PENGEMBANGAN MANUSIA INDONESIA YANG SEUT

PENGEMBANGAN MANUSIA INDONESIA YANG SEUTUHNYA
Oleh: Andi Rahmadani
Kisah klasik sejarah dunia selalu menempatkan Indonesia,
atau yang dulu lebih dikenal sebagai Nusantara, yang berarti
seluruh wilayah kepulauan Indonesia, di tempat yang spesial
bagi para penelitinya. Hal ini tentulah memiliki dasar yang kuat,
dengan didukung berbagai catatan sejarah yang dibuat secara
formal oleh beberapa kerajaan besar didunia, sekaligus catatan
khusus yang dibuat oleh para penjelajah-penjelajah terpopuler
macam I Tsing, Marcopolo, Ibnu Batuttah, dsb. Nusantara sejak
dahulu sudah menjadi tempat persinggahan para pedagang atau
saudagar yang ingin meneruskan perjalanan menuju Tiongkok
atau ke Eropa, Nusantara dahulu merupakan tempat transit
utama jalur perdagangan paling menguntungkan di dunia lama,
perdagangan jalur sutera, antara Tiongkok menuju ke Eropa.
Perjalanan laut memang sering dipilih oleh pedagang pada era
itu karena dirasa paling aman, daripada melewati jalur darat
yang ancamannya selalu ada di setiap daerah yang dikunjungi.
Maka pantaslah pada saat itu, Nusantara yang merupakan jalur
transit utama, memiliki berbagai pelabuhan-pelabuhan besar dan
ramai, pelabuhan Banten, Malaka, bahkan hingga pelabuhan

Ujungpandang menjadi sentra perputaran ekonomi yang memiliki
estimasi cukup besar pada era prakolonialisme.
Selain karena letak geografis yang sangat strategis, para
pedagang besar jaman dahulu memilih singgah di Indonesia
dikarenakan kearifan lokal masyarakatnya yang selalu
menyambut baik kedatangan para pedagang, bahkan tidak
segan-segan
untuk
membantu
para
pedagang
dalam
menyelesaikan berbagai masalah yang mereka hadapi. Kebaikan
hati warga Nusantara ini sering memikat para pedagang asing,
sehingga tak sedikit dari mereka memutuskan untuk tidak
melanjutkan perjalanan dan bermaksud untuk tinggal dan
beranak pinak di kawasan Nusantara, bahkan hingga membuat
sebuah komunitas masyarakat yang hingga kini masih terlihat
jejak-jejak kearifannya. Di Surabaya sendiri, ada 2 kampung yang
sangat dikenal oleh warganya, kampung Cina(Kembang Jepun)

dan kampung Arab(Ampel) merupakan dua kampung yang
memiliki basis masyarakat pendatang, namun dapat hidup dan
tinggal bersama masyarakat asli.
Dari sejarah singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kebudayaan dan kearifan lokal merupaka ciri utama orang
Indonesia dalam mengembangkan segala aspek dalam
kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Dengan budaya dan

kearifan lokal, para revolusioner pendiri bangsa dapat
merumuskan sebuah ideologi bangsa yang kompatibel dengan
masyarakat. Kebudayaan berfungsi sebagai adat dan adab dalam
perkataan dan perbuatan masyarakat, sedangkan kearifan lokal
berfungsi sebagai keputusan-keputusan bijak dalam hal
bermasyarakat sesuai adat yang telah disepakati. Kebudayaan
dan kearifan lokal ini memiliki peran sebagai identitas atau jati
diri bangsa sehingga sebuah bangsa dapat menentukan jalan
hidupnya.
Berbicara mengenai pengembangan, tentulah tidak jauhjauh kita harus membahas mengenai kondisi bangsa. Namun,
kita harus memulai bagaimana mengembangkan manusia
sebagai individu seutuhnya. Dan dalam kasus ini, dengan

menggunakan manusia Indonesia sebagai objek kajiannya. Maka
pertanyaan yang paling tepat ialah, bagaimana pengembangan
terbaik untuk manusia Indonesia sesuai kebudayaan dan kearifan
lokal yang diembankannya?
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia,
dengan lebih dari 12 ribu pulau yang membentang dari Sabang
di barat, hingga Merauke di timur. Indonesia juga merupakan
negara multikultural terbesar didunia. Memiliki lebih dari 400
suku bangsa, lebih dari 200 bahasa daerah, dan 6 agama besar
yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia membuat
masalah pengembangan manusia Indonesia harus ditambah,
yaitu masalah integrasi.
Dalam pengembangan manusia, tentu saja diperlukan
integrasi yang sistematis dan tepat sehingga persebaran arus
informasi dan suplai kebutuhan dapat berjalan dengan baik
tanpa ada pihak yang merasa dirugikan. Integrasi yang
sistematis disini berarti upaya untuk membuat sebuah
kemajemukan, menjadi sebuah kesatuan yang utuh dengan
didukung oleh segala bidang utama dalam pengembangan. Baik
di bidang infrasruktur, ekonomi, kesehatan, transportasi,

pendidikan, hingga di bidang persebaran informasi tentulah
harus dapat dirasakan oleh seluruh komponen manusia itu
sendiri.
Pada studi kasus utama di bidang pendidikan, belum terjadi
sebuah integrasi yang cukup baik di antar pulau Indonesia.
Disaat siswa di Jakarta dapat merasakan nikmatnya belajar
menggunakan media belajar berbasis komputer, apalah daya
siswa di Wamena hanya dapat menghitung rumus perkalian
dengan beberapa batang bambu.
Permasalahan utamanya
adalah infrastruktkur pendidikan yang sangat tidak seimbang

antara sekolah di Jakarta dan sekolah di Wamena. Hal ini akan
mengakibatkan pengembangan manusia yang dicita-citakan
seakan tidak akan pernah dapat direalisasikan. Seluruh
komponen, utamanya yang mengatur segala hal mengenai
pendidikan haruslah bersinergi agar masalah pelik nan klasik ini
dapat sirna di kemudian hari. Sehingga, kita sebagai warga pulau
Jawa dapat merasakan kegembiraan dan kesenangan siswa di
Papua dalam hal belajar dan bersekolah.

Maka dari itu, pengembangan manusia di Indonesia akan
mudah terlaksana apabila tiga komponen utama diatas dapat
diselaraskan dan dapat dijalankan oleh semua elemen bangsa.
Kebudayaan dan identitas sebagai jati diri bangsa, dan integrasi
sebagai penghubung kesatuan semua manusia Indonesia.
Dengan itu, pengembangan manusia Indonesia akan berada di
jalur yang benar karena mengikuti arus globalisasi, tetap bersatu
dibawah integrasi, dan tetap rendah diri sebagai budaya dan
sesuai dengan kearifan lokal. Pengembangan itu sejatinya harus
dapat dirasakan oleh semua pihak, tanpa terkecuali.