Februari 2014
pukul 16.15 WIB.
Tunardy Wibowo, Pengertian Hukum Agraria, 2012, diakses melalui
http://www.jurnalhukum.com/pengertian-hukum-agraria/ pada tanggal 1 Februari 2014
pukul 16.50 WIB.
“ Politik agraria dalam berbagai perspektif “ kompas
http://politik.kompasiana.com/2013/03/30/politik-agraria-dalam-berbagai-perspektif541574.html pada tanggal 31 Januari 2014 pukul 20.30
“ Pengertian Hukum Agraria “ politikagraria
http://politikagraria.blogspot.com/2013/04/pengertian-hukum-agraria.html pada tanggal
31 Januari 2014 pukul 20.15
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-1330-BABI.pdf
http://nurs07.blogspot.com/2012/10/manusia-tanah-dan-lahan.html
http://catatanmashudiwahyu.blogdetik.com/2013/10/14/sejarah-konflik-pertanahanagraria-di-lndonesia-konflik-agrari/
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007/11/definisi-tanah.html
http://keisya-lamudi.blogspot.com/p/pengertian-ruang-lingkup-dan-kilasan.html
http://www.slideshare.net/FNfadly/pengertian-tanah-dan-batuan