PENGARUH LABA DAN ARUS KAS OPERASI TERHA

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN
KAS YANG DITERIMA OLEH PEMEGANG SAHAM

Virna Maria Rosari Pongmari
(Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Makssar)

ABSTRAK
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan dalam hal pembayaran
dividen, terutama dalam bentuk dividen tunai. Laba bersih dan ketersediaan kas perusahaan
merupakan faktor kunci dalam menentukan besarnya dividen. Namun permasalahan yang
terjadi di perusahaan adalah pada saat perusahaan mengalami kenaikan laba bersih dan arus
kas bebas, dividen kas yang disalurkan oleh perusahaan menurun. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan untuk menguji pengaruh laba bersih dan arus kas bebas terhadap dividen tunai
pada beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode verifikasi deskriptif dan analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.

Keywords: Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Arus Kas Bebas, Dividen

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya, baik itu perusahaan kecil ataupun besar
akan memerlukan modal untuk menunjang kegiatan usahanya. Modal tersebut bisa berasal
dari dalam perusahaan (berupa modal yang disetor pemilik) dan berasal dari luar perusahaan
(berupa pinjaman), tetapi perusahaan juga membutuhkan modal dengan melakukan penjualan
saham kepada masyarakat. Orang-orang yang membeli saham-saham tersebut disebut sebagai
1

para pemegang saham. Setiap pemegang saham pada umumnya menginginkan pembagian
dividen yang relatif stabil. Stabilitas dividen yang dipertahankan sebuah perusahaan akan
meningkatkan kepercayaan para pemegang saham terhadap perusahaan. Perusahaan yang
memiliki tingkat akumulasi laba bersih yang cukup baik dari suatu periode berikutnya,
biasanya memiliki potensi untuk dapat membagikan sebagian dari laba bersih tersebut kepada
pemilik perusahaan (pemegang saham), distribusi laba bersih kepada pemegang saham ini
dilakukan dalam bentuk dividen. Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi
keputusan investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh
investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa investor
institusional biasanya memiliki saham dengan jumlah besar, sehingga jika mereka
melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Untuk
menghindari tindakan likuidasi dari investor, manajer akan melakukan earnings management.


Pada umumnya para pemegang saham lebih menginginkan penerimaan dividen dilakukan
dalam bentuk tunai, karena hal ini dapat mengurangi risiko ketidakpastian dalam
melaksanakan aktivitas investasi pada suatu perusahaan. Biasanya dividen dibagikan dengan
interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada
waktu yang bukan biasanya. Deviden akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada
usaha akan menghasilkan cukup uang untuk membagi deviden tersebut dan apabila dewan
direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan deviden. Deviden
merupakan hak pemegang saham ( common stock) , untuk mendapatkan bagian dari
keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk
deviden semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama. Namun pembagian
deviden untuk pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pembagian deviden
pemegang saham biasa.
Di dalam menentukan besaran jumlah dividen yang akan dibagikan manajemen sering
dihadapkan pada suatu keputusan yang sulit. Kesulitan ini disebabkan oleh manajemen harus
mempertimbangkan pembayaran dividen yang lebih kecil, lebih besar, tetap ataupun
stabil, karena setiap keputusan pembayaran dividen akan berakibat pada reaksi investor
atas saham perusahaan. Ada beberapa faktor yang diduga dapat menjelaskan variasi dividen
kas yang dibagikan oleh suatu perusahaan kepada investor, diantaranya Laba, arus kas
operasi, dan arus kas bebas. Laba memiliki hubungan yang positif dengan dividen kas, hal

2

ini terlihat dimana umumnya perusahaan akan menaikkan dividen bila terjadi peningkatan
laba, Beberapa peneliti antara lain Litner (1956) mengemukakan bahwa perusahaan
hanya akan menaikkan dividen bila manajemen berkeyakinan bahwa laba perusahaan akan
naik. Hasil penelitian Surya (2007) menunjukkan bahwa laba berpengaruh terhadap dividen
kas.
Arus kas operasi juga diduga dapat menjelaskan variasi dividen kas. Hasil penelitian Hermi
(2004) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara arus kasoperasi dengan
dividen kas pada perusahaan perdagangan besar barang produksi di BEI. Suadi (1998)
menemukan bahwa laporan arus kas dapat digunakan sebagai alat prediksi jumlah
pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun. Faktor lain yang diduga berpengaruh
terhadap

dividen

kas

adalah


arus

kas

bebas.

Simon

(1992)

menemukan bahwa pembayaran dividen tahun sebelumnya berpengaruh signifikan positif
terhadapdividen yang diterima pada tahun ini. Hal yang sama juga ditemukan oleh
Danusiswanta (2002) yang menunjukkan bahwa dividen sebelumnya berpengaruh signifikan
terhadap dividen saat ini.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah pokok dari penelitian ini adalah :
1. Apakah laba bersih berpengaruh terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang
saham?
2. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas yang diterima oleh

pemegang saham?
3. Apakah arus kas bebas berpengaruh terhadap dividen kas yang diterima oleh
pemegang saham?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh laba bersih terhadap dividen kas yang diterima oleh
pemegang saham.

3

2. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap dividen kas yang diterima oleh
pemegang saham.
3. Untuk mengetahui pengaruh arus kas bebas terhadap dividen kas yang diterima oleh
pemegang saham.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai
pengaruh laba dan arus kas operasi terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang

saham.
2. Untuk mengembangkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.
3. Dapat menjadi bahan referensi bagi pihak lain yang juga ingin melakukan penelitian
dengan objek yang sama namun dengan latar belakang yang berbeda.

TINJAUAN LITERATUR
Laba
Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Informasi laba sering

dilaporkan dalam penerbitan laporan keuangan dan digunakan secara luas oleh pemegang
saham dan penanam modal potensial dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan. Laba
dipakai untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam penggunaan sumber daya ekonomi
perusahaan.
Tujuan utama pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka
yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Tujuan yang lebih khusus meliputi
penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen, penggunaan angka, laba historis

untuk membantu meramalkan keadaan sebagai pengukuran keberhasilan serta pedoman
pengambilan keputusan manajerial di masa yang akan datang.
Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan antara lain, sebagai berikut :

4

a. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

diwujudkan dalam tingkat kembalian.
Pengukur prestasi manajemen
Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara
Dasar kompensasi dan pembagian bonus

Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
Dasar kenaikan kemakmuran
Dasar pembagian dividen

Laba terutama dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : harga jual produk, biaya dan volume
penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki,
harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung
mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Tiga faktor
tersebut saling berkaitan satu sama lain (Mulyadi, 1993:223).

Arus Kas Operasi
Aktivitas

perusahaan

yang

berkaitan

dengan


kas

perusahaan

seperti

pembelanjaan perusahaan, pembelian aktiva tetap, serta pengeluaran kas lainnya yang tidak
secara jelas dilaporkan dalam neraca, laporan laba rugi, melainkan dalam laporan arus kas.
Oleh karena itu, laporan arus kas bertujuan memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pembayaranatau suatu satuan selama satu periode. Informasi arus kas suatu perusahaan
berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Jumlah arus kas
dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk mel-unasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasiperusahaan, membayar dividen dan melakukaninvestasi baru tanpa mengandalkan
sumberpendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitasoperasi terutama diperoleh dari aktivitas
peng-hasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karenaitu, arus kas tersebut pada umumnya

berasal daritransaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhipenetapan laba atau rugi bersih.

Arus Kas Bebas
5

Banyak literatur mendefenisikan Arus kas bebas (free cash flow). Secara umum aruskas
bebas merupakan arus kas yang diperoleh dari operasi perusahaan yang bebas setelah
perusahaan menginvestasikan kembali pada aktiva lain. Penman (2001:111) menyatakan
bahwa “Called free cash flow because it is the part of the cash from operation that is free after
the firm reinvests in new assets”. Brigham dan Daves (2004:205) juga menggambarkan arus
kas bebas adalah “Free cash flow is the cash actually available for distribution toinvestor after
the company has made all the investment in fixed assets and working capitalsnecessary to
sustain on going operation”.

Dividen
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan
jumlah lembar yang dimiliki Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang
saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham

yang berhak mendapatkan dividen.
Persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividen
disebut dividen payout ratio (Riyanto, 1995: 266) dimana semakin tinggi tingkat dividen
payout ratio yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, maka semakin kecil dana yang tersedia
untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan. Hal ini berarti akan menghambat
pertumbuhan

perusahaan.

Apabila

dividen

tidak

dibagikan,

bisa

jadi

investor

mempersepsikan bahwa perusahaan kekurangan dana, yang menyebabkan harga saham akan
turun.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut :
1.

Dividen Kas

Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen kas. Yang perlu diperhatikan
oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah
jumlah uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
2.

Dividen Aktiva Selain Kas ( Property Dividends )

6

Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh
PT, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang
diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut
3.

Dividen Utang ( Scrip Dividends )

Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian
dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan
scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan
datang.
4.

Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Apabila
perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu
mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal,
sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5.

Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para
pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Hubungan Laba Akuntansi terhadap Dividen
Laporan laba rugi menyediakan informasi bagi investor dan kreditor untuk membantu mereka
meramalkan jumlah,waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Semakin besar laba
yang diperoleh perusahaan, maka perusahaan akan semakin mampu mambagikan dividen.
Umumnya

pembagian

perusahaan, pembagian

laba

didasarkan

laba yang

atas

jumlah

didasarkan atas

saham

yang

jumlah saham

dimiliki
ini dikenal

dengan pembagian laba per lembar saham (Earning per share/EPS). Earning per share
merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Pembagian laba atau dividen akan dibagikan apabila perusahaan
memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah
keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban bunga dan pajak. Oleh karena
7

itu dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan
tentu saja akan mempengaruhi besarnya dividen.
Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba, cenderung harga sahamnya
juga akan meningkat. Maksudnya jika perusahaan memperoleh laba yang semakin besar,
maka secara teoretis perusahaan akan mampu membagikan dividen yang semakin besar. Laba
yang tinggi akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan
karena tertarik akan laba investasi yang lebih tinggi. Ini secara langsung akan mendorong
pada peningkatan harga saham. Dari penjelasan dan hasil penelitian di atas,dapat disimpulkan
bahwa laba akuntansi mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat keuntungan saham.
Oleh karena itu, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1: Laba akuntansi berpengaruh positif terhadap dividen.

Hubungan Arus Kas dari Aktivitas Operasi terhadap Dividen
Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan atau transaksi yang masuk atau keluar dari dalam penentuan laba bersih. Meliputi
arus kas yang dihasilkan dan dikeluarkan dari transaksi yang masuk determinasi atau
penentuan laba bersih (net income). Sehingga makin tinggi arus kas dari aktivitas operasi
menunjukkan perusahaan mampu beroperasi secara profitable, karena dari aktivitas operasi
saja perusahaan dapat menghasilkan kas dengan baik.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi menentukan apakah dari kegiatan
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga adanya perubahan arus
kas dari kegiatan operasi yang akan memberikan sinyal positif

kepada investor. Dari

pemikiran dan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas
operasi mempunyai hubungan yang positif terhadap dividen. Oleh karena itu, hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H2: Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif terhadap dividen.

8

Hubungan Arus Kas Bebas terhadap Dividen
Agus Sartono (2008:101) menyatakan bahwa Free cash Flow merupakan hak pemegang
saham sehingga semakin besar arus kas bebas yang tidak dipergunakan untuk investasi, maka
perusahaan mendapat tekanan yang besar dari pemilik saham untuk membagikan dividen atas
sahamnya. Oleh karena itu, apabila arus kas bebas yang tersedia bagi pemegang saham besar,
maka dividen kas yang dibagikan akan mengalami kenaikan.
Free cash flow dapat digunakan sebagai informasi mengenai jumlah pembayaran dividen.
Perusahaan yang memiliki free cash flow yang besar akan mampu menyediakan pembayaran
dividen kepada pemegang saham, sehingga semakin besar free cash flow maka semakin besar
pula kemungkinan pembayaran dividen kepada pemegang saham (Umi Mardiyati, dkk.2014).
Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Emmi Suryani, dkk. (2012) yang menyatakan adanya pengaruh antara arus
kas bebas dengan dividen kas. Hal tersebut juga sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Umi Mardiyati, dkk. (2014) yang menyatakan bahwa arus kas bebas memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap rasio pembayaran dividen kas. Begitu juga menurut hasil penelitian
Thanatawee (2011) yang menyatakan adanya pengaruh antara arus kas bebas dengan
pembayaran dividen kas.
H3: Arus kas bebas berpengaruh positif terhadap dividen

SAMPEL DAN DESAIN RISET
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Data diolah dengan menggunakan program bantuan SPSS (Statistical
Package for SocialSciences).
Adapun persamaan model regresi berganda dalam penelitian ini dapatdiformulasikan sebagai
berikut:
Y = α + β1 x1 + β2 x2 + β3 x2 + ɛ
Dimana :
Y = Dividen kas
x1 = Laba
x2 = Arus kas operasi
9

x3 = Arus kas bebas
α, β1, β2, β3 = Konstanta dan koefisien regresi
ɛ = Variabel gangguan yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini

Rancangan Pengujian Hipotesis
Pengujian pengaruh variabel independen (laba, arus kas operasi, dan arus kas bebas) terhadap
variabel dependen (dividen kas tahun berjalan) dilakukan dengan dua cara yaitu: uji secara
simultan (bersama-sama) dan uji secara parsial. Dalam pengumpulan data, penelitian ini
menggunakan metode sensus oleh karena itu tidak perlu dilakukan uji signifikansi baik Ftest untuk menguji pengaruh secara simultan maupun t-test untuk menguji pengaruh secara
parsial. Hasil penelitian dapat disimpulkan dari nilai koefesien regresi masing- masing
variabel. Jika nilai koefisien regresi masing-masing variabel tidak sama dengan nol (βi≠0;
i=1,2,3,4), maka dikatakan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen. Untuk menguji pengaruh secara simultan juga dilakukan dengan melihat
nilai koefisien regresi. Jika sekurang-kurangnya ada satu nilai koefisien regresi tidak sama
dengan nol, maka secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variable
dependen. Untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen secara simultan
terhadapvariabel dependen digunakan nilai koefesien determinasi (R2).

ANALISIS HASIL
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Pembayaran
dividen kas tahun berjalan merupakan variabel dependen (Y) yang diukur dengan
menggunakan

rasio

jumlah

pembayaran

dividen

kas

dengan

jumlah

saham

yang

diukur

dengan

yang beredar. Variabel independen nya terdiri dari laba bersih (X1)

menggunakan rasio antara jumlah laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Arus kas
operasi (X2) diukur dengan menggunakan rasio jumlah arus kas operasi dengan jumlah
saham yang beredar.

Arus kas bebas

(X3)

diukur

dengan

menggunakan

rasio

perbandingan jumlah arus kas operasi dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Data penelitian
Dividen kas
Laba bersih

N
55
55

Minumum
15.00
36.88

Maximum
5156.00
6957.81

Mean
885.0249
1640.090

Std. Deviation
1331.25509
1741.68946
10

Arus kas operasi
Arus kas bebas

55
55

37.78
2.65

7454.37
4793.45

4
1902.560
4
1106.2764

2081.35214
1219.37960

Hasil Pengujian Secara Simultan
Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa laba bersih, arus kas operasi, dan arus kas
bebas secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas tahun berjalan. Hal ini ditandai oleh
semua nilai koefisienregresi (βi) ≠ 0. Dalam metode sensus jika paling tidak ada satu nilai βi
≠ 0 dikatakan secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kesimpulan yang diambil dalam metode sensus tidak menggunakan pengujian signifikansi
tetapi langsung melalui pengujian nilai koefisien regresi (βi). Untuk menguji seberapa besar
(kuat) variable independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen
dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinasi (R2). Berdasarkan pada tabel nilai R2 =
0.858. Ini artinya laba bersih, arus kas operasi, dan arus kas bebas secara simultan
berpengaruh terhadap dividen kas tahun berjalan sebesar 85,8 %, selebihnya sebesar14,2 %
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Konstanta, Koefisien Regresi Laba Bersih, Arus Kas Operasi,Arus Kas Bebas, Dividen
Kas Sebelumnya, Koefisien Korelasidan Koefisien Determinasi
Unstandardize
Variabel

Variabel

d

dependen

independen

Coefficients

Dividen Kas

Standardize
R

R Square

d
Coefficients

B
-31.82

B

Konstanta
Laba Bersih

0.164

0.215

Arus Kas Operas

-0.092

i

0.121

0.926

0.858

-0.144
0.111

Arus Kas Bebas

Hasil Pengujian Secara Parsial
11

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa semua variabel independen (laba bersih,
arus kas operasi, dan arus kas bebas) secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependen (dividen kas).

Hal ini ditandai

oleh nilai koefisien

regresi

masing-masing

variabel independen ≠ 0.
Nilai koefisien X1 (laba bersih) tidak sama dengan nol (β1= 0,164). Hasil ini menunjukkan
bahwa laba bersih berpengaruh terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham
perusahaan. Nilai koefisien yang positif menujukkan bahwa laba bersih memiliki hubungan
yang positif dengan dividen kas. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi laba bersih yang
diperoleh pada pada suatu periode semakin tinggi pula jumlah dividen kas yang diterima oleh
pemang saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil Surya (2007) dan Elizabeth
(2000).
Nilai koefisien X2 (arus kas operasi) tidak sama dengan nol (β2= -0.092). Hasil ini
menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas yang diterima
oleh pemegang saham pada perusahaan. Nilai koefisien yang negatif menujukkan bahwa arus
kas operasi memiliki hubungan yang negatif dengan dividen kas. Hal ini bermakna bahwa
semakin tinggi arus kas operasi yang diperoleh pada suatu periode semakin rendah jumlah
dividen kas yang diterima oleh pemegang saham dan sebaliknya. Hubungan yang negatif
tersebut memang sulit dijelaskan. Setidaknya dapat dijelaskan melaui pernyataan Crum dan
Kertz yang menyatakan bahwa arus kas operasi sering tidak tepat jika digunakan untuk
menilai kenaikan dan penurunan dividen.
Clientele

effect

theory

menyatakan

bahwa

kelompok

pemegang

saham

yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan perusahaan.
Kelompok investor yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatu dividend
payout ratio yang tinggi sebaliknya kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan uang
saat akan lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan
(Supana, 2002). Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Simon (1992) dimana arus kas
operasi mempunyai pengaruh negatif terhadap dividen.
Nilai koefisien X3 (arus kas bebas) tidak sama dengan nol (β3= 0,121). Hasil ini
menunjukkan bahwa arus kas bebas berpengaruh terhadap dividen kas yang diterima
oleh pemegang saham pada perusahaan. Nilai koefisien yang positif menujukkan bahwa arus
kas bebas memiliki hubungan yang positif dengan dividen kas. Hal ini bermakna bahwa
semakin tinggi arus kas bebas yang diperoleh pada pada suatu periode semakin tinggi
12

pula jumlah dividen kas yang diterima oleh pemegang saham. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian Rosidi (2007), namun tidak konsisten dengantemuan Surya (2007)
yang menunjukkan bahwa arus kas bebas berpengaruh negatif terhadapdividen kas. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pembayaran dividen kas tahun sebelumnya berpengaruh
terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham pada populasi sasaran yang telah
ditetapkan. Nilai koefisien yang positif menujukkan bahwa pembayaran dividen kas tahun
sebelumnya memiliki hubungan yang positif dengan dividen kas tahun berjalan. Hal
ini bermakna

bahwa

semakin tinggi pembayaran dividen

kas tahun sebelumnya semakin

tinggi pula jumlah dividen kas yang diterima oleh pemegang saham tahun berjalan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Danusiswanta (2002) dan Simon (1992) yang
menunjukkan bahwa pembayaran dividen tahun sebelumnya berpengaruh signifikan positif
terhadap dividen yang diterima pada tahun ini.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

telah

disimpulkan bahwa laba bersih, arus kas operasi, dan

dipaparkan
arus kas bebas

sebelumnya
secara

dapat
simultan

berpengaruh terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan pengaruh yang sangat kuat yaitu sebesar 85,8%.
Secara parsial dapat disimpulkan bahwa semua variable independen kecuali arus kas operasi
berpengaruh positif terhadap dividen kas.

Saran
13

Disarankan kepada para investor yang mengharapkan dividen kas perlu memperhatikan
variabel-variabel independen yang dapat menjelaskan variasi dividen kas ketika ingin
membeli saham-saham di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

DAFTAR REFERENSI
Asri, Marselinus. Pengaruh Konservatisma Akuntansi terhadap Kualitas Laba dimoderasi
Good Corporate Governace.
Lestari, Mira. PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS BEBAS TERHADAP DIVIDEN
KAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2013)
Nurbawa, Roman. 2012. Pengertian dan Definisi Deviden.
Ramli, Muhammad Ridha & Muhammad Arfan. 2011. PENGARUH LABA, ARUS KAS
OPERASI, ARUS KAS BEBAS, DAN PEMBAYARAN DIVIDEN KAS SEBELUMNYA
TERHADAP DIVIDEN KAS YANG DITERIMA OLEH PEMEGANG SAHAM (Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Ristiana, Astria. 2012. Laba yang Ditahan dan Deviden.
Yocelyn, Azilia & Yulius Jogi Christiawan. 2012. Analisis Pengaruh Arus Kas dan Laba
Akuntansi Terhadap Return Saham pada Perusahaan Berkapitalisasi Besar

14