PERENCANAAN EKOWISATA DESA DI DESA GUNUN

PERENCANAAN EKOWISATA DESA
DI DESA GUNUNGMANIK
TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2017

PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan laporan akhir Perencanaan Ekowisata Desa di Desa
Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi
Jawa Barat adalah karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir laporan ini.
Bogor, Agustus 2017

Siti Halazahra Futi Yamin
NIM J3B114037

ABSTRAK
SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN Perencanaan Ekowisata Desa di Desa
Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi
Jawa Barat. Dibimbing oleh BEDI MULYANA, SHut, MPar, MoT.
Ekowisata desa merupakan kegiatan yang menjadikan desa sebagai suatu
objek. Tujuan adanya kegiatan perencanaan ekowisata desa di Desa Gunungmanik
yaitu untuk mengetahui potensi sumberdaya ekowisata dan menganalisis persepsi
dan kesiapan masyarakat, menganalisis motivasi, dan persepsi pengunjung serta
menganalisis persepsi dan kesiapan pengelola terhadap perencanaan ekowisata desa.
Tujuan lain yaitu merancang media promosi. Metode yang digunakan yaitu
wawancara, observatif, studi literatur dan partisipatif. Terdapat dua sumberdaya yang
dapat dijadikan sebagai potensi ekowisata desa. Potensi sumberdaya ekowisata alam
Desa Gunungmanik dan potensi sumberdaya ekowisata budaya Desa Gunungmanik.
Potensi sumberdaya alam Desa Gunungmanik terdiri dari 7 kategori yaitu flora khas,

flora lahan pertanian, flora pekarangan rumah, fauna ternak, fauna liar, gejala alam
dan bentang alam. Sumberdaya ekowisata budaya terdapat 7 unsur yaitu keyakinan,
bahasa, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup, sistem mata
pencaharian dan kesenian. Persepsi masyarakat, pengunjung dan pengelola rata-rata
telah setuju dengan adanya perencanaan ekowisata desa di Desa Gunungmanik.
Media promosi yang akan digunakan yaitu media promosi poster.
Kata kunci: Desa Gunungmanik, Ekowisata Desa, Program Ekowisata Desa, Media
Promosi
ABSTRACT
SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN Planning Ecotourism Village In The Village
Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Majalengka District West Java
Province . Superviced by BEDI MULYANA, SHut , MPar , MoT.
Ecotourism village activity can made village as an object.The purpose of the
implementation of planning ecotourism village in the village Gunungmanik which is
to examine the potential ecotourism resources and analyzing perception and
readiness the community, analyze motivation, and perception visitors and analyzes
perception and readiness to planning management ecotourism village.The purpose in
being designed media promotion.Methods used the interview, observatif, literature
study and participatory.There are two resources which can be used as potential
ecotourism village.Potential ecotourism natural resources village Gunungmanik and

the potential resources village Gunungmanik ecotourism culture. Potential natural
resources village Gunungmanik consisting of 7 categories flora typical, flora
agricultural land, flora of home-lots, fauna cattle, fauna wild, symptoms nature and
landscape. Ecotourism resources culture 7 element that is belief, language, sistem
kinship, sistem knowledge, sistem equipment life, job sistem and arts.Perceptions of,
visitors and management of the average has agreed with the planning ecotourism
village in the village Gunungmanik.Media promotion to be used the media promotion
posters.
Keywords: gunungmanik village, ecotourism village, planning ecotourism village,
media promotion

RINGKASAN
SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN Perencanaan Ekowisata Desa di Desa
Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi
Jawa Barat. Dibimbing Oleh BEDI MULYANA, SHut, MPar, MoT.
Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan
konservasi. Ekowisata yang dapat dilakukan di pedesaan dilakukan dengan beberapa
pendekatan yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan perencanaan desa. Desa
yang dipilih untuk kegiatan ekowisata yaitu Desa Gunungmanik yang merupakan
desa yang berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Perencanaan ekowisata desa memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah
mengidentifikasi dan menganalisis potensi sumberdaya alam dan budaya yang ada di
Desa Gunungmanik, menganalisis karakteristik, persepsi dan kesiapan masyarakat,
mengidentifikasi dan menganalisis karakterstik, motivasi dan persepsi pengunjung
terhadap perencanaan desa, mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik,
persepsi, dan kesiapan pengelola untuk kegiatan ekowisata desa, merancang program
dan media promosi ekowisata desa.
Metode yang digunakan dalam perencanaan ekowisata terdapat 4 jenis
pengambilan data yaitu wawancara, observatif, kuesioner dan partisipatif. Desa
Gunungmanik terdapat di Kecamatan Talaga Kabupaten majalengka. Gunungmanik
merupakan salah satu desa dari 17 desa yang ada di Kecamatan Talaga. Luas wilayah
Desa Gunungmanik seluruhnya yaitu 799.225 Ha. Desa Gunungmanik merupakan
kawasan pedesaan yang bersifat agraris dengan mata pencaharian sebagian
penduduknya adalah petani dan peternak. Mata pencaharian tersebut terkait dengan
perekonomian desa yang cenderung baik. Sarana dan prasarana yang terdapat di
Desa Gunungmanik sudah cukup mendukung adanya kegiatan ekowisata desa.
Desa Gunungmanik memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya budaya yang
dapat dijadikan sebagai potensi perencanaan ekowisata desa. Sumberdaya wisata
alam yang ada di Desa Gunungmanik yaitu flora khas Desa Gunungmanik, flora
lahan pertanian, flora pekarangan rumah, fauna ternak, dan fauna liar. Gejala alam

yang terdapat di Desa Gunungmanik yaitu sunset yang dapat dilihat di lahan
pertanian warga saat langit cerah. Bentang alam juga menjadi salahsatu daya tarik
wisata di Desa Gunungmanik. Sumberdaya budaya yang terdapat di Desa
Gunungmanik yaitu keyakinan, bahasa, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan,
sistem peralatan hidup, sistem mata pencaharian, dan kesenian.
Penilaian masyarakat Desa Gunungmanik terhadap perencanaan ekowisata dinilai
setuju oleh responden. Penilaian masyarakat terhadap dampak lingkungan, ekonomi,
dan budaya yaitu setuju. Kesiapan masyarakat terkait dengan adanya perencanaan
ekowisata desa dinilai siap oleh responden. Penilaian pengelola Desa Gunungmanik
tentang perencanaan ekowisata desa telah setuju dengan adanya perencanaan
ekowisata desa. Kesiapan pengelola terhadap perencanaan ekowisata desa juga ratarata telah siap dengan adanya perencanaan ekowisata desa. Pengunjung menilai
aktivitas yang dapat dilakukan di Bumi Perkemahan B5 tidak beragam karena saat
ini hanya dapat digunakan untuk aktivitas motor trail dan berkemah saja.
Program ekowisata desa di Desa Gunungmanik dibagi menjadi 3 waktu yang
berbeda. Program ekowisata desa yang pertama adalah Program wisata harian terang
Gunungmanik memiliki durasi 9 jam 30 menit. Kagiatan yang dapat dilakukan oleh

peserta adalah mengunjungi peternak sapi perah, mengunjungi lahan pertanian
masyarakat, Memberi makan ayam ternak, membuat es lilin, dan mengunjungi rumah
tradisional. Program ekowisata yang kedua yaitu Program wisata “Samaunik” yang

memiliki arti satu malam di Desa Gunungmanik memiliki sasaran dengan jumlah 510 orang. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta pada hari pertama berkaitan
dengan budaya yang ada di Desa Gunungmanik. Kegiatan tersebut adalah melihat
tarian jaipong, makan bakakak, bermain kelereng, membuat kue lidah kucing,
memainkan alat musik gemyung, membuat surabi. Hari kedua peserta dapat
menjelajahi wisata alam di Desa Gunungmanik. Kegiatan yang dapat dilaksanakan
adalah mengunjungi Bumi Perkemahan B5, mengunjungi lahan sayuran warga,
membuat es lilin, mengunjungi peternak sapi perah. Mencicipi makanan ringan, dan
melihat sunset. Program ekowisata terakhir yaitu Program wisata tahunan berdurasi 3
hari dengan judul Budaya Ramadhan Desa Gunungmanik. Kegiatan pada hari
pertama yaitu peserta disambut dengan tarian jaipong dan panen sayuran.
Selanjutnya kegiatan pembuatan tumpeng dan ngaroahkeun. Hari ke 2 peserta dapat
melihat tarian lengser dan lomba membuat hiasan untuk festival obrog-obrog. Hari
ke 3 peserta berlomba untuk membuat parsel, lomba membuat sajian buka puasa dan
tradisi ngaroahkeun. Media promosi yang digunakan dalam perencanaan ekowisata
desa di Desa Gunungmanik yaitu poster.

PERENCANAAN EKOWISATA DESA
DI DESA GUNUNGMANIK
TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT


SITI HALAZAHRA FUTI YAMIN

Laporan Kegiatan Tugas Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
pada Program Keahlian Ekowisata
Program Diploma Institut Pertanian Bogor

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

Dosen Penguji:
Dr.Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc

Judul Laporan

:


Nama Mahasiswa
NIM
Program Keahlian

:
:
:

Perencanaan Ekowisata Desa di Desa
Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai
Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat
Siti Halazahra Futi Yamin
J3B114037
Ekowisata

Disetujui oleh,

Bedi Mulyana, SHut, MPar, MoT.
Dosen Pembimbing

Diketahui Oleh,

Dr.Ir Bagus P. Purwanto, MAgr
Direktur Program Diploma

Tanggal Lulus :

Bedi Mulyana, SHut, MPar, MoT.
Koordinator Program Keahlian
Ekowisata

PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran kepada penulis, karena berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Perencanaan
Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik Taman Nasional Gunung Ciremai
Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat”. Tugas Akhir (TA) merupakan
laporan yang ditulis oleh mahasiswa ekowisata tingkat 3 sebagai suatu syarat
untuk kelulusan. Informasi yang telah diperoleh dalam kegiatan tersebut adalah
kondisi umum desa dan kawasan wisata, pengelolaan kawasan, dan data

pengunjung. Metode pengambilan data yang telah dilakukan tersebut dengan
studi pustaka atau literatur, wawancara dan diskusi, pembagian kuesioner serta
observasi dan dokumentasi langsung di kawasan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada bapak Bedi Mulyana, SHut, MPar, MoT
selaku dosen pembimbing, Bapak Gandi Mulyawan, SHut selaku pembimbing
lapangan serta bapak Maman Khaeruman yang telah memberikan banyak saran.
Disisi lain penghormatan penulis sampaikan kepada bapak Ihing Solihin Akbar
selaku pengelola Desa Gunungmanik. Penulis juga berterimakasih pada
masyarakat Desa Gunungmanik yang telah membantu penulis dalam
pengumpulan data. Terimakasih juga saya sampaikan kepada ibu, ayah, serta
keluarga atas do’a dan kasih sayang yang telah tercurah.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2017

Siti Halazahra Futi Yamin

iii

iv


DAFTAR ISI

RINGKASAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

i
iii
v
vii

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan 1
C. Manfaat
2
D. Kerangka Berpikir
3
II. KONDISI UMUM
A. Letak Wilayah 5
B. Karakteristik Desa
5
1. Flora
2. Fauna
C. Sejarah Kawasan
6
1. Demografi
2. Perekonomian
3. Prasarana dan Sarana Perekonomian Desa
4. Luas dan Produksi Tanaman Utama
5. Sosial Ekonomi Masyarakat
6. Kesenian dan Kebudayaan
7. Aksesibilitas
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan 11
B. Ekowisata
11
C. Perencanaan Ekowisata
11
D. Desa 12
E. Sumberdaya Wisata 14
F. Aksesibilitas 15
G. Akomodasi 15
H. Persepsi
16
I. Pemasaran dan Promosi
16
J. Wisatawan atau pengunjung 16
IV. METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
A. Lokasi dan Waktu Praktik
19
B. Alat dan Obyek
19
C. Jenis Pengambilan Data
19
D. Metode Pengambilan Data 22
1. Studi Literatur
2. Observasi
3. Wawancara
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Potensi Sumberdaya Ekowisata Alam di Desa Gunungmanik
v

1

5
6
6
6
7
7
7
7
8
9
11

19

22
22
22
23
23

1. Flora
2. Fauna
3. Gejala Alam
4. Bentang Alam
B. Potensi Sumberdaya Ekowisata Budaya Desa Gunungmanik
1. Keyakinan
2. Bahasa
3. Sistem Kekerabatan
4. Sistem Pengetahuan
5. Sistem Peralatan Hidup
6. Sistem Mata pencaharian
7. Kesenian
C. Karakteristik, Persepsi dan Kesiapan Masyarakat 58
D. Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi Pengunjung 63
E. Karakteristik, Persepsi, dan Kesiapan Pengelola
70
F. Program Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik
77
1. Rancangan Program Wisata Harian
2. Program Wisata Bermalam
3. Program Wisata Tahunan
G. Media Promosi Ekowisata Desa
84
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
87
B. Saran 87
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

24
32
35
36
37
37
40
41
42
43
50
53

77
79
83
87

89
97

vi

DAFTAR TABEL

No.
1 Demografi Desa Gunungmanik
2 Organisasi Masyarakat
3 Mata Pencaharian Masyarakat
4 Majelis Ta'lim
5 Alat Dan Fungsi
6 Jenis Pengambilan Data
7 Sumberdaya Wisata Alam
8 Potensi Sumberdaya Ekowisata Budaya Desa Gunungmanik
10 Penilaian Potensi Unggulan Desa Gunungmanik
11 Karakteristik Masyarakat
12 Persepsi Masyarakat
13 Etika Pelayanan Pada Pengunjung
14 Krakterisrik Pengunjung
15 Karakteristik Pengelola
16 Penilaian Pengelola Desa Gunungmanik Tentang Perencanaan
Ekowisata Desa
17 Itenerary Program Ekowisata Harian
18 Itenerary Program Ekowisata Bermalam
19 Itenerary Program Ekowisata Tahunan

vii

Halaman
6
8
8
9
19
20
23
37
58
58
60
63
63
70
72
77
80
83

DAFTAR GAMBAR

No.
1 Peta Desa Gunungmanik
2 Pohon Kesemek
3 Kantong Semar Di Kawasan Penyangga TNGC
4 Padi
5 Tomat
6 Kol
7 Jagung
8 Pisang
9 Jeruk
10 Daun Bawang
11 Kerbau
12 sapi perah
13 Sapi Potong
14 Ayam Potong
15 Anjing
16 Sunset
17 Bentang Alam Di Dusun Citaman
18 Upacara Adat Pernikahan
19 Upacara Adat 7 Hari Kelahiran
20 Prosesi Pencukuran Rambut Bayi
21 Prasmanan Di Upacara Adat 7 Hari Kelahiran
22 Alat Pertanian Modern
23 Tungku
24 Seeng
25 Cetakan Surabi
26 Nyiru
27 Doko-Doko, Putu Ayu, Pais Pipis
28 Pais Goblog
29 Adas
30 Bika-Bika
31 Keripik Tempe
32 Surabi
33 Rumah Tradisional
34 Rumah Modern
35 Petani Padi
36 Petani Sayuran
37 Sapi Potong
38 Sapi Perah
39 Ayam Ternak
40 Alat Musik Gamelan
41 Festival Obrog-Obrog
42 Permainan Kelereng
43 Prosesi Tarian Lengser
44 Pakaian Penari Lengser

Halaman
5
24
25
26
27
28
29
31
32
32
33
33
34
34
35
36
36
38
39
39
40
42
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
50
51
51
52
52
53
54
55
56
57
57

45 Dampak Perencanaan Ekowisata
46 Motivasi Fisik
47 Motivasi Budaya
48 Motivasi Sosial
49 Motivasi Status
50 Penilaian Pengunjung Terkait Objek Wisata
51 Sumberdaya Budaya
52 Anggaran Pengalokasian Dana
53 Etika Pelayanan
54 Keamanan Dan Keselamatan
55 Mengatur Kualitas Bahan Baku
56 Keamanan, Kebersihan Pengunjung Dan Masyarakat
57 Media Promosi Poster

62
66
67
68
69
69
70
73
74
75
76
77
84

DAFTAR LAMPIRAN

No
1 Peta Persebatan Flora Khas Desa Gunungmanik
2 Peta Persebaran Flora Lahan Pertanian Desa Gunungmanik
3 Peta Persebaran Flora Pekarangan Rumah Di Desa Gunungmanik
4 Peta Persebaran Fauna Ternak Di Desa Gunungmanik
5 Peta Persebaran Fauna Liat Di Desa Gunungmanik
6 Kosakata Bahasa Sunda
7 Ilustrasi Program Wisata Harian Di Desa Gunungmanik
8 Ilustrasi Program Wisata Bermalam Di Desa Gunungmanik
9 Ilustrasi Program Wisata Tahunan Di Desa Gunungmanik
10 Desain Poster Ekowisata Desa

Halaman
91
91
92
92
93
93
94
95
95
97

1

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan
konservasi. Ekowisata memiliki 3 pilar diantaranya adalah ekologi, ekonomi, dan
sosial budaya. Sosial budaya merujuk pada kebudayaan dan keseharian penduduk
desa yang masih belum mengenal istilah budaya modern. Pilar sosial budaya
tersebut merujuk pada perilaku penduduk pedesaan yang masih tradisional.
Desa merupakan bagian wilayah dari pemerintahan Kabupaten yang berada di
bawah Kecamatan yang di pimpin oleh Kepala Desa . Wilayah desa terletak jauh
dari daerah perkotaan yang berada di daerah dataran tinggi atau di daerah
pegunungan yang kondisi wilayahnya terdapat banyak hamparan dataran yang
luas yang terdiri dari pesawahan, perkebunan, dan kehutanan yang merupakan
sumber mata pencaharian masyarakat desa, karena kehidupan masyarakat desa
sangat erat sekali hubungannya dengan alam sekitar. Salah satu daratan tinggi di
Jawa Barat yang dihuni oleh penduduk desa adalah masyarakat Desa
Gunungmanik.
Desa Gunungmanik terletak di Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka.
Desa Gunungmanik merupakan salah satu desa penyangga dari Taman Nasional
Gunung Ciremai. Hal tersebut menjadikan banyak sumberdaya ekowisata desa
yang dapat dijadikan sebagai sebagai potensi perencanaan ekowisata desa. Desa
Gunungmanik memiliki banyak keanekaragaman alam dan tradisi yang berbeda.
TNGC adalah sebuah kawasan konservasi yang terletak di provinsi Jawa
Barat. Taman nasional tersebut dimaksudkan untuk melindungi kekayaan hayati
dan lingkungan di wilayah Gunung Ceremai. Perlindungan kekayaan hayati
terkait pula dengan sumber daya manusia yang memadai. Sebagian besar
perlindungan hutan dilakukan oleh penduduk asli atau masyarakat yang tinggal di
sekitar TNGC.
B. Tujuan
Perencanaan ekowisata desa memiliki beberapa tujuan. Tujuan kegiatan
pengelolaan, tersebut:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis potensi sumberdaya ekowisata desa di
Desa Gunungmanik
2. Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, persepsi dan kesiapan
masyarakat terhadap perencanaan ekowisata desa di Desa Gunungmanik
3. Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, motivasi, dan persepsi,
pengunjung terhadap perencanaan ekowisata desa di Desa Gunungmanik
4. Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, persepsi, dan kesiapan
pengelola untuk kegiatan ekowisata desa di Desa Gunungmanik
5. Merancang program kegiatan ekowisata desa di Desa Gunungmanik
6. Merancang media promosi ekowisata desa di Desa Gunungmanik

2
C. Manfaat
Kegiatan perencanaan desa di Desa Gunungmanik memiliki beberapa
manfaat. Manfaat yang diharapkan adalah:
1.
Memberikan informasi keanekaragaman budaya masyarakat yang terdapat
di Desa Gunungmanik.
2.
Membangun kesadaran bersama tentang pentingnya sumberdaya alam dan
budaya sebagai potensi ekowisata di Desa Gunungmanik.
3.
Meningkatkan aktivitas masyarakat agar lebih kreatif, inovatif dan produktif
melalui program wisata yang dirancang.

3
D. Kerangka Berpikir
Perencanaan Ekowisata Desa di Desa Gunungmanik
Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat
1. Desa
2. Ekowisata
3. Taman Nasional

Identifikasi dan Inventarisasi

Sumberdaya
- Alam
- Budaya

Masyarakat
-Persepsi
-Motivasi
-preferensi

Pengunjung
-Persepsi
-Motivasi
-preferensi

Investigasi dan Analisa
Sumberdaya Ekowisata Desa

Potensi Unggulan Sumberdaya Ekowisata Desa





Indikator
Program Ekowisata Desa Harian
Program Ekowisata Desa Bermalam
Program Ekowisata Desa Tahunan



Media Promosi
Poster

Rancangan Program Ekowisata Desa

Pengelola
-Persepsi
-Motivasi
-preferensi

5

II.

KONDISI UMUM

A. Letak Wilayah
Desa Gunungmanik memiliki luas wilayah yang luas serta daerah administrasi
tersebut memiliki banyak potensi jika dibandingkan dengan desa lain yang
terdapat di Kecamatan Talaga. Luas keseluruhan Desa Gunungmanik mencapai
799.225 Ha. Gunungmanik merupakan salah satu desa yang memiliki wilayah
terluas di Kecamatan Talaga. Hal tersebut menjadikan banyak potensi ekowisata
desa yang terdapat di Desa Gunungmanik. Peta desa gunungmanik dapat dilihat
pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta Desa Gunungmanik

Desa Gunungmanik berada pada ketinggian ±750-800 mdpl dengan curah
hujan ±200 mm dan dengan rata-rata suhu udara 28º-32ºC. Desa Gunungmanik
terletak di timur Kecamatan Talaga.
Batas Wilayah Desa Gunungmanik adalah sebagai berikut:
Utara
: Desa Sunia Baru
Timur
: Desa Kertarahayu
Selatan
: Desa Sukasari
Barat
: Desa Argasari
B. Karakteristik Desa
Desa Gunungmanik merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris
dengan mata pencaharian sebagian besar penduduknya merupakan petani dan

6
peternak. Mata pencaharian lainnya berada di sektor industri kecil yang bergerak
di bidang kerajian dan pemanfaatan hasil olahan pertanian dan perkebunan.
1. Flora
Tumbuhan yang terdapat di Desa Gunungmanik cukup beragam. Sebagian
besar tanaman yang ditanam merupakan tanaman padi dan sayur yang merupakan
salah satu mata pencaharian bagi masyarakat Gunungmanik. Tanaman khas yang
terdapat di Gunungmanik adalah tanaman buah kesemek (Diospyros kaki) pohon
yang berukuran kecil tersebut tumbuh di sekitar Desa Gunungmanik. Masyarakat
Gunungmanik memanfaatkan keberadaan tanaman tersebut hanya untuk
dikonsumsi oleh pribadi karena keberadannya yang cenderung sedikit.
2. Fauna
Hewan yang terdapat di Desa Gunungmanik sebagian besar merupakan hewan
ternak seperti kambing, sapi dan ayam. Keberadaan hewan tersebut dikarenakan
berternak merupakan mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Desa
Gunungmanik. Terdapat pula hewan yang sering merusak ladang masyarakat
Gunungmanik yaitu babi hutan. Babi hutan (Sus verrucosus) merupakan salahsatu
spesies babi liar yang tersebar di Pulau Jawa dan Bawean.
C. Sejarah Kawasan
Keberadaan Desa Gunungmanik bermula saat para wali berkelana
menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Suatu ketika para wali tersebut ingin
beristirahat di suatu tempat sebelum shalat dzuhur. Para wali tersebut bingung
karena saat akan shalat namun tidak ada air untuk wudhu. Salah satu wali
memasukkan tongkat ke dalam tanah dan tiba-tiba keluarlah air. Para wali bisa
melaksanakan shalat dzuhur dan setelah shalat para wali sepakat memberikan
nama tempat keluarnya air tersebut Cai Jambe dan memberikan nama desa
tersebut sebagai Gunungmanik di tahun 1678.
Wilayah Gunungmanik sebelumnya belum dimekarkan. Pada 1985 Desa
Gunungmanik dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Gunungmanik dan
Gunungmanik Kulon karena wilayah desa tersebut berada di sebelah timur jalan
dan sebelah barat jalan desa dengan perbatasan jalan desa. Di tahun 1879 Desa
Gunungmanik akhirnya mulai melaksanakan pemilihan kepala desa hingga
berurutan hingga tahun 2015.
1. Demografi
a. Demografi Wilayah Admstratif Desa Gunungmanik
1) Keadaan Penduduk
Berdasarkan pemutahiran data penduduk pada bulan September 2016 jumlah
penduduk Desa Gunungmanik terdiri dari 3,343 Jiwa. Data demografi masyarakat
desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Demografi Desa Gunungmanik
No
1
2

Nama Blok
Blok
Gunungsari
Desa

Jumlah Dps
RT
001 s.d 003
004 s.d 010

Jumlah
RW
001
002

Keterangan
Laki-Laki
217
359

Perempuan
228
327

445
686

7
3
4
5

Babakan
011 s.d 017
Winusakti
018 s.d 024
Citaman
025 s.d 031
Jumlah
Sumber: Kantor Balai Desa Gunungmanik 2016

003
004
005

430
404
261
1.671

442
412
263
1.672

872
816
524
3,343

2) Data Jumlah Dusun, RT, dan RW
Jumlah Dusun
: 5 Wilayah
Jumlah RW
: 5 Wilayah
Jumalah RT
: 31 Wilayah
2. Perekonomian
a. Perekonomian Desa
Perekonomian yang ada di Desa Gunungmanik merupakan aset yang besar
bagi pertumbuhan perekonomian penduduk Desa. Selain mayoritas penduduk
sebagai petani di Desa Gunungmanik tumbuh usaha-usaha kerajinan, warung,
toko, dan peternakan.
b. Kemampuan Keuangan Desa
Kemampuan keuangan desa masih mengandalkan bantuan dari pemerintah
sementara untuk pendapatan asli desa dan bantuan pihak ketiga masih sangat
kurang.
3. Prasarana dan Sarana Perekonomian Desa
a. Sarana Jalan
Jalan desa yang merupakan akses menuju pusat kota telah di hotmix dan
keadanya ada yang rusak. Jalan gang untuk tiap RW belum semuanya di rabat
beton.
b. Sarana Irigasi
Saluran irigasi yang ada di Desa Gunungmanik masih dalam sistem
tradisional, sehinga fungsinya belum maksimal.
c. Sarana Telekomunikasi Dan Informasi
Banyaknya alat telekomunikasi yang ada layaknya telepon gengam, dan akses
internet menjadikan komunikasi semakin lancar dan mudah. Sebagian keluarga
telah memilki fasilitas TV, radio, dan komputer yang menjadikan pengetahuan
perkembangan telekomunikasi semakin baik.
4. Luas dan Produksi Tanaman Utama
a.
b.
c.
d.
e.

Padi
Jagung
Ketela Pohon
Ketela Rambut
Sayur Mayur

: 8 Ha
: 10 Ha
: 5 Ha
: 5 Ha
: 10 Ha

5. Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Badan Permusyawaratan Desa
Sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan Desa Gunungmanik dibantu oleh Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dengan jumlah personil keanggotaan sesuai dengan jumlah penduduk.
Data pendidikan masyarakat desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 2.

8
Tabel 2 Organisasi Masyarakat
No
Nama

Jabatan

1
2
3

M. SUHARJO, S, Ag Ketua BPD
SUHAYA,S,Pd
Wakil Ketua
AHMAD SIDIK, S, Sekretaris BPD
Pd
4
N . NAHNUDIN
Anggota BPD
5
OON BAHRONI
Anggota BPD
6
H. SAMSUL ARIPIN Anggota BPD
7
K. JAPAR SIDIK
Anggota BPD
Sumber: Kantor Balai Desa Gunungmanik 2016

Tgl Lahir

Pendidika
n

Majalengka, 16/08/1964
Majalengka, 15/11/1963
Majalengka, 25/02/1965

S1
S1
S1

Majalengka,24/09/1969
Majalengka, 20-08-1969
Majalengka, 25/03/1960
Majalengka, 15-06-1966

S1
SLTA
SLTP
SD

Penyusunan dan pelaksanaan program-program pembangunan pemerintahan
Desa Gunungmanik dibantu oleh Lembaga Sosial kemasyarakatan diantaranya
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK), Karang Taruna, Majelis Ulama dan Dewan Keluarga Masjid
(DKM) Lembaga-lembaga Sosial Kemasyarakatan yang selalu aktif bersamasama dengan Pemerintah Desa dalam melaksanakan pembangunan dan
kemasyarakatan adalah sebagai berikut :
1) LPM
2) PKK
3) KARANG TARUNA
4) Dewan Kesejahteraan Masjid
5) Majelis Ulama
b. Jumlah Angkatan Kerja Produktif
Jumlah angkatan tenaga kerja produktif yang tersebar dalam berbagai sektor
diantanya sektor pertanian yang paling banyak menyerap tenaga kerja sisanya
disektor perdagangan, Industri Pengolahan, Wiraswasta, POLRI dan PNS. Data
mata pencaharian masyarakat desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Mata pencaharian Masyarakat
No
Mata pencaharian
1
Petani
2
Buruh Petani
3
Buruh Migran Perempuan
4
Buruh Migran Perempuan
5
Pengrajin Industri Rumah Tangga
6
Pembantu Rumah Tangga
7
Pedagang
8
Peternak
9
POLRI
10 Pensiunan PNS/TNI/POLRI
11 Pengusaha Kecil Menengah
12 Dukun Kampung Terlatih/Jasa Pengobatan
13 Dosen Swasta
14 Seniman
15 Karyawan Swasta
16 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
17 Pengemudi/Jasa Transpormasi
Sumber: Kantor Balai Desa Gunungmanik 2016

Jumlah
801
550
4
8
9
135
21
28
1
9
51
3
1
6
19
35
37

6. Kesenian dan Kebudayaan
Pelestarian dan pengembangan kebudayaan leluhur serta mengembangkan
kualitas seni. Hal tersebut berkesinambungan dengan dikembangkannya kesenian

9
Desa Gunungmanik melalui empat kelompok seni. Kesenian yang terdapat di
Desa Gunungmanik diantaranya adalah Seni Gemyung, , Seni Qosidah, Marawis
dan Seni Kuda Renggong.
Budaya yang masih terpelihara dengan baik dalam kehidupan masyarakat di
Desa Gunungmanik tersebut yaitu tahlilan sebagai budaya religi, serta
penyelenggaraan syukuran tepung tahun desa dengan istilah Pareresan untuk
mensyukuri hasil panen selama satu tahun dan Budaya Gotong Royong dalam
membangun sarana umum.
Penduduk Desa Gunungmanik seluruhnya memeluk agama islam. Hal tersebut
tercermin dalam kehidupan sehari-hari yang Islami. Kehidupan Islami masyarakat
Desa Gunungmanik bukan hanya tercermin dari kegiatan ibadah vertikal yang
sifatnya hablum minallah seperti sholat lima waktu, pelaksanaan puasa dan pergi
haji, namun tercermin pula dalam sikap ibadah horizontal yang sifatnya Hablum
Minannas atau sikap saling tolong menolong dianatara masyarakat sekitar dan
terciptanya kerukunan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk kesalehan
sosial dengan adanya sarana ibadah seperti terdapat Mesjid Jami, Mushola,
pondok pesantren dan Kelompok Pengajian (Majlis Ta’lim). Data fasilitas
keagamaan desa gunungmanik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Majelis Ta'lim
No
Kelompok Pengajian
1
Mesjid Jami
2
Mushola
3
Pondok Pesantren
4
Kelompok Pengajian (Majlis Ta’lim)
Sumber: Kantor Balai Desa Gunungmanik 2016

Jumlah
5 buah
34 buah
4 buah
17 buah

7. Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju Desa Gunungmanik:
Dari arah Jakata pengunjung dapat menggunakan 2 pilihan sarana transportasi
diantaranya adalah bus dan kereta api.
Bus
: Terminal Kampung Rambutan – Kuningan – Terminal Maja –
Naik Ojek Ke Desa Gunungmanik
Kereta
: Stasiun Cirebon – Terminal Kuningan – Terminal Maja – Naik
Ojek Ke Desa Gunungmanik

11

III.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan

Perencanaan menurut Yoeti (1997) adalah prederminasi dari tujuan-tujuan
yang dicapai, dengan menyusun secara sistematis dengan menggunakan berbagai
alat, metode dengan cara-cara lain yang diperlukan hingga mendapat tujuan yang
ekonomi. Perencanaan menurut Alfarisi (2002) merupakan suatu rangkaian
persiapan atau rencana tindakan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan
hal yang akan dikerjakan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dikerjakan .
Perencanaan menurut Kunarjo (2002) adalah suatu proses penyiapan keputusan
untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang akan mengarahkan pada
tujuan tertentu.
B. Ekowisata
Ekowisata menurut Fandeli (2000) merupakan kata yang popular digunakan
dalam terjemahan yang seharusnya dari istilah ecotourism atau ekoturisme istilah
tersebut banyak digunakan oleh para penulis. Ekoturisme secara singkat dapat
didefinisikan sebagai wisata ekologis atau dapat juga dideftersebutsikan ekowisata
berarti suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian kawasan
yang masih alami yang memberikan manfaat secara ekonomi dan
mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat.
Ekowisata menurut WWF (2009) merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
oleh seorang peserta dengan tujuan menikmati dan mempelajari tentang alam,
budaya, dan sejarah dari daerah terpencil . Pola wisata tersebut digunakan
memiliki tujuan untuk membantu perekonomian serta mendukung pelestarian
alam dan budaya yang dimiliki oleh daerah tersebut.
Ekowisata menurut Hardinoto (1996) merupakan bagian dari wisata alam
yang dapat dilakukan di kawasan yang dilindungi dan tidak dilindungi. Kawasan
yang tidak dilindungi tersebut dapat berupa daerah yang alami dan non alami .
Dalam kegiatan ekowisata tidak hanya melakukan kegiatan yang mengandung
unsur sosial dan budaya seperti kesenian maupun kehidupan tradisional.
Ekowisata menurut Avenzora (2003) adalah terminologi tiga pola yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai dari konsep yang ditawarkan
2. Berorientasi pada sumberdaya wisata yang digunakan
3. Berorientasi pada bentuk-bentuk kegiatan wisata yang diselenggarakan
C. Perencanaan Ekowisata
Perencanaan ekowisata menurut Mulyadi (2009) merupakan suatu
pengorganisasian secara menyeluruh yang menyangkut pengembangan atau
pembangunan fasilitas-fasilitas pariwisata dengan memperhatikan beberapa aspek
seperti wisatawan, transportasi, atraksi, fasilitas pelayanan dan informasi dan
promosi dengan menggunakan dana sebaik-baiknya dengan landasan suatu
konsep. Konsep yang dimaksudkan agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan.

12
Perencanaan ekowisata menurut yoeti (1997) merupakan dapat dilakukan
secara rinci dengan menginventarisasi fasilitas dan potensi wisata yang telah ada
dan melakukan perencanaan wisata di masa depan dengan mempertimbangkan
aspek demand dan supply.
D. Desa
Desa menurut
Dwinarni (2013) adalah suatu bentuk lingkungan
permukiman yang memiliki ciri khusus baik alam maupun budaya yang sesuai
dengan tuntutan wisatawan dimana mereka dapat menikmati, mengenal,
menghayati dan mempelajari kekhasan desa beserta segala daya tariknya .
Pemerintahan Desa menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan pemerintahan desa adalah “kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa dan
Pemerintah Kelurahan. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarakan
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pengaturannya berdasarkan pemikiran
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat. Penyelenggraan pemerintahan desa merupakan subsistem
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa mempunyai kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat.
Musyawarah dan jiwa musyawarah menurut Sajogyo (1982) merupakan satu
gejala sosial yang ada dalam banyak masyarakat pedesaan yang umumnya dan
khususnya di Indonesia. Artinya adalah bahwa keputusan-keputusan yang diambil
dalam rapat-rapat tidak berdasarkan suatu mayoritas yang menganut suatu
pendirisn yang tertentu, melainkan seluruh rapat, seolah-oleh sebagai suatu badan.
Menurut Jessen (1970) dalam suatu desa terdapat organisasi sosial yang
menaungi keberlangsungan kehidupan masyarakat diantaranya:
1. Golongan-Golongan Terpenting
Golongan terpenting yang dijumpai dalam desa merupakan golongan
fungsional, golongan menurut umur dan kelamin serta golongan menurut
keturunan. Diantara golongan fungsional terdapat:
a. Pemerintahan
Pemerintahan di desa dilaksanakan oleh Pamong desa, tersebut kepala Desa,
Kepala Dukuh, Pani Tera, petugas kepolisian, petugas pengairan, utusan-utusan,
petugas keagamaan serta petugas lain. Tidak jarang terdapat Pamong Praja atau
anggota tentara pensiunan di desa yang tidak dapat diabaikan pengaruhnya .
b. Organisasi Keagamaan
Dekat dengan golongan pemerintahan adalah organisasi-organisasi keagamaan
seperti hansip atau hanra. Pemimpin organisasi jangan pula diabaikan.
c. Para Pengantar Agama
Pada suatu desa terdapat pula pengantar-pengantar agama seperti alim-ulama,
kyai, pendeta, guru agama dan lain sebagainya.
d. Pegawai Lain-Lain
Terdapat pula pegawai dari berbagai jabatan di suatu desa. Misalnya pegawai
peranian, kehewanan, dan koperasi. Pekerjaan tersebut mendekatkan mereka pada

13
banyak orang dari desa dan hal tersebut beraku khusus misalnya untuk mantra
politik, bidan, dll.
e. Guru
Golongan tersebut bergaul dengan banyak orang tua murid . Mereka tidak
jarang berjasa dalam bidang pendidikan kepada orang-orang dewasa. Mereka
adalah kaum terpelajar di dalam desa dan nasehat dalam bidang tatausaha
pembacaan dan penulisan surat-surat, penafsitan, dan berita.
f. Pengusaha
Terdapat pengusaha-pengusaha dalam bidang perdagangan, perindustrian dan
pengangkutan. Terkadang ada bidang lain lagi seperti perahan susu, perusahaan
telur ayam dan itik dll.
g. Para Sesepuh
Para sesepuh dimaksudkan rang-orang yang tua yang tidak bekerja lagi .
Diantara mereka terdapatlah orang yang digani karena pengetahuan mereka
tentang adat istiadat dan riwayat desa karena sikap dan kelakuan mereka yang arif
dan bijaksana.
h. Kaum Wanita
Dalam golongan kaum wanita tersebut telah dengan sendirinya terdapatlah
bukan sedikit kaum wanita, sebagai misalnya diantara para pedagang di pasar dan
pemilik toko dan warung. Kaum wanita memerlukan juga perhatian sebagai
golongan tersendiri karena pengaruh mereka besar sekali, walaupun tidak selalu
terlihat dengan jelas.
i. Golongan Pemuda
Orang muda mempunyai cita-cita yang tinggi dan gaya hidup yang masih
kuat.Mereka harus diberikan suatu tujuan mulia yang dapat mengisi otak dan hati
mereka dan mereka juga harus diberikan suatu lapangan pekerjaan untuk
menyalurkan gaya hidup uang berupa aktivitas.
j. Golongan Keturunan
Terkadang terdapatlah di dalam desa orang-otang yang diberi berbagai suku
atau keturunan yang harus diintegrasikan dalam pembangunan masyarakat. Setiap
Negara merdeka terdiri atas berbagai suku dan orang-orang berbagai keturunan.
2. Kelompok-Kelompok
Kelompok-kelompok merupakan satuan kolektif yang lebih padat daripada
golongan-golongan. Makadari tersebut sering aka nada kecenderungan pada
kelompok-kelompok untuk maju dalam usaha pembangunan masyarakat sebagai
satuan khusus.
a. Perkumpulan-Perkumpulan Kesenian.
Perkumpulan penggemar berbagai kesenian misalnya seni suara, seni musik dll.
b. Perkumpulan-Perkumpulan Olahraga
Olahraga biasanya digemari oleh orang-orang muda dn tersebutlah suatu
bidang yang tepat sekali bagi para pemimpin sosial untuk berkenalan dengan
mereka dan meyakinkan mereka tentang keharusan pembangunan masyarakat
desa untuk memajukan segenap nusa dan bangsa dan bagaimana sangat
dibutuhkan tenaga dan pikiran mereka.

14

c. Perkumpulan Gotong-Royong
Di desa terdapat berbagai perkumpulan gotong-royong misalnya dalam hal
kematian, pernikahan, dan kelahiran.
d. Serikat Tani Dan Buruh
Sering terdapat pula di desa berbagai serikat buruh dan tani yang berusaha
dengan cara-cara mereka sendiri dalam bidangnya masing-masing untuk
memelihara dan memperbaiki kesejahteraan anggotanya.
e. Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi
Koperasi dan khususnya koperasi pertanian harus menjalankan peranan
penting di masa depan untuk mempertinggi taraf perekonomian rakyat.
E. Sumberdaya Wisata
Menurut Adi (2008) komunitas di tingkat lokal dalam perjalanan waktu telah
mengembangkan suatu aset yang menjadi sumber daya ataupun potensi bagi
komunitas tersebut guna menghadapi perubahan yang terjadi. Terkait tersebut, Adi
(2008) mengembagkan enam aset berdasakan pemikiran Green dan Haines (2002)
yang menyoroti enam aset dalam komunitas. Keenam aset tersebut adalah:

1. Modal fisik (physical capital), teridiri dari dua kelompok utama tersebut
bangunan dan insfrastruktur
2. Modal finansial (financial capital), adalah dukungan keuangan yang dimiliki
suatu komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan
yang diadakan dalam komunitas tersebut
3. Modal lingkungan (environmental capital), berupa potensi yang belum diolah
dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta mempunyai nilai yang tinggi
dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyaman hidup
4. Modal teknologi (technological capital), terkait dengan ketersediaan teknologi
tepat guna yang bermanfaat untuk masyarakat, dan bukan sekedar teknologi
digital yang canggih, akan tetapi belum tentu bermanfaat bagi masyarakat
tersebut.
5. Modal manusia (human capital), sumber daya manusia yang berkualitas
sehingga dapat menguasai teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, baik
tersebut teknologi yang sederhana maupun teknologi yang canggih.
6. Modal sosial (sosial capital), adalah norma dan aturan yang mengikat
masyarakat masyarakat yang berada didalamnya, dan mengatur pola prilaku
masyarakat, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antar
masyarakat masyarakat ataupun kelompok masyarakat.
Menurut Sajogyo dan Pujiwati (1984) tingkah laku masyarakat pedesaan meliputi
9 proses. Diantaranya:
1. Komunikasi
Saling tukar menukar ide diantara pembaharu dan penerima pembaruan untuk
perencanaan dan perwujudan pembaruan. Pengatuh positif. Seorang penasihat
perkembangan masyarakat di Mesir mengiklankan proyeknya dan mengatasi
prasangka desa lewat pertemuan-pertemuan dalam masyarakat, perdebatan,
pelajaran-pelajaran kesehatan secara informal dan pertunjukan-pertunjukkan.

15

2. Peranan pembawa perubahan
Gambaran mengenai seseorang pembawa perubahan seperti yang dilihat oleh
para penerima pembaruan, bergantung pada kemampuannya dalam bahasa,
pengertian budaya, kesanggupan teknis dan keanggotaan dalam masyarakat secara
resmi.
3. Demonstrasi
Mewujudkan ide atau teknik baru kepada penerima pembaruan sebagai sebuah
metode yang meyakinkan mereka untuk menerimanya .
4. Pertisipasi
Partisipasi sukarela yang diterima dari para penerima pembaruan dalam
merencanakan dan perwujudan sebuah proyek.
5. Peranan kebudayaan lama
Usaha-usaha dari pihak pembawa perubahan untuk menyesuaikan pembauan
dengan pola-pola kebudayaan setempat, atau kurangnya usaha-usaha kearah
tersebut.
6. Peranan lingkungan
Penggunaan positif atau negatif dari lingkungan setempat jika relevan dengan
penrerima pembaruan.
7. Ketepatan waktu
Suatu pembaharuan yang dimasukkan pada waktu yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan sehubungan dengan kebudayaan setempat atau suatu
peristiwa setempat.
8. Fleksibilitas
Kesediaan dari pihak pembawa perubahan untuk merubah proyeknya agar
sesuai dengan kondisi yang tidak dilihat sebelumnya dalam rencana semula.
9. Kelangsungan
Kelangsungan yang konsisten dari sebuah rencana dalam suatu unit
masyarakat tertentu, meskipun kadang-kadang diperbaiki.
F. Aksesibilitas
Menurut Sammeng (2001) aksesibitas merupakan faktor yang penting bagi
berjalannya kegiatan wisata. Aksesibilitas berfungsi untuk perpindahan seseorang
dari satu tempat ke tempat lainnya . Perpindahan tersebut dapat dalam jarak yang
dekat, jauh meupun sedang. Berbagai macam moda transportasi meliputi:
1. Transportasi udara
2. Transporasi laut
3. Transportasi darat
G. Akomodasi
Akomodasi menurut Sammeng (2001) merupakan istilah yang menerangkan
semua jenis sarana yang menyediakan tempat penginapan bagi seseorang yang
sedang dalam perjalanan.

16
H. Persepsi
Persepsi menurut Sunaryo (2004) merupakan proses akhir dari pengamatan
yang diawali oleh proses pengindraan, tersebut dengan proses diterimanya
stimulis oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, kemudian diteruskan ke
otak dan kemudian individu menyadari tentang sesuatu hal . Persepsi proses
internal yang dilakukan dengan memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan
rangsangan dari lingkungan eksternal. Persepsi merupakan suatu cara untuk
mengubah energi fisik lingkungan menjadi pengalaman yang bermakna.
I. Pemasaran dan Promosi
Pemasaran menurut Plant (1992) merupakan fungsi manajemen yang
mengorganisasikan dan mengarahkan semua kegiatan bisnis yang berkaitan
dengan penelusuran kebutuhan konsumen dan merubah kemampuan beli
konsumen menjadi permintaan efektif atas produk atau jasa tertentu, kemudian
mengalihkan produk atau jasa tersebut ke pembeli atau pemakai sehingga
memperoleh keuntungan sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ditetapkan oleh
perusahaan atau suatu organisasi.
Pasar wisatawan menurut Abraham merupakan kelompok konsumen untuk
suatu produk pariwisata tertentu atau suatu rangkaian produk parwisata.
Wisatawan merupakan konsumen yang membeli suatu atau sejumlah produk
rangkaian pariwisata.
Promosi merupakan suatu aspek penting dalam memasarkan suatu produk,
sebagai proses lebih lanjut. Devtersebutsi dari promosi menurut Swastha (2002),
adalah arus informasi atau persuasi yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
kepada tindakan pertukaran dalam pemasaran. Arti penting dari promosi adalah
sebagai alat penyebaran keberadaan suatu produk. Selain tersebut juga promosi
berfungsi untuk memperkenalkan, memberitahukan, menciptakan kesan,
memuaskan keinginan dan bahkan membujuk konsumen agar bersedia membeli
produk yang ditawarkan.
Promosi memiliki beragam kegiatan yang umum dilakukan, seperti
periklanan, promosi, pemasaran, personal selling serta hubungan dengan
masyarakat publik. Kegiatan promosi diperlukan sebagai media dalam
menyampaikan pesan kepada masyarakat. Media promosi dapat berbentuk cetakan
maupun elektronik, seperti booklet, leaflet maupun siaran radio dan iklan di
televisi.
J. Wisatawan atau pengunjung
Wisatawan dan pengunjung menurut Yoeti (1997) merupakan pengunjung
adalah orang yang datang pada suatu negara namun bukan untuk bertujuan
menetap dan bukan tinggal selamanya . Wisatawan adalah pengunjung yang
tinggal menetap sekurang-kurangnya 24 jam di Negara yang dikunjungi.
Pelancong merupakan orang yang datang mengunjungi suatu Negara dalam
jangka waktu kurang dari 24 jam dan tidak bermalam di tempat yang dikunjungi.
Pengertian wisatawan yang telah disebutkan memiliki cakupan hanya pada
wisatawan mancanegara dan berbeda dengan pengertian wisatawan menurut UU

17
RI No 9 tahun 1990 yang mengatakan bahwa wisatawan adalah orang yang
melakukan kegiatan wisata.
1. Prinsip Wisata Berkelanjutan
Menurut Mckecher (2003) lebih dari 10 tahun seperangkat prinsip pariwisata
berkelanjutan telah dikebnagkan.
a. Keberlanjutan Ekonomi
Dalam arti keuntungan ekonomi harus dapat diciptakan baik dalam jangka
menengah maupun dalam jangka panjang.
b. Keberlanjutan Ekologis
Pembangunan yang sesuai dengan keperluan pemeliharaan proses ekologia,
sumberdaya, dan keanekaragaman biologis.
c. Keberlanjutan Budaya.
Meningkatkan pengendalian masyarakat terhadap kehidupannya sendiri dan
sesuai dengan nilai-nilai budaya dari mereka yang terpengaruhi dan memperkuat
identitas komunitas.
d. Keberlanjutan Total
Didesain untuk memberikan keuntungan komunitas lokal dan meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat.
Wisatawan menurut Soekadijo (1996) merupakan orang yang mengadakan
perjalanan dari tempat kediamannya tapa menetap di tempat yang didatanginya
atau yang dapat disebut dengan pengunjung. orang yang mengadakan kunjungan.
Batasan tersebut tidak operasional, akan tetapi konseptual, tidak dapat dgunakan
untuk menjunjuk siapakah orang yang wisatawan tersebut.Sebelum perang dunia
ke II lalu lintas wisata antar Negara tersebut telah tersebut padat, sehingga untuk
keperluan hubungan antar Negara dirasakan perlu adanya pengertian yang sama
secara internasional tentang wisatawan.Pada tahun 1937 komisi ekonomi liga
bangsa-bangsa berusaha untuk merumuskan suatu deftersebutsi wisatawan yang
diusulkan untuk diterima secara internasional.

19

IV.

METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
A. Lokasi dan Waktu Praktik

Lokasi pelaksanaan Tugas Akhir perencanaan ekowisata desa dilaksanakan di
Desa Gunungmanik. Tugas akhir yang dilaksanakan dipilih berdasarkan pada
potensi ekowisata yang dimiliki Desa Gunungmanik berupa potensi sumberdaya
ekowisata alam dan budaya. Kegiatan pelaksanaan tugas akhir dimulai pada bulan
Mei dan berakhir pada bulan Juni 2017.
B. Alat dan Obyek
Kegiatan Tugas Akhir menggunakan alat bantu untuk mengumpulkan dan
mengambil data mengenai objek. Penggunaan alat selama pelaksanaan kegiatan
Tugas Akhir adalah untuk membantu kegiatan dan mengolah data lapangan . Alat
yang digunakan adalah peta kawasan, alat tulis, laptop, kuisioner, kamera digital,
tallysheet, dan jurnal harian. Alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbedabeda. Alat dan fungsi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Alat dan Fungsi
No
Alat
1
Peta kawasan
2
Alat tulis
menulis
3
Laptop
4
Kuisioner
5

Kamera digital

6

Tallysheet

Fungsi
Mempelajari kawasan
Mencatat data yang diperolehh
Mengolah data yang diperoleh
Mengetahui karakteristik, motivasi, dan persepsi baik dari
masyarakat, pengunjung dan penelola
Mengambil gambar obyek, potensi, dan sumberdaya wisata yang
terdapat di kawasan beserta dengan prasarana dan sarana
Penuntun untuk mencari data dan informasi hasil pengamatan

Obyek penelitian adalah materi yang digunakan untuk mendukung dalam
pengambilan dan pengumpulan data, pada kegiatan Tugas Akhir (TA) objek
penelitian berupa masyarakat, pengunjung dan pengelola Desa Gunungmanik.
C. Jenis Pengambilan Data
Jenis data yang diambil dalam pelaksanaan tugas akhir terbagi menjadi 2 data
primer dan data sekunder. Sumber data yang dikumpulkan berasal dari lapangan
langsung untuk data primer dan dari kantor pengelola untuk data sekunder. Data
yang diambil dalam tugas akhir meliputi jenis, metode dan sumber pengambilan
data. Jenis pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 6.

20
Tabel 6 Jenis Pengambilan Data
No
Jenis Data
Data yang Dikumpulkan
1.
Sumberdaya
wisata

a. alam

b. Budaya
c. Penilaian
- Pengelola
- Masyarakat
Pengunjung

- flora nama jenis, jumlah jenis, lokasi,
dan daya Tarik
- Fauna nama jenis, jumlah jenis, lokasi
dan daya Tarik
- gejala alam jenis potensi, sumberdaya,
lokasi, daya tarik, kondisi fisik, dan
keterangan
- bentang alam jenis potensi,number
daya, lokasi, daya tarik, kondisi fisik, dan
keterangan
Kepercayaan, bahasa, sistem kekerabatan,
sistem pengetahuan, peralatan hidup,
kesenian dan mata pencaharian
Penilaian sumberdaya
Karakteristik, persepsi dan kesiapan
Karakteristik, motivasi dan persepsi
Karakteristik, motivasi dan persepsi

Teknik Pengumpulan Data

Studi literarur, observasi, dan
wawancara

Studi literarur, observasi, dan
wawancara
Kuesioner
(7
indikator
menurut avenzora, 2008)
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner

Data yang diambil secara langsung mengenai sumberdaya wisata, pengelola,
masyarakat, tokoh masyarakat, pengunjung dan asesor. Sumberdaya wisata
meliputi sumberdaya alam serta sumberdaya budaya. Sumberdaya alam mengenai
gejala alam, data yang diambil mengenai objek lokasi, daya tarik dan kondisi
fisik. Sumberdaya budaya terdiri dari tujuh unsur tersebut agama, bahasa, sistem
kekerabatan, sistem pengetahuan, peralatan hidup, kesenian, dan sistem mata
pencaharian.
Data yang dikumpulkan dari pihak pengelola mencakup informasi mengenai
sistem dan tujuan pengelolaan dan merencanakan destinasi ekowisata. Data
mengenai konsisi umum kawasan dapat disebut sebagai data sekunder.
Pengambilan data utama mengenai persepsi dan kesiapan pengelola dalam
perencanaan ekowisata desa yang dilakukan oleh Desa Gunungmanik.
Menurut Selo Soemardjan (1998), pengertian masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Masyarakat merupakan pihak
yang berhubungan langsung dengan pengunjung. Data yang dikumpulkan
meliputi karakteristik, persepsi, dan kesiapan masyarakat Desa Gunungmanik
terhadap perencanaan ekowisata desa. Persepsi masyarakat mengenai sumberdaya
wisata dan aktivitas wisata. Kesiapan masyarakat dapat ditinjau dari pengarahan
dan sosialisasi terhadap perencanaan ekowisata di Desa Gunungmanik. Dalam
suatu kelompok masyarakat terdapat beberapa tokoh masyarakat yang dapat
membimbing masyarakat kearah lebih baik.
Tokoh masyarakat merupakan seseorang yang memiliki ilmu yang lebih tinggi
dari masyarakat biasa dan biasanya tokoh masyarakat disegani oleh masyarakat.
Data yang dapat diambil adalah berupa karakteristik seperti jenis kelamin, status

21
pernikahan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan setiap bulan.
Persepsi mengenai perencanaan ekowisata desa dapat dinilai dari aspek sosial
budaya, aspek ekonomi, dan aspek agama.
Pengunjung merupakan individu atau sekelompok manusia yang sedang
melakukan kunjungan wisata. Data yang dapat diambil dari pengunjung adalah
karakteristik, motivasi, dan persepsi. Karakteristik pengunjung meliputi jenis
kelamin, status pernikahan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan
setiap bulan. Motivasi pengunjung berasal dari kunjungan, dan jumlah kunjungan
perbulan. Motivasi pengunjung berasal dari sumberdaya wisata yang ada. Persepsi
pengunjung mengarah pada penilaian terhadap sumberdaya wisata dan aktivitas
wisata. Data penilaian pengunjung dapat di