SISTEM PEMBELIAN BAHAN DI BANGUNAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki laju
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Pertumbuhan penduduk yang semakin
pesat terutama dengan adanya prioritas pembangunan pada sektor industri properti
dan real estate, telah mendorong semakin banyaknya perusahaan real estate.
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi maka kebutuhan akan
rumah, properti, tempat usaha terasa semakin diperlukan. Perumahan merupakan
salah satu kebutuhan primer bagi setiap manusia.
Untuk itu, banyak perusahaan tertarik mengembangkan bisnisnya dibidang
real estate. Perusahaan berharap bahwa perumahan yang dibangunnya dapat
memberikan layanan-layanan yang dapat membuat kehidupan manusia menjadi
lebih nyaman..Oleh karena itu perumahan harus didesain sedemikian rupa agar
perumahan tersebut mempunyai kualitas yang cukup baik. Bahan bahan yang
digunakan pun merupakan bahan dengan kwalitas yang baik dan sesuai standar
type dan harga nya. Ditinjau dari sudut akuntansi, bidang usaha real estate
memiliki karateristik fisik dan karakteristik ekonomis yang berbeda dengan
bidang usaha lainnya.
Sebagai suatu organisasi, maka perusahaan yang bergerak dalam bidang

real estate dalam menjalankan usahanya memerlukan suatu sistem informasi
dalam menentukan sistem pembelian bahan bahan bangunan yang akan

1

digunakan, hal tersebut bertujuan agar memudahkan perusahaan dalam
menentukan sistem pembelian bahan bangunan yang seperti apa yang sebaiknya
diterapkan. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasikan,
mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi ekonomi kesuatu badan usaha
kepada beragam pihak, baik pihak intern maupun pihak ekstern. Informasi
akuntansi merupakan data keuangan yang berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang
tepat.
Pembelian merupakan salah satu fungsi penting untuk kelancaran
operasional perusahaan, dimana perusahaan akan mendapatkan pasokan bahan
bangunan dari pemasok untuk penyediaan bahan bangunan agar permintaan bahan
bangunan untuk pembangunan perumahaan dapat dipenuhi dengan baik.
Pembelian dibagi menjadi dua, yaitu pembelian tunai yang terkait dengan
pengeluaran kas dan pembelian kredit yang terkait dengan piutang usaha.
Kesalahan-kesalahan dalam melakukan pembelian bahan bangunan akan

berpengaruh buruk pada perusahaan tanpa adanya perencanaan dan pengendalian
yang tepat dalam melakukan pembelian memungkinkan terjadinya pembelian
yang terlalu sedikit atau mungkin terlalu banyak, harga beli yang terlalu tinggi
yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan. Untuk itu, pengendalian atas
pembelian akan membantu perusahaan mencegah terjadinya kesalahan dalam
penanganan.
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai bahan bangunan, menentukan pemasok yang dipilih dalam pembelian

2

bahan bangunan, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang
dipilih. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi penerimaan bahan bangunan
bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan
kuantitas bahan bangunan yang diterima pemasok guna menentukan dapat atau
tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
PT. Graha Riau Gemilang salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
property memiliki beberapa pemasok bahan bangunan. Pemasok untuk pemesanan
pembelian bahan bangunan Bisnis properti di Indonesia dari tahun ke tahun
menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.Maraknya pembangunan

perumahan dalam skala besar mengakibatkan kompetisi bisnis properti di
Indonesia semakin ketat, sehingga pengembang berlomba-lomba membuat
perencanaan proyek perumahan lebih menarik.
Dalam hal ini PT. Graha Riau Gemilang menggunakan sistem pembelian
bahan bangunan dengan cara tunai. Di PT. Graha Riau Gemilang proses yang
dilakukan masih bersifat manual, hal ini dapat menyebabkan lamanya waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan dalam tugasnya baik dalam pembelian. Sulitnya
melakukan pencarian data pembelian yang sudah dilakukan. Sering terjadi
ketidakcocokan laporan ditiap bagian, hal ini dikarenakan laporan yang dikerjakan
secara manual sehingga dapat terjadi keluputan dari pihak pengguna. Dan juga
pelaporan yang menggunakan media kertas membuat biaya operasional yang perlu
dibayar perusahaan menjadi lebih besar.
Tujuan utama sistem akuntansi adalah membuat laporan yang didalamnya
harus menyajikan informasi yang berguna bagi pihak intern maupun pihak ekstern

3

perusahaan. Hal ini menuntut setiap manajemen untuk memajukan usaha dan
menjaga kelangsungan usahanya. Untuk masalah yang berhubungan dengan
keuangan (akuntansi) perusahaan khususnya pada perusahaan yang bergerak pada

bidang real estate biasanya menggunakan cara-cara atau prinsipnya masingmasing yang sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan tersebut dengan
berpegang terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar akuntansi mendominasi tugas – tugas akuntan. Standar tersebut
terus menerus berubah, dihapus, atau ditambahkan. Standar juga menyajikan
petunjuk yang praktis dan mudah yang terkait dengan tugas – tugas akuntan.
Standar juga berguna untuk membandingkan apakah yang telah dilakukan
memberikan hasil yang memuaskan. Dengan adanya standar, maka penyimpangan
– penyimpangan yang terjadi dalam ploa pencatatan dapat diperbaiki dengan
pedoman standar, atau dengan kata lain, standar dapat dijadikan sebagai petunjuk
dalam memberlakukan suatu transaksi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui secara
lebih jauh mengenai apakah sistem akuntansi pembelian bahan bangunan yang
digunakan oleh PT. Graha Riau Gemilang telah sesuai dengan standar sistem
akuntansi, karena pentingnya sistem akuntansi dalam menentukan pembelian.
Maka pemahaman ini akan difokuskan pada “Sistem Akuntansi Pembelian
Bahan Bangunan Pada PT. Graha Riau Gemilang” yang sedang diteliti oleh
penulis dan hasil penelitian akan penulis tuangkan dalam sebuah Laporan Tugas
Akhir.

4


1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana system
akuntansi dalam pembelian bahan bangunan pada PT. Graha Riau Gemilang.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem
yang digunakan PT. Graha Riau Gemilang dalam pembelian bahan bangunan
telah sesuai dengan standar akuntansi pembelian.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis, Diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis
khususnya tentang pengakuan pendapatan pada perusahaan properti
yang sebagian besar penjualannya dilakukan dengan cicilan bagaimana
penerapan yang sesungguhnya diperusahaan sehingga dapat diperoleh
gambaran adanya perbedaan antara teori dan konsep yang diperoleh
dibangku kuliah dengan penelitian yang dilakukan langsung di
perusahaan.
2. Bagi Perusahaan, Diharapkan dapat berperan sebagai sumbangan
pemikiran ataupun bahan masukan dan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan yang berkaitan

dengan penjualan.
3. Bagi

Perguruan

Tinngi,

Terjalin

hubungan

yang

baik

dan

berkelangsungan antara PT. Graha Riau Gemilang dengan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi sebagai salah satu instansi pendidikan bagi calon


5

tenaga ahli

bidang akuntansi yang sangat dibutuhkan dalam

perusahaan.
4. Bagi Pembaca, Diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk
penelitian lebih lanjut dibidang ini.
1.4 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Literatur
Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data
atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat
dalam suatu penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai
sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka.
2. Studi Kasus Observasi
Pengumpulan
pengamatan


data

dengan

langsung

adalah

observasi
cara

langsung

atau

dengan

pengambilan

data


dengan

menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut. Penulis melakukan observasi pada perusahaan PT.
Graha Riau Gemilang
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini, Penulis melakukan penelitian disebuah perusahaan yang bergerak
dibidang usaha property bernama PT. Graha Riau Gemilang yang beralamat di Jl.
Tiung No. 16 A Pekanbaru. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 1 April 2015
sampai dengan selesai.

6

1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan suatu uraian mengenai susunan
penelitian secara teratur dalam beberapa bab sehingga memberikan suatu
gambaran yang jelas tentang apa yang ditulis.
Bab I


: Pendahuluan
Pada bagian pertama ini menyatakan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan itu
sendiri.

Bab II

: Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan studi pustaka yang berhubungan dengan topik,
selanjutnya dituangkan menjadi suatu gambaran kerangka pemikiran
teoritis dimana diperkuat dengan hasil-hasil penelitian terdahulu
sehingga dari gambaran tersebut bisa diajukan beberapa hipotesis
yang perlu diuji kebenarannya dan definisi operasional variabel.

Bab III

: Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini meliputi sejarah singkat perusahaan, visi, misi perusahaan,
tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan


Bab IV

: Hasil dan Pembahasan
Bab ini meliputi analisis data serta interprestasi data.

Bab V

: Penutup. Bab ini menyimpulkan uraian hasil pembahasan, saransaran
yang diperlukan untuk memberikan hasil yang lebih baik serta
keterbatasan penelitian.

7

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan
satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu. (Mulyadi, 2001 : 2). Dalam pengertian yang lain sistem adalah
sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated)
atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama
(common purpose) (Hall, 2001 : 5).
Pengertian lainnya sistem adalah sistem adalah suatu kerangka dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disususn drngan suatu skema
yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan (Baridwan, 1998 : 3).
Dari uraian tersebut diproleh kesimpulan bahwa system adalah
sekelompok unsur, komponen atau subsistem-subsistem, kerangka dari prosedurprosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan skema yang
menyeluruh untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Pengertian Sistem Akuntansi
Ditinjau dari segi proses kegiatannya akuntansi dapat didefinisikan sebagai
proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data
keuangan suatu organisasi (Haryono Jusuf, 2002 : 5).

8

Menurut Lapoliwa dan Kuswadi (2000:2) akuntansi adalah Seni
pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dengan cara yang sepatutnya
dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian
mempunyai sifat keuangan serta penginterprestasian hasil dari pencatatan tersebut.
Menurut Horngern, Harisson (2000:3) pengertian akuntansi adalah: Suatu
sistem akuntansi yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi
tersebut kedalam bentuk laporan-laporan, dan mengkomunikasikannya kepada
para pengambil keputusan. Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang
melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi kedalam satuan moneter.
Sistem akuntansi mempelajari berbagai rancang bangun (design) prosedurprosedur untuk pengumpulan, penciptaan, dan pelaporan data akuntansi yang
paling sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan tertentu. (Suwardjono 2003 : 3).
Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengolahan perusahaan (Mulyadi,
2001 : 3).
Dari definisi sistem akuntansi tersebut unsur suatu sistem akuntansi pokok
adalah formulir, catatan, yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu
serta laporan. Sistem akuntansi bersedia menyediakan kerangka aturan,
mekanisme, organisasi dan peralatan yang dibutuhkan bagi berlangsungnya proses
akuntansi, baik itu akuntansi keuangan maupun manajemen biaya. Hasil rancang
bangun serta sistem akuntansi akan dapat manjadikan aktifitas akuntansi
terselenggara dengan efisien dan cermat dalam mekanisme yang jelas.

9

2.3 Pengertian Pembelian
Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan.
Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa
mengadakan perubahan bentuk barang, sedangkan pada perusahaan manufaktur
pembelian dilakukan dengan merubah kembali dengan merubah bentuk.
Pembelian (purchases) adalah harga pembelian (harga pokok)barang
dagang yang diperoleh perusahaan selama periode tetentu (Aliminsyah dan Padji,
2003 : 450).
Menurut Soemarso S.R (2009 : 208) dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi
suatu pengantar “ kegiatan pembelian dalam perusahaan dagang adalah :
1. Membeli barang dagang secara tunai atau kredit.
2. Membeli aktiva produksi untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.
3. Membeli barang dan jasa-jasa lain sehubungan dengan kegiatan
perusahaan.
Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelian merupakan
perkiraan yang digunakan untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam
satu periode tertentu.
2.4 Sistem Akuntansi Pembelian
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian berarti suatu sistem pembelian atau
suatu sistem transaksi untuk mendapatkan barang - barang baik secara kredit
maupun secara tunai di dalam suatu organisasi / perusahaan yang merupakan
kombinasi dari orang - orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur - prosedur dan
pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi yang penting,

10

memberi sinyal kepada management dan menyediakan suatu dasar informasi
pembelian untuk pengambilan keputusan. Tujuan utamanya adalah memperoleh
bahan dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas jasa yang
dipersyaratkan.
Menurut (Zaki Baridwan, 2009:173) dalam bukunya yang berjudul Sistem
Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode : “Prosedur pembelian mengatur
cara - cara dalam melakukan semua pembelian baik barang maupun jasa yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Proses ini dimulai dari adanya kebutuhan atas suatu
barang atau jasa sampai barang atau jasa yang dibeli diterima.”
2.4.1 Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dengan akuntansi pembelian menurut Mulyadi
(2001:300) adalah sebagia berikut :
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab
untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan
yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh
fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam
pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok
yang dipilih.

11

3. Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kualitas barang yang
diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang
tersebut diterima oleh perusahaan. Dan juga bertanggung jawab untuk
menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi
pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang bertanggung jawab untuk
mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti kas keluar. Dan untuk
menyelenggarakan

arsip

dokumen

bukti

kas

keluar

dan

untuk

menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar yang berfungsi sebagai
catatan utang. Sedangkan fungsi persediaan bertanggung jawab untuk
mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli kedalam kartu
persediaan.
2.4.2 Dokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2001:303) dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi pembelian adalah :
1. Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang untuk
meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,
jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat permintaan
pembelian

12

2. Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang
yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif),
yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3. Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang
telah dipilih.
4. Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan
bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,
spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat
order pembelian.
5. Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian
yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan

kuantitas,

jadwal

penyerahan

barang,

spesifikasi,

penggantian atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan bisnis.
Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara
resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.
6. Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan
transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok.

13

2.4.3 Catatan-Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
(Mulyadi,2001:308) adalah :
1. Register bukti kas keluar, Adalah suatu jurnal untuk mencatat utang
yang timbul dari pembelian.
2. Jurnal

pembelian,

Jika

dalam

pencatatan

utang

perusahaan

menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan untuk
mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
3. Kartu utang, Jika dalam catatan utang perusahaan menggunakan
account payable procedure buku pembantu yang digunakan untuk
mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang.
4. Kartu persediaan, Dalam sistem akuntansi pembelian. Kartu persediaan
ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.
2.4.4 Prosedur Pembelian
Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam
perusahaan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian
pembelian, penerimaan barang, hutang dan gudang, menurut Mulyadi(2001:300)
transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini :
1. Pada saat persediaan bahan menunjukkan batas minimal fungsi gudang
mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian.
2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok
dan melakukan pemilihan pemasok.

14

4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang
dipilih.
5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh
pemasok.
6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi
gudang untuk disimpan.
7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi akuntansi.
8. Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar
faktor dari pemasok tersebut fungsi akuntansi mencatat kewajiban
yang timbul dari transaksi pembelian.
2.4.5 Jaringan prosedur yang membentuk system akuntansi pembelian
Menurut Mulyadi(2001:3001) jarimgan prosedur yang membentuk sistem
akuntansi pembelian adalah sebagai berikut :
1. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian
dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian.
Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung
pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian
langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan
pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran Harga dan penelitian pemasok

15

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lai, untuk
memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai
pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order
pembetian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada
unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian
yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan
mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok,
dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan
peneriinaan barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memriksa dokumen-dokumen
yang

berhubungan

dengan

pembelian

dan

menyelenggarakan

pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan
utang.

6. Prosedur distribusi pembelian

16

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi
pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.4.6 Flowchart
Flowchart dipergunakan untuk menggambarkan proses kegiatan dalam
suatu organisasi. Flowchart berupa bagan untuk keseluruhan sistem termasuk
kegiatan-kegiatan manual dan aliran atau arus dokumen yang dipergunakan dalam
sistem.
Penggambaran flowchart harus menggunakan cara-cara dan ketentuanketentuan yang berlaku secara lazim dalam sistem informasi akuntansi, sehingga
tidak

menimbulkan

kebebasan

yang

tidak

mempunyai

standar

dalam

menggambarkan sistem. Dalam sistem informasi akuntansi diperoleh kesepakatan
dari pihak-pihak yang berkompeten untuk digunakannya standar simbol yang
dipakai untuk menggambarkan bagan atau flowchart.
Tabel 2.1
Simbol Bagan Alir Dokumen
Simbol

Nama Simbol
Dokumen Rangkap

Keterangan
Menggambarkan dokumen asli dan
tembusannya

Berbagai Dokumen Menggambarkan berbagai jenis
dokumen yang digabungkan bersama
dalam satu paket
Catatan
Menggambarkan catatan akutansi yang
digunakan untuk mencatat data yang
direkam sebelumnya di dalam dokumen
Penghubung pada
Menggambarkan aliran dokumen
halaman yang
dibuat mengalir dari atas kebawah dan
sama
dari kiri kekanan. Simbol penghubung
yang memungkinkan aliran dokumen
berhenti disuatu lokasi pada halaman
17

Penghubung pada
halaman yang
berbeda

ya

tertentu dan kembali berjalan pada
halaman yang sama
Menggambarkan bagan aliran dokumen
suatu simtem diperlukan lebih dari satu
halaman

Kegiatan Manual

Untuk menggambarkan kegiatan
manual seperti menerima order ,
mengisi formulir, membandingkan dll

Keterangan/
komentar

Untuk menambahkan komentar agar
pesan yang disampaikan lebih jelas

Arsip sementara

Menunjukan tempat penyimpanan
dokumen

Arsip permanen

Menunjukkan tempat penyimpanan
dokumen secara permanen yang tidak
akan diproses lagi

On-line computer
prosess

Menggambarkan pengolahan kompuer
secara online

Keying, Typing

Menggambarkan pemasukan data ke
dalam komputer melalui on-line
terminal

Pita magne c

Menggambarkan arsip komputer yang
berbentuk pita magne

On-line storage

Menggambarkan arsip komputer yang
berbentuk on-line (di dalam memori
komputer)

Keputusan

Menggambarkan keputusan yang harus
dibuat dalam proses pengolahan data.
Keputusan yang dibuat ditulis dalam
simbol
Menggambarkan arah proses
pengolahan data

tidak

Garis Alir

18

Persimpangan
garis alir

Menggambarkan arah proses
pengolahan data

Pertemuan garis
alir

Digunakan jika dua garis alir bertemu
dan salah satu garis mengikuti garis
lainnya

Mulai/Berakhir

Menggambarkan awal dan akhir suatu
sistem akutansi

Dari pemasok

Masuk ke sistem

Menggambarkan kegiatan diluar sistem
masuk ke dalam alir sistem

Ke sistem penjualan

Keluar ke sistem
lain

Menggambarkan kegiatan (di luar
sistem) keluar dari sistem

Sumber : Mulyadi.2010 Sistem Akuntansi. Edisi 3.h. 60-63

Flowchart Sistem Akuntansi Pembelian

19

Gambar 2.1 Flowchart Sistem Akuntansi Pembelian

20

Sumber : Ida Bagus Teddy Prianthara , Sistem Akuntansi Konstruksi
(2009:94)
Gambar 2.2 Flowchart Sistem Akuntansi Pembelian (Lanjutan)

21

Keterangan Flowchart :
1. Bagian Gudang
Ketika Persediaan material ada pada reorder point, maka bagian
gudang akan mempersiapkan Surat Permintaan Barang (alur a). Surat
permintaan barang dibuat sebanyak tiga rangkap. SPB ini akan
diotorisasi oleh kepala bagian gudang (alur b) . Satu akan diserahkan
ke bagian penerimaan dan satunya akan disimpan sebagai arsip oleh
bagian gudang (alur c) Barang yang diserahkan oleh bagian pnerimaan
bersama dengan surat penerimaan barang , akan dicocokan kembali
dengan SPB (alur o). Kalau sudah sesuai, barang disimpan di gudang
(alur p). Selanjutnya , barang yang dating ini dicatat ke dalam kartu
persediaan (alur q).
2. Bagian Pembelian
Bagian pembelian ini menerima SPB dari bagian gudang , lalu bagian
gudang akan melihat budget yang ada apakah bias melakukan
pembelian (alur d). Kalau dinyatakan tidak bias , maka bagian
pembelian akan mengembalikan SPB ini (alur f). Kalau dinyatakan
bias maka bagian pembelian akan mempersiapkan Surat Order
Pembelia (SOP) yang diotorisasi oleh kepala bagian pembelian (alur
e). SOP ini dibuat dalam empat rangkap, satu diserahkan ke supplier ,
satu diserahkan ke bagian penerimaan , satu diserahkan ke bagian
akuntansi , dan satu lagi disimpan sebagai arsip (alur g).

22

3. Supplier
Surat order pembelian yang diserahkan bagian pembelian, diterima dan
digunakan supplier untuk mempersiapkan barang yang dipesan (alur
h). Barang yang telah siap, dikirim bersama dengan faktur penjualan
(alur i). Faktur ini sebanyak tiga rangkap, dua untuk bagian perusahaan
yang memesan dan satu kembali ke supplier (alur j).
4. Bagian Penerimaan
Barang yang dikirim oleh supplier, diperiksa jumlahnya serta
kesesuaiannya antara surat order pembelian, barang yang datang
dengan faktur (alur k). Jika telah sesuai, maka bagian penerimaan
mempersiapkan laporan penerimaan barang yang diotorisasi oleh
kepala bagian penerimaan (alur l). Bagian penerimaan akan membuat
laporan penerimaan dalam tiga rangkap (alur m). Satu untuk bagian
gudang yang dikirim bersama material, satu dikirim ke bagian
akuntansi,dan satu lagi disimpan sebagai arsip (alur n).
5. Bagian Akuntansi
Berbagai dokumen yang telah diterima oleh bagian akuntansi , dicatat
dan dicocokan, SOP , faktur, dan laporan penerimaan barang
dicocokan satu sama lain (alur r). Selanjutnya , dari dokumen bagian
akuntansi mencatatnya ke dalam kartu utang (alur s). Dari kartu utang
ini bagian akuntansi dapat melihat kapan utang terjadi dan kapan jatuh
temponya (alur t ). Pada saat utang jatuh tempop , bagian akuntansi
akan melakukan pembayaran utang dan membuat bukti kas keluar

23

(alur u). Pada saat pembayaran utang bukti pengeluaran kas ini akan
diarsipkan oleh bagian akuntansi (alur v dan alur w ).
Sistem

Informasi

Akuntansi

Pembelian

Bahan

Baku

ini

dapat

mempermudah mengentrykan dan memproses data / pembelian bahan baku yang
terjadi pada perusahaaan dan dapat mempermudah untuk membuat laporan
keuangan.
Jadi dapat ditarik kesimpulan dari definisi-definisi di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi Pembelian adalah sebuah
sistem yang memproses data dan transaksi antara pihak yang membutuhkan atau
mengolah aktiva produktif, barang dagangan, dan barang jasa lainnya dengan
pihak supplier. Bahan baku merupakan bahan dasar yang di gunakan untuk
membuat sesuatu, untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang diberikan.
2.5 Pengertian Persediaan Bahan Baku
Persediaan dalam PSAK 2009 No. 14 (par.5), persediaan adalah aset:
1. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
2. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi/ pemberian jasa.
Bahan baku menurut Hanggana (2008 : 15) adalah :”Bahan yang
menempel menjadi satu dengan barang jadi yang mempunyai nilai relatif tinggi
dibanding nilai bahan yang lain dalam suatu pembuatan barang jadi.”
Mulyadi dalam Hanggana (2008 : 15) mengartikan bahan baku sebagai
”bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.”

24

Berdasakan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan
baku adalah suatu aset perusahaan yang berupa bahan untuk digunakan dalam
kegiatan produksi perusahaan sehingga dapat dihasilkan suatu produk.
2.6 Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi 2001: 163).
Menurut Horngren dan Harrison (2007 : 390) pengendalian internal adalah
rencana organisasional dan semua tindakan terkait yang dirancang untuk:
1. Mengamankan aktiva
Sebuah perusahaan harus mengamankan aktivanya, jika tidak
perusahaan tersebut akan menyia - nyiakan sumber dayanya.
2. Mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan
Setiap orang dalam suatu organisasi harus bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang sama.
3. Meningkatkan efisiensi operasi
Perusahaan tidak boleh boros terhadap sumber daya yang dimiliki.
4. Memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan
Catatan yang baik merupakan hal yang sangat penting. Tanpa catatan
yang dapat diandalkan, akan sulit menentukan bagian mana yang
menguntungkan dan bagian mana yang perlu dilakukan perbaikan.

25

Menurut Mulyadi (2001 :164) untuk dapat mencapai tujuan pengendalian
intern, perusahaan harus menerapkan unsur pokok pengendalian intern yaitu:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Dalam pemisahan tanggung jawab hendaknya berdasarkan pada
prinsip berikut ini:
1) Harus ada pemisahan masing - masing fungsi yaitu pemisahan fungsi
penyimpanan, operasi serta pencatatan.
2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem

wewenang

dan

prosedur

pencatatan

yang

memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan. Tersedianya sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi sehingga atas dasar otorisasi tersebut suatu transaksi bisa
dilaksanakan.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
1) Penggunaan formulir bernomor urut cetak.
2) Pemeriksaan mendadak.
3) Adanya Perputaran jabatan.
4) Setiap transaksi ditangani lebih dari satu orang dan berbeda fungsi
sehingga dimungkinkan terjadinya internal check

26

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak sehingga
dapat dilakukan internal check secara tidak langsung oleh karyawan
yang menggantikan.
6) Secara periodik dilakukan pencocokan fisik kekayaan dengan
pencatatannya.
7) Adanya

tim

khusus

untuk

melakukan

control

pelaksanaan

pengendalian intern.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Mutu
karyawan merupakan unsur pengendalian intern yang paling penting. Jika
perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur
pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai dengan batas minimum.
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, cara
yang dapat ditempuh yaitu:
1) Seleksi calon karyawan berdasar persyaratan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan sesuai jabatan masing - masing.
2) Adanya program pelatihan keahlian khusus untuk mendukung
ketrampilan karyawan.

27

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Graha Riau Gemilang merupakan perusahaan swasta yang bergerak
dalam bidang Real Estate / Developer, yang berdiri pada tanggal 07 April 2005
berdasarkan Akte Notaris H.DARMANSYAH, SH Nomor 14, yang beralamat di
Jl. Seroja No. 38 Padang Bulan Senapelan Pekanbaru dan sekarang bertempat di
kantor baru sejak tahun 2011 yang beralamat di Jl. Tiung No. 16 A Sukajadi
Pekanbaru.
Modal

awal

PT.

Graha

Riau

Gemilang

adalah

sejumlah

Rp.1.200.000.000,- terbagi atas 1200 lembar saham masing-masing nominal
Rp.1.000.000,- Pemegang saham PT. Graha Riau Gemilang adalah sebagai
berikut : Musdalil Amri sebanyak 180 lembar saham dengan nilai nominal
Rp.180.000.000,- dan Muhammad Tamrin Taher sebanyak 120 lembar saham
dengan nominal Rp. 120.000.000,-.
3.2 Visi PT. Graha Riau Gemilang
Adapun visi dari PT.Graha Riau Gemilang adalah : "Menjadi perusahaan
terkemuka dibidang Real Estate di Pekanbaru dengan mengembangkan
perumahan perumahan yang terjangkau oleh masyarakat.

28

3.3 Misi PT. Graha Riau Gemilang
kemampuan utama Perusahaan yang baik (Good Corporate Govermance)".
Untuk mewujudkan Misi tersebut maka deperlukan perumusan Misi sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kualitas kerja
2. Memonitori dan mengawasi semua biaya operasional
3. Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana
3.4 Struktur Organisasi Pada PT. Graha Riau Cemerlang
Komisari
HJ.Emi Sulastri

Direktur Utama
Musdalil
Amri.S.Si
Bendahara
Sri Hayati

Manager
Proyek
Mardizal

Administrasi
Lidia Anggraini

Pengawas
Lapangan
- Khairul
- Pardianto

General
Manager
Wakit Fauzi
Arsitek
Muji Rahmat

Sales & Head
Marketing
Failila Andrayana

-

Staff Office
Julham Budianto
Azwar

Gambar. 3.1 : Gambar Struktur Organisasi PT. Graha Riau Gemilang 2016
Sumber : PT. Graha Riau Gemilang

29

3.5 Tugas dan Tanggung jawab
1. Komisaris Utama
Pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertugas mengawasi pekerjaan
Direktur,

memberikan

bantuan

serta

nasehat

kepadanya,

juga

mengesahkan sistem dan prosedur hubungan kerja, selain itu komisaris
juga memiliki suara penuh untuk mengangkat dan memberhentikan
Direktur Utama/ Pimpinan perusahaan.
2. Direktur Utama/ Pimpinan Perusahaan
Direktur utama mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap segala
kegiatan perusahaan antara lain:
1) Memutuskan arah kebijaksanaan perusahaan berdasarkan rencana
perusahaan.
2) Mengawasi jalannya operasi perusahaan, keuangan dan perkembangan
usaha.
3) Mengangkat dan memberhentikan karyawan.
4) Mewakili perusahaan baik intern maupun ekstern.
5) Mengkoordinasi pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahannya.
6) Memelihara hubungan baik dengan semua kalangan masyarakat,
pemerintah maupun swasta.
7) Mempertanggung jawabkan hasil usaha.
3. General Manager
Site manager tugas dan tanggung jawab bagiannya antara lain :

30

General Manager diangkat oleh Direktur untuk memimpin langsung
proyek induk dan tetap stand by di site office. General Manager juga
berfungsi sebagai wakil dari pihak pemilik untuk memimpin dan
mengawasi pelaksanaan proyek.
4. Keuangan
1) Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai
bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisai keahlian
masing-masing sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.
2) Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lainlain.
3) Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
4) Melayani tamu – tamu intern perusahaan maupun ekstern dan
melakukan tugas umum.
5) Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji
serta tunjangan karyawan.
6) Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
7) Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional
dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor

31

pusat serta menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian
keuangan pusat.
8) Membantu project manager terutama dalam hal keuangan dan sumber
daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan
dengan baik.
9) Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau
kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
10) Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat
proyek dan sejenisnya.
11) Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek
yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan
kembali kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan
yang dikerjakan.
12) Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta
data-data proyek.
5. Manager Proyek
1) Bertanggung

jawab

atas

kelancaran

pekerjaan

yang menjadi

kewajibannya.
2) Mempelajari gambar dan spesifikasi proyek.
3) Melakukan persiapan lapangan, termasuk pengukuran.
4) Membuat laporan realisasi quantity pekerjaan yang telah dilaksanakan.
5) Memberikan perintah kepada pembantu pelaksana / mandor.

32

6) Dapat membuat opname borongan..
7) Membuat rekapitulasi kebutuhan material di proyek.
8) Pelaksana juga berkewajiban memberikan usulan kepada pemilik
apabila menjumpai beberapa kesulitan dalam pelaksanaan.
6. Pemasaran
Pemasaran tugas dan tanggung jawab bagiannya antara lain :
1) Menyusun program dan strategi pemasaran, baik jangka pendek maupun
jangka panjang sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
2) Menawarkan produk perumahan melalui media elektronik, media cetak,
maupun presentasi ke instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta
serta pameran.
7. Arsitek
Bertugas untuk melakukan perancangan pengembangan kawasan sesuai
dengan spesifikasi dan batasan-batasan yang telah ditentukan diatas tanah
yang dikembangkan dengan menggunakan data-data yang dihasilkan dan telah
diolah oleh surveyor. Arsitek juga mempunyai tugas untuk membuat
perancangan design rumah sesuai konsep yang diinginkan oleh Developer.
8. Administrasi
1) Tugasnya meliputi admin, logistic, dan lainnya yang mendukung
pelaksanaan administasi berjalan lancar.
2) Menjaga dan mengupdate informasi administasi mulai dari office supply,
stationaries.

33

3) Mempersiapkan

arrangement

meeting

detail,

absensi

staff,

serta

melakukan hal-hal seperti surat menyurat dengan staf lainya.
9. Pengawas
Mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1) Mengawasi laju pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dari segi kualitas
bahan bangunan serta pelaksanaaannya.
2) Mengawasi ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi
fisik.
3) Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kepada Owner/pemilik proyek.
4) Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, bulanan serta laporan
pekerjaan tambahan maupun pekerjaan kurang dan penyelesaian
keuangan yang diakibatkannya.

34

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Anggaran Penggunaan Bahan Bangunan
Sebelum mendirikan bangunan rumah, PT. Graha Riau Gemilang
membuat anggaran biaya dan anggaran bahan bangunan yang akan digunakan
untuk mendirikan satu unit rumah berdasarkan type rumahnya. Hal ini dilakukan
agar perusahaan dapat Menetapkan jumlah total biaya pekerjaan yang
menguraikan masing masing item pekerjaan yang akan dibangun. Dan
Menetapkan Daftar dan Jumlah Material yang dibutuhkan. Dalam RAB harus
dipastikan jumlah masing masing material disetiap komponen pekerjaan. Jumlah
material didasarkan dari volume pekerjaan , sehingga kesalahan perhitungan
volume setiap komponen pekerjaan akan mempengaruhi jumlah material yang
dibutuhkan. Daftar dan Jenis material yang tertuang dalam RAB menjadi dasar
pembelian material ke Supplier.
Berikut ini adalah RAB 1 Unit rumah type 38 pada PT. Graha Riau
Gemilang :

RENCANA ANGGARAN BIAYA
PEMBANGUNAN RUMAH TYPE 38 VILLA PADMA
N
o
A

KET. PEKERJAAN
HARGA
DAN
SATUAN
QTY
SAT
BAHAN YANG
DIBUTUHKAN
(Rp)
PEK. PONDASI TAPAK ( Cam : 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr )

1

SEMEN

2

PASIR COR

4

SAK

0,4

M3

35

JUMLAH
HARGA
(Rp)

59.000,00

236.000,0
0

75.000,00

30.000,00

3

KERIKIL

0,6

M3

4

BESI 8 SNI

12

Btg

5

KAWAT IKAT

2

Kg

B

150.000,00

90.000,00

35.000,00

420.000,0
0

20.000

40.000

816.000,0
0
PEK. ROLAK/PONDASI BATU BATA ( Cam : 1 Pc : 4 Ps )

1

SEMEN

5

SAK

2

PASIR PASANG

1,5

M3

3

BATU BATA

250
0

M3

59.000,00

295.000,0
0

75.000,00

112.500,0
0

200,00

500.000,0
0
907.500,0
0

C

PEK. SLOOF 20/30 ( Cam : 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr )

1

SEMEN

8

SAK

2

PASIR COR

0,8

M3

3

KERIKIL

1,2

M3

4

BESI 8 SNI

16

Btg

5

BESI 4 SNI

26

Btg

6

KAWAT IKAT

2

Kg

7

PAPAN

15

LBR

8

KAYU 4/6

10

Btg

9

PAKU ( 1"-5")

2

Kg

59.000,00

472.000,0
0

75.000,00

60.000,00

150.000,00

180.000,0
0

35.000,00

560.000,0
0

3.000,00

78.000,00

15.000,00

30.000,00

20.000,00

300.000,0
0

20.000,00

200.000,0
0

18.000,00

36.000,00
1.916.000,
00

36

D

PEK. KOLOM + PAS BATA ( Cam : 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr )

1

SEMEN

32

SAK

2

PASIR PASNG

4,9

M3

3

KERIKIL

0,6

M3

4

BATU BATA

160
00

Btg

5

BESI 8 SNI

16

Btg

6

BESI 4 SNI

25

Btg

7

PAPAN

15

LBR

8

KAWAT IKAT

2

Kg

9

PAKU ( 1"-5")

2

Kg

59.000,00

1.888.000,
00

75.000,00

367.500,0
0

150.000,00

90.000,00

200,00

3.200.000,
00

35.000,00

560.000,0
0

3.000,00

75.000,00

20.000,00

300.000,0
0

15.000,00

30.000,00

18.000,00

36.000,00
6.546.500,
00

E

PEK. BALOK ( Cam : 1 Pc : 2 Ps : 3 )

1

SEMEN

6

SAK

2

PASIR PASNG

0,8

M3

3

KERIKIL

1

M3

4

BESI 8 SNI

16

Btg

5

BESI 4 SNI

25

Btg

6

KAWAT IKAT

2

Kg

7

PAPAN

20

LBR

8

PAKU ( 1"-5")

2

Kg

59.000,00

354.000,0
0

75.000,00

60.000,00

150.000,00

150.000,0
0

35.000,00

560.000,0
0

3.000,00

75.000,00

15.000,00

30.000,00

20.000,00

400.000,0
0

15.000,00

30.000,00
1.659.000,

37

00
F

PEK. PLASTERAN 15 CM ( Cam : 1 Pc : 3 PS )

1

SEMEN

2

PASIR PASANG

G

30

SAK

3

M3

1.770.000,
00

75.000,00

225.000,0
0

1.995.000,
00
PEK. COR DAK T. 10 CM + TIANG ( Cam : 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr )

1

SEMEN

2

SAK

2

PASIR PASANG

0,08

M3

3

KERIKIL

0,13

M3

4

BESI 8 SNI

4

Btg

5

BESI 4

3

6

KAWAT IKAT

1

Kg

7

PLYWOOD 9 MM

1

Lbr

8

KAYU 4/6

5

Btg

9

PAPAN

3

Lbr

KAYU BULAT

6

Btg

PAKU ( 1"-5")

2

Kg

1
0
1
1

59.000,00

59.000,00

118.000,0
0

75.000,00

6.000,00

150.000,00

19.500,00

35.000,00

140.000,0
0

3.000,00

9.000,00

15.000,00

15.000,00

120.000,00

120.000,0
0

20.000,00

100.000,0
0

35.000,00

105.000,0
0

5.000,00

30.000,00

15.000,00

30.000,00
692.500,0
0

H

PEK. PASANG LANTAI KERAMIK

1

KERAMIK LANTAI RUMAH

45

Ktk

2

KERAMIK LANTAI KM

4

Ktk

3

KERAMIK DINDING KM

6

Ktk

38

60.000,00

2.700.000,
00

60.000,00

240.000,0
0

4

KERAMIK DINDING DAPUR

5

Ktk

5

SEMEN

8

Zak

6

PASIR PASANG

3

M3

7

SEMEN WARNA

6

Kg

60.000,00

360.000,0
0

60.000,00

300.000,0
0

59.000,00

472.000,0
0

75.000,00

225.000,0
0

20.000,00

120.000,0
0
4.417.000,
00

I

PEK. PENGECATAN DINDING

1

PLAMIR ELZI

1

PL

2

CAT DALAM

1

PL

3

CAT LUAR

1

PL

4

CAT HITAM

1

TB

3

CAT MERAH

1

TB

190.000,00

190.000,0
0

370.000,00

370.000,0
0

1.500.000,00

1.500.000,
00

130.000,00

130.000,0
0

130.000,00

130.000,0
0
2.320.000,
00

K

PEK. CARPOT

1

SEMEN

6

SAK

2

PASIR COR

1

M3

3

KERIKIL

1,3

M3

59.000,00

354.000,0
0

75.000,00

75.000,00

150.000,00

195.000,0
0
624.000,0
0

L
1

PEK. PINTU/JENDELA
KUSEN KAYU

1

SET
7.000.000,00

39

7.000.000,

00
7.000.000,
00
M

PEK. PLAPON

1

GIPSUN

15

LBR

2

GRS

7

LBR

3

PURING

50

Btg

4

KAIN KASA

4

Gulu
ng

5

CAT GIPSUN

1

PL

55.000,00

825.000,0
0

50.000,00

350.000,0
0

10.000,00

500.000,0
0

20.000,00

80.000,00

280.000,00

280.000,0
0
2.035.000,
00

N

PEK. INSTALASI LISTRIK

1

INTALASI

2

KWH

12

Titik

1

BH

1.200.000,00

14.400.00
0,00

2.500.000,00

2.500.000,
00
16.900.00
0,00

O

PEK. SANITAIR & ASISORIS PINTU JENDELA

1

PASANG PIPA AIR KOTOR
PVC 4''

2

BTN
G

125.000,00

250.000,0
0

2

PASANG PIPA PEMBUANG
PVC 3''

2

BTN
G

80.000,00

160.000,0
0

200.000,00

200.000,0
0

20.000,00

20.000,00

200.000,00

200.000,0
0

25.000,00

50.000,00

45.000,00

180.000,0

3

BAK AIR

1

BH

4

SARINGAN AIR

1

BH

5

KLOSET JONGKOK

1

BH

6

KRAN AIR KM

2

BH

7

PIPA 2''

4

BTG

40

0
8

PIPA 1/2 ''

6

BTG

9

ELBO 4''

2

BH

ELBO 3''

2

BH

ELBO 2''

5

BH

12

BH

ELBO KRAN 1/2''

6

BH

T 4''

2

BH

T 3''

2

BH

T 2''

3

BH

T 1/2''

8

BH

LEM PIPA

5

BH

SOLATIP

5

BH

KUNCI PINTU

4

SET

ENGSEL PINTU

15

bh

ENGSEL JENDELA

10

SET

KUNCI JENDELA

10

BH

GANTUNGAN JENDELA

10

BH

5

BH

1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5

ELBO 1/2''

TARIKAN JENDELA

17.000,00

102.000,0
0

20.000,00

40.000,00

18.000,00

36.000,00

4.000,00

20.000,00

3.000,00

36.000,00

3.000,00

18.000,00

20.000,00

40.000,00

18.000,00

36.000,00

4.000,00

12.000,00

3.000,00

24.000,00

7.000,00

35.000,00

2.500,00

12.500,00

80.000,00

320.000,0
0

5.000,00

75.000,00

7.000,00

70.000,00

5.000,00

50.000,00

5.000,00

50.000,00

5.000,00

25.000,00
2.
061.500,0
0

P

PEK. LUAR

1

PEK SUMUR BOR

1

UNIT

2

PEK. ATAP

1

PAKE

41

3.000.000,00

3.000.000,
00

T

8.500.000,00

8.500.000,
00
11.500.00
0,00

U

UPAH PEKERJAAN

1

UPAH

38

M2

350.000,00

13.300.00
0,00
13.300.00
0,00

TOTAL BIAYA YANG DI BUTUHKAN UNTUK 1 UNIT
RUMAH TYPE 38 M2

74.690.00
0,00

TERBILANG

Tabel 4.1 RAB Type 38
Sumber, PT. Graha Riau Gemilang

4.2 Sistem Pembelian Bahan Bangunan Pada PT. Graha Riau Gemilang
Sistem pembelian bahan bangunan pada PT. Graha Riau Gemilang
dilakukan secara tunai, karena pembelian bahan baku pada perusahaan tersebut
secara bertahap. Pembelian bahan bangunan untuk proses pembangunan rumah
dilakukan dengan cara mengajukan pesanan kepada pemasok. Dalam menawarkan
produknya, pemasok menggunakan beberapa cara diantaranya adalah melalui
telepon, telex, facsimile, atau surat langsun jika pemasok datang langsung ke
perusahaan. Pembelian bahan bangunan pada PT. Graha Riau Gemilang dilakukan
dengan perencanaan terlebih dahulu. Tujuan perencanaan tersebut dimaksudkan
agar pelaksanaan pembelian tersebut sesuai dengan kebutuhan pembangunan.

42

Dalam pembahasan ini akan dibahas sistem pembelian bahan baku secara
tunai, karena dalam praktiknya PT. Graha Riau Gemilang telah sering melakukan
pembelian bahan bangunan secara tunai. Sistem pembelian bahan bangunan pada
perusahaan tersebut melibatkan beberapa bagian yaitu :

Bagian Pemborong,

Bagian Pengawas dan Pembelian, Bagian Logistik, Bagian Gudang, Bagian
Akuntansi Umum.
1. Bagian Yang Terkait
a. Bagian Pemborong
Bagian ini bertanggung jawab dalam membantu Manager Produksi untuk
membuat rencana pembangunan. Setelah mendapat informasi dari bagian
gudang bahwa bahan baku tidak mencukupi lagi untuk produksi, Bagian
Pemborong sebagai fungsi pemakai barang mengajukan permintaan
pembelian kepada bagian pembelian dengan jumlah dan jenis bahan baku
yang diperlukan.
b. Bagian Pengawas & Pembelian
Bagian Pembelian bertugas dalam membantu Manager Pembelian untuk
melaksanakan pmbelian bahan baku bagi perusahaan, dengan terlebih
dahulu

megadakan

penawaran

harga,

menentukan

pemasok

dan

selanjutnya mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
c. Bagian Logistik
Bagian logistik bertanggung jawab atas penerimaan barang-barang yang
dipesan oleh Bagian Pembelian yang selanjutnya barang tersebut
diserahkan pada Bagian Gudang yang bersangkutan. Bagian ini juga

43

bertanggung jawab untuk membuat Berita Acara Penerimaan Barang
(BAPB), sebagai catatan bahwa barang yang dipesan telah diterima.
d. Bagian Gudang
Bagian ini bertanggung jawab untuk memberikan informasi kepada Bagian
Pemborong bahwa bahan baku di gudang sudah tidak cukup lagi untuk
produksi. Bagian ini juga bertanggung jawab untuk menyimpan semua
barang yang diterima dari Bagian logistik ke gudang yang bersangkutan.
e. Bagian Akuntansi Umum
Bagian ini bertugas dalam membantu Manager Akuntansi dalam
melakukan pencatatan transaksi pembelian ke dalam jurnal pembelian dan
kartu persediaan berdasarkan faktur dan BAPB.
Bagian-bagian yang terkait dalam sistem pembelian bahan bangunan pada
PT. Graha Riau Gemilang adalah fungsi pemborong / fungsi PPC , fungsi
Pengawas & Pembelian, fungsi penerimaan / Logistik, fungsi gudang dan fungsi
akuntansi umum. Sedangkan menurut teori Mulyadi terdiri dari: fungsi produksi,
fungsi penerimaan, fungsi gudang, fungsi akuntansi. Dalam hal ini PT. Graha Riau
Gemilang telah memiliki bagian terkait dalam pembelian bahan bangunan yang sesuai
dengan teori mulyadi.

2. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Pembelian
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian pada PT.
Graha Riau Gemilang adalah sebagai berikut :

44

a. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat
Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1dikirim ke Bagian Pembelian,
dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
b. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang.
Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
c. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat
SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH
tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian)
dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan.
d. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, makaSDP yang telah disetujui
dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke
transaksi awal.
e. Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP
(Surat Order Pembelian) rangkap4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier.
Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian
Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
f. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dariBagianPembelian. Kemudian
Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang
pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
g. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier.
Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
h. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan
SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang)

45

rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2
dan Faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan
sebagai arsip.
i. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2dan, Faktur serta LPB
lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
j. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB
lembar ke-2, Bagian Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian
Supplier.
k. Bagian Supplier m