PERKEMBANGAN NEOLIBERALISME DAN BANTUAN (1)

PERKEMBANGAN NEOLIBERALISME DAN BANTUAN LUAR NEGERI
Tahun 1776, mengawali perkembangan pendekatan liberalisme dan kapitalisme yang
dicanangkan oleh Adam Smith melalui bukunya The Wealth of Nations. Dalam buku ini menjelaskan
tentang bentuk perekonomian liberal yang tidak adanya peran pemerintah dalam bidang
perekonomian negara. Kegiatan perekonomian yang dilakukan merupakan persaingan pasar bebas
yang ditujukan untuk kemajuan masyarakat. Keberadaan peran pemerintah hanya mengatur
pembatasan produksi, sehingga tidak ada halangan dalam perdagangan nasional.1
“Menurut Smith bahwa perdagangan bebas adalah cara terbaik untuk
pertumbuhan ekonomi di dalam suatu negara. Peran pemerintah
sebaiknya hanya dibatasi pada perbaikan prasarana pekerjaan umum,
hukum, pertahanan, pendidikan dan jasa-jasa publik lainnya.”2
Tahun 1928-1930, kelompok para ahli hukum dan ekonomi yang tergabung dalam Mazhab
Freiburg mengembangkan sebuah pemikiran ekonomi politik liberal. Gagasan liberal merupakan
sudut pandang pertama yang dilihat dari sebuah gagasan anti-naturalistik tentang pasar dan
kompetisi. Bahwa market merupakan gejala yang alami seperti bencana alam, dengan hukum-hukum
alaminya yang berlaku walaupun tidak ada keberadaan manusia.3 Sudut pandang yang kedua adalah
menolak konsepsi sejarah yang untuk merubah dalam bidang sosial hanya menggunakan prosesproses perubahan ekonomi yang kapitalis. Menurut liberal sejarah kapitalisme merupakan sejarah
institusional ekonomi, yang terjadinya hubungan timbal balik. Sudut pandang yang ketiga,
kapitalisme dimunculkan dari logika modal, karena transaksi ekonomi merupakan salah satu bentuk
dari hubungan sosial. Kapitalisme diidentifikasikan sebagai struktur dan suprastruktur masyarakat,
khususnya berkenaan dengan masalah ekonomi. permasalahan ekonomi yang terdiri dari cara

produksi (apa dan bagaimana), pola konsumsi (dipergunakan untuk apa saja), serta bagaimana
distribusi (siapa saja yang mendapatkan dan berapa porsi di dalamnya), dari barang-barang dan jasa-

1

Nurani Soyomukti dan Happy Nurwidiamoko, Sejarah Wall Street dan Paham Neoliberalisme Global , hlm. 20
Nurani Soyomukti dan Happy Nurwidiamoko, Sejarah Wall Street dan Paham Neoliberalisme Global , hlm. 20
3
B. Herry Priyono, Dalam Pusaran Neoliberalisme (dalam buku yang berjudul “Neoliberalisme”), hlm. 49-50
2

jasa.4 Sudut pandang yang keempat sebagai pencegah kesenjangan kekuasaan yang tajam, tujuan dari
kebijakan sosial adalah untuk menciptakan dan memperluas kewirausahaan dalam masyarakat. Sudut
pandang kelima, pemikiran liberal ingin menciptakan tata-negara yang menjamin kebebasan
ekonomi.5
Liberalisme merupakan pemahaman atau pemikiran serta pendekatan yang memandang
manusia disertai hak dan kebebasan sejak lahir untuk melakukan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Kebebasan merupakan hal yang terpenting dalam pemikiran liberal. Setiap kesempatan telah
diberikan kepada semua orang agar merasakan kebebasan, kemakmuran, serta kepuasan dalam
memenuhi kebutuhan mereka.

Krisis perekonomian tahun 1929 merupakan krisis kapitalisme yang bersifat global, sehingga
krisis tersebut berdampak ke seluruh dunia. Akibat jatuhnya terhadap nilai saham di Wall Street New
York berdampak buruk kepada investor-investor Amerika dan Eropa, yang telah bergerak di dalam

bidang keuangan dan perbankan. Berbagai cara telah dilakukan oleh Eropa dan Amerika dalam
mengatasi krisis tersebut.
Tahun 1931, kemunculan tokoh yang bernama John Maynard Keynes, yang menulis nuku “The
General Theory of Employment, Interest and Money”. Keynesianisme merupakan hasil dari

pemikirannya, yang menjelaskan peran dari pemerintah serta intervensi yang dilakukan oleh
pemerintah sangat diperlukan. Apabila terjadi pengangguran, pemerintah harus mengeluarkan dan
harus menciptakan proyek-proyek padat karya yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat. Negara bertanggungjawab penuh dalam kesejahteraan masyarakat.
Tahun 1932, Amerika yang dipimpin oleh Roosevelt merencanakan perubahan kebijakan
ekonomi yang dikenal dengan kebijakan New Deal. Kebijakan New Deal merupakan kebijakan di
dalam peranan campur tangan pemerintah dalam skala masif falam kehidupan perekonomian
4
5

Awalil Rizky dan Nasyith Majdi, Neoliberalisme Mencengkram Indonesia , hlm. 215-216

B. Herry Priyono, Dalam Pusaran Neoliberalisme, (dalam buku yang berjudul “Neoliberalisme”), hlm. 48-51

Amerika Serikat.6 Dasar kebijakan New Deal merupakan “The Economy Act” yang diresmikan pada
14 Maret 1933. Kebijakan tersebut melakukan keseimbangan terhadap anggaran reguler federal dan
anggaran darurat, salah satunya cara dengan memangkas gaji pegawai dalam negeri dan memotong
uang pensiun para veteran sebesar lima puluh persen. 7 Menurut sejarahwan bahwa kebijakan New
Deal terbagi menjadi dua tahap, tahap First New Deal tahun 1933 dan tahap Second New Deal tahun
1934-1936.
Kesepakatan Bretton Woods yang ditandatangani oleh negara-negara industri besar pada tahun
1945, yang memunculkan peraturan yang ketat pada pasar uang. 8 Sistem Bretton Woods adalah
standar dalam penukaran emas. Masing-masing negara menentukan nilai mata uangnya dalam emas
atau dollar, dan kemudian secara aktif mengintervensi pasar mata uang asing untuk mencegah
pergeseran nilai tukarnya lebih dari satu persen di atas atau di bawah nilai patokan. Faktanya, uang
dollar merupakan salah satu mata uang yang hanya digunakan untuk intervensi mata uang sampai
akhir tahun 1950-an dan permulaan tahun 1960-an, ketika mata uang sebagian besar negara-negara
industri lain menjadi konvertibel ke dalam dollar.9
Tahun 1947, Friedrich August von Hayek merupakan seorang ahli ekonom dari Austria, yang
juga dikatakan sebagai Bapak Neoliberalisme atau sebagai kaum ultra-liberal. Hayek mengatur
sebuah konferensi dengan berhasil membentuk sebuah kelompok dengan The Mont Pélérin Society
(MPS). Mengawali perkembangan neoliberalisme adalah tahun 1937, yang ditulis di dalam buku

yang berjudul ‘Economic and Knowledge’, yang menjelasan tentang kapitalisme pasar bebas bukan
hanya bentukan sosial (social construct). Tahun berikutnya adalah tahun 1944 Hayek menulis

6

Nurani Soyomukti dan Happy Nurwidiamoko, Sejarah Wall Street dan Paham Neoliberalisme Global , hlm. 20
Nurani Soyomukti dan Happy Nurwidiamoko, Sejarah Wall Street dan Paham Neoliberalisme Global , hlm. 24
8
Noreena Hertz, Perampok Negara: Kuasa Kapitalisme Global dan Matinya Demokra si, hlm. 21
9
Dominick Salvatore, Ph.D., Ekonomi Internasional, hlm.260
7

kembali sebuah buku yang berjudul The Road to Serfdom, yang berisi tentang kritikan tajam
terhadap sosialisme dan segala bentuk perencanaan ekonomi sentral. 10
Perkembangan neoliberalisme mulai berlanjut dengan kemunculan tokoh baru, dia bernama
Milton Friedman. Menurut Friedman mengkritik pemikiran Keynesianisme, dan menyatakan bahwa
dengan hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan masyarakat. Dengan adanya perekonomian
masyarakat tanpa adanya campur tangan pemerintah lebih baik dibandingkan adanya peranan
pemerintah dalam mengembangkan perekonomian. Perkembangan neoliberalisme inilah yang

dinamakan dengan Mazhab Chicago.
Neoliberalisme Mazhab Chicago menentang intervesi negara dan kontrol negara atas masalahmasalah perekonomian dan sosial. Menurut Hayek bahwa kritiknya terhadap intervensi negara hanya
memiliki pengetahuan terbatas mengenai beragam kebutuhan atau keinginan individu sebagai
anggota masyarakat. Jika menurrut Friedman bahwa pasar lebih efektif untuk meningkatkan
kesejahteraan individu. Dengan adanya ekonomi pasar lebih efisien secara ekonomi daripada
perencanaan negara yang terpusat karena pasar bersifat netral.11
Keruntuhan Sistem Bretton Woods pada 15 Agustus 1971. Di dalam Sistem Bretton Woods
terdapat tiga bank sentral kecil Eropa mengajukan sebagian dari simpanan dollar kepada Bank
Sentral Amerika Serikat untuk ditukarkan ke dalam emas. Keadaan ini dilakukan untuk devaluasi
yang artinya mengurangi nilai cadangan dollar, karena jumlah dollar yang telah dipegang sebagai
cadangan di luar negeri telah mencapai dua tiga kali lebih besar dari cadangan emas di Amerika
Serikat. Jika Amerika Serikat melakukan hal tersebut dalam penukaran dollar, maka bank-bank
sentral yang lain juga akan mengikuti untuk menukar simpanan dollar mereka ke dalam emas
sebelum cadangan emas di Amerika Serikat telah habis. Amerika Serikat, melakukan penghentian
konvertibilitas emas untuk dollar pada tanggal 15 Agustus 1871, yang mengakhiri masa standar tukar
10
11

B. Herry Priyono, Dalam Pusaran Neoliberalisme (dalam buku yang berjudul “Neoliberalisme”), hlm. 52
Bagus Aryo, Tenggelam dalam Neoliberalisme? , hlm. 37-39


emas kepada dollar. Dan, Amerika memberikan cara yang lain untuk mengenakan sepuluh persen
biaya tambahan impor yang akan dihapuskan bila negara lain terutama Jepang dan Jerman Barat
untuk membetulkan nilai dollar.12
Sistem Bretton Woods bubar pada tahun 1976. Krisis pendapatan selama tahun 1970-an adalah
terjadinya stagnasi dan industrialisasi, dan situasi ini tidak hanya dirasakan oleh Amerika Serikat
melainkan negara-negara lain juga merasakannya. Dalam krisis pemikiran neoliberalisme mulai
berkembang dalam pemulihan perekonomian.
Tahun 1980-an bersamaan dengan krisis hutang yang telah terjadi di Dunia Ketiga, maka
paham neoliberal menjadi paham kebijakan badan-badan multilateral seperti Bank Dunia, IMF, dan
WTO. Proses penyebaran ide-ide neoliberal dan pasar bebas menuju ke negara-negara sedang
berkembang juga berlangsung melalui lembaga-lembaga tersebut. Peran lembaga-lembaga ini
meningkat ketika terjadi krisis pada tahun 1982. Lembaga-lembaga interansional yang dikuasai oleh
negara-negara industri maju.
Gelombang neoliberalisme memang memuncak pada tahun 1979 sampai tahun 1980-an.
Setelah Margaret Thatcher dan Ronald Reagan menjadi pemimpin suatu negara akhirnya mereka
menggunakan pemikiran neoliberal dengan memperjuangkan pasar bebas dan tidak menggunakan
pemikiran Keynesianisme dengan menggunakan peran pemerintah dalam intervensi perekonomian.
Sedangkan Ronald Reagan mempraktekkan kebijakan neolibral dengan melakukan deregulasi,
privatisasi, dan pemotongan subsidi sektor rakyat lainnya.13

Akhir tahun 1980-an sampai akhir tahun 1990-an kebijakan neoliberal AS mulai dimasukkan
ke dalam kebijakan di Amerika Latin seperti terbentuknya Konsensus Washington untuk mengatasi
krisis yang sedang terjadi di benua tersebut. Perekonomian global yang selanjutnya mengalami

12

Dominick Salvatore, Ph.D., Ekonomi Internasional, hlm.264
Noreena Heertz, Hidup di Dunia Material: Munculnya Gelombang Neoliberalisme (dalam buku yang berjudul “Neoliberalisme”),
hlm. 20-23

13

perkembangan yang luar biasa. Gelombang yang baru dan dinamakan dengan globalisasi. Dengan
adanya globalisasi maka semua aktivitas internasional terbuka sangat luas. Negara-negara mulai
mempraktekkan liberalisasi menjadi saksi keunggulan sistem kapitalis.
Bantuan luar negeri merupakan aspek lain dari globalisasi dunia, dengan segala kekurangannya
masih tetap memberikan keuntungan bagi jutaan orang. Namun globalisasi tidak bisa mengurangi
kemiskinan dalam menjamin stabilitas.
“Globalisasi adalah penyatuan yang semakin dekat antara negaranegara dan masyarakat-masyarakat di dunia yang disebabkan oleh
pengurangan biaya transportasi, komunikasi, dan meruntuhkan

berbagai penghalang artifisial bagi arus barang, jasa, modal,
pengetahuan, dan orang-orang diperbatasan.”14
Gelombang globalisasi membawa aktivitas internasional yang meningkat, terdapat
perusahaan-perusahaan negara di negara-negara yang memiliki perekonomian telah maju, telah
memperluas jangkauan melalui aktivitas produksi dan perdagangan ke berbagai belahan dunia. Jika
melihat aspek lain dari globalisasi ekonomi semakin mempercepat perluasan jangkauan tersebut
sebagai akibat dari berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi dan terutama kebijakankebijakan liberalisasi yang telah memperluas sampai belahan dunia juga. Aspek-aspek terpenting
dalam globalisasi ekonomi adalah runtuhnya hambatan-hambatan ekonomi nasional, meluasnya
aktivitas-aktivitas produksi, keuangan dan perdagangan secara internasional serta semakin
berkembangnya kekuasaan perusahaan-perusahaan transnasional dan institusi-institusi moneter
internasional. Aspek liberalisasi terdiri dari keuangan, perdagangan dan investasi.15
Sehingga dapat disimpulkan kemunculan globalisasi merupakan peningkatan konsentrasi dan
monopoli dari berbagai seumber daya dan kekuatan ekonomi oleh perusahaan-perusahaan
transnasional maupun oleh perusahaan-perusahaan keuangan dan dana global. Dengan adanya
globalisasi seperti ini dampak yang dapat dirasakan oleh negara sedang berkembang dalam

14
15

Josep Stiglitz, Globalisasi dan Kegagalan Lembaga Keuangan Internasional , hlm. 12

Martin Khor, Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan , hlm. 9-10

pembuatan kebijakan yang harus mengadopsi kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh entitas lain yang
mungkin mengganggu fokus perhatian negara-negara yang mengadopsi kebijakan tersebut. Negaranegara maju merupakan pelaku ekonomi yang utama, yang mengontrol proses dan kebijakan badanbadan ekonomi internasional serta praktek dari berbagai institusi internasional dan sistem global.16
Institusi dan negara-negara kaya dan maju yang terlibat dalam pemberian bantuan luar negeri
seperti yang memiliki program bantuan luar negeri untuk diberikan kepada negara-negara
berkembang dengan mempromosikan pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan. Dalam tujuan
pemberian tersebut dapat dilihat dari pendekatan ekonomi politik internasional bahwa bantuan
internasional, yang memfokuskan siapa yang menjadi aktor, apa yang menjadi tujuan dari pemberian
bantuan tersebut, bagaimana mereka berinteraksi dan apa yang menjadi potensi dari institusi dalam
mengatur koneksi dengan mereka.17 Fungsi bantuan untuk membantu meningkatkan negara penerima
bantuan agar bertindak dengan kemampuannya untuk menggunakan semua sumber daya yang lebih
produktif. Misalnya, dapat membantu memberikan pelatihan dan nasihat untuk pejabat pemerintah
dalam pembuatan anggaran, audit, pengelolaan program, perencanaan, dan sejumlah bidang teknik
dan manajerial lainnya. Dengan adanya forum koordinasi akan memberikan bantuan yang
harmonisasi yang bertujuan untuk mengorganisir dengan mengurangi hal-hal yang tidak efisien
dalam mempromosikan pembangunan di dunia ketiga.18
Bantuan bertindak sebagai incentives atau sebagai pembayaran bagi penerima untuk
bertindak dengan cara yang disukai oleh pendonor dengan pengkondisian pada perilaku yang
diinginkan oleh negara penerima. Misalnya, melaksanakan reformasi kebijakan ekonomi atau

mendukung posisi pihak pendonor di dalam forum internasional.19

16

Martin Khor, Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan , hlm. 11-12
Duncan Snidal, Global Political Economic Governance Programme Draft Working Paper Outline (28 February 2005): Towar d A
Political Economy of Donor Coordination. hlm. 1-2
18
Duncan Snidal, Global Political Economic Governance Programme Draft Working Paper Outline (28 February 2005): Toward A
Political Economy of Donor Coordination , hlm. 2-3
19
Carol Lancaster, Foreign Aid: Diplomacy, Development, Domestic Politic , hlm. 6
17

Pemikir politik menganalisis bantuan luar negeri dengan menanyakan bagaimana konsep
hubungan antara pengaruh domestik dan internasional terrhadap bantuan luar negeri yang diberikan.
Dalam sisi politik terdapat analisis yg digunakan terdapat beberapa pendekatan. Pendekatan pertama,
negara merupakan bagian dari sistem internasional dalam bertindak menanggapi tantangan global.
Pendekatan kedua, melihat dari faktor birokrasi, nilai-nilai, dan identitas-identitas merupakan hal-hal
yang dapat dimasukkan ke dalam keputusan kebijakan luar negeri. Pendekatan ketiga, interaksi

domestik dan internasional dalam mempengaruhi pemberian bantuan yang melebihi dari tujuan yang
disepakati.20
Bantuan luar negeri telah muncul sebelum perang dunia hingga sekarang. Pada awalnya
wacana bantuan luar negeri ditujukan yang utama untuk membangun negara yang mengalami
kehancuran pasca perang dunia II dengan wadah yang terkenal yaitu Marshall Plan. Pada
perkembangannya bantuan luar negeri tidak terfokus pada pemberian murni bantuan tetapi adanya
dukungan untuk meningkatkan kekuatan ekonomi di suatu negara. Dengan meningkatkan dan
mendukung perekonomian suatu negara maka hubungan bilateral suatu negara akan erat.
Negara berkembang dalam melakukan pembangunan ekonomi mengalami kesulitan yang
mengarah pada satu permasalahan yaitu sumber dana. Negara berkembang sangat sensitif dengan
masalah dana karena dengan perekonomian yang rendah sangat sulit untuk meningkatkan
perekonomian negara mereka.
Adanya pilihan lain untuk pembangunan dengan menerima bantuan luar negeri ke negara
mereka sangat berperan untuk meningkatkan pembangunan yang akan dilakukan oleh negara yang
menerima bantuan tersebut. Seiring berjalannya waktu bantuan luar negeri sering mendapat sorotan
dari golongan yang kontra terhadap bantuan luar negeri yang masuk ke negara penerima bantuan dan
keberhasilan yang telah ditukjukan oleh bantuan luar negeri.

20

Carol Lancaster, Foreign Aid: Diplomacy, Development, Domestic Politic , hlm. 8-9

“Foreign aid is defined here as a voluntary transfer of public
resources, from a government to another independent government,
to an NGO, or to an international organization (such as the Bank
Dunia or the UN Development Program) with at least a 25 percent
grant element, one goal of which is to better the human condition in
the country receiving the aid.”21
Pendefinisian bantuan luar negeri telah berkembang, salah satunya definisi bantuan luar
negeri di atas adalah bantuan luar negeri merupakan penyerahan sukarela sumber daya publik, dari
pemerintah kepada pemerintah independen lainnya, untuk NGO atau organisasi internasional seperti
Bank Dunia dan program pembangunan PBB dengan memberikan minimal 25 persen bantuan,
dengan satu tujuan yang lebih baik untuk masyarakat dari negara penerima bantuan.
Referensi
Aryo, Bagus. 2012. Tenggelam Dalam Neoliberalisme? Penetrasi Ideologi Pasar Dalam
Penanganan Kemiskinan . Depok: Penerbit Kepik
Chomsky, Noam. 1999. Profit Over People Neoliberalism and Global Order . New York : Seven
Stories Press
Heertz, Norena, dkk. 2003. Neoliberalisme. Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas
Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Khor, Martin. 2002. Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan. Yogyakarta: Cindelaras
Pustaka Rakyat Cerdas.
Mallarangeng, Rizal.2004. Mendobrak Sentralisme Ekonomi Indonesia 1986-1992. Cetakan kedua,
Jakarta: Kepustaan Populer Gramedia
Nafis, M. Danial. 2009. Indonesia Terjajah Kuasa Neoliberalisme Atas Daulat Rakyat . Jakarta :
Inside Press
Pribadi, Airlangga, dkk. 2009. Globalisasi dan Neoliberalisme Pengaruh dan Dampaknya bagi
Demokratisasi Indonesia . Yogyakarta: Logung Pustaka
Radhi, Fahmi. Kebijakan Ekonomi Pro Rakyat. 2008. Jakarta: Penerbit Republika
Rizky, Awalil & Nasyith Majdi. 2008. Neoliberalisme Mencengkram Indonesia . Jakarta : E
Publishing Company
Salvatore Ph. D., Dominick. 1995. Ekonomi Internasional. Jakarta: Penerbit Erlangga

21

Carol Lancaster, Foreign Aid: Diplomacy, Development, Domestic Politic , hlm. 9

Bernhard, William T., Broz, J. Lawrence & Roberts Clark, William. 2003. The Political Economy Of
Monetary Institutions. London: The MIT Press, diunduh tanggal 22 Januari 2013, diakses dari
http://en.bookfi.org/book/1053334