Apr 1 SEJARAH PERKEMBNGAN KOTA DAN PEREN

Apr
1

SEJARAH PERKEMBNGAN KOTA DAN
PERENCANAAN KOTA
SEJARAH PERKEMBNGAN KOTA DAN
PERENCANAAN KOTA
Pemahaman terhadap perkembangan kota dapat dilakukan dengan menggunakan
prespektif sejarah karena sejak ribuan tahun fenomena kota sudah dikenal di berbagai bangsa,
walaupun mempunyai arti yang berbeda-beda. Pemukiman yang menjadi cikal-bakal kota
sejak ribuan tahun yang lalu bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih kuat
kepada penduduk dari berbagai kelompok masyarakat.
Perkembangan kota dan perencanaan kota dapat diamati seiring dengan ovolusi
peradaban
“ Mesir kuno(kota Babilonia), Peradaban Yunani (Kota Athena), Peradaban Yunani ( Kota
Militer), Abad Pertengahan (Renaisance), Revolusi industry dan gerakan revormasi (Abad
20) “
Kota Zaman kuno
- Mesir, kota-kota di aegea.
- Beijing dan lukang
- Kota Klasik, kota neo-klasik

- Kota modern/pasca Revolusi Industri
Apabila di tinjau secara dikotomis, perkembangan kota berdasarkan prespektif historis
dapat di bedakan antara Kota Tradisional dan Kota modern.
A. Kota Tradisional .
Mempunyai pola-pola demografis dan ekologis yang dilintasi budaya tradisional
setempat sehingga susunan kota-kota tradisional di pengaruhi oleh ctor-faktor yang
membatasi pola susunannya. Yaitu keamanan dan persatuan, keterbatasan bahan dan
teknologi, keterbatasan mobilitas, struktur social yang kaku, serta perkembangan yang agak
lambat.
B. Kota Modern.
Susunan kota yang di pengaruhi oleh ctor-faktor yang tidak di pengaruhi oleh batasan
tertentu baik dalam komunikasi dan pengaruh pada masyarakat secara individual.






Sejarah Perkembangan Kota Dan Perencanaan Kota Di Indonesia.
Periode I ( abad ke-III-IX)

Periode II ( abad IX-XV)
Periode III (abad XV-XVIII)
Periode IV (abad XIX-XX)







Pada periode III, setelah kerajaan majapahit mulai runtuh dan jawa mulai tumbuh kotakota gersik, Tuban, Banten, Batavi, Aceh di Sumatra, makasar di Sulawesi, sejalan dengan
masuknya islam.
Pada periode IV (abad XIX-XX), kota-kota di asia tenggara makin tumbuh dan
berkembang terutama sesudah adanya perjanjian wina dan dibukanya terusan suez. Dalam
prespektif lain, periodisasi perkembangan kota di Indonesia dapat di bagi, Kota masa prakolonial dan masa colonial, Perkembangan kota-kota di Indonesia dimasa lalu tak dapat
dilepas dari penyebaran agama islam. Dalam hal ini ada keterkaitan antara kedatangan islam
dan pertumbuhan kota-kota pesisir. Melalui proses Islamisasi terbentuklah kota-kota bercorak
islam di Sumatra,jawa, Maluku, Kalimantan dan Sulawesi, dan dapat di simpulkan bahwa
tempat-tempat yang di datangi orang-orang muslim .
Perkembangan kota di Indonesia dibagi dalam lima periode.

- Masa kota-kota VOC
Masa awal urbanisai.
Masa perbaikan lingungan.
Masa revolusi.
Masa pembangunan berencana (1960-1970, 1970-1985, 1985-sekarang)

Sejarah Perkembangan Kota-Kota Terencana vs Kota Organik.
Banyak kota di barat yang di rancang dalam tradisi yang menyusun kota secara teknis,
Kota-kota di bangun secara terencana (planned city) yang lengkap secara geometris. Struktur
kota demikian sangat dipengaruhi oleh suatu tujuan dan rencana tertentu hingga proses yang
terjadi pada pembangunan kota ini tidak penting karena sebelumnya sudah di atur dan
terencanakan. Sebaliknya sebelum jaman modrn, kebanyakan kota-kota di luar dunia barat di
bentuk oleh tradisi yang disusun secara ctora.
Kota-kota yang dibagun demikian dapat dikatakan kota tumbuh (growth city), dan
kota tersebut dibangun dalam suatu kawasan tanpa memperhatikan perancangan secara
keseluruhan.

 Tipologi kota yang terdapat di Indonesia.
1. Kota Tradisional,
Kota yang terbentuk dan dibangun oleh penguasa saat mendirikan pusat-pusat kerajaan ( kota

Jogjakarta dan Surakarta)
2. Kota dagang pra-kolonial .
Kota tradisional yang mengalami modivikasi, mesipun dominasi tradisionalnya masih sangat
kuat . ( ctoral, banten, ctora).
3. Kota ctoral Modern.
Kota yang mengacu prinsip konsep kota modrn dan produk industry dari Negara-negara
maju.
Sebagian besar kota di indonesiapada dasarnya berasal dari perkembangan kota-kota
tradisional. Konsep kota ini tradisional di Indonesia merupakan konsep yang berasal dari
peradaban agraris yang bersifat tertutup .
 Kehancuran Kota Tanpa Identitas.
Terdapat beberapa masalah yang di hadapi dalam implementasikan rencana
tersebut, akan tetapi yang sangat menonjol adalah lemahnya penegakan ukum ( law
enforcement ) dan kurangnya pelibatan masyarakat. Kenyataan menunjukan bahwa antara
rencana yang di susun dengan realitas kehidupan di dunia nyata terdapat kesenjangan yang

lebar. Pendekatan perencanaan dan rancangan ruang perkotaan di Indonesia selama ini sering
kali menggunakan pola top-dwon dan kurang melibatkan unsur-unsur masyarakat pelaku
ruang perkotaan . Perencanaan dan perancangan ruang perkotaan tidak semata-mata
didasarkan kepada pendekatan yang obyektif-positivitis tanpa pertimbangan kenyataan

subjektif-fenomenologis yang dirasakan oleh pelaku ruang sebagai penggunanya.
Disisi lain, kehancuran kota-kota di amerika saat itu salah satunya disebabkan
system perencanaan kota yang berbasis pada efiseiensi. Perubahan yang cepat dengan tidak
adanya penyeimbang fasilitas kota menimbulkan daerah kumuh yang sampai sekarang masih
jadi masalah utama di berbagai kota di dunia . Sebelum merdeka pada tahun 1781, arsitektur
amerika merupakan arsitektur colonial eropa yang telah disesuaikan dengan iklim dan tenaga
kerja dan hasi bagunan setempat. Form Follow Function adalah gaya yang dianut dimana
bentuk bangunan menikuti fungsinya
Contoh-contoh diatas memberikan penegasan bahwa sebuah kota yang dalam
masa pertumbuhan dan perkembangannya mengesampingkan peran warga lokal sebagai aktor
utama, maka lambat laun kota tersebut akan kehilangan citra dan identitasnya bahkan lebih
jauh lagi mengakibatkan kematian dan kehancuran.
PERKEMBANGAN KOTA
DALAM KONSTELASI REGIONAL
 Faktor Perkembangan Kota dalam Lingkup Wilayah.
Ada dua teori yang dikemukakan untuk menunjukan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju perkembangan dan pertumbuhan kota-kota dalam wilayah yang lebih
luas.
1. Teori Basis ( Economi Base Theory)
2. Teori Kutub Pertumbuhan ( Growth Pole Theory )

Menurut Teori Basis ( Economi Base Theory) dasar pendukung utama suatu kota
berasal dari penjualan barang/jasa yang berada diluar komunitas, yang di sebut ekspor, yang
membantu perluasan ekonomi lokal dengan menyediakan uang yang mendukung aktifias
pelayanan. Barang yang di irim keluar di sebut basis dan pekerja yang berhubungan dengan
penjualan lokal didalam komunitas disebut nonbasis, Dalam Teori Basis ( Economi Base
Theory) ada dua konsep penting yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan kota ,
Economi Of Scale dan Urbanization Economies .
Teori Kutub Pertumbuhan ( Growth Pole Theory ) menjelaskan perkembangan
ekonomi kota dalam suatu wilayah yang luas, dimana terjadi sumber daya yang menyebar
dan penyerapan sumber daya yang timpang. Teori ini juga di topang oleh alat-alat ukur
ekonomi sehingga dapat menjelaskanimplikasinya pada perencacaan dan dinamis.
Berdasarkan teori ini tidak semua kota generatif dapat dikategorikan sebagai pusat
pertumbuhan, karena pusat pertumbuhan harus memiliki 4 ciri.
- Adanya hubungan interen antara berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai
ekonomi.
- Adanya Multiplier effect
- Adanya konsentrasi geografis
- Bersifat mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya.
 Peranan dan Fungsi kota Dalam Lingkup Wilayah .
Peran penting yang di emban oleh interaksi atau keterkaitan antara kota.


1. Mewujudkan integrasi spasial, karena manusia dan kegiatanya terpisah-pisah dalam
ruang.
2. Memungkinkan adanya diferensiasi dan spesialilasi dalam system perkotaan.
3. Sebagai wahana untuk pengorganisasian kegiatan dalam ruang.
4. Mengfalitasi serta menyalurkan perubahan-perubahan dari satu simpul ke simpul lainya .
Kota pada dasarnya merupakan pusat kegiatan dalam lingkup wilayah yang
lebih luas. Peranan kota sebagai pusat kegiatan dalam suatu wilayah – nasional maupun lokal
telah banyak di tunjukan dalam berbagai literatur Barat yang menyimpulkan bahwa kota
berperan sebagai pusat industry manufactur atau sebagai pusat kegiatan pelayanan.
Di Indonesia, National urban development Strategy (NUDS,1985) telah
mengidentifikasi empat fungsi dasar kota/perkotaan . Berdasarkan fungsinya dalam system
kota-kota / system pusat permukiman nasional seperti diarahkan dalam rencana tata ruang
Wilayah nasiolal (RTRWN. 1997), Kota-kota Indonesia terdiri dari pusat kegiatan Nasional
(PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Secara Ekonomi perkembangan sistem kota-kota global dipengaruhi oleh
kapitalisme global, yang mempunyai ciri dalam komoditas aktivitas, struktur pasar dan
organisasinya. Pertumbuhan kota yang semakin besar memunculkan desa-kota yang akhirnya
terwujud wilayah kota mega, yang mempunyai struktur terdiri atas kota besar, wilayah
pinggiran, desa – kota, desa berkepadatan penduduk tinggi, desa berkepadatan penduduk

rendah dan kota kecil.
Diposkan 1st April 2013 oleh cristian ekha teguh malik
0

Tambahkan komentar

Arsitek Muda
Arsitektural



Klasik



Kartu Lipat



Majalah




Mozaik



Bilah Sisi



Cuplikan



Kronologis



Terkini




Tanggal



Label



Penulis

Memuat
Cristian malik ekha teguh. Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.