ENAM PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAN

ENAM PROSES PENCIPTAAN ALAM
SEMESTA DAN BUMI DALAM ALQURAN
Tadabbur Al Quran
by Ibrahim Thursday, 7 May 2015 | 10:24 WIB 14,608 views1
Earth and Space (telegraph)
Oleh: Royhanul Iman, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam STAI Al-Fatah
Cileungsi, Bogor, Jawa Barat
Banyak terdapat penjelasan tentang proses terbentuknya langit dan bumi di dalam Al Qur’an,
salah satunya: “Dan sumgguh, kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih sedikitpun.” (Qs. Qaf: 38).
Dari ayat di atas sudah dapat dipahami bahwa pencipta langit dan bumi beserta seluruh isinya
ialah Allah proses penciptaan tersebut terjadi selama enam masa, namun sebenarnya banyak
yang berbeda pendapat dalam menafsirkannya mulai dari enam hari, enam masa, enam periode,
dan enam tahapan. Satu hari bukan berarti 24 jam, dalam Al Qur’an pun diumpamakan secara
berbeda-beda, ada yang 1.000 tahun (Qs. Al Hajj: 47) dan 50.000 tahun (Qs. Al-Ma’arij: 4),
belum ada penafsiran pasti tentang itu.
Dalam Qs. An-Nazi’at:27-33, para ahli mengambil kesimpulan bahwa proses penciptaan langit
dan bumi terjadi dalam enam masa atau enam periode, urutan masa tersebut sesuai dengan urutan
ayatnya, yang artinya sebagai berikut:
“Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya? [27], Dia
telah meninggikan bangunannya lalu menyemperunakannya [28], dan Dia menjadikan

malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang) [29], dan setelah itu
bumi Dia hamparkan [30], darinya Dia pancarkan mata air dan (ditumbuhkan) tumbuhantumbuhannya [31], dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh [32], (semua itu) untuk
kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu. [33]”. (Qs. An-Nazi’at: 27-33).
The Big Bang Theory
Masa Pertama (Qs. An-Nazi’at: 27)
Pada masa atau periode ini, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut
Big Bang, ledakan besar tersebut sebagai awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.

Dari ledakan besar tersebut terbentuklah awan debu atau dukhan, ketika dunkhan berkondensasi
sambil berputar dan memadat disitu terbentuk unsur hidrogen, saat temperature dunkhan
mencapai 20 juta derajat selsius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen,
lalu sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red.
Masa Kedua (Qs. An-Nazi’at:28)
Ayat ini menerangkan tentang proses pengembangan dan penyempurnaan, dalam ayat ini
terdapat kata “meninggikan bangunan” yang memberi pengertian bahwa alam semester
mengembang, galaksi-galaksi saling menjauh dan langit makin tinggi, sedangkan kata
“menyempurnakan” memiliki arti bahwa alam ini tidak semata mata terbentuk, melainkan
sebuah proses evolutif atau bertahap.
Masa ketiga (Qs. An-Nazi’at: 29)
Di ayat tersebut terdapat kalimat “Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan

siangnya (terang benderang)” Masa ini adalah dimana terbentuknya matahari sebagai sumber
cahaya dan bumi berotasi sehingga terjadi siang dan malam.
Masa keempat (Qs. An-Nazi’at: 30)
Pada masa ini daratan bumi muncul, dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang
terpental ini menjadi planet diantaranya adalah Bumu. Penghamparan yang dimaksudkan adalah
pembentukan superkontinen pangaea di permukaan Bumi. Ketika bumi baru terbentuk belum ada
daratan yang ada hanyalah batuan-batuan yang berpijar dengan suhu ratusan derajat selsius.
hidrogen yang terdapat pada komet bereaksi dengan unsur-unsur yang ada dibumi kemudian
menjadi uap dan turun sebagai hujan (space)
Masa kelima (QS.An-Nazi’at:31)
Dalam ayat 31 ini menunjukan bahwa dimana terjadi evolusi bumi dari tidak ada air menjadi ada
air, air tersebut berasal dari komet yang menghantam bumi, hydrogen yang terdapat pada komet
berekasi dengan unsur-unsur yang terdapat di bumi dan terbentuk uap air, uang air ini kemudian
turun sebagai hujan. Bukti air berasal dari komet ialah rasio deuterium dan hidrogen pada air laut
sama dengan rasio pada komet, semua kehidupan berasal dari air, setelah air muncul kehidupan
seperti tumbuhan-tumbuhan pun bermunculan.
Masa keenam (Qs. An-Nazi’at: 32-33)
Gunung-gunung dipancangkan artinya, gunung terbentuk setelah penciptaan daratan,
pembentukan air dan munculnya tumbuhan. Gunung memiliki akar di dalam tanah atau bisa

disebut juga pasak, fungsi gunung ialah menyetabilkan kerak bumi mencegah goyangnya tanah.
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat 33, setelah terbentuknya gunung, terciptalah hewan
dan manusia.(T/roy/R02)