ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN BATU GINJAL
A. DEFINISI
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk dan deposit mineral, umumnya
kalsium oksalat dan kalsium fosfat serta asam urat dan kristal-kristal lain yang
ditemukan sepanjang traktus urinarius.
B. ETIOLOGI
1. Faktor endogen: faktor genetik - famili pada hiperkalsium
2. Faktor eksogen: faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan
kejenuhan, mineral dalam air minum
Teori terbentuknya batu
1. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansi
organik sebagai inti antara lain mukopolisakarida dan muhoprotein yang akan
mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
2. Teori super saturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti
sistin, asam urat dan Ca. oksalat
3. Teori presipitasi
Perubahan pH pada urin akan mempengaruhi solubilitas substansi
dalam urin.
4. Teori berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, piropospat
Faktor eksogen yang mempengaruhi kalkuligenesis
1. Infeksi saluran kemih (ISK)
ISK dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti
pembentukan batu saluran kencing.
20
2. Obstruksi dan statis urin
Obstruksi dan stasis urin akan mempermudah terjadinya infeksi
3. Jenis kelamin
Batu saluran kencing banyak terjadi pada pria
4. Ras
Banyak terjadi pada ras Afrika dan Asia
5. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu.
6. Pekerjaan
Kejadian meningkat pada orang yang bekerja lebih banyak duduk
C. MANIFESTASI KLINIK
Nyeri hebat di pinggang, mual, muntah, diaphoresis, cemas, hewaturi.
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis batu saluran kencing dapat ditegakkan dengan beberapa cara,
yaitu:
1. Gambarkan klinis
2. Laboratorium
Pada pemeriksaan urine didapatkan hematuria, dan bila terjadi
obstruksi lama akan menyebabkan penurunan fungsi ginjal
3. Pielografi intravena
Dapat melihat besarnya batu, letaknya dan adanya tanda-tanda
obstruksi, terutama untuk batu yang tidak tembus sinar.
4. Sistoskopi
Dapat membantu pada keadaan yang meragukan di dalam bui-bui
5. Ultrasonografi
Dapat melihat bayangan batu baik di ginjal maupun di dalam bui-bui,
dan adanya tanda-tanda dostruksi urin
21
6. Pielografi retrograd
Dilakukan terutama pada jenis baru yang radiolusen
E. PENATALAKSANAAN MEDIK
Tujuan pengelolaan batu saluran kencing adalah:
1. Menghilangkan obstruksi
2. Mengobati infeksi
3. Menghilangkan rasa nyeri
4. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya
rekurensi.
Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah yang dapat diambil adalah:
1. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasi dan besarnya batu
2. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kencing:
a. Rasa nyeri
b. Obstruksi disertai perubahan pada ginjal
c. Infeksi
d. Adanya gangguan fungsi ginjal
3. Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri
4. Analisis batu
5. Mencari latar belakang terjadinya batu
6. Mengusahakan pencegahan terjadi rekurensi.
22
F. ANALISA DATA PRE OPERASI
NO
DATA
PENYEBAB
1
DS:
- Klien mengatakan
nyeri di daerah
perut bagian
bawah tembus ke
belakang
DO:
- Klien tampak
meringis
- Klien tidak bisa
beristirahat
- Nyeri tekan pada
perut bagian
bawah
- Klien tampak
mengelus-elus
daerah perut
Konsentrasi Ca oksalat meningkat,
Ca fosfat menurun, asam urat
meningkat, absorbsi oksalat
berlebih, defisiensi sitrat, dehidrasi,
infeksi, statis urine, immolisasi,
terapi antasida, diamax, vit D,
laksatif (aspirin dosis tinggi)
↓
Batu ginjal
↓
Obstruksi
↓
Tekanan Hidrostatik meningkat
↓
Distensi pada piala ginjal serta
ureter proksimal
↓
Frekuensi/dorongan kontraksi
ureteral meningkat
↓
Trauma ginjal
↓
Pelepasan mediator nyeri
(bradikinin, serotonin, histamine)
↓
Saraf afferent NE
↓
Thalamus
↓
Saraf efferent
↓
Nyeri dipersepsikan
23
MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri
2
3
DS:
- Klien mengatakan
merasa susah
BAK, BAK tidak
lancar, sering BAK
terputus-putus
- Klien sering
merasa ingin BAK
tapi tidak bisa
keluar
DO:
- Distensi pada
abdomen bagian
bawah (daerah
sympisis)
- Hematuria
- Retensi urine
DS:
- Klien mengatakan
tidak tahu tentang
penyakitnya
karena munculnya
tiba-tiba, klien
tidak tahu
penyebabnya
sehingga klien
bertanya tentang
penyakitnya
DO:
- Klien tampak tidak
paham dengan
kondisi
penyakitnya
- Klien bertanya
tentang
penyakitnya
Batu ginjal
↓
Obstruksi
↓
Penurunan reabsorbsi dan sekresi
turbulen
↓
Gangguan fungsi ginjal
↓
Penurunan produksi urine
Perubahan eliminasi
urine: retensi urine
Gangguan fungsi ginjal
↓
Perubahan status kesehatan
↓
Kurang terpajan informasi
↓
Misinterpretasi informasi
Kurang pengetahuan
24
G. ANALISA DATA POST OPERASI
NO
DATA
1
DS:
- Klien mengatakan
nyeri pada daerah
bekas operasi
DO:
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah klien
tampak meringis
- Klien tampak berhatihati dengan daerah
bekas operasi
- TTV dalam keadaan
abnormal
2
DS:
- Klien mengatakan
merasa cemas dengan
kondisi/ keadaan
penyakitnya
DO:
- Klien tampak gelisah,
cemas
- Ekspresi wajah
nampak tegang
- Tanda-tanda vital
dalam keadaan
abnormal
DS : DO:
- Nampak adanya luka
operasi yang dibalut
dengan verband
- Terpasang infus
- Terpasang kateter
- Terpasang drain
3
PENYEBAB
MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri
Batu ginjal
↓
Tindakan operasi
↓
Adanya luka insisi bedah
↓
Incontinuitas jaringan kulit
↓
Jaringan mengeluarkan zat kimia
(bradikinin, serotonin, histamin)
↓
Saraf afferent NE
↓
Thalamus
↓
Saraf efferent
↓
Dipersepsikan
Hospitalisasi
Ansietas
↓
Kurang informasi
↓
Stressor bagi klien
↓
Cemas
Adanya luka insisi bedah
↓
Buffer pertahanan terganggu
↓
Port de entry kuman patogen
melalui insisi bedah
25
Risiko tinggi
terhadap infeksi
H. RENCANA PERAWATAN PRE OPERASI
NO
1
Nyeri berhubungan dengan
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN (TUJUAN,
KRITERIA RENCANA TINDAKAN)
T : Nyeri berkurang/teratasi
peningkatan dorongan kontraksi
K : - Klien mengatakan nyeri
ureteral, trauma jaringan ditandai
berkurang/hilang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
dengan:
- Ekspresi wajah tampak rileks
DS:
- Klien dapat mengontrol nyeri
- Klien mengatakan nyeri di daerah
perut bagian bawah tembus ke
belakang
dengan melakukan teknik napas
dalam.
I : - Kaji intensitas nyeri, lokasi dan
DO:
karakteristik nyeri.
- Klien tampak meringis
- Atur posisi yang nyaman bagi
- Nyeri tekan pada perut bagian
bawah (daerah sympisis)
klien
- Anjurkan klien untuk relaksasi
- Klien tampak mengelus-elus daerah
perut bagian bawah
dengan menarik napas dalam
- Ukur/observasi TTV
- Kolaborasikan pemberian
2
Perubahan eliminasi urine: retensi
analgetik
T : Gangguan eliminasi urine, retensi
urine berhubungan dengan adanya batu
urine berkurang/teratasi
di jaringan ginjal, iritasi ginjal ditandai
K : - Klien dapat BAK spontan
dengan:
- Produksi urine kembali normal
DS:
30- 50 cc /jam
- Klien mengatakan merasa susah
BAK, BAK tidak lancar, sering
BAK terputus-putus
- Kandung kemih kosong saat
dipalpasi
I : - Monitor pemasukan dan
- Klien sering merasa ingin BAK tapi
tidak bisa keluar
pengeluaran cairan dan catat
karakteristik urine
DO:
- Monitor pola pengosongan dan
26
- Hematuria
perubahan pola pengosongan
- Retensi urine
kandung kemih
- Distensi pada abdomen bagian
bawah (daerah sympisis)
- Anjurkan klien untuk banyak
minum
- Kaji dan catat bila ada distensi
urine dengan palpasi di supra
publik dan penurunan
3
Kurangnya pengetahuan klien tentang
penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi ditandai dengan:
DS:
pengeluaran urine
T : Klien menunjukkan perubahan
pengetahuan
K : - Klien tahu tentang penyakitnya
dan tujuan tindakan/pengobatan
- Klien mengatakan tidak tahu
tentang penyebab penyakitnya
DO:
- Klien dan keluarga berpartisipasi
dalam pengobatan dan perawatan
I : - Beri kesempatan kepada klien/
- Klien bertanya tentang dan kondisi
penyakitnya
keluarga untuk menanyakan
masalahnya
- Diskusikan penyakit, dan efek
samping
- Identifikasi tanda/gejala
memerlukan evaluasi medik,
contoh hematuria, nyeri berulang
- Melibatkan klien dan keluarga
dalam perawatan dan
pengobatan.
27
I. RENCANA PERAWATAN POST OPERASI
NO
1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan
terputusnya/rusaknya kontinuitas
jaringan ditandai dengan:
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN (TUJUAN,
KRITERIA RENCANA TINDAKAN)
T : Nyeri hilang/berkurang dalam
jangka waktu 3 hari perawatan
K : - Nyeri berkurang/hilang
DS:
- Klien tampak rileks
- Klien mengatakan nyeri pada daerah
- Tanda-tanda vital dalam batas
bekas operasi
normal
DO:
I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan
- Klien tampak gelisah
lokasi, intensitas (skala 0 - 10)
- Ekspresi wajah klien tampak
meringis
- Observasi tanda-tanda vital
- Berikan tindakan kenyamanan
- Klien tampak berhati-hati dengan
daerah bekas operasi
seperti perubahan posisi
- Ajarkan teknik latihan napas
- TTV dalam keadaan abnormal
dalam, pedoman imajinasi
- Penatalaksanaan analgetik sesuai
2
Ansietas berhubungan dengan
indikasi
T : Ansietas teratasi dalam jangka
kurangnya informasi tentang
waktu 3 hari perawatan
pengobatan dan perawatan selanjutnya, K : - Cemas berkurang/hilang
ditandai dengan:
- Klien nampak tenang
DS:
I : - Buat hubungan saling percaya
- Klien mengatakan merasa cemas
dengan kondisi/keadaan
dengan klien/orang terdekat
- Berikan informasi tentang
penyakitnya
penyakitnya dan teknik
DO:
pengobatannya
- Klien tampak gelisah, cemas
- Dorong pasien/orang terdekat
- Ekspresi wajah nampak tegang
untuk menyatakan masalah/
- Tanda-tanda vital dalam keadaan
perasaan
28
abnormal
3
- Beri penguatan informasi klien
yang telah diberikan sebelumnya
T : Infeksi tidak terjadi dan mencapai
Risiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan insisi bedah/
waktu penyembuhan
adanya luka operasi dan prosedur
K : - Tidak ada tanda-tanda infeksi
invasif, ditandai dengan:
I : - Awasi tanda-tanda vital,
DS: -
perhatikan demam ringan,
DO:
menggigil, nadi dan pernafasan
- Nampak adanya luka operasi dibalut
cepat, gelisah
dengan verband
- Observasi daerah luka operasi
- Terpasang infus
- Lakukan perawatan luka dengan
- Terpasang kateter
menggunakan teknik aseptik dan
- Terpasang drain
septik
- Ganti balutan dengan sering,
pembersihan dan pengeringan
kulit sepanjang masa
penyembuhan.
- Kolaborasikan pemberian
antibiotik sesuai indikasi
29
DENGAN BATU GINJAL
A. DEFINISI
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk dan deposit mineral, umumnya
kalsium oksalat dan kalsium fosfat serta asam urat dan kristal-kristal lain yang
ditemukan sepanjang traktus urinarius.
B. ETIOLOGI
1. Faktor endogen: faktor genetik - famili pada hiperkalsium
2. Faktor eksogen: faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan
kejenuhan, mineral dalam air minum
Teori terbentuknya batu
1. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansi
organik sebagai inti antara lain mukopolisakarida dan muhoprotein yang akan
mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
2. Teori super saturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti
sistin, asam urat dan Ca. oksalat
3. Teori presipitasi
Perubahan pH pada urin akan mempengaruhi solubilitas substansi
dalam urin.
4. Teori berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, piropospat
Faktor eksogen yang mempengaruhi kalkuligenesis
1. Infeksi saluran kemih (ISK)
ISK dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti
pembentukan batu saluran kencing.
20
2. Obstruksi dan statis urin
Obstruksi dan stasis urin akan mempermudah terjadinya infeksi
3. Jenis kelamin
Batu saluran kencing banyak terjadi pada pria
4. Ras
Banyak terjadi pada ras Afrika dan Asia
5. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu.
6. Pekerjaan
Kejadian meningkat pada orang yang bekerja lebih banyak duduk
C. MANIFESTASI KLINIK
Nyeri hebat di pinggang, mual, muntah, diaphoresis, cemas, hewaturi.
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis batu saluran kencing dapat ditegakkan dengan beberapa cara,
yaitu:
1. Gambarkan klinis
2. Laboratorium
Pada pemeriksaan urine didapatkan hematuria, dan bila terjadi
obstruksi lama akan menyebabkan penurunan fungsi ginjal
3. Pielografi intravena
Dapat melihat besarnya batu, letaknya dan adanya tanda-tanda
obstruksi, terutama untuk batu yang tidak tembus sinar.
4. Sistoskopi
Dapat membantu pada keadaan yang meragukan di dalam bui-bui
5. Ultrasonografi
Dapat melihat bayangan batu baik di ginjal maupun di dalam bui-bui,
dan adanya tanda-tanda dostruksi urin
21
6. Pielografi retrograd
Dilakukan terutama pada jenis baru yang radiolusen
E. PENATALAKSANAAN MEDIK
Tujuan pengelolaan batu saluran kencing adalah:
1. Menghilangkan obstruksi
2. Mengobati infeksi
3. Menghilangkan rasa nyeri
4. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya
rekurensi.
Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah yang dapat diambil adalah:
1. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasi dan besarnya batu
2. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kencing:
a. Rasa nyeri
b. Obstruksi disertai perubahan pada ginjal
c. Infeksi
d. Adanya gangguan fungsi ginjal
3. Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri
4. Analisis batu
5. Mencari latar belakang terjadinya batu
6. Mengusahakan pencegahan terjadi rekurensi.
22
F. ANALISA DATA PRE OPERASI
NO
DATA
PENYEBAB
1
DS:
- Klien mengatakan
nyeri di daerah
perut bagian
bawah tembus ke
belakang
DO:
- Klien tampak
meringis
- Klien tidak bisa
beristirahat
- Nyeri tekan pada
perut bagian
bawah
- Klien tampak
mengelus-elus
daerah perut
Konsentrasi Ca oksalat meningkat,
Ca fosfat menurun, asam urat
meningkat, absorbsi oksalat
berlebih, defisiensi sitrat, dehidrasi,
infeksi, statis urine, immolisasi,
terapi antasida, diamax, vit D,
laksatif (aspirin dosis tinggi)
↓
Batu ginjal
↓
Obstruksi
↓
Tekanan Hidrostatik meningkat
↓
Distensi pada piala ginjal serta
ureter proksimal
↓
Frekuensi/dorongan kontraksi
ureteral meningkat
↓
Trauma ginjal
↓
Pelepasan mediator nyeri
(bradikinin, serotonin, histamine)
↓
Saraf afferent NE
↓
Thalamus
↓
Saraf efferent
↓
Nyeri dipersepsikan
23
MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri
2
3
DS:
- Klien mengatakan
merasa susah
BAK, BAK tidak
lancar, sering BAK
terputus-putus
- Klien sering
merasa ingin BAK
tapi tidak bisa
keluar
DO:
- Distensi pada
abdomen bagian
bawah (daerah
sympisis)
- Hematuria
- Retensi urine
DS:
- Klien mengatakan
tidak tahu tentang
penyakitnya
karena munculnya
tiba-tiba, klien
tidak tahu
penyebabnya
sehingga klien
bertanya tentang
penyakitnya
DO:
- Klien tampak tidak
paham dengan
kondisi
penyakitnya
- Klien bertanya
tentang
penyakitnya
Batu ginjal
↓
Obstruksi
↓
Penurunan reabsorbsi dan sekresi
turbulen
↓
Gangguan fungsi ginjal
↓
Penurunan produksi urine
Perubahan eliminasi
urine: retensi urine
Gangguan fungsi ginjal
↓
Perubahan status kesehatan
↓
Kurang terpajan informasi
↓
Misinterpretasi informasi
Kurang pengetahuan
24
G. ANALISA DATA POST OPERASI
NO
DATA
1
DS:
- Klien mengatakan
nyeri pada daerah
bekas operasi
DO:
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah klien
tampak meringis
- Klien tampak berhatihati dengan daerah
bekas operasi
- TTV dalam keadaan
abnormal
2
DS:
- Klien mengatakan
merasa cemas dengan
kondisi/ keadaan
penyakitnya
DO:
- Klien tampak gelisah,
cemas
- Ekspresi wajah
nampak tegang
- Tanda-tanda vital
dalam keadaan
abnormal
DS : DO:
- Nampak adanya luka
operasi yang dibalut
dengan verband
- Terpasang infus
- Terpasang kateter
- Terpasang drain
3
PENYEBAB
MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri
Batu ginjal
↓
Tindakan operasi
↓
Adanya luka insisi bedah
↓
Incontinuitas jaringan kulit
↓
Jaringan mengeluarkan zat kimia
(bradikinin, serotonin, histamin)
↓
Saraf afferent NE
↓
Thalamus
↓
Saraf efferent
↓
Dipersepsikan
Hospitalisasi
Ansietas
↓
Kurang informasi
↓
Stressor bagi klien
↓
Cemas
Adanya luka insisi bedah
↓
Buffer pertahanan terganggu
↓
Port de entry kuman patogen
melalui insisi bedah
25
Risiko tinggi
terhadap infeksi
H. RENCANA PERAWATAN PRE OPERASI
NO
1
Nyeri berhubungan dengan
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN (TUJUAN,
KRITERIA RENCANA TINDAKAN)
T : Nyeri berkurang/teratasi
peningkatan dorongan kontraksi
K : - Klien mengatakan nyeri
ureteral, trauma jaringan ditandai
berkurang/hilang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
dengan:
- Ekspresi wajah tampak rileks
DS:
- Klien dapat mengontrol nyeri
- Klien mengatakan nyeri di daerah
perut bagian bawah tembus ke
belakang
dengan melakukan teknik napas
dalam.
I : - Kaji intensitas nyeri, lokasi dan
DO:
karakteristik nyeri.
- Klien tampak meringis
- Atur posisi yang nyaman bagi
- Nyeri tekan pada perut bagian
bawah (daerah sympisis)
klien
- Anjurkan klien untuk relaksasi
- Klien tampak mengelus-elus daerah
perut bagian bawah
dengan menarik napas dalam
- Ukur/observasi TTV
- Kolaborasikan pemberian
2
Perubahan eliminasi urine: retensi
analgetik
T : Gangguan eliminasi urine, retensi
urine berhubungan dengan adanya batu
urine berkurang/teratasi
di jaringan ginjal, iritasi ginjal ditandai
K : - Klien dapat BAK spontan
dengan:
- Produksi urine kembali normal
DS:
30- 50 cc /jam
- Klien mengatakan merasa susah
BAK, BAK tidak lancar, sering
BAK terputus-putus
- Kandung kemih kosong saat
dipalpasi
I : - Monitor pemasukan dan
- Klien sering merasa ingin BAK tapi
tidak bisa keluar
pengeluaran cairan dan catat
karakteristik urine
DO:
- Monitor pola pengosongan dan
26
- Hematuria
perubahan pola pengosongan
- Retensi urine
kandung kemih
- Distensi pada abdomen bagian
bawah (daerah sympisis)
- Anjurkan klien untuk banyak
minum
- Kaji dan catat bila ada distensi
urine dengan palpasi di supra
publik dan penurunan
3
Kurangnya pengetahuan klien tentang
penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi ditandai dengan:
DS:
pengeluaran urine
T : Klien menunjukkan perubahan
pengetahuan
K : - Klien tahu tentang penyakitnya
dan tujuan tindakan/pengobatan
- Klien mengatakan tidak tahu
tentang penyebab penyakitnya
DO:
- Klien dan keluarga berpartisipasi
dalam pengobatan dan perawatan
I : - Beri kesempatan kepada klien/
- Klien bertanya tentang dan kondisi
penyakitnya
keluarga untuk menanyakan
masalahnya
- Diskusikan penyakit, dan efek
samping
- Identifikasi tanda/gejala
memerlukan evaluasi medik,
contoh hematuria, nyeri berulang
- Melibatkan klien dan keluarga
dalam perawatan dan
pengobatan.
27
I. RENCANA PERAWATAN POST OPERASI
NO
1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan
terputusnya/rusaknya kontinuitas
jaringan ditandai dengan:
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN (TUJUAN,
KRITERIA RENCANA TINDAKAN)
T : Nyeri hilang/berkurang dalam
jangka waktu 3 hari perawatan
K : - Nyeri berkurang/hilang
DS:
- Klien tampak rileks
- Klien mengatakan nyeri pada daerah
- Tanda-tanda vital dalam batas
bekas operasi
normal
DO:
I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan
- Klien tampak gelisah
lokasi, intensitas (skala 0 - 10)
- Ekspresi wajah klien tampak
meringis
- Observasi tanda-tanda vital
- Berikan tindakan kenyamanan
- Klien tampak berhati-hati dengan
daerah bekas operasi
seperti perubahan posisi
- Ajarkan teknik latihan napas
- TTV dalam keadaan abnormal
dalam, pedoman imajinasi
- Penatalaksanaan analgetik sesuai
2
Ansietas berhubungan dengan
indikasi
T : Ansietas teratasi dalam jangka
kurangnya informasi tentang
waktu 3 hari perawatan
pengobatan dan perawatan selanjutnya, K : - Cemas berkurang/hilang
ditandai dengan:
- Klien nampak tenang
DS:
I : - Buat hubungan saling percaya
- Klien mengatakan merasa cemas
dengan kondisi/keadaan
dengan klien/orang terdekat
- Berikan informasi tentang
penyakitnya
penyakitnya dan teknik
DO:
pengobatannya
- Klien tampak gelisah, cemas
- Dorong pasien/orang terdekat
- Ekspresi wajah nampak tegang
untuk menyatakan masalah/
- Tanda-tanda vital dalam keadaan
perasaan
28
abnormal
3
- Beri penguatan informasi klien
yang telah diberikan sebelumnya
T : Infeksi tidak terjadi dan mencapai
Risiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan insisi bedah/
waktu penyembuhan
adanya luka operasi dan prosedur
K : - Tidak ada tanda-tanda infeksi
invasif, ditandai dengan:
I : - Awasi tanda-tanda vital,
DS: -
perhatikan demam ringan,
DO:
menggigil, nadi dan pernafasan
- Nampak adanya luka operasi dibalut
cepat, gelisah
dengan verband
- Observasi daerah luka operasi
- Terpasang infus
- Lakukan perawatan luka dengan
- Terpasang kateter
menggunakan teknik aseptik dan
- Terpasang drain
septik
- Ganti balutan dengan sering,
pembersihan dan pengeringan
kulit sepanjang masa
penyembuhan.
- Kolaborasikan pemberian
antibiotik sesuai indikasi
29