PENGARUH LINGKUNGAN MOTIVASI DAN AKSES I

PENGARUH LINGKUNGAN, MOTIVASI DAN AKSES INTERNET TERHADAP
KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA
Vidriana O. Bano
Universitas Kristen Satya Wacana
942016033@student.uksw.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan, motivasi dan akses internet
terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Sampel
yang digunakan adalah mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP, Universitas Kristen Satya
Wacana (UKSW) angkatan 2016 sebanyak 30 orang. Analisis data dilakukan dengan
perhitungan dari statistik dengan Software SPSS (Statistical Program Smart Solution)
Ver.22.0 For Windows. Hasil pengujian menunjukkan besarnya lingkungan belajar pada
mahasiswa terdapat pada kategori tinggi, sebesar 79,33%, besarnya motivasi pada mahasiswa
terdapat pada kategori sangat tinggi, sebesar 81,33%; besarnya penggunaan akses internet
pada mahasiswa terdapat pada kategori sangat tinggi, sebesar 82%, dan besarnya kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana pada kategori tinggi, sebesar 72,67%. Hasil uji hipotesis
menunjukkan: 1) terdapat pengaruh antara lingkungan belajar terhadap kemandirian belajar
mahasiswa; 2) terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kemandirian belajar mahasiswa; 3)
tidak terdapat pengaruh antara penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar
mahasiswa; 4) terdapat pengaruh antara lingkungan belajar, motivasi dan penggunaan akses

internet secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIPMMP angkatan 2016. Uji Normalitas: distribusi data adalah normal. Uji Autokorelasi: model
ini tidak ada autokorelasi. Uji MultikolinieritasUji VIF: model regresi ini tidak memiliki
masalah Multikolinieritas. Uji Multikolinieritas Partial Correlation: seluruh variabel
penjelas terbebas dari masalah Multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas: model ini
mengalami masalah heteroskedastisitas.
Kata kunci: lingkungan, motivasi, akses internet, kemandirian belajar, pascasarjana
I. PENDAHULUAN

learning
merupakan
proses
perancangan dan pemantauan diri
yang seksama terhadap proses
kognitif
dan
afektif
dalam
menyelesaikan
suatu
tugas

akademik.
Kemandirian
belajar
merupakan potensi yang dimiliki
oleh siswa untuk melakukan
kegiatan
belajar
secara
bertanggung jawab yang didorong
oleh motivasi diri sendiri demi
mencapai
keberhasilan
dalam
belajar. Kemandirian diartikan
sebagai kebebasan seseorang untuk

Istilah
yang
berkaitan
dengan

kemandirian
belajar
diantaranya adalah self regulated
learning. Menurut Hargis (2000)
mendefinisikan
kemandirian
belajar sebagai self regulated
learning
yakni
upaya
memperdalam dan memanipulasi
jaringan asosiatif dalam suatu
bidang tertentu, dan memantau
serta
meningkatkan
proses
pendalaman yang bersangkutan
(http:/www.jhargis.com). Hal ini
menunjukkan bahwa self regulated
1


menentukan sendiri masa depannya
tanpa tergantung dengan orang
lain. Orang yang mandiri akan
selalu berusaha untuk maju, penuh
ketekunan, merencanakan dan
mewujudkan apa yang menjadi
keinginannya.
Menurut
Haris
Mujiman
(2009:7)
“Dalam
kegiatan
pembelajaran,
kemandirian sangat penting karena
kemandirian merupakan sikap
pribadi yang sangat diperlukan oleh
setiap individu. Hal yang sama juga
diutarakan oleh Utari Sumarmo

(2006:5) “Dengan kemandirian,
siswa cenderung belajar lebih baik,
mampu memantau, mengevaluasi,
dan mengatur belajarnya secara
efektif, menghemat waktu secara
efisien, akan mampu mengarahkan
dan mengendalikan diri sendiri
dalam berfikir dan bertindak, serta
tidak merasa bergantung pada
orang lain. Namun tidak sedikit
mahasiswa
yang
masih
menghiraukan kemandirian belajar,
padahal dalam belajar sangat
dibutuhkan sikap kemandirian
belajar karena adanya sikap
kemandirian belajar yang tertanam
dalam diri seorang siswa maka
tujuan yang akan dicapai dapat

diraihnya.
Mahasiswa
merupakan
manusia dewasa yang diharapkan
dapat menempatkan diri sebagai
pembelajar mandiri yang dapat
menentukan strategi pembelajaran
serta sumber belajar yang relevan
yang memungkinkannya untuk
dapat mengoptimalkan kemampuan
belajarnya.
Tuntutan
akan
kemandirian belajar mahasiswa
semakin tinggi dengan hadirnya

teknologi
informasi
dalam
pembelajaran, seperti internet yang

memberikan sejumlah fasilitas
untuk sumber pustaka terkini, dan
dapat diakses secara tak terbatas
oleh ruang dan waktu. Melalui
internet,
mahasiswa
dapat
mengakses berbagai informasi dan
ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan
yang relevan dengan subjek mata
kuliah. Sehingga pemanfaatan
jaringan internet sebagai sumber
belajar,
akan
membantu,
mempermudah dan mempercepat
penyelesaian
tugas-tugas
perkuliahan, termasuk penyelesaian
tugas akhir dan kemandirian

belajarnya. Selain adanya akses
internet,
kemandirian
belajar
mahasiswa juga didukung oleh
beberapa
faktor
diantaranya
motivasi belajar (faktor internal)
dan lingkungan belajar mahasiswa
itu sendiri (faktor eksternal).
Motivasi
adalah
suatu
perubahan tenaga yang ditandai
oleh dorongan efektif dan reaksireaksi pencapaian tujuan (Wasty
Soemanto, 1998:212). Oleh sebab
itu, motivasi dalam belajar
merupakan faktor yang sangat
penting karena hal tersebut

merupakan
keadaan
yang
mendorong
siswa
melakukan
belajar.
Lingkungan
belajar
merupakan salah satu faktor
eksternal yang mempengaruhi
kemandirian belajar mahasiswa
pascasarjana
FKIP-MMP
Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW)
angkatan
2016.
Lingkungan belajar merupakan
tempat di mana mahasiswa

2

melakukan kegiatan belajar dan
bersosialisasi dengan orang lain
yang ada di dalam lingkungan
tersebut. Oleh karena itu, sekolah
dalam hal ini universitas dapat
dikatakan sebagai lingkungan
belajar. Kondisi lingkungan yang
baik akan mempengaruhi semangat
belajar dan mengakibatkan hasil
pencapaian belajar maksimal.
Sebaliknya,
lingkungan
yang
kurang kondusif akan membuat
mahasiswa tidak nyaman dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Faktor lingkungan tidak saja dari
segi lingkungan non sosial (fisik)

tetapi juga lingkungan sosial.
Faktor fisik meliputi tempat
belajar, alat belajar, suasana belajar
dan sumber belajar. Sedangkan
faktor sosial meliputi lingkungan
keluarga, dosen dan karyawan,
pergaulan teman sebaya, pergaulan
di luar kampus, dan lain
sebagainya. Keadaan lingkungan
belajar ini dapat terjadi di dalam
lingkungan keluarga, kampus,
masyarakat dan sebagainya.
Kemandirian
belajar
mahasiswa menjadi syarat untuk
membentuk
lulusan
yang
profesional. Kemandirian belajar
mahasiswa pascasarjana FKIPMMP angkatan 2016 Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW)
masih perlu diperhatikan lagi, hal
ini terlihat dari kondisi beberapa
mahasiswa yang kadang tidak
mempersiapkan
diri
terhadap
materi kuliah yang akan diajarkan
dosen sehingga terkesan sangat
asing karena mahasiswa belum
pernah mempelajari sebelumnya,
ada beberapa mahasiswa yang tidak

mengulang kembali materi kuliah
yang telah diberikan dosen
sesegera mungkin dengan alasan
masih banyak kesempatan di waktu
lain untuk mengulang materi
tersebut, atau menggunakan alasan
sibuk dengan pekerjaan atau halhal
lainnya.
Berpijak
dari
gambaran
diatas,
penulis
bermaksud mengadakan penelitian
dengan
judul
“Pengaruh
Lingkungan, Motivasi Dan Akses
Internet Terhadap Kemandirian
Belajar Mahasiswa” ini dipandang
penting dan cukup perlu untuk
segera dilaksanakan.
Adapun rumusan masalah yang
ingin diangkat adalah sebagai berikut: 1)
Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan
2016?; 2) Bagaimana pengaruh motivasi
belajar terhadap kemandirian belajar
mahasiswa
pascasarjana
FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016?; 3) Bagaimana
pengaruh
akses
internet
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016?;
4) Bagaimana pengaruh lingkungan,
motivasi belajar dan akses internet secara
bersama-sama
terhadap
kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana FKIPMMP angkatan 2016?
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut: 1) Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
lingkungan terhadap kemandirian belajar
mahasiswa
pascasarjana
FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016; 2) Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
motivasi belajar terhadap kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana FKIPMMP UKSW angkatan 2016 ; 3) Untuk
3

mengetahui seberapa besar pengaruh akses
internet terhadap kemandirian belajar
mahasiswa
pascasarjana
FKIP-MMP
angkatan 2016; 4) Untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh lingkungan,
motivasi belajar dan akses internet secara
bersama-sama
terhadap
kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana FKIPMMP UKSW angkatan 2016.

3. Kategori cukup/cukup bagus: (X-0,5
SD) – (X+0,5 SD)
4. Kategori rendah/buruk: (X-0,5 SD) –
(X-1,5 SD)
5. Kategori sangat rendah/sangat buruk:
< X – 1,5 SD
Dalam penelitian ini, dilakukan
lima asumsi, yaitu: Uji Linieritas, Uji
Normalitas,
Uji
Autokorelasi,
Uji
Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis
regresi sederhana dan analisis regresi
ganda. Sebagai kriteria penerimaan dan
penolakan digunakan tingkat signifikansi
5%.

II.

METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode analitik deskripsi kuantitatif yaitu
metode yang menggambarkan fakta dan
kejadian pada objek yang diteliti.
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar kuesioner. Sampel
yang digunakan adalah mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW) angkatan
2016 sebanyak 30 orang. Analisis data
menggunakan perhitungan statistik dengan
Software SPSS (Statistical Program Smart
Solution) Ver.22.0 For Windows. Variable
yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu:
Variable
Independent
(X)
adalah
lingkungan (X1), motivasi belajar (X2)
dan akses internet (X3). Sedangkan untuk
variabel
Dependent
(Y)
adalah
kemandirian belajar mahasiswa. Untuk
mendeskripsikan data digunakan nilai
rerata sebagai norma perbandingan dengan
lima kategori sebagai berikut:
1. Kategori sangat tinggi/sangat bagus: >
X + 1,5 SD
2. Kategori tinggi/bagus: (X+0,5 SD) –
(X+1,5 SD)

III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Hasil perhitungan melalui statistik
deskriptif pengaruh lingkungan, motivasi
belajar dan akses internet terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016 di
sajikan pada Gambar 1 dan Tabel 1.

Chart Title
120
100
80
60
40
20
0
X1

Sangat
tinggi
Cukup
Sangat
rendah

Tinggi
Rendah

Y

Gambar 1. Distribusi lingkungan (X1),
motivasi belajar (X2) dan akses internet (X3)
terhadap kemandirian belajar (Y

Tabel 1. Distribusi lingkungan (X1), motivasi belajar (X2) dan akses internet (X3) terhadap
kemandirian belajar (Y)
Kategori
Sangat tinggi

X1
Frek

0

X2
Frek
(%)

Frek

0

X3
Frek
(%)

6

20

4

Frek

4

Y
Frek
(%)

13,33

Frek

2

Frek
(%)

6,67

Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat
rendah

29
1
0

96,67
3,33
0

20
4
0

66,67
13,33
0

25
1
0

83,33
3,33
0

16
11
1

53,33
36,67
3,33

0

0

0

0

0

0

0

0

Lingkungan
belajar
pada
mahasiswa
pascasarjana
FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016 yang memiliki
kategori sangat tinggi sebanyak 0%,
kategori tinggi sebanyak 29 orang atau
96,67%, kategori cukup sebanyak 1 orang
atau 3,33%, kategori rendah dan sangat
rendah sebanyak 0%. Jadi secara umum
lingkungan belajar pada mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan
2016 mempunyai kecenderungan dalam
kategori tinggi atau sebesar 79,33%.
Motivasi belajar pada mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan
2016 yang memiliki kategori sangat tinggi
sebanyak 0%, kategori tinggi sebanyak 20
orang atau 66,67%, kategori cukup
sebanyak 4 orang atau 13,33%, kategori
rendah dan sangat rendah sebanyak 0%.
Jadi secara umum motivasi belajar pada
mahasiswa
pascasarjana
FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016 mempunyai
kecenderungan dalam kategori sangat
tinggi atau sebesar 81,33%.
Akses internet pada mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan
2016 yang memiliki kategori sangat tinggi
sebanyak 4 orang atau 13,33%, kategori
tinggi sebanyak 25 orang atau 83,33%,
kategori cukup sebanyak 1 orang atau
3,33%, kategori rendah dan sangat rendah
sebanyak 0%. Jadi secara umum akses
internet pada mahasiswa pascasarjana
FKIP-MMP UKSW angkatan 2016
mempunyai kecenderungan dalam kategori
sangat tinggi atau sebesar 82%.
Kemandirian
belajar
pada
mahasiswa
pascasarjana
FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016 yang memiliki

kategori sangat tinggi sebanyak 2 orang
atau 6,67%, kategori tinggi sebanyak 16
orang atau 53,33%, kategori cukup
sebanyak 11 orang atau 36,67%, kategori
rendah sebanyak 1 orang atau 3,33% dan
kategori sangat rendah sebanyak 0%. Jadi
secara umum kemandirian belajar pada
mahasiswa
pascasarjana
FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016 mempunyai
kecenderungan dalam kategori tinggi atau
sebesar 72,67%.
B. Analisis Data
Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis
pertama,
terdapat
pengaruh antara lingkungan belajar
terhadap kemandirian belajar mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan
2016. Untuk mengetahui pengaruh
lingkungan belajar mahasiswa digunakan
analisis regresi linear sederhana. Berikut
ini adalah tabel hasil analisis regresi linier
sederhana untuk pengaruh lingkungan
belajar (X1) terhadap kemandirian belajar
mahasiswa (Y).
Tabel 2. Model Summary Pengaruh Lingkungan Belajar
terhadap Kemandirian Belajar mahasiswa
R
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
Square
Square
Estimate
1
,470a
,221
,193
9,457
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Belajar
Tabel 3. Koefficients Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap
Kemandirian Belajar mahasiswa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
t
1
(Constant)
-4,976
27,523
-,181
Lingkungan_
1,672
,594
,470
2,814
Belajar
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar

Koefisien korelasi antara
lingkungan
belajar
terhadap
kemandirian belajar mahasiswa
sebesar 0,470 yang artinya
5

Sig.
,858
,009

terhadap
hubungan
antara
lingkungan terhadap kemandirian
belajar
mahasiswa.
Koefisien
Determinasi (KD) = (0,470)2 =
0,2209 atau 22,09%, yang artinya
lingkungan belajar memberikan
pengaruh sebesar 22,09% terhadap
kemandirian belajar mahasiswa
sedangkan 77,91% dipengaruhi
variabel lain yang tidak diteliti.
Untuk menguji hipotesis
pertama digunakan uji t dengan
menggunakan significance level
0,05 (α = 5%). Dari data diatas
untuk lingkungan belajar, nilai
Signifikansi sebesar 0,009 < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti terdapat pengaruh antara
lingkungan terhadap kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana
FKIP-MMP UKSW angkatan
2016.
Hal
ini
menunjukkan
hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat
pengaruh
antara
lingkungan terhadap kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana
FKIP-MMP UKSW angkatan 2016
dapat diterima dengan tingkat
kepercayaan
95%,
dengan
demikian hipotesis yang pertama
pada penelitian ini dapat dibuktikan
kebenarannya.

analisis regresi linear sederhana
untuk pengaruh motivasi (X2)
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa (Y).
Tabel 4. Model Summary Pengaruh Motivasi Terhadap
Kemandirian Belajar
R
Adjusted R Std. Error of
Model
R
Square
Square
the Estimate
1
,652a
,425
,405
8,120
a. Predictors: (Constant), Motivasi

Tabel 5. Coefficients Pengaruh Motivasi Terhadap
Kemandirian Belajar
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Sig
Model
B
Std. Error
Beta
t
.
1(Constant) 14,03
1,08
,
12,892
8
9 286
Motivasi
4,55
,
1,049
,230
,652
2 000
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar

Koefisien korelasi antara motivasi
terhadap kemandirian belajar mahasiswa
sebesar 0,652 yang artinya terhadap
hubungan antara motivasi terhadap
kemandirian belajar mahasiswa. Koefisien
Determinasi (KD) = (0,652)2 = 0,425 atau
42,5%, yang artinya motivasi memberikan
pengaruh
sebesar
42,5%
terhadap
kemandirian belajar mahasiswa sedangkan
57,5% dipengaruhi variabel lain yang tidak
diteliti.
Untuk menguji hipotesis
pertama digunakan uji t dengan
menggunakan significance level
0,05 (α = 5%). Dari data diatas
untuk motivasi, nilai Signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yang
berarti terdapat pengaruh antara
motivasi terhadap kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana
FKIP-MMP UKSW angkatan
2016.
Hal
ini
menunjukkan
hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh antara motivasi
terhadap
kemandirian
belajar

Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua, terdapat
pengaruh
motivasi
terhadap
kemandirian belajar mahasiswa.
Untuk
mengetahui
pengaruh
motivasi terhadap kemandirian
belajar
mahasiswa
digunakan
analisis regresi linear sederhana.
Berikut ini adalah tabel hasil
6

mahasiswa pascasarjana FKIPMMP UKSW angkatan 2016 dapat
diterima
dengan
tingkat
kepercayaan
95%,
dengan
demikian hipotesis yang kedua
pada penelitian ini dapat dibuktikan
kebenarannya.

memberikan pengaruh sebesar
11,4%
terhadap
kemandirian
belajar mahasiswa
sedangkan
88,6% dipengaruhi variabel lain
yang tidak diteliti.
Untuk menguji hipotesis
pertama digunakan uji t dengan
menggunakan significance level
0,05 (α = 5%). Dari data diatas
untuk penggunaan akses internet,
nilai Signifikansi sebesar 0,068 >
0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak
yang
berarti
tidak
terdapat
pengaruh antara penggunaan akses
internet terhadap kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana
FKIP-MMP UKSW angkatan
2016.
Hal
ini
menunjukkan
hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat
pengaruh
antara
penggunaan akses internet terhadap
kemandirian belajar mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016 dapat ditolak,
dengan demikian hipotesis yang
ketiga pada penelitian ini tidak
dapat dibuktikan kebenarannya.

Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga, terdapat
pengaruh
penggunaan
akses
internet terhadap kemandirian
belajar
mahasiswa.
Untuk
mengetahui pengaruh penggunaan
akses
internet
terhadap
kemandirian belajar mahasiswa
digunakan analisis regresi linear
sederhana. Berikut ini adalah tabel
hasil analisis regresi linear
sederhana
untuk
pengaruh
penggunaan akses internet (X3)
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa (Y).
Tabel 6. Model Summary Pengaruh Akses Internet
terhadap Kemandirian Belajar
R
Adjusted
Std. Error of
Model
R
Square R Square
the Estimate
1
,338a
,114
,082
10,083
a. Predictors: (Constant), Akses_Internet
Tabel 7. Coefficients Pengaruh Akses Internet terhadap Kemandirian
Belajar
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
1 (Constant)
25,297
24,857
1,018 ,318
Akses_Inte
1,138
,600
,338 1,898 ,068
rnet
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar

Uji Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat, terdapat
pengaruh
lingkungan
belajar,
motivasi,
penggunaan
akses
internet
secara
bersama-sama
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa. Untuk mengetahui
pengaruh
lingkungan
belajar,
motivasi, dan penggunaan akses
internet terhadap kemandirian
belajar
mahasiswa
digunakan
analisis regresi linear ganda.
Berikut ini adalah tabel hasil
analisis regresi linear ganda untuk

Koefisien korelasi antara
penggunaan akses internet terhadap
kemandirian belajar mahasiswa
sebesar 0,338 yang artinya
terhadap
hubungan
antara
penggunaan akses internet terhadap
kemandirian belajar mahasiswa.
Koefisien Determinasi (KD) =
(0,338)2 = 0,114 atau 11,4%, yang
artinya penggunaan akses internet
7

pengaruh lingkungan belajar (X1),
motivasi (X2), penggunaan akses
internet (X3) terhadap kemandirian
belajar mahasiswa (Y).

0,05 (α = 5%). Dari data diatas
untuk motivasi, nilai Signifikansi
sebesar 0,001 < 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yang
berarti terdapat pengaruh antara
lingkungan, motivasi dan akses
internet terhadap kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana
FKIP-MMP UKSW angkatan
2016.
Hal
ini
menunjukkan
hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat
pengaruh
antara
lingkungan, motivasi dan akses
internet terhadap kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana
FKIP-MMP UKSW angkatan 2016
dapat diterima dengan tingkat
kepercayaan
95%,
dengan
demikian hipotesis yang keempat
pada penelitian ini dapat dibuktikan
kebenarannya.
Dugaan
Persamaan
Regresi: Y= -22,111 + 0,700X1 +
0,840X2 + 0,372X3

Tabel 8. Model Summary Pengaruh Lingkungan, Motivasi,
Akses Internet terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
R
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
Square
Square
Estimate
1
,686a
,470
,409
8,090
a. Predictors: (Constant), Akses_Internet,
Lingkungan_Belajar, Motivasi
Tabel 9. ANOVA Pengaruh Lingkungan, Motivasi, Akses Internet
terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Sum of
Mean
Model
Squares
df
Square
F
Sig.
1 Regression
1510,806
3
503,602 7,694
,001b
Residual
1701,861
26
65,456
Total
3212,667
29
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar
b. Predictors: (Constant), Akses_Internet, Lingkungan_Belajar,
Motivasi
Tabel 10. Coefficients Pengaruh Lingkungan, Motivasi, Akses
Internet terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Unstandardized
Coefficients

Standardized
Coefficients

Std.
Model
B
Error
Beta
1 (Constant)
-22,111 27,669
Lingkungan_
,700
,579
,197
Belajar
Motivasi
,840
,269
,522
Akses_Intern
,372
,515
,110
et
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar

t
-,799

Sig.
,431

1,209

,237

3,122

,004

,722

,477

Koefisien korelasi antara
pengaruh lingkungan, motivasi dan
akses
internet
terhadap
kemandirian belajar mahasiswa
sebesar 0,686 yang artinya
terhadap hubungan antara pengaruh
lingkungan, motivasi dan akses
internet terhadap kemandirian
belajar
mahasiswa.
Koefisien
Determinasi (KD) = (0,686)2 =
0,470 atau 47%, yang artinya
lingkungan, motivasi dan akses
internet memberikan pengaruh
sebesar 47% terhadap kemandirian
belajar mahasiswa sedangkan 53%
dipengaruhi variabel lain yang
tidak diteliti.
Untuk menguji hipotesis
pertama digunakan uji t dengan
menggunakan significance level

Uji Normalitas
Buka data kemudian Analyze - Regression
– Linear. Masukkan variabel Y, pada kotak
sebelah kiri ke kotak Dependent, dan
variabel X1, X2, X3 ke kotak
Independent(s) dengan mengklik tombol
tanda panah - kemudian pilih Save.
Centang pilihan Unstandardized pada
bagian Residuals, kemudian pilih Continue
dan pada tampilan awal pilih tombol OK,
akan menghasilkan variabel baru bernama
Unstandardized
Residual
(RES_1).
Selanjutnya Analyze - Descriptive
Statistics - Descriptives. Centang pilihan
Kurtosis dan Skewness dan kemudian
Continue dan pilih OK. Maka akan muncul
output sebagai berikut:
8

Unstandardiz
ed Residual
Valid N
(listwise)

N

Minimum

Statistic

Statistic

Tabel 11. Descriptive Statistics Uji Normalitas
Maximum Mean
Std. Deviation
Skewness
Std.
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Error

30 -24,36156 15,52967 ,0000000

7,66060419

-,670

,427

Kurtosis
Std.
Statistic
Error
2,394

,833

30

Terlihat bahwa rasio skewness = -0,670/0,427 = - 1,569; sedang ratio kurtosis= 2,394/0,833 =
2,873. Karena rasio skewness dan rasio kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka dapat
disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.
Uji Autokorelasi
Lakukan regresi untuk data di atas seperti
pada Uji Normalitas. Setelah itu pilih
Statistics akan muncul tampilan seperti di
bawah ini. Kemudian centang pilihan
Durbin-Watson setelah itu pilih tombol
Continue dan akhirnya pada tampilan
selanjutnya pilih OK. Maka akan muncul
output sebagai berikut:

- Bila nilai DW terletak di antara 4 – dU
dan 4- dL, maka tidak dapat disimpulkan.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan
nilai dL dan dU. Caranya adalah dengan
menggunakan derajat kepercayaan 5%,
sampel (n) yang kita miliki sebanyak 30
observasi, dan variabel penjelas sebanyak
3 maka dapatkan nilai dL dan dU sebesar
1,214 dan 1,649. Maka dapat disimpulkan
bahwa model ini tidak ada autokorelasi.

Tabel 12. Model Summary Uji Autokorelasi
R
Adjusted R Std. Error of
DurbinModel
R
Square
Square
the Estimate
Watson
1
,686a
,470
,409
8,090
1,882
a. Predictors: (Constant), Akses_Internet, Lingkungan_Belajar,
Motivasi
b. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar

Uji Multikolinieritas
a. Uji VIF
Cara ini sangat mudah, hanya melihat
apakah nilai VIF untuk masing-masing
variabel lebih besar dari 10 atau tidak. Bila
nilai VIF lebih besar dari 10 maka
diindikasikan model tersebut memiliki
gejala Multikolinieritas.

Keputusan ada tidaknya autokorelasi
adalah:
- Bila nilai DW berada di antara dU
sampai dengan 4 - dU maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol. Artinya,
tidak ada autokorelasi.
- Bila nilai DW lebih kecil daripada dL,
koefisien autokorelasi lebih besar daripada
nol. Artinya ada autokorelasi positif.
- Bila nilai DW terletak di antara dL dan
dU, maka tidak dapat disimpulkan.
- Bila nilai DW lebih besar daripada 4 dL, koefisien autokorelasi lebih besar
daripada nol. Artinya ada autokorelasi
negatif.

Model
1

(Constant)

LANGKAH-LANGKAH DALAM SPSS
Kembali Lakukan regresi seperti pada Uji
Normalitas. Setelah itu pilih Statistics
kemudian centang pilihan Collinearity
Diagnostics setelah itu pilih tombol
Continue dan akhirnya pada tampilan
selanjutnya pilih OK. Hasilnya sebagai
berikut.

Tabel 13. Coefficients Uji Multikolinieritas (uji VIF)
Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
-22,111
27,669
-,799
9

Sig.
,431

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF

Lingkungan_Belajar
,700
Motivasi
,840
Akses_Internet
,372
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar

,579
,269
,515

Dapat dilihat bahwa seluruh variabel
penjelas memiliki nilai VIF lebih kecil dari
10 maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi ini tidak memiliki masalah
Multikolinieritas.

,197
,522
,110

1,209
3,122
,722

,237
,004
,477

,770
,728
,873

b. Partial Correlation
Buka data kemudian pilih Analize –
Correlate – Partial - masukkan variabel
lingkungan, motivasi, akses internet ke
kotak Variables dan kemandirian belajar ke
kotak Controlling for – OK. Muncul
output sebagai berikut:

Tabel 14. Correlations Uji Multikolinieritas (Partial Correlation)
Lingkungan_Belaja
Control Variables
r
Motivasi
Kemandirian_B Lingkungan_Be Correlation
1,000
,243
elajar
lajar
Significance (2-tailed)
.
,204
df
0
27
Motivasi
Correlation
,243
1,000
Significance (2-tailed)
,204
.
df
27
0
Akses_Internet Correlation
,114
,168
Significance (2-tailed)
,558
,384
df
27
27

Untuk menentukan apakah hubungan
antara dua variabel bebas memiliki
masalah multikoliniaritas adalah melihat
nilai Significance (2-tailed), jika nilainya
lebih kecil dari 0,05 (α=5%) maka
diindikasikan
memiliki
gejala
Multikolinearitas yang serius. Dari seluruh
nilai Significance (2-tailed) di atas, dapat
disimpulkan seluruh variabel penjelas
terbebas dari masalah Multikolinearitas.

(Constant)
Lingkungan_Bel
ajar
Motivasi
Akses_Internet

Akses_Internet
,114
,558
27
,168
,384
27
1,000
.
0

abresid, pada kotak Function group pilih
All dan dibawahnya akan muncul beberapa
pilihan fungsi. Pilihlah Abs. Kemudian
klik pada tombol tanda panah arah ke atas,
dan masukkan variabel Unstandardized
Residual (RES_1) ke dalam kotak
Numeric Expression dan tampilannya akan
menjadi seperti berikut. Dan akhirnya pilih
OK. Kemudian dilanjutkan dengan regresi
dengan cara, Analyze – Regression Linear. Masukkan variabel abresid pada
kotak sebelah kiri ke kotak Dependent, dan
variabel X1, X2,dan X3 ke kotak
Independent(s) dengan mengklik tombol
tanda panah dan OK Muncul output
sebagai berikut:

Uji Heteroskedastisitas
Kita
sudah
memiliki
variabel
Unstandardized
Residual
(RES_1),
selanjutnya pilih Transform Compute
Variable. Pada kotak Target Variable ketik

Model
1

1,298
1,374
1,145

Tabel 15. Coefficients Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
6,750E-15
27,669
,000

Sig.
1,000

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF

,000

,579

,000

,000

1,000

,770

1,298

,000
,000

,269
,515

,000
,000

,000
,000

1,000
1,000

,728
,873

1,374
1,145

10

a. Dependent Variable: Abresid

Nilai t-statistik dari seluruh variabel
pejelas tampak signifikan secara statistik,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model
ini mengalami masalah heteroskedastisitas.

Zanti
Arbi
(1991:31)
yang
menyatakan bahwa lingkungan belajar
terdiri dari lingkungan sosial dan
lingkungan nonsosial (fisik) yang
dapat
berpengaruh
terhadap
pencapaian
kemandirian
belajar.
Lingkungan belajar terutama kampus
sangat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa, karena di kampus
mahasiswa
dapat
menghabiskan
waktunya untuk belajar. Kampus telah
menyediakan layanan yang kondusif
bagi mahasiswa pascasarjana FKIPMMP UKSW angkatan 2016 antara
lain dengan mengatur jadwal belajar
dan jadwal kelas yang sistematis,
menciptakan suasana tenang di
kampus,
melengkapi
buku-buku
pendukung
di
perpustakaan,
memberikan fasilitas belajar mengajar
yang memadai, dosen yang selalu
mengerti karakter belajar mahasiswa,
staf administrasi yang selalu siap
melayani dan membantu mahasiswa,
serta selalu menciptakan kondisi
bersih dan asri di dalam lingkungan
kampus.
2) Motivasi
berpengaruh
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016 sebesar 42,5%. Dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti terdapat
pengaruh antara motivasi terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016. Motivasi di dalam
kegiatan belajar merupakan kekuatan
yang dapat menjadi tenaga pendorong
bagi siswa unuk mendayagunakan
potensi-potensi yang ada pada dirinya
dan potensi di luar dirinya untuk
mewujudkan tujuan belajar. Siswa

Hasil keseluruhan dari perhitungan data
diatas adalah sebagai berikut:
1) Lingkungan berpengaruh terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016. Hasil pengujian
menunjukkan besarnya pengaruh
lingkungan terhadap kemandirian
belajar sebesar 22,09%. Dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti terdapat
pengaruh antara lingkungan terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016. Kampus telah
mengkondisikan lingkungan yang
sangat mendukung untuk belajar
mahasiswa. Hal ini menandakan
bahwa lingkungan belajar yang
termasuk dalam faktor eksternal
merupakan
salah
satu
faktor
pendukung
kemandirian
belajar
mahasiswa. Lingkungan Belajar yang
kondusif
untuk
belajar
akan
memudahkan
mahasiswa
dalam
menyerap
ilmu,
begitu
juga
sebaliknya. Lingkungan belajar yang
tidak
kondusif
menyebabkan
mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi
untuk belajar dan cenderung membuat
prestasi belajar mahasiswa menurun.
Lingkungan belajar yang terbagi
dalam
lingkungan
sosial
dan
lingkungan non sosial (fisik) dapat
meningkatkan
prestasi
belajar
mahasiswa. Hal ini senada dengan
teori dari Hutabarat E.P. (1995:203),
Bimo Walgito (2003:127), dan Sultan
11

yang memiliki motivasi belajar akan
nampak melalui kesungguhan untuk
terlibat di dalam proses belajar, antara
lain nampak melalui keaktifan
bertanya, mengemukakan pendapat,
menyimpulkan pelajaran, mencatat,
membuat resume, mempraktekkan
sesuatu, mengerjakan latihan-latihan
dan evaluasi sesuai dengan tuntutan
pembelajaran. Di dalam aktivitas
belajar mandiri, motivasi individu
dimanifestasikan
dalam
bentuk
ketahanan atau ketekunan dalam
belajar,
kesungguhan
dalam
menyimak isi pelajaran, kesungguhan
dan ketelatenan dalam mengerjakan
tugas dan sebagainya. Sebaliknya
siswa-siswa yang tidak atau kurang
memiliki motivasi, umumnya kurang
sungguh-sungguh
di
dalam
mengerjakan tugas. Sikap yang kurang
positif di dalam belajar ini semakin
nampak ketika tidak ada orang lain
(dosen,
orang
tua)
yang
mengawasinya. Oleh karena itu,
rendahnya
motivasi
merupakan
masalah dalam belajar, karena hal ini
memberikan dampak bagi ketercapain
kemandirian hasil belajar yang
diharapkan.
3) Akses internet tidak berpengaruh
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016. Penggunaan
akses internet mahasiswa memberikan
pengaruhnya hanya sebesar 11,4%
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW dengan nilai Signifikansi
sebesar 0,068 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan
Ha ditolak yang berarti tidak terdapat
pengaruh antara penggunaan akses
internet terhadap kemandirian belajar

mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016. Hal ini
menunjukkan
hipotesis
yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
antara penggunaan akses internet
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016 dapat ditolak,
dengan demikian hipotesis yang ketiga
pada penelitian ini tidak dapat
dibuktikan kebenarannya. Nampak
bahwa penggunaan akses internet
belum
sepenuhnya
membuat
kemandirian belajar bagi mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016. Ada faktor-faktor lain
yang dapat mendorong kemandirian
belajar mahasiswa pascasarjana FKIPMMP UKSW. Faktor-faktor tersebut
antara lain: penggunaan buku/literasi
fisik/jurnal
yang
tersedia
di
perpustakan UKSW. Faktor yang
menghambat
mahasiswa
menggunakan
internet
adalah
kemungkinan sinyal dari koneksi
internet yang lelet/lambat ditambah
biaya akses yang masih tergolong
mahal untuk kalangan menengah
kebawah. Maka pada kesimpulannya
internet sangat membantu mahasiswa,
sebagai sarana informasi yang
mengandung berbagai macam data
dan bahasan mata perkuliahan.
Melalui akses dunia maya internet ini,
mahasiswa
dapat
menambah
wawasan, berkomunikasi jarak jauh
dan juga mencari informasi yang
sangat kita butuhkan hanya dengan
mengetikan kata kuncinya saja.
Kekayaan informasi yang sekarang
tersedia di internet telah lebih
mencapai harapan dan bahkan
imajinasi para penemu sistemnya.
Melalui internet dapat diakses sumber12

sumber informasi tanpa batas dan
aktual dengan sangat cepat. Adanya
internet memungkinkan seseorang di
Indonesia
untuk
mengakses
perpustakaan di Amerika Serikat
dalam bentuk Digital Library. Sudah
banyak
pengalaman
tentang
kemanfaatan internet dalam penelitian
dan
penyelesaian
tugas
akhir
mahasiswa. Tukar menukar informasi
atau tanya jawab dengan pakar dapat
juga dilakukan melalui internet. Tanpa
teknologi internet banyak tugas akhir
dan thesis atau bahkan desertasi yang
mungkin membutuhkan waktu lebih
banyak untuk menyelesaikannya. Para
akademisi merupakan salah satu pihak
yang paling diuntungkan dengan
kemunculan
internet.
Berbagai
referensi, jurnal, maupun hasil
penelitian yang dipublikasikan melalui
internet tersedia dalam jumlah yang
berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi
harus mengaduk-aduk buku di
perpustakaan sebagai bahan untuk
mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.
Cukup memanfaatkan search engine,
materi-materi yang dibutuhkan dapat
diperoleh dengan cepat. Selain
menghemat tenaga dan biaya dalam
mencarinya, materi-materi yang dapat
ditemui di internet cenderung lebih up
to date. Bagi para pengajar, internet
bermanfaat dalam mengembangkan
profesinya, karena dengan internet
dapat : (a) meningkatkan pengetahuan,
(b) berbagi sumber diantara rekan
sejawat, (c) bekerjasama dengan
pengajar di luar negeri, (d)
kesempatan
mempublikasikan
informasi secara langsung, (e)
mengatur komunikasi secara teratur,
dan (f) berpartisipasi dalam forumforum lokal maupun internasional. Di

samping itu para pengajar juga dapat
memanfaatkan
internet
sebagai
sumber bahan mengajar dengan
mengakses rencana pembelajaran atau
silabus online dengan metodologi
baru, mengakses materi kuliah yang
cocok untuk mahasiswanya, serta
dapat menyampaikan ide-idenya.
Sementara itu mahasiswa juga dapat
menggunakan internet untuk belajar
sendiri secara cepat, sehingga akan
meningkatkan
dan
memeperluas
pengetahuan, belajar berinteraksi, dan
mengembangkan kemampuan dalam
bidang penelitian.
4) Lingkungan, motivasi belajar dan
akses internet secara bersama-sama
memberi
pengaruh
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan
2016
sebesar
47%.
Disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti terdapat
pengaruh antara lingkungan, motivasi
dan
akses
internet
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016.
Hal ini relevan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Young
(2006) yang menunjukkan bahwa
penggunaan internet dan modal sosial
remaja secara signifikan berpengaruh
dengan kemandirian belajar. Para
remaja menggunakan menggunakan
internet secara ekstensif untuk
kegiatan belajar karena internet
merupakan
salah satu
sumber
informasi untuk mencari pengetahuan
umum untuk menambah wawasan
belajar. Koefisien Determinasi sebesar
0,47 atau 47% menunjukkan bahwa
lingkungan belajar, motivasi, akses
internet memberikan pengaruh sebesar
13

47% terhadap kemandirian belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016 sedangkan
53% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti, artinya variabel
lingkungan, motivasi belajar dan akses
internet dapat dijadikan indikator
keberhasilan untuk meningkatkan
kemandirian
belajar
mahasiswa
disamping variabel-variabel lainnya
yang juga berpengaruh besar terhadap
kemandirian belajar mahasiswa.

mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016. Penggunaan
akses internet mahasiswa memberikan
pengaruhnya hanya sebesar 11,4%
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW dengan nilai Signifikansi
sebesar 0,068 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan
Ha ditolak yang berarti tidak terdapat
pengaruh antara penggunaan akses
internet terhadap kemandirian belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016.
4. Besarnya
kemandirian
belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
angkatan 2016 pada kategori tinggi,
sebesar 72,67%. Lingkungan, motivasi
belajar dan akses internet secara
bersama-sama memberi pengaruh
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016 sebesar 47%.
Disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti terdapat
pengaruh antara lingkungan, motivasi
dan
akses
internet
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016.

c. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis data dan
pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Besarnya lingkungan belajar pada
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP
UKSW angkatan 2016 terdapat pada
kategori tinggi, sebesar 79,33%. Hasil
pengujian menunjukkan besarnya
pengaruh
lingkungan
terhadap
kemandirian belajar sebesar 22,09%.
Kampus
telah
mengkondisikan
lingkungan yang sangat mendukung
untuk belajar mahasiswa pascasarjana
FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
2. Besarnya motivasi pada mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016 terdapat pada kategori
sangat tinggi, sebesar 81,33%.
Motivasi
berpengaruh
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016 sebesar 42,5%.
3. Besarnya penggunaan akses internet
pada mahasiswa pascasarjana FKIPMMP angkatan 2016 terdapat pada
kategori sangat tinggi, sebesar 82%.
Akses internet tidak berpengaruh
terhadap
kemandirian
belajar

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka
terdapat beberapa saran yang dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan
kemandirian
belajar
mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW
angkatan 2016, yaitu:
1. Beberapa langkah bagi mahasiswa
untuk dapat meningkatkan motivasi
belajar:
a. Buat sasaran belajar
b. Tentukan mengapa sasaran itu
penting
14

c. Visualisasikan
ketika
Anda
meraih sasaran
d. Bertindak sedikit demi sedikit
setiap hari
e. Tetap fokus pada sasaran
2. Ketua Program Studi FKIP-MMP
UKSW beserta para Dosen lebih
memotivasi dan mengoptimalkan
mahasiswanya dalam keberlangsungan
kemandirian belajar mahasiswa di
kampus.
3. Mahasiswa lebih mengoptimalkan lagi
peran
internet
sebagai
sarana
pembelajaran, internet sebagai sarana
untuk belajar sendiri secara cepat,
sehingga akan meningkatkan dan
memperluas pengetahuan, belajar
berinteraksi, dan mengembangkan
kemampuan dalam bidang penelitian.
Informasi yang terdapat di internet itu
sendiri beragam, ada yang positif,
negatif, membangun, merusak dan lain
sebagainya.
Mahasiswa
perlu
memfilter sendiri sekian jenis
informasi yang ada di dunia maya.

Haris,Mujiman.
2007.
Manajemen
Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.
Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Hutabarat, E.P. 1995. Cara Belajar.
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Laila Hadri Nasution. 2006. Pemanfaatan
Internet Guna Mendukung Kegiatan
Perkuliahan Mahasiswa Program
Pascasarjana
Unimed.
USU
Repository©2006
Iik Novianto. PERILAKU PENGGUNAAN
INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA
(Studi deskriptif tentang perilaku
penggunaan internet dikalangan
mahasiswa perguruan tinggi negeri
(FISIP UNAIR) dengan perguruan
tinggi swasta (FISIP UPN) untuk
memenuhi kebutuhan informasinya).
Akademia.edu
Mustofa Setyo Ariwibowo. 2012.
Pengaruh
Lingkungan
Belajar
terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
PPKn
Angkatan
2008/2009
Universitas Ahmad Dahlan Semester
Ganjil Tahun Akademik 2010/2011.
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2,
Januari 2012.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Hidayat. 2010. Analisis Tingkat
Penggunaan Internet Dikalangan
Mahasiswa Dan Hubungannya Dalam
Peningkatan Nilai Akademik (Studi
Kasus pada Mahasiswa di Kota
Medan). Jurnal Mediasi, Vol. 2, No. 2,
pp. 55-63 Desember 2010, ISSN:
2085-6342

Anggoro Dwi Listyanto dan Sudji Munadi.
2013.
Pengaruh
Pemanfaatan
Internet, Lingkungan Dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa SMK. Jurnal Pendidikan
Vokasi,Vol 3, Nomor 3. Yogyakarta.
Aunurrahman. 2009. 2010. Belajar Dan
Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.

Riduwan dan Akdon. 2008. Rumus dan
Data dalam Analisis Statistik.
Bandung: Alfa Beta.

Bimo Walgito.
(2004).
Pengantar
Psikologi Umum.Yogyakarta: Andi
Offset.

Setyo Nugroho.2014. Kreativitas Belajar
Mahasiswa
Ditinjau
Dari
Kemandirian
Belajar
Dan
Kedisiplinan
Belajar
Pada
Mahasiswa
Program
Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas

Hargis, J. (http:/www.jhargis.com/). The
Self-Regulated Learner Advantage:
Learning Science on the Internet.

15

Muhammadiyah Surakarta Angkatan
2011. Naskah Publikasi FKIP
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.

Guru. Makalah pada Seminar
Pendidikan Matematika di FMIPA
Universitas Pajajaran Tahun 2006.
Bandung.

Sumarmo, Utari.
2006. Berpikir
Matematika Tingkat Tinggi Apa,
Mengapa
dan
Bagaimana
Dikembangkan pada Siswa Sekolah
Menengah dan Mahasiswa Calon

Sultan Zanti Arbi. 1991. Dasar-Dasar
Kependidikan.
Yogyakarta:
Depdikbut.
Wasty Soemanto. 1998. Psikologi
Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

16