PERANAN SISTEM OTOMASI DALAM MENUNJANG P

PERANAN SISTEM OTOMASI DALAM MENUNJANG PRODUKTIVITAS SUATU
INDUSTRI MANUFAKTUR DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN INDONESIA
Kharisma Nur Hamdani
Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung,Jurusan Teknik Elektronika
e-mail : kharishamdani@yahoo.co.id

1. Definisi Sistem Otomasi
Sebelum mempelajari otomasi sebaiknya kita mengetahui apa itu otomasi, layaknya
kita dalam mengontrol sebuah plant, kita harus mengetahui karakteristik sebuah palnt
tersebut. Sistem otomasi dan otomatisasi tentu berbeda. Sistem otomasi adalah kumpulan
dari beberapa komponen yang saling terintegrasi dengan tujuan untuk mengganti pekerjaan
manusia dengan pekerjaan mesin tanpa mengebaikan keselamatan. Pekerjaan ini biasanya
yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Contohnya dalam proses
filing, pack, palleting. Sedangkan otomastisasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
manusia (belum otomatis) diganti dengan pekerjaan yang serba otomatis sehingga
memudahkan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Otomastisasi dapat mengurangi
peran manusia tanpa mengabaikan safety.
Dalam sistem otomasi banyak sistem yang terintegrasi demi menunjang terciptanya
suatu sistem yang handal, sistem tersebut antara lain :
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sistem Kendali
Sistem Komputer
Sistem Elektronik
Sistem Instrumentasi
Sistem Interface
Sistem Mekanik
Sistem Jaringan
Safety Design

Dengan teritegrasinya sistem diatas makan proses pengendalian serta monitoring
suatu

plant


akan

mudah

walaupun

dalam

jarak

jauh,

sistem

tersebut

disebut

SCADA(Supervisory Control And Data Acquisition). SCADA bukan pengendali, yang menjadi

pengendali tetap controller (PLC) , SCADA hanya sebagai perantara user dengan mesin
agar lebih mudah dalam mengendalikan mesin tersebut. Pada SCADA juga daat digunakan
untuk pengambilan data yang mana dengan data tersebut kita mengetahui naik turunnya
suatu proses.

1

Industri

manufaktur

merupakan

suatu

industri

yang

menggunakan


mesin,

instrumentasi serta tenaga kerja yeng bertujuan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi
barang jadi yang siap di pasarkan. Pada pasar bebas seluruh dunia atau sekitar ASEAN
(AFTA) manufaktur mempunyai arti poduksi dalam skala besar demi mendapat keuntungan.

2. Standarisasi Sistem Otomasi Pada Produksi Manufaktur
Industri diciptakan demi memenuhi kebutuhan manusia secara besar-besaran dengan
mengambil keuntungan. Oleh karena itu suatu industri sebaiknya menggunakan standarisasi
dalam pemenuhan produksinya. Standarisasi bukan hanya pada barang jadinya (produk)
tetapi juga pada sistem yang digunakan. Dalam hal ini akan membahas tentang standarisasi
sistem otomasinya. Suatu industri perlu menggunakan standar yang bersifat lokal ataupun
internasional. Standarisasi sistem otomasi ini agar energi yang diperlukan dalam proses
produksi lebih efisien serta produksi dapat meningkat. Dengan adanya standarisasi
kosumen juga semakin yakin bahwa produk yang mereka gunakan sudah sesuai terjamin
kualitas dan mutunya terlebih lagi jika sudah berstandar internasional.
Banyak standarisasi yang bertaraf nasional mapun internasional. Pada industri
manufaktur tidak terlepas darI keselamatan kelistrikan yang mana itu juga perlu
menggunakan stadar IEC 61010 (Electrical Safety). Di Indonesia standar nasionalnya

adalah SNI. Faktor keamanan cyber dan keselamatan untuk manufaktur dan sistem otomasi
juga ada standarisasinya, yaitu ISA-99/IEC62443 (Cyber Security and Safety in Industrial
Processes), standarnya yaitu tidak membahayakan keselamatan publik atau karyawan,
pelanggaran peraturan, hilangnya hak cipta atau rahasia dan berdampak pada keamanan
nasional.
Standarisasi otomasi dengan sistem wireless tercantum pada ISA100(Wireless
systems for automation), standarisasinya berupa lokasi yang dapat digunakan, frekuensi
radio,suhu, kelembaban dll. Standarisasi menejemen mutu ada pada ISO 9001-2008
(Quality Management System Requirements), yang dimaksud mutu pada ISO 9001-2008
adalah kemampuan menghasilkan produk dan pelayanan yang diberikan.
Dengan menggunakan standarisasi manufaktur dan sistem otomasinya maka industri
tersebut sudah menggunakan alat dan teknologi yang yang terbaru. Standar IEC tersebut
mengeluarkan standar bersama IEEE tetapi dalam pengembangan standar bersama ISO.
Standar standar tersebut terus dilakukan pengembangan guna mempercepat terknologi
yang lebih efisien.

3. Perkembangan Terakhir Dari Sistem Otomasi

2


Pada awalnya industri masih belum menggunakan sistem kendali otomatis yaitu masih
menggunakan manual dan tanpa menggunakan HMI. Sebelum adanya kontroller (PLC atau
Microcontroller) pekerja masih menggunakan saklar on-off yang dioperasikan manual.
Dengan semakin berkembangnya teknologi maka sistem kendali juga mengalami kemajuan
yaitu dengan adanya microcontroller lalu selang beberapa tahun ditemukan PLC pada tahun
1960 sebagai alat kendali pada industri industri. Semakin lama metode dalam sistem kendali
juga berkembang, dari on-of lalu PID kemudian Fuzzy Logic (Sistem Kendali Cerdas).
Para ilmuan terus mengembangkan sistem kendali demi meningkatkan efektifitas dan
efisiensi sistem. Fuzzy logic tergolong dalam Artificial Intelegence. Fuzzy control baik untuk
sistem industri yang mengandung ketidakpastian sehingga output yang diharapkan lebih
optimal.
Masing masing metode mempunyai kelebihan tergantung pengaplikasiannya. Teknologi
semakin berkembang dengan ditemukannya SCADA yang berfungsi sebagai pengendalian
jarak jauh dan pengambilan data. Sekarang bukan hanya industri saja yang menggunakan
kendali jarak jauh, tetapi sudah diaplikasikan dalam rumah maupun apartemen.

4. Macam-macam Jenis Industri dan Sistem Otomasi
Industri di Indonesia ini bermacam macam dan mesin yang digunakan juga bermacam
macam. Pemilihan sistem otomasi juga harus diperhatikan guna lebih mengefisienkan
energi dan pada proses maintenance. Proses di industri mengaplikasikan kendali diskrit dan

kontinyu.

Ada

beberapa

industri

antara

lain

otomotif

manufaktur,

electronik,

tekstil,farmasi,logam,kertas,kendaraan, minyak dan gas , dan daya listrik. Semua industri
tersebut tak lepas dari kendali diskrit dan kontinyu.

Industri sangat luas dalam penggunaanya tetapi untuk mudah memahaminya industri
dibedakan dalam 3 kategori, yaitu :
1. Process Control
Pada proses kontrol kebanyakan menggunakan proses kontinyu yang umumnya
reversible dan monotone, sehingga keadaan tetap pada keadaan yang ditentukan.Proses ini
biasanya pada pengolahan air, petrokimia dan semen.

2. Batch Control

3

Pada batch kontrol biasanya menggunakan proses semi kontinyu yang berhubungan
hanya pada satu produk. Sistem ini terjadi karena proses operasi yang mengalami shutdown
dan start secara berulang dengan output yang terbatas sesuai dengan konsumen.
Standarisasi batch control pada ISA88 (Batch Control). Industri ini contohnya kimia,
farmasi dan minuman beralkohol.
3. Manufakturing
Manufakturing atau manufaktur menggunakan proses diskrit(biner) yang umumnya
reversible tetapi tidak monoton, yang menghubungkan dengan beberapa bagian alat. Tugas
dari sistem kendali dengan proses diskrit adalah set point(refenrensi). Industri ini contohnya

industri automobile, pengisian botol dan pengepakan.

5. Tantangan Dalam Membangun Sistem Otomasi di Indonesia
Sistem otomasi pada industri di Indonesia sudah berkembang beberapa puluh tahun
lalu. Pada awalnya sistem otomasi hanya dilakukan pada bagian yang vital saja lama
kelamanaan seiring berkembangnya teknologi otomasi di industri semakin diperluas dan
dikembangkan. Suatu industri dapat dikatakan sebagai industri yang maju teknologinya jika
semua alatya terintegrasi dalam satu sistem dan dapat dikontrol dan dimonitor dari satu
tempat.
Semakin banyaknya permintaan pasar terhadap produk menjadi salah satu tantangan
dalam membangun sistem otomasi. Menghasilkan produk yang lebih banyak tanpa
mengabaikan kualitas bukan suatu masalah yang sepele, perlu manajemen dan
pengetahuan yang baik. Oleh karena itu industri mencari terobosan yang berguna untuk
memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Sebelum industri menggunakan mesin mesin yang serba otomatis sudah dipastikan
bahwa industri banyak merekrut tenaga kerja tetapi hasil produksinya kurang optimal dan
boros biaya. Industri dengan tenaga kerja yang cukup dan hasil produksi optimal yang stabil
sangat

diinginkan,


yaitu

dengan

menambahkan

sistem

otomasi.

Dalam

setiap

perkembangan suatu sistem pasti akan timbul masalah yang mengikuti. Perusahaan
manufaktur menginginkan pemanfaatan energi, waktu dan SDA yang efisien yaitu dengan
menggunakan peralatan yang serba otomatis. Dengan adanya perubahan sistem ini
otomatis banyak tenaga yang tidak diperlukan lagi karena pekerjaan mereka sudah
dilaksanakan oleh mesin tersebut. Dari sini merupakan permasalahan besar yang harus

diselesaikan oleh perusahaan. Disisi lain perusahaan ingin untung yang besar dengan
4

mengurangi tenaga kerja dan disisi lain tenaga kerja ingin bekerja. Dalam permasalahan ini
pemerintah juga harus ikut serta dalam pemecahan masalah ini dengan mengeluarkan
undang-undang

untuk

membatasi

otomasi

dan

sedikit

membantu

negara

dalam

pengentasan pengangguran.
Perusahaan terus mencari terobosan guna meendapat keuntungan yang besar dengan
modal sekecil kecilnya. Pemanfaatan energi dan efisiensi waktu pada jaman sebelum
otomatisasi terlalu boros yang dapat mengurangi keuntungan yang diperoleh. Dengan
menggunakan mesin yang menggunakan sistem otomasi energi dan waktu produksi dapat
ditekan.

6. Masalah Tenaga Kerja Yang Mendukung Otomasi Industri
Industri di Indonesia kebanyakan menggunakan mesin otomasi dari luar negeri yang
mana teknisinya harus didatangkan dari luar negeri karena tenaga kerja di Indonesia kurang
mengetahui sistem tersebut atau industri menyuruh beberapa tenaga kerja untuk melakukan
training beberapa bulan di luar negeri. Untuk memelihara sistem tersebut haruslah tenaga
kerja yang kompeten serta mempunyai sertifikat kelulusan dalam menangani sistem
tersebut.
Untuk melaksanakan training tersebut bukanah orang yang sembarangan, mereka harus
menjalani beberapa tes untuk dapat melaksanakan training tersebut. Industri sebaiknya
memiliki tenaga kerja dari Indonesia untuk menangani sistem tersebut karena biaya lebih
rendah daripada mendatangkan teknisi dari luar negeri. Hal tersebut dapat menekan biaya
pengeluaran.
Sistem yang handal akan tercapai jika tenaga kerja yang mengoperasikan juga handal.
Oleh karena ini industri harus terus melakukan upgrade terhadap karyawannya agar
sistemnya selalu stabil.

7. Perkembangan Sistem Otomasi Manufaktur di Indonesia Dalam Rangka
Persaingan Global
Industri manufaktur di Indonesia terus berkembang sejalan dengan berkembangnya
sistem otomasi yang mereka gunakan. Untuk mempersiapkan AFTA para perusahaan akan
berusaha untuk menjadikan usahanya tetap unggul salah satunya dengan terus
mengupgrade sistemnya, baik sistem otomasi atau sistem informasinya. Pertumbuhan
produksi industri manufaktur pada skala besar dan sedang di Indonesia ada yang
mengalami kenaikan tetapi juga ada yang mengalami penurunan. Hal ini mungkin

5

disebabkan karena sistem yang mereka gunakan kurang efisien dalam menghasilkan
produk yang berkualitas.
Perkembangan sistem otomasi pada bidang manufaktur akhir ini sangat pesat karena
setiap hari pihak standarisasi terus melakukan pengambangan dalam bidang sistem otomasi
tersebut sehingga jika perusahaan tersebut tidak melakukan pembaruan sistem maka boleh
dibilang sistem perusahaannya disebut kurang efisien.

Pada tahun ini industri logam sebagai peringkat teratas dalam perkembangan produksi.
Upgrade sistem sangat perlu dilakukan sebagai daya saing industri di era global ini.
Dengan adanya pasar global mau tidak mau kita harus meningkatkan kualitas produksi. Jika
tidak industri akan kalah dengan produk dari luar negeri. Manajemen mutu pelayanan juga
harus di optimalkan guna mencapai produk yang bersaing.

6

Pada grafik menunjukkan bahwa industri di Indonesia lebih banyak mengalami
peningkatan daripada penurunan, kenaikan tersebut bisa karena manajemen yang baik atau
bisa juga karena mesin yang digunakan dalam kondisi normal sehingga waktu untuk
memperbaiki lebih sedikit daripada waktu untuk produksi. Industri juga harus memperhatikan
ketentuan mesin, kapan waktu pemeliharaannya agar mesin tetap dalam kondisi normal.
Industri di Indonesia mengalami naik turun bukan hanya dikarenakan oleh sistem
otomasinya saja yang kurang berkembang tapi juga dalam mengelola perusahaannya.
Sebaiknya perusahaan memperbaiki dulu sistem manajemennya lalu jika sudah stabil baru
memperbaiki sistem pada produksi yaitu pada sistem otomasinya untuk meningkatkan hasil
produksi tanpa mengabaikan kualitas.

8. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat didapatkan pada tugas ini adalah :
1. Sistem otomasi dan otomatisasi pada industri sangat diperlukan dan merupakan
suatu yang tidak dapat dipisahkan.
2. Sistem otomasi sangat kompleks dan saling terintegrasi.
3. Dalam menggunakan alat otomasi industri tidak boleh mengabaikan standar yang
sudah ditetapkan agar industri tersebut dapat dipercaya dan terjamin mutunya.
4. Pihak industri harus selalu melakukan upgrade sistem karena memeiliki keunggulan
lebih daripada sistem yang sebelumnya.
5. Dalam membangun sistem yang terintegrasi tersebut perusahaan juga harus
memperhatikan kelemahannya.
6. Jika

industri

melakukan

otomatisasi

penuh

maka

industri

tersebut

membutuhkan sedikit karyawan dan berdampak pada pengangguran.
7. Pada tahun ini bidang manufaktur mengalami perkembangan yang pesat.
7

hanya

8

Daftar Pustaka


Riyadi,Indra, “Jenis Plant dan Kendali”, Politeknik Negeri Bandung, Bandung



Badan Pusat Statistik “Berita Resmi Statistik No. 43/05/ Th. XVIII”, 2015,



ISA-88 ,”Batch Control” ,



ISO , “ISO 9001-2008 (Quality Management System Requirements)”.



OGP, “Oil and Gas Producers”, 2010 ,London



Abbas,Sachbudi , “Standarisasi di industri”, Universitas Esa Unggul, Jakarta.



Ali,Muhammad, “Fungsi Kontrol DCS”, 2013, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

9