hadits tarbawi PESERTA DIDIK DALAM HADIT

hadits tarbawi, PESERTA DIDIK DALAM HADITS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003, dijelaskan bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Abudin nata mengatakan, bahwa
peserta didik diartikan dengan orang yang telah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan
dan pengarahan.
Peserta didik adalah ucapan yang bersifat umum untuk orang yang sedang menuntut ilmu.
Peserta didik ada juga yang disebut siswa, murid, pelajar, anak didik, mahasiswa.dalam bahasa
inggris di sebut student, dalam bahasa arab ada yang disebut thalib, biasanya untuk mahasiswa.
Tilmidz, untuk murid tingkat TK sampai SMA.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud peserta didik dalam hadits?
1.3. Batasan Pembahasan
Dari rumusan diatas, maka dapat di batasi pembahasannya sebagai berikut:
1. menjelaskan peserta didik dalam hadits.
BAB II
PEMBAHASAN

PESERTA DIDIK DALAM HADITS
Peserta didik adalah ucapan yang bersifat umum untuk orang yang sedang menuntut ilmu.
Peserta didik ada juga yang disebut siswa, murid, pelajar, anak didik, mahasiswa.dalam bahasa
inggris di sebut student, dalam bahasa arab ada yang disebut thalib, biasanya untuk mahasiswa.
Tilmidz, untuk murid tingkat TK sampai SMA.
Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003, dijelaskan bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Abudin nata mengatakan, bahwa
peserta didik diartikan dengan orang yang telah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan
dan pengarahan.
Sehubungan dengan itu, samsul nizar memberikan kriteria peserta didik kepada lima kriteria:
1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasatetapi memiliki dunia sendiri.
2. Peserta didik memiliki periodesasi perkembangan dan pertmbuhan.
3. Peserta didik adalah makhluk allah yang memiliki perbedaan individu baik di sebabkan oleh
faktor bawaan maupun lingkungandimana ia berada.
4. Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rihani, unsur jasmani memiliki daya
fisik dan unsur rohani memiliki daya akal, hati nurani dan nafsu.
5. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan
dan berkembang secara dinamis.


Sementara di pihak lain, Oemar Hmalik mengemukakan beberapa aspek yang perlu
diketahuiuntuk mengenal peserta didik.
1. Latar belakang masyarakat.
2. Latar belakang keluarga.
3. Tingkat inteligensi.
4. Hasil belajar.
5. Kesehatan badan.
6. Hubungan-hubungan antar pribadi.
7. Kebuthan-kebutuhan emosiional.
8. Sifat-sifat kepribadian.
9. Bermacam-macam minat belajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah setiap orang yang meluangkan
waktunya untuk belajar kepada seorang pendidik. Peserta didik adalah orang yang berada dalam
fase pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun psikis. Dengan demikian ia tidak
bisa disamakan dengan orang dewasa yang berukuran kecil karena mempunyai spesifikasi
tersendiri.
Rasulullah SAW, sangat memberikan perhatian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
Sehingga ditemukan hadits-hadits yang membicarakan tentang mencari ilmu pengetahuan.
Perhatian yang demikian tinggi, karena rasulullah juga menyatakan dirinya sebagai pendidik.
Rasulullah lebih mengutamakan majlis orang yang belajar dari pada majlis ahli ibadah. Diantara

hadits yang membicarakan tentang peserta didik adalah sebagai berikut.
‫ "من يرد‬,‫ قال النبي‬... ‫ عن عبد الرحمن بن ابي بكرة عن ابيه‬,‫ عن ابن سبرين‬,‫ حدثنا ابن عون‬,‫حدثنا بشر قال‬,‫حدثنا مسدد قال‬
)‫" (رواه البخاري‬.‫ل به خيرا يه اه ل وانما العلم بالتعلم‬
Artinya : menceritakan kepada kami musaddad, berkata menceritakan kepada kami bysr, ia
berkata, menceritakan kepada kami ibn ‘aub, dari ibn sirin, dari abdurrahman ibn abu bakrah dari
ayahnya. Nabi SAW bersabda, “ barang siapa dikehendaki baik dari allah, maka ia dikaruniai
kepahaman agama. Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar.)HR. Bukhari(
‫ سمعت بن قيس بن ابي حازم‬,‫ حدثني اسماعيل بن ابى خالد على غير ما حدثناه الزهري قال‬,‫ حدثنا سهيان قال‬,‫حدثنا الحميد قال‬
‫ رجل اااه ل ما فسلط على هلكته‬:‫" حسد ل في اثنتين‬,‫ قال النبي صلى ل عليه وسلم‬,‫ سمعت عبد ل بن مسعودقال‬,‫قال‬
)‫" (رواه البخاري‬.‫ ورجل اااه ل الحكمة فاوي ضى باا ويعلماا‬,‫في الحق‬
Artinya : menceritakan kepada kami humaid, ia berkata, menceritakan kepada kami sufyan, ia
berkata, menceritakan kepadaku isma’il ibn abu khalid atas selain yang kami ceritakan olehnya
al-zuhriy, ia berkata, “ aku mendengar ibn qais ibn abu hazim, ia berkata, aku mendengar
‘abdullah ibn mas’ud berkata, nabi SAW bersabda,” tidak boleh iri hati kecuali dua hal, yaitu
seorang laki-laki yang diberi harta oleh allah lalu harta itu di kuasakan penggunaannya dalam
kebenaran, dan seorang laki-laki di beri hikmah oleh allah dimana ia memutuskan perkara dan
mengajar dengannya.” )HR. Bukhari(
,‫ ان عائشة زوجة النبي صلى ل عليه وسلم‬,‫ حدثنى ابن ابي مليكة‬,‫ قال‬,‫ اخبرنا نافنافع بن عمر‬,‫حدثنا سعيد بن ابى مرية قال‬
)‫ (رواه البخارى‬... ‫نانت اسمنافع يياا ل راجعت فيه جتى اعرفه‬
Artinya : menceritakan kepada kami sa’id ibn abi maryam, ia berkata, memberitakan kepada

kami na’fi ibn umar, ia berkata, menceritakan kepadaku ibn abu mulaikah, bahwasanya ‘Aisyah
istri Nabi SAW, tidak pernah mendengar sesuatu yang tidak diketahuinya melainkan ia
mengulangi lagi sehingga ia mengetahuinya benar-benar )HR. Bukhari(.
‫ انه قال لعمروبن سعيد ___ وهويبعث‬,‫ عن ابى يريح‬,‫ حدثني سعيد‬,‫ جدثني الليث قال‬,‫ حدثني قال‬,‫حدثنا عبد ل بن يوسف قال‬
‫ ووعاه‬,‫ سمعته اذناي‬,‫ احد قو قام به النبي صلى ل عليه وسلم الغدمنن يوم الهتح‬,‫"ائذنن لي اياا ا مير‬.‫المبعو الى مكة‬
‫ ف يحل ممرىء يؤ‬,,‫ " ان مكة حرماا ل و يحرماا للنا‬,‫ ثم قال‬,‫ حين اكلم به حمد ل واثنى عليه‬,‫ واباراه عيناي‬,‫قلبي‬

‫ فإن احد ارخص ل تال لرسوا ل صلى ل عليه وسلم فياا سلعة من‬,‫ و يعضد باا يجرة‬,‫من باه واليوم ا خر ان يسه دما‬
)‫" (رزاه البخارى‬.‫ وليبلغ الشاهد الغائب‬,‫ ثم عادت حرمتاا اليوم نحرمتاا باممس‬,‫ناار‬.
Artinya : menceritakan kepada kami ‘Abdullah ibn yusuf, ia berkata, menceritakan kepadaku
laits, ia berkata, menceritakan kepadaku sa’id dari abu suraih, bahwanya ia berkata, kepada amr
bin sa’id, ketika ia mengirim pasukan ke makkah, “izinkanlah saya wahai amir untuk
menyampaikan kepadamu suatu pekerjaan yang di sabdakan nabi SAW. Pada pagi hari
pembebasan )mekah(. Sabda beliau itu terdengar oleh kedua telinga saya, dan hati saya
memeliharanya, serta dua mata saya melihat ketika beliau menyabdakannya. Beliau memuja
allah dan menyanjungNya, kemudian beliau bersabda, “sesungguhnya makkah itu di mulyakan
oleh allah ta’ala dan manusia tidak memulyakannya, maka tidak halal bagi seseorang yang
beriman kepada allah dan hari akhir menumpahkan darah di makkah, dan tidak halal menebang
pepohonan di sana. Jika seseornag memandang ada kemurahan )untuk berperang( berdasarkan
peperangan rasulullah SAW. Disana, maka katakanlah [kepadanya], sesungguhnya allah telah

mengizinkan bagi rasulNya, tetapi tidak mengizinkan bagimu, dan allah hanya mengizinkan
bagikusesaat di suatu siang hari, kemudian kembali kemuliaannya )diharamkannya( pada hari itu
seperti haramnya kemarin.” Orang yang hadir hendaklah menyampaikannya kepada yang tidak
hadir )ghaib(. )HR. Bukhari(
,‫ سمعت ابا هريرة ي ول‬,‫ عن اخيه قال‬,‫ أخبرني وهب بن منبه‬,‫ حدثنا عمرو قال‬,‫ حدثنا سهيان قال‬,‫حدثنا علي بن عبد ل قال‬
".‫ فإنه نان يكتب و أنتب‬,‫ ل ما نلن من عبد ل بن عمرى‬,‫"مامن أصحا النبي صلى ل عليه وسلم احد انثرحديثا عنه مني‬
)‫(رواه البخارى‬.
Artinya : menceritakan kepada kami ali ibn abdullah, ia berkata, menceritakan kepada kami
sufyan, ia berkata, menceritakan kepadaku umar, ia berkata, memberitakan kepadaku wahabibn
munabbih, ia berkata, aku mendengar abu hurairat berkata, “ tiads eorangpun dari sahabat nabi
SAW yang lebih banyak meriwayatkan hadits yang diterima dari beliau SAW dari pada saya,
melainkan apa yang didapat dari abdullah bin amr, sebab ia mencatat hadits sedang saya tidak
mencatatnya,” )HR. Bukhari(
,‫ ف ال‬,‫ فجاء رجل من اهل اليمن‬... : ‫ عن ابى هريرة‬,‫ عن يحيى عن ابى سامه‬,‫ حدثنا ييبان‬,‫حدثنا ابو نعيم الهضل بن دنين قال‬
)‫" (رواه البخارى‬.‫ " انتبو ا بي ف ن‬,‫انتب لي يارسول ل ف ال‬
Artinya : menceritakan kepada kami abu nu’aim fadhlu ibn dukain, ia berkata, menceritakan
kepada kami syaiban dari yahya, dari abi salamat, dari abu hurairat:.... seorang laki-laki datang
dari yaman, dan berkata, “tuliskan untukku ya rasulullah! Rasulullah SAW bersabda,
“tuliskanlah untuk ayah si fulan.” )HR. Bukhari(.
‫ من سل طري ا‬... ‫ عن عبد الرحمن بن ابي بكرة عن ابيه‬,‫ عن ابن سيرين‬,‫ حدثنا ابن عون‬,‫ حدثنا بشر قال‬,‫حدثنا مسدد قال‬

)‫يلتمس فيه علما سال ل له طري ا الى الجنة (رواه البخارى‬
Artinya : menceritakan kepada kami musaddad, ia berkata, menceritakan kepada kami bisyr, ia
berkata, menceritakan kepada kami ibn ‘Aub, dari Ibn sirin, dari abdurrahman ibn abu bakrah
dari ayahnya... rasulullah bersabda, “ siapa yang berusaha mencari ilmu, allah akan memudahkan
baginya jalan menuju syurga.” )HR. Bukhari(
‫ عن ابي‬,‫ عن سعيد الم بري‬,‫ عن بن ابي ذئب‬,‫ حد ثنا محمد بن ابراهيم بن دينار‬,‫حد ثنااحمد ابن ابي بكر ابو ماعب قال‬
,‫ "ضمه" فضممة‬:‫ ثم قال‬.... ‫ فبسطته‬."‫ " ابسط رداءك‬,‫ با رسول ل اني اسمنافع من حد ثنا نثيرا انساه؟ قال‬,‫ قلت‬,‫هريرة قال‬
)‫" (رواه البخارى‬.‫فما نسيت يياا بعده‬
Artinya : menceritakan kepada kami ahmad ibn abu bakar al-shiddiq abu masg’aub, ia berkata,
menceritakan kepada kami muhammad ibn ibrahim ibn dinar, dari ibn abi dzi’bu, dari sa’id almaqburiy, dari abu hurairat, ia berkata, aku berkata kepada rasulullah SAW, “ wahai rasulullah,
sesungguhnya aku banyak mendengar hadits dari engkau, lalu aku lupa?” rasulullah SAW
bersabda, “ hilangkan perkara yang burukmu,” lalu aku menghilangkannya.... lalu rasulullah

SAW bersabda, “ hapalkanlah,” lalu aku menhapalkannya,” setelah itu aku tidak melupakan
suatu hadits pun setelah itu,” )HR. Bukhari(.
‫ "حهضة من رسول ل صلى ل‬,‫ عن ابي هريرة قال‬,‫ عن سعيد الم بري‬,‫ عن ابن ابي ذئب‬,‫حدثنا اسماعيل قال حدثنى اخى‬
)‫(رواه البخاري‬,‫ واماا خر فلو بثثته قطنافع هذا البلعوم‬,‫ فاما احدهما فبثثته‬,‫عليه وسلموعاءين‬.
Artinya : menceritakan kepada kami isma’il, ia berkata, menceritakan kepadaku saudaraku, dari
ibn abi dazi’bu, dari sa’id al-maqburiy, dari abu hurairat, ia berkata, “saya hafal dari nabi dua
tempat. Adapun salah satu dari keduanya, maka saya siarkan )hadits itu(. Seandainya yang lain

saya siarkan, niscaya terputuslah tenggoro’an ini”. )HR. Bukhari(
".‫ لم يمنعان الحاء ان يته ان في الدين‬,‫ "نعم النساء نساء ا ناار‬,‫ وقالت عائشة‬,‫وقال مجاهدو" يتعلم مستحى و مستكبر‬
)‫(رواه البخارى‬
Artinya : berkata mujahid, “pemalu dan sombong tidak akan dapat mempelajari pengetahuan
agama.”aisyat berkata, “sebaik-baik kaum wanita adalah kaum wanita anshar, mereka tidak di
halang-halangi rasa malu untuk mempelajari pengetahuan yang mendalam tentang agama. )HR.
Bukhari(.
‫ " أن النبي صلى ل عليه وسلم قال له‬,‫ عن جرير‬,‫ عن ابي زرعة‬,‫ اخبرني علي بن مدرك‬,‫ حدثنا يعبة قال‬,‫حدثنا الحجاج قال‬
)‫" (رواه البخارى‬.‫ يضر بعضكم رقا بعض‬,‫ " ارجعوا بعدي نهارا‬,‫" ف ال‬,‫ " استنات النا‬,‫في حجة الوداع‬
Artinya : menceritakan kepada kami hajjaj, berkata, menceritakan kepada kami syu’bat berkata,
menceritakan kepadaku ‘Ali ibn mudrik, dari abi zur’ah, dari jarir bin abdullah, mengatakan
bahwa Nabi SAW bersabda kepadanyapada waktu mengerjakan haji wada’, “diamkanlah
manusia!” lalu beliau bersabda, “sesudahku nanti janganlah kamu menjadi kafir, dimana
sebagian kamu memotong leher sebagian yang lain.” )HR. Bukhari(.
Dari uraian hadits diatas, untuk mewujudkan peserta didikyang berkualitas berdasarkan tinjauan
hadits dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. Artinya,
seseorang tidak bisa hanya bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar. Orang-orang
yang berikhtiar untuk belajar, kelak akan dikaruniai kepahaman agama yang pada akhirnya akan
menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan.

b. Peserta didik diperbolehkan iri hati kepada orang lain yang memiliki ilmu pengetahuan yang
luas, sebagai cambuk untuk rakus dalam menuntut ilmu pengetahuan, sehingga dengan semangat
menuntut ilmu itu, diharapkan akan menyebar ilmu pengetahuan di muka bumi.
c. Peserta didik hendaknya selalu menghafal dan mengulangi pelajarannya, sehingga betulbetul menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik. Hal ini bertujuan agar ia dapat
menggunakan ilmu tersebut kapanpun dibutuhkan, sesuai dengan kondisi yang ada.
d. Peserta didik yang hadir menuntut ilmu tidak boleh kikir, untuk menyampaikan ilmu kepada
orang-orang yang tidak hadir. Hendaknya dengan hati-hati yang tulus mengajarkan ilmu tersebut
kepada orang yang tidak sempat hadir.
e. Peserta didik hendaknya menuliskan, ilmu yang disampaikan oleh pendidik, sehingga
terjaga. Sekiranya terlupakan masih bisa dilihat catatannya dan mengulangi kembali pelajaran
yang telah diberikan pendidik meskipun dalam jangka waktu yang lama.
f. Peserta didik hendaknya menyadari bahwa dalam menuntut ilmu tersebut, ia berada dalam
ridho allah SWT, dan mempermudah baginya jalan menuju syurga.
g. Peserta didik hendaknya berniat untuk mengajarkan ilmu yang diperolehnya untuk
disebarkan dan diajarkan kepada orang lain agar bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.
h. Peserta didik tidak boleh malu belajar, karena orang yang malu dan sombong tidak akan
dapat mempelajari ilmu agama. Sebaik-baik pelajar adalah yang tidak malu bertanya, apabila
sesuatu yang belum dipahaminya selama tidak melanggar etika peserta didik.

i. Peserta didik hendaknya diam dan tenang, tidak ribut pada saat belajar, karena dapat

mengurangi ketenangan belajar dan mengganggu konsentrasi guru pada saat mengajar.
Berkaitan dengan sifat-sifat peserta didik, al-ghazali merumuskan adab peserta didik dalam
menuntut ilmu sebagai berikut:
1. Mengawali langkah dengan menyucikan hati dari prilaku yang buruk dan sifat-sifat tercela.
2. Mengurangi dari segala keterkaitan dengan kesibukan-kesibukan duniawi dan menjauhkan
dari keluarga dan kota tempat tinggal.
3. Hendaknya ia tidak bersikap angkuh terhadap ilmu dan tidak pula menonjolkan kekuasaan
terhadap guru yang mengajarinya, tetapi menyerahkan bulat-bulat kendali dirinya kepadanya dan
mematuhi segala nasihatnya.
4. Bagi seorang pemula dalam upaya menuntut ilmu, ialah tidak memalingkan perhatiannya
sendiri untuk mendengar pendapat-pendapat manusia yang bersimpang siur, baik ilmu yang
sedang ia pelajari termasuk ilmu-ilmu dunia atau ilmu-ilmu umum.
5. Menunjukkan perhatiannya yang sungguh-sungguh kepada tiap-tiap disiplin ilmu yang
terpuji, agar dapat mengetahui tujuan masing-masing.
6. Hendaknya ia tidak melibatkan diri didalam berbagai macam ilmu pengetahuan secara
bersamaam, melainkan melakukan dengan menjaga urutan posisinya, yakni melalui ilmu yang
paling penting.
7. Hendaknya ia tidak melibatkan diri dalam suatu bagian ilmu sebelum menguasai bagian
yang sebelumnya. Sebab, semua ilmu berurutan secara teratur.
8. Hendaknya ia berusaha mengetahui apa kiranya yang menjadi sesuatu menjadi semuliamulia ilmu. Hal ini dapat diketahui dengan memperhatikan dua hal;

a. Kemuliaan buah dari ilmu tersebut.
b. Kemantapan dan kekuatan dalil yang menopangnya.
9. Hendaknya penuntut ilmu menjadikan tujuannya yang segera, demi menghiasi batinnya
dengan segala aspek kebijakan. Sedangkan tujuan selanjutnya, demi mendekatkan diri kepada
allah.
10. Hendaknya ia mengetahui hubungan antara suatu ilmu dengan tujuannya, agar yang
demikian ia dapat mendahulukan yang dekat dan perlu, sebelum yang jauh.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. peserta didik adalah setiap orang yang meluangkan waktunya untuk belajar kepada seorang
pendidik. Peserta didik adalah orang yang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan,
baik secara fisik maupun psikis. Dengan demikian ia tidak bisa disamakan dengan orang dewasa
yang berukuran kecil karena mempunyai spesifikasi tersendiri.
2. Dari uraian hadits diatas, untuk mewujudkan peserta didikyang berkualitas berdasarkan
tinjauan hadits dapat dikemukakan sebagai berikut:
a( Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar.
b( Peserta didik diperbolehkan iri hati kepada orang lain yang memiliki ilmu pengetahuan yang
luas, sebagai cambuk untuk rakus dalam menuntut ilmu pengetahuan.


c( Peserta didik hendaknya selalu menghafal dan mengulangi pelajarannya, sehingga betulbetul menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik.
d( Peserta didik yang hadir menuntut ilmu tidak boleh kikir, untuk menyampaikan ilmu kepada
orang-orang yang tidak hadir.
e( Peserta didik hendaknya menuliskan, ilmu yang disampaikan oleh pendidik, sehingga
terjaga.
f( Peserta didik hendaknya menyadari bahwa dalam menuntut ilmu tersebut, ia berada dalam
ridho allah SWT, dan mempermudah baginya jalan menuju syurga.
g( Peserta didik hendaknya berniat untuk mengajarkan ilmu yang diperolehnya untuk
disebarkan dan diajarkan kepada orang lain agar bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.
h( Peserta didik tidak boleh malu belajar, karena orang yang malu dan sombong tidak akan
dapat mempelajari ilmu agama.
i( Peserta didik hendaknya diam dan tenang, tidak ribut pada saat belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Badawi, A. Zaki, Mu’jam Musthalahat al-‘Ulum al-Ijtima’iyat, Beirut: Maktabah Libnan, 1982.
Baihaqi, H., Mendidik Anak Dalam Kandungan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Asqalâni, Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fâdhil. Fâthul Bâri Syarah Shahih al-Bukhâri. Beirut:
Dâr al-Ma’rifah, 1379
H. Bukhâri, Abu Abdullah bin Muhammad Ismâil. Al-Jâmi’ al-Shahĩh al-Mukhtasar, Juz 1.
Beirut: Dâr Ibnu Kaşir al-Yamâmah, 198.
Grendler, Bell E. Margaret. Belajar dan Membelajarkan, terj. Munandir. Jakarta: Rajawali, 1991.
Hamd, Ibrahim, Muhammad. Maal Muallimîn, terj. Ahmad Syaikhu. Jakarta: Dârul Haq, 2002.
Lathîb, Muhammad Syamsy al-Hâq al-’Azhîm ‘Abadi. ‘Aunu al-Ma’būd Syarh Sunan Abi Dâud.
Beirut: Dâr al-Kutub al-’Ilmiyah, cet 1, 1401 H.